bab iv metode penelitian 4.1 desain penelitianeprints.umm.ac.id/41192/5/bab iv.pdf42 bab iv metode...
TRANSCRIPT
42
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, peneliti menggunakan
desain penelitian cross-sectional yang menekankan waktu pengukuran atau obeservasi
data variabel dependen dan independen yang hanya dilakukan satu kali dalam satu
saat tanpa adanya tindak lanjut. Dengan metode penelitian ini, maka didapatkan
suatu prevalensi atau efek dari fenomena (variabel dependen) yang dihubungkan
dengan penyebab (variabel independen) (Nursalam, 2015 : 163). Hal ini sesuai
dengan tujuan peneliti yang ingin mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan guru dengan perilaku pertolongan pertama pada cedera di
lingkungan sekolah menengah pertama di Kota Malang.
43
4.2 Prosedur Penelitian
Bagan 4.9. Skema Alur Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Guru dengan Perilaku Pertolongan Pertama pada Cedera di Lingkungan Sekolah Menengah Pertama di Kota Malang.
4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
yang sesuai dengan target dan tujuan yang ditetapkan oleh peneliti. Subyek
penelitian dapat berupa manusia, hewan coba, hasil laboratorium. Populasi
Populasi : Guru di MTs Nurul Huda dan SMP
Shalahuddin Kota Malang dengan total 54 orang
Sampling : Total sampling
Sampel : 54 guru di MTs Nurul Huda dan SMP Shalahuddin
kota Malang yang telah mengisi lembar informed concent
Uji validitas : pemberian dan pengisian
kuesioner kepada sampel untuk
melakukan uji validitas dan reabilitas
Test : pemberian dan pengisian kuesioner
untuk sampel yang bersedia dan telah mengisi
lembar informed concent
Analisa data : Uji Chi Square
Menarik kesimpulan
H0 : Tidak terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan guru dengan
perilaku pertolongan pertama pada
cedera di lingkungan sekolah
menengah pertama Kota Malang
H1 : Terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan guru dengan
perilaku pertolongan pertama pada
cedera di lingkungan sekolah
menengah pertama Kota Malang
44
penelitian dibagi menjadi 2 yaitu populasi target dan populasi terjangkau
(Nursalam, 2017 : 169). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 54 guru, karena
guru memiliki andil penting untuk melakukan pertolongan pertama pada anak
didiknya untuk mencegah terjadinya keparahan sampai kecacatan (Endiyono &
Lutfiasari, 2016 : 10).
4.3.2 Besar Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah sampel yang sesuai dengan
kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kriteria inklusi merupakan
kriteria atau karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi yang
telah ditentukan oleh peneliti untuk dijadikan subyek penelitian dan telah
menjadi pertimbangan ilmiah (Nursalam, 2013 : 172). Dalam penelitian ini,
peneliti memiliki kriteria inklusi yang telah ditetapkan, yaitu :
1. Responden merupakan guru atau staff di sekolah yang akan diteliti.
2. Responden bersedia menjadi responden dalam penelitian.
4.3.3 Metode Sampling
Sampling adalah proses penyeleksian dari populasi, yang mana akan diambil
beberapa yang sesuai untuk mewakili populasi yang ada. Teknik sampling
merupakan cara untuk mendapatkan sampel agar didapatkan sampel yang
benar-benar sesuai dengan jumlah subyek penelitian. Dalam metode penelitian
terdapat dua jenis sampling yaitu probability sampling dan non-probability sampling
(Nursalam, 2013 : 174). Metode dalam penelitian ini menggunakan non-
probability sampling yaitu total sampling. Total sampling merupakan pengambilan
sampel secara keseluruhan dari banyaknya populasi. Mengingat populasi dalam
penelitian ini berjumlah 54 guru, maka peneliti akan menggunakan metode total
sampling. Alasan peneliti menggunakan total sampling adalah karena jumlah
45
populasi penelitian tidak lebih dari 100 responden, populasi diambil dari 2
sekolah yang berbeda dan memiliki angka yang cukup tinggi dibandingkan
dengan sekolah yang lain dalam hal cedera di lingkungan sekolah.
