bab v konsep perancangan dan...

12
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 5.1.Konsep Umum Konsep umum bangunan redesain adalah peningkatan kualitas dan fungsi pasar menjadi pasar objek wisata serta menjadi ikon baru kota Salatiga dengan menggukan pendekatan arsitektur ekologis. Konsep ini merupakan tindak lanjut atas rencana pemerintah daerah membangun pasar Rejosari menjadi pasar wisata yang dapat menaikan UPT daerah. Maka dari itu, dengan meningkatnya fungsi pasar menjadi pasar wisata, kelas pasar Rejosari menjadi naik dan jangkauannya menjadi wilayah regional dan target pasarnya merupakan wisatawan domestik. Redesain pasar berpegang pada prinsip-prinsip ekologis dan lokalitas kota Salatiga dengan tujuan memperkuat wajah kota Salatiga. 5.2.Konsep Perencanaan Site dan Tapak 5.2.1.Konsep Site Redesain pasar Rejosari dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas pasar tradisional dengan cara menambahkan fungsi wisata didalamnya. Hal tersebut dikarenakan pasar tradisional saat ini kurang diminati oleh masyarakat maka dari itu untuk meningkatkan animo masyarakat akan pasar tradisional ditambahkan daya tarik berupa objek wisata yang dapat dinikmati. Upaya tersebut dilakukan dengan cara merancang ulang zonasi pasar, agar lebih tertata dan menarik bagi pengunjung. Konsep perancangan pasar lama dikaji dan dirombak ulang, sebab konsep bangunan lama tidak mendukung untuk meningkatkan pasar menjadi sebuah objek Diagram 5. 1 Konsep Umum Perancangan Sumber : Analisis Penulis 86 REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS ADRIANUS KARISMURTI Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: hoangquynh

Post on 19-Aug-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB V

KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

5.1.Konsep Umum

Konsep umum bangunan redesain adalah peningkatan kualitas dan fungsi pasar

menjadi pasar objek wisata serta menjadi ikon baru kota Salatiga dengan menggukan

pendekatan arsitektur ekologis. Konsep ini merupakan tindak lanjut atas rencana

pemerintah daerah membangun pasar Rejosari menjadi pasar wisata yang dapat

menaikan UPT daerah. Maka dari itu, dengan meningkatnya fungsi pasar menjadi pasar

wisata, kelas pasar Rejosari menjadi naik dan jangkauannya menjadi wilayah regional

dan target pasarnya merupakan wisatawan domestik. Redesain pasar berpegang pada

prinsip-prinsip ekologis dan lokalitas kota Salatiga dengan tujuan memperkuat wajah

kota Salatiga.

5.2.Konsep Perencanaan Site dan Tapak

5.2.1.Konsep Site

Redesain pasar Rejosari dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas pasar

tradisional dengan cara menambahkan fungsi wisata didalamnya. Hal tersebut

dikarenakan pasar tradisional saat ini kurang diminati oleh masyarakat maka dari itu

untuk meningkatkan animo masyarakat akan pasar tradisional ditambahkan daya tarik

berupa objek wisata yang dapat dinikmati. Upaya tersebut dilakukan dengan cara

merancang ulang zonasi pasar, agar lebih tertata dan menarik bagi pengunjung.

Konsep perancangan pasar lama dikaji dan dirombak ulang, sebab konsep

bangunan lama tidak mendukung untuk meningkatkan pasar menjadi sebuah objek

Diagram 5. 1 Konsep Umum Perancangan Sumber : Analisis Penulis

86

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

wisata. Sebagian besar bangunan eksisting telah terbakar, sehingga perlu dirombak

ulang untuk dapat menarik minat wisatawan.Serta menambah ruang terbuka hijau yang

sebelumnya belum ada pada pasar. Site dibagi menjadi lima zona yang saling

berintegrasi dan saling mendukung. Setiap zona memiliki perannya masing-masing

sehingga pengguna akan lebih mudah untuk mencari kebutuhannya.

5.2.2.Konsep Zoning dan Orientasi

5.2.2.1. Konsep Zoning pada Site Pembagian zona pada site, di lakukan menurut kebutuhan pengunjung pasar

sebagai pasar tradisional yang memenuhi kebutuhan sehari-hari dan icon wisata belanja.

