bab iv metodelogi penelitian - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/54901/5/bab iv.pdf · fasilitas...
TRANSCRIPT
33
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini bersifat deskriptif dengan mengunakan
pendekatan obsevasional untuk melihat Hubungan Postur Duduk dengan Gajala low
Back Pain pada Mahasiswa Prodi Farmasi saat Praktikum. Adapun pendekatan yang
digunakan adalah cross sectional yaitu data antara variabel independen dan dependen
akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2015).
Gambar 4.1 Hubungan Antara Postur Tubuh dengan Gejala Low Back Pain pada Mahasiswa Pada Mahasiswa Farmasi Saat Praktikum di Universitas Muhammadiyah Malang
Low Back Pain
y
Posisi Duduk
x
34
1.2 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian
Gambar 4.2 Kerangka Penelitian Hubungan Antara Postur Tubuh dengan Gejala Low Back Pain pada Mahasiswa Farmasi Saat Praktikum di Universitas Muhammadiyah Malang.
HO: Tidak ada Hubungan Postur Duduk
dengan Gejala Low Back Pain pada
Mahasiswa Farmasi saat Praktikum di
Universitas Muhammadiyah Malang
HI: Ada Hubungan Postur Duduk dengan
Gejala Low Back Pain pada Mahasiswa
Farmasi saat Praktikum di Universitas
Muhammadiyah Malang
Alat Ukur: kuesioner Alat Ukur: Kuesioner
Skala Ordinal Skala Ordinal
Populasi Penelitian : Mahasiswa Farmasi Saat praktikum Di
Universitas Muhammadiyah Malang sebanyak 251 orang
Pengambilan Sampel : Purposive Sampling
Sampel : dimana semua responden adalah 72
Mahasiswa Farmasi UMM angkatan 2017
Variabel independen :Posisi Duduk Saat Mahasiswa Praktikum
Variabel dependen :Low Back
Pain
Analisis Chi square
Kesimpulan
Hasil
35
4.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel
4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah subjek ( misalnya manusia, klien ) yang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan di tarik kesimpulan
(Nursalam,2016). Populasi dalam penelitian adalah 251 mahasiswa farmasi yang
sedang melakukan praktikum di laboratorium farmasi angkatan 2017.
4.3.2 Teknik Sampling
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling. Pada dasarnya menetapkan sampel
dengan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling
yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi
sesuai dengan yang dikehendaki peneliti tujuan/masalah dalam penelitian (Nursalam,
2016). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang melakukan
praktikum di lab farmasi berjumlah 72 orang.
1.3.3 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat digunakan sebagai subjek dalam
penelitian melalui sampling. Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin, adalah sebagai berikut :
Keterangan :
n =besar sampel
N =besarnya populasi
36
α= Marginof Error Maximum, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang masih bisa
ditolerir (ditentukan 10%). Dengan populasi sebanyak 72 siswa maka perhitungannya
adalah sebagai berikut:
10,1 251
251n
2
N = 71,50 orang = 72 orang
1.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
4.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang harus
dipenuhi setiap masing-masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel
penelitian (Notoatmodjo,2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a) Mahasiswa farmasi UMM angkatan 2017
b) Mahasiswa farmasi yang sedang melakukan praktikum di laboratorium
c) Mahasiswa yang yang bersedia dalam mengisi kuesioner serta bersedia
menjadi responden dalam penelitian yang sesuai kriteria
4.4.2 Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa
dijadikan sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo,2010). Kriteria eksklusi pada
penelitian ini adalah :
a. Mahasiswa farmasi UMM selain angkatan 2017
b. Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden
c. Mahasiswa yang memakai busana rok dan gamis
37
4.5 Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) (Nursalam, 2016). Variabel juga
merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu
fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian. Konsep yang dituju
dalam suatu penelitian bersifat konkrit dan secara langsung bisa diukur, sesuatu yang
konkrit tersebut bisa diartikan sebagai suatu variabel dalam penelitian. Variabel dalam
penelitian ini terbagi atas dua variabel independen dan variabel dependen.
