bab v arah kebijakan keuangan daerah
TRANSCRIPT
H a l |V- 1
BBBBBBBBBBBBAAAAAAAAAAAABBBBBBBBBBBB VVVVVVVVVVVV
AAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH KKKKKKKKKKKKEEEEEEEEEEEEBBBBBBBBBBBBIIIIIIIIIIIIJJJJJJJJJJJJAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNN KKKKKKKKKKKKEEEEEEEEEEEEUUUUUUUUUUUUAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNNGGGGGGGGGGGGAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNN
DDDDDDDDDDDDAAAAAAAAAAAAEEEEEEEEEEEERRRRRRRRRRRRAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH
55555555........11111111 ARAH PENGELOLAAN APBDARAH PENGELOLAAN APBDARAH PENGELOLAAN APBDARAH PENGELOLAAN APBD
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tentang
Sistem Perencanaann Pembangunan Nasional serta Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah
harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan
bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini akan
tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah 5 (lima) tahun
kedepan.
Sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan
yang meliputi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), PBHTB, Pajak Penghasilan
(PPh) Perorangan (PPH-21), Provisi Sumber Daya Hutan, Dana Reboisasi,
SDA Land-Rent dan Migas, SDA Bidang Perikanan dan Kelautan, Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus(DAK).
H a l |V- 2
Pendapatan dari dana perimbangan sebenarnya diluar kendali
Pemerintah Daerah karena alokasi dana tersebut ditentukan oleh
Pemerintah Pusat berdasarkan formula yang telah ditetapkan. Penerimaan
dari dana perimbangan sangat bergantung dari APBN yang dialokasikan
pada daerah dan formula dana alokasi umum (DAU) Kabupaten/Kota yang
berlaku. Dengan demikian untuk menjamin pendapatan daerah,
Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong memfokuskan pada
Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah (PAD).
Sedangkan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Bagi Hasil yang
dipisahkan juga menjadi sumber pendapatan lain. Selain dana dari
penerimaan daerah tersebut, daerah Kabupaten Parigi Moutong
mengharapkan kucuran dana yang bersumber dari Pemerintah
Pusat/propinsi berupa dana Inpres Percepatan yang mana dana tersebut
sesuai dengan kebijakan bersama Pemerintah propinsi Sulawesi Tengah dan
pemerintah pusat serta Kabupaten/Kota yang diperuntukan bagi
kepentingan pelaksanaan percepatan pembangunan di propinsi Sulawesi
Tengah termasuk Kabupaten Parigi Moutong. Sedangkan dana masyarakat
dan swasta juga sangat dibutuhkan dan menentukan keberhasilan
pembangunan di Kabupaten Parigi Moutong.
Sumber pendanaan pembangunan di Kabupaten Parigi Moutong
selama 5 (lima) Tahun (2003-2008) secara keseluruhan adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.1Tabel 5.1Tabel 5.1Tabel 5.1
AlokasiAlokasiAlokasiAlokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAnggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAnggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong Tahun 200Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong Tahun 200Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong Tahun 200Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2003333 –––– 2020202000007777
H a l |V- 3
((((Jutaan RupiahJutaan RupiahJutaan RupiahJutaan Rupiah))))
UraianUraianUraianUraian 2003200320032003 2004200420042004 % % % %
GrowthGrowthGrowthGrowth 2005200520052005
% % % %
GrowthGrowthGrowthGrowth
Pendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan Daerah 144,508144,508144,508144,508 182,158182,158182,158182,158 26.0526.0526.0526.05 205,569205,569205,569205,569 12.8512.8512.8512.85
Silpa ---- 7,8407,8407,8407,840
1,7071,7071,7071,707
Pendapatan Asli Daerah 3,716 4,295 15.5815.5815.5815.58 4,519 5.225.225.225.22
Dana Perimbangan 140,792 170,022 20.7620.7620.7620.76 196,055 15.3115.3115.3115.31
Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah 100 -
4,994
Belanja DaerahBelanja DaerahBelanja DaerahBelanja Daerah 136,668136,668136,668136,668 180,451180,451180,451180,451 32.0432.0432.0432.04 196,920196,920196,920196,920 9.139.139.139.13
Belanja Tidak Langsung 88,420 107,657 21.7621.7621.7621.76 131,566 22.2122.2122.2122.21
Belanja Langsung 48,247 72,794 50.8850.8850.8850.88 65,354 (10.22)(10.22)(10.22)(10.22)
Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit) 7,8407,8407,8407,840 1,7071,7071,7071,707
8,6498,6498,6498,649
Lanjutan Tabel 5.1 ………..
