bab iv makna istighatsah dalam kehidupan santri di …

27
82 BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-IHSAN PUTRI BANJARMASIN A. Latar Belakang Pengamalan Ayat-ayat al-Qur`an Sebagai Amalan Dalam Istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin Islam adalah sebagai agama yang rahmâtan lil `alamîn dan al-Qur`an sebagai kitab sucinya. Sebagai seorang muslim dan berada di daerah yang mayoritas beragama Islam, tentu tidak akan lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam al- Qur`an. Misal saja keseharian yang dilalui, baik sengaja maupun tidak tentu akan terlihat bagaimana masyarakat berinteraksi dengan al-Qur`an. Dan tentu saja al- Qur`an tidak akan lepas dari yang namanya sunah dari Nabi Muhammad saw. Nilai- nilai yang ada di dalam al-Qur`an dipraktekkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mayarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam tidak akan lepas dari fenomana living Qur`an baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai salah satu penerapan living Qur`an di dalam masayrakat, Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin melakukan kegiatan amalan istighatsah. Kegiatan amalan istighatsah yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri adalah salah satu bentuk penerapan nilai-nilai al-Qur`an terhadap suatu masyarakat. Mengenai kegiatan amalan istighatsah yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri adalah, kegiatan dalam bentuk bacaan-bacaan yang dikerjakan secara bersama-sama atau berjamaah.

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

82

BAB IV

MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI PONDOK

PESANTREN AL-IHSAN PUTRI BANJARMASIN

A. Latar Belakang Pengamalan Ayat-ayat al-Qur`an Sebagai Amalan Dalam

Istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin

Islam adalah sebagai agama yang rahmâtan lil alamîn dan al-Qur`an sebagai

kitab sucinya. Sebagai seorang muslim dan berada di daerah yang mayoritas

beragama Islam, tentu tidak akan lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam al-

Qur`an. Misal saja keseharian yang dilalui, baik sengaja maupun tidak tentu akan

terlihat bagaimana masyarakat berinteraksi dengan al-Qur`an. Dan tentu saja al-

Qur`an tidak akan lepas dari yang namanya sunah dari Nabi Muhammad saw. Nilai-

nilai yang ada di dalam al-Qur`an dipraktekkan dan diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Mayarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam tidak akan lepas

dari fenomana living Qur`an baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebagai salah satu penerapan living Qur`an di dalam masayrakat, Pondok

Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin melakukan kegiatan amalan istighatsah.

Kegiatan amalan istighatsah yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri

adalah salah satu bentuk penerapan nilai-nilai al-Qur`an terhadap suatu masyarakat.

Mengenai kegiatan amalan istighatsah yang dilakukan oleh Pondok Pesantren

Al-Ihsan Putri adalah, kegiatan dalam bentuk bacaan-bacaan yang dikerjakan

secara bersama-sama atau berjamaah.

Page 2: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

83

Amalan istighatsah umumnya berisi ayat-ayat al-Qur`an, asmâ al-Husnâ,

shalawat dan dzikir-dzikir dan permohonan orang yang melakukannya. Istighatsah

yang berarti meminta pertolongan kepada Allah secara khusus dan dalam keadaan

yang sukar dan sulit. Berbeda dari maksud isti`anah yang juga berarti meminta

pertolongan kepada Allah, tetapi dalam maksud yang umum.

Adapun ayat-ayat al-Qur`an yang digunakan oleh Pondok Pesantren Al-Ihsan

Putri adalah, surat al-Fatihah, surat Maryam ayat 1, surat asy-Syura ayat 1-2, surat

Qaf ayat 1-2, surat Yasin ayat 1, surat an-Naml ayat 30-31 dan surat Ali Imran ayat

9. Selain itu ada juga dzikir-dzikir yang berasal dari ayat al-Qur`an, seperti surat

Ali Imran ayat 183 dan surat al-Anbiya ayat 87. Ayat-ayat tersebut dipilih sebagai

amalan istighatsah karena melihat fadhilah dari ayat-ayat al-Qur`an tersebut dan

juga sesuai dengan apa-apa yang dibutuhkan oleh Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri

Banjarmasin. Selain ayat-ayat dan dzikir dari al-Qur`an tersebut, mereka juga

menggunakan bacaan-bacaan dzikir lainnya. Amalan istighatsah di Pondok

Pesantren Al-Ihsan secara rinci akan dijelaskan dalam poin-poin berikut:

1. Surat al-Fatihah

Surat al-Fatihah yang merupakan surat pembuka dalam al-Qur`an yang mana

di dalamnya terdapat serangkaian pujian dan doa kepada Allah. Surat al-Fatihah

sudah sangat umum digunakan sebagai sebuah pembuka dalam sebuah kegiatan

seperti amalan, pembuka majelis, pembuka doa dan lain sebagainya.

Page 3: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

84

Surat al-Fatihah selain sebagai pembuka al-Qur`an juga dikenal dengan

sebutan doa dan obat dari segala penyakit.1 Hal ini dikarenakan fadhilah dan

keutamaan dari surat al-Fatihah tersebut.

Dalam surat al-Fatihah terdapat kalimat doa yang berbunyi “Ihdinash-

shirâtal-mustaqîm (hingga akhir surat)” kalimat tersebut adalah doa yang mana

pada awal surat hingga ayat ke-lima berisikan puji-pujian dan keagungan Allah.

Maksudnya memuji dan mengagungkan Allah terlebih dahulu dan kemudian berdoa

kepada-Nya, dan ini adalah sebaik-baiknya susunan doa.2

Sudah sangat umum jika al-Fatihah digunakan sebagai permulaan atau

pengawalan dari sebuah amalan atau kegiatan. Begitupun dengan amalan

istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan.