4.5.1 Variabel Independent (Variabel Bebas)
Variabel independen adalah yang nilainya ditentukan oleh variabel lain.
Mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel independen juga merupakan variabel yang dimanipulasi, diamati
dan diukur untuk mengetahui hubungan atau pengaruhnya terhadap variabel lain
(Nursalam, 2016). Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah
postur tubuh.
4.5.2 Variabel Dependent (Variabel Terikat)
Variabel dependen adalah yang nilainya diitentukan oleh variabel lain. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
dependen juga merupakan faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada
tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2016). Variabel
dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah low back pain pada mahasiswa
farmasi saat praktikum.
38
4.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah variabel penelitian di maksudkan untuk
memahami arti setiap variable penelitian sebelum dilakukan analisis (Sujarweni, 2014).
Definisi operasional bertujuan untuk mendefinisikan variabel secara operasioanal
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Definisi operasional di tentukan berdasarkan parameter yang di jadikan
ukuran dalam penelitian.
39
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional
Parameter Instrumen Skala Ukur Hasil Ukuran
Variabel Independen: Gambaran postur tubuh mahasiswa
Postur tubuh pada mahasiswa saat praktikum
1. sulit untuk memutarkan badan keri dan kekanan
2. Bagian belakang kursi harus mencapai ketinggian, sehingga mahasiswa tidak membungkuk saat melakukan praktikum
3. Postur tubuh yang baik yaitu posisi dengan tangan sejajar dengan lengan, kepala tidak menunduk,pandangan sejajar, punggung tertopang , bahu, santai, kaki terletak pada bantalan
Lembar kerja REBA
Ordinal
Deskripsi 1 = Normal ( postur diterima dan tidak perlu perbaikan ) Action level 0 2-3 = perlu pemeriksaan lanjutan ( sebanyak 53 responden 53% ) Action Level 1 4-7 = tindakan pemeriksaan dan perubahan perlu dilakukan ( sebanyak
47 responden 47%) Action level 2
8.10 = Resiko tinggi perlu pemeriksaan dan perubahan diperlukan secepatnya Action level 3 10-15 = Resiko sangat tinggi,kondisi berbahaya, perlu pemeriksaan dan perubahan dengan segera Action level 4 (Fitria, 2018)
Variabel Dependen : Gejala Low Back Pain atau nyeri punggung bawah
Gejala terjadinya LBP yang merupakan sindroma klinik yang ditandai dengan gejala nyeri pada tulang punggung bagian bawah akibat dari posisi duduk salah yang dialami mahasiswa
1. Merasakan nyeri di bagian ektremitas atas dan bawah 2. merasakan nyeri pada bagian punggung bawah secara terus menerus 3. merasakan nyeri setelah mengangkat beban
Kuisioner low Back Pain
Ordinal 18 - 32,4 : sangat ringan 32,5 – 46,8 : ringan, 46,9-61,2 : cukup, 61,3 – 75,6 : berat, 75,7 – 90 : sangat berat (Mohammat Rasid, 2014)
40
4.7 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017 sampai
bulan September 2019.
4.8 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur
nilai variabel yang diteliti. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel
penelitian (Sugiyono, 2015). Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, pengumpulan data
penelitian ini menggunakan kuesioner REBA untuk keluhan nyeri punggung bawah.
1. REBA
Menurut Djamal (2019) Rapid Entire Body Assesment (REBA) merupakan suatu
metode dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai
postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang pekerja.
Secara efektif digunakan untuk menilai postur tubuh serta menghitungkan
beban yang ditangani dalam suatu system kerja, coupling atau pegangannya dan
aktivitas yang dilakukan. Metode ini relatif, hanya berupa range sudut. REBA
merupakan alat penganalisa postur tubuh yang bisa memeriksa aktivitas kerja.
