bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. yayasan...

29
16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan Kanisius Yayasan Kanisius berdiri sebagai akibat dari adanya politik etis yang diterapkan oleh pemerintah Belanda sebagai bentuk balas budi terhadap Indonesia (wawancara Romo Sigit Widisona, Sj, 06/03/2014). Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia membuat beberapa negara tertarik untuk mengelolanya. Salah satu negara yang dapat mengelolanya adalah Belanda. Belanda menjajah Indonesia hampir 3,5 abad dan membuat Belanda merasa berhutang kepada Indonesia sehingga memunculkan politik etis. Belanda membayar jasa dengan melakukan berbagai usaha diantaranya membangun irigasi didaerah-daerah pertanian/perkebunan, menyelenggarakan emigrasi di daerah yang sudah dirasa padat dan juga membalas jasa tersebut dengan memberikan pendidikan (Muhammad Rifa’i, 2011:73). Usaha pemerintah Belanda melakukan balas jasa dalam membangun pendidikan berpengaruh kepada orang-orang Belanda yang berada di luar pemerintahan. Orang-orang Belanda yang peduli mendirikan lembaga- lembaga sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan. Pada masa penjajahan Belanda pendidikan di bawah asuhan Katolik mulai diperbolehkan. Hal tersebut mengakibatkan yayasan yang mulai muncul berani untuk mendirikan sekolah-sekolah yang berada di bawah asuhannya. Pemerintah Belanda

Upload: phungdung

Post on 02-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Yayasan Kanisius

Yayasan Kanisius berdiri sebagai akibat dari adanya politik etis yang

diterapkan oleh pemerintah Belanda sebagai bentuk balas budi terhadap

Indonesia (wawancara Romo Sigit Widisona, Sj, 06/03/2014). Kekayaan alam

yang dimiliki Indonesia membuat beberapa negara tertarik untuk

mengelolanya. Salah satu negara yang dapat mengelolanya adalah Belanda.

Belanda menjajah Indonesia hampir 3,5 abad dan membuat Belanda merasa

berhutang kepada Indonesia sehingga memunculkan politik etis. Belanda

membayar jasa dengan melakukan berbagai usaha diantaranya membangun

irigasi didaerah-daerah pertanian/perkebunan, menyelenggarakan emigrasi di

daerah yang sudah dirasa padat dan juga membalas jasa tersebut dengan

memberikan pendidikan (Muhammad Rifa’i, 2011:73).

Usaha pemerintah Belanda melakukan balas jasa dalam membangun

pendidikan berpengaruh kepada orang-orang Belanda yang berada di luar

pemerintahan. Orang-orang Belanda yang peduli mendirikan lembaga-

lembaga sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan. Pada masa penjajahan

Belanda pendidikan di bawah asuhan Katolik mulai diperbolehkan. Hal

tersebut mengakibatkan yayasan yang mulai muncul berani untuk mendirikan

sekolah-sekolah yang berada di bawah asuhannya. Pemerintah Belanda

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

17

memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah dengan tujuan

mendidik masyarakat yang diatur dengan kebijakan yang ada.

Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda adalah

mengenai kebijakan pendidikan yang dikeluarkan sekitar tahun 1930-an antara

lain sebagai berikut (Muhammad Rifa’i, 2011:81) :

1. Seluruh sekolah swasta yang tidak dibiayai oleh pemerintah (Belanda)

harus meminta izin.

2. Guru-guru yang mengajar di sekolah di swasta juga harus mendapat

izin dari pemerintah terlebih dahulu.

3. Materi pelajaran yang hendak disampaikan kepada siswa sekolah

swasta tidak boleh melanggar peraturan negeri dan harus sesuai

dengan sekolah pemerintah

Yayasan Kanisius didirikan dalam rangka untuk mewujudkan

keinginan atau tujuan dari Romo F. Van Lith Sj. Hal tersebut diwujudkan

dalam bentuk mendirikan sekolah-sekolah Katolik Romo F. Van Lith Sj

dengan rmaksud:

1. Menabur Sabda Kristus di dalam masyarakat Jawa melalui guru-guru

yang dididik dengan sungguh-sungguh oleh Romo F. Van Lith Sj.

Romo F. Van Lith Sj memiliki keyakinan bahwa melalui pendidikan

di sekolah Katolik pengembangan iman Katolik akan berjalan lebih

efektif dan lebih berhasil, terutama dalam hati anak didik. Tetapi unit

sekolah juga bisa memberikan pengaruh kepada orang tua. Dan itu

berarti adalah masyarakat sendiri.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

18

2. Memberikan kesempatan belajar kepada anak-anak tidak mampu di

pedesaan dan perkotaan, yang tidak mendapatkan kesempatan belajar.

Romo F. Van Lith Sj merasa perihatin melihat keterbelakangan

pendidikan masyarakat Jawa, yang pada waktu itu masih kurang

mendapat perhatian dari Pemerintah Hindia Belanda. Sementara

dalam diri anak sendiri terdapat hasrat untuk mendapat kesempatan

menimba ilmu dan pengetahuan, yang bisa melepaskan diri dari

belenggu keterbelakangan.

Yayasan Kanisius didirikan di Muntilan pada tahun 1918 sebagai

“CANISIUS VERENIGING” (bahasa Belanda) yang dalam bahasa Indonesia

berarti Perkumpulan Kanisius. Selanjutnya pada tahun 1927 karena alasan-

alasan praktis diubah statusnya menjadi “CANISIUS STICHTING” atau dalam

bahasa Indonesia yang berarti YAYASAN KANISIUS, nama tersebut dipakai

hingga sekarang.

