bab iv penambangan 4.1 metode...

19
34 BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sanga- sanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15° dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah penambangan. Wilayah konsesi penambangan yang tidak begitu luas (± 180 ha) mengharuskan sistem penambangan dapat dilaksanakan dengan baik, terutama dalam penanganan top soil dan overburden. Dari luas wilayah penambangan dan kondisi topografi, maka sistem penambangan yang cocok diterapkan di daerah ini adalah metode block cut open pit mining dengan beberapa penyesuaian. Dengan metode penambangan ini maka penimbunan OB dapat direncanakan mengambil lokasi di dalam pit (inpit disposal). Pada saat awal penambangan overburden masih ditimbun di area di luar pit. Kemudian dalam kurun waktu tertentu apabila pit area dirasa cukup luasnya untuk dilakukan inpit disposal, maka penimbunan di luar pit dapat segera dikurangi. Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang mengharuskan pelarangan peledakan dalam metode penambangan yang dilakukan. Oleh karena itu metode pengupasan top soil dan penggalian overburden hanya dilakukan dengan alat mekanis, yaitu dengan metode free digging dengan menggunakan ekskavator tipe Backhoe dan di bantu dengan adanya ripping dari dozer. 4.2 Perancangan Tambang Tahapan perancangan tambang yang dilakukan meliputi perancangan batas awal penambangan, desain pit yang meliputi sudut lereng , jalan angkut, dan pola penyaliran yang digunakan dan setelah itu dikorelasikan dengan ketersediaan alat beserta kapasitas produksi dari alat dalam penggalian,

Upload: lynhan

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

34

BAB IV

PENAMBANGAN

4.1 Metode Penambangan

Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sanga-

sanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15° dan dengan cropline yang

berada di sisi barat daerah penambangan. Wilayah konsesi penambangan yang

tidak begitu luas (± 180 ha) mengharuskan sistem penambangan dapat

dilaksanakan dengan baik, terutama dalam penanganan top soil dan

overburden.

Dari luas wilayah penambangan dan kondisi topografi, maka sistem

penambangan yang cocok diterapkan di daerah ini adalah metode block cut

open pit mining dengan beberapa penyesuaian. Dengan metode penambangan

ini maka penimbunan OB dapat direncanakan mengambil lokasi di dalam pit

(inpit disposal). Pada saat awal penambangan overburden masih ditimbun di

area di luar pit. Kemudian dalam kurun waktu tertentu apabila pit area dirasa

cukup luasnya untuk dilakukan inpit disposal, maka penimbunan di luar pit

dapat segera dikurangi.

Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

mengharuskan pelarangan peledakan dalam metode penambangan yang

dilakukan. Oleh karena itu metode pengupasan top soil dan penggalian

overburden hanya dilakukan dengan alat mekanis, yaitu dengan metode free

digging dengan menggunakan ekskavator tipe Backhoe dan di bantu dengan

adanya ripping dari dozer.

4.2 Perancangan Tambang

Tahapan perancangan tambang yang dilakukan meliputi perancangan

batas awal penambangan, desain pit yang meliputi sudut lereng , jalan angkut,

dan pola penyaliran yang digunakan dan setelah itu dikorelasikan dengan

ketersediaan alat beserta kapasitas produksi dari alat dalam penggalian,

Page 2: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

35

pemuatan, pengangkutan overburden dan batubara. Tahapan terakhir dari

perancangan adalah menentukan urutan pertambangan berdasarkan sistem

penambangan yang dilakukan.

4.2.1 Perancangan Batas Awal Penambangan

Rancangan pit yang akan dipakai harus dengan ketentuan stripping

ratio maksimal 9. Tahapan awal dalam menentukan rancangan batas akhir

penambangan adalah dengan menentukan batas pit (boundary pit) di

permukaan area lantai cadangan batubara yang akan ditambang. Dalam

menentukan batas (boundary) dari pit ini maka harus ditentukan perkiraan

besarnya volume dari overburden dan batubara. Dalam memperkirakan

besarnya stripping ratio ini digunakan perhitungan dengan menggunakan

bantuan software. Maka secara sederhana didapatkan batas pit limit

dengan stripping ratio berkisar 8,5 (gambar 4.1 )

Gambar 4.1

Sketsa batas awal penambangan

4.2.2 Perancangan Lubang Bukaan

Berdasarkan batas pit yang diperoleh sebelumnya, maka desain lebih

rinci dari pit dapat dilakukan, yaitu penentuan lereng akhir dari final pit,

menentukan perkiraan jalan angkut dan pola penyaliran yang mungkin

berdasarkan lokasi dari pit.

