bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 ......perubahan kenampakan bumi dan benda-benda langit,...
TRANSCRIPT
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini
siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil dokumentasi dan
ulangan harian siswa memperoleh keaktifan dan hasil belajar IPA masih banyak
siswa yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 80.
Untuk prasiklus peneliti mengambil nilai ulangan harian yang dilaksanakan
sebelum melakukan tindakan siklus 1 dan siklus seterusnya. Hal ini dapat ditunjukkan
dari hasil ulangan siswa yaitu 42,9% siswa belum tuntas belajar sesuai dengan
kriteria ketuntasan minimal (80) yang ditetapkan dan yang tuntas sesuai dengan
KKM hanya 57,2% dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 77,54.
Berdasarkan keaktifan dan hasil belajar yang rendah dari siswa kelas IV SDN
01 Dukuh Kota Salatiga, peneliti melakukan sebuah penelitian tindakan kelas sesuai
dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam
penelitian tersebut peneliti menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD,
yang akan diterapkan melalui dua siklus yaitu pada mata pelajaran IPA materi
Perubahan kenampakan bumi dan benda-benda langit, untuk meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa.
Sebelum membuat distribusi skor dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2, maka
peneliti harus menentukan menentukan rentang skor dengan tepat.dalam hal ini,
peneliti menggunakan rumus dari Sugiyono (2011: 34-35) yang menggunakan rumus
K= 1+3,3 (log n). Adapun rentang skor dapat ditentukan dengan rumus dibawah ini:
Skor Tertinggi – Skor Terendah
Rentang Skor = —————————————
1 + 3,3 (log n)
Kemudian peneliti dapat memperoleh rentang skor secara tepat. Distribusi
perolehan skor hasil belajar siswa pada prasiklus sebelum diadakan tindakan
65
penelitian dan menyesuaikan KKM yang ditentukan peneliti yaitu 80, pada siswa
kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Distribusi Skor IPA Kondisi Prasiklus
No Rentang skor Frekuensi Persentase (%)
1 ≥ 86 2 5,8
2 80-85 18 52
3 74-79 4 11,5
4 68-73 8 22
5 62-67 1 2,9
56-61 2 5,8
jumlah 35 100
Rata-rata 76
Nilai tertinggi 88
Nilai terendah 56
Berdasarkan dari data diatas hasil nilai ulangan harian siswa kelas IV pada
mata pelajaran IPA sebagai nilai prasiklus yang di ambil peneliti sebelum melakukan
tindakan siklus 1, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN Dukuh 01
tersebut rendah dapat diketahui melalui tabel 4.1 nilai prasiklus diatas bahwa
perbandingan siswa yang belum mencapai KKM adalah 15 siswa dengan persentase
sebesar 42,2%, sedangkan siswa yang tuntas dari KKM adalah 20 siswa atau 57,8%.
Dari tabel diatas bahwa dapat di ketahui jumlah siswa yang mencapai skor nilai 86
keatas sebanyak 2 siswa atau 2,9%, yang mendapat nilai 80 sampai 85 sebanyak 18
siswa atau 52%, yang mendapat nilai 74 sampai 79 sebanyak 4 siswa atau 11,5%,
yang mendapat nilai 68 sampai 73 sebanyak 8 siswa atau 22%, yang mendapat nilai
62 sampai 67 sebanyak 1 siswa atau 2,9%, yang mendapat nilai 56 sampai 61
66
sebanyak 2 siswa atau 5,8%. Sedangkan nilai rata-rata siswa yaitu 76, nilai tertinggi
88, dan nilai terendah 56.
Pada pembelajaran IPA ini, guru menggunakan metode yang monoton, tidak
menggunakan media sehinga masih ada 15 siswa yang belum mencapai nilai KKM.
Dengan ini peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division )
pada pembelajaran IPA materi “Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit”
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pada patokan penilaian peneliti ini bahwa siswa yang dikatakan
tuntas apabila nilai siswa mencapai KKM = 80, maka persentase keseluruhan siswa
yang mencapai kriteria KKM maupun yang belum mencapai kriteria KKM, disajikan
pada tabel 4.2 berikut ini:
Table 4.2 Destribusi Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Prasiklus
No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1 Tuntas 20 57,8
2 Belum Tuntas 15 42,2
Jumlah 35 100
Seperti pada tabel diatas, bahwa Persentase ketuntasan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga. Sebelum dilakukan tindakan, diketahui
bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM adalah 80 sebanyak 15 siswa
dengan persentase 42,2% dari total keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 20 siswa dengan persentase 57,8%
dari total seluruh siswa dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Nilai terendah hasil
belajar siswa adalah 56 sedangkan nilai tertinggi hasil belaajar siswa adalah 88.
Sedangkan dalam penelitian ini pembelajaran dianggap berhasil apabila 70% siswa
67
memenuhi KKM ≥80. Karena dalam mengajar IPA ini guru masih menggunakan
model pembelajaran konvensional, dimana proses ceramah masih mendominasi saat
kegiatan pembelajaran berlangsung, penyampaian materi yang cenderung membuat
anak untuk menghafal. Sehingga anak menjadi malas untuk mengikuti pelajaran dan
anak sibuk sendiri tidak memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran.
Dari table diatas dapat disajikan grafik lingkaran presentase hasil belajar
siswa pada prasiklus yang belum mencapai KKM dan yang sudah mencapai KKM 80
sebagi berikut:
Gambar 4.1 Grafik Persentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Prasiklus
Gambar 4.1 di atas mendeskripsikan persentase ketuntasan belajar dari 35
siswa pada prasiklus prosentase ketuntasan tersebut adalah sebagai berikut. Siswa
yang tuntas adalah 57,8% sedangkan yang tidak tuntas adalah 42,2%.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Pros
enta
se K
etun
tasa
n
Nilai Siswa
Grafik Ketuntasan belajar Siswa Pada Pra Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
57,8%
42,2%
68
4.2 Pelaksanaan Tindakan
4.2.1 Siklus 1
4.2.1.1 Perencanaan Tindakan
Setelah melihat kondisi pembelajaran dan hasil belajar IPA pada siswa kelas
IV SDN Dukuh 01 pada kondisi prasiklus, selanjutnya peneliti berkolaborasi dengan
guru kelas IV untuk melakukan kegiatan siklus 1. Dimana peneliti menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terlebih dahulu dikonsultasi dengan
guru kelas IV, sedangkan pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas.
Selain membuat RPP peneliti juga membuat lembar observasi keaktifan siswa yang
digunakan untuk melihat efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD serta untuk melihat keaktifan siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung. Hasil observasi akan digunakan sebagai acuan dalam pertemuan
berikutnya.