Zoning ini membentuk sebuah alur sehingga pengunjung lebih mudah untuk mencari

kebutuhannya. Setiap zona memiliki fungsi masing-masing yang mendukung kegiatan

pasar. Zoning dirancang guna menstimulasi aktifitas pengunjung dengan cara

menggunakan warna sebagai stimulus alami. Setiap zona memiliki karakteristik warna

sendiri, sehingga setiap zona memiliki pengalaman ruang sendiri yang unik bagi

pengunjung. Setiap zona terhubung dengan selasar sebagai penyatu antar zona. Selasar

juga difungsikan sebagai titik lelah dan tempat diadakan atraksi-atraksi seni bila ada

event.

Gambar 5. 1 Konsep Site Sumber : Analisis Penulis

87

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Dalam konteks arsitektur ekologis maka setiap zona memungkinkan memiliki

pencahayaan dan penghawaan alami, sehingga pengguna nyaman untuk beraktifitas.

Untuk mencapai hal tersebut, massa pada setiap zona berorientasi pada arah angin dan

matahari.

5.2.2.2. Konsep Orientasi pada Site

Orientasi pada bangunan mengarah pada pusat-pusat keramaian dan jalur sirkulasi

utama. Tujuannya adalah agar kios-kios pada pasar terlihat oleh umum sehingga barang

dagangannya pun dapat terpromosikan dengan baik. Zona pakaian dan seni menjadi

wajah dari pasar, karena barang tersebut lebih menarik untuk dipamerkan. Bangunan

berorientasi pada dua arah, yaitu pada jalan umum dan jalur sirkulasi utama, hal tersebut

akan mendukung pasar sebagai sarana promosi barang.Entrance juga menjadi bagian

daya tarik bagi pengunjung karena sifatnya sebagai pintu masuk, entrance berorientasi

keluar untuk menarik pengunjung.

Diagram 5. 2 Konsep Zonasi Sumber : Analisis Penulis

Gambar 5. 2 Konsep Zona Ekologis Sumber : Analisis Penulis

88

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Bangunan berorentasi juga pada arah angin dan matahari, tujuannya untuk

memaksimalkan penghawaan alami. Bangunan beberbentuk pipih dengan bagian

penampang yang kecil menghadap matahari dan bagian penampang luas menghindari

matahari. Massa juga terpisah untuk mengurangi perpindahan panas yang cepat.

Orientasi void pada bangunan juga memperhatikan arah angin. Pada bagian yang dilalui

angin disediakan bukaan yang cukup lebar untuk memasukan angin.

5.2.3.Konsep Pencapaian dan Aksesbilitas

5.2.3.1. Konsep Sirkulasi dalam Site

Sirkualasi terdiri dari sirkulasi pengunjung, sirkulasi pedagang, sirkulasi

kendaraan, sirkulasi pengelola, dan sirkulasi barang atau drop zone. Sirkulasi

pengunjung menjadi sirkulasi utama. Sirkulasi pengunjung memiliki alur utama pada

bangunan dan bersifat sebagai pembatas antar zona. Alur pengunjung pada setiap zona

tidak sebesar alur utama karena bersifat sekunder. Pada alur pengunjung setiap zona

Gambar 5. 3 Konsep Sirkulasi Bangunan Sumber : Analisis Bangunan

Gambar 5. 4 Konsep Orientasi Bangunan terhadap Matahari dan Angin Sumber : Analisis Penulis

89

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

tersedia titik lelah bagi para pengunjung yang ingin beristirahat sebentar setelah

berkeliling zona. Sirkulasi pengelola dan perdagang tersedia tersendiri dan tidak

berhubungan langsung dengan sirkulasi utama.

Sirkulasi kendaraan pribadi dan kendaraan barang menjadi satu sehingga

memerlukan jalan yang cukup lebar untuk sirkulasi dua mobil searah.Terdapat titik drop

zone untuk barang dagangan.Setiap zona memiliki satu titik drop zone. Sehingga

pengguna mudah untuk memindahkan barangnya. Sirkulasi kendaraan umum

mempunyai satu keluar dan masuk yang sama sehingga pintu masuk terminal memiliki

bentang yang cukup lebar untuk dua kendaraan umum (bus kecil) untuk saling

bertatapan. Sirkulasi pengelola berfungsi untuk merawat pasar seperti pengumpulan

sampah dan penarikan retribusi pasar, sehingga pengelola tidak perlu menggunakan

sirkulasi pengunjung.

