bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 pelaksanaan … · 2016. 8. 24. · indonesia?kelompok 2...

27
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal / Pra Siklus Sekolah Dasar Negeri Jetak 02 Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, terletak di wilayah pedesaan yang sangat asri di kaki gunung Merbabu. Kemudian dekat jalan raya, namun tidak terlalu bising oleh kendaraan, tidak ada kawasan industri di sekitarnya, selain itu juga sarana transportasinya mudah. Apabila menggunakan kendaraan bermotor kurang lebih hanya 20 menit dari pusat kota Salatiga, dan dekat dengan desa-desa tempat tinggal siswa. Bangunan sekolah tersebut tembok keliling dengan lantai keramik , terdapat 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang agama, 4 kamar mandi dan 1 gedung untuk beberapa ruang yaitu untuk koperasi, UKS, dapur dan ruang pegawai sekolah. Selain itu di tengah sekolah juga terdapat halaman yang cukup luas untuk upacara, senam dan aktifitas lainnya, namun tidak sebesar lapangan bola. Tenaga pendidik di SDN jetak 02 sudah memadai untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sekolah ini memiliki 11 tenaga didik, antara lain sebagai kepala sekolah, guru kelas, guru bidang studi, dan guru bantu. selain itu masih terdapat tenaga pendidik lain dari luar sekolah antara lain: 1 guru olahraga dan 1 pengajar drumband. Subjek penelitian yaitu siswa kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan dengan jumlah 17 siswa terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan. Karakteristik siswa kelas 4 adalah berumur antara 9 tahun sampai dengan 11 tahun, dimana pada tahap ini merupakan periode operasional konkrit yaitu anak mulai dapat memecahkan masalah secara logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Sebagian besar orang tua siswa berprofesi sebagai petani, wiraswasta, dan karyawan pabrik. Alamat siswa sendiri letaknya tidak terlalu jauh dengan sekolah tersebut, antara lain: Setugur, Kendal, Jetak, Kembang, Gajihan . Dari segi kognitif siswa kelas 4 di SD Negeri Jetak 02 Getasan, dijelaskan bahwa siswa mengalami kesulitan untuk meningkatkan hasil belajar dalam proses

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 52

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pelaksanaan Tindakan

    4.1.1 Kondisi Awal / Pra Siklus

    Sekolah Dasar Negeri Jetak 02 Kecamatan Getasan, Kabupaten

    Semarang, terletak di wilayah pedesaan yang sangat asri di kaki gunung

    Merbabu. Kemudian dekat jalan raya, namun tidak terlalu bising oleh kendaraan,

    tidak ada kawasan industri di sekitarnya, selain itu juga sarana transportasinya

    mudah. Apabila menggunakan kendaraan bermotor kurang lebih hanya 20 menit

    dari pusat kota Salatiga, dan dekat dengan desa-desa tempat tinggal siswa.

    Bangunan sekolah tersebut tembok keliling dengan lantai keramik , terdapat 6

    ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang

    agama, 4 kamar mandi dan 1 gedung untuk beberapa ruang yaitu untuk koperasi,

    UKS, dapur dan ruang pegawai sekolah. Selain itu di tengah sekolah juga

    terdapat halaman yang cukup luas untuk upacara, senam dan aktifitas lainnya,

    namun tidak sebesar lapangan bola.

    Tenaga pendidik di SDN jetak 02 sudah memadai untuk melaksanakan

    kegiatan belajar mengajar. Sekolah ini memiliki 11 tenaga didik, antara lain

    sebagai kepala sekolah, guru kelas, guru bidang studi, dan guru bantu. selain itu

    masih terdapat tenaga pendidik lain dari luar sekolah antara lain: 1 guru olahraga

    dan 1 pengajar drumband.

    Subjek penelitian yaitu siswa kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan dengan

    jumlah 17 siswa terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan. Karakteristik siswa

    kelas 4 adalah berumur antara 9 tahun sampai dengan 11 tahun, dimana pada

    tahap ini merupakan periode operasional konkrit yaitu anak mulai dapat

    memecahkan masalah secara logis dengan bantuan benda-benda konkrit.

    Sebagian besar orang tua siswa berprofesi sebagai petani, wiraswasta, dan

    karyawan pabrik. Alamat siswa sendiri letaknya tidak terlalu jauh dengan sekolah

    tersebut, antara lain: Setugur, Kendal, Jetak, Kembang, Gajihan . Dari segi

    kognitif siswa kelas 4 di SD Negeri Jetak 02 Getasan, dijelaskan bahwa siswa

    mengalami kesulitan untuk meningkatkan hasil belajar dalam proses

  • 53

    pembelajaran PKn, terbukti melalui hasil diskusi dan wawancara dengan guru

    kelas 4, diperoleh beberapa kesenjangan dalam proses pembelajaran antara lain:

    70,5% dari 17 siswa kelas 4 di SD Jetak belum mencapai nilai diatas KKM, nilai

    KKM yaitu 60.

    DIstribusi Frekuensi Pra Siklus Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Negeri

    Jetak 02 Getasan

    Nilai Kategori Frekuensi Persentas

    e (%)

    Ketuntasan

    80-100 Sangat Baik 1 0,5% 29,9% Tuntas 70-79 Baik 1 0,5,%

    60-69 Cukup 3 11,7%

    40-59 Kurang/Tida

    k Tuntas

    12 23,5% 70,5%Belum Tuntas

    Jumlah

    Nilai Maksimum

    Nilai Minimum

    Nilai Rata-Rata

    17 100%

    80

    40

    51,7

    Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas bahwa lebih dari 50% siswa yang

    belum tuntas yaitu sebanyak 12 siswa atau 70,5 % ,dengan nilai rata-rata siswa

    di bawah KKM 60 yaitu 51,7 dan selisih nilai tertinggi dan terendah yaitu 40

    antara 80 dengan 40. Siswa yang tuntas melebihi KKM60 hanya sebanyak 5

    siswa atau 29,9%.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Diagram berikut ini:

    DIAGRAM HASIL BELAJAR PRA SIKLUS

    Rendahnya hasil belajar kelas 4 disebabkan oleh siswa kurang memiliki

    minat dan keaktifan dalam proses pembelajaran sehingga cepat bosan, kurang

    konsentrasi dan kemampuan untuk memahami materi kecil. Sebagian siswa malu

    untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya dan terdapat dua siswa yang

    pernah tinggal kelas selama 1 kali dan 3 kali. Guru kelas mengalami kesulitan

    dalam penyampaian materi yang diajarkan kepada siswa, terutama dalam hal

    pemusatan perhatian atau konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Keseringan

    5 12 29,9%

    70,5%

    tuntas tidak tuntas

    pra siklus

    %

  • 54

    dalam penggunaan metode ceramah, jarang memakai media, kurang melibatkan

    siswa secara aktif dalam pembelajaran.Selain itu juga sarana dan prasarana yang

    dirasa belum cukup memadai, ketersediaan buku paket yang kurang lengkap,

    papan tulis yang masih menggunakan papan hitam dan kapur.

