bab iv penyajian dan analisis data a. 1. gambaran umum ...idr.uin-antasari.ac.id/11337/7/bab iv...
TRANSCRIPT
45
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data
1. Gambaran Umum Pegadaian Syariah Kebun Bunga
a. Sejarah Pegadaian
Perkembangan pegadaian dimulai dari Eropa, yaitu negara-negara Italia,
Inggris dan Belanda. Pengenalan usaha Pegadaian di Indonesia diawali pada masa
awal masuk kolonial Belanda, yaitu sekitar abad ke-19, oleh sebuah bank yang
bernama bank van leening, bank tersebut memberikan jasa pinjaman dana dengan
syarat penyerahan barang bergerak, sehingga bank ini pada hakikatnya telah
memberikan jasa pegadaian. pada awal abad ke-20 pemerintah Hindia Belanda
berusaha mengambil alih usaha pegadaian dan memonopolinya dengan cara
mengeluarkan staatsblad no. 131 tahun 1901. peraturan tersebut diikuti dengan
pendirian rumah gadai resmi milik pemerintah dan statusnya diubah menjadi dinas
pegadaian sejak berlakunya staatsblad no. 266 tahun 1960.pada masa selanjutnya,
pegadaian milik pemerintah tetap diberikan fasilitas monopoli atas kegiatan
pegadaian indonesia. dinas pegadaian mengalami beberapa kali perubahan bentuk
badan hukum hingga akhirnya pada tahun 1990 menjadi perusahan umum
(perum). pada tahun 1960 dinas pegadaian berubah menjadi perusahaan negara
(PN) Pegadaian, pada tahun 1969 perusahaan negara pegadaian diubah menjadi
perusahan jawatan (perjan) Pegadaian, dan pada tahun 1990 perusahaan jawatan
pegadaian diubah menjadi perusahaan umum (perum) Pegadaian melalui
46
peraturan pemerintah No 10 tahun 1990 tanggal 10 april 1990. kantor pusat perum
peagadaian berkedudukan diJakarta dan dibantu oleh kantor daerah, kantor
perwakilan daerah dan kantor cabang. Saat ini pegadain diubah lagi menjadi badan
usaha milik negara (BUMN) pada tahun
Sejarah Pegadaian Syariah di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
kemauan masyarakat islam untuk melaksanakan transaksi akad gadai berdasarkan
prinsif syariah dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan praktik ekonomi
dan lembaga keuangan yang sesuai dengan nilai dan prinsip hukum islam. hal ini
dilatar belakangi oleh maraknya aspirasi masyarakat islam di berbagai daerah yang
menginginkan pelaksanaan hukum islam dalam berbagai aspek termasuk pegadaian
syariah.
b. Visi dan Misi Pegadaian
Visi
Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi
market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik
untuk masyarakat menengah kebawah.1
Misi
1) Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu
memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
1Siti Hamidah, Wawancara Pribadi, 7 april 2018
47
2) Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang
memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian
dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap
menjadi pilihan utama masyarakat.
3) Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam
rangka optimalisasi sumber daya perusahaan.2
c. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan pegadaian syariah yaitu INTAN yang terdiri
dari:3
1) Inovatif: berinisiatif, kreatif, produktif, adaptif dan berorientasi
pada solusi bisnis
2) Nilai moral tinggi: taat beribadah, jujur dan berpiir positif.
3) Terampil: kompoten dibidang tugasnya,
4) Adi layanan: peka dan cepat tanggap, empatik, santun dan ramah.
5) Nuansa Citra: bangga sebagai insan pegadaian, bertanggung
jawab atasa asset dan reputasi perusahaan.
2Www.Pegadaian.Co.Id, Di Akses Pada 24 Juni 2018
3Siti Hamidah, Wawancara Pribadi, 7 April 2018
48
d. Job Description
1) Tugas pimpinan cabang
a) Memastikan kantor cabang telah memiliki rencana kerja dan
anggaran kantor cabang syariah dan upc berdasarkan acuan yang
ditetapkan,
b) memastikan target bisnis dapat tercapai dengan baik.
c) Memastikan bahwa lelang telah dilaksanakan sesuai dengan
syariah,
d) Menyelesaikan dan memberikan laporan kepada deputi pinwil
bidang bisnis tentang status marhun.
e) Merencanakan, mengorganisasikan, menyelengarakan dan
mengendalikan kegiatan bisnis.
f) Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan
mengendalikan operasional dan pengelolaan modal kerja.
2) Tugas penaksir
a) Melaksanakan tugas penaksiran marhun secara cepat, tepat dan
akurat dan menentukan harga dasar marhun yang akan dilelang
sesuai mutu dan nilai.
3) Merencanakan dan menyiapkan marhun yang akan disimpan agar
terjamin keamanannya.
