bab iv pengawasan pemilu
TRANSCRIPT
38
PANITIA PENGAWAS PEMILUKADA
KECAMATAN BEKASI BARAT KOTA BEKASI
Jl. HARAPAN BARU REGENCY RAYA No1 Kotabaru-Bekasi Barat . Telp/ : (021) 92419942
BAB IV
PENGAWASAN PEMILU
A. Pengertian Pengawasan Pemilihan Umum
Secara umum, Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mengetahui
apakah kegiatan dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan berdasarkan norma, nilai
dan aturan yang ada. Berdasarkan hal tersebutlah maka perlu adanya Pengawasan dan
Pemantauan Pemilihan Umum pada waktu Pemilu dilaksanakan.
1. Pemilu Tahun 1955
Penyelenggaraan Pemilu tahun 1955 tak lepas dari pengawasan, dan pemantauan
yang dilakukan oleh partai-partai politik, organisasi dan perseorangan serta aparatur
pemerintahan yang ada hubungannya dengan penegak hukum dalam periode ini,
lembaga pengawas secara resmi belum diatur di dalam Undang-Undang.
2. Pemilu Tahun 1971
Karena belum dibentuk suatu lembaga yang khusus melaksanakan tugas pengawasan
penyelenggaraan Pemilu 1971 dilakukan oleh partai politik peserta pemilihan umum
dan masyarakat.
3. Pemilu Tahun 1977
Pengawasan pada Pemilu ini dilakukan oleh organisasi peserta pemilihan umum dan
oleh masyarakat.
39
4. Pemilu Tahun 1982
Pada Pemilu tahun 1982, lembaga pengawas Pemilu secara resmi sudah diatur di
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1980. Pengawasan dalam periode ini telah
dilakukan oleh suatu lembaga resmi yang di bentuk berdasarkan Undang-Undang,
yaitu :
a. Panwaslakpus terdiri dari seorang Ketua dan 5 (lima) orang wakil ketua dan
anggota-anggota diambil dari unsur pemerintah.
b. Panwaslak I, terdiri dari seorang Ketua dan 5 (lima) orang wakil ketua dan
anggota-anggota.
c. Panwaslak II, terdiri dari seorang Ketua dan 5 (lima) orang wakil ketua dan
anggota-anggota.
d. Panwaslakcam, terdiri dari seorang Ketua dan 5 (lima) orang wakil ketua dan
anggota-anggota.
Adapun sasaran pengawasan terhadap Pemilu Tahun 1982 adalah sebagai berikut :
- Pendaftaran pemilih dan jumlah penduduk.
- Kampanye Pemilu.
- Pengawasan Pemungutan Suara.
- Pengawasan Penghitungan Suara.
- Pengawasan Terhadap Penetapan Hasil Pemilu.
- Pengawasan Terhadap Pembagian Kursi.
5. Pemilu Tahun 1987
Pada Pemilu 1987 lembaga dan sasaran pengawasan sama dengan Pemilu tahun 1982.
40
6. Pemilu Tahun 1992
Organisasi pengawasan, keanggotaan, tugas, dan sasaran pengawasan sama dengan
Pemilu 1987
7. Pemilu Tahun 1997
Organisasi pengawasan, keanggotaan, tugas, dan sasaran pengawasan sama dengan
Pemilu 1987 dan Pemilu 1992.
8. Pemilu Tahun 1999
Pada Pemilu tahun 1999 pengawasan dilakukan Panitia Pengawasan Pemilu
(Panwaslu). Pembentukan, Pengangkatan dan Pelantikan Keanggotaan Panwaslu
sebagai berikut :
a. Panwaslu Pusat berkedudukan di ibukota negara yang beranggotakan 30 (tiga
puluh) orang.
b. Panwaslu Tingkat I berkedudukan di ibukota provinsi yang beranggotakan 17
(tujuh belas) orang. Ketua dan Anggota Panwaslu Tingkat I ditetapkan oelh Ketua
Pengadilan Tinggi.
c. Panwaslu Tingkat II berkedudukan di ibukota kabupaten/kotamadya yang
beranggotakan sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) orang. Ketua dan Anggota
Panwaslu Tingkat ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Tinggi.
d. Panwaslu Tingkat Kecamatan (Panwaslucam) berkedudukan di ibukota
kecamatan beranggotakan sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang dan ditetapkan
oleh Ketua Pengadilan Negeri.
9. Pemilu Tahun 2004
Untuk melakukan pengawasan Pemilu 2004 dibentuk Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) tingkat Pusat 9 orang, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi 7 orang, Panitia
Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota 5 orang, dan Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan
3 orang, yang berasal dari unsur Kepolisian Negara, Kejaksaaan, Perguruan Tinggi,
41
Tokoh Masyarakat dan Pers. Panwaslu 2004 dibentuk dan ditetapkan dengan
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor : 88 Tahun 2003.