Dalam metode ini, segmen-segmen tubuh dibagi menjadi dua group, yaitu
group A dan Group B. Group A terdiri dari punggung batang tubuh, leher
dan kaki. Sedangkan group B terdiri dari lengan atas, lengan bawah dan
pergelangan tangan. Penentuan skor REBA, yang mengindentifikasi level dari
postur kerja, dimulai dengan memtukan skor A untuk postur-postur group A
ditambah lagi dengan skor beban (load) dan skor B untuk postur-postur group
41
B ditambah dengan skor coupling. Kedua skor tersebut (skor A dan B)
digunakan untuk mementukan skor C. Skor REBA diperoleh dengan
menambahkan skor aktivitas pada skor C.
Tabel 4.2 Final Skoring REBA terhadap Low Back Pain
Skor REBA
1 Postur diterima dan tidak perlu perbaikan 2-3 Perlu pemeriksaan lanjutan 4-7 Tindakan pemeriksaan dan perubahan perlu dilakukan 8-10 Perlu pemeriksaan dan perubahan diperlukan secepatnya 11+ Kondisi berbahaya, perlu pemeriksaan dengan segera
Sumber : (Nurrahman, 2016)
Desain kerja: Metode ini dapat berguna dalam semua desain kerta untuk
aktivitas di atas. Terjadinya nyeri punggung bawah
Kelebihan dari metode ini adalah :
a. Merupakan metode yang cepat dalam melakukan penilaian terhadap
seluruh tubuh ( whole body )
b. Metode ini secara khusus dikembangkan untuk digunakan dalam menilai
resiko nyeri punggung bawah atau postur kerja yang ditemukan dalam
pelayanan kesehatan.
c. Dapat digunakan untuk menilai bermacam aktivitas dalam semua desain
dimana seluruh tubuh digunakan, postur statis, dinamis, berubah-ubah
dengan cepat, atau tidak stabil. Beban berupa benda mati atau benda
hidup yang ditangani dengan sering atau pun tidak.
d. Dapat memperkirakan resiko ergonomi dan tingkat resiko yang mungkin
terjadi.
42
e. Metode dengan system skoring yang relatif mudah, berpedoman penilaian
yang jelas dan dapat diaplikasikan dengan mudah sehingga biasa dalam
penelitian yang dilakukan dapat diminimalisasi.
f. Kategori penilaian tidak hanya pada tubuh manusia saja, tetapi juga
menganalisa bagian dari alat atau material yang digunakan.
g. Pemberian skor yang cukup rinci (detail), jarak (range) untuk kriteria
penyimpangan sangat lengkap, misalnya pada postur janggal
membungkuk dari 0º sampai > 60º memiliki empat kriteria skor.
h. Memiliki penilaian yang lengkap terhadap tangan (upper arms/shoulders,lower
arms/ebows, dan wrists) karema memiliki bagian kanan dan kiri.
i. Memiliki lima tingkat kategori postur dalam menentukan tingkat resiko
(risk level) dan tingkat tindakan yang diperlukan (action level) terdapat empat
level tahapan proses perhitungan yang dinilai:
a) Mengumpulkan data mengenai posisi duduk tiap kegiatan
menggunakan video atau foto
b) Menentukan sudut pada postur tubuh saat aktivitas pada bagian tubut
seperti, badan (trunk), leher (neck), kaki (leg), lengan bagian atas (upper
arm), lengan bagian bawah (lower arm), pergelangan tangan (hand wrist).
c) Menentukan berat beban, pegangan ( coupling ) dan aktivitas kerja.
d) Menentukan nilai REBA untuk postur yang relevan dan menghitung
skor akhir dari kegiatan tersebut.