49
4) Kasir
a) melaksanakan rincian pelunasan uang pinjaman dari nasabah
sesuai dengan ketentuan yang berklaku.
b) menerima uang hasil barang lelang jaminan dari panitia lelag
agar nanti kalau ada sisa uangnnya dikembalikan ke nasabah.
5) Pengelola Gudang
a) Secara berkala melakukan pemeriksaan keadaan gudang
penyimpanan marhun.
b) Merawat dan menjaga gudang agar marhun dalam keadaan baik.
Melakukan pengulumpukan marhun sesuai golongan barang.
e. Produk Pegadaian
1) pembiayaan
a) Gadai syariah
Gadai syariah merupakan produk gadai yang berprinsip syariah,
dimana nasabah hanya akan dibebani biaya administrasi dan biaya
jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan.
b) Amanah
Pembiayaan amanah dari pegadaian syariah adalah pembiayaan
berprinsip syariah kepada pegawai negeri sipil dan karyawan swasta
untuk memiliki motor atau mobil dengan cara angsuran.
50
c) Arrum
Arrum merupakan pembiayaan bagi pengusaha mikro kecil dengan
prinsip syariah dengan jaminan BPKB mobil maupun motor.
2) Produk Emas
a) Mulia
Mulia adalah layanan penjualan emas batangan kepada masyarakat
secara tunai atau ansuran dengan proses yang mudah dan waktu yang
fleksibel.
b) Tabungan Emas
Tabungan emas adalah layanan pembelian dan penjualan emas dengan
fasilitas titipan dengan harga yang terjangkau.Layanan ini untuk
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk berinvestasi emas.
3) Aneka Jasa
a) Multi Pembayaran Online (MPO)
Multi Pembayaran Online (MPO) melayani pembayaran berbagai
tagihan seperti listrik, telepon/ pulsa ponsel, air minum, pembelian
tiket kereta api, dan lain sebagainya secara online.
b) Sertifikasi Batu Mulia
Layanan pemeriksaan batu mulia meliputi identifikasi spesies atau
varitas, treatment, serta inclusion mapping sebagai identitas bagi batu
permata agar tidak tertukar dengan batu lain yang sejenis.
Pemeriksaan dinyatakan dalam memo dan sertifikat.
51
4) Jasa Taksiran
Jasa taksiran merupakan layanan kepada masyarakat yang ingin
mengetahui karatase dan kualitas harta perhiasan emas, berlian dan batu
permata, baik untuk keperluan investasi ataupun keperluan bisnis.
5) Jasa Titipan
Merupakan layanan kepada masyarakat yang ingin menitipkan barang
berharga seperti perhiasan emas, berlian, surat berharga maupun
kendaraan bermotor.
2. Hasil Penelitian
a. Gambaran umum Arrum BPKB
1) Pengertian Arrum BPKB
Arrum BPKB ialah produk Arrum BPKB adalah pembiayaan yang
berprinsif syariah untuk pengembangan usaha mikro kecil dan
menengah dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor.4
2) Syarat-syarat Arrum BPKB
a) Calon Rāhin atau nasabah merupakan pengusaha mikro yang
memiliki usaha yang produktif dan mempunyai barang berupa
kendaraan bermotor sebagai objek jaminan pinjaman.
4Www. Pegadaian.Co.Id Akses. Minggu 9 Juli 2017 Jam 14.00.
52
b) Calon rāhin tidak menjadi nasabah kredit Kreasi dicabang
pengadian konvensional dan tidak menjadi rāhin Arrum dicabang
pegadaian Syariah lainnya.
c) Calon rāhin bukan dari petugas pengelolah Arrum itu sendiri.
d) Identitas calon rāhin yang jelas.5
3) Keunggulan Arrum BPKB
a) Proses transaksi berprinsip syariah yang adil dan menentramkan
sesuai fatwa DSN-MUI.
b) Proses pembiayaan dilayanani lebih dari 600 cabang Pegadaian
Syariah.
c) Pembiayaan berjangka waktu fleksibel mulai dari 12,18 dan 36
bulan.
d) Pegadaian memberikan tarif menarik dan kompetif.
e) Prosuder pelayanan sederhana, cepat dan mudah.
f) Pegadaian hanya menyimpan bpkb, kendaraan dapat digunakan
nasabah.
4) Jangka waktu dan angsuran perbulan
Jangka waktu pembiayaan yang ditetapkan oleh perusahaan minimal 12
bulan dan maksimal 36 bulan dengan pengembalian pembiayaan
dilakukan dengan cara angsuran tiap bulannya.
