bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. hasil …repository.ump.ac.id/7445/6/bab iv - adytias...
TRANSCRIPT
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Metode Penentuan Obyek
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA
SMA Negeri Baturraden tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 5
kelas dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jumlah siswa kelas XI IPA No Kelas Jumlah Siswa 1 XI IPA 1 33 2 XI IPA 2 34 3 XI IPA 3 34 4 XI IPA 4 31 5 XI IPA 5 33
b. Sampel
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik cluster random sampling. Berdasarkan teknik
cluster random sampling, diperoleh dua kelas yang dijadikan sebagai
sampel penelitian yaitu XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas
XI IPA 4 sebagai kelas kontrol.
2. Analisis Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2017 di kelas
uji coba, yaitu kelas XI IPA 2 dengan jumlah soal sebanyak lima butir
yang disusun sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
28
matematis. Adapun analisis butir soal yang digunakan meliputi analisis
validitas dan analisis reliabilitas soal.
a. Analisis Validitas Soal
Validitas soal dihitung menggunakan rumus pearson product
moment dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 21. Suatu soal
dikatakan valid jika nilai nilai sig < 0,05.
Berdasarkan perhitungan validitas soal dengan bantuan software
IBM SPSS Statistics 21 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil perhitungan validitas butir soal Nomor
Soal Signifikansi α Keterangan
1. 0,000
0,05
Valid 2. 0,000 Valid 3. 0,000 Valid 4. 0,000 Valid 5. 0,000 Valid
Ket : Hasil perhitungan secara lengkap terdapat pada lampiran I.
Dari tabel di atas, soal nomor 1,2,3,4 dan 5 adalah soal yang valid
karena masing-masing soal tersebut telah memenuhi kriteria valid
yaitu nilai sig < 0,05.
b. Analisis Reliabilitas Soal
Hasil analisis reliabilitas soal dapat diketahui dengan melihat nilai
Cronbach's Alpha. Hasil perhitungan reliabilitas soal dengan bantuan
software IBM SPSS Statistics 21 dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil perhitungan reliabilitas soal Cronbach's Alpha N of Items
,716 5
Ket : Hasil perhitungan secara lengkap terdapat pada lampiran I.
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
29
Nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh dari hasil perhitungan
adalah 0,716. Nilai Cronbach’s Alpha tersebut lebih besar dari 0,7
(0,716 > 0,7), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut reliabel.
c. Kesimpulan Uji Coba Instrumen
Berdasarkan perhitungan uji validitas dan reliabilitas soal,
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4 Kesimpulan uji coba instrumen Nomor
Soal Validitas Reliabilitas Keterangan
1 Valid Reliabel Digunakan 2 Valid Reliabel Digunakan 3 Valid Reliabel Digunakan 4 Valid Reliabel Digunakan 5 Valid Reliabel Digunakan
Dari tabel di atas, terlihat bahwa soal yang dapat digunakan untuk
pelaksanaan posttest adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5.
3. Deskripsi dan Analisis Data Posttest Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis
Tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diberikan
kepada kedua kelas setelah menyelesaikan pokok bahasan mengenai
turunan, di mana dalam proses pembelajarannya kedua kelas diberikan
perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen menggunakan
pembelajaran ATI, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional.
Berikut ini disajikan data hasil penelitian berupa data hasil posttest
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah dikenai
perlakuan.
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
30
a. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa yang Mengikuti Pembelajaran ATI.
Berdasarkan hasil posttest kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5 Deskripsi hasil perhitungan data posttest siswa yang mengikuti pembelajaran ATI.
Kelas N Maksimum Minimum Rata-rata Eksperimen 34 82 50 69,0000
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 34 siswa kelas eksperimen
diperoleh rata-rata sebesar 69,0000, dengan nilai tertinggi adalah 82
dan nilai terendahnya adalah 50.
Deskripsi hasil posttest kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan
histogram sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi hasil posttest kelas eksperimen No Interval Kelas Frekuensi Persentase (%) 1 50-54 1 2,9% 2 55-59 4 11,8% 3 60-64 4 11,8% 4 65-69 10 29,4% 5 70-74 2 5,9% 6 75-79 7 20,6% 7 80-84 6 17,6%
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 34 siswa di kelas eksperimen,
terdapat 15 siswa yang nilainya di atas rata-rata dengan persentase
sebesar 44,1%, dan sebanyak 19 siswa yang memperoleh nilai di
bawah rata-rata dengan persentase sebesar 55,9%.