UraianUraianUraianUraian 2006200620062006 % % % %
GrowthGrowthGrowthGrowth 2007200720072007
% % % %
GrowthGrowthGrowthGrowth
Pendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan Daerah 354,947354,947354,947354,947 72.6772.6772.6772.67 434,317434,317434,317434,317 22.36
Silpa 8,6498,6498,6498,649 406.68406.68406.68406.68 19,82019,82019,82019,820 129.16
Pendapatan Asli Daerah 9,361 107.15107.15107.15107.15 10,451 11.64
Dana Perimbangan 344,586 75.7675.7675.7675.76 396,511 15.07
Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sah 1,000
27,355 2,635.50
Belanja DaerahBelanja DaerahBelanja DaerahBelanja Daerah 335,127335,127335,127335,127 70.1870.1870.1870.18 433,641433,641433,641433,641 29.40
Belanja Tidak Langsung 168,305 27.9227.9227.9227.92 169,383 0.64
Belanja Langsung 166,822 155.26155.26155.26155.26 264,257 58.41
Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit) 19,82019,82019,82019,820
676676676676
Sumber ;LKPj Bupati Parimo, 2003-2007
Sebelum menentukan arah kebijakan umum pendapatan dan belanja
daerah anggaran lima tahun yang akan datang, maka perlu diketahui
perkembangan arah pengelolaan pendapatan dan belanja daerah akan
disampaikan berikut ini.
H a l |V- 4
55555555........11111111........11111111 ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN
DAERAHDAERAHDAERAHDAERAH
Era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal berimplikasi pada
bertambahnya kewenangan daerah. Untuk melaksanakan kewenangan
tersebut diperlukan pendanaan yang mencukupi. Sesuai dengan hakekat
otonomi, secara bertahap Daerah dituntut untuk mengupayakan
kemandirian fiskal. Salah satu indikator kemandirian daerah otonom
adalah kemampuan untuk membiayai diri sendiri, sehingga otonomi
tidak hanya berarti memiliki wilayah tetapi juga pengelolaan keuangan
dan kewenangan-kewenangan yang bersifat pokok. Dalam pengelolaan
pendapatan daerah, sumber pendapatan yang berasal dari Pemerintah
melalui desentralisasi fiskal dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) saat
ini menempati proporsi yang paling besar terhadap pendapatan
daerah, yakni sekitar 90% hingga 97%. Sedangkan sumber
pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak dan retribusi perlu
ditingkatkan, namun tetap mempertimbangkan kemampuan masyarakat
serta tidak membebani perkembangan dunia usaha. Demikian pula
dengan sumber-sumber pendapatan lainnya juga perlu ditingkatkan,
antara lain Bagian Laba Perusahaan Daerah (PRUSDA), Lain-lain
Pendapatan yang sah, Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil
Bukan Pajak. Sehingga dalam kurun waktu lima tahun mendatang,
porsi DAU secara bertahap dapat mulai dikurangi
ketergantungannya dan peningkatan sumber-sumber pendapatan
yang dapat diupayakan oleh daerah.
Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakan-kebijakan
yang mempengaruhi perekonomian daerah sebagaimana telah diuraikan
dalam bab-bab sebelumnya, maka kebijakan umum pendapatan daerah
tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seringkali
menimbulkan permasalahan dengan masyarakat khususnya
yang baru mulai tumbuh
atau penetapan
menghambat pertumbuhan sektor riil. Untuk itu perlu di kembangkan
terobosan baru untuk meningkatkan PAD, yaitu denga
Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong
a. Perbaikan manajemen
Dengan perbaikan manajemen diharapkan mampu
merealisasikan
Manajemen yang
kualitas sumber daya manusia dan perbaikan serta penyederhanaan
sistem dan prosedur.
b. Peningkatan investasi
Peningkatan investasi dapat didorong dengan membangun
iklim usaha yang kondusif . Hal ini dapat dicapai dengan menjaga
PAD
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
AN
GK
A
PR
OY
EK
SI
. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seringkali
menimbulkan permasalahan dengan masyarakat khususnya
yang baru mulai tumbuh. Kebijakan ekstensifikasi pajak dan retribusi
atau penetapan tarif yang terlalu tinggi seringkali dikeluhkan
menghambat pertumbuhan sektor riil. Untuk itu perlu di kembangkan
terobosan baru untuk meningkatkan PAD, yaitu dengan :
Gambar 5.1
Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong
Tahun 2009Tahun 2009Tahun 2009Tahun 2009----2013 (Dalam Jt Rp) 2013 (Dalam Jt Rp) 2013 (Dalam Jt Rp) 2013 (Dalam Jt Rp)
Perbaikan manajemen
Dengan perbaikan manajemen diharapkan mampu
merealisasikan setiap potensi menjadi pendapatan daerah.
