bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 subjek...

15
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian 4.1.1 Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Sugihan dan SD Negeri 4 Sugihan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subjek dalam penelitian adalah kelas IV, yaitu kelas IV SD N 4 Sugihan sebagai kelas eksperimen berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Kelas IV SD N 3 Sugihan sebagai kelas kontrol berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Berikut ini adalah Tabel 4.1 adalah data subjek penelitian SD N 3 Sugihan dan SD N 4 Sugihan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012. Tabel 4.1. Data Subjek Penelitian SD N 3 Sugihan dan SD N 4 Sugihan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012 Keadaan lingkungan SD N 3 Sugihan Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan lokasinya terdapat di Desa Sugihan, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan berjarak +8 Km dari kota Purwodadi. Siswa SD Negeri 3 Sugihan 180 anak yang terdiri dari kelas I sampai kelas IV dengan masing masing terdiri dari 1 kelas. Masing masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru pendidikan agama Islam dan 1 guru olah raga. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang, kecuali pada hari jum’at dan yang berlangsung mulai dari pukul 07.00 sampai dengan 11.00 siang. Jumlah tenaga kependidikan di SD Negeri 3 Sugihan adalah sebanyak 10 orang, dengan perincian 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru PAI, 1 guru olah raga,

Upload: vuongtuong

Post on 07-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

4.1.1 Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Sugihan dan SD Negeri 4 Sugihan

Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012, yang

dijadikan subjek dalam penelitian adalah kelas IV, yaitu kelas IV SD N 4 Sugihan

sebagai kelas eksperimen berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 14 siswa

perempuan dan 12 siswa laki-laki. Kelas IV SD N 3 Sugihan sebagai kelas kontrol

berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki.

Berikut ini adalah Tabel 4.1 adalah data subjek penelitian SD N 3 Sugihan dan SD

N 4 Sugihan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012.

Tabel 4.1.

Data Subjek Penelitian SD N 3 Sugihan dan SD N 4 Sugihan

Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012

Keadaan lingkungan SD N 3 Sugihan Kecamatan Toroh, Kabupaten

Grobogan lokasinya terdapat di Desa Sugihan, Kecamatan Toroh, Kabupaten

Grobogan berjarak +8 Km dari kota Purwodadi. Siswa SD Negeri 3 Sugihan 180

anak yang terdiri dari kelas I sampai kelas IV dengan masing – masing terdiri dari

1 kelas. Masing – masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru

pendidikan agama Islam dan 1 guru olah raga. Proses belajar mengajar

berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang, kecuali pada hari

jum’at dan yang berlangsung mulai dari pukul 07.00 sampai dengan 11.00 siang.

Jumlah tenaga kependidikan di SD Negeri 3 Sugihan adalah sebanyak 10 orang,

dengan perincian 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru PAI, 1 guru olah raga,

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

32

dan 1 penjaga sekolah. Kondisi sosial ekonomi orang tua murid SD N 3 Sugihan,

yakni sebagian besar bekerja sebagai buruh tani. Perhatian dan kesadaran orang

tua terhadap pendidikan anak – anaknya masih rendah.

Sedangkan SD Negeri 4 Sugihan, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan

lokasinya terdapat di Desa Sugihan, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan

berjarak +10 Km dari kota Purwodadi. Siswa SD Negeri 4 Sugihan 154 anak

yang terdiri dari kelas I sampai kelas IV dengan masing – masing kelas terdiri 1

kelas. Masing – masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru

pendidikan agama Islam dan 1 guru olah raga. Proses belajar mengajar

berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang, kecuali pada hari

jum’at dan yang berlangsung mulai dari pukul 07.00 sampai dengan 11.00 siang.

Jumlah tenaga kependidikan di SD Negeri 4 Sugihan adalah sebanyak 10 orang,

dengan perincian 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru PAI, 1 guru olah raga,

dan 1 penjaga sekolah. Kondisi sosial ekonomi orang tua murid SD N 4 Sugihan

tidak jauh beda SD N 3 Sugihan, yakni sebagian besar bekerja sebagai buruh tani.

