bab l pendahuluan - digital library...

Download BAB l PENDAHULUAN - Digital Library UWPlibrary.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--erwianusak-286-2-skripsi... · Untuk itu perlu dipersiapkan sumber ... transformator penurunan tegangan

If you can't read please download the document

Upload: vuongduong

Post on 09-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB l

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Indonesia sebagai Negara berkembang memerlukan adanya peningkatan

    teknologi terlebih di bidang teknologi pemesinan, Perkembangan dan penerapan

    teknologi yang merambah hampir keseluruh bidang kehidupan pada dewasa ini.

    Tak terkecuali pada bidang industri, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang

    dibutuhkan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Untuk itu perlu

    dipersiapkan sumber daya manusia yang terampil dan berkeahlian dalam

    mengakomodasi kemajuan tersebut. Mahasiswa teknik mesin sebagai aset

    sumber daya, merasa perlu memperdalam bidang keilmuannya terutama dilihat

    dari sisi aplikasi ilmu. Karenanya dibutuhkan wadah yang mampu untuk

    mengembangkan dan mengaplikasikan bidang keilmuannya tersebut. Dalam hal

    ini, pihak industri dipandang tepat sebagai penyedia (fasilitator) bagi para

    mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang didapat dilingkungan pendidikan.

    Yang pada akhirnya diharapkan seorang mahasiswa/sarjana tidak hanya

    memahami pada segi teoritisnya saja tetapi juga sanggup melaksanakan praktek

    dalam dunia kerja ke depan program studi Teknik Mesin merupakan salah satu

    jurusan yang membekali para mahasiswanya dengan proses pembelajaran

    mengenai fenomena-fenomena permesinan, perancangan dan konstruksi,

    pengkonversian energi, proses produksi serta ilmu material. Namun untuk lebih

  • 2

    memahami dan menguasai apa yang telah didapat di bangku perkuliahan

    mahasiswa program studi Teknik Mesin perlu untuk menyaksikan sendiri dan

    membuktikan pengaplikasian ilmu yang dipelajari dengan cara kerja praktek pada

    perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan ilmu keteknik pemesinan.

    1.2 Rumusan masalah

    Dalam pengerjaan mesin ini terdapat poin poin yang harus kami rancang dan

    kami selesaikan sesuai dengan tujuan perancangan mesin ini, antara lain :

    a) Bagaimana cara merancang mekanika kelistrikan dalam mesin ini

    b) Bagaimana cara merancang memasukan makanan ringan sesuai dengan

    takaran yang di tentukan

    c) Bagaimana cara membuat rangka utama pada mesin timbanga sistim

    dosing?

    d) Bagaimana cara membuat poros penghubung pada mesin timbangan

    sistim dosing?

    1.3 Batasan masalah

    beberapa batasan permasalahan dengan tujuan agar pembahasan tidak meluas

    dan menyimpang dari tujuan. Adapun batasan permasalahan dari sistem yang

    dirancang ini adalah :

    a. Sistem ukuran dari mesin timbangan agar dapat memasukan bahan

    sesuai takaran yang di butuhkanPada corong mengunakan bahan dari

    stainless steel

    b. Motor yang di gunakan motor biasa 220 Volt 2hp,1800 rpm

  • 3

    c. Motor yang digunakan hanya untuk memutar pada bagian bawah

    corong agar makanan ringanter sebut masuk kedalam

    pengemas/packing

    1.4 Tujuan penelitian

    Sama dalam pengepakannya sesuai tujuan yang kami harapkan Tujuan dari

    pembuatan dari mesin Timbangan dosing adalah agar kami dapat mendesain alat

    dan sistem mekanik dari mesin timbangan dosing yang di gerakkan oleh motor

    listrikMembuat pengaturan desain sistem agar bisa sesuai dengan

    ukuran/takaran yang

    1.5 Manfaat penelitian

    Secara detail cara kerja mesin akan di bahas pada bab selanjutnya namun secara

    singkat pada mesin ini,Makanan ringan di masukan ke dalam corong

    Motor akan bekerja pada kecepatan pelan yang diatur oleh variable speed dan

    waktunya di tentukan oleh timer dan silinder sehinga makanan ringanakan

    masuk ke packing sesuai dengan takaran,Bahan tersebut akan turun pada

    tempat penampungan yang sudah disiapkan untuk di packing (wadah).

    1.6 Sistematika penulisan

    Susunan penelitian tugas akhir ini secara sistematika terbagi dalam uraian

    penjelasan dari tiap-tiap bab yang penulis gunakan:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar Belakang, Rumusan Masalah,Tujuan,

    Penelitian

  • 4

    Batasan Masalah, Manfaat, Penelitian ,Sistematika Penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi tentang dasar teori yang mendukung tugas akhir dan

    Pembuatan alat yang mana disertai dengan pengolahan data

    perumusannya.

    BAB III : METODOLOGI PENGAMBILAN DATA

    Bab ini berisi tentang perancangan alat dan bahan yang digunakan

    Pelaksanaan cara kerja alat tersebut.

  • 5

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Sistem pengendali pada mesin timbangan ini dirancang untuk

    memperoleh sistem pengendalian putaran motor DC yang berfungsi sebagai

    penggetar dengan frekuensi tertentu dengan tujuan mengatur masukan

    makanan dari feeder menuju wadah penimbang, sehingga dalam penelitian ini

    sistem pengendalian diuji dengan berbagai nilai setpoint. Nilai setpoint tersebut

    akan dikaitkan pada nilai set yang berupa set time, set berat, dan set frekuensi.

    Hal tersebut dilakukan untuk melihat efek perubahan getaran dan efek

    perubahan berat yang terjadi dalam tenggang waktu tertentu.

