bab iv metode penelitian
TRANSCRIPT
IV. METODE PENELITIAN
Selama magang di Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia (LPPOM MUI), pekerjaan yang dilakukan terdiri atas: (1) analisis proses sertifikasi halal,
dan (2) kajian ilmiah khamr dan alkohol berupa penelitian mengenai analisis senyawa penciri hasil
fermentasi perasan buah berdasarkan tinjauan hadist dari Rasulullah.
4.1 ANALISIS PROSES SERTIFIKASI HALAL
Analisis proses sertifikasi halal meliputi analisis pengaruh kriteria produk dan tahapan proses
terhadap rentang waktu proses sertifikasi halal dan analisis rata-rata waktu sertifikasi halal. Analisis
dilakukan dengan metode statistik.
4.1.1 BAHAN
Bahan yang digunakan untuk analisis proses sertifikasi halal adalah data berupa keterangan
alokasi waktu proses sertifikasi halal perusahaan atau industri pangan yang mendapat sertifikat halal
pada bulan Januari tahun 2011 hingga April tahun 2011.
4.1.2 ALAT
Alat yang digunakan dalam pengukuran pengaruh kriteria produk dan tahapan proses terhadap
rentang waktu proses sertifikasi halal adalah program Minitab 15 untuk analisis metode Kruskal
Wallis. Adapun untuk uji lanjut dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus uji lanjut pada
prosedur perbandingan berganda Uji Dunn. Adapun untuk analisis rata-rata waktu sertifikasi halal
menggunakan program Microsoft Excel.
4.1.3 METODE PENELITIAN
Tahap-tahap yang dilalui dalam pengukuran pengaruh kriteria produk dan tahapan proses
terhadap rentang waktu proses sertifikasi halal meliputi: (1) pemilihan data atau sampling, (2)
interpretasi data, (3) analisis pengaruh kriteria produk dan pengaruh tahapan proses terhadap rentang
waktu sertifikasi, (4) uji lanjut pengaruh kriteria produk dan uji lanjut pengaruh tahapan proses
terhadap rentang waktu sertifikasi, (5) perhitungan rata-rata waktu sertifikasi. Secara umum diagram
alir metode penelitian analisis sertifikasi halal ditampilkan pada Gambar 9.
4.1.3.1 Pemilihan Data atau Sampling (Siregar, 2010)
Populasi data berasal dari perusahaan industri pangan yang mendapat sertifikat halal mulai dari
bulan Januari hingga April tahun 2011. Populasi data yang diperoleh sebanyak 206 data proses
sertifikasi perusahaan atau industri pangan. Pengambilan sampel meggunakan Teknik Solvin dengan
persamaan (4.1), yaitu :
n = N
1 + N(d2) (4.1)
dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = galat pendugaan, dalam kasus ini nilai yang diambil adalah 0.05%
Jenis kriteria produk terdiri atas 4 macam, yaitu no risk, low risk, risk, dan high risk. Data dari
masing-masing kriteria diambil menggunakan Teknik Stratified Random Sampling dengan persamaan
(4.2), yaitu :
ni = (Ni dari n) x (n/N) (4.2)
dimana :
ni = ukuran sampel pada kriteria i
i = no risk, low risk, risk, dan high risk
Ni = populasi pada kriteria i
n = ukuran sampel
Kemudian jumlah sampel data yang diperoleh melalui kedua teknik diperoleh melalui
pengambilan secara acak menggunakan program Microsoft Excel.