Perhatian dan kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak – anaknya juga

masih rendah.

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV semester II SD N 3 Sugihan dan

SD N 4 Sugihan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

2011/2012 dengan jumlah seluruhnya 52 siswa. Kemudian dari dua Sekolah Dasar

tersebut dibagi menjadi 2 kelas yaitu SD N 3 Sugihan sebagai kelas kontrol dan

SD N 4 Sugihan sebagai kelas eksperimen.

Sebelum melakukan perlakuan pada kedua kelas, mula-mula guru

diperkenalkan dulu dengan treatment yang akan digunakan yaitu pendekatan

matematika realistik melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setelah itu guru

berlatih menggunakan treatment pada Standar Kompetensi sebelumnya. Untuk

mengetahui keterlaksanaan perlakuan yang diberikan dalam pembelajaran maka

dilakukan observasi. Berkit ini Tabel 4.2 adalah Keterlaksanaan Pra Treatment

Kelas Eksperimen.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

33

Tabel 4.2

Keterlaksanaan Pra Treatment Kelas Eksperimen

No Indikator Keterlaksanaan Skor Item Skor Item

Terlaksana Persentase

1 Kegiatan Awal 5 4 18%

2 Kegiatan Inti 12 8 36%

3 Kegiatan Penutup 5 4 18%

Jumlah 22 16 73%

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat tingkat keterlaksanaan guru dalam

pembelajaran secara keseluruhan 73% terlaksana dan 27% tidak terlaksana. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Setelah selesai melakukan latihan

maka guru siap melakukan treatment.

Pada awal pelaksanaan perlakuan siswa pada kelas eksperimen merasa

kebingungan dengan adanya suatu metode yang tidak biasa diterapkan oleh guru.

Tapi dengan bimbingan dan penjelasan, akhirnya siswa mulai dapat memahami

dan dapat menyesuaikan diri dengan metode ini. Pada saat pembelajaran

terkadang terjadi kegaduhan yang membuat waktu pembelajaran tersita. Terutama

pada saat pengelompokan ada beberapa siswa yang tidak fokus pada tugas, tapi

setelah diingatkan siswa kembali mengerjakan tugasnya bersama dengan teman

sekelompoknya. Dengan adanya kebebasan dalam proses pembelajaran terkadang

proses pembelajaran mengalami gangguan dengan adanya siswa yang saling

mengganggu antar kelompok dan timbulnya ketidakcocokan antar anggota dalam

satu kelompok. Akan tetapi hal ini dapat dikendalikan dan diatasi oleh guru.

Pada kelas kontrol, siswa diberikan pembelajaran yang konvensional.

Siswa aktif dalam pembelajaran dan tidak banyak ribut di dalam kelas. Tapi siswa

terlihat bosan dengan pembelajaran yang dilakukan dan kurang memperhatikan.

Guru menanggapi siswa dengan wajar dan menegur siswa agar kembali fokus

pada pembelajaran.

Pada saat pelaksanaan post tes, kelas kontrol melakukan tes terlebih

dahulu pada jam pertama. Setelah itu kelas eksperimen mengerjakan tes pada jam

ketiga. Situasi pada kelas eksperimen dan kontrol relatif tenang saat mengerjakan

tes tersebut. Untuk mengetahui keterlaksanaan perlakuan yang diberikan dalam

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

34

pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan observasi.

