bab v hasil penelitian dan pembahasan -...

48
34 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menganalisis setiap data yang dapat menjawab permasalahan penelitian, “Bagaimana analisis wacana kritis maskulinitas Menteri Susi Pudjiastuti sebagai pemimpin Perempuan di Indonesia dalam tayangan Kick Andy Metro TV edisi 8 April 2016?”. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis oleh Sara Mills, dimana wacana feminisme dilihat melalui bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks dan gambar. AWK Sara Mills ini juga sering disebut wacana berperspektif feminis karena melalui analisa ini akan mengemukakan bagaimana teks bias dalam menampilkan sosok perempuan, bagaimana juga sosok perempuan ditampilkan sebagai pihak yang salah dan marginal dibandingkan dengan laki-laki. Beberapa hal mengenai bias diatas yang menjadi fokus utama Sara Mills (Darma,2009:85). Analisis ini didasarkan pada pemahaman konsep hegemoni maskulinitas dan peran media dalam membangun pemahaman dalam masyarakat melalui tayangannya. Analisis Sara Mills memiliki 2 tahapan analisis, pertama akan menjelaskan mengenai posisi subjek-objek dalam teks, dalam wacana media yang dipandang bukanlah ranah yang netral dilihat Mills memiliki aktor tertentu yang ingin ditampilkan dalam suatu teks sebagai pencerita dirinya sendiri atau kelompok maupun peristiwa lain, aktor ini diposisikan sebagai Subjek dalam teks, aktor yang berada dalam posisi ini akan menentukan unsur teks yang akan dibangun, Mills juga mengembangkan bahwa dalam suatu teks terdiri dari beberapa aktor yang berperan membangun sebuah teks utuh, namun tidak semua aktor dapat memiliki peran yang sama yaitu sebagai Subjek, namun ada aktor yang akan diposisikan sebagai Objek, yaitu aktor yang representasinya dihadirkan atau diceritakan oleh aktor lain. Selanjutnya,

Upload: lemien

Post on 17-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

34

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menganalisis setiap data yang dapat menjawab

permasalahan penelitian, “Bagaimana analisis wacana kritis maskulinitas

Menteri Susi Pudjiastuti sebagai pemimpin Perempuan di Indonesia dalam

tayangan Kick Andy Metro TV edisi 8 April 2016?”. Penelitian ini

menggunakan analisis wacana kritis oleh Sara Mills, dimana wacana

feminisme dilihat melalui bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks dan

gambar. AWK Sara Mills ini juga sering disebut wacana berperspektif feminis

karena melalui analisa ini akan mengemukakan bagaimana teks bias dalam

menampilkan sosok perempuan, bagaimana juga sosok perempuan ditampilkan

sebagai pihak yang salah dan marginal dibandingkan dengan laki-laki.

Beberapa hal mengenai bias diatas yang menjadi fokus utama Sara Mills

(Darma,2009:85). Analisis ini didasarkan pada pemahaman konsep hegemoni

maskulinitas dan peran media dalam membangun pemahaman dalam

masyarakat melalui tayangannya.

Analisis Sara Mills memiliki 2 tahapan analisis, pertama akan

menjelaskan mengenai posisi subjek-objek dalam teks, dalam wacana media

yang dipandang bukanlah ranah yang netral dilihat Mills memiliki aktor

tertentu yang ingin ditampilkan dalam suatu teks sebagai pencerita dirinya

sendiri atau kelompok maupun peristiwa lain, aktor ini diposisikan sebagai

Subjek dalam teks, aktor yang berada dalam posisi ini akan menentukan unsur

teks yang akan dibangun, Mills juga mengembangkan bahwa dalam suatu teks

terdiri dari beberapa aktor yang berperan membangun sebuah teks utuh, namun

tidak semua aktor dapat memiliki peran yang sama yaitu sebagai Subjek,

namun ada aktor yang akan diposisikan sebagai Objek, yaitu aktor yang

representasinya dihadirkan atau diceritakan oleh aktor lain. Selanjutnya,

Page 2: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

35

tahapan kedua menjelaskan mengenai Penulis-Pembaca, tahapan ini menjadi

salah satu inovasi baru yang dikembangkan Mills dalam studi Critical

Discourse, kebanyakan tokoh AWK mengembangkan pemikiran dnegan

membatasi hanya pada latar belakang penulis, Mills memandang bahwa teks

merupakan hasil negosiasi antara penulis dan pembaca, pembaca dipandang

memiliki peran dalam transaksi pembentukan suatu teks, selain itu, Mills

menambahkan bahwa dalam suatu teks kata ganti orang seperti saya, kita dan

kalian mampu menunjukan bahwa pembaca menjadi bagian yang integral

dalam keseluruhan teks, sehingga menjadi penting bagi peneliti dalam studi

teks untuk melihat posisi penulis dan juga pembaca, hal ini akan memberikan

keuntungan yaitu peniliti akan mampu melihat teks tidak hanya dari proses

produksi namun juga proses resepsi oleh pembaca. (Eriyanto,2011:203)

TINGKAT YANG INGIN DILIHAT

Posisi Subjek-Objek Bagaimana peristiwa dilihat, kacamata isapa

peristiwa ini dilihat. Siapa yang diposisikan sebagai

pencerita (subjek) dan siapa yang menjadi objek

yang diceritakan. Apakah masing-masing actor dan

kelompok sosial mempunyai kesempatan untuk

menampilkan dirinya sendiri, gagasannya ataukah

kehadirannya, gagasan ditampilkan oleh

kelompok/orang lain.

Posisi Penulis-Pembaca Bagaimana posisi pembaca ditampilkan dalam teks.

Bagaimana pembaca memposisikan dirinya dalam

teks yang ditampilkan. Kepada kelompok manakah

pembca mengidentifikasi dirinya.

Sumber : Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media (Eriyanto,2001:211)

Tabel 5.1

Kerangka Analisis Wacana Sara Mills

Page 3: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

36

Dari cara pandang yang dijelaskan diatas akan membantu peneliti

dalam menganalisis bagaimana wacana maskulinitas Menteri Susi Pudijiastuti

yang direpresentasikan dalam teks yang di hadirkan Talkshow Kick Andy

Metro TV edisi 8 April 2016. Dalam analisis ini, peneliti akan membagi

sumber data yang telah di reduksi berdasarkan adanya nilai maskulinitas

dalam teks, teks akan di bagi dalam 5 Sub-bab :

5.1.1. Judul Lead Talkshow “Kartini Bernyali”

5.1.2. Segmen 1

5.1.3. Segmen 4

5.1.4. Segmen 5

5.1.5. Segmen 6-Closing

5.1. Analisis pada Talkshow Kick Andy Edisi 8 April 2016

5.1.1. Judul Lead Talkshow “Kartini Bernyali”

Gambar 5.1. Judul Lead Talkshow Kick Andy 8 April 2016

Sumber : Tayangan Kick Andy edisi 8 April 2016

Page 4: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

37

A. Posisi Subjek-Objek

Terlihat dari data diatas memposisikan Tim Creative selaku tim

produksi content talkshow sebagai Subjek dan Menteri Susi sebagai objek

yang diceritakan dalam teks ini. Tim Creative sebagai Subjek mencoba

untuk memposisikan Objek Menteri Susi sebagai sosok yang

merepresentasikan Kartini, yaitu sosok perempuan pejuang di masanya.

Dalam hal ini subjek ingin memposisikan objek sebagai Kartini di masa

kini di mata pemirsanya.

Judul ini ditayangkan pada 8 April 2016 dimana merupakan edisi

menyongsong hari Kartini 21 April 2016, beberapa deretan tema

menyongsong kartini diusung namun edisi “Kartini Bernyali” ini

ditayangkan di minggu pembuka, sehingga ketertarikan masyarakat telah

didapatkan sejak awal karena sosok Susi yang kontroversial di masyarakat

yang ditunjukan melalui beberapa pemberitaan menyangkut penampilan

dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Susi selaku Menteri Kelautan dan

Perikanan, hal ini juga diakui oleh Susi melalui pemberitaan Republika

News pada 27 Juli 2016 lalu.

"Saya dikenal kontroversial dalam memerangi

penangkapan ikan secara ilegal," kata Menteri Susi saat

membuka Ministerial Meeting on Traceability of Fish and

Fisheries Product di Jakarta, Rabu (27/7)1.

Tayangan ini juga dengan jelas memilih topik utama “Kartini

Bernyali” dan narasumber utama adalah Susi Pudjiastuti. Melalui judul

1 Hermawan,Bayu. 2016. Menteri Susi : Saya Dikenal Kontroversial diakses melalui

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/07/27/oaywc0354-menteri-susi-saya-dikenal-kontroversial pada 4 Mei 2017

Page 5: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

38

topik ini pemirsa juga dapat mengerti dengan jelas bahwa objek akan

diceritakan dalam teks ini sebagai sosok kartini di jamannya yang

memiliki karakter “bernyali”.

Melalui pemilihan kata “bernyali” yang dalam beberapa definisi

berarti Have the courage to do something (Oxford Dictionary) atau

mempunyai keberanian; berani (KBBI,2017) melalui kata definisi diatas

kata “bernyali” tersebut digunakan sebagai penggambaran karakter utama

yang ingin ditonjolkan dari Susi, subjek ingin mengkonstruksikan dalam

pikiran pemirsa Susi sebagai sosok yang bernyali atau memiliki

keberanian dalam hal-hal yang dilakukannya dan dengan adanya kata

“Kartini” memperjelas konteks pembicaraan sosok yang bernyali sebagai

pejuang perempuan yang memiliki pengaruh dan memberikan perubahan

dalam negaranya.

Dalam 8 Konsep maskulinitas dari zaman ke zaman yang

dikemukakan oleh Dermantoto, keberanian menjadi salah satu point yang

dikemukakannya sebagai tolak ukur maskulinitas seseorang yaitu dalam

konsep Give em hill yaitu konsep yang menggambarkan karakter

maskulinitas seorang laki-laki sebagai sosok yang memiliki aura

keberanian dan agresi serta berani mengambil resiko sekalipun rasa takut

menginginkan sebaliknya (Dermantoto,2010). Sehingga dengan

penggunaan kata “Kartini Bernyali” subjek ingin menunjukan sosok Susi

sebagai Pejuang perempuan yang berbeda dengan perempuan biasanya

atau lebih maskulin karena perempuan pada masyarakat umum di labeli

karakter feminin dengan menggunakan kata “bernyali” yang

dikonstruksikan sebagai kata yang menggambarkan karakter maskulinitas.

Page 6: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

39

B. Posisi Pembaca

Dalam studi media melalui tayangan televisi maka wacana yang

hadir memiliki pemirsanya sebagai Aktor yang berperan sebagai Pembaca,

demikian pula dalam wacana ini. Posisi penulis dalam data diatas adalah

Subjek yang dijelaskan dalam penjelasan di atas yaitu Tim Creative atau

Tim Produksi, sedangkan yang menjadi Pembacanya adalah pemirsa di

Studio dan Pemirsa yang menonton tayangan ini.