Batas Pit pada lantai cadangan batubara dengan stripping ratio 8,5

U

Page 3: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

36

4.2.2.1 Pembuatan Lereng

Lereng yang dibentuk tidak melalui pola peledakan, karena adanya

pelarangan penggunaan metode peledakan dalam sistem penambangan.

Dengan adanya hal tersebut, maka lereng dibentuk dengan

menggunakan ekskavator dengan terlebih dahulu ditentukan batas dari

toe dan crest dari lereng tunggal. Berdasarkan data litologi lapisan

batuan dari daerah penambangan ini sebagian besar terdiri dari

sandstone, mudstone, siltstone. Lapisan batuan tersebut tersebar merata

hampir diseluruh batasan tambang, sehingga dari data tersebut

ditentukan besarnya sudut untuk lereng tunggal 60º dan untuk

keseluruhan lereng sebesar 45 º. Tidak adanya metode peledakan

dalam pembuatan lereng ini juga berpengaruh pada lebar jenjang yang

akan dibuat, karena semakin lebar jenjang maka kemungkinan biaya

yang digunakan untuk pengkupasan lapisan tanah dan batuan akan

menjadi semakin besar. Lebar jenjang yang digunakan dengan

mempertimbangkan sudut lereng tunggal dan sudut keseluruhan lereng

adalah ± 4-5 meter. (gambar 4.2)

Gambar 4.2

Model lereng akhir lubang bukaan

U (mengikuti arah y)

Page 4: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

37

4.2.2.2 Jalan Angkut

Akses jalan yang digunakan melanjutkan dari akses jalan yang

sebelumnya telah ada. Lokasi penambangan yang terletak di pesisir

sungai dan relatif dekat dengan pemukiman penduduk semakin

mempermudah akses jalan.

Untuk jalan angkut penambangan (terutama yang berada di dalam

lubang bukaan) akan mengikuti dari tahapan penambangan karena

jalan angkut tersebut nantinya akan berubah sesuai dengan tahapan

penambangan dan lokasi disposal yang digunakan. Kriteria lebar jalan

yang digunakan dalam pembuatan jalan angkut ini adalah minimal ±

25 meter, lebar jalan tersebut sudah disesuaikan dengan lebar alat

angkut yang digunakan ( Dump Truck CAT 777D)

Untuk jalan hauling batubara akan memanfaatkan akses jalan yang

sudah ada sebelumnya (menuju rom pad). Truk yang digunakan dalam

hauling batubara adalah Dump Truck Hino FM 260 JD kapasitas 20

ton sehingga lebar jalan untuk hauling batubara ini lebih kecil daripada

untuk pengangkutan overburden. Namun untuk jalan hauling batubara

di dalam lubang bukaan mengikuti dari jalan angkut untuk

mengangkut overburden.

Gambar 4.3

Contoh Jalan Ideal Penambangan

4.2.2.3 Sistem Penyaliran

Lokasi tambang berdekatan dengan sungai Sanga-Sanga, anak

Sungai Mahakam. Air dalam tambang sebagian besar berasal dari air

± 2± 2

Page 5: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

38

hujan dan air tanah. Salah satu kendala dalam penambangan di lokasi

ini adalah jalan menjadi licin apabila turun hujan, karena litologi

batuan di daerah pit yang sebagian merupakan mudstone dan siltstone,

yang apabila terkena air dapat berubah menjadi lumpur. Pada saat

daerah tambang dalam kondisi hujan (basah) maka produksi

penambangan dihentikan sementara sampai hujan reda dan kondisi

jalan layak untuk dilewati. Sebaran hujan dapat dilihat pada lampiran

A. Sebaran hujan ini dipergunakan untuk menentukan perkiraan waktu

dalam perhitungan produktivitas peralatan.

