bab v arah kebijakan keuangan daerah

13
Hal |V- 1 B B B A A A B B B V V V A A A R R R A A A H H H K K K E E E B B B I I I J J J A A A K K K A A A N N N K K K E E E U U U A A A N N N G G G A A A N N N D D D A A A E E E R R R A A A H H H 5.1 ARAH PENGELOLAAN APBD ARAH PENGELOLAAN APBD ARAH PENGELOLAAN APBD ARAH PENGELOLAAN APBD Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tentang Sistem Perencanaann Pembangunan Nasional serta Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah 5 (lima) tahun kedepan. Sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), PBHTB, Pajak Penghasilan (PPh) Perorangan (PPH-21), Provisi Sumber Daya Hutan, Dana Reboisasi, SDA Land-Rent dan Migas, SDA Bidang Perikanan dan Kelautan, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus(DAK).

Upload: vankhanh

Post on 31-Dec-2016

227 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

H a l |V- 1

BBBBBBBBBBBBAAAAAAAAAAAABBBBBBBBBBBB VVVVVVVVVVVV

AAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH KKKKKKKKKKKKEEEEEEEEEEEEBBBBBBBBBBBBIIIIIIIIIIIIJJJJJJJJJJJJAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNN KKKKKKKKKKKKEEEEEEEEEEEEUUUUUUUUUUUUAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNNGGGGGGGGGGGGAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNN

DDDDDDDDDDDDAAAAAAAAAAAAEEEEEEEEEEEERRRRRRRRRRRRAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH

55555555........11111111 ARAH PENGELOLAAN APBDARAH PENGELOLAAN APBDARAH PENGELOLAAN APBDARAH PENGELOLAAN APBD

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tentang

Sistem Perencanaann Pembangunan Nasional serta Surat Edaran Menteri

Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58

Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah

harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan

bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini akan

tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah 5 (lima) tahun

kedepan.

Sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil

Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan

yang meliputi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), PBHTB, Pajak Penghasilan

(PPh) Perorangan (PPH-21), Provisi Sumber Daya Hutan, Dana Reboisasi,

SDA Land-Rent dan Migas, SDA Bidang Perikanan dan Kelautan, Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus(DAK).

Page 2: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

H a l |V- 2

Pendapatan dari dana perimbangan sebenarnya diluar kendali

Pemerintah Daerah karena alokasi dana tersebut ditentukan oleh

Pemerintah Pusat berdasarkan formula yang telah ditetapkan. Penerimaan

dari dana perimbangan sangat bergantung dari APBN yang dialokasikan

pada daerah dan formula dana alokasi umum (DAU) Kabupaten/Kota yang

berlaku. Dengan demikian untuk menjamin pendapatan daerah,

Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong memfokuskan pada

Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah (PAD).

Sedangkan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Bagi Hasil yang

dipisahkan juga menjadi sumber pendapatan lain. Selain dana dari

penerimaan daerah tersebut, daerah Kabupaten Parigi Moutong

mengharapkan kucuran dana yang bersumber dari Pemerintah

Pusat/propinsi berupa dana Inpres Percepatan yang mana dana tersebut

sesuai dengan kebijakan bersama Pemerintah propinsi Sulawesi Tengah dan

pemerintah pusat serta Kabupaten/Kota yang diperuntukan bagi

kepentingan pelaksanaan percepatan pembangunan di propinsi Sulawesi

Tengah termasuk Kabupaten Parigi Moutong. Sedangkan dana masyarakat

dan swasta juga sangat dibutuhkan dan menentukan keberhasilan

pembangunan di Kabupaten Parigi Moutong.

