bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran...

16
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 8 Salatiga adalah lembaga pendidikan formal yang merupakan satu-satunya SMP Negeri di Kecamatan Tingkir.Sekolah ini awalnya adalah sekolah Teknik (ST).Berdasarkan keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan RI no. 0259/0/94 tanggal 5 oktober 1994, tahun pembelajaran 1993/1994 menjadi SMP Negeri 8 Salatiga.Yang terletak di Jl. Argo Tunggal, Sidorejo Kidul. Dengan diasuh oleh 44 guru dan 12 Staf Tata Usaha, sekolah ini senantiasa memberikan pelayanan dalam peningkatan mutu pendidikan baik akademik sehingga mengalami peningkatan mutu dan pelayanan yang akhirnya selalu mendapatkan akreditasi A. Guna peningkatan dan optimalisasi pelayanan terhadap siswa, SMP Negeri 8 Salatiga menyediakan sarana sebagai penunjang dan pembekalan siswa, antara lain: 1. Laboratorium Bahasa yang ber AC dan khusus pembelajaran yang berbasis multimedia. 2. Laboratorium IPA yang memadai berada di lantai 2. 3. Laboratorium komputer dengan layar monitor LCD, dan dilengkapi internet serta hotsport sangat membantu siswa lebih menguasai Teknologi Informatika.

Upload: trankien

Post on 01-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMP Negeri 8 Salatiga adalah lembaga pendidikan formal yang

merupakan satu-satunya SMP Negeri di Kecamatan Tingkir.Sekolah ini

awalnya adalah sekolah Teknik (ST).Berdasarkan keputusan mentri

pendidikan dan kebudayaan RI no. 0259/0/94 tanggal 5 oktober 1994,

tahun pembelajaran 1993/1994 menjadi SMP Negeri 8 Salatiga.Yang

terletak di Jl. Argo Tunggal, Sidorejo Kidul.

Dengan diasuh oleh 44 guru dan 12 Staf Tata Usaha, sekolah ini

senantiasa memberikan pelayanan dalam peningkatan mutu pendidikan

baik akademik sehingga mengalami peningkatan mutu dan pelayanan yang

akhirnya selalu mendapatkan akreditasi A. Guna peningkatan dan

optimalisasi pelayanan terhadap siswa, SMP Negeri 8 Salatiga

menyediakan sarana sebagai penunjang dan pembekalan siswa, antara lain:

1. Laboratorium Bahasa yang ber AC dan khusus pembelajaran yang

berbasis multimedia.

2. Laboratorium IPA yang memadai berada di lantai 2.

3. Laboratorium komputer dengan layar monitor LCD, dan dilengkapi

internet serta hotsport sangat membantu siswa lebih menguasai

Teknologi Informatika.

30

4. Kantin sekolah, dan sarana koperasi untuk menyediakan kebutuhan

siswa.

5. Perpustakaan yang nyaman untuk belajar dengan tenaga yang

profesional sebagai juara lomba tenaga Perpustakaan se Kota Salatiga.

6. Lapangan basket sepak, sepak takraw, dan bola volly yang dapat

digunakan untuk berbagai kegiatan olahraga dan kebugaran siswa

7. Alat-alat kesenian seperti drum band, rebana dan band

8. Ruang karawitan yang menyediakan seperangkat gamelan guna

pembinaan peserta didik dibidang seni budaya seperti wayang,

kethoprak, tari, dll

B. Hasil Penelitian

Tahap perencanaan ini penelitian mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari pembelajaran.Soal tes formatif dan alat-alat pembelajaran

yang mendukung, selain itu juga dipersiapkan lembar observasi.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus pertama dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 27 April 2016 di kelas VIII G dengan jumplah 27

siswa.Dalam hal ini penelitian bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan.

Dalam siklus 1 pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang direncanakan

difokuskan pada penerapan Snowball Throwing, sebagai upaya untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa. Maka fokus penelitiannya adalah hal-hal

yang berkaitan dengan penggunaan pembelajaran Snowball Throwing serta

dampaknya terhadap pembelajaran.

31

Kondisi pembelajaran lebih interaktif, karena ditandai dengan adanya

kerjasama dan tanya jawab baik antara guru dengan siswa maupun antar

siswa. Terjadi pula komunikasi antar siswa dalam mengerjakan lembar kerja

dan menyampaikan hasil kerja sama antar kelompok.

