bab iv pelaksanaan, hasil penelitian dan...

21
39 BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian siswa kelas III. Kelas III di SD N Karangtengah merupakan kelas paralel yang terdiri dari kelas III A dan III B. Kelas III A merupakan kelas yang peneliti pilih sebagai kelas kontrol dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Kelas III B adalah kelas yang peneliti pilih sebagai kelas kontrol dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Sekolah Dasar Negeri Karangtengah terletak di kelurahan Karangtengah dusun Beran RT: 05, RW: 05, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SD N Karangtengah mempunyai 3 tingkatan kelas paralel, yaitu kelas 1 kelas 3 dan kelas 5. SD N Karangtengah mempunyai 15 ruangan dengan rincian 9 kelas untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 perpustakaan, 1 UKS, 1 ruang komputer dan 1 dapur. Keadaan ruang kelas di SD N Karangtengah sudah baik dengan penerangan dan ventilasi yang cukup baik, terdapat 3 kelas yang baru saja di renovasi yaitu kelas III A, III B, dan kelas IV. Di SD N Karangtengah juga terdapat 3 toilet yang terdiri dari 2 toilet untuk siswa laki-laki dan perempuan, dan 1 toilet guru. Tenaga pengajar di SD N Karangtengah sudah cukup, yaitu terdapat1 kepala sekolah dan 14 guru yang terdiri dari 9 guru kelas, 1 guru bahasa inggris, 1 guru agama islam, 1 guru agama kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret April tahun 2015. Dalam penelitian ini terdapat tiga tahap yang harus dilakukan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Sebelum penelitian dimulai, peneliti menyiapkan persiapan dalam penelitian yaitu dengan menentukan subyek penelitian terlebih dahulu. Setelah ditentukan subyek dalam penelitian ini, yaitu

Upload: nguyenkhuong

Post on 08-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

39

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Karangtengah

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

dengan subjek penelitian siswa kelas III. Kelas III di SD N Karangtengah

merupakan kelas paralel yang terdiri dari kelas III A dan III B. Kelas III A

merupakan kelas yang peneliti pilih sebagai kelas kontrol dengan jumlah 20 siswa

yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Kelas III B adalah

kelas yang peneliti pilih sebagai kelas kontrol dengan jumlah 20 siswa yang terdiri

dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Sekolah Dasar Negeri

Karangtengah terletak di kelurahan Karangtengah dusun Beran RT: 05, RW: 05,

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

SD N Karangtengah mempunyai 3 tingkatan kelas paralel, yaitu kelas 1

kelas 3 dan kelas 5. SD N Karangtengah mempunyai 15 ruangan dengan rincian 9

kelas untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru, 1 ruang Kepala Sekolah,

1 perpustakaan, 1 UKS, 1 ruang komputer dan 1 dapur. Keadaan ruang kelas di

SD N Karangtengah sudah baik dengan penerangan dan ventilasi yang cukup

baik, terdapat 3 kelas yang baru saja di renovasi yaitu kelas III A, III B, dan kelas

IV. Di SD N Karangtengah juga terdapat 3 toilet yang terdiri dari 2 toilet untuk

siswa laki-laki dan perempuan, dan 1 toilet guru. Tenaga pengajar di SD N

Karangtengah sudah cukup, yaitu terdapat1 kepala sekolah dan 14 guru yang

terdiri dari 9 guru kelas, 1 guru bahasa inggris, 1 guru agama islam, 1 guru agama

kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga.

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret – April tahun 2015. Dalam

penelitian ini terdapat tiga tahap yang harus dilakukan yaitu tahap persiapan,

tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Sebelum penelitian dimulai, peneliti

menyiapkan persiapan dalam penelitian yaitu dengan menentukan subyek

penelitian terlebih dahulu. Setelah ditentukan subyek dalam penelitian ini, yaitu