Dalam siklus 1 ini peneliti melakukan 2 kali pertemuan, dimana masing-
masing pertemuan terdiri atas 2 jam pelajaran (2×35 menit).
4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 05
maret 2014. Pada pelaksanaan ini guru berperan sebagai pelaksana pembelajaran.
Standar kompetensi yang diambil adalah memahami perubahan kenampakan
permukaan bumi dan benda langit. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah
mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi. Untuk indikator pada pertemuan
pertama 1) Menyebutkan unsur-unsur muka bumi; 2) Mendeskripsikan perubahan
kenampakan bumi; 3) Menyebutkan unsur-unsur yang dapat mengubah muka bumi.
Pertemuan pertama ini dimulai dengan salam dan doa pembuka selanjutnya
guru melakukan pengkondisian kelas ke arah pembelajaran dengan memeriksa
kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan ]mempersiapkan media
pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu guru melakukan apersepsi dengan
69
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa, antara lain : “Siapa diantara kalian
yang pernah ke pantai? Yang kalian lihat di pantai itu apa saja?” dan menyampaikan
tujuan pembelajaran serta uraian kegiatan yang akan dilakukan.
Selanjutnya dalam kegiatan inti siswa terlebih dahulu diberi soal pretest
dengan tujuan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan
dipelajari. Setelah mengerjakan soal pretest guru membahas sambil menjelaskan
materi tentang perubahan kenampakan bumi.
Setelah guru menjelaskan materi selanjutnya guru membentuk siswa menjadi
6 kelompok secara heterogen dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
Selain itu guru juga mengarahkan kepada siswa yang pandai untuk menjelaskan
kepada masing-masing anggotanya sehingga seluruh anggota kelompok mengerti
tentang materi yang dipelajari. Setelah semua kelompok mengerti selanjutnya guru
memperlihatkan video tentang bencana alam, berdasarkan video tersebut setiap
kelompok diminta untuk berdiskusi untuk menanggapi isi video yang dikerjakan
dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Setelah mengerjakan LKS selanjutnya masing-
masing kelompok menyampaikan hasil kerja dan mempresentasikan di depan kelas.
Pada saat presentasi guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya
atau memberikan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi. Setelah
semua kelompok presentasi siswa kembali ketempat duduk masing-masing,
sedangkan guru memberi penilaian atas hasil kerja kelompok. Selanjutnya siswa
diberikan kuis/pertanyaan secara lisan dan siswa lain tidak boleh memberitahukan
kepada siswa lainnya. Lalu guru menjumlahkan skor masing-masing kelompok yang
diperoleh setiap siswa dari kuis yang telah diberikan. Untuk kelompok yang
memperoleh skor tertinggi diberi penghargaan berupa hadiah.
Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai pembelajaran yang belum dipahami serta membimbing siswa untuk
meluruskan kesalahan atau menambah kekurangan dalam materi pembelajaran yang
telah disampaikan.
70
Pada akhir pembelajaran ini siswa menerima umpan balik serta penguatan
dalam bentuk materi pelajaran dari guru. Selanjutnya siswa mengerjakan latihan soal
dari guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah
disampaikan. Setelah mengerjakan latihan soal siswa dan guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari. Setelah itu siswa menerima refleksi pembelajaran dari guru dan
diberi Pekerjaan Rumah (PR) dan menutup pembelajaran.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 07 maret 2014. Sama halnya
pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua ini, pelaksana dalam pembelajaran
adalah guru kelas IV. Standar kompetensi yang diambil adalah memahami perubahan
kenampakan permukaan bumi dan benda langit. Sedangkan kompetensi dasarnya
adalah mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi. Untuk indikator pada
pertemuan kedua 1) Menyebutkan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan
kenampakan bumi dan; 2) Mengusulkan cara mengatasi akibat dari perubahan
kenampakan bumi.
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan doa pembuka.
Selanjutnya guru melakukan pengkondisian kelas kearah pembelajaran dan
mempersiapkan media pembelajaran. Selain itu guru melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa tentang materi sebelumnya dan
memberi motivasi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, “anak-anak
pernahkah kalian mengamati pemandangan langit saat malam cerah? Apa yang kalian
lihat ?”. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta uraian kegiatan
yang akan dilakukan.
Dalam kegiatan inti siswa terlebih dahulu mengerjakan soal pretest yang
diberikan oleh guru. Selanjutnya guru bertanya jawab kepada siswa tentang
perubahan kenampakan permukaan bumi.
Setelah itu guru kembali membentuk siswa menjadi 6 kelompok secara
heterogen dimana masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 siswa. Di dalam
71
kelompok guru mengarahkan kepada siswa yang pandai untuk menjelaskan kepada
semua anggota kelompoknya agar semua anggota kelompok mengerti. Selanjutnya
setiap kelompok diberi tugas yang berbeda tentang perubahan kenampakan
permukaan bumi kemudian mendiskusikannya bersama-sama dan dikerjakan dalam
LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS masing-masing kelompok menyampaikan
hasil kerja dan mempresentasikan didepan kelas. Pada saat presentasi kelompok lain
diberikan kesempatan memberi pertanyaan atau pendapatnya kepada kelompok yang
sedang presentasi. Setelah semua kelompok presentasi siswa kembali ketempat duduk
masing-masing, sedangkan guru memberi penilaian atas hasil kerja kelompok.
Selanjutnya siswa diberikan kuis/pertanyaan secara lisan dan siswa lain tidak boleh
memberitahukan kepada siswa lainnya. Lalu guru menjumlahkan skor masing-masing
kelompok yang diperoleh setiap siswa dari kuis yang telah diberikandan kelompok
yang memperoleh skor teringgi diberi penghargaan.
Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada materi yang
belum dimengerti. Selanjutnya siswa dibimbing oleh guru meluruskan kesalahan atau
menambah kekurangan dalam materi pembelajaran yang telah disampaikan. Setelah
itu siswa diberi tes evaluasi.
4.2.1.3 Tahap Observasi
Pada tahap pelaksanaan observasi, peneliti sebagai observer aktivitas kegiatan
siswa untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, serta untuk mengetahui keaktifan siswa selama mengikuti
pembelajaran pada pemeblajaran IPA sub pokok bahasan perubahan kenampakan
bumi.