Selain ceramah, tanya jawab pemberian tugas dan observasi yang

dipadukan untuk menciptakan keikutsertaan siswa proses kegiatan

pembelajaran, siswa tidak hanya terpaku di bangku sebagai pendengar saja,

tetapi berubah dengan kegiatan memahami materi dan menyimpilkan materi

berdasarkan soal-soal yang diberikan oleh guru, pengamatan (0bservasi)

dilaksanakan bersamaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat belajar

mengajar yang telah dilakukan. Adapun hasil siklus 1 adalah sebagai berikut :

1. Diskripsi kondisi awal

Kondisi awal hasil mata pelajaran IPS siswa kelas VIII G SMP Negeri 8

Salatiga dari 27 siswa hanya 1 yang tuntas, dikarenakan guru dalam

menyampaikan pembelajaran hanya menggunakan model ceramah bervariasi.

Cara belajar seperti ini akan memberikan kesan menjenuhkan dan

membosankan bagi siswa sehingga berpengaruh pada hasil pembelajaran.

Hasil belajar ulangan tengah semester genap bahwa belum semua siswa

VIII G tuntas dalam belajar IPS. Paparan hasil belajar siswa pada ulangan

tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016 dapat dilihat dari table

berikut ini

32

Tabel 1. Hasil ulangan Tengah Semester kelas VIII G SMP Negeri 8 Salatiga

No Nis Nilai KKM : 76Keterangan

1 4784 70 Belum tuntas

2 4840 63 Belum tuntas

3 4957 60 Belum tuntas

4 4900 66 Belum tuntas

5 4842 0 Belum tuntas

6 4792 30 Belum tuntas

7 4875 55 Belum tuntas

8 4793 70 Belum tuntas

9 4965 75 Belum tuntas

10 4849 60 Belum tuntas

11 4880 63 Belum tuntas

12 4973 73 Belum tuntas

13 4798 63 Belum tuntas

14 4909 70 Belum tuntas

15 4910 63 Belum tuntas

16 4946 60 Belum tuntas

17 4976 50 Belum tuntas

18 4947 53 Belum tuntas

19 4833 47 Belum tuntas

20 4954 70 Belum tuntas

21 4924 63 Belum tuntas

22 4892 70 Belum tuntas

23 4982 70 Belum tuntas

24 4926 60 Belum tuntas

25 4983 47 Belum tuntas

26 4981 60 Belum tuntas

27 4991 83 Tuntas

Jumlah 1614

33

Kondisi awal belum menggunakan model pembelajaran Snowball

Throwing yang mengakibatkan hasil belajar IPS kurang maksimal. Dari tabel di

atas dapat diperoleh data bahwa siswa yang sudah tuntas KKM (76) pada ulangan

tengah semester genap berjumlah 27 siswa, sedangkan yang tuntas hanya 1 siswa

saja rata-rata kelas dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Nilai klasikal kondisi awal kelas VIII G SMP Negeri 8 Salatiga

NO ASPEK NILAI

1 Rata-rata Klasikal 62,1

2 Nilai terendah 30

3 Nilai tertinggi 83

4 Prosentase ketuntasan 3,7%

Daftar pada table 2 di atas akan lebih jelas dengan grafik 1 sebagai berikut

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Rata-rata klasikal Nilai terendah Nilai tertinggi prasentase

Series 1

Series 2

Series 3

34

Pada grafik 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VIII G pada

mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal sebesar 62,1 nilai terendah 30,

nilai tertinggi 83. Dan ketuntasan klasikal 3,7%

2. Deskripsi Hasil Penelitian siklus 1

Pada siklus ini pelajaran IPS dengan pokok bahasan perubahan masyarakat

Indonesia pada masa Bangsa Barat,sudah mengunakan model pembelajaran

Snowball Throwing. Hasil belajar setelah tindakan siklus 1 dapat dilihat pada table

3 di bawah ini.

