bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. orientasi …...operan dilakukan pada pukul 07.00 wib,...

38
A. Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di empat rumah sakit di Semarang provinsi Jawa Tengah. Keempat rumah sakit tersebut ialah Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto dan Citarum, Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi, dan Rumah Sakit Bersalin Kusuma. Di setiap rumah sakit secara bergantian peneliti melakukan penelitian terhadap klien sesuai dengan kriteria klien yang peneliti harapkan. Kemudian, kuesioner diisi oleh responden sendiri dan ada yang dibantu oleh peneliti, tetapi hanya sebatas menuliskan jawabannya di lembar kuesioner. Lokasi penelitian yang pertama dilakukan oleh peneliti pertama kali di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum di Jalan Citarum nomor 98 Semarang. Penelitian ini dimulai pada tanggal 22 Februari 7 Maret 2012. Penelitian dilakukan di ruangan Bougenville yaitu ruangan khusus ibu-ibu pasca melahirkan baik secara normal ataupun patologis, masalah reproduksi pada laki-laki atau wanita dewasa, serta ada pula ruangan VIP yang dapat digunakan untuk masa pemulihan klien dengan penyakit-penyakit tertentu. Di ruangan ini peneliti melihat perawat dan bidan bekerja sama untuk merawat klien. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV 61

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

A. Orientasi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di empat rumah sakit di

Semarang provinsi Jawa Tengah. Keempat rumah sakit

tersebut ialah Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto dan Citarum,

Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi, dan Rumah Sakit Bersalin

Kusuma. Di setiap rumah sakit secara bergantian peneliti

melakukan penelitian terhadap klien sesuai dengan kriteria

klien yang peneliti harapkan. Kemudian, kuesioner diisi oleh

responden sendiri dan ada yang dibantu oleh peneliti, tetapi

hanya sebatas menuliskan jawabannya di lembar kuesioner.

Lokasi penelitian yang pertama dilakukan oleh peneliti

pertama kali di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum di Jalan

Citarum nomor 98 − Semarang. Penelitian ini dimulai pada

tanggal 22 Februari − 7 Maret 2012. Penelitian dilakukan di

ruangan Bougenville yaitu ruangan khusus ibu-ibu pasca

melahirkan baik secara normal ataupun patologis, masalah

reproduksi pada laki-laki atau wanita dewasa, serta ada pula

ruangan VIP yang dapat digunakan untuk masa pemulihan

klien dengan penyakit-penyakit tertentu. Di ruangan ini peneliti

melihat perawat dan bidan bekerja sama untuk merawat klien.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV

61 

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Jadwal piket perawat dan bidan yang jaga pagi, siang dan

malam tetap sama. Jaga pagi dimulai pukul 07.00-14.00 WIB,

jaga siang dimulai pukul 14.00-21.00 WIB, jaga malam dimulai

pukul 21.00-07.00 WIB. Setiap pergantian jadwal piket baik

perawat atau bidan melakukan operan. Operan dilakukan pada

pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib

diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada shift tersebut agar

mengetahui perubahan yang terjadi pada klien dan

melaksanakan setiap advis dokter dengan benar.

Di rumah sakit Panti Wilasa Citarum sudah memiliki

Standart Operating Procedure (SOP) untuk ibu pasca operasi

seksio sesarea. Tertuang dalam SOP No. dok 02 SPO 32

tertanggal 2 Jan 2008 yaitu membantu pasien dalam latihan

aktif. Standart Operating Procedure (SOP) tersebut berisi

intervensi-intervesi dalam melatih pasien untuk duduk, berdiri,

berjalan dan kembali ke tempat tidur sesuai kemampuan. Dari

intervensi-intervensi diatas para bidan dan perawat disana juga

menggunakan intervensi di luar SOP, seperti mengelola nyeri

pasca operasi dan mengajarkan teknik relaksasi.

Peneliti juga memiliki alasan tertentu dalam memilih

RS.Panti Wilasa Citarum sebagai lokasi penelitian, yaitu

sebagai berikut :

62 

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

4. Jumlah populasi dan sampel dari RS. Citarum mampu

memenuhi syarat penelitian bagi peneliti selama ± 1 bulan.

Penelitian kedua dilakukan di Rumah Sakit Pusat

Kariadi di jalan Dr. Sutomo No.16-Semarang. Penelitian ini

dimulai pada tanggal 28 Februari − 8 Maret 2012.Penelitian

dilakukan di ruang kebidanan kelas III yaitu ruangan khusus

ibu-ibu pasca melahirkan dengan seksio sesarea. Di rumah

sakit umum pusat Kariadi menerima peraturan dari pemerintah

yaitu memiliki JAMPERSAL (Jaminan Persalinan), ASKES, dan

JAMSOSTEK. JAMPERSAL merupakan suatu bantuan yang

diberikan bagi masyarakat yang kurang mampu, dimana

seluruh biaya persalinan ditanggung oleh pemerintah. ASKES

merupakan bantuan biaya pengobatan untuk pegawai negeri.

Sedangkan JAMSOSTEK adalah bantuan biaya pengobatan

yang ditanggung oleh instansi ataupun perusahan-perusahan

swasta.

3. Peneliti merasa lokasi penelitian di RS.Citarum ini mudah

di jangkau dari tempat tinggal sementara peneliti.

2. RS. Panti Wilasa Citarum bersedia menjadi tempat

pelaksanaan penelitian.

1. Peneliti mengambil latar belakang penelitian dari Rumah

Sakit Panti Wilasa Citarum dan Dr.Cipto.

63 

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

2. Realimentasi setelah timbul peristaltik usus

Selain itu, peneliti juga memiliki alasan tertentu dalam

memilih RSUP. Kariadi sebagai lokasi penelitian, yaitu :

1. Mobilisasi dini setelah keadaan memungkinkan

3. Mobilisasi duduk dan berjalan setelah 24 jam.

Sedangkan untuk SOP perawatan pasca bedah dengan

anastesi umum berisi tentang intervensi-intervensi sebagai

berikut :

2. Bila 6 jam tidak mual dan muntah-muntah boleh minum

sedikit demi sedikit

1. Mobilisasi setelah 24 jam

Di ruangan ini peneliti dapat berkolaborasi dengan

bidan maka Standart Operating Procedure (SOP) yang

digunakan pun dari profesi kebidanan. Akan tetapi,

kelebihannya di Rumah Sakit Umum Kariadi sudah menetapkan

suatu kebijakan Perawatan Pasca Seksio Sesarea. Tertanggal 6

Januari 2005 dengan No. Dok OT.00.01 14.09 No. Rev.ke-2 Hal

VI. Isi dari kebijakan tersebut memasukkan tentang perawatan

pasca bedah dengan anastesi spinal dan perawatan pasca

bedah dengan anastesi umum. SOP perawatan pasca bedah

dengan anastesi spinal ini pun berisi tentang intervensi-

intervensi yaitu sebagai berikut :

64 

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

4. Jumlah populasi dan sampel dari RSUP. Kariadi mampu

memenuhi syarat penelitian bagi peneliti selama ± 1 bulan.