Yayasan didirikan untuk lebih mengedepankan kemajuan pendidikan

yang ingin dicapai. Yayasan mendirikan sekolah-sekolah yang dimulai dari

tingkat pendidikan dasar seperti sekolah dasar hingga pendidikan sekolah

menengah atas. Sekolah-sekolah tersebut tersebar di Keuskupan Agung

Semarang yang mencangkup wilayah Semarang, Kabupaten Semarang,

Ambarawa, Magelang dan Yoygakarta. Sebagian besar sekolah yang berdiri

berada di daerah pedesaan dengan setingkat sekolah dasar. Yayasan Kanisius

merupakan yayasan yang berdiri dengan salah satu misi yang dilaksanakan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

19

untuk memberikan pendidikan dan juga mengenalkan agama kepada

masyarakat (http://yayasan-kanisius.blogspot.com)

1. Logo Yayasan Kanisisus

2. Arti simbol-simbol:

Lingkaran kuning ( Vatikan = Kemuliaan )

Lambang Matahari Terbit, Yesus Bangkit

Kehidupan / Kemuliaan Baru

Perahu Biru ( Biru Donker = Harapan )

Lambang Perjalanan / Peziarahan Insan Kanisius

2 Gelombang Ombak = Lambang 2 buku di buka :

Kitab Suci - Dasar Iman

Ilmu Pengetahuan – Ilmu

Secara lengkap logo dirumuskan :Iman dan Ilmu Mendasari

perjalanan / peziarahan insan Kanisius menyongsong Kehidupan /

Kemuliaan Baru

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

20

B. Sejarah Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari merupakan sekolah pertama yang

memberikan pendidikan kepada masyarakat sekitar kelurahan Harjosari.

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari didirikan oleh sebuah yayasan Katolik

yaitu Yayasan Kanisius. Keputusan-keputusan yang berhubungan dengan

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari berada dibawah wewenang yayasan.

Dalam sebuah profil sekolah yang ditulis oleh salah satu guru yang mengajar

yakni Ibu Sri Haryanti dijelaskan bahwa Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari

didirikan pada tahun 1925. Hal tersebut diperkuat melalui akte Yayasan

Kanisius No. 1 tanggal 5 Oktober 2005 SK Operasional Gub. Jendral Negara

Indonesia No. 11 tanggal 21 Oktober 1918 Kelurahan Tanjung Mas Semarang

Utara dijelaskan Yayasan Kanisius dijelaskan bahwa Yayasan Kanisius sudah

mulai beroperasi sejak tahun 1918 (wawancara Sungadi, 27/02/2014).

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari memiliki berbagai kendala untuk

memberikan pendidikan kepada masyarakat. Berbagai kendala tersebut

misalnya saja sekitar tahun 1942 gedung semi permanen yang digunakan

untuk ruang kelas satu dan kelas dua dibakar oleh tentara Jepang di masa

kependudukannya. Akibat dari kejadian tersebut kegiatan belajar mengajar

harus berpindah tempat dan memanfaatkan banguan-bangunan lainnya yang

tidak terpakai. Dengan tidak tersedianya bangunan sekolah yang memadai

untuk kegiatan belajar mengajar mengakibatkan ketidaknyamanan siswa yang

belajar dan juga kurang efektifnya kegiatan belajar mengajar. Bahkan keadaan

sekolah yang belum stabil (ketidakpastian melanjutkan sekolah) mampu

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

21

membuat para pengajar / guru meninggalkan sekolah-sekolah swasta tersebut

(wawancara Ngabedan, 22/12/2013).

Yayasan Kanisius berusaha untuk mewujudkan pendidikan yang layak

bagi siswa-siswa yang bersekolah disalah satu sekolah yang mereka bangun

yakni Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari. Berbagai usaha dilakukan oleh

yayasan seperti mengganti nama yayasan yang masih menggunakan bahasa

Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut untuk mengurangi

ketegangan antara pihak yayasan dengan pemerintah Indonesia. Sehingga

memberikan peluang untuk mengajukan bantuan kepada pemerintah. Usaha-

usaha yang dilakukan akhirnya membuahkan hasil sehingga bangunan sekolah

dapat dibangun dan mampu menampung seluruh kelas satu sampai kelas enam

sekitar tahun 1962 (wawancara Sutami, 05/11/2013).

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari mampu memberikan pendidikan

yang layak bagi para peserta didiknya setelah tersedianya gedung sekolah.

Pendidikan yang layak adalah dengan adanya alat pendidikan yang salah

satunya merupakan gedung/ bangunan sekolah, sehingga mampu menciptakan

kegiatan belajar mengajar yang efektif dan kondusif. Sekolah Rakyat Kanisius

Harjosari mampu melakukan renovasi gedung sekolah dengan bantuan dari

pemerintah. Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari ini yang sekarang telah

berganti nama menjadi Sekolah Dasar Kanisius Harjosari ini bertempat di desa

Glodogan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Jawa Tengah.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

22

C. Sistem Pendidikan Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari

Sistem pendidikan memiliki aspek-aspek atau komponen yang

terkandung di dalamnya. Sistem tersebut dimiliki untuk membantu lembaga

pendidikan dalam mencapai cita-citanya. Salah satu yang dipersiapkan adalah

sebuah sistem yang saling berkaitan dalam sebuah lembaga pendidikan.

