bab iv pengumpulan dan pengolahan data 4.1 profil …eprints.umm.ac.id/55834/5/bab iv.pdf ·...
TRANSCRIPT
33
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Profil Perusahaan
PT. Hasil Alam Tani Nelayan Indonesia (HATNI) adalah perusahaan yang
berskala Internasional dan berlokasi di JL. Hatni, No.200, Desa Tologosadang,
Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Perusahaan ini
memproduksi produk olahan ikan yang sesuai dengan permintaan customer.
Produk ikan yang diolah dengan cara dibekukan adalah ikan kuniran, ikan
swangi, ikan bloso, ikan kapap serta ikan laut lain. Adapun produk yang
dihasilkan diantaranya lain olahan semi blok, olahan Individual Quick Frozen
(IQF) dan olahan Gill Gutted Scilled (GGS).
Visi Perusahaan
Menciptakan produk olahan ikan yang berkualitas dan bersaing, bisa
menghasilkan produk olahan kelautan dan perikanan yang memiliki kualitas
tinggi dan standar pangan terpenuhi, menyediakan lapangan pekerjaan
kepada masyarakat yang berada disekitar perusahaan serta manaikkan nilai
komoditas ekspor indonesia sehingga bisa manaikkan devisa negara
indonesia.
Misi Perusahaan
Melakukan pengadaan material yang memiliki kualitas dan sesuai dengan
standart mutu, menjalankan proses produksi, sanitasi dan melakukan
pengendalian terhadap kualitas yang sesuai dengan HACCP, melakukan
proses produktif yang efesien, efektif, serta aman untuk kesehatan besaerta
keselamatan pekerja, menghasilkan produk akhir yang memiliki kualitas
yang berstandart pangan serta konsumen dapat menerima produk tersebut.
Dan juga aman bagi lingkungan hidup.
Tujuan perusahaan
Menjaga kualitas produk olahan agar mutu dari produk tetap bagus serta
aman bagi kesehat customer.
34
Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi yang digunak di perusahaa, terdiri dari beberapa
departemen diantranya : General manajer yang membawahi departemen
kualitas, pengadaan matrial, produksi, logistik, staff teknisi, keuangan, dan
marketing.
Adapun tenaga kerja yang dimiliki perusahaan dengan jumlah semua tenaga
kerja 317 orang. Kebanyakn tenaga kerja yaitu perempuan sebesar 252 dan
tenaga kerja laki-lagi sebesar 65 oarang.
4.1.1 Proses Pengadaan dan Pengendalian Bahan Baku
Ada banyak perusahaan besar atau kecil di dunia yang menggap penting
bagian pengadaan. hal bisa terjadi karena bagian ini memiliki potensi untuk
membuat daya saing perusahaan ataupun supply chain, bukan hanya dari
perananya dalam mendapatkan bahan baku dengan harga murah, tetapi juga
dalam meningkatkan upaya meningkatkan kualitas produk. Proses pengadaan
pada PT. HATNI yaitu dimulai dari Bagian produksi kemudian karyawan
membuat Nota Permintaan Material (NPM) setelah NPM masuk sistem
kemudian depatemen Pengadaan membuat nota permintaan pembelian (NPP)
kemudian mencari harga setelah sesuai dan disepakati maka selanjutnya
membuat purchase order setelah itu melakukan sistem pembayaran kemudian
purchase order dikirimkan ke supplier setelah barang datang akan mendapatkan
bukti penerimaan.
Kapasitas produksi ikan di PT.HATNI rata-rata adalah 10 – 15 ton/hari.
Untuk memenuhi produksi tersebut perusahaan menargetkan pengadaan bahan
baku yang didapat dari kelima supplier adalah sebesar 10 – 20 ton/hari,
penentuan kapasitas tersebut berdasarkan kapasitas gudang yang terbatas yang
dimiliki oleh perusahaan. Tiap supplier rata-rata membawa ikan sebanyak 3,5
– 5 ton/hari. Sehingga jika dikalkulasikan dari keseluruhan supplier, bahan
baku yang di dapat dari supplier adalah 17,5 – 25 ton/hari. Perusahaan tidak
pernah melakukan penyimpanan bahan baku ikan pada kurun waktu yang
sangat lama, penyimpanan ikan paling lama ikan adalah 5 hari. Hal tersebut
dilakukan guna menjaga kualitas ikan yang akan diolah agar tetap baik.
35
4.2 Pengumpulan Data
Data yang diambil yaitu pada bahan baku ikan suwangi dan ikan kuniran.
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik yaitu wawancara dan
kuisioner. Pada teknik wawancara peneliti berdiskusi dengan manajer
pengadaan dan staff pengadaan mulai dari proses pengadaan material, supplier
yang digunakan, bahan baku yang terdapat permasalahan, dan seterusnya.
Kemudian kuisioner pembobotan kriteria, kuisioner ini diisi oleh kepala seksi
pengadaan materil.
4.2.1 Supplier Bahan Baku PT.HATNI
Pada saat ini PT.HATNI memiliki 5 supplier bahan baku ikan,
supplier ini merupakan supplier lokal yang berada di Jawa timur. Pada saat
ini supplier terkait merupakan supplier yang belum memiliki kontrak jangka
panjang dengan perusahaan. Tabel 4.1 merupakan supplier yang dimiliki
oleh PT. HATNI.
Tabel 4.1 Nama Supplier Ikan
KODE Nama Supplier
A Bapak Mustakim
B Bapak Irawan
C Ibu Lilik
D Bapak Nur
E Bapak Sukri
Sumber : Kepala seksi pengadaan PT.HATNI
36
4.2.2 Identifikasi Kriteria
Kriteria dalam pemilihan supplier di PT.HATNI didapatkan dari
hasil wawancara dengan staff departemen pengadaaan dan ada beberapa
usulan kriteria yang di berikan berdasarkan referensi penelitian terdahulu
dengan catatan kriteria sesuai kebutuhan perusahaan. Berikut ini adalah
kriteria yang disepakati oleh pihak perusahaan beserta peneliti, kriteria
tersebut adalah cost,quality,delivery,documet dan service, profil supplier.
Subkritria yang digunakan ialah spesifikasi bahan baku, kecacatan, haraga
produk, cara pembayaran, biaya kirim, diskon, ketepatan waktu pengiriman,
ketepatan jumlah pengiriman, pelayanan setelah pemesanan, komunikasi,
flexibilitas, performance history, list konsumen, kelengkapan dokumen dan
purchase invoice. Setelah penentuan kriteria dan sub kriteria telah
ditentukan maka langkah berikutnya ialah penyusunan dan pengisian
kuisioner.
Tabel 4.2 Kriteria dan sub-kriteria yang digunakan
No Kriteria KODE Sub Kriteria KODE
1 Quality Q Spesifikasi bahan baku Q1
Kecacatan Q2
2 Cost C Harga produk C1
Cara pembayaran C2
Biaya kirim C3
Diskon C4
3 Delivery D Ketepatan waktu pengiriman D1
Ketepatan jumlah pengiriman D1
4 Service S Pelayanan setelah pemesanan S1
Komunikasi S2
Flexibilitas S3
5 Profil supplier PS Performance history PS1
List konsumen PS2
37
6 Document Dt Kelengkapan Dokumen Dt1
Purchase invoice Dt2
1. Kriteria Quality
Kualitas pada sebuah bahan baku ikan merupakan hal yang sangat
penting bagi setiap perusahaan. Hal tersebut tejadi karena beberapa faktor,
diantaranya ialah jika semakin sedikit nilai prosentase tingkat kecacatan
pada bahan baku maka akan semakin banyak produk bagus yang terlahir
dari perusahaan. Bahan baku memiliki spesifikasi karena apabila kesesuaian
rincian standar kualitas pada bahan baku terpenuhi maka semakin baik
bahan baku yang digunakan. Apabila standar kualitas yang diberikan pada
perusahaan telah terpenuhi maka kecil kemungkinan terjadinya
pengembalian bahan baku. oleh karena itu perlu melakukan penilaian pada
kriteria quality.