2. Kuesioner Low Back Pain
Kuesioner ini berisikan 18 butir pertanyaan yang menanyakan apakah anda
pernah merasakan nyeri punggung dalam kegiatan sehari-hari responden, kuesioner
ini bernilai, normal, ringan, sedang dan berat isi kuesioner cukup mudah dimengerti
43
dan simpel untuk dijawab. Sebelum membagikan kuesioner ini peneliti menguji
kebenaran kuesioner ini apakah dapat dimengerti oleh responden atau tidak. Peneliti
sudah melakukan uji validitas karena kuesioner yang digunakan diadobpsi dari
kuesioner baku kemudian dimodifikasi. Kuesioner ini saya ambil dari skripsi
penelitian Nurrahman (2016).
4.9 Prosedur Pengumpulan Data dan Analisa Data
4.9.1 Pengumpulan Data
Menurut Nursalam (2016), Pengumpulan data merupakan proses pendekatan
terhadap subyek dan proses pengumpulan karakteristik yang sesuai dengan kriteria
yang akan dilakukan penelitian. Langkah–langkah yang dilakukan dalam
pengumpulan data antara lain sebagai berikut:
4.9.2 Tahap Persiapan
a. Membuat proposal penelitian dengan judul hubungan postur tubuh dengan
kejadian (low back pain) pada mahasiswa farmasi saat praktikum di universitas
muhammadiyah malang.
b. Mempersiapkan surat ijin untuk melakukan penelitian untuk diberikan kepada
pihak yang berkepentingan.
c. Peneliti mempersiapkan lembar persetujuan, Proses pengumpulan data, peneliti
mengajukan surat izin studi pendahuluan dan penelitian ke Tata Usaha FIKES
UMM yang akan disampaikan kepada pihak laboratorium (kepala laboratorium
farmasi), Peneliti mempersiapkan alat (penggaris genometris), teknik yang akan
dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan.
44
d. Mempersiapkan kuesioner, Peneliti membutuhkan asisten untuk dapat membantu
dalam proses penelitian, yaitu mengambil gambar sebagai bukti.
4.9.3 Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan pendekatan dengan memperkenalkan identitas diri kepada responden
penelitian.
b. Menetapkan responden penelitian dengan cara menjadikan responden yang
berada dan bersedia pada saat itu serta sesuai dengan kriteria yang diinginkan
peneliti.
c. Menjelaskan tujuan penelitian kepada responden, setelah itu meminta persetujuan
responden dengan menyerahkan dan membaca informed consent untuk menjadi
responden penelitian dan meminta responden untuk menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden.
d. Meminta responden untuk mengisi identitas dan kuesioner.
e. Membagikan kuesioner low back pain dan REBA kepada responden.
f. Mendokumentasikan saat penelitian berlangsung menggunakan foto dan video.
g. Membagi 2 group yaitu group A dan group B sesuai kriteria inklusi dan ekslusi
dimana peneliti memilih mahasiswa yang bersedia menjadi responden dan tidak
melekukan penelitian tehadap responden yang mengunakan busana rok dan
gamis.
h. Persiapkan alat (Penggaris Genometri).
i. Mengukur postur tubuh dengan mengunakan penggaris serta mengisi lembar
kuesioner.
j. Proses pengambilan data mengunakan video dan foto dengan sudut yang sesuai
dengan panduan yang memungkinkan untuk di ambil gambar serta video.
45
k. REBA (Rapid Entire Body Assesment (REBA) adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk
menilai posisi dan postur tubuh.
l. Pengambilan data postur aktivitas dengan menggunakan bantuan video atau foto.
Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) responden dan leher, punggung,
lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara terperinci dilakukan perhitungan.
m. Besar sudut dari masing-masing segmen tubuh dari yang meliputi punggung
(batang tubuh), leher kaki (group A), lengan atas, lengan bawah dan pergelangan
tangan (group B).
n. Penentuan berat benda yang diangkat , coupling dan aktivitas responden.
o. Perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan setelah didapatkan skor
dari tabel A kemudian dijumlahkan dengan skor untuk berat beban yang
diangkat.