2. Bacaan Istighfar

أست غفر الله العظيم

Istighfar adalah bacaan dzikir yang bermakna meminta ampunan kepada

Allah. Manfaat dari istighfar adalah diampuninya dosa, sebagai seorang manusia

tentu tidak akan luput dari dosa. Oleh karenannya seseorang sangat dianjurkan

untuk senantiasa membaca istighfar. Dengan meminta ampun kepada Allah dapat

mendekatkan diri kepada-Nya.3 Bertaubat akan menghapuskan dosa-dosa, dan

1 Kementrian Agama Saudi Arabia, Tafsîr al-Muyassar,...1.

2 Furqan Ahmad Ansari, Do`a dan Dzikir Rasulullah saw,...12.

3Alwi Abȗ Bakr Muhammad al-Qȃf, Risȃlah al-Mu`awanah,...127.

Page 4: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

85

istighfar adalah media untuk bertaubat jika dilakukan dengan benar dan niat yang

sungguh-sungguh.4

3. Shalawat Nariyah

فرج به الكرب اللهم صل صلة كاملة وسل م سلما تاما على سي دنا محمد الذي ت نحل به العقد وت ن

جهه الكريم وعلى آله و وت قضى به الحوائج وت نال به الرغائب وحسن الخواتيم ويستسقى الغمام ب

كل معلوم لك ب في كل لمحة و ن فس وصحبه .عد

Dikatakan bahwa membaca shalawat Nariyah sebanyak 11 kali setelah

shalat fardhu dan menjadikan shalawat tersebut sebagai bacaan sehari-hari, maka

orang tersebut akan mendapatkan rezeki yang tidak akan berhenti dan akan

memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah. Al-Qurthubi mengatakan bahwa siapa

saja yeng membaca shalawat ini sebanyak 141 kali, maka Allah akan

membebaskannya dari segala kesusuahan dan kesulitan. Al-Qurthubi dan Ibnu

Hajar al-Asqalani mengatakan, jika shalawat ini dibaca sebanyak 4.444 kali dengan

bertawassul kepada Nabi Muhammad saw, maka apa yang diinginkannya akan

terwujud dan memberikan keberhasilan pada suatu urusan, dan selain itu juga dapat

menolak bala.5

Shalawat Nariyah digunakan dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren

Al-Ihsan, adalah sebagai bentuk tawassul kepada Nabi Muhammad saw agar tujuan

dari istighatsah terkabulkan.

4 Yusuf al-Qardhawi, at-Taubat ila Allah,...223-224.

5 Ishomuddin Ma`shum, Sejarah dan Keutamaan Istighatsah,...79-80.

Page 5: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

86

4. Bacaan

يا حي با ق ي وم

Wahai Yang Maha Hidup dan Wahai Yang Maha Berdiri Sendiri.

يارزاق ياف تاح ياكافي ياغني

Wahai Yang Maha Mencukupkan, Yang Maha Kaya, Yang Pembuka (Pintu

Rahmat), Yang Maha Pemberi Rezeki.

ياالله ياوهاب ياحبيبي يارحمان

Wahai kekasihku Yang Maha Pengasih, Yang Maha Pemberi Karunia,

Wahai Allah.

ياالله

Ya Allah

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas, ia berkata pernah duduk bersama

Rasulullah saw, lantas ada seseorang yang shalat kemudian ia berdoa, “Ya Allah,

aku meminta kepada-Mu karena segala puji hanya untuk-Mu, tidak ada sesembahan

yang berhak disembah kecuali Engkau, yang banyak memberi karunia, yang

menciptakan langit dan bumi, Wahai Allah Yang Maha Mulia dan Penuh Kemulian,

Wahai Yang Maha Hidup dan Wahai Yang Maha Berdiri Sendiri.” Kemudian

Rasulullah saw bersabda, “Sungguh, ia telah berdoa kepada Allah dengan nama

Page 6: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

87

yang Agung di mana siapa yang berdoa dengan doa tersebut maka akan diijabah.

Dan barang siapa yang meminta menggunakan nama tersebut, maka Allah akan

beri.”6

Bacaan-bacaan tersebut adalah bagian dari asmâ al-husnâ. Fungsi asmâ al-

husnâ adalah sebagai media taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Dengan

mendekatkan diri dan mengingat Allah akan melahirkan kedekatan kepada Allah,

sehingga Allah juga akan melimpahkan rahmat dan ampunan kepada orang

tersebut.7

Keutamaan dari asmâ al-husnâ juga disebutkan dalam surat al-A`raf ayat 7,

sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bab 2.

Selain sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah, asmâ al-husnâ

juga memiliki banyak keutamaan diantaranya adalah media untuk berdoa kepada

Allah. Dengan menyebut nama-nama Allah tersebut menunjukkan keterbatasan

manusia (sebagai makhluk ciptaan-Nya) dan menyadari dua hal pokok. Pertama,

menyadari bahwa betapa besar dan keagungan yang dimiliki Allah. Kedua,

menyadari betapa lemahnya diri sendiri dan kebutuhan kepada-Nya.8

5. Bacaan

6 Abȗ Dawud Sulaymân bin al-Ash`ath as-Sijistani, Sunan Abȋ Dawud, vol. 2, (Beirut:

Maktabah al-`Ashriyah, t.th), 79. 7 Dinik Fitri Rahajeng Pangestuti dan Kristantyo Setiyo Purnomo, “Pengaruh Pengamalan

Dzikir Asmaa-ul Husna Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Industri Manufaktur Di

Yogyakarta Tahun 2016,”...82-83. 8Andrian Firdaus, “Pembiasaan Membaca Asmaul Husna Dalam Menanamkan

Pengetahuan Keagamaan Pada Anak Di SDIT Abata Lombok (NTB),”...119.

Page 7: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

88

حسب نا الله ونعم الوكيل

Abu al-Hasan al-Syadzly dalam bukunya al-Jawahir al-Mushaunah,

mengatakan Rsulullah saw bersabda “Apabila terjadi suatu peristiwa yang besar

menimpamu, maka ucapkanlah hasbunallâh wa ni`mal wakîl”. Dalam riwayat dari

Abdullah bin Amr bin `Ash mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang

siapa yang membaca hasbiyallâh wa ni`mal wakil tiga kali waktu subuh dan tiga

kali waktu sore, maka dia akan senantiasa berada dalam naungan Allah, menutupi

kekurangannya dan mencukupi kebutuhannya sepanjang dia tidak melakukan dosa

besar.” Riwayat dari Khuzaifah al-Yamani mengatakan bahwa Rasulullah saw

bersabda, “Apabila seorang hamba mengucapkan hasbiyallâh tujuh kali, maka

Allah berfirman “Niscaya akan Aku cukupi, apakah dia benar ataupun dusta.”