4.1.3.2 Perhitungan Secara Statistik
Perhitungan secara statistik terdiri dari beberapa tahap, yaitu (1) interpretasi data ke dalam
skala rasio, (2) analisis pengaruh kriteria produk dan pengaruh tahapan proses sertifikasi terhadap
rentang waktu proses sertifikasi dengan metode nonparametrik Kruskal-Wallis (3) uji lanjut pengaruh
kriteria produk dan pengaruh tahapan proses sertifikasi terhadap rentang waktu proses sertifikasi
dengan metode perbandingan berganda Uji Dunn, dan (4) penghitungan rata-rata waktu yang dilalui
proses sertifikasi
4.1.3.3.1 Interpretasi data
Interpretasi data merupakan proses interpretasi data ke dalam skala rasio. Skala rasio
merupakan skala pengukuran tertinggi. Pada skala rasio antara dua nilai yang berurutan mempunyai
jarak yang sama. Nilai-nilai pada skala rasio dapat dibandingkan karena mempunyai nilai dasar yang
mutlak (Mattjik dan Sumertajaya, 2002). Interpretasi data menjadi skala rasio diperlukan untuk
dianalisis pada tahap berikutnya. Data berupa keterangan tanggal dari setiap tahap diinterpretasikan ke
dalam jumlah hari tahap tersebut dilakukan. Kemudian jumlah hari dari setiap tahap dijumlahkan
sehingga diperoleh total hari dalam satu kali proses sertifikasi. Proses interpretasi dilakukan secara
manual untuk seluruh sampel.
4.1.3.3.2 Analisis Pengaruh Kriteria Produk dan Pengaruh Tahapan Proses
Data yang sudah diiterpretasikan dalam skala rasio kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode Kruskal Wallis untuk mengetahui pengaruh kriteria produk terhadap rentang waktu proses
sertifikasi. Analisis dengan metode ini menggunakan program Minitab 15.
Untuk mengukur pengaruh kriteria produk terhadap rentang waktu proses sertifikasi maka data
yang ada dikelompokkan ke dalam empat kriteria, yaitu No Risk, Low Risk, Risk, dan Very High Risk.
Kemudian data dari total jumlah hari seluruh perusahaan dari masing-masing kriteria diinput ke dalam
worksheet yang terdapat pada program Minitab 15. Data diinput pada kolom C1 sebagai jumlah hari
dan kriteria diinput pada kolom C2 sebagai kolom untuk kriteria pertama hingga kriteria keempat.
Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan icon Stat, lalu dipilih icon Nonparametrics, dan pilih icon
36
17
Kruskal Wallis. Selanjutnya masukkan nama kolom C1 pada kotak ‗respon‘ dan nama kolom C2 pada
kotak ‗faktor‘.
Adapun untuk mengukur pengaruh tahapan proses terhadap rentang waktu proses sertifikasi,
data pada setiap tahapan diinput ke dalam worksheet yang terdapat pada program Minitab 15
berurutan dari tahap pertama hingga tahap ketujuh. Data diinput pada kolom C1 sebagai kolom untuk
jumlah hari dan tahapan diinput pada kolom C2 sebagai kolom untuk tahap pertama hingga tahap
ketujuh. Kemudian tahap berikutnya sama dengan pada pengukuran pengaruh kriteria produk.
Pada analisis dengan metode Kruskal Wallis ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
H0 = kriteria produk/tahapan memberikan pengaruh yang sama terhadap rentang waktu sertifikasi
pada
taraf α (alfa) 5 persen atau 0,05.
H1 = paling sedikit terdapat sepasang kriteria produk/tahapan memberikan pengaruh berbeda terhadap
rentang waktu sertifikasi pada taraf α (alfa) 5 persen atau 0,05.
Jika nilai Pvalue lebih kecil dibandingkan nilai alfa (0,05) maka kesimpulan yang diambil
adalah tolak H0 atau terima H1, dan sebaliknya.
4.1.3.3.3 Uji Lanjut Perbandingan Berganda (Uji Dunn)
Jika hasil analisis pengaruh kriteria produk dan tahapan proses terhadap rentang waktu
sertifikasi memberikan hasil tolak H0 atau terima H1 yang berarti paling sedikit terdapat sepasang
kriteria produk/tahapan yang memberikan pengaruh berbeda terhadap rentang waktu sertifikasi.
