bab iv hasil pengujian data dan pembahasan iv.1 gambaran...

31
57 BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 100 perusahaan kecil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan tingkat total laba atau rugi bersih yang relatif rendah selama bulan Oktober – Desember 2008. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana sebanyak 74 perusahaan terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa total sampel dalam penelitian ini adalah 222 perusahaan selama periode penelitian tahun 2006 – 2008. Selanjutnya 222 sampel penelitian yang telah terpilih, akan menjadi kumpulan data observasi yang akan diproses untuk mendapat bukti empiris atas pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada model regresi logistik berganda (multiple logistic regression model) melalui program SPSS versi 17.0.

Upload: tranthuan

Post on 14-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

57  

BAB IV

HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah 100 perusahaan kecil yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan tingkat total laba

atau rugi bersih yang relatif rendah selama bulan Oktober – Desember

2008. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan

(purposive sampling), dimana sebanyak 74 perusahaan terpilih sebagai

sampel dalam penelitian ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa total

sampel dalam penelitian ini adalah 222 perusahaan selama periode

penelitian tahun 2006 – 2008.

Selanjutnya 222 sampel penelitian yang telah terpilih, akan

menjadi kumpulan data observasi yang akan diproses untuk mendapat

bukti empiris atas pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada model regresi

logistik berganda (multiple logistic regression model) melalui program

SPSS versi 17.0.

Page 2: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

58  

IV.1.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian

IV.1.2.1 Opini Audit Going Concern (OPDIT)

Berdasarkan hasil analisis atas laporan auditor

independen, maka dapat dikelompokkan opini audit going

concern (GCAO) dan opini audit non going concern (NON

GCAO) yang diterima oleh 74 perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini selama tahun 2006 – 2008. Hasil

analisis tersebut disajikan pada lampiran 3.

Secara ringkas, perusahaan yang menerima opini audit

going concern (GCAO) dan perusahaan yang tidak menerima

opini audit going concern (NON GCAO), disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Sampel Berdasarkan Variabel Opini Audit Going Concern

Kategori 2006 2007 2008

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) GCAO 30 40.54% 32 43.24% 32 43.24% NON GCAO 44 59.46% 42 56.76% 42 56.76% Total 74 100.00% 74 100.00% 74 100.00%

Berdasarkan Tabel 4.1, maka dapat diketahui bahwa

1. Pada tahun 2006, perusahaan yang menerima opini audit

going concern (GCAO) sebanyak 30 perusahaan (40.54%)

dan perusahaan yang tidak menerima opini audit going

concern (NON GCAO) sebanyak 44 perusahaan (59.46%).

Page 3: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

59  

2. Pada tahun 2007, perusahaan yang menerima opini audit

going concern (GCAO) sebanyak 32 perusahaan (43.24%)

dan perusahaan yang tidak menerima opini audit going

concern (NON GCAO) sebanyak 42 perusahaan (56.76%).

3. Pada tahun 2008, perusahaan yang menerima opini audit

going concern (GCAO) sebanyak 32 perusahaan (43.24%)

dan perusahaan yang tidak menerima opini audit going

concern (NON GCAO) sebanyak 42 perusahaan (56.76%).

IV.1.2.2 Kualitas Audit (KAP)

Hasil analisis terhadap 74 perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini selama tahun 2006 – 2008

berdasarkan variabel kualitas audit, dikelompokkan menjadi the

big four dan non the big four, yang disajikan pada lampiran 4.

Secara ringkas, perusahaan yang diaudit oleh auditor

yang termasuk dalam the big four dan perusahaan yang diaudit

oleh auditor yang tidak termasuk dalam the big four (non the

big four), disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Variabel Kualitas Audit

Kategori 2006 2007 2008

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) The Big Four 13 17.57% 13 17.57% 11 14.86% Non The Big Four 61 82.43% 61 82.43% 63 85.14% Total 74 100.00% 74 100.00% 74 100.00%

Page 4: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

60  

Berdasarkan Tabel 4.2, maka dapat diketahui bahwa

1. Pada tahun 2006, perusahaan yang diaudit oleh auditor

yang termasuk dalam the big four sebanyak 13 perusahaan

(17.57%) dan perusahaan yang diaudit oleh auditor yang

tidak termasuk dalam the big four sebanyak 61 perusahaan

(82.43%).

2. Pada tahun 2007, perusahaan yang diaudit oleh auditor

yang termasuk dalam the big four sebanyak 13 perusahaan

(17.57%) dan perusahaan yang diaudit oleh auditor yang

tidak termasuk dalam the big four sebanyak 61 perusahaan

(82.43%).

3. Pada tahun 2008, perusahaan yang diaudit oleh auditor

yang termasuk dalam the big four sebanyak 11 perusahaan

(14.86%) dan perusahaan yang diaudit oleh auditor yang

tidak termasuk dalam the big four sebanyak 63 perusahaan

(85.14%).