2. Kriteria Cost
Adalah terakait dengan ongkos biaya dan potongan harga yang
diberikan. Semakin rendah biaya materilal maka perusahaan akan semakin
unutng. sehingga mengapa biaya wajib dipertimbangkan dalam pemilihan
supplier, Hal ini terkait dalam pengeluaran biaya yang akan mendapatkan
potongan harga dalam pembelian bahan baku dalam kuantitas besar. Dalam
kriteria biaya jika semakin kecil biaya yang dikeluarkan maka akan semakin
baik keuntungan yang didapat oleh perusahaan.
Harga produk adalah kesesuaian haraga yang disepakati. cara
pembayaran adalah pembayaran kredit atau cash. Biaya kirim pada setiap
pembelian bahan baku juga perlu dipertimbangkan karena kesesuaian biaya
kirim bahan baku. faktor yang perlu pertimbangan lagi adalah diskon,
diskon merupakan potongan harga yang diberikan pihak supplier kepada
perusahaan karena banyaknya jumlah pemesanan maupun karena
langganan. Sehingga perlu dilakukan penilaian pada kriteria cost.
38
3. Kriteria Delivery
Delivery terkait bahan baku yang telah dipesan oleh perusahaan
harus sesusai jadwal karena delivery mempengaruhi jadwal produksi
perusahaan sehingga kriteria ini perlu dipertimbangkan. Delivery yang
dimaksut terkait pengiriman yang sesuai tapat waktu dan jumlah yang telah
ditargetkan oleh perusahaan.
Ketepatan waktu pengiriman merupakan penilaian penting bagi
perusahaan kerana ketepatan waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan,
semakin cepat bahan baku yang dipesan datang maka semakin baik, jika
pengiriman tidak sesuai dengan jadwal/telat maka perusahaan merasa sangat
dirugikan karena mempengaruhi lintasan produksi. Ketepatan jumlah
pengiriman adalah kesesuain jumlah yang dikirim dengan permintaan
perusahaan karena jumlah bahan baku mempengaruhi produksi jangka
pendek ataupun panjang.Jika jumlah pengiriman sesuai dengan pemesanan
maka produksi yang dihasilkan juga sesuai dengan rencana. Dari faktor-
faktor yang ada kriteria delivery perlu dilakukan penilian.
4. Kriteria Service
Service adalah pelayanan yang diberikan oleh supplier. Jika pelayan
yang diberikan baik maka supplier terkait akan memiliki penilaian lebih
oleh perusahaan. pelayanan dan kemudahan dalam berkomunikasi,
negosiasi, kontrak kerja yang akan dilakukan jangka panjang.
Pelayanan setelah pesanan merupakan adalah respone dan pelayanan
yang diberikan supplier saat melakukan kompalin dari bahan baku ataupun
pelayanan yang diberikan. Komunikasi merupakan service dalam
kelancaran komunikas dan negosiasi yang baik dengan supplier menentukan
kerjasama jangka panjang antara supplier dengan perusahaan. Flexibilitas
merupakan service dalam memenuhi jumlah permintaan yang fluktuatif dan
fleksibilitas dalam hal pembayaran dan pembelian. Maka berdasakan hal-
hala tersebut perlu dilakukannya penilaian pada kriteria service.
39
5. Kriteria Profil supplier
Perusahaan perlu mempertimbangkan Profil supplier karena untuk
mengetahui history supplier terkait. perusahaan melihat secara tidak
langsung tentang rekam jejak supplier sebagai pertimbangan. Performance
history adalah perusahaan melihat kinerja supplier berdasarkan pesanan-
pesan terdahulu. Karena terkadang ada supplier yang memasok bahan baku
yang sama kepada perusahaan lain. List konsumen adalah perusahaan
melihat apakah konsumen terdahulu puas dengan kinerja supplier. Jika
merasa puas maka dapat dijadikan nilai tambah bahwa supplier terkait
memiliki record yang baik. Maka dengan pertimbangan yang ada perlu
dilakukan penialian pada kriteria profile supplier.
6. Kriteria Document
Kelangkapan berkas dalam pengiriman bahan baku. jika tidak ada
data tersebut perusahaan akan mendapatkan banyak kerugian, diantaranya
adalah terjadinya pemeriksaan oleh pihak berwenang dishub atau kepolisian
sehingga bahan baku tidak dapat dikirim karena ditahan oleh pihak yang
berwenang, sehingga mempengaruhi jadwal produksi dikarenakan
ketiadaaan bahan baku. Kelamgapan surat-surat yang dibutuhkan oleh
supplier. Ada juga Purchase invoice, yaitu kesesuaian tagihan sesuai dengan
kesepakatan harga yang disepakati, sehingga jika ada faktur pembelian
maka tidak akan ada niskomunikasi harga anatara perusahaan dan supplier.
40
4.2.3 Hasil Penyebaran kuisioner AHP
Dalam penyebaran kuisioner, peneliti memberiakn kuisioner kepada
Manager Pengadaan di PT.HATNI selaku penanggung jawab terhadap
pengadaan Ikan suwangi dan Ikan Kuniran. Penyebaran kuisioner ini
bertujuan untuk mengetahui kinerja supplier sebelum dijadikan supplier
kontrak Ikan suwangi dan ikan kuniran di PT.HATNI. Kuisioner disebarkan
nantinya ada dua macam, yaitu kuisioner untuk AHP sebagai kuisioner
Tahap 1, dan kuisioner untuk metode TOPSIS sebagai kuisioner tahap 2.
Metode AHP digunakan untuk Pembobotan kriteia beseta Sub-kriteria.
Metode TOPSIS diguankan untuk perangkingan supplier berdasarkan
preferenesi terbaik.
Hasil kuisioner Tahap 1 :
Tabel 4.3 Hasil penilaian kuisioner antar Kriteria
Kriteria Bobot Kriteria
Quality (Q) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Cost (C)
Quality (Q) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Delivery (D)
Quality (Q) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Service (S)
Quality (Q) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Profil supplier (PS)
Quality (Q) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Document (Dt)
Cost (C) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Delivery (D)
Cost (C) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Service (S)
Cost (C) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Profil supplier (PS)
Cost (C) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Document (Dt)
Delivery (D) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Service (S)
Delivery (D) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Profil supplier (PS)
Delivery (D) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Document (Dt)
Service (S) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Profil supplier (PS)
Service (S) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Document (Dt)
Profil supplier
(PS) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Document (Dt)
41
Tabel 4.4 Hasil penilaian kuisioner antar Sub-Kriteria Quality
Sub kriteria Bobot Sub kriteria
Q1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Q2
Tabel 4.5 Hasil penilaian kuisioner antar Sub-Kriteria Cost
Tabel 4.6 Hasil penilaian kuisioner antar Sub-Kriteria Delivery
Tabel 4.7 Hasil penilaian kuisioner antar Sub-Kriteria Service
Sub kriteria Bobot Sub kriteria
S1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S2
S1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S3
S2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S3
Tabel 4.8 Hasil penilaian kuisioner antar Sub-Kriteria Profile Supplier
Sub kriteria Bobot Sub kriteria
PS1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS2
Tabel 4.9 Hasil penilaian kuisioner antar Sub-Kriteria Document
Sub kriteria Bobot Sub kriteria
Dt1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dt1
Sub kriteria Bobot Sub kriteria
C1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C2
C1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C3
C1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C4
C2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C3
C2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C4
C3 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C4
Sub kriteria Bobot Sub kriteria
D1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D2
42
4.2.4 Hasil Kuisioner Metode TOPSIS
Pengisian penilain Supplier pada setiap sub kriteria tersebut diperoleh dari
pengisian kuisioner yang telah dilakukan oleh manajer pengadaan. Penialian 1- 5
diatas, menggunakan skala likert. Pengisian tersebut digunakan untuk pengolahan
pada metode TOPSIS.