5 5Ibid, (rabu 21 maret 2018 Jam 20.00)
53
5) Akad yang digunakan dalam Arrum BPKB adalah rahn dan ijarah.
b. Faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah
1) faktor-faktor internal (pihak pegadaian) yang bisa menyebabkan
terjadinya pembiayaan bermasalah antara lain:
a) kurang teliti dalam memberikan pembiayaan, kurang telitinya
pihak pegadaian terhadap nasabah yang akan diberikan
pembiayaan bisa mengakibatkan terjadinya pembiayaan
bermasalah.
b) tidak meneliti berkas secara maksimal, kadang kala pihak
pegadaian tidak terlalu teliti tentang berkas yang diajukan
nasabah apakah berkas tersebut sesuai dengan fakta dilapangan
atau dibuat-buat oleh nasabah agar mendapatkan pembiayaan.
c) terlalu mudah memberikan pembiayaan, pada saat akan
memberikan pembiayaan pihak pegadaian telalu mudah
memberikan apakah karena faktor nasabah itu sudah kenal atau
sudah sering menggadai sehingga mereka beranggapan bahwa
nasabah tidak mungkin akan mengalami keterlambatan
pembayaran.
d) kurang komunikasi dengan nasabah pihak pegadaian kurang
berkomunikasi dengan nasabah sehingga mereka tidak tahu
tentang usaha nasabah itu mengalami peningkatan atau malah
menurun.
54
2) Faktor-faktor eksternal (nasabah) yang bisa menyebabkan terjadinya
pembiayaan bermasalah antara lain:
a) karakter nasabah tidak amanah (tidak jujur dalam memberikan
informasi dan laporan kegiatannya).
b) kegagalan nasabah, kadang membuka usaha itu tidak selalu
sukses bisa saja mengalami kegagalan entah itu karena banyak
saingan atau memang nasabah tersebut tidak bisa mengelola
usahanya.
c) kemampuan yang nasabah yang kurang memadai sehingga pada
saat banyaknya saingan dipasaran mereka tidak sanggup untuk
bersaing.
d) tidak mampu menanggulangi masalah/kurang menguasai bisnis
kadang dalam membuka usaha seseorang harus bisa bagaimana
memanajemenkan risiko yang akan terjadi, kalau tidak mampu
memanajmen risiko itu maka usaha tersebut akan sulit untuk
bertahan.
e) banyak berhutang ditempat lain, karena banyaknya hutang
sehingga sulit untuk mempertahankan usaha itu karena lebih
banyak pengeluaran untuk membayar hutang dibandingkan
dengan pendapatan.
f) kondisi usaha yang lagi turun, terjadinya penurunan usaha juga
merupakan faktor nasabah mengalami keterlambatan
55
pembayaran karena sedikit nya pendapatan sehingga pada saat
anggsuran mereka tidak memiliki cukup dana untuk membayar
c. Strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah
1) Upaya remedial
Melalui upaya ini pihak pegadaian akan mendatangi atau menelpon
nasabah yang bermasalah secara langsung, menanyakan sebab
keterlambatan pembayaran dan memberikan peringatan kepada
nasabah yang mengalami keterlambatan (macet). Pihak remedial akan
membujuk dan memberikan solusi agar nasabah mau melanjutkan
cicilannnya, jika nasabah mau melanjutkan cicilannya maka pihak
Pegadaian akan memberikan waktu agar nasabah tersebut bisa
membayar angsuran pembiayaannya.
2) Upaya persuasif
Setiap ada pembiayaan bermasalah, maka akan dicari sumber
permasalahannya. Apabila telah ditemukan maka pihak pegadaian
akan melakukan penyelesaian melalui tawaran konversi ke skim
rahn dengan marhun yang sama dan pembiayaan Arrum dilunasi
dengan mekanisme pelunasan sekaligus.
3) Upaya somasi.
Sebelum dilaksanakannya eksekusi terhadap rāhin yang sudah
menunggak angsuran 3 bulan berturut-turut atau menunggak sampai
jatuh tempo, maka asisten produk Arrum melalui pemimpin cabang
56
harus memberikan surat peringatan terlebih dahulu terhadap rāhin
sebanyak 3 kali. Setelah surat peringatan tidak ditanggapi pula
dengan baik oleh pegadai atau tidak ada I’tikad baik untung
melunasi hutangnya maka selanjutnya, pihak Pegadaian akan
menarik marhun (barang jaminan) dari rāhin .