35

Tabel 3. Hasil belajar siswa pada siklus 1 kelas VIII G SMP Negri 8 Salatiga

No Nis Pra siklus Siklus 1 Keterangan KKM 76

1 4784 70 80 Meningkat Tuntas

2 4840 63 70 Meningkat Belum tuntas3 4957 60 65 Meningkat Belum tuntas4 4900 66 65 Tidak meningkat Belum tuntas5 4842 0 0 Tidak meningkat Belum tuntas

6 4792 30 75 Meningkat Belum tuntas7 4875 55 70 Meningkat Belum tuntas8 4793 70 70 Tidak meningkat Belum tuntas9 4965 75 80 Meningkat Tuntas10 4849 60 70 Meningkat Belum tuntas11 4880 63 65 Meningkat Belum tuntas12 4973 73 70 Tidak meningkat Belum tuntas13 4798 63 60 Tidak meningkat Belum tuntas14 4909 70 85 Meningkat Tuntas15 4910 63 65 Meningkat Belum tuntas16 4946 60 65 Meningkat Belum tuntas

17 4976 50 0 Tidak meningkat Belum tuntas18 4947 53 70 Meningkat Belum tuntas19 4833 47 55 Meningkat Belum tuntas20 4954 70 70 Tidak meningkat Belum tuntas21 4924 63 45 Tidak meningkat Belum tuntas22 4892 70 70 Tidak meningkat Belum tuntas23 4982 70 60 Tidak meningkat Belum tuntas24 4926 60 75 Meningkat Belum tuntas25 4983 47 65 Meningkat Belum tuntas26 4981 60 80 Meningkat Tuntas27 4991 83 60 Tidak meningkat Belum tuntasJumlah 1614 1705

Berdasarkan belajar sebanyak n hasil penelitian siklus ini siswa

yang mengikuti proses 25 siswa dari 27 siswa keseluruhan kelas VIII G.

Hal ini dikarenakan 2 orang siswa tidak masuk, sehingga nilai 0 pada hasil

belajar siklus 1 karena siswa tidak mengikuti proses belajar. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat table 4 berikut

36

Table 4.nilai Klasikal prasiklus dan kelas VIII G SMP Negeri 8

Salatiga

Aspek Nilai

Pra Siklus Siklus 1

Rata-rata klasikal 62,1 68,2

Nilai Terendah 30 45

Nilai Tertinggi 83 85

Dari tabel diatas Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus 1

dengan pokok bahasan perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan

Bangsa Barat, perluasan penggunaan lahan, persebaran penduduk dan urbanisasi,

pengenalan mata uang pada masa sebelum barter dan masa barter sudah

menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.Hasil belajar dari siklus 1

menunjukan adanya peningkatan hasil belajar. Diperoleh hasil untuk nilai

terendah 45 dan nilai tertinggi 85 ketuntasan klasikal 16% table 4 di atas akan

tampak jelas dengan grafik 2 berikut ini :

37

Grafik 2. Perbandingan Nilai Klasikal Prasiklus dan siklus 1

Kelas VIII G SMP Negeri 8 Salatiga

Perolehan nilai Prasiklus yang di tunjukan grafik 2, untuk rata-rata klasikal

adalah 62,1 dan 68,2 untuk Siklus 1, nilai terendah prasiklus 30 dan nilai

terendahSiklus 1 45 sedangkan nilai tertinggi prasiklus 83 dan 85 pada siklus 1.

3.Diskripsi hasil penelitian Siklus 2

Oleh karena indikator yang ditetapkan belum tercapai, maka dilanjutkan

pada siklus II ini. Pokok bahasan perubahan masyarakat Indonesia pada masa

Bangsa Jepang sudah mengunakan model pembelajaran Snowball Throwing.

Hasil pembelajaran pada Siklus II dapat dilihat dibawah ini

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

rata-rata klasikal nilai rendah nilai tertinggi

pra siklus

siklus 1

38

Tabel 5. Hasil belajar siswa siklus II Kelas VIII G SMP Negeri 8 Salatiga

No Nis Prasiklus

SiklusI

Siklus II Keterangan KKM76

1 4784 70 80 95 Meningkat Tuntas

2 4840 63 70 95 Meningkat Tuntas3 4957 60 65 80 Meningkat Tuntas4 4900 66 65 90 Meningkat Tuntas5 4842 0 0 0 Tidak

meningkat6 4792 30 75 80 Meningkat Tuntas7 4875 55 70 80 Meningkat Tuntas8 4793 70 70 95 Meningkat Tuntas9 4965 75 80 85 Meningkat Tuntas10 4849 60 70 85 Meningkat Tuntas11 4880 63 65 95 Meningkat Tuntas12 4973 73 70 95 Meningkat Tuntas13 4798 63 60 95 Meningkat Tuntas14 4909 70 85 100 Meningkat Tuntas15 4910 63 65 0 Tidak

meningkat16 4946 60 65 80 Meningkat Tuntas17 4976 50 0 85 Meningkat Tuntas18 4947 53 70 85 Meningkat Tuntas19 4833 47 55 80 Meningkat Tuntas20 4954 70 70 90 Meningkat Tuntas21 4924 63 45 80 Meningkat Tuntas22 4892 70 70 95 Meningkat Tuntas23 4982 70 60 95 Meningkat Tuntas24 4926 60 75 80 Meningkat Tuntas25 4983 47 65 95 Meningkat Tuntas26 4981 60 80 95 Meningkat Tuntas27 4991 83 60 95 Meningkat Tuntas