Al-Syadzly menguraikan keistimewaan dari bacaan hasbunallâh wa ni`mal

wakîl adalah sebagai “Barang siapa yang menginginkan pertolongan dan

perlindungan dari Allah dalam berbagai aspek kehidupan dan terhindar dari segala

keburukan, ingin dicintai hamba-Nya dan diberikan kekayaan oleh Allah,

hendaknya membaca kalimat hasbunallâh wa ni`mal wakîl sebanyak 450 kali sehari

semalam.9

Dzikir ini juga disebutkan dalam al-Qur`an, tepatnya Q.S. Ali Imran/3: 173,

yang bunyinya:

9 H.M. Athoullah Ahmad, “Eksperimen Ahli Hikmah Terhadap Ayat-Ayat Mujarab,”

Jurnal Al-Qalam, Vol. 20, No. 96 Januari-Maret 2003, 120-121.

Page 8: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

89

هم إيمانا وقالوا حس ب نا الله الذين قال لهم الناس إن الناس قد جمعوا لكم فاخشوهم ف زا

ونعم الوكيل

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan rasul-Nya) yang

kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan “Sesugguhnya manusia

telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah

kamu kepada mereka.” Maka perkataan itu menambah keimanan mereka

dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah

adalah sebaik-baik pelindung.”

Ayat tersebut diturunkan ketika kaum Muslimin mendapatkan sebuah

peringatan mengenai serangan besar dari kafir Quraisy di bawah komando Abu

Sufyan. Akan tetapi kaum Muslimin ketika mendengar berita itu bukannya mereka

merasa takut, melainkan mereka bertambah yakin bahwa Allah akan memenuhi

janji-Nya apabila menolong agama Allah, merekapun mengucapkan hasbunallâh

wa ni`mal wakîl.10

Cukuplah Allah sebagai wakil, karena hanya Allah yang dapat memenuhi

semua harapan manusia. Bisa saja tidak ada jaminan keberhasilan jika diwakilkan

kepada selain Allah. Allah Maha Kuasa untuk memenuhi semua harapan yang

menjadikan-Nya wakil atas segala harapan.11 Dzikir ini digunakan sebagai amalan

istighatsah, karena hanya Allah saja-lah sebaik-baiknya perwakilan yang dapat

mengabulkan doa.

6. Bacaan

10 Abî al-Hasan `Alî bin Ahmad al-Wahidî an-Naisaburî, Asbâb an-Nuzȗl (Jakarta: Dâr al-

Kutub al-Islâmiyah, 2010), 82. 11 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 283.

Page 9: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

90

إن ي كنت من الظالمين سبحانك إلا أنت إله لا

Dzikir ini juga dikenal dengan sebutan dzikir Nabi Yunus atau Dzûn Nûn.

Mengenai keutamaan dari dzikir ini, pernah disabdakan oleh Rasulullah saw dalam

senuah hadis dari at-Turmudzi yang telah disebutkan dalam bab II.

Doa ini juga disebutkan dalam Q.S. al-Anbiya/21: 87-88, mengenai kisah

Nabi Yunus.

ى في الظلمات أن لا إله إ أنت سبحانك لا وذا النون إذ ذهب مغاضبا فظن أن لن ن قدر عليه ف نا

ناه من الغم وكذلك ن نجي المؤمنين )77إن ي كنت من الظالمين ) ي نا له ونج (77( فاستجب

“Dan (ingatlah kisah) Dzûn Nûn ketika ia pergi dalam keadaan marah,

lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya

(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap

bahwa “Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci

Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang

berbuat aniaya.”Maka Kami telah memperknankan doanya dan

menyelematkannya dari kedukaan dan demikian lah Kami selamatkan

orang-orang yang beriman.”

Dalam bacaan dzikir tersebut terdapat kalimat tahlil dan tasbih, dan

keutamaan dari kalimat itu adalah menyingkirkan perasaan duka dan penyelamat

dari segala malapetaka dan musibah. Dan dalam kalimat tersebut menampakkan

bahwa betapa kita membutuhkannya pertolongan Allah, dan juga mengakui

kesalahan adalah merupakan salah satu sebab dikabulkannya doa. Sebagaimana

dzikir yang telah dilantunkan oleh Nabi Yunus, bahwa tidak ada Tuhan selain

Page 10: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

91

Engkau (Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang

zalim.12

Dzikir ini digunakan dalam istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan dengan

tujuan agar terhindar dari orang-orang yang memiliki niat buruk, menimbulkan rasa

rendah diri dihadapan Allah serta terhindar dari sifat sombong.

7. Surat Maryam ayat 1

كهي ع ص

Secara arti, ayat tersebut tidak memiliki arti. Sedangkan mengenai tafsirnya,

dalam Tafsir al-Azhar dalam sebuah riwayat dari Ibn Abbas dikatakan bahwa

hurûfu al-muqatha`ah dalam ayat tersebut adalah potongan-potongan dari nama-

nama Allah. Kâf adalah potongan dari nama Allah al-Kabîr (Yang Maha Besar), hâ

adalah potongan nama Allah al-Hadî (Yang Maha Memberikan Petunjuk), yâ dan

`aîn adalah potongan dari nama Allah al-`Azîz (Yang Maha Kuasa atau Perkasa),

shâd adalah potongan dari nama Allah ash-Shâdiq (Yang Maha Benar).

Dalam riwayat oleh Abdullah bin Mas`ud dan beberapa sahabat lainnya

menafsirkan ayat ini dengan, Kâf adalah potongan dari nama al-Malik (Yang

Maharaja), hâ adalah potongan atau nama dari nama Allah itu sendiri, yâ dan `aîn

adalah potongan dari nama Allah al-`Azîz (Yang Maha Kuasa atau Perkasa), shâd

adalah potongan dari nama Allah al-Mushawwir (Yang Maha Memberi Bentuk).