IV.1.2.3 Komite Audit (OUTSIDE)

Hasil analisis terhadap 74 perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini selama tahun 2006 – 2008

berdasarkan variabel komite audit, dikelompokkan menjadi

perusahaan yang memiliki komite audit dan perusahaan yang

tidak memiliki komite audit, yang disajikan pada lampiran 4.

Page 5: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

61  

Secara ringkas, perusahaan yang memiliki komite audit

dan perusahaan yang tidak memiliki komite audit, disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Variabel Komite Audit

Kategori 2006 2007 2008

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Komite audit 74 100.00% 74 100.00% 74 100.00% Non Komite Audit 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% Total 74 100.00% 74 100.00% 74 100.00%

Berdasarkan Tabel 4.3, maka dapat diketahui bahwa

seluruh perusahaan yang menjadi sampel penelitian yaitu 74

perusahaan (100%) dalam periode penelitian tahun 2006 –

2008, memiliki komite audit pada masing – masing perusahaan.

IV.1.2.4 Default Hutang (DEFAULT)

Hasil analisis terhadap 74 perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini selama tahun 2006 – 2008

berdasarkan variabel default hutang, dikelompokkan menjadi

perusahaan yang dalam keadaan default hutang dan perusahaan

yang tidak dalam keadaan default hutang, yang disajikan pada

lampiran 5.

Secara ringkas, perusahaan yang dalam keadaan default

hutang dan perusahaan yang tidak dalam keadaan default

hutang, disajikan dalam tabel berikut:

Page 6: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

62  

Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Variabel Default Hutang

Kategori 2006 2007 2007

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Default Hutang 16 21.62% 12 16.22% 11 14.86% Non Default Hutang 58 78.38% 62 83.78% 63 85.14% Total 74 100.00% 74 100.00% 74 100.00%

Berdasarkan Tabel 4.4, maka dapat diketahui bahwa

1. Pada tahun 2006, perusahaan yang dalam keadaan default

hutang sebanyak 16 perusahaan (21.62%) dan perusahaan

yang tidak dalam keadaan default hutang sebanyak 58

perusahaan (78.38%).

2. Pada tahun 2007, perusahaan yang dalam keadaan default

hutang sebanyak 12 perusahaan (16.22%) dan perusahaan

yang tidak dalam keadaan default hutang sebanyak 62

perusahaan (83.78%).

3. Pada tahun 2008, perusahaan yang dalam keadaan default

hutang sebanyak 11 perusahaan (14.86%) dan perusahaan

yang tidak dalam keadaan default hutang sebanyak 63

perusahaan (85.14%).

IV.1.2.5 Kondisi Keuangan Perusahaan (ZSCORE)

Berdasarkan hasil analisis atas laporan keuangan

tahunan, JSX Statistics, dan Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) terhadap 74 perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini selama tahun 2006 – 2008., maka

Page 7: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

63  

didapatkan data keuangan dari masing-masing perusahaan

untuk menghitung ke-empat rasio dari model Z”-Score yang

disajikan pada Lampiran 6.

Kemudian hasil perhitungan dari ke-empat rasio

tersebut dikalikan dengan koefisien dari masing-masing rasio

untuk menghasilkan nilai Z”-Score, yang disajikan pada

Lampiran 7.

Model Z”-Score selain digunakan untuk memprediksi

tingkat kebangkrutan suatu perusahaan, dapat juga digunakan

sebagai ukuran untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.

Oleh karena itu, model Z”-Score merupakan suatu analisis yang

menghasilkan suatu indeks untuk menentukan perusahaan yang

termasuk kategori perusahaan sehat, perusahaan rawan

bangkrut, dan perusahaan bangkrut sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan terlebih dahulu, yang disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.5 Kriteria titik cut off Model Z”-Score

Kriteria Nilai Z"-Score Kategori

Daerah Bangkrut jika Z”-Score < 1.10 Bangkrut Daerah Rawan bangkrut (grey area) 1.10 - 2.60 Rawan Bangkrut Daerah Tidak bangkrut jika Z"-Score > 2.60 Sehat

Pengelompokkan hasil perhitungan nilai Z”-Score yang

telah dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

dalam Tabel 4.5, disajikan dalam Tabel 4.6 yaitu sebagai

berikut:

Page 8: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

64  

Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Kriteria titik cut off Model Z”-Score

Kategori 2006 2007 2008

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Bangkrut 31 41.89% 29 39.19% 33 44.59% Rawan Bangkrut 17 22.97% 18 24.32% 18 24.32% Sehat 26 35.14% 27 36.49% 23 31.08% Total 74 100.00% 74 100.00% 74 100.00%

Berdasarkan Tabel 4.6, maka dapat diketahui bahwa

1. Perusahaan yang termasuk kategori perusahaan bangkrut,

tahun 2006 sebanyak 31 perusahaan (41.89%), tahun 2007

sebanyak 29 perusahaan (39.19%), dan tahun 2008

sebanyak 33 perusahaan (44.59%). Banyaknya perusahaan

yang termasuk dalam kategori perusahaan bangkrut

dikarenakan sampel yang dipilih adalah perusahaan yang

memiliki total laba atau rugi bersih yang relatif rendah

selama bulan Oktober – Desember 2008. Sehingga, hal ini

menunjukkan adanya indikasi masing-masing perusahaan

tersebut akan menghadapi ancaman kebangkrutan,.