    Berdasarkan analisis data hasil belajar PKn dari nilai terakhir ulangan

    harian siswa kelas 4 tersebut maka dijadikan sebagai sempel penelitian.Penelitian

    dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklusnya dilaksanakan dalam 2 kali

    pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Contextuel Teaching and

    Learning (CTL) tipe masyarakat belajar.

    4.1.2 Siklus I

    a. Rencana Tindakan

    1. Menyusun Rencana Pembelajaran

    Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan dan menganalisa

    masalah tentang kesulitan belajar siswa terkait dengan pembelajaran PKn di

    kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan, dengan cara meneliti hasil ulangan harian

    siswa sebelumnya seperti yang telah diuraikan pada kondisi awal atau pra siklus.

    Kemudian menentukan Kompetensi Dasar yang akan digunakan dalam

    penelitian. Dan menyusun RPP untuk kompetensi tertentu yang telah disepakati

    oleh peneliti dan pihak guru kelas 4 maupun sekolah.

    Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar

    Indikator

    4.

    Menunjukkan

    sikap

    terhadap

    globalisasi di

    lingkungan

    nya.

    4.1Mengidentifik

    asi jenis budaya

    Indonesia yang

    pernah

    ditampilkan

    dalam misi

    kebudayaan

    internasional.

    1).Menjelaskan pengertian globalisasi budaya

    2). Menyebutkan jenis atau contoh budaya yang

    dimiliki Indonesia.

    3). Menjelaskan tujuan misi kebudayaan

    internasional

    4).Menyebutkan budaya Indonesia yang pernah

    di tampilkan dalam kebudayaan internasional.

    5).Menyebutkan dampak positif dari globalisasi

    budaya tersebut.

  • 55

    Rencana pelaksanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan masukan dan

    pertimbangan dari guru kelas dan dosen pembimbing. Guru kelas memberikan

    masukan mengenai materi ajar yang akan diajarkan, karakteristik dan keadaan

    pembelajaran selama di kelas. Sedangkan dosen pembimbing lebih mengarahkan

    pada sistematika penyusunan rencana pembelajaran dan kelengkapan instrument

    dalam pembelajaran.Setelah itu merencanakan untuk pembagian kelompok-

    kelompok siswa pada saat pelaksanaan masyarakat belajar di dalam

    kelas.Menyiapkan materi ajar dari buku paket PKn kelas 4 yang disesuaikan

    dengan KD yang telah dipilih.Kemudian merencanakan untuk pembagian

    kelompok-kelompok siswa pada saat pelaksanaan masyarakat belajar di dalam

    kelas berdasarkan pertimbangan dari guru kelas.

    2. Menyusun Alokasi Waktu

    KD maupun RPP yang disusun selama 2 siklus dibatasi selama masa

    penelitian yaitu 4-6 minggu diperkirakan sampai pertengahan bulan April,

    mengingat ada Ujian Nasional untuk kelas 6 SD. Pelaksanaan tindakan dalam

    satu siklus dilaksanakan 2 kali dalam waktu 2 minggu dengan alokasi waktu

    4x35 menit (2 x pertemuan). Pertemuan pertama, dilaksanakan pada hari rabu,

    26Maret 2014 jam ke 1-2. Pertemuan kedua, pada hari kamis dan 27 April 2014

    jam ke 3-4.

    3. Meyiapkan Lembar Kerja Siswa

    Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada saat kegiatan masyarakat

    belajar, misalnya petunjuk melaksanakan masyarakat belajar dalam

    kelompok.Lembar rangkuman materi untuk pertemuan pertama.Lembar diskusi

    bersama dengan 3 pertanyaan mengarah pada jawaban uraian untuk semua

    kelompok masyarakat belajar.

    4. Menyiapkan Lembar Evaluasi

    Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk

    mengamati tindakan guru dan siswa selama proses pembelajaran, terutama pada

    saat pelaksanaan CTL tipe masyarakat belajar. Serta tes tertulis berupa pilihan

    ganda untuk mengukur hasil belajar siswa dan skala sikap untuk mengetahui segi

    afektif siswa yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga.

  • 56

    b. Pelaksanaan Tindakan

    Pada setiap siklus yang akan dilaksanakan dalam 2x pertemuan yaitu: (1)

    Pembelajaran dengan menerapkan model CTL masyarakat belajar secara utuh.

    (2) Kegiatan mengulas materi terdahulu dan evaluasi dengan mengerjakan tes

    mandiri. Pada penelitian ini, guru kelas tetap melakukan tugasnya sebagai

    pengamat peneliti selama PTK dilaksanakan, kemudian peneliti sebagai pengajar

    . Berdasarkan standar proses, pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahapan

    yaitu kegiatan awal, guru menyiapkan peralatan atau media yang dibutuhkan

    dalam pembelajaran, seperti: RPP, buku materi pembelajaran atau materi ajar,

    dan lembar evaluasi siswa serta media pembelajaran lainnya. Kegiatan inti yang

    terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.Kemudian kegiatan

    penutup untuk mengevaluasi dan menarik kesimpulan guru bersama dengan

    siswa. Rincian tindakan dengan menerapkan model pembelajaran CTL tipe

    masyarakat belajar, sebagai berikut:

    Pertemuan 1

    Pertemuan pertama dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran kelas 4

    yaitu pada hari Rabu, 26 Maret 2014 pada jam ke 1-2dengan alokasi waktu yaitu

    2x35 menit (1 pertemuan). Peneliti mengajar dan gurukelas sebagai observer.

    Pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

    Kegiatan Awal selama 10 menit, dalam kegiatan ini, guru: Mengecek

    kesiapan ruang, alat, dan materi, serta peserta didik untuk mengikuti proses

    pembelajaran. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mengeluarkan buku

    pelajaran dan alat tulis untuk mengikuti pembelajaran. Melakukan apersepsi

    berupa pertanyaan (apa pengertian misi kebudayaan internasional?) dan Tanya

    jawab (kebudayaan-kubudayaan apa saja yang ada di Indonesia?). Dari hasil

    pengamatan, 70% siswa yang merespon dengan baik dengan menyebutkan

    kebudayan tari reog, tari jaipong , tari kecak, musik gamelan, musik angklung

    dan 30% siswa hanya diam.

    Kemudian pada kegiatan inti tahap eksplorasi, guru dengan siswa

    bertanya jawab tentang pengertian Globalisasi budaya , 50% siswa mengangkat

    tangan untuk mencoba menjawab dan jawaban mereka adalah Proses

  • 57

    menyatunya seluruh warga dunia secara umum danmenyeluruh menjadi sebuah

    kelompok masyarakat dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan pada

    kebudayaan internasional di luar negeri. 10% siswa masih terlihat masih diam

    dan ketika guru bertanya : “apakah sudah paham?,” mereka hanya diam. Siswa

    menyimak sambil membuka buku dan catatan mereka, namun 10%siswa terlihat

    melamun dan 5% bermain sendiri. Sedangkan 50% Siswa mulai berani bertanya

    terutama mengenai kebudayaan yang mereka baru dengar dan belum mereka

    ketahui sebelumnya. Guru memberikan petunjuk dengan menjelaskan cara

    belajar dengan menggunakan model CTL tipe masyarakat belajar yaitu dengan

    berkelompok, kemudian siswa berdiskusi dengan temannya, bertanta jawab

    dengan temanya, dan siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru,

    kemudian siswa bersama kelompok mensyeringkan hasil kerjanya dengan

    kelompok lain dan kelompok lain boleh bertanya mengenai penjelasan kelompok

    yang shering.