Rumah Sakit Bersalin Kusuma merupakan lokasi

penelitian ketiga. Rumah Sakit Bersalin Kusuma beralamat di

jalan Bugangan Raya No.5, Semarang. Peneliti mendapatkan

izin untuk melakukan penelitian RSB. Kusuma tertanggal 2

Maret - 2 April 2012. Peneliti diberikan kewenangan untuk

melakukan penelitian di RSB. Kusuma sebatas di ruang Lilin,

Lita dan Cahya yang masing-masing merupakan ruang kelas II

dan III. Di RS. Kusuma peneliti dapat bekerja sama dengan

perawat dan bidan.

Selama peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit ini

peneliti melihat bahwa RSB. Kusuma belum memuat tentang

mobilisasi dini dalam Standart Operating Procedure (SOP)

mereka. Namun, rumah sakit ini sudah memiliki Standart

3. Peneliti merasa lokasi penelitian RSUP. Kariadi mudah

dijangkau oleh peneliti.

pelaksanaan penelitian.

2. Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi bersedia menjadi tempat

1. Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi menerima JAMPERSAL,

ASKES dan JAMSOSTEK bagi masyarakat yang

membutuhkan bantuan biaya pengobatan selama di rumah

sakit.

65 

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

2. Rumah Sakit Bersalin Kusuma bersedia menjadi tempat

pelaksanaan penelitian.

1. RSB. Kusuma merupakan rumah sakit bersalin sehingga ibu

pasca seksio sesarea dapat dijadikan responden.

4. Memberikan sirkulasi sensorik dan motorik. Dari beberapa

intervensi diatas ada juga yang menggunakan intervensi

seperti latihan nafas panjang dan latihan miring kanan-kiri.

Selain untuk SOP, rumah sakit juga memiliki peraturan

yang sama seperti ketiga rumah sakit lainnya yaitu

memulangkan klien pada hari ketiga setelah pasca operasi.

Selain itu, jam berkunjung bagi keluarga hanya pada pukul

09.30-11.00 WIB pada pagi hari dan 17.00-20.00 WIB pada

sore hari. Adapun alasan peneliti memilih Rumah Sakit Bersalin

Kusuma sebagai lokasi penelitian, yaitu :

3. Mempertahankan kenyamanan pasien

2. Mempertahankan posisi tubuh yang tepat

1. Mempertahankan kelancaran sirkulasi darah

Operating Procedure (SOP) pada ibu pasca operasi sesarea

untuk melakukan tirah baring yang tertuang dalam

YAN.KEP/MKG/089 yaitu melakukan tirah baring dan

memiringkan pasien, intervensi-intervensinya yaitu sebagai

berikut :

66 

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

3. Peneliti merasa lokasi penelitian di RSB. Kusuma lokasinya

berdekatan dengan rumah sakit sebelumnya (± 400 m dari

RS. Dr.Cipto).

4. Jumlah populasi dan sampel dari RSB. Kusuma mampu

memenuhi syarat penelitian bagi peneliti selama ± 1 bulan.

Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto merupakan lokasi

penelitian terakhir yang dilakukan oleh peneliti. Rumah sakit ini

berlokasi di Jalan Dr. Cipto nomor 50 – Semarang. menerima

penelitian ini tertanggal 28 Februari 2012 dan peneliti baru bisa

melengkapi persyaratan untuk administrasi pada tanggal 2

Maret 2012. Peneliti diberikan kewenangan untuk meneliti di

ruang Helsa yaitu ruangan bagi masa nifas. Di ruang Helsa ini

hanya terdapat 1 ruang VIP dan 2 ruang kelas II. Rumah sakit

ini merupakan rumah sakit yang pernah menjadi tempat praktik

klinik peneliti, sehingga peneliti mendapatkan latarbelakang

penelitian berdasarkan fenomena yang ada di rumah sakit ini

dan RS. Panti Wilasa Citarum.

Diruangan ini peneliti dapat bekerjasama dengan

perawat dan bidan. Peneliti melakukan pengecekan terhadap

intervensi dan Standart Operating Procedure (SOP) tentang

mobilisasi dini ibu pasca seksio sesarea ternyata belum ada.

Namun yang ada hanya intervensi secara lisan yang

disampaikan saat visit dokter atau menyibin, intervensi tersebut

67 

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

4. Jumlah populasi dan sampel dari RS.Cipto mampu

memenuhi syarat penelitian bagi peneliti selama ± 1 bulan.

3. Peneliti merasa lokasi penelitian di RS.Cipto ini mudah di

jangkau dari tempat tinggal sementara peneliti.

2. RS. Panti Wilasa Dr. Cipto bersedia menjadi tempat

pelaksanaan penelitian.

1. Peneliti mengambil latar belakang penelitian dari Rumah

Sakit Panti Wilasa Citarum dan Dr.Cipto.

seperti lebih dari 6-8 jam boleh menekuk lutut, lalu miring kanan

dan kiri. Lalu, setelah 24 jam ibu pasca operasi sesarea

diperbolehkan duduk, berdiri dan berjalan pelan. Selain itu,

mobilisasi dini hanya masih berupa PENKES. Di rumah sakit ini

pun jam besuk tetap dibatasi yaitu jam pagi keluarga dapat

menjenguk pukul 10.00 – 12.00 WIB, pukul 17.00 – 19.00 WIB

untuk jam besuk sore, serta anak-anak kurang dari 12 tahun

dilarang untuk masuk ke ruangan.

Adapun alasan peneliti memilih Rumah Sakit Panti

Wilasa Dr. Cipto sebagai lokasi penelitian adalah :

68 

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

B. Persiapan Penelitian

1. Penyusunan Alat Ukur

a. Angket Dukungan Sosial Keluarga Besar (Extended

family)

Alat ukur yang digunakan dalan penelitian ini

adalah skala dukungan sosial keluarga besar (Extended

family) ini disusun oleh penulis berdasarkan 4 aspek

dukungan menurut House (Winnububst dkk.,1988;

Sarafino, 1990) yang dikutip oleh Smet (1994), yaitu

dukungan emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental dan dukungan informatif.

