bab v konsep perancangan -...

14
167 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni Teater mencakup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip yang ada di dalam Architecture As Literature Empat tahapan atau babakan dari alur cerita Ken Dedes Integrasi keislaman Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai tiga aspek yang memperkuat konsep dasar dari Perancangan Pusat Seni Teater di Kota Malang. 5.1.1 Prinsip Architecture As Literature Prinsip-prinsip Architecture as Literature yang dipakai di dalam konsep yaitu: (1) Ritme, (2) Kejutan/klimaks cerita, (3) Pesan utama cerita. 5.1.2 Cerita Ken Dedes Alur cerita Ken Dedes yang dipakai di dalam konsep Perancangan Pusat Seni Teater ini adalah mengambil dari empat pembabakan/tahapan dalam alur cerita. Berikut ini penjelas dari empat babak cerita Ken Dedes. Pembabakan Pertama Tahap cerita ini menceritakan kenakalan seorang Ken Dedes pada saat berumur masih 10 tahun. Kenakalan ini dipicu karena ibu dari Ken Dedes membiarkan

Upload: hoangminh

Post on 18-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

167

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Perancangan

Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni Teater

mencakup tiga aspek yaitu:

Prinsip-prinsip yang ada di dalam Architecture As Literature

Empat tahapan atau babakan dari alur cerita Ken Dedes

Integrasi keislaman

Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai tiga aspek yang memperkuat

konsep dasar dari Perancangan Pusat Seni Teater di Kota Malang.

5.1.1 Prinsip Architecture As Literature

Prinsip-prinsip Architecture as Literature yang dipakai di dalam konsep

yaitu: (1) Ritme, (2) Kejutan/klimaks cerita, (3) Pesan utama cerita.

5.1.2 Cerita Ken Dedes

Alur cerita Ken Dedes yang dipakai di dalam konsep Perancangan Pusat

Seni Teater ini adalah mengambil dari empat pembabakan/tahapan dalam alur

cerita. Berikut ini penjelas dari empat babak cerita Ken Dedes.

Pembabakan Pertama

Tahap cerita ini menceritakan kenakalan seorang Ken Dedes pada saat berumur

masih 10 tahun. Kenakalan ini dipicu karena ibu dari Ken Dedes membiarkan

Page 2: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

168

anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

orang tua. Sifat dari Ken Dedes yang seperti ini tidaklah mencerminkan anak

dari seorang pandhita.

Pembabakan kedua

Seorang Ken Dedes pada saat menjalani proses spiritualnya yang selalu saja

dihantui dengan raksasa, raksasa ini adalah gambaran dari sebuah nafsu yang

belum bisa dikendalikan oleh Ken Dedes yang ada di dalam dirinya.

Pembabakan ketiga

Siksaan batin Ken Dedes saat dinikahi paksa oleh Tunggul Ametung,

kemudian Ken Dedes mempunyai harapan cerah untuk terlepas dari siksaan

batinya tersebut pada saat Tunggul Ametung mati terbunuh oleh Ken Arok.

Pembabakan keempat

Kejayaan Ken Dedes pada saat hidup dengan Ken Arok di kerajaan Tumapel,

kebahagiaan itu terasa lebih lengkap lagi pada saat Ken Arok bisa

menumbangkan kerajaan Kediri dan mendirikan sebuah kerajaan induk

Singosari.

Page 3: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

169

5.1.3 Integrasi Keislaman

Integrasi keislaman yang dipakai adalah ayat-ayat dari Al-Qur’an yang

berhubungan dengan ke-empat pembabakan dari alur cerita Ken Dedes. Berikut

ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang dipakai di dalam integrasi keislaman.

Surat Al-Huud, ayat:32

Surat Yusuf, ayat:12

Surat Ash-Shaffat:104-107

Surat Ali-Imron:106

Berikut ini penggabungan aspek-aspek dari prinsip-prinsip Architecture As

Literature, pembabakan cerita Ken Dedes, dan beserta integrasi keislamannya.

