bab iv pelaksanaan dan hasil penelitian 4.1 deskripsi...

29
29 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SMK Saraswati Salatiga adalah sekolah menengah kejuruan yang terletak di Jalan Hasanuddin No 738 Salatiga, dengan jumlah 6 konsentrasi penjurusan yaitu Listrik Instalasi (LI) yang bejumlah 1 kelas, Otomasi Industri (OI) berjumlah 1 kelas, Teknik Permesinan (TP) berjumlah 2 kelas, Mesin Industri (MI) berjumlah 2 kelas, Multi Media (MM) berjumlah 2 kelas, dan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) yang berjumlah 4 kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI Teknik Permesinan A yang berjumlah 21 siswa laki-laki. Dari data awal yang diperoleh penulis tentang komunikasi antar pribadi sebelum diberikan tindakan atau hasil Pretest menunjukkan 4 siswa dalam kategori tinggi, 7 siswa dalam kategori sedang, dan 10 siswa dalam kategori rendah. Jadi ada 11 siswa yang sudah mempunyai kemampuan komunikasi antar pribadi dengan baik dan 10 siswa yang masih membutuhkam bantuan untuk peningkatan komunikasi antar pribadi.

Upload: vannhi

Post on 24-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

29

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

SMK Saraswati Salatiga adalah sekolah menengah kejuruan yang

terletak di Jalan Hasanuddin No 738 Salatiga, dengan jumlah 6 konsentrasi

penjurusan yaitu Listrik Instalasi (LI) yang bejumlah 1 kelas, Otomasi

Industri (OI) berjumlah 1 kelas, Teknik Permesinan (TP) berjumlah 2

kelas, Mesin Industri (MI) berjumlah 2 kelas, Multi Media (MM)

berjumlah 2 kelas, dan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) yang berjumlah 4

kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI Teknik Permesinan A

yang berjumlah 21 siswa laki-laki.

Dari data awal yang diperoleh penulis tentang komunikasi antar

pribadi sebelum diberikan tindakan atau hasil Pretest menunjukkan 4 siswa

dalam kategori tinggi, 7 siswa dalam kategori sedang, dan 10 siswa dalam

kategori rendah. Jadi ada 11 siswa yang sudah mempunyai kemampuan

komunikasi antar pribadi dengan baik dan 10 siswa yang masih

membutuhkam bantuan untuk peningkatan komunikasi antar pribadi.

Page 2: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

30

4.2 Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Perijinan

Pada tanggal 12 Agustus 2014 penulis bertemu dengan guru

BK SMK Saraswati Salatiga untuk membicarakan tentang penelitian

di SMK Saraswati Salatiga. Penulis meminta ijin kepada guru BK

untuk melakukan penelitian pada tanggal 13 Agustus 2014, akan

tetapi surat ijin penelitian dari Wakil Dekan FKIP UKSW

dikeluarkan pada tanggal 14 Agustus 2014. Guru BK SMK

Saraswati Salatiga mengijinkan penulis untuk melakukan

pengumpulan data awal terlebih dahulu pada tanggal 13 Agustus

2014 dan dilanjutkan penulis melakukan treatmen pada tanggal 14

Agustus 2014 disertakan dengan surat ijin dari Wakil Dekan FKIP

UKSW.

4.2.2 Pengumpulan Data Awal (Pre-Test)

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2014

dengan populasi 21 siswa. Pada mulanya penulis melakukan

observasi dan wawancara kepada Guru BK di SMK Saraswati

Salatiga guna mencari sample penelitian yang masih memiliki

komunikasi antar pribadi yang rendah. Dari hasil observasi dan

wawancara oleh guru BK, Guru BK merekomendasikan kelas XI

Teknik Permesinan A sebagai subjek penelitian.

Page 3: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

31

Prosedur pengumpulan data dilakukan sesuai dengan

tanggal dan jam yang telah diberikan oleh pihak sekolah kepada

penulis. Adapun prosedur-prosedur pengumpulan data yaitu:

Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

memperkenalkan diri kepada siswa dan identitas diri antara lain,

nama, usia, alamat, dan menjelaskan bahwa saat ini penulis adalah

mahasiswa progdi Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Salatiga.

Kemudian penulis menjelaskan maksud kedatangan penulis di SMK

Saraswati Salatiga serta meminta bantuan dan kerjasama dalam

penyelesaina tugas akhir dengan meminta data komunikasi antar

pribadi melalui instrumen komunikasi antar pribadi. Selain itu

penulis menjelaskan maksud dan tujuan pemberian instrumen

komunikasi antar pribadi tersebut termasuk akan diambil sample

untuk penelitian melalui metode role play. Langkah selanjutnya

penulis meminta data mengenai komunikasi antar pribadi dengan

memberikan cara - cara pengisian instrumen dan jawaban terhadap

pernyataan - pernyataan pada instrumen komunikasi antar pribadi

yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak pernah. Setelah itu penulis

membagikan instrumen komunikasi antar pribadi kepada siswa.