Pengujian lanjut dilakukan secara manual menggunakan rumus pada prosedur perbandingan berganda
Uji Dunn. Karena pada data ditemukan pengulangan angka (ties), maka untuk tolak H0 digunakan
rumus:
dimana
dan = rata-rata peringkat untuk contoh/perlakuan ke –i dan ke-j
t = banyaknya ties
N = n1 + n2 + ...... + nn
K = jumlah perlakuan
ni dan nj = jumlah data pada perlakuan ke-i dan ke-j
4.1.3.2.4 Perhitungan Rata-rata Waktu dalam Proses Sertifikasi
Perhitungan rata-rata proses sertifikasi dilakukan dengan program Microsoft Excel.
Perhitungan rata-rata ini meliputi rata-rata waktu berdasarkan kriteria produk dan rata-rata waktu
untuk setiap tahapan proses sertifikasi. Perhitungan rata-rata waktu berdasarkan kriteria produk
terbagi menjadi dua. Pertama, perhitungan rata-rata waktu untuk keseluran sampel dan rata-rata waktu
setiap kriteria. Pada perhitungan ini data yang ada dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian 1 (dari proses
pendaftaran menuju audit) dan bagian 2 (dari audit hingga menuju ke Komisi Fatwa). Kedua,
perhitungan rata-rata waktu untuk setiap tahapan yang dilalui dalam proses sertifikasi. Pada
perhitungan ini data yang digunakan tidak dibagi menjadi 2 bagian.
37
17
Gambar 10. Diagram alir metode penelitian analisis proses sertifikasi halal
4.2 KAJIAN ILMIAH KHAMR DAN ALKOHOL
Kajian ilmiah yang dilakukan adalah penelitian mengenai profil fermentasi perasan buah
berdasarkan tinjauan hadist yang ditinjau dari aspek biokimia dan fisiologi serta menganalisis
senyawa penciri hasil fermentasi secara statistik dan membuat model matematika fermentasi. Senyawa
yang dianalisis terdiri atas profil gula (fruktosa, glukosa, sukrosa), alkohol, dan asam organik selama
proses fermentasi berlangsung.
4.2.1 BAHAN
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah anggur Vitis vinifera, kurma
Deglet Nour (Tunisia), Apel varietas Malang, dan air matang. Bahan-bahan untuk analisis terdiri atas
asam sitrat, asam tartarat, asam malat, asam asetat, metanol, etanol, propanol, butanol, fruktosa,
glukosa, sukrosa, buffer fosfat, asetonitril 75 %, asam sulfat 0.01 N, dan air bebas ion.
Rata-rata
tahapan &
proses
Pemilihan
data/sampling
Analisis Statistik
Analisis pengaruh
kriteria produk
Analisis pengaruh
tahapan proses
Uji lanjut Dunn Uji lanjut Dunn
Perhitungan rata-rata
untuk kriteria dan tahapan
136 data
sampel
Tolak
H0/terima H1 Tolak
H0/terima H1 Rata-rata waktu
untuk kriteria
dan tahapan
Output
kriteria
Output
tahapan
38
17
4.2.1.2 ALAT
Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini terdiri atas timbangan analitik, pisau, panci, botol
propilen ukuran 100 ml, botol vial 10 ml, juicer, sarung tangan, baskom/mangkuk, kain Muslin, pipet
tetes, pipet Mohr 25 ml, gelas ukur 1 liter, termometer, inkubator suhu 29⁰C, sentrifus 10.000 rpm,
membrane filter Whatman ukuran 0.2 µm, membrane filter cartridge, syringe, tube 1.5 ml,
mikropipet, satu set HPLC tipe 10 APV (detektor RID (Refractive Index Detector), kolom RH
Phenomenex tipe Rezex ROA-organic acid H+, dimensi 250 x 4.6 mm, pori 8 µm, kolom amino
Pinnacle II, pori 5 µm, panjang 150 x 4,6 mm Restek) dan HPLC Shimadzu LC 250 AB (detektor UV,
kolom C18).
