bab iv hasil penelitian dan pembahasan a....

24
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA Kristen Satya Wacana Salatiga atau lebih dikenal dengan nama SMA LABORATORIUM terletak di Jalan Diponegoro No.52-60 Salatiga. Bangunan sekolah ini berada di kawasan kampus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, karena di bawah badan penyelenggara yang sama pula yaitu YPTK Satya Wacana. Gedung sekolah berlantai tiga dibangun dengan desain modern. Memiliki ruang-ruang kelas dengan ukuran ruang satu dengan yang lain tidak persis sama, untuk memberi variasi-variasi baru pada siswa dengan mengadakan pertukaran ruang belajar. Gedung Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan gedung berlantai 4, dimana lantai 1 digunakan untuk ruang pimpinan sekolah dan staff administrasi sekolah, sedangkan PSB menempati lantai 2 sampai dengan lantai 4. Perpustakaan sekolah yang melayani SLTP dan SMA secara terpadu menempati lantai 2 memiliki model meja baca, baik untuk kelompok maupun individual yang menjamin siswa dapat menggunakan secara maksimal. Sampai saat ini perpustakaan sekolah laboratorium telah memiliki ribuan judul buku yang meliputi koleksi buku-buku pelajaran, penunjang, referensi, fiksi dan nonfiksi yang dipinjamkan kepada siswa secara gratis. Koleksi tersebut belum termasuk koleksi majalah kependidikan ilmiah, harian lokal dan nasional.

Upload: lethu

Post on 05-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

46  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Kristen Satya Wacana Salatiga atau lebih dikenal dengan nama

SMA LABORATORIUM terletak di Jalan Diponegoro No.52-60 Salatiga.

Bangunan sekolah ini berada di kawasan kampus Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga, karena di bawah badan penyelenggara yang sama pula yaitu

YPTK Satya Wacana. Gedung sekolah berlantai tiga dibangun dengan desain

modern. Memiliki ruang-ruang kelas dengan ukuran ruang satu dengan yang

lain tidak persis sama, untuk memberi variasi-variasi baru pada siswa dengan

mengadakan pertukaran ruang belajar.

Gedung Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan gedung berlantai 4,

dimana lantai 1 digunakan untuk ruang pimpinan sekolah dan staff

administrasi sekolah, sedangkan PSB menempati lantai 2 sampai dengan

lantai 4. Perpustakaan sekolah yang melayani SLTP dan SMA secara terpadu

menempati lantai 2 memiliki model meja baca, baik untuk kelompok maupun

individual yang menjamin siswa dapat menggunakan secara maksimal.

Sampai saat ini perpustakaan sekolah laboratorium telah memiliki ribuan

judul buku yang meliputi koleksi buku-buku pelajaran, penunjang, referensi,

fiksi dan nonfiksi yang dipinjamkan kepada siswa secara gratis. Koleksi

tersebut belum termasuk koleksi majalah kependidikan ilmiah, harian lokal

dan nasional.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

47  

Pusat media pendidikan menempati lantai 3 dan 4. Disini disiapkan

media-media pendidikan sebagai penunjang proses belajar mengajar, yang

terdiri atas OHP, slide projector, video tape recorder, serta media-media

pendidikan lain sebagai alat peraga pendidikan, diantaranya peta, globe,

miniatur candi dan patung, wayang (golek, kulit, krucil) dan lain-lain.

Adapun beberapa fungsi Sekolah Laboratorium antara lain:

a. Sebagai lembaga pendidikan yang merupakan bagian dari Sistem

Pendidikan Nasional sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Sebagai Sekolah unggulan terutama dalam proses pendidikan yang

diselenggarakannya.

c. Sebagai tempat untuk mengadakan penelitian atau eksperimen atau

pengembangan dalam bidang kependidikan.

d. Sebagai Sekolah model untuk sekolah-sekolah Kristen lain di Indonesia.

e. Sebagai sarana penunjang bagi pengembangan kemampuan profesional

kependidikan mahasiswa, dosen, FKIP dan unit-unit lain di lingkungan

YPTK Satya Wacana serta tenaga kependidikan sekolah atau perguruan

tinggi atau instansi lain yang memerlukannya.

f. Sebagai lembaga yang menyediakan calon siswa atau mahasiswa bagi

jenjang pendidikan yang lebih tinggi di lingkungan YPTK Satya Wacana.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