Sebelum siswa mengerjakan, penulis memandu siswa untuk

mengisi data diri siswa seperti nama dan usia dan tak lupa penulis

meningatkan siswa untuk membaca kembali petunjuk pengisian

instrument komunikasi antar pribadi tersebut. Setelah itu penulis

Page 4: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

32

memberikan waktu 1 jam pelajaran (45 menit) dan penulis siaga

apabila ada siswa yang belum jelas mengenai maksud dari setiap

item instrument guna mengantisipasi jika terjadi kesalahan ketik dan

bahasa. Setelah selesai pengisian, penulis meningatkan kembali

untuk memeriksa apabila lupa menuliskan identitas diri dan jika ada

item yang belum terjawab atau terlewati. Setelah semua siswa selesai

mengisi instrumen, penulis meminta instrumen tersebut untuk

dikumpulkan dan penulis kembali memeriksa jumlah instrument, dan

setelah itu penulis mengucapkan terimakasih atas kerjasama dalam

pengisian instrument dan penulis akan meminta bantuannya kembali

untuk melakukan treatmen tentang peningkatan komunikasi antar

pribadi.

Tabel 4.1

Distribusi Komunikasi Antar Pribadi

Siswa Kelas XI Teknik Permesinan A

SMK Saraswati Salatiga

Interval Komunikasi

Antar pribadi

Kelas

Frekuensi Persentase

132-145 Sangat Tinggi 2 9,52%

119-131 Tinggi 7 33,33%

106-118 Sedang 1 4,76%

93-105 Rendah 8 38,10%

80-92 Sangat Rendah 2 9,52%

Page 5: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

33

Dari tabel 4.1 tersebut diperoleh siswa dengan kategori sangat

tinggi 2 siswa (9,52%), tinggi 7 siswa (33,33%), sedang 1 siswa

(4,76%), rendah 8 siswa (38,10%), dan sangat rendah 2 siswa

(9,52%). Maka dari itu siswa dengan kategori rendah dan sangat

rendah akan menjadi subjek penelitian ini. Berikut daftar subjek

siswa dengan kategori rendah dan sangat rendah :

Tabel 4.2

Distribusi Subjek Dengan Kategori Rendah

Dari tabel 4.2 tersebut, dapat dikelompokkan secara random

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, yaitu 5 siswa

untuk kelompok kontrol dan 5 siswa untuk kelompok eksperimen.

Kelompok kontrol berfungsi sebagai pembanding dari kelompok

eksperimen, sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok yang

akan diberikan layanan dengan metode role play

Nama Skor

A R 99

R K 94

M K 96

M S 96

N A 80

F R 96

T H 87

M R 95

E A 101

F I 93

Page 6: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

34

4.3 Pengambilan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pengambilan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

didasarkan dari 10 siswa yang mnemiliki tingkat komunikasi antar pribadi

yang rendah. Kemudian dibagi lagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

kontrol yang terdiri dari 5 orang dan kelompok eksperimen yang terdiri

dari 5 orang. Pengambilan kelompok diampil dengan cara random.

Tabel 4.3

Pengambilan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

No Absen Nilai Kelompok

1 99 1

7 94 1

8 96 1

3 96 1

5 80 1

9 96 2

10 87 2

6 95 2

4 101 2

2 93 2

Sebelum melakukan treatmen peneliti melakukan U-Test untuk

mengetahui signifikansi perbedaan antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen, dan hasilnya sebagai berikut:

Page 7: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

35

Tabel 4.4

Data Hasil Uji Mann-Whitney Test

Kelompok Kontrol dengan Kelompok Eksperimen

Sebelum Diberikan Treatmen

Keterangan :

1 (kelompok eksperimen)

2 (kelompok kontrol)

Dari uji beda yang dilakukan, Mean Rank kelompok eksperimen

sebesar 5.60 sedangkan Mean Rank kelompok kontrol sebesar 5.40 jadi

terdapat selisih sebesar 0.20 maka tidak terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen,

sehingga peneliti diberikan ijin untuk melakukan treatmen dengan metode

role play.

Ranks

Kelomp

ok N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai 1 5 5.60 28.00

2 5 5.40 27.00

Total 10

Test Statisticsb

Nilai

Mann-Whitney U 12.000

Wilcoxon W 27.000

Z -.106

Asymp. Sig. (2-tailed) .916

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Page 8: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

36

4.4 Pelaksanaan Lanyanan Bimbingan Kelompok Dengan Metode Role Play

Guna Meningkatkan Komunikas Antar Pribadi

Role play adalah suatu teknik dalam bimbingan kelompok, maka penulis

menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan metode role play dalam

penelitian ini. Kegiatan ini terdiri dari 7 pertemuan diantaranya, 1x pertemuan

untuk menjelaskan materi komunikasi antar pribadi dan role play, 5x pertemuan

adalah pelaksanaan role play, dan 1x untuk pemantapan. Mula-mula penulis dan

didampingi guru BK di sekolah tersebut memanggil ke 5 subjek eksperimen ini,

serta diberikan pengarahan dan penjelasan aturan main dalam penelitian ini.