Pencegahan membanjirnya air di lokasi tambang dilakukan dengan

pembuatan sump. Sump ini dibuat sebagai penampung air sementara di

dalam tambang. Air, terutama yang berada di dalam pit, dialirkan

menuju sump., kemudian air dalam sump tersebut di pompa menuju ke

sediment pond, dan dalam tahap akhir, air tersebut disalurkan menuju

sungai dengan melalui kendali mutu air dan pH yang sesuai dengan

standar dari pemerintah. Pada bulan-bulan hujan, yaitu pada bulan

September sampai bulan April jumlah pompa dapat ditambah untuk

mengimbangi jumlah air yang terdapat di daerah tambang dan

mencegah banjir terjadi di daerah penambangan.

4.2.3 Ketersediaan Alat

Alat berat merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan kegiatan

tambang. Secara garis besar, alat yang dipakai dalam tambang dibagi antara

lain berdasarkan fungsinya yaitu untuk penggalian, pengangkutan, dan alat

penunjang desain tambang. Pasangan alat (fleet) yang akan digunakan dalam

penambangan sangat menentukan besarnya produksi. Pasangan alat ini harus

sesuai agar seimbang antara besarnya produksi dan biaya perawatan, serta

pemeliharaan alat. Alat-alat yang tersedia di daerah penambangan Sanga-

sanga dapat dillihat pada tabet 4.1. beserta jumlah, kapasitas tiap unit dan

lingkup kerja dari masing-masing peralatan tersebut di lapangan.

Page 6: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

39

Tabel 4.1 Daftar Alat-alat yang Tersedia

No

Alat

Jumlah

Kapasitas Per

unit

Lingkup Kerja

1 Excavator Backhoe Komatsu PC 3000

2 15 m3 (heaped) (bucket)

Loading Overburden

2 Excavator Backhoe Komatsu PC 1250

1 6.7 m3 (heaped) (bucket)

Loading Overburden

3 Excavator Backhoe Caterpillar 385B

1 5,8 m3 (heaped) (bucket)

Loading batubara

4 Excavator Backhoe Caterpillar 345

1 2.4 m3 (heaped) (bucket)

Loading batubara

5 Dump Truck Caterpillar 777D

20 60,1 m3 (heaped) (bak)

Hauling OB

6 Dump Truck Hino (sub contractor)

20 20 ton (heaped) (bak)

Hauling Batubara

7 Dozer Caterpillar D 10 T

2 - Ripping Loading point, scrap Loading point/ jalan , land clearing

8 Dozer Komatsu D 375 A

2 - Ripping Loading point, scrap Loading point/ jalan, land clearing

9 Wheel Loader Volvo L180

2 4,2 m3 (heaped) Loading batubara di stockpile

10 Motor Grader Cat 16 H Cat 14 H

1 1

- -

Pembuatan jalan, perataan jalan

11 Water Truck 1 - Penyiraman jalan agar tidak terlalu berdebu saat kondisi terlalu kering

12 Pompa Sykes HH 150 Multiflo MFC 420

2 1

478 m3/jam

273 liter/detik

Memindahkan air dari sump menuju sediment pond

Perawatan alat berat merupakan hal yang sangat penting seiring

dengan berjalannya proses penambangan, kondisi lokasi yang sering

berlumpur karena hujan, dan kerja dari alat yang relatif non stop

mengakibatkan alat bekerja secara maksimal. Apabila perawatan dan

pemeliharaan tidak dilakukan dengan baik maka akan berdampak pada

kerusakan alat dan juga berkurangnya produksi yang telah ditargetkan.

Tidak adanya peledakan pada sistem penambangan yang digunakan

mengharuskan alat gali bekerja lebih berat, untuk menggali batuan

digunakan ekskavator dengan dibantu oleh ripping dozer. Dengan kondisi

bekerja non stop dari ekskavator, sangat rawan terjadi kerusakan pada alat

Page 7: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

40

berat ini, terutama pada gigi bucket yang bekerja untuk menggali batuan

insitu langsung. Penggantian gigi bucket harus dilakukan secara berkala

sehingga efisiensi ekskavator tetap stabil dan mencegah timbulnya

kerusakan alat dengan jangka waktu yang relatif lama.