Berkut ini Tabel 4.3 adalah Keterlaksanaan Treatment Kelas Eksperimen

Tabel 4.3

Keterlaksanaan Treatment Kelas Eksperimen

No Indikator Keterlaksanaan Skor

Item

Skor Item

Terlaksana

Pertemuan ke-

Persentase

Pertemuan ke-

1 2 1 2

1 Kegiatan Awal 5 4 5 18% 18%

2 Kegiatan Inti 12 10 10 45% 45%

3 Kegiatan Penutup 5 4 5 18% 23%

Jumlah 22 18 20 82% 86%

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat tingkat keterlaksanaan treatment kelas

eksperimen yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan

pertama secara keseluruhan 82% treatment terlaksana dan pada pertemuan kedua

secara keseluruhan proses pembelajaran 86% treatment terlaksana. Dari hasil

keterlaksanaan treatment, maka dapat dilihat terjadi peningkatan keterlaksanaan

pada saat latihan treatment dengan saat pelaksanaan treatment. Untuk lebih

jelasnya lembar observasi pelaksanaan treatment dapat dilihat pada lampiran.

Bukan hanya kelas eksperimen diberikan treatment dalam proses

pembelajaran. Tetapi pada kelas kontrol juga diterapkan treatment berupa

pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui keterlaksanaan perlakuan yang

diberikan dalam pembelajaran pada kelas kontrol, maka dilakukan observasi.

Berkut ini Tabel 4.4 adalah Keterlaksanaan Treatment Kelas Kontrol.

Tabel 4.4

Keterlaksanaan Treatment Kelas Kontrol

No Indikator Keterlaksanaan Skor

Item

Skor Item

Terlaksana

Pertemuan ke-

Persentase

Pertemuan ke-

1 2 1 2

1 Kegiatan Awal 5 3 5 18% 29%

2 Kegiatan Inti 6 4 3 24% 18%

3 Kegiatan Penutup 6 4 5 24% 29%

Jumlah 17 11 13 65% 76%

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

35

Dari Tabel 4.4. dapat dilihat tingkat keterlaksanaan treatment kelas kontrol

yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama secara

keseluruhan 65% treatment terlaksana dan pada pertemuan kedua secara

keseluruhan proses pembelajaran 76% treatment terlaksana. Dari hasil

keterlaksanaan treatment, maka dapat dilihat terjadi peningkatan keterlaksanaan

pada pertemuan pertama dengan pertemuan kedua. Untuk lebih jelasnya lembar

observasi keterlaksanaan treatment kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan penelitian, maka disajikaan

Tabel 4.5 jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian di SD Negeri 3 Sugihan dan SD

Negeri 4 Sugihan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

2011/2012 sebagai berikut.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

36

Tabel 4.5.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SD N 3 Sugihan dan SD N 4 Sugihan

Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1. Jum’at, 02 Maret 2012

Perkenalan dengan siswa (kelas eksperimen

dan kelas kontrol)

Melakukan uji pra eksperimen dengan

memberikan soal tes kesetaraan pada kelas

eksperimen dan kontrol

2 Jum’at, 16 Maret 2012 Menyerahkan RPP dan lembar observasi pada

sekolah dan melakukan Revisi

3 Sabtu, 17 Maret 2012 Menyerahkan hasil revisi RPP ke sekolah

4 Kamis, 22 Maret 2012 Guru berlatih menggunakan perlakuan pada

Standar Kompetensi sebelumnya

5. Sabtu, 24 Maret 2012

Pertemuan 1 : Pada kelas eksperimen

dilakukan penyampaian materi dan perlakuan.

Pada kelas kontrol juga melakukan

penyampaian materi tentang pecahan sebagai

bagian dari keseluruhan tentang pecahan.

6. Senin, 26 Maret 2012

Pertemuan 2 : Pada kelas eksperimen

dilakukan penyampaian materi dan perlakuan.

Pada kelas kontrol guru meneruskan

pembelajaran kemarin.

