bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. hasil …eprints.uny.ac.id/37704/5/bab 4.pdf · program...
TRANSCRIPT
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)
dengan produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran berbasis
Project Based Learning (PjBL). Perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah
RPP dan LKS. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model pengembangan ADDIE. Tahapan-tahapan pengembangan tersebut dapat
dilihat secara rinci sebagai berikut:
1. Tahap Analisis (Analysis)
Pada tahap analisis dalam penelitian ini meliputi analisis kebutuhan, analisis
kurikulum dan analisis karakteristik siswa.
a. Analisis Kebutuhan
Pada penelitian ini, analisis kebutuhan dilakukan dengan cara menggali dan
mengumpulkan informasi-informasi penting terkait dengan masalah yang terjadi
dalam pembelajaran matematika siswa kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Hasil
analisis ini diperoleh melalui observasi maupun wawancara. Berdasarkan hasil
observasi maupun wawancara yang dilakukan kepada seorang guru matematika
kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta diperoleh informasi bahwa peran guru masih
sangat dominan dalam pembelajaran matematika di kelas.
Informasi lain yang diperoleh adalah berdasarkan rata-rata hasil Ujian
Nasional (UN) matematika siswa SMK Piri 3 Yogyakarta tahun pelajaran
64
2014/2015 masih rendah, terutama pada materi program linear. Guru masih
kesulitan menemukan bahan ajar yang dapat memfasilitasi hal tersebut. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan suatu upaya yang dapat mengatasi permasalahan
tersebut, yaitu mengembangankan bahan ajar matematika yang sesuai dengan
materi program linear.
b. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan dengan menganalisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta indikator pencapaian kompetensi dengan mengacu pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemaparan standar kompetensi,
kompetensi dasar serta penjabaran indikator pencapaian kompetensi materi
matriks untuk siswa kelas X SMK sebagai berikut:
Tabel 16. SK,KD dan Indikator Materi Program Linear
STANDAR
KONPETENSI
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
1. Menyelesaikan
masalah
program linier
1.2 Membuat grafik
himpunan
penyelesaian
sistem
pertidaksamaan
1. Pertidaksamaan linier ditentukan
daerah penyelesaiannya
2. Sistem pertidaksamaan linier dua
variabel ditetukan daerah
penyelesaiannya
1.3 Menentukan
model
matematika dari
soal cerita
(kalimat verbal)
1. Soal cerita (kalimat verbal)
diterjemahkan ke dalam kalimat
matematika
2. Kalimat matematika ditentukan
daerah penyelesaian
1.4 Menentukan nilai
optimum dari
sistem
pertidaksamaan
linier
1. Fungsi obyektif ditentukan dari
soal
2. Nilai optimum ditetukan
berdasarkan fungsi obyektif
1.5 Menerapkan
garis selidik
1. Garis selidik dituliskan dari fungsi
obyektif
2. Nilai optimum ditentukan
menggunakan garis selidik
65
c. Analisis Karakteristik Siswa
Analisis karakteristik siswa bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa
yang akan menggunakan LKS yang dikembangkankan. Analisis siswa dilakukan
untuk mengetahui karakteristik siswa kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Analisis
dilakukan selama peneliti melaksanakan kegiatan PPL. Dari hasil analisis
didapatkan bahwa siswa kelas X memiliki kemampuan yang beragam. Hal ini
dapat dilihat dalam pembelajaran misalnya terdapat siswa yang bertanya kepada
guru jika menemui kebingungan.
Berdasarkan analisis siswa tersebut, perlu adanya pendekatan pembelajaran
yang mampu mendorong siswa untuk aktif dan mandiri dalam proses
pembelajaran. Siswa harus terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan
sehingga dapat menemukan sendiri konsep matematikanya. Oleh karena itu dipilih
pendekatan yang dapat menciptakan siswa aktif dan mandiri melalui proses
diskusi kelompok. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah
pendekatan project based learning. Dengan adanya hal tersebut, disusunlah RPP
dan LKS berbasis project based learning pada materi program linear untuk siswa
SMK kelas X.
