bab iv pelaksanaan, hasil penelitian, dan...
TRANSCRIPT
35
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN,
DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan
alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk
mengukur self esteem dan daftar informasi rata-rata jumlah
rokok yang dihisap subjek dalam sehari untuk mengukur
frekuensi merokok.
1. Penyusunan alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Skala self esteem
Alat ukur self esteem berbentuk skala dengan 30
aitem yang terdiri dari 17 aitem favorable dan 13
aitem unfavorable, yang disusun berdasarkan
komponen performance, social, dan physical.
b. Frekuensi merokok
Frekuensi merokok merupakan informasi
jumlah rata-rata rokok yang dikonsumsi subjek
dalam sehari, didapatkan dari kolom isian pada data
pribadi subjek.
36
2. Perijinan
Proses perijinan diawali dengan permohonan ijin
dari Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya
Wacana. Setelah mendapatkan ijin bernomor 01/ PU-
F.Psi/I/2013, maka penulis melakukan penelitian di
Kampus UKSW Salatiga pada tanggal 1-8 Maret 2013.
B. Pelaksanaan Peneitian
1. Populasi dan sampel penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah remaja putri yang berada di lingkungan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, berusia 18-
21 tahun, dan mempunyai kebiasaan merokok. Alasan
memilih UKSW karena di dalam lingkup UKSW selain
kampus, terdapat SD, SMP, dan SMA Laboratorium
Satya Wacana yang terletak dalam satu wilayah
sehingga sangat memudahkan penulis dalam mencari
subjek. Selain itu, sebagai tempat untuk menuntut ilmu,
di Kampus UKSW penulis sering menjumpai remaja
putri yang mempunyai kebiasaan merokok.
Dalam melakukan penelitian, penulis pertamanya
mencari informan awal untuk dijadikan petunjuk awal.
Jumlah subjek yang didapatkan penulis dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel snowball
sampling adalah 60 orang. Beberapa teman yang
37
penulis ketahui memiliki kebiasaan merokok adalah
yang pertama penulis jadikan subjek awal.
Kemudian subjek awal tersebut menunjukkan
beberapa teman mereka yang juga berperilaku merokok
untuk dijadikan subjek berikutnya. Begitu seterusnya
sampai subjek ke 60. Subjek tidak hanya penulis temui
di kampus, ada beberapa subjek yang ditunjukkan oleh
informan sebelumnya pada hari penelitian tidak sedang
berada di kampus, sehingga penulis harus mendatangi
rumah kost mereka di daerah Kemiri, Cungkup, dan
Turen.
2. Prosedur pengumpulan data
Dalam penelitian ini pengambilan data
menggunakan try out terpakai, yaitu proses penelitian
yang menggunakan sampel yang sama dengan sampel
yang digunakan untuk menguji daya diskriminasi dan
reliabilitas (Setiadi, Matindas dan Chairy, 1998).
Penyebaran skala dilakukan oleh penulis dibantu
oleh beberapa rekan. Pengambilan data tidak hanya di
lokasi tempat subjek berada, tetapi juga langsung
mendatangi tempat lain ketika mendapatkan informasi
dari informan sebelumnya.
Sebelum dilaksanakan analisis data, skor masing-
masing skala diuji terlebih dahulu daya diskriminasi
dan reliabilitasnya. Tujuannya adalah untuk
38
mengetahui apakah aitem-aitem yang tersusun dalam
variabel self esteem memiliki daya diskriminasi dan
reliabilitas yang baik. Perhitungan daya diskriminasi
menggunakan rumus corrected item total correlation,
sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha
Cronbach, dengan menggunakan bantuan program
SPSS for windows versi 16.
3. Uji Daya Diskriminasi dan Reliabilitas
a. Uji Daya Diskriminasi
Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan
dengan menggunakan rumus teknik korelasi product
moment dari Karl Pearson yang selanjutnya diproses
menggunakan bantuan program SPSS for windows
versi 16. Butir skala disebut berdaya diskriminasi
baik apabila memiliki koefisien korelasi aitem total
(rxy ) ≥ 0,30 (Azwar, 2012). Berikut sebaran aitem
yang berdaya diskriminasi baik dan aitem yang
gugur :
39
Tabel 4.1
Sebaran Aitem Skala Self Esteem
Sebaran Aitem Daya Diskriminasi Baik dan Aitem Gugur Skala Self Esteem
Komponen
Indikator
No Aitem
F UF
Performance
Kemampuan intelektual
1,2,3*
4, 7
Keyakinan diri
6,24
8
Kapasitas mengatur diri
13
10,12
Social
Penerimaan orang lain
terhadap individu
20*
11,14
Penerimaan individu
terhadap dirinya sendiri
16,18*,
19
15,17,
22,23
Physical
Bentuk tubuh
26,29
25
Gambaran tubuh
9,27,
28
-
Ketertarikan fisik
21,30
5
Ket : * item yang gugur
Dari hasil pengujian skala self esteem, pada Tabel
4.1 di atas, menunjukkan dari 30 aitem yang diujikan
terdapat 3 aitem yang gugur dan 27 aitem yang
berdaya diskriminasi baik. Komposisi aitem skala self
esteem yang memperoleh nilai koefisien aitem total ≤
40
0,30 atau aitem yang gugur adalah nomor 3, 18, dan
20.