3. Deskriptif Data
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan penulis secara wawancara langsung
kepada informan
a. Deskripsi Data I
nama : Siti Hamidah
jenis kelamin : perempuan
jabatan : pengelola galeri
umur : 22
Menurut hasil wawancara dengan ibu Siti Hamidah ada beberapa faktor
penyebab pembiayaan bermasalah:
1. faktor internal (pihak pegadaian)
a) Kurang teliti dalam memberikan pembiayaan
b) Tidak meneliti berkas secara maksimal
c) Terlalu mudah memberikan pmbiayaan
d) Kurang komunikasi dengan nasabah
57
b. Deskripsi data II
Nama : Nurul Minawati
Jenis kelamin : perempuan
Jabatan : pimpinan cabang
1. Pengawasan dan Pengamatan (monitoring)
Pengendalian terhadap kelancaran penyelesaian pembiayaan Arrum BPKB
oleh tim mikro, deputy pemimpin wilayah bidang bisnis, dan pimpinan
cabang dengan melakukan pemeriksaan berkala meliputi:
a. Pra akad (sebelum akad)
Asisten manajer produk mikro dan deputi calon pemimpin wilayah
dibidang bisnis:
1) Melakukan pengechekkan berkas yang diterima (berkas digital atau
berkas copy) dengan data pada system aplikasisesuai kewenangan.
2) Melakukang review hasil scoring dengan berkas yang diterima
sesuai kewenangan.
3) Melakukan survei ke perusahaan atau rumah calon rāhin jika
terdapat hal yang dianggap perlu untuk mengambil keputusan
pinjaman.
b. Proses akad
Pemimpin cabang
1) Melakukan versifikasi ulang atas semua kelengkapan berkas
pencairan berikut dari pinjaman
58
2) Mencocokkan copy berkas yang ada dengan identitas asli rāhin saat
penanda tangan akad.
c. Pos akad (setelah akad)
Pemimpin cabang
1) melakukan sampling kunjungan ke rāhin pada saat pra akad belum
dilakukan survei.
2) melakukan hitungan potongan agunan minimal sekali tiap bulannya.
2. Penagihan (collection)
1. Fase I
Petugas administrasi mikro fase I DPK(1 s/d 30 hari) dari tanggal
jatuh tempo angsuran.
s/d 3 hari terhitung DPK, melakukan soft collection (short message 1
service dan telpon). Untuk mengetahui perkembangan kondisi usaha
dan pembuatan komitmen pembayaran. Mulai hari ke-7 s/d hari ke
30, melakukan kunjungan ke rāhin untuk melihat kondisi usaha dan
penyebab terjadinya keterlambatan pembayaran angsuran.
2. Fase II
a) Hari ke 31 s/d hari ke37, petugas administrasi mikro melakukan
soft collection (short message service dan telpon) dan versifikasi
terkait rāhin yang perlu mendapatkan perhatian dan pendamping
penahan dan analisis pembayaran.
59
b) Mulai hari ke 38 s/d ke 60, petugas adinistrasi mikro melakukan
penagihan keadaan rāhin yang masih mempunyai iktikad baik
dalam melakukan pembayaran angsuran.
c) Mulai hari ke 38 s/d ke 60, petugas administrasi mikro
melakukan penagihan kepada rāhin yang dinilai kurang
beriktikad baik atau sedang bermasalah dalam usahanya.
3) Fase III
a) Hari ke 61 s/d hari ke 65, petugas administrasi mikro
melakukan soft collection (sms dan telpon) dan analisis
pembiayaan melakukan versifikasi terhadap sisa rāhin yamg
masih dalam kategori menunggak.
b) Hari ke 66 s/d hari k eke 67, analisis pembiayaan memberikan
laporan kepada petuga produk mikro terhadap daftar rāhin
yang menunggak. Petugas produk mikro memutuskan dan
membuat daftar penagihan sesuai tingkat masalah.
c) Mulai hari ke 68 s/d hari ke 90, petugas administrasi mikro
bersama petugas produk mikro melakukan kunjungan ke
rāhin .
c. Deskripsi data III
Nama : M. Aidin Rahman
Jenis kelamin : laki-laki
Jabatan : kasir muda
60
Usia : 26
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak M. Aidin Rahman ada
beberapa tahapan peringatan yang dilakukan pegadaian kepada nasabah diantara
seperti lewat pesan, telpon dan surat. Ada beberapa upaya strategi penyelesaian
Arrum BPKB yang bermasalah:
1. Upaya Remidial
Melalui upaya ini pihak pegadaian akan mendatangi atau menelpon
nasabah yang bermasalah secara langsung, menanyakan sebab
keterlambatan pembayaran dan memberikan peringatan kepada
nasabah yang mengalami keterlambatan (macet). Pihak remedial
akan membujuk dan memberikan solusi agar nasabah mau
melanjutkan cicilannnya, jika nasabah mau melanjutkan cicilannya
maka pihak Pegadaian akan memberikan waktu agar nasabah
tersebut bisa membayar angsuran pembiayaannya.
2. Upaya persuasif
Setiap ada pembiayaan bermasalah, maka akan dicari sumber
permasalahannya. Apabila telah ditemukan maka pihak pegadaian
akan melakukan penyelesaian melalui tawaran konversi ke skim
rahn dengan marhun yang sama dan pembiayaan Arrum dilunasi
dengan mekanisme pelunasan sekaligus.