Pada tahap menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, siswa tampak
antusias untuk mengikuti pembelajaran meskipun masih terlihat ada beberapa siswa
yang masih rebut sendiri. Ketika guru menyampaikan tujuan serta langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif tipe STAD masih terlihat bingung, namum secara
keseluruhan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
72
Pada tahap menyajikan informasi, beberapa siswa mampu menjelaskan materi
sebelumnya meskipun belum terlihat begitu menguasai. Siswa juga mulai tertarik
untuk mendengarkan penjelasan dari guru meskipun masih ditemukan siswa yang
sibuk bermain sendiri.
Pada tahap pengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar,
siswa tampak antusias bergabung dengan kelompoknya meskipun dalam
pembelajaran ini guru yang menentukan dalam pembagian kelompok.
Pada tahap membimbimg kelompok belajar, siswa mulai tampak ada interaksi
yang baik. Masing-masing telah melakukan pembagian tugas dalam menyelesaikan
lembar kerja dari guru meskipun tidak terlaksa dengan sempurna karena beberapa
siswa masih bergantung kepada teman yang pandai.
Pada tahap pemberian kuis/tes individual, hampir semua siswa menjawab
pertanyaan kuis dari guru meskipun jawaban yang mereka lontarkan salah.
Pada tahap memberikan penghargaan, siswa yang mendapat penghargaan
merasa termotivasi, namun siswa yang belum mendapat penghargaan merasa berkecil
hati. Gurupun memberikan motivasi kepada siswa yang belum mendapat
penghargaan untuk belajar lebih giat lagi.
Pada tahap evaluasi, beberapa siswa aktif untuk menanyakan materi yang
belum diketahui serta aktif membuat rangkuman meskipun masih didominasi oleh
peran guru.
1) Hasil Keaktifan Siswa
Table 4.3 Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus 1
No
HAL YANG DIAMATI
INDIKATOR KEAKTIFAN
PERTEMUAN I PERTEMUAN II
JUMLAH SISWA
PERSENTASE %
JUMLAH SISWA
PERSENTASE %
1 Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Kesiapan siswa
dalam
menerima
pelajaran
30
85,71%
31 88,57%
73
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
ketika
dijelaskan
tujuan
pembelajaran
yang hendak
dicapai
31
88,57%
31 88,57%
2
Menyajikan
informasi
Siwa mampu
menjelaskan
kembali materi
terdahulu
22
62,85%
24
68,57%
Siswa
memperhatikan
secara seksama
penjelaskan
dari guru
28
80%
30
85,71%
3 Mengorganisasi
kan siswa ke
dalam
kelompok-
kelompok
belajar
Siswa merasa
antusias
bergabung
dengan
kelompok
belajar
30
85,71%
32 91,42%
Adanya
interaksi positif
diantara siswa
26
74,28%
27
77,14%
4
Membimbimg
kelompok
belajar
Keaktifan
siswa dalam
mengikuti
diskusi untuk
18
51,42%
19
54,28%
74
melakukan
pembagian
tugas
Siswa aktif
mencari
informasi dan
menunjukkan
rasa ingin tahu
yang besar
20
57,14%
20
57,14%
Siswa aktif
mengikuti
diskusi untuk
saling
membantu agar
semua anggota
mengertidalam
mengerjakan
tugas kelompok
yang telah
diberikan guru
23
65,71%
25
71,42%
Siswa terlibat
aktif dalam
kegiatan
pembelajaran
23
65,71%
26 74,28%
Siswa dengan
bebas
memberikan
jawaban ketika
kelompok lain
bertanya proses
pembelajaran
30
85,71%
33
94,28%
75
Siswa
melakukan
pembagian
tugas untuk
melaporkan
hasil diskusi
26
74,28%
27 77,14%
Siswa aktif
mengajukan
pertanyaan
kepada
kelompok lain
yang
melaporkan
hasil diskusi
12
34,28%
15
42,85%
5 Kuis/tes
individual
Siswa aktif
menjawab kuis
pertanyaan dari
guru.
33
94,28%
34
97,14%
6 Memberikan
penghargaan
Siswa bersikap
sportif
25
71,42%
27
77,14%
7
Evaluasi
Siswa tidak
menemui
kesulitan dalam
pemahaman
ketika di-
jelaskan materi
pelajaran
27
77,14%
30 85,71%
Siswa aktif
bertanya
tentang materi
17
48,57%
21 60%
76
yang belum
diketahui
Siswa secara
aktif membuat
rangkuman
18
51,42%
20 57,14%
Siswa
mengerjakan
evaluasi
dengan baik
28
80%
29 82,85%
Rata-rata 70,22% Rata-rata 75,33%
Pada tabel 4.3 diatas, dengan mengukur keaktifan siswa peneliti
menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam penerapan model Kooperatif
Tipe STAD. Pada pertemuan pertama penilaian ke 19 indikator (kriteria) tersebut,
untuk persentase jumlah rata-rata persentase keaktifan klasikal adalah 70,22%.
Sedangkan pada pertemuan kedua jumlah rata-rata persentase keaktifan klasikal
adalah 75,33%.
Berdasarkan analisis hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus 1 dapat
dibuat grafik di bawah ini.
77
Gambar 4.2 Grafik Keaktifan Siswa Siklus 1 Pertemuan pertama dan Kedua
2) Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil belajar siklus 1 untuk distribusi rentang skor yang
diperoleh menggunakan rentang skor yang tepat sama dengan pada prasiklus
kemudian peneliti dapat memperoleh rentang skor secara tepat. Distribusi perolehan
skor hasil belajar siswa pada siklus 1 yang sudah melakukan penelitian dan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menyesuaikan KKM
yang ditentukan peneliti yaitu 80, pada siswa kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga,
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Distribusi Skor IPA Kondisi Siklus 1
No Rentang skor Frekuensi Persentase (%)
1 ≥ 92 2 5,6
86-91 1 2,9
2 80-85 24 69
3 74-79 3 8,6
70,22%
75,33%
67,00%
68,00%
69,00%
70,00%
71,00%
72,00%
73,00%
74,00%
75,00%
76,00%
Pertemuan I Pertemuan II
Keaktifan Siswa Siklus 1
Pertemuan I
Pertemuan II
78
4 68-73 4 11
5 62-67 1 2,9
jumlah 35 100
Rata-rata 80
Nilai tertinggi 92
Nilai terendah 62
Seperti pada table 4.4 bahwa dapat di ketahui jumlah siswa yang mencapai
skor nilai 92 keatas sebanyak 2 siswa atau 5,6%, yang mendapat nilai 86 sampai 91
sebanyak 1 siswa atau 2,9%, yang mendapat nilai 80 sampai 85 sebanyak 24 siswa
atau 69%, yang mendapat nilai 74 sampai 79 sebanyak 3 siswa atau 8,6%, yang
mendapat nilai 68 sampai 73 sebanyak 4 siswa atau 11%, yang mendapat nilai 62
sampai 67 sebanyak 1 siswa atau 2,9%. Sedangkan nilai rata-rata siswa yaitu 80, nilai
tertinggi 92, dan nilai terendah 62.
