bab iv pembahasan mioma uteri

Upload: rizki-rahmiana-harahap

Post on 06-Mar-2016

78 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

obgyn

TRANSCRIPT

BAB IVPEMBAHASAN

Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padat kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel. Tumor ini juga dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, atau uterine fibroid. Mioma uteri bukanlah suatu keganasan dan tidak juga berhubungan dengan keganasan.22,23Pada laporan kasus berikut diajukan suatu kasus seorang wanita 48 tahun dengan diagnosa mioma uteri. Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Stimulasi estrogen diduga sangat berperan untuk terjadinya mioma uteri. Hipotesis ini didukung oleh adanya mioma uteri yang banyak ditemukan pada usia reproduksi dan kejadiannya rendah pada usia menopause. Ichimura mengatakan bahwa hormon ovarium dipercaya menstimulasi pertumbuhan mioma karena adanya peningkatan insidennya setelah menarke. Pada kehamilan pertumbuhan tumor ini makin besar, tetapi menurun setelah menopause.10Diagnosa mioma uteri ditegakan berdasarkan gejala yang timbul dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik-ginekologik serta pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan USG (Ultrasonografi). Dari hasil anamnesa didapatkan adanya keluhan perdarahan pervaginam pada saat menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya sejak 2 bulan terakhir disertai nyeri pada awal menstruasi serta terdapat benjolan pada perut bagian bawah sejak 5 bulan terakhir. Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks, intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala yang ditimbulkan dapat digolongkan menjadi empat yaitu perdarahan abnormal, rasa nyeri, gejala dan tanda penekanan, serta infertilitas dan abortus. Pada kasus ini, beberapa dari gejala tersebut didapatkan pada Ny.Hsn. Perdarahan abnormal berupa hipermenorhea yaitu perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 7 hari) dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium, permukaan endomerium yang lebih luas daripada biasa, atrofi endometrium diatas mioma submukosum, miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Rasa nyeri yang dikeluhkan pasien dapat disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Sedangkan pada pasien ini kemungkinan belum terjadinya penekanan sehingga belum muncul tanda-tanda penekanan. Gejala penekanan berupa gangguan BAB dan BAK tidak didapatkan pada pasien karena ukuran mioma belum menyebabkan penekanan.Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan status vital yang baik yang berarti hemodinamik pasien masih baik. Pada pemeriksaan fisik mata ditemukan konjungtiva tampak anemis. Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kemudian pada pemeriksaan abdomen sewaktu inspeksi ditemukan terdapat benjolan di regio suprapubic setinggi umbilikus. Pada palpasi abdomen teraba massa berukuran 11 x 14 cm yang berkonsistensi padat, kenyal dan bersifat mobile kesan uterus membesar. Hal ini karena adanya massa mioma yang tumbuh pada uterus. Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan bentuk, warna dan permukaan porsio dalam batas normal, terlihat adanya fluksus karena perdarahan yang ditimbulkan mioma. Selain itu pada pemeriksaan vaginal toucher didapatkan pembukaan karena adanya mioma yang mendesak dari dalam porsio. Dari pemeriksaan dalam juga ditemukan hal serupa, besar serta konsistensi corpus uteri sesuai ~ 20 minggu.Pada pemeriksaan laboratrium didapatkan Hb yang rendah (4,8 mg/dl) pada Ny. Hsn . Diduga adanya anemia ini karena efek dari perdarahan yang telah berlangsung lama pada penderita. Sedangkan pada pemeriksaan penunjang dengan USG pada pasien ini didapatkan gambaran uterus yang membesar dengan ukuran 11,20 x 14,99 cm dengan kesan mioma uteri. Pemeriksaan dengan CT scan maupun USG juga dapat dilakukan, namun lebih mahal dan menghabiskan waktu lebih lama tetapi tidak memberikan informasi yang lebih daripada USG.24Dapat ditarik kesimpulan diagnosis pasien tersebut adalah mioma uteri dan anemia berat melalui hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Pada anamnesis yang menunjang diagnosis mioma uteri adalah didapatkan keluhan perdarahan pervaginam, terdapat nyeri pada saat awal menstruasi dan terdapat benjolan pada bagian bawah perut. Kemudian dari pemeriksaan fisik teraba massa di regio suprapubic setinggi umbilikus berukuran 11 x 14 cm kesan uterus membesar. Dari inspekulo dan vaginal toucher didapatkan fluksus dan pembukaan 3 cm. Pencitraan dengan USG semakin memperkuat diagnosis mioma uteri dimana terdapat uterus yang membesar dengan ukuran 11,20 x 14,99 cm.Penatalaksanaan mioma pada pasien ini dengan melakukan konsul terhadap bagian anastesi, paru dan penyakit dalam untuk mengevaluasi keadaan pasien yang akan di operasi. Dari hasil rontgen terhadap thoraks tidak didapatkan adanya masalah pada jantung dan paru. Dari bagian penyakit dalam telah melakukan penilaian lengkap terhadap hasil laboratorium serta pemeriksaan yang menyeluruh, termasuk melakukan pemeriksaan Elektrokardiografi yang hasilnya didapatkan masalah dari Hb yang rendah (4,8 mg/dl). Diduga adanya anemia ini karena efek dari perdarahan yang telah berlangsung lama pada penderita. Bagian penyakit dalam berpendapat bahwa beresiko untuk dilakukan operasi pada pasien ini apabila Hb pasien rendah sehingga diputuskan bahwa pasien ditunda untuk di operasi dan disarankan untuk transfusi PRC sampai Hb 10 g% setelah itu konsul ulang ke bagian penyakit dalam kembali. Penatalaksanaan mioma uteri berdasarkan besar kecilnya tumor, ada tidaknya keluhan, umur dan paritas penderita. Pada pasien ini dilakukan tindakan operatif mengingat pada hasil pasien memiliki keluhan subjektif berupa perdarahan pervaginam abnormal yang berat, terlihat dari hasil pemeriksaan Hb yang rendah. Pasien ini direncanakan melakukan Total Abdominal Histerektomi (TAH) total dan salphingo-oophorektomi bilateral karena pasien sudah tidak memiliki keinginan untuk mempunyai anak lagi dan umumnya dilakukan dengan alasan mencegah timbulnya karsinoma servisis uteri.23Histerektomi adalah pembedahan pengangkatan uterus. Biasanya histerektomi merupakan suatu eksisi lengkap corpus uteri, fundus uteri, dan cervix uteri, meski terkadang cervix uteri ditinggalkan ditempat. Pada beberapa kasus tuba uterina (fallopii) dan ovarium juga diangkat. Prosedur ini disebut histerektomi abdominal total dan salphingo-oophorektomi bilateral. Histerektomi dilakukan melalui suatu insisi suprapubica transversus (insisi pfanenstiel). Selama prosedur berlangsung, diperlukan kehati-hatian yang besar untuk mengidentifikasi ureter bagian distal dan meligasi arteria uterina yang berdekatan tanpa merusak ureter. 6 Setelah didapatkan jaringannya tersebut dilakukan pemeriksaan patologi anatomi dan didapatkan kesan leiomioma uteri dan kista ovarium .

35