Sumber pendanaan pembangunan di Kabupaten Parigi Moutong

selama 5 (lima) Tahun (2003-2008) secara keseluruhan adalah sebagai

berikut :

Tabel 5.1Tabel 5.1Tabel 5.1Tabel 5.1

AlokasiAlokasiAlokasiAlokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAnggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAnggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong Tahun 200Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong Tahun 200Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong Tahun 200Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2003333 –––– 2020202000007777

Page 3: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

H a l |V- 3

((((Jutaan RupiahJutaan RupiahJutaan RupiahJutaan Rupiah))))

UraianUraianUraianUraian 2003200320032003 2004200420042004 % % % %

GrowthGrowthGrowthGrowth 2005200520052005

% % % %

GrowthGrowthGrowthGrowth

Pendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan Daerah 144,508144,508144,508144,508 182,158182,158182,158182,158 26.0526.0526.0526.05 205,569205,569205,569205,569 12.8512.8512.8512.85

Silpa ---- 7,8407,8407,8407,840

1,7071,7071,7071,707

Pendapatan Asli Daerah 3,716 4,295 15.5815.5815.5815.58 4,519 5.225.225.225.22

Dana Perimbangan 140,792 170,022 20.7620.7620.7620.76 196,055 15.3115.3115.3115.31

Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah 100 -

4,994

Belanja DaerahBelanja DaerahBelanja DaerahBelanja Daerah 136,668136,668136,668136,668 180,451180,451180,451180,451 32.0432.0432.0432.04 196,920196,920196,920196,920 9.139.139.139.13

Belanja Tidak Langsung 88,420 107,657 21.7621.7621.7621.76 131,566 22.2122.2122.2122.21

Belanja Langsung 48,247 72,794 50.8850.8850.8850.88 65,354 (10.22)(10.22)(10.22)(10.22)

Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit) 7,8407,8407,8407,840 1,7071,7071,7071,707

8,6498,6498,6498,649

Lanjutan Tabel 5.1 ………..

UraianUraianUraianUraian 2006200620062006 % % % %

GrowthGrowthGrowthGrowth 2007200720072007

% % % %

GrowthGrowthGrowthGrowth

Pendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan Daerah 354,947354,947354,947354,947 72.6772.6772.6772.67 434,317434,317434,317434,317 22.36

Silpa 8,6498,6498,6498,649 406.68406.68406.68406.68 19,82019,82019,82019,820 129.16

Pendapatan Asli Daerah 9,361 107.15107.15107.15107.15 10,451 11.64

Dana Perimbangan 344,586 75.7675.7675.7675.76 396,511 15.07

Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah 1,000

27,355 2,635.50

Belanja DaerahBelanja DaerahBelanja DaerahBelanja Daerah 335,127335,127335,127335,127 70.1870.1870.1870.18 433,641433,641433,641433,641 29.40

Belanja Tidak Langsung 168,305 27.9227.9227.9227.92 169,383 0.64

Belanja Langsung 166,822 155.26155.26155.26155.26 264,257 58.41

Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit) 19,82019,82019,82019,820

676676676676

Sumber ;LKPj Bupati Parimo, 2003-2007

Sebelum menentukan arah kebijakan umum pendapatan dan belanja

daerah anggaran lima tahun yang akan datang, maka perlu diketahui

perkembangan arah pengelolaan pendapatan dan belanja daerah akan

disampaikan berikut ini.

Page 4: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

H a l |V- 4

55555555........11111111........11111111 ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN

DAERAHDAERAHDAERAHDAERAH

Era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal berimplikasi pada

bertambahnya kewenangan daerah. Untuk melaksanakan kewenangan

tersebut diperlukan pendanaan yang mencukupi. Sesuai dengan hakekat

otonomi, secara bertahap Daerah dituntut untuk mengupayakan

kemandirian fiskal. Salah satu indikator kemandirian daerah otonom

adalah kemampuan untuk membiayai diri sendiri, sehingga otonomi

tidak hanya berarti memiliki wilayah tetapi juga pengelolaan keuangan

dan kewenangan-kewenangan yang bersifat pokok. Dalam pengelolaan

pendapatan daerah, sumber pendapatan yang berasal dari Pemerintah

melalui desentralisasi fiskal dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) saat

ini menempati proporsi yang paling besar terhadap pendapatan

daerah, yakni sekitar 90% hingga 97%. Sedangkan sumber

pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak dan retribusi perlu

ditingkatkan, namun tetap mempertimbangkan kemampuan masyarakat

serta tidak membebani perkembangan dunia usaha. Demikian pula

dengan sumber-sumber pendapatan lainnya juga perlu ditingkatkan,

antara lain Bagian Laba Perusahaan Daerah (PRUSDA), Lain-lain

Pendapatan yang sah, Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil

Bukan Pajak. Sehingga dalam kurun waktu lima tahun mendatang,

porsi DAU secara bertahap dapat mulai dikurangi

ketergantungannya dan peningkatan sumber-sumber pendapatan

yang dapat diupayakan oleh daerah.

Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakan-kebijakan

yang mempengaruhi perekonomian daerah sebagaimana telah diuraikan

dalam bab-bab sebelumnya, maka kebijakan umum pendapatan daerah

tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut :

Page 5: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

1. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seringkali

menimbulkan permasalahan dengan masyarakat khususnya

yang baru mulai tumbuh

atau penetapan

menghambat pertumbuhan sektor riil. Untuk itu perlu di kembangkan

terobosan baru untuk meningkatkan PAD, yaitu denga

Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong

a. Perbaikan manajemen

Dengan perbaikan manajemen diharapkan mampu

merealisasikan

Manajemen yang

kualitas sumber daya manusia dan perbaikan serta penyederhanaan

sistem dan prosedur.

b. Peningkatan investasi

Peningkatan investasi dapat didorong dengan membangun

iklim usaha yang kondusif . Hal ini dapat dicapai dengan menjaga

PAD

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

AN

GK

A

PR

OY

EK

SI

. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seringkali

menimbulkan permasalahan dengan masyarakat khususnya

yang baru mulai tumbuh. Kebijakan ekstensifikasi pajak dan retribusi

atau penetapan tarif yang terlalu tinggi seringkali dikeluhkan

menghambat pertumbuhan sektor riil. Untuk itu perlu di kembangkan

terobosan baru untuk meningkatkan PAD, yaitu dengan :

Gambar 5.1

Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong

Tahun 2009Tahun 2009Tahun 2009Tahun 2009----2013 (Dalam Jt Rp) 2013 (Dalam Jt Rp) 2013 (Dalam Jt Rp) 2013 (Dalam Jt Rp)

Perbaikan manajemen

Dengan perbaikan manajemen diharapkan mampu

merealisasikan setiap potensi menjadi pendapatan daerah.

Manajemen yang profesional dapat dicapai dengan meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dan perbaikan serta penyederhanaan

sistem dan prosedur.

Peningkatan investasi

Peningkatan investasi dapat didorong dengan membangun

usaha yang kondusif . Hal ini dapat dicapai dengan menjaga

2009 2010 2011 2012

13.883 15.736 17.590 21.297

TAHUN

H a l |V- 5

Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seringkali

menimbulkan permasalahan dengan masyarakat khususnya swasta

. Kebijakan ekstensifikasi pajak dan retribusi

tarif yang terlalu tinggi seringkali dikeluhkan

menghambat pertumbuhan sektor riil. Untuk itu perlu di kembangkan

n :

Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong

Dengan perbaikan manajemen diharapkan mampu

setiap potensi menjadi pendapatan daerah.

dengan meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dan perbaikan serta penyederhanaan

Peningkatan investasi dapat didorong dengan membangun

usaha yang kondusif . Hal ini dapat dicapai dengan menjaga

2013

23.151

Page 6: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

H a l |V- 6

stabilitas ekonomi daerah, menyederhanakan prosedur perijinan,

mempertegas peraturan-kebijakan agar tidak tumpang tindih baik

antara pemerintah pusat, provinsi, dan produk perda

Kabupaten Parigi Moutong maupun antar sektor,

meningkatkan kepastian hukum terhadap usaha,

menyehatkan iklim ketenagakerjaan sekaligus meningkatkan

kualitas tenaga kerja, meningkatkan keamanan dan ketertiban,

meniadakan tumpang tindih pemungutan dan menyederhanakan

prosedurnya.

c. Optimalisasi Pengelolaan Perusahaan Milik Daerah

Peningkatan PAD juga dapat diraih dengan

meningkatkan target pendapatan pengelolaan perusahaan milik

daerah. Optimalisasi manajemen pengelolaan Prusda dan

ekspansi usaha dilakukan peningkatan pendapatan Prusda.