48  

Selain fungsi diatas, Sekolah Laboratorium juga mempunyai beberapa

tugas diantaranya:

a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran pada jenjang pra sekolah,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah sesuai peraturan perundangan

yang berlaku.

b. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian, dan

kehidupan kerohanian, dan pengajaran secara optimal dengan

memanfaatkan unit-unit penunjang di YPTK Satya Wacana.

c. Melaksanakan penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada

masyarakat dalam bidang kependidikan.

d. Menemukan inovasi-inovasi dalam bidang kependidikan untuk ditularkan

atau dijadikan model bagi sekolah-sekolah Kristen lain di Indonesia.

e. Membantu FKIP dan unit-unit lain di lingkungan YPTK Satya Wacana

serta sekolah atau perguruan tinggi lain dalam pengembangan kemampuan

profesional kependidikan, bila diperlukan.

f. Mengadakan hubungan keterkaitan dalam bidang akademik antar jenjang.

Sekolah Laboratorium mempunyai Program Internasional dengan

mengadakan pertukaran pelajar. Pada tahun ajaran 2011/2012 ini panitia

program telah mengirim pertukaran siswa sebanyak 7 orang ke Melbourne

(Scotch College: 2 siswa, Mt.Erin: 3 siswa, Catholic Lady College: 2 siswa).

(www.sekolahlab.uksw.edu).

.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

49  

B. Deskripsi Kondisi Awal

Keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah dibutuhkan sebagai dasar

untuk pengembangan materi, hal ini sangat dipengaruhi oleh metode

pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang pasif akan menghambat

kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep. Oleh karena itu,

dalam proses pembelajaran sejarah siswa dituntut benar-benar aktif.

Kondisi awal hasil belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas X-5

masih terdapat 3 siswa yang belum tuntas, dikarenakan guru dalam

menyampaikan pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab saja serta belum memanfaatkan media pembelajaran. Cara mengajar

seperti ini akan memberikan kesan menjenuhkan dan membosankan bagi

siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya.

Hasil belajar pada Ulangan Tengah Semester Gasal bahwa belum

semua siswa kelas X-5 tuntas dalam belajar sejarah. Paparan hasil belajar

siswa pada Ulangan Tengah Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012 dapat

dilihat dari tabel 1 berikut:

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

50  

Tabel 1. Hasil Ulangan Tengah Semester 1 Kelas X-5

Keterangan: ---*): siswa belum ada NISN

Kondisi awal ini belum menggunakan model pembelajaran make a

match, yang mengakibatkan kemampuan siswa dalam memahami dan

mempelajari sejarah kurang maksimal. Dari tabel di atas dapat diperoleh data

bahwa siswa yang sudah tuntas sesuai KKM (65) pada Ulangan Tengah

Semester 1 berjumlah 26 siswa, sedangkan yang belum tuntas ada 3 siswa.

Nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

No NISN Nilai KKM: 65

Ket 1 9961828448 74 Tuntas 2 9961723451 87,2 Tuntas 3 9961722748 84,2 Tuntas 4 ---*) 73,4 Tuntas 5 9961722736 73,4 Tuntas 6 9951827196 85,8 Tuntas 7 ---*) 77,2 Tuntas 8 9961235002 76,6 Tuntas 9 9963877056 84,6 Tuntas

10 9961722723 83,8 Tuntas 11 9952589444 58,6 Belum Tuntas 12 9965855721 69,2 Tuntas 13 9961728928 78,2 Tuntas 14 9961722711 73,4 Tuntas 15 9961722713 63,2 Belum Tuntas 16 9968493782 82,6 Tuntas 17 9940911697 75,8 Tuntas 18 9961706260 77,2 Tuntas 19 9961722728 88,2 Tuntas 20 ---*) 77 Tuntas 21 9951827263 85,2 Tuntas 22 ---*) 67,8 Tuntas 23 ---*) 78 Tuntas 24 99642278425 63,6 Belum Tuntas 25 9968878313 84,4 Tuntas 26 ---*) 79,6 Tuntas 27 9961722701 73,4 Tuntas 28 9960352523 85,4 Tuntas 29 9961723463 84,4 Tuntas

Jumlah 2245,4

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

51  

Tabel 2.Nilai Klasikal Kondisi Awal

No Aspek Nilai

1 Rata-Rata Klasikal 77,4

2 Nilai Terendah 58,6

3 Nilai Tertinggi 88,2

4 Prosentase Ketuntasan (%) 89,6

Daftar pada tabel 2 di atas akan lebih jelas dengan grafik 1 sebagai berikut:

Grafik 1.Nilai Klasikal Kondisi Awal

        

Pada grafik 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas X-5

pada mata pelajaran sejarah dengan nilai rata-rata klasikal sebesar 77,4, nilai

terendah 58,6, nilai tertinggi 88,2 dan ketuntasan klasikal 89,6%.