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
31
Secara visual penyebaran data kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang mengikuti pembelajaran ATI dapat dilihat pada
histogram berikut ini.
Gambar 4.1 Histogram distribusi frekuensi kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran ATI
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di
atas rata-rata lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh nilai di bawah rata- rata.
b. Deskripsi Data Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Konvensional.
Berdasarkan hasil posttest kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.7 Deskripsi hasil perhitungan data posttest siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
Kelas N Maksimum Minimum Rata-rata Kontrol 31 85 40 60,4194
0
2
4
6
8
10
12
Fre
kuen
si
Nilai
Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah MatematisSiswa yang Mengikuti Pembelajaran ATI
1
6
2
10
4 4
7
49,5 54,5 59,5 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
32
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 31 siswa di kelas kontrol
memperoleh rata-rata sebesar 60,4194 dengan nilai tertinggi untuk
kelas kontrol adalah 85 dan nilai terendahnya adalah 40.
Deskripsi data hasil posttest kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional disajikan
dalam tabel distribusi frekuensi dan histogram sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi hasil posttest kelas kontrol No Interval Kelas Frekuensi Persentase (%) 1 40-44 3 9,7% 2 45-49 3 9,7% 3 50-54 4 12,9% 4 55-59 5 16,1% 5 60-64 3 9,7% 6 65-69 6 19,4% 7 70-74 1 3,2% 8 75-79 4 12,9% 9 80-84 1 3,2%
10 85-89 1 3,2%
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 31 siswa di kelas kontrol,
terdapat 16 siswa yang nilainya di atas rata-rata dengan persentase
sebesar 51,6% dan sebanyak 15 siswa yang memperoleh nilai di
bawah rata-rata dengan persentasi sebesar 48,4%.
Secara visual penyebaran data kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dapat
dilihat pada histogram di bawah ini.
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Konvensional
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
33
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di
atas rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh nilai di bawah rata- rata.
c. Analisis Data Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data posttest dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal
atau tidak. Dalam melakukan uji normalitas, peneliti menggunakan
bantuan software IBM SPSS Statistics 21 dengan menggunakan uji
kolmogorov-smirnov.
Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas kelas eksperimen (XI IPA
3) dan kelas kontrol (XI IPA 4) diperoleh hasil sebagai berikut:
01234567
Frek
uens
i
Nilai
Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Konvensional
3 4
3
6
4
1
3
5
1 1 39,5 44,5 49,5 54,5 59,5 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
34
Tabel 4.9 Normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Nilai Eksperimen ,135 34 ,123 Kontrol ,098 31 ,200*
Ket : Hasil perhitungan secara lengkap terdapat pada lampiran J.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi untuk
kelas eksperimen adalah 0,123 sedangkan untuk kelas kontrol adalah
0,200. Kedua kelas tersebut memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05
maka H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2) Uji homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas
yang terpilih sebagai sampel berasal dari populasi yang memiliki
varians yang sama atau berbeda.
Dalam melakukan uji homogenitas, peneliti menggunakan bantuan
software IBM SPSS Statistics 21 menggunakan uji levene’s.
Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : 2 21 2 (Data homogen)
H1 : 2 21 2 (Data tidak homogen)
Keterangan: 21 :Varians kelompok yang mengikuti pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction. 22 :Varians kelompok yang mengikuti pembelajaran konvensional.
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
35
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.10 terlihat bahwa pada kolom
Levene's Test for Equality of Variances diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,085. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 (0,085 >
0,05 ). Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut berasal dari
populasi yang homogen.
3) Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji statistik parametrik
dengan uji-t satu pihak, yaitu uji-t pihak kanan. Untuk mempermudah
perhitungan, peneliti menggunakan bantuan software IBM SPSS
Statistics 21 dengan menggunakan uji independent-samples t test.
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : 1 2 (Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
yang mengikuti pembelajaran ATI lebih randah atau
sama dengan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional).
H1 : 1 2 (Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
yang mengikuti pembelajaran ATI lebih baik dari
pada kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional).
Berikut ini hasil perhitungan posttest dengan menggunakan
bantuan software IBM SPSS Statistics 21.
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
36
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Levene's
Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean Differe
nce
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
Nilai
Equal variances assumed
3,061 ,085 3,311 63 ,002 8,581 2,591 3,402 13,759
Equal variances not assumed
3,265 54,746 ,002 8,581 2,628 3,314 13,848
Ket : Hasil perhitungan secara lengkap terdapat pada lampiran J.