Ekspansi usaha juga dapat dilaksanakan bekerjasama dengan

swasta. Selain itu hal diperlukan juga perbaikan manajemen

BUMD, selain itu upaya tersebut jika diperlukan perlu didukung

rencana untuk membentuk jenis usaha pelayanan yang dibutuhkan

masyarakat Kabupaten Parigi Moutong.

2. Peningkatan Dana 2. Peningkatan Dana 2. Peningkatan Dana 2. Peningkatan Dana Perimbangan dan Bagi HasilPerimbangan dan Bagi HasilPerimbangan dan Bagi HasilPerimbangan dan Bagi Hasil

Dana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaik-

baiknya, meskipun relatif sulit untuk memperkirakan jumlah

realisasinya karena tergantung pada pemerintah pusat. Sumber dana

Dana Alokasi Khusus (DAK) juga dapat diupayakan peningkatannya

melalui penyusunan program-program unggulan yang dapat diajukan

untuk dibiayai dengan dana DAK. Bagi hasil pajak propinsi dan pusat

dapat diupayakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Pendapatan

Bagi Hasil sangat terkait dengan aktifitas perekonomian daerah. Dengan

semakin meningkatnya aktifitas ekonomi akan berkorelasi dengan

Page 7: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

naiknya pendapatan yang

Daerah harus mendorong

Proyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana Per

Adapun sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah,

Hasil Perusahaan milik Daerah dan Hasil

yang Dipisahkan dan Lain

Perimbangan yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak,

Dana Alokasi Umum

Pendapatan Daerah yang sah.

Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakan

yang mempengaruhi perekonomian daerah sebagaimana telah diuraikan

dalam bab-bab sebelumnya, maka

daerah tahun 200

Proyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi Moutong

PERIMBANGAN

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

1.000.000

naiknya pendapatan yang berasal dari bagi hasil. Pemerintah

Daerah harus mendorong meningkatnya aktifitas perekonomian.

Gambar Gambar Gambar Gambar 5.25.25.25.2

Proyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana Perimbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutong

Tahun Tahun Tahun Tahun 2009200920092009----2013 2013 2013 2013 (Dalam Jt Rp)(Dalam Jt Rp)(Dalam Jt Rp)(Dalam Jt Rp)

umber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah,

Hasil Perusahaan milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana

Perimbangan yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak,

Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) ;

Pendapatan Daerah yang sah.

Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakan

yang mempengaruhi perekonomian daerah sebagaimana telah diuraikan

bab sebelumnya, maka diharapkan proyeksi

daerah tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :

Gambar 5.3Gambar 5.3Gambar 5.3Gambar 5.3

Proyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi Moutong

2009 2010 2011 2012

523.994 592.594 661.194 798.395

H a l |V- 7

berasal dari bagi hasil. Pemerintah

meningkatnya aktifitas perekonomian.

imbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutong

umber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah,

Pengelolaan Kekayaan Daerah

Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana

Perimbangan yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak,

dan Dana Alokasi Khusus (DAK) ; 3) Lain-lain

Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakan-kebijakan

yang mempengaruhi perekonomian daerah sebagaimana telah diuraikan

diharapkan proyeksi pendapatan

Proyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi Moutong

2013

866.995

Page 8: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

55555555........11111111........22222222 ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian

visi dan misi pembangunan 5 tahun ke depan. Sesuai dengan visi

pembangunan yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan

sebagai instrumen

proses perencanaan,

memperhatikan aspek

Belanja harus diarahkan

ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan

keluaran (efisiensi), dimana keluaran dari

dapat dinikmati oleh masyarakat (hasil).

perlu dilaksanakan secara terbuka

PENDAPATAN

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

1.000.000

ThnThnThnThn 2009200920092009----2013 (Dlm Jt Rp) 2013 (Dlm Jt Rp) 2013 (Dlm Jt Rp) 2013 (Dlm Jt Rp)

ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian

dan misi pembangunan 5 tahun ke depan. Sesuai dengan visi

yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan

sebagai instrumen pencapaian visi tersebut. Pengelolaan belanja sejak

proses perencanaan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban haru

memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel.