    Untuk memperoleh tanggapan putaran atau getaran seperti yang

    dibutuhkan, dicari fungsi keanggotaan yang tepat. Fungsi keanggotaan masukan

    diubah-ubah untuk memperoleh tanggapan pergerakan motor penggetar serta

    pengereman motor yang diinginkan hingga motor berhenti yang didasari

    terpenuhinya setpoint berat.

    Pengubahan ini dilaksanakan dengan cara merubah koordinat bidang-

    bidang prototype yang telah dirancang. Hal ini akan mengakibatkan nilai bobot-

    bobot dalam jaringan berubah. Penelitian ini juga mencoba melihat hubungan

    antara perubahan batas terhadap tanggapan motor penggetar.

    Disamping mencari tanggapan motor yang diinginkan pengujian pada

    plant dengan menggunakan kontrol tradisional berupa setting timer, dan kontrol

    setting berat. Keseluruhan kontrol tersebut dikenai pembebanan dengan

  • 6

    flowrate masukan yang konstan dan masukan dengan flowrate yang terdapat

    disturbance. Hal tersebut dilakukan untuk melihat perbandingan karakteristik

    terhadap kontrol lainnya.Dilakukan juga pengujian untuk melihat kemampuan

    penimbangan dengan menggunaka timbangan dosing. Pengamatan ini akan

    dilakukan untuk melihat hasil penimbangan dengan dua metode. Dan untuk

    masing-masing metode digunakan masukan yang berasal dari hasil uji coba alat

    pemodelan yang telah dibuat untuk mendapatkan kondisi yang mendekati real.

    Dengan perancangan sistem timbangan dosing diharapkan dapat penyempurnan

    pengaturan masukan dengan kontrol on/off pada sistem timbangan dosing untuk

    mendapatkan ketepatan serta kecepatan pengukuran yang handal, kontrol yang

    lebih halus dan fleksibel sehingga dapat melayani kebutuhan mesin pengepakan

    pada industri makanan, untuk mencapai produktifitas yang lebih tinggi.

    2.1 Penimbangan Berat Velometrik

    Penimbangan berat Velometrik adalah pengidentifikasian berat yang

    didasarkan pada volume dari suatu material dengan memperhitungkan berat

    jenis dan material tersebut. Dalam hal ini wadah telah ditentukan volumenya

    untuk menimbang suatu material sehingga mendapatkan berat yang diinginkan.

    Persamaan dasarnya adalah :Kelemahan tipe ini adalah jika terdapat

    ketidakseragaman pada material yang berupa granulasi, sehingga pengukuran

    tidak akurat. Pada kondisi lainnya, wadah penimbang berlaku spesifik

    pengukuran berat berdasar gaya berat., (Curtis ;2001)

  • 7

    2.2 Kontrol Perangkat Lunak

    sistem plan dimana gangguan-gangguan dari lingkungan membuatmasukan variabelnya menjadi tidak pasti. Sebagaimana pencetusnya. Prof.Lotfi Zadeh yang menyajikan dengan menentukan derajat keanggotaan(degree of membership) dari masing-masing anggota masukan dan keluaran,dimana keanggotaan tersebut bergantung pada pengelompokan atas dasarhuman expert. Untuk selanjutnya himpunan tersebut disajikan dengan caramenggambar Untuk selanjutnya dijelaskan secara umum yang menjadikomponen pengendali ( Zadeh; 2004)2.3 Bagian bagian Mesin

    Dalam perancangan mesin timbangan dosing ini kami membuat desain dan

    rancangan, pembuatan mesin ini memiliki bagian bagian mesin antara lain:

    A . Motor induksi

    Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektro magnetis yang

    mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Pembagian motor diletakkan

    pada sifat arus yang mengalir. Untuk itu, motor listrik terbagi menjadi dua yaitu

    motor arus bolak-balik (AC) dan motor arus searah (DC) (lihat gambar2.1)

    Dengan spesifikasi:

    MODEL NO : IC l293DVOLTAGE :220 V 50/60Hz

    RATED POWER : 200W

  • 8

    NO-LOAD SPEED : 1800 rpm

    NO-LOAD CURRENT : 0.38A

    Gambar : 2.1 . Motor DC

    Generator listrik arus bolak-balik disebut dengan alternator

    Motor DC (dikutip dari http://www.energyefficiencyasia.org) merupakan motor

    arus searah. Pemakaiannya menggunakan arus langsung yang tidak

    langsung/direct-unidirectional. Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun

    penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan

    rendah. Motor DC sering digunakan karena keuntungan utama adalah sebagai

    pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan

    daya.Pengendalian motor DC dapat diatur dengan :

    a. Tegangan dinamo meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan

    kecepatan.

    b. Arus medan menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

    B. Trafo 5 A

    Trafo atau transformator adalah pengubah tegangan listrik bolak-balik agar di

    peroleh tegangan yang diinginkan(lebih besar atau lebih kecil). Transformator

    untuk menaikan tegangan disebut transformator step up. Sedangkan

    transformator penurunan tegangan disebut transformator step down.

    http://www.energyefficiencyasia.org

  • 9

    Transformator terdiri atas sebuah inti besi yang diberi lilitan primer dan

    skunder,alat ini bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik, apabila terjadi

    perubahan flucks magnet pada kumparan primer, maka akan diteruskan ke

    kumparan sekunder dan menghasilkan gaya gerak listrik induksi dan arus induksi

    Gambar 2.2 Trafo 5 A (individual photo,camera)

    C. MCB

    Adalah: alat listrik yang berfungsi sebagai pengaman aliran arus listrik yang

    memiliki nilai tersendiri

    Gambar 2.3 Mcb

    http:///www.google.com/imgres;www.panoramaelectric.co.id MCB bekerja

    dengan cara pemutusan hubungan yang disebabkan oleh aliran listrik lebih

    dengan menggunakan electromagnet/bimetal. cara kerja dari MCB ini adalah

    memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus yang mengalir

    www.google.com/imgreswww.panoramaelectric.co.id

  • 10

    untuk memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan satuan Ampere (A),

    Kapasitas MCB mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dll. MCB yang

    digunakan harus memiliki logo SNI pada MCB tersebut.

    Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan kapasitas

    dari MCB tersebut dengan 220v ( tegangan umum di Indonesia ).

    Untuk MCB 6A mempunyai kapasitas menahan daya listrik sebesar :6A x 220v =

    1.200 Watt Beberapa kegunaan MCB :

    a. Membatasi Penggunaan Listrik

    b. Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )

    c. Mengamankan Instalasi Listrik

    d. Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah

    untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrik

    Cara menentukan penyebab MCB turun

    1. Apabila tidak panas

    kemungkinan ada bagian instalasi yang korslet, biasanya bila instalasi yang korslet

    tersebut telah di perbaiki, MCB langsung dapat dinyalakan. Jika sesudah

    beberapa menit MCB tersebut tetap tidak bisa dinyalakan kembali, artinya MCB

    tersebut sudah rusak (http://iptech.wordpress.com)

    2.Apabila panas

    Itu menandakan MCB mengalami kelebihan beban dalam waktu yang cukup

    lama, tunggu beberapa menit baru menyalakan MCB tersebut, biasanya apabila

    http://iptech.wordpress.com

  • 11

    langsung di nyalakan, MCB akan langsung turun kembali, hal ini disebabkan oleh

    BiMetal yang memuai dan membutuhkan waktu untuk kembali ke bentuk

    semula. Bila sesudah beberapa menit, MCB tersebut tetap tidak bisa dinyalakan,

    artinya MCB tersebut sudah rusak (http://iptech.wordpress.com)

    D. Besi siku

    Dibawah ini adalah besi siku atau equal angle bar yang banyak di pakai untuk

    komponen fabrikasi untuk konstruksi mesin ataupun untuk konstruksisipil.

    Besi siku mempunyai profil seperti penggaris 90 derajat atau siku dengan

    panjang sisinya sama, Dalam konstruksi baja, pemilihan profil material yang

    efektif dan efisien sangatlah penting, karna dalam masalah biaya, baja lebih

    mahal daripada beton, tapi untuk pelaksanaan, baja lebih cepat dibandingkan

    dengan beton. Kali ini, admin akan membahas tentang besi siku (equal angle

    bar).Besi siku dalam konstruksi baja biasanya digunakan untuk bracing antar

    kolom baja, sistem rangka (truss), material pagar dll., sedangkan untuk system

    rangka perlu analisa khusus sistem rangka agar profil yang digunakan efektif dan

    efisien.

    Contoh gambar bracing dan sistem rangka menggunakan profil siku

    http://iptech.wordpress.com

  • 12

    Gambar 2.4 Siku-siku (http://www.google.com./lavishandlime.com)

    E. Stainless steel

    stainless steel dengan teknologi penyegelan yang memberikan perlindungan

    IP67 masuknya untuk digunakan dalam lingkungan washdown. Dengan poros

    stainless steel dan konektor, ditambah food grade grease bearing, motor ini

    sangat ideal untuk aplikasi industri makanan, minuman dan farmasi yang

    membutuhkan pembersihan sering tekanan tinggi untuk mempertahankan

    standar tertinggi kebersihan.

    Stainless Steel adalah jenis material baja yang memiliki beberapa keunggulan

    Gambar2.5StainlessSteel

    http://www.google.com=http://www.globaltradesolution.com

    F. LOGAM NON KOROSI

    http://www.google.comhttp://www.google.comhttp://www.globaltradesolution.com

  • 13

    Mesin ini adalah mesin yang langsung bersentuhan dengan makanan dan

    berupa hasil akhir minuman yang dapat langsung kita nikmati, untuk itu dalam

    pembuatan mesin ini kami menggunakan logam non korosif agar tidak terjadi

    kontaminasi pada produk, logam yang di guanakan yaitu stainless steel.

    Stainless steel dapat bertahan dari serangan karat berkat interaksi bahan-bahan

    campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri dari besi, krom, mangan,

    silikon, karbon dan seringkali nikel and molibdenum dalam jumlah yang cukup

    banyak.

    Elemen-elemen ini bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara

    membentuk sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung

    produk dari proses karat/korosi yaitu metal oksida dan hidroksida. Krom,

    bereaksi dengan oksigen, memegang peranan penting dalam pembentukan

    lapisan korosi ini. Pada kenyataannya, semua stainless steel mengandung paling

    sedikit 10% krom.

    Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi berikutnya

    dengan berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan

    dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja cukup untuk

    mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin karena lapisan korosi

    tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi ini lebih tipis dari

    panjang gelombang cahaya sehingga tidak mungkin untuk melihatnya tanpa

    bantuan instrumen moderen,Besi biasa, berbeda dengan stainless steel,

    permukaannya tidak dilindungi apapun sehingga mudah bereaksi dengan oksigen

  • 14

    dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah

    seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama makin menebal

    dan kita kenal sebagai karat,Stainless steel, dapat bertahan stainless atau

    tidak bernoda justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik.

    (SI) http://www.google.com=http://www.globaltradesolution.com

    G. KEMASAN/PLASTIK

    Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah, yaitu

    wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan

    dan wadah kedua atau wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan

    pangan. Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi

    reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan perubahan

    lainnya. Selain itu, untuk wadah utama biasanya diperlukan syarat-syarat

    tertentu bergantung pada jenis makanannya, misalnya melindungi makanan dari

    kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemaknya, mencegah masuknya bau

    dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan atau

    benturan dan transparan (Winarno, 2003).