2. Perusahaan yang termasuk kategori perusahaan rawan

bangkrut, tahun 2006 sebanyak 17 perusahaan (22.97%),

tahun 2007 sebanyak 18 perusahaan (24.32%), dan tahun

2008 sebanyak 18 perusahaan (24.32%). Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan kemungkinan mengalami

masalah kesulitan keuangan, yang akan memungkinkan

perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan. Namun

ada kemungkinan pula perusahaan dapat bertahan,

Page 9: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

65  

tergantung bagaimana kebijakan manajemen dalam

mengambil tindakan secara tepat untuk mengatasi masalah

kesulitan keuangan pada masing-masing perusahaan.

3. Perusahaan yang termasuk kategori perusahaan sehat, tahun

2006 sebanyak 26 perusahaan (35.14%), tahun 2007

sebanyak 27 perusahaan (36.49%), dan tahun 2008

sebanyak 23 perusahaan (31.08%). Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat

sehingga kemungkinan perusahaan akan mengalami

kebangkrutan sangat kecil.

. IV.1.2.6 Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH)

Berdasarkan hasil analisis dari data laporan keuangan

tahunan, JSX Statistics, dan Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) terhadap 74 perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini selama tahun 2006 – 2008, maka

didapatkan hasil perhitungan atas variabel pertumbuhan

perusahaan berdasarkan rasio pertumbuhan laba masing-masing

perusahaan, yang disajikan pada lampiran 8.

IV.1.2.7 Ukuran Perusahaan (SIZE)

Berdasarkan hasil analisis dari data laporan keuangan

tahunan, JSX Statistics, dan Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) terhadap 74 perusahaan yang menjadi

Page 10: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

66  

sampel dalam penelitian ini selama tahun 2006 – 2008, maka

didapatkan hasil perhitungan atas variabel ukuran perusahaan

berdasarkan nilai dari total aktiva masing-masing perusahaan,

yang disajikan pada lampiran 8.

IV.1.2.8 Umur Perusahaan (LIFE)

Hasil analisis dan perhitungan terhadap 74 perusahaan

yang menjadi sampel dalam penelitian ini selama tahun 2006 –

2008 atas variabel umur perusahaan berdasarkan sejak masing-

masing perusahaan tersebut listing di Bursa Efek Indonesia

(BEI), yang disajikan pada lampiran 8.

IV.1.2.9 Opini Audit Tahun Sebelumnya (OPINITS)

Hasil analisis terhadap 74 perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini selama tahun 2006 – 2008

berdasarkan variabel opini audit tahun sebelumnya,

dikelompokkan menjadi opini audit going concern (GCAO)

dan opini audit non going concern (NON GCAO), yang

disajikan pada lampiran 5.

Secara ringkas, perusahaan yang menerima opini audit

going concern (GCAO) dan perusahaan yang tidak menerima

opini audit going concern (NON GCAO), disajikan dalam tabel

berikut:

Page 11: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

67  

Tabel 4.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Variabel Opini Audit Tahun Sebelumnya

2006 2007 2008

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) GCAO 30 40.54% 30 40.54% 32 43.24% NON GCAO 44 59.46% 44 59.46% 42 56.76% Total 74 100.00% 74 100.00% 74 100.00%

Berdasarkan Tabel 4.7, maka dapat diketahui bahwa

1. Pada tahun 2006, perusahaan yang menerima opini audit

going concern (GCAO) sebanyak 30 perusahaan (40.54%)

dan perusahaan yang tidak menerima opini audit going

concern (NON GCAO) sebanyak 44 perusahaan (59.46%).

2. Pada tahun 2007, perusahaan yang menerima opini audit

going concern (GCAO) sebanyak 30 perusahaan (40.54%)

dan perusahaan yang tidak menerima opini audit going

concern (NON GCAO) sebanyak 44 perusahaan (59.46%).

3. Pada tahun 2008, perusahaan yang menerima opini audit

going concern (GCAO) sebanyak 32 perusahaan (43.24%)

dan perusahaan yang tidak menerima opini audit going

concern (NON GCAO) sebanyak 42 perusahaan (56.76%).

IV.2 Hasil Pengujian Data

IV.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Penulis menggunakan statistik deskriptif untuk memberikan

informasi mengenai nilai terendah (minimum), nilai tertinggi

Page 12: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

68  

(maksimum), nilai purata (mean), dan simpangan baku (std. deviation)

atas variabel independen yang terdiri dari kualitas audit, komite audit,

default hutang, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan,

ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya.

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian statistik deskriptif pada

222 data observasi, dimana disajikan berdasarkan perusahaan yang

menerima opini audit going concern (GCAO) dan perusahaan yang tidak

menerima opini audit going concern (NON GCAO).