Hasil kuisioner Tahap 2 :
Tabel 4.10 Hasil penilaian kuisioner berdasarkan Sub-Kriteria
Keterangan :
1 = Sangat Buruk
2 = Buruk
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
No Sub Kriteria
Penilaian
Supplier
A
Supplier
B
Supplier
C
Supplier
D
Supplier
E
1 Spesifikasi bahan baku (Q1) 5 4 5 5 4
2 Kecacatan (Q2) 4 4 4 3 3
3 Harga produk (C1) 4 4 4 4 4
4 Cara pembayaran (C2) 5 5 4 4 4
5 Biaya kirim (C3) 4 4 4 4 4
6 Diskon (C4) 5 5 5 5 4
7 Ketepatan waktu pengiriman (D1) 4 3 4 3 3
8 Ketepatan jumlah pengiriman (D2) 4 4 4 4 4
9 Pelayanan setelah pemesanan (S1) 4 4 4 4 4
10 Komunikasi (S2) 4 4 4 4 4
11 Flexibilitas (S3) 4 5 4 5 4
12 Performance history (PS1) 4 4 4 4 4
13 List konsumen (PS2) 5 5 5 5 4
14 Kelengkapan Dokumen (Dt1) 5 5 4 3 4
15 Purchase invoice (Dt2) 4 3 4 4 3
43
4.3 Pengolahan Data
Pada tahanpan ini peneliti menggunakan metode AHP dan TOPSIS, AHP
digunakan untuk pembobotan kriteria dan sub-kriteria berdasarkan kebutuhan
penilai serta agar penilai mengetahui kriteria dan sub-kriteria mana yang lebih
penting. Kemudian Hasil pembobotan subkriteria dari hasil kuisioner dari metode
AHP dijadikan untuk input metode TOPSIS. Metode TOPSIS didasarkan pada
konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek
dari solusi ideal positif, tetapi juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal
negatif.
Tujuan peneliti menggunakan dua metode yang berbeda karena agar hasil
perhitungan yang didapatkan lebih valid dengan pertimbang-pertimbangan yang
ada. Berikut adalah langkah-langkah perhitungannya :
4.3.1 Identifikasi Kriteria Pemilihan Supplier.
Dalam mengidentifikasi kriteria ini, peneliti melakukan wawancara dengan
manajer pengadaaan PT.HATNI. Kriteria dan sub kriteria yang digunakan untuk
mengetahui kinerja supplier adalah sebagai berikut :
1. Kriteria quality
Spesifikasi bahan baku
Kecacatan
2. Kriteria cost
Harga produk
Cara pembayaran
Biaya kirim
Diskon
3. Kriteria delivery
Ketepatan waktu pengiriman
Ketepatan jumlah pengiriman
4. Kriteria service
Pelayanan setelah pemesanan
Komunikasi
44
Flexibilitas
5. Kriteria profil supplier
Performance history
List konsumen
6. Kriteria document
Kelengkapan dokumen
Purchase invoice
4.3.2 Menyusun Hierarki kriteria dengan AHP
Dari ke 6 kriteria tersebut disusun hierarki yang akan digunakan untuk
mementukan matriks perbandingan berpasangan. Berikut ini hierarki mkriteria
pemilihan supplier.
Gamabar 4.1 Hierarki Kriteria AHP di PT.HATNI
45
Hierarki diatas menggambarkan adanya keterkaitan antara kriteria yang
satu dengan yang kriteria yang lain. Setiap kriteria memiliki hubungan dengan
setiap supplier. 6 kriteria tersebut akan mempengaruhi kinerja dari setiap supplier,
sehingga supplier harus memberikan kinerjanya yang paling maksimal supaya
pihak yang bekerjasama dengannya tidak merasa dirugikan.
4.3.3 Penilaian Perbandingan berpasangan Antar Kriteria
Dalam menyebaran kuisioner ada 6 kriteria yang digunakan penelitia yaitu
Quality (Q), Cost (C), Delivery (D), Service (S), Profile supplier (PS) dan
Document (Dt). Keenam kriteria tersebut merupakan hasil wawancara dan usulan
yang telah disepakati oleh perusahaan dan peneliti. Berikut ini adalah hasil
kuisioner dalam bentuk Perbandingan berpasangan dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11 Matriks Perbandingan Kriteria
Kriteria Q C D S PS Dt
Q 1 2 1 4 4 4
C 0.50 1 0.25 0.50 1 1
D 1 4 1 4 7 5
S 0.25 2 0.25 1 2 1
PS 0.25 1 0.14 0.50 1 0.20
Dt 0.25 1 0.20 1 5 1
Bahwa kriteria Q (quality) baris ke satu dengan kriteria Q (quality) kolom ke satu
bernilai 1 karena sama pentingnya. Pada kriteria Q (quality) baris ke satu dengan
kriteria C (Cost) kolom kedua bernilai 2 karena terdapat keraguan antara sedikit
lebih penting kriteria C (Cost) sehingga pada kriteria C (Cost) baris ke dua dengan
kriteria Q (Quality) Kolom ke satu bernilai 0.50 .
4.3.4 Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Sub-Kriteria
1. Sub-Kriteria Quality
Kriteria Quality terdiri dari dua subkriteria penting yaitu Spesifikasi
bahan baku (Q1) dan kecacatan (Q2). Berikut ini adalah hasil kuisioner
dalam bentuk Perbandingan berpasangan.
46
Tabel 4.12 Matriks Perbandingan SubKriteria Quality
Sub Kriteria Q1 Q2
Q1 1 1
Q2 1 1
Dapat diketahui bahwa pada baris Spesifikasi bahan baku (Q1) baris kesatu
dan kecacatan (Q2) kolom ke kesatu sama pentingnya dengan nilai 1,
sehingga pada baris kedua (Q2) dengan kolom kesatu (Q1) bernilai 1
didapat dari perhitungan 1/1.
2. Sub-Kriteria Cost
Kriteria Cost terdiri dari empat subkriteria penting yaitu Harga
Produk (C1), cara pembayaran (C2), biaya kirim (C3) dan diskon (C4).
Berikut ini adalah hasil kuisioner dalam bentuk Perbandingan berpasangan.
Tabel 4.13 Matriks Perbandingan SubKriteria Cost
Sub Kriteria C1 C2 C3 C4
C1 1 3 1 0.33
C2 0.33 1 0.25 0.25
C3 1 4 1 1
C4 3 4 1 1
Dapat diketahui bahwa harga produk (C1) baris kesatu dengan cara
pembayaran (C2) kolom kedua sedikit lebih penting harga produk (C1)
dengan nilai 3, sehingga nilai perbandingan cara pembayaran (C2) baris
kedua dengan harga produk (C1) kolom kesatu bernilai 1/3 = 0.33.
3. Sub-Kriteria Delivery
Kriteria Delivery terdiri dari dua subkriteria penting yaitu ketepatan
waktu pengiriman (D1) dan ketepatan jumlah pengiriaman (D2). Berikut
ini adalah hasil kuisioner dalam bentuk Perbandingan berpasangan.