Page 2: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

40

SDN Karangtengah, peneliti melakukan observasi terhadap subyek penelitian, dan

didapat data bahwa di SDN Karangtengah terdapat kelas 3 tingkatan kelas paralel

yaitu kelas 1, kelas 3, dan kelas 5. Peneliti mengambil penelitian di kelas 3

dengan pertimbangan bahwa di kelas tersebut khususnya dalam mata pelajaran

IPA, masih banyak siswa yang belum memenuhi KKM yang telah ditentukan

yaitu 72. Setelah itu peneliti meminta program semester kepada guru kelas 3

untuk menentukan materi yang akan diajarkan kemudian dibuat kisi-kisi

instrumen soal tes. Kemudian membuat instrumen soal pretest dan posttest

berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Selanjutnya peneliti mengujicobakan

terlebih dahulu soal pretest dan posttest di SDN Tlogo untuk mengetahui

kelayakan soal yang dibuat. Dari hasil uji coba didapat 30 soal yang layak untuk

digunakan yang akan diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Setelah soal dianggap valid peneliti melakukan pretest di kelas eksperimen dan

kontrol untuk mengetahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari kedua

kelompok tersebut. Dari analisis hasil uji homogenitas berdasarkan nilai pretest

tingkat signifikansi terletak pada angka 0,186 yang berarti tidak tedapat perbedaan

yang signifikan terhadap dua kelompok tersebut.

Setelah semua tahap persiapan dilaksanakan, selanjutnya peneliti

melaksanakan tahap pelaksanaan yaitu dengan melaksanakan pembelajaran

dengan model kooperatif tipe make a match pada kelas eksperimen, dan

melaksankan pembelajaran secara konvensional pada kelas kontrol. Pada kelas

eksperimen dilakukan penelitian pada tanggal 24 dan 25 April 2015, dan pada

kelas kontrol dilakukan penelitian pada tanggal 20 dan 24 April 2015.

Sesudah semua tahap pelaksanaan dilaksanakan, peneliti melakukan tahap

akhir yaitu dengan memeberikan soal posttest kepada kelas eksperimen dan kelas

kontrol untuk memperoleh hasil akhir dari pembelajaran, dan untuk mengetahui

apakah tujuan dari pembelajaran sudah tercapai apa belum. Setelah semua tahap

dilakukan peneliti mengolah hasil dari penelitan. Berikut adalah tabel jadwal

pelaksanaan penelitian

Page 3: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

41

Tabel 4.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SDN Karang Tengah Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014 / 2015

NO Hari/ Tgl Urian Kegiatan

1 Senin, 9 Maret 2015 Meminta izin kepada kepala sekolah dan

melakukan wawancara terhadap guru

kelas 3A dan 3B.

2 Kamis, 12 Maret 2015 Observasi pembelajaran pada kelas 3A

dan 3B.

3 Jumat, 10 April 2015 Memberikan pretes kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

5 Senin, 13 April 2015 Menyerahkan RPP pada guru dan

melakukan revisi.

6 Senin, 20 April 2015 Petemuan 1: Mengamati jalannya

pembelajaran di kelas kontrol oleh guru di

kelas kontrol dengan menggunakan

metode konvensional

7 Jum’at, 24 April 2015 Pertemuan 1: Pada kelas eksperimen

dilakukan penyampaian materi dan

perlakuan.

8 Jum’at 24 April 2015 Pertemuan 2: Mengamati jalannya

pembelajaran di kelas kontrol oleh guru

dengan menggunakan metode

konvensional

9 Sabtu, 25 April 2015 Pertemuan 2: Pada kelas eksperimen

dilakukan penyampaian materi dan

perlakuan.

10 Sabru, 25 April 2015 Memberikan posttest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Page 4: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

42

4.2 Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini akan diuraikan hasil penelitian dari variabel

pembelajaran Make a Match dan Prestasi belajar.

4.2.1 Penerapan Make a Match

Pembelajaran cooperative learning tipe make a match adalah pembelajaran

yang menekankan kepada pembelajaran secara berkelompok dimana antar setiap

anggota saling bekerjasama satu sama lain. Pembelajaran tipe make a match dapat

menumbuhkan rasa antusias siswa terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan

selain itu siswa menjadi lebih mudah untuk berinteraksi dengan temannya.

Deskripsi pembelajaran make a match dapat dilihat dari hasil observasi. Observasi

dilakukan pada saat peneliti melakukan perlakuan terhadap kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran make a match. Lembar observasi yang

digunakan berdasarkan dengan ketentuan-ketentuan atau langkah-langkah

pembelajaran make a match. Observasi tindakan dilakukan oleh guru kelas III B

yaitu ibu Umi Kusminah yang memantau secara langsung saat proses

pembelajaran sedang berlangsung. Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti berjalan dengan baik sesuai dengan

langka-langkah dari pembelajaran make a match. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel observasi berikut:

Tabel 4.2

Hasil Observasi Tindakan Penerapan Make A Match

Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 1

Aspek Kegiatan yang diamati 0 1 2 3 4

Kegitan

Awal

Guru memeriksa kesiapan siswa √

Guru memberikan salam dan

mengajak siswa berdo’a

Guru memberikan apersepsi sesuai

dengan materi yang akan disampaikan

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran atau kompetensi dasar

yang akan dicapai.