Sistem tersebut memiliki komponen antara lain:

1. Tujuan

Setiap sekolah yang berdiri memiliki tujuan yang ingin

diwujudkan atau dicapai termasuk Sekolah Rakyat Kanisisus

Harjosari. Sekolah yang dibangun oleh pihak yayasan Katolik

memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan sekolah pada

umumnya adalah untuk mencerdaskan dan mengenalkan ilmu

pengetahuan kepada masyarakat, di samping itu juga memperkenalkan

agama Katolik kepada masyarakat. Hal tersebut dikarenakan Yayasan

Kanisius memiliki pedoman ajaran Katolik. Dalam memperkenalkan

ajaran tersebut melalui salah satu kegiatan sekolah dan juga pelajaran

agama. Romo dan Frater didatangkan untuk mengajarkan agama

kepada murid yang bersekolah di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari

sehingga kepercayaan Katolik mulai di kenal (wawancara Jumilah,

21/12/2013)

Keseriusan sekolah dalam hal ingin mencerdaskan masyarakat

sekitar dapat dilihat dengan tidak mempersulit calon peserta didik

yang ingin masuk. Sekolah juga menyediakan alat tulis untuk

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

23

dipinjamkan supaya tidak membebani para siswa-siswanya. Alat tulis

yang dipinjamkan tersebut seperti sabak, grip untuk kelas 1 (satu)

sampai kelas 3 (tiga). Sedangkan untuk kelas 4 (empat) sampai kelas 6

(enam) menggunakan buku tulis cap banteng dan pen tutul (pena yang

ada tangkainya dan dicelupkan pada tinta yang berada di tengah-

tengah meja tulis). Alat tulis yang dipinjamkan tersebut hanya

dipergunakan pada saat kegiatan mengajar di sekolah dan tidak dapat

di bawa pulang oleh peserta didik (wawancara Sutami, 05/11/2013).

Sehingga peserta didik harus benar-benar memperhatikan dan

menguasai setiap pelajaran yang dipelajarai. Mereka juga harus

menghapal dengan cepat cara menulis huruf latin yang diajarkan

karena keterbatasan ruang menulis yang harus segera dihapus dan

digantikan dengan tulisan yang baru. Berbeda dengan halnya murid

pada jaman sekarang mampu menggunakan buku tulis (wawancara

Jumilah, 21/12/2013)

Selain alat tulis buku bacaan juga disediakan oleh pihak

sekolah. Buku bacaan tersebut seperti halnya pada jaman sekarang

adalah buku paket yang harus dibeli oleh para murid. Buku bacaan

yang digunakan oleh murid Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari sekitar

tahun 1942 masih menggunakan ratu Belanda (Ratu Wilhemina)

sebagai sampul /cover buku bacaan tersebut. Setelah Indonesia

merdeka buku bacaan yang digunakan para murid berjudul “Kuncung

Bawuk” (wawancara Ngabedan, 22/12/2013)

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

24

2. Peserta Didik

Peserta didik merupakan salah satu bagian penting komponen

sebuah sekolah. Dalam sebuah sekolah tidak dapat melakukan

kegiatan pembelajaran jika tidak terdapat peserta didik di dalamnya.

Sekolah yang baru merintis untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan

serta agama kepada masyarakat desa tidak mempersulit dalam hal

pendaftarannya. Pihak sekolah tidak memberikan syarat-syarat khusus

yang harus dilakukan atau dimiliki oleh calon peserta didik untuk

menjadi siswa dari sekolah tersebut. Pada saat / sebelum pendaftaran

calon peserta didik dari Sekolah Rakyat Kanisius tersebut

diperbolehkan untuk melihat dan mengamati di dalam ruangan yang

akan digunakan selama proses pembelajaran untuk menarik minat

peserta didik (wawancara Jumilah, 21/12/2013)

Sekolah Rakyat Kanisius berada di Kelurahan Harjosari. Para

peserta didik berasal dari berbagai desa seperti Glodogan, Kadipaten,

Kerban, Sekuro, Gentan, Doplang Kutan. Beberapa desa tersebut

membuat Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari memiliki banyak calon

peserta didik, karena tidak ada sekolah lainnya selain Sekolah Rakyat

Kanisius Harjosari (wawancara Rikami, 28/12/2013).

Antusiasme calon peserta didik yang ingin menuntut ilmu di

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari diperoleh salah satunya dari

ketertarikannya setelah melihat anggota keluarga, saudara ataupun

tetangganya yang terlebih dahulu menjadi murid di sekolah tersebut.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

25

Selain itu antusiasme calon peserta didik didapat juga dari informasi

yang diberikan oleh para murid Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari.

Informasi tersebut memberitahukan bahwa jika menjadi murid sekolah

akan mendapatkan banyak teman. Dan juga berbagai permainan yang

dapat dimainkan bersama teman-temannya yang baru.

Calon peserta didik juga diarahkan untuk memasuki Sekolah

Rakyat Kanisius Harjosari dengan nasehat atau perintah dari orang

tuanya yang ingin anaknya memiliki pengalaman bersekolah. Orang

tua mengharapkan anaknya tidak seperti mereka yang hanya tahu

mencari uang untuk bertahan hidup. Calon peserta didik yang ingin

mendaftarkan diri sebagai murid SR Kanisius Harjosari adalah dengan

memenuhi syarat sebagai berikut (wawancara Jumilah, 21/12/2013):

a) Datang ke sekolah bersama orang tua sehingga sekolah

mengetahui nama orang tua dari calon siswanya.

b) Menunjukan tangan yang dilingkarkan di kepala yang mampu

menyentuh telinga (nyandak kuping).