4.9.4 Tahap Pengumpulan Data
a. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya dikumpulkan
b. Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden
c. Mengecek kelengkapan data yaitu kelengkapan pengisian lembar kuesioner
d. Memeriksa kembali jika dalam pengisian yang salah atau kurang lengkap
4.9.5 Tahap Pengelolaan Data
Menurut Arikunto (2010) dari lembar kuesioner yang telah disiapkan, peneliti
mengumpulkan data untuk diseleksi, yaitu data yang terkumpul akan diolah. Peneliti
mengumpulkan yang telah terkumpul dari lembar kuesioner yang telah diisi akan
diolah dengan beberapa tahap sebagai berikut:
46
a. Editing data
Tahap editing merupakan tahap untuk melakukan pemeriksaan kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan (Setiadi, 2013). Tahap editing pada
peelitian yaitu memeriksa kembali semua hasil kuesioner., peneliti melakukan
pengecekan ulang hasil kuesioner yang sudah diisi oleh reponden dan melakukan
pengecekan pada hasil observasi yang berupa foto dan video sehingga dapat
dilakukan analisis.
b. Coding data (memberi kode)
Coding data yaitu mengklasifikasikan hasil dan jawaban dengan memberikan kode
pada masing-masing hasil jawaban dari kuesioner postur duduk dan low back pain.
Pemberiaan kode (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori yaitu
memberikan kode tertentu pada hasil penelitiaan sesuai dengan variabel yang ada
(Saryono, 2011).
c. Entry Data
Setelah semua lembaran kuesioner terisi penuh dan benar serta sudah melewati
pengkodean, langkah pengelolaan seanjutnya adalah memproses data agar data
yang sudah di-Entry dapat di analisis. Entri Data pada penelitian ini adalah
memsukkan data yang telah dibuat di Microsoft Excel untuk selanjutnya
dilakukan analisa data dengan menggunakan SPSS sehingga didapatkan hasil
analisis pada data-data yang sudah didapatkan.
47
4.10 Uji Instrumen
4.10.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu pengukuran yang mengacu pada proses di mana
pengukuran benar-benar bebas dari kesalahan sistematis dan keselahan random.
Pengukuran yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid.
Uji validitas penelitian ini dlakukan sekali. Uji validitas tahap pertama, peneliti
menyebar kuesioner berjumlah 20 item pernyataan kepada 27 responden dengan
karakteristik yang sama dengan sampel yaitu anak farmasi 2015 di laboratorium solida
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang. Hasil uji validitas kuesioner low back
pain sudah tervaliditas dari 20 soal menjadi 18 soal terlampir terhadap 27 responden
dengan r tabel 0,381.
4.10.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana instrument tersebut
dapat diberikan hasil yang relative sama bisa dilakukan pengukuran kembali terhadap
subjek yang sama. Suatu instrument yang mempunyai reliabilitas yang tinggi
menunjukkan bahwa instrument tersebut baik dan benar. Suatu alat ukur yang baik
tidak berubah-rubah pengukurannya, artinya meskipun alat itu digunakan berkali-kali
akan memberikan hasil yang hamper serupa. Jika nilai Crobanch Alpha >0,6 maka
reliable. Tetapi jika Crobanch Alpha <0,6 maka tidak reliable.
Pada penelitian ini telah dilakukan uji reliabilitas kuesioner yang dilakukan
kepada mahasiswa Farmasi angkatan 2015 di laboratorium solida, sebanyak 27 orang
dengan hasil alpha cronsbach (0,873), sehingga instrument ini dinyatakan reliabel.
48
4.10.3 Teknik Analisis Data
Setelah dilakukan pengumpulan data, langkah berikutnya adalah melakukan
pengolahan data agar data disusun sehingga lebih mudah dimanfaatkan dalam analisis
oleh alat analisisnya untuk menjawab tujuan penelitian. Data dianlisis menggunakan
statistic deskriptif untuk mendapatkan dalam bentuk tabulasi, dengan cara
memasukkan seluruh data kemudian data diolah secara statistic deskriptif dengan
menggunakan presentase (%) dari masing-masing item.