Berdasarkan pada patokan penilaian peneliti bahwa siswa yang dikatakan
tuntas apabila nilai siswa mencapai KKM = 80, maka persentase keseluruhan siswa
yang mencapai kriteria KKM maupun yang belum mencapai kriteria KKM, disajikan
pada tabel 4.5 berikut ini:
Table 4.5 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Siklus 1
No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1 Tuntas 27 77,5
2 Belum Tuntas 8 22,5
Jumlah 35 100
Seperti pada tabel diatas, bahwa Persentase ketuntasan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga. Sesudah dilakukan penelitian pada siklus 1,
79
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM adalah 80 sebanyak 8
siswa dengan persentase 22,5% dari total keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 27 siswa dengan persentase 77,5%
dari total seluruh siswa dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Nilai terendah hasil
belajar siswa adalah 62 sedangkan nilai tertinggi hasil belajar siswa adalah 92.
Dari table diatas dapat disajikan grafik lingkaran presentase hasil belajar
siswa pada siklus yang belum mencapai KKM dan yang sudah mencapai KKM 80
sebagi berikut:
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 1
Gambar 4.3 di atas mendeskripsikan persentase ketuntasan belajar dari 35
siswa pada prasiklus prosentase ketuntasan tersebut adalah sebagai berikut. Siswa
yang tuntas adalah 77,5% sedangkan yang tidak tuntas adalah 22,5%.
Dalam perbandingan jumlah presentase ketuntasan prasiklus dan siklus 1
dapat dilihat pada table berikut ini, dari perbedaan prasiklus ketuntasan dan siklus 1
ada peningkatan dalam hasil belajar siswa, sebelum dan sesudah melakuakn
penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Nilai Siswa
Pros
enta
se K
etun
tasa
n
Grafik ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 1
Tuntas
Tidak Tuntas
22,5%
77,5%
80
4.2.1.4 Refleksi
Berdasarkan observasi pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1, meskipun
siswa belum begitu paham tentang langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
tipe STAD keaktifan dan hasil belajar sudah mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan kondisi prasiklus. Tetapi siswa yang aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran belum menyeluruh. Hal tersebut dapat dilihat masih ditemukannya
beberapa siswa ketika diskusi mengerjakan tugas kelompok bergantung kepada siswa
lebih pandai. Dilihat dari pencapaian hasil belajar, jumlah masih banyak ditemukan
siswa yang nilainya masih di bawah KKM (≥80) maka perlu dilakukan pemantapan
pada siklus 2.
Kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran siklus 1 akan
digunakan peneliti untuk melakukan perencanaan ulang untuk pembelajaran pada
siklus 2 dengan memberikan motivasi kepada siswa terutama pada siswa yang kurang
dalam kemampuan akademik dan siswa yang sering membuat gaduh. Pada siklus 2
ini nanti pemebelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD akan lebih ditekankan lagi, sehingga keaktifan dan hasil belajar dapat lebih
meningkat lagi
4.2.2 Siklus 2
4.2.2.1 Perencanaan Tindakan
Setelah melaksanakan kegiatan siklus 1, selanjutnya peneliti melakukan
perencanaan ulang untuk melakukan pelaksanaan pada siklus 2. Kekurangan-
kekurangan pada siklus 1 digunakan peneliti untuk memperbaiki pada pembelajaran
siklus 2. Pada siklus 2 peneliti juga menyiapkan rencana pembelajaran dimana
peneliti membuat RPP selanjutnya dikonsultasikan kepada guru kelas 5. Sedangkan
pelaksana pembelajaran adalah guru kelas. Selain itu peneliti juga menyiapkan
lembar observasi keaktifan siswa.
81
Sama halnya dengan siklus 1, pada siklus 2 ini peneliti melakukan 2 kali
pertemuan, dimana masing-masing pertemuan terdiri atas 2 jam pelajaran (2×35
menit).
4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan siklus 2 pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 26
maret 2014. Seperti pada siklus 1 pada pelaksanaan siklus 2 ini guru berperan sebagai
pelaksana pembelajaran. Standar kompetensi yang diambil adalah memahami
perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. Sedangkan kompetensi
dasarnya adalah mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke
hari. Untuk indikator pada pertemuan pertama adalah 1) menjelaskan kedudukan
posisi matahari terbit dan tenggelam dan; 2) menjelaskan kedudukan penampakan
bulan dari hari ke hari.
Pembelajaran pada pertemuan pertama siklus 2 ini dimulai dengan salam dan
doa pembuka selanjutnya guru melakukan pengkondisian kelas ke arah pembelajaran
dengan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan
]mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu guru
melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa, antara
lain : “Anak-anak apakah kalian pernah melihat benda langit di malam hari pada
waktu cuaca cerah, coba kalian sebutkan satu persatu ?” selain itu guru juga
memberikan motivasi dengan memberikan penguatan kepada siswa yang sudah
mengerti, “Iya, bagus. Jawaban teman kalian tadi sudah benar”. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran serta uraian kegiatan yang akan dilakukan.
Dalam kegiatan inti terlebih dahulu guru menyampaikan topik pembelajaran
tentang kedudukan matahari dan kedudukan bulan, sedangkan siswa mendengarkan
penjelasan guru. Setelah guru menyampaikan topik pembelajaran, guru membagi
siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen kembali, dimana setiap kelompok terdiri
82
dari 5-6 siswa. Setelah memperoleh kelompok siswa bergabung ke dalam kelompok
yang telah dibentuk oleh guru.
Selanjutnya guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk
dipecahkan bersama kelompoknya tentang kedudukan bulan dan bintang yang
dikerjakan dalam Lembar Kerja Kelompok yang telah dibagikan oleh guru.
Sedangkan tugas guru adalah mengarahkan kepada siswa yang pandai untuk
menjelaskan kepada anggota yang lainnya sehingga seluruh anggota kelompok
mengerti. Setelah melakukan diskusi selanjutnya masing-masing kelompok
menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas. Pada saat presentasi kelompok lain
diberikan kesempatan memberi pertanyaan atau pendapatnya kepada kelompok yang
sedang presentasi. Setelah semua kelompok melakukan presentasi, siswa diminta
kembali ke tempat duduk masing-masing.
