bab iv print

3
 BAB IV HASIL DAN DISKUSI Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil analisis kadar kalsium pada cangkang elur a!am kamp"ng dengan #ariasi ukuran parikel dan k"nsenrasi pelaru Va riabel berubah Konsentrasi 0,1 N Konsentrasi 0,2 N Konsentrasi 0 ,3 N Lolos 40 mesh 0,1 gr 0,32 gr 0,42 gr  Lolos !0 mesh 0,21 gr 0,3" gr 0,44 gr  Lolos 100 mesh 0,22 gr 0,40 gr 0,4" gr  #ari tabel dapat dilihat bah$a semakin ke%il ukuran partikel sampel maka semakin banyak &umlah 'a yang terekstraksi. (al ini disebabkan oleh kelarutan dipengaruhi oleh ukuran partikel. )emakin ke%il sampel maka semakin luas bidang kontak reaksi antara partikel sampel dan pelarut sehingga reaksi semakin banyak ter&adi. Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bah$a hasil maksimum ekstraksi 'a adalah  pada ukuran lolosan 100 mesh. )elain dipenga ruhi oleh ukuran par tikel, kela rut an &uga dipenga ruhi ole h konsentrasi pelarut. Berdasarkan konsentrasi pelarut yang digunakan yaitu 0,1 N * 0,2  N dan 0,3 N hasil maksimum pada penelitian ini didapatkan pada konsentrasi pelarut 0,3 dengan kadar 'a 0,42 gr. +adi semakin besar konsentrasi pelarut maka semkian  besar pula kadar 'a yang didapat.Namun terlihat bah$a ekstraksi 'a ini belum men%apa i opt imum karena belum terlihat nya ti it ik &e nuh pada keti ga ariasi konsentrasi. -enelitian kadar 'a ini termasuk dalam kategori ektrakasi maserasi. kstraksi adalah pemisah an suatu /at dari %ampuranny a dengan menggunakan pelarut sebagai  pengekstraknya. )edangkan maserasi adalah salah satu &enis metoda ekstraksi dengan sis tem tanpa pemana san ata u dikenal dengan ist ila h eks tra ksi din gin, &adi pada

Upload: wahyu-herry-kurniawan

Post on 05-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wdwdwdwdwdwdwd

TRANSCRIPT

BAB IVHASIL DAN DISKUSI

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil analisis kadar kalsium pada cangkang telur ayam kampong dengan variasi ukuran partikel dan konsentrasi pelarutVariabel berubahKonsentrasi 0,1 NKonsentrasi 0,2 NKonsentrasi 0,3 N

Lolos 40 mesh0,18 gr0,32 gr0,42 gr

Lolos 60 mesh0,21 gr0,37 gr0,44 gr

Lolos 100 mesh0,22 gr0,40 gr0,47 gr

Dari tabel dapat dilihat bahwa semakin kecil ukuran partikel sampel maka semakin banyak jumlah Ca yang terekstraksi. Hal ini disebabkan oleh kelarutan dipengaruhi oleh ukuran partikel. Semakin kecil sampel maka semakin luas bidang kontak reaksi antara partikel sampel dan pelarut sehingga reaksi semakin banyak terjadi. Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa hasil maksimum ekstraksi Ca adalah pada ukuran lolosan 100 mesh. Selain dipengaruhi oleh ukuran partikel, kelarutan juga dipengaruhi oleh konsentrasi pelarut. Berdasarkan konsentrasi pelarut yang digunakan yaitu 0,1 N ; 0,2 N dan 0,3 N hasil maksimum pada penelitian ini didapatkan pada konsentrasi pelarut 0,3 dengan kadar Ca 0,42 gr. Jadi semakin besar konsentrasi pelarut maka semkian besar pula kadar Ca yang didapat.Namun terlihat bahwa ekstraksi Ca ini belum mencapai optimum karena belum terlihatnya tiitik jenuh pada ketiga variasi konsentrasi. Penelitian kadar Ca ini termasuk dalam kategori ektrakasi maserasi. Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut sebagai pengekstraknya. Sedangkan maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali dan biasanya dengan perendaman dalam waktu tertentu. Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas. Dalam penelitian ini digunakan asam asetat sebagai pengekstraknya dengan perendaman selama 24 jam. Penggunaan asam asetat sebagai pelarut karena selain harganya murah dan mudah didapat, penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa kelarutan Ca sangat bagus dengan pelarut asam asetat. Karena ekstraksi maserasi ini tida menggunakan pemanasan, maka dari itu dibutuhkan perendaman dalam waktu lama sehingga dilakukan perendaman selama 24 jam. Perendaman selama 24 jam adalah untuk memastikan bahwa Ca terlarut sempurna dalam asam asetat.

CaCO3 (s) + 2CHCOOH (aq) ------> H2O (l) + CO2 + (CH3COO)2Ca(aq)

Kalsium adalah logam terbanyak yang terkandung dalam cangkang telur. Karena Ca merupakan logam, untuk mendapatkan kadar Ca yang terekstraksi dalam penelitian ini digunakan analisa kompleksometri. Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati. Pengompleks yang digunakan adalah EDTA (Etilen Diamin Tetraasetat). Penggunaan EDTA karena mudah didapat dilaboratorium. Pada penelitian ini mula-mula dilakukan standarisasi EDTA karena EDTA bukan merupakan standar primer. Selain itu juga bertujuan untuk mendapatkan nilai EDTA yang akurat. Sebelum dititrasi, sampel ditambahkan buffer pH 10 terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mempertahankan pH pada nilai 10 karena Ca dapat membentuk kompleks dengan EDTA pada pH 10. Kompleksometri dibutuhkan suatu indikator agar titik kompleks senyawa bisa terlihat dengan perubahan warna yang terjadi yaitu dari warna ungu menjadi warna biru. Indikator yang biasa digunakan adalah EBT ( Eriochrome Black T). Ada indicator lain yang bisa digunakan seperti mureksida, namun yang mudah didapat dan tersedia di laboratorium adalah EBT. Setelah didapatkan volume hasil titrasi, lalu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan kadar Ca yang dilampirkan pada Lampiran C. Analisis kalsium dilakukan berdasarkan sifat bahwa ion kalsium dapat diendapkan dengan amonium oksalat membentuk endapan kalsium oksalat. Penambahan larutan ammonium oksalat jenuh menurut Svehla (1995) bertujuan untuk mengendapkan kalsium menjadi kalsium oksalat. Ammonium oksalat akan mengalami ionisasi dan memberikan ion C2O42- kepada kalsium lalu mengendap menurut reaksi berikut:

CaCO3 + (NH4)2C2O4 CaC2O4 + (NH4)2CO3

Pengujian kalsium pada sampel menunjukkan hasil positif, yang mana dapat diketahui dari terbentuknya endapan berwarna putih setelah amonium oksalat ditambahkan pada filtrat (Gambar 2). Hal tersebut menunjukkan bahwa cangkang telur ayam kampung mengandung kalsium. Fungsi penambahan amonium oksalat yaitu untuk mengikat kalsium dan membentuk senyawa baru. Fungsi penambahan amonium oksalat adalah menjadikan larutan yang diuji bersifat basa sehingga mudah untuk mengendap (Vogel 1985). Menurut Suhardjo et al.(1986), penambahan pereaksi amonium oksalat akan bereaksi dengan kalsium yang ada difiltrat tersebut yang berwujud endapan putih. endapan ini dinamakan kalsium oksalat.