Melalui judul “Kartini Bernyali” yang menjadi hal pertama yang

akan didengar pemirsa ketika menonton tayangan ini, penulis ingin

mengkonstruksikan kesan awal karakter Susi sebagai sosok perempuan

pejuang masa kini yang berani dalam berbagai hal yang dihadapinya,

sehingga seiring dengan berbagai pertanyaan yang akan dilontarkan

kepada Susi mengenai hal-hal yang dihadapinya dalam bekerja maupun

mengenai perjuangan kehidupannya, pemirsa selaku penonton disini telah

terbawa dan terus dibangun pikirannya melalui alur yang diinginkan

penulis untuk mengkonstruksikan Susi sebagai Kartini Bernyali.

5.1.2. Segment 1

5.1.2.1. Penggunaan Tattoo

A. Posisi Subjek-Objek

Dalam data berikut posisi Tim Creative atau Tim Produksi

masih sebagai Subjek dan Susi sebagai Objek. Dalam data ini Subjek

menceritakan mengenai penampilan dari objek yaitu Perokok,

berpenampilan urakan dan Tattoo, dengan bertolak dari kontroversi yang

ada di masyarakat mengenai penampilan Susi, Subjek menceritakan dan

memperkuat konstruksi tersebut dengan memilih bahasa yang merupakan

hasil konstruksi maskulinitas sehingga menunjukkan bahwa penampilan

Page 7: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

40

Susi berbeda dari sosok perempuan yang dianggap sebagai kartini-kartini

saat ini yaitu sosok yang feminine dan berpenampilan anggun.

Melalui perbincangan pertama antar Host dan Susi, hal yang

diperbincangkan pertama adalah tattoo yang dimiliki susi di bagian betis

kaki kanannya.

Dalam teks tersebut subjek mencoba untuk untuk membuka

perbincangan dengan mengarahkan perbincangan pada perubahan yang

dirasakan Susi, hal tersebut akan mengantar Susi pada penjelasannya

mengenai hal-hal yang biasanya dilakukan ke hal yang tidak biasa

dilakukan, dengan jelas Susi mencoba untuk menjelaskan hal-hal umum

yang biasanya di lakukan. Namun dengan kalimat “Sekarang tattoo nya

ditutupin ya” Andy mengarahkan Susi untuk membicarakan mengenai

penampilannya yang menjadi kontroversi di masyarakat saat ini, dengan

Andy: terimakasih bu Susi, silahkan duduk. Apa kabar? dulu kan

saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

ya, dari anak yang cuman lulusan SMP berjuang keras, bekerja

keras, kemudian sukses, kali ini sebagai menteri . Apa perbedaan

yang paling anda rasakan sebagai pengusaha dan sebagai menteri ?

Susi : lebih enak dan bebas sebagai seorang pengusaha, lebih mudah

karena mau jadi hari ini terserah, mau besoak terserah, tidak

bersinggungan dengan berbagai kepentingan cuman kepentingan

perusahaan dan saya kalau sekarang serba susah dan harus diliput di

mana-mana, jadi kadang tidak boleh dulu kalo duduk seenaknya

sedangkan sekarang tidak bisa, dulu mau keluar pake baju sesukanya,

sekarang tidak bisa.

Andy : sekarang tattoo nya ditutupin ya

Susi : Iya, gak juga sih kadang-kadang, kadang capek ya dilepas saja

Page 8: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

41

pemilihan kata “ditutupin” atau bentuk aktif nya adalah “menutupi”

dengan bentuk asli dari bahasa Old French yaitu Covrir yang berarti

Placer, disposer quelque chose sur quelque chose d'autre ou sur quelqu'un,

en particulier pour le protéger ou le cacher à la vue (Larrouse Dictionary)

yang dapat berarti mengatur posisi/tempat sesuatu atau seseorang atas

sesuatu atau seseorang untuk melindungi atau menyembunyikannya dari

pandangan orang lain atau agar tidak terlihat, dengan kontroversi yang ada

di masyarakat saat ini maka kata ini akan berkonotasi negatif, karena dalam

pandangan masyarakat adanya usaha untuk menyembunyikan atau

melindungi tattoo tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan di Jagiellonian University

Medical College di Polandia menunjukkan 2.369 perempuan dan 215 pria

setuju bahwa tato memperkuat nilai maskulin orang yang memilikinya,

sehingga sekalipun di Indonesia sendiri Tattoo berasal dari budaya Tattoo

suku dayak, namun dalam perekembangannya di masyarakat, hal ini sudah

dipandang sebagai hal maskulin, sehingga perempuan yang memiliki tattoo

akan dipandang tidak baik dan terlalu tomboy. Sehingga dengan pemilihan

bahasa “menutupi tattoo” menunjukkan Susi sebagai sosok perempuan

yang ingin tetap memiliki tattoo namun menutupi/menyembunyikannya

hanya agar tidak terlihat dari pandangan media atau masyarakat.

B. Posisi Pembaca

Selanjutnya, dengan respon yang diberikan Susi mengenai

perkataan Andy terlihat bahwa Susi memposisikan diri sebagai Penulis

disini yang menceritakan mengenai dirinya dan tattoo yang dimilikinya dan

dalam hal ini masih Pemirsa masih diposisikan sebagai Pembaca.

Andy : sekarang tattoo nya ditutupin ya

Susi : Iya, gak juga sih kadang-kadang, kadang capek ya dilepas saja

Page 9: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

42

Melalui teks diatas, Susi sendiri juga menyetujui bahwa dia

berusaha menutupinya, namun karena baginya tattoo merupakan hal

penting baginya sehingga menimbulkan ketidaknyamanan ketika hal

tersebut ditutupi, hal ini dapat dilihat dengan perkataan Susi “kadang capek

ya lepas saja” dengan perkataan ini menunjukan pada masyarakat atau

pemirsa bahwa Susi sendiri merasa tidak nyaman ketika tattoo nya ditutupi

atau menyembunyikan tattoo nya, dalam KBBI “lepas” sendiri diartikan

sebagai “bebas dari ikatan dan tidak terikat lagi” atau “tidak tertambat”

yang menunjukan maksud kalimat yang menggunakan kata ini adalah

aktivitas yang dilakukan berlawanan dengan yang ada sebelumnya, atau

yang dilakukan sebelumnya, terikat menjadi terlepas, sehingga akan

membangun pikiran dalam masyarakat selaku pembaca disini kalau Susi

sendiri nyaman, dengan tattoo nya karena merasa terikat ketika ditutupi dan

hal ini juga memperkuat pandangan maskulin oleh masyarakat pada Susi,

karena konstruksi tattoo yang berkembang di masyarakat saat ini.

5.1.2.2. Tegas, Berani dan Konsisten

A. Posisi Subjek-Objek

Data berikut ini mengenai “Sepak Terjang Menteri Kelautan

dan Perikanan” yang diselipkan dalam bentuk video singkat di dalam

tayangan Kick Andy, berikut data berupa elemen Audio dari video

tersebut :

“Kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan ini banyak

membuat orang tercengang dan kaget, tindakan menteri kelautan

Susi Pudjiastuti yang tegas tanpa kompromi memicu kontroversi

karena dinilai lebih berani dari pejabat sebelumnya, namun seiring

berjalannya waktu dan ketegasannya serta konsistensinya Susi

Pudjiastuti dalam memerangi para pencuri ikan itu akhirnya

banyak dukungan dari masyarakat”

Page 10: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

43

Dari data diatas, posisi subjek dalam teks adalah Narator

pencerita, yang menceritakan sosok Susi selaku objek dari sisi

perkembangan kinerja yang telah dilakukan Susi terkhususnya dalam

penerapan kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan di laut

Indonesia. Dari teks tersebut, terlihat Narator ingin menceritakan

perbedaan Susi dengan perempuan-perempuan lain atau bahkan

Menteri-menteri sebelumnya, dengan kalimat :

Menunjukan bahwa inti cerita dari Narator adalah menilai

sikap Susi dari pandangan masyarakat pada umumnya, dengan

mengangkat fenomena yang ada mengenai kebijakan penenggelaman

kapal pencuri ikan pada masa kerja Susi, Subjek ingin menceritakan

bahwa dalam penerapan kebijakan tersebut Susi dinilai masyarakat

sebagai sosok yang tegas, tanpa kompromi dan berani. Dalam hal ini

„tegas‟ (Assertive) dapat diartikan sebagai someone who is not

frightened to say what they want or believe (Cambridge Dictionary)

atau seseorang yang tidak takut dan tidak ragu dalam menyampaikan

apa yang mereka inginkan atau percayai. Kemudian, kata selanjutnya

memperkuat maksud kata „tegas‟ tersebut, yaitu „tanpa kompromi‟

dalam konteks kalimat ini kata „kompromi‟ sendiri dapat diartikan

sebagai “to allow your principles to be less strong or your standards

or morals to be lower” (Cambridge Dictionary) atau the acceptance of

standards that are lower than is desirable yang dapat dibahasakan

dengan tindakan menerima kesepakatan untuk menurunkan standar

tindakan menteri kelautan Susi Pudjiastuti yang tegas tanpa

kompromi memicu kontroversi karena dinilai lebih berani dari

pejabat sebelumnya

Page 11: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

44

mengenai suatu hal dapat berupa aturan ataupun nilai moral yang

berlaku, dalam konteks ini dapat kita hubungkan dengan kebijakan

yang diberlakukan Susi, dengan kata „tanpa‟ membuat arti dari

„kompromi‟ tersebut menjadi kalimat negatif yang berarti Susi

menolak atau tidak pernah menerima penurunan nilai atau standar

yang telah diberlakukan dalam kebijakannya. Makna kalimat tersebut

semakin jelas dan menunjukan maksud Subjek mengenai karakter

kepemimpinan Susi. Dalam masyarakat Indonesia perilaku ini masih

umum dilakukan oleh laki-laki,

Dari penjelasan diatas mengenai posisi teks dalam menjelaskan

karakter kepemimpinan Susi, masyarakat jelas memandang Susi

sebagai sosok yang tegas dan berani, karakter ini dikategorikan

sebagai karakter maskulin, salah satu konsep yang dapat menjelaskan

kosntruksi maskulin di atas adalah konsep oleh Donaldson (1993)

dalam Dermantoto (2010) bahwa dalam masyarakat terdapat tolak

ukur maskulinitas yang tidak tertulis namun disepakati bersama salah

satunya yaitu laki-laki pantang menangis, harus tampak tegar, kuat dan

pemberani. Sehingga pandangan maskulin pada Susi sangat kuat

dalam masyarakat dengan konstruksi nilai-nilai maskulinitas yang

berkembang saat ini.

B. Posisi Pembaca

Dalam teks ini, pembaca yaitu pemirsa mencoba dibuka

pemikiran mereka mengenai sosok Susi sebagai perempuan yang

tegas, berani dan konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai

seorang Menteri. Pembaca dihantar untuk menerima sosok Susi yang

digambarkan dalam teks tersebut dengan melihat perjalanan Susi dari

Page 12: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

45

awal yang dipandang sebagai kontroversi, serta dibanding-bandingkan

dengan pejabat-pejabat sebelumnya kemudian pembaca digiring untuk

melihat konsistensi Susi melalui dukungan elemen visual dan audio

yang menunjukan bukti nyata kinerja Susi dalam menjalankan

kebijakannya dan juga dengan pemilihan kata pada elemen audio yang

meyakinkan pembaca mengenai karakter Susi yang tegas dan berani

tersebut.