Siswa yang bersekolah di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari

tidak semuanya menyelesaikan pendidikannya di sekolah tersebut. Hal

itu dikarenakan mereka berhenti sekolah sebelum melaksanakan ujian

di kelas enam. Kondisi keluarga yang sulit membuat mereka harus

berhenti sekolah dan membantu orang tua. Mereka ikut mencari

kebutuhan untuk menyokong kehidupan keluarga. Murid-murid yang

masih bertahan untuk melanjutkan pendidikannya juga tak luput

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

26

dalam membantu orang tua mereka. Saat musim derep (musim panen

padi) tiba banyak murid yang memilih untuk tidak masuk sekolah

karena membantu orang tua yang bekerja sebagai buruh tani

(wawancara Nasirun, 26/05/2014)

Beberapa hal yang menyebabkan para murid Sekolah Rakyat

Kanisius Harjosari pada tahun 1947-1957 untuk mengundurkan diri

dari kegiatan belajar mengajar, diantaranya:

a) Malas untuk berangkat sekolah

b) Menolong orang tua

c) Tidak lagi mengikuti pelajaran disekolah tanpa alasan yang

jelas

d) Pindah sekolah untuk mengikuti orang tua

e) Malu karena tidak berpakaian diakibatkan faktor kemiskinan

orang tua.

Alasan utama yang sering diutarakan adalah membantu orang

tua misalnya saja angon bebek (mengurusi bebek), ikut orang tua

bekerja di sawah, mengembalakan kerbau milik tetangga dan

pekerjaan lain sebagainnya. Kegiatan tersebut dilakukan oleh murid-

murid yang keluar dari sekolah untuk membantu meringankan beban

hidup yang harus ditanggung oleh orang tua mereka (Stamboek S. R.

Kanisius di Harjosari 1947-1957, 1947)

Para murid yang mengundurkan diri atau keluar dari sekolah

membuat guru-guru yang mendidiknya di sekolah tersebut begitu

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

27

menyayangkan dengan tindakan tersebut. Hal tersebut membuat guru-

guru mendatangi tempat tinggal muridnya yang sebagian besar berada

di sekitar Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari. Para guru berusaha

untuk membujuk mereka kembali bersekolah lagi. Hal yang dilakukan

para guru tersebut menunjukkan kepedulian kepada para muridnya

walaupun tidak jarang hal yang dilakukan kurang membuahkan hasil

(wawancara Nasirun, 13/05/2014)

Disamping para mereka yang mengundurkan diri sebelum

mencapai kelulusan, terdapat juga murid-murid Sekolah Rakyat

Kanisius Harjosari yang memperjuangkan kelulusannya dengan susah

payah. Mereka mempersiapkan untuk menghadapi ujian dengan

belajar secara berkelompok bersama-sama. Di samping itu mereka

juga mempersiapkan diri untuk menuju tempat diselenggarakannya

ujian.

Keterbatasan yang dimiliki oleh Sekolah Rakyat Kanisius

Harjosari mengakibatkan para peserta didik yang sudah mencapai

kelas tertinggi (kelas enam) mendapat kesulitan dalam menghadapi

ujian. Mereka melaksanakan ujian dengan menumpang disekolah lain

yang masih berada di bawah naungan Yayasan Kanisisus. Sekolah

tersebut terletak di wilayah Kecamatan Ambarawa (wawancara

Rikami, 28/12/2013)

Di jaman yang sudah maju jarak jauh bukanlah masalah untuk

ditempuh, banyak alat transportasi yang tersedia. Namun hal tersebut

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

28

tidak dialami oleh murid-murid dari Sekolah Rakyat Kanisius

Harjosari yang harus menempuh jarak ± 6 km untuk mencapai tempat

diselenggarakannya ujian kelulusan sekolah. Keberangkatan dari

rumah ke tempat yang akan diujikan melalui jalan setapak di tengah

ladang atau masyarakat sekitar menyebutnya tegal. Para murid

melakukan perjalanan menuju tempat ujian dengan berjalan bersama-

sama secara berkelompok. Hal tersebut dikarenakan rumah mereka

yang saling berdekatan / bertetangga. Tempat ujian tersebut harus

ditempuh dengan berjalan kaki dan tanpa alas kaki (wawancara

Sutami, 05/11/2013).

Murid-murid yang mengikuti ujian harus menginap di sekolah

maupun rumah warga sekitar yang mau menampung mereka. Tempat

tinggal para murid yang jauh dari tempat berlangsungnya ujian yang

mengharuskan mereka untuk menginap. Adanya jarak sekitar ± 6 km

tidak memungkinkan mereka untuk berangkat dari rumah ke tempat

ujian setiap hari.

Murid kelas enam yang menjadi peserta ujian menginap di

rumah dengan membawa beberapa bekal seperti ketela dan beras

untuk dimasak dan untuk dimakan pagi, siang dan malam. Ujian

berlangsung selama 3 (tiga) hari dengan mata pelajaran yang diujikan

yakni Bahasa Indonesia, berhitung, dan pengetahuan umum. Para

murid yang berhasil lulus disarankan untuk melanjutkan pendidikan

ke tingkat yang lebih tinggi dengan memberikan surat keterangan nilai

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

29

ujian karena ijasah yang belum diberikan atau belum jadi (wawancara

Sutami, 05/11/2013)

3. Pendidik

Pendidik yang mengajar di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari

adalah orang yang mengajarkan serta mentransormasikan ilmu yang

mereka punya kepada anak didiknya. Para pendidik juga sebagai

orang tua pengganti disaat para muridnya masih berada di lingkungan

sekolah. Seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar dengan

banyaknya anak didiknya dalam satu kelas. Dengan tanggung jawab

yang besar itulah para pendidik seharusnya memliki kualitas yang

memadai sebagai seorang guru. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya

beberapa sekolah yang dikhususkan untuk mendidik calon guru atau

dengan kata lain sekolah guru. Yayasan Kanisius pun mendirikan

sekolah guru untuk mempersiapkan guru-guru yang akan mengajar di

sekolah-sekolah yang didirikan oleh yayasan.

Para guru yang mengajar di Sekolah Rakyat Kanisius berasal

dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Guru-guru tersebut diantaranya

Bapak Slamet dan Bapak Tomo dari Yogyakarta, Bapak Joyo dari

Tuntang, Bapak Muhdi dari Berokan, Bapak Nasirun dari Langensari

dan Ibu Narsih dari Karangjati (wawancara Sutami, 05/11/2013)

Salah satu guru yang pernah mengajar di Sekolah Rakyat

Kanisius Harjosari memiliki berbagai pengalaman yang dialami.