61
Selama peneliti melakukan penelitian dilapangan, peneliti menemukan kasus
pembiayaan bermasalah yang ditangani oleh pihak pegadaian yang dipaparkan
dibawah ini:
1. Data I
Nama : Ajizah
Jenis Kelamin : Perempuan
Sebagai : Nasabah
Usia : 47
Pekerjaan : pengusaha
Faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah yang terdapat dari
nasabah:
a. Karakter nasabah tidak amanah ( tidak jujur dalam memberikan
informasi dan laporan tentang kegiatannya).
b. Kemampuan pengelolan nasabah kurang memadai sehingga kalah
dalam persaingan usaha,
c. Kegagalan usaha nasabah,
d. Tidak mampu menanggulang masalah/ kurang menguasai bisnis,
e. Banyak berhutang ditempat lain,
f. Kondisi usaha yang lagi turun.
62
2. Data II
Nama : Gusti Oppie
Jenis Kelamin : Perempuan
Sebagai : Nasabah
Usia : 35
Pekerjaan : pengusaha
Berdasarkan kasus keterlambatan pada saat jatuh tempo bisa terjadi karena
lupa bahwa saat itu nasabah harus membayar angsuran pembiayaan, bisa juga
terjadi karena nasabah tidak punya cukup uang untuk melakukan pembayaran, bisa
juga karena faktor kesengajaan dari nasabah.
Hal pertama yang dilakukan remedial adalah mengelola keterlambatan
nasabah dalam melakukan pembayaran tersebut dengan cara mendatangi langsung
nasabah yang bersangkutan atau lewat telpon dengan menanyakan kabar nasabah
apakah baik-baik saja, dan selanjutnya mengingatkan bahwa nasabah sudah
waktunya membayar angsuran pembiayaan. Jika nasabah memang lupa biasanya
tidak lama nasabah akan datang untuk membayar angsuran pembiayaan tersebut.
Apabila sudah diberitahukan dan nasabah tidak juga melakukan
pembayaran maka akan diberikan surat peringatan yakni SP 1, SP 2, dan SP 3
bahwasanya nasabah yang bersangkutan sudah melakukan penunggakan dan
mendapatkan denda pada bulan pertama. Selanjutnya sampai jalan tiga bulan
nasabah tidak juga melakukan pembayaran dan merasa tidak sanggup untuk
63
membayar maka barang jaminan akan ditarik oleh pihak pegadaian dan jika
nasabah masih mampu melakukan pembayaran maka pembiayaan masih berlanjut.
3. Data III
Nama : Istianfi
Jenis Kelamin : Perempuan
Sebagai : Nasabah
Usia : 40
Pekerjaan : pengusaha
Berdasarkan uraian kasus pembiayaan bermasalah yang mengalami
keterlambatan yang memasuki 60 hari dikelola oleh bank karena nasabah memang
masih komitmen untuk melakukan pembayaran.Hal yang pertama dilakukan oleh
pegadaian adalah membujuk nasabah agar kooperatif dengan selalu berhubungan
dengan nasabah secara insentif dan berusaha mencari jalan atau solusi buat nasabah
agar nasabah bisa melanjutkan cicilan, pihak bank akan berusaha berbicara
dengan nasabah dan menanyakan masalah apa yang sedang dialami oleh
nasabah agar masalah nasabah bisa terselesaiakan sehingga bisa melanjutkan
pembayaran pembiayaannya.
64
B. ANALISIS DATA
1. Analisis terhadap faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah.
Faktor internal (pihak pegadaian) yang bisa menyebabkan terjadinya
pembiayaan bermasalah antara lain:
a. kurang teliti dalam memberikan pembiayaan kurang telitinya pihak
pegadaian terhadap nasabah yang akan diberikan pembiayaan bisa
mengakibatkan terjadinya pembiayaan bermasalah.
b. Tidak meneliti berkas secara maksimal, kadang kala pihak pegadaian
tidak terlalu teliti tentang berkas yang diajukan nasabah apakah berkas
tersebut sesuai dengan fakta dilapangan atau dibuat-buat oleh nasabah
agar mendapatkan pembiayaan.
c. Terlalu mudah memberikan pembiayaan, pada saat akan memberikan
pembiayaan pihak pegadaian telalu mudah memberikan apakah karena
faktor nasabah itu sudah kenal atau sudah sering menggadai sehingga
mereka beranggapan bahwa nasabah tidak mungkin akan mengalami
keterlambatan pembayaran.
d. kurang komunikasi dengan nasabah, pihak pegadaian kurang
berkomunikasi dengan nasabah sehingga mereka tidak tahu tentang
usaha nasabah itu mengalami peningkatan atau malah menurun.