Tabel 4.14 Matriks Perbandingan SubKriteria Delivery
Sub Kriteria D1 D2
D1 1 3
D2 0.33 1
47
Dapat diketahui bahwa ketepatan waktu pengiriman (D1) baris kesatu
dengan ketepatan jumlah pengiriaman (D2) kolom kedua sedikit lebih
penting ketepatan waktu pengiriman (D1) dengan nilai 3, sehingga nilai
perbandingan ketepatan jumlah pengiriaman (D2) baris kedua dengan
ketepatan waktu pengiriman (D1) kolom kesatu bernilai 1/3 = 0.33.
4. Sub-Kriteria Service
Kriteria Service terdiri dari tiga subkriteria penting yaitu pelayanan
setelah pemesanan (S1), komunikasi (S2) dan flexibilitas (S3). Berikut ini
adalah hasil kuisioner dalam bentuk Perbandingan berpasangan.
Tabel 4.15 Matriks Perbandingan SubKriteria Service
Sub Kriteria S1 S2 S3
S1 1 1 0.50
S2 1 1 1
S3 2 1 1
Dapat diketahui bahwa pemesanan (S1) baris kesatu dengan flexibilitas
(S3) kolom ketiga sedikit lebih penting flexibilitas (S3) dengan nilai 2,
sehingga nilai perbandingan flexibilitas (S3) baris ketiga dengan
pemesanan (S1) kolom kesatu bernilai = 4, dan pemesanan (S1) baris
kesatu dengan flexibilitas (S3) kolom ketiga bernilai 1/5=0.50.
5. Sub-Kriteria Profile Supplier
Kriteria Profile Supplier terdiri dari dua subkriteria penting yaitu
Performance history (PS1) dan list konsumen (PS2). Berikut ini adalah
hasil kuisioner dalam bentuk Perbandingan berpasangan.
Tabel 4.16 Matriks Perbandingan SubKriteria Profile Supplier
Sub Kriteria PS1 PS2
PS1 1 3
PS2 0.33 1
Dapat diketahui bahwa Performance history (PS1) baris kesatu dengan list
konsumen (PS2) kolom kedua sedikit lebih penting Performance history
(PS1) dengan nilai 3, sehingga nilai perbandingan list konsumen (PS2)
48
baris kedua dengan Performance history (PS1) kolom kesatu bernilai 1/3 =
0.33.
6. Sub-Kriteria Document
Kriteria Document terdiri dari dua subkriteria penting yaitu
kelengkapan dokumen (Dt1) dan purchase invoice (Dt2). Berikut ini adalah
hasil kuisioner dalam bentuk Perbandingan berpasangan.
Tabel 4.17 Matriks Perbandingan SubKriteria Document
Sub Kriteria Dt1 Dt2
Dt1 1 0.25
Dt2 4 1
Dapat diketahui bahwa kelengkapan dokumen (Dt1) baris kesatu dengan
list konsumen (Dt2) kolom kedua sedikit lebih penting list konsumen (Dt2)
dengan nilai 4, sehingga nilai perbandingan list konsumen (Dt2) baris
kedua dengan kelengkapan dokumen (Dt1) kolom kesatu bernilai = 4, dan
kelengkapan dokumen (Dt1) baris kesatu dengan list konsumen (Dt2)
kolom kedua bernilai ¼ =0.25.
4.3.5 Pembobotan Kriteria Dengan AHP
4.3.5.1 Perhitungan Bobot Kriteria
Pada tahap ini peneliti akan melakukan pengolahan data dari responden
PT.HATNI yang telah dilakukan. Tahan yang pertama ialah pengolahan data
dengan AHP dengan mencari bobot kriteria dengan teknik perbandingan
berpasangan.
Tabel 4.18 Hasil Matriks Perbandingan Kriteria
Kriteria Q C D S PS Dt
Q 1 2 1 4 4 4
C 0.50 1 0.25 0.50 1 1
D 1 4 1 4 7 5
S 0.25 2 0.25 1 2 1
PS 0.25 1 0.14 0.50 1 0.20
Dt 0.25 1 0.20 1 5 1
Jumlah 3.25 11.00 2.84 11.00 20.00 12.20
49
Contoh perhitungan :
max 𝑎𝑖𝑗 = 1 + 0.5 + 1 + 0.25 + 0.25 + 0.25 = 3.25
Tabel 4.19 Matriks Normalisai Kriteria
Kriteria Q C D S PS Dt Bobot
Q 0.31 0.18 0.35 0.36 0.20 0.33 0.289
C 0.15 0.09 0.09 0.05 0.05 0.08 0.085
D 0.31 0.36 0.35 0.36 0.35 0.41 0.358
S 0.08 0.18 0.09 0.09 0.10 0.08 0.103
PS 0.08 0.09 0.05 0.05 0.05 0.02 0.055
Dt 0.08 0.09 0.07 0.09 0.25 0.08 0.110
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Normalisai data adalah membagi nilai dari setiap elemen didalam matriks
yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
Contoh perhitungan: 𝑎11 =1
3.25= 0.31
Bobot prioritas diperoleh dari rata-rata dari setiap kriteria.
Contoh perhitungan: 𝑊1 =0.31+0.18+0.35+⋯+0.33
6 = 0.2888
4.3.5.2 Perhitungan Eigen Value
Setalah diperoleh bobot priorotas selanjutnya adalah menghitung vektor
bobot W dengan cara mengalikan A adalah matrik berpasangan dan W adalah
vektor bobot sehingga dapat dilihat seperti persamaan, matrik dapat dilihat
sebagai berikut:
(
1 2 10.50 1 0.251 4 10.25 2 0.250.25 1 0.140.25 1 0.20
4 4 40.50 1 14 7 51 2 10.50 1 0.201 5 1 )
𝑥
(
0.2890.0850.3580.1030.0550.110)
=
(
1.89030.53572.33550.65510.33700.7171)
Contoh perhitungan :
∑Quality = (1*0.289)+(2*0.085)+(1*0.358)+(4*0.103)+(4*0.055)+(4*0.110)
50
∑Quality = 1.8903
Setelah diketahui vektor bobotnya, maka selanjutnya menghitung eigen vektor (t)
dengan menggunakan persamaan (5). Langkah perhitungan sebagai berikut :
𝜆 max =∑𝑎
𝑛=
1.89030.2888
+0.53570.0850
+2.33550.3578
+0.65510.1033
+0.33700.0550
+0.71710.1102
6= 6.393
4.3.5.3 Uji Konsistensi
Dalam pengujian konsistensi data menggunakan nilai 𝜆max untuk mendapatkan
nilai indek konsistensi menggunkan rumus :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥−𝑛
𝑛−1 dan CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1
Jika CI = 0 maka matriks konsisten; jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1 maka matriks cukup
konsisten; dan jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≥ 0.1 maka matriks sangat tidak konsisten. batas
ketidak konsistensian yang ditetapkan Saaty diukur dengan menggunakan Rasio
Konsistensi (CR), yaitu perbandingan indeks konsistensi dengan nilai random
indeks (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matriks n.
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RI 0 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59
Contoh perhitungan :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥 − 𝑛
𝑛 − 1= 6.393 − 6
6 − 1= 0.079
CR =0.079
1.24= 0.063
Dengan nilai n = 6, maka nilai RI = 1.24, sehingga nilai CR konsisten karena 0.063 ≤
0.1.
51
4.3.6 Pembobotan Subkriteria Dengan AHP
4.3.6.1 Bobot Subkriteria Quality
Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa untuk menormalisasikan matriks
keputusan maka harus dijumlah setiap kolom sub-kriteria untuk memperolah bobot
pada setiap sub-kriteria.