Sumber : Kick Andy „Kartini Bernyali‟ Edisi 8 April 2016

Sumber : Kick Andy „Kartini Bernyali‟ Edisi 8 April 2016

Gambar 5.2. Penenggelaman Kapal

Gambar 5.3. Susi memberikan komando Penenggelaman

Kapal

Page 13: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

46

Dari penjelasan diatas, video ini disajikan guna untuk

meyakinkan pembaca sebagai masyarakat Indonesia, bahwa Menteri

Kelautan dan Perikanan mereka yang diragukan dan menjadi

kontroversi justru membawa bukti nyata dengan kebijakan-kebijakan

yang berhasil dijalankannya, sehingga dalam pemikiran masyarakat

Susi adalah hero atau pejuang perempuan yang tegas dan berani serta

konsisten dalam dunia kelautan Indonesia dan layak dipandang

sebagai „Kartini‟ dalam bidangnnya.

5.1.3. Segment 4

5.1.3.1. Perempuan Baja

A. Posisi Subjek-Objek

Teks diatas meceritakan pandangan masyarakat mengenai Susi

yang dlihat sebagai sosok perempuan kuat dan tangguh bagaikan baja.

Susi di posisikan sebagai objek dan masyarakat diposisikan menjadi

Subjek yaitu sosok yang menceritakan Susi sebagai perempuan kuat dan

berhati maupun memiliki fisik baja. Subjek ingin menunjukan sosok Susi

Andy : Bu Susi dari semua yang anda kerjakan banyak orang menganggap

anda ini perempuan baja, perempuan kuat, hati maupun fisik tapi sebagai

manusia pernah gak merasa lelah terutama jadi menteri ini ?

Susi : Ya, Sering.

Andy : Oh Sering ?

Susi : Ya kadang-kadang tuh pengen sesuatu seperti ini tetapi ternyata tidak

bisa karena karena ini pemerintah begini-begini (cuplikan rapat KKP yang

dipimpin menteri Susi ), banyak harus menjelaskan lagi, harus explaining

lagi, kenapa di tenggelamkan ? kenapa tidak dibagikan ke nelayan,

pertanyaan itu setiap minggu ada saja orang baru tanyakan.

Page 14: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

47

sebagai perempuan yang „tahan banting‟ entah dari segi karir maupun

dalam memimpin di Kementrian Kelautan dan Perikanan. Susi sebagai

pemimpin perempuan yang menjadi panutan bagi pemimpin lain dianggap

sebagai sosok yang kuat, dari percakapan mengenai topik ini, respon Susi

menunjukan bahwa masyarakat memandang Susi sebagai perempuan yang

selalu kuat tanpa pernah memikirkan kejenuhan yang dihadapinya.

Melihat konteks kalimat dan pemilihan kata dari teks diatas,

dalam KBBI makna kata baja disini dapat diartikan dari dua sisi, sebagai

kata kiasan yang berarti sesuatu yang keras dan kuat (tentang semangat,

kemauan, dan sebagainya) ataupun sebagai kata kerja yang berarti

mengeras seperti baja; seperti baja kerasnya (kuatnya), hal ini menunjukan

bahwa Susi dipandang sebagai perempuan kuat dan keras dari fisik dan

dari sikapnya. Dalam pembahasan mengenai Susi sebagai seorang Kartini

bernyali, kalimat ini mendukung adanya pandangan masyarakat mengenai

Kartini bernyali itu adalah sosok perempuan yang kuat dan keras, dimana

karakter-karakter ini kuat kaitannya dengan konstruksi maskulinitas di

masyarakat.

Andri Wang dalam bukunya berjudul Dao De Jing : The

Wisdom of Lao Zi (2009) menjelaskan bahwa terdapat beberapa karakter

maskulin yaitu kewibawaan, kuat, angkuh, arogan, perkasa dan keras,

sehingga ketika seorang individu sudah memiliki karakter maskulin ini

maka individu tersebut harus menyimpan sisi feminim dalam dirinya agar

mampu mengimbangi karakter keras yang dimilikinya. Selain itu, konsep

ini juga diperkuat dengan konstruksi maskulinitas yang dijelaskan pada

sub-bab sebelumnya 5.1.2.2. mengenai konsep dari Donaldson (1993)

dalam Dermantoto (2010) bahwa dalam masyarakat terdapat tolak ukur

maskulinitas yang tidak tertulis namun disepakati bersama salah satunya

yaitu laki-laki pantang menangis, harus tampak tegar, kuat dan pemberani.

Page 15: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

48

Konsep diatas dapat mendukung pandangan masyarakat

mengenai karakter maskulin, ketika konsep tersebut dimiliki oleh seorang

perempuan yaitu dalam penjelasan data teks diatas masyarakat melihatnya

didalam cara memimpin Susi, hal ini menunjukan adanya konstruksi

perempuan maskulin dalam masyarakat pada Susi, dengan pelabelan

perempuan baja dan kuat tersebut.

A. Posisi Pembaca

Dalam data di atas, posisi penulis adalah masyarakat yang

memandang Susi sebagai sosok perempuan baja dan perempuan kuat

baik hati maupun fisik, sedangkan pemirsa ataupun masyarakat disini

adalah pembacanya. Dalam hal ini pemirsa disini lebih khususnya

pemirsa yang belum memiliki anggapan atau belum mengetahui sosok

Susi yang dipandang perempuan baja dan kuat, sehingga melalui teks

diatas, penulis ingin menyampaikan bahwa Susi adalah sosok yang

tahan banting dan kuat dalam menjalani tugasnya sebagai seorang

Menteri, berbeda dari perempuan-perepuan lain yang cenderung

dipandang lemah lembut secara fisik maupun hati.

Dengan penjelasan di atas mengenai makna setiap pemilihan

kata dalam teks, Penulis membangun pandangan dalam Pembacanya

mengenai Susi yang cenderung lebih maskulin dan mengantar

pemikiran pembacanya pada wacana maskulin yang dibangun pada

Susi.

Sedangkan dalam kalimat selanjutnya, posisi penulis berpindah

pada Susi, dan pembaca adalah seluruh pemirsa yang melabelinya

dengan perempuan baja ataupun masyarakat yang belum memiliki

anggapan tersebut.

Page 16: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

49

Rangkaian kalimat diatas menjelaskan bahwa Susi ingin para

pembacanya mengetahui bahwa dibalik sisi perempuan baja yang

dikonstruksikan padanya, Susi jenuh dengan pandangan masyarakat

tersebut yang terus bertanya-tanya mengenai tindakannya dalam

penenggalaman kapal yang sudah sering dijelaskannya, kata lagi yang

diulang Susi terus menerus diatas menunjukan pengulangan penjelasan

yang menjenuhkannya. Dengan penempatan kalimat tersebut dalam

perbincangan mengenai sosoknya sebagai Kartini Bernyali mengantar

masyarakat yang membaca teks ini berpikir bahwa Susi hanya ingin

menunjukan kinerjanya dari tindakan nyata nya tanpa perlu

menjelaskan berulang-ulang maksud dan tujuan tindakannya. Hal ini

memperkuat pandangan masyarakat pada sosok Susi yang keras yang

dengan jelas menunjukan ketidaknyamanannya ketika sesuatu hal

meganggunya dalam hal ini penjelasan yang terus menerus diulangnya

dan menjenuhkan.

5.1.3.2. Penampilan Nyentrik dan Urakan

A. Posisi Subjek-Objek

banyak harus menjelaskan lagi, harus explaining lagi, kenapa di

tenggelamkan ? kenapa tidak dibagikan ke nelayan, pertanyaan itu setiap

minggu ada saja orang baru tanyakan.

Andy : jadi dari mana pak Jokowi tau anda ya ? tanya sendiri ? oke,

gaya anda kan berbeda dengan pak Jokowi, anda kan minta maaf ni ya,

agak urakan gitu lo, agak kacau itu gitu ya, ini perasaan saya.

Susi : Tapi very manner loh pak

Andy : maksud saya penampilan, maksud saya pak Jokowi kesannya

lembut, santun gitu

Page 17: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

50

Dalam data teks diatas, menjelaskan mengenai bagaimana dari

penampilan Susi yang demikian bisa mengenal Presiden Jokowi. Dalam

teks ini aktor yang berperan sebagai Subjek adalah Andy Noya dan Objek

yang di ceritakan disini sebagai sosok urakan dan kacau adalah Susi.

Dalam teks yang menceritakan sosok Susi sebagai Kartini, penampilan

urakan dan kacau menjadi salah satu hal kontras yang menarik perhatian

Subjek untuk menceritakannya kepada publik sebagai salah satu faktor

penampilan kartini yang tidak dimiliki „Kartini-kartini‟ pada umumnya.

Subjek menceritakan penampilan Susi sebagai sosok kartini

yang dipandang urakan dan kacau, pemilihan kata ini dalam konteks

kalimat diatas menunjukan makna urakan sebagai suatu wujud nyata dari

penampilan secara fisik, karena dalam kalimat selanjutnya, Andy

menjelaskan maksud kalimatnya berfokus pada penampilan Susi bukan

pada perilaku/manner Susi. Urakan dalam KBBI lebih menjelaskan pada

arti dasar urakan yaitu tidak mengikuti aturan dan bertingkah laku

seenaknya, sedangkan dalam konteks kalimat yang diceritakan Andy

diatas dan makna kata dari KBBI maka Urakan dalam teks ini berarti

penampilan Susi yang tidak sesuai aturan perempuan pada umumnya atau

berbeda dari yang biasanya dan juga berpenampilan seenaknya. Selain

itu, penambahan kata kacau yang dalam google translation-origin word

berasal dari bahasa inggris messy berarti tidak rapi atau tidak beraturan,

memperkuat maksud kalimat yang dijelaskan diatas.

Dalam penjelasan diatas, Susi diposisikan sebagai perempuan

yang memiliki penampilan tidak biasa dibanding perempuan pada

umumnya atau dikategorikan maskulin, dalam beberapa penjelasan

mengenai ciri-ciri maskulinitas, ada pendapat umum yang berkembang

dimasyarakat bahwa laki-laki yang maskulin itu adalah manusia bebas

dalam melakukan apapun tanpa terbeban oleh norma-norma kepantasan

Page 18: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

51

dan kesopanan (Barker dalam Nasir, 2007:3 dalam Dermantoto, 2010:2),

pendapat umum ini mewakili representasi nilai maskulin yang ada di

masyarakat sehingga ketika penampilan Susi merepresentasikan nilai-

nilai maskulin ini maka wacana maskulinitas mengenai Susi semakin

kuat dalam masyarakat.

B. Posisi Pembaca

Melalui teks di atas penulis mencoba memposisikannya dari

pandangan masyarakat awam ketika melihat perilaku dan penampilan

Susi, dengan memilih kata Urakan penulis memposisikan pemirsanya

sebagai masyarakat pada umumnya yang menganggap bahwa

penampilan urakan itu tidak umum di kalangan perempuan,

penampilan cuek sering diidentikan dengan perempuan tomboy atau

maskulin, sehingga melalui teks ini masyarakat semakin memahami

maksud dari sosok „kartini‟ yang coba digambarkan penulis melalui

Susi.