Guru memberikan soal pre test √

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Siswa menyimak materi pengertian

cuaca yang diberikan oleh guru.

Siswa menyimak gambar macam-

macam cuaca.

Siswa menyimak gambar macam- √

Page 5: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

43

macam simbol cuaca.

Siswa mengamati proses terjadinya

hujan melalui gambar.

Siswa menyimak penjelasan guru

tentang proses terjadinya hujan.

Elaborasi

Siswa mendengarkan arahan guru

tentang pembelajaran make a match.

Guru menyiapkan beberapa kartu yang

terdiri dari kartu soal dan kartu

jawaban.

Masing-masing siswa mendapatkan

kartu.

Siswa memikirkan pasangan dari kartu

yang dipegangnya.

Siswa mencari pasangan dari kartu

yang dipegangya.

Siswa yang sudah menemukan

pasangannya membacakan kartunya

didepan kelas.

Konfirmasi

Guru bersama siswa melakukan tanya

jawab berkaitan dengan materi yang

disampaikan.

Kegiatan

Akhir

Guru mengulas kembali materi yang

disampaikan

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanyakan materi yang

kurang jelas.

Guru memberikan refleksi √

Guru mengakhiri pembelajaran dengan

salam penutup.

Hasil Observasi Tindakan Pertemuan II

Aspek Kegiatan yang diamati 0 1 2 3 4

Kegiatan

Awal

Guru memeriksa kesiapan siswa √

Guru memberikan salam dan

mengajak siswa berdo’a

Guru memberikan apersepsi sesuai

dengan materi yang akan disampaikan

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran atau kompetensi dasar

yang akan dicapai.

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Guru menjelaskan materi tentang

pengaruh kondisi cuaca terhadap

kegiatan manusia

Guru menjelaskan materi tentang √

Page 6: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

44

hubungan antara cuaca dengan

pakaian yang dikenakan manusia.

Elaborasi

Siswa mendengarkan arahan guru

tentang pembelajaran make a match.

Guru menyiapkan beberapa kartu yang

terdiri dari kartu soal dan kartu

jawaban.

Masing-masing siswa mendapatkan

kartu.

Siswa memikirkan pasangan dari kartu

yang dipegangnya.

Siswa mencari pasangan dari kartu

yang dipegangya.

Siswa yang sudah menemukan

pasangannya membacakan kartunya

didepan kelas.

Konfirmasi

Guru bersama siswa melakukan tanya

jawab berkaitan dengan materi yang

disampaikan.

Kegiatan

Akhir

Guru mengulas kembali materi yang

disampaikan

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanyakan materi yang

kurang jelas.

Guru memberikan refleksi √

Guru memberikan soal post test

kepada siswa.

Guru mengakhiri pembelajaran dengan

salam penutup.

Dari hasil observasi pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif

tipe make a match yang dilakukan pada siswa kelas III B SD N Karangtengah

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang bahwa dalam melakukan pembelajaran

sudah memenuhi kriteria dari pembelajaran make a match, dapat dilihat pada tabel

hasil observasi penelitian pertama bahwa semua prosedur sudah dilaksanakan.

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama dari total keseluruhan 22

item terdapat 2 item yang berskor 2, 1 item yang berskor 3, dan 19 item yang

berskor 4 dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam pertemuan pertama

peneliti sudah dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan kriteria make a

match.

Page 7: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

45

Pada tabel hasil observasi penelitian kedua dapat dilihat bahwa peneliti

juga sudah memenuhi kriteria dari pembelajaran make a match dalam tabel 4.2

terlihat bahwa peneliti sudah melaksanakan semua prosedur yang ada.

berdasarkan hasil observasi pada pertemuan kedua dari total keseluruhan 17 item

terdapar 3 item yang berskor 3, dan 14 item yang berskor 4.

Berdasarkan kedua hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti,

dapat dikatakan bahwa peneliti sudah melaksanakan semua pembelajaran sesuai

dengan kriteria dari make a match baik itu pada pembelajaran pertama maupun

pada pembelajaran kedua.

