bab iv penyajian dan analisis data a. gambaran umum …idr.uin-antasari.ac.id/9268/7/bab...
TRANSCRIPT
70
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MAN 2 Model Banjarmasin
Mandrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Banjarmasin adalah lembaga
pendidikan Islam di bawah naungan Kementrian Agama (Kemenag) Republik
Indonesia, mendapatkan mandat untuk mengemban amanah sebagai sekolah umum
yang berciri khas agama Islam; sebagai madrasah model di Kalimantan Selatan dan
sebagai madrasah yang mengembangkan kemampuan akademik, non akademik, dan
akhlak al-karimah.
Secara historis, madrasah ini cikal bakalnya berawal dari Pendidikan Guru
Agama Negeri (PGAN) 4 Tahun Banjarmasin yang didirikan oleh pemerintah tahun
1951, dengan menumpang di berbagai tempat berbeda, seperti SMP Muhammadiyah,
STN/SMEP Nagasari, STN Teluk Dalam dan SP IAIN.
Pada tahun 1957, PGAN 4 Tahun ditingkatkan menjadi PGAN 6 Tahun dan
lokasinya dipusatkan di Kompleks Pelajar Mulawarman Banjarmasin. Selanjutnya,
tahun 1978, berdasarkan KMA NO. 16/17 tahun 1978, PGAN Kelas I, II, dan III
beralih menjadi MTsN dan PGAN Kelas IV, V, dan VI beralih menjadi PGAN.
Karena lokasi di Kompleks Mulawarman terlalu sempit dan tidak
memungkinkan untuk dikembangkan, maka sejak tahun 1987 direlokasi dari
Kompleks Mulawarman ke Jl. Tembus Terminal (Jl.Pramuka Km.6) di lokasi sekarang
ini.
71
Perkembangan selanjutnya pada tahun 1990, berdasarkan KMA No. 64 Tahun
1990 tanggal 25 April 1990, PGAN beralih fungsi menjadi Madrasah Aliyah Negeri
(MAN). Dan dengan SK No. 42 Tahun 1992 tanggal 27 Januari 1992, PGAN resmi
dialihkan menjadi MAN terhitung tanggal 1 Juli 1992.
Berdasarkan Surat Dirjen Binbaga Islam No. E.IV/PP.00/A2/445/94 tanggal 1
Maret 1994, MAN 2 Banjarmasin ditunjuk sebagai MAN Model Kalimantan Selatan.
Kemudian sebagai realisasi program peningkatan kualitas Madrasah Aliyah melalui
proyek Development of Madrasah Aliyah’s Project (DMAP) dengan SK Dirjen
Binbagais Depag Nomor E.IV/PP.006/Kep/17-A/1998 tanggal 20 Februari 1998,
MAN 2 Banjarmasin beralih resmi menjadi MAN 2 Model Banjarmasin.
Terkait registrasi madrasah, mengacu Keputusan Kantor kementerian Agama
Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 137 Tahun 2011 tanggal 23 Maret 2011, MAN 2
Model Banjarmasin mendapatkan Piagam Registrasi dengan Nomor Statistik
Madrasah (NSM) 131163710039.
Pada tanggal 22 November 2012, oleh Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah
Provinsi Kalimantan Selatan, MAN 2 Model Banjarmasin ditetapkan sebagai
Madrasah Terakreditasi dengan peringkat A (Amat Baik) dengan Sertifikat Akreditasi
Nomor: 033/BAP-SM/PROP-15/LL/XI/2012.
Sejak pengalihan dari PGAN ke MAN 2 Model Banjarmasin tahun 1992. MAN
2 Model Banjarmasin mempunyai Kepala Madrasah secara definitif sebanyak 8
(Delapan) orang, yakni:
a. Drs. H. Mulkani (1992-1993)
b. Drs. H. Haberi (1993-1997)
72
c. Drs. H. M. Nurdin 1997 (11 Bulan)
d. Drs. H. Saberi Ismail (1998-2002)
e. Drs. H. Haberi (2002-2004)
f. Drs. H. Abdurrachman, M.Pd. (2004-2010)
g. Drs. H. Bakhruddin Noor (2010-2013)
h. Dra. Halimatussa’diyah, M.Pd. (2013-2017)
i. Drs. Riduansyah, M.Pd. (2017- Sekarang)
2. Visi, Misi dan Nilai yang dikembangkan di MAN 2 Model Banjarmasin
a. Visi
Terwujudkan peserta didik yang Islami, berkualitas, terampil, berbudaya
lingkungan dan berdaya saing tinggi.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan terpadu antara dunia dan akhirat.
2) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi mutu, berilmu,
terampil, cerdas dan mandiri, sehingga mampu bersaing di dunia
Internasional.
3) Menyelenggarakan pendidikan yang hasilnya memberikan kepuasan
kepada masyarakat.
4) Mengembangkan implementasi madrasah sehat dan berbudaya
lingkungan.
5) Menyelenggarakan pendidikan dengan Manajemen Berbasis Madrasah
(MBM) yang dapat dipertanggung jawabkan kepada publik.
73
c. Nilai yang dikembangkan
1) Aqidah Islam, Akhlaqul Karimah, dan Nilai Ilmiah.
2) Kekeluargaan dan Kebersamaan.
3) Mandiri, Hemat dan Bertanggung Jawab.
4) Berbudaya Lingkungan.
5) Sederhana dan Kreatif.
3. Identitas MAN 2 Model Banjarmasin
a. Nama Madrasah : MAN 2 MODEL BANJARMASIN
b. Alamat :
1) Jalan : Pramuka RT. 20 No. 28
2) Kelurahan : Sungai Lulut
3) Kecamatan : Banjarmasin Timur
4) Kota : Banjarmasin
5) Propinsi : Kalimantan Selatan
6) Nomor Telepon : (0511) 3258164 – 3272819
7) Fax : (0511) 32727819
8) Kode Pos : 70238
c. Status Madrasah : Negeri
d. Tahun Berdiri :
1) Alih Fungsi dari PGAN
menjadi MAN 2 : 1990
2) Sebagai MAN Model : 1998
e. No.Statistik Madrasah : 131163710002
f. SK. Akreditasi :
1) Nomor : A/Kw.17.4/4/PP.03.2/MA/08/2005
2) Tanggal : 25 Pebruari 2005
3) Hasil Akreditasi : A ( Sangat Baik/ Unggul )
g. Nama Kepala Madrasah : Drs. Riduansyah, M. Pd.
NIP : 196702031994031008
74
4. Sumber Daya Manusia MAN 2 Model Banjarmasin
a. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Sumber daya pendidik dan kependidikan merupakan aset penting dalam
mendukung proses belajar mengajar. MAN 2 Model Banjarmasin saat ini memiliki 87
orang tenaga pendidik dan kependidikan dengan rincian 50 orang berstatus PNS, dan
37 orang non PNS, dengan rasio jenjang pendidikan 65% berpendidikan S-2 dan 45 %
berpendidikan S-1. Tenaga pendidik dan kependidikan yang telah memperoleh
Sertifikat Pendidik Kemendikbud dan kemenag sebanyak 50 orang. Guru mata
pelajaran matematika yang ada di MAN 2 Model Banjarmasin berjumlah 8 orang.
Dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1. Keadaan Guru Mata Pelajaran Matematika Man 2 Model Banjarmasin
Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama Pendidikan Kelas
1. Desy Arnita Dewi, S. Pd., M. Sc. S2 XII MIPA 1 - 4
2. Dra. Endah Sumarini, M. Kom. S2 XII MIPA 1 - 6
3. Drs. Moch Faruk, M. Sc. S2
XI MIPA 5,
XI IPS 1 - 3,
XII MIPA 5 - 6
4. Drs. Syakrani S1 XI AGAMA 1 - 2,
XI MIPA 1 -4
5. Jahidah, M.Pmat. S2 XI MIPA 1,
XII AGAMA 1 - 3
6. Noor Amaliah, S. Pd. S1 X AGAMA 1 - 2,
X MIPA 1 - 4
7. Paramita Sari, S. Pd. S1 X MIPA 3 - 4, X IPS 2,
XI MIPA 4 - 5
8. Rizki Amalia Hilmi, S. Pd. S1 X MIPA 1 - 2, X IPS 1,
XI MIPA 2 - 3
Sumber: Dokumen TU MAN 2 Model Banjarmasin Tahun Pelajaran 2017/2018
75
b. Peserta Didik
Keadaan peserta didik MAN 2 Model Banjarmasin tahun pelajaran 2017/2018
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2. Keadaan Peserta Didik Man 2 Model Banjarmasin Tahun Pelajaran
2017/2018
Kelas Peminatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
X
AGAMA 1 18 21 39
AGAMA 2 18 20 38
MIPA 1 12 24 36
MIPA 2 11 23 34
MIPA 3 9 24 33
MIPA 4 9 25 34
IPS 1 17 21 38
IPS 2 17 21 38
Total Kelas X 290
XI
AGAMA 1 19 18 37
AGAMA 2 23 14 37
MIPA1 13 26 39
MIPA2 10 28 38
MIPA3 13 23 36
MIPA4 14 25 39
MIPA5 12 27 39
IPS1 20 18 36
IPS2 17 21 38
IPS 3 20 18 38
Total Kelas XI 377
XII
AGAMA 1 21 14 35
AGAMA 2 18 17 35
AGAMA 3 17 16 33
MIPA 1 13 21 34
MIPA 2 8 25 33
MIPA 3 10 24 34
MIPA 4 7 27 34
MIPA 5 12 22 34
MIPA 6 10 24 34
IPS 1 20 17 37
IPS 2 19 19 38
Total Kelas XII 381
76
Kelas Peminatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Total Keseluruhan 1050
Sumber: Dokumen TU MAN 2 Model Banjarmasin Tahun Pelajaran 2017/2018
5. Fasilitas dan Sarana Pembelajaran MAN 2 Model Banjarmasin
MAN 2 Model Banjarmasin berdiri di atas tanah seluas 18.172 m2. Di atas tanah
tersebut kini telah terbangun prasarana dengan penyediaan berbagai fasilitas dan ruang
pembelajaran yang sangat lengkap di antaranya meliputi:
a. Perpustakaan (dengan koleksi buku 3250 judul dan 10.705 eksemplar)
b. Laboraturium Spiritual (Laboraturium Keagamaan dan masjid yang
representatif), Laboraturium Komputer, Internet, TIK, Laboraturium MIPA
(Biologi, Kimia, dan Fisika), Laboraturium Bahasa (Inggris dan Arab)
c. Ruang Belajar/Kelas, Ruang Kepala Madrasah, Wakil Kepala, Tenaga
Pendidik dan Kependidikan, Ruang TU, BP-BK, dan Ruang Komite yang
representatif.
d. Gedung Serbaguna (aula) dengan kapasitas 250 tempat duduk, Asrama,
Ruang Workshop Ket. Tata Busana, Ruang Workshop Ket. Tata Boga,
Ruang/Bengkel Ket. Elektronik, Ruang/Bengkel Ket. Otomotif.
e. Ruang Baca, Ruang Audio Visiual, Gedung PSBB, Koperasi Guru/Siswa,
Kantin Madrasah, Ruang OSIS, Ruang PMR/UKS, Ruang Pramuka, Parkir
Kendaraan Guru, Parkir Kendaraan Siswa, dan Gudang.
77
6. Jadwal Belajar
Waktu penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan setiap hari
Senin sampai Sabtu. Hari Senin sampai Kamis kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
mulai pukul 07.30 WITA sampai pukul 16.35 WITA. Hari Jumat kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan mulai pukul 07.30 WITA sampai pukul 12.20 WITA. Hari
Sabtu kegiatan belajar mengajar dilaksanakan mulai pukul 07.30 WITA sampai pukul
15.50 WITA. Jadwal untuk mata pelajaran matematika adalah sebanyak 5 jam
Jadwal untuk mata pelajaran matematika adalah sebanyak 4 jam pelajaran
untuk setiap kelasnya dalam seminggu, adapun jadwal mata pelajaran matematika di
kelas XI yaitu pada kelas XI IPS 1 jadwal mata pelajaran matematika berada di hari
senin jam ke 1 – 2 kemudian di hari jumat jam ke 3 – 4. Sedangkan pada kelas XI IPS
3 di hari selasa jam ke 1 – 2, kemudian di hari sabtu jam ke 1 – 2.
B. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 05
Agustus 2017 sampai 21 Agustus 2017. Dalam pembelajaran ini peneliti ini bertindak
sebagai guru. Adapun materi pokok dalam penelitian ini adalah materi Induksi
Matematika dengan kurikulum 2013 yang mencakup empat kompetensi inti yang
terbagi dalam satu kompetensi dasar dan beberapa indikator.
Materi Induksi Matematika disampaikan kepada subjek penerima perlakuan
yaitu siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 3 MAN 2 Model Banjarmasin. Masing-masing
kelas diberikan perlakuan sebagaimana telah ditentukan pada metode penelitian.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambaran berikut:
78
1. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Persiapan yang diperlukan untuk pembelajaran di kelas eksperimen yaitu
mempersiapkan materi/sumber belajar, pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan strategi pembelajaran Quick On The Draw (QD) (lihat lampiran
43 dan 44). Selain itu disiapkan juga kartu soal dan lembar materi. Sedangkan soal-
soal yang digunakan sebagai alat-alat evaluasi pada tes akhir adalah soal-soal yang
telah lulus uji coba (lihat lampiran 29).