    Pada tahap selanjutnya yaitu Elaborasi (30 menit), guru membagi siswa

    dalam 5 kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa.Siswa

    berkelompok sesuai kelompok yang telah di tentukan oleh guru.Dengan sedikit

    gaduh siswa berkelompok sesuai kelompok yang ditentukan oleh guru. Guru

    memfasilitasi siswa dengan memberikan selembar kertas berisi 3 pertanyaan

    yaitu Apa saja budaya-budaya yang dimiliki Indonesia? , Apakah dampak positif

    Globalisasi Budaya? , Sebutkan budaya Indonesia yang perbah tampil di Luar

    negeri!. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,

    berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya

    kepada teman satu kelompok. Ada 50% siswa yang berani bertanya karena belum

    memahami langkah-langkah apa yang harus mereka kerjakan. Guru merespon

    dengan baik pertanyaan siswa dengan menjelaskan kembali petunjuk

    mengerjakan selama berkelompok. Masih 20% siswa yang belum sepenuhnya

    aktif dalam kelompoknyamereka melamun dan tidak mau ikut bekerja dengan

    kelompoknya,kemudian guru mulai menegur siswa yang melamun itu. Setelah

    siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok

    lain.

  • 58

    Kelompok 1 shering tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada di

    Indonesia, mereka menjelaskan kebudayaan Jawa: reog, keris, gamelan, Bali :

    kecak, keris.kelompok lain tidak bertanya. Kelompok 2 mensheringkan hasil

    kerja mereka tentang budaya Indonesia yang pernah tampil di luar negeri yaitu

    gamelan Jawa, tari serimpi dan tari kecak. Kemudian terlihatkelompok 2

    betanya: tampil dimana tari kecak?”, kelompok satu langsung menjawab di

    Malaysia. Kelompok 3 shering tentang dampak positif globalisasi budaya yaitu

    antara lain budaya Indonesia dikenal di berbagai Negara dan banyak turis yang

    ingin belajar budaya Indonesia. Terlihat kelompok 1 tangan untuk bertanya,

    kelompok 1 bertanya tentang mengapa turis tertarik belajar kebudayaan

    Indonesia?kelompok 2 menjawab karena budaya Indonesia unik dan menarik.

    kemudian telihat terjadi kesalah pahaman kelompok 4 dan 5, mereka tidak

    menjelaskan hasil diskusinya tetapi justru menukarkan jawaban antar kelompok

    dan siswa kelompok lain mencocokkan bukan menjelaskan.

    Pada tahap konfirmasi selama 5 menit, guru memberikan umpan balik

    positif dengan memberikan pujian kepada kelompok 2 yang paling aktif bertanya

    dalam shering dan penguatan kepada kelompok lain untuk memperhatikan dan

    saling menghargai dalam.Siswa hanya mendengarkan.

    Kegiatan penutup selama 5 menit dalam kegiatan ini, guru: Bersama-sama

    dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran yaitu globalisasi budaya

    proses menyatunya seluruh warga dunia secara umum danmenyeluruh menjadi

    sebuah kelompok masyarakat, tujuan melakukan misi kebudayaan Internasional

    yaitu untuk memperkenalkan budaya Indonesia di mata dunia, dan dampak

    positif dari globalisasi antara lain mendapatkan kemudahan dalam bidang

    transportasi dan komunikasi. Namun tidak semua siswa merespon dengan baik

    pengarahan guru dan guru yang aktif membuat kesimpulan dan belum

    melibatkan semua siswa.setelah itu mengakhiri pembelajaran dan istirahat.

    Secara keseluruhan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar sudah

    dilaksanakan dengan baik dengan prosentasi 70%. Mulai ada peningkatan

    keaktifan siswa dan keberanian siswa namun masih terdapat peneraan model

    pembelajaran yang kurang sesuai.

  • 59

    Pertemuan 2

    Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis , 27 Maret 2014 pada jam

    ke 3-4 dengan alokasi waktu yaitu 2x35 menit (1 pertemuan). Peneliti mengajar

    dan guru kelas melakukan observasi.Pelaksanaan pembelajaran dilamjutkan

    dengan mengulas pembelajaran sebelumnya tentang misi kebudayaan

    Internasional.Kegiatan ini bertujuan menguji kemampuan siswa dalam

    memahami materi dalam pembelajaran dengan menggunakan CTL tipe

    masyarakat Belajar.Namun 10% siswa masih malu untuk berpendapat.selama 30

    menit, guru memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tes tertulis secara mandiri

    dengan membagikan soal tes tertulis berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 20

    soal. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, dan

    mengerjakan tes tersebut dengan tertib dan baik. Siswa mengerjakan tes dengan

    tertib tanpa membuka buku catatan maupun buku paket, namun ada beberapa

    siswa yang bertanya jawab dengan temannya. Soal yang sudah selesai dikerjakan

    dikumpulkan dengan cara estafet dari blakang ke depan. Guru bersama siswa

    mengoreksi tes yang sudah dikerjakan. Siswa merespon baik pernyataan guru,

    dengan mengangkat tangan mereka.Nampak masih terdapat siswa yang

    menjawab salah. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dengan

    menilai hasil pekerjaan siswa dan memberikan hadiah kepada siswa yang

    mendapat nilai 100.

    Sebagai penutupdalam kegiatan ini, guru bersama-sama dengan peserta

    didik berdoa itu mengakhiri pembelajaran dan istirahat.

    c. Hasil Tindakan

    Hasil pembelajaran PKn kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan dengan

    menggunakan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar pada siklus I,

    yang diperoleh melalui hasil tes tertulis siswa, skala sikap dan observasi terhadap

    tindakan penbajar dan siswa.siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 13 siswa

    dengan persentase 74,1%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 4

    siswa dengan persentase 25,9%. Nilai maksimum pada siklus I yaitu 100,

    sedangkan nilai minimum yaitu 45.Kemudian nilai rata-ratanya yaitu sebesar 75.