Tabel 4.20 Hasil Matriks Perbandingan SubKriteria
Sub Kriteria Q1 Q2
Q1 1.00 1.00
Q2 1.00 1.00
jumlah 2.00 2.00
Contoh perhitungan :
max𝑎𝑖𝑗 = 1 + 1 = 2
Setelah diketahui hasil dari masing-masing kolom pada sub kriteria langkah
selanjtnya adalah menormalisasikan matriks untuk memperoleh bobot
kepentingan dari masing-masing sub kriteria. Hasinya normalisasi matriks bobot
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.21 Matriks Normalisai SubKriteria
Sub Kriteria Q1 Q2 Bobot
Q1 0.50 0.50 0.50
Q2 0.50 0.50 0.50
Jumlah 1.00 1.00 1.00
Contoh perhitungan: 𝑎11 =1
2= 0.50
Bobot prioritas diperoleh dari rata-rata dari setiap kriteria.
Contoh perhitungan: 𝑊1 =0.50+0.50
2 = 0.50
Bobot Global = Bobot kriteria Quality * Bobot SubKriteria
Bobot Global Q1 = 0.2888 * 0.50 = 0.14440
Bobot Global Q2 = 0.2888 * 0.50 = 0.14440
Setelah mendapat nilai bobot kriteria dan bobot sub kriteria maka didapatkan nilai
bobot global .maka selanjutnya adalah perhitungan eigen value. Pertama
52
menghitung vektor kemudian menghitung eigen value dengan persamaan (5).
Berikut ini dalah perhitungan lengkap vektor bobodan beserta eigen value.
Perhitunangn vektor bobot subkriteria Quality :
(1 11 1
) 𝑥 (0.500.50
) = (11)
Contoh perhitungan :
∑Q1 = (1*0.50)+ (1*0.50) = 1
∑Q2 = (1*0.50)+ (1*0.50) = 1
Setelah diketahui vektor bobotnya, maka selanjutnya menghitung eigen vektor (t)
dengan menggunakan persamaan (5). Langkah perhitungan sebagai berikut :
𝜆 max =∑𝑎
𝑛=
10.50 +
10.50
2= 2
Dalam pengujian konsistensi data menggunakan nilai 𝜆max untuk mendapatkan
nilai indek konsistensi menggunkan rumus :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥−𝑛
𝑛−1 dan CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1
Jika CI = 0 maka matriks konsisten; jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1 maka matriks cukup
konsisten; dan jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≥ 0.1
Contoh perhitungan :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥 − 𝑛
𝑛 − 1= 2 − 2
2 − 1= 0
CR =0
0= 0
Dengan nilai n = 2, maka nilai RI = 0, sehingga nilai CR konsisten karena 0 ≤ 0.1
53
4.3.6.2 Bobot Subkriteria Cost
Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa untuk menormalisasikan matriks
keputusan maka harus dijumlah setiap kolom sub-kriteria untuk memperolah bobot
pada setiap sub-kriteria.
Tabel 4.22 Hasil Matriks Perbandingan SubKriteria
Contoh perhitungan :
max𝑎𝑖𝑗 = 1 + 0.33 + 1 + 3 = 5.33
Setelah diketahui hasil dari masing-masing kolom pada sub kriteria langkah
selanjtnya adalah menormalisasikan matriks untuk memperoleh bobot
kepentingan dari masing-masing sub kriteria. Hasilnya normalisasi matriks bobot
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.23 Matriks Normalisai SubKriteria
Sub Kriteria C1 C2 C3 C4 Bobot
C1 0.188 0.250 0.308 0.129 0.219
C2 0.063 0.083 0.077 0.097 0.080
C3 0.188 0.333 0.308 0.387 0.304
C4 0.563 0.333 0.308 0.387 0.398
Jumlah 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Contoh perhitungan:
𝑎11 =1
5.33= 0.188
Bobot prioritas diperoleh dari rata-rata dari setiap kriteria.
Contoh perhitungan: 𝑊1 =0.188+0.250+0.308+0.129
4 = 0.219
Bobot Global = Bobot kriteria Cost * Bobot SubKriteria
Sub Kriteria C1 C2 C3 C4
C1 1.00 3.00 1.00 0.33
C2 0.33 1.00 0.25 0.25
C3 1.00 4.00 1.00 1.00
C4 3.00 4.00 1.00 1.00
Jumlah 5.33 12.00 3.25 2.58
54
Bobot Global C1 = 0.0850 * 0.219 = 0.01858
Bobot Global C2 = 0.0850 * 0.080 = 0.00679
Bobot Global C3 = 0.0850 * 0.304 = 0.02584
Bobot Global C4 = 0.0850 * 0.398 = 0.03381
Setelah mendapat nilai bobot kriteria dan bobot sub kriteria maka didapatkan nilai
bobot global .maka selanjutnya adalah perhitungan eigen value. Pertama
menghitung vektor kemudian menghitung eigen value dengan persamaan (5).
Berikut ini dalah perhitungan lengkap vektor bobodan beserta eigen value.
Perhitunangn vektor bobot subkriteria cost :
(
10.3313
3144
10.2511
0.330.2511
)𝑥 (
0.2190.0800.3040.398
) = (
0.89470.32811.23961.6768
)
Contoh perhitungan :
∑C1 = (1*0.219)+ (3*0.080)+(1*0.304)+(0.33*0.398) = 0.8947
Setelah diketahui vektor bobotnya, makas selanjutnya menghitung eigen vektor (t)
dengan menggunakan persamaan (5). Langkah perhitungan sebagai berikut :
𝜆 max =∑𝑎
𝑛=
0.89470.219 +
0.32810.080 +
1.23960.304 +
1.67680.398
4= 4.1242
Dalam pengujian konsistensi data menggunakan nilai 𝜆max untuk mendapatkan
nilai indek konsistensi menggunkan rumus :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥−𝑛
𝑛−1 dan CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1
Jika CI = 0 maka matriks konsisten; jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1 maka matriks cukup
konsisten; dan jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≥ 0.1
Contoh perhitungan :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥 − 𝑛
𝑛 − 1= 4.1242 − 4
4 − 1= 0.0414
CR =0.0414
0.90= 0.0460
Dengan nilai n = 4, maka nilai RI = 0.90, sehingga nilai CR konsisten karena 0.0460
≤ 0.1
55
4.3.6.3 Bobot Subkriteria Delivery
Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa untuk menormalisasikan matriks
keputusan maka harus dijumlah setiap kolom sub-kriteria untuk memperolah bobot
pada setiap sub-kriteria.
Tabel 4.24 Hasil Matriks Perbandingan SubKriteria
Sub Kriteria D1 D2
D1 1.00 3.00
D2 0.33 1.00
Jumlah 1.33 4.00
Contoh perhitungan :
max 𝑎𝑖𝑗 = 1 + 0.33 = 1.33
Setelah diketahui hasil dari masing-masing kolom pada sub kriteria langkah
selanjtnya adalah menormalisasikan matriks untuk memperoleh bobot kepentingan
dari masing-masing sub kriteria. Hasilnya normalisasi matriks bobot dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.25 Matriks Normalisai SubKriteria
Sub Kriteria D1 D2 Bobot
D1 0.75 0.75 0.75
D2 0.25 0.25 0.25
Jumlah 1.00 1.00 1.00
Contoh perhitungan: 𝑎11 =1
1.33= 0.75
Bobot prioritas diperoleh dari rata-rata dari setiap kriteria.