Pembelajaran berlangsung selama 2 kali pertemuan ditambah satu kali
pertemuan untuk tes akhir. Di sini peneliti tidak melakukan tes kemampuan awal
dikarenakan peneliti mengambil nilai rapor matematika semester sebelumnya. Untuk
pelaksanaan tes prestasi belajar dilakukan tes akhir pada pertemuan ketiga. Kemudian
nilai rata-rata prestasi belajar tersebut yang akan dibandingkan dengan nilai rata-rata
prestasi belajar pada kelas kontrol. Adapun jadwal pelaksanaannya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.3. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Pertemuan
ke- Hari/Tanggal Jam ke- Pokok Bahasan
1 Jumat, 04
Agustus 2017 3-4
Induksi Matematika Bentuk
Barisan
2 Senin, 07
Agustus 2017 1-2
Induksi Matematika Bentuk
Notasi Sigma
3 Senin, 21
Agustus 2017 1-2 Tes akhir
2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Sebelum melaksanakan pembelajaran, terlebih dahulu dipersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran di kelas kontrol. Persiapan tersebut
79
meliputi persiapan materi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan strategi pembelajaran Konvensional (lihat lampiran 45 dan 46).
Sedangkan soal-soal yang digunakan sebagai alat-alat evaluasi pada tes akhir adalah
soal-soal yang telah lulus uji coba (lihat lampiran 29).
Pembelajaran berlangsung selama dua kali pertemuan ditambah satu kali
pertemuan untuk tes akhir. Di sini peneliti tidak melakukan tes kemampuan awal
dikarenakan peneliti mengambil nilai raport matematika semester sebelumnya. Untuk
pelaksanaan tes prestasi belajar dilakukan tes akhir pada pertemuan ketiga. Kemudian
nilai rata-rata prestesi belajar tersebut yang akan dibandingkan dengan nilai rata-rata
prestasi belajar pada kelas eksperimen. Jadwal pelaksanaan pembelajaran di kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Pertemuan
ke- Hari/Tanggal Jam ke- Pokok Bahasan
1 Sabtu, 05
Agustus 2017 1-2
Induksi Matematika Bentuk
Barisan
2 Selasa, 08
Agustus 2017 1-2
Induksi Matematika Bentuk
Notasi Sigma
3 Sabtu, 12
Agustus 2017 1-2 Tes akhir
C. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran
Quick On The Draw (QD) dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pelaksanaan tes
dilaksanakan setelah selesai mempelajari materi yaitu Induksi Matematika pada
pertemuan ketiga. Setiap pertemuan terdapat beberapa langkah-langkah
pembelajarannya, sebagai berikut:
80
1. Kegiatan Pendahuluan
Pertama-tama pada kegiatan pendahuluan guru membuka pelajaran dengan
memberi salam dan bersama-sama membaca do’a. Kemudian mengecek kehadiran
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan meminta siswa
mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
Setelah itu guru mulai menjelaskan materi pokok pembelajaran, pada
pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah induksi matematika bentuk barisan
dan pertemuan kedua adalah induksi matematika bentuk notasi sigma secara garis
besar pada kegiatan inti. Langkah selanjutnya kemudian guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok kecil, setiap kelompoknya terdiri dari 4 – 5 orang. Kelas
eksperimen terdiri dari dari 36 siswa yang di bagi menjadi 8 kelompok. Masing-
masing kelompok diberi nama warna yang berbeda sesuai kartu soal yang telah di
siapkan guru. Setiap kelompok mendapatkan 1 set kartu soal terdiri dari 2 soal yang
sama untuk semua kelompok. Guru membagi lembar materi dan menjelaskan aturan
permainan dalam strategi pembelajaran Quick On The Draw kepada siswa.
Selanjutnya pada saat guru berkata “mulai” semua perwakilan siswa (orang
pertama) dari setiap kelompok bergegas ke meja guru untuk mengambil pertanyaan
nomor 1 sesuai warna kelompok mereka, dan membawa pertanyaan itu ke meja
kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok bekerjasama dan berdiskusi untuk
mencari jawaban dari pertanyaan tersebut dengan menggunakan lembar materi yang
sudah diberikan. Pada saat setiap kelompok sedang bekerja, guru berkeliling kelas
untuk membimbing kelompok belajar dan bekerja. Setelah pertanyaan selesai dijawab,
81
jawaban dibawa ke guru oleh perwakilan kelompok yang lain (orang kedua) dari
masing-masing kelompok.
Guru memeriksa jawaban, jika jawaban akurat dan lengkap maka perwakilan
kelompok dapat mengambil pertanyaan kedua dari set. Jika jawaban belum akurat dan
lengkap, guru menyuruh perwakilan kelompok itu untuk kembali lagi ke kelompoknya
untuk memperbaiki jawabannya. Jawaban yang telah selesai diperbaikki dibawa
kembali ke meja guru oleh perwakilan kelompok yang lain Kegiatan tersebut terus
dilakukan berulang-ulang hingga ditemukan kelompok mana yang lebih dahulu
menyelesaikan satu set pertanyaan tersebut. Jika dalam waktu 40 menit tidak ada
kelompok yang berhasil menjawab semua soal maka kelompok pertama yang
menyelesaikan soal pertama dianggap sebagai pemenangnya.
3. Kegiatan Penutup
Kelompok pemenang akan diberikan reward. Setelah itu guru bersama-sama
siswa membahas soal yang telah dikerjakan. Guru memberi kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk bertanya. Kemudian guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan materi hasil diskusi. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
menginformasikan materi pertemuan selanjutnya dan pesan untuk tetap belajar,
kemudian bersama-sama membaca do’a dan salam. Pembelajaran di kelas eksperimen
ini menggunakan metode ceramah, demonstrasi, diskusi, penugasan, dan tanya jawab.
4. Tes Akhir
Pemberian materi diberikan sebanyak dua kali pertemuan. Pada pertemuan
ketiga dilakukan tes akhir, tes akhir dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan
82
materi terkait dengan materi yang telah diajarkan yaitu tentang induksi matematika.
Jumlah butir soal yang diberikan sebanyak 3 soal. Pada tes akhir ini diikuti oleh 36
orang siswa.
D. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Pembelajaran di kelas kontrol menggunakan strategi pembelajaran
konvensional yang dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dan satu kali pertemuan
untuk tes akhir. Pada pertemuan pertama materinya adalah induksi matematika bentuk
barisan. Sedangkan pada pertemuan kedua materinya adalah induksi matematika
bentuk notasi sigma. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan
Pertama-tama pada kegiatan pendahuluan guru membuka pelajaran dengan
memberi salam dan bersama-sama membaca do’a. Kemudian mengecek kehadiran
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan meminta siswa
mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi pembelajaran dan contoh soal.
Kemudian guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan secara berkelompok.
Selama diskusi berlangsung guru mengarahkan dan membimbing siswa. Setelah
selesai mengerjakan soal guru bersama-sama siswa membahas soal dan menyimpulkan
materi pembelajaran.
83
3. Kegiatan Penutup
Guru selanjutnya memberikan serta menginformasikan materi pembelajaran
berikutnya sehingga mereka dapat belajar di rumah terlebih dahulu.
