bab v hasil dan pembahasan - repository.ipb.ac.id v... · masih terlalu berat untuk digunakan pada...

16
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 5.1.1 Pemilihan Bahan Spool Track Hasil pemilihan bahan untuk memperoleh bobot alat yang sesuai dengan bobot tubuh R. margaritifer menunjukkan bahwa selongsong plastik (bahan 1) masih terlalu berat untuk digunakan pada R. margaritifer dibandingkan bahan 2 dan 3 (Tabel 3). Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya digunakan alat yang terbuat dari bahan 2 dan 3. Tabel 3 Pemilihan bahan untuk pembuatan spool Alat Penempatan Gulungan Benang Bahan Bobot Alat Dampak pada Katak Spool bahan 1 Selongsong dari plastik (alat untuk meyimpan benang pada mesin jahit) Tinggi alat 1,3 cm Benang katun (±15 m), tutup botol parfum 10 ml, dan selotip paralon sebagai pengikatnya 1,2 gram Katak bergerak dengan bebas, diuji pada katak jantan Spool bahan 2 Selongsong dari sedotan dan penahan bagian tepi dari mika Tinggi alat 0,9-1 cm Benang katun (±4 m), plastik mika, dan selotip paralon sebagai pengikatnya 0,3-0,5 gram Katak bergerak dengan bebas Di terapkan untuk katak jantan Spool bahan 3 Selongsong dari plastik (alat untuk meyimpan benang pada mesin jahit) Tinggi alat 1,5 cm Benang katun (±10 m), plastik mika, dan selotip paralon sebagai pengikatnya 0,9-1,1 gram Katak bergerak dengan bebas dan diterapkan untuk katak betina Dampak pemakaian spool terlihat dari penurunan bobot tubuh katak (Tabel 4). Penurunan bobot tubuh lebih besar terjadi pada pemakaian alat dengan bahan 1, sementara bahan 2 dan 3 hanya menurunkan bobot tubuh kurang dari 20%. Dampak negatif dari alat selain penurunan bobot tubuh adalah iritasi kulit. Setiap katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang (Gambar 7).

Upload: ngothuan

Post on 20-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

21

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Pemilihan Bahan Spool Track

Hasil pemilihan bahan untuk memperoleh bobot alat yang sesuai dengan

bobot tubuh R. margaritifer menunjukkan bahwa selongsong plastik (bahan 1)

masih terlalu berat untuk digunakan pada R. margaritifer dibandingkan bahan 2

dan 3 (Tabel 3). Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya digunakan alat yang

terbuat dari bahan 2 dan 3.

Tabel 3 Pemilihan bahan untuk pembuatan spool

Alat Penempatan Gulungan Benang

Bahan Bobot Alat Dampak pada Katak

Spool bahan 1

Selongsong dari plastik (alat untuk meyimpan benang pada mesin jahit) Tinggi alat 1,3 cm

Benang katun (±15 m), tutup botol parfum 10 ml, dan selotip paralon sebagai pengikatnya

1,2 gram Katak bergerak dengan bebas, diuji pada katak jantan

Spool bahan 2

Selongsong dari sedotan dan penahan bagian tepi dari mika Tinggi alat 0,9-1 cm

Benang katun (±4 m), plastik mika, dan selotip paralon sebagai pengikatnya

0,3-0,5 gram Katak bergerak dengan bebas Di terapkan untuk katak jantan

Spool bahan 3

Selongsong dari plastik (alat untuk meyimpan benang pada mesin jahit) Tinggi alat 1,5 cm

Benang katun (±10 m), plastik mika, dan selotip paralon sebagai pengikatnya

0,9-1,1 gram Katak bergerak dengan bebas dan diterapkan untuk katak betina

Dampak pemakaian spool terlihat dari penurunan bobot tubuh katak (Tabel

4). Penurunan bobot tubuh lebih besar terjadi pada pemakaian alat dengan bahan

1, sementara bahan 2 dan 3 hanya menurunkan bobot tubuh kurang dari 20%.

Dampak negatif dari alat selain penurunan bobot tubuh adalah iritasi kulit. Setiap

katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

(Gambar 7).