Contoh perhitungan: 𝑊1 =0.75+0.75
2 = 0.75
Bobot Global = Bobot kriteria Delivery * Bobot SubKriteria
Bobot Global D1 = 0.3578 * 0.75 = 0.26832
Bobot Global D2 = 0.3578 * 0.25 = 0.08944
Setelah mendapat nilai bobot kriteria dan bobot sub kriteria maka didapatkan nilai
bobot global .maka selanjutnya adalah perhitungan eigen value. Pertama
menghitung vektor kemudian menghitung eigen value dengan persamaan (5).
Berikut ini dalah perhitungan lengkap vektor bobodan beserta eigen value.
56
Perhitunangn vektor bobot subkriteria delivery :
(1 30.33 1
) 𝑥 (0.750.25
) = (1.500.50
)
Contoh perhitungan :
∑D1 = (1*0.50)+ (1*0.50) = 1
∑D2 = (1*0.50)+ (1*0.50) = 1
Setelah diketahui vektor bobotnya, makas selanjutnya menghitung eigen vektor (t)
dengan menggunakan persamaan (5). Langkah perhitungan sebagai berikut :
𝜆 max =∑𝑎
𝑛=
1.500.75
+0.500.25
2= 2
Dalam pengujian konsistensi data menggunakan nilai 𝜆max untuk mendapatkan nilai
indek konsistensi menggunkan rumus :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥−𝑛
𝑛−1 dan CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1
Jika CI = 0 maka matriks konsisten; jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1 maka matriks cukup
konsisten; dan jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≥ 0.1
Contoh perhitungan :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥 − 𝑛
𝑛 − 1= 2 − 2
2 − 1= 0
CR =0
0= 0
Dengan nilai n = 2, maka nilai RI = 0, sehingga nilai CR konsisten karena 0 ≤ 0.1
57
4.3.6.4 Bobot Subkriteria Service
Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa untuk menormalisasikan matriks
keputusan maka harus dijumlah setiap kolom sub-kriteria untuk memperolah bobot
pada setiap sub-kriteria.
Tabel 4.26 Hasil Matriks Perbandingan SubKriteria
Sub Kriteria S1 S2 S3
S1 1.00 1.00 0.50
S2 1.00 1.00 1.00
S3 2.00 1.00 1.00
Jumlah 4.00 3.00 2.50
Contoh perhitungan :
max 𝑎𝑖𝑗 = 1 + 1 + 2 = 4
Setelah diketahui hasil dari masing-masing kolom pada sub kriteria langkah
selanjtnya adalah menormalisasikan matriks untuk memperoleh bobot kepentingan
dari masing-masing sub kriteria. Hasilnya normalisasi matriks bobot dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.27 Matriks Normalisai SubKriteria
Sub Kriteria S1 S2 S3 Bobot
S1 0.25 0.33 0.20 0.2611
S2 0.25 0.33 0.40 0.3278
S3 0.50 0.33 0.40 0.4111
Jumlah 1.00 1.00 1.00 1.00
Contoh perhitungan: 𝑎11 =1
4= 0.25
Bobot prioritas diperoleh dari rata-rata dari setiap kriteria.
Contoh perhitungan: 𝑊1 =025+0.33+0.20
3 = 0.261
Bobot Global = Bobot kriteria Service * Bobot SubKriteria
Bobot Global S1 = 0.1033 * 0.2611 = 0.02696
Bobot Global S2 = 0.1033 * 0.3278 = 0.03385
Bobot Global S3 = 0.1033 * 0.4111 = 0.04245
58
Setelah mendapat nilai bobot kriteria dan bobot sub kriteria maka didapatkan
nilai bobot global .maka selanjutnya adalah perhitungan eigen value. Pertama
menghitung vektor kemudian menghitung eigen value dengan persamaan (5).
Berikut ini dalah perhitungan lengkap vektor bobodan beserta eigen value.
Perhitunangn vektor bobot subkriteria service :
(112 111 0.511
) 𝑥 (0.26110.32780.4111
) = (0.79441
1.2611)
Contoh perhitungan :
∑C1 = (1*0.2611)+ (1*0.3278)+(0.5*0.4111) = 0.7944
Setelah diketahui vektor bobotnya, makas selanjutnya menghitung eigen vektor (t)
dengan menggunakan persamaan (5). Langkah perhitungan sebagai berikut :
𝜆 max =∑𝑎
𝑛=
0.79440.2611 +
10.3278 +
1.26110.4111
3= 3.0537
Dalam pengujian konsistensi data menggunakan nilai 𝜆max untuk mendapatkan nilai
indek konsistensi menggunkan rumus :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥−𝑛
𝑛−1 dan CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1
Jika CI = 0 maka matriks konsisten; jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1 maka matriks cukup
konsisten; dan jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≥ 0.1
Contoh perhitungan :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥 − 𝑛
𝑛 − 1= 3.0537 − 3
3 − 1= 0.0268
CR =0.0268
0.58= 0.0463
Dengan nilai n = 4, maka nilai RI = 0.58, sehingga nilai CR konsisten karena 0.0463
≤ 0.1
59
4.3.6.5 Bobot Subkriteria Profile Supplier
Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa untuk menormalisasikan matriks
keputusan maka harus dijumlah setiap kolom sub-kriteria untuk memperolah bobot
pada setiap sub-kriteria.
Tabel 4.28 Hasil Matriks Perbandingan SubKriteria
Sub Kriteria PS1 PS2
PS1 1.00 3.00
PS2 0.33 1.00
Jumlah 1.33 4.00
Contoh perhitungan :
max 𝑎𝑖𝑗 = 1 + 0.33 = 1.33
Setelah diketahui hasil dari masing-masing kolom pada sub kriteria langkah
selanjtnya adalah menormalisasikan matriks untuk memperoleh bobot kepentingan
dari masing-masing sub kriteria. Hasilnya normalisasi matriks bobot dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.29 Matriks Normalisai SubKriteria
Sub Kriteria PS1 PS2 Bobot
PS1 0.75 0.75 0.75
PS2 0.25 0.25 0.25
Jumlah 1.00 1.00 1.00
Contoh perhitungan: 𝑎11 =1
1.33= 0.75
Bobot prioritas diperoleh dari rata-rata dari setiap kriteria.
Contoh perhitungan: 𝑊1 =0.75+0.75
2 = 0.75
Bobot Global = Bobot kriteria Profile supplier * Bobot SubKriteria
Bobot Global PS1 = 0.0550 * 0.75 = 0.04124
Bobot Global PS2 = 0.0550 * 0.25 = 0.01375
Setelah mendapat nilai bobot kriteria dan bobot sub kriteria maka didapatkan
nilai bobot global .maka selanjutnya adalah perhitungan eigen value. Pertama
60
menghitung vektor kemudian menghitung eigen value dengan persamaan (5).
Berikut ini dalah perhitungan lengkap vektor bobodan beserta eigen value.
Perhitunangn vektor bobot subkriteria profile supplier :
(1 30.33 1
) 𝑥 (0.750.25
) = (1.500.50
)
Contoh perhitungan :
∑PS1 = (1*0.50)+ (1*0.50) = 1
∑PS2 = (1*0.50)+ (1*0.50) = 1
Setelah diketahui vektor bobotnya, makas selanjutnya menghitung eigen vektor
(t) dengan menggunakan persamaan (5). Langkah perhitungan sebagai berikut :
𝜆 max =∑𝑎
𝑛=
1.500.75 +
0.500.25
2= 2
Dalam pengujian konsistensi data menggunakan nilai 𝜆max untuk mendapatkan
nilai indek konsistensi menggunkan rumus :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥−𝑛
𝑛−1 dan CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1
Jika CI = 0 maka matriks konsisten; jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1 maka matriks cukup
konsisten; dan jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≥ 0.1
Contoh perhitungan :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥 − 𝑛
𝑛 − 1= 2 − 2
2 − 1= 0
CR =0
0= 0
Dengan nilai n = 2, maka nilai RI = 0, sehingga nilai CR konsisten karena 0 ≤ 0.1
61
4.3.6.6 Bobot Subkriteria Document
Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa untuk menormalisasikan matriks
keputusan maka harus dijumlah setiap kolom sub-kriteria untuk memperolah bobot
pada setiap sub-kriteria.