b. Uji Reliabilitas
Setelah diuji daya diskriminasi, kemudian aitem
skala self esteem diuji reliabilitasnya. Reliabilitas
skala self esteem diuji dengan menggunakan teknik
Alpha Cronbach, dengan bantuan program SPSS for
windows versi 16.
Tabel 4.3
Hasil Reliabilitas Alpha Cronbach
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.3,
diketahui bahwa, dari 27 aitem skala self esteem yang
berdaya diskriminasi baik, hasil perhitungan
reliabilitasnya menghasilkan nilai α sebesar 0,910
yang menurut kriteria Azwar (2012) nilai koefisien
reliabilitas skala self esteem tersebut masuk dalam
kategori reliabilitas baik.
Setelah uji diskriminasi dan uji reliabilitas
dilakukan, maka skala self esteem dinyatakan berdaya
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.910 27
41
diskriminasi baik dan reliabel, sehingga dapat
digunakan untuk perhitungan selajutnya.
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi data penelitian.
a. Analisis Deskriptif Self Esteem
Tabel 4.4
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Self Esteem 60 41.00 108.00 75.1500 12.23474
Jumlah Rokok 60 1.00 20.00 9.3500 3.84366
Valid N (listwise) 60
Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif dengan
bantuan program SPSS, diketahui rata-rata self esteem sebesar
75,1500. Skor yang diperoleh responden bergerak dari skor
minimum sebesar 41 sampai dengan skor maksimum sebesar
108 dengan standar deviasi 12,23474. Untuk menentukan
tinggi rendahnya variabel self esteem digunakan 3 kategori,
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Jumlah item yang digunakan
untuk mengukur self esteem adalah 27 item berdaya
diskriminasi baik, sehingga skor yang mungkin diperoleh
bergerak dari skor minimum 0 (0x27) sampai dengan skor
maksimum 108 (4x27).
42
Untuk menentukan jarak pada masing-masing
kelompok, dilakukan pemberian skor standar. Menurut Azwar
(2012), pemberian skor standar dilakukan dengan mengubah
skor kasar kemudian bentuk penyimpangan skor mean (M)
oleh suatu standar deviasi (S), dengan menggunakan norma
sebagai berikut :
Tinggi = (mean + 1 SD) ≤ X
Sedang = (mean- 1 SD) ≤ X < (mean+ 1 SD)
Rendah = < X (mean- 1 SD)
Sehingga untuk menghitung norma skala self esteem
adalah : skor tertinggi 108 – skor terendah 0, sehingga luas
sebarannya adalah 108-0 = 108. Dengan standar deviasi
=12, dan mean teoritisnya adalah 75.
Tinggi rendahnya hasil pengukuran deskriptif self esteem
remaja putri dapat dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 4.5
Interval Skala Self Esteem
Interval Kategori N %
89 ≤ x ≤ 108 Tinggi 20 33,3%
63 ≤ x ≤ 88 Sedang 26 34,3%
x ≤ 62 Rendah 14 23,4%
Jumlah 60 100%
43
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 60 subjek yang
diteliti terdapat 20 subjek (33,3%) masuk kategori self esteem
tinggi, 26 subjek (34,3%) termasuk kategori self esteem
sedang, dan sebanyak 14 (23,4%) subjek masuk kategori self
esteem rendah.