Memberikan post test kepada kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

4.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 2 yaitu dengan

menggunakan analisis diskriptif skor hasil belajar kelas eksperimen dan kelas

kontrol serta uji t Independent Samples Test.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

37

4.2.1 Analisis Deskriptif Skor Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Dari skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen maka dikategorikan

berdasarkan interval skor posttest yang diperoleh. Dalam menentukan interval

yang akan digunakan menggunakan rumus:

i = 5

) minimum nilai - maksimum (nilai

i = 10,45

) 48 - (100

Berikut ini Tabel 4.6 adalah Tabel Distribusi frekuensi skor post test kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Skor Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Dari Tabel 4.6. dapat diketahui pada kelas eksperimen siswa yang

mendapat skor hasil belajar 48 sampai 58,3 terdiri dari 1 anak dengan persentase

4%. Siswa yang mendapat skor hasil belajar 58,4 sampai dengan 68,7 sebanyak 2

anak dengan persentase 8%. Siswa yang mendapat skor hasil belajar 68,8 sampai

dengan 79,1 sebanyak 4 anak dengan prosentase 15%. Siswa yang mendapat skor

hasil belajar 79,2 sampai dengan 89,5 sebanyak 10 anak dengan persentase 38%.

Dan siswa yang mendapat nilai 89,6 ke atas sebanyak 9 anak dengan persentase

35%. Sedangkan siswa pada kelas kontrol siswa yang mendapat skor hasil belajar

48 sampai 58,3 sebanyak 6 anak dengan persentase 23%. Siswa dengan skor hasil

belajar 58,3 sampai dengan 68,7 sebanyak 4 anak dengan persentase 15%. Siswa

yang mendapat skor hasil belajar 68,8 sampai dengan 79,1 sebanyak 3 anak

dengan persentase 12%. Siswa yang mendapat skor hasil belajar 79,2 sampai

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

38

dengan 89,5 ebanyak 8 anak dengan persentase 31%. Dan siswa yang mendapat

skor hasil belajar 89,6 ke atas sebanyak 5 anak dengan persentase 19%.

Dari Tabel 4.6. dapat dijadikan suatu grafik untuk melihat perbedaan

frekuensi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini Gambar 4.1.

adalah grafik distribusi frekuensi skor post test kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

Gambar 4.1. Grafik Distribusi Frekuensi Skor Post Test Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

Dari skor hasil belajar kelas ekspeimen dan kelas kontrol dapat dilihat

perbedaannya melalui analisis deskriptif dengan bantuan SPSS 16. Berikut ini

Tabel 4.7 adalah Analisis Deskriptif skor hasil kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Tabel 4.7.

Deskripsi Statistik Skor Post Test Kelas Kontrol Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat pada kelas eksperimen dapat dilihat skor

minimum post test adalah 56, skor maximum post test adalah 100, mean skor

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

39

Tests of Normality

VAR00

001

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Kelas Eksperi

men .138 26 .200

*

Kontrol .131 26 .200*

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

posttest adalah 84,15 dengan standar deviasi 12, 263. Sedangkan pada kelas

kontrol skor minimum post test adalah 48, skor maximum post test adalah 100,

mean skor posttest adalah 75,38 dengan standar deviation 15,988.

4.2.2 Uji t

Setelah diperoleh data skor hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, maka dapat dilaksanakan uji t Independent Samples Test. Dengan syarat

data yang diperoleh telah berdistribusi normal serta homogen. Sehingga sebelum

melakukan uji t Independent Samples Test terlebih dahulu diperlukan uji

normalitas dan uji homogenitas.

Uji Normalitas dilakukan pada skor tes hasil belajar kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Berikut ini Tabel 4.8. adalah hasil analisis uji normalitas skor hasil

belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan SPSS 16.0

Tabel 4.8.

Hasil Uji Normalitas Skor Hasil Belajar

Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Dari Tabel 4.8. tampak bahwa hasil uji Kolmogrov-Smirnov untuk skor

hasil belajar kelas eksperimen yaitu sebesar 0,138 dengan probabilitas signifikasi

0,200 dan skor hasil belajar kelas kontrol yaitu sebesar 0,131 dengan signifikasi

0,200. Untuk menentukan data tersebut berdistribusi normal maka dilakukan uji

signifikasi normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria nilai signifikansi

> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran signifikasi pada

skor hasil kelas eksperimen lebih dari kriteria (0,200> 0.05). Sedangkan untuk

hasil pengukuran signifikasi pada skor hasil belajar kelas kontrol lebih dari

kriteria (0,200> 0.05). Maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Berikut ini

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

40

Gambar 4.2 disajikan grafik tentang uji normalitas skor hasil belajar kelas

eksperimen.