Berdasarkan hasil uji prasyarat diketahui bahwa data normal dan
homogen, maka untuk menentukan nilai signifikansi hasil uji t dapat
dilihat pada baris pertama (equal variances assumed). Pada baris equal
variances assumed, nilai sig. pada kolom t-test for Equality of Means
adalah 0,002. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji satu pihak, sehingga p–value (2-tailed) harus dibagi dua menjadi
0,002 0,0012
. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 (0,001 <
0,05) maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction lebih baik daripada kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional.
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
37
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa terhadap 34 siswa yang mengikuti pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction diperoleh nilai tertinggi adalah 82 dan nilai
terendahnya adalah 50 dengan nilai rata-rata capaian yang diperoleh adalah
69,0000. Selain itu, data posttest juga menunjukkan bahwa banyaknya siswa
yang memperoleh nilai di bawah rata-rata ada 19 siswa dengan persentase
55,9%, sedangkan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di atas rata- rata
ada 15 siswa dengan persentase yang dihasilkan sebesar 44,1%. Hal ini
dikarenakan, dalam pembelajaran ATI siswa diberikan kesempatan untuk
terlibat aktif dalam mengkonstruksi pemahaman secara mandiri dan
melakukan kegiatan pemecahan masalah di LKS melalui suatu penemuan-
penemuan yang mampu mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa.
Sedangkan hasil kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional, memperoleh nilai tertinggi
sebesar 85 dan nilai terendahnya adalah 40 dengan rata-rata capaian yang
diperoleh adalah 60,4194. Selain itu, data posttest juga menunjukkan bahwa
banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata ada 15 siswa
dengan persentase 48,4%, sedangkan banyaknya siswa yang memperoleh
nilai di atas rata- rata ada 16 siswa dengan persentase yang dihasilkan sebesar
51,6%. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran konvensional, guru lebih
bersikap aktif dibandingkan dengan siswanya. Dalam proses pembelajaran
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
38
guru hanya menerangkan materi dari awal hingga akhir pelajaran, sehingga
menyebabkan siswa hanya menghafal materi yang diberikan dan membuat
siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah matematika.
Berikut ini disajikan histogram untuk menggambarkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen (XI IPA 3) dan siswa
kelas kontrol (XI IPA 4).
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Kelas XI IPA 3 Dan Kelas XI IPA 4
Selain perhitungan hasil deskripsi data posttest, berdasarkan perhitungan
uji-t juga diperoleh bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi
tersebut kurang dari 0,05 (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak. Jadi dapat
dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran Aptitude Treatment Interaction lebih baik daripada
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional.
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
39
Hal ini didukung dengan aktivitas yang dilakukan siswa dalam
pembelajaran Aptitude Treatment Interaction. Pada saat menyampaikan
materi pembelajaran, siswa mendengarkan, memperhatikan, dan siswa
memiliki kesempatan untuk bertanya maupun menanggapi suatu
permasalahan yang muncul pada saat guru menyampaikan materi Dengan
adanya aktivitas tersebut, siswa akan lebih fokus dalam pembelajaran
sehingga dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara lebih
mendalam melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa saat
menjumpai materi yang belum paham.
Selain aktivitas tersebut, aktivitas siswa yang lainnya adalah
mengerjakan LKS yang dilakukan secara berkelompok. Pada saat
mengerjakan LKS, siswa harus benar-benar berdiskusi dan bekerjasama
dalam mengerjakannya karena LKS tersebut memberikan kesempatan pada
siswa dalam melakukan penemuan-penemuan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan LKS tersebut. Ketika siswa mampu mengerjakan LKS, maka
secara tidak langsung mereka telah mendapatkan pengalaman dalam
memecahkan suatu masalah.
Dalam pembelajaran ATI siswa juga diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Salah satu siswa
perwakilan dari kelompok maju dan menuliskan jawabannya di depan,
sementara bagi siswa yang lainnya memperhatikan dan menanggapi jawaban
temannya tersebut. Kemampuan siswa untuk dapat menjelaskan dan
menanggapi masalah tersebut tentunya berdasarkan proses pembelajaran yang
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.
40
mereka laksanakan, dan pengalaman yang mereka peroleh melalui penemuan-
penemuan dalam memecahkan masalah yang ada di LKS tersebut. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa yang dilakukan selama
proses pembelajaran mampu mendorong kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa.
PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE,ADYTIAS NUGROHO,PEND. MATEMATIKA, UMP 2017.