2. Tahap Perancangan (Design)
a. Menyiapkan referensi, gambar dan materi
Peneliti mencari dan mengumpulkan buku referensi yang relevan sebagai
acuan dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa. adapun beberapa buku yang
digunakan sebagai referensi adalah:
66
1) Bandung Arry S., dkk. 2008. Matematika Bisnis dan Manajemen Untuk
SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
2) Dedi Heryadi. 2007. Modul Matematika Untuk SMK Kelas X. Jakarta:
Ghalia Indonesia Printing.
3) Edy Suranto. 2007. Matematika Untuk SMK Kelas X. Wonogiri:
Yudhistira.
4) To’ali. 2008. Matematika: Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok
Penjualan dan Akuntansi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
5) Tuti Masrihani, dkk. 2006. Matematika Program Keahlian Akuntasi dan
Penjualan untuk SMK kelas X semester 2. Erlangga: Jakarta.
Selain buku referensi, peneliti juga mengumpulkan gambar-gambar yang
berkaitan dengan materi untuk digunakan dalam lembar kegiatan siswa. peneliti
memperoleh gambar-gambar tersebut dari internet.
b. Menyusun rancangan bahan ajar
1) Rancangan RPP berbasis project based learning
RPP mengacu RPP mengacu pada standar proses. Pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan project based
learning. RPP yang dirancang dalam penelitian ini terdiri dari 5 RPP yaitu:
a) RPP 1
RPP ini berisi materi mengenai pengertian pertidaksamaan dua
variabel dan menggambar daerah penyelesaian dari suatu masalah
pertidaksamaan linear.
b) RPP 2
67
RPP ini berisi materi mengenai pengertian model matematika dan
cara membuat model matematika dari suatu masalah program linear.
c) RPP 3
RPP ini berisi materi mengenai cara menggambar daerah
penyelesaian dari suatu masalah program linear.
d) RPP 4
RPP ini berisi materi mengenai menentukan titik optimum dari daerah
himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dan
menentukan nilai optimum dari fungsi obyektif.
e) RPP 5
RPP ini berisi materi mengenai menentukan titik optimum dari daerah
himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dengan garis
selidik.
Rancangan struktur isi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan adalah:
a) Identitas meliputi nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester dan
alokasi waktu;
b) Standar kompetensi disesuaikan dengan standar isi KTSP 2006;
c) Kompetensi dasar disesuaikan dengan standar isi KTSP 2006;
d) Indikator pembelajaran merupakan penjabaran dari kompetensi dasar;
e) Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan indikator;
f) Materi pembelajaran merupakan rangkuman materi yang akan
dipelajari sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan;
68
g) Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan project based
learning;
h) Langkah-langkah pembelajaran yang mencerminkan project based
learning;
(1) Pendahuluan, berisi: orientasi, apersepsi dan motivasi sesuai
materi;
(2) Kegiatan inti merupakan penjabaran dari kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan siswa yang memuat eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi;
(3) Kegiatan penutup berisi umpan balik, kesimpulan, penilaian hasil
belajar dan informasi pertemuan selanjutnya;
i) Media/sumber belajar merupakan komponen yang digunakan sebagai
sumber dalam pembelajaran;
j) Penilaian hasil belajar, berisi: bentuk instrumen dan contoh instrumen
yang digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran;
k) Pedoman penskoran, berisi kunci jawaban dan pedoman yang
mendasari penilaian hasil belajar.
