bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 setting...

107
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di Desa Binaus. Adapun penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 4 bulan, dimulai dari bulan Agustus sampai dengan November 2012. Luas wilayah kecamatan Mollo Tengah 99,69 km 2 dengan jumlah penduduk 7270 jiwa, merupakan satu dari tiga puluh dua kecamatan yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kecamatan Mollo Tengah ini terdiri dari Desa Binaus, Oelbubuk, Nekemunifeto, Oel'ekam, Kualeu dan Desa Pika. Dilihat dari segi topografi sebagian besar wilayah Kecamatan Mollo Tengah yaitu berbukit-bukit, berbatu dan membentuk padang rumput (BPS, 2012)

Upload: vuquynh

Post on 13-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan

Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan

Propinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di Desa Binaus.

Adapun penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 4

bulan, dimulai dari bulan Agustus sampai dengan

November 2012.

Luas wilayah kecamatan Mollo Tengah 99,69

km2 dengan jumlah penduduk 7270 jiwa, merupakan

satu dari tiga puluh dua kecamatan yang ada di

Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kecamatan Mollo

Tengah ini terdiri dari Desa Binaus, Oelbubuk,

Nekemunifeto, Oel'ekam, Kualeu dan Desa Pika. Dilihat

dari segi topografi sebagian besar wilayah Kecamatan

Mollo Tengah yaitu berbukit-bukit, berbatu dan

membentuk padang rumput (BPS, 2012)

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

36

Gambar 1. Peta Kecamatan Mollo Tengah (BPS 2012)

4.1.2 Gambaran Umum Lokasi

4.1.2.1 Gambaran Geografis

Desa Binaus merupakan salah satu desa yang

terletak di wilayah kecamatan Mollo Tengah dengan

luas wilayah 14,76 km², batas wilayah bagian Timur

berbatasan dengan desa Oelekam dan desa Kualeu,

bagian Barat berbatasan dengan desa Nekemunifeto

dan desa Bikekneno, bagian Utara berbatasan dengan

desa Oelbubuk dan Lelobatan dan bagian Selatan

berbatasan dengan desa Noinbila.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

37

Terdapat 3 buah dusun yang terletak di desa

Binaus. Ke 3 dusun tersebut memiliki nama masing-

masing yaitu Aneotob, Tofleu dan Nishala. Dari segi

topografis desa Binaus terdiri dari wilayah yang

berbukit-bukit, berbatu dan membentuk padang rumput.

Gambar 2. Peta Desa Binaus (Karwur, F. F., Suharmiati., Batubara, S. O., Tauho, K. D. 2012)

4.1.2.2 Gambaran Demografis

a) Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk desa Binaus pada tahun 2012

berjumlah 1037 jiwa dengan komposisi penduduk

menurut jenis kelamin antara lain jumlah laki-laki

sebanyak 513 orang dengan 255 kepala keluarga dan

jumlah wanita sebanyak 524 orang. Penduduk desa

Binaus mayoritas beragama Kristen Protestan yakni

berjumlah 1.011 orang. Sementara, penduduk yang

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

38

beragama Kristen Katolik berjumlah 12 orang dan aliran

kepercayaan sejumlah 7 orang.

Masyarakat Desa Binaus selalu bergotong

royong dalam membangun fasilitas umum, maupun

fasilitas pribadi warga setempat yang sudah menjadi

kebiasaan mereka sejak dulu kala. Selain itu warga

juga terlihat bergotong royong saat dilakukan panen

jagung, dikumpulkan dan diikat secara bersama–sama.

kemudian jagung-jagung dimasukkan ke dalam rumah

bulat/ume kbubu untuk dipanggang agar tidak rusak

dan bertahan hingga musim tanam berikutnya.

Aktivitas masyarakat dipagi hari yaitu masyarakat

disibukkan dengan memotong rumput untuk memberi

sapi makan, berkebun, bersawah, dan mengambil air

bersih dari PDAM yang ditampung di dalam bak

penampung.

Hampir setiap warga memiliki lahan berkebun

sendiri sebagai tempat untuk menanam jagung, ubi,

pisang, tebu, nenas, dan sayur-sayur bahkan untuk

mengikat sapi. Untuk menjual hasil panen mereka,

setiap hari Kamis pukul 04.00 WITA masyarakat

menggunakan angkutan umum ataupun ojek untuk

membawa hasil panen mereka ke pasar yang terletak di

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

39

kota Kapan Kecamatan Mollo Utara untuk dijual. Uang

dari hasil jualan panen mereka dipakai untuk membeli

beras, minyak goreng, gula pasir dan lain-lain yang

digunakan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.

Gambar 3 . Rumah Bulat (Ume Kbubu)

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

40

b) Tingkat Pendidikan

Diagram diatas Menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak yaitu SD, sedangkan tingkat pendidikan terendah yaitu TK.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

41

c) Pekerjaan

Diagram diatas menunjukkan bahwa status pekerjaan tertinggi adalah Petani, sedangkan status pekerjaan terendah adalah Pensiun.

d) Kesehatan

Dilihat dari status kesehatan masyarakat di Desa

Binaus, mulai dari kesehatan lingkungan, rumah,

keluarga dan status gizi terdapat beberapa kasus

kesehatan seperti wabah muntahber, malaria, demam

berdarah, Gizi buruk, kurang gizi, dan penyakit kulit

antara lain kudis, panu, cacar air merupakan wabah

yang diakibatkan oleh lingkungan yang kurang sehat

dan gaya hidup sehat yang masih kurang. Untuk

mensiasati kekurangan-kekurangan tersebut,

pemerintah desa dan masyarakat melakukan upaya

pengembangan mutu layanan kesehatan melalui upaya

71%5%5% 5% 2% 12%

Pekerjaan

Petani

Guru

PNS

Wiraswasta

Pensiun

TKI

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

42

pengkaderan tenaga kesehatan desa atau relawan

kesehatan dan berbagai macam pendidikan dan latihan

serta berbagai sosialisasi kesehatan bagi masyarakat

yang diselenggarakan dari PLAN dan CWS (Church

World Services) yang diselenggarakan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Perkembangan sarana dan prasarana kesehatan

masyarakat Desa Binaus dari waktu ke waktu terus

meningkat. Hal ini terlihat dengan bertambahnya

sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang

kebutuhan kesehatan masyarakat desa. Adapun

ketersediaan sarana dan prasaran kesehatan desa,

antara lain terdapat dua buah Posyandu yang terletak

di dusun 1 dan 2 sebagai tempat dilaksanakannya

pemeriksaan ibu hamil dan bayi 0 bulan hingga 5 tahun.

Posyandu tersebut diadakan setiap bulan sekali pada

tanggal 21 untuk dusun 1 dan tanggal 22 untuk dusun

2, yang dilaksanakan oleh bidan desa dan dibantu oleh

kader desa yang ditunjuk dan diberikan pelatihan

seputar kesehatan ibu dan anak.

Berdasarkan pengakuan masyarakat setempat

bidan yang ditugaskan jarang berada ditempat saat

posyandu berlangsung dan klinik bersalin, sehingga

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

43

sangat sulit bagi warga yang mengalami sakit untuk

melakukan pemeriksaan dan mendapatkan obat, begitu

juga ibu yang akan melakukan proses persalianan di

jam malam. Sedangkan berdasarkan peraturan yang

telah ditetapkan pemerintah kecamatan jika ada ibu

yang melakukan psoses persalinan tanpa adanya

bantuan dari tenaga kesehatan maka akan dikenai

denda yaitu ibu dan anak tidak dilayani oleh bidan,

mantri atau para kader saat sakit dan tidak

mendapatkan bantuan dari pemerintah kecamatan

berupa peralatan ibu dan bayi selama menjalani masa

post partum.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

44

Gambar 4. Posyandu Desa Binaus

Gambar 5. Pustu Desa Binaus

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

45

4.1.3. Gambaran Umum Partisipan

Tabel 1. Data Ibu Post partum Desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kecamatan Timor Tengah Selatan

No Nama Usia Agama Pendidikan terakhir

Pekerjaan Alamat Jumlah anak

Riwayat Obstetrik

Riwayat Post partum

Riwayat penggunaan

tatobi

Infeksi (+/-)

G

P

A

1 Ibu.SOB 22 thn Kristen protestan

SMP IRT Dusun 1/RT03 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi

+

2 Ibu. RT 31 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun 1/RT09 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi +

3 Ibu. DO 24 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun 1/RT05 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi +

4 Ibu.MT1 32 thn Kristen protestan

SMA IRT Dusun II/RT06 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi +

5 Ibu. DL 22 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun II/RT07 Desa Binaus

1 orang 1 1 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

1x tatobi +

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

46

6 Ibu. IB 33 thn Kristen Katolik

SD IRT Dusun 1/RT02 Desa Binaus

3 orang 3 3 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

3x tatobi +

7 Ibu. MT2

27 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun 1/RT05 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi +

8 Ibu. ES 49 thn Kristen protestan

SMA IRT Dusun 1/RT05 Desa Binaus

4 orang 4 4 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

4x tatobi +

9 Ibu. EO 27 thn Kristen protestan

SMA IRT Dusun 1/RT05 Desa Binaus

1 orang 1 1 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

1x tatobi +

10 Ibu. TB 27 thn Kristen protestan

D2 PGSD Guru honor SD

Dusun 1/RT03 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi -

11 Ibu.AFK 20 thn Kristen protestan

SMP IRT Dusun 1/RT03 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Tidak menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi -

12 Ibu. MK 35 thn Kristen protestan

SMP IRT Dusun 1/RT03 Desa Binaus

5 orang 7 5 2 Menggunakan tatobi (kompres panas)

5x tatobi -

13 Ibu. SS1 22 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun 1/RT04 Desa Binaus

1 orang 1 1 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

1x tatobi -

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

47

14 Ibu. AK 22 thn Kristen protestan

SMA IRT Dusun 1/RT06 Desa Binaus

1 orang 1 1 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

1x tatobi -

15 Ibu. SS2 23 thn Kristen protestan

SMP IRT Dusun 1/RT06 Desa Binaus

3 orang 3 3 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

3x tatobi -

16 Ibu. DK 37 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun 1/RT06 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi -

17 Ibu. SH 38 thn Kristen protestan

PGAK/P Guru Dusun 1/RT04 Desa Binaus

5 orang 5 5 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

5x tatobi -

18 Ibu. YT 29 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun 1/RT09 Desa Binaus

3 orang 4 3 1 Menggunakan tatobi (kompres panas)

3x tatobi -

19 Ibu. MA 29 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun 1/RT04 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi -

20 Ibu. LN 24 thn Kristen protestan

SMA IRT Dusun 1/RT09 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi -

21 Ibu. SIS 32 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun 1/RT04 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi -

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

48

22 Ibu. ITH 25 thn Kristen protestan

Mahasiswa Mahasiswa Dusun 1/RT04 Desa Binaus

1 orang 1 1 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

1x tatobi -

23 Ibu. YMA

24 thn Kristen protestan

Mahasiswa Mahasiswa Dusun 1/RT04 Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

2x tatobi -

24 Ibu. AT 40 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun II/RT06 Desa Binaus

3 orang 5 3 2 Menggunakan tatobi (kompres panas)

3x tatobi -

25 Ibu. OB 32 thn Kristen protestan

SMP IRT Dusun II/RT07 Desa Binaus

1 orang 1 1 0 Menggunakan tatobi (kompres panas)

1x tatobi -

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

49

Tabel 1 menunjukkan data 25 orang ibu post partum, dilihat

dari status pendidikan 11 orang ibu menyelesaikan tingkat

pendidikan di bangku SD, 5 orang ibu di bangku SMP, 2 orang ibu

di bangku SMA dan 2 orang ibu tamatan D2PGSD dan PGAKP.

Dari status pekerjaan terdapat 21 orang ibu yang bekerja sebagai

ibu rumah tangga (IRT) dan 2 orang ibu bekerja sebagai Guru.

Dilihat dari segi agama terdapat 24 orang ibu post partum

menganut agama Kristen Protestan sedangkan 1 orang ibu post

partum beragama Kristen Katolik.

Dilihat dari riwayat kehamilan, terdapat 7 orang ibu yang

pertama kali hamil dan tidak pernah mengalami abortus, 12 orang

ibu dengan jumlah kehamilan yaitu 2x hamil dan tidak pernah

mengalami abortus, 2 orang ibu dengan jumlah kehamilan yaitu 3x

hamil dan pernah mengalami abortus sebelumnya dengan alasan

bayi meninggal dalam kandungan setelah ibu terjatuh saat

berkebun, 2 orang ibu dengan jumlah kehamilan yaitu 4 kali hamil

dan salah satunya pernah mengalami aborsi sebanyak 1 kali

dengan alasan tidak sengaja menginjak sarung yang dikenakannya

dan akhirnya terjatuh kearah depan saat pergi memanggil suaminya

yang sedang berkebun di samping bawah rumah karena

kedatangan tamu, 2 orang ibu dengan jumlah kehamilan yaitu 5 kali

hamil dan salah satunya pernah mengalami aborsi tanpa disengaja

sebanyak 2x yaitu janin meninggal dalam kandungan, 1 orang ibu

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

50

dengan jumlah kehamilan yaitu 7x hamil dan 2x aborsi dikarenakan

usia kehamilan belum cukup bulan sudah dipaksakan untuk

melahirkan dan akhirnya bayi meninggal dalam kandungan.

Dilihat dari riwayat persalinan terakhir, terdapat 11 orang ibu

melahirkan di rumah, 2 orang ibu melahirkan di rumah bulat (ume

kbubu), 8 orang ibu melahirkan di RSUD, 3 orang ibu melahirkan di

Pustu dan 1 orang ibu melahirkan di Puskesmas BKIA.

Dilihat dari riwayat post partum, dari 25 orang ibu post

partum terdapat 1 orang ibu post partum yang tidak menggunakan

tatobi dengan alasan tidak mendapat ijin dari ibu bidan karena jika

terjadi sesuatu dengan kondisi kesehatan Ibu AFK maka tidak akan

dilayani oleh ibu Bidan.

Dilihat dari riwayat penggunaan tatobi, terdapat 6 orang ibu

yang menggunakan tatobi sebanyak 1x, 12 orang ibu menggunakan

tatobi sebanyak 2x, 4 orang ibu menggunakan tatobi sebanyak 3x,

1 orang ibu menggunakan tatobi sebanyak 4x, 2 orang ibu

menggunakan tatobi sebanyak 5x.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

51

4.1.4. Gambaran infeksi post partum Tabel 2. Tempat, Alat dan bahan, area tatobi, frekuensi tatobi, tanda infeksi dan lokasi infeksi Post partum pada Ibu yang

menggunakan tatobi di Desa Binaus.

Variabel

Ibu. SOB

Ibu. RT

Ibu. DO

Ibu. MT1

Ibu. DL

Ibu. IB

Ibu. MT2

Ibu. ES

Ibu. EO

Tempat Rumah bulat/ume kbubu

Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu

Alat dan bahan

Ar panas, handuk, sabun mandi

Air panas, tenun timor (kain selimut),

Air panas, tenun timor (kain selendang), kulit pohon matani

Air panas, tenun timor (kain selimut)

Air panas, kain biasa berbahan kaos

Air hangat, tenun timor (kain selendang)

Air panas, tenun timor (kain selendang)

Air panas, tenun timor (kain selimut)

Air panas, tenun timor (kain selimut)

Area tatobi Perut, pundak, belakang, daerah perineum

Perut, pundak, belakang, daerah perineum

Perut, belakang, punggung, daerah perineum

Perut, pundak, belakang, daerah perineum

Pinggang, dada, belakang

Perut, bahu, belakang, daerah perineum

Perut, pundak, belakang, daerah perineum

Belakang, perut, pundak daerah perineum

Belakang, perut, pinggang, daerah perineum

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

52

Frekuensi tatobi

3x sehari 4x sehari 10x sehari 2x sehari 1x sehari 2x sehari 3x sehari 3x sehari 4x sehari

Tanda infeksi

Nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, mengeluarkan nanah berwarna kuning kehijauan bercampur darah

Demam, nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh.

