bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. bab iv.pdf · seiring...

75
56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Hasil penelitian adalah berupa deskripsi dan pembahasan deskripsi dan pembahasan terkait gambaran umum lokasi penelitian, serta deskripsi dan pembahasan tentang peran pembelajaran PKn dalam membentuk karakterpada siswa di MAN 1 Yogyakarta, peran kegiatan kepramukaan dalam membentuk karakterpada siswa di MAN 1 Yogyakarta, hambatan yang ditemui guru dan pembina pramuka dalam membentuk karaktermelalui pembelajaran PKn dan kegiatan kepramukaan serta solusi yang dilakukan oleh guru dan pembina pramuka dalam menghadapi hambatan ketika menanamkan nilai-nilai karakter. Dalam penelitian ini hasil penelitian dan pembahasan oleh peneliti dipaparkan secara bersamaan dengan alasan agar lebih efektif, efisien, serta mempermudah dalam menjawab permasalahan. 1. Gambaran Umum MAN 1 Yogyakarta a. Sejarah Singkat MAN 1 Yogyakarta Perjalanan MAN 1 Yogyakarta dimulai pada tahun 1950 ketika Departemen Agama mendirikan tiga sekolah SGAI (Sekolah Guru Agama Islam) putra dan putri serta SGHA (Sekolah Guru Hakim Agama) secara de facto. SGHA inilah yang dalam perjalannya merupakan titik awal MAN 1 Yogyakarta. Pendirian tiga sekolah di lingkungan Departemen Agama ini secara de jure dengan Surat Penetapan Menteri Agama No. 7 Tanggal 5 Februari 1951.

Upload: truongliem

Post on 16-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Hasil penelitian adalah berupa deskripsi dan pembahasan deskripsi dan

pembahasan terkait gambaran umum lokasi penelitian, serta deskripsi dan

pembahasan tentang peran pembelajaran PKn dalam membentuk karakterpada

siswa di MAN 1 Yogyakarta, peran kegiatan kepramukaan dalam membentuk

karakterpada siswa di MAN 1 Yogyakarta, hambatan yang ditemui guru dan

pembina pramuka dalam membentuk karaktermelalui pembelajaran PKn dan

kegiatan kepramukaan serta solusi yang dilakukan oleh guru dan pembina

pramuka dalam menghadapi hambatan ketika menanamkan nilai-nilai karakter.

Dalam penelitian ini hasil penelitian dan pembahasan oleh peneliti dipaparkan

secara bersamaan dengan alasan agar lebih efektif, efisien, serta mempermudah

dalam menjawab permasalahan.

1. Gambaran Umum MAN 1 Yogyakarta

a. Sejarah Singkat MAN 1 Yogyakarta

Perjalanan MAN 1 Yogyakarta dimulai pada tahun 1950 ketika Departemen

Agama mendirikan tiga sekolah SGAI (Sekolah Guru Agama Islam) putra dan

putri serta SGHA (Sekolah Guru Hakim Agama) secara de facto. SGHA inilah

yang dalam perjalannya merupakan titik awal MAN 1 Yogyakarta. Pendirian tiga

sekolah di lingkungan Departemen Agama ini secara de jure dengan Surat

Penetapan Menteri Agama No. 7 Tanggal 5 Februari 1951.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

57

Usia SGHA hanya berlangsung tiga tahun, pada tahun 1954 SGHA oleh

Departemen Agama RI dialihfungsikan menjadi PHIN (Pendidikan Hakim Islam

Negeri). Perubahan fungsi ini ditujukan guna menyiapkan dan membentuk hakim-

hakim yang saat masa tersebut kebutuhannya sangat besar. Ketika proses

penggodokan dan pengkaderan calon hakim telah memenuhi kebutuhan dan

seiring kondisi nyata dimasyarakat calon hakim merupakan lulusan fakultas

hukum suatu perguruan tinggi. Berpedoman kondisi itu Departemen Agama RI

pada tanggal 16 Maret 1978 mengalih fungsikan PHIN sebagai sekolah yang tidak

mengkhususkan pada satu bidang yaitu berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) Yogyakarta I.

Berubahnya PHIN menjadi MAN 1 Yogyakarta yang secara kejenjangan

merupakan sekolah setingkat dengan SMA (Sekolah Menegah Atas). MAN

sebagai sekolah yang sederajat dengan SMA secara kelembagaan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan memberikan Surat Keputusan Nomor : 0489/U/1999

yang menyatakan bahwa MAN merupakan SMU berciri Agama Islam. Dengan

dikeluarkannya SK Mendibud RI tersebut memberikan bukti nyata bahwa MAN 1

Yogyakarta dalam pembelajarannya menerapkan ketentuan dan ketetapan yang

dijalankan oleh SMA pada umumnya dengan ciri khususnya Pendidikan Agama

Islam mendapatkan preoritas yang lebih banyak dibanding dengan kurikulum

yang diterapkan di lingkungan SMA. Seiring dengan perjalanan waktu dan

berbagai perubahan kurikulum nasional untuk tingkat pendidikan menengah

(SMA), MAN 1 Yogyakarta tetap mampu menunjukkan jati dirinya sebagai

sekolah Agama Islam setingkat SMA yang dikelola Departemen Agama. Di

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

58

tengah-tengah persaingan yang kompetetif dengan SMA, MAN 1 Yogyakarta

merupakan idola terhadap dunia pendidikan Islam, dengan siswa peserta didik

kurang lebih 30 % berasal dari luar D.I. Yogyakarta terutama yang berbasis

pesantren dan lingkungan Agama Islamnya berakar kuat seperti Demak, Kudus,

Pantura dll. Lulusan MAN 1 Yogyakarta telah banyak yang berhasil melanjutkan

studi ke jenjang pendidikan tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan PTS

(perguruan Tinggi Swasta) di dalam negeri ataupun di luar negeri seperti di Al

Azhar (Mesir) dan Pakistan, Kuwait, dan lainnya. Berikut ini sejarah singkat

MAN 1 Yogyakarta (Agus Santosa, 2013)

Tabel. 2

Sejarah Singkat MAN 1 Yogyakarta

No Tahun Nama

1 1950/1951 � 1954 SGHA

2 1954 � 1978 PHIN

3 1978 � sekarang MAN 1 Yogyakarta

(Sumber: Agus Santosa, 2013)

b. Visi dan Misi MAN 1 Yogyakarta

MAN 1 Yogyakarta memiliki visi menjadikan generasinya menjadi generasi

yang ULIL ALBAB, sehingga sekolah selain ingin meningkatkan mutu dan

kualitas pendidikan. Madrasah ingin menjadikan peserta didiknya menjadi

generasi yang cerdas berilmu tapi juga berakhlaq mulia. Adapun visi dan misi dari

MAN 1 Yogyakarta sendiri adalah sebagai beikut ini:

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

59

1) Visi Madrasah

UngguL, ILmiah, Amaliyah, IBAdah dan Bertanggung jawab (ULIL

ALBAB). Terwujudnya lulusan Madrasah yang unggul dibidang iman

dan taqwa (imtaq) dan IPTEK, berfikir ilmiah, mampu mengamalkan

ajaran agama, tekun beribadah, bertanggung jawab dalam kehidupan

bermasyarakat dan pelestarian lingkungan.

2) Misi Madrasah

a) Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan

ibadah serta akhlakul karimah sehingga menjadi pedoman hidup

b) Menumbuhkembangkan nilai sosial dan budaya bangsa sehingga

menjadi sumber kearifan dalam bertindak

c) Melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran secara efektif dan

efisien agar siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan

potensi yang dimiliki

d) Meningkatkan pembelajaran terhadap siswa melalui pendidikan

yang berkarakter unggul, berbudaya, aktif, inovatif, kreatif dan

menyenangkan

e) Menumbuhkan semangat juang menjadi yang terbaik kepada siswa

dalam bidang akademik dan non akademik

f) Mempersiapkan dan menfasilitasi siswa untuk studi lanjut ke

perguruan tinggi

g) Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam berkehidupan di

masyarakat dan pelestarian lingkungan.

2. Data Siswa dan Tenaga Pendidik serta Nonkependidikan MAN 1

Yogyakarta Berdasar Latar Belakang Pendidikan

a. Jumlah siswa MAN 1 Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2012/2013 dari kelas

X, XI dan XII akan disajikan dengan rinci pada tabel berikut ini:

Tabel. 3

Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013

Bulan X MAU Jml Kelas XI Jml Kelas XII Jml

Lk Pr Jml Lk Pr Jml Lk Pr Jml Lk Pr Jml

Juli 106 123 229 119 120 239 86 147 233 311 390 701

Agus 106 123 229 119 120 239 86 147 233 311 390 701

Sept 106 123 229 119 120 239 86 147 233 311 390 701

Nov 106 123 229 119 120 239 86 147 233 311 390 701

Des 106 123 229 119 120 239 86 147 233 311 390 701

Jan 105 123 228 119 120 239 86 146 232 310 389 699

Feb 104 123 227 119 120 239 86 146 232 309 388 698

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

60

(Sumber: Administrasi TU MAN 1 Yogyakarta Tahun 2013)

b. Jumlah tenaga pendidik MAN 1 Yogyakarta secara keseluruhan terdiri dari:

Kepala Sekolah 1 orang, Wakil Kepala Sekolah 4 orang masing-masing Waka

Kesiswaan, Waka Humas, Waka Agama, dan Waka Kurikulum. Guru PNS 53

orang, dan Guru bukan PNS 7 orang. Jumlah tenaga kependidikan seluruhnya

60 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel. 4

Data Guru Kependidikan Berdasarkan Latar Pendidikan

No. Pendidikan Terakhir Jumlah

1. Sarjana (S2) 20

2. Sarjana (S1) 39

3. Diploma (D3) 1

Jumlah 60

(Sumber: Administrasi TU MAN 1 Yogyakarta Tahun 2013)

Berdasarkan data guru yang diperoleh bahwa guru MAN 1 Yogyakarta

mayoritas berpendidikan Sarjana (S1). Sementara yang lainnya adalah Sarjana

(S2) dan Diploma (D3).

c. Jumlah tenaga nonkependidikan MAN I Yogyakarta secara keseluruhan

berjumlah 23 orang. Berikut disajikan data tenaga nonkependidikan MAN 1

Yogyakarta secara lebih rinci:

Tabel. 5

Data Tenaga Nonkependidikan Berdasarkan Latar Belakang

No. Pendidikan Terakhir Jabatan Jumlah

1. Sarjana (S1) Tata Usaha 2

2. Diploma (D3) Administrasi Umum dan

Perpustakaan

2

3. SMA Administrasi Umum dan

Satpam

16

4. SMP Clening Servis 2

5. SD Clening Servis 1

Jumlah 23

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

61

(Sumber: Administrasi TU MAN 1 Yogyakarta Tahun 2013)

Dari data tenaga nonkependidikan MAN 1 Yogyakarta dapat diketahui bahwa

mayoritas berpendidikan SMA dengan jumlah 16 orang. sementara untuk tenaga

nonkependidikan yang berpendidikan Diploma (D3) dan Sarjana (S1) masih

cukup minim dengan masing-masing berjumlah 2 orang, dan untuk petugas

kebersihan (Cleaning Servis) sendiri berpendidikan SD maupun SMP.

3. Sarana dan Prasarana

Tanah MAN 1 Yogyakarta status kepemilikannya merupakan hak milik

Keraton Yogyakarta dan penggunaan dengan perijinan pinjam pakai dengan

jangka waktu 5 (lima) tahun serta dilakukan perpanjangan untuk tiap waktu

tersebut.

Tabel. 6

Luas Sarana dan Prasarana

No Status Luas (m 2)

1 Tanah 10027

2 Bangunan 8367

3 Pagar 380

4 Lapangan / halaman 797,5

5 Taman 248,5

6 Parkir 234

(Sumber: Agus Santosa, 2013)

Keberadaan dan kelengkapan serta penggunaan sarana-prasarana yang

optimal menjadi keharusan di dalam suatu instansi pendidikan. MAN 1

Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan menengah atas memberikan kesiapan

sarana dan prasarana yang mencukupi agar KBM secara optimal dapat

berlangsung. Keberadaan dan kelengkapan sarana-prasarana MAN 1 Yogyakarta

antara lain:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

62

Tabel. 7

Inventaris Ruang dan Barang

No Jenis Ruang Jumlah Keterangan

1 R. Teori/R. Kelas 23 Fan dengan centar audio room

2 R. Lab. Komputer 1 40 PC, AC, LCD, LAN dan internet

3 R. Lab. Bahasa 1 40 audio, AC, TV dan VCD player

4 R. Lab. Fisika 1 Fan, LCD, TVdan VCD player

5 R. Lab. Kimia 1 Fan, LCD, TV dan VCD player

6 R. Lab. Biologi 1 AC, LCD, TV dan VCD player

7 R. Perustakaan 1 2 lantai, Ac, LC, TV dan VCD player, Internet,

Pelayanan digital

8 R. Lab. Agama 1 LCD, TV dan Fan

9 R. Lab. IPS 1 LCD dan AC

10 R. Guru 2 Fan dan TV

11 R. Kepala Madrasah 1 AC, TV dan Telp.

12 R. BK 1 Fan

13 R. Aula/Serbaguna 1 AC, LCD, Sound

14 Asrama 2 Berlantai 2 untuk local utara

15 Masjid 1 2 lantai

16 Gudang 1 Fan

17 R. Tata Usaha 1 Fan

18 Rumah Penjaga 1 Fan

19 R. Satpam 1 TV, Tape recorder, HT

20 R. Tamu 1 AC

21 R. Asana/Kegiatan siswa 7 Fan

22 Toilet 12 Keramik

23 Kantin 1 Keramik, Fan

25 R. umum 1 Etalase piala/tropy

26 Lapangan Basket/Fotsall 1

27 Lapangan Bulu tangkis 1

28 Parkir siswa dan guru 4

29 R. UKS 1 Tempat tidur dan Fan

30 Garasi Mobil 1

(Sumber: Agus Santosa, 2013)

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

63

4. Organisasi dan Ekstrakurikuler

a. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Pramuka

Kualitas tamatan MAN 1 Yogyakarta (MANSA) dituntut untuk memenuhi

standar kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai materi

pelajaran, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan sosial.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan siswa pada

hubungan sosial. Di dalamnya terdapat pendidikan pengenalan diri dan

pengembangan kemampuan selain pemahaman materi pelajaran. Berangkat dari

pemikiran tersebut, di MAN 1 Yogyakarta diselenggarakan berbagai kegiatan

ekstrakurikuler. Salah satunya adalah ekstrakurikuler pramuka dengan nama

Ambalan Alibasyah dan Ratnaningsih.

Berdasarkan data dokumentasi pada tahun 2012, ambalan putra bernama

Alibasyah didirikan pada tanggal 9 Oktober 1987, nama ini diambil dari nama

seorang pahlawan Indonesia. Beliau seorang Panglima Perang yang membantu

Pangeran Diponegoro dalam mengusir penjajahan Belanda. Nama ini disahkan

dalam Musyawarah Ambalan pertama pada tahun 1987. Ambalan putri bernama

Ratnaningsih didirikan pada tanggal 9 Oktober 1987, nama ini diambil dari nama

istri Pangeran Diponegoro yang selalu mendampingi beliau saat berjuang

melawan penjajah. Nama ini disahkan dalam Musyawarah Ambalan pertama pada

tahun 1987.

Ambalan Alibasyah-Ratnaningsih Gugus Depan 03089-03090 Pangkalan

MAN 1 Yogyakarta memiliki tugas untuk melaksanakan dan mengupayakan hal-

hal yang mendukung tercapainya tugas dan misi Gerakan Pramuka. Anggota

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

64

Ambalan yaitu: Tamu Ambalan, Warga Ambalan, Penegak, dan Purna Ambalan.

Kepengurusan Ambalan Alibasyah-Ratnaningsih terdiri dari Dewan Kehormatan,

Dewan Ambalan, BPH Ambalan, Biro dan Kelompok Kerja. BPH terdiri dari

Pradana, Pemangku Adat, Kerani, dan Juru Uang.

b. Visi dan Misi Pramuka Ambalan Alibasyah-Ratnanngsih Pangkalan

MAN 1 Yogyakarta

Visi

Manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur, yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Maha Esa, kuat mental emosional,

dan tinggi moral, tinggi kecerdasan mutu.