Selanjutnya guru memberi penilaian atas hasil kerja kelompok dan
memberikan kuis/pertanyaan individu secara lisan dan siswa lain tidak boleh
memberitahukan kepada siswa lainnya. Lalu guru menjumlahkan skor masing-masing
kelompok yang diperoleh dari skor kelompok dan skor individu dari kuis yang telah
diberikan. Setelah guru menjumlahkan skor, guru memberikan penghargaan tiga
kelompok yang di ambil menjadi juaranya, dari juara 1, 2 dan, 3. Untuk setiap
perwakilan kelompok pemenang maju kedepan untuk mengambil penghargaan dari
guru.
Pada akhir pembelajaran ini siswa dan guru bertanya jawab tentang materi
yang belum dipahami oleh siswa. Selanjutnya siswa berdasarkan bimbingan dari guru
menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan siswa diberi latihan soal untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan. Setelah
mengerjakan latihan soal siswa menerima refleksi dan umpan balik serta penguatan
dalam bentuk materi pelajaran dari guru. Selanjutnya siswa diberi PR dan guru
menutup pembelajaran.
83
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan siklus 2 pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 28 maret
2014. Sama halnya seperti pada pertemuan sebelumnya pada pertemuan kedua ini,
pelaksana dalam pembelajaran adalah guru kelas IV. Standar kompetensi yang
diambil adalah memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit.
Sedangkan kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan posisi bulan dan
kenampakan bumi dari hari ke hari. Untuk indikator pada pertemuan kedua ini adalah
1) menjelaskan kedudukan penampakan cahaya bintang di malam hari dan posisinya
pada siang hari dan; 2) mencari informasi tentang kedudukan benda langit.
Pembelajaran pada pertemuan kedua 2 ini dimulai dengan salam dan doa
pembuka selanjutnya guru melakukan pengkondisian kelas ke arah pembelajaran
dengan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan
mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu guru melakukan
apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa tentang materi
sebelumnya, selain itu guru juga memberikan motivasi dengan memberikan
pertanyaan “anak-anak pernahkah kalan melihat bulan purnama di malam hari ?”.
Jawaban teman kalian tadi sudah benar”. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran serta uraian kegiatan yang akan dilakukan.
Dalam kegiatan inti guru bertanya jawab kepada siswa tentang penampakan
cahaya bintang pada waktu malam hari. Selanjutnya siswa bergabung dengan
kelompoknya yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
Setelah semua siswa memperoleh kelompok selanjutnya guru memberikan
tugas kepada masing-masing kelompok untuk dipecahkan bersama kelompoknya
tentang kedudukan benda langit yang dikerjakan dalam Lembar Kerja Kelompok
yang telah dibagikan oleh guru. Dalam kelompok siswa melakukan diskusi dan tanya
jawab bersama teman kelompoknya. Sedangkan guru mengarahkan siswa yang
pandai untuk menjelaskan kepada anggota yang lainnya sehingga seluruh anggota
kelompok mengerti. Setelah menyelesaikan tugas kelompoknya masing-masing
kelompok menyampaikan dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
84
Ketika presentasi kelompok lain diberikan kesempatan memberi pertanyaan atau
pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi. Setelah semua kelompok
maju ke depan kelas siswa diminta kembali ketempat duduk masing-masing.
Selanjutnya guru memberi penilaian atas hasil kerja kelompok dan siswa
diberikan kuis/pertanyaan secara lisan dan siswa lain tidak boleh memberitahukan
kepada siswa lainnya. Setelah itu guru menjumlahkan skor masing-masing kelompok
yang diperoleh dari skor kelompok dan skor individu dari kuis yang telah diberikan.
Setelah menjumlahkan skor, guru memberikan penghargaan kepada tiga kelompok
yang di ambil menjadi juaranya, dari juara 1, 2, dan 3. Untuk perwakilan kelompok
pemenang maju kedepan untuk mengambil penghargaan dari guru.
Pada kegiatan akhir sebelum menutup pelajaran, siswa dan guru bertanya
jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Selanjutnya berdasarkan
bimbingan dari guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan siswa diberi soal
evaluasi. Selanjutnya siswa menerima refleksi pembelajaran dan umpan balik serta
penguatan dalam bentuk materi pelajaran dari guru.
4.2.2.3 Tahap Pelaksanaan Observasi
Seperti pada siklus 1 pada tahap pelaksanaan observasi siklus 2 ini peneliti
sebagai observer aktivitas kegiatan siswa untuk mengetahui tingkat efektivitas
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta untuk mengetahui
keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran pada pemeblajaran IPA sub pokok
bahasan perubahan kenampakan bumi.
Pada tahap menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, siswa tampak lebih
terlihat antusias untuk mengikuti pembelajaran. Guru kembali menyampaikan tujuan
serta langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih diperjelas
sehingga siswa mengerti tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Pada tahap menyajikan informasi, siswa mulai terlihat aktif untuk berebut
menjelaskan materi pada pertemuan sebelumnya. Siswa juga merasa lebih tertarik
untuk mendengarkan penjelasan dari guru meskipun masih saja ditemukan siswa
85
yang sibuk bermain sendiri sehingga guru harus memberikan teguran kepada
beberapa siswa.
Pada tahap pengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar,
siswa langsung bergabung dengan kelompoknya meskipun keadaan kelas semakin
gaduh. Guru langsung menertibkan siswa sehingga keadaan kelas dapat terkendali.
Pada tahap membimbimg kelompok belajar, interaksi antar siswa sudah mulai
baik apabila dibandingkan dengan kondisi pada siklus 1. Siswa yang unggul secara
akademik sudah mulai mau menjelaskan kepada teman yang lain dalam
kelompoknya.
Pada tahap pemberian kuis/tes individual, semua siswa sudah menjawab
pertanyaan kuis dari guru meskipun masih ditemukan jawaban yang salah.
Pada tahap memberikan penghargaan, kelompok yang kalah memberikan
ucapan selamat kepada kelompok yang menang dengan memberikan tepuk tangan
ketika penyerahan hadiah oleh guru kelas.
Pada tahap evaluasi, beberapa siswa aktif untuk menanyakan materi yang
belum diketahui. Siswa juga aktif membuat rangkuman meskipun masih saja
didominasi oleh beberapa siswa yang terlihat unggul di dalam kelas.