Pusing, demam, terasa gatal pada daerah perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh dan mengeluarkan keputihan.

Pusing, nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh.

Demam, terlihat bengkak pada jahitan operasi, mengaeluarkan nanah berwarna kuning

Nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh

Nyeri pada daerah operasi Ceaser, kemerahan disertai rasa demam

Nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh, mengeluarkan nanah warna orens bercampur putih

Nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh,

Lokasi infeksi

Daerah perineum

Daerah perineum

Daerah perineum

Daerah perineum

Jahitan operasi Caesar

Daerah perineum

Jahitan operasi Caesar

Daerah perineum

Daerah perineum

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

53

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa tatobi yang dilakukan

oleh 9 orang ibu post partum dimulai dari tubuh bagian perut,

pundak, belakang dan berakhir pada jalan lahir dengan frekuensi

tatobi sebanyak 2-10 kali sehari didalam rumah bulat/ume kbubu.

Dari 9 orang ibu post partum terdapat 7 orang ibu yang mengalami

infeksi pada perineum yaitu Ibu. SOB, Ibu. RT, Ibu. DO, Ibu. MT1,

Ibu. IB, Ibu. ES dan Ibu. EO. Dua orang ibu lainnya yaitu Ibu. DL

dan Ibu. MT2 mengalami infeksi pada jahitan operasi caesar.

Infeksi pada perineum dan jahitan operasi caesar menunjukkan

tanda yang sama yaitu nyeri, kemerahan, bengkak dan panas

ketika disentuh. Selain itu Ibu. RT, Ibu. DO, Ibu. DL dan Ibu. MT2

mengalami demam karena infeksi pada luka perineum dan operasi

caesar akibat penggunaan tatobi. Tiga orang ibu lainnya mengalami

tanda infeksi yang berbeda berupa keluarnya nanah dengan ciri-ciri

nanah yaitu Ibu. SOB berwarna kuning kehijaun bercampur darah,

Ibu. DL berwarna kuning, Ibu. ES berwana orange bercampur putih.

Selain faktor tatobi, infeksi juga terjadi karena praktik tatobi

dilakukan didalam rumah bulat/ume kbubu yang mana kondisi

rumah bulat tersebut penuh dengan debu dari tungku api yang

dicurigai terdapat berbagai mikroorgaisme patogen.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

54

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Studi Kasus

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

pada 25 ibu post partum di desa Binaus Kecamatan Mollo

Tengah Kab. TTS terdapat 9 orang ibu yang terinfeksi

selama menjalani perawatan post partum. Ibu post-

partum dengan kasus infeksi yang berbeda. Perbedaan

tersebut terletak pada proses penggunaan kompres

panas (tatobi), hubungan antara infeksi dengan praktik

kompres panas (tatobi), tingkat pendidikan, sosial

ekonomi, budaya dan lingkungan fisik.

4.2.2. Kasus 1 : Ibu SOB

4.2.2.1. Identitas umum ibu

Ibu SOB berusia 22 tahun yang beragama

Kristen Protestan, tinggal di Dusun 1/RT03 desa

Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu

SOB adalah seorang ibu rumah tangga dengan status

sudah menikah secara agama dan hanya

menyelesaikan tingkat pendidikan hingga Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Ibu SOB memiliki 2 orang

anak diantaranya anak pertama berusia 2 tahun 1

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

55

bulan sedangkan anak keduanya berusia 1 tahun. Ibu

SOB merupakan anak 1 dari 4 orang bersaudara.

4.2.2.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu SOB direncanakan bersama

suaminya dan tidak pernah mengalami abortus

sebelumnya. Selama hamil, Ibu SOB rajin

melakukan kontrol kehamilannya sebulan sekali di

Pustu bersama Bidan klinik.

Selama hamil ibu SOB tidak pernah merokok,

mengkonsumsi alkohol, obat-obat terlarang yang

dapat mempengaruhi kesehatan janinnya. Jenis

imunisasi yang digunakan ibu SOB adalah tetanus

toksoid.

Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan ibu

SOB berupa KB Susuk dengan jenjang waktu 10

bulan. Pemasangan alat kontrasepsi di lengan tubuh

bagian kiri dan rajin melakukan kontrol sebulan

sekali di Pustu. Tidak ada keluhan yang dirasakan

ibu SOB selama pemasangan alat kontrasepsi

tersebut.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

56

Selama hamil ibu SOB rajin mengikuti

PENKES yang diselenggarakan oleh PLAN

diantaranya sosialisasi tentang relaksasi

pernapasan, manfaat ASI, cara menyusui bayi,

metode penggunaan KB, perawatan perineum dan

perawatan payudara.

Aktivitas yang dilakukan ibu SOB selama

hamil antara lain memikul ember yang berisi air,

memasak, menyapu, mencuci piring, mengambil

kayu bakar di kebun. Tidak ada keluhan yang

dirasakan ibu SOB saat melakukan aktivitasnya

sehari-hari. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Kerja banyak nona. saya biasa pi timbah air di bak dekat sawah sana, terus masak, bacuci, basapu di luar, ambil kayu di kebun. Tidak ada keluhan apa-apa pas saya kerja nona. Justru itu lebih bagus lai supaya pas melahirkan na kita tidak stengah mati (mimik wajah serius).

4.2.2.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu SOB berlangsung pada

tanggal 22 Agustus 2011 pukul 02.00 WITA.

Lamanya persalinan yaitu 6 jam 20 menit dihitung

dari kala I sampai kala IV dengan posisi fetus Kep.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

57

Tipe persalinan yaitu partus spontan (Normal)

dengan penolong persalinan oleh bidan dan

berlangsung di rumah ibu SOB.

Alasan memilih lokasi persalinan di rumahnya

sendiri yaitu tiba-tiba perut ibu SOB terasa sakit dan

tidak sempat di bawa ke RSUD/Pustu bayinya sudah

dilahirkan. Orang-orang yang terlibat selama

persalinan berlangsung diantaranya bidan sebagai

penolong persalinan, kader sebagai pendamping

bidan dalam menolong persalinan, ayah dan ibu

kandung serta suami sebagai motivator dalam

keluarga selama persalinan berlangsung. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Tidak stengah mati memang nona, ade mea keluar cepat sa. Ibu Bidan datang ju ade mea pung kepala su diluar. Saya su tau memang jadi yang pas hamil itu saya kerja berat biar pas melahirkan itu tidak stengah mati nona (sambil tersenyum).

4.2.2.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post

partum, ibu SOB mandi tiga kali sehari menggunakan

alat dan bahan berupa air panas, handuk dan sabun

mandi. Kebersihan alat genitalia dilakukan saat akan

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

58

BAB/BAK yaitu disiram dari arah depan ke belakang

menggunakan air bersih, menggunakan pembalut

dengan tujuan untuk mencegah keluarnya sisa-sisa

darah kotor dari dalam tubuh.

Pola istirahat ibu SOB pada siang hari dari

pukul 10.00-11.00 WITA, sedangkan pola istirahat

pada malam hari dari pukul 19.00-06.00 WITA. Ibu

SOB sering terbangun pada malam hari tidak pada

siang hari dikarenakan bayinya rewel dan saat

BAB/BAK. Hal tersebut membuat ibu SOB tidak dapat

tidur nyenyak pada malam hari. Adapun aktivitas

yang dilakukan ibu SOB selama tiga minggu post-

partum diantaranya memasak dan mencuci popok

bayinya.

Selama menjalani perawatan masa post-

partum ibu SOB rajin melakukan kontrol

kesehatannya empat kali dalam sebulan dengan jenis

kontrol yaitu memeriksa jalan lahir oleh bidan di

rumah ibu SOB. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Permisi nona, itu waktu ibu bidan yang datang di rumah ko periksa saya pung jahitan terus oles kasih saya betadine. Satu bulan ibu bidan datang empat kali nona. Nah, kalo obat yang mantri kasih

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

59

itu dong pu nama amoxcilin deng ampicilin nona (beranjak dari tempat duduk dan pergi mengambil obat), mantri bilang itu obat untuk mencegah infeksi pas abis melahirkan (memperlihatkan kedua obat tersebut sambil menjelaskan fungsinya sesuai dengan penjelasan mantri).

4.2.2.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu SOB tentang tatobi yaitu

kompres tubuh menggunakan air panas dengan

tujuan agar tubuh tidak terasa sakit dan tetap kuat

saat bekerja keras serta luka dari dalam rahim cepat

sembuh dan untuk menutup kembali jalan lahir. Alat

dan bahan yang digunakan ibu SOB saat akan di

tatobi antara lain air panas, handuk dan sabun mandi.

Teknik tatobi ini dilakukan saat mandi dan di kompres

terlebih dahulu tubuh bagian perut, pundak, belakang

dan berakhir pada daerah perineum. Proses tatobi ini

dilakukan 3x sehari di dalam rumah bulat (ume

kbubu) yang dibantu oleh ibu kandungnya dalam

waktu 3 minggu post partum. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu saya pung mama kandung. Mamatua tatobi ini dari saya pung perut, belakang baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir juga (mimik wajah serius).

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

60

Selain tatobi ibu SOB juga melakukan

tradisi/kebiasaan panggang/Se’i. Menurut ibu SOB Se’i

adalah proses memanggang didalam rumah bulat/Ume

kbubu selama 40 hari 40 malam yang mana ibu SOB dan

bayinya harus duduk dan berbaring di atas tempat tidur

dengan beralaskan batang pohon bambu dan tikar, dan di

bawah kolong tempat tidur itu terdapat arang dari hasil

pembakaran kayu api. Bara api yang harus tetap menyala

selama 40 hari di bawah samping tempat tidur. Menurut

ibu SOB, tujuan dilakukan Se’i ialah untuk mengeringkan

darah dari dalam rahim, jlan lahir kembali tertutup seperti

semula, agar tubuh tetap kuat, kondisi tubuh ibu dan bayi

dalam keadaan hangat. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut :

Saya panggang juga nona, karna kalo tidak panggang nanti kita pung darah didalam rahim tidak kering, baru badan nanti tidak sehat ko kita sakit-sakit terus nona, baru bisa buat kita pung badan tetap hangat (mimic wajah serius).

Selain tatobi dan panggang/Se’I, ibu SOB juga

menggunakan obat kampung sebagai pengobatan

tradisional. Obat kampung yang diberikan orang tua

kepada ibu SOB sudah dalam bentuk jadi. Obat kampung

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

61

tersebut di ambil dari kulit pohon matani kemudian direbus

dengan air hingga mendidih. Air yang direbus dengan kulit

pohon matani dikonsumsi sampai habis, sedangkan kulit

dari pohon matani tersebut disimpan orang tua di tempat

yang aman. Sehari ibu SOB menghabiskan 2 gelas

berukuran sedang. Obat kampung ini dikonsumsi selama

40 hari 40 malam dengan tujuan yaitu Untuk mencegah

darah putih agar tidak naik di kepala karena bisa

menyebabkan ibu menjadi gila, mengeluarkan sisa-sisa

darah kotor dari dalam tubuh, agar tubuh tetap kuat dan

sehat. Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut :

Kita minum itu obat kampung juga nona supaya darah putih jang naik dikepala karna kalo tidak nanti bikin kita sampe gila, terus kasih keluar kita pung darah kotor dong yang tatinggal dirahim, baru untuk kasih kuat badan juga supaya badan sehat kembali (Mimik wajah serius).

Alasan ibu SOB masih menggunakan tatobi dan

proses memanggang (Se’i) yakni agar tidak mendapat

marah dari orang tua dengan alasan agar ibu tidak

mengalami sakit saat melewati 40 hari 40 malam. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Oh.. begitu ko nona? Tapi kalo saya tidak tatobi dengan panggang nanti orang tua takut orang tua dong marah saya, dong bilang supaya pas lewat

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

62

dari 40 hari saya jang sakit-sakit lai (mimik wajah serius).

4.2.2.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan ibu SOB

pada minggu ke-3 post partum yaitu dilihat dari efek

fisik Ibu SOB merasakan nyeri pada jahitan perineum,

terjadi pembengkakan disertai kemerahan hingga

mengeluarkan nanah berwarna kuning kehijauan

bercampur darah namun tidak berbau, ibu SOB juga

mengalami batuk. Adapun efek psikis yang dialami

ibu SOB yakni perasaan takut dan cemas yang

membuatnya tidak dapat beristirahat dengan nyenyak

pada malam hari.

Saya tatobi tidak sampe 40 hari 40 malam nona karena pas 3 minggu itu minta parmisi ma saya pung jalan lahir sakit ke pedis-pedis sampe bengkak ko bamerah. Maaf nona tapi itu waktu ada keluar deng nanah juga, itu nanah warna kuning campur hijau baru ada deng darah juga, tapi tidak bau. Itu waktu saya ada batuk juga. Itu yang buat saya takut sampe tidak bisa tidur tiap malam (mimik wajah serius).

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

63

4.2.3. Kasus II : Ibu RT

4.2.3.1. Identitas Umum Ibu

Ibu RT berusia 31 tahun yang beragama Kristen

Protestan, tinggal di Dusun1/RT09 desa Binaus

Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu RT

adalah seorang ibu rumah tangga dengan status belum

menikah secara agama. Ibu RT hanya menyelesaikan

tingkat pendidikannya di bangku Sekolah Dasar (SD).

Ibu RT memiliki 2 orang anak diantaranya anak

pertama berusia 1 tahun 7 bulan sedangkan anak

keduanya berusia 1 minggu. Ibu RT adalah anak ke-2

dari 6 orang bersaudara.

4.2.3.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu RT direncanakan bersama

suaminya dan tidak pernah mengalami abortus

sebelumnya. Selama hamil ibu RT rajin melakukan

kontrol kehamilannya sebulan sekali di Pustu bersama

bidan klinik hingga bersalin. Masalah kehamilan yang

dialami ibu RT pada trimester pertama yaitu mual,

muntah, pusing yang berlebihan serta napsu makan

berkurang, sedangkan pada trimester kedua dan tiga

tidak ada masalah kehamilan yang dirasakan ibu RT.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

64

Selama hamil ibu RT tidak pernah merokok,

mengkonsumsi alkohol, obat-obat terlarang yang dapat

mempengaruhi kesehatan janinnya. Jenis imunisasi

yang digunakan ibu RT adalah tetanus toksoid, namun

Ibu RT tidak mengikuti program KB saat pertama kali

melahirkan. Selama hamil ibu RT mengikuti PENKES

yang diselenggarakan oleh PLAN diantaranya

sosialisasi tentang manfaat ASI dan perawatan

payudara.

Aktivitas yang dilakukan ibu RT selama hamil

antara lain memasak, mengambil air dibak

penampung, menumbuk jagung, berkebun, mencuci

pakaian. Keluhan yang dirasakan ibu RT saat

beraktivitas yaitu nyeri pada bagian perut dan

pinggang. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Itu sudah ibu. Waktu hamil saya pung kerja andia bamasak, ambil air, tumbuk jagung, pi ambil kayu bakar di kebun, deng cuci pakian dong. Pas habis kerja ko mau istirahat itu baru saya rasa perut dengan pinggang sakit ibu (mimik wajah serius).

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

65

4.2.3.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu RT berlangsung pada

tanggal 17 Agustus 2012 pukul 08.30 WITA. Tipe

persalinan ibu RT yaitu partus spontan (Normal).

Proses persalinan dilakukan di dalam rumah bulat

(ume kbubu) dengan penolong persalinan ibu mertua

dan suaminya.

Alasan ibu RT memilih lokasi persalinan di

rumahnya sendiri karena tiba-tiba ibu RT merasakan

nyeri pada bagian perut dan tidak sempat di bawa ke

Pustu bayinya sudah dilahirkan. Orang-orang yang

terlibat selama persalinan ibu RT berlangsung

diantaranya ibu mertua dan suaminya sendiri yang

sebagai penolong persalinan. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut :

Itu waktu su rencana untuk melahirkan di pustu ibu tapi tidak jadi karna saya pung perut tiba-tiba sakit ko ade mea su langsung keluar. Jadi yang bantu saya melahirkan itu waktu saya pung mama mantu deng saya pung suami ibu. Itu saya melahirkan pas pagi-pagi lai jadi mau hubungi ibu bidan ju susah ibu karna saya su stengah mati baru yang ad dirumah hanya saya pung suami. Untung ju saya pung suami pi pange mama mantu d sebelah sini sa ko datang bantu saya ibu. (mimik wajah serius).