4.2.2 Penerapan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang menggunakan

metode ceramah dalam menyampaikan materi. Dalam pembelajaran konvensional

biasanya guru lah yang menjadi sumber belajar, artinya segala macam ilmu

pengertahuan hanya berasal dari guru. Deskripsi pembelajaran konvensional dapat

dilihat dari hasil observasi. Observasi dilakukan pada saat peneliti mengamati

jalannya pembelajaran di kelas kontrol oleh guru dengan menggunakan model

konvensional. Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa pembelajaran sudah

dilakukan sesuai dengan kriteria-kriteria yang diamati. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel observasi berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Tindakan Pembelajaran Konvensional

Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 1

Aspek Kegiatan yang diamati 0 1 2 3 4

Kegiatan

Awal

Guru memeriksa kesiapan siswa √

Guru memberikan salam dan

mengajak siswa berdo’a √

Guru memberikan apersepsi sesuai

dengan materi yang akan

disampaikan

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai.

Guru memberikan soal pre test √

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Siswa menyimak materi

pengertian cuaca yang diberikan

oleh guru.

Page 8: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

46

Siswa menyimak gambar macam-

macam cuaca. √

Siswa menyimak gambar macam-

macam simbol cuaca. √

Siswa mengamati proses

terjadinya hujan melalui gambar. √

Siswa menyimak penjelasan guru

tentang proses terjadinya hujan. √

Elaborasi

Siswa diminta mengerjakan soal

latihan secara mandiri. √

Siswa diminta maju kedepan kelas

untuk membacakan jawaban dari

soal yang baru dikerjakan.

Konfirmasi

Guru bersama siswa melakukan

tanya jawab berkaitan dengan

materi yang disampaikan.

Kegiatan

Akhir

Guru mengulas kembali materi

yang disampaikan √

Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan

materi yang kurang jelas.

Guru memberikan refleksi √

Guru mengakhiri pembelajaran

dengan salam penutup. √

Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 2

Aspek Kegiatan yang diamati 0 1 2 3 4

Kegiatan

Awal

Guru memeriksa kesiapan siswa √

Guru memberikan salam dan

mengajak siswa berdo’a √

Guru memberikan apersepsi sesuai

dengan materi yang akan

disampaikan

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai.

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Guru menjelaskan materi tentang

pengaruh kondisi cuaca terhadap

kegiatan manusia

Guru menjelaskan materi tentang

hubungan antara cuaca dengan

pakaian yang dikenakan manusia.

Elaborasi

Siswa diminta mengerjakan soal

latihan secara mandiri. √

Page 9: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

47

Siswa diminta maju kedepan kelas

untuk membacakan jawaban dari

soal yang baru dikerjakan.

Konfirmasi

Guru bersama siswa melakukan

tanya jawab berkaitan dengan

materi yang disampaikan.

Kegiatan

Akhir

Guru mengulas kembali materi

yang disampaikan √

Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan

materi yang kurang jelas.

Guru memberikan refleksi √

Guru mengakhiri pembelajaran

dengan salam penutup. √

Berdasarkan kedua data hasil observasi pada kelas kontrol menggunakan

model pembeajaran konvensional, didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa

guru dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional sudah melaksanakan semua pembelajaran sesuai dengan kriteria

yang ada baik itu pada pembelajaran pertama maupun pada pembelajaran kedua.

4.2.3 Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa yang

didapat dari nilai pretest dan posttest. Nilai pretest adalah nilai yang didapat dari

siswa sebelum siswa diberikan perlakuan. Nilai posttest adalah nilai yang didapat

dari siswa sesudah siswa diberikan perlakuan. Nilai-nilai pretest dan posttest

didapat dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) pelajaran IPA adalah 72.

a. Ketuntasan Belajar Siswa Kelompok Kontrol

Tabel 4.4

Nilai pretest dan posttest kelompok kontrol siswa kelas III B SD

Negeri Karangtengah tahun ajaran 2014/ 2015

Kategori Range Pretest Posttest

F % f %

Tuntas 72 – 100 6 30% 16 80%

Tidak tuntas 0 – 71 14 70% 4 20%

Jumlah 20 20

Mean 65,05 79,85

Page 10: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

48

St. Deviasi 10,689 12,356

Min 43 43

Maks 80 93

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan pretest kelas kontrol

sebesar 30% dari total keseluruhan 100%. Dengan nilai pretest minimal kelas

kontrol adalah 43 dan nilai pretest maksimal kelas kontrol adalah 80 dengan

jumlah rata-rata keseluruhan nilai sebesar 65,05. Setelah diberi perlakuan

ketuntasan posttest kelas eksperimen sebesar 80%. Dengan nilai postttest minimal

kelas kontrol adalah 43 dan nilai maksimal kelas kontrol adalah 93 dengan jumlah

rata-rata keseluruhan nilai sebesar 79,85. Dengan demikian dapat dilihat bahwa

juga terjadi peningkatan nilai sebelum diberi perlakuan dan nilai sesudah diberi

perlakuan, tetapi peningkatan nilai protest tidak bisa mencapai kriteria ketuntasan