Belanja harus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah

ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan

keluaran (efisiensi), dimana keluaran dari belanja dimaksud

dapat dinikmati oleh masyarakat (hasil). Selanjutnya alokasi anggaran

perlu dilaksanakan secara terbuka berdasarkan skala prioritas dan

2009 2010 2011 2012

565.263 640.503 715.744 866.225 941.466

565.263

640.503

715.744

866.225

H a l |V- 8

ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian

dan misi pembangunan 5 tahun ke depan. Sesuai dengan visi

yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan

pencapaian visi tersebut. Pengelolaan belanja sejak

pelaksanaan hingga pertanggungjawaban harus

efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel.

untuk mendukung kebijakan yang telah

ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan

belanja dimaksud seharusnya

Selanjutnya alokasi anggaran

berdasarkan skala prioritas dan

2013

941.466

941.466

Page 9: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

H a l |V- 9

kebutuhan. Selain itu pengelolaan belanja harus diadministrasikan sesuai

dengan perundang-undangan yang berlaku.

Arah pengelolaan belanja daerah tahun 2008-2013 adalah

sebagai berikut :

1. Efisiensi dan Efektivitas AnggaranEfisiensi dan Efektivitas AnggaranEfisiensi dan Efektivitas AnggaranEfisiensi dan Efektivitas Anggaran

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin

untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang

harapan selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan

meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah,

terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan

masyarakat.

2. PrioritasPrioritasPrioritasPrioritas

Penggunaan anggaran tahun 2008-2013 diprioritaskan untuk

mendanai kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan,

pengembangan wilayah, pembangunan dan peningkatan infrastruktur

guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah serta pengembangan

potensi pertanian, perkebunan dan perikanan Kabupaten Parigi

Moutong serta diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan yang

berimplikasi pada terwujudnya Parigi Moutong sebagai kabupaten

terdepan.

3. Tolok Tolok Tolok Tolok Ukur Dan Target KinerjaUkur Dan Target KinerjaUkur Dan Target KinerjaUkur Dan Target Kinerja

Belanja daerah pada setiap kegiatan disertai tolok ukur dan target

pada setiap indikator kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan

hasil sesuai dengan tugas pokok dan urusan.

4. Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Belanja LangsungBelanja LangsungBelanja LangsungBelanja Langsung

Page 10: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

H a l |V- 10

Belanja langsung diupayakan untuk mendukung tercapainya tujuan

pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung disusun atas

dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai dengan upaya pencapaian Visi

dan Misi pembangunan untuk mewujudkan kabupaten terdepan di

propinsi Sulawesi Tengah, melalui strategi melaksanakan pemerintahan

yang bersihdan berwibawa, optimalisasi sumber-sumber pendapatan,

mendorong peranserta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,

pemberdayaan ekonomi dan menjaga akselerasi pembangunan terhadap

lingkungan.

5. Transparan dan Akuntabel5. Transparan dan Akuntabel5. Transparan dan Akuntabel5. Transparan dan Akuntabel

Setiap pengeluaran belanja dipertanggung jawabkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Pengelolaan yang transparan berarti pula

masyarakat mudah dalam mengakses informasi. Pertanggungjawaban

belanja APBD.

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten yang terdiri

dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam

bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang

ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

Belanja penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan untuk

melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam

upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk

peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan

fasilitas umum yang layak serta mendorong pertumbuhan ekonomi

daerah.