Untuk skala dukungan sosial keluarga besar

(Extended family) peneliti menggunakan skala Likert

yang hanya terdiri dari pernyataan favorable yang

berjumlah 26 item, dimana setiap item memiliki 4

alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Hal ini

bertujuan agar subjek dapat dengan mudah memberikan

jawaban yang sesuai dengan kondisinya. Bagi

pernyataan yang bersifat favorable, subjek memperoleh

nilai 4 untuk jawaban sangat setuju (SS), nilai 3 untuk

jawaban setuju (S), nilai 2 untuk jawaban tidak setuju

(TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS).

69 

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Tabel 1.1 Sebaran Item Skala Dukungan Sosial Keluarga Besar (Extended family) di

Empat Rumah Sakit di Semarang Jawa Tengah Pada Tahun 2012

Aspek Indikator SebaranItem

Jumlah Favorable

Dukungan Emosional a. Empati 4,5 6 

b. Kepedulian 2,6

c. Perhatian 1,3

Dukungan Penghargaan a. Ungkapan hormat 7,9 8

b. Dorongan maju 8,10

c. Persetujuan dengan

gagasan atau

perasaan individu

11,13

d. Perbandingan positif

orang itu dengan

orang lain.

12,14

Dukungan Instrumental a. Bantuan langsung 15,17 6

b. Pinjaman uang 16,19

c. Menolong dengan

pekerjaan

18,20

Dukungan Informatif a. Nasehat 21,23 6

b. Petunjuk-petunjuk 22,25

c. Saran-saran 24,26

b. Angket Mobilisasi Dini Ibu Pasca Seksio Sesarea

Untuk skala mobilisasi dini ibu pasca seksio sesarea,

peneliti menggunakan skala Likert yang hanya terdiri dari

70 

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Skala penilaian untuk mobilisasi dini ibu pasca seksio

sesarea peneliti menggunakan skala Likert yang terdiri dari

pernyataan favorable, dimana setiap item memiliki 4 alternatif

jawaban yaitu sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang

(KK), dan tidak pernah (TP). Hal ini bertujuan agar subjek dapat

dengan mudah memberikan jawaban yang sesuai dengan

kondisinya. Bagi pernyataan yang bersifat favorable, subjek

memperoleh nilai 4 untuk jawaban sangat setuju (SS), nilai 3

untuk jawaban setuju (S), nilai 2 untuk jawaban kadang-kadang

(KK), dan 1 untuk jawaban tidak pernah (TP).

pernyataan favorable dimana setiap item memiliki 4 alternatif

jawaban yaitu sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang

(KK), dan tidak pernah (TP). Hal ini bertujuan agar subjek dapat

dengan mudah memberikan jawaban yang sesuai dengan

kondisinya. Bagi pernyataan yang bersifat favorable, subjek

memperoleh nilai 4 untuk jawaban sangat setuju (SS), nilai 3

untuk jawaban setuju (S), nilai 2 untuk jawaban kadang-kadang

(KK), dan 1 untuk jawaban tidak pernah (TP).

71 

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Tabel 1.2 Sebaran Item Skala Mobilisasi Dini Ibu Pasca Operasi Seksio Sesarea di

Empat Rumah Sakit di Semarang Jawa Tengah Pada Tahun 2012

Aspek Indikator Sebaran Item

Total Item

1. Membentuk Lingkaran dan meregangkan telapak kaki.

2. Bernapas dalam-dalam 3. Duduk tegak 4. Bangkit dari

tempat tidur 5. Berjalan

6. Berdiri dan

meraih

a. Memutar ibu jari kaki dari arah satu ke arah sebaliknya.

b. Menarik jari-jari kaki ke atas (ke arah betis) dan ke bawah (ke arah telapak kaki).

a. Berbaring sambil menekukkan kaki,

menempatkan kedua tangan di atas dada saat akan menarik dan menghembuskan nafas.

b. Menempatkan kedua tangan di atas tulang rusuk dan merasakan paru-paru mengembang saat bernafas, lalu menghembuskannya seperti sebelumnya.

c. Bernapas lebih dalam sehingga mencapai perut. a. Menekukkan lutut dan menggulingkan

tubuh termasuk juga lutut, dimiringkan ke samping. Kemudian, mulai memutarkan kepala dan menggunakan kedua tangan untuk membantu ke posisi duduk.

b. Memulai untuk memindahkan berat tubuh ke tangan dan meletakkan pinggul ke tempat tidur. Lalu, meluruskan tulang punggung dan melemaskan bahu, sambil bernapas dalam posisi tersebut selama beberapa kali.

a. Menggerakkan kaki pelan-pelan untuk turun dari tempat tidur.

b. Mencoba mengangkat bagian atas tubuh saat duduk dan mencoba meluruskan kaki-kaki untuk mencapai posisi berdiri tegak.

a. Melakukan langkah-langkah kecil.

a. Berdiri setegak mungkin

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

2 3 2 2 1 2

72 

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

7. Batuk

8. Menarik perut 9. Menarik perut

saat menyusui 10. Menekuk pelvis 11. Meluncurkan

kaki. 12. Sentakan pinggul

13. Menggulingkan

lutut 14. Posisi jembatan 15. Posisi merangkak

b. Mengangkat tubuh mulai dari pinggang perlahan-lahan dan melawan dorongan alamiah untuk membungkuk. a. Memposisikan diri untuk duduk untuk

kemudian batuk dengan lembut dan diulang beberapa kali.

a. Posisi berbaring dengan lutut

tertekuk, sambil menekuk pelvis serta mengontraksikan abdomen.

a. Saat menyusui, mengontraksikan

otot-otot perut.

a. Saat berbaring mengontraksikan

abdomen dan menekan punggung bagian bawah ke tempat tidur.

a. Meluncurkan salah satu kaki dan mendorong tumit ke arah tempat tidur.

a. Sambil berbaring, kaki sebelah ditekuk, sedangkan kaki sebelah direntangkan lalu digerakkan menunjuk ke arah jari-jari kaki.

b. Mengganti gerakan kaki dengan mendorong kaki menjauhi tubuh dengan lurus.

a. Menekuk lutut dan menggerakkan lutut ke satu arah.

a. Menekuk lutut dan merentang-

kan kedua tangan ke samping, lalu mengangkat pinggul, sampai pinggul terangkat ke udara.

a. Mengangkat tubuh dengan bertopang

pada kedua belah tangan dan kedua lutut diatas tempat tidur.

b. Saat masih dalam posisi merangkak, serupa dengan sentakan pinggul mengontraksikan samping perut, sehingga pinggul terdorong ke arah bahu (seolah-olah mengoyang-goyangkan ekor).

c. Saat masih dalam posisi merangkak, dapat meregangkan abdomen dengan melengkungkan badan ke

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

1 1 1

1 1

2 1 1 3

 73 

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

bawah, kemudian saat meluruskan punggung berkonsentrasi untuk menarik abdomen. 