Manajemen yang profesional dapat dicapai dengan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan perbaikan serta penyederhanaan
sistem dan prosedur.
Peningkatan investasi
Peningkatan investasi dapat didorong dengan membangun
usaha yang kondusif . Hal ini dapat dicapai dengan menjaga
2009 2010 2011 2012
13.883 15.736 17.590 21.297
TAHUN
H a l |V- 5
Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seringkali
menimbulkan permasalahan dengan masyarakat khususnya swasta
. Kebijakan ekstensifikasi pajak dan retribusi
tarif yang terlalu tinggi seringkali dikeluhkan
menghambat pertumbuhan sektor riil. Untuk itu perlu di kembangkan
n :
Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong Proyeksi Jumlah PAD KabupatenParigi Moutong
Dengan perbaikan manajemen diharapkan mampu
setiap potensi menjadi pendapatan daerah.
dengan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan perbaikan serta penyederhanaan
Peningkatan investasi dapat didorong dengan membangun
usaha yang kondusif . Hal ini dapat dicapai dengan menjaga
2013
23.151
H a l |V- 6
stabilitas ekonomi daerah, menyederhanakan prosedur perijinan,
mempertegas peraturan-kebijakan agar tidak tumpang tindih baik
antara pemerintah pusat, provinsi, dan produk perda
Kabupaten Parigi Moutong maupun antar sektor,
meningkatkan kepastian hukum terhadap usaha,
menyehatkan iklim ketenagakerjaan sekaligus meningkatkan
kualitas tenaga kerja, meningkatkan keamanan dan ketertiban,
meniadakan tumpang tindih pemungutan dan menyederhanakan
prosedurnya.
c. Optimalisasi Pengelolaan Perusahaan Milik Daerah
Peningkatan PAD juga dapat diraih dengan
meningkatkan target pendapatan pengelolaan perusahaan milik
daerah. Optimalisasi manajemen pengelolaan Prusda dan
ekspansi usaha dilakukan peningkatan pendapatan Prusda.
Ekspansi usaha juga dapat dilaksanakan bekerjasama dengan
swasta. Selain itu hal diperlukan juga perbaikan manajemen
BUMD, selain itu upaya tersebut jika diperlukan perlu didukung
rencana untuk membentuk jenis usaha pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat Kabupaten Parigi Moutong.
2. Peningkatan Dana 2. Peningkatan Dana 2. Peningkatan Dana 2. Peningkatan Dana Perimbangan dan Bagi HasilPerimbangan dan Bagi HasilPerimbangan dan Bagi HasilPerimbangan dan Bagi Hasil
Dana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaik-
baiknya, meskipun relatif sulit untuk memperkirakan jumlah
realisasinya karena tergantung pada pemerintah pusat. Sumber dana
Dana Alokasi Khusus (DAK) juga dapat diupayakan peningkatannya
melalui penyusunan program-program unggulan yang dapat diajukan
untuk dibiayai dengan dana DAK. Bagi hasil pajak propinsi dan pusat
dapat diupayakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Pendapatan
Bagi Hasil sangat terkait dengan aktifitas perekonomian daerah. Dengan
semakin meningkatnya aktifitas ekonomi akan berkorelasi dengan
naiknya pendapatan yang
Daerah harus mendorong
Proyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana Per
Adapun sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil Perusahaan milik Daerah dan Hasil
yang Dipisahkan dan Lain
Perimbangan yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak,
Dana Alokasi Umum
Pendapatan Daerah yang sah.
Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakan
yang mempengaruhi perekonomian daerah sebagaimana telah diuraikan
dalam bab-bab sebelumnya, maka
daerah tahun 200
Proyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi Moutong
PERIMBANGAN
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
1.000.000
naiknya pendapatan yang berasal dari bagi hasil. Pemerintah
Daerah harus mendorong meningkatnya aktifitas perekonomian.
Gambar Gambar Gambar Gambar 5.25.25.25.2
Proyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana PerProyeksi Jumlah Dana Perimbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutong
Tahun Tahun Tahun Tahun 2009200920092009----2013 2013 2013 2013 (Dalam Jt Rp)(Dalam Jt Rp)(Dalam Jt Rp)(Dalam Jt Rp)
umber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil Perusahaan milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana
Perimbangan yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak,
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) ;
Pendapatan Daerah yang sah.
Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakan
yang mempengaruhi perekonomian daerah sebagaimana telah diuraikan
bab sebelumnya, maka diharapkan proyeksi
daerah tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :
Gambar 5.3Gambar 5.3Gambar 5.3Gambar 5.3
Proyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi Moutong
2009 2010 2011 2012
523.994 592.594 661.194 798.395
H a l |V- 7
berasal dari bagi hasil. Pemerintah
meningkatnya aktifitas perekonomian.
imbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutongimbangan Kabupaten Parigi Moutong
umber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Pengelolaan Kekayaan Daerah
Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana
Perimbangan yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak,
dan Dana Alokasi Khusus (DAK) ; 3) Lain-lain
Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakan-kebijakan
yang mempengaruhi perekonomian daerah sebagaimana telah diuraikan
diharapkan proyeksi pendapatan
Proyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi MoutongProyeksi Jumlah Pendapatan Kab.Parigi Moutong
2013
866.995
55555555........11111111........22222222 ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian
visi dan misi pembangunan 5 tahun ke depan. Sesuai dengan visi
pembangunan yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan
sebagai instrumen
proses perencanaan,
memperhatikan aspek
Belanja harus diarahkan
ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan
keluaran (efisiensi), dimana keluaran dari
dapat dinikmati oleh masyarakat (hasil).
perlu dilaksanakan secara terbuka
PENDAPATAN
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
1.000.000
ThnThnThnThn 2009200920092009----2013 (Dlm Jt Rp) 2013 (Dlm Jt Rp) 2013 (Dlm Jt Rp) 2013 (Dlm Jt Rp)
ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian
dan misi pembangunan 5 tahun ke depan. Sesuai dengan visi
yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan
sebagai instrumen pencapaian visi tersebut. Pengelolaan belanja sejak
proses perencanaan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban haru
memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel.
Belanja harus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah
ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan
keluaran (efisiensi), dimana keluaran dari belanja dimaksud
dapat dinikmati oleh masyarakat (hasil). Selanjutnya alokasi anggaran
perlu dilaksanakan secara terbuka berdasarkan skala prioritas dan
2009 2010 2011 2012
565.263 640.503 715.744 866.225 941.466
565.263
640.503
715.744
866.225
H a l |V- 8
ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAHARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian
dan misi pembangunan 5 tahun ke depan. Sesuai dengan visi
yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan
pencapaian visi tersebut. Pengelolaan belanja sejak
pelaksanaan hingga pertanggungjawaban harus
efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel.
untuk mendukung kebijakan yang telah
ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan
belanja dimaksud seharusnya
Selanjutnya alokasi anggaran
berdasarkan skala prioritas dan
2013
941.466
941.466
H a l |V- 9
kebutuhan. Selain itu pengelolaan belanja harus diadministrasikan sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
Arah pengelolaan belanja daerah tahun 2008-2013 adalah
sebagai berikut :
1. Efisiensi dan Efektivitas AnggaranEfisiensi dan Efektivitas AnggaranEfisiensi dan Efektivitas AnggaranEfisiensi dan Efektivitas Anggaran
Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin
untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang
harapan selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah,
terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan
masyarakat.
2. PrioritasPrioritasPrioritasPrioritas
Penggunaan anggaran tahun 2008-2013 diprioritaskan untuk
mendanai kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan,
pengembangan wilayah, pembangunan dan peningkatan infrastruktur
guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah serta pengembangan
potensi pertanian, perkebunan dan perikanan Kabupaten Parigi
Moutong serta diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan yang
berimplikasi pada terwujudnya Parigi Moutong sebagai kabupaten
terdepan.
3. Tolok Tolok Tolok Tolok Ukur Dan Target KinerjaUkur Dan Target KinerjaUkur Dan Target KinerjaUkur Dan Target Kinerja
Belanja daerah pada setiap kegiatan disertai tolok ukur dan target
pada setiap indikator kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan
hasil sesuai dengan tugas pokok dan urusan.
4. Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Belanja LangsungBelanja LangsungBelanja LangsungBelanja Langsung
H a l |V- 10
Belanja langsung diupayakan untuk mendukung tercapainya tujuan
pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung disusun atas
dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai dengan upaya pencapaian Visi
dan Misi pembangunan untuk mewujudkan kabupaten terdepan di
propinsi Sulawesi Tengah, melalui strategi melaksanakan pemerintahan
yang bersihdan berwibawa, optimalisasi sumber-sumber pendapatan,
mendorong peranserta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
pemberdayaan ekonomi dan menjaga akselerasi pembangunan terhadap
lingkungan.
5. Transparan dan Akuntabel5. Transparan dan Akuntabel5. Transparan dan Akuntabel5. Transparan dan Akuntabel
Setiap pengeluaran belanja dipertanggung jawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pengelolaan yang transparan berarti pula
masyarakat mudah dalam mengakses informasi. Pertanggungjawaban
belanja APBD.