 

Page 2: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

22

Tabel 4 Perubahan bobot tubuh R. margaritifer setelah pemakaian spool

Lokasi Alat Jenis kelamin

Berat alat (g)

Bobot tubuh sebelum memakai spool track (g)

Bobot tubuh setelah memakai spool track (g)

Persentase berat alat terhadap bobot tubuh (%)

Persent-se penurun-an berat tubuh (%)

Cibereum Bahan 1 Jantan* 1,2 6,5 5 18,4 23 Bahan 1 Jantan** 1,2 7,5 5 16 33,3 Bahan 1 Jantan*** 1,2 4,5 - 26,7 Ciwalen Bahan 2 Jantan 1 0,5 5,5 5,5 9,1 0 Cibereum Bahan 2 Jantan 2 0,3 7 6 4,3 14,2 Bahan 2 Jantan 3 0,3 3,6 3,1 8,3 13,9 Bahan 2 Jantan 4 0,3 5 4 6 20 Bahan 2 Betina 1 1,1 22 20,6 5 6,4 Bahan 3 Betina 2 0,9 15,5 13,5 5,8 12,9 Bahan 3 Betina 3 0,9 15,5 14,9 5,8 3,9 Bahan 3 Betina 4 0,9 23 21,5 3.9 6,5 Keterangan : jantan* (pengamatan 72 jam); jantan**(pengamatan 27 jam); jantan*** (pengamatan 24 jam).

Katak yang tidak bertanda menggunakan alat diamati selama 72 jam. Lama pemakaian alat pada masing-masing katak ditambah dengan 12 jam aklimatisasi alat.

5.1.2 Pola Pergerakan R. margaritifer

Terdapat delapan individu R. margaritifer yang dapat diamati

pergerakannya selama 72 jam dan menggunakan alat dengan bobot alat dibawah

10% bobot tubuh katak. Delapan individu tersebut terdiri dari empat individu

jantan dan empat individu betina. Tujuh individu diantaranya diamati di

Cibereum, sedangkan satu individu lainnya diamati di Ciwalen. Hasil pengamatan

pendahuluan menunjukkan bahwa jumlah R. margaritifer lebih banyak di

Cibereum sehingga diputuskan untuk melakukan penelitian lebih intensif di

Cibereum. Selain delapan individu yang berhasil diamati, terdapat tiga betina lain

yang diamati tetapi mengalami kegagalan ketika habituasi yaitu, katak bergerak

Gambar 7 Kondisi kulit katak; (a) Sebelum pemakaian spool track; (b) Setelah pemakaian spool track.

(a)  (b) 

Page 3: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

23

sampai ketinggian empat meter, sehingga tidak dapat dijangkau dan hilang dari

pengamatan. Selain itu terdapat tiga katak jantan lain yang diamati menggunakan

spool track dengan bobot alat masing-masing 1,2 gram. Satu katak jantan berhasil

diamati 72 jam sedangkan katak lainnya hanya 24 dan 27 jam. Pengamatan

dilakukan hanya 24 jam karena katak lepas. Walaupun demikian data tetap

dimasukkan dalam analisis pergerakan.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pergerakan katak secara horizontal

dan vertikal dari badan air lebih jauh pada malam hari dari pada siang hari, baik

untuk katak jantan maupun katak betina (Gambar 8). Pada siang dan malam hari

jarak terdekat dari badan air pada katak jantan dan katak betina adalah sama,

sedangkan adanya perbedaan jarak terjauh dari badan air menunjukkan katak

betina bergerak lebih jauh (Tabel 5). Baik pada malam maupun siang hari, posisi

vertikal terdekat dan terjauh terjadi pada katak jantan (Tabel 5).

Hasil penelitian juga menunjukkan rata-rata pergerakan selama tiga jam

yang dilakukan katak betina lebih jauh dibandingkan dengan katak jantan pada

malam maupun siang hari (Tabel 5). Pada malam dan siang hari pergerakan

maksimum tiga jam lebih besar terjadi pada katak jantan (Tabel 5).

Gambar 8 Rata-rata pergerakan katak dari badan air; (a) Jarak horizontal; (b) Jarak vertikal.