Subjek penelitian menyambut baik dan mereka bersedia diajak kerjasama

untuk menjadi subjek penelitian ini. Peningkatan komunikasi antar pribadi siswa

yang diselenggarakan di sekolah yaitu dengan menggunakan salah satu strategi

layanan BK yaitu dengan metode role play yang diselenggarakan di sekolah

sebanyak tujuh kali pertemuan.

Berikut proses yang akan dilakukan guna peningkatan komunikasi

antrpribadi siswa melalui metode role play :

1. Pertemuan Pertama 14 Agustus 2014 ( 09.30-10.15 )

Kegiatan dari pertemuan pertama ini adalah menjelaskan materi

komunikasi antar pribadi dan role play. Pelaksanaan kegiatan ini

dilakukan pada saat jam sekolah berlangsung dengan memanfaatkan jam

pelajaran BK dan jam pelajaran kosong dan diluar sekolah pada waktu

Page 9: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

37

setelah berakhirnya proses belajar mengajar di sekolah. Pertama-tama

penulis meminta ijin kepada pihak sekolah dan siswa untuk menjadi

subjek penelitian dan memohon keseriusan untuk bekerja sama dalam

penelitian ini. Pertemuan pertama ini dilakukan di ruang kelas. Setelah

mendapatkan ijin dari guru BK dan siswa itu sendiri, mula-mula penulis

memberikan foto copy yang berisikan materi-materi tentang komunikasi

antar pribadi dan role play yang sudah disiapkan untuk dijelaskan dan

dibahas bersama-sama. Materi pertama yang dijelaskan adalah komunikasi

antar pribadi, setelah itu berlanjut dengan materi role play. Saat penulis

menjelaskan dan membahas bersama-sama, siswa tampak memperhatikan

dan mendengarkan dengan baik apalagi materi role play termasuk baru

pertama kali mereka akan lakukan selama sekolah. Pada pertemuan ini

siswa memberikan respon yang positif. Siswa menyambut baik dalam

pertemuan pertama ini, dan ketika penulis menjelaskan materi seputar

komunikasi dan role play, siswa sering bertanya pada bagian yang mereka

belum pahami.

Pada pertemuan yang telah ditentukan akan dilaksanakan praktek

role play guna meningkatkan komunikasi antar pribadi. Pada pertemuan

selanjutnya siswa sudah melakukan praktek role play. Kegiatan role play

merupakan suatu dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul

dalam pergaulan dengan orang lain, termasuk konflik yang sering dialami

dalam pergaulan sosial. Untuk itu digunakan role play, yaitu beberapa

orang mengisi peranan tertentu dan memainkan suatu adegan tentang

Page 10: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

38

pergaulan sosial yang mengandung persoalan yang harus diselesaikan.

Para pembawa peran membawakan adegan ini sesuai dengan peranan

(role) yang ditentukan bagi masing-masing pemeran, adegan itu

diperankan dan dimainkan dihadapan sejumlah penonton yang

menyaksikan adegan itu dan meliatkan diri serta mendiskusikan jalan

cerita setelah sandiwara selesai dimainkan.

2. Pertemuan Kedua 15 Agustus 2014 (10.15-11.00)

Pada pertemuan ini mula-mula penulis menyiapkan suatu skenario

dari beberapa skenario yang telah dipersiapkan dengan tema

membayangkan perasaan orang lain, yang sesuai dengan indikator empati

pada komunikasi antar pribadi. Pada pertemuan ini pemeran siswa diminta

untuk membayangkan suatu kejadian yang terjadi di sekitarnya, sehingga

siswa dapat menyimpulkan perasaan-perasaan apa saja yang mungkin

dapat dialami orang-orang disekitarnya. Indikator ini ditekankan pada

imajinasi, penalaran, dan mengambil perspektif lingkungan sekitar.

Skenario dalam pertemuan ini menceritakan tentang seorang guru

baru yang baru pertama kali mengajar dikelas, tetapi si guru baru tersebut

tidak mendapatkan respon yang baik dari para siswa dan ada sekelompok

siswa yang selalu membuat onar saat guru tersebut menerangkan, dan

hasilnya si guru tersebut geram, tetapi guru itu tidak berani marah-marah

terhadap siswa dikarenakan si guru itu adalah guru baru. Pada skenario ini

siswa diminta untuk masuk kedalam situasi tersebut dam membayangkan

apa saja yang dirasakan pada tokoh-tokoh tersebut, disamping

Page 11: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

39

mempraktekkan skenario tersebut. Dalam pembagian peran tokoh, siswa

diberi waktu sekitar 5 menit untuk memahami dan mengamati apa yang

akan diperankan. Pemeranan dilakukan secara rotasi atau bergantian

dengan maksud semua subjek penelitian bisa merasakkan hal yang sama.

a. Pemeranan :

Pada pertemuan kedua ini siswa belum dapat memerankan

perannya dengan baik, pemeranan cenderung kaku, masih malu-malu,

dan cenderung pasif dalam pemeranan. Siswa belum sepenuhnya

mampu malakukan drama dengan baik dengan apa yang diperintahkan.