12 Muhammad Sulaimân `Abdullâh al-Asyqâr, Zubdatut Tafsîr min Fathil Qadîr (Oman:

Dâr an-Nafâis, 2013), 329.

Page 11: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

92

Selain dari kedua sahabat tadi masih ada beberapa tafsir yang serupa, tetapi

akhirnya dikembalikan lagi dengan tafsir bahwa Allah yang lebih mengetahui arti

dari huruf-huruf tersebut.13

Menurut suatu pendapat yang disebutkan dalam Tafsȋr Ibn Katsȋr, huruf-

huruf tersebut yakni al-hurûfu al-muqatha`ah adalah nama-nama Allah Yang

Agung. Dan banyak para sahabat yang meriwayatkan seperti itu.14

Dalam Tafsȋr al-Wajiz disebutkan riwayat dari Ibn Mas`ud, bahwa ayat ini

dibacakan oleh Ja`far bin Abi Thalib kepada raja Najasi ketika hijrah pertama ke

Habasyah. Kâf-hâ-yâ-`aîn-shâd adalah peringatan untuk orang-orang Arab pada

saat itu bahwa tidak ada yang dapat menandingi keindahan al-Qur`an, karena pada

saat itu bangsa Arab terkenal dengan syi`ir-syi`ir mereka.15 Kalimat kâf-hâ-yâ-`aîn-

shâd dan kalimat-kalimat al-hurûfu al-muqatha`ah lainnya adalah bentuk mukjizat

dari al-Qur`an.

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri setelah kalimat

tersebut ditambahai dengan kata “kifâyatunâ” yang berarti “cukupkanlah kami.”

Bisa saja maksud yang diambil dari kalimat kâf-hâ-yâ-`aîn-shâd adalah untuk

menujukkan nama-nama Allah yang Maha Agung dan meminta kecukupan atas apa

yang dihajatkan.

8. Surat asy-Syura ayat 1

13 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar, vol. 6,...4277-4278.

14 Abȗ al-Fidȃ `Ismȃ`ȋl bin `Umar Ibn Katsȋr, Tafsȋr al-Qur`ȃn al-A`zhȋm, vol. 1,...157.

15 Wahbah az-Zuhailȋ, Tafsȋr al-Wajȋz (Damaskus: Dȃr al-Fikr, 1996), 306.

Page 12: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

93

ق حم س ع

Dalam Tafsir al-Azhar ayat ini hanya ditafsirkan dengan Allah yang lebih

mengetahui apa maksud dari ayat al-hurûfu al-muqatha`ah ini.16 Kebanyakan para

mufassir mengatakan huruf-huruf ini adalah bagian dari nama-nama Allah Yang

Agung, dan sebagai salah satu mukjizat dari al-Qur`an seperti yang telah disebutkan

sebelumnya. Wahbah az-Zuhaili menyebutkan dalam tafsirnya bahwa huruf-huruf

ini berfungsi sebagai perhatian pada ayat setelahnya dan menantang orang Arab

pada saat itu untuk memnghadirkan atau membuat sesuatu yang serupa dengan al-

Qur`an.17

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri setelah kalimat

tersebut ditambahai dengan kata “himâyatunâ” yang berarti “lindungi kami.”

Mengenai bacaan kâf-hâ-yâ-`aîn-shâd dan hâ-mîm-`aîn-sîn-qâf, barang siapa

yang membacanya untuk mahabbah maka bacalah pada hari Jumat sebelum shalat

Jumat sebanyak 93 kali. Jika untuk seseorang yang hilang, maka bacalah sebanyak

66 kali, niscaya orang hilang tersebut akan ditemukan. Jika menemui kesulitan dan

membutuhkan pertolongan, maka bacalah sebanyak 66 kali, niscaya Allah akan

mengabulkan maksud dan tujuan tersebut. Kesimpulannya adalah barang siapa

yang menghendaki sesuatu serta kebaikan dan dijauhkan dari keburukan, maka

bacalah bacaan-bacaan tersebut secara terus-menerus dengan tekad yang sempurna

16 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar, vol. 9 (Singapura: Pustaka Nasional

PTE LTD, t.th), 6497. 17 Wahbah az-Zuhailȋ, Tafsȋr al-Wajȋz,...484.

Page 13: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

94

dan sungguh-sungguh, tinggal menyesuaikan niat, tujuan dan maksud yang

diiginkan dari mengamalkan bacaan tersebut.18 Karena pada dasarnya sebuah

amalan tergantung dengan apa yang ia niatkan.

Dalam amalan Hizb al-Bahr yang memliki manfaat sebagai amalan pelindung

dan penjagaan serta penghilang kegelisahan, juga terdapar bacaan kâf-hâ-yâ-`aîn-

shâd kifâyatunâ dan hâ-mîm-`aîn-sîn-qâf himâyatunâ.

9. Surat Qaf ayat 1 dan 2

ق والقران المجيد

Sebuah hadis dari Ummu Hisyam mengatkan keutamaan dari ayat ini adalah,

“Aku tidak pernah mendengar bacaan Qâf-wal qur`ânil majîd kecuali dari lisan

Rasulullah saw, beliau membacanya di atas mimbar setiap hari Jumat saat

berkhutbah kepada orang-orang.” Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam

Tafsȋr al-Wajȋz, huruf-huruf ini berfungsi sebagai penantang bagi orang Arab untuk

membuat hal yang serupa dengan al-Qur`an.19

Qâf dalam ayat ini bisa saja dimaksudkan untuk nama-nama Allah yang

berawalan dengan huruf qâf seperti al-Qawiyyun (Yang Maha Kuat), al-Qadîrun

(Yang Maha Kuasa), al-Qâimun (Yang Maha Berdiri Sendiri), al-Qahhâr (Yang

Maha Gagah Perkasa), al-Qâbidh (Yang Maha Menggenggam erat), al-Qayyûm

(Yang Maha Hidup), al-Quddûs (Yang Maha Suci). Dari semua ini kembali lagi

18 H. M. Athoullah Ahmad, “Eksperimen Ahli Hikmah Terhadap Ayat-Ayat

Mujarab,”...106-107. 19 Wahbah az-Zuhailȋ, Tafsȋr al-Wajȋz,...519.