(a)  (b) 

Page 4: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

24

Jenis kelaminbetinajantan

Jara

k an

tara

dua

titik

(cm

)

500

400

300

200

100

0

239

230

229

55

29

4

130

6354

12

163

156

140

138

243

226

218

99

8584

83

74

60

34

19

3

186

184

177

169

167

161

152

134

115

malamsiang

Waktu

Tabel 5 Pergerakan katak antara tiga jam pengamatan

Waktu Pergerakan Betina (cm) Jantan (cm) Malam Pergerakan minimum antara 3 jam 0 0 Pergerakan maksimum 3 jam 429 440 Pergerakan rata-rata selama 3 jam 54,58 38,75 Jarak terdekat dari badan air 0 0 Jarak terjauh dari badan air 464 350 Posisi vertikal terdekat 35 10 Posisi vertikal terjauh 490 520 Siang Pergerakan minimum antara 3 jam 0 0 Pergerakan maksimum 3 jam 157 285 Pergerakan rata-rata selama 3 jam 18,14 18 Jarak terdekat dari badan air 0 0 Jarak terjauh dari badan air 464 350 Posisi vertikal terdekat 35 0 Posisi vertikal terjauh 490 520

Uji Kruskal Wallis terhadap pergerakan katak menunjukkan adanya

perbedaan nyata dari pergerakan katak untuk siang dan malam hari baik pada

katak jantan maupun katak betina dengan nilai P < 0,05. Pergerakan rata-rata

setiap tiga jam pada katak betina dan jantan lebih jauh pada malam hari jika

dibandingkan dengan siang hari (H = 0,026 dan H = 0,03). Pergerakan pada katak

jantan dan katak betina tidak berbeda nyata pada siang dan malam hari

berdasarkan uji Kruskal Wallis dengan nilai P > 0,05 yaitu H = 0,888 dan H =

0,685.

Gambar 9 Jarak pergerakan katak pada siang dan malam hari.

Page 5: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

25

Nilai alur kelurusan dihitung untuk menunjukkan pergerakan katak

menjauhi atau tidak menjauhi titik awal pengamatan. Berdasarkan nilai alur

kelurusan dan yang kemudian dihitung menggunakan chi kuadrat tampak bahwa

pola pergerakan katak jantan dan betina tidak menjauhi titik awal pengamatan.

Hal tersebut dapat dilihat dari perhitungan chi kuadrat yang menunjukkan χ2

hitung < χ2 tabel dengan nilai 2,68 < 3.84. Meskipun uji chi kuadrat menunjukkan

bahwa katak betina dan katak jantan bergerak tidak menjauhi titik awal

pengamatan, tetapi terlihat bahwa katak betina memiliki nilai alur kelurusan yang

lebih tinggi jika dibandingkan dengan katak jantan (Tabel 6).

Tabel 6 Hasil perhitungan alur kelurusan R. maragritifer

Lokasi Jenis Kelamin

Jarak tempuh (m)

Jarak dari Posisi Awal-Akhir (m)

Nilai Alur Kelurusan Selama 72 Jam

Ciwalen Jantan 1 13,37 3,42 0,26 Cibereum Jantan 2 7,60 2,55 0,34 Jantan 3 8,52 1,70 0,20 Jantan 4 5,20 9,6 0,19 Betina 1 6,28 4,20 0,67 Betina2 11,58 9,76 0,63 Betina 3 22,87 10,20 0,45 Betina 4 11,70 4,64 0,40

Aktivitas katak yang terlihat pada penelitian ini yaitu tidur dan duduk,

sedangkan aktivitas katak bersuara tidak ditemukan. Sebagian besar aktivitas yang

dilakukan katak jantan dan katak betina pada siang hari adalah tidur, sedangkan

pada malam hari duduk (Gambar 10). Biasanya katak jantan dan betina keluar dari

persembunyian pada pukul 18.00 WIB dan pada waktu tersebut katak mulai aktif,

tetapi belum mulai melakukan pergerakan. Katak mulai melakukan pergerakan

sekitar pukul 19.00 WIB.

Gambar 10 Aktivitas katak saat ditemukan; (a) Jantan pada malam hari; (b) Jantan pada siang hari; (c) Betina pada malam hari; (d) Betina pada siang hari.