Kebanyakan siswa hanya memerankan perannya secara singkat dan

sederhana, siswa belum bisa membuka kerangka-kerangka dalam

skenario untuk diperankan.

b. Evaluasi :

Garis besar evaluasi keseluruhan siswa pada pertemuan kedua ini,

siswa kurang menghayati perannya, siswa masih bingung dalam

berperan, belum sepenuhnya serius, belum menerapkan komunikasi

antar pribadi dengan baik, siswa masih malu-malu dan masih suka

bercanda dengan teman yang lain. Tetapi disisi lain banyak siswa yang

aktif dalam bermain peran ini.

3. Pertemuan Ketiga 16 Agustus 2014 (07.45-08.30)

Pertemuan ketiga ini langkah-langkah dan indikator masih tetap

sama dengan pertemuan kedua. Penulis menyiapkan satu skenario yang

dipersiapkan dengan tema membayangkan perasaan orang lain. Pada

Page 12: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

40

pertemuan ini peranan siswa diminta untuk membayangkan suatu kejadian

yang terjadi disekitarnya, atau yang dialami oleh orang-orang disekitarnya.

Indikator ini ditekankan pada imajinasi, penalaran, dan mengambil

prespektif lingkungan sekitarnya.

Skenario pada pertemuan ini menceritakan tentang sekelompok

sahabat yang melihat teman satu kelasnya mengalami kesusahan dalam

menjalani hidup. Sekelompok sahabat itupun merasakasihab melihat

temannya itu. Pada skenario ini siswa diminta untuk masuk dalam situasi

tersebut dan membayangkan perasaan apa saja yang dirasakan para tokoh-

tokoh skenario, disamping mempraktekan skenario tersebut. Dalam

pembagian peran tokoh, siswa diberi waktu sektiar 5 menit untuk

memahami dan mengerti apa yang akan diperankan. Pemeranan dilakukan

secara bergantian.

a. Pemeranan :

Pada pertemuan ini antara pemeran pertama dan pemeran kedua

sudah cukup baik. Siswa lebih bisa diatur dibandingkan dengan

pertemuan sebelumnya, akan tetapi para siswa masih belum benar-

benar menghayati skenario dengan baik.

b. Evaluasi

Garis besar evaluasi keseluruhan siswa pada pertemuan ketiga ini,

siswa sudah mulai bisa berfikir sendiri tentang watak-watak apa saja

yang akan diperankan, tetapi siswa belum cakap dalam memerankan

watak-watak yang siswa kemukakan sendiri. Siswa masih cenderung

Page 13: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

41

malu-malu, sebagian siswa hanya mengikuti alur saja, pemeranan

tahap yang ketiga ini sudah lebih baik dari tahap yang ketiga.

4. Pertemuan Keempat 16 Agustus 2014 (11.00-11.45)

Tahap-tahap yang digunakan pada pertemuan ini tetaplah sama

dengan urutan yang dalam indikator tetapi hanya skenarionya saja yang

berbeda. Adapun indikator dalam mertemuan keempat ini adalah berkata

sesuai dengan kenyataan. Skenario dalam pertemuan ini menceritakan

tentang siswa yang kehilangan dompetnya saat dikelas.

a. Pemeranan :

Pemeranan pada skenario ini cukup lumayan baik. Hal ini

dikarenakan siswa sendiri banyak yang mengikuti pelaksanaan role

play pada pertemuan ini siswa sudah cukup memahami urutan-urutan

dalam pemeranan, sehinngga tidak saling bingung ketika mulai role

play ini. Tetapi sulit bagi siswa untuk benar-benar masuk atau benar-

benar menghayati dalam setiap pemeranan.

b. Evaluasi :

Garis besar evaluasi keseluruhan siswa pada pertemuan keempat

ini, siswa mulai memahami alur rangkaian role play dan siswa sudah

saling menunjukkan kerjasama yang baik. Siswa tampak senang dalam

layanan BK dengan metode role play ini. Sebagian besar siswanya

sudah menunjukkan penghayatan yang baik, dapat memunculkan poin-

poin komunikasi antar pribadi yang terkandung dalam skenario yang

Page 14: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

42

diperankan, akan tetapi dalam pemeranan siswa belum sepenuhnya

lancar dalam melaksanakan role play.