Page 14: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

95

hanya Allah lah yang lebih mengetahui maksudnya. Melihat dari ayat selanjutnya

dan keseluruhan ayat dalam surat Qaf, bisa saja Qâf yang dimaksudkan bermakna

al-Quddûs (Yang Maha Suci). Karena pada kalimat selanjutanya berarti “Demi al-

Qur`an yang sangat mulia.” Kalimat tersebut sebagai jaminan bahwa al-Qur`an

terbebas dari kata-kata yang sia-sia dan tanpa faedah.20

Ayat ini memiliki arti “Qâf, demi al-Qur`an yang Mulia,” Qâf adalah bagian

dari al-hurûfu al-muqatha`ah dan kalimat setelahnya adalah perkataan sumpah,

Allah bersumpah dengan al-Qur`an yang mulia. Kata majîd memiliki makna

luasnya sifat agung, dan yang paling berhak disifati dengan majîd adalah al-Qur`an

al-Karim.21

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri setelah kalimat

tersebut ditambahai dengan kata “wiqâyatunâ” yang berarti “lindungi kami.”

Bacaan-bacaan al-hurûfu al-muqatha`ah tersebut diamalkan sebagai penjaga dan

pelindung dan menjadikan bangunan pondok pesantren kokoh dan kuat.

10. Surat Yasin ayat 1

يس

Ayat pertama dalam surat Yasin yang berbunyi yâsîn, dalam riwayat Ibn

Abbas dikatakan bahwa ini adalah kalimat sumpah. Ada juga riwayat yang

20 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar Juz, vol. 9,...6850-6852.

21`Abdurrahmân bin Nâshir as-Sa`dî, Tafsîr al-Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-

Manân,...39.

Page 15: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

96

mengatakan bahwa ini adalah salah satu nama Nabi Muhammad saw, sebagimana

kalimat tha-hâ dalam surat Thaha. Abu Bakar al-Warraq mengatakan yâsîn adalah

berartti “Hai penghulu segala manusia!” yang mana maksudnya di sini adalah Nabi

Muhammad saw. Dari pada itu semua dikembalikan lagi bahwa hanya Allah lah

yang lebih mengetahui apa arti dari kalimat tersebut.22

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri setelah kalimat

tersebut ditambahai dengan kata “syifâunâ” yang berarti “obati kami.” Sebagai

mana fadhilah dari surat Yasin adalah sebagai obat. Banyak keutamaan-keutamaan

dari surat Yasin, diantaranya dimudahkan terkabulnya hajat, mendatangkan rahmat

dan berkah.23 Kalimat yâsîn dibaca sebanyak tujuh kali untuk mendapatkan

keutamaan dari fadhilah surat Yasin. Sebagaimana yang dibaca dalam Yasin al-

Fadhilah.

Alasan kenapa amalan istighatsah tersebut menggunakan beberapa dari al-

hurûfu al-muqatha`ah, adalah karena lafaz dari huruf-huruf tersebut tidak ada yang

mengetahui makna sesungguhnya kecuali Allah. Maka dari itu lafaz dari huruf-

huruf tersebut dianggap sebagai lafaz yang agung.

11. Surat an-Naml ayat 30-31

الا ت علوا علي وأت وني مسلمين الرحيم الرحمن الل ه بسم وانه سليمن من انه

22 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar Juz, vol. 8 (Singapura: Pustaka

Nasional PTE LTD, t.th), 5968. 23 Abȗ al-Fidȃ `Ismâ`ȋl bin `Umar Ibn Katsȋr, Tafsȋr al-Qur`ȃn al-A`zhȋm, vol. 6,...562.

Page 16: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

97

“Sesugguhnya surat itu dari Sulaiman, dan sesungguhnya dia (menulis)

dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku

dalam keadaan menyerah.”

Ayat ini mengisahkan Nabi Sulaiman yang mengirim surat kepada ratu Bilqis,

yang mana surat tersebut berisi perintah agar ratu Bilqis tidak berlaku sombong dan

menyerahkan diri kepada Nabi Sulaiman.24

Ratu Bilqis membacakan dan menjelaskan surat dari Nabi Sulaiman kepada

pengikutnya, bahwa surat ini dari Sulaiman dan dia memulainya dengan

bismillâhirrahmânirrahîm dan janganlah kamu sekalian bersikap sombong

terhadap apa yang telah aku (Nabi Sulaiman) serukan. Dan datanglah kepadaku

dengan patuh kepada Allah dan mengesakn-Nya.25

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan, ayat ini ditunjukkan

sebagai mahabbah atau pemikat, agar orang-orang tertarik dan datang Pondok

Pesantren Al-Ihsan untuk menuntut ilmu dan juga memberikan rasa betah tinggal

di pondok pesantren.

12. Bacaan

ه رب اغفرلييأست غفرالله الذي لاإله إلا هو الرحمان الرحيم الحي القيوم الذي لايموت واتوب إل

24 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar, vol. 7 (Singapura: Pustaka Nasional

PTE LTD, t.th), 5223. 25 Kementrian Agama Saudi Arabia, Tafsȋr al-Muyassar Juz,...379.

Page 17: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

98

Dalam bacaan ini mengandung istighfar, tahlil, nama-nama Allah dan

permohonan ampun. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, istighfar sangatlah

penting ketika seseorang menginginkan agar doanya dikabulkan. Dengan

beristighfar dan meminta ampun, seseorang akan sadar bahwa dirinya dipenuhi

dosa, dan berharap Allah mengampuninya.

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri, bacaan

istighfar ini dibaca ketika diakhir amalan istighatsah, walaupun di awal amalan

istighatsah sudah ada bacaan istighfar. Akan tetapi kembali dibaca dengan diselangi

pujian-pujian kepada Allah dengan tujuan agar Allah benar-benar mengampuni

seluruh dosa dan mengabulkan hajat-hajat yang diminta.

