iv. gambaran umum daerah penelitian - ipb...

20
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik Wilayah Penelitian 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Secara geografis wilayah kota Padang berada antara 00º44’00”- 01º08’35”LS dan 100º05’05”-100º34’09” BT dengan luas wilayah 694,96 Km² dengan batas-batas sebagai berikut : Batas Utara : Kabupaten Padang Pariaman Batas Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan Batas Timur : Selat Mentawai Batas Barat : Kota Solok dan Kabupaten Solok Kecamatan dengan rata-rata kepadatan penduduk tinggi yaitu Kecamatan Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara mempunyai topografi yang relatif landai, tidak terjal dan terdapat banyak fasilitas umum dan sosial, infrastruktur pendukung seperti infrastruktur jalan, sanitasi, drainase, listrik, telekomunikasi dan lain-lain, yang mendukung pertumbuhan perekonomian Kota Padang secara keseluruhan, sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk rendah merupakan daerah dengan topografi berbukit-bukit, terjal dan minim infrastruktur pendukung. Daerah efektif kota Padang termasuk sungai adalah 205,007 km2 dan daerah bukit termasuk sungai adalah 486,209 km2. 4.1.2. Topografi Wilayah Kota Padang memiliki topografi yang bervariasi, perpaduan daratan yang landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang memiliki tingkat kelerengan lahan rata-rata >40%. Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut juga bervariasi, mulai 0 m dpl sampai >1.000 m dpl. Kawasan dengan kelerengan lahan antara 0 – 2% umumnya terdapat di Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Nanggalo, sebagian Kecamatan Kuranji, Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Koto Tangah. Kawasan dengan kelerengan lahan antara 2 – 15% tersebar di Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Lubuk Kilangan yakni berada pada bagian tengah Kota Padang dan kawasan dengan kelerengan lahan 15% – 40% tersebar di Kecamatan Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji, Pauh dan Kecamatan Koto Tangah. Kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari 40% -

Upload: trankien

Post on 06-Feb-2018

258 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

35

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Kondisi Lingkungan Fisik Wilayah Penelitian

4.1.1. Letak, Luas dan Batas

Secara geografis wilayah kota Padang berada antara 00º44’00”-

01º08’35”LS dan 100º05’05”-100º34’09” BT dengan luas wilayah 694,96 Km²

dengan batas-batas sebagai berikut :

• Batas Utara : Kabupaten Padang Pariaman

• Batas Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan

• Batas Timur : Selat Mentawai

• Batas Barat : Kota Solok dan Kabupaten Solok

Kecamatan dengan rata-rata kepadatan penduduk tinggi yaitu Kecamatan

Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara mempunyai topografi yang relatif

landai, tidak terjal dan terdapat banyak fasilitas umum dan sosial, infrastruktur

pendukung seperti infrastruktur jalan, sanitasi, drainase, listrik, telekomunikasi

dan lain-lain, yang mendukung pertumbuhan perekonomian Kota Padang secara

keseluruhan, sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk rendah

merupakan daerah dengan topografi berbukit-bukit, terjal dan minim infrastruktur

pendukung. Daerah efektif kota Padang termasuk sungai adalah 205,007 km2

dan daerah bukit termasuk sungai adalah 486,209 km2.

4.1.2. Topografi

Wilayah Kota Padang memiliki topografi yang bervariasi, perpaduan

daratan yang landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Sebagian besar

topografi wilayah Kota Padang memiliki tingkat kelerengan lahan rata-rata >40%.

Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut juga bervariasi,

mulai 0 m dpl sampai >1.000 m dpl. Kawasan dengan kelerengan lahan antara 0

– 2% umumnya terdapat di Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang

Utara, Nanggalo, sebagian Kecamatan Kuranji, Kecamatan Padang Selatan,

Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Koto Tangah. Kawasan dengan

kelerengan lahan antara 2 – 15% tersebar di Kecamatan Koto Tangah,

Kecamatan Pauh dan Kecamatan Lubuk Kilangan yakni berada pada bagian

tengah Kota Padang dan kawasan dengan kelerengan lahan 15% – 40%

tersebar di Kecamatan Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji, Pauh dan

Kecamatan Koto Tangah. Kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari 40% -

Page 2: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

36

Gambar 7. Peta Kelas Lereng Kota Padang

Page 3: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

37

tersebar di bagian Timur Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, dan bagian

Selatan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung dan sebagian besar

Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kawasan dengan kelerengan lahan >40% ini

merupakan kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung.