Jumlah 1614 1705 2.225

Hasil belajar siswa pada siklus II tampak meningkat dibandingkan dengan

siklus 1.Pada Siklus ke II 98% nilai siswa mengalami peningkatan. Siswa yang

mengikuti belajar mengajar pada siklus II berjumlah 25 dari 27 siswa keseluruan

39

dari Kelas VIII G, hal ini dikarenakan 2 orang siswa tidak masuk, sehingga nilai 0

pada hasil belajar siklus II. Nilai klasikal antara Siklus I dan Siklus II dapat dilihat

pada table 6 di bawa ini :

Table 6.nilai klasikal Siklus I dan siklus II Kelas VIII G SMP Negri 8

Salatiga :

Aspek Nilai

Siklus I Siklus II

Rata-rata klasikal 68,2 89

Nilai Terendah 45 80

Nilai Tertinggi 85 100

Dari Siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai terendah 80

dan nilai tertinggi 100, rata-rata nilai klasikal 89 dengan ketuntasan presentase

92,6% tabel diatas dapat digambarkan dalam grafik dibawa ini

40

Grafik 3. Perbandingan nilai Klasikal Siklus 1 dan Siklus II Kelas

VIII G SMP Negeri 8 Salatiga

Pada grafik 3 bahwa rata-rata Klasikal pada Siklus II mengalami

peningkatan. Siklus I rata-rata Klasikalnya adalah 68,2 menjadi 89 pada siklus II.

Nilai terendah pada Siklus 1 45 dan 80 pada Siklus II kemudian nilai tertinggi 85

pada siklus I dan 100 pada siklus II.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Rata-rataKlasikal

40

Grafik 3. Perbandingan nilai Klasikal Siklus 1 dan Siklus II Kelas

VIII G SMP Negeri 8 Salatiga

Pada grafik 3 bahwa rata-rata Klasikal pada Siklus II mengalami

peningkatan. Siklus I rata-rata Klasikalnya adalah 68,2 menjadi 89 pada siklus II.

Nilai terendah pada Siklus 1 45 dan 80 pada Siklus II kemudian nilai tertinggi 85

pada siklus I dan 100 pada siklus II.

Rata-rataKlasikal

Nilai Terendah Nilai Tertinggi

40

Grafik 3. Perbandingan nilai Klasikal Siklus 1 dan Siklus II Kelas

VIII G SMP Negeri 8 Salatiga

Pada grafik 3 bahwa rata-rata Klasikal pada Siklus II mengalami

peningkatan. Siklus I rata-rata Klasikalnya adalah 68,2 menjadi 89 pada siklus II.

Nilai terendah pada Siklus 1 45 dan 80 pada Siklus II kemudian nilai tertinggi 85

pada siklus I dan 100 pada siklus II.

Siklus I

Siklus II

41

4. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rata-rata Klasikal dan Ketuntasan Belajar Siswa

Table 7.Nilai Klasikal pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kelas VIII G SMP Negeri

8 Salatiga.

No Aspek Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Rata-rata klasikal 62,1 68,2 89

2 Nilai Terendah 30 45 80

3 Nilai Tertinggi 83 85 100

Table 7 di atas akan lebih jelas dengan grafik dibawah ini :

Grafik 4.perbandingan nilai klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kelas VIII

G SMP Negeri 8 Salatiga

0

20

40

60

80

100

120

Rata-rata Klasikal Nilai Terendah Nilai tertinggi

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

42

Pada grafik 4 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata klasikal

pada pra siklus yaitu 62,1 menjadi 68,2. Pada siklus II rata-rata klasikal

meningkat menjadi 89 nilai terendah pra siklus 30 menjadi 45. Pada siklus II

meningkat menjadi 80 dengan prosentase kenaikan 3,7% begitu juga perolehan

nilai tertinggi pada pra siklus 83 dan mengalami peningkatan pada siklus I dengan

nilai tertinggi 85 dengan prosentase kenaikan 14,8%. Pada siklus II meningkat

menjadi 100 dengan prosentase kenaikan 92,6% nilai tertinggi disebabkan siswa

sudah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.