    Hasil belajar siswa siklus I, sebagai berikut:

  • 60

    Rekap Hasil Belajar Pkn pra siklus Siklus I dengan Menggunakan CTL tipe

    Masyarakat Belajar

    Nilai kategori Pra siklus Siklus I

    Frekuen

    si

    Persenta

    se (%)

    Ketunta

    san

    Frekuen

    si

    Persenta

    se (%)

    Ketunta

    san

    80-100 Sangat

    Baik 1 0,5% 29,9%

    Tuntas

    9 52,9% 76,6%

    Tuntas

    70-79 Baik 1 0,5,% 4 23,5%

    60-69 Cukup 3 11,7% 1 0,5%

    40-59 Kurang/

    Tidak

    Tuntas

    12 23,5% 70,5% Belum

    Tuntas

    4 23,5% 23,5%

    Belum

    Tuntas

    Jumlah

    Nilai Maksimum

    Nilai Minimum

    Nilai Rata-Rata

    17 100% 17 100%

    80 100

    40 45

    51,7 75

    Dari table diatas dapat dilihat hasil belajar siswa kelas 4 Sd negeri Jetak 02 deng

    menggunakan model CTL tipe Masyarakat Belajar, dapat diketegorikan sebagai berikut :

    a. Siswa yang mendapatkan nilai 80-100(sangat baik) ada 9 siswa atau 52,9% ,

    mengalami kenaikan dari pra siklus yaitu 8 siswa atau 47,05%

    b. Siswa yang mendapat nilai 70-79 (baik) ada 4 siswa atau 17,6%, mengalami

    kenaikan dari pra siklus yaitu 3 siswa atau 23,5%

    c. Siswa yang mendapat nilai 60-69 (cukup)ada 1 atau 0,5%, mengalami penurunan

    dari pra siklus yaitu 1 siswa atau 0,5%

    d. Siswa yang mendapat nilai 40-59 (kurang)ada 4, mengalami penurunan dari pra

    siklus yaitu 13 siswa atau 76,45%.

    Untuk lebh jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :

    Diagram Hasil belajar siklus I dengan Menggunakan CTL tipe Masyarakat Belajar

    Berdasarkan Diagram diatas dapat dilihat hasil ketuntasannya ada 13 siswa

    atau 76,4% (mengalami kenaikan dari pra siklus) yaitu ada 8 siswa atau 47,0%

    sedangkan yang tidak tuntas ada 4 siswa 23,5% (mengalami penurunan dari pra

    12 4 5

    13

    29.9%

    76.6%

    Pra siklus Siklus I

    tidak tuntas

    tuntas

  • 61

    siklus) yaitu ada 9 siswa atau 52,9%, dari data tersebut dapat dilihat presentase

    ketuntasan siswa adalah 76,3%.hasil tersebut sudah sesuai dengan harapan

    peneliti yaitu 75% siswa dengan nilai tes sesuai KKM 60.

    d. Observasi

    Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Guru selama

    Pembelajaran Siklus I

    N

    o

    Aspek yang Diamati P.

    1

    P.2

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Memeriksa kesiapan ruang, alat dan materi pembelajaran

    Memeriksa kesiapan peserta didik

    Membuka pelajaran

    Mengajukan pertanyaan sesuai materi sebelumnya

    Menjelaskan tujuan pembelajaran

    Menyampaikan apersepsi

    4

    3

    4

    4

    4

    4

    4

    3

    4

    4

    4

    3

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    Melaksanakan pembelajarn sesuai KD

    Menguasai materi ajar

    Menunjukkan keterampilan dalam membagi kelompok

    Menyampaikan petunjuk kerja secara runtun dan jelas

    Memfasilitasi siswa selama bekerja kelompok kelompok

    Melibatkan siswa secara aktif

    Membimbing dengan baik dan merespon positif pertanyaan siswa.

    Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

    Memfasilitasi siwa untuk evaluasi

    Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan runtut

    Melaksanakan pembelajaran secara runtut

    Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

    3

    4

    3

    3

    3

    3

    4

    3

    4

    3

    4

    3

    3

    4

    3

    3

    3

    4

    4

    4

    4

    4

    3

    3

    19

    20

    Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

    Mengakhiri pembelajaran

    3

    4

    3

    4

    Jumlah 70 70

    Rata-rata (skor/20) 3,

    5

    3,5

  • 62

    Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Siswa selama Pembelajaran Siklus II

    N

    o

    Aspek yang Diamati P.1 P.2

    1

    2

    3

    4

    Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa

    Menjawab salam dan pertanyaan guru

    Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya

    Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang

    disampaikan oleh guru

    4

    3

    3

    3

    3

    3

    3

    3

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan

    mencatatnya.

    Duduk berkelompok sesuai petunjuk

    Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru

    Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok

    Aktif dan antusias dalam berkelompok

    Berani bertanya dan mengutarakan pendapat

    Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru

    Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib

    Menggunakan yang baik dan sopan selama pelajaran

    Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib

    Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru

    4

    3

    3

    3

    3

    2

    3

    4

    3

    3

    3

    4

    4

    3

    3

    3

    3

    3

    4

    3

    3

    3

    16

    17

    Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

    Mengakhiri pembelajaran

    3

    4

    3

    4

    Jumlah 54 55

    Rata-rata (skor/20) 3,2 3,2

    g. Refleksi

    Berdasarkan hasil observasi untuk guru pengajar pada siklus I pada Tabel

    hasil belajar dalam pembelajaran dengan menggunakan model CTL tipe

    masyarakat belajar diperoleh hasil sebagai berikut: pada pertemuan pertama dan

    kedua dari 20 aspek yang diamati diperoleh skor 70 dengan rata-rata 3,5 masuk

    dalam kriteria baik namun masih terdapat beberapa kekurangan antara lain: Guru

    masih belum jelas menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengn model CTL

    tipe Masyarakat Belajar, sehingga belum dapat dipahami dengan baik oleh

    semua siswa,terbukti terdapat 2 kelompok yang salah paham. Mereka menukar

    hasil kerja bukan mensheringkan.Dalam pembagian kelompok kurang heterogen,

    terdapat 1 kelompok yang anggotanya mengalami kendala dalam memahami

    materi.Mengalami kesulitan dalam mengaktifkan seluruh siswa selama

    pembelajaran tersebut berlangsung sehingga kelompok yang diam terus diam.

  • 63

    Dari segi siswa berdasarkan Tabel Observasi siswa siklus I, diperoleh

    hasil observasi sebagai berikut: Pada pertemuan pertama dengan jumlah skor 54

    dari 17 aspek yang diamati dengan rata-rata skor 3,2 termasuk kriteria baik ,

    namun terdapat kekurangan juga yaitu : Belum semua siswa terlibat aktif baik

    dalam bekerja kelompok dalam masyarakat belajar, mereka masih diam, malu

    untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat dan

    memperhatikan pendapat orang lain. Kemudian dalam mengerjakan soal, siswa

    kurang memahami soal dengan baik.Terdapat siswa yang sangat lemah hampir di

    semua mata pelajaran dan pernah tidak naik kelas selama 3 kali dan terdapat

    seorang siswa lagi yang pernah tinggal kelas selama 1 kali.Belum semua siswa

    aktif pada saat refleksi dan penarikan kesimpulan di akhir pelajaran.