4. Tes Akhir
Pemberian materi diberikan sebanyak dua kali pertemuan. Pada pertemuan
ketiga ini yaitu pada hari Sabtu, 12 Agustus 2017 dilakukan tes akhir, tes akhir
dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan materi terkait dengan materi yang telah
diajarkan yaitu tentang induksi matematika. Jumlah butir soal yang diberikan sebanyak
3 soal. Pada tes akhir ini diikuti oleh 36 orang siswa karena ada 2 orang siswa yang
tidak hadir.
E. Analisis Kemampuan Awal Siswa
Data untuk kemampuan awal siswa baik di kelas eksperimen maupun kelas
kontrol diperoleh dari nilai raport mata pelajaran matematika semester sebelumnya.
Sebelum menganalisis kemampuan siswa secara keseluruhan, peneliti juga
menganalisis kemampuan awal siswa. Untuk nilai kemampuan awal siswa bisa dilihat
di lampiran 26.
1. Deskripsi Kemampuan Awal Siswa
Mean, median, modus, standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum
kemampuan awal siswa disajikan dalam tabel 4.5 berikut.
84
Tabel 4.5. Diskripsi Data Kemampuan Awal Siswa
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Rata-rata (Mean)
Median
Modus
Standar Deviasi
Skor Minimum
Skor Maksimum
77,55
77,00
70
6,587
70
94
78,03
77,00
76
5,993
70
93
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan awal siswa di
kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda jika dilihat dari selisihnya yang
hanya bernilai 0,48. Nilai median untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 70.
Nilai modus untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut adalah 76 dan 70.
Skor terendah untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 70 dari skor terendah
yang mungkin dicapai yaitu 0. Sedangkan skor tertinggi untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol berturut-turut adalah 93 dan 94 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai
yaitu 100.
Distribusi frekuensi skor kemampuan awal siswa untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen
No. Interval Kelas Frekuensi
Mutlak Relatif % Kumulatif %
1. 70 – 73 8 22,22 22,22
2. 74 – 77 12 33,33 55,56
3. 78 – 81 10 27,78 83,33
4. 82 – 85 1 2,78 86,11
5. 86 – 89 1 2,78 88,89
6. 90 – 93 4 11,11 100,00
7. 94 – 97 0 0,00 100,00
Jumlah 36 100,00
85
Dari tabel 4.6 diketahui frekuensi data tertinggi berada pada rentang interval
kelas 74 – 77 yaitu sebanyak 12 orang atau 33,33%. Sedangkan frekuensi data terendah
berada pada interval kelas 94 – 97 yaitu sebanyak 0 orang atau 0%.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol
No. Interval Kelas Frekuensi
Mutlak Relatif % Kumulatif %
1. 70 – 73 12 31,58 31,58
2. 74 – 77 11 28,95 60,53
3. 78 – 81 5 13,16 73,68
4. 82 – 85 5 13,16 86,84
5. 86 – 89 3 7,89 94,74
6. 90 – 93 1 2,63 97,37
7. 94 – 97 1 2,63 100,00
Jumlah 38 100,00
Dari tabel 4.7 diketahui frekuensi data tertinggi berada pada rentang interval
kelas 70 – 73 yaitu sebanyak 12 orang atau 31,58%. Sedangkan frekuensi data terendah
berada pada interval kelas 90 – 93 dan 94 – 97 yaitu sebanyak 1 orang atau 2,63%.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan histogram berikut:
Gambar 4.1. Histogram Data Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen
0
20
40
60
80
100
120
70 – 73 74 – 77 78 – 81 82 – 85 86 – 89 90 – 93 94 – 97
Fre
ku
ensi
Interval Kelas
Histogram
Frekuensi Mutlak
Frekuensi Relatif %
Frekuensi Kumulatif %
86
Gambar 4.2. Histogram Data Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol
Untuk menentukan kecenderungan kemampuan awal siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu dihitung mean ideal (Mi) dan standar
deviasi ideal (SDi). Mi = ½ × (skor maksimal ideal + skor minimum ideal) = ½ × (100
+ 0) = 50. SDi = 1/6 × (skor maksimal ideal – skor minimum ideal) = 1/6 × (100 – 0)
= 16,67. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut selanjutnya disusun klasifikasi skor
kemampuan awal siswa sebagai berikut:
Tabel 4.8. Pedoman Konversi Data Kemampuan Awal
Kriteria Kualifikasi
75x Sangat Tinggi
58,33 75x Tinggi
41,67 58,33x Sedang
25 41,67x Rendah
25x Sangat Rendah
0
20
40
60
80
100
120
70 – 73 74 – 77 78 – 81 82 – 85 86 – 89 90 – 93 94 – 97
Fre
ku
ensi
Interval Kelas
Histogram
Frekuensi Mutlak
Frekuensi Relatif %
Frekuensi Kumulatif %
87
Tabel 4.9. Persentase Kualifikasi Data Kemampuan Awal
Kriteria Eksperimen Kontrol
Kualifikasi F Persentase F Persentase
75x 25 69,44 % 22 57,89 % Sangat Tinggi
58,33 75x 11 30,56 % 16 42,11 % Tinggi
41,67 58,33x 0 0 % 0 0 % Sedang
25 41,67x 0 0 % 0 0 % Rendah
25x 0 0 % 0 0 % Sangat Rendah
Jumlah 36 100 % 38 100 %
Secara keseluruhan rata-rata skor kemampuan awal siswa di kelas eksperimen
sebesar 78,03 dengan kualifikasi sangat tinggi. Sedangkan rata-rata skor kemampuan
awal siswa di kelas kontrol sebesar 77,55 dengan kualifikasi sangat tinggi.
2. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kemampuan Awal Siswa
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data
menggunakan Uji Liliefors (Kolmogorov-Smirnov Test) melalui SPSS 22 (lihat
lampiran 27). Sedangkan untuk uji homogenitas data tes kemampuan awal siswa
menggunakan Uji One-Way Anova melalui SPSS 22 (lihat lampiran 28). Rangkuman
hasil uji normalitas dan homogenitas tes kemampuan awal dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tes Kemampuan Awal
Uji Normalitas
Kelas N P-value Taraf Sig. Kesimpulan
Eksperimen 36 0,059 > 5% Berdistribusi Normal
Kontrol 38 0,063 > 5% Berdistribusi Normal
Uji Homogenitas
Kelas P-value Taraf Sig. Kesimpulan
Eksperimen dan Kontrol 0,392 > 5% Homogen
88
Berdasarkan hasil perhitungan data tes kemampuan awal pada kelas kontrol dan
eksperimen berdistribusi normal dan homogen.