 

2. Perizinan

Namun, terjadi kekeliruan saat peneliti menerima

informasi dari pihak Rumah Sakit Umum Hermina. Saat awal

datang ke Rumah Sakit Hermina, peneliti langsung menuju

ruang perinatal untuk bertanya kepada perawat disana

Dalam proses perijinan ini diawali dengan meminta

tanda tangan dari kedua pembimbing lalu mengusulkan kepada

Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Ilmu Keperawatan

untuk mengeluarkan surat izin penelitian. Akhirnya, pada

tanggal 3 Februari 2012 dikeluarkan surat izin penelitian ke

lima rumah sakit. Pada tanggal 7 Februari 2012 peneliti

langsung menuju ke lima rumah sakit, tepatnya ke bagian diklat

di kelima rumah sakit yang mulanya ditargetkan oleh peneliti.

Dari masing-masing rumah sakit tersebut, peneliti telah

menyerahkan proposal penelitian dan surat izin penelitian ke

pihak rumah sakit. Nama-nama dari ke lima rumah sakit

tersebut yaitu antara lain Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum,

Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto, Rumah Sakit Umum Pusat

Kariadi, Rumah Sakit Bersalin Kusuma dan Rumah Sakit

Umum Hermina.

74 

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Setelah semua proposal penelitian dimasukkan pada

tanggal 7 Februari 2012 melalui keempat diklat di rumah sakit

masing-masing, kurang lebih selama 2 minggu peneliti

menunggu jawaban dari pihak rumah sakit. Namun, hanya di

RS. Panti Wilasa Citarum yang pertama menerima surat

permohonan peneliti. Penelitian dimulai pada tanggal 22

Februari 2012. Saat pertama peneliti menerima sutar izin dari

RS. Citarum, peneliti langsung diantarkan ke ruangan

Bougenville dan langsung turun penelitian. Penelitian di rumah

sakit ini berakhir pada tanggal 8 Maret 2012.

Saat surat izin sudah dikeluarkan dan peneliti ingin

memberikan surat izin dan proposal penelitian, ternyata peneliti

ditolak oleh pihak rumah sakit. Alasan yang diberikan oleh staf

di bagian informasi Rumah Sakit Umum Hermina ialah pihak

rumah sakit hanya menerima mahasiswa dari universitas

negeri saja tidak bisa bagi mahasiswa dari universitas swasta.

Oleh sebab itu, peneliti melakukan pengurangan terhadap

jumlah rumah sakit terkait dengan hal tersebut.

perawat-perawat mengatakan kepada peneliti silahkan untuk

mengajukan permohonan penelitian jika ingin meneliti ibu

pasca operasi seksio sesarea. Tidak di permasalahkan saat itu

saya datang atas nama mahasiswa dari Universitas Kristen

Satya Wacana.

75 

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Rumah sakit yang terakhir ialah Rumah Sakit Bersalin

Kusuma. Rumah sakit ini menerima surat permohonan peneliti

pada tanggal 2 Maret 2012. Masa penelitian di rumah sakit ini

berakhir pada tanggal 2 April 2012. Peneliti diberikan

Selanjutnya, pada tanggal 28 Februari 2012

permohonan untuk penelitian diterima oleh pihak Rumah Sakit

Panti Wilasa Dr.Cipto. Akan tetapi, peneliti memulai penelitian

pada tanggal 2 Maret 2012. Dari pihak rumah sakit diberikan

waktu selama 6 bulan untuk penelitian yaitu berakhir pada

tanggal 2 September 2012. Penelitian kali ini dilakukan di

ruang Helsa dimana ruangan tersebut khusus untuk ibu-ibu

pada masa nifas. Peneliti diberikan kewenangan untuk meneliti

di ruangan kelas I dan II.

Penelitian yang kedua dilakukan di Rumah Sakit Umum

Pusat Kariadi yang dimulai pada tanggal 28 Februari 2012.

Oleh karena penelitian yang ditargetkan oleh peneliti selama 1

bulan maka lamanya penelitian dilakukan dari tanggal 28

Februari – 28 Maret 2012. Pada tanggal 28 Februari pula

peneliti langsung memulai penelitian di ruang kebidanan di

instalansi rawat inap B. Peneliti diberikan kewenangan untuk

meneliti di ruang kelas III di ruang khusus ibu pasca melahirkan

seksio sesarea.

76 

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

3. Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur yang dilakukan peneliti menggunakan

metode try out terpakai. Try out terpakai merupakan

pengambilan data hanya dilakukan satu kali namun digunakan

untuk dua keperluan sekaligus, yaitu untuk uji coba alat ukur

(perhitungan validitas dan reabilitas) dan uji hipotesis

(Maharani, 2011,

http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/psychology/article/vie

wFile/17324/16504 diunduh 24 April 2012). Pelaksanaan try

out terpakai ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada tanggal 22 Februari 2012

sampai 8 Maret 2012.

1) Uji Validitas

Pengujian validitas menggunakan dan reabilitas alat

ukur menggunakan bantuan komputer dengan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.

Uji validitas pada angket dukungan sosial keluarga besar

dan angket mobilisasi dini ibu pasca seksio sesarea

menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.

kewenangan untuk meneliti di ruang Lilin, Lita, dan Cahya.

Masing-masing ruangan tersebut ialah ruang kelas II A dan IIB.

77 

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

b) Uji Validitas Angket Mobilisasi Dini Ibu Pasca

Seksio Sesarea

 

a) Uji Validitas Angket Dukungan Sosial Keluarga

Besar (Extended family)

Angket dukungan sosial keluarga besar

(Exended family) terdiri dari 26 item yang terdiri dari

item favorable. Dari hasil analisa validitas item

ditemukan bahwa item yang gugur yaitu item nomor 11

dan 14. Item yang gugur ialah item yang bergerak

dibawah 0,334 . Susunan item skala dukungan sosial

yang valid dan gugur dapat dilihat di dalam tabel (table

1.3) di bawah ini.