Tabel 4. Topografi dan Ketinggian Wilayah Kota Padang

No Kondisi Topografi L u a s Ha Persentase

A. Kelerengan Lahan 0 – 2% Datar 16.379,82 23,57% 3 – 15% Miring 5.510,93 7,93% 16 - 40% Curam 13.219,48 19,02% > 40% Sangat Curam 34.385,77 49,48% Jumlah 69.496,00 100,00%

B. Ketinggian 0 – 25 m dpl 15.898,68 22,88% 25 – 100 m dpl 6.479,39 9,32% 100 – 500 m dpl 19.324,56 27,81% 100 – 1.000 m dpl 15.787,23 22,72% > 1.000 m dpl 12.006,13 17,28% Jumlah 69.496,00 100,00%

Sumber BAPPEDA Kota Padang, Tahun 2009

4.1.3. Iklim

Unsur-unsur utama penyusun iklim sama dengan penyusun cuaca yaitu

temperatur dan curah hujan, sehingga untuk mengetahui tipe iklim suatu daerah

perlu mengetahui karakteristik temperatur dan curah hujan. Tipe iklim di daerah

studi digolongkan berdasarkan tipe iklim Schmidt Ferguson dan Koppen.

a. Curah Hujan

Data curah hujan yang digunakan dalam penentuan iklim diambil dari 9

stasiun hujan, yaitu Stasiun Tabing (+ 2 m dpl), Stasiun Kasang ( + 2 m dpl)

Stasiun Komplek PU ( + 3 m dpl), Stasiun Simpang Alai ( + 5 m dpl), Stasiun

Ladang Padi ( + 350 m dpl), Stasiun Batu Busuk (+ 130 m dpl), Stasiun Gunung

Sarik ( + 100 m dpl) dan Stasiun Teluk Bayur ( + 2 m dpl).

Data curah hujan bulanan untuk stasiun-stasiun tersebut disajikan pada

Tabel 5.

Page 4: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

38

Tabel 5. Curah Hujan Tahunan Kota Padang Tahun 1985 - 2007

No STASIUN BULAN

Jumlah Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

1. Tabing 312,32 289,66 308,83 308,06 242,38 239,97 297,14 352,47 390,22 459,13 519,23 446,74 4166,15

2. Gunung Sarik 274,3 189,65 211,5 300,2 249,4 246,8 259,7 327,8 321,4 415 435,4 361,1 3592,25

3. Batu Busuk 220,95 179,9 236,7 369,6 286,2 243,6 249,5 326,8 360,7 390,4 482,6 394,9 3741,85

4. Gunung Nago 287,2 141,9 226,2 308,4 234,7 253,1 304,6 313,9 393,8 367,9 451,2 393,1 3676

5. Simpang Alai 291,3 233,95 244,05 331,2 283,8 281,6 296,4 281,5 295,6 389,25 436,6 347,8 3713,05

6. Teluk Bayur 318,05 285,96 224,82 314,4 274,8 333,65 256,55 330,73 351,87 487,4 681,6 445,08 4304,91

7. Ladang Padi 391,95 271,85 392 495,15 412,3 302,4 351,1 336,77 438,21 525,06 565,9 463,55 4946,24

8. Komplek PU 199,49 170,66 218,05 301,75 165,03 146,31 143,62 251,765 306,25 432,9 376,4 216,5 2928,725

9. Kasang 359,78 271,89 278 377,7 516,3 264,9 265,8 316,6 355,1 346,5 421,6 411,3 4185,47

Rata-Rata 295,04 226,16 260,02 345,16 296,10 256,93 269,38 315,37 357,02 423,73 485,61 386,67 3917,18

Sumber :Hasil analis data penelitian, PSDA Sumatera Barat, Tahun 2009.

Pada Tabel 5, dapat diketahui curah hujan rerata bulanan selama 22 tahun (1985-2007) yaitu sebesar 3.917,18 mm/tahun. Untuk melihat rerata curah hujan di kota Padang digunakan cara isohyet. Cara menghitung secara isohyet menggunakan peta isohyet, yaitu peta dengan garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan curah hujan yang sama besar (Subarkah, 1978). Gambaran secara spasial rerata curah hujan kota Padang disajikan pada Gambar 8. Berdasarkan gambaran dari peta isohit, curah hujan di kota Padang ke arah timur dan selatan semakin tinggi. Daerah bagian timur dan selatan merupakan daerah perbukitan. Lereng bukit yang menghadap kearah lembah atau pantai merupakan daerah tangkapan hujan.

Klasifikasi tipe curah hujan dari Schmidt dan Ferguson berdasarkan atas perbandingan rata-rata jumlah bulan basah dan rata-rata jumlah bulan kering yang disebut dengan nilai Q. Dengan melihat Tabel 5, dapat diketahui besar curah hujan bulan kering dan bulan basah. Dari data Tabel 5 tersebut dapat dilihat bahwa nilai Q adalah 0%, karena tidak adanya bulan kering dalam setahun. Oleh sebab itu tipe hujan Kota Padang dikategorikan sangat basah (A). b. Temperatur

Suhu udara Kota Padang sepanjang tahun 2008 berkisar 22,0ºC – 31,7ºC

dan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 70% - 84%. Kondisi iklim kota

Padang tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 5: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

39

Gambar 8. Peta Sebaran Curah Hujan Kota Padang

Page 6: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

40

Tabel 6. Kondisi Iklim Kota Padang Tahun 2008

BULAN Curah Hujan (mm)

Hari Hujan (hari)

Kelembaban Udara

Kec. Angin (knots)