4.2.4 Perancangan Tahapan Penambangan

Penambangan direncanakan dimulai dari sisi utara daerah

penambangan dan bergerak ke selatan (gambar 4.3). Lokasi stockpile berada

di sebelah barat batas pit blok 6 sedangkan lokasi disposal berada di sebelah

timur laut batas pit blok 1 dan sebelah timur batas pit blok 3. Lokasi daerah

penambangan merupakan daerah yang relatif sempit. Oleh karena itu lokasi

disposal yang telah direncanakan tidak akan sanggup menampung semua

overburden yang berasal dari dalam pit. Dengan kondisi demikian maka

direncanakan penimbunan disposal di dalam pit (inpit disposal).

Sesuai metode tambang yang digunakan yaitu metode block cut open

pit mining, maka pit di bagi menjadi beberapa blok, yaitu dibagi menjadi 6

blok. Penggalian dilakukan secara bertahap pada tiap blok.(lampiran B)

Gambar 4.4

Blok Penambangan

Blok 1

Blok 6

Blok 2

Blok 3

Blok 4

Blok 5

U

Pit boundary

Page 8: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

41

Tabel 4.2 Hasil Perhitugan Blok Model

4.3 Penjadwalan Produksi

Produksi ditargetkan dimulai pada bulan Januari 2008 dan

penambangan ditargetkan selesai pada bulan Maret 2009. Dalam 1 hari

produksi di bagi menjadi 2 shift, siang dan malam (@ 12 jam). Produksi yang

dilakukan ditargetkan sesuai tahapan penambangan yang diterapkan

sebelumnya. Dengan pola triwulan produksi terdapat evaluasi untuk

pertimbangan produksi triwulan berikutnya. Perhitungan produksi ini

disesuaikan dengan kapasitas alat dan pasangan alat (fleet). Lokasi penggalian

yang baik juga akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas produksi,

ditambah lagi tidak adanya peledakan maka produksi penambangan baik

overburden dan batubara sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja alat berat

tersebut.

4.3.1 Perhitungan Produktivitas Alat

Penentuan pasangan alat (fleet) juga menentukan pencapaian target

produksi. Alat yang digunakan harus diperhitungkan kapasitas dan juga

efisiensinya. Produksi dari pasangan alat ini ditentukan dengan

memperhitungkan cycle time dari alat gali dan alat muat yang digunakan,

kapasitas alat, dan beberapa parameter lain yang bisa mempengaruhi jam

bekerja alat untuk produksi. Beberapa faktor itu diantaranya adalah adanya

Blok

Overburden

(bcm)

Batubara

(ton)

Blok 1 200250 30225 Blok 2 3262750 406250 Blok 3 2488500 343200 Blok 4 3095750 482950 Blok 5 2381250 332800 Blok 6 586250 52325 Total 12014750 1647750

Page 9: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

42

hujan, jam untuk perawatan alat atau perbaikan alat bila ada kerusakan,

adanya istirahat pada tiap shift dan beberapa faktor lain.

Produksi dari alat ini ditentukan dari produksi tiap jam kemudian

ditentukan sampai produksi tiap bulannya, dan akan dikorelasikan dalam

produksi bulan berikutnya dalam tiap triwulan produksi. (lampiran C).

Tabel 4.3 Bucket Fill Factor (Backhoe)

( Komatsu Specification and Application Handbook)

Tabel 4.4 Job Efficiency Dump Truck

(Komatsu Specification and Application Handbook)

4.3.1.1 Perhitungan Produksi Waste (overburden dan top soil)

A. Fleet 1

• Excavator Komatsu PC 3000 (lihat lampiran D)

Kapasitas bucket (q) : 15 m3 (heaped)

Bucket fill factor (K) : 0.9 (lihat tabel 4.2)

Load Factor (S) : 0.79 (lihat lampiran E)

Page 10: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

43

Cycle time Excavator :

a) Wilayah kerja optimal → 35 detik

b) Wilyah kerja kurang kurang optimal → 40 detik

• Dump Truck Caterpillar 777D (lihat lampiran D)