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif

Opini Audit Going Concern (GCAO) Opini Audit Non Going Concern ( NON GCAO)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation Minimum Maximum Mean Std.

Deviation KAP 0 1 0.19 0.396 0 1 0.15 0.357

OUTSIDE 1 1 1.00 0.000 1 1 1.00 0.000 DEFAULT 0 1 0.36 0.483 0 1 0.04 0.195 ZSCORE -2263.731 44.756 -31.46110 234.325361 -21.040 424.258 13.90465 51.525328

GROWTH -77.342 34.101 -2.89540 14.001507 -86.958 212.711 -0.64213 23.882708 SIZE 6.340 16.663 12.30613 1.797324 8.522 16.351 12.35756 1.304979 LIFE 2 28 13.13 5.326 2 29 10.00 6.081

OPINITS 0 1 0.90 0.196 0 1 0.05 0.228 Valid N (listwise) 94 128

Total 222 Sumber: Hasil pengolahan data sekunder (2009)

Berdasarkan hasil output pengujian statistik deskriptif pada Tabel

4.8, maka dapat dikatakan bahwa

1. Variabel kualitas audit (KAP), baik pada perusahaan yang menerima

opini audit going concern maupun perusahaan yang tidak menerima

opini audit going concern memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai

maximum sebesar 1. Selain itu, perusahaan yang menerima opini audit

going concern memiliki mean sebesar 0.19 dan std. deviation sebesar

Page 13: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

69  

0.396. Sedangkan, perusahaan yang tidak menerima opini audit going

concern memiliki mean sebesar 0.15 dan std. deviation sebesar 0.357.

2. Variabel komite audit (OUTSIDE), baik pada perusahaan yang

menerima opini audit going concern maupun perusahaan yang tidak

menerima opini audit going concern memiliki nilai minimum dan nilai

maximum sebesar 1, mean sebesar 1.00, dan std. deviation sebesar

0.000.

3. Variabel default hutang (DEFAULT), baik pada perusahaan yang

menerima opini audit going concern maupun perusahaan yang tidak

menerima opini audit going concern memiliki nilai minimum sebesar 0

dan nilai maximum sebesar 1. Selain itu, perusahaan yang menerima

opini audit going concern memiliki mean sebesar 0.36 dan std.

deviation sebesar 0.483. Sedangkan, perusahaan yang tidak menerima

opini audit going concern memiliki mean sebesar 0.04 dan std.

deviation sebesar 0.195.

4. Variabel kondisi keuangan perusahaan (ZSCORE), pada perusahaan

yang menerima opini audit going concern memiliki nilai minimum

sebesar -2263.731 (Hanson International Tbk., 2008), nilai maximum

sebesar 44.756 (Mas Murni Indonesia Tbk., 2006), mean sebesar -

31.46110, dan std. deviation sebesar 234.325361. Sedangkan,

perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern memiliki

nilai minimum sebesar -21.040 (Indoexchange Tbk., 2006), nilai

maximum sebesar 424.258 (Bumi Teknokultura Unggul Tbk., 2008),

mean sebesar 13.90465, dan std. deviation sebesar 51.525328.

Page 14: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

70  

5. Variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH), pada perusahaan yang

menerima opini audit going concern memiliki nilai minimum sebesar -

77.342 (Barito Pasific Tbk., 2008), nilai maximum sebesar 34.101

(Polysindo Eka Perkasa Tbk., 2007), mean sebesar -2.89540, dan std.

deviation sebesar 14.001507. Sedangkan, perusahaan yang tidak

menerima opini audit going concern memiliki nilai minimum sebesar -

86.958 (Tirta Mahakam Resources Tbk., 2008), nilai maximum

sebesar 212.711 (Aneka Kemasindo Utama Tbk., 2008), mean sebesar

-0.64213, dan std. deviation sebesar 23.882708.

6. Variabel ukuran perusahaan (SIZE), pada perusahaan yang menerima

opini audit going concern memiliki nilai minimum sebesar 6.340

(Indoexchange Tbk., 2007), nilai maximum sebesar 16.663 (Barito

Pasific Tbk., 2008), mean sebesar 12.30613, dan std. deviation sebesar

1.797324. Sedangkan, perusahaan yang tidak menerima opini audit

going concern memiliki nilai minimum sebesar 8.522 (Indoexchange

Tbk., 2006), nilai maximum sebesar 16.351 (Energi Mega Persada

Tbk., 2008), mean sebesar 12.35756, dan std. deviation sebesar

1.304979.

7. Variabel umur perusahaan (LIFE), pada perusahaan yang menerima

opini audit going concern memiliki nilai minimum sebesar 2, nilai

maximum sebesar 28, mean sebesar 13.13, dan std. deviation sebesar

5.326. Sedangkan, perusahaan yang tidak menerima opini audit going

concern memiliki nilai minimum sebesar 2, nilai maximum sebesar 29,

mean sebesar 10.00, dan std. deviation sebesar 6.081.