c. Analisis deskriptif frekuensi merokok
Skor analisis deskriptif frekuensi merokok ditentukan
berdasarkan jumlah rata-rata rokok yang diperoleh dari subjek
dalam sehari, kemudian dikategorikan dengan mengacu pada
kategori frekuensi merokok oleh Smet (1994). Untuk
menentukan tinggi rendahnya frekuensi merokok pada remaja
putri, Smet (1994) membagi menjadi beberapa kategori, yaitu
Berat, Sedang, dan Ringan. Secara rinci, berikut adalah skor
masing-masing frekuensi merokok :
Tabel 4.6
Persentase Frekuensi Merokok
Remaja Putri di UKSW
Rata-rata Rokok Kategori N %
≥ 15 Berat 5 8,3 %
5 – 14 Sedang 48 80 %
1 – 4 Ringan 7 11,7 %
Jumlah 60 100 %
44
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebanyak 5 subjek (8,3%)
yang termasuk dalam kategori perokok berat rata-rata
menghisap sebanyak lebih dari 15 batang rokok dalam sehari,
lalu sebanyak 48 subjek (80%) mempunyai frekuensi merokok
yang masuk dalam kategori sedang, yakni menghisap rokok
sebanyak rata-rata 5-14 batang dalam sehari, dan terakhir
sebanyak 7 subjek (11,7%) yang menghisap 1-4 batang sehari
masuk dalam kategori perokok ringan.
2. Hasil uji asumsi
a. Normalitas
Setelah melakukan uji daya diskriminasi aitem dan
reliabilitas alat ukur, maka tahap selanjutnya adalah
melakukan uji normalitas data. Uji normalitas bertujuan untuk
melihat normal tidaknya penyebaran data dari masing-masing
variabel penelitian. Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitan ini adalah uji normalitas one sample kolmogorov-
smirnov dengan menggunakan bantuan program SPSS for
windows versi 16. Apabila p ≥ 0,05 maka data tersebut
memiliki distribusi normal. Berikut tabel normalitas :
45
Tabel 4. 7
Normalitas Sebaran Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Self Esteem Jumlah Rokok
N 60 60
Normal Parametersa Mean 75.1500 9.3500
Std. Deviation 12.23474 3.84366
Most Extreme Differences Absolute .063 .105
Positive .063 .096
Negative -.060 -.105
Kolmogorov-Smirnov Z .485 .811
Asymp. Sig. (2-tailed) .973 .526
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada Tabel 4.7
diperoleh hasil skala self esteem dan frekuensi merokok
berdistribusi normal. Dapat dilihat dari besarnya nilai
koefisien kolmogorov smirnov sebesar 0,485 dengan p ≥ 0,05
untuk self esteem dan nilai koefisien korelasi frekuensi
merokok sebesar 0,811 dengan p ≥ 0,05.
b. Uji linearitas
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linearitas
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Selain
itu juga diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi
penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Apabila
penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka
46
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah
linier. Hasil dari uji linearitas dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 4. 8
Hasil Uji Linearitas.
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Self Esteem *
Jumlah Rokok
Between
Groups
(Combined) 2567.417 14 183.387 1.317 .235
Linearity 297.055 1 297.055 2.134 .151
Deviation from
Linearity 2270.361 13 174.643 1.255 .275
Within Groups 6264.233 45 139.205
Total 8831.650 59
Berdasarkan hasil uji linearitas pada Tabel 4.8 di atas,
dilihat dari Linearity, variabel self esteem dengan frekuensi
merokok diperoleh nilai sig. 0,151 dengan P ≥ 0,05
menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah
tidak linier, sehingga diteruskan dengan persamaan non linier.
3. Hasil uji hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
rumus teknik korelasi daari Karl Pearson. Untuk perhitungan
dengan bantuan program SPSS for windows versi 16. Hasil uji
hipotesis korelasi product moment oleh Karl Pearson
ditunjukkan sebagai berikut :
47
Tabel 4.9
Hasil Uji Korelasi
Correlations
Self Esteem Jumlah Rokok
Self Esteem Pearson Correlation 1 .183
Sig. (2-tailed) .161
N 60 60
Jumlah Rokok Pearson Correlation .183 1
Sig. (2-tailed) .161
N 60 60
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi product
moment oleh Karl Pearson pada Tabel 4.9 di atas, antara self
esteem dan frekuensi merokok menunjukkan korelasi sebesar
r xy = 0,183, dengan signifikansi 0,161 (p ≥0,05) yang berarti
bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara self esteem
dengan frekuensi merokok pada remaja putri.
4. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji korelasi yang telah dilakukan, hasil
korelasi menunjukkan rxy = 0,183 dengan signifikansi 0,161
(p ≥ 0,05), yang berarti bahwa tidak ada korelasi yang
signifikan antara self esteem dengan frekuensi merokok.
Dengan rincian, sebanyak 20 (33,3%) subjek mempunyai self
esteem tinggi, 26 (34,3%) subjek masuk kategori self esteem
sedang, dan sebanyak 14 subjek (23,4%) dengan kategori self
48
esteem rendah, dan frekuensi merokok subjek berada pada
kategori perokok sedang dengan jumlah rokok sebanyak 5-14
batang per hari.