Cycle time dump truck

a) Wilayah kerja optimal (opt) → 15 menit (900 detik)

b) Wilayah kerja kurang optimal (nopt)→ 18 menit (1080 detik)

1. Estimasi jumlah dump truk yang dibutuhkan (M)

M = Cmsn

Cmt×

di mana,

n : jumlah cyle time Excavator untuk mengisi bak truk sampe penuh → 4

Cms : Cycle time Excavator (detik)

Cmt : Cycle time dump truck (detik)

M opt = 354

900×

≈ 7 truk

M nopt = 404

1080×

≈ 7 truk

2. Estimasi produktivitas dump truk

P = MEtCmt

C ×××3600

di mana,

P : produktivitas perjam (m3/jam)

Et : efisiensi kerja dari dump truck → 0.75 (lihat tabel 4.3)

C : produktivitas tiap cycle; C = n x q x K x S

Popt = 775,09003600)79,09,0154( ×××××× = 895,86 bcm ≈895 bcm

Pnopt = 775,010803600)79,09,0154( ×××××× = 746,55 bcm ≈745 bcm

Page 11: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

44

B. Fleet 2

• Excavator Komatsu PC 1250 (lihat lampiran D)

Kapasitas bucket (q) : 6.7 m3 (heaped)

Bucket fill factor (K) : 0.9 (lihat tabel 4.2)

Load Factor (S) : 0.79 (lihat lampiran E)

Cycle time Excavator :

a) Wilayah kerja optimal → 50 detik

b) Wilyah kerja kurang kurang optimal → 60 detik

• Dump Truck Caterpillar 777D (lihat lampiran D)

Cycle time dump truck (menit)

a) Wilayah kerja optimal → 15 menit (900 detik)

b) Wilayah kerja kurang optimal → 18 menit (1080 detik)

1. Estimasi jumlah dump truk yang dibutuhkan (M)

M = Cmsn

Cmt×

di mana,

n : jumlah cyle time Excavator untuk mengisi bak truk sampe penuh → 7

Cms : Cycle time Excavator (detik)

Cmt : Cycle time dump truck (detik)

M opt = 507

900×

≈ 3 truk

M nopt = 607

1080×

≈3 truk

2. Estimasi produktivitas dump truk

P = MEtCmt

C ×××3600

di mana,

P : produktivitas perjam (m3/jam)

Et : efisiensi kerja dari dump truck → 0.75 (lihat tabel 4.3)

Page 12: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

45

C : produktivitas tiap cycle; C = n x q x K x S

Popt = 375,09003600)79,09,07,67( ×××××× = 300,11 bcm ≈300 bcm

Pnopt = 375,010803600)79,09,07,67( ×××××× = 250,09 bcm ≈250 bcm

4.3.1.2 Perhitungan Produksi Batubara

A. Fleet 1

• Excavator Caterpillar CAT 345 (lihat lampiran D)

Kapasitas bucket (q) : 2,4 m3 (heaped)

Bucket fill factor (K) : 0.9 (lihat tabel 4.2)

Load Factor (S) : 0.74 (lihat lampiran E)

Cycle time Excavator

a) Wilayah kerja optimal → 60 detik

b) Wilayah kerja kurang optimal → 70 detik

• Truck HINO (lihat lampiran D)

Cycle time truck

a) Wilayah kerja optimal → 40 menit (2400 detik)

b) Wilayah kerja kurang optimal→ 50 menit (3000 detik)

1. Estimasi jumlah dump truck yang dibutuhkan (M)

M = Cmsn

Cmt×

di mana,

n : jumlah cyle time Excavator untuk mengisi bak truk sampe penuh → 7

Cms : Cycle time Excavator (detik)

Cmt : Cycle time truck (detik)

M opt = 607

2400×

≈ 6 truk

M nopt = 707

3000×

≈ 6 truk

Page 13: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

46

2. Estimasi produktivitas truck

P = MEtCmt

C ×××3600

di mana,

P : produktivitas perjam (m3/jam)

Et : efisiensi kerja dari truck → 0.75 (lihat tabel 4.3)