Page 15: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

71  

8. Variabel opini audit tahun sebelumnya (OPINITS), baik pada

perusahaan yang menerima opini audit going concern maupun

perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern memiliki

nilai minimum sebesar 0 dan nilai maximum sebesar 1. Selain itu,

perusahaan yang menerima opini audit going concern memiliki mean

sebesar 0.90 dan std. deviation sebesar 0.196. Sedangkan, perusahaan

yang tidak menerima opini audit going concern memiliki mean sebesar

0.05 dan std. deviation sebesar 0.228.

IV.2.2 Analisis Statistik Inferensial

Penulis melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan

model regresi logistik berganda (multiple logistic regression model),

dimana menguji beberapa variabel independen, yaitu kualitas audit

(KAP), komite audit (OUTSIDE), default hutang (DEFAULT), kondisi

keuangan perusahaan (ZSCORE), pertumbuhan perusahaan (GROWTH),

ukuran perusahaan (SIZE), umur perusahaan (LIFE), dan opini audit

tahun sebelumnya (OPINITS) terhadap variabel dependen yaitu opini

audit going concern.

Namun demikian, ketika proses pengolahan data untuk pengujian

hipotesis dilakukan, terdapat satu variabel independen yaitu komite audit

(OUTSIDE) yang secara otomatis dikeluarkan dari proses pengolahan

data. Pengeluaran variabel komite audit dari proses pengolahan data

disajikan dalam output SPSS dengan suatu pernyataan “The variable

Komite Audit is constant for the selected cases. Since a constant term was

Page 16: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

72  

specified, the variable will be remove from the analysis.” Sehingga, dapat

dikatakan bahwa alasan atas pengeluaran variabel komite audit dari

proses pengolahan data yaitu bahwa nilai variabel komite audit adalah

konstan sebesar 1 untuk semua data observasi. Dimana hal tersebut dapat

menunjukkan bahwa semua sampel penelitian yang menjadi data

observasi memiliki komite audit dalam perusahaannya.

Oleh karena itu, persamaan model regresi logistik berganda yang

selanjutnya digunakan dalam penelitian ini adalah:

OPDIT = α + 1β KAP + 3β DEFAULT + 4β ZSCORE + 5β GROWTH + 6β SIZE + 7β LIFE + 8β OPINITS + ε

Keterangan:

α : Konstanta

iβ : Koefisien peubah variabel independen

KAP : Kualitas audit

[KAP the big four (1), KAP non the big four (0)]

DEFAULT : Default hutang

[default hutang (1), non default hutang (0)]

ZSCORE : Kondisi keuangan perusahaan

[berdasarkan model modifikasi Edward I. Altman:

Z”-Score tahun 2006]

Page 17: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

73  

GROWTH : Pertumbuhan perusahaan

[berdasarkan rasio dari pertumbuhan total laba atau rugi

bersih]

SIZE : Ukuran perusahaan

[berdasarkan nilai dari total aktiva perusahaan]

LIFE : Umur perusahaan

[berdasarkan tahun listing perusahaan di Bursa Efek

Indonesia]

OPINITS : Opini audit tahun sebelumnya

[opini audit going concern (1), opini audit non going

concern (0)]

ε : Error

Beberapa tahap yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan

pengujian terhadap hipotesis atas penelitian ini adalah sebagai berikut:

IV.2.2.1 Pengujian Overall Model Fit

Langkah pertama yang dilakukan oleh penulis adalah

menilai overall model fit terhadap data. Pengujian ini dilakukan

untuk mengetahui apakah suatu model, fit atau tidak terhadap

data sebelum dan setelah ditambahkan variabel independen.

Page 18: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

74  

Tabel 4.9 Perbandingan nilai -2LL Awal dengan -2LL Akhir

- 2LL Awal (Block Number = 0) 302.530

- 2LL Akhir (Block Number = 1) 94.040 Sumber: Hasil pengolahan data sekunder (2009)

Berdasarkan Tabel 4.9, maka dapat diinterprestasikan

bahwa setelah seluruh variabel independen yang berupa

kualitas audit (KAP), default hutang (DEFAULT), kondisi

keuangan perusahaan (ZSCORE), pertumbuhan perusahaan

(GROWTH), ukuran perusahaan (SIZE), umur perusahaan

(LIFE), dan opini audit tahun sebelumnya (OPINITS)

ditambahkan dalam model regresi logistik berganda, maka

terjadi penurunan nilai -2LL dari 302.530 menjadi 94.040.

Adanya penurunan nilai -2LL sebesar 208..490

(302.530 – 94.040), diartikan bahwa model regresi adalah fit

dengan data atau penambahan variabel independen ke dalam

model regresi logistik berganda dapat memperbaiki model

regresi menjadi fit.