Selain itu dengan teks diatas, pembaca digiring untuk

memahami juga bahwa sangat kecil kemungkinan bagi perempuan yang

berpenampilan urakan untuk dapat tampil atau dikenal dikalangan

kepemerintahan, karena pada umumnya dalam pandangan masyarakat,

perempuan yang berwibawa, berpenampilan rapilah yang dapat dikenal

kalangan pemerintahan atau bahkan mengambil kursi di

kepemerintahan, sebagai perbandingan ada Margareth Thatcher,

Perdana Menteri United Kingdom pada tahun 1979-1990, seorang

perempuan yang dipandang Maskulin karena ketegasan dan

kedesiplinannya selama masa kepemerintahannya. Margareth Thatcher

sama dengan posisi Susi ketika diberi julukan „Perempuan Baja‟,

Margareth juga dilabeli dengan karakter „Iron Lady’ namun dari segi

Page 19: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

52

penampilan masih terlihat anggun dan rapi layaknya penampilan

perempuan-perempuan Inggris pada umumnya.

.

Adapun maksud dari teks ini seperti yang dijelaskan di atas

dalam masyarakat awam yang diwakili oleh perkataan Andy bahwa

sosok perempuan yang urakan dan kacau sangat patut dipertanyakan

bagaimana dapat dikenal oleh Presiden dan menjadi seorang pemimpin

di kementerian. Dapat kita lihat bahwa dalam masyarakat pertanyaan

tersebut sangat wajar ditanyakan, dikarenakan latar belakang pola pikir

masyarakat mengenai individu-individu yang mengambil bagian di

kepemerintahan harus berpenampilan menarik dan rapi serta

kebanyakan perempuan yang mengambil bagian dalam susunan

Gambar 5.4.

Margareth Thatcher „The Iron Lady’

Sumber : Vogue Magazine July 2008 Edition

Page 20: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

53

kepemerintahan berangkat dari kalangan artis maupun dari tokoh-tokoh

masyarkat sehingga penampilan mereka menjadi salah satu hal yang

menonjol dari mereka. Sebagai pembaca dengan konstruksi yang

melatar belakangi pola pikir mereka akan menghasilkan interpretasi

yang sama dengan penjelasan diatas ketika mendengar perkataan Andy.

5.1.3.3. “Saya Gentleman”

A. Posisi Subjek-Objek

Dalam teks ini posisi aktor yang berperan sebagai subjek dan

objek ada pada aktor yang sama, yaitu Susi, dalam teks ini Susi berperan

sebagai pencerita yang menceritakan cerita tentang personaliti nya. Teks

ini menceritakan apa faktor yang membuat Susi dipilih Presiden Joko

Widodo menjadi Menteri, Susi memilih faktor kepribadian yang menjadi

kesamaan antara Susi dan Presiden Joko Widodo. Dari berbagai

kepribadian yang diungkap Susi, teks ini berujung pada perkataan Susi

mengenai kepribadiannya yang sangat „Gentleman’ secara tidak langsung

Andy : Oh ya, kira-kira anda sama pak Jokowi apa yang membuat klop

begitu, ada persamaan apa ?

Susi : Saya pikir pak Jokowi orangnya very sincer, saya juga sincer, dan

beliau Honest, saya juga Honest dan keberpihakan kepada orang

kebanyakan, saya rasa kita disitu sama pak, walaupun background Jawa,

saya juga sama Jawa seperti beliau, cuma saya besar dijalanan bedanya.

Andy : hah ?

Susi : Saya besar di berbagai culture, jadi ya tidak halus seperti beliau

tapi ya manner tetap manner, santun saya sangat santun dan sangat

Gentleman saya.

Page 21: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

54

makna kalimat tersebut adalah untuk mempertegas kesamaan pola pikir

dan kebiasaan dari Susi dan Presiden Joko Widodo.

Kata „Gentleman’ dalam teks ini terasa janggal ketika

diposisikan dalam teks yang disajikan menyongsong hari Kartini, kata

„Gentleman’ pertama kali digunakan tahun 1800, dibentuk dari dua kata

dalam bahasa Inggris „Gentle’ dan „Man‟ serta dari bahasa Old France :

Gentilz Hom yang didefinisikan sebagai man of noble atau laki-laki

kelahiran atau berdarah bangsawaan, dari bentuk asli kata ini sudah

digunakan bagi identitas kaum pria atau bernilai maskulin, sehingga

penggunaan kata ini hampir tidak pernah bagi perempuan. Jika di artika

secara harafiah ke dalam bahasa Indonesia, maka arti „gentleman’ akan

langsung diartikan sebagai „Pria‟ dalam KBBI kata Pria merupakan

identitas yang diberikan kepada laki-laki dewasa yang menjadi dambaan

wanita, sehingga pemilihan kata ini dari awal hingga perkembangannya

saat ini sangat kuat dengan unsur maskulinitasnya, sekalipun dalam

konteks kalimat diatas yang menceritakan adalah seorang perempuan,

tidak akan menggeserkan makna dari kata itu sendiri, penggunaan kata ini

pada peremepuan akan memberikan kesan maskulin pada penggunanya.

Dari penjelasan diatas, posisi aktor dan pemilihan kata, secara

tidak langsung menunjukan adanya wacana maskulnitas pada Susi, dengan

pengkuan sebagai sosok yang gentleman maka posisi Susi dalam

masyarakat juga akan digolongkan dalam pemimpin perempuan yang

maskulin.

B. Posisi Pembaca

Dalam teks ini pembaca dalam hal ini pemirsa diposisikan

sebagai masyarakat yang berubudaya, masyarakat dihantar untuk

memahami bahwa keberagaman budaya, tempat berkembangnya suatu

individu mempengaruhi kepribadian dan pola pikir dari individu tersebut.

Page 22: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

55

sehingga perebedaan pola pikir, cara memahami suatu hal pasti dimiliki

setiap individu. Susi ingin menunjukan pada pemirsa bahwa latar belakang

perbedaan kebudayaan tempat dia dan presiden Joko Widodo berkembang

membuat kepribadian mereka berbeda. Dalam hal nilai-nilai kesopanan

dan moral yang berlaku juga terdapat beberapa perbedaan niai sehingga

tidak bisa membuat satu tolak ukur dari suatu individu ke individu lain,

atau dari Presiden Joko Widodo ke Menteri Susi.

Dalam KBBI kebudayaan (culture) tidak hanya sampai pada

konsep ritual setiap daerah, namun juga merangkap ingga pola pikir dan

kebiasaan sehari-hari sehingga pesan inti dari teks ini adalah untuk

membuat pembaca memahami bahwa dengana adanya keberagaman

budaya ini, maka suatu individu dan individu lain memiliki pemikiran

yang berbeda, kebiasaan serta nilai yang berbeda tiap individu

berdasarkan di lingkungan mana dia tumbuh dan berkembang.

5.1.4. Segment 5

5.1.4.1. Kebiasaan Merokok Depan Umum

A. Posisi Subjek-Objek

Dalam teks yang menjelaskan mengenai kebiasaan merokok

dari Susi ini, posisi subjek dalam teks adalah Ibu dari anak yang

mengidolakan Susi karena dalam konteks ini isi teks menjelaskan

pandangan ibu tersebut pada kebiasaan merokok Susi, lalu Objek dalam

teks ini adalah Susi.

terus kalau mau ngerokok pasti harus lihat ada orang apa gak, kalau ada nanti

di foto, difotonya kemana-mana, nanti ada ibu-ibu marah, “anak saya

mengidolakan ibu, sekarang dia ingin punya tattoo nanti sebentar lagi dia mau

ngerokok juga” katanya, ga boleh rokok depan umum

Page 23: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

56

Dalam teks ini Subjek menceritakan kebiasaan merokok Susi

yang meresahkannya karena anaknya mengidolakan Susi, ketakutan

tersebut dimulai ketika anaknya ingin memiliki tattoo layaknya Susi, hal ini

terlihat dari kalimat “sekarang dia ingin punya tattoo sebentar lagi dia

mau ngerokok juga” seperti yang telah di analisa dalam 5.1.2.1

penggunaan tattoo dianggap sebagai hal yang tidak sesuai bagi peempuan

dan berkonotasi negatif serta terkesan maskulin dimata masyarakat.

sehingga dengan perbandingan menggunakan tattoo disini dan penggunaan

kata “juga” yang menjadi kata penekanan kata sebelumnya (KBBI), maka

posisi “ngerokok” juga sama di mata masyarakat, sama-sama dipandang

negatif dan terkesan maskulin.

Selain itu dalam teks ini juga subjek menceritakan bahwa

objek adalah sosok yang diidolakan dan dari penekanan kalimat

selanjutnya yang dijelaskan diatas. Dalam Cambridge Dictionary kata Idol

sendiri didefiniskan sebagai someone who is admired and respected very

much atau sosok/individu yang di kagumi dan sangat di hormati,

penempatan kata ini dalam konteks kalimat diatas menunjukan adanya dua

phrase yang kontras satu dan lainnya, ketika disisi lain Susi di posisikan

sebagai sosok yang kagumi dan dihormati, dikalimat selanjutnya kebiasaan

merokok Susi dan Tattoo nya justru meresahkan apa yang terjadi dikalimat

pertama, ketika Susi menjadi sosok pemimpin yang di Idolakan.

Melalui penjelasan diatas, posisi Susi sebagai seorang

pemimpin perempuan atau sosok Kartini, disadari masyarakat memiliki

kebiasaan dan penampilan maskulin, beberapa hasil konstruksi mengenai

perokok dan nilai maskulinitas dikemukakan oleh tokoh-tokoh didunia,

salah satunya oleh Donaldson (1993) dalam Dermantoto (2010)

menjelaskan bahwa, nilai seorang maskulin akan meningkat pada seorang

laki-laki apabila identic dengan minuman alkohol, rokok dan kekerasan,

dalam konstruksi ini jelas posisi rokok disetarakan dengan perilaku

Page 24: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

57

peminum dan kekerasan, sehingga dapat kita temukan dengan jelas

seberapa besar nilai maskulin yang terkandung dalam „merokok‟. Sama

halnya dengan yang ada didalam masyarakat Indonesia „merokok‟ bukan

tindakan yang dapat diterapkan pada seorang pemimpin perempuan,

sehingga menimbulkan keresahan pada masyarakat, selain itu, kalimat

terus kalau mau ngerokok pasti harus lihat ada orang apa gak, kalau ada

nanti di foto juga berbicara mengenai perilaku Susi tersebut memang

sangat jarang terjadi dan dalam kalangan masyarakat Indonesia, di

Indonesia hanya 4 dari 100 perempuan yang merokok (Kementerian

Kesehatan,2016) sehingga perilaku masyarakat atau bahkan media dalam

menanggapi perilaku Susi ini masih sangat wajar terjadi pada masyarakat

yang tekejut dengan budaya perempuan merokok yang masih sangat jarang

dijumpai di Indonesia.

B. Posisi Pembaca

Hal menarik muncul ketika teks ini mulai masuk dalam

pembahasan mengenai peampilan dan kebiasaan Susi, tim creative

maupun tim produksi yang diposisikan sebagai Penulis dalam teks ini

berusaha menunjukan kelayakan Susi di jadikan “Kartini Bernyali” versi

mereka dengan mengangkat berbagai topik mengenai kinerja, penampilan

dan kebiasaan serta mengenai keluarganya yang dapat membangun

pandangan masyarakat mengenai Susi sebagai Kartini modern, sehingga

tujuan awal teks dari tema yang diangkat dapat tersampaikan kepada

pemirsanya selaku pembaca teks ini.