Gambar 4.2. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Berikut ini Gambar 4.3. disajikan grafik tentang uji normalitas skor hasil

belajar kelas kontrol.

Grafik 4.3. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Kelas Kontrol

Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji homogenitas pada

skor hasil belajar yang didapat dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut

Tabel 4.3 adalah hasil analisis uji homogenitas skor hasil belajar kelas eksperimen

dan kelas kontrol

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

41

Tabel 4.9.

Hasil Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Berdasarkan Tabel 4.9 hasil uji homogenitas skor hasil belajar kelas eksperimen

dan kelas kontrol menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai probabilitas

sebesar 0,116. Untuk menentukan data tersebut homogen maka dilakukan uji

signifikasi homogenitas Levene Statistic dengan kriteria nilai signifikansi > 0.05.

Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran signifikasi pada skor hasil

belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dari kriteria nilai signifikasi

(0,116> 0.05). Dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda, maka dapat dikatakan kedua

kelas tersebut homogen

Setelah semua skor hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilaksanakan uji t Independent

Samples Test. Berikut ini Tabel 4.10 adalah analisis uji t Independent Samples

Test skor hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

42

Tabel 4.10.

Hasil Analisis Uji t Independent Samples Test Skor Hasil Belajar Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan Tabel 4.10. terlihat hasil F hitung levene test sebesar 2,561

dengan probabilitas signifikasi 0,116. Nilai t- test for equality of means t hitung

sebesar 2,219. Sig (2-tailed) sebesar 0,031. Sedangkan nilai mean deifference

8, 769.

4.3 Hasil Uji Hipotesis

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari hasil

t hitung maka analisis hipotesisnya adalah :

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar antara pendekatan matematika realistik

melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran

konvensional dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD

semester II Desa Sugihan Kapupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012.

Hα : Ada perbedaan hasil belajar antara pendekatan matematika realistik melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional

dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD semester II Desa

Sugihan Kapupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012.

Berdasarkan analisis uji hipotesis, H0 diterima jika signifikasi lebih besar

dari 0,05 (H0 > 0,05). Dan H0 ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05

(H0 < 0,05). Dari hasil t hitung yang telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,031.

Independent Samples Test

Post test

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Levene's Test for Equality

of Variances

F 2.561

Sig. .116

t-test for Equality of Means T 2.219 2.219

Df 50 46.852

Sig. (2-tailed) .031 .031

Mean Difference 8.769 8.769

Std. Error Difference 3.952 3.952

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower .832 .819

Upper 16.706 16.719

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

43

Jadi t hitung signifikasi lebih kecil dari 0,05 (0,031 < 0,05). Karena signifikasi

lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Kesimpulannya Hα diterima, artinya ada

perbedaan hasil belajar antara pendekatan matematika realistik melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional dalam

pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD semester II Desa Sugihan

Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pembahasan hasil penelitian ini dapat dilihat keberhasilan guru

dalam melaksanakan treatment pada kelas eksperimen menggunakan pendekatan

matematika realistik melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari persentase keterlaksanaan

treatment kelas eksperimen saat latihan/ pra treatment yaitu 73% dengan saat

melakukan treatment pada proses pembelajaran pertemuan pertama yaitu 82% dan

petemuan kedua yaitu 86%. Disini terlihat peningkatan keterlaksanaan treatment

menggunakan pendekatan matematika realistik melalui pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Selain kelas eksperimen keterlaksanaan treatment juga dialami pada

kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti dari persentase

keterlaksanaan treatment kelas kontrol pada pertmuan pertama sebesar 65% dan

pada pertemuan ke dua sebesar 76%.