    Berdasarkan kekurangan diatas selanjutnya peneliti melakukan refleksi

    dengan mencari solusi terhadap masalah dalam pembelajaran dikelas yaitu

    dengan merencanakan tindakan pada siklus II sebagai berikut :

    Guru mempersiapkan materi ajar dengan lebih baik, sehingga siswa akan

    lebih cepat memahami materi yang diajarkan. Menjelaskan prosedur

    pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar dengan jelas yaitu pembelajaran yang

    lebih menekankan pada kontextual, bertanya dan berdiskusi, jadi guru harus bisa

    membuat pertanyaan yang mendorong siswa untuk berbicara/menyampaikan

    pendapat. Membagi siswa dalam kelompok yang sama rata, jadi guru harus

    mengetahui mana siswa yang ,malu bertanya dan yang berani bertanya, jadi

    semua kelompok harus aktif dalam pembelajaran. Memberi motivasi siswa dan

    penguatan bahwa semua siswa pintar, tetapi syaratnya adalah tidak malu untuk

    bertanya, malu untuk diam. Guru memberikan reward kepada kelompok yang

    aktif dalam pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar. Sehingga siswa akan

    lebih tertarik dan aktif dalam pembelajaran.

    4.2.2 Siklus II

    Siklus II dilaksanakan berbeda dengan jadwal pelajaran kelas 4

    dikarenakan ada try out Ujian Nasional kelas 6 yaitu pada hari kamis dan jumat,

    02-03 April 2014 pada jam ke 3-4 dengan alokasi waktu yaitu 2x35 menit (1

    pertemuan). Pembelajaran dibuat sesuai hasil refleksi yang dilakukan pada siklus

  • 64

    I kemudian diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah dalam pelaksanaan

    pembelajaran dengan Model CTL tipe masyarakat belajar pada materi

    Globalisasi budaya.sedangkan tahapan pelaksanaanya sebagai berikut :

    A. Perencanaan

    Pada tahap ini peneliti mempersipkan RPP (terlampir),mempersiapkan cara

    pembagian kelompok yang heterogen(kelompok yang sama rata) ,

    mempersiapkan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, menyiapkan

    gambar globalisasi lingkungan ( hp, laptop, pesawat, kendaraan) untuk

    menimbulkan ketertarikan siswa dalam belajar. Mempersiapkan reward(stiker

    bintang) bagi siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran.

    B. Tindakan

    Tindakan pada siklus II dilaksanakan dengan menerapkan hasil refleksi yang

    dilakukan dalam pembelajaran siklus I sesuai dengan perancanaan siklus II.

    Adapun tindakan pembelajaran siklus II sebagai berikut :

    Pertemuan 1

    Kegiatan awal selama 10 menit, dalam kegiatan ini, guru: Mengecek

    kesiapan ruang, alat, dan materi, serta peserta didik untuk mengikuti proses

    pembelajaran. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai sikap kita

    terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan masyarakat, “di kelas ini apakah ada

    diantara murid-murid yang sudah menggunakan HP?”.90% siswa mengangkat

    tangan mereka, ini menandakan 90% siswa memiliki HP, dan ini dapat diartikan

    HP bukan merupakan hal yang sulit untuk mereka kenali,.

    Pada tahap Eksplorasi (20 menit), guru bertanya jawab dengan siswa

    mengenai apersepsi yang guru telah sampaikan sebelumnya, yaitu: fungsi HP?,

    manfaat HP?, akibat dari kita tidak punya HP, manfaat tidak punya hp?. 90%

    siswa berani menjawab pertanyan-pertanyaan dari guru.Hal ini dilakukan untuk

    menggali pengetahuan siswa tentang pengetahuan yang mereka miliki terkait

    pengaruh globalisasi terhadap lingkungan.Kemudian guru menjelaskan sedikit

    materi mengenai sikap kita terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan

    masyarakat.Siswa menyimak sambil membuka buku dan catatan mereka. Setelah

    siswa duduk dengan tertib, guru memberikan petunjuk dalam melaksanakan

  • 65

    masyarakat belajar dengan menjelaskan cara belajar dengan menggunakan model

    CTL tipe masyarakat belajar yaitu dengan berkelompok, kemudian siswa

    berdiskusi dengan temannya, bertanta jawab dengan temanya, dan siswa diberi

    kesempatan untuk bertanya kepada guru, kemudian siswa bersama kelompok

    mensyeringkan hasil kerjanya dengan kelompok lain dan kelompok lain boleh

    bertanya mengenai penjelasan kelompok yang shering.Guru juga memberikan

    contoh pelaksanaannya dengan memakai kelompok yang benar dalam

    pembelajaran terdahulu. Serta mengingatkan kembali mengenai hadiah yang

    akan diberikan di akhir pembelajaran Pkn untuk kelompok yang aktif.

    Pada tahap selanjutnya yaitu Elaborasi (30 menit), guru membagi siswa

    dalam 5 kelompok kecil yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4

    siswa.Siswa berkelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan oleh guru,

    berbeda dengan kelompok minggu lalu.guru memfasilitasi siswa untuk

    bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk mengerjakan tugas dengan

    membagikan 2 lembar kertas untuk bekerja kelompok dengan gambar-gambar

    contoh-contoh globalisasi lingkungan seperti hp, laptop, pesawat, motor, mobil,

    dll) di dalamnya dan 3 pertanyaan yaitu : sikap terhadap pengaruh globalisasi,

    cara mencegah dampak globalisasi di sekolah dan di keluarga. Siswa mulai aktif

    bertanya tentang kejelasan soal, mencari jawaban dengan membuka buku paket,

    berdiskusi dengan teman, bahkan ada yang bertanya kepada Guru kelas dan

    siswa juga mulai aktif berpendapat tentang gambar-gambar yang termasuk

    globalisasi lingkungan berdasarkan gambar dan soal yang diberikan. Guru

    memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir,

    menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya sesuai

    dengan gambar dan soal yang dibrikanguru kepada teman satu kelompok dengan

    guru tetap senantiasa membimbing siswa selama berkelompok. Setelah siswa

    selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya disheringkan dengan kelompok lain.

    Kelompok 1 shering tentang sikap terhadap pengaruh globalisasi

    lingkungan, kelompok 1 menjawab dengan bersikap diterima dengan senang hati

    dan memilih dengan bijaksana. Sedangkan kelompok 2 menjawab memilih yang

    baik dan menolak yang tidak baik. Kelompok yang lain mulai bertanya tentang

  • 66

    kasus perempuan memakai rok mini, dan meminta tanggapan dari kelompok 2,

    kemudian kelompok 2 menjawab dengan keras “tidak baik”. Selanjutnya

    Perwakilan kelompok3-5 membacakan hasilnya bergantian sesuai no soal,

    kemudian dipilih kelompok terbaik berdasarkan kelengkapan dan ketepatan

    dalam memberikan jawaban. Siswa berebut untuk maju pertama kali dan

    membacakan jawaban mereka. Kelompok 5 menjadi kelompok yang paling aktif,

    tepat dan lengkap menjawab diberikan gambar smile/bintangdan ditempel di

    buku tulis sesuai nama kelompoknya. Terlihat perasaan senang bagi kelompok

    yang aktif dan sedikit wajah kecewa pada kelompok yang tidak aktif. Dalam

    pembelajaran siklus II ini tidak terjadi kesalah pahaman lagi dalam shering dan

    semua siswa sudah aktif dalam bertanya maupun member jawaban pada saat

    shering dengan kelompok lain.