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Pada siklus I ini pelajaran sejarah dengan pokok bahasan tradisi

sejarah pada masa aksara awal perkembangan Hindu-Buddha, sudah

menerapkan model pembelajaran make a match. Hasil belajar siswa setelah

tindakan siklus I, disajikan pada tabel 3 dibawah ini:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

52  

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

Keterangan: ---*): siswa belum ada NISN

Berdasarkan hasil penelitian siklus I ini, subjek yang mengikuti proses

belajar mengajar dan evalusi sebanyak 27 siswa dari 29 siswa keseluruhan

kelas X-5. Hal ini dikarenakan 2 orang siswa sedang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh pihak sekolah, sehingga nilai 0 pada

hasil belajar siklus I karena siswa tidak mengikuti proses belajar mengajar

dan evaluasi. Untuk lebih jelas lihat tabel 4 berikut:

No NISN Pra Siklus

Siklus I Keterangan KKM: 65

1 9961828448 74 70 Tuntas 2 9961723451 87,2 80 Tuntas 3 9961722748 84,2 0 Tuntas 4 ---*) 73,4 67,5 Tuntas 5 9961722736 73,4 70 Tuntas 6 9951827196 85,8 87,5 Meningkat Tuntas 7 ---*) 77,2 80 Meningkat Tuntas 8 9961235002 76,6 70,5 Tuntas 9 9963877056 84,6 82,5 Tuntas

10 9961722723 83,8 77,5 Tuntas 11 9952589444 58,6 80 Meningkat Tuntas 12 9965855721 69,2 77,5 Meningkat Tuntas 13 9961728928 78,2 75 Tuntas 14 9961722711 73,4 82,5 Meningkat Tuntas 15 9961722713 63,2 0 Belum Tuntas 16 9968493782 82,6 80 Tuntas 17 9940911697 75,8 82,5 Meningkat Tuntas 18 9961706260 77,2 87,5 Meningkat Tuntas 19 9961722728 88,2 80,5 Tuntas 20 ---*) 77 75 Tuntas 21 9951827263 85,2 70.5 Tuntas 22 ---*) 67,8 70 Meningkat Tuntas 23 ---*) 78 70,5 Tuntas 24 99642278425 63,6 67,5 Meningkat Tuntas 25 9968878313 84,4 82,5 Tuntas 26 ---*) 79,6 77,5 Tuntas 27 9961722701 73,4 80,5 Meningkat Tuntas 28 9960352523 85,4 87,5 Meningkat Tuntas 29 9961723463 84,4 80 Tuntas

Jumlah 2245,4 2092,5

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

53  

Tabel 4. Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus I

No Aspek Nilai

PeningkatanPra Siklus Siklus I

1 Rata-Rata Klasikal 77,4 77,5 0,1

2 Nilai Terendah 58,6 67,5 8,9

3 Nilai Tertinggi 88,2 87,5 -

4 Prosentase Ketuntasan (%) 89,6 96,3 6,7

Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dengan pokok

bahasan tradisi sejarah pada masa aksara ini sudah menerapkan model

pembelajaran make a match. Hasil belajar siklus I menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar. Diperoleh hasil untuk nilai terendah 67,5 dengan

peningkatan 0,1, rata-rata klasikal 77,5 terdapat peningkatan 0,1 dan

ketuntasan klasikal 96,3% dengan peningkatan 6,7%. Tabel 4 diatas akan

tampak lebih jelas dengan grafik 2 berikut ini:

Grafik 2. Perbandingan Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus I    

Perolehan nilai Pra Siklus yang ditunjukkan pada grafik 2, untuk rata-

rata klasikal adalah 77,4 dan 77,5 pada siklus I. Nilai terendah Pra Siklus

sebesar 58,6 dan 67,5 pada siklus I, Sedangkan nilai tertinggi Pra Siklus

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

54  

adalah 88,2 menjadi 87,5 pada siklus I, dan ketuntasan klasikal Pra Siklus

89,6% meningkat menjadi 96,3%.