4.2.2 METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini terdiri atas beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pemilihan buah yang
akan dipergunakan dalam penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu pembuatan
perasan buah atau jus buah. Tahap ketiga yaitu proses fermentasi perasan buah atau jus buah. Tahap
keempat yaitu analisis kimia perasan buah yang terfermentasi. Analisis ini menghasilkan profil
fermentasi buah selama 5 hari berturut-turut. Tahap kelima adalah analisis korelasi antara waktu
fermentasi (hari) dengan senyawa hasil fermentasi. Pada tahap ini akan diperoleh senyawa yang
memiliki korelasi paling kuat dan memiliki signifikansi terbesar pada ketiga perasan buah. Tahap
keenam adalah analisis pengaruh waktu fermentasi (hari) terhadap kadar senyawa yang diperoleh dari
tahap lima pada ketiga perasan buah. Tahap ketujuh adalah analisis kesamaan pola fermentasi pada
senyawa yang diperoleh dari tahap lima pada ketiga perasan buah. Tahap kedelapan atau tahap
terakhir adalah membuat permodelan matematika dan rasio fraksi untuk profil gula, etanol, dan asam
pada ketiga perasan buah. Secara umum diagram alir metode penelitian ditampilkan pada Gambar 10.
4.2.2.1 Pemilihan Buah
Tahap ini merupakan tahap menentukan buah apa saja yang akan digunakan dalam penelitian.
Hal ini dikarenakan buah yang sangat beragam jenis dan varietasnya sehingga tidak memungkinkan
untuk dianalisis seluruhnya sekaligus. Secara garis besar, pemilihan buah didasarkan pada literatur
syar‘i yang dapat menggambarkan kondisi saat hadis turun dan kondisi saat ini.
Anggur dan kurma dipilih berdasarkan literatur yang disebutkan dalam Al-Qur‘an, ―Dan dari
buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang memabukkan dan rizki yang baik.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-
orang yang berpikir.” (Qu‘ran Surat An-Nahl : 67). Selain itu, dalam Muzakarah Nasional LPPOM-
MUI (1994) menyebutkan bahwa ayat ini mengisyaratkan akan kebiasaan meminum minuman keras
yang dibuat dari kurma dan anggur di kalangan bangsa Arab Mekkah. Anggur dan kurma hingga saat
ini masih dinikmati sebagai wine di beberapa negara. Anggur yang digunakan adalah varietas Vitis
vinifera, sedangkan kurma yang digunakan adalah jenis Deglet Nour yang berasal dari Tunisia atau
disebut palm fruit.
Apel dipilih untuk menggambarkan kondisi saat ini. Apel banyak diolah menjadi berbagai jenis
minuman, seperti cider, sari buah, sirup, cuka apel, dan jus buah. Apel juga merupakan komoditi yang
mudah diperoleh di Indonesia. Adapun varietas apel yang digunakan adalah varietas Apel Malang.
39
17
Gambar 11. Diagram alir metode penelitian kajian ilmiah khamr dan alkohol
Pemilihan Buah
Apel Anggur
apel
kasar
Kurma
kasar
Pembuatan
perasan apel
Perasan
Anggur
Perasan
Apel
Perasan
Kurma
Fermentasi
Perasan apel
terfermentasi
Pembuatan
perasan anggur
Pembuatan
perasan kurma
Fermentasi Fermentasi
Perasan
anggur
terfermentasi
Perasan
kurma
terfermentasi
Analisis kimia
(HPLC)
Identifikasi&
kadar alkohol Identifikasi
&kadar gula
Identifikasi&
kadar asam
Analisis
statistik(Pearson)
Senyawa
signifikan
ANOVA dan Klaster
Permodelan
Matematika
Model
Matematika
&rasio
fraksi
40
17
4.2.2.2 Pembuatan Perasan atau Jus Buah
4.2.2.2.1 Perasan atau Jus Anggur dan Apel
Anggur dan apel utuh dihilangkan bijinya, kemudian ditimbang sebanyak 700 gram dan 600
gram. Kemudian dihancurkan dengan menggunakan juicer dan disaring dengan kain muslin agar
diperoleh perasan buah tanpa padatan kasar. Kemudian dituang masing-masing sebanyak 20 ml ke
dalam botol, lalu ditutup rapat untuk kemudian difermentasi.