2) Rancangan LKS berbasis project based learning
Rancangan LKS dengan pendekatan project based learning LKS
yang dirancang adalah LKS dengan pendekatan problem based learning
pada materi program linear yang memperhatikan kelayakan isi, kesesuaian
penyajian dengan pendekatan pembelajaran, kesesuaian syarat didaktis,
69
kesesuaian syarat kontruksi dan kesesuaian syarat teknis. LKS yang
dirancang dalam penelitian ini terdiri dari 5 LKS.
a) Menyusun peta kebutuhan LKS
Pada tahap perencanaan ini dilakukan kembali penyusunan dan
penyesuaian kembali peta kebutuhan LKS berdasarkan SK, KD dan
indikator yang telah ditetapkan.
b) Menentukan judul LKS
Judul dari setiap LKS ditentukan oleh Kompetensi Dasar, indikator-
indikator dan materi pokok yang diajarkan.
c) Penulisan LKS
Penulisan rancangan LKS disesuaikan dengan syarat-syarat penulisan
LKS yang telah ditetapkan. LKS yang disusun juga disesuaikan
dengan pendekatan project based learning. Berikut ini adalah uraian
materi pada setiap LKS.
Tabel 17. Materi LKS
No LKS Materi
1 1
Pengertian pertidaksamaan dua variabel dan
menggambar daerah penyelesaian dari suatu
masalah pertidaksamaan linear.
2 2
Pengertian model matematika, cara membuat
model matematika dari suatu masalah program
linear dan menggambar daerah penyelesaian
dari suatu masalah program linear.
3 3
Menentukan titik optimum dari daerah
himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan
linear dan menentukan nilai optimum dari
fungsi obyektif
4 4
Menentukan titik optimum dari daerah
himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan
linear dengan garis selidik.
70
3. Tahap Pengembangan (Development)
Tahap pengembangan merupakan tahap realisasi rancangan bahan ajar dan
rancangan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja produk yang telah
dikembangkan.
a. Pengembangan bahan ajar
1) Pengembangan RPP
RPP merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan pendekatan
project based learning. RPP yang dikembangkan harus mengacu pada
komponen-komponen seperti: identitas sekolah, identitas mata pelajaran,
kelas atau semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran,
KD dan indicator pencapaian kompetensi, materi pelajaran, metode
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil pembelajaran. RPP dikembangkan
menggunakan bahasa Indonesia.
Pada komponen langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, kegiatan
pembelajaran memuat kegiatan mengamati, menggali informasi,
pengerjaan proyek, dan mengkomunikasikan atau mempresentasikan. Pada
kegiatan pengerjaan proyek, siswa diminta untuk mengerjakan proyek
secara berkelompok. Pada Proyek pertama, masing-masing kelompok
mendapatkan proyek yang berbeda. Adapun tugas proyek adalah mencari
informasi yang berada di lingkungan sekolah sesuai dengan undian yang
diperoleh. Setelah mendapatkan informasi sesuai dengan tugasnya, siswa
71
menyelesaikan proyek dengan cara berdiskusi. Setelah selesai berdiskusi,
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok
mereka. Untuk proyek kedua dan ketiga, masing-masing kelompok
mendapatkan proyek yang sama dan dikerjakan secara berkelompok sesuai
dengan kelompok mereka sebelumnya. Apabila sudah selesai berdiskusi,
masing-masing kelompok juga harus mempresentasikan hasil diskusi
mereka.
Pada penelitian ini. RPP yang disusun sebanyak lima RPP, yaitu
RPP 1, RPP 2, RPP 3, RPP 4, dan RPP 5. Masing-masing RPP tersebut
dirancang untuk satu kali pertemuan.
2) Pengembangan LKS
Pada penelitian ini, LKS yang disusun sebanyak empat LKS, yaitu
LKS 1, LKS 2, LKS 3, dan LKS 4. LKS 1 dirancang untuk satu kali
pertemuan. LKS 2 dirancang untuk dua kali pertemuan. LKS 3
dirancangan utnuk satu kali pertemuan. LKS 4 dirancang untuk satu kali
pertemuan.