IV.2.2.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan

oleh variabilitas variabel independen. Koefisien determinasi

pada model regresi logistik berganda dapat dianalisis dari nilai

Nagelkerke’s R Square, yang disajikan dalam tabel berikut:

Page 19: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

75  

Tabel 4.10 Nilai Nagelkerke’s R Square

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 94.040a 0.609 0.819

a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than 0.001

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder (2009)

Berdasarkan Tabel 4.10, maka dapat diinterprestasikan

bahwa nilai Nagelkerke’s R Square adalah sebesar 0.819. Hal

ini berarti bahwa variabilitas variabel dependen yang berupa

opini audit going concern dapat dijelaskan oleh variabilitas

variabel independen yang terdiri dari kualitas audit (KAP),

default hutang (DEFAULT), kondisi keuangan perusahaan

(ZSCORE), pertumbuhan perusahaan (GROWTH), ukuran

perusahaan (SIZE), umur perusahaan (LIFE), dan opini audit

tahun sebelumnya (OPINITS) sebesar 81.90%. Sedangkan

sisanya sebesar 18.10%, dijelaskan oleh variabilitas variabel

independen lain yang tidak diteliti dalam model penelitian ini.

IV.2.2.3 Pengujian Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik berganda

dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square.

Hasil output pengujian kelayakan model regresi logistik

berganda disajikan dalam tabel berikut:

Page 20: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

76  

Tabel 4.11 Nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 10.687 8 0.220 Sumber: Hasil pengolahan data sekunder (2009)

Berdasarkan Tabel 4.11, maka dapat diinterprestasikan

bahwa nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

adalah sebesar 10.687 dengan nilai signifikan (Sig.) adalah

sebesar 0.220. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan

(Sig.) yang diperoleh lebih besar dari 0.05, sehingga Ho tidak

dapat ditolak yang berarti model mampu memprediksi nilai

observasinya atau model layak untuk digunakan dalam tahap

analisis selanjutnya karena tidak ditemukan perbedaan yang

nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi

yang diamati (observasi).

IV.2.2.4 Matrik Klasifikasi

Matrik klasifikasi digunakan untuk menunjukkan

ketepatan prediksi dari model regresi logistik berganda

terhadap variabel dependen. Matrik klasifikasi pada model

regresi logistik berganda dapat dianalisis dari classification

table, yang disajikan dalam tabel berikut:

Page 21: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

77  

Tabel 4.12 Nilai Matrik Klasifikasi

Classification Tablea

Observed

Predicted Opini Audit Going Concern (OPDIT)

Percentage Correct

Non Going Concern Going Concern Step 1

Opini Audit Going Concern (OPDIT)

Non Going Concern 121 7 94.50

Going Concern 9 85 90.40

Overall Percentage 92.80

a. The Cut Value is 0.500 Sumber: Hasil pengolahan data sekunder (2009)

Berdasarkan Tabel 4.12, maka dapat diinterprestasikan

bahwa ketepatan nilai prediksi atas perusahaan yang

menerima opini audit going concern adalah sesuai dengan

nilai observasi yang sesungguhnya yaitu sebanyak 85

perusahaan. Sehingga, ketepatan model regresi logistik

berganda atas perusahaan yang menerima opini audit going

concern adalah sebesar 90.40% (85:94).

Sedangkan, ketepatan nilai prediksi atas perusahaan

yang tidak menerima opini audit going concern juga sesuai

dengan nilai observasi yang sesungguhnya yaitu sebanyak

121 perusahaan. Sehingga, ketepatan model regresi logistik

berganda atas perusahaan yang tidak menerima opini audit

going concern adalah sebesar 94.50% (121:128).

Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa ketepatan

nilai prediksi dalam model regresi logistik berganda adalah

sebesar 92.80% terhadap nilai observasi yang sesungguhnya

atas variabel dependen yang menjadi data observasi.

Page 22: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

78  

IV.2.2.5 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan

untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari

kualitas audit (KAP), default hutang (DEFAULT), kondisi

keuangan perusahaan (ZSCORE), pertumbuhan perusahaan

(GROWTH), ukuran perusahaan (SIZE), umur perusahaan

(LIFE), dan opini audit tahun sebelumnya (OPINITS) terhadap

variabel dependen yaitu opini audit going concern.

Hasil output dari pengujian hipotesis dapat dianalisis

dari variabel in the equation, yang disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.13

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a KAP 0.208 0.862 0.058 1 .809 1.231

DEFAULT 2.075 0.886 5.486 1 .019 7.961

ZSCORE -0.048 0.027 3.274 1 .070 0.953

GROWTH -0.012 0.017 0.485 1 .486 0.988

SIZE -0.102 0.214 0.227 1 .634 0.903

LIFE 0.044 0.055 0.636 1 .425 1.044

OPINITS 4.969 0.559 68.793 1 .000 143.880

Constant -2.122 2.540 0.698 1 .403 0.120

a. Variabel (s) entered on step 1: KAP, DEFAULT, ZSCORE, GROWTH, SIZE, LIFE, OPINITS

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder (2009)