4.2.2.2.2 Perasan Kurma (Dirar, 1993)
Kurma utuh dihilangkan bijinya, kemudian ditimbang sebanyak 130 gram. Kemudian kurma
ditaruh dalam wadah dan ditambahkan air matang (boiled water) 100⁰C sebanyak 390 ml (1:3), lalu
aduk perlahan-lahan. Kemudian rendam selama semalam. Air rendaman yang diperoleh kemudian
disaring dengan kain muslin dan cairan yang telah disaring dimasukkan masing-masing 20 ml ke
dalam botol lalu ditutup rapat untuk kemudian difermentasi.
4.2.2.3 Proses Fermentasi
Fermentasi dilakukan dalam kondisi mikroaerob/mikroaerofilik secara spontan pada suhu
ruang selama 5 hari berturut-turut. Kondisi mikroaerob/mikroaerofilik berarti bahwa fermentasi
dilakukan dengan menyimpan perasan buah dalam wadah tertutup tanpa dilakukan pengambilan
oksigen atau penambahan nitrogen seperti yang dilakukan pada fermentasi anaerob, sehingga kondisi
tidak sepenuhnya anaerob namun oksigen sangat rendah. Berdasarkan literatur yang ditemukan dalam
jurnal ilmiah (Najiha, et. al., 2010), disebutkan bahwa suhu Madinah pada musim panen pertengahan
Oktober adalah 30⁰C. Suhu tersebut mendekati suhu ruangan rata-rata di Indonesia, yaitu 27-34⁰C
(Sahupala, 2005). Berdasarkan hasil pengukuran suhu di ruangan percobaan, maka suhu yang
digunakan akan dijaga konstan pada suhu 29⁰C.
4.2.2.4 Analisis Kimia
Analisis kimia dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengukur senyawa-senyawa hasil
fermentasi selama 5 hari berturut-turut. Analisis dilakukan setiap hari (per 24 jam) mulai dari hari ke-
0 hingga hari ke-5. Senyawa-senyawa yang diidentifikasi adalah senyawa gula (glukosa, fruktosa, dan
sukrosa), alkohol (metanol, etanol, propanol, butanol), dan senyawa asam (asam tartarat, asam sitrat,
asam malat, asam asetat). Tahap ini terdiri dari preparasi sampel, identifikasi senyawa standar, dan
pengukuran kadar senyawa.
4.2.2.4.1 Preparasi Sampel
Setiap hari (hari ke-0 hingga hari kelima) sejumlah 3 ml cairan hasil fermentasi setiap perasan
buah diambil dan dimasukkan dalam 2 buah tube 1,5 ml. Kemudian cairan dalam tube tersebut
disentrifus pada kecepatan 10000 rpm selama 15 menit untuk mendapatkan supernatan yang berupa
cairan bening. Kemudian supernatan tersebut diambil dan disaring seluruhnya dengan membrane filter
0,2 µl. Supernatan yang telah disaring kemudian disimpan dalam botol vial 10 ml untuk dianalisis.
Berikut adalah bagan alir preparasi sampel untuk tiap ulangan sampel yang disajikan pada Gambar 11.
4.2.2.4.2 Identifikasi Senyawa Standar
Sebelum dilakukan analisis atau pengukuran senyawa yang akan diidentifikasi, maka terlebih
dahulu dilakukan identifikasi senyawa standar yang akan diidentifikasi dan diukur. Senyawa standar
41
17
yang diidentifikasi terdiri atas fruktosa, glukosa, sukrosa, metanol, etanol, propanol, butanol, asam
tartarat, asam sitrat, asam malat, dan asam asetat. Masing-masing senyawa dibuat larutan 0.5% dengan
menggunakan air bebas ion. Kemudian sebanyak 10 µl dari masing-masing larutan diinjeksikan ke
dalam HPLC untuk kemudian diidentifikasi pemisahan kurva standar yang terbentuk.