(a) (b) (d) (c)

Page 6: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

26

5.1.3 Penggunaan Habitat Mikro R. margaritifer

Sebagian besar waktu yang digunakan katak jantan pada siang hari adalah

berada di batang yang terlindung sedangkan pada malam hari di atas daun. Pada

malam hari katak jantan banyak berada di atas daun dengan jumlah 40%,

sedangkan katak betina berada di atas daun sebanyak 69% (Gambar 11a & 11c).

Pada siang hari katak jantan berada pada batang yang terlindung sebesar 35%,

sedangkan katak betina banyak berada di sela daun (48%) (Gambar 11b & 11d).

Suhu merupakan faktor lingkungan yang juga mempengaruhi habitat R.

margaritifer. Berdasarkan hasil pengamatan 72 jam diperoleh data mengenai suhu

tubuh katak yang dipengaruhi oleh suhu lingkungan (Gambar 12 dan Gambar 13).

Gambar 12 Fluktuasi suhu tubuh katak jantan terhadap suhu lingkungan.

Gambar 11 Posisi Katak pada Substrat; (a) Jantan pada malam hari; (b) Jantan pada siang hari; (c) Betina pada malam hari; (d) Betina pada siang hari.

(a) (b) (c) (d)

Page 7: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

27

Berdasarkan pengamatan terhadap suhu tubuh katak, terlihat bahwa

fluktuasi suhu tubuh katak betina dan jantan seirama dengan suhu lingkungan.

Faktor lingkungan lain yang dilihat adalah pH air. pH air di sekitar lokasi

pengamatan menunjukkan nilai yang sama yaitu 6.

Selama pengamatan juga terjadi kontak antara katak yang diamati dengan

katak sejenis, sedangkan dengan katak yang berbeda jenis tidak terlihat. Kontak

tersebut diantaranya terjadi pada salah satu katak jantan yang menempel dengan

tiga katak R. margaritifer jantan lainnya pada pukul 15.00 WIB. Pada waktu

tersebut katak terlihat sedang tidur (Gambar 14a). Kontak lain terjadi pada katak

betina 4 ketika habituasi. Katak jantan terlihat menempel pada katak betina mulai

pukul 23.00-06.00 WIB (Gambar 14b). Jenis satwa lain yang ditemukan disekitar

katak yang diamati adalah semut, belalang, dan satwa dari kelas gastropoda yaitu

jenis binatang lunak yang tidak memiliki cangkang. Satwa-satwa tersebut

ditemukan pada malam hari.

Gambar 13 Fluktuasi suhu tubuh katak betina terhadap suhu lingkungan.

Page 8: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

28

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pemilihan Bahan Spool Track untuk Penelitian Pola Peregerakan

Pengujian bahan spool track yang dilakukan pada P. leucomystax

menunjukkan bahwa bahan 1 berfungsi baik dan ini dapat dilihat dari benang yang

tidak terhenti ketika katak bergerak. Pengujian spool track kemudian dilakukan

pada R. margaritifer jantan di lokasi penelitian dengan menggunakan spool track

bahan 1. Tidak terlihat perbedaan penggunaan spool track antara P. leucomystax

dan R. margaritifer, spool track bahan 1 yang dicobakan pada R. margaritifer

juga menunjukkan fungsi yang baik, dapat dilihat dengan lancarnya benang yang

keluar.

Bahan 1 memiliki bobot 1,2 gram tapi bobot tersebut merupakan bobot

tanpa air. Pada saat pengamatan pergerakan katak, jika terjadi hujan diduga bobot

alat bertambah saat tali basah. Untuk bahan 2 dan bahan 3, penambahan bobot

tersebut tidak begitu berpengaruh, tetapi untuk bahan 1 akan menyebabkan alat

sedikit lebih berat karena benang yang digunakan lebih panjang sehingga pada

pengamatan bahan 1 tidak digunakan untuk katak jantan. Spool dari bahan 1

dicobakan kepada katak betina. Beban sebesar 1,2 g ini tampaknya tidak

mempengaruhi pergerakan katak betina, karena betina ini mampu bergerak hingga

ketinggian empat meter (Gambar 15). Dua katak betina bergerak ke atas pohon

hingga ketinggian empat meter setelah enam jam pengamatan, sedangkan satu

katak betina lain yang diamati bergerak ke atas pohon yang berada di daerah

bertebing dan licin hingga ketinggian tiga meter. Sulitnya mengamati pergerakan

(a) (b)

Gambar 14 Kontak dengan katak sejenis; (a) Saat katak istirahat tidur; (b) Amplexsus.