Namun data lain menunjukan bahwa kebiasaan merokok

memiliki konstruksi yang buruk dalam masyarakat, terutama ketika

disangkutkan ke perempuan, hal ini dikemukakan oleh Marcelia Lesar

Page 25: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

58

(Clinical Hypoterapist Indonesia), dalam masyarakat Indonesia perempuan dan

rokok dipandang sebagai tindakan tabu dan terlarang serta dicap sebagai

perempuan maskulin dan nakal, dalam artikel yang diterbitkan CNN Marcelia

Lesar berpendapat bahwa :

“Tak bisa sepenuhnya disalahkan, perkembangan

pemikiran tersebut karena secara historis, rokok memang

berkorelasi dengan laki-laki, Secara psikis pria merasa

maskulin ketika merokok karena terkait pada sosial kultural,

yang mana pola merokok ini dikondisikan untuk pria, Dalam

pandangan sosial, pria perokok itu karakteristiknya cenderung

terkait dengan sifat yang ekstrovert, pemberontak, serta berani

mengambil risiko. Dengan kata lain, maskulin” 2

Hal lain yang mendukung “ngerokok” adalah hal yang negatif

dipandangan masyarakat ketika menyaksikan tayangan ini adalah teks ini

diawali dengan judul yang menempatkan posisi Susi sebagai sosok

kartini yang harusnya memiliki karakter kartini yang anggun, perempuan

berwibawa dan menjadi panutan bagi perempuan lainnya, dengan

mengangkat kebiasaan Susi merokok, masyarakat akan membentuk

pandangan sosok kartini baru yang maskulin dan akan memperkuat

keresahan masyarakat karena konstruksi perempuan merokok yang

berkembang di masyarakat.

2 Lesar,Marcelia dalam Hoiri,Agnia.2016. Krisis Percaya Diri Jadi Alasan Orang Merokok diakses

melaui http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160531041657-277-134591/krisis-percaya-diri-

masih-jadi-alasan-orang-merokok/

Page 26: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

59

5.1.4.2. Vox Pop Opini masyarakat mengenai Menteri Susi Pudjiastuti

A. Posisi Subjek-Objek

a. Pertanyaan 1- Apa yang anda ingat dari ibu Susi Pudjiastuti ?

Teks : Apa yang anda ingat dari ibu Susi Pudjiastuti ?

Informan (Perempuan) 1 : Dia itu nyentrik ya

Informan (Perempuan) 2 : Tegas

Informan ( Laki-Laki) 1 : Berani tu ya orangnya tu ya

Infroman (Perempuan) 3 : Pokoknya keren sih, buat ibu itu, jadi tuh ngasi tau orang kalau kita

tuh gak boleh nge-judge orang dari luarnya aja tapi kita bisa lihat kinerjanya kayak gimana.

Teks : Menurut anda apa prestasi ibu Susi Pudjiastuti ?

Infroman (Perempuan) 1 : Dia itu berani sebagai seorang wanita, itu membakar perahu-perahu

yang datang ke Indonesia itu kan, itu udah salah satu prestasi dia.

Infroman (Perempuan) 2 : berkurang yang penangkap-penangkap ikan liar yang masuk ke

perbatasan Indonesia

Infroman (laki-laki) 2 : yang saya tau sih waktu itu dia pernah bantuin tsunami di Aceh

Infroman (laki-laki) 3 : yang saya tau sih, dia pernah ngeledakin kapal asing yang masuk ke

wilayah kelautan Indonesia

Teks : Apakah ibu Susi Pudjiastuti sudah sesuai dengan perjuangan Kartini saat ini ?

Infroman (Perempuan) 3 : cocok banget, soalnya dia tuh pertama berani dalam bertindak, terus

juga yang pasti dia gak korupsi.

Infroman (Perempuan) 4 : cocok sih, cocok banget, soalnyakan kartini itu kan

memperjuangakan hak-hak wanita kan, jadi tuh wanita tuh bukan hanya sekedar dirumah

Infroman (laki-laki) 1 : Untuk saat ini cocok saja karena dia pemberani di Indonesia

Infroman (Perempuan) 1: walaupun wanita tapi dia gak lemah

Infroman (Perempuan) 4 : menurut saya, ibu Susi sosok kartini

Page 27: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

60

Dalam Vox pop tersebut, Aktor yang berperan sebagai Subjek

dalam teks adalah Masyarakat yang menjadi Informan atau yang

memberikan pendapat mengenai Menteri Susi, terdapat 7 Subjek dalam

teks diatas dengan Susi sebagai Objek. Teks ini ingin melihat

pandangan masyarakat mengenai sosok Susi sebagai Kartini Modern

saat ini, dengan mengajukan pertanyaan yang berujung pada apakah

semua jawaban tersebut membuat Susi layak dipandang sebagai Kartini

dalam masyarakat. hal lain yang menarik dari teks ini, Subjek di

dominasi oleh kaum perempuan dari 7 Informan terdapat 4 perempuan

dan 3 laki-laki, mengingat bahwa teks ini ada dalam tayngan

menyongsong hari kartini, sehingga dapat dilihat pandangan perempuan

mengenai sosok Susi sebagai Kartini Modern yang dari beberapa data

sebelumnya menunjukan adanya wacana maskulinitas pada Susi.

Pertanyaan yang diajukan kepada masyarakat terdiri dari 3

pertanyaan, pertanyaan pertama adalah :

Melalui pertanyaan pertama Informan perempuan pertama

menceritakan kesan pertama ketika mengingat sosok Susi, dalam

psikologi komunikasi pandangan pertama seorang pelaku komunikasi

merupakan tahap pembentukan persepsi megenai lawan bicara,persepsi

disini adalah sebuah proses untuk membuat penilaian dan membangun

kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat didalam lapangan

penginderaan seseorang (Suwarno, 2009:52 dalam Ali Akbar,2016)

sehingga dalam interaksi sosial, kesan pertama yang sangatlah penting

dan akan terus diingat oleh lawan bicara. Kesan pertama yang

Teks : Apa yang anda ingat dari ibu Susi Pudjiastuti ?

Informan (Perempuan) 1 : Dia itu nyentrik ya

Page 28: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

61

disebutkan langsung menuju pada penampilan Susi, yang dimana dalam

analisis sebelumnya, penampilan Susi memiliki unsur maskulin dalam

pandangan masyarakat, pemilihan kata „Nyentrik‟ dalam kalimat

tersebut memiliki beberapa makna berdasarkan konteks kalimat,

sebelumnya, kata „nyentrik‟ sendiri berasal dari bahasa Yunani

ekkentros (εκκεντρος) yang berarti (of a person or their behavior)

unconventional and slightly strange (WordReference English-Greek

Dictionary,2017), makna serupa juga dijelaskan dalam KBBI,

„Nyentrik‟ atau „Eksentrik‟ diartikan sebagai berperilaku, bergaya

eksentrik, aneh, tidak wajar, dari definisi kata diatas, pandangan

masyarakat bahkan sesame perempuan adalah perilaku atau penampilan

Susi, sehingga dapat dikatakan dan dihubungkan dengan makna kalimat

bahwa unsur „nyentrik‟ dalam perilaku dan penampilan Susi merupakan

hal yang berbeda dan masih sangat „aneh‟ diterapkan pada seorang

perempuan dalam pandangan masyarakat.

Unsur „Nyentrik‟ tersebut dapat dilihat nilai maskulinitasnya

sesuai dengan yang sudah dijelaskan di Sub-bab sebelumnya 5.1.2.3

bahwa ada pendapat umum yang berkembang dimasyarakat mengenai

laki-laki yang maskulin itu adalah manusia bebas dalam melakukan

apapun tanpa terbeban oleh norma-norma kepantasan dan kesopanan

(Barker dalam Nasir,2007:3 dalam Dermantoto,2010:2), dari konsep

tersebut jika dihubungkan dengan makna kata „Nyentrik‟ diatas, dapat

dilihat bahwa, individu yang dipandang „Nyentrik‟ adalah individu

yang tidak memikirkan pendapat orang-orang yang melihat

penampilanya, berpakaian dan berperilaku sesuka hati, sehingga

dipandang masyarakat sebagai sesuatu yang aneh dan tidak biasa, tidak

biasa dalam kata „nyentrik‟ dapat juga dipahami sebagai perilaku dan

penampilan yang tidak sesuai aturan, norma atau bahkan konstruksi

yang berlaku dalam masyarakat. Pendapat umum diatas

Page 29: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

62

dikonstruksikan pada laki-laki, masyarakat memilih kata „Nyentrik‟

pada Susi karena perilaku dan penampilan Susi seperti yang

dikonstrusikan dalam pendapat umum diatas, masih sangat „Aneh‟ dan

jarang dijumpai pada seorang perempuan.

Dari penjelasan diatas, pendapat masyarakat mengenai unsur

„nyentrik‟ dari perilaku dan penampilan Susi tersebut menunjukan

adanya wacana maskulinitas sosok Susi dalam pandangan masyarakat,

didukung dengan adanya pendapat umum yang ditemukan oleh Barker

dalam masyarakat.

Berlanjut ke Informan perempuan ke-2 dengan pertanyaan

yang sama, informan tersebut memberikan jawaban yangberhubungan

tindakan tegas Susi seperti yang sudah dijelaskan juga oleh Andy dalam

sub-bab sebelumnya 5.1.3.2.

Melalui informan perempuan 2, penjelasan dalam sub-bab

sebelumnya mendapat bukti nyata ketegasan susi dalam pandangan

masyarakat, melalui informan 2 ini, ketegasan Susi memiliki lebih

dibanding perempuan lain, sehingga kesan pertama yang diingat

informan pertama kali adalah ketegasannya yang tidak umum dijumpai

pada seorang perempuan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas kesan

pertama yang muncul dalam pemikiran seseorang mengenai orang lain

sangatlah penting, sehingga dapat dilihat bahwa kesan pertama Susi

bukan pada kinerja yang sudah dibuatnya, melainkan pada tindakan

Susi yang dipandang tegas. Informan ini menunjukan unsur tegas

Teks : Apa yang anda ingat dari ibu Susi Pudjiastuti ?

Informan (Perempuan) 2 : Tegas

Page 30: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

63

merupakan salah satu faktor yang melekat pada pemikiran masyarakat

mengenai Susi, wacana maskulinitas Susi juga semakin kuat.

Tidak jauh berbeda dari informan perempuan 2, informan laki-

laki 1 juga melihat perilaku Susi sebagai hal pertama yang diingat

ketika ada yang bertanya mengenai Susi.

Susi dipandang berani, dalam Sub-bab 5.1.3.2. juga menjelaskan

mengenai sosok Susi yang berani, pandangan ini semakin kuat dengan

jawaban informan diatas.

Nilai maskulinitas yang ada dalam teks diatas juga didukung

dengan konsep yang telah dijelaskan di bab 5.1.3.2. yaitu konsep oleh

Donaldson (1993) dalam Dermantoto (2010) bahwa dalam

masyarakat terdapat tolak ukur maskulinitas yang tidak tertulis namun

disepakati bersama salah satunya yaitu laki-laki pantang menangis,

harus tampak tegar, kuat dan pemberani. Sehingga pendapat 2

informan diatas mengenai sosok Susi yang tegas dan berani

menunjukan adanya wacana maskulnitas yang berkembang dalam

masyarakat.