Misi

1) Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah air

dan bangsa

2) Memupuk dan mengembangkan persatuan dan kebangsaan

3) Menumbuh dan mengembangkan pada para anggota rasa percaya

diri, sikap perilaku dan kreatif, rasa tanggung jawab dan disiplin

4) Memupuk dan mengembangkan kepemimpinan

5) Menumbuhkan jiwa dan sikap kewirausahaan

6) Membina dan melatih jasmani, panca indera, daya pikir,

ketrampilan, dan hasta karya.

c. Potensi Pembina, Dewan Ambalan dan Biro

Pembina pramuka di MAN 1 Yogyakarta berjumlah 4 orang dengan rincian,

Pembina Gugus Depan 1 orang, Pembina Satuan 3 orang, dan pembantu pembina

6 orang. Sementara Dewan Ambalan (DA) Gugus Depan 03089-03090 Pangkalan

MAN 1 Yogyakarta merupakan lembaga kebersamaan berdasarkan persaudaraan

bhakti yang berfungsi sebagai forum komunikasi, edukasi, dan informasi antar

Penegak. Dewan Ambalan Gugus Depan 03089-03090 pangkalan MAN 1

Yogyakarta tahun ajaran 2012-2013 beranggotakan para Penegak yang berjumlah

80 orang dengan rincian DA kelas X berjumlah 22 orang, kelas XI berjumlah 21

orang dan kelas XII berjumlah 37 orang. Biro adalah wadah pembinaan warga

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

65

Ambalan untuk ikut serta dan dan berlatih dibidang pengelolaan pada cabang-

cabang praktis pengelolaan mekanisme Ambalan dalam rangka merealisasikan

tugas pokok dan wewenang BPH Ambalan. Biro bertanggung jawab pada masing-

masing BPH yang mempunyai kesamaan fungsi dan wewenang tugas. Jenis-jenis

biro meliputi biro latihan, logistik, dan adat. Biro latihan berjumlah 9 orang, biro

logistik berjumlah 6 orang, dan biro adat berjumlah 8 orang.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan disajikan deskripsi hasil penelitian tugas akhir skripsi

yang meliputi: peran pembelajaran PKn dalam membentuk karakter, peran

kegiatan kepramukaan dalam membentuk karakter, hambatan dalam membentuk

karakter serta upaya dalam menghadapi hambatan dalam membentuk karakter.

Adapun deskripsi hasil penelitian yang disajikan adalah sebagai berikut:

1. Peran Pembelajaran PKn dalam Membentuk Karakter

Guna memperoleh gambaran data tentang peran pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaran (PKn) dalam membentuk karakter pada siswa di MAN 1

Yogyakarta, maka dapat disajikan deskripsi hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi sebagai berikut:

a. Persiapan Guru dalam Proses Pembelajaran PKn

Salah satu peran guru PKn sebagai pengajar adalah membuat panduan atau

arah rencana mengajar berupa Silabus maupun RPP. Persiapan yang paling utama

dilakukan guru adalah dengan menyusun Silabus dan RPP yang akan digunakan

selama satu tahun dalam proses pembelajaran PKn.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

66

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perencanaan yang

harus dibuat oleh guru PKn sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Dalam

penyusunan RPP ini merupakan penjabaran dari Silabus yang juga dibuat baik

untuk kelas X, XI, dan XII dengan mengembangkan pendidikan karakter di

dalamnya. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut pemaparan dari narasumber:

Apakah dalam mempersiapkan pembelajaran PKn baik di kelas, lapangan dan

laboratorium, guru sudah menyusun RPP secara lengkap berkaitan dengan

pendidikan karakter pada mata pelajaran PKn di MAN 1 Yogyakarta?

Menurut Hartiningsih, S.Pd selaku guru PKn Kelas XI dan XII beliau

menyatakan bahwa: “Kami membuat RPP yang memang sudah bermuatan

karakter. Begitu pula dengan silabus sudah bermuatan karakter” (hasil wawancara

tanggal 24 April 2013). Sedangkan menurut Retno Wardani, S.Pd selaku guru

PKn Kelas X beliau menyatakan bahwa: “Secara lengkap Silabus dan RPP sudah

disusun dengan muatan pendidikan karakter di dalamnya” (hasil wawancara

tanggal 30 April 2013).

Guru PKn di MAN 1 Yogyakarta diketahui dalam proses penyusunan Silabus

dan RPP, pendidikan karakter sudah termuat di dalam Silabus dan RPP yang guru

PKn MAN 1 Yogyakarta susun. Memasukkan pendidikan karakter di dalam

Silabus dan RPP ini akan memudahkan guru dalam membentuk siswa-siswi di

MAN 1 Yogyakarta menjadi berkarakter baik.

Penyusunan RPP ini juga harus disesuaikan dengan SK-KD yang akan

diberikan sehingga dapat berkembang dalam materi ajar yang dengan butir-butir

karakter yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran PKn. Hal itu terlihat dari

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

67

observasi hari Jum’at, 26 April 2013 setiap kali guru PKn Kelas XI yaitu

Hartiningsih, S.Pd mengajar beliau selalu mengingatkan pada siswa tentang

kontrak belajar yang sudah disepakati pada setiap awal sementer baru untuk setiap

SK-KD akan melakukan proses pembelajaran dengan materi apa saja. Karena

itulah pada observasi Kelas XI pada kegiatan pendahuluan Hartiningsih, S.Pd

tidak pernah menyampaikan tujuan dari KD yang akan dipelajari karena semua

sudah dibahas di awal semester. Siswa hanya tinggal mematuhi kontrak belajar

dengan mempersiapkan diri untuk materi-materi selanjutnya yang juga telah

disampaikan di awal semester. Karakter yang berusaha dibentuk oleh guru adalah

karakter tanggung jawab.

Dari hasil wawancara dan observasi kemudian dilakukan cross check dengan

dokumentasi Silabus dan RPP yang dimiliki oleh masing-masing guru yaitu

Hartiningsih, S.Pd dan Retno Wardani, S.Pd sebagai pengampu mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X dan XI tahun ajaran 2012/1013 diketahui

bahwa pada dasarnya silabus dan RPP tersebut sudah mengintegrasikan

pendidikan karakter di dalam penyusunannya. Dengan menyertakan nilai budaya

dan karakter bangsa yang diharapkan tercapai melalui masing-masing KD. Serta

dari Silabus dan RPP yang dimiliki guru, dapat diketahui bahwa ketika mengajar

guru sudah menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan SK-KD yang

juga sudah sesuai dengan silabus dan RPP yang disusun. Namun, diketahui untuk

silabus yang dimiliki oleh guru PKn kelas XI pada semenster genap nilai budaya

dan karakter bangsa belum tercantum, tetapi pada semester ganjil sudah

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

68

tercantum. Sedangkan untuk kegiatan inti terkadang masih tidak sesuai dengan

RPP yang dibuat oleh guru.

b. Peran Guru PKn

Peran adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, fasilitator, motivator

dan evaluator. Peran guru sebagai pengajar sudah disampaikan sebelumnya antara

lain sebelum guru siap untuk mengajar guru diharuskan membuat silabus dan RPP

selama satu tahun ajaran sebagai pedoman dalam melaksanakan proses

pembelajaran PKn di kelas. Bagaimana peran guru PKn dalam membentuk

karakter di MAN 1 Yogyakarta.

Berdasarkan wawancara dengan Hartiningsih, S.Pd selaku guru PKn Kelas XI

dan XII beliau menyatakan bahwa: “Peran guru adalah sebagai fasilitator yaitu

dengan mengarahkan siswa agar dapat melakukan evaluasi diri terhadap kasus-

kasus dilematis. Misalnya dalam bentuk dengan memerankan diri menjadi suatu

figur, contohnya anggota DPR”(hasil wawancara tanggal 24 April 2013).

Sedangkan menurut Retno Wardani, S.Pd selaku guru PKn Kelas X, beliau

menyatakan bahwa:

Peran ibu disini sebagai teladan, fasilitator, pendidik, dan mentransfer

nilai-nilai yang berkaitan dengan karakter bangsa. Keteladanan dengan

guru sebaiknya memberi contoh yang baik misalnya seperti datang tepat

waktu, kemudian sikap dikelas ketika proses pembelajaran juga harus

diperhatikan supaya dapat memberi contoh yang baik. Guru sebagai

fasilitator misalnya ketika guru sedang mengkondisikan kelas supaya

siap untuk belajar bersama. Ketika proses pembelajaran sedang terjadi

guru tidak sebagai pokok (teacher center). Selain itu peran dan tugas

guru tidak hanya mentransfer ilmu tapi juga nilai. Anak disini bukan lagi

sebagai objek tapi adalah sebagai subjek.

Peran guru PKn dalam membentuk karakter melalui pembelajaran PKn

adalah sebagai fasilitator, pendidik, dan teladan bagi peserta didik atau siswanya.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

69

Peran guru sebagai pembimbing adalah guru berusaha membimbing peserta didik

atau siswanya untuk mempersiapkan dirinya ketika mengikuti proses

pembelajaran di kelas. Guru membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk

bersikap positif sehingga dapat menunjang proses pembelajaran yang diharapkan

akan tercapai. Peran guru yang lain sebagai pendidik adalah guru berusaha

menjadi teladan bagi peserta didik atau siswanya dengan tidak hanya

menyampaikan ilmu pengetahuan tapi juga menanamkan nilai-nilai yang akan

membuat peserta didik atau siswa menjadi manusia yang memiliki karakter baik.

Berikut penyataan Hartiningsih, S.Pd terkait bagaimana cara guru menyiapkan

peserta didik supaya siap mengikuti proses pembelajaran PKn?

Cara guru yaitu dengan membuat kontrak belajar. Di dalam kontrak

belajar akan disampaikan SK-KD selama satu sementer. Kemudian guru

akan membuat kesepakatan bersama siswa terkait proses pembelajaran

waktu SK-KD disampaikan beserta waktu ulangan. Dengan demikian

setiap pertemuan siswa telah mengetahui materi yang akan disampaikan

oleh guru, untuk kemudian menyiapkan diri dengan materinya di rumah

terlebih dahulu (hasil wawancara tanggal 24 April 2013)

Sementara menurut Retno Wardani, S.Pd beliau menyatakan bahwa: “Ibu

biasanya meminta siswa untuk menata ruang kelas terlebih dahulu supaya ruang

kelas menjadi kondusif dan nyaman untuk belajar. Selain itu juga menanyakan

kepada siswa terkait kesiapannya mengikuti proses pembelajaran” (hasil

wawancara tanggal 30 April 2013).

Guru berperan sangat penting sebagai pembimbing maupun sebagai pendidik

dalam mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran PKn di kelas.

Peran guru sebagai pembimbing dan pendidik itu di MAN 1 Yogyakarta sudah

diterapkan oleh guru dengan cara sebagai pembimbing guru mengarahkan siswa

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

70

untuk mematuhi kontrak belajar yang telah disepakati sehingga ketika melakukan

proses pembelajaran PKn di kelas siswa sudah membawa bekal materi yang akan

disampaikan pada setiap pertemuan. Ini akan memudahkan guru dalam

menjelaskan dan memberikan materi karena waktu yang singkat pada mata

pelajaran PKn yaitu yang hanya 2 jam pelajaran tidak akan hanya sia-sia dengan

hanya peserta didik atau siswa memperoleh materi dengan ceramah dari guru.

Tetapi dari bekal materi mereka dari rumah akan dapat diketahui dari materi

tersebut apa yang tidak diketahui atau tidak jelas oleh siswa akan dapat langsung

ditanyakan pada guru. Hal ini secara otomatis dapat membentuk karakter siswa

yang mandiri dan memiliki rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan cerdas. Guru

sebagai pendidik ditunjukkan pada saat guru mengajarkan apa itu pentingnya

kebersihan dengan selalu mengingatkan siswa ketika proses pembelajaran PKn

akan dilaksanakan. Dari kegiatan tersebut guru dapat membentuk karakter siswa

yang peduli terhadap lingkungan serta cinta terhadap kebersihan.

Setelah melakukan cross check dengan data hasil observasi di kelas, diketahui

guru memang selalu mengingatkan siswa pada kontrak belajar yang telah

disepakati serta pentingnya kebersihan kelas saat proses pembelajaran PKn

berlangsung sehingga suasana belajar pun menjadi nyaman. Siswa pun mengikuti

apa yang diminta oleh guru dengan jika masih ada beberapa sampah yang

berserakan langsung mereka pungut dan buang pada tempat sampah. Kebiasaan

untuk menjaga kebersihan yang dilakukan oleh guru merupakan hal yang positif

bagi siswa untuk membiasakan menjaga lingkungannya. Namun, dari hasil angket

data terbuka diketahui bahwa 34 siswa dari 50 siswa kadang-kadang masih

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

71

membuang sampah tidak pada tempatnya dikarenakan berbagai alasan, misalnya

reflek, lupa, dan malas mencari tempat sampah yang jauh.

Guru sebagai sebagai motivator. Hal ini sangat penting mengingat proses

pembelajaran akan berhasil jika peserta didik atau siswa mempunyai motivasi

yang tinggi untuk belajar. Salah satu bentuk motivasi belajar yang tinggi adalah

rasa ingin tahu peserta didik atau siswa terhadap materi yang dipelajari dan rasa

ingin tahu ini akan muncul dalam bentuk partisipasi aktif siswa di kelas.

Bagaimana cara guru selama pembelajaran PKn berlangsung dapat membangun

dan meningkatkan partisipasi aktif siswa?

Menurut pernyataan Hartiningsih, S.Pd selaku guru PKn Kelas XI beliau

menyatakan bahwa:

Cara guru dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait kasus-

kasus dilematis pada 10 menit pertama. Dari pertanyaan itu akan muncul

jawaban-jawaban yang pro dan kontra. Walaupun demikian guru akan

tetap menghargai setiap pendapat yang muncul. Karena dengan demikian

siswa akan belajar etika-etika berpendapat, cara berpartisipasi yang

benar, mengeluarkan pendapat yang baik. Itu untuk mencerminkan cara

bermusyawarah yang baik (hasil wawancara tanggal 24 April 2013).

Sedangkan menurut Retno Wardani, S.Pd selaku guru PKn Kelas X beliau

menyatakan bahwa:

Untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa ibu biasanya melakukan

diskusi interaktif terhadap setiap penjelasan materi yang disimpulkan.

Kemudian juga menanyakan apakah ada materi atau hal-hal yang belum

jelas atau belum dimengerti oleh siswa, selain itu juga ibu merancang

model dan media pembelajaran yang lebih interaktif, seperti diskusi

kelompok, dll (hasil wawancara tanggal 30 April 2013)

Peran guru sebagai motivator dengan menciptakan forum diskusi siswa di

kelas. Melalui forum diskusi ini diharapkan akan muncul pendapat yang pro dan

kontra sehingga peserta didik atau siswa dapat belajar mengemukakan pendapat

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

72

dengan baik serta dapat berbesar hati menerima kritikan serta belajar menghargai

pendapat orang lain serta tidak memaksakan pendapatnya sendiri. Kemudian

setelah melakukan pengecekan pada data observasi pembelajaran di kelas,

diketahui bahwa guru memang sejauh ini sudah berusaha berperan sebagai

motivator bagi siswa melalui berbagai metode pembelajaran yang dilakukan.

Hal itu terlihat pada saat observasi proses pembelajaran PKn di kelas guru

selalu berusaha memberikan pertanyaan terkait materi supaya membangun

partisipasi aktif siswa dan untuk kelas XI hal ini berhasil. Oleh karena itu, setiap

satu orang siswa menjawab siswa yang lain juga semangat untuk ikut menjawab

atau bertanya. Sementara untuk kelas X untuk meningkatkan partisipasi aktif

mereka guru masih harus menunjuk siswa terlebih dahulu supaya muncul

keberaniannya untuk berpendapat. Melalui angket data terbuka 47 siswa dari 50

siswa mengakui bahwa melalui metode diskusi pada saat mata pelajaran PKn

mereka belajar untuk menghargai dan mampu menerima pendapat orang lain yang

berbeda maupun belajar menerima kritik dari temannya. Bentuk partisipasi aktif

siswa yang baik perlu didukung dengan respon yang baik pula oleh guru.

Sehingga perlu diketahui bagaiamana cara guru dalam memberikan tanggapan

atau respon terhadap siswa atau peserta didik yang berpartisipasi aktif maupun

tidak?

Menurut Hartiningsih, S.Pd selaku guru PKn Kelas XI dan XII, beliau

menyatakan bahwa: “Respons ibu yaitu dengan memuji siswa, memberikan kata-

kata positif terhadap apapun pendapat siswa misalnya good, bagus, dsb.

Kemudian ibu juga menyebut nama siswa yang aktif tersebut karena hal itu bisa

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

73

memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi siswa” (hasil wawancara tanggal 24

April 2013).

Sedangkan menurut Retno Wardani, S.Pd selaku guru PKn Kelas X, beliau

menyatakan bahwa:

Respon untuk siswa yang aktif ibu memberikan reward yaitu berupa

penilaian yang berkaitan dengan keaktifan siswa. Sedangkan siswa yang

kurang aktif yaitu dengan merangsang siswa tersebut agar lebih aktif

misal memberikan pertanyaan atau perintah-perintah lain agar siswa juga

terpacu untuk bisa menjawab pertanyaan yang ibu berikan (hasil

wawancara tanggal 30 April 2013)

Guru telah menjalankan perannya sebagai motivator yang tidak hanya dengan

menciptakan forum diskusi bagi siswa sebagai ajang mengemukakan pendapat.

Tetapi, juga kemampuan guru dalam memberi tanggapan yang baik pula sehingga

siswa merasa tidak malu ketika jawabannya salah. Bentuk reward berupa pujian,

poin plus dalam keaktifan akan semakin memacu siswa untuk berpartisipasi aktif.