5. Pertemuan Kelima 18 Agustus 2014 (12.00-12.45)

Pada pertemuan kelima ini memakai indikator mendorong teman

menunjukkan ekspresi yang positif. Skenario dalam pertemuan kelima ini

menceritakan tentang seorang murid baru yang baru saja masuk di kelas

XI Teknik Permesinan A. Siswa tersebut dikucilkan oleh teman-teman

sekelasnya, dikarenakan menurut teman-temannya yang lain dia adalah

anak yang sombong, angkuh dan pendiam. Padahal anak tersebut adalah

anak yang baik, akan tetapi dia seorang yang pemalu, dia tidak mudah

bergaul, dan kurang cepat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.

a. Pemeranan :

Pemeranan skenario pada pertemuan kelima ini menunjukkan

kemajuan yang baik. Siswa mampu memerankan role play dengan

imajinasi dan alur yang baik. Dalam pemeranan dalam skenario ini

cukup menarik dan cukup lancar. Poin-poin komunikasi antar pribadi

dalam pertemuan ini sudah nampak oleh sebagian besar siswa. Siswa

sudah mulai terbiasa dengan layanan role play, sehingga memudahkan

untuk mengarahkan siswa pada pemeranan yang lebih baik lagi.

b. Evaluasi :

Siswa mulai lancar dalam memerankan role play ini, siswa sudah

menunjukkan kerjasama yang baik, dan siswa dapat membentuk alur

cerita dengan imajinasinya sendiri. Kelemahan dalam pertemuan ini

Page 15: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

43

adalah siswa masih sering salah didalam pengucapan bahasa dan

ekspresi sehingga sedikit banyak menjadi bahan tertawaan siswa

lainnya.

6. Pertemuan Keenam 18 Agustus 2014 (14.00-15.00)

Pertemuan ini memakai indikator mendorong teman untuk menyatakan

ide atau gagasan. Pada pertemuan ini treatmen dilakukan pada jam pulang

sekolah, dikarenakan jadwal pelajaran siswa kelas XI Teknik Permesinan

A pada hari Senin sangat padat. Poin keenam yang ingin dicapai yaitu

siswa sedikit banyak dapat memberikan dorongan kepada teman yang lain

untuk menyatakan ide atau gagasan. Skenario dalam pertemuan ini

menceritakan tentang siswa yang berbakat, akan tetapi dia kurang percaya

diri apabila diberi pertanyaan oleh guru. Dia selalu gugup san salah-salah

saat menjawab. Selain siswa itu, juga terdapat siswa lain di kelas XI

Teknik Permesinan A yang selalu mendapatkan prestasi. Setelah

berjalannya waktu siswa yang pandai itupun mengetahui apabila temannya

tersebut adalah anak yang cerdas, hanya saja dia kurang percaya diri, lalu

diapun memberikan dorongan dan masukan agar temannya tersebut berani

dan percaya diri dengan kemampuannya.

a. Pemeranan :

Pemeranan role play pada pertemuan ini cukup baik, siswa sudah

bisa larut dalam pemeranan dan dapat ikut menunjukkan perasaan apa

yang dialami teman yang lainnya, akan tetapi pada pertemuan ini, ada

siswa yang kurang serius dalam menjalani role play.

Page 16: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

44

b. Evaluasi :

Dalam pertemuan ini mendapatkan pelajaran yaitu role paly akan

lebih mudah dilakukan jika pemerannya sedikit banyak pernah

mengalami kejadian yang hampir mirip dengan skenario yang akan

mereka perankan.

7. Pertemuan Ketujuh 19 Agustus 2014 (09.30-10.15)

Pada akhir pertemuan ketujuh adalah pertemuan terakhir,

dilakukan evaluasi dan pemantapan dari awal pertemuan hingga akhir

pertemuan. Pertemuan ini mengulas baik permainan role play dari

pertemuan-pertemuan yang lalu untuk dibahas untuk poin-poin

komunikasi antar pribadi yang terkandung dalam setiap pertemuan.

Siswa diminta untun memberikan komentar atau tanggapan tentang

sikap para pelaku siswa lain dalam beradegan role play. Siswa

mengaku senang dengan permainan ini karena dapat mengasah

perasaan dan pikiran dari sudut pandang berbeda. Pertemuan ini

sekaligus mengakhiri layanan BK dengan menggunakan metode role

play, yang kemudian siswa diminta untuk melakukan post-test, dan

akan dibandingkan peningkatannya dengan pre-test. Sehingga dapat

diketahui apakah ada peningkatan yang signifikan atau tidak.