Page 9: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

29

katak-katak betina tersebut menyebabkan pengamatan yang dilakukan dibatalkan.

Alat yang digunakan pada katak tidak dapat dilepas, karena katak tidak bisa

diambil, dan untuk mengatasinya, hanya dengan memutus benang yang terlihat

habis di spool.

Menurut Richard et al. (1994) dalam Heyer et al. (1994) bobot alat yang

digunakan untuk mengetahui pergerakan katak sebaiknya tidak lebih dari 10%

bobot tubuh katak. Hal tersebut telah diperhatikan dalam penelitian pergerakan R.

margaritifer kali ini. Alat yang digunakan memiliki bobot kurang dari 10% bobot

tubuh katak sehingga cukup ringan. Namun demikian terdapat kelemahan yaitu

benang yang tersimpan dalam spool pendek, sehingga intensitas untuk

pengamatan pergerakan katak dilakukan lebih singkat dari tiga jam karena perlu

adanya pengecekan terhadap spool untuk melihat benang yang digunakan masih

tersisa atau telah habis. Selama 72 jam pengamatan katak penggantian alat

dilakukan tiga sampai empat kali. Penggantian alat dilakukan jika benang yang

tersimpan dalam spool terlihat sedikit dan biasanya penggantian benang dilakukan

pada malam hari karena intensitas pergerakan katak lebih banyak jika

dibandingkan pada siang hari.

Kegagalan pemakaian alat terjadi pada pemakaian bahan 2. Pemakaian

spool menyebabkan kematian pada satu katak jantan yang sedang diamati. Katak

mati karena terlilit benang dari spool yang disebabkan oleh membukanya tempat

Gambar 15 Ketinggian pergerakan katak.

Page 10: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

30

penyimpan selongsong spool (Gambar 16). Membukanya tempat penyimpan

selongsong ini terjadi karena dugaan pengeleman yang tidak maksimal.

Untuk alat tempat menyimpan selongsong yang terbuat dari plastik mika

dirangkai menggunakan lem, pengamatan menunjukkan bahwa lem akan terlepas

setelah 2 hari pemasangan, sehingga harus diganti dengan alat yang baru.

Terlepasnya rekatan lem pada rangkaian tempat menyimpan selongsong

menyebabkan gangguan pergerakan pada katak karena benang pada selongsong

akan keluar dan kusut.

Permasalahan alat yang mungkin terjadi adalah bergesernya spool track

dari punggung atau pinggang mengarah kebawah badan tubuh seperti yang terjadi

pada kasus P. leucomystax (Sholihat 2007) yang menggunakan alat dari bahan 1

yaitu tempat menyimpan selongsong dari tutup botol parfum. Berdasarkan

penelitian ini, hal tersebut dapat diatasi jika tempat menyimpan selongsong

diganti dengan plastik mika dan lubang penempatan alat pengikat selotip paralon

dibuat lebih kecil.

Permasalahan lain yang terjadi berasal dari pemasangan alat pada katak

dengan menggunakan selotip paralon. Pengikatan alat pada katak dapat

menyebabkan kulit pada katak berubah warna dan juga luka setelah 72 jam

pemasangan. Untuk R. margaritifer, pemasangan alat tersebut menyebabkan

warna kulit lebih gelap pada bagian atas pinggang dan berwarna lebih pucat pada

bagian samping pinggang dibandingkan dengan warna kulit disekitarnya yang

berwarna coklat muda sampai coklat tua. Selain itu, pemasangan alat dengan cara

pengikatan yang lebih ketat dapat menyebabkan luka. Pengikatan alat dilakukan di

Gambar 16 Kematian katak; (a) Akibat terlilit benang; (b) Tutup selongsong terbuka.

(a) (b)

Page 11: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

31

bagian pinggang katak, karena pengikatan alat pada bagian dada menyebabkan

alat akan turun ke bawah pada bagian pinggang sehingga pengikat akan longgar

dan akan lepas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat yang terbuat dari bahan

2 lebih baik daripada alat yang terbuat dari bahan 1 dari segi bobot.