1) Hasil Keaktifan Siswa
Tabel 4.6 Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus 2
No
HAL YANG DIAMATI
INDIKATOR KEAKTIFAN
PERTEMUAN I PERTEMUAN II
JUMLAH SISWA
PERSENTASE %
JUMLAH SISWA
PERSENTASE %
1 Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Kesiapan siswa
dalam
menerima
pelajaran
32
91,42%
33 94,28%
Siswa
memperhatikan
32
91,42%
34
97,14%
86
penjelasan guru
ketika
dijelaskan
tujuan
pembelajaran
yang hendak
dicapai
2
Menyajikan
informasi
Siwa mampu
menjelaskan
kembali materi
terdahulu
25
71,42%
28
80%
Siswa
memperhatikan
secara seksama
penjelaskan
dari guru
30
85,71%
32
91,42%
3 Mengorganisasi
kan siswa ke
dalam
kelompok-
kelompok
belajar
Siswa merasa
antusias
bergabung
dengan
kelompok
belajar
33
94,28%
34 97,14%
Adanya
interaksi positif
diantara siswa
30
85,71%
31
88,57%
4
Membimbimg
kelompok
belajar
Keaktifan
siswa dalam
mengikuti
diskusi untuk
melakukan
pembagian
20
57,14%
25 71,42%
87
tugas
Siswa aktif
mencari
informasi dan
menunjukkan
rasa ingin tahu
yang besar
18
51,42%
21
60%
Siswa aktif
mengikuti
diskusi untuk
saling
membantu agar
semua anggota
mengertidalam
mengerjakan
tugas kelompok
yang telah
diberikan guru
25
71,42%
26
74,28%
Siswa terlibat
aktif dalam
kegiatan
pembelajaran
30
85,71%
31 88,57%
Siswa dengan
bebas
memberikan
jawaban ketika
kelompok lain
bertanya proses
pembelajaran
30
85,71%
30
85,71%
Siswa
melakukan
28
80%
29
82,85%
88
pembagian
tugas untuk
melaporkan
hasil diskusi
Siswa aktif
mengajukan
pertanyaan
kepada
kelompok lain
yang
melaporkan
hasil diskusi
14
40%
17
48,57%
5 Kuis/tes
individual
Siswa aktif
menjawab kuis
pertanyaan dari
guru.
35
100%
35
100%
6 Memberikan
penghargaan
Siswa bersikap
sportif
26
74,28%
27
77,14%
7
Evaluasi
Siswa tidak
menemui
kesulitan dalam
pemahaman
ketika di-
jelaskan materi
pelajaran
31
88,57%
32 91,42%
Siswa aktif
bertanya
tentang materi
yang belum
diketahui
31
88,57%
33 94,28%
89
Siswa secara
aktif membuat
rangkuman
18
51,42%
19 54,28%
Siswa
mengerjakan
evaluasi
dengan baik
21
60%
23 65,71%
Rata-rata 76,54% Rata-rata 81,20%
Pada tabel 4.11 diatas, dengan mengukur keaktifan siswa peneliti
menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam penerapan model Kooperatif
Tipe STAD. Pada pertemuan pertama penilaian ke 19 indikator (kriteria) tersebut,
untuk persentase jumlah rata-rata persentase keaktifan klasikal adalah 76,54%.
Sedangkan pada pertemuan kedua jumlah rata-rata persentase keaktifan klasikal
adalah 81,20%.
Gambar 4.4 Grafik Keaktifan Siswa Siklus 2
74,00%
75,00%
76,00%
77,00%
78,00%
79,00%
80,00%
81,00%
82,00%
Pertemuan I Pertemuan II
Keaktifan Siswa Siklus 2
Series176,54%
81,20%
90
2) Hasil Belajar Siswa
Pada hasil belajar siklus 2 untuk distribusi rentang skor yang diperoleh
menggunakan rentang skor yang tepat sama dengan pada siklus 1 kemudian peneliti
dapat memperoleh rentang skor secara tepat. Distribusi perolehan skor hasil belajar
siswa pada siklus 2 yang sudah melakukan penelitian dan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan menyesuaikan KKM yang ditentukan peneliti
yaitu 80, pada siswa kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga, dapat dilihat pada tabel
4.8 berikut ini:
Tabel 4.7 Distribusi Skor IPA Kondisi Siklus 2
No Rentang skor Frekuensi Persentase (%)
1 ≥ 92 2 5,5
86-91 3 8,5
2 80-85 26 75
3 74-79 2 5,5
4 68-73 2 5,5
Jumlah 35 100
Rata-rata 81
Nilai tertinggi 92
Nilai terendah 68
Seperti pada table 4.8 bahwa dapat di ketahui jumlah siswa yang mencapai
skor nilai 92 keatas sebanyak 2 siswa atau 5,5%, yang mendapat nilai 86 sampai 91
sebanyak 3 siswa atau 8,5%, yang mendapat nilai 80 sampai 85 sebanyak 26 siswa
atau 75%, yang mendapat nilai 74 sampai 79 sebanyak 2 siswa atau 5,5%, yang
mendapat nilai 68 sampai 73 sebanyak 2 siswa atau 5,5%. Sedangkan nilai rata-rata
siswa yaitu 81, nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 68.
91
Pada patokan penilaian peneliti bahwa siswa yang dikatakan tuntas apabila
nilai siswa mencapai KKM = 80, maka persentase keseluruhan siswa yang mencapai
kriteria KKM maupun yang belum mencapai kriteria KKM, disajikan pada tabel 4.9
berikut ini:
Table 4.8 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Siklus 2
No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1 Tuntas 31 89
2 Belum Tuntas 4 11
Jumlah 35 100
Seperti pada tabel destribusi diatas, bahwa Persentase ketuntasan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Dukuh 01 Kota Salatiga. Sesudah dilakukan penelitian pada
siklus 2, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM adalah 80
sebanyak 4 siswa dengan persentase 11% dari total keseluruhan siswa, sedangkan
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 31 siswa dengan
persentase 89% dari total seluruh siswa dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa.
Nilai terendah hasil belajar siswa adalah 68 sedangkan nilai tertinggi hasil belajar
siswa adalah 92.
Dari table diatas dapat disajikan grafik lingkaran presentase hasil belajar
siswa pada siklus yang belum mencapai KKM dan yang sudah mencapai KKM 80
sebagi berikut:
92
Gambar 4.5 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 2
Gambar 4.6 di atas mendeskripsikan persentase ketuntasan belajar dari 35
siswa pada prasiklus prosentase ketuntasan tersebut adalah sebagai berikut. Siswa
yang tuntas adalah 89% sedangkan yang tidak tuntas adalah 11%.