F. Deskripsi Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Tes Akhir
Data untuk hasil tes prestasi belajar matematika siswa diperoleh dari hasil tes
akhir siswa (post-test) baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Distribusi
jumlah siswa yang mengikuti tes dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11. Distribusi Jumlah Siswa yang Mengikuti Tes Akhir
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tes akhir
Jumlah Siswa Seluruhnya
36
36
36
38
Persentase 100% 94,74%
Berdasarkan tabel 4.11. di atas dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan tes
akhir di kelas ekperimen diikuti 36 siswa atau 100%. Sedangkan, pelaksanaan tes akhir
di kelas kontrol diikuti 36 siswa atau 94,74%. Rata-rata (mean), median, modus,
standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum tes prestasi belajar siswa disajikan
dalam tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12. Deskripsi Tes Prestasi Belajar Siswa
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Mean 55.83 70.11
Median 56 67
Modus 56 67
Standar Deviasi 21.468 14.650
Skor Minimum 28 39
Skor Maksimum 100 100
Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa di
kelas eksperimen senilai 70,11 dan kelas kontrol senilai 55,83. Nilai median dan
89
modus untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut adalah 67 dan 56. Skor
terendah untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut adalah 39 dan 28 dari
skor terendah yang mungkin dicapai yaitu 0. Sedangkan skor tertinggi untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah 100 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai
yaitu 100. Distribusi frekuensi skor prestasi belajar siswa untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Tes Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen
No. Interval Kelas Frekuensi
Mutlak Relatif % Kumulatif %
1. 39 – 48 2 5,56 5,56
2. 49 – 58 6 16,67 22,23
3. 59 – 68 12 33,33 55,56
4. 69 – 78 8 22,22 77,78
5. 79 – 88 3 8,33 86,11
6. 89 – 98 4 11,11 97,22
7. 99 – 108 1 2,78 100,00
Jumlah 36 100
Dari tabel 4.13 diketahui frekuensi data tertinggi berada pada rentang interval
kelas 59 – 68 yaitu sebanyak 12 orang atau 33,33%. Sedangkan frekuensi data terendah
berada pada interval kelas 99 – 108 yaitu sebanyak 1 orang atau 2,78%.
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Tes Prestasi Belajar Siswa Kelas Kontrol
No. Interval Kelas Frekuensi
Mutlak Relatif % Kumulatif %
1. 28 – 39 11 30,56 30,56
2. 40 – 51 6 16,67 47,22
3. 52 – 63 8 22,22 69,44
4. 64 – 75 5 13,89 83,33
5. 76 – 87 1 2,78 86,11
6. 88 – 99 2 5,56 91,67
90
No. Interval Kelas Frekuensi
Mutlak Relatif % Kumulatif %
7. 100 – 111 3 8,33 100,00
Jumlah 36 100,00
Dari tabel 4.14 diketahui frekuensi data tertinggi berada pada rentang interval
kelas 28 – 39 yaitu sebanyak 11 orang atau 30,56%. Sedangkan frekuensi data terendah
berada pada interval kelas 76 – 87 yaitu sebanyak 1 orang atau 2,78%. Berdasarkan
tabel distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:
Gambar 4.3. Histogram Data Tes Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Gambar 4.4. Histogram Data Tes Prestasi Belajar Siswa Kelas Kontrol
0
20
40
60
80
100
120
39 – 48 49 – 58 59 – 68 69 – 78 79 – 88 89 – 98 99 – 108
Fre
ku
ensi
Interval Kelas
Histogram
Frekuensi Mutlak
Frekuensi Relatif %
Frekuensi Kumulatif %
0
20
40
60
80
100
120
28 – 39 40 – 51 52 – 63 64 – 75 76 – 87 88 – 99 100 – 111
Fre
ku
ensi
Interval Kelas
Histogram
Frekuensi Mutlak
Frekuensi Relatif %
Frekuensi Kumulatif %
91
Hasil tes prestasi belajar matematika siswa di kelas eksperimen dan kelas
kontrol bisa dilihat pada lampiran 31. Untuk menentukan kecenderungan prestasi
belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu dihitung mean
ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Mi = ½ × (skor maksimal ideal + skor
minimum ideal) = ½ × (100 + 0) = 50. SDi = 1/6 × (skor maksimal ideal – skor
minimum ideal) = 1/6 × (100 – 0) = 16,67. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
selanjutnya disusun klasifikasi skor tes prestasi belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.15. Pedoman Konversi Data Tes Prestasi Belajar
Kriteria Kualifikasi
75x Sangat Tinggi
58,33 75x Tinggi
41,67 58,33x Sedang
25 41,67x Rendah
25x Sangat Rendah
Tabel 4.16. Persentase Kualifikasi Data Tes Prestasi Belajar
Kriteria Eksperimen Kontrol
Kualifikasi F Persentase F Persentase
75x 12 33,33 % 6 16,67 % Sangat Tinggi
58,33 75x 16 44,44 % 7 19,44 % Tinggi
41,67 58,33x 7 19,44 % 12 33,33 % Sedang
25 41,67x 1 2,78 % 11 30,56 % Rendah
25x 0 0 % 0 0 % Sangat Rendah
Jumlah 36 100 % 36 100 %
Secara umum rata-rata skor tes prestasi belajar siswa di kelas eksperimen
sebesar 70,11 dengan kualifikasi tinggi. Sedangkan rata-rata skor tes prestasi belajar
siswa di kelas kontrol sebesar 55,83 dengan kualifikasi sedang. Dalam penelitian ini,
untuk hasil tes belajar yang diperlukan hanya di kelas ekperimen karena peneliti ingin
92
mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelaran Quick On The Draw terhadap
prestasi belajar matematika pada materi induksi matematika siswa kelas XI di MAN 2
Model Banjarmasin.
G. Deskripsi Data Angket
Setelah pembelajaran dilaksanakan peneliti memberikan angket kepada siswa
sebagai responden dan meminta siswa mengisi angket. dan respon siswa terhadap
pembelajaran matematika menggunakan strategi Quick On The Draw. Penilaian
angket menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban, dimana 5 untuk skor
tertinggi dan 1 untuk skor terendah. Untuk data angket strategi Quick On The Draw
bisa dilihat di lampiran 35 dan data angket respon siswa bisa dilihat di lampiran 38.
1. Deskripsi Angket Strategi Quick On The Draw
Angket ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran
menggunakan strategi Quick On The Draw. Skor tertinggi dari 10 butir pernyataan
yang ada yaitu 50 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu (5 x 10) = 50, dan
skor terendah yang mungkin dicapai (1 x 10) = 10. Rata-rata (mean), median, modus,
standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum data angket strategi Quick On The
Draw disajikan dalam tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17. Deskripsi Data Angket Strategi Quick On The Draw
Angket Strategi
Mean 41.92
Median 42.00
Modus 39
Std. Deviation 4.544
Minimum 34
Maximum 50
93
Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata angket strategi Quick On
The Draw sebesar 41,92. Nilai median adalah 42 dan nilai modusnya adalah 39. Skor
terendah angket strategi adalah 34 dari skor terendah yang mungkin dicapai yaitu 10.