Page 17: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

45

4.5 Pengumpulan Data Akhir (Post-Test )

4.5.1 Data Kelompok Eksperimen

Pemberian treatmen kepada kelompok eksperimen berlangsung

selama 5 hari dari tanggal 14 Agustus 2014 sampai tanggal 19 Agustus

2014. Treatmen yang diberikan kepada kelompok eksperimen berupa 7

SATLAN, 5 kali bermain peran dengan materi yang berbeda-beda selama 3

hari. Didalam role play terdapat aspek-aspek komunikasi antar pribadi, dan

di dalam skenario juga terdapat contoh- contoh permasalahan beserta

pemecahan masalah siswa. Setelah semua treatmen selesai dilaksanakan,

peneliti memberikan skala komunikasi antar pribadi untuk diisi oleh setiap

anggota kelompok eksperimen dan hasilnya digunakan untuk data akhir

(post-test) dan untuk mengetahui keefektifan metode role play dalam upaya

meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa. Hasil yang didapatkan oleh

peneliti sebagai berikut :

Page 18: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

46

Tabel 4.5

Perbandingan Pre-Test dengan Post-Test Kelompok Eksperimen

Komunikasi Antar Pribadi Siswa Kelas XI Teknik Permesinan A

SMK Saraswati Salatiga

Interval Kriteria

Pretest Postest

Frekuens

i Persentase Frekuensi

Persentas

e

132-145 Sangat Tinggi 0 0 3 60%

119-131 Tinggi 0 0 2 40%

106-118 Sedang 0 0 0 0

93-105 Rendah 4 80% 0 0

80-92 Sangat Rendah 1 20% 0 0

Tabel 4.6

Uji Mann-Whitney Pre-Test dengan Post-Test Kelompok Eksperimen

Komunikasi Antar Pribadi Siswa Kelas XI Teknik Permesinan A

SMK Saraswati Salatiga

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Data Pre Test 5 3.00 15.00

Post Test 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

Data

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.627

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

Page 19: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

47

Test Statisticsb

Data

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.627

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pada pengolahan hasil uji statistic terhadap hasil pre-test dan post-

test kelompok eksperimen dengan teknik Mann-Whitney dengan hasil

mean rank pre-test sebesar 3.00 dan mean rank post-test sebesar 8.00

Selisih mean rank antara pre-test dengan post-test kelompok eksperimen

sebesar 5.00 yang artinya ada peningkatan yang signifikan komunikasi

antar pribadi siswa kelas XI TP A SMK Saraswati Salatiga setelah

diberikan layanan dengan menggunakan metode role play.

Gambar 4.1

Diagram Post-Test Treatmen Kelompok Eksperimen

Komunikasi Antar Pribadi

0%

20%

40%

60%

80%

100%

sangattinggi

tinggi sedang rendah sangatrendah

pretest postest

Page 20: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

48

Dari data diatas dapat diketahui sebelum peneliti melakukan

treatmen, 4 siswa memiliki komunikasi antar pribadi rendah dan 1 siswa

memiliki komunikasi antar pribadi sangat rendah. Setelah peneliti

melakukan treatmen dengan menggunakan metode role play diketahui

bahwa 3 siswa memiliki komunikasi antar pribadi yang sangat tinggi dan 2

siswa memiliki komunikasi antar pribadi yang tinggi. Dapat disimpulkan

bahwa pemberian treatmen pembelajaran menggunakan metode role play

efektif dalam mengingkatkan komunikasi antar pribadi.

4.5.2 Data Kelompok Kontrol

Peneliti tidak memberikan treatmen apapun kepada kelompok

kontrol siswa kelas XI TP A SMK Saraswati Salatiga. Hal tersebut

dilakukan dengan tujuan mengetahui keefektifan metode role play

dalam meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa kelas XI Teknik

Permesinan A dengan membandingkan data kelompok eksperimen

yang diberikan treatmen role play dengan kelompok kontrol yang

tidak diberikan treatmen apapun. Adapun hasil yang yang diperoleh

dari penelitian terhadap kelompok kontrol sebagai berikut :

Page 21: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

49

Tabel 4.7

Perbandingan Pre-Test dengan Post-Test Kelompok Kontrol

Komunikasi Antar Pribadi

Interval Kriteria Pretest Postest

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

132-145 Sangat Tinggi 0 0 0 0

119-131 Tinggi 0 0 0 0

106-118 Sedang 0 0 0 0

93-105 Rendah 5 100% 5 100%

80-92 Sangat Rendah 0 0 0 0

Gambar 4.2

Diagram Post-Test Treatmen Kelompok Kontrol

Komunikasi Antar Pribadi

Dari data awal yang didapat, 5 siswa memiliki komunikasi antar

pribadi rendah. Setelah peneliti melakukan post-test diketahut tidak ada

peningkatan terhadap komunikasi antar pribadi kelompok kontrol yaitu 5

siswa masih masuk dalam kategori rendah

.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

sangattinggi

tinggi sedang rendah sangatrendah

pretest postest

Page 22: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

50

4.6 Pengolahan Data Penelitian

Setelah peneliti memperoleh data akhir (Post-Test) dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol selanjutnya peneliti mengolah data

tersebut menggunakan teknik analisis Mann Whitney dengan bantuan

program SPSS 16 for Windows. Dari hasil pengolahan data tersebut

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Siswa Kelas XI Teknik Permesinan A