Dalam perbandingan jumlah presentase ketuntasan prasiklus, siklus 1, dan
siklus 2 dapat dilihat pada table berikut ini, dari perbedaan prasiklus ketuntasan,
siklus 1, dan siklus 2 semakin baik peningkatan dalam hasil belajar siswa, sebelum
dan sesudah melakuakn penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Dukuh 01 Kota
Salatiga.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
pors
enta
se K
etun
tasa
n
Nilai Siswa
Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus 2
Tuntas
Tidak Tuntas
89%
11%
93
4.2.2.4 Refleksi
Berdasarkan observasi pada siklus 2, telah terjadi peningkatan yang cukup
signifikan dalam keaktifan dan hasil belajar yang diperoleh siswa meskipun masih
terdapat kekurangan-kekurangan seperti keadaan kelas yang begitu gaduh saat siswa
bergabung dengan kelompok dan saat pemberian penghargaan kepada kelompok
pemenang. Namun guru dapat mengendalikan dengan memberikan teguran dan
motivasi kepada siswa terutama kepada siswa yang sering membuat kegaduhan.
Pada siklus 2 ini telah terjadi peningkatan aktivitas siswa yang lebih baik
apabila dibandingkan dengan dengan pelaksanaan pada siklus 1. Kelebihan tersebut
anatara lain :
a) Rasa percaya diri siswa meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan keberanian
siswa dalam menyampaikan argumen-argumen baik dengan guru maupun dengan
teman sekelompoknya.
b) Aktivitas siswa meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari semakin
aktifnya siswa dalam menjawab dan bertanya mengenai hal-hal yang belum
diketahui, serta aktif dalam mengikuti diskusi dengan kelompoknya, sehingga
Hasil belajarpun meningkat juga.
4.3 Analisis Data
4.3.1 Keaktifan Belajar Siswa
Berdasarkan perbandingan keaktifan belajar siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat
pada table 4.9 Berikut ini :
94
Tabel 4.9 Perbandingan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Pertama dan
kedua Pada Siklus 1 dan Siklus 2
No HAL YANG DIAMATI INDIKATOR
PERSENTASE KEAKTIFAN SIKLUS 1 SIKLUS 2 I II I II
1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran
85,71% 88,57% 91,42% 94,28%
Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
88,57% 88,57% 91,42% 97,14%
2 Menyajikan informasi
Siwa mampu menjelaskan kembali materi terdahulu
62,85% 68,57% 71,42% 80%
Siswa memperhatikan secara seksama penjelaskan dari guru
80% 85,71% 85,71% 91,42%
3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar
Siswa merasa antusias bergabung dengan kelompok belajar
85,71% 91,42% 94,28% 97,14%
Adanya interaksi positif diantara siswa
74,28% 77,14% 85,71% 88,57%
95
4 Membimbimg kelompok belajar
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi untuk melakukan pembagian tugas
51,42% 54,28% 57,14% 71,42%
Siswa aktif mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar
57,14% 57,14% 51,42% 60%
Siswa aktif mengikuti diskusi untuk saling membantu agar semua anggota mengertidalam mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan guru
65,71% 71,42% 71,42% 74,28%
Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran
65,71% 74,28% 85,71% 88,57%
Siswa dengan bebas memberikan jawaban ketika kelompok lain bertanya proses pembelajaran
85,71% 94,28% 85,71% 85,71%
Siswa 74,28% 77,14% 80% 82,85%
96
melakukan pembagian tugas untuk melaporkan hasil diskusi Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain yang melaporkan hasil diskusi
34,28% 42,85% 40% 48,57%
5 Kuis/tes individual Siswa aktif menjawab kuis pertanyaan dari guru.
94,28% 97,14% 100% 100%
6 Memberikan penghargaan
Siswa bersikap sportif 71,42% 77,14% 74,28% 77,14%
7 Evaluasi Siswa tidak menemui kesulitan dalam pemahaman ketika di-jelaskan materi pelajaran
77,14% 85,71% 88,57% 91,42%
Siswa mengerjakan evaluasi dengan baik
48,57% 60% 88,57% 94,28%
8 Penutup Siswa aktif bertanya tentang materi yang belum diketahui
51,42% 57,14% 51,42% 54,28%
Siswa secara aktif membuat rangkuman 80% 82,85% 60% 65,71%
97
Rata-rata
70,22% 75,33% 76,54% 81,20%
72,77% 78,87%
Table 4.9 merupakan tabel perbandingan keaktifan belajar siswa SDN Dukuh
01 Kota Salatiga pada siklus 1 dan siklus 2 dimana dalam persentase pada table
tersebut menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran IPA. Keaktifan siswa pada siklus 2 rata-ratanya persentasenya menjadi
78,87% dari siklus 1 yang menunjukkan keaktifan belajar siswa rata-rata peresentase
72,22%.
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Keaktifan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2
72,77%
78,87%
69,00%
70,00%
71,00%
72,00%
73,00%
74,00%
75,00%
76,00%
77,00%
78,00%
79,00%
80,00%
Siklus 1 Siklus 2
Perbandingan Keaktifan Belajar Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1
Siklus 2
98
4.3.2 Hasil Belajar Siswa Berdasarkan perbandingan ketuntasan belajar siswa prasiklus, siklus 1, dan
siklus 2 dapat dilihat pada table 4.10 berikut ini :
Tabel 4.10 Perbandingan Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan siklus 2
Seperti pada tabel 4.10 di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa diketahui
adanya terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA jumlah nilai
yang diperoleh dari nilai prasiklus, siklus 1, sampai siklus 2 begitu juga pun dengan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan atau prasiklus, jumlah
siswa yang tuntas yaitu 20 siswa dengan peresentase 57,8%, meningkat menjadi 27
siswa pada siklus 1 dengan persentase 77,5% kemudian meningkat lagi menjadi 31
siswa pada siklus 2 atau terjadi kenaikan 10%. Sedangkan jumlah siswa yang belum
tuntas pada prasiklus yaitu 15 siswa dengan persentase 42,2% sedangkan siklus 1
turun menjadi 8 siswa dengan persentase 22,5%, kemudian pada siklus 2 turun lagi
menjadi 4 siswa dengan persentase 11%. Berikut disajikan dalam grafik perbandingan
jumlah siswa yang tuntas sebelum tindakan atau prasiklus dan setelah tindakan pada
siklus 1, dan siklus 2 bersama presentasenya.