Faktor eksternal (nasabah) yang bisa menyebabkan terjadinya pembiayaan
bermasalah antara lain:
65
a. karakter nasabah tidak amanah (tidak jujur dalam memberikan
informasi dan laporan kegiatannya). nasabah seperti ini biasanya pada
awal saat akan melakukan pembiayaan sudah tidak jujur dengan data
yang mereka berikan agar mendapatkan pembiayaan bisa saja mereka
memalsukan data tentang usahanya.
b. kegagalan nasabah, kadang membuka usaha itu tidak selalu sukses bisa
saja mengalami kegagalan entah itu karena banyak saingan atau
memang nasabah tersebut tidak bisa mengelola usahanya.
c. kemampuan yang nasabah yang kurang memadai sehingga pada saat
banyaknya saingan dipasaran mereka tidak sanggup untuk bersaing.
d. tidak mampu menanggulangi masalah/kurang menguasai bisnis kadang
dalam membuka usaha seseorang harus bisa bagaimana
memanajemenkan risiko yang akan terjadi, kalau tidak mampu
memanajmen risiko itu maka usaha tersebut akan sulit untuk bertahan.
e. banyak berhutang ditempat lain, karena banyaknya hutang sehingga
sulit untuk mempertahankan usaha itu karena lebih banyak pengeluaran
untuk membayar hutang dibandingkan dengan pendapatan.
f. kondisi usaha yang lagi turun, terjadinya penurunan usaha juga
merupakan faktor nasabah mengalami keterlambatan pembayaran
karena sedikit nya pendapatan sehingga pada saat anggsuran mereka
tidak memiliki cukup dana untuk membayar.
66
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang menyebabkan nasabah pembiayaan melakukan wanprestasi
tidak hanya dilakukan oleh pihak nasabah saja tetapi juga ada dari pihak internal
pegadaian itu sendiri. Hal ini bisa terjadi karena bisa terjadi karena manusia
bukanlah makhluk yang selalu benar, pasti ada masa dimana ia melakukan
kesalahan. Faktor-faktor tersebut tidak bisa dianggap remeh atau dihilangkan begitu
saja. Untuk mengantisipasinya semua pihak harus bekerja sama agar kelalain
tersebut tidak terus terulang.
2. Analisis penyelesaian pembiyaan bermasalah produk Arrum BPKB
pada Pegadian Syariah Kebun Bunga Banjarmasin
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis dan telah disusun dalam bentuk
penyajian data, maka analisis data menjawab rumusan masalah yang telah
ditetapkan dalam penelitian ini. Sesuai apa yang ditemukan peneliti dilapangan,
produk pembiayaan Arrum BPKB yang diberikan oleh pegadaian rentan mengalami
pembiayaan bermasalah (macet), baik itu masalah yang timbul dari pihak lembaga
keuangan tersebut maupun masalah yang disebabkan oleh nasabah.
Sebelum menyalurkan pembiayaan, pihak manajemen pegadaian sangat
berhati-hati dalam memilih nasabah untuk menyalurkan dana. Dalam penyaluran
pembiayaan langkah yang harus ditempuh oleh manajemen pembiayaan pertama,
harus berhati-hati dalam menganalisis karakter nasabah yang akan dibiayai seperti
moral dari nasabah tersebut apakah layak menerima pembiayaan. Kedua, yakni
mengetahui tingkat kemampuan nasabah dalam berbisnis apakah nasabah tersebut
67
benar-benar mampu dalam menjalankan usahanya sehingga nantinya mampu
melunasi pembiayaan yang diberikan. Ketiga mengetahui tingkat permodalan
nasabah.Keempat, mengetahui kondisi ekonomi yang berpengaruh pada usaha
nasabah.Dan kelima, mengetahui nilai jaminan yang diagunkan nasabah.Acara
mengenalisis tersebut yakni menggunakan analisis 5C (Character, Capacity,
Capital, Condition, dan Collateral) untuk meminimalisir tingkat terjadinya
pembiayaan bermasalah yang mengakibatkan kerugian bagi pegadaian.
Walaupun demikian, ternyata masih saja ada terjadi pembiayaan
bermasalah hal itu terlihat sebanyak 5 orang dari total nasabah 43 orang nasabah
Arrum BPKB yang mengalami pembiayaan bermasalah. Penyebab pembiayaan
bermasalah tersebut disebab oleh dua faktor yakni faktor internal dari perusahaan
sendiri dan faktor eksternal dari nasabah.