    Pada tahap konfirmasi selama 5 menit, guru memberikan umpan balik

    positif dan penguatan dalam bentuk lisan memberikan pujian kepada kelompok

    5 yang paling aktif bertanya dalam shering dan guru juga memberi penguatan

    kepada kelompok lain untuk terus aktif dan saling menghargai. Selanjutnya guru

    mengajak siswa bertepuk tangan untuk semuanya karena sudah sangat baik

    melaksanakan.Kemudian Guru Memberikan konfirmasi terhadap hasil

    pembelajaran dengan hasil yang dikerjakan siswa dalam kelompok sudah sangat

    sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan soal yang diberikan oleh guru.

    Kemudian merefleksi yaitu ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam

    mengerjakan soal kelompok tentang cara mencegah dampak negative globalisasi

    lingkungan di sekolah, kemudian Guru membantu siswa dengan memberikan

    penjelasan tentang cara mencegah globalisasi lingkungan sekolah yaitu dengan

    cara siswa harus lebih giat lagi mengikuti kegiatan ekstra disekolah, dan labih

    giat lagi belajar.

    Kegiatan penutup selama 5 menit dalam kegiatan ini, guru: Bersama-

    sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran tentang globalisasi

    lingkungan, dampak negatifnya, sikap terhadap pengaruh globalisasi lingkungan

    dan cara mencegah dampak globalisasi lingkungan di sekolah maupun di

  • 67

    keluarga. Sebagian besar siswa ikut menyimpulkan pembelajaran meskipun

    nampak guru yang lebih aktif.setelah itu mengakhiri pembelajaran dan istirahat.

    Pertemuan 2

    Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat, 03 April 2014 pada jam

    ke 3-4 dengan alokasi waktu yaitu 2x35 menit (1 pertemuan).Peneliti sebagai

    pengajar, dibantu guru kelas sebagai pengamat. Pelaksanaan pembelajaran

    sebagai berikut:

    Kegiatan awal selama 10 menit, dalam kegiatan ini, guru: Mengecek

    kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses

    pembelajaran. Siswa sudah menyiapkan alat-alat tulis mereka dan

    mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Melakukan apersepsi berupa

    pertanyaan yang bertujiuan unytuk mengetahui kemampuan siswa dalam

    mengingat materi sebelumnya yaitu dengan bertanya “ Bagaimana sikap kita

    dalam menyikapi pengaruh globalisasi lingkungan?”. Dalam Eksplorasi selama

    10 menit, guru bertanya jawab mengenai “bagaimana sikap kita terhadap

    pengaruh globalisasi?”.90% siswa mengangkat tangan dan ingin menjawab

    pertanyaan guru, tetapi hanya beberapa siswa yang diberikan kesempatan untuk

    menjawab.Ini membuktikan siswa mengingat pembelajaran sebelumnya. Guru

    mengulas kembali mengenai materi globalisasi dan pengaruhnya terhadap

    lingkungan sekitar.

    Tahap Elaborasi selama 30 menit, guru memfasilitasi siswa untuk

    mengerjakan tes tertulis secara mandiri, dengan membagikan 20 soal berupa

    pilihan ganda kepada setiap siswa.Siswa mengerjakan dengan tenang, tanpa

    membuka buku catatan dan buku paket, namun ada beberapa siswa yang

    berusaha meminta jawaban temannya. Guru memberikan kesempatan kepada

    peserta didik untuk berpikir, dan mengerjakan tes tersebut dengan tertib dan baik.

    Tahap Konfirmasi selama 18 menit, guru bersama siswa mengoreksi tes

    yang sudah dikerjakan. Guru memberikan umpan balik positif dengan

    memberikan pengarahan dan pujian kepada 15 siswa yang berhasil mendapat

    nilai bagus diatas KKM dan penguatan bagi 2 siswa yang mendapat nilai kurang

  • 68

    bagus dibawah KKM. Serta membagikan hadiah untuk pemenang kelompok dan

    3 anak berprestasi.

    Kegiatan penutup selama 2 menit dalam kegiatan ini, guru memberikan

    apresiasi dengan mengajak semua siswa bertepuk tangan atas keberhasilan siswa

    yang sudah mengerjakan soal dengan baik, kemudian guru bersama siswa berdoa

    untuk mengakhiri pembelajaran.

    c. Hasil Tindakan

    Hasil tindakan selama pembelajaran dilaksanakan, yang diperoleh melalui

    hasil tes tertulis siswa, skala sikap dan observasi terhadap tindakan guru dan siswa.

    Hasil pembelajaran PKn kelas 4 dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe

    masyarakat belajar pada siklus II, sebagai berikut:

    Rekap Hasil Belajar Pkn Siklus I dan SiklusII Siswa Kelas 4 SD Negeri Jetak

    02 Getasan

    Nilai kategori Siklus I Siklus II

    Frekuen

    si

    Persentase

    (%)

    Ketunta

    san

    Frekuen

    si

    Persenta

    se (%)

    Frekuen

    si

    80-100 Sangat

    Baik

    9 52,9% 76,6%

    Tuntas

    13 76,4% 88,2%

    Tuntas

    70-79 Baik 4 23,5% 2 11,7%

    60-69 cukup 1 0,5% 1 0,5%

    40-59 Kurang/

    Tidak

    Tuntas

    4 23,5% 23,5%

    Belum

    Tuntas

    2 11,7% 23,5%

    Belum

    Tuntas

    Jumlah

    Nilai Maksimum

    Nilai Minimum

    Nilai Rata-Rata

    17 100% 17 100%

    100 100

    45 55

    75 84

    Dari table diatas dapat dilihat hasil belajar siswa kelas 4 Sd negeri Jetak

    02 dengan menggunakan model CTL tipe Masyarakat Belajar pada siklus II,

    dapat diketegorikan sebagai berikut :

    e. Siswa yang mendapatkan nilai 80-100(sangat baik) ada 13 siswa atau 76,4

    % , mengalami kenaikan dari siklus I yaitu 4 siswa atau 23,5%

    f. Siswa yang mendapat nilai 70-79 (baik) ada 3 siswa atau 41,1%,

    mengalami penurunan dari siklus I yaitu 2 siswa atau 11,7%

  • 69

    g. Siswa yang mendapat nilai 60-69 (cukup)ada 2 atau11,7%, tidak

    mengalami kenaikan dan penurunan dari siklus I

    h. Siswa yang mendapat nilai 40-59 (kurang)ada 2 atau 11,7%, tidak

    mengalami kenaikan dan penurunan dari siklus I

    Berdasarkan tabel di atas maka hasil belajar siswa kelas 4 dapat diuraikan

    sebagai berikut: siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak 15 siswa dengan

    persentase 88,2%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa

    dengan persentase 11,8%. Nilai maksimum pada siklus II yaitu 84, sedangkan nilai

    minimum yaitu 50, kemudian nilai rata-ratanya yaitu sebesar 75,19. Hal ini

    menunjukan adanya peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal dan setelah

    siklus I. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini :

    DIAGRAM HASIL BELAJAR SIKLUS I dan SIKLUS II

    Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat hasil ketuntasannya ada 15

    siswa atau 88,2% (mengalami kenaikan dari siklus I) yaitu ada 2 siswa atau

    11,7% sedangkan yang tidak tuntas ada 2 siswa 11,7% (mengalami penurunan

    dari siklus I) yaitu ada 2 siswa atau 11,7%, dari data tersebut dapat dilihat

    presentase ketuntasan siswa adalah 88,2%.hasil tersebut sudah sesuai dengan

    harapan peneliti yaitu 85% siswa dengan nilai tes sesuai KKM 60.