Tabel 4.30 Hasil Matriks Perbandingan SubKriteria
Sub Kriteria Dt1 Dt2
Dt1 1.00 0.25
Dt2 4.00 1.00
Jumlah 5.00 1.25
Contoh perhitungan :
max 𝑎𝑖𝑗 = 1 + 4 = 5
Setelah diketahui hasil dari masing-masing kolom pada sub kriteria langkah
selanjutnya adalah menormalisasikan matriks untuk memperoleh bobot
kepentingan dari masing-masing sub kriteria. Hasilnya normalisasi matriks bobot
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.31 Matriks Normalisai SubKriteria
Sub Kriteria Dt1 Dt2 Bobot
Dt1 0.20 0.20 0.20
Dt2 0.80 0.80 0.80
Jumlah 1.00 1.00 1.00
Contoh perhitungan: 𝑎11 =1
5= 0.20
Bobot prioritas diperoleh dari rata-rata dari setiap kriteria.
Contoh perhitungan: 𝑊1 =0.20+0.20
2 = 0.20
Bobot Global = Bobot kriteria Profile supplier * Bobot SubKriteria
Bobot Global Dt1 = 0.1102 * 0.20 = 0.02204
Bobot Global Dt2 = 0.1102 * 0.80 = 0.08814
Setelah mendapat nilai bobot kriteria dan bobot sub kriteria maka didapatkan nilai
bobot global .maka selanjutnya adalah perhitungan eigen value. Pertama
menghitung vektor kemudian menghitung eigen value dengan persamaan (5).
Berikut ini dalah perhitungan lengkap vektor bobodan beserta eigen value.
62
Perhitunangn vektor bobot subkriteria document :
(1 0.254 1
) 𝑥 (0.200.80
) = (0.401.60
)
Contoh perhitungan :
∑Dt1 = (1*0.20)+ (0.25*0.80) = 0.40
∑Dt2 = (4*0.20)+ (1*0.80) = 1.60
Setelah diketahui vektor bobotnya, makas selanjutnya menghitung eigen vektor
(t) dengan menggunakan persamaan (5). Langkah perhitungan sebagai berikut :
𝜆 max =∑𝑎
𝑛=
0.400.20
+1.600.80
2= 2
Dalam pengujian konsistensi data menggunakan nilai 𝜆max untuk mendapatkan
nilai indek konsistensi menggunkan rumus :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥−𝑛
𝑛−1 dan CR =
𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1
Jika CI = 0 maka matriks konsisten; jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≤ 0.1 maka matriks cukup
konsisten; dan jika CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 ≥ 0.1
Contoh perhitungan :
CI =𝜆 𝑚𝑎𝑥 − 𝑛
𝑛 − 1= 2 − 2
2 − 1= 0
CR =0
0= 0
Dengan nilai n = 2, maka nilai RI = 0, sehingga nilai CR konsisten karena 0 ≤ 0.1
63
4.3.7 Rekapitulasi Bobot Keseluruhan
Setelah dilakukan perhitungan keseluruh bobot dan konsistensi data, berikut ini
adalah hasil rekapitulasi nilai bobot kriteria, subkriteria dan bobot global dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.32 Rekapitulasi Bobot AHP
No Kriteria Bobot Sub Kriteria Bobot Sub
kriteria
Bobot
Global
1 Quality (Q) 0.2888 Spesifikasi bahan baku (Q1) 0.50 0.14440
Kecacatan (Q2) 0.50 0.14440
2 Cost (C) 0.0850 Harga produk (C1) 0.2186 0.01858
Cara pembayaran (C2) 0.0799 0.00679
Biaya kirim (C3) 0.3039 0.02584
Diskon (C4) 0.3977 0.03381
3 Delivery (D) 0.3578 Ketepatan waktu pengiriman (D1) 0.75 0.26832
Ketepatan jumlah pengiriman (D2) 0.25 0.08944
4 Service (S) 0.1033 Pelayanan setelah pemesanan (S1) 0.2611 0.02696
Komunikasi (S2) 0.3278 0.03385
Flexibilitas (S3) 0.4111 0.04245
5 Profile supplier (PS) 0.0550 Performance history (PS1) 0.75 0.04124
List konsumen (PS2) 0.25 0.01375
6 Document (Dt) 0.1102 Kelengkapan Dokumen (Dt1) 0.20 0.02204
Purchase invoice (Dt2) 0.80 0.08814
4.3.8 Pemilihan Supplier Dengan Metode TOPSIS
4.3.8.1 Hasil Penyebaran Kuisioner TOPSIS
Penyebaran kuisioner tahap 2 (kuisioner TOPSIS) digunakan untuk
pemilihan supplier dengan hasil akhir nilai alternatif tiap supplier dengan nilai
preferensi tertinggi. Data yang digunakan pemilihan ialah data bobot dengan
metode AHP dari sub-kriteria masing-masing kriteria hasil kuisioner dapat dilihat
pada tabel 4.33.
64
Tabel 4.33 Hasil kuisioner dengan skala likert
4.3.8.2 Normalisai Matrik Rating Keputusan
Metode TOPSIS membutuhkan nilai normalisasi setiap alternatif pada
masing-masing sub kriteria yang digunakan. Berikut adalah nilai matrik rating
keputusan.
Tabel 4.34 Normalisai matriks rating keputusan
Sub-
kriteria Supplier
A
Supplier
B
Supplier
C
Supplier
D
Supplier
E
Q1 0.4834 0.3867 0.4834 0.4834 0.3867
Q2 0.4924 0.4924 0.4924 0.3693 0.3693
C1 0.4472 0.4472 0.4472 0.4472 0.4472
C2 0.5051 0.5051 0.4041 0.4041 0.4041
C3 0.4472 0.4472 0.4472 0.4472 0.4472
C4 0.4642 0.4642 0.4642 0.4642 0.3714
D1 0.5208 0.3906 0.5208 0.3906 0.3906
D2 0.4682 0.3511 0.4682 0.4682 0.4682
S1 0.4472 0.4472 0.4472 0.4472 0.4472
S2 0.4472 0.4472 0.4472 0.4472 0.4472
S3 0.4041 0.5051 0.4041 0.5051 0.4041
PS1 0.4417 0.5522 0.4417 0.4417 0.3313
PS2 0.4642 0.4642 0.4642 0.4642 0.3714
Dt1 0.5241 0.5241 0.4193 0.3145 0.4193
Dt2 0.4924 0.3693 0.4924 0.4924 0.3693
No Sub
Kriteria
Penilaian
A B C D E
1 Q1 5 4 5 5 4
2 Q2 4 4 4 3 3
3 C1 4 4 4 4 4
4 C2 5 5 4 4 4
5 C3 4 4 4 4 4
6 C4 5 5 5 5 4
7 D1 4 3 4 3 3
8 D2 4 4 4 4 4
9 S1 4 4 4 4 4
10 S2 4 4 4 4 4
11 S3 4 5 4 5 4
12 PS1 4 4 4 4 4
13 PS2 5 5 5 5 4
14 Dt1 5 5 4 3 4
15 Dt2 4 3 4 4 3
65
Hasil dari normalisai ratingg alternatif setiap sub-kriteria. Dihitung dengan
persamaan 8. Contoh perhitungan :
𝑟11 = 5
√52+42+52+52+42= 0.4834
4.3.8.3 Rating Bobot Ternormalisasi
Metode topsis memiliki kekurangan harus adanya bobot yang berimbang
sesuai dengan penelitian. Pada penelitian ini untuk bobot subkriteria telah
dihitung dengan menggunakan metode AHP. Hasil perhitungan bobot global ada
pada tabel 4.32 dikalikan dengan nilai normalisai dari matrik rating keputusan
pada tabel 4.34. berikut ini adalah hasil perhitungan matriks ternormalisasi
terbobot ada pada tabel berikut.