Setelah dilakukan pengecekan pada data observasi pada setiap pertemuan atau

tatap muka pada pembelajaran PKn di MAN 1 Yogyakarta guru juga telah

menunjukkan perannya sebagai motivator dengan memberi respon atau tanggapan

pada siswa yang aktif dan berusaha membangun partisipasi peserta didik atau

siswa yang kurang aktif. Walaupun bagi siswa kelas X keinginan untuk bertanya

dan menanggapai pertanyaan dari guru masih kurang, karena dari yang terlihat

siswa masih merasa malu dan takut apabila jawabannya salah. Sementara untuk

kelas XI kemampuan untuk berpartisipasi aktif sudah muncul dengan selalu

menanggapi pertanyaan dari guru maupun bertanya jika ada materi yang belum

dimengerti.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

74

c. Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran diperlukan oleh guru untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik atau siswa dapat mencapai

kompetisi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Metode

pembelajaran ini berperan penting dalam meningkatkan daya ingat, daya tangkap,

dan daya tarik dalam menerima materi dari guru. Mengingat begitu banyaknya

materi yang ada dalam mata pelajaran PKn diperlukan strategi-strategi dalam

menanamkan nila-nilai karakter melalui proses pembelajaran PKn. Apa saja

strategi yang sudah dilakukan guru dalam membentuk karakter di MAN 1

Yogyakarta dalam proses pembelajaran PKn? Bagaimana cara melaksanakan

strategi tersebut?

Menurut Hartiningsih, S.Pd selaku guru PKn Kelas XI dan XII, beliau

menyatakan bahwa: “Strategi yang dilakukan antara lain dengan melakukan

eksplorasi, evaluasi dan juga refleksi. Strategi tersebut harus input dengan

pembelajaran. Maksudnya adalah dengan menyesuaikan materi pelajaran yang

dipelajari” (hasil wawancara tanggal 24 April 2013).

Sedangkan menurut Retno Wardani, S.Pd selaku guru PKn Kelas X, beliau

menyatakan bahwa: “Sejauh ini strategi yang dilakukan dalam membentuk

karakter itu antara lain melalui pembiasaan, keteladanan, serta pemberian reward

berupa poin plus (+) untuk poin positif dan poin minus (-) untuk poin bagi yang

melanggar” (hasil wawancara tanggal 30 April 2013).

Guru PKn di MAN 1 Yogyakarta sudah memiliki strategi dalam membentuk

karakter melalui proses pembelajaran PKn. Hanya saja memang strategi tersebut

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

75

dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya dapat berjalan seperti yang diharapkan

mengingat kodisi masing-masing siswa yang berbeda-beda setiap harinya.

Berdasarkan hasil pengecekan dengan data observasi bahwa bentuk pembiasaan,

teladan dan refleksi merupakan strategi yang cukup efektif diterapkan. Misalnya

dengan guru memberi teladan masuk kelas tepat waktu maka sebelum guru masuk

kelas semua siswa sudah berada dibangkunya masing-masing. Walaupun 28 siswa

dari 50 siswa melalui angket data terbuka menjawab pernah terlambat berangkat

sekolah degan berbagai alasan misalnya, kesiangan, macet, jarak sekolah dengan

rumah yang jauh, dll.

Berdasarkan pengecekan data observasi pada di kelas XC pada Kamis, 25

April 2013 (Pukul 12.45-14.15 WIB), pembiasaan dilakukan guru dengan selalu

menghimbau hidup sehat dengan kondisi kelas yang selalu tetap bersih walaupun

sudah mencapai jam pelajaran terakhir. Hal ini akan membuat terciptanya suasana

belajar yang nyaman karena kelas yang bersih. Membiasakan diri untuk selalu

bersikap hormat kepada guru juga dilakukan dengan 43 siswa dari 50 siswa yang

mengisi angket data terbuka menyatakan bahwa selalu bersikap hormat kepada

orang yang lebih tua karena merupakan kewajiban bagi yang muda. Refleksi

dilakukan Hartiningsih, S.Pd pada saat menyampaikan materinya di kelas XI

Bahasa pada Selasa, 30 April 2013 (Pukul 08.30-10.00 WIB) dengan

menyampaikan materi terkait Hukum Internasional dengan sebelumnya

mengingat materi norma hukum. Guru melakukan refleksi bagaimana supaya

penegakkan hukum terutama korupsi supaya benar-benar adil? Kemudian siswa

bersama-sama mendiskusikan hal tersebut dipandu oleh guru.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

76

Metode pembelajaran memiliki peran penting seperti disampaikan

sebelumnya dalam meningkatkan daya ingat, daya tangkap, dan daya tarik dalam

menerima materi dari guru. Jika metode yang digunakan guru tidak menarik tentu

saja bagi peserta didik atau siswa akan sangat sulit sekali untuk menangkap

bahkan mengingat materi yang diberikan oleh guru. Hal itu terbukti dari hasil

angket data terbuka yang diberikan kepada siswa bahwa 45 siswa dari 50 lebih

suka guru menggunakan metode lain selain ceramah supaya tidak bosan dan

merasa mengantuk di dalam kelas. Kemudian setelah dilakukan pengecekan pada

data observasi pada proses pembelajaran guru PKn MAN 1 Yogyakarta di kelas

XF pada Selasa, 30 April 2013 (Pukul 10.30-12.00 WIB) sudah menggunakan

berbagai metode selain metode ceramah yaitu dengan menggunakan media film

pada saat proses pembelajaran. Melalui media film peserta didik atau siswa juga

diajak untuk melakukan refleksi terhadap kasus atau konflik yang dihadapi.

Sehingga dapat pula muncul pro dan kontra yang akan dapat dijadikan bahan

diskusi dengan memunculkan karakter demokratis di kelas. Film disesuaikan

dengan tema materi untuk memudahkan siswa memahami materi yang sedang

dipelajari. Karena pada waktu itu materi berhubungan dengan sistem politik

Indonesia maka film yang diputar juga bernuansa politik.

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi tentunya tidak lepas dari

peran Teknologi Informasi (TI) dalam memudahkan manusia mengolah data

maupun mencari sumber informasi. Apalagi di era modernisasi ini internet

menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat lagi dipisahkan dengan pekerjaan

manusia. Begitupula dalam proses pembelajaran, internet dewasa ini menjadi

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

77

suatu media penting bagi guru maupun peserta didik atau siswa sebagai sumber

informasi. Apakah dalam melaksanakan proses pembelajaran PKn yang

berdimensi pendidikan karakter guru telah memafaatkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi? Lalu, bagaimana cara guru dalam memanfaatkan Teknologi

Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran PKn yang berdimensi pendidikan

karakter? Menurut Hartiningsih, S.Pd selaku guru PKn Kelas XI dan XII, beliau

menyatakan bahwa: “Cara guru memanfaatkan TIK adalah dengan memanfaatkan

internet. Misalnya saja guru menugaskan siswa untuk mencari kasus-kasus terkait

materi yang sedang dipelajari kemudian dianalisis. Kedua, dengan tugas membuat

film dengan tema tertentu dan siswa yang memainkan peran, kemudian direkam.

Selanjutnya didiskusikan di dalam kelas” (hasil wawancara tanggal 24 April

2013).

Sedangkan menurut Retno Wardani, S.Pd selaku guru PKn Kelas X, beliau

menyatakan bahwa:

Guru cukup memanfaatkan TI dalam proses pembelajaran. Caranya yaitu

dengan menampilkan media-media yang menarik dalam rangka

menanamkan nilai-nilai yang berkaitan dengan karakter. Contohnya: nilai

nasionalisme cara menanamkannya dengan menampilkan film yang

ditonton bersama-sama oleh siswa yang berkaitan dengan perjuangan

bangsa, dll. Dalam proses pembelajaran guru mengembangkan proses

KBM yang memanfaatkan TI dengan mengikuti perkembangan berita-

berita yang dijadikan sumber faktual dalam proses pembelajaran PKn

melalui internet misalnya (hasil wawancara tanggal 30 April 2013)

Dalam mengembangkan media pembelajaran guru PKn di MAN 1

Yogyakarta tidak lepas dari Teknologi Informasi dan Komunikasi atau

pemanfaatan internet pada umumnya. Mudahnya setiap orang mengakses internet

tanpa terikat oleh ruang dan waktu dimanfaatkan pula oleh guru dan peserta didik

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

78

atau siswa di MAN 1 Yogyakarta. Hal itu dapat dibuktikan dengan pengecekan

data observasi kelas XF pada Selasa, 07 Mei 2013 (Pukul 10.30-12.00 WIB)

bahwa pada saat proses pembelajaran PKn dengan KD mendeskripsikan supra

struktur dan infra struktur politik di Indonesia oleh guru peserta didik atau siswa

diminta membentuk kelompok kecil masing-masing 4 orang untuk mencari

contoh dari masing-masing supra struktur dan infra struktur politik di Indonesia

dari sumber manapun termasuk internet kemudian di diskusikan bersma-sama di

kelas. Kebanyakan siswa mencari materi di internet melalui handphone maupun

laptop, kemudian setelah semua selesai masing-masing mempresentasikan

hasilnya. Melalui kegiatan ini guru berusaha membentuk karakter tanggung

jawab, kejujuran, kemandirian, dan berpikir logis serta kritis pada siswa.

Namun, karena tidak ada kelompok lain yang yang ingin mengomentari

dengan menambahkan, mengurangi ataupun bertanya. Maka untuk memunculkan

bentuk partisipasi aktif siswa, guru menunjuk siswa untuk bertanya atau

menjawab soal yang diberikan guru. Walaupun 39 siswa dari 50 siswa yang

mengisi angket data terbuka mereka menyatakan tidak terlalu suka mengikuti

berita-berita yang terjadi baik di tingkat lokal maupun nasional melalui berbagai

media cetak maupun elektronik dan mendiskusikannya di kelas pada saat mata

pelajaran PKn.

d. Karakter Peserta Didik

Dalam proses penananaman nilai-nilai karakter di MAN 1 Yogyakarta

melalui proses pembelajaran PKn yang merupakan salah satu ujung tombak

pendidikan karakter. Tentunya melalui proses tersebut diharapkan terbentuk suatu

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

79

karakter yang diharapkan sebagai dasar peserta didik atau siswa berperilaku dalam

kehidupan sehari-hari diberbagai lingkungan sosial. Karakter siswa seperti apakah

yang diharapkan dapat terbentuk apabila pendidikan karakter disampaikan melalui

pembelajaran PKn? Menurut Hartiningsih, S.Pd selaku guru PKn Kelas XI dan

XII beliau menyatakan bahwa: “Karakter siswa yang ingin dibentuk adalah

menjadi warga negara yang baik (good citizen) yang tahu hak dan kewajibannya.

Karena jika siswa dapat mengetahui hak dan kewajibannya maka ia mampu

menghargai orang lain, yang memunculkan prinsip persamaan sehingga dapat

terbentuk karakter demokratis (hasil wawancara tanggal 24 April 2013).

Sedangkan menurut Retno Wardani, S.Pd selaku guru PKn Kelas X, beliau

menyatakan bahwa: “Karakter siswa yang ingin dikembangkan kurang lebih

karakter siswa yang jujur, percaya diri, nasionalis, religius, dan pantang

menyerah”(hasil wawancara tanggal 30 April 2013).

Karakter siswa yang ingin dicapai adalah karakter good citizen yaitu warga

negara yang tahu akan hak dan kewajibannya. Sehingga akan muncul

penghargaan atas dirinya sendiri dan orang lain. Salah satu karakter yang berusaha

ditekankan misalnya kepedulian dan kepemimpinan. Dari hasil angket data

terbuka diketahui 36 siswa dari 50 siswa menyatakan bahwa mereka memiliki

kemampuan menjadi seorang pemimpin, walaupun hanya sekedar mengkoordinir

teman untuk menjenguk salah satu teman yang sakit. Ada karakter lain yang

terbentuk dari kegiatan tersebut yaitu kepedulian.

Sementara untuk membentuk karakter seseorang apalagi banyak orang

memanglah bukan hal mudah dan tidak bisa pula dalam waktu yang singkat. Hal

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

80

ini menyebabkan sulitnya mengukur tingkat keberhasilan guru dalam membentuk

karakterpada peserta didik atau siswa agar karakter yang diharapkan oleh guru

dapat tertanam dalam diri peserta didik atau siswanya dapat terwujud. Bagaimana

cara guru mengukur keberhasilan pencapaian pendidikan karakter melalui

pembelajaran PKn pada siswa atau peserta didik di MAN 1 Yogyakarta?

Dari pemaparan Hartiningsih, S.Pd selaku guru PKn Kelas XI dan XII, beliau

menyatakan bahwa: “Pengukurannya berlangsung selama proses pembelajaran

berlangsung yang mana tidak seperti pendidikan kognitif lainnya yang diukur

dengan test, tetapi pengukuran karakter itu berlangsung sepanjang proses

pembelajaran berlangsung” (hasil wawancara tanggal 24 April 2013). Sementara

dari pemaparan Retno Wardani, S.Pd selaku guru PKn Kelas X, beliau

menyatakan bahwa: “Sulit untuk mengukur keberhasilan pendidikan karakter

karena prosesnya yang panjang. Namun, sejauh ini tingkat pencapaian pendidikan

karakter melalui PKn yang dapat diukur misalnya sikap siswa ketika mengikuti

ulangan dengan sikap jujur maupun mengerjakan tugas secara sukarela” (hasil

wawancara tanggal 30 April 2013).

Sulit bagi guru dalam mengukur tingkat keberhasilan pencapaian nilai-nilai

karakter oleh siswa. Mengingat guru PKn harus dapat tetap menyeleaikan materi

yang dibebankan dengan tidak mengesampingkan proses penanaman nilai-nilai

sehingga terbentuk karakter pada siswa. Guru PKn MAN 1 Yogyakarta dalam

mengukur keberhasilan pencapaian penanaman nilai-nilai sehingga terbentuk

karakter pada siswa melalui sikap dan perilaku siswa ketika ulangan harian, ketika

diskusi, ketika memperoleh tugas, ketika bersikap terhadap gurunya, terhadap

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

81

temannya, terhadap lingkungan belajarnya, dll. Dari berbagai proses pemberian

tugas guru dapat menilai secara langsung nilai karakter apa yang telah tertanam

pada siswa saat proses pembelajaran tersebut terjadi. Hal itu didukung dari hasil

angket data terbuka bahwa 44 siswa dari 50 siswa memilih menerima hasil yang

buruk daripada berbuat curang ketika ulangan PKn. Setelah di cross check dengan

data observasi diketahui bahwa pada saat ulangan harian kelas XI A1 ada siswa

yang duduk sebangku tetapi mendapatkan nilai yang berbeda. Salah satu siswa

tersebut tidak mencapai nilai KKM. Padahal jika dia ingin nilainya bagus bisa saja

dia mencontek teman sebangkunya tetapi hal tersebut tidak dilakukannya.

2. Peran Pramuka dalam Membentuk Karakter

Guna memperoleh gambaran data tentang peran kegiatan kepramukaan dalam

membentuk karakter pada siswa di MAN 1 Yogyakarta, maka dapat disajikan

deskripsi hasil wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai berikut:

a. Persiapan Pembina Pramuka dalam Menyelenggarakan Kegiatan

Kepramukaan

Ekstrakurikuler pramuka di MAN 1 Yogyakarta merupakan kegiatan ekstra

kurikuler wajib yag harus diikuti oleh seluruh siswa-siswi MAN 1 Yogyakarta.

Untuk itu tentunya pembina pramuka juga harus memiliki persiapan yang matang

dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan yang berkualitas. Apakah dalam

menyiapkan kegiatan kepramukaan di MAN 1 Yogyakarta setiap minggunya

pembina pramuka membuat semacam pedoman kegiatan pembelajaran seperti

silabus/RPP?

Menurut Ilham Musfah, S.E selaku pembina satuan putra, beliau menyatakan

bahwa: “Sejauh ini kami dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan di

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

82

sekolah sudah menggunakan silabus namun untuk RPP memang masih belum”

(hasil wawancara tanggal 06 Mei 2013). Sedangkan menurut Nur Wulansari, S.Pd

selaku pembina satuan putri, beliau menyatakan bahwa: “Silabus dibuat pada awal

masa bakti tidak setiap minggunya. Sementara RPP diserahkan kepada Dewan

Ambalan yang nantinya terimplemtasi dalam program kerja” (hasil wawancara

tanggal 30 Mei 2013).