Pada saat yang sama, observer (kolaborator) melakukan pengamatan

dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan meliputi: lembar

pengamatan kegiatan siswa (aktivitas siswa) dan lembar pengamatan kegiatan

guru dalam menerapkan model pembelajaran make a match. Hasil observasi

kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar siklus I dapat dilihat pada tabel

5 berikut:

Tabel 5. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

No Aspek yang diamati Baik Sekali Baik Cukup Kurang

1 Keaktifan dalam pembelajaran 4 - - 2 Memperhatikan penjelasan

guru 4 - -

3 Mengerjakan tugas yang diberikan guru 4 - -

4 Memahami tugas masing-masing 4 - -

5 Berpartisipasi dalam pembelajaran 3 - -

6 Apabila mengalami kesulitan, berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman lain.

4 - -

7 Kelancaran pada saat presentasi 4 - -

Rata-Rata 3,43 0,43 0 0

Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I dapat digambarkan

sebagai berikut: keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran baik sekali,

siswa baik sekali dalam memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik sekali, siswa

dengan baik sekali dapat memahami tugas masing-masing, beberapa siswa

yang mengalami kesulitan berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

55  

lain, siswa mampu mempresentasikan materi dengan baik sekali (walaupun

ada beberapa siswa masih merasa malu) sehingga diperoleh nilai rata-rata

pada siklus I sebesar 3,43. Siswa yang turut berpartisipasi dalam mengikuti

pembelajaran mendapat nilai kriteria baik dengan nilai rata-rata 0,43.

Sedangkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat

pada tabel 6 di bawah:

Tabel 6. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

No Kegiatan Baik Cukup Kurang

A. Pendahuluan 1 Apersepsi 3 - 2 Menyampaikan tujuan yang akan

dicapai 3 -

3 Menjelaskan materi pelajaran 2 - 4 Menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran Make a Match 3 -

B. Kegiatan Inti 5 Membagi siswa dalam kelompok-

kelompok belajar 3 -

6 Mengawasi jalannya permainan 3 - 7 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa

dalam permainan 2 -

8 Memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan 3 -

9 Memberi penghargaan terhadap keberhasilan siswa 3 -

10 Menyimpulkan materi pelajaran dengan melibatkan siswa 3 -

C. Kegiatan Penutup 11 Memberikan tes 3 - 12 Menutup pelajaran 3 -

Rata-Rata 2,5 0,3 0

Dari tabel hasil pengamatan kegiatan guru dapat dijelaskan bahwa

guru dalam memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran,

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran make a match pada mata

pelajaran sejarah, membagi siswa dalam kelompok belajar, mengawasi

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

56  

jalannya permainan, memberikan bantuan kepada siswa yang kesulitan

dalam belajar, dan melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi, yang

diakhiri dengan menutup pelajaran dan memberikan tes sudah baik dengan

nilai rata-rata 2,5. Namun, guru dalam menjelaskan materi dan memberi

motivasi untuk menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam permainan

masih cukup dengan nilai rata-rata 0,3. Guru juga belum mengelola waktu

dengan efektif, dikarenakan waktu pelajaran yang singkat sehingga kurang

signifikan dengan penerapan model make a match.

Diakhir proses belajar mengajar, guru membagikan lembar angket

untuk mengetahui respon siswa terhadap pelajaran sejarah dengan

menggunakan model make a match. Hasil angket respon siswa (tanggapan

siswa) terhadap model pembelajaran make a match pada siklus I

dipaparkan dalam tabel 7 berikut:

Tabel 7. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I

No Pertanyaan Tanggapan

Ya Tidak 1 Apakah guru kalian menjelaskan langkah-

langkah kegiatan pembelajaran Make a Match? 100% -

2 Apakah pembelajaran Make a Match menyenangkan?

100% -

3 Apakah dengan pembelajaran Make a Match membuat kamu mudah memahami pelajaran?

85% 15%

4 Apakah dengan pembelajaran Make a Match mendorong kamu lebih kreatif?

96% 4%

5 Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran Make a Match?