Gambar 12. Diagram alir preparasi sampel untuk analisis HPLC
4.2.2.4.3 Identifikasi dan Pengukuran Senyawa yang Dianalisis
Setelah tahap preparasi selesai dan diperoleh kurva pemisahan senyawa standar yang baik,
maka analisis senyawa hasil fermentasi siap untuk dilakukan. Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan instrumen analisis High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Pada analisis
gula digunakan detektor RID, kolom RH, dan fase gerak asetonitril 75%. Pada analisis alkohol
digunakan detektor RID, kolom amino, dan fase gerak asam sulfat 0.01 N. Pada analisis asam organik
digunakan detektor UV, kolom C18, dan fase gerak buffer fosfat.
Sebanyak 10 µl cairan dalam botol vial diambil dengan menggunakan microsyringe 10 µl dan
diinjeksikan ke dalam HPLC. Identifikasi senyawa/komponen ditentukan melalui jumlah peak
(puncak kurva) yang menyatakan jumlah komponen yang disesuaikan dengan kurva standar.
Pengukuran konsentrasi tiap senyawa/komponen yang telah diidentifikasi ditentukan melalui
penghitungan luas peak yang menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran (Hendayana, 2006).
4.2.2.5 Analisis Statistik
4.2.2.5.1 Analisis Korelasi (Pearson)
Data hasil pengukuran dengan HPLC dikelompokkan berdasarkan objek, yaitu perasan anggur,
perasan apel, dan perasan kurma. Analisis Pearson menggunakan program Minitab 15. Analisis
dilakukan tiap objek secara terpisah. Data waktu (hari), kadar fruktosa, glukosa, sukrosa, etanol, asam
tartarat, asam sitrat, asam malat, dan asam asetat pada setiap perasan buah diinput ke dalam
3 ml sampel
Sentrifus 10.000 rpm
selama 15 menit
Supernatan Endapan
Saring dengan membrane
filter 0,2 µl
Masukkan dalam botol vial
Sampel siap analisis
42
17
worksheet. Kemudian pilih menu Stat, kemudian menu Basic Statistic kemudian pilih menu
Correlation. Seluruh variabel yang dianalisis dipindah ke kolom ‗variables‘, kemudian klik OK.
Maka akan keluar tampilan output korelasi setiap senyawa.
4.2.2.5.2 Analisis Pengaruh Waktu Fermentasi (hari) terhadap Kadar Senyawa
Signifikan
Analisis pengaruh waktu fermentasi (hari) terhadap kadar senyawa signifikanANOVA
menggunakan program SAS 9.1.3. Data waktu (hari) dan kadar etanol pada ketiga perasan buah
diinput ke dalam file editor pada program SAS 9.1.3 kemudian klik menu ‗run‘ untuk memproses
data. Kemudian uji lanjut dilakukan dengan metode Tukey menggunakan program SAS 9.1.3. Input
analisis pengaruh waktu fermentasi dan uji lanjut dapat dilihat pada Lampiran 25.
4.2.2.5.3 Analisis Klaster (Cluster Analysis)
Analisis Klaster menggunakan program Minitab 15. Data waktu (hari) dan kadar etanol pada
ketiga perasan buah diinput ke dalam worksheet. Kemudian pilih menu Stat, kemudian pilih menu
Multivariate, lalu pilih menu Cluster Variables. Setelah itu akan muncul tampilan Cluster Variables.
Pindahkan seluruh variabel yang akan diukur ke dalam kotak Variables or Distance Matrix dengan
cara memblok seluruh variabel kemudian pilih select. Pilih link method Ward dan pilih Correlation
untuk jarak matriks serta ketik angka ‗1‘ untuk jumlah klaster. Lalu klik menu Show Dendogram
untuk menampilkan output dendogram kemudian klik OK.
4.2.2.6 Permodelan Matematika dan Perhitungan Rasio Fraksi
Model matematika dibuat untuk profil keseluruhan fermentasi (gula, etanol, dan asam) pada
setiap perasan buah (perasan anggur, perasan apel, dan perasan/rendaman kurma). Model yang
dihasilkan merupakan suatu fungsi diferensial dari setiap senyawa. Oleh karena itu, pada setiap
perasan buah akan dihasilkan fungsi untuk ketiga senyawa dimana fungsi-fungsi tersebut merupakan
suatu kesatuan sistem dinamik.