C : produktivitas tiap cycle; C = n x q x K x S

Popt = 675,024003600)74,09,04,27( ×××××× = 75.52 m3/jam ≈98.18 ton/jam

≈98 ton/jam

Pnopt = 675,030003600)74,09,04,27( ×××××× = 60.42 m3/jam ≈78.54 ton/jam

≈78 ton/jam

B. Fleet 2

• Excavator Caterpillar CAT 385 (lihat lampiran D)

Kapasitas bucket (q) : 5,8 m3 (heaped)

Bucket fill factor (K) : 0.9 (lihat tabel 4.2)

Load Factor (S) : 0.74 (lihat lampiran E)

Cycle time Excavator

a) Wilayah kerja optimal → 45 detik

b) Wilayah kerja kurang optimal → 55 detik

• Truck HINO (lihat lampiran D)

Cycle time truck

c) Wilayah kerja optimal → 40 menit (2400 detik)

d) Wilayah kerja kurang optimal → 50 menit (3000 detik)

Page 14: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

47

1. Estimasi jumlah dump truk yang dibutuhkan (M)

M = Cmsn

Cmt×

di mana,

n : jumlah cyle time Excavator untuk mengisi bak truk sampai penuh → 4

Cms : Cycle time Excavator (detik)

Cmt : Cycle time truck (detik)

M opt = 454

2400×

≈ 14 truk

M nopt = 554

3000×

≈ 14 truk

2. estimasi produktivitas dump truk

P = MEtCmt

C ×××3600

di mana,

P : produktivitas perjam (m3/jam)

Et : efisiensi kerja dari truck → 0.75 (lihat tabel 4.3)

C : produktivitas tiap cycle; C = n x q x K x S

Popt = 1475,024003600)74,09,08,54( ×××××× = 243,35 m3/jam ≈316,36 ton/jam

≈316 ton/jam

Pnopt = 1475,030003600)74,09,08,54( ×××××× = 194,68 m3/jam ≈253,09 ton/jam

≈253 ton/jam

Page 15: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

48

4.3.2 Target Produksi

Dari perhitungan produksi tersebut maka dapat ditentukan produktivitas

alat dan dengan menggunakan perhitungan volume blok model desain

SURPAC (lampiran F) didapatkan jumlah volume overburden dan cadangan

batubara yang bisa ditambang sesuai dengan jadwal waktu yang telah

ditentukan. Kemudian hasil perhitungan tersebut bisa dibandingkan dalam

tabel 4.5

Tabel 4.5 Perbandingan Perhitungan Produksi

Dari tabel dapat dilihat bahwa besarnya produksi berdasarkan

produktivitas alat yang didapatkan dari perhitungan produksi dari pasangan

alat (fleet) selama 3 bulanan lebih besar daripada perhitungan blok model yang

didapatkan dari perhitungan software. Dengan angka yang lebih besar ini

maka target yang ditentukan akan bisa tercapai karena kapasitas alat masih

mampu dalam mencapai hasil perhitungan blok model tersebut.

Produksi Berdasarkan Produktivitas Alat (PA)

Perhitungan berdasarkan

Blok Model (BM)

Stripping

Ratio

Waktu

OB (bcm)

Batubara (ton)

OB (bcm)

Batubara

(ton)

(PA)

(BM)

Jan, Feb, Mar - 2008

2097680

103348

1884950

93535

20,2

20,1

April, Mei, Juni - 2008

2815576

418736

2657050

401180

6,72

6,62

Juli, Agust, Sep t- 2008

3078102

452714

2921000

439465

6,79

6,64

Okt, Nov, Des - 2008

2413160

372601

2129750

357630

6,47

5,95

Jan, Feb, Mar - 2009

2532066

367106

2422000

355940

6,89

6,8

Total

12936584

1714505

12014750

1647750

7,54

7,29

Page 16: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

49

Berdasarkan data dari perhitungan produktivitas alat dan perhitungan blok

model, maka target produksi yang dapat dipenuhi selama jangka waktu 15

bulan terlihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Target Produksi

Bulan Target Produksi

Batubara (ton)

Jan, Feb, Mar - 2008 93000 April, Mei, Juni - 2008 401000 Juli, Agust, Sept- 2008 439000 Okt, Nov, Des - 2008 357000 Jan, Feb, Mar - 2009 355500