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

66

4.2.3.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum,

ibu RT biasanya mandi empat kali sehari menggunakan

alat dan bahan berupa air panas dan tenun timor (kain

selimut). Kebersihan alat genitalia ibu RT dilakukan

dengan cara disiram dari arah depan kebelakang

menggunakan air bersih sesudah BAB/BAK,

menggunakan pembalut dengan tujuan untuk

mencegah keluarnya sisa-sisa darah kotor dari dalam

tubuh.

Pola istirahat ibu RT pada siang hari di mulai dari

pukul 10.00-13.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada

malam hari dari pukul 21.00-07.00 WITA. Ibu SOB

sering terbangun baik saat istirahat di siang hari

maupun malam hari dikarenakan bayinya sering

menangis dan saat BAB/BAK. Hal tersebut membuat

ibu RT tidak dapat tidur dengan nyenyak. Aktivitas yang

dilakukan ibu RT selama tiga minggu post partum

diantaranya mengangkat ember yang berisi air,

memasak, mencuci, menyapu dalam rumah dan

halaman sekitar rumah.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

67

Selama menjalani masa post partum ibu RT

tidak pernah melakukan kontrol baik di rumah sakit

maupun di pustu dikarenakan proses persalinan ibu RT

berlangsung di rumah sehingga membuat ibu RT tidak

berani bertemu dengan bidan klinik dan para kader

karena telah melanggar peraturan yang sudah

ditetapkan. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Itu waktu saya tidak melahirkan di pustu jadi saya tidak berani pi periksa di ibu bidan makanya saya hanya tatobi sa ibu. Baru su ada peraturan kalo melahirkan di rumah nanti dapat denda baru bidan deng kader dong tidak layani kita. (menundukkan kepala dan terlihat sedih)

4.2.3.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu RT tentang tatobi yaitu mandi

menggunakan air panas mendidih dengan tujuan untuk

mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari dalam rahim,

mengembalikan kekuatan fisik, mencegah agar ibu

tidak mengalami sakit berat. Alat dan bahan yang

digunakan ibu RT saat di tatobi antara lain air panas,

tenun timor (kain selimut). Teknik tatobi ini dilakukan

saat mandi dan dikompres terlebih dahulu tubuh bagian

perut, pundak, belakang dan berakhir pada daerah

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

68

perineum. Proses tatobi ini dilakukan selama 4x sehari

di dalam rumah bulat (ume kbubu) yang dibantu oleh

suaminya selama 5 hari post partum.

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu saya pung suami. Dia tatobi ini dari saya pung perut, pundak, belakang baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir (mimik wajah serius).

Selain menggunakan tatobi ibu RT juga melakukan

tradisi/kebiasaan panggang/Se’i. Menurut ibu RT, Se’i

adalah salah satu tradisi orang tua dulu yaitu di panggang

dalam rumah bulat/Ume kbubu selama 40 hari 40 malam,

yang mana ibu RT dan bayinya harus duduk dan

berbaring di atas tempat tidur dengan beralaskan papan ,

tikar, dan di bawah kolong tempat tidur itu terdapat arang

dari hasil pembakaran kayu api. Bara api yang harus tetap

menyala selama 40 hari di bawah samping tempat tidur.

Menurut ibu RT, tujuan dilakukan Se’i ialah untuk

mengeringkan darah dari dalam rahim, tubuh tetap kuat,

menjaga kondisi tubuh ibu dan bayi agar tetap hangat.

Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya panggang juga nona karna kalo tidak panggang nanti saya pung darah dalam rahi tidak kering baru saya pung badan nanti lemah ke orang penyakit. Baru kalo panggang nanti saya deng saya pung anak tetap hangat dalam dapur

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

69

nona. itu waktu saya panggang didalam dapur selama 40 hari nona (mimik wajah serius).

Alasan ibu RT masih menggunakan tatobi dan

proses memanggang selain mendapat marah dari

orang tua, agar kelak ibu RT tidak mengalami sakit.

Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebu:

Saya tetap tatobi deng panggang nona karna kao tidak saya nanti kena marah dari orang tua dong baru bilang nanti sakit terus kalo tidak tatobi deng panggang makanya saya takut ko tatobi nona (mimic wajah serius).

4.2.3.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan ibu RT pada

hari ke-5 post partum yaitu dilihat dari efek fisik ibu RT

mengalami demam, nyeri pada daerah perineum,

terlihat bengkak hingga kemerahan, terasa panas saat

disentuh namun tidak mengeluarkan nanah. Adapun

efek psikis yang dirasakan ibu RT yakni perasaan takut,

cemas dan gelisah yang membuat ibu RT tidak dapat

beristirahat pada malam hari Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut:

Sebenarnya mau tatobi sampe 40 hari 40 malam ibu tapi pas hari ke-5 itu, minta permisi tapi saya pung badan panas tinggi baru saya pung jalan lahir sakit ke pedis-pedis. Itu waktu sempat bengkak sampe bamerah ko pas saya pegang begini te panas mati sampe buat saya tidak bisa tidur

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

70

malam-malam karna takut makanya saya langsung berenti tatobi (mimik wajah serius).

4.2.4. Kasus III : Ibu DO

4.2.4.1. Identitas Umum Ibu

Ibu DO berusia 24 tahun yang beragama Kristen

Protestan, tinggal di Dusun 1/RT05 desa Binaus

Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten Timor Tengah

Selatan. Ibu DO adalah seorang ibu rumah tangga

dengan statusnya yang sudah menikah secara agama.

Ibu DO hanya menyelesaikan tingkat pendidikannya di

bangku Sekolah Dasar (SD). Ibu DO memiliki 2 orang

anak diantaranya anak pertama berusia 3 tahun 5 bulan

sedangkan anak kedua berusia 1 tahun 1 bulan. Ibu DO

adalah anak ke-3 dari 9 orang bersaudara.

4.2.4.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu DO direncanakan bersama

suaminya dan tidak pernah mengalami abortus

sebelumnya. Pada trimester pertama ibu DO tidak

pernah melakukan kontrol kehamilannya baik di pustu

maupun di rumah sakit. Masuk pada trimester kedua

dan ketiga ibu DO sudah rajin melakukan kontrol

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

71

kehamilannya di pustu sebanyak 6 kali hingga

melahirkan bersama bidan klinik. Selama hamil ibu DO

tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol maupun

obat-obat terlarang yang dapat mempengaruhi

kesehatan janinnya.

Selama hamil Ibu DO mengikuti program

imunisasi yaitu tetanus toksoid dan mengikuti Program

KB yaitu KB Suntik dengan jenjang waktu 6 bulan.

Keluhan yang dirasakan ibu DO selama menggunakan

KB suntik yaitu pusing. Selama menggunakan KB

suntik ibu DO rajin melakukan kontrol sebulan sekali di

Posyandu. Selama hamil ibu DO rajin mengikuti

PENKES yang diselenggarakan oleh PLAN dan CWS

(Church World Services) diantaranya sosialisasi

tentang relaksasi pernapasan, manfaat ASI, metode

penggunaan KB, perawatan perineum, perawatan

payudara.

Aktivitas yang dilakukan ibu DO selama

kehamilannya antara lain mencuci pakaian, memasak,

menyapu, mengambil air bersih di bak penampung

seminggu 2x saat akan pergi mandi. Tidak ada

keluhan yang dirasakan ibu DO saat beraktivitas.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

72

Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut :

Yang pas hamil itu saya kerja banyak nona, mau cuci pakian, bamasak, basapu, pi ambil air di bak sana. Tidak ada keluhan apa-apa nona, hanya cape sa. Ma habis sapa yang mau kerja lai nona.,, Baru saya pung anak dong ju masih kecil-kecil.

4.2.4.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu DO berlangsung pada

tanggal 25 Juli 2011 pukul 07.30 WIB. Lamanya

persalinan ibu DO tidak diketahui karena proses

persalinannya dibantu oleh dukun dan tidak ada catatan

dalam buku persalinan. Tipe persalinan ibu DO yaitu

partus spontan (Normal). Tempat persalinannya

berlangsung di dalam rumah bulat (ume kbubu) dengan

tujuan untuk mendapatkan kehangatan dan tidak ada

komplikasi selama persalinan berlangsung.

Orang-orang yang terlibat selama persalinan ibu

DO berlangsung diantaranya ibu kandung sebagai

dukun bersalin, tetangga dan saudara perempuan

sebagai motivator. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

73

Itu waktu saya melahirkan di dapur nona, yang kasih melahirkan saya andia saya pu mama. Mamatua dukun jadi kita yang dalam rumah kalo melahirkan pasti mamtua su yang bantu, tidak pi rumah sakit/pustu lagi (tersenyum).

4.2.4.3. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post-

partum, sehari ibu DO mandi 10x menggunakan alat

dan bahan berupa air panas dan tenun timor (kain

selendang). Kebersihan alat genitalia ibu DO dilakukan

dengan cara disiram dari arah depan ke belakang

menggunakan air bersih baik sesudah BAB/BAK,

menggunakan tenun timor (kain sarung) pengganti

pembalut untuk mencegah keluarnya sisa darah kotor

dari dalam tubuh.

Pola istirahat ibu DO pada siang hari yaitu dari

pukul 11.00-13.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada

malam hari dari pukul 20.00-06.00 WITA. Ibu DO sering

terbangun pada malam hari tidak pada siang hari

dikarenakan bayinya sering rewel, BAB/BAK dan saat

menyusui. Hal tersebut membuat ibu DO tidak dapat

tidur dengan nyenyak pada malam hari.

Aktivitas yang dilakukan ibu DO selama tiga

minggu post partum adalah mengangkat ember yang

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

74

berisi air, memasak, mencuci, menyapu dalam rumah

dan halaman sekitar rumah. Selama menjalani masa

post partum ibu DO tidak pernah melakukan kotrol baik

di rumah sakit maupun di pustu. Hal tersebut

disebabkan karena proses persalinan ibu DO

berlangsung di rumah bulat (ume kbubu) dengan

penolong persalinan yaitu dukun bersalin ibu

kandungnya sendiri, sehingga ibu DO tidak berani

bertemu dengan bidan klinik dan para kader. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Tidak bisa nona, nanti tidak dilayani karena su ada peraturan baru kalo melahirkan dirumah ko ada apa-apa bidan tidak tolong. Itu waktu saya melahirkan di dapur bukan di pustu/RS jadi saya tidak berani ketemu ibu bidan (mimik wajah serius).

4.2.4.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu DO tentang tatobi yaitu mandi

menggunakan air panas dengan tujuan untuk

mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari dalam rahim,

menutup kembali jalan lahir, agar tubuh terasa segar

dan kembali kuat. Alat dan bahan yang digunakan

antara lain air panas, tenun timor (kain selimut) dan

kulit pohon matani. Teknik tatobi ini dilakukan 10x

sehari saat keluarnya darah kotor dari dalam tubuh dan

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

75

di tatobi terlebih dahulu tubuh bagian perut, belakang,

punggung dan berakhir pada organ perineum. Proses

tatobi ini dilakukan ibu DO di dalam rumah bulat (ume

kbubu) yang dibantu oleh ibu kandung dengan

statusnya sebagai dukun bersalin selama 3 minggu

post partum.

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu saya pung mama kandung. Mamatua tatobi ini dari saya pung perut, punggung, belakang baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir. Satu hari itu mama tatobi saya 10 kali nona. habis tatobi mama muat tambah air lai ko tatobi (mimik wajah serius).

Selain menggunakan tatobi ibu DO juga melakukan

proses panggang/Se’i. Menurut ibu DO, Se’i ialah proses

memanggang yang berlangsung selama 40 hari 40 malam

didalam rumah bulat/ume kbubu. Yang mana ibu DO dan

bayinya harus duduk dan berbaring di atas tempat tidur

dengan beralaskan batang pohon bambu, tikar, dan di

bawah kolong tempat tidur terdapat arang dari hasil

pembakaran kayu api. Bara api yang harus tetap menyala

selama 40 hari di bawah samping tempat tidur. Menurut

ibu DO, tujuan dilakukan Se’i yitu menjaga tubuh ibu dan

bayi tetap hangat, mengeringkan darah dari dalam rahim,

menutup kembali jalan lahir, agar tubuh tetap kuat. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

76

Itu waktu saya tidak tatobi saja tapi saya ada panggang juga supaya saya deng saya pung anak tetap hangat, baru orang tua dong bilang panggangg supaya darah yang ada didalam rahim cepat kering ko jalan lahir bisa tatutup kembali, deng badan tetap kuat (mimik wajah serius).

Alasan ibu DO masih menggunakan tatobi

dengan Se’i yaitu selain mendapat marah dari orang

tua, agar tubuh kembali kuat dan segar. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Aduh nona, kalo saya tidak tatobi nanti orang tua dong marah stengah mati bilang nanti besok-besok badan tidak kuat baru tidak segar.

Selain tatobi dan Se’i ibu DO juga

menggunakan obat kampung sebagai pengobatan

tradisional. Obat kampung yang digunakan ibu DO

berasal dari pohon matani. Cara pengolahannya yaitu

kulit pohon matani diambil kemudian direbus dengan air

hingga mendidih, lalu airnya diminum sampai habis.

Sehari ibu DO menghabiskan 2 gelas berukuran

sedang. Tujuan dari penggunaan obat kampung

menurut ibu DO yaitu selain untuk memproduksi ASI,

mencegah darah putih agar tidak naik ke kepala, tubuh

tetap kuat dan sehat. Selain itu ibu DO juga

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

77

menggunakan kuning telur yang dicampur dengan susu

coklat lalu diminum menggunakan gelas berukuran

sedang 2x sehari selama 40 hari 40 malam dengan

tujuan menstabilkan tekanan darah agar kembali

normal dan menghilangkan rasa pusing. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya ada minum deng obat kampung juga nona. itu obat kampung mama ambil dari kulit pohon matani baru rebus sampe mendidih ko saya minum. Satu hari saya minum 2x pagi dan sore. Mama bilang minum supaya air susu lancar. Habis saya ada campur kuning telur deng susu coklat ko minum karna itu waktu saya pung badan panas tinggi jadi mama suruh saya minum itu dong biar cepat sembuh (mimik wajah serius).

4.2.4.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dialami ibu DO pada

minggu ke-3 post partum yaitu dilihat dari efek fisik ibu

DO mengalami demam, terasa gatal pada daerah

perineum, teraba panas saat di sentuh dan terjadi

pembengkakan serta kemerahan, mengeluarkan

keputihan. Adapun efek psikis yang dialami ibu DO

yakni perasaan takut, cemas dan gelisah yang

membuat ibu DO tidak dapat beristirahat pada malam

hari. Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut:

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

78

Itu saya tatobi hanya 3 minggu sa nona karena tiba-tiba saya pung kepala pusing baru badan panas sampe saya menggigil. Baru minta permisi, itu waktu saya pung jalan lahir gatal ko saya tidak tahan jadi saya garuk sampe bengkak ko bamerah baru pas raba begini te panas ngeri, baru keluar keputihan. Ceritanya begini nona. pertama itu saya pung jahitan gatal-gatal, terus saya garuk baru pi ambil air panas ko cuci, itu yang buat sampe bangka ko bamerah,itu buat saya takut stengah mati ko tidak bisa tidur malam-malam (mimik wajah serius).

4.2.5. Kasus IV : Ibu MT1

4.2.5.1. Identitas Umum Ibu

Ibu MT1 berusia 32 tahun yang beragama

Kristen Protestan, tinggal di Dusun II/RT07 desa Binaus

Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu MT1

menyelesaikan tingkat pendidikannya di bangku

Sekolah Menengah Atas (SMA). Ibu MT1 adalah anak

tunggal dalam keluarganya dan memiliki 2 orang anak

diantaranya anak pertama berusia 2 tahun 1 bulan

sedangkan anak keduanya berusia 29 hari.