Suhu Udara (°C) Maks. Min. Rata-rata

Januari 776 20 82% 5 30,8 23,6 26,6 Februari 296 17 70% 6 31,5 22,8 24,4 Maret 349 16 70% 6 31,7 23,1 27,0 April 413 20 82% 5 31,1 23,5 26,8 Mei 167 10 80% 5 31,6 24,0 27,5 Juni 394 10 82% 5 30,3 22,7 26,1 Juli 305 10 84% 5 29,8 22,0 25,8 Agustus 176 10 80% 6 29,7 22,4 26,3 September 344 13 80% 5 29,0 22,2 26,2 Oktober 579 13 83% 5 29,2 22,4 26,1 November 230 22 77% 5 29,6 22,5 26,4 Desember 591 23 81% 5 29,6 22,6 26,4

Rata-rata/bln 385 15 79,3% 5,25 30,3 22,8 26,3 Sumber : BAPPEDA Kota Padang, Tahun 2009.

Berdasarkan data temperatur pada bulan terdingin lebih dari 18o

4.1.4. Jenis Tanah

C, dengan curah hujan di atas 1900 mm atau >20 (t+14). Dengan demikian tipe iklim di daerah studi menurut system Koppen termasuk tipe iklim A (iklim hujan tropika). Tipe iklim A terbagi lagi kedalam tipe iklim Af, Am dan Aw. Kota Padang termasuk kedalam tipe iklim Af karena curah hujan pada bulan terkering diatas 60 mm dan mengalami hujan sepanjang tahun.

Tanah merupakan parameter lahan yang menentukan terjadinya longsor. Jenis tanah di daerah penelitian yang berdasarkan Peta Tanah Kota Padang, skala 1:10.000 (BPN, 1998) dan survei lapangan, maka jenis tanah daerah penelitian umumnya didominasi oleh tanah Komplek Latosols Kuning Kemerahan dan Komplek Podzolik Merah Kekuningan. Selain itu juga terdapat jenis tanah Andosols, Asosiasi Aluvial Grey, Dark Grey Alluvial, dan Regosol Coklat.

Kedalaman solum tanah daerah penelitian umumnya antara 34cm-96cm yang tergolong dangkal-dalam, tergantung dari kondisi kemiringan lereng yang menyusun lahan, tekstur umumnya lempung liat berpasir, dan nilai permeabilitas umumnya agak cepat-sangat cepat, hal ini menandakan lokasi penelitian umumnya sudah cukup kritis dan telah mengalami degradasi fisika tanah yang tinggi, terutama pada wilayah dengan kemiringan lereng >20% (Hermon, 2009). Gambaran secara spasial Jenis Tanah Kota Padang disajikan pada Gambar 9.

Page 7: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

41

Gambar 9. Peta Jenis Tanah Kota Padang

Page 8: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

42

4.1.5. Geologi

Berdasarkan peta Geologi lembar Padang (Kastowo dan Gerhard W. Leo,

1972) skala 1:250.000, satuan geologi daerah penelitian tergolong pada

alluvium, material vulkanik tua, miocene limestone, pasir lanau, pasir lanau

pasiran, pleistocene rombakan andesit, pleistocene vulkanik facies, pliocene

rombakan andesit, dan pliocene vulkanik facies. Gambaran secara spasial

Geologi Kota Padang disajikan pada Gambar 10.

Geologi wilayah Kota Padang dibentuk oleh endapan permukaan, batuan

vulkanik dan intrusi serta batuan sedimen dan metamorf. Secara garis besar

jenis batuan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Aliran yang tak teruraikan (Qtau)

Merupakan batuan hasil gunung api yang tak teruraikan umumnya berupa

lahar, konglomerat, breksi dan batu pasir yang bercampur menjadi satu.

Batuan ini tersebar pada daerah yang merupakan daerah Bukit Barisan di

wilayah Kota Padang dan sekitar Gunung Padang dan Bukit Air Manis.

2. Alluvium (Qal)

Merupakan batuan yang umumnya terdiri dari lanau, lempung, pasir, kerikil,

pasir lempungan, lempung pasiran. Penyebaran dari Utara ke Selatan di

seluruh dataran rendah Kota Padang.

3. Kipas Alluvium (Qt)

Merupakan batuan terdiri dari rombakan batuan andesit berupa bongkah-

bongkah yang berasal dari gunung api strato, bewarna abu-abu kehitaman,

keras, komposisi mineral piroksen, homblende dan mineral hitam lainnya.

Batuan ini tersebar di bagian bawah lereng-lereng pegunungan dan

perbukitan sekitar Bukit Nago dan Limau Manis.

4. Tufa Kristal (QTt)

Merupakan tufa kristal yang mengeras yang terlihat pada singkapan

setempat-setempat di perbukitan di Bukit Air Manis, di Teluk Nibung dan dan

Lubuk Begalung hingga ke perbukitan di Kelurahan Labuhan Tarok.