Pengembangan LKS dilakukan sesuai desain awal yang telah
ditetapkan. Hasil dari pengembangan LKS adalah LKS matematika
program linear dengan pendekatan project based learning untuk siswa
kelas X SMK. LKS yang dikembangkan memiliki komponen-komponen
yang memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
72
b. Penilaian Ahli
Penilaian oleh ahli ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan dan kelayakan
bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP dan LKS. RPP dan LKS yang telah di
setujui oleh dosen pembimbing kemudian divalidasi oleh validator yaitu dosen
ahli. Validasi ahli yaitu penilaian RPP dan LKS menggunakan instrumen
penilaian RPP dan LKS berupa angket untuk dosen ahli. Dosen ahli adalah
seorang ahli akademik yang berlatar belakang S2. Validasi RPP dan LKS oleh
ahli dalam penelitian ini dilakukan oleh dua dosen ahli yaitu Bapak Musthofa,
S.Si, M.Sc. dan Ibu Eminugroho Ratna Sari, M.Sc. Hasil validasi bahan ajar oleh
ahli dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 18. Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli
No. Validator
Produk yang
Divalidasi
RPP LKS
1. 1 133 79
2. 2 137 76
Skor Total 270 155
Skor Maksimal Ideal 310 180
Skor Minimal Ideal 62 36
Adapun penjelasan penjelasan penilaian para ahli tersebut terhadap masing-
masing bahan ajar adalah:
1) Penilaian RPP
Data kuantitatif yang diperoleh berupa skor penilaian ahli terhadap
kevalidan RPP. Kemudian, data tersebut dikonversi menjadi data
kualitatif untuk menentukan kriteria kevalidan RPP. Hasil penilaian RPP
oleh ahli sebagai berikut:
73
Tabel 19. Hasil Analisis Validasi RPP oleh Ahli
Produk yang
Dikembangkan
Skor Kriteria
RPP 270 Sangat Baik
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 19 diperoleh skor total validasi
RPP dari kedua ahli yaitu 270, maka RPP yang dihasilkan dikriteriakan
sangat baik. Dari kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa RPP yang
dikembangkan valid dan layak digunakan dalam pembelajaran
matematika.
2) Penilaian LKS
Data kuantitatif yang diperoleh berupa skor penilaian ahli terhadap
kevalidan LKS. Kemudian, data tersebut dikonversi menjadi data
kualitatif untuk menentukan kriteria kevalidan LKS. Hasil penilaian LKS
oleh para ahli sebagai berikut:
Tabel 20. Hasil Analisis Validasi LKS oleh Ahli
Produk yang
Dikembangkan
Skor Kriteria
LKS 155 Sangat Baik
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 20 diperoleh skor total validasi
LKS dari kedua ahli yaitu 155, maka LKS yang dihasilkan dikriteriakan
sangat baik. Dari kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS yang
dikembangkan valid dan layak digunakan dalam pembelajaran
matematika.
74
B. Hasil Uji Coba Produk
Kegiatan uji coba termasuk dalam kegiatan implementasi ini dilakukan
setelah bahan ajar dinyatakan layak diujicobakan dengan revisi oleh dosen ahli.
Pada tahap implementasi dilakukan 3 kegiatan yaitu uji coba produk, pengukuran
keterlaksanaan kegiatan pembelajaran, pengukuran hasil belajar siswa,
penyebaran angket respon guru dan siswa.
1. Uji Coba Lapangan
Uji coba RPP dan LKS yang dikembangkan dilaksanakan di kelas X MM
SMK Piri 3 Yogyakarta dengan jumlah siswa 30 orang. Kegiatan pembelajaran
dilakukan antara tanggal 22 April – 10 Mei 2016 sebanyak 5 kali pertemuan
termasuk pre-test dan post-test.
Pertemuan pertama dilakukan pada Jum’at, 22 April 2016 dan diisi dengan
menyelesaikan soal pre-test. Tes awal dengan menggunakan pre-test ini dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang akan diujicobakan. Hal
ini perlu dilakukan karena untuk menentukan keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan di kelas.
Pada pertemuan kedua sampai keempat pembelajaran yang dilakukan hampir
sama yaitu diawali dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang
pernah dipelajarai sebelumnya dan berkaitan dengan materi program linear.
Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah yang ada atau
menyelesaikan kerja proyek yang ada pada LKS secara berkelompok. Masing-
masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Setelah tugas mereka selesai, tiap-tiap
kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Ketika ada salah
75
satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang lain
memberikan komentar terhadap kelompok yang presentasi. Pembelajaran
dilanjutkan dengan meminta siswa menyelesaikan Kegiatan 1 dan Kegiatan 2
secara berkelompok sesuai kelompok yang sebelumnya.
Pertemuan kelima dilakukan pada Senin, 9 Mei 2016 dan diisi dengan
menyelesaikan soal post-test. Tes dengan menggunakan soal post-test dilakukan
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan RPP dan
LKS yang dikembangkan. Jika siswa mampu menjawab soal post-test dengan
baik, maka pemahaman siswa dapat dianggap merupakan peran dari pembelajaran
yang dilakukan.
Sebelum melaksanakan uji coba ini, peneliti terlebih dahulu berdiskusi dengan
guru mata pelajaran matematika kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Dari hasil
diskusi dan uji coba yang dilakukan, peneliti mendapatkan data yang digunakan
untuk mengetahui kualitas RPP dan LKS yang dikembangkan. Penjelasan
mengenai data yang diperoleh dari hasil diskusi dan uji coba diuraikan sebagai
beriku:
a. Data kepraktisan
Data kepraktisan diperoleh dari penilaian guru, respon siswa, dan
keterlaksanaan pembelajaran. Adapun penjelasan mengenai data tersebut adalah:
1) Data penilaian guru
Data penilaian guru dilakukan oleh seorang guru matematika yang
mengajar di kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Penilaian diperoleh melalui
pemberian suatu lembar penilaian yang berupa penilaian terhadap RPP dan
76
penilaian terhadap LKS yang dikembangkan. Adapun hasil analisis
penilaian guru sebagai berikut:
Tabel 21. Hasil Analisis Penilaian Guru
Komponen Nilai Kriteria
RPP 59 Sangat Baik
LKS 78 Sangat Baik
RPP dan LKS 137 Sangat Baik
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 21 diperoleh skor total dari penilaian
RPP dan LKS yaitu 137, maka RPP dan LKS yang dikembangkan
dikriteriakan sangat baik. Berdasarkan pengkriteriaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa RPP dan LKS yang dikembangkan praktis
berdasarkan penilaian guru.
2) Data penilaian siswa
Data penilaian siswa diperoleh dari 30 siswa di kelas X MM SMK Piri 3
Yogyakarta. Penilaian ini diperoleh setelah siswa melaksanakan
pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS yang dikembangkan.
Adapun hasil analisis penilaian siswa sebagai berikut:
Tabel 22. Hasil Analisis Penilaian Siswa
Komponen Nilai Kategori
Respon Siswa 2153 Sangat Baik
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 22 diperoleh skor total dari penilaian
LKS yaitu 2153, maka LKS yang dikembangkan dikriteriakan sangat baik.
Berdasarkan pengkriteriaan tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS yang
dikembangkan praktis berdasarkan penilaian siswa.
3) Data keterlaksanaan pembelajaran
77
Selama pelaksanaan pembelajaran, dilakukan observasi untuk mengetahui
keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang ada pada RPP yang
dikembangkan. Pada penelitian ini, observasi dilakukan oleh dua
pengamat. Adapun hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada
setiap pertemuan sebagai berikut:
Tabel 23. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Pengamat
Persentase
Kegiatan
Guru
Kegiatan
Siswa
1 1 75% 75%
2 75% 75%
2 1 85% 85%
2 85% 80%
3 1 100% 95%
2 100% 100%
Rata-rata Keseluruhan 86%
Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran diperoleh
persentase ketercapaian > 75%. Ini berarti bahwa RPP yang dikembangkan
praktis berdasarkan keterlaksanaan pembelajaran.