4% 96%

Rata-Rata 77% 23%  

Hasil angket respon siswa terhadap penerapan model make a match

setelah kegiatan belajar mengajar pada siklus I, terdapat 100% siswa

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

57  

merasa senang, 15% siswa tidak memahami pelajaran, 96% mendorong

siswa lebih kreatif dan 4% siswa yang merasa kesulitan belajar.

Pada siklus I terdapat peningkatan dalam kemampuan belajar

siswa, namun peneliti belum merasa berhasil karena nilai rata-rata klasikal

belum mencapai indikator kerja (>90). Selain itu, belum semua siswa

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, dan masih terdapat siswa yang

merasa kesulitan belajar dengan model make a match. Oleh karena itu,

peneliti perlu melaksanakan siklus II dengan memperbaiki strategi

pembelajaran.

D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Oleh karena indikator yang telah ditetapkan belum tercapai, maka

dilanjutkan pada siklus II ini. Pada siklus II, siswa diberi peluang lebih

banyak untuk aktif belajar dalam kelompok yang akan lebih memperkaya

pengetahuan dan pemahamannya saat belajar bersama teman, sedangkan

guru memfokuskan dalam peningkatan pembelajaran dan berperan sebagai

pembimbing terhadap siswa. Pokok bahasan pada siklus II mengenai karya

sastra masyarakat Indonesia pada masa aksara. Hasil belajar siswa pada

siklus II dapat disajikan pada tabel 8 dibawah ini:

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

58  

Tabel 8.Hasil Belajar Siswa Siklus II

KKeterangan ---*) : siswa belum ada NISN Nilai 0: siswa tidak mengikuti proses belajar mengajar dan evaluasi

Hasil belajar siswa pada siklus II tampak lebih meningkat

dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang mengikuti proses belajar

mengajar dan evaluasi pada siklus II berjumlah sama dengan siklus I yaitu

27 siswa dari 29 siswa keseluruhan. Dua (2) orang siswa sedang sakit

sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran. Nilai klasikal antara siklus I

dengan siklus II disajikan pada tabel 9 dibawah ini:

No NISN Pra Siklus

Siklus I

Siklus II Keterangan KKM:

65 1 9961828448 74 70 0 - Tuntas 2 9961723451 87,2 80 100 Meningkat Tuntas 3 9961722748 84,2 0 100 Meningkat Tuntas 4 ---*) 73,4 67,5 95 Meningkat Tuntas 5 9961722736 73,4 70 95 Meningkat Tuntas 6 9951827196 85,8 87,5 100 Meningkat Tuntas 7 ---*) 77,2 80 100 Meningkat Tuntas 8 9961235002 76,6 70,5 90 Meningkat Tuntas 9 9963877056 84,6 82,5 90 Meningkat Tuntas

10 9961722723 83,8 77,5 95 Meningkat Tuntas 11 9952589444 58,6 80 100 Meningkat Tuntas 12 9965855721 69,2 77,5 80 Meningkat Tuntas 13 9961728928 78,2 75 100 Meningkat Tuntas 14 9961722711 73,4 82,5 100 Meningkat Tuntas 15 9961722713 63,2 0 85 Meningkat Tuntas 16 9968493782 82,6 80 100 Meningkat Tuntas 17 9940911697 75,8 82,5 100 Meningkat Tuntas 18 9961706260 77,2 87,5 100 Meningkat Tuntas 19 9961722728 88,2 80,5 100 Meningkat Tuntas 20 ---*) 77 75 95 Meningkat Tuntas 21 9951827263 85,2 70.5 0 - Tuntas 22 ---*) 67,8 70 82,5 Meningkat Tuntas 23 ---*) 78 70,5 97,5 Meningkat Tuntas 24 99642278425 63,6 67,5 92,5 Meningkat Tuntas 25 9968878313 84,4 82,5 95 Meningkat Tuntas 26 ---*) 79,6 77,5 75 Meningkat Tuntas 27 9961722701 73,4 80,5 100 Meningkat Tuntas 28 9960352523 85,4 87,5 100 Meningkat Tuntas 29 9961723463 84,4 80 100 Meningkat Tuntas