Dalam mempersiapkan kegiatan kepramukaan pembina pramuka juga telah

membuat silabus. Hanya saja untuk RPP memang belum dibuat. Karena pada

prinsipnya pola pembinaan pramuka penegak adalah dari, oleh dan untuk penegak

sendiri. Sehingga pembina dalam melakukan pembinaannya hanya sebagai

pendorong, motivator dan pemberi arahan kepada anggota pramuka yang disini

telah dikukuhnya menjadi Dewan Ambalan (DA). Sementara dalam proses

pengolahan organisasinya yang bersentuhan langung dengan peserta didik atau

siswa kelas X adalah Dewan Ambalan (DA) itu sendiri. Merekalah yang

mengusahakan pelaksanaan dari kegiatan kepramukaan yang akan diadakan

sehingga untuk RPP yang akan dibuat disesuaikan dengan kegiatan latihan apa

yang akan mereka selenggarakan untuk peserta didik atau siswa kelas X MAN 1

Yogyakarta Ambalan Alibasyah-Ratnaningsih dengan dukungan orang dewasa

yaitu pembina pramuka.

b. Peran Pembina Pramuka

Pembina pramuka sebagai orang dewasa yang terlibat langsung dalam proses

pendidikan kepramukaan tentunya memiliki peran yang penting. Sehingga melalui

peran tersebut maka apa yang menjadi tujuan dari diselenggarakannya kegiatan

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

83

kepramukaan dapat terwujud. Terlebih MAN 1 Yogyakarta merupakan sekolah

bercirikan Islam, sehingga dalam penyelenggaraan kegiatan pun tidak boleh

menyimpang dari nilai-nilai Islam. Hal itu juga sejalan dengan norma pertama

yang menjadi kode kehormatan pramuka yaitu Takwa Kepada Tuhan Yang Maha

Esa. Tentunya kegiatan yang akan diselenggarakan justru memperkuat nilai

religius setiap anggotanya. Bagaimana peran pembina pramuka melalui kegiatan

kepramukaan dalam membentuk karakter di MAN 1 Yogyakarta?

Menurut Ilham Musfah, S.E selaku pembina satuan putra, beliau menyatakan

bahwa: “Peran pembina adalah sebagai mitra. Karena motto dalam penegak

adalah dari, oleh dan untuk penegak sendiri” (hasil wawancara tanggal 06 Mei

2013). Sedangkan menurut Nur Wulansari, S.Pd selaku pembina satuan, beliau

menyatakan bahwa:

Peran pembina adalah dengan menanamkan jiwa korsa/kebersamaan

pada peserta didik. Untuk menanamkan nilai karakter secara pesonalitas

pada peserta didik dapat melalui penanaman jiwa korsa, karena dengan

demikian dapat tumbuh rasa kekeluargaan diantara sesama anggota.

Sehingga tidak akan ada merasa seperti atasan maupun bawahan. Jika

pada peserta didik pada umumnya peran pembina adalah bagaimana agar

peserta didik dapat mematuhi kontrak belajar mereka (hasil wawancara

tanggal 30 Mei 2013).

Peran pembina pramuka di MAN 1 Yogyakarta adalah sebagai mitra. Mitra

disini adalah sebagai pembimbing dan penasehat apabila terjadi suatu

permasalahan di organisasi yang tidak dapat dipecahkan sendiri oleh peserta

didik. Bukan peran sebagai atasan maupun bawahan tetapi berperan selayaknya

kakak terhadap adiknya. Sehingga ketika peserta didik menghadapi suatu

permasalahan mereka tidak akan segan atau ragu-ragu untuk bercerita dan

berkonsultasi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi tersebut.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

84

Dari cross check data observasi pada Selasa, 19 Maret 2013 dapat diketahui

pembina sudah melaksanakan perannya sebagai mitra. Untuk mempersiapkan

kegiatan perkemahan (Mahabhakti) banyak hal yang harus dipersiapkan oleh

panitia (Sangga Kerja/Sangker). Banyaknya hal yang harus dipersiapkan tentunya

juga membuat Sangker menemui banyak masalah, yang membuat Sangker perlu

berkonsultasi kepada para pembina melalui rapat-rapat persiapan perkemahan.

Melalui kegiatan rapat tersebut juga dapat diketahui berbagai macam karakter

yang berusaha pembina tanamkan misalnya, bagaimana cara menyampaikan

pendapat, menghargai pendapat orang lain, demokratis, toleransi, tidak

memaksakan pendapat, ketelitian, dll. Walaupun melalui angket data terbuka yang

diberikan kepada 50 siswa 30 diantaranya merasa pola pembinaan di pramuka

khususnya penegak tidak seperti kakak dan adiknya karena sudah sejak awal

mereka tidak suka terhadap pramuka di MAN 1 Yogyakarta sehingga dalam

merespon kegiatan tersebut pun mereka memiliki penilaian yang negatif.

Bagaimana cara pembina menyiapkan peserta didik supaya siap mengikuti proses

kegiatan kepramukaan di MAN 1 Yogyakarata? Menurut Ilham Musfah, S.E

selaku pembina satuan putra, beliau menyatakan bahwa:

Dengan menyelenggarakan Orientasi Dasar Tegak (ODT). Melalui

kegiatan tersebut akan diberikan berbagai kegiatan yang menarik serta

materi singkat terkait pengenalan pramuka MAN 1 Yogyakarta atau

Ambalan Alibasyah dan Ratnaningsih nah diharapkan dari kegiatan itu

peserta didik yang baru saja berpindah dari SMP ke SMA dari

penggalang ke penegak akan lebih mengenal pramuka dalam orientasi

dasar itu. Sementara dalam menyiapkan peserta didik dalam setiap

latihannya mereka akan dibimbing oleh kakak-kakaknya atau Dewan

Ambalan dalam mempersiapkan kegiatan

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

85

Sedangkan menurut Nur Wulansari, S.Pd selaku pembina satuan putri, beliau

menyatakan bahwa: “Dalam suatu kegiatan pembina akan membentuk panitia/

Sangga Kerja (Sangker) dengan berbagai tahapannya. Dari sangker inilah akan

terencana suatu kegiatan baik ODT, dll. Sedangkan jika untuk peserta didik maka

persiapannya akan dibantu oleh Dewan Ambalan” (hasil wawancara tanggal 30

Mei 2013).

Pembina dalam mempersiapkan peserta didik atau siswa mengikuti kegiatan

kepramukaan adalah melalui ODT (Orientasi Dasar Tegak). Kegiatan ini

diselenggarakan disetiap tahun ajaran baru. Disini peserta didik yang baru saja

berpindah dari penggalang menuju calon penegak akan diberikan pelatihan dasar

selama tiga hari untuk memperkenalkan pramuka Ambalan Alibasyah-

Ratnaningsih MAN 1 Yogyakarta sehingga untuk satu tahun ke depan mereka

sudah mempunyai gambaran seperti apa pramuka di MAN 1 Yogyakarta.

Tentunya hal ini akan memudahkan peserta didik atau siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler pramuka yang diselenggarakan secara wajib oleh sekolah.

Setelah dilakukan cross check dengan hasil observasi yang mana penelitisi

sebagai partisipan. Memang ODT selalu diselenggarakan secara rutin setiap

tahunnya sebagai sarana bagi peserta didik atau siswa baru untuk mengenalkan

pramuka pada tingkatan yang lebih tinggi dari penggalang ke penegak. Namun,

walaupun diwajibkan berdasarkan hasil angket data terbuka yang diberikan

kepada peserta didik atau siswa 32 siswa dari 50 siswa menyatakan tidak suka

mengikuti kegiatan kepramukaan di MAN 1 Yogyakarta karena tidak berminat,

tidak suka, capek, tidak penting, bosan, dll. Walaupun demikian, tantangan

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

86

tersendiri bagi pembina pramuka dan para organisator pramuka untuk

menyelenggarakan pendidikan kepramukaan yang modern, bermanfaat bagi

peserta didik maupun lingkungannya. Bagaimana cara pembina pramuka selama

kegiatan kepramukaan berlangsung dapat membangun dan meningkatkan

partisipasi aktif siswa?

Berdasarkan pemaparan dari Ilham Musfah, S.E selaku pembina satuan putra,

beliau menyatakan bahwa: “Metode pendidikan dalam kepramukaan salah satunya

adalah learning by doing jadi mereka harus lebih aktif mengusahakan sendiri jadi

di dalam bentuk kegiatannya itu. Contohnya kegiatan di luar ruangan seperti tali

temali mereka melakukan sendiri dan pembina hanya memberi contoh” (hasil

wawancara tanggal 06 Mei 2013). Sedangkan menurut Nur Wulansari, S.Pd

selaku pembina satuan putri, beliau menyatakan bahwa: ”Bentuk partisipasi aktif

pada Dewan Ambalan dapat dibangun dan ditingkatkan ketika menjadi

panitia/Sangga Kerja suatu kegiatan. Sedangkan peserta didik kelas X pada

umumnya untuk meningkatkan partisipasi aktifnya dengan cara melakukan

kegiatan yang berinteraksi dengan alam, berkelompok, learning by doing, dsb”

(hasil wawancara tanggal 30 Mei 2013).

Pembina dalam membangun dan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik

atau siswa adalah dengan metode learning by doing, di sini pembina akan

memberikan contoh misalnya dari cross check data observasi pada Jum’at, 03 Mei

2013 diadakan latihan membuat pionnering disitu peserta didik atau siswa praktek

sendiri membuat jembatan, kursi, kapal, menara pandang, dan lain-lain dengan

terlebih dahulu pembina memberikan contoh simpul-simpul apa saja yag

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

87

digunakan ketika membuat suatu ikatan. Benda yang terbentuk kemudian akan di

display pada open house MAN 1 Yogyakarta pada Minggu, 05 Mei 2013. Dari

kegitan ini pembina dapat membentuk karakter mandiri, kerjas sama, kreatif,

inovatif, serta kerja keras pada diri peserta didik. Walaupun, kegiatan

kepramukaan yang diselenggarakan lebih banyak praktek daripada teori namun

tetap saja masih banyak siswa yang menganggap kegiatan kepramukaan

membosankan. Hal ini sesuai dengan hasil anget data terbuka yang mana 37 siswa

dari 50 siswa menganggap kegiatan kepramukaan membosankan karena diadakan

pada siang hari sehingga panas, merasa malas, tidak minat, tidak suka, dll.

Selain learning by doing, cara pembina dalam meningkatkan partisipasi aktif

peserta didik adalah dengan membentuk suatu Sangga Kerja atau panitia untuk

kegiatan tertentu misalnya perkemahan (Mahabhakti) yang diselenggarakan pada

tanggal 26-29 Mei 2013 di Bumi Perkemahan Waduk Sermo, Kulon Progo.

Melalui kegiatan perkemahan ini DA menjadi aktif di kepanitian yang telah

terbentuk untuk mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan. Sementara untuk

peserta didik atau siswa kelas X menjadi aktif mengikuti kegiatan perkemahan

tersebut. Melalui kegiatan perkemahan banyak karakter yang dapat dikembangkan

oleh pembina antara lain karakter bagi DA atau Sangker yaitu kerjasama,

kekompakan, saling menghargai, kepemimpinan, dll. Sementara untuk peserta

didik atau siswa yaitu kekeluargaan sesama satu sangga, kekompakan,

kemandirian, cinta alam, kedisiplian, kerjasama, dll. Hal ini didukung dengan

pernyataan peserta didik atau siswa yang mengisi agket data terbuka diantara 50

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

88

siswa 40 siswanya menyatakan melalui kegiatan perkemahan dapat membangun

rasa kebersamaan dan kekeluargaan dengan sesama teman satu sangga.

Bentuk partisipasi aktif siswa yang baik tentunya perlu didukung dengan

tanggapan atau respon yang baik pula dari pembina pramuka supaya mereka terus

termotivasi berusaha melakukan yang terbaik. Bagaiamana cara pembina pramuka

dalam memberikan tanggapan atau respon terhadap siswa atau peserta didik yang

berpartisipasi aktif maupun tidak? Menurut Ilham Musfah, S.E selaku pembina

satuan putra, beliau menyatakan bahwa: “Bagi yang berpartisipasi aktif pasti mau

menjadi seorang Dewan Ambalan dengan mendapatkan reward berupa Tanda

Kecakapan Umum (Bantara dan Laksana). Sedangkan yang kurang aktif akan

mendapatkan sanksi dari pihak sekolah baik berupa poin maupun teguran” (hasil

wawancara tanggal 06 Mei 2013).

Sedangkan menurut Nur Wulansari, S.Pd selaku pembina satuan putri, beliau

menyatakan bahwa:

Reward bagi peserta didik yang aktif yaitu diikutsertakan dalam berbagai

kegiatan atau perlombaan yang diadakan oleh Kwaran, Kwarcab,

maupun Kwarda. Sedangkan bagi yang kurang aktif tentunya akan

mendapat penilaian yang kurang baik sehingga pembina berusaha

membangun karakter disiplin dan tanggung jawabnya supaya muncul

keaktifan dalam mengikuti kegiatan kepramukaan. Sehingga tidak malas

lagi (hasil wawancara tanggal 30 Mei 2013).

Respon atau tanggapan pembina pramuka kepada peserta didik atau siswa

yang aktif yaitu dengan memberikan reward berupa TKU (Tanda Kecakapan

Umum) setelah menyelesaikan SKU (Syarat Kecakapan Umum) berupa Bantara

dan Laksana serta TKK (Tanda Kecakapan Khusus) serta sebagai Duta Ambalan.

Berdasarkan cross check data observasi yang mana peneliti sebagai partisipan

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

89

sejauh ini yang memperoleh TKU Bantara untuk kelas X ada 22 orang, sedangkan

untuk kelas XI ada 21 orang. Sedangkan reward yang lain berupa pengiriman

Duta Ambalan sebagai perwakilan dalam mengikuti suatu perlombaan misalnya

perlombaan PDT (Pengembaraan Desember Tradisional) yang diselenggarakan

setiap bulan Desember yang diikuti oleh seluruh SMA/MA/SMK se-Kota

Yogyakarta memperoleh 4 piala, untuk Jelajah Budaya memperoleh 3 piala dari 6

piala yang diperebutkan pada Minggu, 26 Mei 2013 dan lain sebagainya. Dari

kegiatan ini dapat terbentuk karakter kerja keras, kerja sama, kekompakan,

kepemimpinan, religius, kepedulian, dan kekeluargaan pada diri peserta didik dari

proses latihan sampai kegiatan lomba itu selesai.

Sementara untuk peserta didik atau siswa yang tidak aktif maka yang

dilakukan oleh pembina pramuka adalah dilakukan memberi teguran-teguran baik

lewat pembina pramuka sendiri ataupun oleh Waka Kesiswaan diteruskan kepada

Wali Kelas masing-masing, mendapatkan poin pelanggaran, melakukan perlakuan

khusus dengan lebih mengedepankan beberapa nilai yang kurang tertanam kepada

diri peserta didik atau siswa misalnya suka membolos atau tidak berpakaian

lengkap maka dilakukan pembinaan yang lebih intensif supaya rasa tanggung

jawab dan kedisiplinannya dapat lebih terbentuk. Hal ini diperkuat dengan

pernyataan 36 siswa dari 50 siswa yang mengisi angket data terbuka bahwa

melalui kegiatan latihan rutin pramuka mereka menjadi belajar lebih disiplin dan

bertanggung jawab.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

90

c. Metode Pendidikan

Metode pendidikan dalam kepramukaan merupakan hal penting yang

menentukan suatu cara atau strategi atau teknik pembina pramuka untuk

mempermudah tercapainya tujuan dari kegiatan yang diselenggarakan. Metode

pendidikan dalam kepramukaan ini adalah suatu cara dalam memberikan

pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang

menantang, menarik, menyenangkan, yang dalam pelaksanaannya disesuaikan

dengan situasi dan kondisi dari peserta didik itu sendiri. Apakah strategi yang

dilakukan pembina pramuka dalam membentuk karakter pada peserta didik di

MAN 1 Yogyakarta?

Menurut pemaparan dari Ilham Musfah, S.E selaku pembina satuan putra,

beliau menyatakan bahwa: “Strategi penanaman nilai-nilai sehingga terbentuk

karakter pada peserta didik dengan memperhatikan lima area pengembangan.

Area tersebut yaitu spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik dalam

pengujian SKU. Strategi yang lain yaitu dengan menghayati Tri Satya dan

mengamalkan Dasa Dharma dalam setiap kegiatan” (hasil wawancara tanggal 06

Mei 2013). Sedangkan menurut Nur Wulansari, S.Pd selaku pembina satuan putri,

beliau menyatakan bahwa:

Bagi Dewan Ambalan strategi yang digunakan yaitu menanamkan jiwa

korsa, sehingga mereka nantinya mampu memecahkan berbagai

persoalan yang muncul dalam organisasi. Dari sini mereka juga belajar

mengembangkan jiwa kepemimpinannya. Sedangkan strategi yang

digunakan pada siswa kelas X yaitu dengan melatih kedisiplinan,

sehingga nantinya mereka menjadi anak-anak yang lebih tahu diri dan

lebih dapat menata diri (hasil wawancara tanggal 30 Mei 2013).

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

91

Strategi yang dilakukan pembina pramuka dalam membentuk karakter pada

peserta didik di MAN 1 Yogyakarta yaitu yang pertama dari segi pengisian SKU

yang dalam mengujinya dipusatkan pada area pengembangan spiritual, emosional,

sosial, intelektual, dan fisik. Setelah di cross check dengan observasi pembina

pramuka dalam melakukan pengujian tiap butir SKU sudah berdasarkan panduan

dari SK Kwarnas No. 199 Tahun 2011 tentang Panduan Penyelesaian Syarat

Kecakapan Umum. Para anggota baru yang berhasil di kader memiliki kualitas

yang baik sesuai dengan arah pengembangan yang terdiri dari area spiritual,

emosional, sosial, intelektual, dan fisik. Hal ini menghasilkan 11 penegak baru

yang dikukuhkan dengan rincian 2 orang putra dan 5 orang putri pada Minggu, 28

April 2013. Walaupun dari hasil angket data terbuka yang mau menjadi anggota

Pramuka Penegak Bantara dari 50 siswa hanyalah 10 siswa saja yang mau

menyelesaikan SKU (Syarat Kecakapan Umum). Strategi kedua adalah

menumbuhkan jiwa korsa (kebersamaan) di antara sesama anggota dalam

menghadapi berbagai persoalan, melakukan pendampingan kepada peserta didik

atau siswa kelas X yang aktif agar bisa melakukan pengkaderan untuk regenerasi

kepengurusan organisasi pada masa bhakti berikutnya.