Pada sirkulasi kendaraan digunakan grass block yang bertujuan untuk memabantu

drainase. Selain pada sirkulasi kendaraan grass block juga digunakan sebagai

perkerasan pada lahan parkir. Sirkulasi utama juga merupakan jalan masuknya angin ke

dalam bangunan.

5.2.3.2. Konsep Pencapaian Site

Pencapaian bangunan berasal dari jalan Veteran, jalan Veteran merupakan jalur

penghubung antar kota, yaitu Solo dan Semarang, sehingga pantas untuk dijadikan

sebagai jalur utama.Jalur keluar menuju jalan Hassanudin, sistem yang diberlakukan

untuk kendaraan pribadi dan barang adalah one way. Tujuannya untuk menjaga

Gambar 5. 5 Konsep Sirkulasi Pasar Sumber : Analisis Penulis

90

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

ketertiban lalu lintas pada dalam site. Untuk kendaraan umum, dapat dicapai melalui

jalan Veteran dan keluar juga melalu jalan veteran. Pada bagian pintu masuk terdapat

daerah penerima kendaraan yaitu daerah yang menjorok kedalam site sebelum

memasuki site, tujuannya supaya kendaraan yang akan masuk atau keluar tidak

mengganggu lalu lintas pada jalan raya. Selain itu, pada pintu masuk terdapat sebuah

icon penerima untuk menunjukan pintu masuk pada pengunjung

5.3.Konsep Perencanaan Tata Ruang Bangunan

5.3.1.Konsep Organisasi Ruang

Organisasi ruang terbentuk atas alur pengunjung dan peran dari setiap zona. Pola

bangunan sendiri terbentuk atas lima zona utama yaitu; zona parkir, zona pakaian dan

seni, zona kuliner, zona kebutuhan sehari-hari, dan zona penunjang.Selasar merupakan

penghubung antar zona, sehingga bisa diakses dari zona mana saja. Pola tata letak yang

digunakan merupakan pola sirkular.

Gambar 5. 6 Konsep Pencapaian Sumber : Analisis Penulis

Diagram 5. 3 Konsep Organisasi Ruang Sumber : Analisis Penulis

91

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Sumber : Analisis Penulis

5.3.2.Konsep Tata Hijau

Vegetasi menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang

ekologis. Vegetasi digunakan sebagai aspek pendukung secara alami sebuah bangunan. Tabel 5. 1 Konsep Vegetasi

No. Tata Vegetasi Fungsi Tipe Tanaman

1.

Vegetasi Barrier

• Sebagai penghalang polusi dan debu.

• Sebagai pemisah antara jalan dengan bangunan.

• Peneduh bagi pejalan kaki.

• Mengurangi polusi dari kendaraan yang lewat

• Pohon Peneduh • Tanaman Perdu

2.

Vegetasi sebagai Peneduh dan Pendingin

• Sebagai penghalang sinar matahari langsung

• Mengurangi panas bangunan.

• Menaungi kendaraan di tempat parkir.

• Peneduh pejalan kaki. • Menghasilkan oksigen

untuk lingkungan sekitar.

• Pohon Peneduh • Tanaman

Rambat • Tanaman Perdu

3.

Vegetasi sebagai Daya Tarik Visual dan Kamuflase

• Memperindah Bangunan • Memberi kesan Teduh • Memperbaiki visual

lingkungan • Menyamarkan spot-spot

yang tidak kurang nyaman dilihat.

• Tanaman Hias • Pohon-pohonan

4.

Vegetasi sebagai Ground Cover

• Meresapkan Air • Mengikat tanah • Menyuburkan Tanah

• Rumput-rumputan

92

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

5.3.3.Konsep Bentuk Massa dan Citra Bangunan

Untuk bentuk dan citra bangunan mengikuti lokalitas dari kota Salatiga.

Tujuannya adalah menguatkan image kota Salatiga.