Jumlah 2245,4 2092,5 2567,5

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

59  

Tabel 9.Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II

No Aspek Nilai

PeningkatanSiklus I Siklus II

1 Rata-Rata Klasikal 77,5 95,09 17,59

2 Nilai Terendah 67,5 75 7,5

3 Nilai Tertinggi 87,5 100 12,5

4 Prosentase Ketuntasan (%) 96,3 100 3.7

Dari siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai terendah

75 sehingga terdapat peningkatan 7,5, nilai tertinggi 100 dengan

peningkatan 12,5, rata-rata klasikal 95,09 yang berarti terdapat

peningkatan 17,59 dan ketuntasan klasikal 100% dengan peningkatan

3,7%. Tabel 9 diatas dapat digambarkan dengan grafik 3 berikut:

Grafik 3. Perbandingan Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II

Pada grafik 3. terlihat bahwa rata-rata klasikal pada Siklus II

mengalami peningkatan. Siklus I rata-rata klasikalnya adalah 77,4

meningkat menjadi 77,5 pada siklus II. Nilai terendah pada siklus I 67,5

meningkat menjadi 75 pada siklus II. Begitu juga dengan nilai tertinggi

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

60  

sebesar 87,5 pada siklus I meningkat menjadi 100 pada siklus II dan

ketuntasan klasikal pada siklus I 96,3% meningkat menjadi 100%.

Pengamatan terhadap kegiatan siswa pada siklus II tetap

dilaksanakan oleh observer. Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses

belajar mengajar siklus II dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 10. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

No Aspek yang diamati Baik Sekali Baik Cukup Kurang

1 Keaktifan dalam pembelajaran 4 - - - 2 Memperhatikan penjelasan

guru 4 - - -

3 Mengerjakan tugas yang diberikan guru

4 - - -

4 Memahami tugas masing-masing

4 - - -

5 Berpartisipasi dalam pembelajaran

4 - - -

6 Apabila mengalami kesulitan, berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman lain.

4 - - -

7 Kelancaran pada saat presentasi 4 - - -

Rata-Rata 4 0 0 0

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa bahwa

siswa semakin aktif dalam pembelajaran, memahami tugasnya masing-

masing, mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu.

Dalam pembelajaran siswa juga mulai berani bertanya kepada guru apabila

mengalami kesulitan, keseluruhan siswa sudah mampu berpartisipasi

mengikuti pembelajaran (tanpa rasa canggung), siswa berani (tidak merasa

malu), lancar pada saat presentasi dengan baik sekali dan mencapai nilai

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

61  

rata-rata 4. Perbandingan nilai kegiatan siswa antara siklus I dengan siklus

II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11. Rata-Rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II

No Nilai Siklus I Siklus II

1 Baik Sekali 3,43 4

2 Baik 0,43 0

3 Cukup 0 0

4 Kurang 0 0

Tabel 11 diatas dapat digambarkan dengan grafik 4 sebagai berikut:

Grafik 4.

Perbandingan Rata-Rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II

0

1

2

3

4

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Siklus I

Siklus II

Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran model make a

match, dengan nilai rata-rata 3,43 pada siklus I meningkat menjadi 4 pada

siklus II untuk kriteria baik sekali. Sedangkan kriteria baik pada siklus I

sebesar 0,43 menurun menjadi 0 pada siklus II.

Pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus II dilaksanakan

oleh observer dengan mencatat semua kegiatan guru pada lembar

observasi yang sudah disedakan. Hasil observasi kegiatan guru dalam

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

62  

proses belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada tabel 12

berikut:

Tabel 12.Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II

No Kegiatan Baik Cukup Kurang

A. Pendahuluan 1 Apersepsi 3 - - 2 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai 3 - - 3 Menjelaskan materi pelajaran 3 - - 4 Menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran Make a Match 3 - -

B. Kegiatan Inti 5 Membagi siswa dalam kelompok-

kelompok belajar 3 - -

6 Mengawasi jalannya permainan 3 - - 7 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa

dalam permainan 3 - -

8 Memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan

3 - -

9 Memberi penghargaan terhadap keberhasilan siswa

3 - -

10 Menyimpulkan materi pelajaran dengan melibatkan siswa

3 - -

C. Kegiatan Penutup 11 Memberikan tes 3 - - 12 Menutup pelajaran 3 - - Rata-Rata 3 0 0

Pada siklus II guru telah menunjukkan peningkatan dalam

mengelola kelas. Guru dapat berinteraksi dengan siswa sehingga mampu

memberikan motivasi untuk menumbuhkan partisipasi siswa dalam

permainan dengan baik dan mencapai nilai rata-rata 3. Guru juga sudah

mampu mengatur waktu pembelajaran dengan baik sehingga proses belajar

mengajar berjalan dengan efektif. Nilai rata-rata kegiatan guru siklus I dan

siklus II disajikan pada tabel 13 berikut:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