13. Surat Ali Imran ayat 9

عا رب نا انك جامع الناس لي وم لا ريب فيه ان الل ه لا يخلف المي

“Ya Tuhan kami, Engkaulah yang mengumpulkan masnusia pada hari yang

tidak ada keraguan padanya. Sungguh Allah Maha Tidak Menyalahi Janji.”

Hari yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah hari akhirat dimana

seluruh manusia dikumpulkan . Dan di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah

Maha Menepati Janji. Karena janji dari Allah tersebut, kita senantiasa berusaha

menempuh jalan yang diridhai-Nya.26

26 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar, vol. 2 (Singapura: Pustaka Nasional

PTE LTD, t.th), 714.

Page 18: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

99

Tujuan dari doa dalam ayat ini adalah, menjelaskan bahwa hati mereka hanya

tertuju kepada akherat. Oleh karenya, mereka meminta keteguhan atas hidayah dan

memperoleh ganjaran darinya. Pada beberapa ayat sebelumnya Allah memuji

orang-orang yang yang mendalami ilmunya dan memiliki sifat, seperti:

a. Ilmu, yakni sebagai sarana yang menyampikan mereka kepada Allah.

b. Ilmunya yang mendalam

c. Beriman kepada semua kitab Allah dan mengembalikan ayat yang

mutasyabihat kepada yang muhkamat.

d. Meminta ampunan kepada Allah serta keselamatan dari musibah yang

menimpa orang-orang yang sesat.

e. Mereka mengakui nikmat hidayah yang telah diberikan Allah.

f. Mereka meminta rahmat Allah yang mengandung keberhasilan,

kebaikan dan terhindar dari keburukan.

g. Keimanan dan keyakinan mereka kepada hari kiamat dan rasa takut

mereka kepada hari akhir.27

Pondok Pesantren Al-Ihsan menggunakan ayat tersebut sebagai amalan

dalam istighatsah adalah dengan tujuan agar manusia-manusia berkumpul di

Pondok Pesantren Al-Ihsan untuk menuntut ilmu dan memperoleh ridha-Nya.

Bacaan-bacaan amalan tersebut dibaca dengan jumlah ganjil, sebagaimana

hadis yang mengatakan bahwa Allah menyukai jumlah yang ganjil.

27 `Abdurrahmȃn bin Nȃshir as-Sa`dȋ, Tafsȋr al-Karȋm ar-Rahmȃn fȋ Tafsȋr Kalȃm al-

Manȃn,...122.

Page 19: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

100

27«ر، يحب الوت ر وإن الله وت »عن أبي هري رة، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال:

“Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Allah itu

ganjil, dan menyukai yang ganjil.”

Allah menyukai ganjil dapat dilihat dari banyak hal, seperti ketaatan, makhluk

ciptaan-Nya, thawaf, sa`iy, jumrah, bersuci (wudhu), lapisan langit dan bumi,

lautan, dan jumlah hari dalam sepekan.29 Oleh karena itu bacaan-bacaan tersebut

dibaca dalam jumlah ganjil, mengikut sebagaimana yang disukai Allah.

B. Teknis Kegaiatan Amalan Istighatsah Di Pondok-Pesantren Al-Ihsan Putri

Banjarmasin

Sebagaimana yang dituturkan oleh para responden, kegiatan amalan

istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri dilaksanakan pada waktu sebelum

menjelang subuh, yakni dimulai pada 04.30 WITA. Dalam hal ini waktu tersebut

termasuk dalam waktu sepertiga malam. Waktu sepertiga malam termasuk dalam

waktu-waktu terijabahnya doa, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis yang

diriwayatkan oleh Imam Muslim. 30

28 Muslim bin Hajjaj abȗ al-Hasan al-Qusairî an-Naisaburî, Shahȋh Muslim, vol. 4,...2064

No 2677. 29 Jalȃluddîn as-Syuyȗthî, Ad-Dibȃj alȃ Shahȋh Muslim bin Hajjȃj, (Saudi `Arabiȃ: Dȃr Ibn

Affȃn Linasyr wa at-Tauzi`, 1996), 47. 30Muslim bin Hajjȃj abȗ al-Hasan al-Qusairî an-Naisaburî, Shahȋh Muslim, vol. 1,...521 No.

758.

Page 20: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

101

ارك وت عالى كل أبي هري رة، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال: " ي نزل رب نا ت ب عن

ن يا، حين ي ب قى ث لث الليل الخر، ف ي قول: من يدعوني ف لة إلى السماء الد أستجيب له، لي

".ن يسألني فأعطيه، ومن يست غفرني فأغفر له وم

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Tuhan

kita terun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap

malamnya. Kemudian berfirman “ Orang-orang yang berdoa kepada-Ku

akan Aku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Aku

berikan, orang yang meminta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni.”

Melihat dari betapa besarnya fadhilah dari waktu akhir sepertiga malam, oleh

karena itu, maka waktu pelaksanaan amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-

Ihsan dilakukan pada waktu menjelang subuh agar mendapatkan fadhilah tersebut.

Di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri, kegiatan amalan istighatsah adalah

kegiatan program harian, seluruh santri bangun pada waktu 04.00 WITA dan

melaksanakan shalat tahajud masing-masing, setelahnya semua santri berkumpul di

mushalla masing-masing dan mulai membaca amalan istighatsah pada 04.30 WITA

dengan berjamaah dan bersuara.

Adapun fadhilah dari mengerjakan sesuatu dengan berjamaah itu lebih utama

dari pada melakukannya secara seorang-seorang. Seperti dalam mengerjakan

shalat, lebih utama untuk mengerjakan shalat secara berjamaah daripada shalat

sendiri, seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim. 31

31Muslim bin Hajjâj abȗ al-Hasan al-Qusairî an-Naisaburî, Shahȋh Muslim, vol. 1,...450 No.

650.

Page 21: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

102

ة الجماعة أفضل من صلة صل »عن ابن عمر، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال:

رجة .«الفذ بسبع وعشرين

Dari Ibn Umar, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda “Shalat berjamaah

dua puluh tujuh derajat lebih utama daripada shalat sendirian.”