5. Andesit (Qta) dan Tufa (QTp)

Merupakan batuan gunung berapi yang masih masif bewarna hitam keabu

abuan hingga putih, andesit berselingan dengan tufa, terlihat pada singkapan

setempat-setempat di Pegambiran, Tarantang dan perbukitan Air Dingin yang

bersebelahan dengan batu gamping.

Page 9: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

43

6. Batu Gamping (PTls)

Berwarna putih hingga ke abu-abuan, terlihat pada singkapan di Indarung,

sekitar Bukit Karang Putih.

7. Fillit, Batu Pasir, Batu Lanau Meta (PTps)

Fillit bewarna hitam hingga abu kemerahan, batu pasir berwarna abu-abu

kehijauan mengandung klorit keras dan berbutir halus, dan batu lanau

bewarna hijau kehitaman. Batuan ini terlihat pada singkapan Koto Lalang

(jalan ke arah Solok). Umumnya mendasari bukit-bukit dan pegunungan yang

landai. Spasial jenis batuan dapat di lihat pada Tabel 7 dan Gambar 10.

Tabel 7. Jenis Batuan Wilayah Kota Padang

No JENIS BATUAN (LITOLOGI) Luas (Ha) Persentase

1. Aluvium 21.566,89 31,03% 2. Batuan Gunung Api 34.972,34 50,32% 3. Batuan Intrusi 1.337,81 1,93% 4. Batuan Metamorf 1.189,56 1,71% 5. Batu Kapur 1.158,56 1,67% 6. Formasi Palepat 0,01 0,00% 7. Formasi Painan 9.270,83 13,34%

KOTA PADANG 69.496,00 100,00% Sumber : Hasil Perhitungan Aplikasi ArcView, Tahun 2010

Secara umum daya dukung batuan tersebut di atas bervariasi dari rendah

sampai tinggi. Daya dukung masing-masing jenis batuan dapat dilihat pada Tabel

8, sebagai berikut.

Tabel 8. Jenis Batuan Dan Daya Dukung

No Simbol Jenis Batuan Daya Dukung Kpa

1. Qtau

Aliran yang tak teruraikan ; jenis batuan vulkanik yang tak dipisah aliran lahar, konglomerat dan endapan koluvium

rendah 75-200 Kpa

2. Qal Alluvium; terdiri dari lempung, pasir, kerikil, pasir dan bongkahan

rendah - sedang 100-200 Kpa

3. Q t Kipas alluvium; terdiri rombakan batuan andesit berupa bongkahan dari gunung api

sedang - tinggi 75-600 Kpa

4. QTt Tufa Kristal; Jenis batuan tufa basal, tufa abu, lapili, tufa basal berkaca, dan pecahan lava .

sedang - tinggi 600-1000 Kpa

5. Qta dan QTp

Andesit dan Tufa sedang - tinggi 600-1000 Kpa

6. PTls Batu Gamping; dari lunak sampai keras

sedang - tinggi 1000-4000 Kpa

7. PTps Fillit, kwarsit, batu lanau meta. Lokasi terlihat pada singkapan sekitar Koto Lalang jalan ke arah Solok yang mendasari bukit-bukit dan pegunungan yang landai

sedang 600-1000 Kpa

Sumber : Bappeda Kota Padang, 2009

Page 10: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

44

.

Gambar 10. Peta Geologi Kota Padang

Page 11: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

45

4.1.6. Karakteristik Geomorfologi Lokasi Penelitian Berdasarkan interpretasi foto udara, analisis data sekunder (Karim, 1997)

dan pengujian lapangan di lokasi penelitian di identifikasi adanya 14 satuan bentuk lahan (menurut klasifikasi ITC, Verstaven 1983). Ke-14 satuan bentuklahan tersebut dikelompokkan menjadi kelompok bentuklahan daratan dan perbukitan. Kelompok bentuklahan daratan yaitu marin dan fluvial. Satuan bentuklahan yang termasuk kedalam bentuklahan marin terdiri dari bura pasir, dataran alluvial pantai, depresi antar beting, beting gisik, dan bentuklahan fluvial terdiri dari kipas aluvial, tanggul alam, rawa belakang, dataran banjir dan gosong sungai. Kelompok bentuklahan perbukitan ada dua jenis yaitu bentuklahan vulkanik dan bentuklahan solusional. Satuan bentuklahan yang termasuk kedalam bentuklahan vulkanik terdiri dari kipas fluvio-vulkanik, teras aliran piroklastik dan perbukitan vulkanik. Selanjutnya satuan bentuklahan komplek perbukitan karst termasuk kedalam bentuklahan solusional. Ke-14 satuan bentuk lahan tersebut dan distribusinya secara spasial, disajikan pada Tabel 9 dan Gambar 11.