4.2.5.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu MT1 direncanakan bersama

suaminya dan tidak pernah mengalami abortus

sebelumnya. Ibu MT1 rajin melakukan kontrol

kehamilannya sebulan sekali di rumah sakit hingga

melahirkan. Selama hamil ibu MT1 tidak pernah

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

79

merokok, mengkonsumsi alkohol maupun obat-obat

terlarang yang dapat mempengaruhi kesehatan

janinnya. Jenis imunisasi yang digunakan ibu MT1

selama hamil adalah tetanus toksoid, namun Ibu MT1

tidak mengikuti program KB.

Selama hamil ibu MT1 rajin mengikuti PENKES

yang diselenggarakan oleh PLAN dan CWS (Church

World Services) diantaranya sosialisasi tentang

manfaat ASI, metode penggunaan KB, perawatan

perineum, perawatan payudara. Aktivitas yang

dilakukan ibu MT1 selama hamil antara lain memasak,

mengambil air bersih di bak penampung, mencuci

piring, menyapu dalam rumah dan halaman sekitar

rumah, membersihkan kebun. Keluhan yang dirasakan

ibu MT1 selama beraktivitas yaitu nyeri pada bagian

perut dan pundak. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut :

Oh… Itu waktu yang pas hamil saya kerja banyak nona mau bamasak, pi ambil air bersih di bak untuk masak ko minum, cuci piring, basapu di dalam deng luar rumah, terus bersihkan kebun ibu. Pokoknya kerja terlalu banyak ibu (sambil tersenyum). itu waktu saya pung pinggang dengan pundak yang sakit tapi saya kasih minyak kelapa ko urut sendiri habis itu su tidak sakit-sakit lai. (sambil memegang perut dan pundak).

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

80

4.2.5.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu MT1 berlangsung pada

tanggal 31 Juli 2012 pukul 15.00 WITA. Lamanya

persalinan yaitu 8 jam 15 menit dihitung dari kala I-IV.

Tipe persalinan yaitu partus spontan (Normal) dengan

posisi fetus Kep. Proses persalinan ibu MT1

berlangsung di RSUD Soe dengan penolong persalinan

oleh bidan. Alasan ibu MT1 memilih lokasi persalinan di

RSUD yaitu ibu MT1 sudah mendapat arahan terlebih

dahulu dari bidan dan para kader untuk tidak

melahirkan di rumah karena akan di kenai denda.

Alasan yang disampaikan oleh suami ibu M1

yaitu Karena angka kematian di TTS semakin

meningkat jadi alangkah baiknya proses persalinan

berlangsung di rumah sakit. Orang-orang yang terlibat

selama persalinan ibu MT1 berlangsung diantaranya

bidan sebagai penolong persalinan, suami dan orang

tua angkat sebagai motivator. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut :

Saya takut dapat denda ibu makanya saya pilih melahirkan di rumah sakit. Baru ibu bidan deng kader dong su pernah kasih arahan bilang kalo masih ada juga yang melahirkan di rumah nanti tidak di layani kalo ada sakit. Alasan suami ibu MT yaitu karena

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

81

angka kematian ibu dan bayi di TTS semakin meningkat jadi alangkah baiknya proses persalinan berlangsung di rumah sakit (suara tegas dan mimik wajah serius).

4.2.5.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum,

sehari ibu MT1 mandi 2x yaitu pagi dan sore hari

menggunakan alat dan bahan berupa air panas dan

tenun timor (kain selimut). Kebersihan alat genitalia ibu

MT1 dilakukan dengan cara disiram dari arah depan ke

belakang menggunakan air bersih sesudah BAB/BAK,

mengganti pembalut tiga kali sehari yaitu, pagi, siang

dan sore hari untuk mencegah keluarnya sisa darah

kotor dari dalam tubuh.

Pola istirahat ibu MT1 pada siang hari yaitu dari

pukul 12.00-13.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada

malam hari dari pukul 20.00-05.00 WITA. Ibu MT1

sering terbangun pada malam hari tidak pada siang hari

dikarenakan bayinya sering menangis, BAB/BAK, saat

akan menyusui. Hal tersebut membuat ibu MT1 tidak

dapat tidur dengan nyenyak pada malam hari.

Aktivitas yang dilakukan ibu MT1 selama tiga

minggu post partum antara lain memasak, mencuci,

menyapu dalam rumah dan halaman sekitar rumah.

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

82

Selama menjalani masa post partum ibu MT1 rajin

melakukan kontrol jahitannya 2 minggu sekali di rumah

sakit bersama ibu bidan. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut :

Tidak sonu memang ibu, apa lagi pas tidur malam. Saya pusing mau jaga kasih susu ade mea, ganti ade mea pung loyor pas dia kencing atau mau perhatikan saya pung penyakit. Tapi untung ada saya pung suami jadi dia bisa bantu urus kami pung anak.

Ibu bidan bilang saya kena infeksi jadi mamatua suruh saya ko tiap dua minggu datang periksa. Habis itu su tidak sakit smpe Bangka-bangka lai ibu.

4.2.5.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu MT1 tentang tatobi yaitu tradisi

dari nenek moyang/orang tua dulu yang menjadi turun

temurun yaitu mandi menggunakan air panas dengan

tujuan agar tubuh tetap kuat dan tidak sakit-sakit serta

menutup kembali jalan lahir. Alat dan bahan yang

digunakan ibu MT1 saat di tatobi antara lain air panas

dan tenun timor (kain selimut) dan di tatobi terlebih

dahulu tubuh bagian perut, pundak belakang dan

berakhir pada daerah perineum. Teknik tatobi ini

dilakukan 2x dalam sehari saat mandi didalam rumah

bulat (ume kbubu) yang dibantu oleh suaminya selama

1 minggu post partum.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

83

Selain menggunakan tatobi ibu MT1 juga

melakukan tradisi/kebiasaan memanggang (Se’i).

Menurut ibu MT1, Se’i adalah proses memanggang

didalam rumah bulat/ume kbubu selama 40 hari 40

malam. Yang mana ibu MT1 dan bayinya harus duduk

dan berbaring di atas tempat tidur dengan beralaskan

batang pohon bambu, tikar, dan di bawah kolong

tempat tidur terdapat arang dari hasil pembakaran kayu

api. Bara api yang harus tetap menyala selama 40 hari

di bawah samping tempat tidur. Menurut ibu MT1,

tujuan dilakukan Se’i ialah untuk mengeringkan darah

dari dalam rahim menutup kembali jalan lahir, tubuh

tetap kuat, agar tubuh ibu dan bayi tetap hangat.

Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut

:

Itu waktu saya ada panggang juga nona, karna orang tua dong bilang panggang supaya darah dalam rahim cepat kering ko jalan lahir bisa tatutup kembali, supaya badan tetap kuat, biar saya deng saya pung anak tetap hangat didalam dapur nona). Itu waktu saya panggang didalam dapur selama 40 hari 40 malam baru saya keluar pi rumah besar nona (mimik wajah serius).

Alasan ibu MT1 masih menggunkan tatobi dan Se’i

karena dipaksa oleh orang tua. Adapun pernyataan dari

suami ibu MT1 menceritakan bahwa tanta dari suami ibu

MT1 meninggal dikarenakan tidak menggunakan tatobi

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

84

sehingga banyak mengeluarkan darah dari rahim dan

akhirnya meninggal. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu saya pung suami. Dia tatobi ini dari saya pung perut, belakang baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir (mimik wajah serius).Itu waktu saya tatobi 2x sehari selama 1 minggu sa nona.

Pernyataan dari suami ibu MT : saya pung istri tiap kali habis melahirkan harus tatobi ibu karna pengalaman saya pung tanta pernah meninggal karna tidak tatobi ko darah los makanya sampe dia meninggal (mimik wajah serius).

4.2.5.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan ibu MT1

pada minggu ke-3 post partum yaitu dilihat dari efek

fisik ibu MT1 mengalami pusing, terasa nyeri pada

jahitan perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan,

terasa panas saat disentuh. Adapun efek psikis yang

dialami ibu MT1 yaitu perasaan takut dan cemas

hingga membuat ibu MT1 tidak dapat beristirahat pada

malam hari. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Itu waktu saya tatobi hanya 1 minggu sa ibu karna saya pung kepala kaget pusing, baru minta permisi tapi itu waktu saya pung jalan lahir sakit terus bengkak baru pas saya tunduk ko liat begini te su bamerah sa baru pas pegang di bagian jahitan begini panas sekali ibu. It waktu pas saya tau saya takut

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

85

sekali sampe saya tidak bisa tidur malam-malam (mimik wajah serius).

4.2.6. Kasus V : Ibu DL

4.2.6.1. Identitas Umum Ibu

Ibu DL berusia 22 tahun yang beragama Kristen

Protestan, tinggal di Dusun II/RT07 desa Binaus

Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu DL

adalah seorang ibu rumah tangga dengan status sudah

menikah secara agama dan hanya menyelesaikan

tingkat pendidikan dibangku Sekolah Dasar (SD). Ibu

DL memiliki 1 anak laki-laki yang berusia 3 bulan. Ibu

DL merupakan anak ke-3 dari 3 orang bersaudara.

4.2.6.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu DL direncanakan bersama

suaminya dan tidak pernah mengalami abortus

sebelumnya. Selama hamil ibu DL rajin melakukan

kontrol kehamilannya di RS maupun Pustu bersama

bidan klinik.

Selama hamil ibu DL tidak pernah merokok,

mengkonsumsi alkohol maupunn obat-obat terlarang

yang dapat mempengaruhi kesehatan janinnya. Jenis

imunisasi yang digunakan ibu DL selama hamil adalah

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

86

tetanus toksoid, namun ibu DL tidak mengikuti

program KB. Selama hamil ibu DL rajin mengikuti

PENKES yang diselenggarakan oleh PLAN dan CWS

(Church World Services) diantaranya sosialisasi

tentang relaksasi pernapasan, manfaat ASI, metode

penggunaan KB, perawatan perineum, perawatan

payudara.

Aktivitas yang dilakukan ibu DL selama hamil

antara lain mencuci pakaian, memasak, menyapu,

mengambil air bersih di bak penampung seminggu 2x

saat pergi mandi. Keluhan yang dirasakan saat

beraktivitas itu nyeri pinggang. Berikut pernyataan

yang mendukung informasi tersebut :

Aduh saya pung kerja terlalu banyak nona, mau bamasak, ambil air di bak, pi kebun, basapu, bacuci, balik tanah, pagar kebun. Saya pung pinggang sa yang rasa sakit nona, mungkin pengaruh cape karna terlalu banyak kerja (mimik wajah serius).

4.2.6.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu DL berlangsung pada

tanggal 05 Mei 2012 pukul 19.00 WITA. Lamanya

persalinan tidak ditulis dalam catatan persalinan. Tipe

persalinan yaitu Caesar. Proses persalinan ibu DL

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

87

berlangsung di RSUD Soe dengan penolong persalinan

oleh dokter dan bidan. Alasan ibu DL memilih lokasi

persalinan di RSUD yaitu karena kondisi ibu DL tidak

bisa tertolong di pustu sehingga dirujuk ke RSUD untuk

dilakukan tindakan Caesar.

Orang-orang yang terlibat selama persalinan ibu

DL berlangsung diantaranya dokter dan bidan sebagai

penolong persalinan, orang tua kandung, suami dan ibu

mertua sebagai motivator. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut :

Karna tidak tertolong di pustu sini andia ko rujuk pi RSU nona. Untung ko rujuk saya kalo tidak mungkin saya su tidak tau lai deng saya pung anak nona (menunduk sambil melihat kearah bayinya yang sedang digendong).

4.2.6.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum,

Ibu DL biasanya mandi satu kali dalam sehari

menggunakan air panas dan kain biasa berbahan kaos.

Kebersihan alat genitalia ibu DL dilakuan dengan cara

disiram dari arah depan kebelakang menggunakan air

bersih sesudah BAB/BAK, mengganti pembalut tiga kali

sehari yaitu, pagi, siang dan sore hari untuk mencegah

keluarnya sisa-sisa darah kotor dari dalam tubuh.

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

88

Pola istirahat ibu DL pada siang hari yaitu dari

pukul 13.00-15.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada

malam hari dari pukul 19.00-06.00 WITA. Ibu DL sering

terbangun pada malam hari tidak pada siang hari

dikarenakan bayinya sering menangis dan BAB/BAK.

Hal tersebut membuat ibu DL tidak dapat beristirahat

dengan nyenyak pada malam hari.

Aktivitas yang dilakukan ibu DL selama tiga

minggu post partum antara lain memasak dan meyapu.

Selama menjalani masa post partum hanya melakukan

kontrol jahitan 2x setelah dilakukan tindakan Caesar

dengan bidan, setelah itu sudah tidak lagi. Menjelang

beberapa hari kemudian kondisi ibu DL memburuk dan

harus segera dibawa ke RSUD oleh suami dan kakak

iparnya dikarenakan jahitan operasinya terlepas.

Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut:

Saya terlalu takut nona ko langsung pi periksa di RSUD deng saya pung suami deng kaka ipar, sampe sana ko dokter periksa habis dia suruh saya ko tidur di rumah sakit selama 1 minggu (menggenggam kedua tangan).

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

89

4.2.6.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu DL tentang tatobi yaitu tradisi dari

nenek moyang/orang tua dulu jadi harus diterapkan

secara terus-menerus yaitu mandi menggunakan air

panas dengan tujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa

darah kotor, tidak mengalami sakit berat, mencegah

darah putih agar tidak naik ke kepala, menutup kembai

jalan lahir. Alat dan bahan yang digunakan ibu DL saat

di tatobi diantaranya air panas dan kain biasa berbahan

kaos dan di tatobi terlebih dahulu tubuh bagian

pinggang, dada dan berakhir pada bagian belakang.

Teknik tatobi ini dilakukan 1x sehari saat mandi di

dalam rumah bulat/ume kbubu dengan bantuan ibu

kandung selama 2 minggu post partum dikarenakan

jahitan ibu DL terlepas dan harus segera dirawat di

RSUD Soe. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut:

Iya nona saya hanya tatobi selama 2 minggu sa, itu saya pung jahitan talepas baru sakit minta ampun. Dokter deng bidan su larang ko jang tatobi tapi nenek deng mama dong paksa harus tatobi supaya darah kotor dong keluar dan pas anak su besar kita tidak sakit-sakit. Jadi saya ikut sa nenek deng mama pung omong (Sambil memegang perut).

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

90

Selain menggunakan tatobi ibu DL juga

melakukan tradisi/kebiasaan memanggang (Se’i).

Menurut ibu DL, Se’i adalah kebiasaan memanggang

yang wajib dilakukan ibu-ibu setelah persalinan selama

40 hari 40 malam didalam rumah bulat/ume kbubu.

Yang mana ibu DL dan bayinya harus duduk dan

berbaring di atas tempat tidur dengan beralaskan

batang pohon bambu, tikar, dan di bawah kolong

tempat tidur terdapat arang dari hasil pembakaran kayu

api. Bara api yang harus tetap menyala selama 40 hari

di bawah samping tempat tidur. Menurut ibu DL, tujuan

dilakukan Se’i ialah menjaga agar tubuh ibu dan bayi

tetap hangat, mengeringkan darah dari dalam rahim,

menutup kembali jalan lahir, tubuh tetap kuat. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya ada panggang juga nona. saya panggang didalam dapur selama 40 hari 40 malam baru saya keluar pi rumah besar , karna orang tua dong bilang panggang supaya darah dalam rahim cepat kering ko jalan lahir bisa tatutup kembali, supaya badan tetap kuat, biar saya deng saya pung anak tetap hangat didalam dapur nona (mimik wajah serius).

Alasan ibu DL masih menggunakan tatobi dan

Se’i yaitu Jika tidak dilakukan maka sisa-sisa darah kotor

dalam tubuh tidak dapat keluar sehingga tubuh terasa

lemas dan kesakitan. Selain itu, orang tua akan marah

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

91

besar jika tidak dilakukan tatobi dan Se’i. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Kalo tidak panggang dengan tatobi nona nanti orang tua-tua dong akan marah bilang kita pung badan nanti sakit-sakit baru lemas karna sisa darah kotor yang ada di dalam tubuh tidak keluar semua (Mimik wajah serius).