100%.

b. Ketuntasan Belajar Siswa Kelompok Eksperimen

Tabel 4.5

Nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen siswa kelas III B SD

Negeri Karangtengah tahun ajaran 2014/ 2015

Kategori Range Pretest Posttest

F % F %

Tuntas 72 – 100 9 45% 20 100%

Tidak tuntas 0 – 71 11 55% 0 0

Jumlah 20 20

Mean 67,00 87,90

St. Deviasi 10,726 5,379

Min 43 73

Maks 80 93

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ketuntasan pretest kelas eksperimen

sebesar 45% dari total keseluruhan 100% dengan nilai pretest minimal kelas

eksperimen adalah 43 dan nilai pretest maksimal kelas eksperimen adalah 80

dengan jumlah rata-rata keseluruhan nilai pretest kelas eksperimen adalah 67,00.

Page 11: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

49

Setelah mendapatkan perlakuan, nilai posttest kelas eksperimen adalah sebesar

100% dengan nilai posttest minimal kelas eksperimen adalah 73 dan nilai posttest

maksimal kelas eksperimen adalah 93 dengan jumlah rata-rata keseluruhan nilai

posttest adalah 87,90. Dengan demikian dapat dilihat bahwa terjadi penigkatan

terhadap nilai sebelum dilakukan perlakuan dengan nilai sesudah dilakukan

perlakuan, dan nilai sesudah mendapatkan perlakuan bisa mencapai pada kriteria

ketuntasan 100%.

Setelah melakukan pembelajaran cooperative learning tipe make a match,

peneliti melakukan evaluasi pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui

prestasi yang diperoleh siswa setelah pembelajaran berlangsung. Data hasil belajar

siswa kelas III B kelompok eksperimen SDN Karangtengah dengan nilai tertinggi

93 dan nilai terendah 73 dengan siswa sebanyak 20 siswa, maka dapat dibuat tabel

frekuensi yang terdapat jumlah kelas, interval kelas, dan frekuensi yaitu dengan

rumus:

Jumlah kelas = 1 + 3,3 logn

Jumlah kelas = 1 + 3,3 logn

= 1 + 3,3 log20

= 1 + 3,2933

= 4,2933 (dibulatkan menjadi 4)

Range = (nilai maksimal – nilai minimal) + 1

= (93 - 73) + 1

= 21

Interval = range

jumlah kelas

= 21

4

= 5,2 (dibulatkan menjadi 5)

Berdasarkan perhitungan diatas, maka tabel akan disajikan dengan interval

kelas 5. Tabel distribusi frekuensi prestasi belajar kelompok eksperimen sebagai

berikut:

Page 12: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

50

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Posttest Kelompok Eksperimen

No Interval presentase

skor

Eksperimen Kriteria

Frek %

1. 89 – 93 12 60% Tuntas

2. 84 – 88 3 15% Tuntas

3. 79 – 83 4 20% Tuntas

4. 74 – 78 0 0% Tuntas

5. Nilai ≤ 73 1 5% Tidak Tuntas

Dari tabel frekuensi prestasi kelas kontrol diatas, dapat dilihat bahwa

hanya terdapat 1 siswa dengan presentase 5% mendapatkan nilai ≤ 73 dengan

kriteria tidak tuntas. Terdapat 4 siswa dengan presentase 20% yang mendapat nilai

dikisaran 79 – 83 dengan kriteria tuntas. Terdapat 3 siswa dengan presentase 15%

dikisaran nilai 84 – 88 dengan kriteria tuntas. Dan terdapat 12 siswa dengan

presntase 60 % dikisaran nilai 89 – 92 dengan kriteria tuntas. Dengan kenyataan

tersebut dapat diketahui bahwa prestasi belajar kelas kontrol dapat dikatakan

bagus sekali karena lebih dari setengah dari total siswa keseluruhan mendapatkan

kriteria baik sekali.