Sesuai yang diungkapkan oleh pimpinan pegadaian yang menyebabkan
terjadinya pembiayaan bermasalah adalah pertama, keterlambatan nasabah dalam
membayar angsuran pembiayaan hal ini tentu merugikan pegadaian.Kedua, usaha
nasabah yang dibiayai mengalami kegagalan (bangkrut).Ketiga, bencana alam
seperti kebakaran yang menimpa usahanya. Hal-hal yang tidak hanya merugikan
nasabah, tetapi juga akan merugikan pegadaian. Pemaparan diatas tidak jauh
dengan yang terjadi dilapangan, terlihat ada beberpa faktor yang menyebabkan
pembiayaan bermasalah. Langkah yang dapat dilakukan dalam meminimalisir
pembiayaan bermasalah pada pegadaian syariah kebun bunga dapat melakukan
68
beberapa upaya seperti pengendalian internal, dan jika pembiayaan sudah pada
status bermasalah atau macet.
Berikut upaya pengendalian internal serta penyelesaian pembiayaan
bermasalah, yaitu:
a. Pengawasan dan Pengamatan (monitoring)
Pengendalian terhadap kelancaran penyelesaian pembiayaan Arrum BPKB
oleh tim mikro, deputy pemimpin wilayah bidang bisnis, dan pimpinan
cabang dengan melakukan pemeriksaan berkala meliputi:
1) Pra akad (sebelum akad)
Asisten manajer produk mikro dan deputi calon pemimpin wilayah
dibidang bisnis akan melakukan pengechekkan berkas yang diterima
(berkas digital atau berkas copy) dengan data pada sistem aplikasi sesuai
kewenangan, review hasil scoring dengan berkas yang diterima sesuai
kewenangan dan melakukan survei ke perusahaan atau rumah calon rāhin
jika terdapat hal yang dianggap perlu untuk mengambil keputusan
pinjaman. Apabila telah sesuai maka pembiayaan tersebut bisa diproses.
Tetapi jika data nasabah tersebut tidak sesuai maka pihak pegadaian
berhak untuk menolak pengajuan tersebut.
2) Proses akad
Saat melakukan proses akan maka Pemimpin cabang akan melakukan
versifikasi ulang atas semua kelengkapan berkas pencairan berikut dari
69
pinjaman dan akan mencocokkan copy berkas yang ada dengan identitas
asli rāhin saat penanda tangan akad.
3) Pos akad (setelah akad)
Setelah tercapai pembiayaan tersebut maka Pemimpin cabang pegadaian
akana melakukan hitungan potongan berkas dan agunan minimal sekali
tiap bulan, melakukan sampling pemeriksaan isi berkas dan agunan
minimal 5 berkas tiap bulan dari jumlah yang aktif. Dan tugas Deputi
pemimpin wilayah bidang bisnis adalah melakukan hitungan potongan
berkas dan agunan minimal sekali dalam dua bulan dan selanjutnya
melakukan kunjungan kepada rāhin yang pada saat pra akad belum
tersampling.
Ketika pengendalian internal sudah terlaksana tetapi dari rāhin tidak
beritikad baik, dalam melunasi kewajiban yang telah disepakati bersama ketika
berakad. Maka petugas Arrum melakukan penyelesaian pada pembiayaan arum
yang bermasalah.
Data yang dianalisis dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:
a. Keterlambatan pembayaran pada saat jatuh tempo.
Berdasarkan uraian data 1, penulis mengemukakan bahwa keterlambatan
pembayaran pada saat jatuh tempo bisa terjadi karena lupa bahwa saat itu nasabah
harus membayar angsuran pembiayaan, bisa juga terjadi karena nasabah tidak
memiliki uang yang cukup untuk melakukan pembayaran, bisa juga dikarenakan
ada unsur kesengajaan dari pihak nasabah.
70
b. Pembiayaan yang keterlambatan pembayarannya 60 hari dan seterusnya.
Pembiayaan bermasalah yang mengalami keterlambatan pembayaran dari
60 hari sampai seterusnya. Berdasarkan uraian data II, penulis mengemukakan
bahwa Pembiayaan bermasalah yang mengalami keterlambatan pembayaran yang
sudah memasuki 60 (enam puluh) hari tidak dilakukan penarikan karena nasabah
memang masih komitmen untuk melakukan pembayaran. Hal yang pertama
dilakukan oleh pegadaianl adalah membujuk nasabah agar kooperatif dengan selalu
berhubungan dengan nasabah secara intensif dan berusaha mencarikan jalan atau
solusi buat nasabah agar nasabah bisa terus melanjutkan cicilannya, pihak
pegadaian akan berusaha berbicara dengan nasabah dan menayakan masalah apa
yang sedang dialami oleh nasabah agar masalah nasabah bisa terselesaikan. Hal ini
sangat bagus dilakukan karena remedial terus melakukan pendekatan terhadap
pembiayaan bermasalah dan pada prinsipnya pendekatan terhadap pembiayaan
bermasalah harus dilakukan untuk menangani pembiayaan bermasalah yang masih
memiliki prospek untuk membayar. Permasalah nasabah bermacam-macam, seperti
penghasilan atau pendapatan nasabah menurun, keluarga nasabah lagi mengalami
musibah seperti anak atau istri nasabah lagi dirawat dirumah sakit sehingga
membutuhkan biaya yang banyak, usaha yang dijalankan nasabah tiba-tiba
mangalami kebangkrutan, dan lain sebagainya yang membuat nasabah tidak bisa
melakukan kewajibanya.