Ketuntasan minimum kelas dari tiap siklus juga mengalami peningkatan

prosentase ketuntasan klasikal siswa pada mata pelajaran IPS dapat dilihat dari

tabel 8 di bawah berikut ini :

NO Tahap

Perbaikan

Prosentase

Belumtuntas

Tuntas

1 Pra Siklus 96,3% 3,7%

2 Siklus I 85,2% 14,8%

3 Siklus II 7,4% 92,6%

43

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 8 Salatiga

dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing, kualitas

pembelajaran pada pelajaran IPS siswa kelas VIII G SMP Negeri 8 Salatiga

meningkat. Hal ini dapat di ketehui paada grafik diatas dari nilai Pra Siklus,Siklus

I, dan Siklus II sangat meningkat. Pra Siklus dengan nilai rata-rata klasikal

sebesar 62,1 nilai terendah 30, nilai tertinggi 83. Dan ketuntasan klasikal 3,7%,

bayak siswa yang belum tuntas di nilai Pra Siklus.

Siklus I Hasil belajar dari siklus 1 menunjukan adanya peningkatan hasil

belajar. Diperoleh hasil untuk nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 85 ketuntasan

klasikal 14,8%, dan dari Siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai

terendah 80 dan nilai tertinggi 100, rata-rata nilai klasikal 89ketuntasan klasikal

92,6%.

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Pra Siklus

43

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 8 Salatiga

dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing, kualitas

pembelajaran pada pelajaran IPS siswa kelas VIII G SMP Negeri 8 Salatiga

meningkat. Hal ini dapat di ketehui paada grafik diatas dari nilai Pra Siklus,Siklus

I, dan Siklus II sangat meningkat. Pra Siklus dengan nilai rata-rata klasikal

sebesar 62,1 nilai terendah 30, nilai tertinggi 83. Dan ketuntasan klasikal 3,7%,

bayak siswa yang belum tuntas di nilai Pra Siklus.

Siklus I Hasil belajar dari siklus 1 menunjukan adanya peningkatan hasil

belajar. Diperoleh hasil untuk nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 85 ketuntasan

klasikal 14,8%, dan dari Siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai

terendah 80 dan nilai tertinggi 100, rata-rata nilai klasikal 89ketuntasan klasikal

92,6%.

Pra Siklus Siklus I siklus II

Belum Tuntas

Tuntas

43

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 8 Salatiga

dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing, kualitas

pembelajaran pada pelajaran IPS siswa kelas VIII G SMP Negeri 8 Salatiga

meningkat. Hal ini dapat di ketehui paada grafik diatas dari nilai Pra Siklus,Siklus

I, dan Siklus II sangat meningkat. Pra Siklus dengan nilai rata-rata klasikal

sebesar 62,1 nilai terendah 30, nilai tertinggi 83. Dan ketuntasan klasikal 3,7%,

bayak siswa yang belum tuntas di nilai Pra Siklus.

Siklus I Hasil belajar dari siklus 1 menunjukan adanya peningkatan hasil

belajar. Diperoleh hasil untuk nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 85 ketuntasan

klasikal 14,8%, dan dari Siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai

terendah 80 dan nilai tertinggi 100, rata-rata nilai klasikal 89ketuntasan klasikal

92,6%.

Belum Tuntas

Tuntas

44

1. Aktifitas Guru

Hasil belajar guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus satu dan

siklus II sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar dimana guru adalah

orang yang langsung berinteraksi dengan anak didik atau siswa, memberikan

motivasi, keteladanan, dan inspirasi agar siswa bersemangat dalam berkarya dan

berprestasi. Oleh karena itu guru merupakan fasilitator dan mempunyai peranan

penting bagi siswa dalam proses belajar mengajar. Dimana guru yang

berkompetensi baik dalam mengajar maka hasil belajar maka siswa akan baik pula

dan sebaliknya, jika guru kurang baik kompetensi dalam mengajar maka hasil

belajar siswa yang di ajukan akan kurang.

2. Kendala Yang Ditemukan

Pada siklus I ditemukan kendala dimana kondisi kelas yang kurang

konduksif dan siswa masih bergantung pada temannya. Pada siklus II tidak ada

kendala sama sekali sehingga, pada siklus II proses belajar lebih konduktif