4.2.6.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan ibu DL pada

minggu ke-2 post partum yaitu dilihat dari efek fisik ibu

DL mengalami demam, terjadi pembengkakan pada

jahitan operasi, jahitan terasa panas saat disentuh,

jahitan operasi terlepas hingga mengeluarkan nanah

berwarna kuning. Adapun efek psikis yang dialami ibu

DL yaitu perasaan takut, cemas dan gelisah yang

membuat ibu DL tidak dapat beristirahat pada malam

hari. Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut:

Itu waktu saya pung jahitan sakit ke pedis-pedis baru ke batatikam begitu nona. Iya nona, saya pung jahitan sampe bengkak baru bamerah, maaf nona ma sampe keluar deng nanah juga. Itu waktu saya ada demam juga nona. Kalo tidak salah minggu kedua. Tidak apa-apa nona karna itu waktu nanah keluar warna kuning hanya tidak bau (mimik wajah serius). Itu sampe saya tidak tidur pas malam-malam karna takut kenapa-kenapa deng saya nona (mimik wajah serius).

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

92

4.2.7. Kasus VI : Ibu IB

4.2.7.1. Identitas Umum Ibu

Ibu IB berusia 33 tahun yang beragama Kristen

Katolik, tinggal di Dusun I/RT02 desa Binaus

Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu IB

adalah seorang ibu rumah tangga dengan status belum

menikah secara agama. Ibu IB hanya menyelesaikan

tingkat pendidikannya di bangku Sekolah Dasar (SD).

Ibu IB memiliki 3 orang anak diantaranya anak pertama

berusia 9 tahun, anak kedua berusia 5 tahun dan anak

ketiga berusia 11 bulan. Ibu IB adalah anak ke-2 dari 2

orang bersaudara.

4.2.7.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu IB direncanakan bersama

suaminya dan tidak pernah mengalami abortus

sebelumnya. Ibu IB juga rajin melakukan kontrol

kehamilannya sebulan sekali di Pustu bersama bidan

klinik. Selama hamil ibu IB tidak pernah merokok,

mengkonsumsi alkohol maupun obat-obat terlarang

yang dapat mempengaruhi kesehatan janinnya.

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

93

Jenis imunisasi yang digunakan ibu IB selama

hamil adalah tetanus toksoid, namun Ibu IB tidak

mengikuti program KB. Selama hamil ibu IB mengikuti

PENKES yang diselenggarakan oleh PLAN dan CWS

(Church World Services) antara lain relaksasi

pernapasan, manfaat ASI, cara menyusui, metode

penggunaan KB, perawatan perineum dan perawatan

payudara.

Aktivitas yang dilakukan ibu IB selama hamil

antara lain memasak,. mencuci pakaian, mengepel

lantai, menyapu dalam rumah dan halaman sekitar

rumah. Tidak ada keluhan yang dirasakan ibu IB

selama beraktivitas. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut :

Yang pas hamil itu andia saya pung kerja ke biasa nona bamasak, bacuci pakian, pel lante rumah terus basapu didalam rumah dengan halaman sekitar rumah. Tidak ada keluhan apa-apa nona, rasa ke biasa-biasa sa.

4.2.7.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu IB berlangsung pada

tanggal 15 September 2011 pukul 10.00 WITA.

Lamanya persalinan yaitu 4 jam 15 menit dihitung dari

kala I-IV. Tipe persalinan ibu IB yaitu partus spontan

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

94

(Normal) dengan penolong persalinan oleh bidan.

Alasan ibu IB memilih Pustu sebagai lokasi persalinan

yaitu menurut ibu IB dan suaminya Pustu adalah salah

satu lokasi kesehatan yang aman, cepat tertolong dan

fasilitas kesehatan lengkap sehingga tidak

membahayakan nyawa istri dan calon banyinya selama

persalinan berlangsung.

Orang-orang yang terlibat selama persalinan ibu

IB berlangsung diantaranya bidan sebagai penolong

persalinan, keluarga yaitu suami, tanta dan adik

sebagai motivator. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Itu waktu saya melahirkan di Pustu nona karna itu tempat aman baru cepat tertolong karena fasilitas kesehatan lengkap, jadi kalo ada apa-apa deng saya terus saya pung anak dalam perut begitu su tidak susah-susah lai, langsung bidan dong tangani (Mimik wajah serius).

4.2.7.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum,

ibu IB biasanya mandi dua kali sehari menggunakan

alat dan bahan berupa air panas dan tenun Timor (kain

selendang). Kebersihan alat genitalia ibu IB dilakukan

dengan cara mencuci tangan sebelum membersihkan

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

95

organ perineum yaitu disiram dari arah depan

kebelakang menggunakan air bersih baik saat

BAB/BAK, menggunakan pembalut dan diganti saat

darah sudah penuh.

Pola istirahat ibu IB pada siang hari yaitu dari

pukul 12.00-15.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada

malam hari dari pukul 20.00-05.00 WITA. Ibu IB sering

terbangun pada malam hari untuk menyusui bayinya,

namun menurut ibu IB sendiri hal tesebut tidak

mengganggu pola istirahatnya pada malam hari.

Selama tiga minggu post partum ibu IB tidak melakukan

aktivitas apa-apa setelah melewati 40 hari 40 malam.

Selama menjalani masa post partum ibu IB rajin

melakukan kontrol 2 kali dalam sebulan bersama bidan

klinik di pustu. Jenis kontrol yang dilakukan saat itu

yaitu kontrol jahitan perineum dan mendapat obat

amoxcilin. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Itu waktu saya pi periksa saya pung jahitan 2x di ibu bidan terus ibu bidan kasih saya obat amoxcilin untuk minum.

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

96

4.2.7.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu IB tentang tatobi yaitu tradisi

dari nenek moyang/orang tua dulu yaitu mandi

menggunakan air panas dengan tujuan agar tubuh

kembali kuat serta mengeluarkan sisa-sisa darah kotor

dari dalam tubuh dan menutup kembali jalan lahir. Alat

dan bahan yang digunakan saat di tatobi diantaranya

air panas dan tenun timor (kain selendang) dan di tatobi

terlebih dahulu tubuh bagian perut, bahu, belakang dan

berakhir pada jalan lahir. Teknik tatobi ini dilakukan 2x

sehari saat mandi di dalam rumah bulat/ume kbubu

dengan bantuan ibu kandung. Selain tatobi, ibu IB juga

melakukan proses memanggang dengan tujuan untuk

mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari dalam rahim.

Proses tatobi dan memanggang ibu di dilakukan

selama 3 minggu post partum. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut:

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu saya pung mama kandung. Mamatua tatobi ini dari saya pung perut, bahu, belakang, baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir (mimik wajah serius). Itu saya tatobi 2x sehari selama 3 minggu.

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

97

Selain tatobi ibu IB juga melakukan

tradisi/kebiasaan panggang/Se’i. Menurut ibu IB, Se’i

adalah proses panggang dilakukan ibu setelah

persalinan selama 40 hari 40 malam didalam rumah

bulat/ume kbubu. Yang mana ibu IB dan bayinya harus

duduk dan berbaring di atas tempat tidur dengan

beralaskan papan, tikar, dan di bawah kolong tempat

tidur terdapat arang dari hasil pembakaran kayu api.

Bara api yang harus tetap menyala selama 40 hari di

bawah samping tempat tidur. Menurut ibu IB, tujuan

dilakukan Se’i ialah untuk mengeringkan darah dari

dalam rahim agar jalan lahir kembali tertutup seperti

semula, serta menjaga agar tubuh ibu dan bayi tetap

hangat, Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut

Saya ada panggang juga nona, karna orang tua dong bilang panggang supaya darah dalam rahim cepat kering ko jalan lahir bisa tatutup kembali, jaga supaya saya deng saya pung anak tetap hangat didalam dapur nona. Itu waktu saya panggang didalam dapur sampe 40 hari 40 malam baru saya pindah pi rumah besar (mimik wajah serius).

Alasan ibu IB masih menggunakan tatobi dan

Se’i yaitu selain mendapat marah dari orang tua, tubuh

akan terasa tidak enak seperti biasanya, sisa-sisa

darah kotor tidak keluar dari dalam tubuh dan akan

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

98

menampung penyakit yang akan menimbulkan sakit

berat pada diri sendiri. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut:

Kalo tidak tatobi dengan Se’i nanti orang tua dong marah bilang badan nanti tidak rasa enak ke biasa, baru bilang itu sama sa kita tamping penyakit yang besok-besok nanti buat kita sakit berat.

4.2.7.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dialami Ibu IB pada

minggu ke-3 post partum yaitu dilihat dari efek fisik

terdapat nyeri pada jahitan perineum, terjadi

pembengkakan hingga kemerahan, terasa panas saat

disentuh. Adapun efek psikis yang dirasakan ibu IB

yakni perasaan takut, cemas dan gelisah yang

membuat ibu IB tidak dapat beristirahat pada malam

hari Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut :

Itu waktu saya tatobi deng panggang hanya 3 minggu sa nona, tidak sampe 40 hari karna tiba-tiba saya pung jahitan sakit ko saya langsung berhenti tatobi deng panggang. Dia pung sakit ini ke pedis-pedis baru batatarek baru pas saya pegang te bengkak baru panas ko saya langsung buru-buru kompres pake air panas nona. habis kompres itu saya rasa ke lebih baik. Iya nona itu waktu saya pung jahitan bamerah (mimik wajah serius).

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

99

4.2.8. Kasus VII : Ibu MT2

4.2.8.1. Identitas Umum Ibu

Ibu MT2 berusia 27 tahun beragama Kristen

Protestan, tinggal di Dusun I/RT05 desa Binaus

Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu MT2

adalah seorang ibu rumah tangga dengan status sudah

menikah secara agama. Ibu MT2 hanya menyelesaikan

tingkat pendidikan dibangku Sekolah Dasar (SD) dan

merupakan anak ketujuh dari tujuh orang bersaudara.

Ibu MT2 memiliki 2 orang anak diantaranya anak

pertama berusia 6 tahun, anak anak kedua berusia 1

tahun 2 bulan.

4.2.8.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu MT2 direncanakan bersama

suaminya dan tidak pernah mengalami abortus

sebelumnya. Selama hamil ibu MT2 rajin melakukan

kontrol kehamilannya setiap bulan di Pustu bersama

bidan klinik.

Selama hamil ibu MT2 tidak pernah merokok,

mengkonsumsi alkohol maupunn obat-obat terlarang

yang dapat mempengaruhi kesehatan janinnya. Jenis

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

100

imunisasi yang digunakan ibu MT2 selama hamil

adalah tetanus toksoid, dan program KB yang diikuti

oleh ibu MT2 berupa KB susuk. Selama hamil ibu MT2

tidak pernah mengikuti PENKES yang

diselenggarakan oleh PLAN dan CWS (Church World

Services).

Aktivitas yang dilakukan ibu MT2 selama hamil

antara lain memasak, menyapu halaman rumah dan

dalam rumah, mengepel lantai, mengambil air di bak

penampung, mengambil kayu di kebun, menumbuk

jagung. Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut :

Saya pung kerja andia bamasak, basapu dalam rumah deng luar rumah, pel lantai, pi timbah air di bak, ambil kayu dikebun habis itu tumbuk jagung nona (tersenyum).

4.2.8.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu MT2 berlangsung pada

tanggal 15 Juni 2011 pukul 23.30 WITA. Lamanya

persalinan tidak ditulis dalam catatan persalinan. Tipe

persalinan ibu MT2 yaitu Caesar dengan penolong

persalinan oleh dokter dan bidan. Proses persalinannya

berlangsung di RSUD.

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

101

Alasan ibu MT memilih RSUD sebagai tempat

persalinan karena sarung yang dipakai ibu tersangkut di

batu samping rumah sehingga membuat ibu terjatuh

dan mengalami perdarahan dan ibu kehilangan banyak

darah (darah los) dengan kondisi kehamilan yang

belum cukup umur sehingga ibu segera dibawa ke

RSUD untuk dilakukan tindakan caesar.

Orang-orang yang terlibat selama persalinan ibu

MT2 berlangsung diantaranya dokter dan bidan sebagai

penolong persalinan, keluarga yaitu suami, ibu, ayah,

ibu mertua, dan saudara. sebagai motivator. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Begini nona, itu waktukan ada tamu datang dirumah ko cari om to, na kebetulan om ada pi kebun dibawah rumh sini ko tofa jadi saya pi panggil ini yang saya jalan tasalah sarung tasangkut di batu besar satu ko saya langsung jatuh makanya darah los ko langsung bawa saya pi RSUD. (Mimik wajah serius).

4.2.8.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum,

ibu MT2 biasanya mandi dua kali sehari menggunakan

alat dan bahan berupa air hangat, tenun timor (kain

selendang) dan sabun mandi. Kebersihan alat genitalia

dilakukan pada pagi dan sore hari yaitu disiram dari

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

102

arah depan kebelakang menggunakan air bersih baik

saat BAB/BAK. Pola istirahat ibu MT2 pada siang hari

yaitu dari pukul 11.00-14.00 WITA, sedangkan pola

istirahat pada malam hari dari pukul 19.00-06.00 WITA.

Ibu MT2 sering terbangun pada malam hari

dikarenakan bayinya menangis, BAB/BAK, dan saat

menyusui.

Aktivitas yang dilakukan ibu MT2 selama tiga

minggu post partum diantaranya memasak, mencuci

dan menyapu. Selama menjalani perawatan masa post-

partum ibu MT2 rajin melakukan kontrol kesehatannya

bersama dokter bedah 2 kali dalam sebulan. Jenis

kontrol yang dilakukan saat itu ialah memeriksa kembali

jahitan operasi saya dikarenakan benagnya terlepas.

Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut:

Saya takut stengah mati nona ko tidak bisa tidur malam-malam nona. Itu waktu dokter yang periksa saya di RSU. Dokter bilang itu karna saya kompres pake air panas andia ko dia pung jahitan sonde kuat lai ko sampe bengkak. Tapi untung bidan dong berobat terus kasih saya obat ko minum andia ko sampe sekarang saya pung jahitan tidak sakit lai (mimik wajah serius).

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

103

4.2.8.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu MT2 tentang tatobi yaitu mandi

menggunakan air panas dengan tujuan mengeluarkan

sisa-sisa darah kotor dari dalam tubuh, agar tubuh

kembali kuat dan merasa lebih segar. Alat dan bahan

yang digunakan saat tatobi diantaranya air panas dan

tenun Timor (kain selendang) dan dikompres

terlebih dahulu tubuh bagian perut, pundak, belakang

dan berakhir pada organ perineum. Proses tatobi ini

dilakukan 3x sehari saat mandi didalam rumah

bulat/ume kbubu dengan bantuan ibu kandung selama

1 minggu post partum.

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu saya pung mama kandung. Mamatua tatobi ini dari saya pung perut, pundak, belakang baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir. Itu saya tatobi satu hari 3x selama 1 minggu (mimik wajah serius).

Selain menggunakan tatobi ibu MT juga

melakukan tradisi/kebiasaan panggang/Se’i. Menurut

ibu MT2, Se’i adalah proses panggang yang dilakukan

ibu-ibu setelah persalinan yang berlangsung didalam

rumah bulat/ume kbubu selama 40 hari 40 malam.

Yang mana ibu MT2 dan bayinya harus duduk dan

berbaring di atas tempat tidur dengan beralaskan

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

104

papan, tikar, dan di bawah kolong tempat tidur terdapat

arang dari hasil pembakaran kayu api. Bara api yang

harus tetap menyala selama 40 hari di bawah samping

tempat tidur. Menurut ibu MT2, tujuan dilakukan Se’i

Ialah menguatkan tubuh agar tetap sehat,

mengeringkan darah dari dalam rahim agar jalan lahir

cepat tertutup, serta menjaga agar tubuh ibu dan bayi

tetap hangat, Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut:

Itu waktu saya panggang juga nona, karna orang tua dong bilang kalo tidak panggang nanti darah dalam rahim tidak cepat kering ko jalan lahir lama baru tatutup kembali. Jaga supaya saya deng saya pung anak tetap hangat didalam dapur terus kasih kuat badan biar tetap sehat nona. Itu waktu saya panggang didalam dapur sampe 40 hari 40 baru berhenti nona (mimik wajah serius).