71
Penyelamatan pembiayaan yang ditawarkan oleh pegadaian ialah:
1. Upaya Remedial
Hal yang pertama dilakukan remedial adalah dengan menelpon nasabah
yang bersangkutan dengan menanyakan kabar nasabah apakah baik-baik saja
kabarnya dan selanjutnya mengingatkan nasabah bahwa nasabah sudah waktunya
melakukan angsuran pembiayaan. Hal ini dilakukan sebagai upaya remedial
melakukan pendekatan pembayaran terhadap nasabahnya, jika nasabah memang
lupa biasanya tidak lama nasabah akan datang. Melakukan pembayaran karena
sudah diingatkan, hal seperti ini terus dilakukan remedial agar nasabah ingat akan
kewajibanya. Jika nasabah tidak memiliki uang yang cukup maka remedial akan
membujuk nasabah agar kooperatif dengan selalu berhubungan dengan nasabah
secara intensif dan berusaha mencarikan jalan atau solusi buat nasabah agar
nasabah bisa terus melanjutkan cicilannya, pihak remedial akan berusaha berbicara
dengan nasabah dan menayakan masalah apa yang sedang dialami oleh nasabah
agar masalah nasabah bisa terselesaikan. Dalam hal ini kebijakan remedial sudah
cukup bagus dalam mengelola nasabahnya, karena remedial dan nasabah mau
berinisiatif dan aktif melakukan negosiasi agar permasalahan dapat diselesaikan.
Berikut landasan syariah yang mengandung upaya penyelamatan
pembiayaan bermasalah. Dalam al-qur’an surah al- baqarah ayat 280
رٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَ عْلَمُونَ .. قُوا خَي ْ (٠٨٢)وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَ نَظِرَةٌ إِلََ مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّ
72
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh
sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu,
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”.6
2. Upaya Persuasif
Setiap ada pembiayaan bermasalah, maka akan dicari sumber
permasalahannya contohnya: usaha nasabah yang sedang menurun pendapatannya,
sengaja tidak mau membayar, tidak mampu membayar, rāhin meninggal dunia,
barang jaminan hilang atau rusak. Bila terjadi masalah marhun hilang atau rusak
tersebut maka rāhin diminta dengan mengganti dengan marhun baru, dan apabila
kasusnya si rāhin meninggal dunia maka gugur kewajiban tersebut kepada ahli
waris atau keluarga si rāhin. Dalam Upaya persuasif yang dilakukan sebelum
melakukan penarikan marhun dari si rāhin adalah sebagai berikut: tawaran
konversi ke skim rahn dengan marhun yang sama dan pembiayaan Arrum dilunasi
dengan mekanisme pelunasan sekaligus, bila marhun masih dibutuhkan oleh rāhin
untuk alat bekerja, rāhin dianjurkan oleh pihak pegadaian dengan marhun lain
untuk mengangsur atau melunasi pembiyaan Arrum, apabila persoalan rāhin hanya
berifat sementara, maka nilai gadainya hanya sebesara kewajiban rāhin yang
menunggak, tetapi jika bersifat permanen, maka nilai gadainya minimal sebesar
seluruh kewajiban rāhin dengan perhitungan perlunasan sekaligus, bila dengan
konversi ke skim rahn tidak mungkin dan marhun Arrum juga masih dibutuhkan
oleh rāhin , maka rāhin diminta menjual assetnya yang lain, dan jika upaya
6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Tafsirnya Jilid 10 Juz 1-2-3, (Jakarta, Lentera
Abadi, 2010). Hal 437-438.
73
konversi ke skim rahn dan penjualan asset lain juga tidak bisa, maka petugas akan
menawarkan menjual marhun Arrum bersama-sama.
Dari kasus diatas dapat kita ambil kesinpulan bahwa penyelesaian
pembiayaan bermasalah tidak selalu harus dilakukan penarikan barang jaminan
tetapi juga bisa diselesaikan dengan cara membujuk nasabah agar mau melunasi
angsurannya. Penyelesaiannya pun tidak perlu harus selalu melalui jalur hukum
atau pengadilan tetapi juga dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan, dimana
biaya jauh lebih murah, dengan cara penyelesaian yang mudah dan relatif cepat.