Kemudian pada informan perempuan ke 3, membuka

pandangan baru dari informan-informan sebelumnya, informan ini

terkesan pada kinerja Susi yang sekalipun di pandang rendah karena

penampilannya yang urakan dan pendidikannya, kinerjanya

menunjukan kalau Susi dapat dipercaya tanpa perlu melihat latar

belakangnya.

Teks : Apa yang anda ingat dari ibu Susi Pudjiastuti ?

Informan ( Laki-Laki) 1 : Berani tu ya orangnya tu ya

Teks : Apa yang anda ingat dari ibu Susi Pudjiastuti ?

Informan(Perempuan) 3 : Pokoknya keren sih, buat ibu itu, jadi tuh

ngasi tau orang kalau kita tuh gak boleh nge-judge orang dari luarnya

aja tapi kita bisa lihat kinerjanya kayak gimana.

Page 31: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

64

Dalam teks tersebut pemilihan kata yang digunakan Informan 3

adanya makna tersirat bahwa sebelumnya banyak pihak yang men-

judge Susi dari luarnya, namun karena perkembangan kinerjanya yang

baik maka latar belakang Susi tersebut dirasa informan tidak mampu

membuat masyarakat menilai sosok Susi yang sebenarnya. Kalimat

sebelum „tapi’ menunjukan dugaan sebelumnya dari masyarakat

mengenai sikap Susi, kata „tapi‟ yang berfungsi sebagai kata konjungsi

koordinatif disini berperan untuk menghubungkan dua kalimat yang

saling bertentangan, dalam konteks kalimat ini menjelaska posisi

kalimat sebelum „tapi‟ merupakan tindakan yang bertentangan dengan

kinerja Susi yang dijelaskan setelah kata „tapi‟ tersebut.

Selanjutnya pertentangan dalam kalimat tersebut menunjukan

posisi Susi yang kontroversial di masyarakat, dalam suatu hal yang

menjadi kontroversi terdapat berbagai pihak yang menilai pihak lainnya

sehingga menimbulkan adanya kubu-kubu antar pihak yang memiliki

penilaian yang berbeda, „nge-judge‟ atau judging sendiri berasal dari

bahasa Latin Judex yang berart pengambilan keputusan atau

kesimpulan dari tuntutan yang diajukan hakim pada suatu peristiwa

atau individu pada jaman hukum romawi, pada dasarnya kata ini

digunakan untuk menunjukan adanya tindakan penilaian atau

pengambilan keputusan, sama halnya dalam KBBI Judging dengan kata

dasar Judge yang dengan posisinya sebagai kata kerja berarti menilai

memiliki makna sebagai proses memperkirakan atau menentukan

nilainya; menghargai.

Melalui penjelasan diatas, Susi menunjukan bahwa kinerja Susi

pada bidangnya membuka pikiran masyarakat, namun perilaku

Page 32: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

65

masyarakat yang demikin, justru menunjukan adanya faktor wacana

maskulinitas pada Susi, salah satu sifat maskulinitas yang berkembang

dalam pemikiran masyarakat adalah Be a Big Wheel yang berarti

maskulinitas dapat dinilai dari kesuksesan kekuasaan dan pengaguman

dari orang lain (Dermantoto,2010 dalam Agung Nahdar,2016:26)

dalam konteks ini masyarakat awalnya memberikan nilai yang buruk

pada Susi yang kemudian setelah melihat keberhasilan dari kerja Susi

barulah mereka terbuka pikirannya untuk mengharga kinerja Susi

dengan lebih baik tanpa melihat kekurangan Susi.

b. Pertanyaan 2- Menurut anda apa prestasi ibu Susi Pudjiastuti ?

Dalam data ini posisi Subjek mencoba untuk menceritakan

Susi dari sisi Susi sebagai perempuan, Susi dipandang lebih berani dari

perempuan lainnya dengan membandingkan kinerja Susi dalam

membakar perahu-perahu pencuri ikan, namun dalam teks ini juga

masih menunjukan keberenian yang dimiliki Susi masih tidak umum

dijumpai pada perempuan lainnya, sehingga patut di apresiasi. Dari teks

ini dapat dilihat konstruksi yang ada di masyarakat mengenai

perempuan dan laki-laki masih sangat timpang, dengan menggunakan

kata „sebagai‟ yang berarti menyatakan status; berlaku seperti; selaku

(KBBI) menekankan status Susi sebagai perempuan dan

menghubungkannya dengan karakter Susi yang dipandang pemberani

serta apresiasi lebih yang diberikan maka dalam pandangan masyarakat

Teks : Menurut anda apa prestasi ibu Susi Pudjiastuti ?

Informan (Perempuan) 1 : Dia itu berani sebagai seorang wanita, itu

membakar perahu-perahu yang datang ke Indonesia itu kan, itu udah

salah satu prestasi dia.

Page 33: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

66

keberanian seperti dalam konteks data diatas masih dimiliki oleh laki-

laki atau dapat dikategorikan karakter maskulin.

Pemilihan kata oleh Subjek menunjukan dengan jelas maksud

dari teks tersebut. dalam pemilihan kata, kata „berani‟ sebelumnya

pertama kali digunakan dalam bahasa Yunani yaitu barbaros

(βάρβαρος) yang jaman dulu digunakan untuk tanda menyerang satu

dengan yang lain, dari asal mula bahasanya, kata ini sudah bernilai

makulin dalam masyarakat, seiring berjalannya waktu, penggunaan

kata ini mulai bergeser posisi kea rah yang lebih positif, dalam bahasa

inggris modern barbarous berkembang menjadi brave yang berarti

ready to face and endure danger or pain; showing courage atau dalam

KBBI di artikan sebagai mempunyai hati yang mantap dan rasa

percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan

sebagainya; tidak takut (gentar, kecut), setiap definisi memiliki makna

inti yaitu hati atau mental yang bersiap untuk menghadapi suatu hal

yang berbahaya, dalam hal ini semua definisi mengarah pada nilai

maskulin yang berkembang dalam masyarakat saat ini, dimana hal-hal

berbahaya langsung diserahkan pada kaum laki-laki, sedangkan

perempuan akan berlindung dibalik laki-laki.

Melalui penjelasan diatas, secara tersirat maksud dari kalimat

Dia itu berani sebagai seorang wanita menunjukan adanya pandangan

maskulin pada Susi yang dikategorikan sebagai perempuan berani, dengan

kuatnya konstruksi maskulinitas dalam penggunaan kata berani itu sendiri.

Selanjutnya dalam kalimat ke dua menjelaskan bahwa Subjek

memberikan apresiasi pada keberanian Susi atas kinerjanya dalam

menjalankan kebijakannya, dalam KBBI definisi kata „prestasi‟

dibedakan berdasarkan konteks kalimat, secara umum kata tersebut

berarti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan,

dan sebagainya) sedangkan secara konteks kalimat, dalam hal ini dalam

Page 34: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

67

prestasi kerja maka kata tersebut dimaknai sebagai hasil kerja yang

dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang

dibebankan kepadanya, sehingga secara tidak langsung makna kalimat

ini menunjukan ada suatu pencapaian yang berhasil diperoleh Susi

sebagai seorang perempuan, secara keseluruhan kalimat seperti yang

sudah dijelaskan dipragraf sebelumnya, pencapaian Susi ini dipandang

suatu hal yang jarang bagi seorang perempuan sehingga faktor

keberaniannya ini pantas untuk dikategorikan sebagai slah satu

pencapaiannya.

Melalui penjelasan diatas, menunjukan bahwa wacana

maskulin yang memandang Susi itu berbeda dengan perempuan

lainnya, lebih berani, tangguh dan tegas, berkembang dalam pemikiran

masyarkat, sehingga sangat wajar hal ini menjadi kontroversi dan

dipandang sebagai suatu prestasi bagi Susi ketika mampu memiliki

karakter diatas.

c. Pertanyaan 3 - Apakah ibu Susi Pudjiastuti sudah sesuai dengan

perjuangan Kartini saat ini ?

Data diatas memiliki aktor yang berperan sebagai Subjek sama

dengan teks sebelumnya, Informan dalam Vox pop ini berperan untuk

memberikan informasi dan opini mereka mengenai Susi, sehingga

posisi dari Subjek Pencerita dalam teks Vox Pop berada pada aktor

yang sama yaitu informan dan dengan Objek yang sama yaitu Susi.

Teks : Apakah ibu Susi Pudjiastuti sudah sesuai dengan perjuangan

Kartini saat ini ?

Informan(Perempuan) 3 : cocok banget, soalnya dia tuh pertama

berani dalam bertindak, terus juga yang pasti dia gak korupsi.

Page 35: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

68

Secara keseluruhan teks diatas menceritakan mengenai pandangan

masyarakat, apakah dengan berbagai prestasi yang telah diperoleh Susi

dan kepercayaan yang akhirnya diperoleh Susi dari sosoknya yang

awalnya dipandang kontroversial, masyarakat merasa dia layak

dipandang sebagai „Kartini‟ modern atau tidak.

Dalam pemilihan kata sosok Susi tetap digambarkan sebagai

sosok yang berani, sama halnya dengan yang diutarakan Andy pada

data-data di Sub-bab sebelumnya, namun dalam teks ini, keberanian

Susi di fokuskan pada tindakan Susi, dalam hal ini dengan definisi

berani dalam KBBI di artikan sebagai mempunyai hati yang mantap

dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya,

kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut) Secara implisit

maksud kalimat ini adalah ingin menunjukan bahwa Susi layak menjadi

„Kartini‟ karena konsep berani yang dikonstruksikan pada dia, seperti

yang sudah dijelaskan sebelum-sebelumnya bahwa konsep berani itu

merupakan kata yang sudah menjadi identitas bagi seorang laki-laki,

sehingga ketika masyarakat menjumpai laki-laki pemberani mereka

akan memaklumi itu sebagai suatu kewajaran, namun jika keberanian

itu dimiliki oleh seorang perempuan maka akan ada suatu penghargaan

lebih bagi sosok perempuan tersebut dibanding perempuan lainnya,

dalam hal ini yang dialami Susi merupakan wujud masyarakat

menghargai keberaniannya dengan menjadikannya „Kartini modern‟.

Dalam pandangan masyarakat pun, sosok Kartini yang

sebenarnya selalu di konstruksikan dengan keberanian, pantang

menyerah, dan tangguh (Ardiyanti,2011) sehingga ketika pertanyaan

dalam teks diatas diajukan kepada masyarakat maka dengan bekal

konstruksi sosok kartini, masyarakat akan langsung

menghubungkannya dengan sosok perempuan yang sesuai dengan

Page 36: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

69

karakter Kartini dalam hal ini Susi dihubungkan dengan karakter tegas

dan pemberani serta konsistensinya.

Selanjutnya dalam jawaban informan berikutnya memiliki

makna yang serupa :

Dalam hal ini pandangan masyarakat menyangkut Susi masih

seputar keberanian dan ketangguhannya dalam memperjuangkan

kebijakan kelautan Indonesia, dua informan menggunakan kata „Cocok‟

yang dalam KBBI diartikan sebagai sama, tidak berbeda atau sepadan

dan sesuai, sehingga dapat kita lihat masyarakat memposisikan Susi

sebagai sosok kartini yang memang sepadan dengan karakter asli dari

seorang Kartini.