    4 2 13 15

    76.6% 88.2%

    SIKLUS I Siklus II

    tidak tuntas

    tuntas

    % ketuntasan

  • 70

    d. Observasi

    Hasil observasi pada siklus II, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Guru selama

    Pembelajaran Siklus II

    No Aspek yang Diamati P.1 P.2

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Memeriksa kesiapan ruang, alat dan materi pembelajaran

    Memeriksa kesiapan peserta didik

    Membuka pelajaran

    Mengajukan pertanyaan sesuai materi sebelumnya

    Menjelaskan tujuan pembelajaran

    Menyampaikan apersepsi

    4

    3

    4

    4

    4

    3

    4

    4

    4

    3

    3

    4

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    Melaksanakan pembelajarn sesuai KD

    Menguasai materi ajar

    Menunjukkan keterampilan dalam membagi kelompok

    Menyampaikan petunjuk kerja secara runtun dan jelas

    Memfasilitasi siswa selama bekerja kelompok kelompok

    Melibatkan siswa secara aktif

    Membimbing dengan baik dan merespon positif pertanyaan

    siswa.

    Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

    Memfasilitasi siwa untuk evaluasi

    Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan runtut

    Melaksanakan pembelajaran secara runtut

    Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

    4

    3

    4

    4

    4

    3

    4

    3

    4

    4

    4

    4

    4

    3

    4

    4

    4

    4

    4

    3

    4

    4

    4

    4

    19

    20

    Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

    Mengakhiri pembelajaran

    3

    4

    3

    4

    Jumlah 71 75

    Rata-rata (skor/20) 3,5

    5

    3,75

    Berdasarkan tabel di atas, pada pertemuan pertama dengan jumlah skor

    71 dari 20 aspek yang diamati dan dengan nilai rata-rata 3,55 maka termasuk

    kriteria baik. Pada pertemuan kedua, dengan jumlah skor yaitu 75 dan nilai rata-

    ratanya 3,75 termasuk dalam kriteria baik. Dapat terlihat pula masih ada

    beberapa item pada pelaksanaan pembelajaran yang mendapatkan skor 3.

  • 71

    Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Siswa selama

    Pembelajaran Siklus II

    No Aspek yang Diamati P.1 P.2

    1

    2

    3

    4

    Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa

    Menjawab salam dan pertanyaan guru

    Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya

    Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang

    disampaikan oleh guru

    4

    4

    4

    3

    4

    3

    4

    3

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan mencatatnya.

    Duduk berkelompok sesuai petunjuk

    Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru

    Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok

    Aktif dan antusias dalam berkelompok

    Berani bertanya dan mengutarakan pendapat

    Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru

    Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib

    Menggunakan yang baik dan sopan selama pelajaran

    Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib

    Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru

    4

    4

    4

    4

    4

    4

    4

    4

    3

    4

    3

    4

    4

    4

    4

    4

    4

    4

    4

    3

    4

    3

    16

    17

    Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

    Mengakhiri pembelajaran

    3

    3

    3

    4

    Jumlah 63 63

    Rata-rata (skor/20) 3,7 3,7

    Berdasarkan tabel di atas, pada pertemuan pertama dengan jumlah skor

    54 dari 17 aspek yang diamati dan dengan nilai rata-rata 3,22 maka termasuk

    kriteria baik. Pada pertemuan kedua, dengan jumlah skor yaitu 63 dan nilai rata-

    ratanya 3,75 termasuk dalam kriteria baik. Dapat terlihat pula masih ada

    beberapa item pada pelaksanaan pembelajaran yang mendapatkan skor 3.

    g. Refleksi

    Pada tahap ini sangat penting karena apa yang telah direncanakan,

    dilaksanakan dan hasilnya dapat diketahui, maka pada tahap ini semuanya harus

    dievaluasi apakah sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan

    sebelumnya atau belum?.Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru kelas sebagai

    pengajar, guru sejawat sebagai observer dan seorang teman sejawat, selain itu

    juga beberapa siswa. Hasil refleksi pada siklus II, sebagai berikut:

    Hasil belajar pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang

    di targetkan 85% siswa yang tuntas dengan nilai KKM yaitu 60. Pencapaian

    indikator keberhasilan pada siklus II yaitu yaitu 15 siswa setara dengan 88,2%.

  • 72

    Hasil tersebut menunjukkan bahwa prnggunaan model pembelajaran CTL tipe

    masyarakat belajarsecara maksimal menjadikan hasil belajar siswa menjadi lebih

    baik dan berhasil mencapai KKM yaitu 60, padamateri Globalisasi

    Lingkungan.Setelah pembagian kelompok dan siswa dituntun untuk berinteraksi

    dengan kelompoknya, siswa menjadi lebih aktif baik berkomunikasi bertanya dan

    menyampaikan pendapatnya dengan sesama teman.

    4.2 Hasil Analisis Data

    Data yang akan dianalisis yaitu data-data yang diperoleh mulai dari data

    perencanaan awal atau pra siklus, kemudian data pada siklus I, dan terakhir data

    dari tindakan siklus II. Hasil data yang diperoleh antara lain:

    4.2.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Jetak 02

    Ketentusan hasil belajar siswa berdasarkan nilai ulangan harian terakhir

    siswa kelas 4 SD N Jetak 02 Getasan, yang ditinjau dari aspek kognitif siswa.