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten yang terdiri
dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam
bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.
Belanja penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam
upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan
fasilitas umum yang layak serta mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah.
Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui
prestasi kerja dan disiplin kerja
minimal (SPM) sesuai dengan peraturan perundang
Perkembangan target alokasi belanja daerah Pemerintah
Parigi Moutong
2013) diproyeksikan
sebagaimana berikut ;
Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah
2009
BELANJA 556.010
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
1.000.000
AN
GK
A
PR
OY
EK
SI
Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui
dan disiplin kerja dalam pencapaian standar pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Perkembangan target alokasi belanja daerah Pemerintah
Parigi Moutong selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan
diproyeksikan mengalami peningkatan dari tahun ketahun
sebagaimana berikut ;
Gambar 5.4Gambar 5.4Gambar 5.4Gambar 5.4
Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Proyeksi Jumlah Belanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi Moutong
THN 2009THN 2009THN 2009THN 2009----2013 (Dlm Jt Rp)2013 (Dlm Jt Rp)2013 (Dlm Jt Rp)2013 (Dlm Jt Rp)
2009 2010 2011 2012
556.010 630.872 705.735 855.459
556.010
630.872
705.735
855.459
TAHUN
H a l |V- 11
Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui
dalam pencapaian standar pelayanan
ngan.
Perkembangan target alokasi belanja daerah Pemerintah Kabupaten
kedepan (2008-
peningkatan dari tahun ketahun
Belanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi MoutongBelanja Kab.Parigi Moutong
2013
930.321
855.459
930.321
H a l |V- 12
55555555........11111111........33333333 PEMBIAYAAN DAERAHPEMBIAYAAN DAERAHPEMBIAYAAN DAERAHPEMBIAYAAN DAERAH
Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam
penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Defisit
terjadi ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan belanja,
sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar dibandingkan
belanja. Untuk menutup defisit dan surplus diperlukan pembiayaan daerah.
Berdasarkan proyeksi APBD Tahun 2008-2013, surplus anggaran
diperkirakan terjadi pada 5(lima) tahun mendatang.
Pembiayaan anggaran belanja masih tetap mengharapkan alokasi
dana perimbangan dan meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) dari
tahun ketahun. Untuk ketambahan anggaran pendapatan antara lain
diharapkan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dan
pinjaman daerah jika diperlukan. Alokasi pinjaman daerah selain
memberikan pemasukan pada PAD juga diharap mampu
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dengan
berkembangnya sektor pertanian, perkebunan dan perikanan sebagai
keunggulan komparatif daerah. Selanjutnya untuk pengeluaran
pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib,
antara lain untuk belanja rutin. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi,
maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk belanja modal dan
penyertaan modal kepada usaha PRUSDA yang berorientasi keuntungan
dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk lebih memperjelas proyeksi APBD tahun 2009-2013 dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.2Tabel 5.2Tabel 5.2Tabel 5.2
Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahProyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahProyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahProyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pemerintah KabupPemerintah KabupPemerintah KabupPemerintah Kabupaten Parigi Moutong Tahun aten Parigi Moutong Tahun aten Parigi Moutong Tahun aten Parigi Moutong Tahun 2002002002009999 –––– 2012012012013333
((((Jutaan RupiahJutaan RupiahJutaan RupiahJutaan Rupiah))))
UraianUraianUraianUraian 2009200920092009 2010201020102010 2011201120112011 2012201220122012 2013201320132013
Pendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan Daerah 565,263565,263565,263565,263 640,503640,503640,503640,503 715,744715,744715,744715,744 866,225866,225866,225866,225 941,466941,466941,466941,466
H a l |V- 13
Pendapatan Asli Daerah 13,883 15,736 17,590 21,297 23,151
Dana Perimbangan 523,994 592,594 661,194 798,395 866,995
Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah 27,386 32,173 36,960 46,533 51,320
Belanja DaerahBelanja DaerahBelanja DaerahBelanja Daerah 556,010556,010556,010556,010 630,872630,872630,872630,872 705,735705,735705,735705,735 855,459855,459855,459855,459 930,321930,321930,321930,321
Belanja Tidak Langsung 222,096 244,353 266,611 311,125 333,383
Belanja Langsung 333,914 386,519 439,124 544,334 596,938
Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit)Surplus / (Defisit) 9,2529,2529,2529,252 9,6319,6319,6319,631 10,00910,00910,00910,009 10,76610,76610,76610,766 11,14511,14511,14511,145