Nilai Kelompok No Absen

136 1 (eksperimen) 1

135 1 (eksperimen) 7

122 1 (eksperimen) 8

121 1 (eksperimen) 3

136 1 (eksperimen) 5

101 2 (kontrol) 9

105 2 (kontrol) 10

102 2 (kontrol) 6

98 2 (kontrol) 4

103 2 (kontrol) 2

Page 23: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

51

Tabel 4.9

Perbandingan Hasil Post-Test

Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Siswa Kelas XI Teknik Permesinan A

Interval Kriteria K. Eksperimen K. Kontrol

132-145 Sangat Tinggi 3 0

119-131 Tinggi 2 0

106-118 Sedang 0 0

93-105 Rendah 0 5

80-92 Sangat Rendah 0 0

Total 5 5

Setelah dilakukan treatmen pada kelompok eksperimen siswa kelas

XI TP A SMK Saraswati Salatiga, kemudian dilakukan post-test yang

menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen terdapat 3 siswa yang

memiliki komunikasi antar pribadi sangat tinggi dan 2 siswa yang

memiliki komunikasi antar pribadi tinggi. Pada kelompok kontrol terdapat

5 siswa yamg memiliki komunikasi antar pribadi rendah.

4.7 Uji Hipotesis

Setelah seluruh data terkumpul maka penulis melakukan

pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis Mann-Whitney (U-

Test) dengan bantuan program SPSS 16 for Windows. Dari hasil

pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 24: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

52

Tabel 4.10

Uji Mann-Whitney Post-Test Kelompok Eksperimen Dengan Kelompok

Kontrol

Keterangan :

1 (kelompok eksperimen)

2 (kelompok kontrol)

Pada pengolahan hasil uji statistic terhadap hasil post-test antara

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan teknik Mann-

Whitney dengan hasil mean rank post-test kelompok eksperimen sebesar

8.00 dan mean rank kelompok kontrol sebesar 3.00. Selisih mean rank

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai 1 5 8.00 40.00

2 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

Nilai

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.619

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Page 25: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

53

antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebesar 5.00 yang

artinya ada peningkatan yang signifikan komunikasi antar pribadi siswa

kelas XI TP A SMK Saraswati Salatiga setelah diberikan layanan dengan

menggunakan metode role play.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui

metode role play dapat meningkatkan komunikasi anterpribadi pada siswa

kelas XI TP A SMK Saraswati Salatiga. Berdasarkan hasil analisis

menunjukkan bahwa hasil dari uji Mann-Whitney U= 1.500, nilai Z= -

2.319, dan koefesien Asymp sig 2-tailed adalah 0.009, jadi melalui metode

role play dapat meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa kelas XI TP

A SMK Saraswati Salatiga. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

diterima.

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

Kegiatan bimbingan kelompok malui metode role play ini

dilakukan pada kelas XI TP A yang memiliki komunikasi antar pribadi

rendah dengan jumlah siswa 10 siswa yang dikenai layanan BK

menggunakan metode role play guna mengingkatkan komunikasi antar

pribadi antar siswa. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala komunikasi antarpeibadi dari DeVito (2011). Layanan ini dilakukan

selama 7 kali pertemuan atas persetujuan guru kelas, guru pembimbing,

dan siswa sendiri. Diperoleh peningkatan komunikasi antar pribadi setelah

diberikan layanan menggunakan metode role play.

Page 26: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

54

Dalam permainan role play skenario-skenario diambil dari

kejadian-kejadian yang sering dialami oleh kebanyakan siswa dan

diarahkan kedalam hubingan yang dekat dahulu, yaitu teman sebaya.

Kegiatan role play merupakan suatu dramatisasi dari persoalan-persoalan

yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang-orang lain, termasuk

konflik yang sering dialami dalam pergaulan sosial. Untuk itu digunakan

role play, yaitu beberapa orang mengisi peranan tertentu dan memainkan

suatu adegan tentang pergaulan sosial yang mengandung persoalan sosial,

sehingga pemahaman komunikasi antar pribadi para siswa dapat

diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat sekitarnya.

Dalam penelitian ini, setiap pertemuan para siswa sudah

melaksanakn role play dengan mandiri, tetapi terkadang masih diberi

pengarahan-pengarahan dalam setiap peran yang akan dimainkan. Dalam

tahap-tahap role play pemeranan ulang selalu lebih baik dari pemeranan

pertama pada setiap pertemuan. Hal ini dikarenakan sebelum pemeran

ulang, para siswa beserta peneliti menganalisi pemahaman dan sikap-sikap

komunikasi antar pribadi dalam skenario tersebut, mengevalusi dan

memberikan pengarahan-pengarahan dari hasil evaluasi tersebut. Para

siswapun lebih aktif pada saat pemeranan ulang. Pada setiap skenario para

siswa dapat memerankan dengan lancar dan baik ketika siswa pernah

mengalami peristiwa yang sama dengan cerita di skenario tersebut.