Sedangkan skor tertingginya adalah 50 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu
50. Distribusi frekuensi skor angket strategi Quick On The Draw ditampilkan dalam
tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi angket strategi Quick On The Draw
No. Interval Kelas Frekuensi
Mutlak Relatif % Kumulatif %
1. 34 – 36 5 13,89 13,89
2. 37 – 40 11 30,56 44,45
3. 41 – 44 10 27,78 72,23
4. 45 – 48 7 19,44 91,67
5. 49 – 52 3 8,33 100,00
6. 53 – 56 0 0,00 100,00
Jumlah 36 100,00
Dari tabel 4.18 diketahui frekuensi data tertinggi berada pada rentang interval
kelas 37 – 40 yaitu sebanyak 11 orang atau 30,56%. Sedangkan frekuensi data terendah
berada pada interval kelas 53 – 56 yaitu sebanyak 0 orang atau 0%. Berdasarkan tabel
distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:
94
Gambar 4.5. Histogram Data Angket Strategi Quick On The Draw
Untuk menentukan kualifikasi data angket strategi Quick On The Draw,
terlebih dahulu dihitung mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Mi = ½ ×
(skor maksimal ideal + skor minimum ideal) = ½ × (50 + 10) = 30. SDi = 1/6 × (skor
maksimal ideal – skor minimum ideal) = 1/6 × (50 – 10) = 6,67. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut selanjutnya disusun klasifikasi skor Angket Strategi Quick On
The Draw sebagai berikut:
Tabel 4.19. Pedoman Konversi Data Angket Strategi Quick On The Draw
Kriteria Kualifikasi
40,00x Sangat Positif
33,33 40,00x Positif
26,67 33,33x Cukup
20,00 26,67x Kurang
20,00x Sangat Kurang Positif
Secara umum rata-rata skor angket strategi Quick On The Draw sebesar 41,92
dengan kualifikasi sangat positif.
0
20
40
60
80
100
120
34 – 36 37 – 40 41 – 44 45 – 48 49 – 52 53 – 56
Fre
ku
ensi
Interval Kelas
Histogram
Frekuensi Mutlak
Frekuensi Relatif %
Frekuensi Kumulatif %
95
2. Deskripsi Angket Respon Siswa
Angket ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan strategi Quick On The Draw. Skor tertinggi dari 27
butir pernyataan yang ada yaitu 135 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu (5
x 27) = 135, dan skor terendah yang mungkin dicapai (1 x 27) = 27. Rata-rata (mean),
median, modus, standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum data angket
respon siswa disajikan dalam tabel 4.20 berikut:
Tabel 4.20. Deskripsi Angket Respon Siswa
Angket Respon Siswa
Mean 96.50
Median 96.50
Modus 91
Std. Deviation 11.609
Minimum 75
Maximum 120
Tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata angket respon siswa
sebesar 96,50. Nilai median adalah 96,50 dan nilai modusnya adalah 91. Skor terendah
angket respon siswa adalah 75 dari skor terendah yang mungkin dicapai yaitu 27.
Sedangkan skor tertingginya adalah 120 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu
135. Distribusi frekuensi skor angket respon siswa ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Angket Respon Siswa
No. Interval Kelas Frekuensi
Mutlak Relatif % Kumulatif %
1. 75 – 82 5 13,89 13,89
2. 83 – 90 5 13,89 27,78
3. 91 – 98 10 27,78 55,56
4. 99 – 106 9 25,00 80,56
5. 107 – 114 4 11,11 91,67
96
No. Interval Kelas Frekuensi
Mutlak Relatif % Kumulatif %
6. 115 – 122 3 8,33 100,00
Jumlah 36 100,00
Dari tabel 4.21 diketahui frekuensi data tertinggi berada pada rentang interval
kelas 91 – 98 yaitu sebanyak 10 orang atau 27,78%. Sedangkan frekuensi data terendah
berada pada interval kelas 115 – 122 yaitu sebanyak 3 orang atau 8,33%. Berdasarkan
tabel distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:
Gambar 4.6. Histogram Data Angket Angket Respon Siswa
Untuk menentukan kualifikasi data angket angket respon siswa, terlebih dahulu
dihitung mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Mi = ½ × (skor maksimal
ideal + skor minimum ideal) = ½ × (135 + 27) = 81. SDi = 1/6 × (skor maksimal ideal
– skor minimum ideal) = 1/6 × (135 – 27) = 18. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
selanjutnya disusun klasifikasi skor angket respon siswa sebagai berikut:
0
20
40
60
80
100
120
75 – 82 83 – 90 91 – 98 99 – 106 107 – 114 115 – 122
Fre
ku
ensi
Interval Kelas
Histogram
Frekuensi Mutlak
Frekuensi Relatif %
Frekuensi Kumulatif %
97
Tabel 4.22. Pedoman Konversi Data Angket Respon Siswa
Kriteria Kualifikasi
108x Sangat Positif
90 108x Positif
72 90x Cukup
54 72x Kurang
54x Sangat Kurang Positif
Secara umum rata-rata skor angket respon siswa sebesar 96,50 dengan
kualifikasi positif.
H. Deskripsi Aktifitas Siswa
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa pada pembelajaran
matematika menggunakan strategi Quick On The Draw. Skor tertinggi yang diberikan
yaitu 4 dan skor terendah yang yang diberikan yaitu 1.
Untuk menentukan kualifikasi data aktivitas siswa, terlebih dahulu dihitung
mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Mi = ½ × (skor maksimal ideal + skor
minimum ideal) = ½ × (4 + 1) = 2,5. SDi = 1/6 × (skor maksimal ideal – skor minimum
ideal) = 1/6 × (4 – 1) = 0,5. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut selanjutnya disusun
klasifikasi skor tes prestasi belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.23. Pedoman Konversi Data Angket Strategi Quick On The Draw
Kriteria Kualifikasi
3,25x Sangat Aktif
2,75 3,25x Aktif
2,25 2,75x Cukup Aktif
1,75 2,25x Kurang Aktif
1,75x Pasif
98
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran
Quick On The Draw disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.24. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
No. Indikator Pertemuan Rata-
Rata Kualifikasi
1 2
1. Siswa memperhatikan/
mendengarkan penjelasan guru. 4 4 4 Sangat Aktif
2. Siswa mengajukan/ menjawab
pertanyaan guru atau teman. 4 2 3 Aktif
3. Siswa berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok/ permainan. 4 3 3,5 Sangat Aktif
4. Siswa mencatat bahan/materi
pelajaran 3 1 2
Kurang
Aktif
5. Siswa berusaha mengerjakan ketika
ada tugas individu/tugas kelompok. 4 2 3 Aktif
6. Siswa dapat membuat kesimpulan 3 4 3,5 Sangat Aktif
7. Siswa bersemangat dalam mengikuti
pelajaran 4 3 3,5 Sangat Aktif
Rata-rata total tiap item 3,21 Aktif
Tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata terendah aktivitas siswa
terdapat pada indikator 4 yakni siswa mencatat bahan/materi pelajaran dengan besar
skor yaitu 2 dari skor terendah yang mungkin dicapai yaitu 1 dan skor rata-rata
tertingginya terdapat pada indikator 1 yakni siswa memperhatikan/ mendengarkan
penjelasan guru dengan besar skor yaitu 4 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai
yaitu 4. Sedangkan secara umum skor rata-rata aktivitas siswa dari tiap-tiap item
sebesar 3,21 dengan kualifikasi Aktif.