b. Data keefektifan
Data keefektifan diperoleh dari hasil tes prestasi yang dilakukan di akhir
pembelajaran matematika. Soal tes yang diberikan kepada siswa merupakan soal
post-test, yang terdiri dari lima soal uraian. Adapun perbandingan ketuntasan
siswa pada tes prestasi sebelum dan sesudah pembelajaran adalah:
78
Tabel 24. Perbandingan Ketuntasan Siswa
Pre-Test Post-Test
Rata-rata 51,5 81,42
Banyak Siswa yang Tuntas 2 26
Persentase Siswa yang Tuntas 7% 87%
Persentase Siswa yang Tidak Tuntas 93% 13%
Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat perbedaan antara hasil pre-test dan
post-test. Sebelum pembelajaran, persentase siswa yang tuntas sebesar 7%. Ini
berarti sebagian besar siswa belum mempunyai pemahaman terhadap materi yang
terkait dengan program linear. Pada hasil post-test terlihat bahwa ada 26 siswa
yang tuntas dengan persentase ketuntasan sebesar 87%. Dari persentase tersebut,
sebagian besar siswa telah mencapai Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM) yang
ditetapkan sekolah, yaitu 75. Sesuai dengan yang dijelaskan pada BAB III, bahan
ajar yang dikembangkan dikategorikan sangat baik sehingga bahan ajar dapat
dikatakan efektif.
C. Revisi Produk
Berdasarkan tahap yang telah dilakukan, diperoleh juga beberapa saran
mengenai bahan ajar yang dikembangkan. Dara tersebut dijadikan sebagai bahan
untuk melakukan peneliti melakukan evaluasi terhadap RPP dan LKS yang
dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kesalahan RPP ataupun
LKS yang ditemui peneliti selama melakukan uji coba. Berikut kegiatan yang
dilakukan pada tahap evaluasi.
79
1. Revisi Produk Menurut Penilaian para Ahli
Berdasarkan hasil penilaian para ahli diperoleh saran-saran perbaikan terhadap
bahan ajar matematika yang dikembangkan, yang terdiri dari RPP dan LKS.
a. Revisi RPP
Setelah melakukan penilaian dari ahli terhadap RPP yang dikembangkan,
terdapat beberapa saran yang perlu direvisi agar RPP yang dikembangkan layak
digunakan dalam pembelajaran matematika. Revisi RPP dilakukan sesuai saran
para ahli. Revisi RPP menutut para ahli sebagai berikut:
Tabel 25. Revisi RPP Menurut para Ahli
Jenis
Perbaikan Sebelum Validasi Setelah Validasi
Penulisan
soal pada
kunci
jawaban
Tentukan grafik himpunan
penyelesaian dari
pertidaksamaan linear
4𝑥 + 2𝑦 ≥ 18, jika x dan y
bilangan real
Tentukan grafik himpunan
penyelesaian dari
pertidaksamaan linear
4𝑥 + 2𝑦 ≥ 16, jika x dan y
bilangan real
Penambahan
petunjuk
penskoran
pada
instrumen
keterampilan
Belum terdapat petunjuk
penskoran pada instrumen
keterampilan
Alokasi
waktu
Kegiatan pendahuluan (15
menit), kegiatan inti (50
menit), kegiatan penutup (10
menit).
Kegiatan pendahuluan (15
menit), kegiatan inti (65
menit), kegiatan penutup (10
menit)
80
b. Revisi LKS
Tabel 26. Revisi LKS Menurut para Ahli
Jenis
Perbaikan Sebelum Validasi Setelah Validasi
Penulisan Berdasarkan cerita diatas
selesaikan masalah berikut
Berdasarkan kedua permasalahan
tersebut selesaikan masalah berikut
Susunlah model matematika dari
masalah tersebut agar Bapak Guru
mengeluarkan uang untuk membeli
tas seminimum mungkin
Susunlah model matematika dari
masalah tersebut agar uang yang
dikeluarkan untuk membeli tas
seminimum mungkin
2. Revisi Produk Uji Coba Lapangan
Dalam uji coba lapangan, revisi dilakukan dengan memperhatikan
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Saat pembelajaran, LKS dapat
digunakan dengan baik oleh siswa. Namun, pada LKS 1 masih terdapat kesalahan
dalam penulisan seperti: “menggungkapkan” yang direvisi menjadi
81
“mengungkapkan” dan “tentenya” yang direvisi menjadi “tentunya”. Untuk
selebihnya, LKS yang lain dapat digunakan dengan baik, karena telah melalui
penilaian ahli. Adapun revisi produk setelah uji coba lapangan sebagai berikut:
Tabel 27. Revisi LKS Uji Coba Lapangan
Jenis
Perbaikan Sebelum Validasi Setelah Validasi
Penulisan
Setelah dilakukan revisi berdasarkan penilaian ahli dan uji coba lapangan, maka
diperoleh produk akhir, yaitu bahan ajar matematika yang valid, praktis, dan
efektif.