5.2.2 Pergerakan R. margaritifer

Dari hasil pola pergerakan terlihat bahwa baik katak jantan maupun betina

bergerak lebih jauh pada malam hari dibandingkan pada siang hari. Amfibi

merupakan satwa yang biasa aktif pada malam hari (Duellman dan Trueb 1986).

Pada malam hari aktivitas amfibi meningkat dan biasanya katak bergerak ke posisi

yang terbuka di daerah perairan dan hutan (Hodgkison & Hero 2001). Jarak yang

ditempuh pada siang dan malam hari antara katak jantan dan betina tidak berbeda

nyata. Menurut analisis pergerakan yang dilakukan Lemckert & Brassil (2002)

pada katak raksasa Myophyxses iterates dari Australia, sedikitnya perbedaan

pergerakan antara katak jantan dan katak betina diduga karena katak jantan jenis

ini bersuara sporadik (jarang) dan tidak memiliki lokasi memanggil sehingga

katak jantan bergerak bebas. Pada pengamatan pergerakan R. margaritifer tidak

terlihat adanya katak jantan yang bersuara, tetapi untuk katak R. margaritifer

jantan yang tidak diamati pergerakannya terdengar ada yang bersuara. Tidak

bersuaranya katak yang diamati pergerakannya diduga karena adanya pemakaian

spool. Satu katak betina yang menggunakan spool terlihat akan melakukan

amplexus tetapi pada akhirnya katak tersebut tidak kawin diduga karena alat yang

mengganggu ketika akan amplexus.

Nilai minimum pergerakan setiap tiga jam untuk katak jantan dan katak

betina pada siang hari sama, tetapi katak jantan yang bergerak melebihi nilai

minimum pergerakan setiap tiga jam lebih banyak jika dibandingkan dengan katak

betina. Hal ini diduga karena adanya gangguan dari pengunjung maupun

gangguan dari peneliti ketika melakukan pengamatan yang menyebabkan katak

bergerak baik pada katak jantan maupun pada katak betina. Gangguan pengunjung

tersebut biasa terjadi di akhir pekan, karena pada waktu tersebut jumlah

pengunjung meningkat dan ini terjadi pada katak jantan yang lokasi penelitiannya

terletak dekat air terjun yang banyak dikunjungi. Secara umum pergerakan katak

Page 12: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

32

lebih kecil jaraknya jika dibandingkan dengan tetrapoda lainnya (Sinch 1990

dalam Blaustein et al. 1994)

Pengamatan yang dilakukan selama 72 jam terhadap masing-masing katak

tidak menunjukkan katak kembali pada posisi awal pengamatan. Meskipun katak

bergerak tidak kembali pada posisi awal pengamatan, hasil hitung chi kuadrat

berdasarkan nilai alur kelurusan menunjukkan bahwa katak jantan dan betina

bergerak tidak menjauhi posisi awal pengamatan. Terlihat pula bahwa nilai alur

kelurusan katak betina lebih besar dari katak jantan, yang berarti pergerakan katak

betina lebih menjauhi titik awal pengamatan. Schwarzkopt dan Alford (2002)

menyebutkan bahwa kemungkinan tingginya pergerakan dan besarnya alur

kelurusan katak ditentukan oleh habitatnya atau lokasi katak bergerak.

Pergerakan yang tidak menjauhi posisi titik awal pengamatan diduga karena

penemuan katak sebagai obyek pengamatan tidak jauh dari sumber air (Gambar

17). Selain itu juga diduga karena terdapat jenis betina yang akan kawin sehingga

pergerakan yang dilakukan tidak jauh dari sumber air. Matthews dan Pope (1999)

dalam Lemkert dan Brassil (2000) menyebutkan bahwa pergerakan amfibi

berkisar antara 10 sampai 100 meter dari tempat berkembangbiaknya. Belthoff

(1990) dan Small et al. (1993), juga menyebutkan strategi pergerakan yang

ditunjukkan vertebrata berubah-ubah dari sekali perubahan (pergerakan dispersal)

atau sebelum satwa mengalami kematangan seksual dan selanjutnya satwa akan

bergerak di antara daerah teritori atau wilayah jelajah.