    Melindungi bahan pangan dari kontaminasi berarti melindunginya terhadap

    mikroorganisme dan kotoran serta terhadap gigitan serangga atau binatang

    pengerat lainnya. Melindungi kandungan airnya berarti bahwa makanan di

    dalamnya tidak boleh menyerap air dari atmosfer dan juga tidak boleh berkurang

    kadar airnya. Jadi wadahnya harus kedap air. Perlindungan terhadap bau dan gas

    dimaksudkan supaya bau atau gas yang tidak diinginkan tidak dapat masuk

    http://www.google.comhttp://www.globaltradesolution.com

  • 15

    melalui wadah tersebut dan jangan sampai merembes keluar melalui wadah.

    Wadah yang rusak karena tekanan atau benturan dapat menyebabkan makanan

    di dalamnya juga rusak dalam arti berubah bentuknya (Winarno,2003).

    Pengemasan komoditi hortikultura adalah suatu usaha menempatkan komoditi

    segar ke dalam suatu wadah yang memenuhi syarat sehingga mutunya tetap

    atau hanya mengalami sedikit penurunan pada saat diterima oleh konsumen

    akhir dengan nilai pasar yang tetap tinggi. Dengan pengemasan, komoditi dapat

    dilindungi dari kerusakan, benturan mekanis, fisik, kimia dan mikrobiologis

    selama pengangkutan, penyimpanan dan pemasaran (Sacharow danGriffin,2005)

    H. BAHAN PENGEMAS PLASTIKBahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam

    perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat

    diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi,

    danekstruksi(Syarief,etal.,2009).

    Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni

    rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa

    monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut

    dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan

    jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar (Syarief, et al., 2008).

    Menurut Eden dalam Davidson (1970), klasifikasi plastik menurut struktur

    kimianya terbagi atas dua macam yaitu:Linear, bila monomer membentuk rantai

  • 16

    polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk plastik thermoplastik yang

    mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan

    suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yakni kembali

    mengeras bila didinginkan.Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga

    dimensi akibat polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik thermosetting

    dengan sifat tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bila sekali

    pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.

    ciri-ciri plastik tersebut dapat diketahui secara mudah. Antara lain berada di

    bagian bawah dari pengemas plastik, berbentuk segitiga dan didalam segitiga

    tersebut terdapat angka-angka yang masing-masingnya mewakili karakteristik

    setiap pengemas plastik tersebut. Berikut ini penggolongan jenis-jenis plastik

    menurut (Purnamajati, 2010) :

    Gambar 2.6 plastik PETE/PET (PolyEthylene Terephthalate)Jenis Ke-1

    Kemasan ini sering kita temui sebagai botol plastik pengemas minuman.

    Kenampakan bahan pengemas ini bewarna bening atau transparan.Perlu

    diperhatikan juga bahwa pengemas jenis ini sangat direkomendasikan hanya

    untuk sekali pakai. Hal ini dikarenakan jika terlalu sering dipakai, apalagi

  • 17

    digunakan untuk menyimpan air panas akan mengakibatkan lapisan polimer

    pada botol akan meleleh.

    Hal ini dapat dilihat dari kenampakan botol yang semakin kusam jika terlalu

    sering dipakai. Resiko jangka panjangnya dapat menyebabkan kanker karena sifat

    polimer tersebut yangkarsinogenik (menyebabkan kanker). Kegunaan dan sifat

    plastic jenis ini jelas, keras, tahan terhadap pelarut, tititk lelehnya 85C. biasanya

    digunakan untuk botol minuman berkarbonasi, botol juice buah, tas bantal dan

    peralatan tidur, dan fiber tekstile

    Gambar 2.7 plastik HDPE (High Density Polyethylene). Jenis ke-2

    disebut dengan HDPE (High Density Polyethylene). Sering kita temui pada botol

    susu bayi yang bewarna putih susu, gallon air minum, kursi lipat dan lain-lain.

    HDPE mempunyai sifat yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap

    suhu tinggi. HDPE punya kemampuan untuk mencegahreaksi kimia antara

    kemasan plastik belabel HDPE dengan makanan/ minuman yang dikemasnya.

    Namun, hal yang cukup pelu diwaspadai karena pada kemasan ini terjadi

    pelepasan senyawa antimony trioksida yang terus meningkat seiring dengan

    intensitas pemakaiannya.

  • 18

    Gambar 2.8 plastik Polyvinyl cloride (PVC) Jenis Ke-3

    Pengemas dengan bernomor 3 ini disebut Polyvinyl cloride (PVC) merupakan

    jenis plastik yang sangat sulit untuk didaur ulang. Reaksi yang terjadi antara PVS

    dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi membahayakan

    ginjal, hati dan dapat mengganggu berat badan. Sehingga penggunaan plastik

    jenis ini sebisa mungkin untuk dihindari.

    Gambar 2.9 plastik Low Density Polyethylene (LDPE) Jenis Ke-4

    Plastik dengan tera angka 4 ini disebut Low Density Polyethylene (LDPE) disebut

    juga thermoplastickarena terbuat dari minyak bumi. Karakter jenis plastik ini

    yaitu kuat, agak tembus cahaya, fleksibel, resisten terhadap senyawa kimia

    dibawah suhu 60oC dan punya daya proteksi tinggi terhadap air. Plastik ini dapat

    didaur ulang dan baik untuk barang-barang dengan tingkat fleksibilitas tinggi.

    Plastik jenis ini cukup baik jika digunakan sebagai tempat makanan karena sulit

    bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

  • 19

    Polietilen densitas rendah relatif lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk

    pembuatan kantong kemas, tas, botol, industri bangunan, dan lain

    Gambar 2.10 plastik PP (Polypropylene) Jenis Ke-5

    Jenis ini dilabeli dengan logo PP (Polypropylene) merupakan pilihan bahan plastik

    terbaik jika digunakan sebagai pengemas makanan dan minuman. Hal ini

    dikarenakan karakteristik bahan ini yaitu lebih kuat dengan daya tembus uao

    yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, dan stabil pada suhu tinggi.

    Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap

    bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik

    polipropilen digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin

    cuci, komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta

    bahan pembuat karung.

    Gambar 2.11 plasti PS (Polystyrene) k Jenis Ke-6

  • 20

    Jenis ini dapat dikenali karena erdapat tanda PS (Polystyrene) yang merupakan

    salah satu polimer aromatik. Bahan ini sangat dihindari karena akan

    mengeluarkan senyawa styrene yang dapat mengganggu kerja otak, mengganggu

    kerja hormon estrogen pada wanita sehingga mengganggu sistem reproduksinya

    serta pertumbuhan dan sistem saraf. Selain itu, bahan ini juga sangat sulit untuk

    didaur ulang. Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling

    berguna serta bersifat jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam

    berbagai warna, dan secara kimia tidak reaktif.

    Gambar 2.12 plasti Styrene acrylonitrile (SAN), Jenis Ke-7

    Untuk bahan pengemas dengan kode angka 7 terdiri atas empat jenis bahan.

    Yaitu Styrene acrylonitrile (SAN), Acrilonitrile butadine styrene (ABS),

    Polycarbonate (PC) dan Nylon. Sering ditemukan pada botol minuman, suku

    cafang mobil, alat rumah tangga, plastik kemasan dan lain-lain. Untuk jenis SAN

    dan ABS punya tingkat resistensi teinggi terhadap reaksi kimia dan suhu,

    kekuaatan, kaku serta tingkat kekakuannya yang tinggi. Sehingga plastik ini

    sangat baik digunakan sebagai pengemas makanan dan minuman.

    Bahan Pangan lain Garam dikemas dengan HDPE karena sifat perlindungannya

    terhadap kelembaban yang tinggi. Bumbu masak dikemas dengan LDPE yang

    fleksibel. Makanan beku dengan LDPE dan EVASimbol Kemasan Plastik.

  • 21

    Gambar 2.13 simbol plastik

    Plastik memiliki bermacam-macam kegunaan. Untuk mengetahui yang mana

    plastik untuk makanan dan minuman dan yang mana yang bukan, maka harus

    dibedakan plastic jenis yang satu dan lainnya berdasarkan symbol yang tertera

    pada plastic tersebut

  • 22

    BAB III

    METODOGI PENELITIAN

    3.3 Flow chart

    ANALISAKEKUATAN POROS

    Klarifikasi

    Poros

    Safety factor

    MENCARI BAHAN &MATERIAL YANG

    SESUAI

    DESAIN BENTUKCASHING & PART

    TAMBAHAN

    GAMBAR TEKNIK

    Hasil PengujianSistem

    MENENTUKANPOSISI SETIAPKOMPONEN

    HasilPengujiantimbangandosing

    DESAINPENGEPRESAN

    MEMENUHIKONSEP

    A

    A

    TIDAK

    TIDAK

    TIDAK

    YA

    YA

    START

    FINISH

    MENENTUKANKONSEP

    PEMBAHASAN

    PENYUSUNANMISI

  • 23

    Metodologi penelitan yang kami gunakan berupa metode obyektif, yaitu kami

    melakukan penelitian dari percobaan percobaan dan data data yang kami

    kumpulkan dan kami sesuaikan dengan proses yang kami kerjakan,

    3.1 Konsep pembahasan

    Mengulas kembali pembahasan kami dalam bab I tentang konsep awal kami

    yaitu, bagaimana mendesain alat yang dapat mengetahui jumlah berat jenis dari

    makanan ringgan dengan timbangan dosing, yang sesuai dengan selera

    konsumen.

    3.2 Penentuan misi

    Dalam rangka pembuatan tugas akhir ini kami menentukan misi dari awal, yaitu

    pembuatan mesin yang berguna untuk masyarakat luas, tidak sekedar industri

    atau golongan tertentu saja. Setelah kami pilah-pilah dari kemungkinan ide yang

    ada akhirnya kami menentukan pembuatan mesin timbangan dosing yaitu mesin

    dapat menggetahui ukuran atau berat jenis makanan ringgan dengan

    menggunakan motor DC. Namun karena ide ini benar- benar baru (belum

    pernah ada) mungkin dalam pembuatannya belum bisa sempurna namun kami

    terus berusaha semaksimal mungkin demi keberhasilan sistem kerjanya.

    3.4 Analisa kekuatan poros

    Poros adalah anggota berputar,biasanya dari penampang lingkaran, digunakan

    untuk pengiriman daya atau gerak. Ini memberikan sumbu rotasi, atau osilasi,

    elemen seperti roda gigi atau puli. Engkol, sprocket dan sejenisnya dan

  • 24

    mengontrol geometri gerak mereka. Poros adalah anggota non rotating yang

    membawa torsi tidak ada dan digunakan untuk mendukung roda berputar,

    katrol dan sejenisnya. Dalam bab ini, rincian dari poros itu sendiri akan diperiksa,

    termasuk yang berikut ;(Sularso, 2004).

    Pemilihan material

    Tata letak geometris

    Tekanan dan kekuatan

    - Kekuatan statis

    - Kekuatan kelelahan

    Defleksi kekakuan

    - Pembengkokan defleksi

    - Torsi defleksi

    - Lereng pada bantalan dan poros yang didukung elemen

    - Mencukur defleksi akibat, beban melintang poros pendek

    1) Safety factor

    Adalah pengertian besarnya angka keamanan yang menyatakan tingkat

    keamanan atau keberhasilan dari sebuah rancangan, secara teory safety factor

    memiliki banyak pengertian jika di kaitkan dengan berbagai kasus, dalam dalam

    pembahasan konstruksi poros kami, kami mengartikan bahwa,Safety factor

    adalah perbandingan antara nilai besaran diameter poros yang ada dengan nilai

    diameter poros sesuai perhitungan,

    secara matematis dapat di tuliskan:

  • 25

    = Dimana : Sf : nilai angka keamanandx : diameter pada mesin

    d0 : diameter pada perhitungan

    Dengan ketentuan : Sf > 1 , perencanaan aman

    Sf = 1 , margin of safety (batas nilai keamanan)

    Sf < 1 , perencanaan buruk / gagal

    Margin of safety adalah nilai dimana besaran diameter pada mesin sesuai/ sama

    dengan diameter hasil perhitungan secara teoritis, pada keadaan ini

    penambahan gaya atau beban yang bekerja pada disain akan menyebabkan

    kerusakan atau kegagalan pada mekanisme kerja, nilai ini juga bisa disebut

    diameter kritis. (Sularso, 2004).