Contoh perhitungan menggunakan persamaan 9.
𝑦11 = 0.1444 ∗ 0.4838 = 0.0698
𝑦12 = 0.1444 ∗ 0.3867 = 0.0558
Tabel 4.35 Rating bobot ternormalisasi
Sub-
kriteria Supplier
A
Supplier
B
Supplier
C
Supplier
D
Supplier
E
Q1 0.0698 0.0558 0.0698 0.0698 0.0558
Q2 0.0711 0.0711 0.0711 0.0533 0.0533
C1 0.0083 0.0083 0.0083 0.0083 0.0083
C2 0.0034 0.0034 0.0027 0.0027 0.0027
C3 0.0116 0.0116 0.0116 0.0116 0.0116
C4 0.0157 0.0157 0.0157 0.0157 0.0126
D1 0.1397 0.1048 0.1397 0.1048 0.1048
D2 0.0419 0.0314 0.0419 0.0419 0.0419
S1 0.0121 0.0121 0.0121 0.0121 0.0121
S2 0.0151 0.0151 0.0151 0.0151 0.0151
S3 0.0172 0.0214 0.0172 0.0214 0.0172
PS1 0.0182 0.0228 0.0182 0.0182 0.0137
PS2 0.0064 0.0064 0.0064 0.0064 0.0051
Dt1 0.0115 0.0115 0.0092 0.0069 0.0092
Dt2 0.0434 0.0325 0.0434 0.0434 0.0325
66
4.3.8.4 Menentukan Nilai Solusi Ideal
Dalam menentukan nilai solusi ideal postof dan nilai solusi ideal negatif
didaptakan dari tabel 4.35 rating bobot ternormalisai 𝑦𝑖𝑗 dapat ditentukan
menggunakan persamanan 10. 𝐴+ = ( 𝑦1+, 𝑦2
+, … 𝑦𝑛+); dan persamaan 11 𝐴− =
( 𝑦1−, 𝑦2
−, … 𝑦𝑛−); . sehingga didapatkan nilai solusi ideal pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.36 Solusi ideal positif dan solusi ideal negatif
Sub
Kriteria A+ A-
Q1 0.0698 0.0558
Q2 0.0711 0.0533
C1 0.0083 0.0083
C2 0.0034 0.0027
C3 0.0116 0.0116
C4 0.0157 0.0126
D1 0.1397 0.1048
D2 0.0419 0.0314
S1 0.0121 0.0121
S2 0.0151 0.0151
S3 0.0214 0.0172
PS1 0.0228 0.0137
PS2 0.0064 0.0051
Dt1 0.0115 0.0069
Dt2 0.0434 0.0325
Keterangan :
A+ : nilai tertinggi supplier dari rating terbobot ternormalisai.
A- : nilai terndah supplier dari rating terbobot ternormalisai.
4.3.8.5 Menghitung Jarak Terdekat Solusi Ideal
Untuk menghitung jarak solusi ideal positif dan soluso ideal negatif
menngunakan persamaan 12 dan 13. 𝐷𝑖+ menunjukkan jarak antara nilai alternatif
ke i dengan solusi ideal positif. 𝐷𝑖+ menunjukkan jarak antara nilai alternatif ke i
dengan solusi ideal negatif. Contoh perhitungan sebagi berikut:
𝐷𝑖+ = √∑ (𝑦𝑖𝑗 − 𝑦𝑖𝑗
+)2𝑛𝑗=1
67
𝐷1+ = √
(0.0698 − 0.0698)2 + (0.0711 − 0.0711)2 + (0.0083 − 0.0083)2 +(0.0034 − 0.0034)2 + (0.0116 − 0.0116)2 + (0.0157 − 0.0157)2 +
(0.1397 − 0.1397)2 +⋯ + (0.0434 − 0.0434)2
𝐷1+ = 0.0063
𝐷𝑖− = √∑ (𝑦𝑖𝑗 − 𝑦𝑖𝑗
−)2𝑛
𝑗=1
𝐷1− = √
(0.0698 − 0.0558)2 + (0.0711 − 0.0533)2 + (0.0083 − 0.0083)2 +(0.0034 − 0.0027)2 + (0.0116 − 0.0116)2 + (0.0157 − 0.0126)2 +
(0.1397 − 0.1048)2 +⋯ + (0.0434 − 0.0325)2
𝐷1− = 0.0449
𝐷2+ = √
(0.0558 − 0.0698)2 + (0.0711 − 0.0711)2 + (0.0083 − 0.0083)2 +(0.0034 − 0.0034)2 + (0.0116 − 0.0116)2 + (0.0157 − 0.0157)2 +
(0.1048 − 0.1397)2 +⋯ + (0.0325 − 0.0434)2
𝐷2+ = 0.0405
𝐷2− = √
(0.0558 − 0.0558)2 + (0.0711 − 0.0533)2 + (0.0083 − 0.0083)2 +(0.0034 − 0.0027)2 + (0.0116 − 0.0116)2 + (0.0157 − 0.0126)2 +
(0.1048 − 0.1048)2 +⋯ + (0.0325 − 0.0325)2
𝐷2− = 0.0242
Berikut ini adalah rekapitulasi nilai dari solusi jarak ideal positif dan jarak ideal
negatif.
Tabel 4.37 Jarak Solusi Ideal
Supplier D+ D-
Supplier A 0.0063 0.0449
Supplier B 0.0405 0.0212
Supplier C 0.0067 0.0447
Supplier D 0.0397 0.0217
Supplier E 0.0444 0.0107
68
4.3.8.6 Penentuan Supplier Terbaik
Tahap yang terakhir pada metode TOPSIS ialah mencari nilai preferensi
dari setiap alternatif sehingga mendapatkan supplier terbaik. Nilai preferensi yang
paling tinggi adalah supplier dengan kinerja terbaik, contoh perhitungan
menggunakan persamaan 14.
𝑉𝑖 = 𝐷𝑖−
𝐷𝑖− +𝐷𝑖
+
𝑉1 = 0.0449
0.0449 + 0.0063= 0.8776
𝑉2 = 0.0212
0.0212 + 0.0405= 0.3437
𝑉3 = 0.0447
0.0447 + 0.0067= 0.8695
𝑉4 = 0.0217
0.0217 + 0.0397= 0.3537
𝑉5 = 0.0107
0.0107 + 0.0444= 0.1946
Tabel 4.38 Hasil nilai preferensi
Supplier Preferensi Peringkat
A 0.8776 1
B 0.3437 4
C 0.8695 2
D 0.3537 3
E 0.1946 5
Berdasarkan tabel diatas maka supplier A (Bapak mustakim) memiliki
kinerja terbaik peringkat 1 dengan nilai preferensi 0.8776, supplier C (Ibu Lilik)
berada di peringkat ke 2 dengan nilai preferensi 0.865, supplier D (Bapak Nur)
peringkat ke 3 nilai preferensi 0.3537, selanjutnya supplier B ( Bapak irawan)
berada pada peringkat 4 nilai preferensi 0.3437, dan yang terakhir adalah supplier
E (Bapak Sukri) dengan nilai preferensi 0.1946.