Beberapa aspek yang menjadi bahan pertimbangan untuk membentuk sebuah

massa dan citra bangunan yang di inginkan.Aspek-aspek tersebut antara lain adalah :

• Bentuk Massa : Massa mengikuti zona yang telah ditentukan. Massa

bangunan terbagi lagi dalam massa-massa kecil yang pipih dan terpisah dengan

tujuan untuk mengurangi panas yang tersimpan dalam bangunan. Selain itu, void

bangunan memberikan akses pada cahaya dan angin untuk masuk. Massa-massa

bangunan tersebut menyesuaikan dengan arah datang matahari dan angin.

• Fasad : Fasad merupakan kombinasi fasad arsitektur indisch yang berupa

ornamentasi penebalan serta kesan horisontal dan vertikal yang kuat dan fasad

transparan sehingga barang dan kegiatan pasar dapat terpromosikan dengan baik.

Perbandingan void pada fasad lebih banyak daripada solid. Atap mengadopsi gaya

indisch dengan menggunakan dormer sebagai elemen atap.

• Material : Material terdiri dari material-material ekspos alam dan dinding

dengan pelapis mengadopsi gaya arsitektur indisch.Material mengikuti warna-

warna pada zona yang ditentukan. Pertimbangan material juga berdasarkan sifat

material dalam menyerap dan ketahanan akan panas.

• Struktur : Struktur berupa struktur kolom dan berupa soft stories untuk

membuat image bangunan yang ringan. Pemilihan soft stories juga untuk

pertimbangan lahan terbuka untuk peresapan air. Sistem soft stories didukung

dengan dinding-dinding sebagai pengisi bangunan.

• Vegetasi : Pemilihan vegetasi berguna untuk membuat citra bangunan yang

terduh dan nyaman secara visual. Vegetasi juga berperan dalam penghawaan

bangunan.

Gambar 5. 7 Konsep Massa Bangunan Sumber : Analisis Penulis

93

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

5.3.4.Konsep Kebutuhan Ruang

Luas site pasar tanaman hias sebesar 9749 m2. Untuk mencapai regulasi KDB

maksimal bangunan ditetapkan sebesar 70-90 %. Tabel 5. 2 Kebutuhan Ruang

Kelompok Nama Ruang Luas

Pedagang

Kios Pedagang Pakaian dan Kesenian ± 720

Kios Kebutuhan Pokok ± 1080 Ruang Kursus ± 144 Los Pedagang ± 1270

Dropoff ± 86

Rekreasi Selasar ± 136 Taman ± 108

Titik Lelah ± 78

Pengelola

R.Kepala UPT ± 20 R.Kepala Sub. Bagian

Tata Usaha ± 20

R.Penata Promosi ± 18 R.Penata Pelatihan ± 18

R.Penata Kerjasama ± 18 R.Penerima Tamu ± 15

R. Pemungut Retribusi ± 15 R. Pramukantor ± 15

R.Pengurus Barang, administrasi umum dan

kepegawaian ± 22

R. Pertemuan ± 28 Lobby Kantor ± 72

Toilet ± 32 Ruang Servis Kantor ± 18

Parkir

Parkir Pengunjung ± 618 Parkir Pegawai UPT ± 54

Parkir Pedagang ± 112 Parkir Petugas Servis ± 24

Umum Parkir Bus ± 102 Parkir Angkota ± 75

Penunjang

Pos Keamanan ± 5 Information Center ± 60

Mushola ± 48 Toilet ± 32

Pos Retribusi ± 5 Kios Oleh-oleh ± 180

Kuliner Kafetaria ± 312

Dapur Umum ± 60 Area Anak ± 60

Servis R.Istirahat&Persiapan ± 22 R.Penyimpanan alat ± 12

94

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Sumber : Analisis Penulis

Toilet ± 16 R.Genset ± 24

Luas Bangunan ± 5746 Sirkulasi 20% ± 1149

Luas Total ± 6895 2 Lantai (tiap lantai) ± 3448

Bangunan setinggi 2 lantai, luas lantai yang menapak pada tanah seluas ± 3448m2

. Ruang terbuka hijau seluas ± 6301 m2. Jadi, KDB bangunan sebesar ± 35%.