4.3 Perbandingan Nilai Pretest – Posttest

Sesuai hasil pretest dan posttest terlihat sangat jelas perbedaan nilai rata –

rata kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dan sesudah mendapat

perlakuan. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol sebelum diberi perlakuan adalah

66,06. Setelah mendapat perlakuan dengan pembelajaran konvensional rata-rata

posttest meningkat menjadi 79,85. Penigkatan rata-rata nilai pretest ke posttest

dapat dilihat pada gambar 4.1.

Page 13: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

51

Gambar 4.1 Diagram Batang Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

Pada kelas eksperimen rata – rata pretest kelas eksperimen sebelum

mendapakan perlakuan adalah 67,00. Setelah mendapat perlakuan dengan

menggunakan Cooperative Learning tipe Make a match yang diberikan oleh

peneliti nilai rata – rata posttest meningkat menjadi 87,90. Peningkatan rata –

rata nilai pretes ke posttest kelas eksperimen adalah 20,9. Dapat dilihat pada

gambar 4.2.

Gambar 4.2 Diagram batang Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen

Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPA pretest-posttest antara

kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat melalui diagram batang sebagai

berikut.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

pretest posttest

pretest

posttest

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

pretest posttest

pretest

posttest

Page 14: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

52

Gambar 4.3 Diagram Batang Peningkatan Pretest-Posttest kelas

eksperimen dan kontrol

4.4 Hasil Uji Prasyarat

Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui keefektifan model

pembelajaran yang digunakan terhadap prestasi belajar. Agar kesimpulan yang

diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji t-test adalah uji homogenitas dan

uji normalitas.

4.4.1 Uji Homogenitas Data

Uji homogentitas digunakan untuk menguji apakah kelas eksperimen dan

kelas kontrol tersebut homogen, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan diantara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data yang digunakan

untuk uji homogenitas adalah nilai hasil pre test yang dilakukan di kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Pengukuran uji homogenitas menggunakan program SPSS

20 for windows yaitu dengan melihat tabel Test of Homogenety of

Variances.Syarat suatu sampel dikatakan homogen adalah apabila nilai sig > 0,05,

dan jika sig < 0,05 maka sampel dinyatakan tidak homogen.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

kontrol eskperimen

pretest

posttest

Page 15: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

53

Tabel 4.7

Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen SD

Negeri Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,869 4 11 ,186

Dari tabel Test of Homogenity of Variances dapat dilihat bahwa tingkat

signifikan atau probabilitas terletak pada angka 0,186 itu berarti nilai data pretest

lebih besar dari 0,05 yang dapat diartikan bahwa varians yang dimiliki oleh

sampel yang bersangkutan seragam atau homogen dan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan.

4.4.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel telah

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran data untuk variabel terikat

yaitu posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan uji kolmogrov simirnov dengan menggunakan bantuan

program SPSS 20 for windows. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal

jika signifikansi atau nilai p > 0,05.

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen SD Negeri

Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

eksperimen kontrol

N 20 20

Normal

Paramete

rsa,b

Mean 87,90 79,85

Std. Deviation 5,379 12,356

Most

Extreme

Difference

s

Absolute ,252 ,205

Positive ,172 ,144

Negative -,252 -,205

Kolmogorov-Smirnov Z 1,126 ,916

Asymp. Sig. (2-tailed) ,158 ,371

Page 16: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

54

Dari tabel hasil uji homogenitas data dapat dilihat bahwa kelompok

eksperimen mempunyai nilai sig sebesar 0,158 lebih besar dari 0,05 itu berarti

kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan kelompok kontrol

mempunyai nilai sig sebesar 0,371 lebih besar dari 0,05 itu berarti bahwa

kelompok kontrol berdistribusi normal. Dengan demikian, kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal dan sudah memenuhi syarat

untuk dilakukan uji t.

4.5 Hasil Uji Hipotesis

Setelah melakukan pengujian normalitas dan homogenitas, jika data yang

diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka langkah terakhir adalah

melakukan pengujian hipotesis yaitu dengan melakukan uji perbedaan pada

prestasi hasil belajar. Pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu

menggunakan uji-t atau independent sample T-test independent. Melalui uji t

dalam penelitian ini diharapkan dapat menemukan perbedaan yang signifikan

terhadap prestasi belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran make a

match dan prestasi belajar yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.

Menurut Ridwan dan Sunarto (2009: 128) uji t ini dilakukan dengan

membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat α = 0,05. Jika thitung ≥ ttabel dan

Sig ≤ 0,o5 maka H1diterima dan Ho ditolak.