4.4 Variabel Penelitian
4.4.1 Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas merupakan variabel yang berpengaruh pada nilai dari
variabel lain serta dapat dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui
hubungannya dan pengaruhnya terhadap variabel lain (Nursalam, 2017 : 177).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan guru.
4.4.2 Variabel Tergantung (Dependent)
Variabel tergantung merupakan variabel yang dapat ditentukan nilainya dari
variabel lain dan dapat muncul dengan adanya manipulasi dari variabel lain.
Variabel tergantung merupakan aspek yang dapat dinilai dari organisme yang
telah diberikan stimulus untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau
pengaruh terhadap variabel lain atau variabel bebas (Nursalam, 2017 : 178).
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah perilaku pertolongan pertama
pada cedera.
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan terhadap masing-masing variabel
yang ditentukan oleh peneliti dalam sebuah penelitian. Definisi operasional juga
dapat diartikan sebagai definisi yang berdasarkan karakteristik yang diamati dan
sesuai dengan sesuatu yang didefinisikan, kunci utama dari definisi operasional
adalah karakter yang dapat diamati (diukur). Definisi operasional yang telah
dirumuskan dapat sebagai sarana komunikasi serta akurasi untuk penelitian
46
selanjutnya atau pembaca dapat lebih mengerti terhadap suatu penelitian sendiri
(Nursalam, 2017 : 183).
Tabel 4.5 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Guru dengan Perilaku Pertolongan Pertama Pada Cedera di Sekolah Menengah Pertama Kota Malang.
No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Alat Ukur Hasil
Ukur
1. Variabel
Independent:
Tingkat
pengetahuan
guru
Dapat memahami dan
mengetahui terkait
pertolongan pertama
pada cedera seperti
cara menangani atau
mengobati cedera
yang terjadi pada
siswa.
Pengetahuan guru :
Definisi pertolongan pertama.
Pengetahuan terkait jenis-jenis
cedera.
Pengetahuan tentang penyebab
dari cedera.
Pengetahuan tentang
pertolongan pertama pada
cedera.
Pengetahuan tentang cara
menangani siswa cedera sesuai
dengan jenis cedera.
Ordinal Kuesioner 1. Kurang
<60%
2. Cukup
60-
75%
3. Baik
>75%
(Nursalam,
2015 : 200)
2. Variabel
Dependent:
Perilaku
pertolongan
pertama
Dapat melakukan
pencegahan terjadinya
cedera dan menangani
maupun mengobati
cedera di lingkungan
sekolah dengan
melakukan tindakan
pertolongan pertama
yang sesuai.
Perilaku pertolongan pertama :
1. Afektif :
Kesiapsiagaan guru dalam
melakukan pertolongan
pertama pada cedera.
2. Psikomotor :
Melakukan pertolongan
pertama pada cedera dengan
baik dan benar.
Melakukan pencegahan pada
cedera.
Dapat melakukan tindakan
pertolongan pertama pada
cedera patah tulang, luka
memar, luka robek, dislokasi,
mimisan, strain dan sprai, serta
pingsan.
Ordinal Kuesioner 1. Kurang
: <
56%
2. Cukup
: 56-
75%
3. Baik :
76-
100%
47
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di laksanakan di MTs Nurul Huda dan SMP Shalahuddin
dengan lama waktu pengambilan data 1 hingga 2 hari pada bulan September 2018.
Lama waktu penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.7 Instrumen Penelitian
Menurut Nursalam (2013 : 185-189), terdapat beberapa jenis instrumen
penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian ilmu keperawatan yaitu
biofisiologis, observasi, wawancara, kuesioner, dan skala. Parameter dalam penelitian
ini adalah tingkat pengetahuan guru dan perilaku pertolongan pertama pada cedera
yang akan diukur menggunakan alat ukur atau instrumen dengan jenis kuesioner.
Kuesioner adalah jenis pengukuran dengan cara pengumpulan data secara formal
melalui pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh responden secara tertulis.