Alasan ibu MT2 masih menggunakan tatobi dan

Se’i karena jka tidak dilakukan maka tubuh akan terasa

sakit dan segar serta tidak kuat lagi seperti semula

ketika akan bekerja. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut :

Habis melahirkan itu saya tetap tatobi deng panggang nona karna kalo tidak begitu nanti badan dong sakit-sakit baru tidak segar memang. Su begitu badan nanti lemah ko tidak kuat pas mau kerja (mimik wajah serius).

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

105

4.2.8.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan Ibu MT2

pada minggu pertama post partum yaitu dilihat dari efek

fisik awalnya jahitan operasi terasa gatal dan ibu MT2

menggaruk menggunakan jari-jari tangan hingga jahitan

operasinya terlepas, terasa nyeri, terjadi pembengkakan

disertai rasa panas saat disentuh dan terlihat

kemerahan pada pinggir jahitan yang membuat suhu

tubuh ibu MT2 meningkat. Adapun efek psikis yang

dirasakan ibu MT2 saat mengalami kejadian infeksi yakni

perasaan takut, cemas dan gelisah hingga membuat ibu

MT2 tidak dapat beristirahat pada malam hari. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut:

Begini nona, sebenarnya tidak sampe luka begitu hanya pas saya tatobi saya pung punggung atas tidak tau hal air menetes dari atas ko kena saya pung jahitan. Saya ada tutup saya pung jahitan operasi deng kain tapi air panas ada kena sedikit makanya sampe begitu nona (mimik wajah serius).

Awalnya itu saya pung operasi gatal terus saya garuk pake tangan, tidak lama su bengkak baru bamerah. Pas beberapa hari begini saya pegang su rasa panas baru tambah sakit sampe saya pung badan panas tinggi sampe menggigilsampe saya takut stengah mati tidak bisa tidur malam-malam (mimik wajah serius).

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

106

4.2.9. Kasus VIII : Ibu ES

4.2.9.1. Identitas Umum Ibu

Ibu ES berusia 40 tahun beragama Kristen

Protestan, tinggal di Dusun I/RT05 desa Binaus

Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu ES

adalah seorang ibu rumah tangga dengan status sudah

menikah secara agama. Ibu ES hanya menyelesaikan

tingkat pendidikannya dibangku Sekolah Dasar (SD)

dan merupakan anak keenam dari tujuh orang

bersaudara. Ibu ES memiliki 4 orang anak dengan

usianya yang berbeda, anak pertama berusia 14 tahun,

anak kedua berusia 11 tahun, anak ketiga berusia 8

tahun dan anak keempat berusia 1 tahun 7 bulan.

4.2.9.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu ES direncanakan bersama

suaminya dan tidak pernah mengalami abortus

sebelumnya. Selama hamil ibu ES rajin melakukan

kontrol kesehatannya setiap bulan di Pustu bersama

bidan klinik dan rajin mengikuti kelas PENKES yang

diselenggarakan oleh PLAN dan CWS (Church World

Services) antara lain relaksasi pernapasan, manfaat

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

107

ASI, cara menyusui, metode penggunaan KB,

perawatan perineum dan perawatan payudara.

Selama hamil ibu ES tidak pernah merokok,

mengkonsumsi alkohol maupunn obat-obat terlarang

yang dapat mempengaruhi kesehatan janinnya. Jenis

imunisasi yang digunakan ibu ES selama hamil adalah

tetanus toksoid, namun ibu ES tidak mengikuti

program KB.

Aktivitas yang dilakukan ibu ES selama hamil

antara lain memasak, mencuci pakaian, menyapu

halaman rumah dan dalam rumah. Keluhan yang

dirasakan saat beraktivitas itu nyeri pada pinggang

bagian belakang. Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Iya yang masih hamil itu saya ada kerja. Itu saya pung krja andia ke biasa bamasak, cuci pakian deng basapu dalam rumah dan halaman rumah.

4.2.9.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu ES berlangsung pada

tanggal 15 Juni 2011 pukul 01.00 WITA. Lamanya

persalinan tidak ditulis dalam catatan persalinan. Tipe

persalinan ibu ES yaitu Partus spontan (Normal)

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

108

dengan penolong persalinan kader dan dukun. Proses

persalinannya berlangsung di rumah.

Alasan ibu ES memilih melahirkan di rumah

tidak sempat dibawa ke RSUD karena turun hujan dan

bayi langsung dilahirkan. Orang-orang yang terlibat

selama persalinan ibu ES berlangsung diantaranya

kader dan dukun sebagai penolong persalinan,

keluarga yaitu suami sebagai motivator. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu mau bawa pi RSUD nona hanya hujan besar diluar jadi saya pung suami pi panggil kader deng dukun ko datang bantu saya melahirkan (mimik wajah serius).

4.2.9.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum,

ibu ES ibu ES biasanya mandi tiga kali dalam sehari

menggunakan alat dan bahan berupa air panas dan

tenun Timor (kain selimut). Kebersihan alat genitalia ibu

ES dilakukan dengan cara yaitu mencuci tangan

sebelum membersihkan organ perineum dengan cara

disiram dari arah depan kebelakang menggunakan air

bersih baik saat BAB/BAK, menggunakan pembalut

untuk mencegah keluarnya sisa-sia darah kotor dari

dalam tubuh biasanya mandi dua kali sehari

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

109

menggunakan alat dan bahan berupa air hangat, tenun

timor (kain selendang) dan sabun mandi.

Pola istirahat ibu ES pada siang hari yaitu dari

pukul 12.00-13.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada

malam hari dari pukul 19.00-004.00 WITA. Ibu ES

sering terbangun pada malam hari untuk menyusui

bayinya. Tidak ada aktivitas apapun yang dilakukan ibu

ES setelah 40 hari 40 malam post partum. Selama

menjalani perawatan masa post partum ibu ES rajin

melakukan kontrol kesehatannya 2x dalam sebulan

bersama mantri yang bertugas di desa Binaus. Jenis

kontrol yang dilakukan saat itu ialah memberikan injeksi

amoxcilin Berikut pernyataan yang mendukung

informasi tersebut :

Itu waktu saya kontrol deng mantra di saja nona karena saya tidak berani pi ketemu ibu bidan ko periksa karna mamtua nanti tidak layani karna pas melahirkan itu saya melahirkan dirumah bukan di Pustu/RSUD (mimik wajah serius).

4.2.9.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu ES tentang tatobi yaitu salah satu

pengobatan tradisional dari nenek moyang untuk ibu-

ibu setelah persalinan yaitu mandi menggunakan air

panas dengan tujuan menutup kembali jalan lahir,

Page 76: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

110

tubuh kembai kuat dan terasa segar. Alat dan bahan

yang digunakan saat di tatobi diantaranya air panas

dan tenun timor (selimut) dan di tatobi dari tubuh

bagian belakang, perut, pundak dan berakhir pada

organ perineum. Proses tatobi ini dilakukan 3x sehari

didalam rumah bulat/Ume kbubu dengan bantuan

dukun bersalin selama 5 hari post partum. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut:

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu dukun beranak. Mamatua tatobi ini dari saya pung belakang, perut, pundak baru yang terakhir di saya pung jalan lahir (mimik wajah serius). Satu hari itu saya tatobi 3x selama 5 hari.

Selain menggunakan tatobi ibu ES juga

melakukan tradisi/kebiasaan panggang/Se’i. Menurut

ibu ES, Se’i adalah proses memanggang yang

dilakukan ibu setelah melahirkan didalam rumah

bulat/ume kbubu selama 40 hari 40 malam. Yang

mana ibu ES dan bayinya harus duduk dan berbaring di

atas tempat tidur dengan beralaskan batang pohon

bambu, tikar, dan di bawah kolong tempat tidur terdapat

arang dari hasil pembakaran kayu api. Bara api yang

harus tetap menyala selama 40 hari di bawah samping

tempat tidur. Menurut ibu ES, tujuan dilakukan Se’i

Ialah menjaga kondisi tubuh ibu dan bayi tetap hangat,

Page 77: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

111

mengeringkan darah dari dalam rahim, menutup

kembali jalan lahir. tubuh tetap kuat dan sehat. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Selain tatobi saya ada panggang juga nona supaya saya dengan saya punya anak tetap hangat didalam dapur, terus kasih kering rahim supaya jalan lahir tatutup kembali, baru badan tetap kuat dan sehat. Itu waktu saya panggang didalam dapur sampe 40 hari 40 baru berhenti nona (mimik wajah serius).

Alasan ibu ES masih menggunakan tatobi dan

Se’i yaitu selain mendapat marah dari orang tua, kita

akan sakit terus-menerus. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut:

Kalo tidak tatobi dengan Se’i nanti orang tua marah berat bilang nanti sakit terus-terus (mimik wajah serius).

4.2.9.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan Ibu ES pada

hari ke-5 post partum yaitu dilihat dari efek fisik Ibu ES

terasa nyeri pada daerah perineum, terjadi

pembengkakan dan terlihat kemerahan disertai nanah

berwarna orens bercampur putih tepat pada jalan lahir,

dan terasa panas saat disentuh. Adapun efek psikis

yang dirasakan ibu ES yakni perasaan takut, cemas

dan gelisah yang membuat ibu ES tidak dapat

Page 78: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

112

beristirahat pada malam hari. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut :

Permisi nona, tapi yang pas 5 hari saya tatobi itu, saya pung jalan lahir tiba-tiba sakit terus bengkak sampe bamerah baru saya rasa panas pas sentuh makanya saya berenti tatobi. Itu waktu ada keluar deng nanah warna orens campur putih ko saya takut sekali sampe tidak tidur malam-malam. Itu waktu ju saya salah tidak sempat jahit nona karna deng malam-malam baru kami hanya pake pelita sa (mimik wajah serius).

4.2.10. Kasus IX : Ibu EO

4.2.10.1. Identitas Umum Ibu

Ibu EO berusia 27 tahun yang beragama Kristen

Protestan, tinggal di Dusun I/RT05 desa Binaus

Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu EO

adalah seorang ibu rumah tangga dengan statusnya

yang sudah menikah secara agama dan memiliki

seorang anak. Ibu EO hanya menyelesaikan tingkat

pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Ibu

EO adalah anak ketiga dari tiga orang bersaudara.

4.2.10.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu EO direncanakan bersama

suaminya dan tidak pernah mengalami abortus

sebelumnya. Selama hamil baik pada trimester

Page 79: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

113

pertama, kedua dan ketiga ibu EO rajin melakukan

kontrol kesehatannya di Puskesmas setiap bulan

hingga melahirkan, akan tetapi ibu EO tidak pernah

mengikuti PENKES baik yang diselenggarakan oleh

PLAN dan CWS (Church World Services). Selama

hamil ibu EO tidak pernah merokok, mengkonsumsi

alkohol maupunn obat-obat terlarang yang dapat

mempengaruhi kesehatan janinnya.

Jenis imunisasi yang digunakan ibu EO selama

hamil adalah tetanus toksoid, namun ibu EO tidak

mengikuti program KB. Aktivitas yang dilakukan ibu

EO selama hamil antara lain mencuci piring, mencuci

pakaian, memasak, mengepel lantai, menyapu

halaman rumah dan dalam rumah. Tidak ada keluhan

yang dirasakan ibu EO selama beraktivitas. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Pas hamil itu saya sengaja kerja berat nona biar pas melahirkan itu saya tidak stengah mati dan ternyata betul pas saya melahirkan pertama kali ini saya rasa tidak stengah mati memang nona. Ko habis saya pung kerja tiap hari andia bamasak, cuci piring, cuci pakain, pel dalam rumah, sapu dalam rumah deng halaman rumah. Tidak ada keluhan apa-apa nona pas kerja, justru itu lebih bagus lai kalo pas hamil kita kerja berat. (mimik wajah serius)

Page 80: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

114

4.2.10.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu EO berlangsung pada

tanggal 05 Juni 2011 pukul 05.00 WITA. Lamanya

persalinan tidak ditulis dalam catatan persalinan. Tipe

persalinan ibu EO yaitu Partus spontan (Normal)

dengan penolong persalinan dukun. Proses

persalinannya berlangsung di rumah. Alasan ibu EO

memilih melahirkan di rumah tidak sempat dibawah ke

RSUD/Pustu bayi sudah dilahirkan.

Orang-orang yang terlibat selama persalinan

ibu EO berlangsung diantaranya dukun sebagai

penolong persalinan, keluarga yaitu nenek, om dan

tanta sebagai motivator. Berikut pernyataan yang

mendukung informasi tersebut

Itu waktu mau bawa pi RSUD nona hanya tidak sempat bawa te ade mea su keluar, jadi terakhir melahirkan su di rumah (mimik wajah serius).

4.2.10.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post-

partum, ibu EO mandi 4 kali sehari menggunakan alat

dan bahan berupa air panas dan tenun timor (kain

selimut). Kebersihan alat genitalia ibu EO dilakukan

dengan cara disiram menggunakan air bersih dari arah

Page 81: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

115

depan kebelakang menggunakan air bersih saat

BAB/BAK organ, menggunakan pembalut untuk

mencegah keluarnya sisa-sisa darah kotor dari dalam

tubuh.

Pola istirahat ibu EO pada siang hari yaitu dari

pukul 11.00-12.00 WITA, sedangkan pola istirahat

pada malam hari dari pukul 19.00-05.00 WITA. Ibu EO

sering terbangun pada malam hari untuk menyusui

bayinya dan saat bayinya BAB/BAK. Selama menjalani

masa post partum tidak ada aktivitas apapun yang

dilakukan ibu EO. Selama menjalani perawatan masa

post-partum ibu EO rajin melakukan kontrol

kesehatannya 3x dalam sebulan bersama mantri yang

bertugas di desa Binaus. Jenis kontrol yang dilakukan

saat itu ialah memberikan injeksi amoxcilin dan

ampicilin serta tablet vitamin dan CTM. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Sebenarnya saya mau pi ketemu bidan ko bantu periksa saya pung jalan lahir nona tapi karna saya takut tidak dilayani karna saya melahirkan di rumah akhirnya saya tidak pi ketemu mamtua (mimik wajah serius).

Page 82: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

116

4.2.10.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu EO tentang tatobi yaitu

Kepercayaan dari orang tua dulu yaitu mandi

menggunakan uap air panas dengan tujuan menutup

kembali jalan lahir, mengeluarkan sisa-sisa darah kotor

dari dalam rahim, dan tubuh terasa segar. Alat dan

bahan yang digunakan saat di tatobi diantaranya air

panas dan tenun timor (selimut) dan ditatobi dari tubuh

bagian belakang, perut, pinggang dan berakhir pada

daerah perineum. Proses tatobi ini dilakukan 4x sehari

saat mandi didalam rumah bulat/ume kbubu dengan

bantuan dukun selama 1 minggu 5 hari post partum.

Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut:

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu dukun beranak. Mamatua tatobi ini dari saya pung belakang, perut, pinggang baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir. Saya biasa tatobi 4 kali sehari selama 1 minggu 5 hari sa (mimik wajah serius).

Selain menggunakan tatobi ibu EO juga

melakukan tradisi/kebiasaan panggang/Se’i. Menurut

ibu MT, Se’i adalah proses memanggang yang

dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan selama 40 hari

Page 83: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

117

40 malam didalam rumah bulat/ume kbubu. Yang

mana ibu EO dan bayinya harus duduk dan berbaring

di atas tempat tidur dengan beralaskan batang pohon

bambu, tikar, dan di bawah kolong tempat tidur

terdapat arang dari hasil pembakaran kayu api. Bara

api yang harus tetap menyala selama 40 hari di

bawah samping tempat tidur. Menurut ibu MT, tujuan

dilakukan Se’i agar tubuh tetap kuat dan sehat,

mengeringkan darah dari dalam rahim agar jalan lahir

kembali tertutup sperti semula, menjaga agar kondisi

tubuh ibu dan bayi tetap hangat, Berikut pernyataan

yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya ada panggang juga nona, supaya badan tetap kuat dan sehat, darah dalam rahim cepat kering ko jalan lahir tatutup kembali. Jaga supaya saya deng saya pung anak tetap hangat didalam dapur. Itu waktu saya panggang didalam dapur sampe 40 hari 40 baru berhenti nona (mimik wajah serius).