Tabel 4.9

Uji Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil F hitung levene’s test

sebesar 1,641 > 0,05, maka dapat diketahui bahwa kedua populasi memiliki varian

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai

Equal variances assumed

1,641 ,208 2,396 38 ,022 5,200 2,170 ,807 9,593

Equal variances not assumed

2,396 26,653 ,024 5,200 2,170 ,745 9,655

Page 17: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

55

yang sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut homogen. Dari tabel terlihat

bahwa nilai t adalah 2,396 dengan probabilitas signifikasi 0,022 < 0,05 berarti Ho

ditolak dan H1 diterima dengan demikian berarti ada perbedaan yang signifikan

antara nilai posttest kelas eksperimen dan nilai pretest kelas kontrol. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan Cooperative Learning tipe Make a

Math dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa

kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD N Karangtengah Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang dengan sampel kelas III A yang berjumlah 20 siswa yang

terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Pada saat peneliti

melakukan observasi di kelas saat pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa siswa

tidak begitu semangat dan antusias saat pembelajaran sedang berlangsung. Hal itu

dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang berbicara dengan temannya saat

pelajaran berlangsung, selain itu tidak sedikit juga siswa yang terlihat melamun

dan tidak konsentrasi saat guru sedang menjelaskan suatu materi. Hal tersebut

terjadi karena guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional yang

hanya cenderung melakukan ceramah saat pelajaran berlangsung sehingga siswa

menjadi bosan dan tidak antusias untuk mengikuti pelajaran. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam

pembelajaran kurang sesuai dengan karakter siswa dan materi yang akan

diajarkan. Akan tetapi pada saat peneliti melakukan perlakuan di kelas dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, siswa terlihat

lebih antusias saat mengikuti pelajaran. Hal itu dikarenakan model pembelajaran

kooperatif tipe make a match dirancang sebagai pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa, di dalam pembelajaran tersebut selain siswa dapat

lebih mendalami suatu materi, siswa juga akan belajar dengan suasana yang baru

yang pastinya akan membuat siswa menjadi lebih antusias dalam pembelajaran.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Lorna Curran (Lie, 2007: 55), “salah satu

keunggulan teknik make a match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan”.

Page 18: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

56

Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a match, diperoleh

bebrapa temuan bahwa dengan menerapkan make a match dapat memupuk

kerjasama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang

ada ditangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan tampak sebagian

besar siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, keaktifan siswa

tampak sekali pada saat mencari pasangan dari kartunya. Selanjutnya penerapan

make a match dapat membangkitkan keingintahuan dan kerjasama diantara siswa

serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan

tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan

proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu berpusat pada siswa,

mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, memiliki semangat mandiri,

bekerja sama, dan kompetensi menciptakan kondisi yang menyenangkan,

mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu model pembelajaran

kooperatif tipe make a match sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai

variabel terikat. Maka sesuai dengan pengujian hipotesis didapat pembahasan

yaitu ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran koooperatif

tipe make a match terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas III SD N

Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Hal ini terbukti dari

hasil pengujian hipotesis peneitian di dapat nilai t adalah 2,396 dengan

probabilitas signifikasi 0,022 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima, itu berarti

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap prestasi hasil belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match.

Selain itu dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest antara kedua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen mempunyai rata-rata 87,90 dan

kelas kontrol mempunyai rata-rata 79,85 itu berarti 87,90 > 79,85 dan mempunyai

selisih 8.05 yang menandakan bahwa hasil ketuntasan belajar posttest kelompok

eksperimen lebih besar dari hasil ketuntasan belajar kelompok kontrol, dan dapat

juga dilihat dari peningkatan nilai pretest dan posttest yang cukup signifikan yang

terjadi di kelas eksperimen yaitu pada saat pretest terdapat 11 siswa yang

memperoleh nilai dikisaran 0-71 dengan tingkat prosentase 55% dan terdapat 9

siswa yang memperoleh nilai dikisaran 72-100 dengan tingkat prosentase 45% itu

Page 19: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

57

berarti hanya ada 9 siswa yang mencapai pada batas KKM yaitu 72. Sedangkan

pada posttest pencapaian KKM mencapai 100% yaitu dibuktikan dengan terdapat

20 siswa yang memperoleh nilai dikisaran 72-100 dan tidak ada siswa yang

mendapatkan nilai dibawah KKM yang telah ditentukan.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh penelitian yang dilakukan oleh

peneliti terdahulu yaitu Milya Angreranti pada tahun 2012 tentang “Pengaruh

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil

Belajar IPA Berdasarkan Gender Sisiwa Kelas V SDN 01 Kabupaten Grobogan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa dengan penerapan metode kooperatif tipe make a match dapat

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa dibuktikan dengan rata-rata

nilai kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding dengan rata-rata nilai kelompok

kontrol, yaitu nilai rata-rat kelompok kontrol adalah 59,00 dan nilai rata-rata

kelompok eksperimen adalah 83,00.