Informan perempuan 4 sebagai Subjek dalam jawaban 1,

menceritakan bagaimana Susi layak mendapat identitas sebagai

„Kartini‟ yaitu karena faktor perjuangan yang dilakukan Susi, sekalipun

tidak secara langsung menyentuh perjungan kaum perempuan di

Indonesia, namun dalam bidangnya Susi dianggap mampu

merepresentasikan perjuangan perempuan yang pernah dilakukan

Kartini sebelumnya. Identitas sebagai perempuan pejuang dan tangguh

sangat kuat kaitannya dengan perempuan yang kuat baik secara hati

maupun fisik, begitupula yang masyarakat gambarakan pada Susi,

Informan (Perempuan) 4 : cocok sih, cocok banget, soalnyakan kartini itu kan

memperjuangakan hak-hak wanita kan, jadi tuh wanita tuh bukan hanya

sekedar dirumah

Informan (laki-laki) 1 : Untuk saat ini cocok saja karena dia pemberani di

Indonesia

Informan (Perempuan) 1: walaupun wanita tapi dia gak lemah

Informan (Perempuan) 4 : menurut saya, ibu Susi sosok kartini

Page 37: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

70

semua identitas diatas memang disangkutkan dengan perempuan,

namun disisi lain, secara tidak langsung kalimat ini menunjukan bahwa

perjuangan itu merupakan hal lain yang dapat dilakukan perempuan

disamping tugas mereka dirumah. Dalam kalimat jadi tuh wanita tuh

bukan hanya sekedar dirumah, posisi kata bukan menunjukan arti yang

berlainan dari kalimat sesudahnya dan hanya sebagai adverbia yang berfungsi

untuk mengeraskan makna kalimat sebelum dan kaliat penjelas selanjutnya

(KBBI), dalam konteks kalimat ini diatas, kata-kata tersebut menjelaskan

bahwa perempuan yang awalnya dikonstruksikan untuk selalu berada di

wilayah domestik dirumah seharusnya bisa keluar namun bukan

meninggalkan pekerjaan rumah karena ada penggunaan kata sekedar yang

menunjukan nilai pekerjaan dirumah itu tidak seberapa dan seharusnya

perempuan bisa mengerjakan lebih.

Dari setiap penjelasan diatas mengenai makna jawaban dalam

pertanyaan ke-3 ini, Subjek secara tidak langsung menunjukan bahwa apa

yang dilakukan Susi memang menunjukan perjuangan perempuan, karena

dalam pandangan masyarakat, perjuangan yang membutuhkan keberanian dan

ketangguhan itu masih dimiliki oleh laki-laki maskulin, namun tidak berarti

ada pergesaran makna kata perjuangan ke sisi perempuan juga, karena dalam

beberapa konsep feminisme, salah satu hal yang menjadi hambatan bagi

perempuan adalah dalam ranah pekerjaan, jika seorang perempuan ingin

diterima pekerjaannya maka dia harus bersikap layaknya laki-laki, karena

semua karakter yang mendukung kesuksesan suatu kerja sudah

dikonstruksikan sebagai bagian dari karakter maskulin. Hal ini diungkapkan

oleh Lovenduski dalam menjelaskan peran perempuan dalam ranah pekerja

politik, nilai-nilai maskulinitas yang dominan juga akhirnya menjadi

kriteria utama dalam dunia politik hingga politik sendiri dianggap dunia

maskulinitas (Rifka Media,2009) dengan adanya maskulinitas dalam

politik, perjuangan kaum feminis cendrung ragu-ragu karena adanya

penilaian bahwa adanya hasil konstruksi budaya maskulinitas diatas

Page 38: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

71

(Lovenduski,2008:91). Hal diatas mendukung hadirnya perempuan

yang maskulin, hasil dari pengaruh peraturan dalam lapang kerja

mereka yang cendrung hasil konstruksi budaya maskulin

(Lovenduski,2008:92).

B. Posisi Pembaca

Dalam teks ini pembaca diposisikan penulis sebagai

perempuan, pembaca diharuskan untuk melihat perbedaan Susi sebagai

perempuan pejuang melawan konstruksi yang dibangun pada

perempuan. Penulis juga menyampaikan berbagai pesan mengenai hal-

hal apa yang perlu dipelajari perempuan dari Susi sehingga dia layak

menjadi seorang kartini.

Dengan penjelasan mengenai penggunaan kata diatas, penulis

menunjukan bahwa Susi dihargai dan dinilai tindakannya tanpa melihat

kinerja oleh pembaca, sehingga melalui teks ini, penulis mengantar

pemikiran pembacanya untuk sadar akan peran Susi sebagai seorang

pemimpin perempuan dalam Kementrian serta keberhasilan dan

prestasinya dalam memperjuangkan kebijakan penenggelaman kapal

yang sejak awal menjadi kontroversi di masyarakat.

Pembaca juga digiring untuk terbuka pemikirannya mengenai

perannya dalam masyarakat, peran perempuan yang awalnya hanya di

rumah belum seberapa dari yang mampu mereka lakukan, sehingga

dengan teks ini perempuan ditantang untuk melakukan lebih dari yang

sudah dikonstruksikan, karena penulis menunjukan bahwa Susi sebagai

perempuan mampu melakukan lebih dari porsi kerja yang

dikonstruksikan masyarakat pada perempuan. Dalam konteks ini Susi

diposisikan sebagai „Kartini‟ dimata pembaca untuk menunjukan

pengahargaan yag dapat mereka peroleh jika mereka mampu berlaku

berani dan tangguh seperti karakter Susi yang diceritakan dalam teks.

Page 39: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

72

Dengan begitu, pesan utama dai tayangan ini dalam menginspirasi

perempuan Indonesia dengan sosok Kartini dapat tersampaikan guna

menyongsong hari Kartini 21 April.

5.1.4.3. Susi dan Nilai yang Diwariskan dari Ibu

A. Posisi Subjek-Objek

Dalam teks ini aktor yang berperan sebagai Subjek adalah Susi

dan Objek dari teks ini adalah Ibu dari Susi. Susi menceritakan

mengenai sosok Ibunya dan yang terpenting mengenai nilai-nilai

kehidupan yang dia warisi dari Ibunya, karena perjalanan hidup yang

keras, Susi mempelajari mengenai kerasnya hidup dan bagaimana cara

bertahan dalam saat-saat seperti itu dari Ibunya. 3 hal penting yang di

pelajari Susi adalah kemandirian, konsistensi dan kerja keras dalam

upaya mencapai tujuan hidup mereka.

Susi memilih mempelajari sisi nilai-nilai kehidupan yang

mampu membuatnya menjadi pejuang dalam karirnya melalui ibunya.

Dalam perkembangannya, kemandirian, konsistensi dan kerja keras

masih sangat jarang dijumpai pada perempuan di zaman ibu Susi,

sehingga bagi Susi nilai-nilai tersebut menjadi sangat berharga.

Kemandirian sendiri memiliki kata dasar „mandiri‟ yang berasal dari

kata independent dalam bahasa Prancis pada awal abad ke 17 yang

Andy : Mana percaya, terus entar saya percaya anda bisa jahit ya, jadi

nilai-nilai apa yang anda dapatkan, atau yang anda warisi dari Ibu

seperti itu ?

Susi : kemandirian dan konsisitensi untuk mencapai goal dan kerja

keras

Page 40: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

73

berarti Qui n'est en aucune façon lié à autre chose, qui est sans

rapport avec autre chose (Larousse France-English Dictionary,2017)

yang diartikan sebagai Which is in no way linked to something else,

which is unrelated to anything else, makna yang sama juga dijelaskan

dalam KBBI nomina „kemandirian‟ diartikan sebagai hal atau keadaan

dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain, secara

keseluruhan dari definisi ini mengarah pada individu yang mampu

bertahan sendiri dan berjuang dalam hidupnya. Susi sebagai individu

yang mewarisi nilai ini dari ibunya menunjukan bahwa sebagai seorang

menteri dan pemimpin Susi memiliki kemandirian itu dalam dirinya,

kemandirian ini juga ternyata mengambil andil dalam perkembangan

wacana maskulinitas yang ada didalam masyarakat mengenai Susi,

karena dalam 8 konsep maskulinitas yang diungkap Beynon dalam

Dermantoto dalam Nahdar (2016) terdapat salah satu konsep

maskulinitas mengenai kemnadirian yaitu, Be Sturdy Oak yaitu agar

dapat dikategorikan maskulin, seorang individu harus memiliki

rasionalitas, kuat dan kemandirian.

Kata selanjutnya juga memperkuat karakter pejuang

Susi, „Konsistensi‟ dengan bentuk asal consistentia dari bahasa Late

Latin yang diartikan sebagai Standing Firm yang dalam bentuk kata

sifat (adjektiva) arti kata ini mengarang pada berdiri kokoh pada

pendirian dan tegas ataupun tangguh. Dalam hal ini Susi menjadi Sosok

yang harus tetap berdiri pada pendiriannya dan tidak pernah hilang

fokus menuju tujuan awalnya, salah satu aspek konsistensi ini memiliki

pandangan maskulin dalam masyarakat, konsistensi membutuhkan

ketegaran serta ketegasan dalam mengambil keputusan ataupun

bertindak, seperti yang dijelaskan sebelumnya, ketegasan dan ketegaran

dalam mepertahankan konsistensi merupakan karakter yang melekat

pada laki-laki, konstruksi yang dibangun pada laki-laki ini coba

Page 41: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

74

dijelaskan oleh Donaldson (1993) dalam Dermantoto (2010) bahwa

dalam masyarakat terdapat tolak ukur maskulinitas yang tidak tertulis

namun disepakati bersama salah satunya yaitu laki-laki pantang

menangis, harus tampak tegar, kuat dan pemberani. Sehingga ketika

diterapkan pada seorang perempuan dalam hal ini Susi, maka

pandangan masyarakat adalah Susi adalah perempuan maskulin karena

karakter tersebut dikonstruksikan sebagai milik laki-laki maskulin.

Kata selanjutnya adalah „kerja keras‟ yang terdiri dari

dua kata dasar „kerja‟ dan „keras‟ masing-masing kata memiliki definisi

tersendiri berdasarkan konteks kalimat. Kata „kerja‟ yang berdasarkan

asal mula kata ini berasal dari bahasa Jerman Wyrcan dan kemudian

diterapkan dalam bahasa Inggris sebagai work yang berdasarkan

konteks kalimat diatas dapat diartikan sebagai activity involving mental

or physical effort done in order to achieve a purpose or result atau

dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai aktivitas/kegiatan yang

melibatkan usaha secara fisik dan mental dalam usaha untuk memenuhi

tujuan dan memperoleh hasil, sedangkan kata „keras‟ yang berasal dari

bahasa Jerman hart dan seirig berjalannya waktu diterapkan dalam

bahasa Inggris modern sebagai adjektiva hard yang dalam definisinya

memiliki dua arti, dalam konteks kalimat ini arti yang sesuai adalah

requiring a great deal of endurance or effort atau dalam bahasa

Indonesia diartikan sebagai membutuhkan usaha dan kesabaran dalam

mencapai hal yang ingin dituju.

Dari definisi kata „kerja keras‟ memiliki makna yang

kuat dalam merepresentasikan kepribadian Susi sebagai sosok yang

memiliki kepribadian yang kuat dalam pandangan masyarakat. sama

halnya dengan karakter-karakter sebelumnya, faktor kerja keras juga

memiliki nilai maskulin dalam masyarakat, perempuan yang

dikonstruksikan dengan kelembutan dan lebih menggunakan hati dari

Page 42: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

75

pada rasionalitas sangat jauh dari kata kerja keras dalam ranah kerja

professional, „kerja keras‟ dari awal dikonstruksikan pada laki-laki.