63  

Tabel 13.Rata-Rata Nilai Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II

No Nilai Siklus I Siklus II

1 Baik 2,5 3

2 Cukup 0,3 0

3 Kurang 0 0

Dari tabel 13 tersebut di atas, maka dapat dibuat dengan grafik 5

dibawah ini:

Grafik 5.

Perbandingan Rata-Rata Nilai Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II

0

1

2

3

Baik Cukup Kurang

Siklus I

Siklus II

Rata-rata nilai kegiatan atau aktivitas guru pada siklus I untuk

kriteria baik sebesar 2,5 meningkat menjadi 4 pada siklus II. Sedangkan

untuk kriteria cukup sebesar 0,3 pada siklus I menurun menjadi 0 pada

siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan guru dalam menerapkan

pembelajaran model make a match semakin baik.

Pada siklus II ini juga dibagikan angket kepada siswa, yang

berfungsi untuk mengetahui tanggapannya terhadap pembelajaran sejarah

dengan menggunakan model make a match. Hasil angket respon siswa

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

64  

(tanggapan siswa) terhadap pelaksanaan pembelajaran model make a

match pada siklus II dipaparkan pada tabel 14 berikut:

Tabel 14.Hasil Angket Respon Siswa Siklus II

No Pertanyaan Tanggapan

Ya Tidak 1 Apakah guru kalian menjelaskan langkah-

langkah kegiatan pembelajaran Make a Match? 100% -

2 Apakah pembelajaran Make a Match menyenangkan?

100% -

3 Apakah dengan pembelajaran Make a Match membuat kamu mudah memahami pelajaran?

96,3% 3,7%

4 Apakah dengan pembelajaran Make a Match mendorong kamu lebih kreatif?

100% -

5 Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran Make a Match?

- 100%

Rata-Rata 79,26% 20,74%

Hasil angket respon siswa pada siklus II memperlihatkan bahwa

adanya peningkatan yang signifikan. Diperoleh hasil 100% dapat

mendorong siswa lebih kreatif dalam pembelajaran, 100% siswa tidak

merasa kesulitan lagi dalam pembelajaran dengan model make a match,

dan sedikit sekali siswa yang tidak memahami pembelajaran (kurang

memahami materi pelajaran) dengan penerapan model make a match yaitu

hanya 3,7%. Rata-rata nilai angket respon siswa pada siklus I dan siklus II

dapat dilihat pada tabel 15 dibawah ini:

Tabel 15.

Rata-Rata Nilai Angket Respon Siswa Siklus I Dan Siklus II

No Tanggapan Siklus I Siklus II

1 Ya 77% 79,26%

2 Tidak 23% 20,74%

Tabel 15 diatas terlihat jelas dengan grafik 6 dibawah ini:

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

65  

Grafik 6.

Perbandingan Rata-Rata Nilai Angket Respon Siswa Siklus I Dan Siklus II

Pada siklus I, rata-rata nilai yang diperoleh untuk angket respon

siswa yang merasa senang, terdorong lebih kreatif, dan tidak merasa

kesulitan dengan penerapan pembelajaran model make a match sebesar

77%. Hasil tersebut mengalami peningkatan sebesar 79,26% pada siklus

II. Untuk siswa yang kurang memahami pembelajaran dengan model make

a match pada siklus I dari 23% menurun menjadi 20,74% pada siklus II.