    2) Klarifikasi poros

    Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai

    berikut :

    a. Poros Transmisi

    Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan

    lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi,

    puli sabuk atau sproket, rantai.

    b. Spindel

    Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin

    perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel.

  • 26

    c. Gandar

    Poros yang dipasang pada roda kereta barang, dimana tidak mendapat

    beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut

    gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakan

    oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban putir juga. Untuk

    merencanakan sebuah poros,

    Hal - hal berikut yang perlu diperhatikan :

    a. Kekakuan Poros.

    Meskipun sebuah poros memiliki sebuah kekuatan yang cukup, tetapi jika

    lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar, akan mengakibatkan ketidak-

    telitian pada mesin perkakas atau getaran dan suara.Karena itu disamping

    kekuatan poros kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan

    macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.

    b. Putaran Kritis

    Bila putaran suatu mesin dinaikkan, maka pada suatu harga putaran tertentu

    dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis.

    Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor listrik, dan dapat mengakibatkan

    kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Jika mungkin, poros harus

    direncanakan sedemikian rupa sehingga puturan kerjanya lebih dari putaran

    kritisnya.

    c. Kekuatan Poros

  • 27

    Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir, lentur atau gabungan

    antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan

    seperti poros baling-baling kapal atau turbin. Kelelahan tumbukan atau pengaruh

    konsentrasi pengaruh tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga)

    atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan.sebuah poros harus

    direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban diatas.

    d. Korosi

    Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros propeler

    dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk

    poros-poros yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang sering berhenti

    lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan terhadap

    korosi.

    e. Bahan Poros

    Poros untuk mesin umumnya terbuat dari baja batang yang ditarik dingin dan

    difinising, baja karbon kontruksi mesin yanag dihasilkan dari igot yang di-kill

    (baja yang dideoksidasikan dari fero silicon dan dicor, kadar karbon terjamin).

    Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat

    mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya diberi

    alur pasak karena ada tegangan sisa di dalam terasnya. Tetapi penarikan dingin

    membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar.

    Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi umumnya dibuat dari

    baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan

  • 28

    beberapa diantaranya adalah baja khrom, nikel, baja khrom nikel molibden.

    Sekalipun demikian pemakaian baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika

    alasannya hanya untuk putaran tinggi dan beban berat. Dalam hal demikian perlu

    dipertimbangkan penggunaan baja karbon yang diberi perlakuan panas secara

    tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan Dalam perencanaan sebuah

    poros, harus diperhitungkan terlebih dahulu daya yang ditransmisikan P (kW),

    dan putaran poros n (rpm). Atas dasar pertimbangan keamanan maka poros ini

    diberi nilai keamanan atau faktor koreksi fc, sehingga daya rencana ( dP ) dapat

    dihitung (Sularso, 2004).

    PfP cd (kW)

    Keterangan : Pd = Daya rencana (KW)

    fc= Faktor koreksi

    P = Daya nominal motor penggerak (KW)

    Faktor-faktor Koreksi Daya yang akan Ditransmisikan (fc)

    Daya yang akan ditransmisikan fc

    Daya rata-rata yang diperlukan

    Daya maksimum yang diperlukan

    Daya nominal

    1,2 2,0

    0.8 1,2

    1,0 1,5

  • 29

    Sumber : (Sularso, 2004).Jika momen puntir (disebut juga sebagai momen

    rencana) adalah T (kg.mm) maka:

    = ( )( )..................................Sehingga = 9,74 10 .

    Tegangan geser yang diizinkan a (kg/mm 2 ) untuk pemakaian umum pada

    poros dihitung atas dasar batas kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari

    batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik B (kg/mm 2

    ). Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan tarik B (kg/mm 2 ),

    sesuai dengan setandar ASME. Untuk harga ini faktor keamanan diambil sebesar

    1/0,18 = 5,6 untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan

    S-C dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan Sf1.

    Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros akan diberi alur pasak atau dibuat

    bertetangga, karena pengaruh konsentrasi tegangan sangat besar. Untuk

    memasukkan pengaruh-pengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil faktor

    yang dinyatakan sebagai Sf2 dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0.

    Dari hal-hal di atas maka besarnyaa (kg/mm 2 ) dapat dihitung dengan, ( The

    McGraw-Hill Companies, 2008)

    a = B /(Sf1 Sf2)...............................................................

  • 30

    Kemudian, keadaan momen puntir itu sendiri juga harus ditinjau. Faktor yang

    dianjurkan oleh ASME juga dipakai di sini. Faktor ini dinyatakan dengan Kt

    dipilih1,0 jika beban dikenakan secara halus, 1,0 sampai 1,5 jika terjadi sedikit

    kejutan dan 1,5 sampai 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan

    besar. Sedangkan faktor koreksi momen lentur Km besarnya 1,5 untuk

    pembebanan tetap, 1,5 sampai 2,0 untuk beban dengan tumbukan ringan dan 2

    sampai 3 untuk beban dengan tumbukan besar.