Pertanyaan yang diajukan dapat dibagi menjadi dua jenis pertanyaan yaitu terstruktur
(responden hanya menjawab sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh peneliti)
dan tidak terstruktur (responden menjawab dengan bebas atas pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti secara terbuka) (Nursalam, 2013 : 188). Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Bagian pertama berisi data demografi yang meliputi nama, umur, jenis kelamin,
alamat, dan pendidikan terakhir (Nursalam, 2013 : 185).
b. Bagian kedua berisi 16 pertanyaan multiple choice terkait pengetahuan guru tentang
pertolongan pertama pada cedera dengan skoring setiap soal memiliki nilai 1 jika
benar dan 0 jika salah dengan total skor 16. Dalam penelitian ini, peneliti
mengadopsi kuesioner QFBFKL (Questions on Basic First Aid Knowledge Levels) dari
jurnal dan akan menerjemahkan setiap butir pertanyaan menjadi bahasa
Indonesia.
48
Tabel 4.7 (b) Kisi-Kisi Pertanyaan Pengetahuan Pertolongan Pertama pada Cedera
Indikator Pertanyaan Nomor Pertanyaan
Definisi cedera 1, 6
Definisi pertolongan pertama 2, 3
Cedera patah tulang 4, 8
Cedera kepala 7
Luka dan memar 5, 12
Cedera dislokasi 6
Perdarahan dan mimisan 13
Strain 14
Pingsan 11, 14, 15, 16
c. Bagian ketiga berisi 15 pernyataan terkait dengan perilaku pertolongan pertama
pada cedera dengan menggunakan skala pengukuran berupa skala guttman yang
memiliki 2 point yaitu “Ya” dengan nilai 1 dan “Tidak” dengan nilai 0 dan skor
total yaitu 15.
Tabel 4.7 (c) Kisi-Kisi Pernyataan Perilaku Pertolongan Pertama pada Cedera
Indikator Pernyataan Nomor Pernyataan
Kognitif 1, 2, 5
Afektif 3, 4, 10, 12
Psikomotor 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15
Sebelum memberikan kuesioner pada responden, peneliti perlu melakukan
pengujian terhadap kuesioner yang akan diberikan kepada responden. Terdapat dua
macam uji yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu :
4.7.1 Uji Validitas (kesahihan)
Uji validitas merupakan pengukuran dan pengamatan terhadap instrumen
penelitian dalam hal pengumpulan data. Instrumen yang digunakan harus dapat
mengukur apa yang akan peneliti ukur dalam penelitian. Terdapat dua hal penting
49
yang harus diperhatikan dalam menentukan validitas pengukuran yaitu instrumen
harus (1) relevan isi, yaitu instrumen harus sesuai dengan tujuan peneliti agar dapat
mengukur apa yang harusnya diukur, dan (2) relevan sasaran subyek dan cara
pengukuran, yaitu instrumen yang disusun harus dapat menggambarkan terhadap
perbedaan subyek penelitian (Nursalam, 2013 : 184).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan sebanyak 2 kali uji validitas di lokasi
yang berbeda dengan tempat penelitian dan dengan responden yang sama. Pada
uji validitas pertama, peneliti mendapatkan 10 butir pertanyaan dari masing-
masing total 20 pertanyaan tentang pengetahuan dan 20 pernyataan tentang
perilaku pertolongan pertama, sehingga pada uji validitas yang ke 2 peneliti hanya
mengambil 10 butir pertanyaan dan pernyataan yang tidak valid untuk di uji ulang.
Setelah melakukan uji validias yang ke 2, peneliti mendapatkan total 16 pertanyaan
pengetahuan dan 15 pernyataan tentang perilaku yang dinyatakan valid. Hasil dari
uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.
4.7.2 Uji Reliabilitas (keandalan)
Reliabilitas merupakan kesamaan hasil jika instrumen tersebut berkali-kali
dilakukan pengujian tetapi dengan hasil yang sama dengan waktu yang berbeda-
beda. Alat dan cara mengukur atau mengamati memiliki peranan penting dalam
penelitian. Dalam penelitian keperawatan (psikosial), walaupun sudah terdapat
beberapa pertanyaan (kuesioner) yang sudah terstandarisasi secara nasional
maupun internasional, peneliti perlu melakukan seleksi ulang pada instrumen yang
akan digunakan dengan pertimbangan keadaan sosial budaya dari area penelitian.