10. Pemilu Tahun 2009
Pengawasan Pemilu 2009 dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dengan
anggota berjumlah 5 orang. Ditingkat provinsi dibentuk Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) Provinsi, ditingkat Kabupaten/Kota dibentuk Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) Kabupaten/Kota, ditingkat Kecamatan Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) Kecamatan, dengan anggota disetiap tingkat sebanyak 3 (tiga) orang.
Selain itu, tingkat Desa/Kelurahan dibentuk Panitia Pengawas Pemilu Lapangan
(Panwaslu Lap)
A1.Tujuan Pengawasan
a. Menegakkan integritas penyelenggara, penyelenggaraan dan hasil Pemilu Kada;
b. Mewujudkan Pemilu Kada yang demokratis; dan
c. Memastikan terselenggaranya Pemilu Kada secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, adil, dan berkualitas, serta dilaksanakannya peraturan perundang-undangan
mengenai Pemilu Kada secara menyeluruh.
A2. Ruang Lingkup Pengawasan:
Panwaslu Kecamatan melakukan pengawasan terhadap:
a. Tahapan penyelenggaraan Pemilu Kada di wilayah kecamatan yang meliputi:
1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan danpenetapan daftar
pemilih sementara dan daftar pemilih tetap;
2. Proses pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan,
serta verifikasi faktual dukungan pasangan calon perseorangan kepala daerah dan
wakil kepala daerah provinsi ;
3. Pelaksanaan kampanye di wilayah kerjanya;
42
4. Perlengkapan pemungutan suara dan pendistribusiannya;
5. Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara;
6. Pergerakan surat suara dari TPS sampai ke PPK;
7. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh PPK dari seluruh TPS; dan
8. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu Kada lanjutan,
dan Pemilu Kada susulan;
b. Pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Kada di wilayah kecamatan; dan
c. Kegiatan lain yang berkaitan dengan seluruh tahapan Pemilu Kada sebagaimana
dimaksud pada huruf
a. Di wilayah kecamatan :
B. Proses Pengawasan Pemilu
B.I. Penyusunan Daftar Pemilih
Penyusunan Daftar Pemlih dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap Warga Negara Indonesia
yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih
atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih. Warga Negara Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar oleh penyelenggara Pemilu dalam daftar
pemilih. (UU No 10 Tahun 2008 Pasal 19) Pemerintah dan pemerintah daerah
menyediakan data kependudukan. Data kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus sudah tersedia dan diserahkan kepada KPU paling lambat 12 (dua belas) bulan
sebelum hari/tanggal pemungutan suara. KPU Kabupaten/kota menggunakan data
kependudukan sebagai bahan penyusunan daftar pemilih. KPU Kabupaten/kota
melakukan pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dari Pemerintah
dan pemerintah daerah.
1. Dalam penyusunan Daftar Pemilih, data awal yang diterima KPU dari Pemerintah
Kota Bekasi merupakan data global yang diambil dari data Penduduk Kota Bekasi
berdasarkan sensus terakhir, yang belum dilakukan validasi nama dibawah umur,
43
nama yang sudah meninggal, dan nama yang sudah pindah alamat, hal ini sangat
mudah dilakukan manipulasi data dengan memunculkan nama2 ganda sehingga
menimbulkan pembekakan pada angka Daftar Pemilih Tetap;
2. Masalah yang ditimbulkan ketika petugas Pemutahiran Data Pemilih tidak melakukan
pencocokan data secara menyeluruh, sehingga nama-nama masi yang ganda masih
tetap ada dalam data tersebut, apalagi jika Petugas tersebut tidak memahami apa yang
mereka lakukan, karena minimnya bimbingan tekhnis yang mereka terima dari
Penyelnggara Pemilu, dan terbatasnya waktu dalam melaksanakan tugas tersebut.
3. Panwaslu Kecamatan Bekasi Barat melakukan peringatan dini kepada para petugas,
sewaktu mereka dilantik sebagai petugas, dan setiap saat didalam pelaksanaan tugas
dilapangan, kami selaku Panwas selalu mengingatkan agar mereka menjalankan tugas
dengan baik, agar pendataan dilakukan secara langsung dari rumah ke rumah; namun
karena waktu yang sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk
melakkukan hal tersebut.
B. 2. Kampanye dan Dana Kampanye.
Kampanye Pelaksana kampanye Pemilukada Kota Bekasi melibatkan anggota DPRD
Kabupaten/kota terdiri atas pengurus partai politik pengusung, juru kampanye, orang-
seorang, dan organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu dalam hal ini Calon Walikota
dan Wakil Walikota Bekasi 2012-2013.