5.4.Konsep Sistem Struktur

Struktur menggunakan sistem kolom guna mengurangi struktur yang menutup

tanah. Sistem struktur yang digunakan juga merupakan struktur soft stories.Selain itu,

sistem struktur ini juga akan memberi ruang bagi angin untuk mendinginkan bagian

bawah bangunan dan area peresapan air. Material untuk struktur dan kuda-kuda atap

menggunakan beton dikarenakan ketahananya akan api, sehingga akan jika terjadi

kebakaran tidak akan cepat roboh.Struktur atap menggunakan beton sebab merupakan

bahan tahan api, sehingga lebih aman bila terjadi kebakaran.

5.5.Konsep Sistem Utilitas

5.5.1.Sistem Penghawaan

Penghawaan memaksimakan sirkulasi udara yang melintasi tapak bangunan.

Angin yang berasal dari tenggara dan barat daya ditangkap dengan menggunakan void

pada bangunan, kemudian didistribusikan ke seluruh bangunan. Bagian atap di buat

berongga sehingga angin dapat masuk dan mendinginkan bagian atap. Pada elemen

arsitektur indisch , dormer digunakan sebagai rongga untuk cahaya dan udara masuk.

Sistem yang digunakan adalah cross ventilation, dimana udara dingin masuk dan

mengganti udara panas pada bangunan.

5.5.2.Sistem Pencahayaan

Pencahayaan alami berasal dari matahari, namun sinar matahari masih

mengandung unsur UV dan panas yang kurang nyaman untuk pengguna

bangunan.Maka dari itu, sistem pencahayaan yang digunakan adalah indirect sunlight ,

yaitu memasukan sinar matahari dengan cara dipantulkan terlebih dahulu sebelum

dimasukan ke dalam bangunan. Untuk memantulkan sinar matahari digunakan material-

95

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

material yang dapat memantulkan sinar matahari dengan baik. Selain itu juga,

menggunakan skylight sebagai sumber cahaya alami.

5.5.3.Jaringan Air Bersih

Jaringan air bersih memanfaatkan sumur dangkal dan air dari PDAM Tujuannya

supaya tidak terjadi ketergantungan pada satu sumber daya. Sumur air dangkal terdapat

pada setiap zona untuk memenuhi kebutuhan air zona tersebut.

5.5.4.Jaringan Air Kotor

Jaringan air kotor terbagi menjadi dua, yaitu jaringan black water dan grey water,

kedua air tersebut pada akhirnya akan diresapkan kembali ke dalam tanah.

5.5.5.Jaringan Air Hujan (Drainase)

Sistem drainase bertujuan untuk menyerapkan air hujan kedalam tanah dengan

menggunakan saluran drainase dan biopori sebagai sarana peresapan air. Bila bak

penampungan penuh maka air akan disalurkan ke saluran kota.

Diagram 5. 4 Jaringan Air Bersih Sumber : Analisis Penulis

Diagram 5. 5 Jaringan Air Kotor Sumber : Analisis Penulis

Diagram 5. 6 Jaringan Air Hujan Sumber : Analisis Penulis

96

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

5.5.6.Jaringan Listrik

Jaringan listrik menggunakan dua sumber energi, yaitu yang berasal dari PLN dan

genset sebagai sumber energi cadangan.

5.5.7.Jaringan Pengaman Kebakaran

Pengaman kebakaran dilakukan dengan dua cara yaitu represif dan tindakan

evakuasi. Tindakan represif meliputi, penyediaan hidrant exterior dan interior,

extinguisher, serta material tahan api. Tindakan evakuasi meliputi jalur kendaraan

pemadam kebakaran dan tangga darurat.

5.5.8.Sistem Pengolahan Sampah

Tempat sampah terbagi menjadi dua jeni yaitu tempat sampah anorganik dan

organik. Tempat sampah terletak ditempat-tempat yang mudah dijangkau dan di pusat

keramaian. Sampah tersebut kemudian ditampung di tempat pembuangan sampah

sementara yang teretak didekat terminal dengan tujuan supaya mudah dijangkau truk

pengangkut.

Diagram 5. 7 Jaringan Listrik Sumber : Analisis Penulis

Diagram 5. 8 Jaringan Pengaman Kebakaran Sumber : Analisis Penulis

Diagram 5. 9 Sistem Pengolahan Sampah Sumber : Analisis Penulis

97

REDESAIN PASAR REJOSARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI SALATIGA DENGAN PENDEKATANARSITEKTUR EKOLOGISADRIANUS KARISMURTIUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/