Page 4: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

170

Page 5: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

171

5.2 Konsep Dasar

Penjabaran konsep dasar dalam Perancangan Pusat Seni Teater di Kota

Malang adalah sebagai berikut:

Gambar 5.2 Skema konsep dasar

(Sumber: Analisis 2012)

Page 6: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

172

5.3 Konsep Kawasan

Bangunan dibuat beratapkan rumput (roof garden) agar ramah lingkungan,

tidak merugikan bangunan sekitar tapak dan juga terkesan mengayomi bangunan

lain yang berada di sekitar tapak. Hal ini menerapkan sifat dari Ken Dedes yang

selalu mengayomi anak-anaknya hingga menjadi seorang raja-raja besar di tanah

Jawa.

Gambar 5.3 Konsep kawasan

(Sumber: Analisis 2012)

5.4 Konsep Tapak

Konsep tapak terdiri dari pola tatanan massa pada tapak yang sesuai dengan

konsep dasar yaitu empat babak dalam alur cerita Ken Dedes. Pada konsep tapak

ini juga dapat mengetahui pembatas antar zoning yang juga sesuai dengan

peralihan dari babak cerita satu menuju ke babak selanjutnya.

Page 7: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

173

5.4.1 Pola Tatanan massa

Pola tatanan massa mengikuti alur cerita yang telah dipaparkan dalam

konsep dasar, mulai dari tahapan/pembabakan cerita yang pertama hingga

keempat atau sampai klimaks yang terakhir.

Gambar 5.4 Konsep pola tatanan massa

(Sumber: Analisis 2012)

5.4.2 Batas zoning (Batas Pembabakan Cerita)

Batas zoning ini terdiri dari dua batas, yang pertama yaitu membatasi zona

pembabakan cerita pertama yang menceritakan kenakalan Ken Dedes, menuju

Page 8: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

174

zona cerita kedua yang menceritakan proses spiritualnya Ken Dedes. Batas zoning

yang kedua yaitu zona pembabakan cerita ketiga yang menceritakan siksaan batin

Ken Dedes, menuju zona cerita keempat yang menceritakan tentang kejayaan Ken

Dedes di akhir cerita.

Gambar 5.5 Konsep batas zoning yang pertama

(Sumber: Analisis 2012)

Gambar 5.6 Konsep batas zoning yang kedua

(Sumber: Analisis 2012)

Pemberian selasar pada sirkulasi kendaraan.

Selasar ini menciptakan suasana pergantian dari zoning kenakalan Ken Dedes menuju zoning proses spiritualnya Ken Dedes. Bentukan selasar yang patah-patah menggambarkan sifat kenakalan Ken Dedes. Sedangkan bentukan selasar yang terlubangi atapnya yang berfungsi memaksimalkan cahaya matahari untuk masuk ke dalam, hal ini menggambarkan proses dari spiritualnya Ken Dedes.

Dinding pada koridor dibuat berlubang, kemudian diberikan material batu alam pada dinding dan material kaca pada setiap lubang. Dinding dibuat seperti ini menggambarkan suasana hati Ken Dedes yang sedang tercabik-cabik menjalani kehidupannya.

Pemberian tiang yang tegak lurus pada koridor, selain berfungsi sebagai petunjuk arah, tiang ini juga berfungsi untuk menciptakan suasana kejayaan Ken Dedes dan juga sebagai penyeimbang dari dinding yang terlubangi yang berada disebelahnya.

Kombinasi dari tiang yang tegak lurus ke atas dengan dinding yang terlubangi pada sisi-sisi koridor menggambarkan peralihan zoning dari siksaan batin Ken Dedes menuju menuju zoning kejayaan dari Ken dedes.

Page 9: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

175

5.5 Konsep Bentuk

Konsep bentuk mengikuti alur cerita yang telah dipaparkan dalam konsep

dasar, mulai dari tahapan/pembabakan cerita yang pertama hingga keempat atau

sampai klimaks cerita yang terakhir.

Gambar 5.7 Konsep bentuk

(Sumber: Analisis 2012)

Page 10: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

176

5.6 Konsep Utilitas

Konsep utilitas yang ada pada kawasan Pusat Seni Teater ini adalah sumber

air bersih, pengolahan air limbah, pemanfaatan limbah air kotor, dan

menanggulangi bahaya kebakaran.