D. Kajian Produk Akhir
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, diperoleh produk
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) dengan pendekatan project based learning yang valid, praktis, dan efektif.
82
Langkah-langkah penyusunan dan pengembangan RPP dan LKS tersebut
dilakukan dengan model pengembangan yang telah ditentukan yaitu ADDIE: 1)
melakukan analisis yang meliputi: a) analisis kebutuhan: menganalisis kebutuhan
untuk menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran matematika
pada materi program linear, b) analisis kurikulum: menganalisis materi pokok
kelas X SMK semester 2, c) analisis karakteristik siswa: menganalisis kondisi
siswa di SMK Piri 3 Yogyakarta berdasarkan hasil wawancara dengan guru
matematika di SMK tersebut; 2) perancangan RPP dan LKS yang meliputi: a)
perancangan RPP dan LKS: RPP dibuat sebanyak lima buah sesuai dengan
standar proses, sedangkan LKS dibuat berdasarkan aspek materi/isi, standar
proses, syarat konstruksi, dan syarat teknis, b) perancangan instrumen penilaian
yaitu peneliti menyusun instrumen penilaian bahan ajar sebagai alat untuk
mengukur kelayakan RPP dan LKS yang dihasilkan; 3) pengembangan RPP dan
LKS meliputi: a) pengembangan instrumen penelitian berupa lembar validasi
yang diisi oleh dosen, lembar penilaian kepraktisan yang diisi oleh guru dan
siswa, lembar observasi pembelajaran yang diisi oleh observer, dan soal pre-test
dan post-test untuk mengukur keefektifan produk, b) pengembangan RPP sesuai
desain pada tahap perancangan, c) pengembangan LKS sesuai desain pada tahap
perancangan; 4) implementasi RPP dan LKS: dilakukan pada 22 April-9 Mei
2016; 5) evaluasi terhadap RPP dan LKS: RPP dan LKS dievaluasi terkait
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifannya.
83
1. Kevalidan
Produk berupa bahan ajar matematika yang telah dikembangkan memenuhi
kategori valid berdasarkan hasil penilaian oleh dua dosen validator. Masing-
masing komponen bahan ajar yaitu RPP dan LKS memenuhi kriteria valid.
Kriteria valid yang diperoleh menunjukan bahwa bahan ajar telah sesuai dengan
teori-teori atau validasi isi seperti yang disampaikan Nieveen (1999: 127) bahwa
bahan ajar dikatakan valid jika sesuai dengan teorinya.
Pada tahap validasi diperoleh penilaian bahan ajar dari dua dosen ahli sebagai
validator. Data hasil penilaian kemudian dianalisis dan dihitung skor kevalidan
RPP yang diberikan oleh pra ahli. Skor kevalidan untuk RPP adalah 270, dengan
kriteria sangat baik. Skor kevalidan untuk LKS adalah 155, dengan kriteria sangat
baik.
Pada BAB III dijelaskan bahwa bahan ajar dianggap valid dan layak
digunakan apabila skor kevalidan menurut dosen ahli mencapai kriteria minimal
baik. Berdasarkan skor kevalidan yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar yang dihasilkan valid dan layak digunakan.
2. Kepraktisan
Uji coba dilakukan pada siswa kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Uji coba
dilaksanakan setelah produk diperbaiki sesuai dengan kritik dan saran validator.