Memang untuk menanamkan kedisiplinan pada siswa memang bukan hal

yang mudah terlebih pramuka sebagai suatu organisasi dipandang sebelah mata

oleh banyak siswa, hal ini membuat mereka malas untuk ikut latihan rutin

pramuka yang diselenggarakan setiap hari Jum’at. Pernyataan ini sesuai dengan

hasil angket data terbuka yang mana 31 siswa dari 50 siswa menyatakan lebih

banyak membolos daripada hadir ketika kegiatan latihan rutin pramuka

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

92

diselenggarakan dengan alasan antara lain pramuka dianggap tidak penting,

kegiatan yang melelahkan, kegiatan yang membosankan serta tidak menyukai

pramuka. Dengan kondisi yang demikian tidak mudah bagi pembina pramuka

dalam membentuk karakterpada peserta didik atau siswa sehingga diperlukan

suatu cara untuk mengatasinya. Bagaimana cara pembina pramuka melaksanakan

pendidikan karakter melalui kegiatan kepramukaan di MAN 1 Yogyakarta?

Menurut Ilham Musfah, S.E selaku pembina satuan putra, beliau menyatakan

bahwa: “Banyak kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk melaksanakan

pendidikan karakter, mendidik disiplin misalnya dengan baris berbaris, mendidik

menghargai orang dengan musyawarah. Karena di pramuka cukup banyak juga

kegiatan yang bentuknya musyawarah” (hasil wawancara tanggal 06 Mei 2013).

Sedangkan menurut Nur Wulansari, S.Pd selaku pembina satuan putri, beliau

menyatakan bahwa: “Cara pembina melaksanakan strategi yaitu melalui berbagai

kegiatan yang telah terancang. Karena memang sejak dulu arahan dari kegiatan

kepramukaan adalah pembentukan watak/karakter. Di pramuka peserta didik

belajar mengembangkan jiwa kepemimpinan dan sikap mental yang diperlukan

saat mereka terjun di masyarakat nantinya ataupun saat kembali mengabdi pada

almamater” (hasil wawancara tanggal 30 Mei 2013).

Cara pembina pramuka melaksanakan pendidikan karakter melalui kegiatan

kepramukaan adalah melalui berbagai kegiatan. Berbagai kegiatan itu antara lain

melalui musyawarah ambalan, musyawarah sangga kerja, dll. Melalui berbagai

kegiatan musyawarah itu banyak karakter yang dapat dibentuk oleh pembina

antara lain demokratis, menghargai pendapat orang lain, menerima kritik yang

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

93

diberikan, dan lain sebagainya. Cara yang lain yaitu melalui pendampingan

terhadap peserta didik atau siswa kelas X yang memiliki minat lebih terhadap

pramuka. Hal ini akan memudahkan pembina dalam melakukan pengkaderan,

penanaman nilai, pemberian ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Selain itu cara

yang lain adalah menanamkan jiwa kekeluargaan dan kepedulian. Sehingga ketika

peserta didik telah lulus proses pendampingan dalam menjalankan organisasi

terhadap adik-adiknya yang masih aktif tetap dapat dilakukan.

Hasil dari proses pembelajaran ketika masih menjadi peserta didik pun yang

berupa ketrampilan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun

memang hal ini tidak cukup sejalan dengan pedapat siswa yang mana 27 siswa

dari 50 siswa merasa tidak memiliki banyak ketrampilan kepramukaan yang dapat

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan sudah sejak awal tidak

suka, tidak memperhatikan ketika latihan sehingga tidak bisa, hidup di kota

sehingga ketrampilan kepramukaan tidak diperlukan, jaman sudah modern, dan

pramuka hanya berlaku di alam luar saja sehingga ketrampilan kepramukaan tidak

diperlukan. Setelah dibandingkan dengan hasil observasi dimana peneliti sebagai

partisipan ketika kegiatan latihan rutin pramuka diadakan jumlah peserta didik

laki-laki sangatlah sedikit karena banyak yang membolos. Jika kegiatan latihan

rutin sudah menjelang diadakannya perkemahan baru banyak peserta didik yang

hadir karena takut jika presensi tidak memenuhi tidak diijinkan mengikuti

perkemahan.

Dalam menunjang proses pendidikan kepramukaan diperlukan metode yang

tepat supaya tujuan dari pendidikan tersebut dapat tercapai. Metode yang tepat

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

94

juga perlu ditunjang dengan media yang tepat pula supaya hasil yang dicapai juga

maksimal. Apakah dalam melaksanakan kegiatan kepramukaan yang berdimensi

karakter pembina pramuka juga memanfaatkan Teknologi Informasi dan

komunikasi? Menurut pemaparan Ilham Musfah, S.E selaku pembina satuan

putra, beliau menyatakan bahwa:

Dewasa ini tentunya manusia memerlukan TIK sebagai sumber informasi

tidak terkecuali pramuka. Karena banyak sekali aturan-aturan yang

dikeluarkan Kwartir Nasional yang tidak diterapkan dan tidak

tersampaikan oleh Kwarcab dan Kwaran yang akhirnya perlu untuk

mencari dan menggali sendiri. Sedangkan untuk peserta didik, pembina

memanfaatkan jejaring sosial untuk memantau perkembangan mereka

(hasil wawancara tanggal 06 Mei 2013)

Menurut pemaparan Nur Wulansari, S.Pd selaku pembina satuan putri, beliau

menyatakan bahwa: “Pembina memanfaatkan TIK melalui groub dalam jejaring

sosial sebagai media berkeluh kesah dan menyampaikan pendapat terhadap

berbagai hal yang terjadi dan yang ada dalam organisasi pramuka” (hasil

wawancara tanggal 30 Mei 2013).

Dalam melaksanakan perannya sebagai pembina pramuka, pembina telah

memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kemudian setelah

dilakukan pengecekan pembina pramuka dan bahkan peserta didik sendiri

memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi misalnya saja untuk mencari

SK Kwartir Nasional Nomor 174 Tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan

Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka yang menggantikan Keputusan

Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 226 Tahun 2007. Karena tidak ada surat

edaran dari pihak Kwartir Cabang atau Ranting. Pentngnya SK No. 174 Tahun

2012 tersebut supaya di tahun ajaran baru seragam pramuka di MAN 1

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

95

Yogyakarta sudah dapat disesuaikan dengan petunjuk penyelenggaraaan pakaian

seragam pramuka yang baru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi serta kepedulian terhadap perkembangan dari gerakan

pramuka itu sendiri.

Selain itu pembina juga menggunakan media jejaring sosial untuk memantau

perkembangan pribadi peserta didiknya apabila sedang misalnya saja menghadapi

suatu masalah organisasi atau masalah pribadi melalui groub di facebook atau

twitter, dan lain sebagainya. Mengingat saat ini sudah era digital maka apabila

diadakan suatu lomba pun terkadang peserta diminta untuk mengakses blog atau

webside dari penyelenggara kegiatan lomba tersebut. Tentunya hal ini

menyebabkan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi pun lekat dengan

kehidupan manusia sehingga sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan

menyangkut efektifitas dan keefisiensinya waktu.

d. Karakter Peserta Didik

Penyelenggaraan kegiatan kepramukaan dimaksudkan supaya pembina

pramuka dapat memberikan pembentukan watak pada peserta didik. Perlu

diketahui watak atau karakter seperti apa yang menjadi tujuan dari

diselenggarakannya pendidikan kepramukaan melalui berbagai kegiatan yang

menarik, menantang, dan bermanfaat. Karakter siswa atau peserta didik yang

seperti apakah yang diharapkan dapat terbentuk apabila pendidikan karakter

disampaikan melalui kegiatan kepramukaan? Menurut Ilham Musfah, S.E selaku

pembina satuan putra, beliau menyatakan bahwa: “Karakter yang ingin dicapai

dapat terbentuk dalam diri peserta didik yaitu 24 nilai karakter yang ada dalam

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

96

Dasa Dharma yaitu karakter yang sesuai dengan tujuan dari gerakan pramuka”

(hasil wawancara tanggal 06 Mei 2013). Sedangkan menurut Nur Wulansari, S.Pd

selaku pembina satuan putri, beliau menyatakan bahwa: “Karakter yang kami

harapkan dapat terbentuk adalah karakter yang sesuai dengan Dasa Dharma

pramuka dan tujuan dari gerakan pramuka itu sendiri melalui berbagai kegiatan

kepramukaan yang diselenggarakan” (hasil wawancara tanggal 30 Mei 2013).

Tujuan pembentukan karakter yang ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan

kepramukaan adalah karakter yang sesuai dengan Tri Satya dan Dasa Dharma.

Wujud dari pencapaian itu adalah dengan peserta didik atau siswa mampu

menghayati Tri Satya sebagai tiga janji dan mengamalkan Dasa Dharma sebagai

sepuluh ketentuan moral pramuka yang didalamnya terdapat 24 karakter yang

ingin ditanamkan.

Berdasarkan hasil observasi di mana peneliti sebagai partisipan adalah dalam

mengikuti kegiatan kepramukaan peserta didik atau siswa berusaha melaksanakan

dan mematuhi apa yang menjadi ketentuan moral misalnya saja ketika diadakan

perkemahan. Perkemahan adalah sarana bagi siswa untuk dapat hidup

berdampingan dengan alam, sehingga tumbuh kesadaran untuk menjaga dan

melestarikannya. Pada saat perkemahan lokasi tapak kemah kebersihannya tetap

terjaga, walaupun tempat sampah dari lokasi tapak kemah cukup jauh tetapi

peserta tidak membuang sampah dengan sembarangan. Hal ini didukung dengan

33 siswa dari 50 siswa yang mengisi angket data terbuka menyatakan bahwa

menjadi pribadi yang lebih mandiri dan peduli terhadap lingkungan alam setelah

mengikuti kegiatan perkemahan. Hal tersebut mereka kemukakan dengan alasan

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

97

bahwa jauh dari orang tua sehingga harus mandiri, sedikit demi sedikit berubah

menjadi pribadi yang lebih baik, belajar untuk lebih peduli terhadap lingkungan,

dan lain sebagainya. Bagaimana cara pembina pramuka mengukur keberhasilan

pencapaian pendidikan karakter melalui kegiatan kepramukaan di MAN 1

Yogyakarta?

Menurut pemaparan Ilham Musfah, S.E selaku pembina satuan putra, beliau

menyatakan bahwa: “Salah satu contoh paling minim keberhasilan pendidikan

karakter dapat dilihat pada pencapaian peserta didik menyelesaikan SKU dan

SKK dan kemudian memperoleh TKU dan TKK. Akan tetapi pada prinsipnya

adalah bagaimana siswa dapat saling menghargai, dan berubah sifat, sikap, dan

mentalnya” (hasil wawancara tanggal 06 Mei 2013).

Menurut pemaparan Nur Wulansari, S.Pd selaku pembina satuan putri, beliau

menyatakan bahwa: “Cara pembina mengukur keberhasilan pencapaian

pendidikan karakter yang pertama melalui prestasi yang diperoleh dari berbagai

perlombaan. Kedua, pada saat peserta didik mengikuti kegiatan perkemahan.

Ketiga, pengambdian peserta didik yang telah lulus pada almameternya dari

berbagai proses tersebut terdapat banyak karakter yang dapat dikembangkan oleh

pembina” (hasil wawancara tanggal 30 Mei 2013).

Cara pembina mengukur keberhasilan pencapaian pendidikan karakter pada

peserta didik atau siswa di MAN 1 Yogyakarta adalah jika untuk Dewan

Ambalannya dari pencapaian SKU dan SKK dengan reward TKU dan TKK.

Selain itu juga melalui pencapaian prestasi dari berbagai perlombaan, prosesnya

dapat dilihat dari bagaimana mereka bekerja sama, kompak, mandiri, menggali

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

98

ilmu pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, dsb. Sementara untuk peserta didik

atau siswa kelas X pada umumnya melalui perubahan sifat, sikap, dan mentalnya.

Perubahan tersebut diperoleh setelah berakhirnya atau selesainya kewajiban

mereka untuk mengikuti penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di sekolah.

Dari berakhirnya kegiatan pendidikan kepramukaan siswa kelas X jika mereka

memiliki rasa kekeluargaan terhadap teman yang dulunya satu sangga, memiliki

kepedulian yang lebih terhadap orang lain maupun lingkungan alam sekitar,

menjadi lebih disiplin, dan lain sebagainya itu merupakan keberhasilan pembina

dalam menanamkan nilai karakter.

Meskipun tidak semua nilai karakter yang ditentukan dapat tercapai tetapi ada

perubahan kearah yang lebih positif itu juga sudah merupakan suatu keberhasilan.

Walaupun memang tidak semua siswa kelas X yang sudah tidak diwajibkan lagi

mengikuti latihan rutin pramuka untuk tetap mau mengikuti latihan apabila masih

ingin menambah ilmu dan ketrampilan. Hal ini juga diperkuat dengan 40 siswa

dari 50 siswa menyatakan bahwa sudah tidak ingin mendalami materi

kepramukaan dengan mengikuti kegiatan latihan rutin walaupun sudah tidak wajib

dengan alasan tidak suka, malas, capek, tidak menarik dan lain sebagainya.

3. Hambatan dalam Membentuk Karakter

Dewasa ini proses pendidikan yang terjadi juga menemui hambatan.

Hambatan dalam membentuk karakter pada siswa di MAN 1 Yogyakarta juga

ditemui oleh guru PKn dan pembina pramuka. Berikut ini akan dipaparkan hasil

penelitian hambatan dalam membentuk karakter pada siswa yaitu:

a. Hambatan Guru PKn dalam Membentuk Karakter

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

99

Guru PKn dalam membentuk karakter melalui pembelajaran PKn pada siswa

di MAN 1 Yogyakarta tentunya menemui hambatan-hambatan sehingga hasil

yang dicapai pun kurang maksimal. Apakah dalam memembentuk karakter dalam

proses pembelajaran PKn guru menemukan hambatan? Apa sajakah hambatan-

hambatan yang ditemui guru tersebut? Menurut pemaparan Hartiningsih, S.Pd

selaku guru PKn Kelas XI dan XII, beliau menyatakan bahwa: “Hambatan yang

ditemui guru adalah muatan materi PKn yang cukup banyak, sehingga membuat

guru sulit memanajemen waktu antara materi dan muatan nilai yang akan

ditanamkan. Karena pada dasarnya pembentukan karakter itu tidak dapat instan

tetapi harus berkelanjutan” (hasil wawancara tanggal 24 April 2013).

Sedangkan menurut pemaparan Retno Wardani selaku guru PKn Kelas X,

beliau menyatakan bahwa: “Hambatan yang ditemui antara lain anak-anak yang

tidak berminat dalam pelajaran PKn. Berbagai latar belakang yang berbeda-beda

(plural) dan juga terkadang ada anak-anak yang tidak mau membaur, sehingga

kurangnya toleransi, dll” (hasil wawancara tanggal 30 April 2013).

Hambatan-hambatan yang ditemui dalam membentuk karakter pada siswa

melalui pembelajaran PKn di MAN 1 Yogyakarta adalah pertama karena

pendidikan karakter itu berkelanjutan maka hasilnya tidak dapat instan. Kedua,

karena terbatasnya waktu dalam memberikan penanaman nilai-nilai mengingat

muatan materi dalam PKn begitu banyak. Ketiga, kurangnya minat peserta didik

atau siswa dalam mempelajari PKn. Keempat, latar belakang siswa yang

beranekaragam sehingga kurangnya rasa toleransi diantara sesama.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

100

Berdasarkan pengecekan data observasi diketahui bahwa walaupun muncul

berbagai macam hambatan yang ditemui oleh guru secara keseluruhan upaya

untuk membentuk karakterpada peserta didik atau siswa di MAN 1 Yogyakarta

telah berjalan baik. Hambatan tersebut yaitu, saat pelajaran dimulai guru masih

harus mengkondisikan peserta didik atau siswa yang belum fokus mengikuti

proses pembelajaran PKn. Kemudian sumber belajar yang digunakan masih cukup

minim karena dari hasil observasi diketahui peserta didik atau siswa hanya

membawa LKS sebagai buku sumber belajar. Kemampuan peserta didik atau

siswa dalam menangkap pesan-pesan moral yang disampaikan oleh guru tidak

sama. Misalnya, pada saat di kelas XI Bahasa hari Selasa, 30 April 2013 (Pukul

08.30-10.00WIB) guru PKn baru saja selesai menjelaskan norma-norma dan

mengaitkannya dengan keunggulan siswa madrasah dibanding siswa SMA pada

umumnya. Kemudian, ada siswa yang oleh guru sudah ditegur berkali-kali secara

halus untuk memperhatikan tetapi malah bermain HP di depan guru sehingga

membuat guru mengambil langkah tegas meminta siswa tersebut untuk keluar

supaya tidak mengganggu siswa lain yang sedang belajar.

b. Hambatan Pembina Pramuka dalam Membentuk Karakter

Tidak hanya guru PKn saja yang menemui hambatan ketika membentuk

karakter melalui pembelajaran PKn. Tetapi pembina pramuka pun juga demikian

sehingga tentunya membutuhkan perjuangan dan usaha yang lebih keras lagi

untuk bisa mencapai tujuan dari pendidikan kepramukaan itu sendiri. Apakah

ketika membentuk karakter dalam kegiatan kepramukaan pembina pramuka

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

101

menemukan hambatan? Apa sajakah hambatan-hambatan yang ditemui pembina

tersebut?