Pertama-tama dibuat asumsi sederhana yang menggambarkan dinamika gula, etanol, dan asam
dalam proses fermentasi yang dilakukan. Kemudian berdasarkan asumsi tersebut, diformulasikan
suatu fungsi diferensial untuk masing-masing senyawa. Fungsi yang ada dan data penelitian kemudian
diinput ke dalam program Mathematica 7.0 for Students untuk diperoleh nilai parameter penduga.
Metode yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil (Least Square). Adapun model yang
dipergunakan adalah model logistik. Tampilan input dapat dilihat pada Lampiran 28 (untuk perasan
anggur), Lampiran 29 (untuk perasan apel), dan Lampiran 30 (untuk perasan/rendaman kurma).
Kemudian diperoleh solusi berupa persamaan dari ketiga senyawa dengan parameter yang
dihasilkan dari pengolahan fungsi dengan data penelitian. Kesesuaian model dilihat melalui output
kurva solusi penduga dengan sebaran data penelitian. Secara umum, fungsi diferensial pada model
logistik adalah:
dimana:
dX/dt = laju perubahan X pada t tertentu
X = senyawa/fungsi senyawa
r = rasio pertumbuhan senyawa
43
17
K = kapasitas kadar senyawa
t = waktu
Berdasarkan fungsi dasar tersebut, maka fungsi yang dipakai pada penggunaan gula,
pembentukan etanol, dan pembentukan asam menjadi:
dimana :
dS/dt = laju perubahan gula pada t tertentu
dE/dt = laju perubahan etanol pada t tertentu
dA/dt = laju perubahan asam pada t tertentu
S = konsentrasi gula
E = konsentrasi etanol
A = konsentrasi asam
S[t] = fungsi gula
E[t] = fungsi alkohol
A[t] = fungsi asam
α = parameter fungsi diferensial gula
β = parameter fungsi diferensial etanol
γ = parameter fungsi diferensial asam
K = kadar maksimum senyawa gula/alkohol/asam pada setiap perasan buah
t = waktu
Fungsi diferensial di atas menjelaskan laju penurunan gula (dS/dt), laju peningkatan etanol
(dE/dt), dan laju peningkatan asam (dA/dt). Laju perubahan gula merupakan suatu penurunan
konsentrasi gula. Laju perubahan etanol merupakan suatu peningkatan konsentrasi etanol yang
dipengaruhi keberadaan gula. Laju perubahan asam juga merupakan suatu peningkatan konsentrasi
asam yang dipengaruhi keberadaan gula.
Setelah diperoleh model matematika di atas (sebagai solusi sistem dinamik), maka dilakukan
perhitungan kadar gula, etanol, dan asam di hari ketiga pada masing-masing perasan buah untuk
dibandingkan dengan kadar gula, etanol, dan asam hasil penelitian di hari yang sama. Perhitungan ini
dilakukan dengan mengintegralkan model matematika yang ada dengan bantuan program
Mathematica 7.0 for Student.
Kemudian dilakukan perhitungan rasio fraksi untuk senyawa gula, etanol, dan asam pada
masing-masing perasan buah. Perhitungan diawali dengan menghitung fraksi dari senyawa
gula,etanol, dan asam dengan rumus :
44
17
dimana:
F = fraksi senyawa gula/etanol/asam
X = kadar senyawa gula/etanol/asam di hari ketiga berdasarkan perhitungan dari model
matematika
Y = kadar awal senyawa gula/kadar senyawa etanol dan asam saat titik balik/kadar senyawa
etanol dan asam pada saat maksimum
Fraksi yang telah diperoleh untuk senyawa gula, etanol, asam kemudian dibandingkan antar perasan
buah untuk dilihat pola rasio/perbandingan gula,etanol,dan asamnya. Nilai rasio pada masing-masing
perasan buah diperoleh dengan membangi fraksi tiap senyawa dengan fraksi senyawa terkecil yang
terdapat pada perasan buah tersebut.
45
17