No Nilai Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Siswa Persentase Jumlah
Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase
1 Tuntas 20 57,8% 27 77,50% 31 89%
2 Belum Tuntas 15 42,2% 8 22,5% 4 11%
Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%
99
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Prasiklus,
siklus 1 dan Siklus 2
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada
Prasiklus, Siklus 1, dan siklus 2
0
5
10
15
20
25
30
35
Jum
lah
Sisw
a
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Grafik Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Tuntas
Tidak Tuntas
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pors
enta
se K
etun
tasa
n
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Tuntas
Tidak Tuntas
57,8%
20
15
8
4
27
31
47,2%
77,5%
89%
22,5%%
11%
100
4.4 Pembahasan Dibawah ini berturut-turut mengenai adanya tidaknan hubungan positif
signifikan antara keaktifan dan hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai sintaks pada siswa kelas IV di SD Negeri
Dukuh 01 Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
Pada kegiatan ini hasil dari konsultasi saya dengan guru kelas IV peneliti
mendapat pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit pada mata
pelajaran IPA, pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 05 Maret sampai
dengan 26 Maret 2014. Kegiatan pra siklus juga melihat kondisi awal proses
pembelajaran IPA dan melihat hasil belajar siswa kelas IV yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimum (80), dari hasil pengamatan pra siklus juga diketahui
selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang termotivasi mengikuti
pembelajaran IPA, hal ini disebabkan guru masih menggunakan pembelajaran dengan
metode konvensional sehingga siswa merasa bosan, sibuk sendiri ketika guru
menyampaikan materi pembelajaran dan belum menggunakan model Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division).
Kegiatan pembelajaran siklus 1 pada mata pelajaran IPA yang disampaikan
oleh guru ketika proses kegiatan pembelajaran dikelas tentang materi Perubahan
Kenampakan Langit yang terdiri dari dua pertemuan pada siklus 1 dalam proses
pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung siswa tidak mengalami kesulitan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang berarti karena pada saat materi disampaikan,
siswa telah diberi pencerahan melalui alat peraga untuk memahami materi yang akan
di sampaikan guru pada saat kegiatan proses PBM akan berlangsung. Sehingga
sebelum proses penyampaian materi berlangsung siswa sudah mempunyai
pemahaman sendiri tentang Perubahan Kenampakan Bumi. Dengan alat peraga
tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana perubahan yang terjadi pada bumi
sehingga memudahkan siswa dalam mengerti dan menagkap pembelajaran dikelas
pada saat kegiatan proses pembelajaran.
101
Berdasarkan hasil tes siklus 1 dengan menggunakan model Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) sesuai sintaks diperoleh
8 siswa yang nilainya masih di bawah skor Kriteria Ketuntasan Minimum (80) dan
siswa yang sudah mendapatkan skor nilai di atas KKM berjumlah sebanyak 27, ini
berarti presentase ketuntasan belajar baru mencapai 77,8%. Untuk hasil keaktifan
siswa dengan melalui pengukuran observasi dengan menggunakan criteria sesuai
dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penilaian
secara klasikal, maka hasil rata-rata yang diperoleh 70,22%. Maka siswa sudah
mencapai ketuntasan aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA.
Setelah melihat hasil belajar pada siklus 1 dengan menggunakan model
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) sesuai
sintaks peneliti melakukan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus 2, dimana
pada hasil belajar siklus 1 terdapat 8 siswa yang masih belum tuntas nilai KKM. Pada
kegiatan siklus 1 siswa masih belum bisa memahami materi pembelajaran dengan
baik, masih belum berani untuk megeluarkan pendapat, dikarenakan kurang percaya
diri dalam diri siswa, sehingga siswa ketika pada saat megikuti kegiatan pembelajaran
cenderung menghafal materi dibandingkan pemahaman terhadap materi maka
pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini tidak dititikberatkan pada cara
memberikan siswa untuk menghafal materi akan tetapi lebih dititikberatkan pada
proses bagaimana siswa dapat memahami materi pembelajaran yang disampaikan
guru pada saat kegiatan proses PBM berlangsung dikelas sehingga, siswa dapat betul-
betul mengerti dan memahami materi tersebut dengan baik. Dalam kegiatan proses
pembelajaran siklus 2 ini khususnya pada mata pelajaran IPA dikelas IV guru dibantu
dengan alat peraga untuk mempermudah siswa dalam memahami dan menerima
materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada siswa dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai sintaks di kelas pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
Pemahaman siswa terhadap materi perubahan kenampakan benda langit dan
bantuan ini agar siswa betul dapat mengerti, menerima dan memahami dengan baik
102
dibantu menggunakan alat peraga gambar-gambar benda-benda langit, dan disertai
contoh yang abstrak dalam kehidupan sehari-hari yang secara langsung dilihat dan
dirasakan siswa. Hal ini menjadikan siswa akan lebih mudah memahami materi yang
disampaikan karena langsung menghadapi benda konkrit (alat peraga) yang dapat
dimanipulasi sendiri. Oleh sebab itu untuk membantu siswa dalam memahami
pembelajaran IPA, guru hendaknya memilih media yang sesuai dengan materi.
Pada kegiatan proses pembelajaran yang berlangsung di siklus 2 ini masih ada
empat siswa yang masih kurang memahami materi yang yang disampaikan oleh guru,
dikarenakan bahwa dalam diri siswa tersebut lambat merespon materi pembelajaran
dengan baik, siswa yang kurang memahami materi tersebut kemudian diberi
bimbingan secara khusus berupa pendekatan personal, dengan menanyakan kesulitan
tentang materi yang disampaikan, kemudian menjelaskan kembali materi yang belum
dipahami, sehingga sedikit demi sedikit siswa dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan lebih baik.
Dalam pelaksanaan siklus 2 ini dengan menggunakan model Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) sesuai sintaks, nilai skor
siswa mendapat nilai dibawah KKM ada 4 siswa dengan persentase 11% dan siswa
yang mendapatkan nilai di atas skor Kriteria Ketuntasan Minimum (80) sebanyak 31
siswa dengan persentase 89% dari jumlah keseluruhan 35 siswa. Untuk hasil
keaktifan siswa dengan melalui pengukuran observasi dengan menggunakan kriteria
sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
penilaian secara klasikal, maka hasil rata-rata yang diperoleh 76,54%. Maka dari
siklus 2 ini untuk keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin meningkat
dilihat perbandingan dari siklus 1.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapat pada siklus 1 dan 2 pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah-
langkah pembelajaran1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa; 2) Menyajikan
informasi; 3) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar; 4)
membimbimg kelompok belajar; 5) kuis/tes individual; 6) memberikan penghargaan;
103
7) evaluasi dapat meningkatkan aktivitas dan interaksi siswa, sehingga siswa lebih
berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran seperti sering bertanya pada
guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan mampu
menjawab pertanyaan. Hal ini berdampak juga pada meningkatnya hasil belajar IPA
kelas IV di SDN Dukuh 01 Kota Salatiga tahun pelajaran 2013/2014 semester 2.