Tabel 1.3

Sebaran Item Valid Skala Dukungan Sosial Keluarga Besar (Exended family) di Empat Rumah Sakit di Semarang − Jawa Tengah Pada

Tahun 2012

Aspek Penyebaran Jumlah Item Favorable Dukungan Emosional 1,2,3,4,5,6 6 Dukungan Penghargaan 7,8,9,10,11*,12,13,14* 8 Dukungan Instrumental 15,16,17,18,19,20 6 Dukungan Informatif 21,22,23,24,25,26 6 Keterangan : yang diberi tanda (*) item gugur.

Angket dukungan sosial keluarga besar

(Extended family) terdiri dari 24 item yang terdiri dari

item favorable. Dari hasil analisa validitas item

78 

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

ditemukan bahwa item yang gugur yaitu item nomor 22,

23, dan 24. Item yang gugur ialah item yang bergerak

dibawah 0,334 . Susunan item skala dukungan sosial

yang valid dan gugur dapat dilihat dalam table 1.4.

79 

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Tabel 1.4 Sebaran Item Valid Skala Mobilisasi Dini Ibu Pasca Seksio Sesarea di

Empat Rumah Sakit di Semarang − Jawa Tengah Pada Tahun 2012

Aspek Sebaran Item Favorable

Jumlah

1. Membentuk lingkaran dan meregangkan telapak kaki.

1,2 2

2. Bernapas dalam-

dalam.

3,4,5 2

4. Duduk tegak 6,7 2

5. Bangkit dari tempat tidur 8,9 2

6. Berjalan 10 1

7. Berdiri dan meraih 11,12 2

8. Batuk 13 1

8. Menarik perut 14 1

9. Menarik perut saat menyusui

15 1

10. Menekuk pelvis 16 1

11. Meluncurkan kaki 17 1

12. Sentakan pinggul 18,19 2

13. Menggulingkan lutut 20 1

14. Posisi jembatan 21 1

15. Posisi merangkak 22*,23*,24* 3

Keterangan : yang diberi tanda (*) item gugur.

80 

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

0,9 ≤ α ≤ 1,0 = Sangat reliabel

0,8 ≤ α ≤ 0,899 = Baik

0,7 ≤ α ≤ 0,799 = Cukup

α < 0,7 = Tidak reliabel

 

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) adalah kesamaan hasil

pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan

hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu

yang berlainan (Nursalam, 2008).

Menurut Azwar (2000) yang dikutip dari Tandy

(2007) menuliskan bahwa uji reliabilitas ini

menggunakan standart Alfa Cronbach, yaitu:

Dengan bantuan dari Statistical Product and

Service Solution for Windows (SPSS) versi 16.0 dapat

dihitung nilai koefisien Alpha Crobach dari variabel

dukungan sosial keluarga besar (Extended family) dan

variabel mobilisasi dini ibu pasca operasi seksio sesarea

yang disajikan dalam tabel (tabel 1.5) sebagai berikut.

81 

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Tabel 1.5 Interpretasi Nilai Reliabilitas Dukungan Sosial Keluarga Besar

(Extended family) di Empat Rumah Sakit di Semarang − Jawa Tengah Pada Tahun 2012

Variabel Koefisien Keterangan Alpha Cronbach Dukungan Sosial Keluarga 0,955 Sangat Reliabel Besar (Extended family) Mobilisasi Dini Ibu Pasca 0,857 Baik Operasi Seksio Sesarea

Dari Tabel 1.5 diatas dapat dilihat bahwa variabel

dukungan sosial keluarga besar (Extended family)

memiliki koefisien korelasi sebesar 0,955 dimana (0,9 ≤

α ≤ 1,0) maka dapat diinterpretasikan bahwa nilai

reliabilitasnya sangat reliabel. Sedangkan variabel

mobilisasi dini ibu pasca operasi seksio sesarea memiliki

koefisien korelasi sebesar 0,857 dimana (0,8 ≤ α ≤

0,899) maka dapat diinterpretasikan bahwa nilai

reliabilitasnya baik.

C. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dari tanggal 22

Februari – 8 Maret 2012. Dimana proses penelitian ini dilakukan

di empat rumah sakit dilakukan secara bergilir. Dimulai dari

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum, Rumah Sakit Umum Pusat

Kariadi, Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto dan Rumah Sakit

82 

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

yang terakhir ialah Rumah Sakit Bersalin Kusuma. Jumlah

responden yang didapatkan ialah 35 orang, yang jumlahnya

sama dengan jumlah sampel yang ditargetkan oleh peneliti.

Proses penelitiannya ialah kuesioner yang disiapkan

oleh peneliti diberikan langsung ke masing-masing klien yang

memiliki karakter sesuai dengan karakter responden yang

diharapkan oleh peneliti. Responden yang bersedia mengisi

kuesioner akan menjawab sendiri dan mengisi kuesioner secara

mandiri. Namun, bila klien masih merasa tidak mampu untuk

menulis atau sulit memahami bila tidak dijelaskan secara

langsung maka dapat dibantu oleh peneliti untuk dibacakan dan

dituliskan jawabannya sesuai dengan keinginan klien.

Namun, pada kenyataannya masih ada 2 orang klien

yang berhenti mengisi kuesioner. Klien yang pertama menolak

mengisi kuesioner karena sementara mengisi kuesioner

perawat datang untuk melepaskan kateter jantung klien

tersebut, sehingga klien merasa kelelahan. Klien yang kedua

juga menolak menyelesaikan pengisian kuesionernya karena

harus pergi menyusui bayinya di ruang bayi, setelah ditunggu

beberapa lama oleh peneliti menolak untuk mengisi kuesioner.

Akhirnya, 2 buah kuesioner tersebut gagal digunakan dan tidak

terhitung sebagai responden. Meskipun demikian, 35 orang

83 

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

Sumber : Data Primer

 

responden yang lainnya menjawab dengan sungguh-sungguh

dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

D. Kriteria Responden Penelitian

Kriteria responden yang didapatkan sesuai dengan

kriteria eksklusi dan inklusi responden yang peniliti harapkan.

Setelah peneliti melakukan penelitian di keempat rumah sakit di

Semarang tersebut didapatkan bahwa karakteristik responden

tersebut ialah sebagai berikut.