Sebagai seorang pengajar beliau harus rela berjalan jauh untuk menuju

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

30

tempatnya mendidik para muridnya. Kurang lebih ± 7 km dari desa

Langensari ke Desa Glodogan yang merupakan tempat berlangsunnya

kegiatan belajar Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari. Jarak tersebut

ditempuhnya setiap hari dengan berjalan kaki tanpa menggunakan

tanpa alas kaki. Pakaian yang dikenakan untuk melindungi tubuh

beliau dari terik matahari saat perjalanan pulang dari mengajar adalah

kaos dan celana pendek. Pakaian tersebut juga digunakannya untuk

mengajar di dalam kelas (wawancara Nasirun, 13/05/2014)

Pendidikan yang dimiliki oleh salah satu guru yang pernah

mengajar di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari adalah menempuh

pendidikan Sekolah Rakyat di Bergaslor selama 6 tahun. Setelah lulus

di sekolah rakyat beliau melanjutkan di OVVO (Opleidingshool Voor

Volksonder Onderwyzers) Kanisius di Ambarawa selama 2 tahun.

Dan yang terakhir mengikuti UPSGB (Ujian Persamaan Sekolah Guru

Bantu) di Ambarawa. Berawal dari lulusan OVVO inilah disalurkan

untuk menjadi pengajar di Sekolah Rakyat yang berada di bawah

naungan Yayasan Kanisius (wawancara Nasirun, 13/05/2014)

Perjalanan panjang yang harus ditempuh dalam menjadi guru

tetap di sekolah-sekolah Kanisius dirasakan oleh salah satu guru yang

pernah mengajar di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari. Hampir tiap

tahun harus dipindahtugaskan dari satu sekolah ke sekolah lain yang

masih di bawah naungan yayasan. Salah satu pengalaman mengajar

yang dipindahtugaskan adalah dari Sekolah Rakyat Jimbaran ke

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

31

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari. Bahkan pernah juga beliau

merasakan dipindahtugaskan hingga mengajar di salah satu sekolah

rakyat di Muntilan. Perpindahan tempat mengajar yang berubah-uabh

hampir setiap tahun dikarenakan kepercayaannya yang belum sama

dengan pihak yayasan. Namun akhirnya selama hampir 10 tahun

ditempatkan di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari setelah beliau

dibaptis (wawancara Nasirun, 13/05/2014)

Guru tetap di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari digaji dengan

uang sebesar Rp 106,50. Gaji tersebut diambil secara pribadi langsung

di kantor yayasan yang berada di sekitar wilayah Girisonta. Gaji tidak

diberikan kepada kepala sekolah yang kemudian diberikan kepada

guru lainnya. Bahkan yang menjabat sebagai kepala sekolah ikut

ambil bagian dalam kegiatan pembelajaran dan mengampu salah satu

kelas di sekolah tersebut (wawancara Nasirun, 26/05/2014).

4. Alat pendidikan

Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dan

digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan

tersebut berfungsi untuk mempermudah / mempercepat tercapainya

tujuan pendidikan (Hasbulah, 2009:123-124). Salah satu alat

pendidikan yang dibutuhkan adalah

a) Bangunan Sekolah

Salah satu alat pendidikan yang diperlukan oleh sebuah

sekolah adalah gedung sekolah yang digunakan untuk tempat

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

32

berlangsungnya proses belajar mengajar. Cukup pentingnya

bangunan sekolah untuk kegiatan pembelajaran membuat

pemerintah melakukan berbagai usaha mengatasi kekurangan

gedung-gedung sekolah. Salah satu usaha yang dilakukan

pemerintah adalah menyewa rumah-rumah rakyat. Usaha

tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan gedung

dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pemerintah mencari

usaha yang lain. Usaha lainnya adalah mengadakan sistem dua

kali mengajar dalam sehari. Dengan demikian sebuah

bangunan dapat dipakai oleh dua sekolah, yakni sekolah pagi

dan sekolah siang (Djumuhur, 1974:209)

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari dalam perjalanan

sejarahnya sempat tidak memiliki gedung sekolah sehingga

kegiatan pembelajaran dilakukan secara berpindah-pindah

tempat. Sekitar tahun 1942 Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari

melakukan proses belajar mengajar disebuah bangunan semi

permanen yang berada di tengah sawah. Bangunan semi

permanen tersebut terdiri dari 2 kelas yakni kelas 1 (satu) dan

kelas 2 (dua) dengan satu staf pengajar. Proses belajar

mengajar tersebut dilakukan secara bergantian dalam

menggunakan ruang kelas (wawancara Ngabedan, 22/12/2013)

Kelas 1 (satu) sampai kelas 6 (enam) melaksanakan

proses kegiatan belajar mengajar ditempat yang berbeda.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

33

Sehingga para murid Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari tidak

berada dalam lingkup satu sekolah. Seperti digambarkan saat

kelas 1 (satu) dan kelas 2 (dua) melaksanakan proses belajar

mengajar di rumah-rumah warga. Maka kelas 3 (tiga) dan kelas

4 (empat) melaksanakan proses belajar mengajar di tempat lain

seperti di Gedung Mayer. Dan kelas 5 (lima) dan kelas 6

(enam) melaksanakan pembelajaran di rumah warga lainnya.