Ternyata siswa lebih bisa memahami dan bisa mengaplikasikan

Page 27: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

55

komunikasi antar pribadi dengan tepat dan cepat ketika siswa pernah

mengalami kejadian yang sama dengan cerita skenario tersebut.

Dalam memerankan skenario siswa tidak hanya diminta untuk

memerankan dan merotasi perannya saja, tetapi siswa diajak untuk

menganalisis skenario tersebut dan membahas tentang tindakan-tindakan

yang baik dilakukan saat mereka mengaplikasikan role play dalam setiap

skenario. Hal ini dilakukan penulis dengan tujuan agar membantu siswa

membentuk pemahaman-pemahaman yang mendalam khususnya

komunikasi antar pribadi, mampu berfikir dalam setiap kejadian di

sekitarnya dan mengembangkan kognitifnya serta merasakan tentang apa

yang dialami lingkungannya. Disamping itu siswa diajak untuk aktif

bertindak dan merespon gejala-gejala yang dialami disekitarnya.

Dari pertemuan-pertemuan yang telah dilaksanakan dapat diambil

kesimpulan bahwa teknik role play membutuhkan waktu cukup lama

untuk memahami dan memerankan secara baik dan lancar, dan dalam

pemeranan siswa akan lebih mudah memahami perannya dengan cepat

jika kejadian-kejadian tersebut pernah terjadi dalam kehidupan mereka,

metode role play adalah pemecahan masalah yang terjadi dalam konteks

kehidupan sosial dengan cara mendramakan masalah-masalah tersebut

melalui sebuah drama. Melalui metode ini maka para siswa diajak untuk

memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok sosial yang

anggota-anggotanya adalah teman-teman sendiri. Dengan kata lain, dilihat

Page 28: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

56

dari dimensi pribadi model ini berupaya membantu individu dengan proses

kelompok sosial.

Dalam penelitian ini, sikap komunikasi antar pribadi siswa tidak

langsung tiba-tiba bisa muncul dan digunakan dalam kehidupan sehari-

hari, tetapi melalui bermain peran dapat membantu siswa mengembangkan

pola fikir yang fleksibel, mengasah kemampuan kognitif siswa khususnya

pada nilai dan pemahaman komunikasi antar pribadi secara lebih

mendalam.

Kesimpulan paling akhir dari penelitian ini, layanan BK dengan

metode role play ini hanya sampai pada tahap membantu siswa

membentuk pemahaman komunikasi antar pribadi yang lebih mendalam,

yang pada nantinya, siswa sendiri yang akan mengeksplorasi dan

mengembangkan kehidupan sehari-hari. Dalam membentuk pemahaman

komunikasi antar pribadi yang mendalam para siswa dilatih untuk

mengaplikasikan serta mencobakan melalui permainan peran (role play).

Guna role play dalam penelitian ini yaitu membentuk kebiasaan siswa

melakukan sikap-sikap komunikasi antar pribadi yang nantinya dapat

berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menggunakan metode role play pada kelompok

eksperimen siswa kelas XI TP A SMK Saraswati Salatiga, dapat

meningkatkan komunikasi antar pribadi. Hal ini tampak dari hasil

perbandinga pre-test dan post-test antara kelompok eksperimen dengan

Page 29: BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5533/5/T1_132010061_BAB IV.pdf · Langkah pertama, penulis memasuki ruang kelas, penulis

57

kelompok kontrol. Pre-test kelompok eksperimen 4 siswa dalam kategori

rendah dan 1 siswa dalam kategori sangat rendah, setelah mendapatkan

treatmen berupa role play diperoleh hasil post-test diperoleh 3 siswa dalam

katergori sangat tinggi dan 2 siswa dalam kategori tinggi. Dan dari hasil

pre-test kelompok kontrol terdapat 4 siswa dalam kategori rendah, 1 siswa

dalam kategori sangat rendah, setelah dilakukan post-test diperoleh hasil 1

siswa dalam kategori tinggi dan 4 siswa dalam kategori sedang. Setelah

data diperoleh dari uji Mann-Whitney diperoleh hasil mean rank kelompok

eksperimen sebesar 8.00 dan mean rank kelompok kontrol sebesar 3.00

dengan selisih 5.00 antara mean rank kelompok eksperimen dengan mean

rank kelompok kontrol. Jadi terdapat peningkatan komunikasi antar

pribadi siswa kelas XI TP A SMK Saraswati Salatiga setelah mendapatkan

layanan bimbingan kelompok dengan metode role play.