Tabel 1.6 Karakteristik Responden Ibu Pasca Operasi Seksio Sesarea di Empat

Rumah Sakit di Semarang – Jawa Tengah Pada Tahun 2012

Karakteristik Jumlah Persentase (%)

Usia

< 20 tahun 2 6 %

20 - 35 tahun 28 80 %

> 35 tahun 5 14 %

Tingkat Pendidikan

SD 2 6 %

SMP 4 11 %

SMA 21 60 %

D2 1 3 %

D3 3 9 %

S1 4 11 %

84 

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

2. Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Peneliti mendapatkan data primer dari responden

berdasarkan tingkat pendidikan mereka, dapat dilihat di

tabel (Tabel 1.6) bahwa tingkat pendidikan ibu pasca

operasi seksio sesarea di empat rumah sakit di Semarang –

1. Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat Usia

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat usia ibu

pasca operasi seksio sesarea memiliki rentan usia yang

berbeda-beda. Peneliti mengelompokkan tingkat usia

responden menjadi 3 kelompok usia yaitu < 20 tahun, 20-35

tahun, > 35 tahun. Peneliti menggolongkan ketiga kelompok

usia ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh

Cuninggham (2006) bahwa < 20 tahun merupakan

kehamilan pada remaja, 20-35 tahun merupakan usia

reproduktif wanita dan > 35 tahun merupakan usia yang

beresiko tinggi mengalami penyulit obstetris.

Dari tabel diatas (Tabel 1.6) dapat dilihat bahwa

tingkat usia yang dominan 80 % jumlah responden pada

usia reproduktif (20-35 tahun), 14 % responden pada usia

dengan persalinan yang beresiko tinggi terhadapat penyulit

reproduksi (> 35 tahun), sedangkan 6 % responden masih

pada tahap usia kehamilan remaja (< 20 tahun).

85 

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

E. Teknik Analisa Data

Analisa data digunakan untuk memperoleh makna atau

arti dari hasil penelitian tersebut (Notoadmodjo, 2010).

Perhitungan ini dibantu menggunakan program computer

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.

1. Statistik Deskriptif

Hasil dari analisa deskriptif menunjukkan bahwa

variabel dukungan sosial keluarga besar (Extended family)

dan variabel mobilisasi dini ibu pasca operasi Seksio

Sesarea memiliki nominal atau jumlah respondennya

sebanyak 35 orang. Skor dukungan sosial keluarga besar

Jawa Tengah pada tahun 2012 ini terdapat 5 kelompok

jenjang pendidikan, yaitu antara lain SD, SMP, SMA, D2,

D3, dan S1.

Tingkat pendidikan responden yang paling dominan

ialah pada tingkat SMA dengan jumlah persentasenya 60 %

responden, S1 dan SMP masing-masing memperoleh

persentase sebesar 11 % responden, tingkat pendidikan D3

persentasenya sebesar 9 % responden, tingkat pendidikan

SD persentasenya sebesar 6 % responden, dan yang

terendah pada tingkat pendidikan D2 dengan persentase

3%.

86 

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

(i) = = 14,4

Rumus :

memiliki skor minimum 66 dan skor maksimum 96. Nilai

rata-rata untuk dukungan sosial keluarga besar yaitu 82,31,

sedangkan standart deviasi ialah 9,591. Sedangkan,

variabel mobilisasi dini ibu pasca operasi Seksio Sesarea

memiliki skor minimum 37, skor maksimumnya 76, nilai rata-

rata 51,57, sedangkan untuk standart deviasinya adalah

8,682.

Sedangkan untuk mengkategorikan tinggi rendahnya

hasil pengukuran variabel dukungan sosial keluarga besar,

menggunakan 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah. Oleh karena jumlah item valid

sebanyak 24 item, 4 untuk skor maksimal, dan 1 untuk skor

minimal. Jadi, perhitungannya adalah jumlah skor minimal 4

x 24 (item valid) = 96. Jumlah skor minimal 1 x 24 (item

valid) = 24. Lebar interval tersebut diukur sebagai berikut.

Interval Skor Tertinggi Skor Terendah

Banyak Pilihan

87 

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Dengan demikian tinggi rendahnya hasil pengukuran varibel

dukungan sosial keluarga besar dapat dikategorikan sebagai

berikut.

81,6 ≤ x ≤ 96 = Sangat Tinggi

67,2 ≤ x ≤ 81,6 = Tinggi

52,8 ≤ x ≤ 67,2 = Sedang

38,4 ≤ x ≤ 52,8 = Rendah

24 ≤ x ≤ 38,4 = Sangat Rendah

Tabel 1.7

Hasil Kategorisasi Pengukuran Variabel Dukungan Sosial Keluarga Besar (Extended family) di Empat Rumah Sakit di

Semarang – Jawa Tengah Pada Tahun 2012

Kategori Frekuensi N Persentase (%)

Mean Standart

deviasi

Sangat Tinggi

81,6 ≤ x ≤ 96 23 66 %

88,29

9,940

Tinggi 67,2 ≤ x ≤ 81,6 11 31 % Sedang 52,8 ≤ x ≤ 67,2 1 3 % Rendah 38,4 ≤ x ≤ 52,8 0 0 % Sangat Rendah

24 ≤ x ≤ 38,4 0 0 %

Dari tabel kategorisasi pengukuran Variabel Dukungan

Sosial Keluarga Besar (Extended family) (Tabel 1.7), didapatkan

bahwa 66 % responden memiliki skor dukungan sosial keluarga

besar yang kategorinya sangat tinggi, 31 % responden memiliki

88 

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

21 ≤ x ≤ 33,6 = Sangat Rendah

33,6 ≤ x ≤ 46.2 = Rendah

46,2 ≤ x ≤ 58,8 = Sedang

58,8 ≤ x ≤ 71,4 = Tinggi

71,4 ≤ x ≤ 84 = Sangat Tinggi

 

kategori tinggi, dan 3 % responden pada kategori sedang.

Sedangkan pada kategori rendah dan sangat rendah masing-

masing memiliki 0 % responden. Dengan demikian secara umum

Dukungan Sosial Keluarga Besar (Extended family) berada pada

kategori sangat tinggi.

Kategorisasi hasil pengukuran variabel dukungan sosial

keluarga besar, menggunakan 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah dan sangat rendah. Oleh karena jumlah item valid

sebanyak 21 item, 4 untuk skor maksimal, dan 1 untuk skor

minimal. Jadi, perhitungannya adalah jumlah skor minimal 4 x 21

(item valid) = 84. Jumlah skor minimal 1 x 21 (item valid) = 21.