Dari keterlaksanaan treatment diperoleh skor hasil belajar pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Dari skor hasil belajar yang didapat maka dapat

dilaksanakan uji t Independent Samples Test. Dengan syarat data yang diperoleh

telah berdistribusi normal serta homogen. Setelah semua skor hasil belajar pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, maka

dapat dilaksanakan uji t Independent Samples Test. Dari hasil terlihat uji t

Independent Samples Test hasil F hitung levene test sebesar 2,561 dengan

probabilitas signifikasi 0,116. Dengan kriteria nilai signifikansi > 0,05

(0,116>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa kedua subjek memiliki variance

sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Nilai t adalah 2,219 dengan

probabilitas signifikasi 0,031. Untuk mengetahui makna dari uji t maka dilihat

dengan kriteria, jika probabilitas signifikan > 0,05 maka tidak ada perbedaan (H0

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

44

diterima) dan jika probabilitas signifikan < 0,05 maka ada perbedaan (H0 ditolak).

Dari analisis data uji t Independent Samples Test dapat disimpulkan bahwa

probabilitas signifikan yang didapat < 0,05 (0,031< 0,05). Jadi ada perbedaan

hasil belajar antara pendekatan matematika realistik melalui pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional.

Hal ini sesuai dengan hasil data yang diperoleh dan terlihat pada perbedaan

rata- rata skor hasil belajar. Melalui analisis diskriptif dapat terlihat rata- rata skor

hasil belajar kelas eskperimen menggunakan pendekatan matematika realistik

melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 84,15. Sedangkan untuk kelas

kontrol terlihat rata-rata skor hasil belajar menggunakan pembelajaran

konvensional yaitu 75,38. Dari rata-rata skor hasil belajar dapat dilihat bahwa

rata-rata skor hasil belajar kelas eksperimen menggunakan pendekatan

matematika realistik melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari

pada rata-rata skor hasil belajar kelas kontrol menggunakan pembelajaran

konvensinal. SD N 3 Sugihan dan SD N 4 Sugihan memiliki KKM yang sama

yaitu 60. Dari hasil analisis diskriptif diketahui ada beberapa siswa yang

memperoleh skor hasil belajar dibawah KKM. Hal ini terbukti dari skor hasil

belajar minimum kelas eksperimen yaitu 56. Sedangkan untuk skor hasil belajar

minimum kelas kontrol yaitu 48. Sedangakan untuk rata-rata kedua sekolah sudah

diatas KKM.

Penggunaan pendekatan matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat memotivasi siswa dan memberi semangat tolong menolong untuk

mengembangkan keterampilan yang diajarkan guru. Skor hasil belajar kelas

eksperimen yang menggunakan pendekatan matematika melalui pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan pecahan sebagai bagian dari

keseluruhan lebih baik karena siswa lebih mudah menentukan dan memahami

konsep-konsep yang sulit dengan menggunakan pengalaman dan benda-benda

disekitar siswa. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi dan interaksi antar siswa

lain dengan saling berbagi ide serta memberi kesempatan pada siswa untuk

mengungkapkan pendapat. Dengan belajar secara berkelompok dapat berdampak

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/787/5/T1_292008019_BAB IV.pdf · berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang,

45

positif bagi seluruh siswa, khususnya bagi siswa yang memiliki kemampuan

akademik rendah.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Siti Umamik 2007.

Menyatakan bahwa Keefektifan Model Pembelajaran Matematika Cooperative

Learning Tipe STAD Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Pada Sub materi pokok

Keliling dan Luas Daerah Lingkaran Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas

VIII Semester II SMP Negeri 4 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 berarti

pembelajaran matematika pada sub materi pokok keliling dan luas daerah

lingkaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pemanfaatan

alat peraga lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Dari pembahasan diatas penggunaan pendekatan pendekatan matematika

realistik melalui pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan keterampilan siswa

dalam bekerja sama, berkomunikasi. Serta mampu meyelesaikan permasalah

matematika dalam kehidupan sehari-hari. sehingga siswa akan lebih termotivasi

dalam belajar.