Alasan ibu EO masih menggunakan tatobi

dan Se’i yaitu selain mendapat marah dari orang tua,

mencegah darah putih agar tidak naik ke kepala,

agar tubuh tidak terasa pegal dan kesakitan, dan

dapat bekerja keras seperti semula. Berikut

pernyataan yang mendukung informasi tersebut:

Page 84: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

118

Kalo saya tidak tatobi deng panggang nanti orang tua dong marah stengah mati bilang darah putih bnaik ke kepala, badan nanti pegal-pegal, sakit baru bilang tidak bisa kerja keras nanti makanya saya takut ko saya ikut sa orang tua dong pu mau nona (mimik wajah serius)

4.2.10.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan Ibu EO pada

minggu pertama hari ke-5 post partum yaitu dilihat dari

efek fisik Ibu EO terasa nyeri pada daerah perineum,

terjadi pembengkakan yang disertai kemerahan, terasa

panas saat disentuh. Efek psikis yang dialami ibu EO

yaitu perasaan takut dan cemas sehingga membuat

ibu EO tidak dapat beristirahat pada malam hari.

Berikut pernyataan yang mendukung informasi

tersebut :

Iya saya tatobi nona tapi tidak lama saya su berenti karna saya takut jang sampe pengaruh tatobi makanya sampe luka begini. Itu waktu saya tatobi tidak sampai 2 minggu nona, kalo tidak salah 1 minggu 5 hari sa (mimik wajah serius).

Dia pung rasa sakit ini pedis baru batatikam nona., minta permisi tapi ada bengkak juga pas di saya pung jalan anak sampe bamerah baru rasa panas pas saya pegang ko saya takut sekali sampe tidak bisa tidur pas malam (mimik wajah serius).

Page 85: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

119

Pembahasan

4.3.1. Perawatan ibu post partum di Desa Binaus

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa perawatan

post partum yang biasa dilakukan oleh 9 orang ibu post

partum di Desa Binaus merupakan serangkaian kegiatan

yang merupakan ketetentuan yang diperoleh secara turun

temurun dari nenek moyang/orang tua jaman dahulu.

Kebiasaan ini berlangsung selama 40 hari dan dilakukan

didalam rumah bulat/ume kbubu antara lain :

4.3.1.1. Kebiasaan Tatobi

Tatobi merupakan salah satu tradisi Suku Timor

yang dilakukan secara turun temurun hingga sekarang.

Tatobi adalah salah satu pengobatan tradisional ibu

post partum untuk masayarakat Suku Timor. Tatobi ini

dilakukan dengan cara mencelupkan kain tenun Timor

(selendang, sarung, dan selimut), kain biasa berbahan

kaos ke dalam air mendidih, kemudian airnya diperas

dan dikompreskan ke tubuh bagian perut, pundak,

belakang dan berakhir pada daerah perineum yang

sudah dilumuri minyak kelapa murni dengan tujuan

untuk mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari dalam

rahim, mengembalikan kekuatan tubuh ibu, agar ibu

Page 86: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

120

tidak mengalami sakit, serta menutup kembali jalan

lahir ibu. Hal ini didukung oleh pernyataan Dukun

beranak yaitu mama Maria Lolomsait yang mengatakan

bahwa:

Au koes in aona paek min noah nahun, oke am’tas paek oem putu he in aona kais napuh. Tatas he tapoitan na kotor nako hit aoke, aoke ma’kafa he kais tamen, oke nten tafani hit la nana.

(saya gosok duluan minyak kelapa di ibu pung badan baru saya tatobi biar badan tidak melepuh). Tatobi supaya darah kotor semua keluar dari dalam tubuh, buat badan ko ringan supaya tidak sakit-sakit, baru tutup kembali kita pung jalan anak.

Frekuensi dan lokasi pelaksanaan tatobi

dilakukan sebanyak 2-10 kali sehari dimulai dari tubuh

bagian perut, pundak, belakang dan berakhir pada

daerah perineum. Tatobi ini berlangsung didalam rumah

bulat/ume kbubu, seperti yang dikatakan ibu-ibu di Desa

Binaus :

Saya biasa tatobi 10 kali dalam 1 hari mulai dari saya pung perut, pundak, belakang baru yang terakhir di jalan lahir. Mama biasa yang tatobi saya tapi kalo su lewat dari 4 hari nanti saya yang tatobi sendiri nona. Saya biasa tatobi didalam dapur biar badan tetap hangat karna kalo di dalam rumah batu situ nanti dingin minta ampun. Baru ade kecil ju nanti rasa dingin jadi untuk sementara waktu biar kami 2 di dapur sa nona.

Page 87: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

121

Menurut beberapa informan suami: tatobi itu

harus dilakukan karena sudah tradisi turun temurun dari

nenek moyang. Karna sesuai pengalaman yaitu tanta

pernah meninggal dikarenakan darah putih naik ke

kepala karna tidak melaksanakan tatobi. Untuk itu

setelah istrinya melahirkan di RSUD Soe, kembali ke

rumah istrinya diminta untuk tetap melaksanakan tatobi

didalam rumah bulat/ume kbubu. Jadi tatobi dipercaya

untuk mencegah agar darah putih tidak naik ke kepala

karna kemungkinan besar dapat menyebabkan

kematian. Tatobi merupakan tradisi yang sudah

dilakukan sejak dulu kala oleh nenek moyang.

Menurutnya tatobi adalah suatu kesatuan sebab

mengingat cuaca di Soe dingin, maka ibu harus

melakukan tradisi tersebut supaya darah putih tidak

naik ke kepala dan melebihi darah merah dan ibu jadi

lemah. Kalau ibu lemah bahaya. Hal ini seperti yang

dikatakan oleh salah seorang informan suami:

Kita disini masih tetap tatobi, karna tatobi itu sudah tradisi dari kita pung nenek moyang dong. Saya punya cerita, dulu ada saya punya tanta kandung meninggal itu karna dia habis menlahirkan tidak tatobi makanya darah putih naik dikepala ko bikin dia sampe meninggal makanya saya takut ko saya pung istri biar melahirkan di RSUD Soe sini ju pulang tetap masuk didalam dapur ko saya tatobi biar darah putih tidak naik di kepala baru badan tetap kuat,

Page 88: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

122

karna kalo badan lemah berarti bahaya, selain itu biar mama deng ade mea tetap hangat karna tau sendiri kalo cuaca soe terlalu dingin.

Berdasarkan uraian diatas maka terlihat bahwa

tujuan dari pelaksanaan tatobi ialah untuk

mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari dalam rahim,

mencegah darah putih agar tidak naik ke kepala,

mengembalikan kekuatan tubuh ibu, agar ibu tidak

mengalami sakit, serta menutup kembali jalan lahir ibu.

Melaksanakan tatobi memberikan pemahaman bahwa

apabila tidak melakukan tatobi maka ibu akan

mengalami sakit berat yang dapat mengakibatkan

kematian. Konsep diatas bertentangan dengan apa

yang sebenarnya terjadi pada ibu setelah melahirkan,

terutama perubahan-perubahan yang terjadi pada masa

post partum. Menurut Maryunani, proses penyembuhan

dan perubahan bentuk tubuh ibu post partum seperti

keadaan sebelum hamil akan terjadi dengan sendirinya

yang ditunjang pola hidup yang baik serta dengan

nutrisi yang baik, kurang lebih 6 minggu setelah

melahirkan (Maryunani, 2009).

Frekuensi pelaksanaan tatobi dilakukan

sebanyak 2-10 kali sehari yang dikompreskan ke tubuh

bagian perut, pundak, belakang dan berakhir pada

Page 89: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

123

daerah perineum. Konsep diatas bertentangan dengan

apa yang sebenarnya terjadi pada ibu setelah

melahirkan. Menurut Potter, di sisi lain kompres panas

juga dapat merugikan jika mengenai jaringan secara

terus menerus karena akan merusak sel-sel kapitel,

menyebabkan kemerahan, rasa perih, bahkan kulit

menjadi melepuh (Potter, 2005). Oleh karena itu

kompres panas harus digunakan dengan hati-hati dan

dipantau dengan cermat untuk menghindari cidera kulit

(Smeltzer & Bare, 2001).

Lokasi pelaksanaan tatobi berlangsung disalah

satu rumah tradisional masyarakat Suku Timor yang

biasa disebut dengan istilah ume kbubu (rumah bulat).

Rumah bulat/ume kbubu dengan satu pintu dibagian

depan tanpa memiliki jendela yang digunakan

masyarakat untuk memasak dan sebagai tempat

penyimpanan jagung. Kondisi ini menyebabkan rumah

bulat/ume kbubu penuh dengan asap dan debu dari

tungku api dengan sirkulasi udaranya yang tidak baik

dan jarang dibersihkan yang kemungkinan besar

memperburuk kondisi kesehatan penghuni rumah

bulat/ume kbubu terutama ibu post partum yang

melakukan perawatan didalamnya.

Page 90: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

124

Masyarakat Desa Binaus berada di daerah

perbukitan dengan curah hujan tinggi yang

kemungkinan besar menyebabkan tingginya

kelembaban udara. Dengan tingginya kelembaban

udara dapat menimbulkan berbagai mikroorganisme

patogen seperti bakteri, jamur, parasit. Jika dilihat dari

kondisi rumah bulat dimana tempat ibu post partum

diberikan tatobi, kemungkinan besar terdapat berbagai

mikroorganisme patogen didalamnya sehingga ibu post

partum mempunyai resiko infeksi saat diberikan tatobi

dikarenakan kain tenun yang dicelupkan kedalam air

panas kemungkinan besar sudah menempel dengan

jamur, bakteri dan parasit yang kemudian di kompres

ke daerah perineum ibu. Penelitian ini sejalan dengan

Penelitian Iskandar dkk (1996) menunjukkan beberapa

tindakan/praktek yang membawa resiko infeksi seperti

“ngolesi” (membasahi vagina dengan minyak kelapa

untuk memperlancar persalinan), “kodok” (memasukkan

tangan ke dalam vagina dan uterus untuk

rnengeluarkan placenta) atau “nyanda” (setelah

persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki

diluruskan ke depan selama berjam-jam yang dapat

menyebabkan perdarahan dan pembengkakan). Sama

Page 91: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

125

halnya dengan paraktik tatobi yang dilakukan oleh Suku

Timor dapat memberikan dampak yang baik dan buruk

bagi kesehatan ibu.

Ibu post partum yang melaksanakan tatobi

hanya memperoleh informasi tentang manfaat tatobi

dari orangtua dan dukun yang merawatnya dengan

keyakinan bahwa tatobi akan bermanfaat bagi

kesehatannya. Orangtua dan dukun dianggap sebagai

pihak yang dapat dipercaya baik dari aspek kedekatan

maupun kemampuan merawat, walaupun tanpa adanya

penjelasan yang bersifat ilmiah. Seperti yang dikatakan

oleh Bidan klinik berikut ini :

Ibu-ibu dong yang disini kalo habis melahirkan pasti tatobi, padahal kita dari tenaga kesehatan dengan kader dong su jelaskan ulang-ulang kalo tatobi itu tidak baik untuk kesehatan ibu, hanya dong tetap tidak mau dengar. Dong lebih dengar orang tua kalo tidak dukun beranak pung omong.

Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo

bahwa seseorang menerima kepercayaan dari

orangtua, kakek dan nenek berdasarkan keyakinan dan

tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu (Notoatmodjo,

2008).

Namun setelah ada revolusi KIA dan adanya

penerangan yang diberikan oleh ketua kader saat

Page 92: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

126

posyandu berlangsung, maka saat ini sebagian besar

ibu sudah melakukan perawatan post partum didalam

rumah besar, dalam artian sudah tidak didalam rumah

bulat/ume kbubu. Mengenai hal ini seperti yang

dikatakan oleh ketua kader yaitu ibu Lily Tasekeb :

Saya pernah naik ketemu satu ibu yang baru habis melahirkan di dusun 2 bawah sana yang tatobi deng panggang, padahal di posyandu saya sering kasih ingat untuk tidak boleh pake itu tatobi deng panggang lai. Itu saya sampe saya langsung siram buang itu api terus angkat buang itu arang di luar, itu air yang dong muat kasih panas ju saya angkat buang biar ko dong pung mata tabuka, kalo saya tidak main-main.Kita harus keras begitu supaya mereka ju takut ko tidak macam.

Menurut mantri yang bertugas di Desa Binaus,

saat ini sesudah revolusi KIA dan intervensi dampak

tatobi pada kesehatan ibu dan bayi di wilayah Desa

Binaus saat ini sudah cukup bagus. Pada umumnya

mereka yang mempunyai bayi dan balita rajin

berkunjung di klinik maupun posyandu. Dan kalau sakit

pada umumnya sudah mau berobat ke pelayanan

kesehatan. Pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak di

Desa Binaus sudah dirasa cukup, petugas kesehatan

kerja sama dengan kader-kader yang bertugas di Desa

Binaus untuk melihat kondisi kesehatan ibu dan anak.

Page 93: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

127

Mengenai hal ini seperti yang dikatakan oleh seorang

mantri yaitu Bapak Nong:

Semenjak diadakannya sosialisai dari PLAN dan CWS (Church World Services), dan juga kami dari tenaga kesehatan, para ibu dan anak sudah rajin memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk berobat.

Fasilita kesehatan yang dimaksudkan adalah

indikator-indikator data dasar puskesmas, indikator

pelayanan rumah sakit, sarana pelayanan kesehatan

swasta dan upaya kesehatan bersumber masyarakat.

Upaya ini dilakukan dengan menerapkan berbagai

pendekatan, termasuk di dalamnya dengan melibatkan

potensi yang ada pada masyarakat. Hal ini sesuai

dengan konsep pemberdayaan pengembangan

masyarakat dimana tercermin dalam pengembangan

sarana berbasis Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM) yang meliputi : Desa siaga, sarana

rumah sakit, klinik berobat, Puskesmas dan Posyandu

(UKBM, 2011).

4.3.1.2. Kebiasaan Panggang/Se’i

Kebiasaan panggang/Se’i pada ibu post partum

di Desa Binaus dilakukan selama 40 hari dengan posisi

ibu dan bayi tepat berada diatas tempat tidur dan arang

dari hasil pembakaran kayu api diletakkan dibawah

Page 94: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

128

kolong tempat tidur yang dialas dengan sepotong seng,

sedangkan bara api terletak dibawah samping tempat

tidur ibu dan bayi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Foster dan anderson, 1986) yang mengatakan bahwa

wanita yang baru melahirkan dianggap berada dalam

kondisi dingin, berbeda halnya dengan saat ketika ia

sedang hamil, yang dianggap berada dalam kondisi

panas. Maka dalam kondisi dingin setelah melahirkan

sang ibu dan juga bayinya dianggap memerlukan

pemanasan.

Panggang (se’i) pada masa post partum

merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan

oleh ibu dan bertujuan untuk mengeringkan darah pada

daerah rahim, menguatkan tubuh, menjaga kondisi

tubuh ibu dan bayi agar tetap hangat, Seperti yang

dikatakan oleh Dukun beranak Mama Maria Lolomsait

berikut ini :

Tahoin ta’lail loh mustit lal he hit na’e nmeot, oke tne tabe hit aoke, esen ten panat he mama nok li’ana afan maput mbi dapur nanan. (Melahirkan habis itu harus panggang supaya darah dalam rahim cepat kering, badan tetap kuat dan satu lagi jaga supaya mama deng ade mea tetap hangat didalam dapur).