Lebar interval tersebut diukur sebagai berikut.

Rumus :

(i) = = 12,6

Dengan demikian tinggi rendahnya hasil pengukuran varibel

dukungan sosial keluarga besar dapat dikategorikan sebagai

berikut.

Interval Skor Tertinggi Skor Terendah

Banyak Pilihan

89 

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Tabel 1.8 Hasil Kategorisasi Pengukuran Variabel Mobilisasi Dini Ibu

Pasca Operasi Seksio Sesarea di Empat Rumah Sakit di Semarang – Jawa Tengah Pada Tahun 2012

Kategori Frekuensi N Persentase (%)

Mean Standart Deviasi

Sangat Tinggi

71,4 ≤ x ≤ 84 1 3 %

55,37

9,043

Tinggi 58,8 ≤ x ≤ 71,4 4 11 % Sedang 46,2 ≤ x ≤ 58,8 17 49 % Rendah 33,6 ≤ x ≤ 46.2 13 37 % Sangat Rendah

21 ≤ x ≤ 33,6 0 0 %

Dari tabel kategorisasi pengukuran variabel mobilisasi dini

ibu pasca operasi seksio sesarea (Tabel 1.8), didapatkan bahwa 3

% responden memiliki skor mobilisasi dini yang kategorinya sangat

tinggi, 11 % responden memiliki kategori tinggi, 49 % responden

pada kategori sedang, 37 % responden kategori rendah dan 0 %

responden pada kategori sangat rendah. Dengan demikian, secara

umum Mobilisasi Dini Ibu Pasca Operasi Seksio Sesarea berada

pada kategori sedang.

90 

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

2. Uji Asumsi Data

b. Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan uji yang mencari persamaan

garis regresi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y

(Sulistyo, 2010). Uji linearitas yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan ANOVA tabel yang dilakukan

menggunakan bantuan dari Statistical Product and Service

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan suatu uji yang digunakan

untuk menguji data apakah data berdistribusi normal

(Usman, 2008). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

uji Saphiro Wilk karena menggunakan sampel kurang dari

atau sama dengan 50 orang (Dahlan, 2009). Uji ini

menggunakan bantuan dari Statistical Product and Service

Solution (SPSS) versi 16.0.

Dari hasil uji One Saphiro Wilk dapat diketahui

bahwa data dari variabel dukungan sosial keluarga besar

(Extended family) memiliki nilai signifikan (p) sebesar 0,010,

dimana nilai (p > 0,05) maka diinterpretasikan data tidak

berdistribusi normal. Uji normalitas variabel mobilisasi dini

ibu pasca operasi seksio sesarea memiliki nilai signifikan (p)

sebesar 0,162 maka data berdistribusi normal.

91 

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

3. Hasil Analisis Data

Penggunaan metode analisa data korelasi Spearman

Rank merupakan teknik yang digunakan untuk mendapatkan

besarnya hubungan antara dua variabel atau derajat hubungan

yang mengukur korelasi berpangkat (Usman, 2008). Dimana

teknik analisa datanya menggunakan bantuan dari Statistical

Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.

Dari hasil analisas data dengan menggunakan uji

korelasi Spearman Rank diperoleh hasil koefisien korelasi (r)

yaitu sebesar – 0,038 dengan taraf signifikan (p) 0,827 dimana

(p > 0,05) maka hipotesis ditolak. Maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial keluarga

besar (Extended family) dengan mobilisasi dini ibu pasca

operasi Seksio Sesarea di Empat Rumah Sakit di

Semarang−Jawa Tengah.

Solution (SPSS) versi 16.0. Dari uji Anova dapat dilihat

bahwa dukungan sosial keluarga besar dan mobilisasi dini

ibu pasca operasi seksio sesarea memiliki distribusi yang

normal terbukti dengan adanya nilai signifikansi (p) 0,158

dimana (p > 0,05) maka dapat disimpulkan sampel yang

diambil dari populasi tersebut berdistribusi normal.

92 

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

F. Pembahasan

Dari hasil analisas data diperoleh hasil koefisien korelasi

(r) yaitu sebesar – 0,038 dengan taraf signifikan 0,827 dimana

(p > 0,05) maka hipotesis ditolak. Artinya tidak ada hubungan

antara dukungan sosial keluarga besar (Extended family)

dengan mobilisasi dini ibu pasca operasi seksio sesarea di

empat rumah sakit di Semarang−Jawa Tengah. Setelah peneliti

melakukan penelitian ini, peneliti melihat bahwa dukungan

sosial dari keluarga besar dapat dikategorikan sangat tinggi

dimana rata-rata dari klien sudah merasa sangat diperhatikan

oleh keluarga besarnya dengan angka sebesar 87 %.

Sedangkan untuk mobilisasi dini masih dalam kategori sedang

dengan persentase sebesar 67%. Sedangkan nilai rata-ratanya

55,37 dan standar deviasi 9,043.

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggolongkan

kriteria responden berdasarkan tingkat usia dan tingkat

pendidikan. Responden dengan tingkat pendidikan yang paling

dominan ialah pada tingkat SMA dengan jumlah persentasenya

60 % responden, S1 dan SMP masing-masing memperoleh

persentase sebesar 11 % responden, tingkat pendidikan D3

persentasenya sebesar 9 % responden, tingkat pendidikan SD

persentasenya sebesar 6 % responden, dan yang terendah

pada tingkat pendidikan D2 dengan persentase 3 %. Selain itu,

93 

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

usia ibu pasca operasi seksio sesarea yang dominan ialah pada

usia reproduktif (20-35 tahun) dengan jumlah persentase 80 %

responden, 14 % responden berusia > 35 tahun dengan

persalinan yang beresiko tinggi terhadap penyulit reproduksi,

sedangkan usia < 20 tahun memiliki persentase terendah

dengan jumlah persentase 6 % masih pada tahap usia

kehamilan remaja.

Dukungan sosial merupakan sebuah dukungan yang

terdiri dari informasi atau nasihat verbal maupun nonverbal,

bantuan nyata, atau bantuan yang diberikan oleh keakraban

sosial atau didapat karena kehadiran orang yang mendukung

serta hal ini mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku

penerima sangat diharapkan oleh setiap orang (Gottlieb, 1983

yang dikutip oleh Smet, 1994).