99
I. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis pada penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji
homogenitas, uji linieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Penghitungan
uji berbantuan program aplikasi IBM SPSS Statistic 22 for Windows.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data yang
menggunakan Uji Liliefors (Kolmogorov-Smirnov Test) melalui SPSS 22. Dengan
taraf signifikasi 5%. Perhitungan uji normalitas tes prestasi belajar metematika siswa
pada tes akhir untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol dapat dilihat pada
lampiran 32. Uji normalitas untuk angket strategi Quick On The Draw dapat dilihat
pada lampiran 36. Sedangkan uji normalitas untuk angket respon siswa dapat dilihat
pada lampiran 39. Adapun rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.25. Hasil Uji Normalitas Data Angket dan Tes
Angket N P-value Taraf Sig. Kesimpulan
Strategi 36 0,200 > 5% Berdistribusi Normal
Respon Siswa 36 0,690 > 5% Berdistribusi Normal
Tes Prestasi
Belajar N P-value Taraf Sig. Kesimpulan
Kelas Eksperimen 36 0,730 > 5% Berdistribusi Normal
Kelas Kontrol 36 0,910 > 5% Berdistribusi Normal
Tabel 4.25 di atas menunjukkan nilai probabilitas data untuk angket strategi
adalah 0,200 dan angket respon siswa adalah 0,690, serta untuk tes prestasi belajar
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut adalah 0,730 dan 0,910.
100
Karena nilai probabilitas keempat variabel > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
data yang diuji berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (dua sampel
atau lebih) yang diteliti mempunyai varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas data
tes prestasi belajar siswa menggunakan uji levene melalui SPSS 22 (lihat lampiran 33).
Sedangkan pengujian homogenitas untuk persyaratan analisi regresi menggunakan uji
levene melalui SPSS 22 (lihat lampiran 47). Adapun rangkuman hasil uji homogenitas
data dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut:
Tabel 4.26. Hasil Uji Homogenitas Post-test dan Homogenitas Regresi
Uji Homogenitas Post-test
Kelas P-value Taraf Sig. Kesimpulan
Eksperimen dan Kontrol 0,055 > 5% Homogen
Uji Homogenitas Regresi
Kelas P-value Taraf Sig. Kesimpulan
Angket Strategi dan
Prestasi belajar 0,104 > 5% Homogen
Berdasarkan hasil perhitungan, data tes prestasi belajar siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol homogen sedangkan pengujian homogenitas untuk
persyaratan analisi regresi antara data angket strategi dan tes prestasi belajar siswa
homogen.
3. Uji Linearitas
Uji linearitas hubungan/regresi dilakukan dengan mencari persamaan garis
regresi variabel bebas X yaitu strategi pembelajaran Quick On The Draw terhadap
101
variabel terikat Y yaitu prestasi belajar matematika siswa. Uji linearitas bertujuan
untuk mengatahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak
dengan menggunakan uji F. Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan
SPSS 22 (lihat lampiran 48). Adapun hasil uji lineritas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.27. Hasil Uji Linearitas Regresi
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Post-test *
Angket
Strategi
Between
Groups
(Combined) 2054.722 14 146.766 .565 .863
Linearity 922.034 1 922.034 3.548 .074
Deviation
from Linearity 1132.688 13 87.130 .335 .977
Within Groups 5456.833 21 259.849
Total 7511.556 35
Tabel 4.27. menunjukkan bahwa harga F tuna cocok sebesar 0,335 dengan
signifikansi 0,977. Karena nilai signifikansi ini lebih besar daripada nilai 0,05 ,
sehingga diperoleh bahwa hubungan antara variabel strategi pembelajaran Quick On
The Draw (X) dan prestasi belajar matematika siswa (Y) adalah linear.
4. Uji Heterokedatisitas
Pengujian heterokedasitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 22 (lihat
lampiran 49). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedasitas
dengan melihat grafik scatterplot. Berdasarkan hasil pengujian heterokedasitas
diperoleh grafik sebagai berikut:
102
Gambar 4.7. Grafik Scatterplot Prestasi Belajar Siswa
Dari grafik scatterplot tersebut, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak, baik dibagian atas angka 0 atau dibagian bawah angka 0 dari sumbu vertikal atau
sumbu Y dan tidak terjadi pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi ini.
5. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi data tes prestasi belajar siswa menggunakan uji statistik
Durbin-Watson melalui SPSS 22 (lihat lampiran 50). Bentuk regresi yang baik tidak
memilki masalah autokorelasi. Autokorelasi dideteksi dengan melihat nilai d. Nilai
kisaran d, yaitu 0 4d . Autokorelasi tidak terjadi apabila nilai d = 2. Adapun hasil
uji autrokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
103
Tabel 4.28. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .350a .123 .097 13.922 2.304
a. Predictors: (Constant), Angket Strategi
b. Dependent Variable: Post-test
Berdasarkan tabel 4.28 di atas ternyata hasil koefisien Durbin-Watson besarnya
2,304, mendekati 2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi antara
variabel bebas X Strategi Quick On The Draw terhadap variabel Y Prestasi belajar
tidak terjadi autokorelasi.
J. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linear
Sederhana. Analisis regresi linear sederhana bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas yaitu penggunaan strategi Quick On The Draw terhadap variabel terikat
yaitu prestasi belajar matematika pada materi induksi matematika siswa kelas XI MAN
2 Model Banjarmasin. Penghitungan uji regresi linear sederhana ini menggunakan
SPSS 22 (lihat lampiran 51). Persamaam regresi linear sederhana yang digunakan
adalah Y a bX .
104
Tabel 4.29. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95.0% Confidence
Interval for B
B
Std.
Error Beta
Lower
Bound
Upper
Bound
1 (Constant) 22.767 21.830 1.043 .304 -21.596 67.130
Angket
Strategi 1.129 .518 .350 2.181 .036 .077 2.182
a. Dependent Variable: Post-test
Tabel 4.30. Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 922.034 1 922.034 4.757 .036b
Residual 6589.522 34 193.809
Total 7511.556 35
a. Dependent Variable: Post-test
b. Predictors: (Constant), Angket Strategi
Tabel 4.31. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .350a .123 .097 13.922
a. Predictors: (Constant), Angket Strategi
b. Dependent Variable: Post-test
105
Langkah-langkah analisis regresi linear sederhana:
1. Menentukan Persamaan Regresi
Berdasarkan tabel 4.29 menunjukkan hasil analisis regresi linear sederhana.
Pada output diatas diperoleh nilai 22,767a dan 1,129b sehingga didapat
persamaan 22,767 1,129Y X .
a. Nilai 22,767a . Hal ini berarti jika X konstan, maka 22,767Y
b. Nilai 1,129b . Hal ini berarti jika nilai variabel X meningkat satu satuan
maka variabel Y akan meningkat sebesar 1,129 satuan.