Berdasarkan uraian hasil pembahasan diatas dapat diambil keputusan

bahwa hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakn model

pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata

posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata posttest kelas

kontrol. Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe make a match yang dapat menjadikan siswa lebih

aktif, senang, dan antusias untuk mengikuti pembelajaran sehingga siswa dapat

lebih mudah dalam menerima suaru materi atau konsep yang diajarkan karena

dengan menggunakan model tersebut tercipta suasana kelas dan pembelajaran

yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Hal tersebut sejalan dengan

kelebihan model pembelajaran koopertaif tipe make a match yaitu dalam

pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pemahaman siswa

dalam materi yang diajarkan karena metodenya menyenangkan sehingga efektif

untuk melatih kedisiplinan siswa dalam menghargai waktu dan untuk melatih

keberanian siswa untuk berbicara didepan umum. Dengan demikian pihak sekolah

maupun guru dapat mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe make a

match sebagai cara untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dala

Page 20: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

58

mata pelajaran IPA. Sesuai dengan uraian pembahasan hasil penelitian diatas

dapat dibuat implikasi secara teoritis dan implikasi praktis yaitu sebagai berikut:

a. Implikasi Teoritis

Berdasarkan kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match dapat

dilihat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran tersebut, siswa menjadi

lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Model pembelajaran tersebut

sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA, karena model tersebut dapat

melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran baik aktif secara fisik maupun

mental, selain itu pembelajaran cooperative learning tipe make a match dapat

memberikan kondisi belajar yang tepat dalam mengembangkan kemampuan

berfikir dan kreatif secara optimal, karena pelajaran IPA merupakan pelajaran

yang tidak hanya mengandalkan peengetahuan saja, tetapi juga harus bisa

menimbulkan sikap kritis siswa terhadap suatu fenomena yang terjadi maka

pembelajaran IPA dengan menggunakan model tersebut dirasa cukup tepat untuk

diimplikasikan dalam pembelajran khususnya mata pelajaran IPA.

Make a match adalah pembelajaran dengan cara mencari pasangan.

Mencari pasangan disini dimaksudkan dengan cara mengidentifikasikan

permasalahan yang terdapat di dalam kartu yang ditemukan dan menceritakan

secara sederhana dan jelas secara berpasangan. Pada penerapan metode make a

match diperoleh beberapa temuan bahwa dengan menerapkan metode tersebut,

dapat ,membuat siswa yang tadinya pasif menjadi aktif dalam pembelajaran, siswa

yang tadinya malas untuk mengikuti pelajaran menjadi antusias saat mengikuti

pelajaran. Itu semua dikarenakan model pembelajaran tersebut sangat menarik dan

lebih terlihat santai saat pelaksanaan, karena suasana yang tercipta berbeda

dengan menggunakan meodel yang digunakan sehari-hari. Model pembelajaran

cooperative learning tipe make a match lebih seperti bermain sambil belajar, guru

tidak lagi sebagai pusat dalam pembelajaran, dan siswa juga bisa langsung terlibat

aktif dalam pembelajaran, karena dalam pembelajaran siswa akan dituntut untuk

dapat mencari pasangannya, saat siswa mencari pasangannya siswa juga akan

belajar dan lebih memahami mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana

yang menyenangkan.

Page 21: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16223/4/T1_292011127_BAB IV... · kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga. 4.1.1 Pelaksanaan

59

b. Implikasi Praktis

Hasil penelitian pembelajaran menggunakan model make a match secara

praktis dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk digunakan oleh guru

dalam pembelajaran agar siswa menjadi lebih aktif antusias dalam pembelajaran,

karena model pembelajaran tersebut tidak terlalu monoton dan dapat memberikan

kesan yang santai kepada siswa karena dalam pembelajaran tersebut dirancang

sebagai bermain sambil belajar.