Page 95: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

129

Ibu post partum sangat mendukung untuk

melakukan tradisi se’i. Menurut mereka nilai-nilai yang

mendasari dilakukannya se’i adalah terutama untuk

kesehatan ibu yang baru melahirkan agar kesehatan

ibu cepat pulih dan cepat kuat. Selain itu dengan

melakukan se’i diharapkan darah dari rahim ibu cepat

kering. Seperti yang dikatakan oleh seorang ibu post

partum yaitu ibu RT bahwa :

Kalau habis melahirkan itu harus panggang/se’i karena sudah tradisi disini begitu. Kalau tidak nanti darah dalam kita pung rahim tidak cepat kering.

Menurut beberapa informan suami, ibu post

partum dianggap harus dilindungi dan bersifat dingin

sehingga harus dihangatkan salah satunya dengan

melakukan Se’i. Selain itu ada pantangan yang harus

dipatuhi Saat si ibu melakukan se’i yaitu bayi baru lahir

sebelum berumur 40 hari tidak boleh dibawa keluar

rumah agar terlindung dari udara dingin dan agar

terhindar dari gangguan makhluk halus. Hal ini seperti

yang dikatakan oleh suami salah seorang informan:

Ibu melahirkan itu sifatnya dingin, jadi harus ikut tradisi Se’i supaya ibu dan bayi merasa hangat, karena disini udara dingin, jadi harus Se’i.

Page 96: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

130

Hal ini sesuai dengan pendapat Meutia F

Swasono, bahwa dilingkungan masyarakat yang

menganut keyakinan mengenai dikotomi panas-dingin,

kondisi wanita pascamelahirkan dianggap mempunyai

kualitas dingin karena itu dalam sejumlah kebudayaan

wanita pascamelahirkan diharuskan menjalani masa

berdiang dekat tungku atau bara yang terus menerus

menyala selama berberapa hari agar ibu dan bayinya

berada dalam keadaan hangat (Meutia F, Swasono,

1998).

4.3.1.3. Kebiasaan Mengkonsumsi Obat Kampung

Setiap kebudayaan memiliki kepercayaan

mengenai berbagai macam obat kampung yang dapat

digunakan ibu post partum. Umumnya obat kampung

itu terdiri dari bahan ramuan yang diracik dari berbagai

jenis tumbuh-tumbuhan, seperti daun-daunan, akar-

akaran, kulit pohon atau bahan-bahan lainnya yang

diyakini berkhasiat dalam membantu proses

penyembuhan ibu post partum. Obat kampung yang

dianjurkan dukun untuk diminum oleh si ibu bervariasi,

sesuai dengan pengetahuan budaya setempat dan

menurut ketersediaan bahan-bahan dilingkungan

sekitar. Obat kampung tersebut sebagian sudah

Page 97: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

131

digunakan secara turun temurun sejak beberapa

generasi. Namun dalam hal-hal tertentu tidak selalu

bahan-bahan yang digunakan berkhasiat menurut ilmu

kesehatan atau mendukung tujuan kesehatan dengan

baik.

Mengkonsumsi obat kampung merupakan salah

satu aktivitas yang harus dilakukan ibu post partum

selama melaksanakan kebiasaan tatobi dan

panggang/Se’i. Aktivitas ini mendapatkan dukungan

dari orang-orang yang terlibat dalam proses

mengkonsumsi obat kampung tersebut antara lain

dukun, orangtua dan suami dari ibu post partum

tersebut. Pemberian obat kampung dalam perawatan

ibu post partum bertujuan untuk mencegah darah putih

agar tidak naik ke kepala karena bisa menyebabkan

kegilaan, mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari

dalam rahim, agar tubuh tetap kuat dan sehat, sesuai

dengan hasil wawancara terhadap salah seorang ibu

post partum yaitu ibu DO dibawah ini :

Saya minum deng obat kampung juga supaya darah putih jang naik dikepala karna kalo tidak nanti saya bisa gila, terus untuk kasih keluar kita pung darah kotor dong yang tatinggal dirahim, baru untuk kasih kuat badan juga supaya badan sehat kembali.

Page 98: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

132

Obat kampung yang dikonsumsi ibu post partum

bertujuan untuk membantu proses pengeluaran sisa-

sisa darah darah kotor dari dalam rahim, memproduksi

ASI dan untuk menguatkan kembali tubuh ibu. Bahan

yang digunakan untuk membuat obat kampung terdiri

dari kulit pohon matani yang direbus sampai mendidih

lalu airnya dituang kedalam gelas yang kemudian

diminum oleh ibu post partum 2x sehari, Seperti yang

dikatakan oleh seorang dukun berasalin yaitu mama

Maria Lolomsait sebagai berikut :

Tahoin talail musti tiun le’u kuan, tiun le nane he hit na’en kotor am’poi oke na’ko hit aoke nu, oke nten tapoitan hit oe susu, esen ten he hit aoke ne matane. Le’u in kanan matani, le nane hit tait in kulit pohon oke t’rebus nok oe ntea na’lot baru tao es klas he niun. Ne noes tiun hae nua. (Habis melahirkan ibu harus minum obat kampung, minum supaya darah kotor dong keluar semua dari dalam rahim, terus kasih keluar air susu, satu lagi untuk kasih kuat ibu pung badan. Satu hari itu ibu minum 2 kali).

Pemahaman bahwa dengan mengkonsumsi

obat kampung dapat membantu mengeluarkan sisa-

sisa darah kotor dari dalam rahim, memproduksi ASI

dan mengembalikan kekuatan fisik ibu agar ibu tetap

sehat merupakan pengetahuan yang diperoleh ibu post

partum dari orangtua dan Dukun yang didasari atas

pengalaman setempat. Pemahaman tersebut tidak

Page 99: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

133

didasari oleh suatu alasan yang dapat dipertanggung

jawabkan. Proses perubahan fisiologis secara normal

akan terjadi pada masa post partum termasuk

didalamnya adalah pengeluaran lokea (membersihkan

jalan lahir).

Hal ini sesuai dengan pendapat Maryunani

bahwa perubahan-perubahan (involusi, pengeluaran

lokea dan perubahan pada serviks) yang terjadi

merupakan hal normal yang bertujuan untuk

mengembalikan bentuk tubuh ibu seperti sebelum

hamil. (Maryunani, 2009).

Setiap kebudayaan memiliki kepercayaan

mengenai berbagai macam obat kampung yang dapat

digunakan ibu post partum. Obat kampung tersebut

diracik dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, seperti

daun-daunan, akar-akaran, kulit pohon atau bahan-

bahan lain yang diyakini berkhasiat. Bahan-bahan dari

obat kampung tersebut digunakan untuk berbagai

tujuan, antara lain untuk mengembalikan tenaga, untuk

memperkuat tubuh sang ibu, mengembalikan fungsi-

fungsi tubuh menjadi seperti sebelum ia hamil,

membersihkan tubuh dari nifas dan zat-zat yang

Page 100: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

134

dianggap kotor lainnya, serta mengembalikan bentuk

tubuh dalam konteks keindahan tubuh (Meutia F

Swasono, 1998).

4.3.1.4. Kebiasaan Pantangan

Masyarakat di desa Binaus masih mentabukan

beberapa jenis makanan yang dianggap dapat

merugikan kesehatan, menimbulkan kesakitan bahkan

kematian ibu post partum. Ibu post partum hanya

diperbolehkan mengkonsumsi jagung bose dengan

beberapa kacang turis selama 40 hari tanpa dicampur

garam dapur/yodium. Jagung bose merupakan

makanan yang terbuat dari jagung pipil yang

dihilangkan kulit bijinya dengan cara ditumbuk dengan

menambahkan sedikit air, kemudian dimasak dan

dicampur sedikit kacang turis lalu dimasak selama 1-2

jam. Jagung sebelum dimasak biasanya disimpan

dalam bentuk tongkol kering dan diambil pada saat

akan dilakukan pengolahan.

Ibu post partum ini ditabukan makan makanan

yang mengandung garam dan cabai (pedas). Menurut

mereka perut masih terluka setelah melahirkan, dan

makanan yang pedas membuat luka akan sukar

sembuh. Ibu menyusui memiliki pantangan berbagai

Page 101: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

135

makanan berupa garam dan cabe. Selama 40 hari post

partum ibu hanya diperbolehkan makan jagung bose

dengan alasan takut diare, atau bahkan meninggal

karena perut bagian dalam masih terluka, atau supaya

darah kotor keluar dengan lancar.

Semua ibu post partum melaksanakan

pantangan terhadap makanan terutama yang

bersumber dari protein hewani seperti ikan. Alasan

mengapa informan pantang makan ikan karena mereka

menganggap ada hubungan antara makanan yang di

konsumsi dengan kondisi kesehatannya selama

perawatan post partum tersebut. Hal ini didukung oleh

pernyataan salah seorang ibu post partum yaitu ibu DO

sebagai berikut :

Saya biasa makan jagung bose campur kacang turis sa, itu ju tidak pake garam deng kurus karna bisa buat kita pung luka dalam perut tambah parah. Orangtua bilang tidak boleh makan deng ikan juga, karna ikan bikin gatal2 badan jadi saya takut makan habis ikan kita pung jalan lahir gatal ko garuk nanti bisa luka. Kalo sudah lewat dari 40 hari dan sudah kegereja baru boleh makan ikan karna Luka dong belum kering, jadi bisa infeksi orangtua dong bilang begitu. Mama dukun bilang jangan makan ikan dulu nanti luka bisa lama sembuh.

Pemenuhan kebutuhan energi informan

diperoleh dari makanan pokok, sayur-sayuran dan

Page 102: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

136

kacang-kacangan. Alasan informan hanya

mengkonsumsi makanan tersebut adalah supaya air

susunya banyak. Hal ini seperti yang dikatakan ibu post

partum yaitu ibu RT yang sedang melakukan proses

panggang/Se’i didalam rumah bulat/ume kbubu :

Kami orang Timor, kalo habis melahirkan selama 40 hari ini hanya bisa makan bubur deng bose campur kacang, kadang-kadang ju pake sayur. Itu bose pung air kita pake minum supaya air susu banyak.

Hal ini sama dengan yang dikatakan

oleh mama Maria Lolomsait dukun setempat :

Kalo tahoin talail kais tah le bute-bute. Haim fe sin nah pen bose am campur nok fue tunis, nok sayor kle oes. Musti nah pen bose manenu he oe susu mpoi manenu msat. (Kalau ibu yang baru melahirkan tidak boleh makan sembarangan. Kita biasa kasih makan jagung bose campur kacang turis, kadang ditambah sayur. Ibu harus makan jagung bose yang banyak supaya air susu banyak).

Kebiasaan ibu post partum mengkonsumsi

makanan penghasil energi terbentuk karena kebiasaan

yang berlaku di keluarga dan masyarakat setempat

serta ketersediaan makanan sumber energi berkaitan

dengan mata pencaharian sehari-hari masyarakat yang

sebagian besar adalah bertani.

Page 103: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

137

Hal ini sejalan dengan pendapat Suhardjo,

bahwa kebiasaan makan suatu masyarakat merupakan

produk dari budaya setempat yang sangat dipengaruhi

oleh ada tidaknya bahan pangan tersebut di

masyarakat (Suhardjo, 1989).

Pantangan yang dilakukan oleh ibu selama

menjalani perawatan post partum merupakan bentuk

pemahaman yang sederhana dari masyarakat setempat

tentang hubungan antara makanan dengan kesehatan

ibu post partum ditunjang dengan perlindungan yang

bersifat sangat protektif terhadap ibu post partum

sehingga keputusan untuk mengkonsumsi makanan

harus ditentukan oleh pihak-pihak yang dianggap

mempunyai kewenangan dalam hal ini orangtua

maupun yang memiliki kemampuan seperti dukun

setempat.

Kepercayaan ini harus ditaati dan cenderung

dari mereka mematuhi apapun yang dikatakan oleh

orangtuanya, bila tidak di khawatirkan kena kualat atau

ada dampak akibat melanggar suatu pantangan. Hal ini

dilakukan karena melihat pengalaman orang lain atau

pengalaman dirinya sendiri yang mengalami kejadian

Page 104: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

138

buruk karena dipercaya akibat melanggar pantangan

tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,

peneliti juga menemukan adanya beberapa faktor lain

yang kemungkinan mempengaruhi kejadian infeksi post

partum pada ibu yang menggunakan kompres panas

(tatobi), antara lain faktor pendidikan dan sosial-

ekonomi.

4.3.2. Pendidikan

Dari 9 orang ibu post partum, 5 orang

diantaranya menamatkan diri dari bangku Sekolah

Dasar (SD), 1 orang dari Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan 3 orang lainnya menamatkan diri dari

bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan variasi

tingkat pendidikan yang berbeda kesembilan orang ibu

tersebut tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan

dengan baik untuk melakukan perawatan post partum.

Hal inilah yang menyebabkan partisipan lebih memilih

menggunakan kompres panas (tatobi) dari pada

mengakses layanan kesehatan yang ada. Adapun

penyebab lain mengapa ibu menggunakan tatobi yakni

ibu lebih memilih melakukan proses persalinan di

Page 105: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

139

rumah sehingga ibu tidak dapat mengakses layanan

kesehatan karena peraturan pemerintah yang

menyebutkan bahwa bagi ibu yang melahirkan di rumah

tidak diijinkan melakukan perawatan post partum di

fasilitas kesehatan sehingga ibu lebih memilih

menggunakan tatobi.

Penelitian dari (Maharani, Widia dan Veny)

menunjukkan bahwa seseorang dengan pengetahuan

yang baik akan memiliki motivasi yang baik pula dalam

melakukan tindakan dan sebaliknya apabila seseorang

dengan pengetahuan kurang baik akan memiliki

motivasi yang kurang baik pula. Semakin baik

pengetahuan seseorang terhadap sesuatu, maka

semakin baik pula motivasi seseorang untuk berprilaku.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Indarti (2010) yaitu terdapat hubungan

yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan

motivasi perilaku pada masa post partum.

4.3.3. Pekerjaan/Sosial-Ekonomi

Sembilan ibu partisipan bekerja sebagai ibu

rumah tangga. Tujuh orang diantaranya yakni Ibu SOB,

Ibu RT, Ibu DO, Ibu MT1, Ibu DL, Ibu MT2 dan Ibu ES

Page 106: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

140

memiliki suami dengan pekerjaan sebagai seorang

petani. Dua orang lainnya yaitu Ibu IB dan Ibu EO

memiliki suami dengan pekerjaan masing-masing yaitu

sebagai guru honor dan buruh. Dengan status

pekerjaan tersebut rata-rata penghasilan partisipan

perbulan berkisar antara Rp. 150.000 – Rp. 600.000.

dilihat pada tabel dibawah ini :

Partisipan

Status Pekerjaan

Ibu Suami

Pendapatan perbulan

Ibu SOB IRT Petani Rp. 350.000

Ibu RT IRT Petani Rp. 200.000

Ibu DO IRT Petani Rp. 300.000

Ibu MT1 IRT Petani Rp. 300.000

Ibu DL IRT Petani Rp. 400.000

Ibu IB IRT Guru honor Rp. 600.000

Ibu MT2 IRT Petani Rp. 500.00

Ibu ES IRT Petani Rp. 150.000

Ibu EO IRT Buruh Rp. 450.000

Tabel 3. Pendapatan keluarga perbulan

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa kesembilan

orang ibu partisipan merupakan keluarga dengan status

ekonomi rendah. Agustia Sandra (2010) dalam

Page 107: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12065/4/T1 _462008062_BAB... · sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan

141

penelitianya menemukan bahwa tingkat ekonomi yang

kurang memadai sangat mempengaruhi derajat kesehatan

ibu post partum dalam mendapatkan layanan kesehatan.

Dengan tingkat ekonomi yang rendah sangat sulit bagi

partisipan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada dengan baik, sehingga mereka lebih memilih

menggunakan pengobatan tradisional karena biaya yang

relatif murah. Dalam penelitian ini, partisipan tidak

mendapatkan layanan kesehatan untuk melahirkan,

melakukan perawatan post partum dan menebus obat

sesuai resep dokter. Oleh karena itu partisipan lebih

memilih menggunakan pengobatan tradisional yaitu

kompres panas (tatobi) dari pada mengakses layanan

kesehatan yang ada.