Rumah warga memiliki jarak ± 2 km dengan gedung Mayer

tersebut. (wawancara Jumilah, 21/12/2013)

Ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar

mengajar tidak berada di satu lingkup sekolah atau berpencar-

pencar. Guru harus memberikan informasi mengenai hal

tersebut kepada para muridnya. Dan juga guru memberikan

informasi lainnya mengenai ruang kelas selanjutnya saat

penerimaan rapor. Guru akan memberitahukan kepada para

murid dimana tempat mereka akan menerima pelajaran

selanjutnya, apakah masih ditempat yang sama atau sudah

berpindah tempat (wawancara Sutami, 05/11/2013)

Guru akan mengadakan kegiatan refresing (jalan-jalan)

untuk menunjukan letak tempat-tempat yang dijadikan sebagai

ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan jalan-jalan

tersebut dilakukan dengan berjalan kaki bersama-sama satu

kelas. Kegiatan refresing dilaksanakan oleh sekolah dengan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

34

berjalan-jalan mengelilingi desa-desa sekitar bahkan tanpa alas

kaki sekalipun yang jaraknya mampu mencapai ± 2 km

(wawancara Jumilah, 21/12/2013)

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari tidak memiliki

lahan untuk mendirikan bangunan. Sehingga membuat pihak

sekolah pernah memanfaatkan bangunan-bangunan semi

permanen yang berada di tengah sawah. Bangunan semi

permanen tersebut terbuat dari anyaman bambu sehingga

membuatnya tidak bertahan lama. Sekolah Rakyat Kanisius

Harjosari tidak melakukan perbaikan atau perawatan karena

bangunan tersebut berdiri bukan di lahan milik sekolah. Hal

tersebut membuat bangunan yang tidak terawat itu akhirnya

rubuh. Dari bangunan semi permanen di tengah sawah

kegiatan belajar mengajar beralih tempat ke rumah milik Pak

Bekel yang bernama Durman (wawancara Ngabedan,

22/12/2013)

Setelah itupun kegiatan belajar mengajar harus

beberapa kali berpindah tempat. Tempat-tempat yang

digunakan untuk kegiatan belajar mengajar seperti bangunan

Belanda atau sering disebut oleh masyarakat setempat dengan

Gedung Mayer. Selain memanfaatkan gedung yang ada, rumah

warga juga digunakan oleh pihak sekolah seperti rumah Ibu

Suliah, rumah Bapak Wari, rumah Ibu Juri, rumah Ibu

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

35

Marsipan yang merupakan warga dari desa Glodogan

(wawancara Sutami, 05/11/2013)

Rumah-rumah warga yang digunakan untuk proses

belajar mengajar tersebut memiliki lahan yang luas. Di lahan

yang luas terdapat bangunan rumah yang luas pula sehingga

memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar dengan

banyaknya murid di dalamnya. Rumah warga yang digunakan

mampu untuk menampung ± 30 siswa dengan luas bangunan ±

12x11 meter. Rumah-rumah yang digunakan untuk dijadikan

tempat pembelajaran memiliki dua bangunan utama atau biasa

disebut omah gandok (wawancara Jumilah, 26/05/2014)

Proses belajar mengajar ditempatkan di bagian pendopo

dari rumah tersebut. Hal tersebut dikarenakan jarang

digunakan oleh pemilik rumah sehingga dapat dijadikan

tempat untuk kegiatan pembelajaran. Bagian pendopo tersebut

biasanya hanya dipakai untuk menerima tamu sehingga jarang

digunakan. Selain banguan yang cukup luas terdapat pula

pekarangan / teras depan yang tidak kalah luasnya ± 3x7

meter. Hal tersebut dimanfaatkan oleh para murid untuk

melakukan berbagai permainan di saat jam istirahat

berlangsung (wawancara Jumilah, 26/05/2014)

Pada akhirnya pihak yayasan dapat membeli tanah

yang dimiliki oleh salah satu warga di desa Glodogan yang

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

36

bersedia dibeli. Hal tersebut memberikan kesempatan pihak

yayasan untuk mendirikan bangunan sekolah dan membuat

kegiatan belajar mengajar tidak berpindah-pindah lagi. Di

lahan hasil pembeliannya dengan warga desa setempat mampu

dibangun kelas-kelas yang berukuran ± 4x6 meter. Kelas-kelas

tersebut dibangun secara berderet hingga mencapai 6 (enam)

kelas atau 6 (enam) ruangan. Kelas-kelas tersebut mampu

menampung semua murid yang bersekolah di Sekolah Rakyat

Kanisus Harjosari dari kelas satu hingga kelas enam

(wawancara Nasirun, 26/05/2014)

Pada awalnya bangunan yang didirikan masih terbuat

dari anyaman-anyaman bambu atau orang desa setempat

menyebutnya dengan gedek. Hal tersebut dikarenakan yayasan

belum mampu memberikan dana untuk membeli material

bangunan. Proses pembangunan dilakukan secara bertahap

dimulai dari membeli lahan terlebih dahulu hingga membeli

bahan material untuk mendirikan bangunan. Namun dengan

keuangan yang semakin meningkat maka bangunan tersebut

mulai diperkokoh.

Murid-murid yang bersekolah di Sekolah Rakyat

Kanisius Harjosari juga ikut ambil bagian dalam mendirikan

bangunan sekolah mereka. Hal tersebut terlihat dari adanya

kegiatan gotong royong membawa batu yang akan digunakan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

37

dalam membangun sekolah. Batu-batu tersebut diambil dari

kali atau sungai-sungai kecil yang berada disekitar desa

Glodogan yakni desa Kerban. Kegiatan gotong royong tersebut

dilakukan saat jam istirahat berlangsung sehingga tidak

mengganggu kegiatan belajar mengajar (wawancara Jumilah,

21/12/2013)

b) Materi pembelajaran

Pelajaran yang diajarkan pada awalnya hanya sebatas

menghitung, menulis huruf latin dan huruf jawa serta

menggambar. Seiring dengan tahun-tahun yang telah dilewati

sekolah tersebut memberikan tambahan ilmu-ilmu yang

diajarakan kepada siswanya hingga mencapai 8 (delapan) mata

pelajaran pada tahun 1957 yaitu:

1. Budi pekerti

Para peserta didik diajarkan mengenai kebaikan yang

harus dilakukan oleh seorang manusia selama hidup

dalam masyarakat, seperti keTuhanan itu sepeti apa?