    Besarnya diameter poros dapat dihitung dengan, (The McGraw-Hill Companies,

    2008)

    = ( ) + ( )( , ) ....................keterangan :

    d = Diameter poros (mm)

    a = Tegangan geser yang diijinkan (Kg/mm2)

    Km = Faktor koreksi momen lentur

    Kt = Faktor koreksi momen puntir

    M = Momen lentur (kg.mm)

    T = Torsi (kg.mm)

    Defleksi Puntiran

    = 584 . ...................................................................................keterangan :

    G = Modulus geser

  • 31

    T = Momen puntir (kg.mm)

    l = Panjang poros (mm)

    ds = Diameter poros (mm)

    Besarnya deformasi yang disebabkan oleh momen puntir pada poros harus

    dibatasi. Untuk poros yang dipasang pada mesin umum dalam kondisi kerja

    normal, besarnya defleksi puntiran dibatasi sampai 0,25 0 - 0,3 kg/mm

  • 32

    BAB IV

    PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

    4.1 Perencanaan Dan Perhitungan

    Hasil perencanaan dan perhitungan secara matematis seperti tertera bab III

    direncanakan utuk mesin timbangan dosing dengan ketentuan ketentuan jenis

    makanan ringan yang akan di timbang, analisa standart bahan yang bisa

    digunakan dalam mesin ini.

    Semakin pelan putaran motor dari mesin ini akan semakin mudah untuk

    mengetahui berapa banyak makan ringan yang akan masuk ke wadah. Untuk

    besar diameter pulley yang ditentukan kurang lebih diameter 40mm. dengan

    daya sebesar 200 Watt.

    4.2.1 Perencanaan

    Perencanaan daya secara matematis

    - Tegangan sumber 220V/ac

    - Arus 2V/amp

    - Frekuensi 50Herzt

    - Tegangan output 20V/dc dan 220 V/ac

    4.2.2 Perencanaan Mekanis secara matematis

  • 33

    - Motor Ratio 1/30

    - Diameter pulley 40mm

    4.2.3 Perhitungan kecepatan per/menit

    Keliling pulley

    K=2>r

    Jadi keliling pulley 154mm

    Ratio gaer box 1/30 per menit

    Jadi 1/30 x 60 menit = 2 rpm/menit

    Keliling belt 900mm

    Keterangan :

    K = keliling

    > = rho 3.14

    R = jari-jari lingkaran

    4.2.4 Analisa Perhitungan Poros

    A. Perhitungan Daya Rencana

    Pd= fcxP (kw)

    Keterangan :

    Pd = Daya rencana (KW)

  • 34

    fc= Faktor koreksi

    P = Daya nominal motor penggerak (KW)

    PfP cd (kW)

    Pd = 1.2 x 0.04 Kw

    B. Perhitungan Momen Puntir

    (T/1000)(2 1/60)

    Pd= 102

    Sehingga ;

    T=9,74x 105 pd/n1

    Keterangan :

    Pd = Daya rencana

    T = Momen puntir rencana

    n1 = Putaran poros utama / primer

    T = 9,74 10 (kg.mm)T = 9,74 10 . (kg.mm)T = 974000 x 0.74 (kg.mm)

    T = 14415.2 (kg.mm)

    Jadi momen torsi sebesar 14415.2 (kg.mm)

  • 35

    C. Perhitungan Tegangan geser yang diizinkan

    a = tegangan geser yang diijinkan= kekuatan Tarik

    S = pengaruh masa

    S = konsentrasi tegangan

    Sehingga ;

    a = . (kg.mm)a = .

    (kg.mm)

    a = . (kg.mm)a = 14.9 (kg.mm)jadi tegangan geser yang diijinkan 15 kg.mm

    D. Perhitungan Diameter poros rencana

    Keterangan :

    ds = diameter poros

    a = B( ) (kg.mm)

    a = ( / ) = . (kg.mm)

    ds =. K C T 1/3 (mm)

  • 36

    ta = tegangan geser

    Kt = faktor koreksi momen puntir

    Cb = beban lentur

    T = momen puntir

    ds =. K C T 1/3 (mm)

    ds =. 1.0 x 1.0 x 14415 1/3 (mm)

    ds = [ 0.34 x 14415 ]1/3 (mm)

    ds = [ 4870 ]1/3 (mm)

    ds = 4901.11/3 (mm)

    ds = 8.9 (mm)

    Jadi diameter rencana 9 mm

    4.2.5 Analisa Perhitungan Bantalan

    A. kekuatan bantalan

    Keterangan :

    W = Beban bantalan

    w = Beban persatuan panjang

    W = wl (Kg/mm)

  • 37

    l = Panjang bantalan

    B. Perhitungan kekuatan bantalan

    W = wl (Kg/mm)

    W = 5 x 9 (Kg/mm)

    W = 45 (Kg/mm)

    Jadi besar kekuatan bantalannya adalah 45 (Kg/mm)

    C. perhitungan Momen lentur

    M = 5 x 9/2 Kg/mm

    M = 45/2 Kg/mm

    M = 22 Kg/mm

    Jadi besarnya momen lentur yang ditimbulkan 22 Kg/mm

    D. Perhitungan Tekanan Bantalan

    Untuk mencari nilai tekanan bantalan

    Keterangan :

    W = Beban bantalan / gaya aksial

    l/d = Ruang yang tersedia untuk bantalan, harga l/d tersebut adalah 0,4

    4,0 atau lebih baik 0,5 5,0

    M = wl/2 = Wl/2

    P = / (kg/mm)

  • 38

    p = Tekanan permukaan

    (Kg/mm)

    (Kg/mm)

    P = 112 kg/mm

    Jadi bantalan sanggup menerima tekanan sebesar 112 Kg/mm

    Hasil Pengujian Motor Penggetar

    Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar di bwah ini terlihat bahwa

    kecepatan motor penggetar berbanding lurus dengan hexa number yang

    dimasukkan. Motor akan bergerak untuk nilai masukan. Sedangkan keluaran

    maksimal akan memberikan putaran maksimal motor sebesar 2400 rpm. Hasil

    ini digunakan untuk menentukan batas-batas yang akan menentukan kecepatan

    motor pada saat dalam proses pengendalian.

    Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance

    38

    p = Tekanan permukaan

    (Kg/mm)

    (Kg/mm)

    P = 112 kg/mm

    Jadi bantalan sanggup menerima tekanan sebesar 112 Kg/mm

    Hasil Pengujian Motor Penggetar

    Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar di bwah ini terlihat bahwa

    kecepatan motor penggetar berbanding lurus dengan hexa number yang

    dimasukkan. Motor akan bergerak untuk nilai masukan. Sedangkan keluaran

    maksimal akan memberikan putaran maksimal motor sebesar 2400 rpm. Hasil

    ini digunakan untuk menentukan batas-batas yang akan menentukan kecepatan

    motor pada saat dalam proses pengendalian.

    Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance

    38

    p = Tekanan permukaan

    (Kg/mm)

    (Kg/mm)

    P = 112 kg/mm

    Jadi bantalan sanggup menerima tekanan sebesar 112 Kg/mm

    Hasil Pengujian Motor Penggetar

    Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar di bwah ini terlihat bahwa

    kecepatan motor penggetar berbanding lurus dengan hexa number yang

    dimasukkan. Motor akan bergerak untuk nilai masukan. Sedangkan keluaran

    maksimal akan memberikan putaran maksimal motor sebesar 2400 rpm. Hasil

    ini digunakan untuk menentukan batas-batas yang akan menentukan kecepatan

    motor pada saat dalam proses pengendalian.

    Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance

  • 39

    Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance

    39

    Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance

    39

    Gambar. Grafik Penimbangan 50 gram dalam waktu 4 detik tanpa disturbance

  • 40

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan perencanaan dari data pembahasan sebelumnya, maka dapat

    diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

    Pada saat terjadi pemberian masukan makanan, terjadi ayunan pada

    batang penahan timbangan sehingga tidak dengan stabil, Meskipun telah

    dibuat persamaan regresinya, tetapi hal ini menyebabkan tingkat

    kesalahan menjadi tinggi.

    Pemilihan bahan serta perencanaan desain ataupun bantalan serta

    perhitungan roda gigi sanagat berpengaruh pada hasil perencanaan suatu

    komponen atau elemen mesin. Baik transmisi auto atau mesin-mesin

    lainnya.

    Metode penimbangan dengan timbangan dosing ini dapat dilakukan

    dengan kecepatan yang cukup baik. Jika dibanding dengan simulasi

    kecepatan penimbangan akan menurun tetapi masih memenuhi untuk

    kecepatan penimbangan 30 pcs/menit.

    5.2 Saran

    Perencanaan dan perhitungan dari gambar sketsa harus diperhatikan

    dalam merancang suatu komponen permesinan, juga kebutuhan daya

  • 41

    masukan dan keluaran harus direncanakan dan ditentukan terlebih

    dahulu, sehingga dikemudian tinggal realisasi pada benda kerja.

    Sehingga dengan demikian efesiensi bahan maupun jenis bahan, waktu

    pengerjaan material dapat ditekan sedemikian sehingga efesiensi suatu

    komponen mesin itu sangat tinggi.

    Pergunakan mesin dan alat perkakas sesuai dengan fungsinya dan gunakan

    alat bantu yang sesuai guna memudahkan proses pembuatan.

    Selalu menggunakan alat keselamatan kerja dalam bekerja

  • 42

    DAFTAR PUSTAKA

    1. (Erwianus.A.Kedadu 2013) Internet

    (karyaindividual)(http://www.goegle.com

    2. Kusumadewi S. Guswaludin I.2005,Fuzzy Multi-Criteria

    3. (Prof. Lotfi Zadeh; 2004) Decision Making http://www.fuzzylogic.com)

    4. .( Johnson, Curtis D;2001)Process Control Instrumentasi Tecnology, 5th

    edition, Prentice Hall, London.

    5. Hara, Takahiho, 2004, A Charles. Schuler, Fowler, Elbert A,.1993,

    Elektronica Digital, JICA, Surabaya,Electronic Circuit Analysis, Glencoe,Mac Milan.

    http:///www.google.com/imgres;www.panoramaelectric.co.id

    6. Harris, C.J., Moore,M.,Brown, 1993, Aspects of Fuzzy Logic and Neural

    Nets (Intelligent Control), Word Scientific, UK (http://iptech.wordpress.com).

    7. (The McGraw-Hill Companies, 2008), IskandarZulkarnain,2009. Menjaga

    Mutu Minuman Berkelas Dunia

    http://andluna.wordpress.com.www.lampungpost.com

    http://www.energyefficiencyasia.org)http://www.google.com./lavishandlime.co

    m),,http://www.google.com=http://www.globaltradesolution.com

    8. (Syarief,etal.2009).(Winarno,2003).(Purnamajati,2010),,Anonymous.2008

    . Dampak gizi dan kesehatan pada pangan transgenic Cancer Promoting

    Transgenik Rice. http://www.i-sis.org.uk/CPTR.php

    http://www.goegle.comhttp://www.fuzzylogic.comwww.google.com/imgreswww.panoramaelectric.co.idhttp://iptech.wordpress.comhttp://andluna.wordpress.com.www.lampungpost.comhttp://www.energyefficiencyasia.orghttp://www.google.comhttp://www.google.comhttp://www.globaltradesolution.com

  • 43

    9. (Sularso, 2004), (Sacharow danGriffin,2005) Diktat Elemen Mesin I.

    Surabaya :Institut Teknologi Sepuluh Nopember FTI-JurusanD3Teknik Mesin.

    http://www.i-sis.org.uk/CPTR.php