Peserta kampanye terdiri atas anggota masyarakat. (UU No 10 Tahun 2008 Pasal 78)
Panwaslu melakukan pengawasan pelaksanaan tahapan kampanye secara menyeluruh,
terhadap :
a. Kemungkinan adanya kesengajaan atau kelalaian anggota KPU, KPU provinsi,
KPU Kabupaten/kota, Sekretaris Jenderal KPU, pegawai Seretariat Jenderal KPU,
sekretaris KPU provinsi, pegawai sekretariat KPU provinsi, sekretaris KPU
Kabupaten/kota, dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/kota melakukan tindak
pidana Pemilu atau pelanggaran administratif yang mengakibatkan terganggunya
pelaksanaan kampanye Pemilu yang sedang berlangsung; atau
44
b. Kemungkinan adanya kesengajaan atau kelalaian pelaksana kampanye, peserta
kampanye, dan petugas kampanye melakukan tindak pidana Pemilu atau
pelanggaran administratif yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan
kampanye Pemilu yang sedang berlangsung.
1. Berbagai Potensi pelanggaran yang kami lihat dalam pengawasan yang kami lakukan di
masa kampanye :
a. Pemasangan Alat Peraga Kampanye telah dilakukan oleh para peserta jauh hari
sebelum tiba masa Kampanye serta kunjungan keberbagai kalangan dengan
berbagai dalih telah dilakukan, sehingga hal ini kami anggap sebagai Kampanye
diluar jadwal yang telah disepakati bersama.
b. Mempengaruhi Pemilih dengan menjanjikan sesuatu, atau memberikan sesuatu
yang berbentuk nilai transaksi.
c. Menggunakan mobil bak terbuka menuju lokasi kampanye.
d. Membawa anak dibawah umur dalam mengikuti kampanye.
e. Tidak Menggunakan Helem dalam menuju tempat kampanye.
f. Memojokan yang lain dalam berorasi.
g. Menggunakan fasilitas Negara serta mengikut sertakan PNS dalam berkampanye
h. Mengerahkan Massa dari daerah lain dalam melakukan kampanye terbuka.
2. Masalah ini timbul dalam masa kampanye, karena KPU Kota Bekasi tidak mengeluarkan
surat keputusan tentang jadwal Kampanye; yang digunakan dalam tahapan ini hanya
kesepakatan bersama antara peserta dan penyelenggara Pemilu.
3. Panwaslu Kecamatan Bekasi Utara melakukan beberapa kali peringatan secara
pendekatan person, kemudian melanjutkan dengan pemanggilan kepada para tim
pemenangan bahkan kepada calon Walikota dan Wakil Walikota yang melanggar
ketentuan Undang – undang.
45
B. 3. Masa Tenang
1. Penurunan Alat Peraga Kampanye yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja, tidak
bisa dilaksanakan dalam waktu singkat, karena keterbatasan anggaran dan banyaknya
Atribut yang terpasang hingga ke jalan2 sempit;
2. Berdasarkan hal tersebut diatas maka pada Hari Tenang belum semua Alat Peraga
Kampanye yang dapat diturunkan utamanya pada jalan2 yang sempit, sehingga semua
peserta pemilu masih menyisahkan tanda gambar diberbagai tempat, bahkan dilokasi
Tempat Pemungutan Suara pun masih ada stiker yang sulit untuk dibuka.
3. Dalam hal ini Panwaslu Kecamatan Bekasi Utara melakukan Kontrol di 447 Tempat
Pemungutan Suara, sambil meminta kepada para Ketua RW dan Ketua RT untuk
membantgu menurunkan atribut kampanye yang masih terpasang diwilayahnya, dan
meminta kepada Anggota KPPS yang sedang mempersiapkan lokasi TPS untuk
membersihkan semua tanda gambar dalam radius 300 meter dari lokasi TPS.
B. 4. Distribusi Perlengkapan Pemungutan Suara.
1. KPU Kota Bekasi dalam melakukan distribusi logistic Pemilu, dilakukan secara bertahap
mulai dari mendistribusikan Kotak dan Bilik Suara, kemudian fom C6 yang telah diisi
dengan nama dan alamat para pemilih untuk digunakan sebagai undangan kepada pemilih
untuk memberikan suaranya di Tempat Pemungutan Suara, dilanjutkan dengan distribusi
surat suara dan perlengkapan lainnya.
2. Dengan diisinya nama dan Alamat pemilih pada fom C6 oleh KPU, maka masih
ditemukan nama ganda serta nama yang tidak sesuai dengan alamat yang ada, dan
banyaknya warga yang tidak mendapatkan panggilan untuk memilih, dari berbagai
kejanggalan yang terjadi, ditambah lagi dengan terlambatnya pendistribusian logistic
merupakan suatu akumulasi dari semua kesalahan yang telah dilakukan oleh KPU, sejak
dari Penetapan DP4, DPS dan DPT, maka akibat dari itu semua para Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara dengan kesibukannya dalam mendistribusikan fom C6,
serta melakukan pengisian format yang ada.