Berperikemanusiaan itu yang bagaimana, itulah yang

diajarkan dalam pelajaran budi pekerti.

2. Bahasa Indonesia

Dalam pelajaran bahasa Indonesia peserta didik

diajarkan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang

baik dan benar seperti halnya menggunakan awalan,

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

38

sisipan, akhiran dan berbagai pribahasa yang digunakan

oleh masyarakat.

3. Berhitung

Mata pelajaran berhitung ini sebagai mata pelajaran

yang sederhana seperti pipolondo atau ping, poro lan

sudo (perkalian, pengurangan dan pengurangan)

4. Menggambar

Pelajaran menggambar ini sebelum menggunakan buku

kertas gambar masih menggunakan sabak. Sehingga

saat murid selesai menggambar langsung dinilai oleh

guru.Para murid yang mendapatkan nilai bagus (10)

akan sangat gembira sehingga nilai yang tertera di

sabak tersebut ditempelkan di pipi. Hal tersebut

dilakukan untuk mengecap atau mencetak angka 10

tersebut beralih ke pipi mereka. Sehingga memapu

membanggakan hasil nilainya kepada teman-temannya.

5. Ilmu bumi

Mata pelajaran ilmu bumi mengajarkan para muridnya

tentang berbagai macam isi dari bumi dan berbagai

letak-letak tempat seperti kota maupun negara.

6. Bahasa Jawa

Mata pelajaran bahasa jawa mengajarkan bahasa daerah

yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari. Diajarkan

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

39

juga bahasa krama untuk digunakan dalam kehidupan

sehari-hari dalam bermasyarakat. Disamping bahasa

krama juga diajarkan tulisan-tulisan jawa atau aksara

jowo. Tembang dolanan juga di ajarakan di mata

pelajaran ini.

7. Agama

Agama katolik merupakan pelajaran agama yang

diajarkan di Sekolah Rakyat Kanisius karena yayasan

itu merupakan yayasan katolik. Pelajaran agama ini

diberikan kepada semua murid tanpa memandang

kepercayaan apa yang mereka anut. Dalam pelajaran

agama ini yang bertugas mengajar adalah bruder

ataupun romo. Maka saat pelajaran berlangsung guru

yang mengampu kelas tersebut berada di luar ruang

kelas atau ikut di dalam kelas untuk menemani para

muridnya.

8. Ilmu Hayat

Dalam ilmu hayat mengajarkan kehidupan yang terjadi

di bumi seperti kehidupan tumbuhan, kehidupan hewan

dan kehidupan manusia.

5. Lingkungan

Lingkungan sekolah yang mendukung terciptanya kegiatan

belajar mengajar juga merupakan salah satu komponen dari sistem

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

40

pendidikan. Lingkungan sekolah tersebut tediri dari masyarakat yang

berada di sekiar tempat diadakannya kegiatan belajar. Dukungan

diberikan oleh masyarakat sekitar. Hal tersebut dapat dilihat dari

dipinjamkannya rumah-rumah warga untuk dijadikan tempat kegiatan

pembelajaran. Warga tidak meminta / memungut bayaran dalam

meminjamkan sebagian tempat tinggal mereka atau dengan kata lain

dipinjamkan secara gratis (wawancara Nasirun, 26/05/2014)

Berbagai hal yang dilakukan pihak sekolah guna menarik minat

masyarakat sekitar untuk memasukkan putra-putri mereka kedalam

dunia pendidikan. Pihak sekolah menarik hati masyarakat misalnya

saja dengan tidak memungut biaya dari para murid yang belajar di

sekolah tersebut. Pada awalnya pihak sekolah membebaskan biaya

atau gartis secara keseluruhan.Namun dengan semakin banyaknya

murid yang masuk ke Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari akhirnya

menerima sumbangan dari para murid. Sumbangan biasanya diberikan

dari orang tua murid yang dirasa mampu untuk menyumbangkan

beberapa sen kepada sekolah. Walaupun hal tersebut tidak diharuskan

oleh pihak sekolah. Beberapa orang tua murid yang dirasa mampu

memberikan sumbangan ± 5 sen setiap bulannya. Dan dicatat oleh

guru dalam setiap kelas namun tidak ada kartu-kartu khusus

pembayaran (wawancara Jumilah, 21/12/2013)

Disamping dengan pembebasan biaya-biaya sekolah, ada pula

kepedulian akan kesehatan yang diperhatikan oleh Sekolah Rakyat

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

41

Kanisius Harjosari. Kesehatan merupakan sesuatu hal yang penting

untuk murid sekolah rakyat yang masih dalam masa pertumbuhan.

Pihak sekolah bekerja sama dengan pihak pemerintah untuk

memberikan suntikan guna menanggulangi penyakit cacar air karena

memperhatikan pentingnya kesehatan. Kegiatan tersebut oleh pihak

sekolah rutin diselenggarakan atau dilaksanakan di setiap kelas tiga.

Suntik cacar tersebut yang dilakukan oleh pak mantri keliling dari

puskesmas terdekat (wawancara Jumilah, 21/12/2013).