Berdasarkan Tabel 4.13, maka didapatkan persamaan

model regresi logistik berganda atas pengujian hipotesis dengan

tingkat signifikasi sebesar 10%, yaitu sebagai berikut:

Page 23: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

79  

OPDIT = -2.122 + 0.208 KAP + 2.075 DEFAULT - 0.048 ZSCORE - 0.012 GROWTH - 0.102 SIZE + 0.044 LIFE + 4.969 OPINITS + ε

HA1 : Terdapat pengaruh positif antara kualitas audit terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan Tabel 4.13, maka dapat diinterprestasikan

bahwa variabel kualitas audit (KAP) menunjukkan koefisien

positif sebesar 0.208 dengan tingkat signifikasi 0.809 > 0.10,

yang berarti Ho1 tidak dapat ditolak atau HA1 tidak dapat

diterima. Dengan demikian terbukti bahwa kualitas audit tidak

memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan opini audit

going concern.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ramadhany et al. dan Santosa et al., yang

menunjukkan bahwa kualitas audit tidak memiliki pengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa baik auditor

dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berskala besar (the

big four) maupun yang berskala kecil (non the big four), akan

selalu mempertahankan sikap independensi dan objektif dalam

melakukan penugasan audit sampai menyatakan pendapatnya

atas kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan yang

diauditnya. Sehingga auditor yang tidak termasuk the big four

pun, dapat menyatakan opini audit going concern, apabila suatu

Page 24: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

80  

perusahaan mengalami masalah atas ketidakpastian

kelangsungan hidup usahanya. Misalkan: Surabaya Agung

Industri Pulp Tbk. menerima opini audit going concern,

meskipun perusahaan tersebut diaudit oleh auditor yang tidak

termasuk the big four (2006: Drs. Bambang, Sutjipto Ngumar

& Rekan; 2007: Yansen Pasaribu; 2008: Anwar & Rekan).

HA2 : Tidak ada hipotesis.

Variabel komite audit dikeluarkan secara otomatis dari

proses pengolahan data, karena memiliki nilai konstan sebesar

1. Sehingga variabel komite audit tidak memiliki hasil

pengujian hipotesis yang dapat dianalisis apakah komite audit

memiliki pengaruh atau tidak terhadap penerimaan opini audit

going concern.

HA3 : Terdapat pengaruh positif antara default hutang terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan Tabel 4.13, maka dapat diinterprestasikan

bahwa variabel default hutang (DEFAULT) menunjukkan

koefisien positif sebesar 2.075 dengan tingkat signifikasi 0.019

< 0.10, yang berarti Ho3 ditolak atau HA3 diterima. Dengan

demikian terbukti bahwa default hutang memiliki pengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Page 25: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

81  

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ramadhany et al., yang menunjukkan bahwa

default hutang memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan

opini audit going concern.

Oleh kerena itu, penulis berpendapat bahwa hasil

penelitian ini juga dapat mendukung pernyataan Standar

Profesional Akuntan Publik – PSA 30 SA Seksi 9341, yang

menyatakan bahwa masalah kesulitan keuangan pada suatu

perusahaan dapat berdampak pada kelangsungan hidup

perusahaan tersebut (going concern) yang berkaitan dengan

kegagalan atau kelalaian suatu perusahaan untuk membayar

hutang pokok dan/atau bunganya pada saat jatuh tempo.

HA4 : Terdapat pengaruh negatif antara kondisi keuangan perusahaan

terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan Tabel 4.13, maka dapat diinterprestasikan

bahwa variabel kondisi keuangan perusahaan (ZSCORE)

menunjukkan koefisien negatif sebesar 0.012 dengan tingkat

signifikasi 0.070 < 0.10, yang berarti Ho4 ditolak atau HA4

diterima. Dengan demikian terbukti bahwa kondisi keuangan

perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap penerimaan

opini audit going concern.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ramadhany et al. dan Santosa et al.,yang

Page 26: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

82  

menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan memiliki

pengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going

concern. Meskipun model prediksi kebangkrutan yang

digunakan berbeda-beda dalam menilai kondisi keuangan suatu

perusahaan, yaitu Santosa et al. menggunakan The Edward I.

Altman Model (Z-Score), Ramadhany et al. menggunakan The

Revised Edward I. Altman Model (Z’-Score), sedangkan

penulis menggunakan The Modification Edward I. Altman

Model (Z”-Score).

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa apabila

nilai Z”-Score semakin kecil menandakan kondisi keuangan

perusahaan memburuk atau perusahaan termasuk dalam

kategori perusahaan bangkrut, sehingga akan semakin besar

pula kemungkinan perusahaan tersebut untuk menerima opini

audit going concern. Sebaliknya apabila nilai Z”-Score semakin

besar menandakan perusahaan tidak mengalami masalah

kesulitan keuangan atau perusahaan termasuk dalam kategori

perusahaan sehat, sehingga akan semakin kecil pula

kemungkinan perusahaan tersebut untuk menerima opini audit

going concern.