46
3. Dengan Kejadian ini kami dari Panwaslu tidak henti-hentinya selalu mengingatkan PPK,
PPS dan KPPS agar tetap bekerja dengan baik, menjalankan semua peraturan per Undang
– undangan yang ada, agar tidak terjadi hal2 yang merugikan peserta pemilu,
B. 5. Pemungutan dan Perhitungan
Pemungutan Suara Pemungutan suara Pemilukada Walikota dan Wakil Walikota Bekasi
2012-2013 diselenggarakan secara serentak. Yaitu pada Hari Minggu, tanggal 16
Desember 2012, dan waktu pemungutan suara pemilihan ditetapkan dengan keputusan
KPU. (UU No 10 Tahun 2008 Pasal 148) Pengawas Pemilu Lapangan wajib melakukan
pengawasan atas pelaksanaan pemungutan suara di TPS-TPS dengan tertib dan
bertanggung jawab. Dalam hal terjadi penyimpangan pelaksanaan pemungutan suara oleh
KPPS/KPPSLN, Pengawas Pemilu Lapangan memberikan saran perbaikan disaksikan
oleh saksi yang hadir dan petugas ketenteraman, ketertiban, dan keamanan TPS/TPSLN.
(UU No 10 Tahun 2008 Pasal 169)
Dalam pengawasan yang kami lakukan di beberapa Tempat Pemungutan Suara, selaku
anggota Panwaslu memberikan arahan tentang tata cara pengisian beberapa formulir yang
ada, seperti yang telah diatur dalam keputusan KPU Nomor 15 tahun 2010 tentang
Pedoman Tata cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara.
B. 6. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara.
1. Setelah selesai penghitungan suara di TPS para anggota KPPS mengantarkan kotak suara
yang telah digembok dan disegel ke Panitia Pemungutan Suara di masing2 masing
Kelurahan, kemudian pada hari Senin tanggal 17 Desember 2012 para PPS Melakukan
Rekapitulasi penghitungan suara, diantara PPS tersebut tidak semuanya dapat selesai
melakukan penghitungan Suara pada hari itu, karena berbagai kendala yang tidak selesai
dilakukan di tingkat TPS, selanjutnya pada hari jum’at tanggal 21 Desember 2012 Rapat
Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara di PPK dilaksanakan.
2. Berbagai kejadian yang kami pantau dalam pelaksanaan Rekapitulasi Penghitungan Suara
di PPS sebagai berikut :,
47
a. Minimnya bimbingan yang diberikan kepada Petugas KPPS serta terlambatnya
pengiriman logistic pemiliu yang memicu timbulnya berbagai kesalahan dalam
penghitungan suara;
b. Para PPS harus mencocokan kembali data yang ada, sebab data yang mereka terima
saat KPPS menyerahkan kotak suara tidak sama;
c. Petugas PPS belum menguasai formulir yang harus diisi.
d. Rapat Pleno Rekapitulasi Penghitugan Suara di PPK Kecamatan dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 20 Desember 2012, setelah acara dibuka oleh Ketua PPK saksi
dari Pasangan Nomor urut 3 menyampaikan surat keberatannya kemudian
meninggalkan ruangan rapat, selanjutnya dalam rapat tersebut beberapa kali
dilakukan perbaikan data oleh PPS di beberfapa Kelurahan.
Pelaksanaan Kegiatan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara di tingkat PPK
Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walkota Bekasi adalah sebagai berikut :
1. Mencatat hal-hal sebagai berikut :
a) Jumlah pemilih dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap untuk PPS di Wilayah PPK;
b) Jumlah pemilih dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap untuk PPS di Wilayah PPK
yang menggunakan hak pilih;
c) Jumlah pemilih dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap dari seluruh PPS di Wilayah
PPK yang tidak mengunakan hak pilih;
d) Jumlah pemilih dari TPS lain;
e) Jumlah surat suara yang diterima oleh PPS dalam wilayah PPK, termasuk
cadangan;
f) Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru
dicoblos dari seluruh PPS di wilayah PPK;
g) Jumlah surat suara yang tidak tepakai dari seluruh PPS di wilayah PPK;
48
h) Jumlah surat suara yang tepakai dari seluruh PPS di wilayah PPK yang terdiri dari
suara sah dan suara tidak sah.
2. Melaksanakan rekapitulasi hasil perhitungan suara dengan menghitung perolehan suara
masing-masing Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi.
3. Menerima, mencatat,memeriksa dan memutuskan keberatan/kejadian khusus yang
diajukan oleh saksi sebagai terlampir dalam Model DA2-KWK.KPU.