Menurut pemaparan Ilham Musfah, S.E selaku pembina satuan putra, beliau

menyatakan bahwa: “Hambatan yang pertama adalah kurangnya dukungan dari

pihak sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan. Kedua, masih

banyaknya pihak yang memandang sebelah mata pada pramuka bahwa

kegiatannya hanya sebagai bentuk pemborosan. Padahal ada hal yang diharapkan

dari ekstrakurikuler pramuka dibanding ekstrakurikuler lain” (hasil wawancara

tanggal 06 Mei 2013). Sedangkan menurut Nur Wulansari, S.Pd selaku pembina

satuan putri, beliau menyatakan bahwa: “Hambatan yang ditemui merupakan

suatu tantangan sendiri yaitu bahwa setiap anak maupun angkatan memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga penanaman nilai-nilai karakter pun

harus disesuaikan dengan komdisi masing-masing pribadi yang

melatarbelakangi” (hasil wawancara tanggal 30 Mei 2013).

Diketahui ada beberapa hambatan yang ditemui pembina pramuka ketika

pendidikan karakter ditanamkan melalui kegiatan kepramukaan. Hambatan

tersebut antara lain, kurangnya dukungan oleh pihak sekolah sendiri dalam

menyelenggarakan kegiatan kepramukaan, tidak hanya siswa tetapi ternyata juga

ada beberapa guru yang memandang pramuka dengan sebelah mata, serta

perbedaan karakteristik masing-masing anak yang beraneka ragam. Kemudian

berdasarkan pengecekan dari hasil observasi peneliti sebagai partisipan adalah

bahwa memang betul hambatan-hambatan yang disampaikan oleh kedua

narasumber sering muncul pada saat proses pendidikan berlangsung. Contohnya

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

102

saja perbedaan karakteristik siswa yang beranekaragam justru malah memberi

pembina pramuka pengalaman tersendiri dalam menangangi peserta didik atau

siswa semacam itu. Sehingga, ketika hamatan atau permasalahan tersebut muncul

kembali maka pengalaman yang lampau dapat digunakan sebagai pembelajaran

dalam menghadapi permasalahan pada saat ini.

4. Upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Membentuk Karakter

Membentuk karakter bukanlah hanya menjadi tanggung jawab Pendidikan

Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama Islam saja tetapi juga semua mata

pelajaran dan ekstrakurikuler yang semua materinya juga terintegrasi dengan

pendidikan karakter. Namun, disisi lain peran sekolah juga sangat penting dalam

menciptakan kultur yang postif bagi penanaman nilai-nilai karakter. MAN 1

Yogyakarta telah didukung oleh kultur sekolah yang membiasakan peserta didik

atau siswa melakukan tadarus Al-Qur’an dan berdoa bersama setiap pagi, peserta

didik atau siswa juga melakukan sholat dhuha setiap istirahat pertama. Sementara

pada saat istirahat kedua peserta didik atau siswa melakukan sholat dzuhur

berjamaah di masjid sekolah baru kemudian jajan istirahat siang, walaupun belum

100% semua siswanya ketika adzan dzuhur langsung ke masjid tetapi setidaknya

80% siswanya sudah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah dan tepat waktu.

Walaupun memang dari hasil angket data terbuka 45 siswa dari 50 siswa

mengakui bahwa kadang-kadang masih tidak beribadah tepat waktu dengan alasan

misalnya, malas, masih menyelesaikan suatu pekerjaan, dan suka menunda-nunda.

Maka dari itu kemampuan sekolah untuk membangun kebiasaan beribadah

tepat waktu sangatlah tepat mengingat MAN 1 Yogyakarta juga merupakan

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

103

sekolah yang bercirikan Islam. Kultur sekolah yang positif juga membangun

motivasi siswa untuk semangat bersekolah hal ini juga didukung dengan

pernyataan 46 siswa dari 50 siswa tidak suka membolos sekolah karena

merugikan dan bukan hal yang baik untuk dilakukan.

a. Upaya Guru PKn dalam Menghadapi Hambatan

Hambatan yang dihadapi guru PKn ketika membentuk karaktermelalui

pembelajaran PKn telah dikemukakan sebelumnya. Berikut ini akan dipaparkan

data yang memberikan gambaran atau penjelasan terkait upaya ataupun solusi

yang dilakukan oleh guru PKn dalam menghadapi hambatan tersebut. Apa sajakah

solusi yang dilakukan guru ketika menghadapi hambatan-hambatan yang muncul

dalam melaksanakan pembelajaran PKn yang berdimensi karakter?

Menurut pemaparan Hartiningsih, S.Pd selaku guru PKn Kelas XI dan XII,

beliau menyatakan bahwa: “Upaya yang dilakukan antara lain pada pertemuan

berikutnya siswa diminta untuk membaca dan mempelajari terlebih dahulu di

rumah. Kemudian mendiskusikan hasil bacaan di kelas dengan dipandu oleh guru.

Dari sini akan muncul banyak karakter yang dapat dikembangkan” (hasil

wawancara tanggal 24 April 2013).

Sedangkan menurut pemaparan Retno Wardani, selaku guru PKn Kelas X,

beliau menyatakan bahwa:

Upaya atau solusinya dengan mencari kasus-kasus yang bermuatan nilai-

nilai karakter. Sehingga anak-anak belajar untuk memecahkan atau

menganalisis masalah kasus-kasus tersebut. Ketika diskusi guru akan

memandu mereka supaya dapat tercipta pendapat yang pro dan kontra.

Disini dapat dilihat apakah siswa bisa bersikap demokratis atau tidak

(bagian dari karakter). Solusi yang lain antara lain dengan menggunakan

metode Role Play (hasil wawancara tanggal 30 April 2013).

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

104

Upaya atau solusi dalam menghadapi hamabatan yang ditemui adalah

melakukan pengamatan sepanjang proses pembelajaran berlangsung kemudian

juga melalui metode diskusi. Pertama-tama dengan menguatkan materi dahulu di

rumah mempelajari materi dengan menggali informasi melalui berbagai media.

Sehingga, siswa tidak akan kosong ketika proses pembelajaran dimulai hal ini

akan membuat waktu menjadi efektif dan tidak sia-sia. Mengingat materi PKn

yang cukup banyak sehingga partisipasi aktif siswa dalam belajar akan sangat

membantu agar materi yang dibebankan dapat tersampaikan semua dengan tidak

mengesampingkan pendidikan karakter itu sendiri. Metode diskusi apabila dapat

berjalan dengan baik maka akan banyak sekali karakter yang dapat dikembangkan

oleh guru melalui metode tersebut. Karakter itu antara lain, demokratis, mandiri,

rasa ingin tahu, kritis, meghargai pendapat orang lain, toleransi, dan lain

sebagainya.

b. Upaya Pembina Pramuka dalam Mengatasi Hambatan

Setiap permasalahan pasti ada solusinya. Begitu pula segala permasalahan

dan hambatan yang muncul pada saat pembina pramuka membentuk

karaktermelalui kegiatan kepramukaan di MAN 1 Yogyakarta. Dibutuhkan suatu

upaya atau solusi yang dapat meminimalisir hambatan sehingga tujuan dari

penyelenggaraan pendidikan kepramukaan itu dapat terwujud, dan kegiatan

kepramukaan untuk peserta didik atau siswa tidak hanya sekedar berlalu begitu

saja. Ada nilai-nilai yang diharapkan dapat tertanam kepada diri peserta didik atau

siswa dan ada ketrampilan yang mereka kuasai yang nantinya dapat bermanfaat

saat mereka berada ditengah-tengah masyarakat. Apa sajakah solusi yang

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

105

dilakukan pembina pramuka ketika menghadapi hambatan-hambatan yang muncul

dalam melaksanakan kegiatan kepramukaan yang berdimensi karakter?

Berdasarkan pemaparan dari Ilham Musfah, S.E selaku pembina satuan putra,

beliau menyatakan bahwa: “Secara pribadi upaya yang dilakukan adalah berbuat

dengan niat yang ikhlas, tidak pantang menyerah dan patah semangat. Karena jika

yang menghambat secara pribadi maupun organisasi dapat diatasi maka proses

penanaman nilai-nilai karakter juga dapat lebih maksimal” (hasil wawancara

tanggal 06 Mei 2013).

Sedangkan menurut Nur Wulansari, S.Pd selaku pembina satuan putri, beliau

menyatakan bahwa: “Kepada peserta didik kami melakukan pendekatan secara

personal. Kemudian terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul

diselesaikan dengan jalan musyawarah mufakat. Berbagai upaya yang akan

dilakukan tetap harus disesuaikan dengan kondisi yang ada” (hasil wawancara

tanggal 30 Mei 2013).

Upaya atau solusi yang berusaha dilakukan pembina dalam menghadapi

hambatan yang muncul pada diri pribadi pembina adalah ikhlas dalam membagi

ilmu, pantang menyerah dalam menghadapi hambatan yang ditemui. Sementara

upaya atau solusi yang dilakukan pembina dalam menghadapi hambatan yang

muncul dalam melaksanakan kegiatan kepramukaan yang berdimensi pendidikan

karakter pada peserta didik adalah menjadikan pengalaman dimasa lalu sebagai

pembelajaran untuk mengahadapi permasalahan yang mucul dimasa sekarang atau

mendatang, melakukan musyawarah mufakat apabila permasalahan yang muncul

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

106

mempengaruhi jalannya organisasi, serta melakukan pendekatan secara personal

dengan tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada.

C. Pembahasan

Seperti halnya dalam deskripsi hasil penelitian maka dalam pembahasan akan

disampaikan pembahasan tentang peran pembelajaran PKn dalam membentuk

karakter, peran kegiatan kepramukaan dalam membentuk karakter, hambatan

dalam membentuk karakter serta upaya dalam menghadapi hambatan dalam

membentuk karakter.

1. Peran Pembelajaran PKn dalam Membentuk Karakter

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktif melalui proses dari tahapan kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik

mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan dapat tercapai oleh guru.

Nilai-nilai tersebut telah dirumuskan oleh guru di dalam Silabus dan RPP yang

telah disesuaikan pula dengan SK dan KD mata pelajaran PKn. Sementara untuk

pelaksanaan proses pembelajaran PKn yang berdimensi pendidikan karakter dapat

diuraikan melalui beberapa gambaran terkait persiapan guru dalam proses

pembelajaran PKn, peranan guru PKn, karakter peserta didik, dan metode

pembelajaran. Adapun uraian mengenai gambaran tersebut sebagai berikut:

a. Persiapan Guru dalam Proses Pembelajaran PKn

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa persiapan guru PKn dalam proses

pembelajaran PKn adalah dengan menyusun Silabus dan RPP pada setiap tahun

ajaran baru dengan memasukkan nilai-nilai karakter yang ingin dicapai dari setiap

materi SK atau KD. Sehingga Silabus dan RPP yang dimiliki oleh guru PKn

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

107

MAN 1 Yogyakarta sudah berdimensi pendidikan karakter. Hal ini juga

menunjukkan peran guru sebagai pengajar karena salah satu yang menjadi

komponen penting guru sebelum melakukan proses belajar mengajar adalah

adanya RPP yang bertujuan untuk mengarahkan kegiatan peserta didik atau siswa

dalam upaya mencapai KD setiap pertemuannya.

Seperti dikemukakan oleh Hartiningsih, S.Pd dan Retno Wardani, S.Pd selaku

guru PKn bahwa dalam proses penyusunan Silabus dan RPP, pendidikan karakter

sudah termuat di dalam Silabus dan RPP yang guru PKn MAN 1 Yogyakarta

susun. Memasukkan pendidikan karakter di dalam Silabus dan RPP ini akan

memudahkan guru dalam membentuk karakter siswa-siswinya di MAN 1

Yogyakarta.

Dari hasil wawancara dan observasi kemudian dilakukan cross check dengan

dokumentasi Silabus dan RPP yang dimiliki oleh masing-masing guru yaitu

Hartiningsih, S.Pd dan Retno Wardani, S.Pd sebagai pengampu mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X dan XI tahun ajaran 2012/1013 diketahui

bahwa pada dasarnya Silabus dan RPP tersebut sudah mengintegrasikan

pendidikan karakter di dalam penyusunannya. Dengan menyertakan nilai budaya

dan karakter bangsa yang diharapkan tercapai melalui masing-masing KD. Serta

dari Silabus dan RPP yang dimiliki guru, dapat diketahui bahwa ketika mengajar

guru sudah menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan SK-KD yang

juga sudah sesuai dengan Silabus dan RPP yang disusun. Walaupun memang

ditemui untuk semester genap silabus kelas XI nilai budaya dan karakter bangsa

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

108

belum tercantum. Sedangkan untuk kegiatan inti terkadang masih tidak sesuai

dengan RPP yang dibuat oleh guru.

b. Peran Guru PKn

Peran guru PKn melalui proses pembelajaran PKn dalam membentuk

karakterpada siswa tidak lepas dari pera guru sebagai pendidik, pengajar,

pembimbing, fasilitator dan evaluator. Hal-hal kecil yang dilakukan oleh guru

memiliki dampak yang begitu besar bagi perkembangan perilaku peserta didik

atau siswa. Misalnya saja, guru dalam membentuk karakter kejujuran saat

melaksanakan ulangan, segala kecurangan yang terjadi tidak akan ditolerir oleh

guru. Kedisplinan yang ditunjukkan guru dalam perilaku sehari-hari, dengan

datang tepat waktu dan kesiapan materi oleh guru dengan didukung kesiapan

materi dari siswa pula. Serta kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, bahwa

setiap sebelum memulai proses pembelajaran kelas harus dalam keadaan bersih

supaya nyaman dalam belajar. Hal yang paling efektif untuk membentuk karakter

pada siswa adalah guru sebagai teladan.

Hal ini sesuai dalam Kerangka Acuan Pendidikan Karakter yang dikeluarkan

oleh Kemendiknas tahun 2010 bahwa keteladanan dalam pendidikan karakter,

selain keteladanan dari satuan pendidikan formal maupun non formal dan perilaku

dan sikap pendidik dalam memberikan contoh dapat dilakukan juga melalui

pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari satuan pendidikan formal dan

nonformal yang berwujud kegiatan rutin atau kegiatan insidental: spontan atau

berkala. Misalnya, lingkungan yang bersih, rapi dan teratur; datang tepat waktu

dan berpakaian rapi; hikmat ketika upacara, tertib ketika beribadah.

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

109

c. Perilaku Siswa dan Nilai Karakter dalam Proses Pembelajaran PKn

Hasil penelitian terhadap peran pembelajaran PKn dalam membentuk

karakter pada siswa dapat dilihat dari perilaku peserta didik atau siswa yang

meliputi: bagaimana cara bersikap, bagaimana cara berpikir, dan bagaimana cara

berperilaku. Secara deskriptif hasil penanaman nilai-nilai sehingga terbentuk

karakter dalam proses pembelajaran PKn dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Sikap dan mau menerima nilai-nilai karakter yang coba guru tanamkan

melalui proses pembelajaran PKn dengan memberi respon atau tanggapan

terhadap pertanyaan guru, berani menjawab pertanyaan dari guru, berani

memberi tanggapan terhadap pernyataan teman, bersikap terbuka dan tanggap

terhadap permasalahan sosial maupun politik.

2) Pola berpikir peserta didik atau siswa semakin luas dan kritis dengan

bertambahnya pengetahuan dan wawasan terkait permasalahan sosial maupun

politik. Siswa mampu memberi tanggapan terhadap permasalahan sosial

maupun politik yang guru sampaikan. Hal ini terlihat dari respon atau

tanggapan aktif dari hampir semua siswa saat guru menyuguhkan suatu

permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan pelajar maupun politik yang

terjadi di tingkat nasional melalui banyaknya kasus-kasus korupsi yang

terjadi.

Pendidikan karakter dalam pembelajaran PKn dapat diketahui melalui

indikator pencapaiannya yang antara lain:

1) Nilai Religius, contohnya: Siswa selalu menjawab salam yang diberikan oleh

guru setiap sebelum memulai dan mengakhiri pelajaran, siswa juga

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

110

menhormati guru dengan bersikap sopan dan satun selama proses

pembelajaran berlangsung.