4.10.4 Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel, pengumpulan data disajikan dalam bentuk table distribusi
penelitian sehingga kumpulan data berubah menjadi informasi yang berguna
(Notoatmodjo, 2012). Data dianalisis untuk melihat tingkat presentasi kejadian low
back pain akibat postur tubuh yang salah pada mahasiswa farmasi saat praktikum.
Data dari REBA untuk melihat resiko gejala low back pain akibat postur tubuh.
Kemudian data karakteristik responden seperti jenis IMT, kelamin, umur, berat
badan, lama duduk, dan postur duduk. Data tersebut disediakan dalam bentuk table
presentasi.
4.10.5 Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu merupakan analisi dari dua variabel (Notoatmodjo, 2012)
yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
(Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan
antara masing-masing variabel independen dengan dengan variabel dependen yaitu
Hubungan Postur Tubuh dengan Gejala Low Back Pain pada Mahasiswa Farmasi saat
49
Melakukan Praktikum di UMM. Setelah semua data didapatkan, maka proses
selanjutnya yaitu mengelolah dan menganalisa data.
Untuk mengetahui Hubungan Postur Tubuh dengan Gejala Low Back Pain
pada Mahasiswa Farmasi saat Praktikum di Universitas Muhammadiyah Malang. Data
yang diperoleh secara statistic untuk membuktikan bahwa adanya Hubungan Postur
Tubuh dengan Gejala Low Back Pain pada Mahasiswa Farmasi saat Praktikum di
Universitas Muhammadiyah Malang. Mengingat data yang digunakan yaitu ordinal-
ordinal maka data di analisis menggunakan uji analisis Chi-Square dengan p value ≤
0,05 berarti ada hubungan yang bermakna secara statistic (Ho ditolak – Ha diterima)
dan p value p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik
(Ho diterima – Ha ditolak). Sehingga penelitian ini mengunakan Statistical Product and
Service Solutions (SPSS) untuk mengetahui adanya mengetahui Hubungan Postur
Tubuh dengan Gejala Low Back Pain pada Mahasiswa Farmasi saat Praktikum di
Universitas Muhammadiyah Malang.
4.11 Etika Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012), masalah etika penelitian merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada
yang bersangkutan untuk mendapat persetujuan melakukan penelitian. Dalam
melakukan penelitian, peneliti perlu membawa rekomendasi dari institusi untuk pihak
lain dengan cara mengajukan permohonan ijin kepada institusi/lembaga tempat
penelitian yang dituju oleh dengan menekankan masalah etika yang meliputi sebagai
berikut:
50
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan Penelitian)
Menurut Hidayat (2010), mengatakan informed Consent merupakan bentuk
persetujuan antara peneliti dengan responden dengan memberikan lembar
persetujuan. Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Lembar
persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti sebelum dilakukan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian. Jika
responden bersedia maka responden diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan yang disediakan peneliti, tetapi jika tidak bersedia, maka peneliti
harus menghormati hak responden untuk menolak dalam ikut serta
berpartisipasi dalam penelitian (Hidayat, 2010).
2. Anomity (Tanpa Nama)
Hidayat (2009) mengatakan konsep perlindungan peserta dalam penelitian,
responden berhak untuk menyembunyikan nama selama melakukan
penelitian. Informasi yang berhubungan dengan responden, kenyataan bahwa
individu tertentu telah berpartisipasi dalam studi tidak diberitahukan pada
orang lain diluar penelitian kecuali menyangkut masalah hukum dan
persidangan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality adalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, dan hanya kelompok tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian (Hidayat, 2009). Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya. Jaminan kerahasiaan tersebut dapat membantu sehingga agar
responden tidak perlu ragu dalam memberikan data yang diinginkan oleh
penelitian.