Tabel 9. Karakteristik Geomorfologi Kota Padang

No JENIS BENTUKLAHAN Luas (Ha) Persentase

1. Bura Pasir 943,48 1,36 2. Dataran Aluvial Pantai 1386,94 2,00 3. Depresi Antar Beting 738,65 1,06 4. Beting Gisik 509,39 0,73 5. Kipas Aluvial 1776,73 2,56 6. Tanggul Alam 2643,53 3,80 7. Rawa Belakang 4160,82 5,99 8. Dataran Banjir 684,30 0,98 9. Gosong Sungai 363,54 0,52

10. Kipas Fluvial-Vulkanik 6313,72 9,09 11. Teras Aliran Piroklastik 1877,07 2,70 12. Perbukitan Karst 1029,94 1,48 13. Pegunungan Volkan 45483,44 65,45 14. Perbukitan Vulkanik 743,13 1,07 15. Perubahan Manusia* 841,32 1,21

KOTA PADANG 69496,00 100,00 Sumber: Bappeda Kota Padang, 2009 *) Bentuklahan alami tidak terlihat, karena telah ada campur tangan manusia.

Page 12: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

46

Gambar 11. Peta Geomorfologi Kota Padang

Page 13: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

47

4.1.7. Karakteristik Perairan Laut

Karakteristik perairan Kota Padang dapat ditinjau dari beberapa faktor berikut :

a. Pasang Surut

Tipe pasang surut di wilayah perairan Kota Padang termasuk dalam pasang surut campuran yang didominasi tipe ganda dimana pada daerah ini terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut dalam sehari. Tipe ini dipengaruhi oleh kondisi kedalaman perairan atau geomorfologi pantai setempat. b. Cuaca dan Arus Musiman

Iklim perairan pesisir Kota Padang dipengaruhi oleh Samudera Hindia yang dicirikan dengan adanya Angin Muson dan curah hujan yang tinggi sekitar 2.816,7 – 4.487,9 mm per tahun. Angin yang berhembus didominasi oleh angin Barat, Barat Daya, Barat Laut dengan kecepatan 1,6 - 5,6 knot bahkan kadang-kadang mencapai 5 – 40 knot. Dipengaruhi oleh angin musim maka arus permukaan di wilayah perairan Kota Padang sepanjang tahun mengalir ke arah Tenggara hingga Barat Daya (Musim Barat) dengan kekuatan arus antara 1 – 45 cm/detik. Kecepatan arus mencapai puncaknya bulan Desember.

Perairan Kota Padang juga terjadi arus pantai yang diakibatkan oleh gelombang. Arus ini berpengaruh terhadap abrasi dan sedimentasi pantai. Tinggi gelombang yang terjadi berkisar antara 0,5 – 2,0 meter. c. Abrasi dan Sedimentasi

Proses abrasi dan sedimentasi yang terjadi di wilayah pantai Kota Padang dipengaruhi oleh musim. Abrasi yang terjadi di pantai Kota Padang terutama di Purus, Ulak Karang, Air Tawar umumnya terjadi pada awal musim Barat yaitu November - Maret dan pada akhir musim Timur yaitu pada bulan September dan Oktober. Hal ini disebabkan terjadinya gelombang yang relatif besar. Pada saat tersebut pada lokasi di bagian Utara Kota Padang yang berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman terjadi proses sedimentasi.

4.1.8. Hidrologi

a. Kondisi Air Permukaan

Keadaan hidrologi lokasi penelitian meliputi air permukaan, berupa aliran-aliran sungai dan air tanah dangkal. Sungai-sungai di lokasi penelitian tergolong pada sungai-sungai yang bermuara ke pantai barat pulau Sumatera dan mempunyai hulu DAS umumnya pada lereng barat Bukit Barisan. Terdapat 21

Page 14: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

48

sungai/batang dengan lebar antara 6-60 m dan panjang antara 0,4-20 km. 21 sungai tersebut sebagian besar tergabung kedalam 4 Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Air Dingin, DAS Kuranji, DAS Arau dan DAS Anai-Kasang. Karakteristik sungai di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nama Sungai, Panjang/Lebar dan Daerah yang Dilalui di Wilayah Kota Padang

No Nama Sungai /Batang

Panjang (km)

Lebar max (m)

Kecamatan yang Dilalui

1 Batang Kuranji 17 30 Kec. Pauh, Kuranji, Nanggalo, Padang Utara

2 Batang Belimbing 5 5 Kecamatan Kuranji 3 Batang Guo 5 5 Kecamatan Kuranji 4 Batang Arau 5 60 Kecamatan Padang Selatan 5 Batang Muaro 0,4 24 Kecamatan Padang Utara 6 Sungai Banjir Kanal 5,5 60 Kecamatan Padang Timur dan Utara 7 Batang Logam 15 25 Kecamatan Koto Tangah 8 Batang Kandis 20 20 Kecamatan Koto Tangah 9 Sungai Tarung 12 12 Kecamatan Koto Tangah 10 Batang Dagang 3 11 Kecamatan Nanggalo 11 Sungai Gayo 5 12 Kecamatan Pauh 12 Sungai Padang Aru 4 8 Kecamatan Lubuk Kilangan 13 Sungai Padang Idas 2 6 Kecamatan Lubuk Kilangan 14 Batang Kp. Juar 6 30 Kecamatan Lubuk Begalung 15 Batang Aru 5 30 Kecamatan Lubuk Begalung 16 Batang Akyu Aro 3 15 Kecamatan Bungus Teluk Kabung 17 Sungai Timbalun 2 8 Kecamatan Bungus Teluk Kabung 18 Sunagi Sarasah 3 7 Kecamatan Bungus Teluk Kabung 19 Sungai Pisang 2 6 Kecamatan Bungus Teluk Kabung 20 Bandar Jati 2 6 Kecamatan Bungus Teluk Kabung 21 Sungai Koto - - Kecamatan Padang Timur