Page 27: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

83  

HA5 : Terdapat pengaruh negatif antara pertumbuhan perusahaan

terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan Tabel 4.13, maka dapat diinterprestasikan

bahwa variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH)

menunjukkan koefisien negatif sebesar 0.012 dengan tingkat

signifikasi 0.486 > 0.10, yang berarti Ho5 tidak dapat ditolak

atau HA5 tidak dapat diterima. Dengan demikian terbukti bahwa

pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh negatif

terhadap penerimaan opini audit going concern.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh oleh Santosa et al., yang menunjukkan bahwa

pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh positif

terhadap penerimaan opini audit going concern.

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa perusahaan

yang memiliki rasio pertumbuhan laba negatif, belum tentu

menerima opini audit going concern. Misalkan: Tirta Mahakam

Resources Tbk. (2008) yang memiliki rasio pertumbuhan laba

negatif sebesar 86.96%, tetapi tidak menerima opini audit going

concern. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki rasio

pertumbuhan laba positif, ada kemungkinan menerima opini

audit going concern. Misalkan: Polysindo Eka Perkasa Tbk.

(2007) yang memiliki rasio pertumbuhan laba positif sebesar

31.10%, tetapi menerima opini audit going concern.

Page 28: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

84  

HA6 : Terdapat pengaruh negatif antara ukuran perusahaan terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan Tabel 4.13, maka dapat diinterprestasikan

bahwa variabel ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan

koefisien negatif sebesar 1.102 dengan tingkat signifikasi 0.634

> 0.10, yang berarti Ho6 tidak dapat ditolak atau HA6 tidak dapat

diterima. Dengan demikian terbukti bahwa ukuran perusahaan

tidak memiliki pengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit

going concern.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ramadhany et al., yang menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh negatif terhadap

penerimaan opini audit going concern. Namun, hasil penelitian

ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santosa

et al., yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki

pengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa perusahaan

yang memiliki total aktiva lebih kecil, belum tentu akan

menerima opini audit going concern. Begitu pula sebaliknya,

perusahaan yang memiliki total aktiva lebih besar, ada

kemungkinan menerima opini audit going concern. Misalkan:

Barito Pasific Tbk. yang memiliki total aktiva terbesar sebesar ±

Rp. 16.912.119.000.000 (2007) dan ± Rp. 17.243.721.000.000

(2008), tetapi menerima opini audit going concern, karena

Page 29: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

85  

perusahaan mengalami defisit keuangan sebesar ± Rp.

2.595.493.000.00 (2007) dan ± Rp. 5.994.307.000 (2008) serta

perusahaan telah menangguhkan sebagian pelunasan pokok dan

bunga pinjaman yang telah jatuh tempo, yang akhirnya

mempengaruhi kegiatan operasi perusahaan selama tahun 2007 -

2008.

HA7 : Terdapat pengaruh negatif antara umur perusahaan terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan Tabel 4.13, maka dapat diinterprestasikan

bahwa variabel umur perusahaan (LIFE) menunjukkan koefisien

positif sebesar 0.044 dengan tingkat signifikasi 0.425 > 0.10,

yang berarti Ho7 tidak dapat ditolak atau HA7 tidak dapat diterima.

Dengan demikian terbukti bahwa umur perusahaan tidak

memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going

concern.

Hal ini disebabkan bahwa perusahaan yang baru

beroperasi, belum tentu akan menerima opini audit going

concern. Misalkan: umur perusahaan dari Bumi Teknokultura

Unggul Tbk. adalah ± 2 - 4 tahun (2006 – 2008), tetapi tidak

menerima opini audit going concern. Sebaliknya, perusahaan

yang telah beroperasi lebih lama, ada kemungkinan menerima

opini audit going concern. Misalkan: umur perusahaan dari

Unitex Tbk. ± 24-26 tahun (2006 – 2008), tetapi menerima opini

Page 30: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

86  

audit going concern, karena perusahaan telah mengalami

kerugian yang berulang kali atas kegiatan operasinya, sehingga

mengakibatkan jumlah kewajiban lancar melebihi jumlah aktiva

lancar.

HA8 : Terdapat pengaruh positif antara opini audit tahun sebelumnya

terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan Tabel 4.13, maka dapat diinterprestasikan

bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya (OPINITS)

menunjukkan koefisien positif sebesar 4.969 dengan tingkat

signifikasi 0.000 > 0.10, yang berarti Ho8 tidak dapat ditolak atau

HA8 tidak dapat diterima. Dengan demikian terbukti bahwa opini

audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ramadhany et al. dan Santosa et al., yang

menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya memiliki

pengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going

concern.

Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa auditor

dalam menerbitkan opini audit going concern sangat

memperhatikan dan mempertimbangkan opini audit going

concern yang telah diterima oleh perusahaan pada tahun

sebelumnya atau perusahaan yang menerima opini going

Page 31: BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00056-AK Bab 4.pdf · IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Proses pemilihan sampel

87  

concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk

menerima opini audit yang sama pada tahun berikutnya atau

tahun berjalan.