Wahyu Widhiarso (2011), menjelaskan ada beberapa hal
yang menyebabkan hasil analisis tidak signifikan, atau
signifikan tetapi tidak efisien. Antara lain karena unsur
variabel memang tidak memberikan pengaruh, sampel kurang
representatif dan bervariasi, adanya variabel moderator yang
turut memengaruhi, dan modelnya yang kurang tepat. Pada
penelitian ini, tidak adanya korelasi yang signifikan antara self
esteem dengan frekuensi merokok pada remaja putri
dikarenakan variabel self esteem memang tidak memberikan
pengaruh, dan karena adanya pengaruh faktor lain yang tidak
diteliti, seperti lingkungan sosial dan konformitas. Sesuai
dengan hasil wawancara yang penulis lakukan, bahwa
sebagian besar subjek yang ditemui mengakui bahwa perilaku
merokok yang mereka lakukan lebih dipengaruhi oleh
kelompok pertemanan mereka, atau konformitas.
Baron dan Byrne (2003) mengatakan konformitas terjadi
ketika individu mengubah tingkah laku mereka dengan tujuan
untuk menaati norma sosial yang ada. Menurut Santrock
(1995), konformitas mengalami peningkatan selama masa
remaja. Hurlock (2003) menambahkan bahwa peningkatan
konformitas tersebut disebabkan waktu yang lebih banyak
dihabiskan remaja bersama teman daripada bersama keluarga,
49
sehingga sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku
remaja lebih dipengaruhi teman sebaya daripada keluarga.
Fuhrmann (1990) menyatakan bahwa jenis kelamin
mempengaruhi kecenderungan remaja melakukan konformitas
terhadap teman sebaya. Remaja perempuan lebih mudah
melakukan konformitas terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilakukan teman sebaya. Alasan remaja perempuan lebih
mudah melakukan konformitas menurut Richmond Abbott
(1992), karena remaja perempuan lebih membutuhkan teman
yang dapat dipercaya sebagai sumber dukungan emosioanl.
Lips (2005) menambahkan bahwa kebutuhan dukungan
emosional tersebut membuat remaja rela melakukan sesuatu
yang sesuai dengan teman sebayanya agar tidak kehilangan
dukungan emosional dari mereka.
Sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan
disela-sela menunggui subjek mengisi skala self esteem, bahwa
perilaku merokok yang mereka lakukan adalah karena
mengikuti teman-teman kelompok, meskipun mereka sadar
bahwa merokok dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap
kesehatan. Subjek dan kelompoknya akan merasa lebih akrab
dan santai apabila kegiatan nongkrong mereka disertai
kegiatan merokok. Dengan merokok mereka merasa lebih
memahami antara satu sama lain, terutama ketika salah
seorang dari mereka sedang mempunyai masalah.
50
Namun ketika subjek tidak sedang bersama
kelompoknya, maka perilaku merokok juga tidak mereka
lakukan. Terlebih karena orang tua tidak mengetahui kegiatan
merokok yang mereka lakukan, sehingga mereka hanya
merokok ketika sedang bersama kelompoknya dan jauh dari
lingkungan rumah.
Penelitian mengenai teman sebaya dan perilaku merokok
juga pernah diteliti oleh Zulham (2010) di SMA N 1 Depok,
Sleman, dan didapatkan hasil bahwa konformitas pada remaja
putri sangat mempengaruhi perilaku merokok pada remaja,
dengan p=0,05, yang berarti bahwa hubungan antara
konformitas dengan perilaku merokok sangat signifikan.
Dari 60 subjek penelitian, sebanyak 26 subjek atau
sekitar 34,3% berada pada kategori self esteem sedang. Remaja
putri dengan self esteem yang sedang cenderung optimis,
eksperesif, dan mampu menangani kritik. Tetapi cenderung
tergantung pada penerimaan sosial untuk menghilangkan
ketidakpastian yang mereka rasakan pada dirinya
(Coopersmith, 1967).
Subjek dengan kategori perokok berat sebanyak 5
subjek. Ini menandakan bahwa, perilaku merokok yang
dilakukan oleh remaja putri di UKSW tidak dipengaruhi oleh
self esteem yang mereka miliki. Remaja putri menyadari
bahwa perilaku merokok dapat merusak diri mereka, namun
dengan alasan konformitas mereka tetap mempertahankan
51
perilaku tersebut. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
tinggi rendahnya self esteem tidak mempengaruhi frekuensi
merokok pada remaja putri perokok di UKSW.