Sumber: RTRW Kota Padang 2008-2025, Bappeda Kota Padang, 2009 Karakteristik sungai di lokasi penelitian adalah sungai permanen, yaitu

sungai yang selalu mengaliri air sepanjang tahun.

b. Kondisi Airtanah Bebas

Air tanah bebas di daerah penelitian ditemukan secara meluas di setiap

satuan bentuklahan dan masih digunakan untuk kebutuhan domestik. Data ini

ditemukan dari sumur gali milik penduduk. Ketersediaan airtanah bebas sangat

tergantung pada besarnya curah hujan dan kondisi permukaan, yaitu

bentuklahan, jenis dan sifat batuan dan luas penutup lahan atau vegetasi.

Menurut sifat dan jenis fisik batuan, daerah yang mempunyai potensi air tanah

Page 15: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

49

bebas tinggi adalah pada daerah dengan batuan yang mempunyai derajat

kelulusan tinggi.

Berdasarkan Karim (1997) permukaan air tanah bebas di kota Padang,

sebagian besar mempunyai pergerakan yang tinggi, terutama pada tanah yang

berpasir di daerah pantai dan rawa. Kedalaman muka airtanah bebas didekat

pantai antara 0,5 m sampai 1 m di bawah permukaan tanah. Terutama di sekitar

daerah Tabing, Air Tawar, Padang Sarai, Ulak Karang dan Rawang. Kemudian di

daerah Siteba, Gunung Pangilun, Air Pacah, Tunggul Hitam dan Kayu Kalek,

kedalaman permukaan airtanah bebas berkisar antara 2-5 m di bawah

permukaan tanah. Bagian timur Kota Padang kondisi airtanah bebas cukup

dalam, di daerah Indarung kedalaman airtanah bebas berkisar 6-8 m, di Limau

Manis berkisar antara 7-9 m, di Cengkeh 4-5 m dan di daerah Lubuk Minturun

kedalaman airtanah bebas berkisar antara 6-8 m.

c. Kondisi Saluran Drainase

Sistem jaringan drainase Kota Padang terdiri dari jaringan drainase mayor

dan minor, dengan total panjang jaringan drainase mayor 124.000 meter. Terdiri

dari sungai-sungai besar yang bermuara ke Samudera Hindia. Jaringan drainase

mayor di Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jaringan Drainase Mayor Di Kota Padang

No DRAINASE Panjang (m)

Lebar Maksimal (m)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.

Batang Logam Batang Kandis Batang Tarung Sungai Lareh Batang Kuranji Batang Guo Batang Muaro Banjir Kanal Batang Arau Batang Jirak Sungai Gayo Sungai Padang Aru Sungai Padang Idas Batang Kampung Jua Batang Aru Batang Kayu Aro Sungai Timbalun Sungai Sarasah Sungai Pisang

15.000 20.000 12.000

5.000 17.000

5.000 400

5.500 5.000 6.000 5.000 5.000 2.500 6.000 5.000 3.000 2.000 3.000 2.000

25 20 12 11 60 5

24 60 60 30 12 30 6

30 30 15 8 7 6

Kota Padang 124.000 Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat, 2008

Page 16: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

50

Sistem jaringan drainase mikro terdiri dari 19 areal drainase dengan luas

cakupan 3.986 Ha, yang keseluruhannya mengalir ke arah sungai-sungai besar.

Kondisi jaringan mikro sebagian kurang terawat dengan baik, yang menyebabkan

sebagian fungsinya belum optimal. Di samping itu perubahan tata guna lahan di

luar kawasan pusat kota yang tidak didukung perencanaan drainase yang

terintegrasi dengan jaringan yang telah ada, ikut menyebabkan menurunnya

tingkat pelayanan jaringan drainase yang ada di wilayah Kota Padang.

Karakteristik jaringan drainase mikro disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Areal Tangkapan Drainase Kota Padang

No AREAL DRAINASE Luas Wilyah Tangkapan (Ha) Badan Penerima

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.

Air Pacah Pasir Putih Tabing Bandara Baung Panjalinan Siteba Sawah Liat Kandis Lapai Ulak Karang Lolong Alai Purus Jati Ujung Gurun Aur Duri Olo Nipah Kali Mati Rawang Barat

426 60

307 352 291 128 174 85

164 223 304 136 120 322 303 271 197 50 73

Batang Balimbing Batang Air Dingin Batang Tabing Batang Balimbing Baung Panjalinan Pond Batang Balimbing Batang Kuranji Batang Kuranji Batang Kuranji Batang Kuranji Saluran Lolong Banjir Kanal Banjir Kanal Batang Arau Banjir Kanal Batang Arau Batang Arau Batang Arau Batang Jirak

Kota Padang 3.986 Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat, 2008

4.1.9. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan yang dipergunakan dalam penelitian ini berdasarkan

peta penggunaan lahan Kota Padang tahun 2007 yang diterbitkan BAPPEDA

Kota Padang, meliputi, pemukiman, perkantoran dan lahan terbangun, eks

bandara Tabing, pelabuhan, kebun ladang, sawah, lahan kosong, semak belukar,

betinggisik, hutan lindung, hutan suaka alam, hutan, jalan, dan TPA Air Dingin.

Luas masing-masing bentuk lahan tersebut disajikan dalam Tabel 13.

Berdasarkan Tabel 13, penggunaan lahan adalah lahan Hutan 48.141,96

ha atau 69,27 % dari luas wilayah kota Padang. Lahan hutan menutupi sebagian

besar wilayah timur dan selatan kota Padang, yang tersebar di kecamatan Koto

Tangah, kecamatan Kuranji, kecamatan Pauh, kecamatan Lubuk Kilangan, dan

Page 17: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

51

kecamatan Bungus Teluk Kabung. Penggunaan lahan pemukiman dan lahan

terbangun lainnya, merupakan penggunaan lahan terbesar kedua setelah hutan.

Lahan terbangun di Kota Padang memiliki luas sebesar 10.580,51 ha.

Persebaran wilayah pemukiman dan lahan terbangun adalah di sepanjang

pantai, sepanjang aliran sungai dan sepanjang jaringan jalan utama kota

Padang. Daerah persawahan menduduki tempat ketiga, dengan luas lahan

6.616,69 ha. Daerah persawahan sebagian besar berada di kecamatan Koto

Tangah, kecamatan Lubuk Begalung, kecamatan Lubuk Kilangan dan kecamatan

Bungus Teluk Kabung.

Tabel 13. Luas Penggunaan Lahan Kota Padang Tahun 2007

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase

1 Permukiman, Perkantoran dan Lahan Terbangun Lainnya 10.580,51 15,22%

2 Eks Bandara Tabing 145,97 0,21% 3 Pelabuhan 162,44 0,23% 4 Kebun 2.232,82 3,21% 5 Ladang 321,29 0,46% 6 Sawah 6.616,69 9,52% 7 Lahan Kosong 354,39 0,51% 8 Semak/Belukar 419,18 0,60% 9 Betinggisik 52,14 0,08%

10 Hutan Lindung 11.518,20 16,57% 11 Hutan Suaka Alam Wisata 25.685,74 36,96% 12 Hutan 10.938,02 15,74% 13 Jalan (Kota dan Nasional) 438,28 0,63% 14 TPA Air Dingin 30,30 0,04%

TOTAL 69.496,00 100,00% Sumber : BAPPEDA Kota Padang 2009.

4.2. Kondisi Lingkungan Sosial Budaya Wilayah Penelitian

4.2.1. Kependudukan

a. Jumlah dan sebaran penduduk

Penduduk Kota Padang terkonsentrasi pada beberapa kecamatan yang

merupakan “kawasan kota lama”, yakni di Kecamatan Padang Selatan,

Kecamatan Padang Timur, Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Utara,

dan Kecamatan Nanggalo. Kecamatan yang menunjukkan kecenderungan

penambahan jumlah penduduk cukup signifikan dalam 13 tahun terakhir adalah

Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Lubuk Begalung, dan Kecamatan Kuranji.

Page 18: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

52

Tabel 14. Sebaran Penduduk Kota Padang Tahun 1994 Dan Tahun 2007

No Kecamatan Luas (Km²) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km²)

1994 2007 1994 2007 1. Bungus Teluk Kabung 100,78 20.311 23.592 201,54 234,09 2. Lubuk Kilangan 85,99 34.163 42.585 397,29 495,23 3. Lubuk Begalung 30,91 88.563 104.323 2.865,19 3375,06 4. Padang Selatan 10,03 59.969 61.967 5.978,96 6178,17 5. Padang Timur 8,15 77.253 85.279 9.478,90 10463,68 6. Padang Barat 7,00 72.626 60.102 10.375,14 8586,00 7. Padang Utara 8,08 73.602 74.667 9.109,16 9240,97 8. Nanggalo 8,07 54.681 57.523 6.775,84 7128,00 9. Kuranji 57,41 78.477 117.694 1.366,96 2050,06

10. Pauh 146,29 42.369 52.502 289,62 358,89 11. Koto Tangah 232,25 104.731 157.956 450,94 680,11

Kota Padang 694,96 706.745 838.190 1.016,96 1206,10 Sumber : BAPPEDA Kota Padang dan BPS Kota Padang

b. Perkembangan Dan Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Perkembangan jumlah penduduk Kota Padang dalam 13 tahun terakhir

menunjukkan kecenderungan pertambahan yang tidak terlalu signifikan. Pada

tahun 1994 penduduk Kota Padang tercatat sebanyak 706.745 jiwa, dan pada

tahun 2007 bertambah menjadi 838.190 jiwa. Jadi dalam kurun waktu 1994 -

2007, jumlah penduduk Kota Padang bertambah sebanyak 131.445 jiwa atau

18,6 %, atau rata-rata tumbuh sekitar 1,43 % per tahun.

Lebih jelasnya perkembangan jumlah penduduk Kota Padang tahun 1994

– 2007 dapat dilihat pada Tabel 15 dan Gambar 12.

Tabel 15. Perkembangan Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Padang Tahun 1994 – 2007

TAHUN JUMLAH

PENDUDUK (Jiwa)

LAJU PERTUMBUHAN

TAHUNAN

LAJU PERTUMBUHAN

RATA-RATA KETERANGAN

1994 703.893 2,76% 1995 723.321 2,76% 1996 743.285 2,76% 1997 763.799 2,76% 1998 784.849 2,76% 1999 786.011 0,15% 2000 713.242 -9,26% Sensus Penduduk 2000 2001 720.753 1,05% 2002 734.421 1,90% 2003 765.450 4,22% 2004 784.740 2,52% 2005 801.344 2,12% 2006 819.740 2,30% 2007 838.190 2,25%

Rata-rata 1,95% 2,31%

Sumber : Padang Dalam Angka Tahun 1994 - 2007, BPS Kota Padang

Page 19: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

53

600.000

650.000

700.000

750.000

800.000

850.000

1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007T A H U N

Jum

lah

Pend

uduk

(Jiw

a)

SP 2000

Gambar 12. Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Padang Tahun 1994 - 2007

Berdasarkan gambar 12 terlihat adanya penurunan jumlah penduduk pada

sensus penduduk tahun 2000. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan metode

perhitungan jumlah penduduk sebelum dilakukan sensus tahun 2002 (BPS Kota

Padang, 2009)

4.2.2. Sarana Perkotaan

Sarana perkotaan di Kota Padang dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

sarana hunian/rumah, sarana sosial budaya dan sarana perekonomian. Ketiga

sarana perkotaan tersebut saling terkait untuk menunjang keberlangsungan

aktifitas kota dalam memberikan pelayanan kepada penduduk untuk melakukan

aktifitasnya di wilayah Kota Padang.

Sarana sosial budaya adalah sarana yang dimaksudkan untuk mendukung

berlangsungnya aktifitas sosial dan budaya penduduk dengan baik, lancar,

mudah dan murah. Penyediaan sarana sosial budaya dapat dilakukan oleh

pemerintah, swasta dan penduduk kota itu sendiri sesuai dengan kebutuhan

yang diperlukan masyarakat untuk kelancaran aktifitas mereka dan untuk

pengembangan kota secara keseluruhan.

Page 20: IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN - IPB …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58914/7/BAB IV... · 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN . 4.1. Kondisi Lingkungan Fisik

54

Berdasarkan data dari Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi

Sumatera Barat, pada tahun 2007 jumlah sarana hunian/rumah di wilayah Kota

Padang sebanyak 175.409 unit. Sebagian besar bangunan hunian/rumah adalah

bangunan permanen (80,37%). Lebih lengkapnya disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Jumlah Sarana Hunian/Rumah Di Kota Padang Tahun 2007

No. Kecamatan Jumlah Rumah

(Unit)

Permanen Semi Permanen Non Permanen (Unit) (%) (Unit) (%) (Unit) (%)

1. Bungus Tl. Kabung 4.348 3.290 75,67% 632 14,54% 426 9,80% 2. Lubuk Kilangan 9.470 8.235 86,96% 1.063 11,22% 172 1,82% 3. Lubuk Begalung 19.199 16.760 87,30% 1.768 9,21% 671 3,49% 4. Padang Selatan 11.186 8.667 77,48% 1.750 15,64% 769 6,87% 5. Padang Timur 18.660 15.595 83,57% 2.988 16,01% 77 0,41% 6. Padang Barat 10.997 9.011 81,94% 1.854 16,86% 132 1,20% 7. Padang Utara 12.052 10.606 88,00% 1.391 11,54% 55 0,46% 8. Nanggalo 10.596 8.582 80,99% 1.665 15,71% 349 3,29% 9. Kuranji 27.298 22.222 81,41% 3.753 13,75% 1.323 4,85%

10. Pauh 11.253 9.339 82,99% 1.488 13,22% 426 3,79% 11. Koto Tangah 40.350 28.661 71,03% 9.240 22,90% 2.449 6,07%

Kota Padang 175.409 140.968 80,37% 27.592 15,73% 6.849 3,90% Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat, 2008

Dilihat dari sebarannya, jumlah bangunan rumah paling banyak terdapat di

Kecamatan Koto Tangah (40.350 unit), dan yang paling sedikit di Kecamatan

Bungus Teluk Kabung (4.348 unit).