Seorang laki-laki wajib bekerja keras dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarganya, salah satu konsep yang menjelaskan

kosntruksi diatas adalah konsep dari Barker bahwa Maskulinitas

tradisional menganggap tinggi nilai-nilai, antara lain kekuatan,

kekuasaan, ketabahan, aksi, kendali, kemandirian, kepuasan diri,

kesetiakawanan laki-laki, dan kerja. Di antara yang dipandang rendah

adalah hubungan interpersonal, kemampuan verbal, kehidupan

domestik, kelembutan, komunikasi, perempuan, dan anak-anak

(Nasir,2007 dalam Dermantoto,2010).

B. Posisi Pembaca

Dalam teks ini Pembaca yaitu pemirsa, diposisikan sebagai

seorang anak perempuan, bagaimana dia mampu melihat perjalanan

berat hidup Ibunya dan mengambil setiap nilai yang dapat dia pelajari

dari Ibunya, kemudian dengan jelas menunjukan penerapan setiap nilai

tersebut dalam kerja mereka.

Secara tidak langsung melalui teks diatas, Susi mencoba

menghantar pemikiran perempuan-perempuan yang menjadi pembaca

teks ini melakukan hal serupa, mengambil setiap hal positif yang dapat

dipelajari dari orang tua mereka. Secara tidak langsung makna setiap

nilai tersebut memiliki unsur maskulin, sehingga setiap perempuan

perlu memahami semua nilai itu sebagai suatu nilai yang harusnya juga

menjadi kepemilikan perempuan dan bukan hanya berhenti pada

kosntruksi yang menjadikan nilai-nilai tersebut milik laki-laki

maksulin.

Page 43: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

76

5.1.5. Segment 6

5.1.5.1. Peristiwa Kematian Anak Susi

A. Posisi Subjek-Objek

Dalam segmen terakhir kick Andy ini, Susi diberikan beberapa

pertanyaan menyangkut anak-anaknya serta menyinggung mengenai

kematian anak laki-laki nya pada 18 Januari 2016, dalam teks tersebut,

Susi sebagai Subjek menceritakan penyesalannya akan kepergian

anaknya dan waktu yang dirasanya tidak cukup untuk baginya dengan

anaknya itu. namun Susi mengungkapkan hal lain dalam konteks

pembahasan kematian anaknya ini dan kejenuhannya menjadi seorang

Menteri, Susi menceritakan kekesalannya pada masyarakat yang tidak

senang dan sering berpikir negatif dalam menanggapi setiap hal

menyangkut Susi.

Dalam konteks kalimat, kalimat Susi tidak mengarah pada

suatu fenomena atau kegiatan tertentu yang di komentari negative oleh

masyarakat, namun dengan topic pembahasan segmen tersebut

mengenai kematian anak Susi dan kinerjanya sebagai Menteri,

menunjukan bahwa kalimat diatas ditujukan pada kejadian tersebut.

pertanyaan sebelumnya oleh Andy juga mewakili beberapa pandangan

atau pendapat yang hadir dari masyarakat, mengingat pola pertanyaan

dalam Kick Andy adalah pertanyaan untuk memperoleh jawaban

Susi : kadang-kadang kesel aja pada saat baca komentar atau

apa orang yang tidak senang atau kadang-kadang frustasi sama

sesuatu yang kenapa tidak bisa dibikin simple saja atau kenapa

berpikiran seperti itu, kenapa mereka negative thinking gitu.

Page 44: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

77

klarifikasi berdasarkan isu-isu yang beredar dala masayrakat mengenai

individu tertentu, dalam hal ini Susi.

Kalimat pertama Andy, menunjukan dia memperoleh

Informasi mengenai penyesalan Susi atas kematian anaknya. Dalam

kalimat Andy kata „dengar‟ disini memiliki bentuk baku bahasa

Indonesia yaitu „terdengar‟ yang dalam KBBI dijelaskan sebagai

diketahui atau tersiar (tentang kabar, berita), hal ini menunjukan Andy

memperoleh informasi tersebut dari kabar yang terseiar melalui pihak

lain. Selanjutnya kalimat „karena tanggung jawab sebagai menteri

untuk negara’ menunjukan maksud Andy akan penyebab penyesalan

tersebut, dari keseluruhan kalimat dan dalam konteks Susi sebagai

seorang Kartini, kabar penyesalan Susi yang disangkutkan dengan

kerjanya sebagai menteri berkembang memiliki makna tersirat

mengenai pandangan masyarakat bahwa memang seorang perempuan

tidak akan sepenuhnya berhasil menjalankan dua bidang kerja,

domestic ataupun karir dalam bidang professional, sehingga ketika

salah satu kerja mengalami suatu peristiwa atau permaslahan maka

penyesalan atau kesalahannya ada pada perempuan, karena dalam

pandangan masyarakat pekerjaan professional ataupun berkarir sudah

dikonstruksikan sebagai tugas laki-laki.

Andy : Iya, saya dengar ada penyesalan yang dalam dari anda bahwa

oleh karena tanggung jawab sebagai menteri untuk negara, untuk

bangsa, anda kekurangan waktu, merasa waktu anda banyak tersita

sehingga anda tidak banyak lagi punya waktu untuk anak-anak anda,

sehingga ketika anak anda pergi anda merasa bahwa waktu itu kurang

sekali untuk anak-anak. Apa betul begitu ?

Page 45: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

78

Sama halnya dengan karakter-karakter yang

dikonstruksikan sebagai milik laki-laki dalam sub-bab sebelumnya,

kerja dan berkarir juga dikosntruksikan sebagai milik laki-laki. Maka

jika ada seorang perempuan yang mencoba berkarir dia akan dipandang

maskulin dan jika dia berkarir ada kejadian ataupun peristiwa yang

terjadi dalam lingkup domestiknya (menjaga anak, mengurus

suami,membersihkan rumah) maka yang disalahkan adalah pilihannya

untuk berkarir karena itu bukan tugas yang dikonstruksikan masyarakat

padanya. Hal ini dapat dijelaskan melalui beberapa konsep

domestifikasi perempuan, salah satunya yang dijelaskan oleh Sri

Suhandjati Sukri (2001) dalam Mulyati (2012:3) pembagian tugas dan

pemberian tugas bagi perempuan dalam ranah domestiknya seperti

mengurus anak-anak, masak, membersihkan rumah telah

dikonstruksikan melaui budaya, hegemoni laki-laki melalui budaya

patriaki terjadi hampir di seluruh dunia dan dalam berbagai kelas

masyarakat, salah satunya di Indonesia dan khususnya dalam budaya

Jawa, perempuan telah sekian lama dibatasi dan dikonstruksikan

sebagai pekerja di wilayah kasur,dapur dan sumur atau macak,manak

dan masak (berdandan,melahirkan anak dan memasak), trilogi peran

tersebut pada intinya berkutat pada peran perempuan dalam melayani

suami dan merawat anak-anaknya, proses domestifikasi ini masih terus

terjadi dan dapat kita jumpai dalam kehidupa kita sehari-sehari dalam

bentuk yang berbeda-beda. Dalam hal ini konsep bias gender yang

dijelaskan diatas terjadi pada Susi, ketika Susi mencoba melawan

domestifikasi diatas maka semua kegagalan atau peristiwa yang terjadi

pada wilayah tersebut menjadi tanggung jawab sepenuhnya Susi atau

banyak di katakana sebagai „kodrat‟ seorang ibu.

Page 46: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

79

Hal ini sama dengan yang coba dijelaskan dalam teks

diatas, ketika Susi harus memberikan pengakuan mengenai kematian

anaknya sebagai suatu hal yang dia sesalkan karena waktu yang tersita

oleh kerjanya sebagai Menteri, hal ini menunjukan adanya justifikasi

peran Susi dalam keluarganya oleh perkataan Andy, dengan

mengungkit kematian anak Susi dan menyangkutkannya dengan fakta

yang ada bahwa seorang perempuan dan seorang „ibu‟ bertugas

menjaga dan merawat anaknya, membuat Susi diposisikan sebagai Ibu

yang harus merasa bersalah, menyesal dan sepenuhnya bertanggung

jawab atas peristiwa dalam ranah domestiknya ini. Hal ini

menimbulkan Kekesalan Susi atas pendapat negatif orang-orang pada

dirinya menunjukan adanya wacana mengenai konsep bias gender dari

domestifikasi pembagian kerja yang dijelaskan diatas, Susi

dikategorikan orang-orang tersebut sebagai sosok perempuan berkarir

atau perempuan maskulin.

B. Posisi Pembaca

Dari teks di atas, pembaca diposisikan sebagai seorang

perempuan dalam hal ini lebih khususnya sebagai seorang Ibu, teks

tersebut coba menjelaskan mengenai penyesalan seorang Ibu karena

kematian anaknya dan rasa kehilangan yang diraskannya, serta

pandangan negatif orang-orang mengenai peristiwa-peristiwa

menyangkut statusnya sebagai seorang ibu dan seorang Menteri.

Secara tidak langsung, dari teks ini, pembaca digiring untuk

memahami perasaan Susi menyangkut penyesalan yang diungkapnya

disertai elemen visual close-up Susi menangisi hal tersebut.

Page 47: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

80

Ketika pembaca telah sampai pada titik pemahaman maksud

penulis diatas, maka pembaca akan sampai pada keputusan untuk

menghabiskan banyak waktu dengan anak mereka karena bagi seorang

ibu, itu merupakan tanggung jawab utama yang dikonstruksikan

padanya. Selain itu dengan kalimat,

menunjukan bahwa Susi ingin pembaca teks ini paham bahwa berpikir

negative mengenai setiap tindakannya adalah kesimpulan yang sebelah

pihak dari orang-orang tersebut, banyak alasan hingga Susi mengambil

suatu tindakan atau sesuatu peristiwa terjadi dalam hidupnya, usaha

Susi : kadang-kadang kesel aja pada saat baca komentar atau

apa orang yang tidak senang atau kadang-kadang frustasi sama

sesuatu yang kenapa tidak bisa dibikin simple saja atau kenapa

berpikiran seperti itu, kenapa mereka negative thinking gitu.

Sumber : Kick Andy „Kartini Bernyali‟ Edisi 8 April 2016

Gambar 5.5.

Susi menangis karena penyesalannya atas kematian anaknya

Page 48: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14795/5/T1_362013027_BAB V.pdf · saya mengundang anda di Kick Andy, menceritakan kisah hidup anda

81

untuk selalu memebrikan kualitas pada waktu dia dan anak-anaknya

bersama juga menunjukan pada pembaca bahwa sebagai seorang ibu

dia sudah menjalankan tanggung jawabnya. Dari teks ini juga dapat kita

lihat latar belakang pemikiran pembaca, bahwa sebagai seorang ibu

tanggung jawab utamanya adalah dalam ranah domestik, seperti yang

telah dijelaskan dalam sub-bab sebelumnya, bahwa adanya konsep bias

gender dalam pembagian kerja bagi perempuan sebagai Ibu dan laki-

laki sebagai ayah yang sudah dikonstruksikan dalam masyarakat.