Page 11: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui

prestasi kerja dan disiplin kerja

minimal (SPM) sesuai dengan peraturan perundang

Perkembangan target alokasi belanja daerah Pemerintah

Parigi Moutong

2013) diproyeksikan

sebagaimana berikut ;

Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah

2009

BELANJA 556.010

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

1.000.000

AN

GK

A

PR

OY

EK

SI

Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui

dan disiplin kerja dalam pencapaian standar pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Perkembangan target alokasi belanja daerah Pemerintah

Parigi Moutong selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan

diproyeksikan mengalami peningkatan dari tahun ketahun

sebagaimana berikut ;

Gambar 5.4Gambar 5.4Gambar 5.4Gambar 5.4

Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Belanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi Moutong

THN 2009THN 2009THN 2009THN 2009----2013 (Dlm Jt Rp)2013 (Dlm Jt Rp)2013 (Dlm Jt Rp)2013 (Dlm Jt Rp)

2009 2010 2011 2012

556.010 630.872 705.735 855.459

556.010

630.872

705.735

855.459

TAHUN

H a l |V- 11

Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui

dalam pencapaian standar pelayanan

ngan.

Perkembangan target alokasi belanja daerah Pemerintah Kabupaten

kedepan (2008-

peningkatan dari tahun ketahun

Belanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi Moutong

2013

930.321

855.459

930.321

Page 12: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

H a l |V- 12

55555555........11111111........33333333 PEMBIAYAAN DAERAHPEMBIAYAAN DAERAHPEMBIAYAAN DAERAHPEMBIAYAAN DAERAH

Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam

penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Defisit

terjadi ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan belanja,

sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar dibandingkan

belanja. Untuk menutup defisit dan surplus diperlukan pembiayaan daerah.

Berdasarkan proyeksi APBD Tahun 2008-2013, surplus anggaran

diperkirakan terjadi pada 5(lima) tahun mendatang.

Pembiayaan anggaran belanja masih tetap mengharapkan alokasi

dana perimbangan dan meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) dari

tahun ketahun. Untuk ketambahan anggaran pendapatan antara lain

diharapkan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dan

pinjaman daerah jika diperlukan. Alokasi pinjaman daerah selain

memberikan pemasukan pada PAD juga diharap mampu

meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dengan

berkembangnya sektor pertanian, perkebunan dan perikanan sebagai

keunggulan komparatif daerah. Selanjutnya untuk pengeluaran

pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib,

antara lain untuk belanja rutin. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi,

maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk belanja modal dan

penyertaan modal kepada usaha PRUSDA yang berorientasi keuntungan

dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Untuk lebih memperjelas proyeksi APBD tahun 2009-2013 dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.2Tabel 5.2Tabel 5.2Tabel 5.2

Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahProyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahProyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahProyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pemerintah KabupPemerintah KabupPemerintah KabupPemerintah Kabupaten Parigi Moutong Tahun aten Parigi Moutong Tahun aten Parigi Moutong Tahun aten Parigi Moutong Tahun 2002002002009999 –––– 2012012012013333

((((Jutaan RupiahJutaan RupiahJutaan RupiahJutaan Rupiah))))

UraianUraianUraianUraian 2009200920092009 2010201020102010 2011201120112011 2012201220122012 2013201320132013

Pendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan Daerah 565,263565,263565,263565,263 640,503640,503640,503640,503 715,744715,744715,744715,744 866,225866,225866,225866,225 941,466941,466941,466941,466

Page 13: Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah

H a l |V- 13

Pendapatan Asli Daerah 13,883 15,736 17,590 21,297 23,151

Dana Perimbangan 523,994 592,594 661,194 798,395 866,995

Lain-Lain Pendapatan

Daerah Yang Sah 27,386 32,173 36,960 46,533 51,320

Belanja DaerahBelanja DaerahBelanja DaerahBelanja Daerah 556,010556,010556,010556,010 630,872630,872630,872630,872 705,735705,735705,735705,735 855,459855,459855,459855,459 930,321930,321930,321930,321

Belanja Tidak Langsung 222,096 244,353 266,611 311,125 333,383

Belanja Langsung 333,914 386,519 439,124 544,334 596,938

Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit) 9,2529,2529,2529,252 9,6319,6319,6319,631 10,00910,00910,00910,009 10,76610,76610,76610,766 11,14511,14511,14511,145