2) Nilai Kejujuran, contohnya: Ketika melaksanakan ulangan harian PKn peserta

didik atau siswa mengikuti himbauan guru untuk mengerjakan ulangan

dengan mandiri, percaya diri dan dengan kemampuan sendiri karena guru

juga tidak akan mentolerir dengan adanya berbagai kecurangan yang terjadi

dan langsung mendapatkan nilai nol.

3) Nilai Kecerdasan, contohnya: Sebelum melaksanakan ulangan peserta didik

atau siswa sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk melaksankan ulangan

sehingga saat memperoleh hasil ulangan ada peserta didik atau siswa yang

hanya salah satu saat menjawab soal-soal ulangan.

4) Nilai Ketangguhan, contohnya: Ada beberapa peserta didik atau siswa yang

kurang maksimal dalam belajar sehingga memperoleh kesulitan saat

mengerjakan soal-soal ulangan. Namun, ia memilih untuk tetap mengerjakan

sendiri soal-soal ulangannya walaupun hasilnya nanti akan buruk. Hal ini

terlihat dari dua orang siswa yang duduk sebangku yang satu mendapat nilai

yang bagus yang satu nilainya di bawah KKM, walaupun untuk memperoleh

nilai yang bagus mungkin dia bisa saja mencontek temannya tetapi tidak ia

lakukan.

5) Nilai Kepedulian, contohnya: Peserta didik atau siswa selalu mejaga

kebersihan lingkungannya baik sekolah maupun di dalam kelas sendiri,

sehingga kelas selalu bersih.

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

111

6) Nilai Demokratis, contohnya: Saat diadakan forum diskusi kepada temannya

yang mengemukakan pendapat peserta didik atau siswa yang lain menghargai

pendapat temannya, walaupun salah dan sudah dibenarkan oleh guru mereka

tidak mencemoohnya.

7) Nilai Nasionalis, contohnya: Saat proses pembelajaran terjadi peserta didik

atau siswa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dalam berkomunikasi

terhadap teman maupun guru. Ada poster-poster pahlwan yang peserta didik

atau siswa kenang dengan menempelnya di dinding.

8) Nilai Kepatuhan pada Aturan Sosial, contohnya: Peserta didik atau siswa

berusaha mematuhi aturan yang telah disetujui dengan pihak madrasah atau

sekolah dengan misalnya saja tidak merokok, tidak membolos, dan berusaha

datang ke sekolah tepat waktu.

9) Nilai Keberagaman, contohnya: Peserta didik atau siswa yang bersekolah di

MAN 1 Yogyakarta tidak hanya terdiri dari orang Yogyakarta saja tetapi juga

dari berbagai wilayah lainnya. Namun, dalam berteman mereka tidak

membeda-bedakan darimana temannya berasal.

10) Nilai Kesadaran akan Hak dan Kewajiban diri dan orang lain, contohnya:

Belajar dengan sungguh-sungguh sebelum ulangan, menghormati guru

sebagai orang yang lebih tua.

11) Nilai Bertanggung jawab, contohnya: Peserta didik atau siswa mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru saat guru tidak dapat datang mengajar karena

adanya suatu alasan tertentu.

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

112

12) Nilai berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, contohnya: Membuat peta

konsep pada materi tertentu yang ditugaskan oleh guru dengan kreatifitas

masing-masing, memberikan masukan yang logis saat berjalannya diskusi.

13) Nilai Kemandirian, contohnya: Mengerjakan tugas secara mandiri,

mengerjakan ulangan dengan kemampuan sendiri dan tidak bergantung pada

orang lain.

Hal ini sesuai dengan Panduan Guru Mata Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di

Sekolah Menengah Pertama yang dikeluarkan oleh Kemendiknas tahun 2010.

Nilai-nilai yang ada dalam pendidikan karakter telah diintegrasika ke dalam nilai-

nilai yang ada dalam mata pelajaran PKn. Adapun nilai-nilai yang ada dalam

pendidikan karakter dan termuat dalam mata pelajaran PKn antara lain, nilai rasa

ingin tahu, cinta ilmu, bergaya hidup sehat, peduli lingkungan, santun dan lain

sebagainya.

d. Metode Pembelajaran

Pentingnya guru dalam mengenal kondisi belajar siswa baik internal yaitu

keadaan dalam diri siswa itu sendiri maupun kondisi eksternal yang menyangkut

keadaan lingkungan belajar di luar siswa merupakan hal yang perlu diperhatikan

dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Kedua kondisi itu memberi

pengaruh pada cara guru dalam menentukan metode pembelajaran. Penggunaan

metode belajar yang tepat akan memberikan hasil yang baik pada prestasi peserta

didik atau siswa. Dengan metode dan sistem penilaian yang tepat diharapkan

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

113

keberhasilan peran pembelajaran PKn dalam membentuk karakterpada siswa

dapat di dukung oleh lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Dari hasil observasi yang dilakukan di lapangan dapat diketahui bahwa guru

PKn dalam melaksanakan proses KBM menggunakan berbagai metode dengan

menggunakan pendekatan pendidikan katakter yang termuat di dalam grand

design pendidikan karakter yang antara lain, keteladanan, pembelajaran,

pemberdayaan dan pembudayaan, penguatan, dan penilaian. Berdasarkan hasil

pengecekan dengan data observasi bahwa dalam melaksanakan proses

pembelajaran guru sudah menggunakan pendekatan pembiasaan, keteladanan dan

refleksi merupakan pendekatan yang cukup efektif diterapkan. Misalnya dengan

guru memberi teladan masuk kelas tepat waktu maka sebelum guru masuk kelas

semua siswa sudah berada dibangkunya masing-masing. Guru membiasakan

peserta didik atau siswa dengan selalu menghimbau hidup sehat dengan kondisi

kelas yang selalu tetap bersih walaupun sudah mencapai jam pelajaran terakhir.

Hal ini akan membuat terciptanya suasana belajar yang nyaman karena kelas yang

bersih.

Metode pembelajaran yang guru PKn gunakan dalam proses pembelajaran

PKn untuk membentuk karakterpada siswa selain menggunakan berbagai

pendekatan di atas. Guru juga mengunakan metode pembelajaran seperti tanya

jawab, diskusi, program kegiatan movie, dan ceramah bervariasi. Metode

pembelajaran selain ceramah tersebut memberikan dampak yang positif bagi

siswa karena selain dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa juga dapat

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

114

menambah motivasi belajar siswa karena belajar menjadi hal yang menyenangkan

dan tidak membosankan.

2. Peran Pramuka dalam Membentuk Karakter

Gerakan Pramuka memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan kegiatan

kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi

generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggungjawab dan mampu membina

serta mengisi kemerdekaan. Dalam proses mempersiapkan kegiatan kepramukaan

pun pembina pramuka juga mempersiapkan Silabus sebagai acuan pengembangan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peran kegiatan kepramukaan dalam

membentuk karakterpada siswa dapat diketahui melalui beberapa gambaran

tentang persiapan pembina pramuka dalam menyelenggarakan kegiatan

kepramukaan, peran pembina pramuka, karakter peserta didik, dan metode

pendidikannya. Adapun uraian mengenai beberapa gambaran tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Persiapan Pembina Pramuka dalam Menyelenggarakan Kegiatan

Kepramukaan

Hasil pengelitian ini mengungkapkan bahwa dalam menyelenggarakan

kegiatan kepramukaan pembina pramuka juga melakukan berbagai persiapan.

Persiapan yang dilakukan pembina pramuka antara lain: menyusun Silabus yang

digunakan sebagai pedoman dalam pemberian materi selama masa satu periode

kepengurusan Badan Pengurus Harian (BPH) Pramuka. Namun, untuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memang belum disusun secara rutin. Karena

adakalanya RPP tersebut diserahkan kepada para Dewan Ambalan (DA) periode

tersebut untuk menyusun materi dari dalam Silabus tersebut untuk dilaksanakan

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

115

melalui kegiatan seperti yang mereka inginkan. Hal ini disebabkan di dalam

pembinaan pramuka penegak mereka memiliki motto dari, oleh dan untuk

penegak sendiri sementara posisi pembina hanya menjadi mitra saja. Pembina

pramuka akan terlihat perannya disaat peserta didiknya mendapati permasalahan

dan membutuhkan arahan dalam bertindak.

Berdasarkan cross check dari hasil wawancara dan observasi. Seperti yang

dikemukakan oleh Ilham Musfah, S.E dan Nur Wulansari, S.Pd selaku pembina

satuan pramuka MAN 1 Yogyakarta bahwa memang dalam menyelenggarakan

kegiatan kepramukaan di MAN 1 Yogyakarta mereka melakukan persiapan proses

pendidikan dengan membuat Silabus terlebih dahulu. Namun, untuk RPP memang

belum disusun sebagaimana lazimnya dalam setiap mata pelajaran di sekolah. Hal

ini juga terlihat dari tidak adanya dokumen berupa RPP. Sementara terkait

pelaksanaan kegiatan oleh Dewan Ambalan (DA) memang pembina jarang terlibat

langsung memberi materi kepada peserta didik atau siswa kelas X. Kecuali materi

yang oleh Dewan Ambalan sendiri mereka tidak menguasainya dengan cukup

baik. Namun, selebihnya materi yang disampaikan kepada peserta didik atau

siswa kelas X memang Dewan Ambalan (DA) sendiri yang menyampaikanya

setiap latihan rutin diadakan seperti motto pramuka penegak dari, oleh dan untuk

penegak. Sehingga bentuk kegiatan kepenegakaan yang dapat dilaksanakan

melalui latihan rutin ini berupa bina diri. Bina diri merupakan suatu upaya

peningkatan kemampuan jiwa dan ketrampilan dengan cara menuntut ilmu

pengetahuan.

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

116

b. Peran Pembina Pramuka

Pembina pramuka diharapkan mampu menciptakan kegiatan yang menarik,

menyenangkan, rekreatif dan menantang. Sehingga melalui kegiatan ini peserta

didik atau siswa tertarik untuk menunjukkan partisipasi aktifnya. Peran pembina

pramuka dalam membentuk karakterpada peserta didik atau siswa adalah mitra

sebagai pembimbing dan penasehat apabila terjadi suatu permasalahan di

organisasi yang tidak dapat dipecahkan sendiri oleh peserta didik. Bukan peran

sebagai atasan maupun bawahan tetapi berperan selayaknya kakak terhadap

adiknya. Saat peran pembina sebagai mitra maka dalam proses penanaman nilai-

nilai karakter itu akan lebih mudah karena melalui kegiatan sehari-hari yang mana

pembina memberikan teladan yang baik, hal ini akan menjadi suatu pembiasaan.

Peserta didik atau siswa pun menjadi merasa lebih nyaman karena yang dijadikan

teladan oleh mereka sendiri adalah seseorang yang berperan sebagai kakaknya

seperti halnya di dalam keluarga sendiri.

Kemudian cara pembina pramuka dalam menyiapkan peserta didik atau siswa

supaya siap mengikuti proses kegiatan kepramukaan adalah dengan

memperkenalkan jenjang pramuka penegak melalui kegiatan Orientasi Dasar

Penegak (ODT). Sementara untuk kegiatan latihan setiap minggunya pembina

akan mempersiapakan para Dewan Ambalan (DA), lalu kemudian Dewan

Ambalan (DA) inilah yang akan mempersiapkan peserta didik atau siswa kelas X.

Saat peserta didik atau siswa sudah cukup siap mengikuti kegiatan latihan rutin

pramuka maka akan membuat minat mereka dalam ikut perpasrtisipasi aktif di

kegiatan akan tinggi. Cara pembina pramuka dalam membangun dan

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

117

meningkatkan partisipasi aktif peserta didik atau siswa dalam kegiatan

kepramukaan adalah learning by doing. Belajar sambil melakukan.

Peran pembina pramuka adalah sukarelaan yang memiliki komitmen tinggi

terhadap prinsip-prinsip dalam kepramukaan dan sebagai mitra peserta didik

sangat peduli terhadap kebutuhan mereka, serta dengan penuh kesabaran:

memotivasi, membimbing, membantu, dan memfasilitasi kegiatan sehingga

kegiatan peserta didik dapat berjalan dengan lancar, sukses, dan terjaga

keselematannya (Pusdiklatda, 2011: 70).

Dari hasil wawancara kemudian juga di cross check dengan data observasi

diketahui bahwa pembina pramuka berperan sebagai mitra dengan peserta didik

atau siswa. Hal ini ditunjukkan salah satunya pada saat panitia/ Sangga Kerja

(Sangker) Mahabhakti sibuk mempersiapkan perkemahan, bukan pembina

pramuka yang menyiapkan segala keperluannya tetapi panitia/ Sangker itu sendiri.

Pembina hanya akan turut serta berperan pada saat panitia/ Sangker mendapati

suatu permasalahan dan membutuhkan arahan serta bimbingan oleh pembina

pramuka (hasil observasi pada 25 Maret 2013).

Dari kegiatan perkemahan peserta didik atau siswa dapat belajar banyak hal

antara lain sebagai peserta kegiatan perkemahan dapat belajar hidup

bermasyarakat (learning to live together). Sebagai panitia/ Sangker peserta didik

atau siswa belajar untuk mengabdi (learning to serve) sehingga muncul

kepedulian terhadap sesama. Dari berbagai kegiatan peserta didik atau siswa dapat

belajar menjadi seseorang (learning to be) untuk lebih mengembangkan watak

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

118

serta bertindak dengan kemandirian berpendapat dan tanggung jawab pribadi yang

semakin besar (Pusdiklatda, 2011: 23).

Cara pembina pramuka dalam mempersiapkan peserta didik atau siswa agar

siap mengikuti kegiatan kepramukaan dapat dilhat bahwa setiap hari kamis

pembina akan memberikan latihan khusus kepada para Dewan Ambalan (DA),

hasil latihan pada hari kamis ini akan dipraktekkan oleh Dewan Ambalan (DA)

pada hari jum’at kepada seluruh peserta didik atau siswa kelas X. Walaupun

terkadang ada materi yang langsung disampaikan oleh pembina pramuka sendiri

kepada peserta didik. Namun, pembina berusaha melaksanakan motto pramuka

penegak yaitu dari, oleh dan untuk penegak sendiri, supaya mereka para Dewan

Ambalan (DA) dapat mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan yang

dimiliki. Sementara cara pembina pramuka dalam membangun dan meningkatkan

partisipasi aktif siswa adalah dengan belajar sambil melakukan hal ini terlihat saat

peserta didik atau siswa berlatih membuat pionnering, pembina hanya

memberikan contoh-contoh simpul yang digunakan dan peserta didik sendiri yang

mempraktekannya (hasil observasi 03 Mei 2013).

Belajar berbuat (Learning to do) bukan hanya untuk memperoleh

kecakapan/ketrampilan kerja, melainkan juga untuk memiliki ketrampilan hidup

yang luas, termasuk hubungan antar pribadi dan hubungan antar kelompok

(Pusdiklatda, 2011: 22). Belajar berbuat (learning to do) akan membuat peserta

didik memiliki ketrampilan hidup yang luas. Maka dari ketrampilan itu akan

muncul keinginan untuk belajar mengetahui (learning to know) pengetahuan

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

119

umum yang cukup luas dan untuk dapat bekerja secara mendalam dalam beberapa

hal,

c. Perilaku Peserta Didik atau Siswa dan Nilai Karakter yang

dikembangkan dalam Kegiatan Kepramukaan

Pendidikan dalam kepramukaan diartikan secara luas adalah suatu proses

pembinaan dan pengembangan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas

kecakapan yang dimiliki peserta didik, baik dia sebagai pribadi maupun sebagai

masyarakat. Sasaran pendidikan dalam arti luas tersebut adalah menjadikan

peserta didik sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggungjawab dan

berpegang teguh pada nilai dan norma dalam masyarakat (Pusdiklatda, 2011: 22).

Nilai dan norma yang menjadi kode kehormatan dalam pramuka adalah Tri Satya

dan Dasa Dharma. Hasil penelitian yang menunjukkan perilaku siswa dan nilai

karakter yang dikembangkan dalam kegiatan kepramukaan yaitu sebagai berikut:

1) Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa; Walaupun sedaangkan melakukan

kegiatan di alam terbuka (kemah) tetapi peserta didik tidak lupa untuk tetap

beribadah dengan sholat lima waktu. Pada malam kedua di perkemahan juga

diadakan sholat qiyamul lail dan mujahadah bersama.

2) Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia; Kegiatan di alam terbuka

membuat peserta didik untuk lebih peduli terhadap lingkungannya dengan

tidak membuang sampah sembarang. Kegiatan perkemahan juga

menumbuhkan kasih sayang diantara anggotanya dengan hidup bersama

selama 4 hari 3 malam peserta didik menjadi keluarga sementara.

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

120

3) Patriot yang sopan dan ksatria; Dalam berperilaku peserta didik bersikap

sopan baik kepada kakak-kakaknya selaku Dewan Ambalan, Pembina

maupun masyarakat sekitar saat di perkemahan.

4) Patuh dan suka bermusyawarah; Setiap permasalahan yang ditemui

dimusyawarahkan secara bersama-sama untuk mencapai mufakat. Misalnya

saja kepada siapa panitia/ Sangker akan melaksanakan bakti sosial, untuk

warga masyarakat atau panti asuhan. Hal itu mereka musywarahkan bersama

agar bantuan yang akan diberikan dapat tepat sasaran.