Dengan melaksanakannya secara berjamaah, maka kekurangan-kekurangan

di dalam shalat dapat ditambal oleh yang lain. Berbeda jika shalat sendirian, jika

dalam shalat tersebut ada kekurangan maka tidak ada yang menutupi atau

menambal kekurangan tersebut. Dikatakan juga bahwa jika ada suatu majelis yang

terdiri dari 40 orang, maka salah satu darinya pasti ada doa yang diijabah oleh Allah.

Begitupun ketika melakukan suatu amalan dengan bersuara dapat

memberikan semangat dan menghilangkan rasa kantuk. Seperti yang dituturkan

oleh responden III, membaca atau melafalkannya di mulut ialah agar membantu

hati menjadi lebih fokus.

Dalam kitab Ayyuhȃl Walȃd disebutkan sebuah hadis dari Rasulullah saw

yang bunyinya adalah “Ada 3 suara yang disenangi oleh Allah, yakni suara ayam

jago, suara orang yang membaca al-Qur`an dan suara orang yang membaca istighfar

di waktu sahur.”32 Pada kegiatan amalan istighatsah di Pondok Pesanteran Al-

Ihsan, dua darinya telah diterapkan, yakni membaca ayat-ayat al-Qur`an dan

membaca istighfar pada waktu sahur atau akhir dari sepertiga malam.

32 Al-Ghazali, Ayyuhal Walad, terj. Abu Fahdinal Husna (Jombang: Darul Hikmah, t.th),

15.

Page 22: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

103

C. Tujuan dari Pengamalan Ayat-ayat al-Qur`an Sebagai Amalan Dalam

Istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin

Disebutkan dalam sebuah hadis dari Umar bin Khattab mengenai amal, yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Dalam kitab Shahȋh Bukhȃrȋ hadis tersebut

berada dipermulaan kitab, karena pada dasarnya setiap amalan pasti memiliki niat

yang diinginkan. Bunyi hadis tersebut adalah:

يه وسلم ي قول: اب رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عل عمر بن الخط عن

ن يا ي » صيب ها، إنما العمال بالن يات، وإنما لكل امرئ ما ن وى، فمن كانت هجرته إلى

33.«ها، فهجرته إلى ما هاجر إليه أو إلى امرأة ي نكح

Dari Umar bin Khattab berkata, ia mendengar Rasulullas saw

bersabda, “Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu disertai dengan niat

dan setiap orang mendapatkan balasan dari perbuatannya sesuai dengan

niatnya. Barangsiapa yang berhijrah karena dunia yang ia harapkan atau

karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia

inginkan.”

Setiap sesuatu pekerjaan yang dilakukan dengan sengaja pasti memiliki

tujuan dan niat tertentu. Dalam agama Islam telah diajarkan bahwa segala sesuatu

amalan itu tergantung dari niat. Apa yang ia niatkan bagi amalan tersebut, maka hal

itu jugalah yang akan ia dapatkan.34

33 Muhammad bin `Ismȃ`ȋl Abȗ `Abdillȃh al-Bukhȃrȋ, Shahȋh Bukhȃrȋ, vol. 1 (T.tp: Dȃr

Thauq an-Najȃh, 2001), 6 No 1. 34 Ibnu Daqȋq al-`Ȋed, Syarh al-Arba`ȋn an-Nawawiyah fȋ al-Ahȃdȋts ash-Shȃhȋhah an-

Nabawiyyah, (T. tp: Muasȃsah ar-Rayȃn, 2003), 26.

Page 23: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

104

Tujuan utama dari kegiatan amalan istighatsah adalah mendapatkan rahmat

dan Allah. Adapun tujuan lainnya adalah agar dengan amalan-amalan dzikir dan

doa yang telah tersusun dalam istighatsah dapat melindungi Pondok Pesantren dan

yang ada di dalamnya layaknya benteng atau perisai. Yakni melindungi Pondok

Pesantren Al-Ihsan dari sesuatu hal buruk yang tidak diinginkan. Juga agar

senantiasa mendapatkan rezeki, semisal para donatur yang tidak berhenti

memberikan sebagian rezeki mereka kepada Pondok Pesantren Al-Ihsan.

Ayat-ayat al-Qur`an yang dijadikan amalan istighatsah tersebut bertujuan

agar bangunan pondok berdiri kokoh dan tidak mudah rusak, terhindar dari bencana

dan kerusakan, terhindar dari orang-orang yang memilki niat jahat. Selain itu juga

sebagai pemikat, pemikat yang dimaksudkan adalah agar Pondok Pesantren Al-

Ihsan senantiasa kedatangan oleh para pelajar-pelajar yang ingin menuntut ilmu di

Pondok Pesantren Al-Ihsan dan tidak sepi dari para peminat.

Dzikir-dzkir seperti asmâ al-husnâ, istighfar dan dzikir-dzikir lainnya adalah

untuk meminta dengan menyebut nama-nama-Nya yang Agung dan memohon

ampunan dengan tujuan agar Allah berkenan mengabulkan hajat-hajat yang telah

diminta.

Amalan istighatsah selain diamalkan dengan tujuan untuk Pondok Pesantren

Al-Ihsan, amalan tersebut juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah bagi

para santrinya yang melaksanakan amalan tersebut. Secara umum memang amalan

istighatsah tersebut diamalkan untuk Pondok Pesantren, tetapi para pelaku dari

Page 24: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

105

amalan istighatsah tersebut juga memiliki tujuan-tujuan pribadi dalam

melaksanakannya.

Dalam wawancara yang telah dilakukan, didapati beberapa tujuan-tujuan

yang beragam. Adapun tujuan-tujuan yang didapat dari hasil wawancara adalah:

1. Diana Bulqis Utsman, tujuan amalan istighatsah baginya adalah mudah

dalam menghafal al-Qur`an dan juga menjaganya, juga sebagai pelindung

diri atau benteng dari berbagai gangguan, baik dari manusia maupun jin.

2. Lulu` az-Zahra Johari, tujuan amalan istighatsah baginya adalah sebagai

jalan keluar dari segala masalah.