Dukungan sosial mampu meningkatkan kesehatan

sebagian dikemukakan oleh Wade & Tavris (2007), bahwa

manusia memiliki locus of control internal dan perasaan

optimisme. Hal tersebut dapat meningkatkan sistem kekebalan.

Orang-orang yang merasa kesepian memiliki fungsi kekebalan

yang lebih buruk dibandingkan orang yang tidak kesepian;

pelajar atau mahasiswa yang memiliki jejaring pertemanan

memiliki fungsi kekebalan yang lebih baik sebelum, selama dan

setelah masa ujian dibandingkan dengan pelajar atau

94 

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

mahasiswa yang penyendiri; dan pasangan dari pasien kanker

walaupun juga mengalami stres tidak menunjukkan penurunan

fungsi kekebalan jika mereka memiliki dukungan sosial

(Hawkley dkk.,2003; Uchino, Cacioppo & Kiecolt-Glaser, 1996).

Dalam penelitian lain tentang seorang lansia yang

pernah mengalami serangan jantung, mereka yang tidak

memiliki orang terdekat memiliki kemungkinan dua kali lebih

besar untuk meninggal dunia dalam waktu dekat jika

dibandingkan mereka yang memiliki dua atau lebih orang yang

mereka andalkan (Berkman, Leo-Summers, & Horwitz, 1992).

Selain itu, dalam sebuah jurnal yang dituliskan oleh Hung

(2000) dituliskan bahwa kurangnya dukungan sosial merupakan

satu dari tiga faktor yang mempengaruhi stress post partum,

selain pencapaian menjadi seorang ibu dan perubahan tubuh.

Peneliti melihat hasil dari kategorisasi variabel dan pada

kenyataan di lapangan ialah banyak sekali dukungan dari

keluarga besar termasuk perhatian, dukungan langsung dan

motivasi yang diberikan. Namun, klien sendiri merasa mobilisasi

dini yang dilakukannya semata-mata karena dorongan untuk

segera sembuh dan juga motivasi yang besar dari diri sendiri.

Bagi klien, mengetahui kemampuan diri sendiri adalah

kunci untuk melakukan mobilisasi dini, walaupun keluarga besar

memberikan dukungan sosial yang sangat tinggi tetapi apabila

95 

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Mobilisasi dini (early ambulation) juga diartikan sebagai

suatu kebijaksanaan untuk membimbing ibu post partum agar

bangun dari tempat tidurnya dan membimbing untuk secepat

mungkin untuk kembali berjalan (Saleha, 2009). Menurut

Smeltzer & Bare (2001) mobilisasi dini mampu menurunkan

insiden komplikasi pasca operasi. Dengan melakukan mobilisasi

mereka merasa tidak mau, tidak tahu dan tidak mampu

melakukan mobilisasi dini maka klien tidak melakukannya.

Selain itu, klien juga mengungkapkan bahwa kurang

kepercayaan terhadap informasi yang diberikan oleh keluarga

besar juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

mereka kurang mempercayai dukungan informatif yang

diberikan oleh keluarga besar.

Kurangnya kepercayaan klien terhadap informasi dari

keluarga besar ini, diungkapkan oleh beberapa responden

bahwa saran yang diberikan keluarga besar kadang-kadang

tidak masuk akal untuk dilakukan, seperti tidak boleh makan

selain nasi selama 40 hari pasca melahirkan. Selain itu,

menurut klien keluarga besar juga tidak memiliki pengetahuan

yang lebih mengenai prosedur tindakan mobilisasi dini sehingga

dukungan informatif yang diberikan keluarga besar masih belum

dirasakan dapat mempengaruhi tindakan ibu dalam melakukan

mobilisasi dini.

96 

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

dini juga maka thrombosis vena dan emboli paru jarang terjadi,

selain itu mampu memperlancar sirkulasi darah serta

mengeluarkan cairan (lochea) (Cunningham.,dkk, 2006;

Purwanti & Kristanti, 2011,

http://static.schoolrack.com/files/100398/295422/volume2_nomo

r_1.pdf#page=59 diunduh 27 September 2011).

Mobilisasi dini yang dilakukan oleh ibu pasca operasi

seksio sesarea bukan hanya didominasi karena dorongan dan

motivasi pribadi saja melainkan karena ada faktor dari

intervensi-intervensi, saran ataupun informasi yang diberikan

oleh petugas kesehatan seperti perawat, bidan dan dokter. Ibu-

ibu yang melahirkan dengan seksio sesarea umumnya sangat

takut dengan kondisi mereka setelah operasi sesarea karena

mereka menganggap bahwa rentan terhadap penyembuhan

luka jahit mereka.

Sebuah penelitian menunjukan nyeri berkurang jika

melakukan mobilisasi dini (Smeltzer & Bare, 2001). Mobilitas

juga dapat meningkatkan fungsi paru-paru, semakin dalam

napas yang dapat ditarik, semakin meningkat sirkulasi darah.

Hal tersebut memperkecil resiko pembentukan gumpalan darah,

meningkatkan fungsi pencernaan, dan menolong saluran

pencernaan agar mulai bekerja lagi (Gallagher, 2005).

97 

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi …...Operan dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, dan 21.00 WIB. Operan wajib diikuti oleh seluruh petugas yang jaga pada

 

Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti klien di

keempat rumah sakit di Semarang-Jawa Tengah ini melakukan

mobilisasi dini secara bertahap dan sesuai dengan kondisi fisik

masing-masing. Klien mampu melakukan mobilisasi dini secara

perlahan, menggunakan alat bantu dan juga dengan bantuan

dari oranglain. Secara umum klien sudah melakukan latihan

pergerakan dengan baik yaitu untuk latihan berdiri, duduk dan

berjalan walaupun tidak seluruhnya sesuai dengan prosedur

tindakan.

Saran-saran yang diberikan oleh petugas kesehatan pun

langsung klien terapkan seperti hari ini harus bisa duduk, besok

harus belajar berdiri dan berjalan, dan bila kondisinya sudah

memungkinkan dapat ke kamar mandi untuk mandi sendiri,

buang air besar dan buang air kecil walaupun semuanya

disesuaikan dengan kemampuan ibu sendiri. Saran-saran yang

segera dilakukan oleh ibu-ibu pasca operasi seksio sesarea ini

membuktikan bahwa informasi-informasi dari petugas

kesehatan memiliki peranan yang penting dalam

memobilisasidinikan klien dibandingkan kepercayaan klien

terhadap informasi dari keluarga besar.

98