Beberapa cara pengukuran yang dapat dipakai untuk melihat reliabilitas suatu
instrumen yaitu, (1) stabilitas (memiliki kesamaan jika dilakukan berulang-ulang
dengan waktu yang berbeda, (2) ekuivalen (pengukuran menunjukkan hasil yang
50
sama pada kejadian yang sama, dan (3) homogenitas/kesamaan (instrumen
penelitian yang digunakan harus memiliki isi yang sama (Nursalam, 2015 : 184).
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan hasil jika instrumen
tersebut dilakukan pengujian berkali-kali dengan waktu yang berbeda-beda.
Adapun rumus untuk melakukan uji reliabilitas adalah “Crronbach Alpha”.
Perhitungan dilakukan dengan software SPSS versi 16.0.
Berdasarkan tabel pada lampiran 4 yang dilakukan terhadap item pernyataan
dan pertanyaan yang dinyatakan valid. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
jawaban terhadap pertanyaan dan pernyataan selalu konsisten. Jika nilai dari
Cronbach Alpha lebih besar dibandingkan rkritis maka instrumen dapat dikatakan
reliabel atau memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian.
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian adalah :
4.8.1 Tahap Persiapan
Pengumpulan data dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan saat penelitian. Peneliti mempersiapkan lembar informed concent dan
lembar kuesioner sebagai alat identifikasi tingkat pengetahuan guru dan perilaku
pertolongan pertama pada cedera. Pengumpulan data ini akan dimulai setelah
adanya izin dari Kementrian Agama Kota Malang dan selaku Kepala Sekolah
MTs Nurul Huda dan SMP Shalahuddin Kota Malang.
4.8.2 Tahap Pengumpulan Data
Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan pendekatan dengan wawancara kepada responden.
51
2. Mempersiapkan lembar informed concent dan kuesioner
3. Informed concent diberikan kepada responden sebelum dimulai pelaksanaan
pengumpulan data. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian,
dan memberikan kesempatan responden untuk bertanya. Jika calon
responden bersedia, selanjutnya akan diberikan lembar informed concent
untuk ditanda tangani.
4. Membagi kuesioner dan melakukan kontrak waktu kepada responden.
5. Memberi petunjuk tentang pengisian kuesioner serta memberikan
kesempatan responden untuk menjawab pertanyaan pada lembar
kuesioner.
6. Setelah pengisian kuesioner, lembar kuesioner dikumpulkan kembali
kepada peneliti.
7. Memberi kesempatan responden untuk mengajukan pertanyaan terkait
pertolongan pertama pada cedera dan cara penanganannya.
8. Ucapan terima kasih atas kerjasama yang diberikan oleh responden.
9. Melakukan pengolahan data yang diperoleh.
4.8.3 Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data atau analisa data dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :
1. Editing
Melakukan pengecekan apakah semua data yang dikumpulkan sudah terisi
lengkap atau belum. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan pengecekan
apakah seluruh pertanyaan yang sudah diberikan sudah terjawab atau belum dan
apakah tulisan subyek penelitian dapat terbaca atau tidak.
52
2. Coading
Mengklasifikasikan jawaban yang sudah ada dengan memberi kode pada
masing-masing jawaban.
3. Data Entry
Setelah jawaban dari semua responden dalam bentuk kode, selanjutnya akan
dimasukkan pada program SPSS. Dalam melakukan proses ini dibutuhkan
ketelitian dari peneliti, jika tidak akan terjadi kesalahan walaupun hanya
memasukkan data saja.
4. Tabulating
Memberikan nilai pada masing-masing pertanyaan atau membuat tabel-tabel
data sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti.
5. Cleaning
Apabila semua data telah selesai dimasukkan, peneliti harus melakukan
pengecekan ulang untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan dan
ketidaklengkapan dalam memberikan kode, sehingga dapat dilakukan
pembetulan (Notoatmodjo, 2010 : 176).
4.9 Analisa Data
Penggunaan analisa data statistik hanya digunakan pada data yang memiliki
angka atau data kuantitatif. Sedangkan analisa data yang didasari pada kualitas isi
berdasarkan kode atau kata kunci yang telah ditentukan oleh peneliti disebut data
atau metode kualitatif (Nursalam, 2013 : 199). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunkan analisa data chi square. Uji ini menggunakan pendekatan dengan SPSS .