3. Retno Aulia Sawitri, tujuan amalan istighatsah baginya adalah agar

dimudahkan dalam menghafal al-Qur`an dan menjaganya.

4. Adinda Olivia, tujuan amalan istighatsah baginya adalah agar dapat lebih

mendekatkan diri kepada Allah, dimudahkan dalam urusan sehari-hari

baik dalam menghafal al-Qur`an, belajar kitab dan urusan-urusan lainya,

juga diberikan rezeki yang lancar. Setiap pekerjaan yang dilakukan

diharapkan mendapatkan berkah dan diberikan keistiqamahan dalam

menuntut ilmu.

5. Julaiha Rasyid, tujuan amalan istighatsah baginya adalah agar senantiasa

diberikan kesehatan jasmani dan rohani supaya mudah dalam menuntut

ilmu, dilancarkan rezeki, dipermudahkan dalam mengahafal dan belajar

juga agar senantiasa diberikan keberkahan di dalamnya.

6. Nurrani Sekar Kinasih, tujuan amalan istighatsah baginya adalah

dipermudah dalam menghafalkan al-Qur`an dan menjaganya.

Page 25: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

106

7. Mukhlisotin, tujuan amalan istighatsah baginya adalah sebagai media

untuk memohon hajat agar terkabulkan.

8. Farida Apriyana, tujuan amalan istighatsah baginya adalah sebagai tempat

meminta segala hajat, agar senantiasa diberikan semangat dan

keistiqamahan dalam menuntut ilmu, dipermudah dalam mengahafal al-

Qur`an dan menjaganya serta mengamalknnya, diampuninya segala dosa,

dipermudah dalam urusan rezeki dan terhindar dari segala sesuatu yang

buruk.

Pada hasil wawancara tersebut, tujuan-tujuan mereka dalam amalan

istighatsah ada beragam, tetapi semakna. Diantara tujuan-tujuan mereka adalah:

1. Dimudahakannya dalam menuntut ilmu dan diberikan kepahaman serta

keberkahan dalam ilmu tersebut.

2. Dimudahkan dalam mengahafal al-Qur`an, baik menghafal, menjaga dan

mengamalkan isi dan kadungan al-Qur`an.

3. Dimudahkannya dalam setiap urusan, agar senantiasa dimudahkan dalam

segala urusan dan mudah dalam menyelesaikan suatu masalah.

4. Dimudahkannya urusan rezeki, bagi para pelajar yang terisolasi dalam

pesantren, tentu sangat mengaharpkan rezeki dari orang tua mereka. Oleh

sebab itu dengan amalan istighatsah tersebut ditunjukkan agar

dimudahkannya orang tua di rumah mencarikan rezeki bagi mereka yang

sedang menuntut ilmu di Pondok Pesantren A-Ihsan.

5. Amalan istighatsah ditujukkan sebagai benteng dan perisai. Amalan

tersebut ditunjukkan agar terhindar dari gangguan-gangguan baik

Page 26: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

107

jasmani maupun rohani serta terhindar dari gangguan manusia maupun

jin. Terhindar dari perasaan-perasaan negatif seperti malas, tidak

semangat dalam menuntut ilmu dan lain sebagainya.

Kegiatan dan program ini juga bertujuan sebagai pembiasaan. Maksudnya

adalah agar para santri terbiasa dengan amalan-amalan harian, bangun pagi sebelum

waktu subuh serta program yang telah ditentukan. Yang mana nantinya ketika telah

selesai menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Ihsan, santri tersebut diharapkan

dapat menerapkan kegiatan tersebut secara individu dan mandiri kedepannya.

D. Manfaat dari Mengamalkan Ayat-ayat al-Qur`an Tersebut Dalam Amalan

Istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin

Seperti yang disebutkan dalam hadis dari Umar bin Khattab mengenai

pentingnya niat, yang telah disebutkan sebelumnya. Apa yang seseorang niatkan

bagi amalan atau pekerjaan tersebut, maka hal itu jugalah yang akan ia dapatkan.

Mendapatkan ganjaran atas apa yang diniatkan merupakan bagian dari bentuk

manfaat yang ditimbulkan dari amal tersebut. Begitupun dengan kegiatan amalan

istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin.

Manfaat dari mengamalkan ayat-ayat al-Qur`an dalam istighatsah bagi

Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri adalah terlindung dan terhindarnya Pondok

Pesantren dari Bencana dan musibah yang tidak diinginkan. Bangunan Pondok

Pesantren dapat berdiri kokoh tanpa ada masalah kerusakan yang serius. Pondok

Pesantren Al-Ihsan juga selalu kedatangan santri-santri yang ingin menuntut ilmu,

Page 27: BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI …

108

baik dari dalam daerah, luar daerah hingga luar negri. Begitu juga dengan para

donatur, yang senantiasa memberikan sebagian rezeki mereka kepada Pondok

Pesantren Al-Ihsan.

Selain menimbulkan manfaat bagi Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri, manfaat

dari amalan istighatsah juga dirasakan oleh para santri-santrinya. Karena mereka

pasti memiliki tujuan-tujuan tertentu dan pribadi dalam mengamalkan amalan

istighatsah, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Manfaat dari kegiatan amalan istighatsah bagi para santri-santri adalah,

mereka manjadi lebih disiplin dan terbiasa untuk bangun pagi. Kegiatan amalan

istighatsah juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, dengan

mendekatkan diri kepada Allah akan mempermudah dalam menuntut ilmu dan

mempermudah dalam segala urusan. Dipermudahnya dalam segala urusan

termasuk menuntut ilmu dan lancarnya rezeki.

Tentu semua manfaat tersebut akan dirasakan apabila mengerjakan amalan

istighatsah dengan sungguh-sungguh dan hanya berharap kepada-Nya. Seperti yang

dituturkan oleh responden IV, jika melakukan kegiatan amalan istighatsah hanya

sekedar sebagai program, maka hasil yang didapatkan juga tidak akan maksimal.

Terlebih lagi menurut responden VIII, jika kegiatan amalan istighatsah dilakukan

dengan tidak sungguh-sungguh dan dengan rasa malas, biasanya pada hari itu akan

timbul rasa malas dan tidak semangat