Berdasarkan beberapa hasil yang telah diperoleh pada siklus II, maka

peneliti tidak melanjutkan untuk siklus berikutnya.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rata-Rata Klasikal dan Ketuntasan Belajar Siswa

Hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran model make

a match telah mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh

nilai yang sudah diperoleh,. Nilai rata-rata klasikal dari tiap siklus dapat

dilihat dari tabel 16 berikut:

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

66  

Tabel 16.Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Aspek Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Rata-Rata Klasikal 77,4 77,5 95,09

2 Nilai Terendah 58,6 67,5 75

3 Nilai Tertinggi 88,2 87,5 100

Tabel 16 diatas akan lebih jelas dengan grafik dibawah ini:

Grafik 7. Perbandingan Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Pada grafik 7. menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata

klasikal pada Pra Siklus yaitu 77,4 menjadi 77,5 pada siklus I dengan

prosentase 0,12%. Pada siklus II rata-rata klasikal meningkat menjadi

95,09 yang berarti terdapat kenaikan 22,7%. Nilai terendah pada Pra

Siklus sebesar 58,6 meningkat menjadi 67,5 pada siklus I dengan

prosentase 15%. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 75 dengan

prosentase kenaikan 11,1%. Begitu juga untuk perolehan nilai tertinggi,

pada Pra Siklus sebesar 88,2 menjadi 87,5 pada siklus I dengan

prosentase 0,8%. Pada siklus II meningkat secara signifikan sebesar 100

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

67  

dengan prosentase 14,3%. Peningkatan rata-rata klasikal pada siklus I

yang masih relatif kecil disebabkan siswa belum terbiasa belajar dengan

model make a match, dan waktu untuk evaluasi siswa juga relatif

singkat (hanya 10 menit) dikarenakan adanya pengurangan waktu

belajar dari pihak sekolah.

Ketuntasan minimum kelas dari tiap siklus juga mengalami

peningkatan. Prosentase ketuntasan klasikal siswa pada mata pelajaran

sejarah dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 17.Prosentase Ketuntasan Klasikal

No Tahap

Perbaikan

Prosentase

Belum Tuntas Tuntas

1 Pra Siklus 10,4% 89,6%

2 Siklus I 3,7% 96,3%

3 Siklus II 0% 100%

Dari tabel 17 dapat diperjelas dengan grafik 8 dibawah ini:

Grafik 8.Prosentase Ketuntasan Klasikal

 

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

68  

Dilihat dari prosentase ketuntasan klasikal pada Pra Siklus

sebesar 89,6% meningkat menjadi 96,3% pada siklus II dengan

peningkatan prosentase 6,7%, dan sebesar 100% pada siklus II dengan

peningkatan prosentase 3,7%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran dengan model make a match dapat meningkatkan

pemahaman dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.

2. Partisipasi Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam dua (2)

siklus kegiatan pelaksanaan tindakan kelas, menunjukkan bahwa

partisipasi atau aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

mengalami kenaikan. Pada siklus I nilai rata-rata partisipasi atau

aktivitas siswa untuk kriteria baik sekali sebesar 3,43, sedangkan pada

siklus II menjadi 4. Hal ini disebabkan antara lain perhatian siswa

dalam menerima materi pembelajaran masih terfokus kepada guru,

sehingga siswa belum mampu untuk memahami materi pelajaran secara

individu (mandiri). Sedangkan pada siklus II dengan belajar bersama-

sama secara diskusi dalam kelompok, siswa dapat lebih memahami dan

mengerti materi pembelajaran.

3. Aktivitas Guru

Observasi yang dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran

sejarah SMA Kristen Satya Wacana yang bertindak sebagai observer,

menyatakan bahwa aktivitas atau kegiatan guru selama pembelajaran

pada siklus I maupun siklus II dinilai baik. Hal ini dipandang sesuai

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/423/5/T1_152008015_BAB IV… · Semester 1 berjumlah 26 siswa, ... belajar mengajar dan evalusi

69  

dengan kenyataan, dimana aktivitas guru banyak berfungsi sebagai

fasilitator yang membimbing para siswa dalam memahami konsep

pembelajaran.

4. Kendala yang Ditemukan

Pada siklus I kendala yang dijumpai seperti alokasi waktu yang

sangat singkat (35 menit), sehingga proses belajar mengajar sedikit

terburu-buru agar semua rencana yang telah disiapkan oleh guru dapat

terlaksana. Selain itu, beberapa siswa banyak yang mengajukan

pertanyaan di luar materi yang disampaikan sehingga guru harus

menjelaskan terlebih dahulu. Sedangkan pada siklus II kendala pada

siklus I relatif tidak ditemukan, hanya sedikit kendala teknis pada kabel

LCD. Hal lain adalah sedikit kerepotan mengatur siswa mengubah

tempat duduk membentuk lingkaran sesuai dengan kelompoknya

masing-masing agar mudah dalam diskusi.