Total 1645500

Pada tiga bulan pertama masa penambangan masih didapatkan stripping

ratio yang besar, baik pada produksi berdasarkan produktivitas alat ataupun

sesuai perhitungan blok model. Hal ini karena alat yang digunakan pada awal

produksi masih sedikit, terutama pada bulan Januari, proses penggalian

overburden dan batubara mengalami peningkatan pada bulan berikutnya yaitu

bulan Februari, dikarenakan ada penambahan alat berat ekskavator PC 3000

dan 7 unit Dump Truck 777 D. Perhitungan produktivitas alat dan blok model

pada 3 bulan berikutnya, kesemuanya masih dalam stripping ratio yang di

targetkan, yaitu di bawah stripping ratio 9.

Dengan perhitungan blok model yang telah ditetapkan tersebut,

penambangan direncanakan berakhir selama masa produksi 1 tahun lebih 3

bulan. Dan total stripping ratio dari perhitungan blok model sampai

penambangan selesai dilakukan adalah sebesar 7,29.

4.4 Pengangkutan dan Penimbunan

Proses pengangkutan dan penimbunan dibagi menjadi 2 bagian yaitu

pengangkutan dan penimbunan waste material ke lokasi disposal, kemudian

pengangkutan dan penimbunan batubara ke stockpile , sebelum melalui proses

Page 17: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

50

penggerusan (crushing) dan proses pengangkutan ke kapal di sungai

(barging).

4.4.1 Disposal

Pada awal penambangan, lokasi disposal pertama berada di sebelah

timur laut daerah batas pit (gambar 4.5). Dan lokasi disposal kedua berada

di daerah timur dari batas pit (gambar 4.6). Disposal pertama direncanakan

untuk menampung waste material dari blok 1 dan sebagian blok 2

penambangan dengan kapasitas ± 1,4 juta bcm. Disposal kedua

direncanakan untuk menampung waste material dari sebagian blok 2 dan

sebagian blok 3 penambangan yaitu sebesar ± 1,6 juta bcm (lampiran F).

Desain kedua lokasi disposal tidak terlalu jauh dari lokasi penambangan

untuk mempersingkat jarak tempuh dan juga mengurangi waktu tempuh

dalam menuju lokasi tersebut. Namun volume desain disposal yang dibuat

tidak bisa menampung seluruh waste material yang ada pada seluruh pit,

waste material di dalam pit akan dibuang ke dalam pit itu sendiri (inpit

disposal). Inpit disposal ini dapat dilakukan pada saat blok kedua sudah

terbuka secara keseluruhan sehingga inpit disposal dapat dilakukan pada

blok 1. inpit disposal dilakukan dari sebagian waste material blok 3 yang

sudah tidak cukup lagi ditampung disposal di luar pit. (lihat lampiran

tahapan penambangan untuk mengetahui lokasi inpit disposal)

Page 18: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

51

Gambar 4.5

Desain dan lokasi disposal 1

Gambar 4.6

Desain dan lokasi disposal 2

4.4.2 Stock pile

Lokasi stockpile berada di arah barat daya dari pit (gambar 4.6). Lokasi

ini diambil untuk memudahkan dalam pemuatan batubara untuk crushing

dan barging. Pemilihan lokasi stockpile juga mempertimbangkan tahapan

Lokasi disposal 1

U

U

Desain disposal 1

Lokasi disposal 2

Desain disposal 2

U

U

Pit boundary

Pit boundary

Page 19: BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangandigilib.itb.ac.id/files/disk1/619/jbptitbpp-gdl-yugahayubr-30937-5... · Terdapatnya beberapa sumur minyak dan gas di sekitar areal tambang

52

dari penambangan yaitu bergerak dari utara menuju ke selatan sehingga

seiring dengan kemajuan penambangan maka lokasi dari stockpile ini akan

semakin dekat dan waktu tempuh untuk pengangkutan batubara dari pit

menuju ke stockpile juga akan semakin pendek.

Gambar 4.7

Lokasi Stock pile

Sungai Sanga-sanga

Rom Pad

Dermaga (barging)

akses jalan

ke dermaga

ke daerah tambang

Stockpile Crusher

U Sungai

Mahakam