Selama pengamatan, katak biasanya mulai aktif yaitu sekitar pukul 18.00

WIB. Pada waktu tersebut katak tidak langsung bergerak, katak mulai membuka

mata dan dalam posisi yang sama ketika katak istirahat. Katak mulai bergerak

sekitar pukul 19.00 WIB dan ketika pengamatan pukul 20.00 WIB posisi katak

mulai berubah, sedangkan waktu katak mulai berhenti bergerak sekitar pukul

06.00 WIB.

Page 13: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

33

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

Gambar 17 Denah lokasi dan pergerakan katak yang diamati di Cibereum 

33

Page 14: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

34

5.2.3 Penggunaan Habitat Mikro R. margaritifer

Aktivitas harian amfibi dipengaruhi oleh kebutuhan untuk memperoleh

pakan, kawin, tempat berlindung, menghindari pemangsa dan mempertahankan

kondisi fisiologis (Dole 1965). Selama pengamatan terlihat bahwa katak R.

margaritifer banyak menghabiskan kegiatannya di tumbuh-tumbuhan dan berada

tidak jauh dari sumber air. Setiap katak jantan dan betina memiliki kegiatan yang

sama yaitu istirahat tidur pada siang hari dan mulai aktif pada malam hari. Siang

hari biasanya katak istirahat pada lokasi-lokasi yang terlindung. Lokasi yang

terlindung tersebut seperti di sela daun, batang yang terlindung, dan terdapat satu

katak jantan yang beristirahat masuk kedalam lubang diatas serasah (serasah

terlindung). Kebiasaan ini sama seperti yang dilakukan oleh amfibi terestrial.

Menurut Duellman dan Trueb (1986) amfibi terestrial mempunyai daya adaptasi

untuk mengatasi kehilangan cairan dalam tubuh dengan menjadi nokturnal dan

berlindung pada siang hari. Tempat istirahat katak yang diamati pada waktu

tertentu juga dapat menunjukkan R. margaritifer yang sedang beristirahat. Hal ini

terjadi pada katak betina 2, ketika melakukan pengamatan siang hari, ditemukan

R. margaritifer jantan yang sedang beristirahat. Jarak ditemukan katak jantan

tersebut yaitu ± 1.5 meter.

Pengamatan juga dilakukan terhadap suhu tubuh katak. Selama pengamatan,

suhu tubuh katak berubah-ubah bergantung pada suhu lingkungan. Berdasarkan

pengamatan menunjukkan bahwa suhu tubuh katak akan menurun jika suhu udara

menurun dan juga sebaliknya. Hal ini terjadi karena katak termasuk satwa

ektoterm dan memiliki suhu tubuh dekat dengan lingkungannya terutama pada

substrat (Duellman & Trueb 1986). Terdapat perbedaan fluktuasi pada katak

jantan 1 dan katak jantan 3. Katak jantan 1 menunjukkan suhu tubuh naik tetapi

suhu lingkungan tetap yang terjadi pada siang hari sekitar pukul 11.00-17.00

WIB, sedangkan pada katak jantan 3 menunjukkan fluktuasi yaitu suhu tubuh

yang lebih rendah daripada suhu lingkungan dan terjadi pada pukul 13.00 WIB.

Menurut Hall dan Root (1930) dalam Mellanby (1940) rendahnya suhu tubuh

dibandingkan dengan suhu lingkungan disebabkan oleh adanya proses

metabolisme yang menyebabkan evaporasi tinggi.

Page 15: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

35

Perbedaan nilai antara suhu tubuh katak dan suhu udara bervariasi. Kisaran

perbedaan tersebut adalah 0.1 – 4 0C. Biasanya suhu tubuh katak rendah pada pagi

hari sekitar pukul 03.00 – 05.00 WIB. Pada suhu rendah tersebut R. margaritifer

cenderung tidak mengalami perpindahan posisi, tetapi terlihat aktif. Begitu juga

ketika suhu udara tinggi katak tidak bergerak dan biasa terjadi pada siang hari.

Angka pH air di sekitar lokasi pengamatan, menunjukkan katak berada pada

daerah dengan derajat keasaman air yang normal.

Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di lokasi pengamatan diantaranya

adalah kecubung (Brugmansia suaveolens), markisa (Passiflora edulis), pacar tere

(Impatiens balsamina), babakoan (Eupatorium sordidum), kirinyuh

(Austroeupatorium pallescens), harendong buluh (Clidemia hirta), dan

Nephrolepis biserrata. Dari berbagai macam jenis tumbuhan tersebut

menunjukkan bahwa kecubung merupakan jenis tumbuhan yang sering didiami R.

margaritifer dan tempat untuk meletakkan telur R. margaritifer. Hal tersebut

diduga karena kecubung banyak tumbuh di daerah sumber air dan katak yang

bertelur akan meletakkan telurnya di daerah yang dekat dengan sumber air. Selain

itu struktur daun kecubung yang lebar juga memudahkan katak untuk meletakkan

telurnya di atas daun. Daun yang lebar tersebut menunjukkan telur yang

diletakkan di atas daun kecubung akan dilipat untuk melindungi telur.

Setiap melakukan pergerakan atau perpindahan posisi, katak melakukan

kontak dengan lingkungannya. Kontak yang dilakukan diantaranya adalah kontak

dengan jenis katak yang sama jenisnya. Kontak ini terjadi sekali pada katak

jantan** yang pengamatannya hanya 27 jam. Pengamatan menunjukkan adanya

kontak dengan tiga individu katak lain pada pukul 09.00 WIB. Pada waktu

tersebut belum terjadi kontak kulit pada katak yang diamati, tetapi kontak kulit

terjadi pada tiga individu lain. Kemudian pengamatan pada pukul 15.00 WIB

menunjukkan kontak kulit terjadi pada katak yang diamati dengan tiga individu

katak lain. Jika tidak diamati secara teliti, posisi katak tersebut tidak diketahui

karena posisinya berada di sela daun dan menutupi katak. Pada pengamatan ini,

suhu tubuh katak tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh. Suhu tubuh yang

diukur berkisar 20-20,20C. Kontak ini terjadi pada siang hari yaitu ketika katak

istirahat.

Page 16: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · masih terlalu berat untuk digunakan pada R ... katak yang dipasang oleh spool mengalami iritasi kulit di daerah pinggang

36

Kontak dengan individu sejenis juga terjadi pada katak betina 4. Ketika

ditemukan, katak tersebut jauh dari katak jantan dengan jarak antara katak jantan

dan katak betina 4 yaitu sekitar lima meter. Kontak ini terjadi pada pengamatan

habituasi katak terhadap alat. Kontak terjadi dengan menempelnya katak jantan

pada katak betina pada pukul 23.00 - 06.00 WIB dan tidak terjadi amplexus.

Sepanjang malam katak bergerak di daerah rerumputan yang berada di air,

sehingga jarak dengan badan air nol meter. Pergerakan katak betina dan jantan di

daerah sumber air diduga karena katak betina akan amplexus. Menurut Grzimek

(1974) pada saat akan melakukan perkawinan, individu betina Rachophoridae

bertugas mencari tempat yang paling cocok untuk meletakkan telur, biasanya

berada di permukaan daun di atas permukaan aliran sungai sehingga pada saat

telur menetas berudu akan langsung jatuh ke air. Tetapi hal tersebut tidak terjadi

diduga karena ada pemasangan spool yang mengganggu katak betina.

Jika dilihat dari kontak R. margaritifer dengan lingkungannya, maka kontak

yang paling banyak adalah kontak dengan tumbuhan, sedangkan kontak dengan

sesama katak sedikit sehingga adanya kemungkinan penularan penyakit parasit

melalui kontak sesama katak sedikit. Menurut Ezenwa (2004) meningkatnya

pembentukan formasi populasi host (inang) disebabkan oleh meningkatnya kontak

antara individu, dan banyaknya sistem host-patogen berkorelasi positif antara

keduanya dan peningkatan kontak parasit.

Setiap satwa memiliki wilayah jelajah, tetapi pada pengamatan pergerakan

R. margaritifer selama 72 jam tidak mengukur wilayah jelalah, sehingga wilayah

jelajah tidak dapat ditunjukkan. Pada pengamatan tersebut tidak semua aktivitas

dapat ditemukan. Hanya beberapa aktivitas yang dapat dilihat secara jelas

diantaranya adalah tempat berlindung, tempat tidur, dan daerah sumber air.