5) Rela menolong dan tabah; Ketika berkemah peserta didik dihadapkan pada

lingkungan yang berbeda dengan keseharian mereka di rumah. Sehingga, saat

berkemah mereka juga menempatkan diri sebagai warga masyarakat

perkemahan yang mana jika tetangganya membutuhkan pertolongan mereka

diharapkan mau menolong, karena bisa jadi di suatu waktu mereka yang

gantian membutuhkan pertolongan.

6) Rajin, terampil dan gembira; Di pramuka peserta didik diberikan berbagai

ketrampilan hidup di alam bebas sehingga saat diadakan kegiatan perkemahan

mereka dapat mempraktekannya. Misalnya saja ketrampilan membuat tenda,

membuat jemuran pakaian, rak sepatu, kompor, dll. Kegiatan kepramukaan

juga berusaha dikemas menjadi kegiatan yang menarik, modern serta

menantang sehingga peserta didik menjadi gembira ketika mengikutinya.

7) Hemat, cermat dan bersahaja; Saat hidup di alam terbuka peserta didik harus

mampu mempergunakan bahan makanan yang mereka miliki sehingga dapat

cukup sampai di akhir kegiatan. Hal ini membuat peserta didik berpikir untuk

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

121

hemat dan cermat dalam mempergunakan bahan makannya karena tidak ada

penjual makanan di lokasi perkemahan.

8) Disiplin, berani dan setia; Di pramuka peserta didik belajar untuk menjadi

pribadi yang dapat menghargai waktu sehingga kedisiplinan itu menjadi

penting. Saat kegiatan perkemahan peserta didik juga harus disiplin dengan

alur kegiatan yang telah direncanakan oleh paniia/ Sangker sehingga kegiatan

dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Saat kegiatan pun peserta didik atau

siswa di latih untuk berani misalnya saja berani untuk berpendapat, berani

untuk menampilkan suatu kreasi seni dan karakter setia sendiri ditunjukkan

kepada teman-teman satu sangganya yang hidup bersama selama

perkemahan.

9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya; Peserta didik yang menjadi panitia/

Sangker Mahabhakti memiliki tanggung jawab yang mereka pikul sendiri-

sendiri disetiap seksi bidang masing-masing dengan kepercayaan yang

diberikan oleh pembina bahwa mereka mampu mengemban tanggung jawab

tersebut.

10) Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan; Di dalam suatu kegiatan

apapun peserta didik dilatih untuk menjaga sikapnya, lisannya, dan

pikirannya.

Nilai-nilai yang terdapat di dalam Dasa Dharma merupakan dasar atau norma

dalam bertingkah laku di kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak semua ke-24

nilai karakter yang ada di dalam Dasa Dharma dapat diamalkan. Namun,

setidaknya melalui berbagai kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

122

pembina pramuka dapat menanamkan berbagai nilai-nilai karakter yang ingin

dicapai.

d. Metode Pendidikan

Ada berbagai macam metode pendidikan yang dapat dilakukan dalam

menyelenggarakan kegiatan kepramukaan sebagai proses pendidikan di luar

sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan, menantang di

alam terbuka dengan sasaran pembentukan watak atau ada nilai-nilai karakter

yang berhasil untuk di tanamkan. Pendidikan kepramukaan mendorong peserta

didik untuk mengembangkan segala aspek yang ada di dalam dirinya, aspek

tersebuk antara lain spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik (sesosif).

Metode pendidikan yang digunakan dapat membantu pembina pramuka dalam

menentukan strategi yang digunakan dalam membentuk karakterpada peserta

didik. Salah satu strategi yang dilakukan pembina untuk mengembangkan aspek

sesosif peserta didik adalah dalam melaksanakan pengujian Syarat Kecakapan

Umum (SKU). Kedua, pengamalan kode kehormatan pramuka Tri Satya dan Dasa

Dharma, serta kegiatan yang menantang dan mengikat serta mengandung

pendidikan yang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani anggota muda

yaitu dengan mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan.

Strategi tersebut setelah dilakukan cross check dengan hasil observasi dan

dokumentasi dapat diketahui bahwa dalam mengembangkan aspek sesosif peserta

didik pembina pramuka lebih selektif dalam melakukan pengujian SKU dan

pelantikan penegak bantara gelombang kedua (hasil observasi 25 April 2013).

Pengamalan kode kehormatan pramuka dilakukan dalam kegiatan sehari-hari

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

123

tetapi memang paling bisa dapat dilihat dari kegiatan perkemahan yang diikuti

(hasil observasi 26-29 Maret 2013). Sedangkan untuk kegiatan yang menantang

dan mengikat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan

jasmani dan rohani anggota muda melalui kegiatan perlombaan yang diikuti

misalnya saja kegiatan jelajah budaya (hasil observasi pada 26 Mei 2013).

Metode pendidikan yang dilakukan pembina pramuka telah berdasarkan pada

UU No.12 Tahun 2010 Pasal 7 ayat (3) yang menyatakan bahwa metode belajar

interaktif dan progresif diwujudkan melalui interaksi:

1) Pengamalan kode kehormatan pramuka yang dapat dilihat dari kehidupan

sehari-hari peserta didik dalam kegiatan perkemahan;

2) Kegiatan belajar sambil melakukan yang dapat dilihat dari setiap latihan rutin

pramuka yang tidak hanya teori tetapi juga praktek;

3) Kegiatan yang berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi, yang juga

dapat dilihat dari berbagai macam kegiatan perlombaan yang dilaksanakan di

dalam perkemahan. Seperti lomba asah terampil, lomba memasak, lomba

bongkar pasang tenda, dll;

4) Kegiatan di alam terbuka yang menantang, misalnya saja kegiatan tadabur

alam yang diadakan dalam perkemahan peserta didik hanya diberi tanda jejak

untuk menuju pos-pos yang telah disediakan oleh panitia/ Sangker;

5) Kegiatan orang dewasa yang memberikan dorongan dan dukungan, dapat

dilihat dari peran pembina sebagai mitra pramuka penegak;

6) Penghargaan berupa tanda kecakapan, dapat dilihat dari peserta didik yang

berhasil menyelesaikan SKU Bantara diberi tanda kecakapan umum Bantara;

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

124

7) Satuan terpisah antara putra dan putri, dapat dilihat dari ambalan dan

kepengurusan organisasi, yang putra ambalan Alibasyah dan yang putri

Ratnaningsih.

3. Hambatan dalam Penanaman Nilai-Nilai Karakter

MAN 1 Yogyakarta memiliki visi UngguL, ILmiah, Amaliyah, IBAdah dan

Bertanggungjawab (ULIL ALBAB). Terwujudnya lulusan Madrasah yang unggul

dibidang iman dan taqwa (imtaq) dan iptek, berfikir ilmiah, mampu mengamalkan

ajaran agama, tekun beribadah, bertanggung jawab dalam kehidupan

bermasyarakat dan pelestarian lingkungan. Sedangkan visi dari Pramuka Ambalan

Alibasyah-Ratnanigsih adalah Manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi

pekerti luhur, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Maha Esa, kuat mental

emosional, dan tinggi moral, tinggi kecerdasan mutu. Walaupun antara PKn dan

pramuka memiliki kedudukan yang berbeda PKn sebagai mata pelajaran dan

pramuka sebagai ekstrakurikuler namun keduanya sama-sama memberikan

pendidikan karakter walaupun dengan metode yang berbeda. PKn sebagai

instructional effects dan pramuka sebagai nurturant effects. Namun, sebaik-

baiknya pelaksanaan pendidikan pastinya ada hambatan yang ditemui. Berikut

diuraikan beberapa gambaran terkait hambatan yang ditemui:

a. Hambatan Guru PKn dalam Membentuk Karakter

Hambatan yang ditemui guru PKn dalam membentuk karakter pada siswa di

MAN 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:

1) Banyaknya muatan materi di dalam mata pelajaran PKn (hasil wawancara

pada tanggal 24 April 2013). Hal tersebut menyebabkan pendidikan karakter

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

125

yang diberikan tidak bisa instan langsung dapat membentuk karakter siswa.

Wawasan pelajaran yang ada dalam PKn begitu luas mencakup delapan ruang

lingkup, yaitu Pancasila, Konstitusi Negara, Norma, Hukum, dan Peraturan,

HAM, Kekuasaan dan Politik, Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Kebutuhan

Warga Negara, dan Globalisasi. Apabila mencermati kedelapan ruang lingkup

tersebut, maka yang lebih dikedepankan dari mata pelajaran ini bukan hanya

lagi sebatas moral atau karakter saja seperti mata pelajaran sebelumnya (PMP

dan PPKn) (Sekar Purbarini Kawuryan, 2010: 99).

2) Terbatasnya waktu yang dimiliki oleh guru PKn sehingga sulit

menyeimbangkan antara materi yang harus di dapat oleh siswa dengan nilai-

nilai yang harus tertanam pada siswa (hasil wawancara tanggal 24 April

2013). Hal tersebut terjadi mengingat waktu yang dimiliki guru PKn setiap

minggunya hanyalah 90 menit atau 2 jam pelajaran saja, sementara muatan

materi dalam PKn begitu banyak belum lagi PKn sebagai ujug tombak

pendidikan karakter harus mampu membentuk karakterpada siswa, sehingga

ada perubahan dalam diri siswa kearah yang lebih baik. Secara mikro

pengembangan karakter dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan belajar-

mengajar di kelas dengan pengintegrasian pada semua mata pelajaran.

Kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan pendidikan

formal dan nonformal sehingga terbiasa membangun kegiatan keseharian

yang mengandung nilai karakter. Kegiatan kokurikuler dan/atau

ekstrakurikuler sehingga dapat terjadi proses pembiasaan karakter. Kegiatan

keseharian di rumah dan masyarakat yang diupayakan terjadi proses

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

126

penguatan dari orang tua/wali serta tokoh-tokoh masyarakat terhadap perilaku

berkarakter mulia (Kemendiknas, 2010). Sehingga tidak cukup pendidikan

karakter itu hanya disampaikan melalui mata pelajaran PKn.

3) Kurangnya minat dari peserta didik atau siswa dalam mempelajari PKn (hasil

wawancara tanggal 30 April 2013). Tidak adanya minat peserta didik atau

siswa membuat rendahnya prosentase keberhasilan pendidikan karakter yang

disampaikan melalui PKn. Karena jika berminat belajar saja tidak bagaimana

peserta didik atau siswa mau mendengar dan menjalankan apa yang diajarkan

dan ditanamkan oleh guru PKn itu sendiri.

4) Beranekaragamnya latar belakang siswa (hasil wawancara tanggal 30 April

2013). Latar belakang siswa yang plural membuat guru juga kesulitan dalam

menentukan metode yang tepat bagi keseluruhan peserta didik sehingga dapat

diterima dengan baik.

b. Hambatan Pembina Pramuka dalam Membentuk Karakter

Hambatan yang ditemui oleh pembina pramuka dalam membentuk karakter

pada siswa dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Banyak siswa yang tidak suka mengikuti kegiatan kepramukaan. Hal ini di

sebabkan masih adanya pihak-pihak yang memandang pramuka sebelah mata

atau kegiatan yang tidak bermanfaat (hasil wawancara tanggal 06 Mei 2013).

Tidak adanya pihak yang mempercayai positifnya kegiatan ekstrakurikurel

terkhusus pramuka dalam memberikan manfaat pada peserta didik juga akan

menyebabkan pembina pramuka menemui kesulitan dalam

menyelenggarakan kegiatan kepramukaan yang dapat bermanfaat baik untuk

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

127

bertambahnya ketrampilan peserta didik sendiri maupun pembentukan watak/

karakter peserta didik sendiri. Gerakan Pramuka yang memang sudah

diresmikan sejak tahun 1961 dipandang sebagai kegiatan yang kuno dan tidak

mengikuti jaman. Padahal ilmu yang ada di dalamnya tetap bermanfaat

walaupun jaman telah berubah dan dalam penyampaian maupun

pelaksanaannya juga selalu disesuaikan dengan perkembangan jaman dan

kebutuhan dari peserta didik itu sendiri. Pasal 8 AD Gerakan Pramuka, dalam

mencapai tujuan Gerakan Pramuka melakukan usaha salah satunya adalah

pembinaan dan pengembanan minat terhadap kemajuan teknologi dengan

keimanan dan ketakwaan.

2) Perbedaan karakteristik peserta didik atau siswa yang beranekaragam (hasil

wawancara tanggal 30 Mei 2013). Hambatan ini juga ditemui oleh guru PKn

dalam membentuk karakterpada peserta didik. Sehingga di dalam

menjalankan organisasi terkadang masing-masing individu tidak cukup

mampu menyesuaikan diri.

4. Upaya Menghadapi Hambatan dalam Membentuk Karakter

Upaya atau solusi apabila ditemuinya suatu hambatan dalam membentuk

karakterpada siswa tentunya perlu segera diambil. Upaya atau solusi yang

dilakukan oleh guru PKn maupun pembina pramuka berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Upaya Guru PKn dalam Menghadapi Hambatan

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

128

Berdasarkan hasil penelitian upaya atau solusi yang dilakukan oleh guru PKn

dalam menghadapi hambatan yang ditemui ketika membentuk karakterpada

peserta didik yaitu:

1) Solusi yang dilakukan oleh guru adalah melakukan pengamatan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung mengingat banyaknya muatan materi di

dalam mata pelajaran PKn (hasil wawancara pada tanggal 24 April 2013). Hal

tersebut menyebabkan pendidikan karakter yang diberikan tidak bisa instan

langsung dapat membentuk karakter siswa. Guru hanya memiliki kesempatan

memantau perkembangan peserta didiknya secara mendalam hanya pada saat

di dalam kelas mengingat begitu banyak jumah siswa disetiap kelas yang

diampu oleh guru PKn tidak hanya satu kelas saja.

2) Solusi yang dilakukan oleh guru PKn adalah melakukan metode diskusi.

Mengingat terbatasnya waktu yang dimiliki oleh guru PKn sehingga sulit

menyeimbangkan antara materi yang harus di dapat oleh siswa dengan nilai-

nilai yang harus tertanam pada siswa (hasil wawancara tanggal 24 April

2013). Metode diskusi dinilai sebagai metode yang cukup efektif dalam

mengembangkan pola berfikir siswa maupun membentuk karakterpada diri

peserta didik atau siswa.

3) Menguatkan materi terlebih dahulu di rumah mempelajari materi dengan

menggali informasi melalui berbagai media. Sehingga, ketika proses

pembelajaran dimulai hal ini akan membuat waktu menjadi efektif dan tidak

sia-sia (hasil wawancara tanggal 30 April 2013). Kurangnya minat dari

peserta didik atau siswa dalam mempelajari PKn karena beranekaragamnya

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

129

latar belakang siswa. Strateginya adalah belajar di rumah melalui berbagai

media yang ada baik melalui media cetak maupun elektronik. Sehingga

diharapkan dari peserta didik atau siswa menguasai suatu materi yang

ditugaskan padanya dan akan tumbuh minat untuk belajar di kelas.

4) Menggunakan berbagai metode pembelajaran yang menarik (hasil wawancara

tanggal 30 April 2013). Sehingga keanekaragaman peserta didik atau siswa

justru dapat memberikan efek positif bagi proses pembelajaran di kelas.

b. Upaya Pembina Pramuka dalam Menghadapi Hambatan

Upaya atau solusi yang dilakukan oleh pembina pramuka dalam menghadapi

hambatan yang ditemui ketika membentuk karakter pada peserta didik atau siswa

yaitu:

1) Menciptakan kegiatan yang menarik dan menantang. Atas dasar niat yang

ikhlas untuk mengabdi dan memberikan ilmu kepada peserta didik (hasil

wawancara tanggal 06 Mei 2013). Walaupun tugas yang dibebani pembina

pramuka cukup berat. Namun, tugas mendidik anak bangsa agar menjadi anak

bangsa yang berjiwa Pancasilais, setia dan berguna merupakan tugas suci dan

mulia. Hal ini sesuai dengan semboyan “Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi

Bawa Laksana” seseorang yang terpanggil secara sukarela memerankan diri

sebagai pembina pramuka yang melengkapi diri dengan berbagai

pengetahuan dan menghayati prinsip-prinsip dalam kepramukaan, sehingga

dapat menciptakan kegiatan yang menyenangkan bagi peserta didik yaitu

kegiatan yang menarik dan menantang.

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/24097/5/5. BAB IV.pdf · seiring kondisi nyata dimasyarakat calon ... Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan X MAU

130

2) Solusi yang digunakan dalam menghadapi beranekaragamnya karakteristik

peserta didik atau siswa adalah dengan menjalankan musyawarah mufakat

(hasil wawancara tanggal 30 Mei 2013). Dalam melaksanakan kegiatan

kepramukaan yang berdimensi pendidikan karakter pada peserta didik adalah

menjadikan pengalaman dimasa lalu sebagai pembelajaran untuk

mengahadapi permasalahan yang mucul dimasa sekarang atau mendatang,

melakukan musyawarah mufakat apabila permasalahan yang muncul

mempengaruhi jalannya organisasi, serta melakukan pendekatan secara

personal dengan tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada.