bab iv hasil penelitian dan pembahasan - upi...

27
49 Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP kelas VIII melalui metode Personalized System of Instruction (PSI). Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen sebagai kelas yang mendapatkan pembelajaran melalui metode Personalized System of Instruction (PSI) dan kelas kontrol sebagai pembanding yang mendapatkan metode ekspositori. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes kemampuan komunikasi matematis dan data kualitatif diperoleh dari angket siswa, lembar observasi, dan jurnal. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistical product and service solution (SPSS) v20-32 bit for windows. Proses penelitian dilakukan selama 2 minggu, dimulai pada tanggal 22 Juli 2012 dan berakhir pada tanggal 3 Agustus 2012. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandung. Dari delapan kelas yang ada, yakni kelas VIII-A sampai kelas VIII-H peneliti mengambil dua kelas sebagai sampel secara acak. Dengan demikian sebagai sampel pada penelitian diperoleh dua kelas yaitu kelas VIII-F dan kelas VIII-G. Satu kelas yaitu kelas VIII-F digunakan sebagai kelas kontrol dan kelas VIII-G sebagai kelas eksperimen. Kedua kelas tersebut diberikan tes awal

Upload: vuongthu

Post on 18-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

49

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasannya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis

siswa SMP kelas VIII melalui metode Personalized System of Instruction (PSI).

Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen sebagai kelas

yang mendapatkan pembelajaran melalui metode Personalized System of

Instruction (PSI) dan kelas kontrol sebagai pembanding yang mendapatkan

metode ekspositori.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif dan

data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes kemampuan komunikasi

matematis dan data kualitatif diperoleh dari angket siswa, lembar observasi, dan

jurnal. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan bantuan

software statistical product and service solution (SPSS) v20-32 bit for windows.

Proses penelitian dilakukan selama 2 minggu, dimulai pada tanggal 22 Juli

2012 dan berakhir pada tanggal 3 Agustus 2012. Dalam penelitian ini yang

menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8

Bandung. Dari delapan kelas yang ada, yakni kelas VIII-A sampai kelas VIII-H

peneliti mengambil dua kelas sebagai sampel secara acak. Dengan demikian

sebagai sampel pada penelitian diperoleh dua kelas yaitu kelas VIII-F dan kelas

VIII-G. Satu kelas yaitu kelas VIII-F digunakan sebagai kelas kontrol dan kelas

VIII-G sebagai kelas eksperimen. Kedua kelas tersebut diberikan tes awal

50

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(pretest) untuk melihat kemampuan awal kedua kelas dan setelah pembelajaran

selesai diberikan tes akhir (post test) untuk melihat kemampuan siswa setelah

pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

A. Hasil Penelitian

1) Analisis Hasil Tes

Analisis data hasil tes dilakukan untuk menguji hipotesis “Peningkatan

kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran

matematika dengan metode Personalized System of Instruction (PSI) lebih

tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode

ekspositori”. Sebelum peneliti melakukan pengujian terhadap hipotesis

penelitian, terlebih dahulu akan dianalisis mengenai normalitas dan

homogenitas data, baik dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Data

yang akan dianalisis adalah hasil tes kemampuan komunikasi matematis

yaitu pretest, postest, dan indeks gain.

a. Analisis Data Pretes

Peneliti menganalisis data pretes menggunakan program komputer

software SPSS v20-32 bit for windows. Berikut hasil perhitungan statistik

deskriptif pretest kelas eksperimen dan kontrol.

Tabel 4.1

Deskripsi Statistik Skor Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelompok Mean SMI

Std.

Deviasi Minimum Maksimum

Pretest Kontrol 17,36 100 6,60 0,00 30,00

Eksperimen 19,5 100 8,65 0,00 42,00

51

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh bahwa standar deviasi kelompok

kontrol adalah 6,60, rata-ratanya 17,36, dengan skor minimumnya 0,00 dan

maksimum 30,00 sedangkan untuk kelompok eksperimen standar deviasi

mencapai 8,65, rata-ratanya 19,5, dengan skor minimumnya 0,00 dan

maksimumnya 42,00.

1. Uji Normalitas Data Pretes

Untuk menguji normalitas data pretes, digunakan uji statistik Shapiro-

wilk. Dikarenakan data yang digunakan lebih dari 30 buah maka untuk uji

normalitas menggunakan uji Sahpiro-wilk. Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah skor pretes yang diperoleh dari kelas eksperimen dan

kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis:

Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya

adalah “Jika probabilitas (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”. Hasil pengujian

statistik dapat dilihat dari Tabel 4.2

Tabel 4.2

Uji Normalitas Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Normality

Shapiro-wilk

Statistic Df Sig.

Nilai_kontrol

Nilai_eksperimen

0,965

0,895

42

42

0,221

0,003

52

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kriteria Pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian statistik diperoleh signifikansi uji Shapiro-

wilk untuk kelompok kontrol adalah 0,221 dan untuk kelompok eksperimen

0,003. Berdasarakan kriteria pengujian maka H0 diterima untuk kelompok

kontrol dan H0 ditolak untuk kelompok eksperimen.

Dari hasil pengujian Shapiro-wilk dapat disimpulkan bahwa data pretes

kelompok kontrol berdistribusi normal dan data pretes kelompok

eksperimen tidak berdistribusi normal. Karena salah satu sampel tidak

berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas varians.

Sehingga pengujian yang dilakukan selanjutnya adalah uji kesamaan dua

rata-rata dengan menggunakan uji non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

2. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Pretes

Uji kesamaan dua rata-rata dalam penelitian ini menggunakan uji non-

parametrik Mann-Whitney. Hipotesis dalam pengujian kesamaan dua rata-

rata dirumuskan sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang signifikan

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

H1: Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang signifikan antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol

53

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pasangan hipotesis tersebut bila dirumuskan dalam bentuk hipotesis

statistik adalah sebagai berikut:

H0 : µE = µK

H1 : µE ≠ µK

Keterangan :

µE : rata-rata skor pretest kelas eksperimen

µK : rata-rata skor pretest kelas kontrol

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya

“Jika probabilitas (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”. Hasil pengujian statistik

dapat dilihat dalam Tabel 4.3

Tabel 4.3

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Mann Whitney

Nilai

Mann-Whitney U

Wilcoxon W

Asymp. Sig. (2-side test)

1.169,000

2.072,000

0,148

Berdasarkan pengujian statistik diperoleh (Sig.) uji Mann-Whitney

sebesar 0,148 ≥ 0,05 artinya H0 diterima. Hal ini berarti, tidak terdapat

perbedaan rata-rata kemampuan awal yang signifikan antara kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen atau dengan kata lain kemampuan

awal kedua kelompok adalah sama.

54

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Analisis Data Postest

Penulis menggunakan program komputer software SPSS v20-32 bit for

windows untuk memudahkan penulis dalam menganalisis data postest.

Tabel 4.4

Deskripsi Statistik Skor Postest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Kelompok Mean SMI

Std.

Deviasi Minimum Maksimum

Postest Kontrol 29,60 100 9,52 2,00 48,00

Eksperimen 35,90 100 9,58 20,00 55,00

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh bahwa standar deviasi kelompok

kontrol adalah 9,52, rata-ratanya 29,60, dengan skor minimumnya 2,00 dan

maksimum 48,00 sedangkan untuk kelompok eksperimen standar deviasi

mencapai 9,58, rata-ratanya 35,90, dengan skor minimumnya 20,00 dan

maksimumnya 55,00. Selanjutnya akan diuji normalitas dari kedua kelas

penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Untuk menguji normalitas data postes, digunakan uji statistik Shapiro-

wilk. Dikarenakan data yang digunakan lebih dari 30 buah maka untuk uji

normalitas menggunakan uji Sahpiro-wilk. Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah skor postes yang diperoleh dari kelas eksperimen dan

kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

55

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya

adalah “Jika probabilitas (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”. Hasil pengujian

statistik dapat dilihat dari tabel 4.5

Tabel 4.5

Uji Normalitas Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Normality

Shapiro-wilk

Statistic Df Sig.

Nilai_kontrol

Nilai_eksperimen

0,976

0,912

42

42

0,523

0,040

Kriteria Pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian statistik diperoleh signifikansi uji Shapiro-

wilk untuk kelompok kontrol adalah 0,523 dan untuk kelompok eksperimen

0,040. Berdasarakan kriteria pengujian maka H0 diterima untuk kelompok

kontrol dan H0 ditolak untuk kelompok eksperimen.

Dari hasil pengujian Shapiro-wilk dapat disimpulkan bahwa data postes

kelompok kontrol berdistribusi normal dan data postes kelompok

eksperimen tidak berdistribusi normal. Karena salah satu sampel tidak

berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas varians.

Sehingga pengujian yang dilakukan selanjutnya adalah uji kesamaan dua

rata-rata dengan menggunakan uji non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

56

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Postes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Uji kesamaan dua rata-rata dalam penelitian ini menggunakan uji non-

parametrik Mann-Whitney. Hipotesis dalam pengujian kesamaan dua rata-

rata dirumuskan sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal komunikasi

matematis antara siswa yang memperoleh metode Personalized

System of Instruction (PSI) dengan siswa yang memperoleh model

konvensional

H1: Kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang

menggunakan metode Personalized System of Instruction (PSI)

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model

konvensional

Pasangan hipotesis tersebut bila dirumuskan dalam bentuk hipotesis

statistik adalah sebagai berikut:

H0 : µE = µK

H1 : µE > µK

Keterangan :

µE : rata-rata skor postest kelas eksperimen

µK : rata-rata skor postest kelas kontrol

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya

“Jika probabilitas (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”. Hasil pengujian statistik

dapat dilihat dalam Tabel 4.6

57

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.6

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Mann Whitney

Nilai

Mann-Whitney U

Wilcoxon W

Asymp. Sig. (2-side test)

1.189,500

2.092,500

0,006

Dengan menggunakan hasil Tabel 4.6 diperoleh (Sig.) uji Mann-

Whitney sebesar 0,006 < 0,05 artinya H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang menggunakan

metode Personalized System of Instruction (PSI) lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang menggunakan metode ekspositori.

.

c. Analisis Nilai Indeks Gain

Kemampuan komunikasi matematis antara siswa kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen setelah pembelajaran sudah diketahui pada analisis

postes dengan kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa

pada kelompok eksperimen berbeda dengan siswa pada kelompok kontrol.

Oleh karena itu analisis gain hanya dilakukan untuk mengetahui kualitas

peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan metode Personalized System of Instruction (PSI) dan metode

ekspositori.

Sebelum dianalisis, data gain diubah ke dalam bentuk indeks gain

berdasarkan rumus yang telah diketahui. Untuk mengetahui seberapa besar

peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada kelompok eksperimen

58

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan kelompok kontrol cukup dilihat nilai rata-rata indeks gain pada kedua

kelompok tersebut. Dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows,

diperoleh:

Tabel 4.7

Nilai Rata-rata Indeks Gain

Mean N Kriteria

Kontrol 0,15 42 Rendah

Eksperimen 0,20 42 Rendah

Pada Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata indeks gain

untuk kelompok kontrol adalah 0,15 dimana berdasarkan Tabel 3.9

termasuk dalam kriteria rendah sedangkan nilai rata-rata indeks gain untuk

kelompok eksperimen adalah 0,20 yang berdasarkan Tabel 3.9 termasuk

dalam kriteria rendah. Dari hasil Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa nilai

rata-rata indeks gain kelompok eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-

rata indeks gain kelompok kontrol.

1. Uji Normalitas Nilai Indeks Gain Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai indeks gain

yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi

yang berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis:

Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

59

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya

adalah “Jika probabilitas (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”. Hasil pengujian

normalitas dapat dilihat dari Tabel 4.8

Tabel 4.8

Uji Normalitas Gain Pretes-Postes Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Test of Normality

Shapiro-wilk

Statistic Df Sig.

Nilai_kontrol

Nilai_eksperimen

0,949

0,955

42

42

0,042

0,096

Kriteria Pengujian:

Berdasarkan hasil pengujian statistik diperoleh signifikansi uji Shapiro-

wilk untuk kelompok kontrol adalah 0,042 dan untuk kelompok eksperimen

0,096. Berdasarakan kriteria pengujian maka H0 ditolak untuk kelompok

kontrol dan H0 diterima untuk kelompok eksperimen.

Dari hasil pengujian Shapiro-wilk dapat disimpulkan bahwa data indeks

gain kelompok kontrol berdistribusi tidak normal dan data indeks gain

kelompok eksperimen berdistribusi normal. Karena salah satu sampel tidak

berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas varians.

Sehingga pengujian yang dilakukan selanjutnya adalah uji kesamaan dua

rata-rata dengan menggunakan uji non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

60

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Postes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Uji kesamaan dua rata-rata dalam penelitian ini menggunakan uji non-

parametrik Mann-Whitney. Hipotesis dalam pengujian kesamaan dua rata-

rata dirumuskan sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi

matematis antara siswa yang memperoleh metode Personalized

System of Instruction (PSI) dengan siswa yang memperoleh metode

ekspositori

H1: Peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang

menggunakan metode Personalized System of Instruction (PSI)

lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode

ekspositori

Pasangan hipotesis tersebut bila dirumuskan dalam bentuk hipotesis

statistik adalah sebagai berikut:

H0 : µE = µK

H1 : µE > µK

Keterangan :

µE : rata-rata skor gain kelas eksperimen

µK : rata-rata skor gain kelas kontrol

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya

“Jika probabilitas (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”. Hasil pengujian statistik

dapat dilihat dalam Tabel 4.9

61

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.9

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Mann Whitney

Nilai

Mann-Whitney U

Wilcoxon W

Asymp. Sig. (2-side test)

1.112,500

2.015,500

0,039

Dengan menggunakan hasil Tabel 4.9 diperoleh (Sig.) uji Mann-

Whitney sebesar 0,039 < 0,05 artinya H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang

menggunakan metode Personalized System of Instruction (PSI) lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode ekspositori.

b. Analisis Ketuntasan Belajar Siswa

Berdasarkan informasi dari pihak sekolah bahwa nilai kkm matematika

untuk SMP Negeri 8 Bandung adalah 65,00. Dengan memperhatikan Tabel

4.4 yang menunjukkan nilai maksimum untuk kelas kontrol sebesar 48.00

dan 55,00 untuk kelas eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

seorang pun yang belajarnya tuntas.

2) Hasil Analisis terhadap Angket Respon Siswa

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran dengan menggunakan metode Personalized System of

Instruction (PSI). Angket respon siswa ini diberikan kepada siswa di kelas

eksperimen pada pertemuan terakhir dan diisi oleh 40 orang. Untuk

memudahkan pembahasan, analisis angket ini dibagi ke dalam tiga bagian

yaitu sebagai berikut:

62

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Respon Siswa terhadap Matematika

Respon siswa terhadap matematika yang diukur adalah minat siswa

terhadap matematika dan kesungguhan dalam belajar matematika.

Pernyataan yang menunjukkan minat siswa terhadap matematika dapat

dilihat dalam Tabel 4.10

Tabel 4.10

Indikator Angket melalui Minat Siswa terhadap Matematika dan

Pembelajarannya

No Aspek yang diukur Respon No Pernyataan

1 Minat siswa terhadap

matematika dan kesungguhan

dalam belajar matematika

Positif 1 dan 4

Negatif 11 dan 12

Adapun hasil angket dari respon siswa disajikan pada Tabel 4.11

dibawah ini.

Tabel 4.11

Hasil Angket melalui Minat Siswa terhadap Matematika dan

Pembelajarannya

No Pernyataan SS S TS STS

F P F P F P F P

1 Matematika sangat

menarik dan saya

senang

mempelajarinya

6 15 23 57,5 11 27,5 0 0

4 Matematika

membantu seseorang

dalam berpikir dan

pengembangan diri

8 20 25 62,5 7 17,5 0 0

11 Pelajaran

Matematika sangat

menjemukan

2 5 11 27,5 23 57,5 4 10

12 Saya tak pernah

menyukai

matematika karena

matematika hanya

mempersulit saya

1 2,5 7 17,5 23 57,5 9 22,5

63

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil pengolahan angket respon siswa pada Tabel 4.11

memperlihatkan bahwa untuk penyataan 1 yang mengungkapkan ketertarikan

dan senang terhadap matematika, sebanyak 29 siswa (72,5 %) setuju dan

sisanya (27,5 %), pernyataan 4 yang mengungkapkan matematika membantu

seorang untuk berpikir sebanyak 33 orang (82,5 %) setuju dan sisanya (17,5 %)

tidak setuju. Selanjutnya siswa yang setuju dengan pernyataan 11 yang

mengungkapkan bahwa pelajaran matematika menjemukan sebanyak 13 orang

(32,5 %) dan sisanya (67,5 %) siswa tidak setuju. Serta pernyataan 12 yang

mengungkapkan tidak pernah menyukai pelajaran matematika karena sulit

sebanyak 8 orang (20 %) dan sisnya 32 orang (80 %) tidak setuju.

Data diatas diperoleh rata-rata skor untuk keempat pernyataan

mengenai matematika dan pembelajarannya adalah 4,29 yang menunjukkan

bahwa respon siswa terhadap matematika dan pembelajarannya adalah positif.

b. Respon Siswa terhadap Pembelajaran dengan Metode Pesrosnalized

System of Instruction (PSI)

Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode

Personalized System of Intsruction (PSI) diperoleh melalui 10 pernyataan.

Pernyataan ini terdiri dari dua kelompok pernyataan yaitu lima pernyataan

positif, yakni nomor 3, 5, 7, 14, 16 dan lima pernyataan negatif yakni nomor 2,

6, 8, 13, 15.

64

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.12

Indikator Angket Siswa terhadap Pembelajaran melalui Metode

Personalized Systme of Instruction (PSI)

No Aspek yang diukur Respon Nomor pernyataan

2

Respon siswa terhadap

pembelajaran melalui metode

Personalized System of

Instruction (PSI)

Positif 3, 5, 7, 14, 16

Negatif 2, 6, 8, 13, 15

Adapun hasil angket dari respon siswa disajikan pada Tabel 4.13 di

bawah:

Tabel 4.13

Hasil Angket Siswa terhadap Pembelajaran melalui Metode

Personalized System of Instruction (PSI)

No Pernyataan SS S TS STS

F P F P F P F P

2

Tidak terdapat

perbedaan positif

dalam cara saya

belajar dan

berinteraksi dengan

sumber belajar sejak

saya mengikuti

pembelajaran

matematika dengan

menggunakan

metode PSI

2 5 7 17,5 24 60 7 17,5

3

Saya merasa senang

dapat

membantu/dibantu

teman sekelas dalam

rangkaian kegiatan

pembelajaran

matematika dengan

metode PSI

7 17,5 23 57,5 6 15 4 10

5

Panduan

pembelajaran perlu

digunakan dalam

pembelajaran

matematika untuk

materi-materi

selanjutnya

6 15 22 55 7 17,5 5 12,5

6 Pertanyaan arahan 4 10 11 27,5 21 52,5 4 10

65

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada panduan

pembelajaran tidak

membantu saya

dalam memahami

komunikasi

matematis yang

dipelajari

7

Kegiatan proctoring

perlu diadakan juga

untuk mata pelajaran

lain

9 22,5 27 67,5 4 10 0 0

8

Setelah mengikuti

kegiatan proctoring

saya tetap tidak

memahami konsep

3 7,5 7 17,5 24 60 6 15

13

Saya lebih senang

membaca buku

pelajaran matematika

daripada harus

membaca panduan

pembelajaran

4 10 6 15 23 57,5 7 17,5

14

Panduan

pembelajaran sangat

membantu saya

untuk

mempersiapkan diri

sebelum belajar di

kelas

8 20 23 57,5 7 17,5 2 5

15

Saya enggan

mengikuti proctoring

dan lebih memilih

untuk belajar mandiri

1 2,5 3 7,5 27 67,5 9 22,5

16

Kegiatan proctoring

dapat memotivasi

saya untuk bertanya

banyak hal yang

tidak saya pahami

9 22,5 24 60 6 15 1 2,5

Berdasarkan hasil pengolahan data angket, diperoleh dari kelompok

pernyataan bersifat positif, respon terhadap pernyataan nomor 3 bahwa siswa

merasa senang dapat membantu/dibantu siswa sekelas dalam pembelajaran

PSI, sebanyak 30 orang (75 %) setuju dan sisanya sebanyak 10 orang (25 %)

66

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyatakan tidak setuju. Respon siswa terhadap pernyataan nomor 5 yang

menyatakan bahwa panduan pembelajaran perlu digunakan untuk materi-

materi selanjutnya, sebanyak 28 org (70 %) menyatakan setuju dan sisanya 12

orang (30 %) menyatakan tidak setuju. Pernyataan nomor 7 yang menyatakan

bahwa kegiatan proctoring perlu diadakan untuk mata pelajaran lain sebanyak

36 orang (90 %) setuju dan sisanya 4 orang (10 %) menyatakan tidak setuju.

Pernyataan nomor 14 yang mengungkapkan bahwa panduan pembelajaran

sangat membantu persiapan belajar di kelas sebanyak 31 orang (77,5 %)

menyatakan setuju dan sisanya 9 orang (22,5 %) menyatakan tidak setuju,

selanjutnya untuk pernyataan no 16 yang mengungkapkan kegiatan proctoring

dapat memotivasi untuk bertanya banyak hal sebanyak 33 orang (82,5 %)

menyatakan setuju dan sisanya 7 orang (17,5 %) menyatakan tidak setuju.

Berdasarkan hasil angket untuk kelompok pernyataan bersifat negatif,

respon terhadap pernyataan nomor 2 yang mengungkapkan bahwa tidak ada

perbedaan positif dalam cara belajar setelah mendapatkan pembelajaran dengan

metode PSI, sebanyak 9 orang (22,5 %) menyatakan setuju dan 31 orang (77,5

%) menyatakn tidak setuju. Respon siswa terhadap pernyataan nomor 6 yang

menyatakan bahwa pertanyaan arahan pada panduan pembelajaran tidak

membantu dalam memahami komunikasi matematis, sebanyak 15 orang (37,5

%) menyatakan setuju dan 35 orang (87,5 %) menyatakan tidak setuju.

Pernyataan nomor 8 yang mengungkapkan bahwa setelah mengikuti kegiatan

proctoring tetap tidak memahami konsep yang diajarkan, sebanyak 10 orang

(25 %) menyatakan setuju dan 30 orang (75 %) menyatakan tidak setuju.

67

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pernyataan nomor 13 yang mengungkapkan bahwa lebih senang membaca

buku pelajaran daripada panduan pembelajaran, sebanyak 10 orang (25 %)

menyatakan setuju dan 30 orang (75 %) menyatakan tidak setuju. Selanjutnya

untuk pernyataan nomor 15 yang mengungkapkan bahwa enggan mengikuti

proctoring, sebanyak 4 orang (10 %) menyatakan setuju dan 36 orang (90 %)

menyatakan tidak setuju.

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok

pernyataan bersifat positif dan negatif, yaitu respon siswa terhadap

pembelajaran melalui metode PSI dalam pembelajaran matematika setelah

dirata-ratakan hasilnya adalah 3,72. Hasil ini menunjukkan respon siswa

terhadap pembelajaran melalui Metode Personalized System of Instructuon

(PSI) tergolong tinggi atau cenderung positif.

c. Respon Siswa terhadap Komunikasi Matematis

Respon siswa yang diukur adalah kemampuan komunikasi matematis

siswa. Pernyataan yang menunjukkan respon siswa terhadap komunikasi

matematis dapat dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini:

Tabel 4.14

Indikator Respon Siswa terhadap Komunikasi Matematis

No Aspek yang diukur Respon Nomor Pernyataan

3 Sikap siswa terhadap komunikasi

matematis

Positif 9

Negatif 10

68

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adapun hasil angket dari hasil respon siswa disajikan pada Tabel 4.15

di bawah:

Tabel 4.15

Hasil Angket Siswa terhadap Komunikasi Matematis

No Pernyataan SS S TS STS

F P F P F P F P

9

Pembelajaran yang

baru diikuti

menimbulkan

keberanian dalam

mengemukakan

pendapat, ide, atau

gagasan.

4 10 21 52,5 11 27,5 4 10

10

Dalam kelompok saya

lebih senang

berdiskusi hal lain

daripada berdiskusi

tentang matematika

0 0 4 10 27 67,5 9 22,5

Berdasarkan hasil pengolahan angket diperoleh data bahwa respon

siswa terhadap pernyataan nomor 9 bahwa pembeajaran yang diikuti

menimbulkan keberanian dalam mengemukakan pendapat , sebanyak 25 orang

(62,5 %) menyatakan setuju dan 15 orang (37,5 %) menyatakan tidak setuju.

Sikap siswa terhadap pernyataan nomor 10 bahwa dalam kelompok lebih

senang berdiskusi yang lain daripada berdiskusi matematika, sebanyak 14

orang (35%) setuju dan 26 orang (65 %) menyatakan tidak setuju.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa respon siswa

terhadap komunikasi matematis apabila dirata-ratakan adalah 3,64. Hal ini

menunjukkan respon siswa terhadap komunikasi matematis tergolong tinggi

atau cenderung positif.

69

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran melaui Metode

Personalized System of Instruction (PSI)

Secara umum pelaksanaan pembelajaran matematika melalui Metode

Personalized System of Instruction (PSI) berjalan dengan baik. Tahapan-

tahapan yang dilalui yaitu tahapan pendahuluan, aktivitas inti, dan penutup.

Observasi dilakukan oleh seorang observer pada setiap kali proses

pembelajaran yang dilakukan sebanyak tiga kali. Hasil observasi dicatat dalam

pedoman observasi siswa seperti terlihat dalam Lampiran D. Berikut ini

diuraikan beberapa hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran matematika melalui Metode Personalized System of Instruction

(PSI), yaitu:

Sebelum pembelajaran dimulai, siswa diarahkan untuk membuat kelompok

sebagaimana yang sudah ditentukan sebelumnya dengan anggota kelompok

berkisar 5-6 orang. Aktivitas siswa pada saat pembentukan kelompok dari hasil

observasi menunjukkan sudah baik dan terkondisikan dengan baik. Setelah

seluruh siswa membentuk kelompok kemudian guru membagikan Lembar

Kerja Kelompok (LKK) kepada setiap kelompok untuk dikerjakan dan

didiskusikan dengan teman dalam kelompoknya untuk nantinya

dipresentasikan diakhir pembelajaran. Pada saat diskusi, tutor berperan penting

untuk membimbing anggota kelompoknya yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Setiap anggota kelompok

diberi keleluasaan dalam menyampaikan pendapat dan mengeluarkan ide atau

gagasannya selama diskusi.

70

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa siswa yang memerlukan

bantuan mendapatkan penjelasan dengan baik dari tutornya ketika siswa

tersebut bertanya. Setelah diskusi dalam kelompok selesai, kemudian guru

memerintahkan kepada seluruh kelompok untuk siap-siap mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan didiskusikan dengan kelompok

lain. Setelah selesai presentasi dan diskusi antar kelompok, kemudian siswa

dan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari itu, sekaligus

merefleksi dan mengevaluasi bersama-sama. Setelah itu siswa diberikan test

materi yang sudah dipelajari hari itu.

4) Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan guna untuk menggali lebih dalam lagi

permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika. Selain itu

wawancara bertujuan untuk menggali lebih jauh lagi mengenai pandangan

siswa terhadap pengaruh pembelajaran matematika melalui Metode

Personalized System of Instruction (PSI) terhadap peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa. Pada saat pelaksanaannya, wawancara dilakukan

pada beberapa siswa di kelas eksperimen yang dianggap dapat membantu

dalam mengungkapkan sikap maupun apresiasi mereka terhadap

pengembangan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran

melalui Metode Personalized System of Instruction (PSI). Wawancara

dilakukan pada siswa berkemampuan tinggi, sedang, rendah dengan tujuan

agar siswa tersebut dianggap mewakili kelas eksperimen. Adapun hasil

wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

71

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Setelah siswa memperoleh pembelajaran matematika dengan metode

Personalized System of Instruction (PSI), baik siswa kelompok tinggi,

sedang, atau rendah berpendapat bahwa mereka senang dengan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan menurut mereka pembelajaran

seperti ini bisa meningkatkan kemampuan mereka dalam memamhami

matematika dan lebih menyenangkan karena semua siswa dituntut aktif

berperan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

2. Banyak pengalaman yang mereka dapatkan setelah mengikuti

pembelajaran, diantaranya pengalaman bertanya pada guru dan teman

kelompok lebih bebas, pengalaman ptresentasi di depan kelas, dan lain

sebagainya.

3. Sebagian siswa mengatakan pembelajaran melalui Personalized System of

Instruction (PSI) yang lebih mereka sukai tetapi ada pula sebagian yang

mengatakan lebih suka pembelajaran seperti biasa (konvensional).

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Hasil pengujian data skor rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa kedua kelas yang telah diuraikan pada bab IV bagian A.1 menggambarkan

bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak berbeda

secara signifikan. Hal ini berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji non

parametrik Mann-Whitney, skor rata-rata pretes pada taraf signifikansi 5% yang

menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Karena kedua kelas (kelas

72

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

eksperimen dan kelas kontrol) kemampuan awalnya sama, kemudian dilakukan

proses penelitian yaitu dengan memulai proses pembelajaran di kelas eksperimen

dan kelas kontrol, kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran dengan

Metode Personalized System of Instruction (PSI) sedangkan kelas kontrol dengan

menggunakan metode ekspositori, tetapi kedua kelas diberi materi yang sama

yaitu Faktorisasi Suku Aljabar.

Setelah seluruh proses pembelajaran selesai, terlihat bahwa penerapan

pembelajaran melalui Metode Personalized System of Instruction (PSI)

peningkatannya lebih baik terhadap kemampuan komunikasi matematis siwa

daripada penerapan metode ekspositori. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan

skor rata-rata postes yang cukup signifikan. Pegujian hipotesisnya dilakukan pada

taraf signifikansi 5% dengan menggunakan uji non parametrik Mann-Whitney,

skor rata-rata postets yang menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil

pengujian hipotesis pada skor postes menunjukkan bahwa data skor rata-rata

postes yang dicapai siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas

kontrol.

Penjabaran diatas menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis

siswa yang memperoleh pembelajaran dengan Metode Personalized System of

Instruction (PSI) lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa

yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekspositori.

Selain itu juga jika dilihat dari hasil nilai rata-rata indeks gain kelas

eksperimen yaitu 0,20 dan rata-rata nilai indeks gain kelas kontrol yaitu 0,15,

dapat disimpulkan juga bahwa kemampuan komunikasi matematis di kelas

73

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

eksperimen lebih meningkat yaitu 20% daripada di kelas kontrol yang hanya

mencapai 15% sehingga pembelajaran dengan menggunakan Metode

Personalized System of Instruction (PSI) lebih baik terhadap kemampuan

komunikasi matematis siswa SMP daripada pembelajaran dengan menggunakan

metode ekspositori.