2. Uji Signifikansi Persamaan Regresi
Pengajuan hipotesis:
H0 : regresi tidak signifikan
H1 : regresi signifikan
Kaidah keputusan:
a. Jika nilai P-Value > 0,05 , maka H0 diterima.
b. Jika nilai P-Value < 0,05 , maka H0 ditolak.
Berdasarkan tabel 4.30 diperoleh nilai hitungF untuk uji signifikansi regresi
sebesar 4,757 dan P-Value sebesar 0,036. Karena P-Value < 0,05 maka H0 ditolak,
dapat disimpulkan 22,767 1,129Y X signifikan.
106
3. Uji Signifikasi Koefisien Persamaan Regresi
Pengajuan hipotesis:
H0 : Koefisien a tidak signifikan
H1 : Koefisien a signifikan
H0 : Strategi Quick On The Draw berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar
siswa
H1 : Strategi Quick On The Draw berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
siswa
Kaidah keputusan:
a. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
b. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima
Uji signifikansi koefisien persamaan regresi dilakukan jika hasil uji signifikansi
regresi menyatakan bahwa persamaan regresi 22,767 1,129Y X signifikan.
Berdasarkan tabel 4.29 nilai t menunjukkan nilai t hitung untuk pengujian signifikasi
koefisien regresi, yaitu 1,043at dan 2,181bt dengan nilai ttabel untuk taraf
signifikasi 5%, n = 36 (jumlah sampel), sehingga 𝑑𝑘 = 𝑛 − 2 = 36 − 2 = 34.
Karena a tabelt t yaitu 1,043 < 2,032, H0 diterima maka koefisien regresi tidak
signifikan dan b tabelt t yaitu 2,181 > 1,691, H0 ditolak maka dapat disimpulkan
strategi Quick On The Draw berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
107
4. Menentukan Koefisien Korelasi dan Uji Signifikansi Koefisein Korelasi
Langkah ini digunakan untuk melihat keeratan hubungan kedua variabel.
Berdasarkan tabel 4.31 diperoleh koefisien korelasi (R) dari penggunaan strategi Quick
On The Draw terhadap prestasi belajar matematika pada materi induksi matematika
sebesar 0,350.
Pengajuan hipotesis untuk menguji signifikansi koefisien korelasi
H0 : tidak terdapat hubungan/pengaruh yang signifikan
H1 : terdapat hubungan/pengaruh yang signifikan
Kaidah keputusan:
a. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
b. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
Nilai ttabel untuk taraf signifikasi 5%, n = 36 (jumlah sampel), sehingga 𝑑𝑘 =
𝑛 − 2 = 36 − 2 = 34, maka diperoleh t tabel = 2,032. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, yaitu
2.181 > 2,032, maka maka 𝐻𝑜 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan/ pengaruh yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan strategi
Quick On The Draw terhadap prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika
pada materi induksi matematika siswa kelas XI MAN 2 Model Banjarmasin
Tingkat keeratan hubungan kedua variable berdasarkan Guiford Empirical
Rules berada pada kategori rendah, karena nilai koefisien korelasi 0,350 terletak
Antara 0,20 dan 0,40. Nilai 0,350 juga menunjukkan arah hubungan yang positif
artinya peningkatan penggunaan strategi Quick On The Draw berbanding lurus dengan
108
peningkatan prestasi belajar matematika, begitu pun penurunan penggunaan strategi
Quick On The Draw berbanding lurus dengan peningkatan prestasi belajar matematika.
5. Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan tabel 4.31 di atas diperoleh nilai R square adalah 0,123
(pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau D = R2 × 100% = (0,350)2 × 100% =
12,3%). R square dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti 12,3%
prestasi belajar matematika dipengaruhi oleh strategi Quick On The Draw sedangkan
sisanya sebesar 87,7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
K. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data tes kemampuan awal diperoleh rata-rata skor
kemampuan awal siswa secara keseluruhan di kelas eksperimen sebesar 78,03 dengan
kualifikasi sangat tinggi dan rata-rata skor kemampuan awal siswa di kelas kontrol
sebesar 77,55 dengan kualifikasi sangat tinggi. Setelah dilaksanakan pembelajaran
menggunakan strategi Quick On The Draw diperoleh rata-rata skor tes prestasi belajar
siswa secara keseluruhan di kelas eksperimen sebesar 70,11 dengan kualifikasi tinggi
dan rata-rata skor tes prestasi belajar siswa di kelas kontrol sebesar 55,83 dengan
kualifikasi sedang.
Berdasarkan data observasi menunjukkan bahwa secara umum aktivitas siswa
dalam pembelajaran menggunakan strategi Quick On The Draw pada materi induksi
matematika berada pada kualifikasi aktif yaitu sebesar 3,21. Pada akhir pertemuan
peneliti menyebarkan kuisioner atau angket. Dari penyebaran kuesioner yang
disebarkan kepada 36 siswa diperoleh data angket respon siswa terhadap penggunaan
109
strategi pembelajaran Quick On The Draw pada materi induksi matematika dengan
nilai rata-rata respon siswa 96,50 dengan kualifikasi positif. Sedangkan dari analisis
data angket strategi menunjukkan penggunaan strategi Quick On The Draw pada
materi induksi matematika sebesar 41,92 dengan kualifikasi sangat positif.
Berdasarkan angket tersebut peneliti memperoleh data tentang penggunaan strategi
Quick On The Draw yang nantinya digunakan sebagai variabel bebas.
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara penggunaan strategi
pembelajaran Quick On The Draw terhadap prestasi belajar matematika pada materi
induksi matematika dilakukan uji asumsi klasik dan analisis regresi linier sedarhana.
Berdasarkan perhitungan melalui SPSS 22 didapat bahwa signifikansi pada angket
stategi dan posttest > 0,05. Hasil uji homogenitas didapat P-Value > 0,05. Hasil uji
linieritas diketahui bahwa nilai signifikansi pada Deviation from Linearity, yaitu
0,335. Sedangkan dari hasil uji heterokedasitas disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi melalui grafik scatterplot. Juga pada uji
autokorelasi koefisien Durbin-Watson besarnya 2,304. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa data respon siswa dan posttest berdistribusi normal, homogen, dan bebas dari
heterokedasitas dan autokorelasi, serta terdapat hubungan yang linier antara kedua
variable serta layak untuk diteliti.
Hasil analisis regresi liniear yang telah dijabarkan, menunjukkan bahwa
penggunaan strategi Quick On The Draw berpengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar matematika pada materi induksi matematika siswa kelas XI MAN 2 Model
Banjarmasin sebesar 12,3%. Sehingga dapat diketahui bahwa semakin tinggi
penggunaan strategi Quick On The Draw akan semakin tinggi pula prestasi belajar
110
matematika. Namun peningkatan atau hubungan korelasinya tergolong rendah yaitu
hanya sebesar 0,350. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka
dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa H0
ditolak, Ha diterima artinya terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran
Quick On The Draw terhadap prestasi belajar matematika pada materi induksi
matematika siswa kelas XI MAN 2 Model Banjarmasin tahun pelajaran 2017/2018.