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis melalui tahapan-
tahapan :
1. Analisis Univariat
53
Analisis univariat merupakan analaisis satu variabel untuk mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel suatu penelitian. Bentuk dari analisa univariat
berbeda-beda, tergantung pada jenis data yang digunakan. Dalam penelitian yang
menggunakan data numerik, digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan
standar deviasi. Secara umum dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan presentase dari setiap variabelnya. Misalnya distribusi frekuensi
responden berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Sama
halnya dengan penyebaran penyakit di suatu wilayah, distribusi penggunaan jenis
kontrasepsi, distribusi kasus malnutrisi pada anak balita, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2010 : 182). Dalam penelitian ini analisa univariat yang digunakan
adalah data demografi atau distribusi frekuensi responden berupa usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, dan alamat.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis dua variabel. Analisa data bivariat dilakukan
untuk mengetahui apakah ada hubungan atau perbedaan dari dua variabel pada
suatu penelitian (Notoatmodjo, 2010 : 183-184) Pada penelitian ini penggunaan
analisis bivariat digunakan untuk mengetahui dua variabel yaitu apakah terdapat
hubungan tingkat pengetahuan guru (variabel dependen) dengan perilaku
pertolongan pertama pada cedera (variabel independen). Setelah data terkumpul,
maka selanjutnya akan dilakukan pengolahan dan menganalisa data. Dalam
penelitian ini, analisa data yang digunakan adalah Chi square. Chi square adalah
analisa data yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya suatu hubungan
dua variabel. Jika nilai signifikansi >0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak ada
hubungan antara variabel dependen dan independen, sebaliknya jika nilai
signifikansi <0,05 maka H1 diterima atau bisa diartikan dengan adanya hubungan
54
antara variabel dependen dan independen dalam penelitian (Pandis, 2016). Uji chi
square ini dilakukan penghitungan dengan menggunakan software SPSS 16.0.
4.10 Etika Penelitian
Dalam penelitian terdapat banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh peneliti,
tidak hanya metode, desain dan yang lainnya. Tetapi ada hal yang sangat penting dan
krusial yang harus diperhatikan oleh peneliti, yaitu prinsip etik penelitian (Swarjana,
2012 : 167). Etika penelitian adalah salah satu aspek yang penting dan perlu
diperhatikan oleh semua peneliti dan jenis penelitian itu sendiri. Etika penelitian
merupakan hal yang penting dalam melakukan proses penelitian, adanya aturan dalam
penelitian akan menjunjung tinggi nilai privasi responden sebagai sumber data
maupun informasi pada penelitian hingga memunculkan hasil yang akurat. Pada
penelitian kedokteran salah satu aspek yang penting dalam melakukan penelitian yang
mana subyeknya adalah manusia yaitu pemberian informed concent (lembar persetujuan)
untuk mengikuti penelitian dan peneliti juga harus menjelaskan tujuan dari penelitian
tersebut terhadap responden atau subyek yang akan diteliti. Selama peneliti
melakukan penelitian hingga penelitian telah selesai dilaksanakan, peneliti harus
menjaga privacy dari subyek yang diteliti (Sostroasmoro, 2014 : 390).
Etika penelitian untuk menggambarkan aspek etika apa saja yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu :
a. Informed concent (lembar persetujuan)
Pemberian lembar persetujuan akan dilakukan oleh peneliti. Peneliti akan
menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan kepada responden,
pemberian informasi bertujuan agar responden mengetahui hal-hal apa saja yang
perlu diperhatikan selama proses penelitian serta apa saja yang akan mempengaruhi
hasil penelitian. Jika responden melakukan penolakan untuk dilakukannya penelitian,
55
maka peneliti tidak diperbolehkan untuk memaksa responden untuk mengikuti
penelitian dan tetap menghormati hak-hak responden.
b. Anonimity (Tanpa nama)
Untuk menjaga responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden dalam
penelitian ini. Cukup hanya memberikan inisial pada lembar yang diberikan pada
responden.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan dalam penelitian yaitu merahasiakan segala informasi yang
berhubungan dengan penelitian.