2. Ketuntasan Belajar

Seperti dijelaskan pada bagian analisis ketuntasan belajar yang

menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun siswa yang tuntas belajarnya, hal ini

dikarenakan oleh beberapa hal yang kurang mendukung selama pembelajaran

berlangsung. Adapun kendala-kendala tersebut diantaranya sebagai berikut:

- Alokasi waktu yang tersedia sangat minim. Penelitian ini berlangsung pada

saat bulan puasa sehingga ada pengurangan waktu pembelajaran. Pada hari-hari

biasa pembelajaran berlangsung selama 40 menit per satu jam pelajaran

sedangkan pada bulan puasa waktu pembelajaran hanya berlangsung 30 menit

per satu jam pelajaran. Sehingga waktu yang diperoleh siswa untuk memahami

konsep matematika relatif lebih sedikit.

- Kelas yang digunakan untuk penelitian, baik kelas kontrol maupun kelas

eksperimen adalah kelas siang dimana pembelajaran dimulai pada pukul 12.00

– 15.30. Kegiatan proctoring dilakukan pada saat jam sekolah selesai sehingga

para siswa yang terlibat dalam kegiatan proctoring tidak begitu antusias

mengingat mereka melihat rekan yang lainnya sudah pulang sekolah tetapi

mereka masih harus melakukan kegiatan proctoring. Dengan demikian

kegiatan proctoring kurang berjalan secara kondusif.

74

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Respon Siswa pada Pembelajaran dengan Metode Personalized System of

Instruction (PSI)

Secara umum siswa kelas eksperimen yang menjadi subjek dalam

penelitian ini mempunyai sikap positif terhadap matematika dan pembelajarannya.

Hal ini dapat dilihat dari minat dan kesungguhan siswa terhadap matematika dan

pembelajarannya sehingga selama melakukan pembelajaran berjalan dengan

lancar, hal ini dapat dilihat dari skor angket siswa dengan rata-rata 4,29. Untuk

respon siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis juga sama

menunjukkan kecenderungan yang positif, hal ini bisa dilihat dari rata-rata skor

angket siswa pada kemampuan komunikasi matematis yang melebihi skor netral

yaitu 3,64 hal ini menunjukkan bahwa siswa senang kepada komunikasi

matematis. Begitu juga dengan sikap siswa terhadap penerapan metode

pembelajaran Personalized System of Instruction (PSI), secara umum siswa

bersikap positif jika dilihat dari rata-rata skor angket siswa terhadap pembelajaran

ini yaitu 3,72 yang berarti bahwa respon siswa terhadap pembelajaran ini

cenderung positif, dalam hal ini siswa merasa senang dan suka belajar dengan

menggunakan metode Personalized System of Instruction (PSI).

Melihat data dari hasil angket siswa maka peneliti melakukan wawancara

dengan beberapa orang siswa. Hasil dari wawancara tersebut adalah sebagian

besar siswa yang diwawancara baik dari kelompok tinggi, sedang, maupun rendah

merespon positif terhadap penerapan pembelajaran dengan metode Perosnalized

System of Instruction (PSI). Mereka beralasan bahwa belajar dengan metode ini

75

Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction (PSI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

membuat mereka semangat belajar, tidak canggung atau malu bertanya baik

kepada guru maupun teman sekelompoknya.

4. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran melalui Metode Personalized System

of Instruction (PSI)

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa diketahui bahwa

secara keseluruhan pelaksanaan metode pembalajaran Personalized System of

Instruction (PSI) dapat berjalan cukup baik. Seluruh tahapan kegiatan belajar

siswa dapat berlangsung secara sistematis dalam setiap pertemuannya. Meskipun

pada pertemuan pertama siswa masih susah untuk dikondisikan dan siswa terlihat

bingung karena peneliti tidak langsung menjelaskan materi tetapi siswa sendiri

yang mengkonstruksi konsep matematika sehingga mereka merasa kesulitan dan

aneh. Namun dengan bimbingan yang sistematis yang diberikan oleh guru,

akhirnya lama kelamaan siswa menjadi terbiasa dengan metode pembelajaran

yang dilakukan.

Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran ini

yaitu alokasi waktu yang tersedia sangat minimal, sehingga harus benar-benar

diefektifkan dalam setiap pertemuannya. Selain itu, pelaksanaan kegiatan

proctoring kurang berjalan sebagaimana mestinya. pembelajaran ini masih asing

untuk siswa sehingga perlu waktu yang lebih lama untuk beradaptasi dan perlu

dipahamkan terlebih dahulu dengan bimbingan guru secara perlahan mengenai

tekhnis pembelajarannya sebelum penelitian dimulai bahkan dalam setiap

pertemuannya.