Analisis kepraktisan bahan ajar ditinjau dari penilaian guru, respon siswa, dan
keterlaksanaan pembelajaran. Praktis menurut Nieveen (1999: 127) dapat
diartikan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat membantu
dan memberikan kemudahan bagi penggunanya. Berdasarkan hasil analisis
84
kepraktisan ditinjau dari penilaian guru diperoleh bahwa skor kepraktisan RPP 59
dan skor kepraktisan LKS adalah 78. Kedua penilaian guru mencapai kriteria
sangat baik. Selanjutnya, skor kepraktisan keduanya adalah 137 dengan kriteria
sangat baik. Penyebaran angket penilaian siswa dilakukan setelah post-test.
Berdasarkan penilaian siswa diperoleh skor kepraktisan LKS yaitu 2153, dengan
kriteria sangat baik. LKS memudahkan siswa untuk memahami materi yang
diberikan dan memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa (Prastowo,
2011: 208).
Pada BAB III dijelaskan bahwa bahan ajar matematika dianggap praktis dan
layak digunakan apabila skor kepraktisan ditinjau dari penilaian guru dan respon
siswa mencapai kriteria minimal baik. Berdasarkan skor kepraktisan yang
diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat bahan ajar yang
dihasilkan praktis dan layak digunakan.
Hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran menurut observer
pertama pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut
menunjukkan persentase 75%, 85%, dan 98%. Sedangkan hasil lembar observasi
kegiatan pembelajaran menurut observer kedua pada pertemuan pertama, kedua,
dan ketiga secara berturut-turut menunjukkan persentase 75%, 83%, dan 100%.
Rata-rata hasil lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
menunjukkan persentase 86% dengan kriteria sangat baik. Menurut penjelasan
pada BAB III, yang menyatakan bahwa bahan ajar dikatakan praktis jika
mencapai minimal 75%. Berdasarkan skor kepraktisan yang diuraikan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dihasilkan praktis dan layak digunakan.
85
3. Keefektifan
Pada penelitian ini keefektifan penggunaan RPP dan LKS dengan pendekatan
project based learning ditentukan dari pencapaian ketuntasan belajar matematika
siswa. Sebelum dan sesudah uji coba lapangan bahan ajar dilakukan pre-test dan
post-test untuk mengetahui prestasi siswa. Keefektifan bahan ajar matematika
ditinjau dari tes prestasi. Hasil analisis dari tes prestasi siswa sebanyak 30 orang
menunjukkan siswa yang tuntas pada pre-test sebanyak 2 orang dengan
ketuntasan sebesar 7% dan siswa yang tuntas pada post-test sebanyak 26 orang
dengan ketuntasan sebesar 87%. Berdasarkan kualitas bahan ajar dari hasil pre-
test dan post-test yang telah ditetapkan, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
matematika yang dikembangkan memiliki kualitas efektif. Bahan ajar dikatakan
efektif jika bahan ajar yang digunakan dapat membatu siswa mencapai
kompetensi yang harus dimilikinya (Widodo dan Jasmadi, 2008: 48). Persentase
ketuntasan siswa lebih dari 75%. Ini berarti bahwa bahan ajar matematika yang
dihasilkan efektif dan layak digunakan.
Ketercapaian kualitas perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan
project based learning untuk meningkatkan hasil prestasi siswa ini sesuai dengan
peneltian yang dilakukan oleh Ariyanti (2015: 133) bahwa model project based
learning efektif ditinjau dari minat belajar matematika siswa yang mengakibatkan
hasil tes prestasi siswa meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis
project based learning yang dikembangkan memiliki kualitas valid, praktis, dan
efektif.
86
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian pengembangan bahan ajar tidak terlepas dari beberapa keterbatasan,
di antaranya:
1. Adanya keterbatasan waktu implementasi sehingga tidak semua LKS
diujicobakan.
2. Uji coba hanya dilakukan di satu kelas saja, yang terdiri dari 30 siswa.