D. Proses pembelajaran

Persiapan dimulainya kegiatan belajar mengajar diawali dengan

datangnya guru / pengajar. Guru-guru datang langsung ke tempat yang

digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Sekolah Rakyat Kanisius

Harjosari yang belum memiliki bangunan sekolah membuat tidak adanya

kantor guru untuk dijadikan tempat berkumpulnya para guru. Hal tersebut

membuat guru-guru yang bertugas mengajar untuk langsung menuju ke kelas

mereka masing-masing (wawancara Nasirun, 26/05/2014)

Guru / pengajar akan menujuk salah satu murid guna mempersiapkan

teman-teman yang lain untuk berbaris di depan kelas. Guru akan memilih

barisan yang paling rapi dan teratur untuk memasuki kelas terlebih dahulu

karena guru ingin mengajarkan kepada muridnya tentang ketertiban dan

kedisiplinan. Sehingga barisan yang tidak rapi dengan muridnya yang

bergerak-gerak (tidak tenang) akan memasuki kelas diurutan paling akhir

(wawancara Nasirun, 26/05/2014)

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

42

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pukul 7 (tujuh) pagi dan

berakhir pukul 12 (dua belas) siang. Setelah para murid masuk ke dalam kelas

maka guru akan memulainya dengan berdoa menurut ajaran katolik karena

sekolah ini berada di bawah naungan yayasan katolik. Setelah berdoa bersama

untuk mengawali kegiatan belajar mengajar guru akan melakukan absensi

kelas. Anak-anak yang bukan merupakan murid resmi sekolah tersebut

diijinkan untuk melihat kegiatan pembelajaran secara langsung, mereka

datang karena mengikuti saudara atau tetangganya. Pintu kelas sudah ditutup

oleh pengajara saat absensi berlangsung sehingga mereka yang berada di

dalam kelas berani untuk keluar kelas. Hal tersebut juga berpengaruh untuk

anak-anak yang bukan merupakan murid resmi (wawancara Jumilah,

21/12/2013)

Para murid mendapatkan hukuman dari guru karena datang terlambat

untuk masuk ke dalam kelas. Hukuman tersebut adalah murid harus berdiri di

depan kelas (setrap) sampai guru menyuruhnya duduk dan mengikuti

pelajaran (wawancara Jumilah, 26/05/2014).

Istirahat dimulai pukul 9 (sembilan) untuk kelas 1 (satu) dan kelas 2

(dua) sedangkan kelas 3 (tiga) sampai kelas 6 (enam) istirahat di mulai pukul

10 (sepuluh). Setelah kegiatan belajar mengajar selesai guru yang bertugas

langsung pulang bersama anak didiknya tanpa harus berkumpul bersama guru-

guru yang lainnya.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

43

E. Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari setelah tahun 1962

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari sebelum setelah tahun 1962

melakukan kegiatan pembelajaran di gedung baru yang telah dibangun oleh

pihak yayasan. Berbeda dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

sebelum tahun 1962 masih menggunakan rumah-rumah warga. Kegiatan

pembelajaran tidak lagi berpindah-pindah tempat. Berbagai fasilitas sekolah

mulai diberikan kepada para murid yang bersekolah di Sekolah Rakyat

Kanisius Harjosari. Setalah tahun 1962 dengan menggunakan gedung baru

milik Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari fasilitas-fasilitas diberikan secara

bertahap kepada anak didiknya oleh pihak sekolah, seperti misalnya ruang

kelas yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, toilet untuk guru dan juga

toilet untuk murid. Ada pula fasilitas lainnya yakni kantor guru untuk para

pendidik beristirahat sejenak setelah menjalankan tugasnya mengajar di dalam

kelas. Koperasi sekolah juga dibangun untuk tempat para murid membeli

makanan dan juga minuman saat jam istirahat berlangsung. Sebelum adanya

koperasi para murid membeli makanan dan minuman di luar lingkungan

sekolah. Makanan dan minuman tersebut biasanya dijajakan oleh masyarakat

sekitar yang membuka kedai atau toko kecil di sekitar sekolah. Sehingga pihak

sekolah mampu memantau makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak

didiknya agar tidak jajan sembarangan (wawancara Rini, 17/06/2014).

Fasilitas lainnya yang mendukung terlaksanakannya kegiatan

pembelajaran adalah perpustakaan. Perpustakaan untuk menyimpan buku-

buku yang dimiliki sekolah, misalnya saja buku paket, buku cerita-cerita

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4894/5/T1_152010024_BAB IV.pdf · 17 memperbolehkan yayasan-yayasan untuk mendirikan sekolah

44

daerah dan buku bacaan lainnya. Buku-buku tersebut dapat dibaca oleh para

murid dengan duduk di bangku-bangku serta meja yang disediakan di

perpustakaan. Ada pula ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah) yang dilengkapi

dengan obat-obat sederhana misalnya obat sakit kepala, obat merah atau

betadine, dan minyak kayu putih. Alat pengukur tinggi badan dan juga berat

badan juga terdapat di ruang UKS tersebut. Fasilitas lainnya yang diberikan

oleh pihak sekolah adalah adanya dua ruang kelas yang mampu dijadikan satu.

Dua ruang kelas tersebut dipisahkan oleh batas yang mampu dibuka maupun

ditutup. Sehingga memungkinkan diselenggarakan pentas seni di dalam

ruangan tersebut.

Selain fasilitas-fasilitas yang diberikan pihak sekolah juga memberikan

ilmu-ilmu pengetahuan lainnya di luar mata pelajaran. Ekstrakulikuler

diberikan kepada para siswa, diantaranya adalah pramuka dan memainkan alat

musik tradisional Jawa yakni gamelan. Gamelan yang dimiliki seperti gong,

kendang, kenong dan saron. Ada pula ekstrakulikuler tari tradisional yang

diajarkan kepada para murid melalui salah satu guru yang mengajar di sekolah

tersebut.