5.6.1 Utilitas Air Bersih

Sumber air bersih pada kawasan ini menggunakan PDAM dan sumur bor.

PDAM mengaliri ruang-ruang penunjang dan kantor pengelolahan. Sedangkan

sumur bor yang diletakkan di area pojok kawasan mengaliri air bersih ke

bangunan-bangunan utama seperti gedung pertunjukan teater. Menggunakan dua

sumber air bersih ini bertujuan supaya aliran air di setiap gedung tetap selalu

stabil, karena setiap gedung di bagi rata dalam penyaluran air bersihnya.

Gambar 5.8 Konsep utilitas air bersih

(Sumber: Analisis 2012)

Page 11: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

177

5.6.2 Utilitas Limbah Air Kotor

Setiap bangunan dibuatkan saluran untuk pembuangan air kotor, yang

kemudian di saluran-saluran air kotor dari setiap bangunan tersebut dipertemukan

dengan saluran air kotor utama pada kawasan. Saluran utama air kotor kawasan

ini tidak lansung menuju kepembuangan riol kota, melainkan diarahkan ke danau

buatan. Sebelum air kotor memasuki ke danau, air kotor tersebut melewati sebuah

saluran filterisasi. Air yang sudah di filter secara otomatis akan mengalir ke

danau, yang nantinya air tersebut bisa dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman

dan menanggulangi bahaya kebakaran.

Gambar 5.9 Konsep utilitas limbah air kotor

(Sumber: Analisis 2012)

5.6.3 Utilitas Pemanfaatan Limbah Air Kotor

Limbah air kotor yang sudah terfilter ke dalam danau dimanfaatkan untuk

penyiraman tanaman dan penyiraman pada roof garden yang ada di setiap

bangunan.

Page 12: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

178

Gambar 5.10 Konsep utilitas pemanfaatan limbah air kotor

(Sumber: Analisis 2012)

5.6.4 Utilitas Menanggulangi Bahaya Kebakaran

Sistem untuk menanggulangi bahaya kebakaran yaitu setiap bangunan

diberikan mesin pompa air. Kemudian apabila terjadi kebakaran disalah satu

bangunan, mesin pompa air tersebut secara otomatis akan menyerap air yang

berada pada danau, lalu air langsung dikeluarkan untuk meredamkan api. Sistem

ini termasuk langkah awal untuk menanggulangi kebakaran dan agar api tidak

merambat kebangunan yang lain.

Gambar 5.11 Konsep utilitas menanggulangi bahaya kebakaran

(Sumber: Analisis 2012)

Page 13: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

179

5.6.5 Utilitas Evakuasi Kebakaran

Jalur evakuasi kebakaran dalam kawasan ini menggunakan jalur sirkulasi

servis yang memutari tapak. Jalur tersebut terhubung langsung dengan pusat

lokasi penyemprotan air yang terletak di tengah kawasan, sehingga penyemprotan

air bisa menjangkau bangunan-bangunan yang ada pada tapak.

Gambar 5.12 Konsep evakuasi kebakaran

(Sumber: Analisis 2012)

5.6.6 Utilitas Penanggulangan Banjir

Penanggulangan banjir pada kawasan diselesaikan dengan cara

disediakannya gorong-gorong. Gorong-gorong ini berfungsi untuk mengalirkan

air hujan ke riol kota dan ke arah danau, sehingga air tidak sampai menggenang di

tapak. Selain itu juga disediakan tandon air yang berfungsi menyerap air danau

yang sudah melebihi kapasitas airnya.

Page 14: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1258/7/09660023_Bab_5.pdf · anaknya tersebut berinteraksi dengan sesama manusia tanpa ada kontrol dari

180

Gambar 5.13 Konsep penanggulangan banjir

(Sumber: Analisis 2012)

5.6.7 Utilitas Distribusi Sampah

Perletakan tempat sampah pada kawasan diletakkan menyebar di area

publik, hal ini untuk mempermudahkan pengunjung untuk membuang sampah.

Meskipun tempat sampah letaknya menyebar, namun antara satu tempat sampah

dengan yang lain memiliki satu jalur dalam pemungutannya.

Gambar 5.14 Konsep distribusi sampah

(Sumber: Analisis 2012)