    Nilai pra siklus yang diperoleh akan dibandingkan dengan nilai setelah diadakan

    penelitian yaitu siklus I dan siklus II. Data ketuntasan belajar siswa kelas 4

    disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

    Rekap Hasil belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Jetak 02 Pra Siklus, Siklus I dan

    Siklus II

    No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

    Frekuen

    si

    Persentase

    (%)

    Frekuen

    si

    Persenta

    se (%)

    Frekuensi Persentase

    (%)

    1 Tuntas 5 29,4% 13 76,4% 15 88,2%

    2 Belum Tuntas 13 76,9% 4 23,5% 2 11,8%

    Jumlah 17 100% 17 100% 17 100%

    Nilai Maksimum 90 100 95

    Nilai Minimum 40 45 50

    Nilai Rata-Rata 62,4 75 84

    Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat dilihat ada kenaikan yang cukup

    signifikan hasil belajar PKn siswa kelas 4 dengan Standar Kompetensi dari tahap pra

    siklus sampai siklus II. Nilai siswa yang tuntas dengan nilai KKM 60, yaitu: pra

    siklus hanya 5 atau 29,4% siswa yang tuntas, kemudian pada siklus I mengalami

    peningkatan menjadi 13 atau 76,4% siswa yang tuntas. Pertambahan siswa yang

    tuntas dari pra siklus dengan siklus I sebanyak 8 siswa. Ketuntasan hasil belajar

    tersebut mengalami peningkatan lagi pada siklus II yaitu 15 atau 88,2% siswa yang

  • 73

    tuntas, mengalami peningkatan sebanyak 2 siswa. Selain itu juga terdapat kenaikan

    rata-rata hasil belajar siswa, antara lain: tahap pra siklus 62,4; meningkat menjadi 75

    pada siklus I dan mengalami kenaikan lagi pada siklus II menjadi 84. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada Diagram berikut ini :

    Rekap Hasil belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Jetak 02 Pra Siklus, Siklus I dan

    Siklus II

    4.3 Pembahasan

    4.3.1 Kesesuaian Teori Pembelajaran dan Penelitian Relevan terhadap Hasil

    Belajar Siswa

    Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di SD Negeri Jetak 02 Getasan

    khususnya di kelas IV yang berjumlah 17 siswa, dapat dijelaskan bahwa siswa

    mengalami kesulitan untuk meningkatkan hasil belajar dalam proses

    pembelajaran PKn. Selain itu berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan

    guru kelas 4, diperoleh beberapa kesenjangan dalam proses pembelajaran antara

    lain: Siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 5 siswa atau 29,9%, sedangkan

    siswa yang belum tuntas lebih banyak yaitu 13 siswa atau 76,4%. Kemampuan

    rata-rata siswa kelas IV yaitu 51,7 masih kurang memenuhi nilai yang mencapai

    diatas KKM, nilai KKM yaitu 60. Dalam proses pembelajaran siswa cepat bosan,

    kurang konsentrasi dan kemampuan untuk memahami materi kurang. Guru kelas

    mengalami kesulitan dalam penyampaian materi yang diajarkan kepada siswa,

    terutama dalam hal pemusatan perhatian atau konsentrasi siswa dalam

    pembelajaran. Selain itu juga kecenderungan mengajar dengan ceramah

    bervariasi serta keluhan terhadap sarana dan prasarana yang dirasa belum cukup

    memadai, ketersediaan buku paket yang kurang lengkap, papan tulis yang masih

    menggunakan papan hitam dan kapur.

    5 13 15 13

    4 2

    29,4%

    76,4% 88,2% 62.2

    75 84

    pra siklus siklus I siklus II

    tuntas

    tidak tuntas

    % ketuntasan

    rata-rata

  • 74

    Peningkatan hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari perolehan hasil

    evaluasi belajar siswa selama tindakan siklus I dan siklus II.Pada pelaksanaan

    tindakan siklus I sudah menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching

    and Learning (CTL) tipe masyarakat belajar. Penerapan model pembelajaran

    pada pertemuan pertama mulai menarik semangat dan keaktifan siswa dalam

    mengikuti pembelajaran.Namun belum sepenuhnya siswa mengikuti

    pembelajaran dengan baik. Hasil belajar aspek kognitif pada siklus I

    menunjukkan adanya peningkatan siswa yang tuntas pada siklus I, siswa yang

    tuntas sebanyak 13 siswa dengan persentase 76,4%. Sedangkan untuk siswa yang

    belum tuntas sebanyak 4 siswa dengan persentase 23,5%. Nilai maksimum pada

    siklus I yaitu 100, sedangkan nilai minimum yaitu 45.Kemudian nilai rata-

    ratanya yaitu sebesar 75.

    Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II, peneliti

    merencanakan pembelajaran dengan lebih matang dengan memperhatikan faktor

    penyebab kekurangan pembelajaran pada siklus I. Kegiatan pembelajaran tidak

    jauh berbeda dengan siklus I namun pada siklus II kegiatan pembelajaran

    dirancang lebih menarik dengan memberikan penghargaan terhadap hasil belajar

    siswa yaitu kelompok terbaik dan 3 siswa berprestasi tentunya dengan

    menggunakan model CTL tipe masyarakat belajar. Keterlibatan secara aktif baik

    guru maunpun siswa mulai mengalami peningkatan. Siswa berani bertanya,

    berpendapat, dan mau memperhatikan teman yang lain atau guru. Hasil belajar

    siswa aspek kognitif, sebagai berikut: siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak

    15 siswa dengan persentase 88,2%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas

    sebanyak 2 siswa dengan persentase 11,8%. Nilai maksimum pada siklus II yaitu

    100, sedangkan nilai minimum yaitu 55, kemudian nilai rata-ratanya yaitu

    sebesar 84.

    Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I dan siklus II, terdapat kenaikan

    yang cukup signifikan hasil belajar PKn siswa kelas 4 dengan Standar

    Kompetensi dari tahap pra siklus sampai siklus II. Nilai siswa yang tuntas dengan

    nilai KKM 60, yaitu: pra siklus hanya 5 atau 29,4% siswa yang tuntas, kemudian

    pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 13 atau 76,4% siswa yang tuntas.

  • 75

    Ketuntasan hasil belajar tersebut mengalami peningkatan lagi pada siklus II yaitu

    15 atau 88,2% siswa yang tuntas. Selain itu juga terdapat kenaikan rata-rata hasil

    belajar siswa, antara lain: tahap pra siklus 62,4 meningkat menjadi 83 pada siklus

    I dan mengalami kenaikan lagi pada siklus II menjadi 93.

    Pelaksanaan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar dengan

    maksimal, ternyata dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD

    Negeri Jetak 02 Salatiga.Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran

    disesuikan dengan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

    mengajarkan status, hak dan kewajiban siswa sebagai warga Negara yang patuh

    dan taat kepada hukum.Upaya melahirkan peserta didik menjadi warga negara

    yang demokratis serta bertanggungjawab ditengah tuntutan era

    globalisasi.Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan

    patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia.Selain itu

    mendidik agar menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai

    dengan pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar Negara.

    Penerapan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar, selama

    pembelajaran PKn di kels 4 dilakukan dengan lebih bermakna dengan melibatkan

    keaktifan siswa dengan bekerjasama dengan teman satu kelompoknya.Selain itu

    siswa dapat mengungkapkan pengetahuan, ide, maupun pendapat yang dimiliki

    dan bertanya jawab dengan guru dan teman sekelompoknya.Pembelajaran

    dilakukan dengan kelompok yang heterogen sehingga siswa bisa saling

    membantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan pembelajaran menjadi

    lebih bermakna karena siswa menemukan sendiri pengetahuan baru atau meteri

    pelajarannya. Dengan serangkaian kegiatan belajar tersebut maka siswa akan

    mangalami dan dapat mengkaitkan dengan kehidupan dunia nyata serta lebih

    memaknai pelajaran tersebut. Selain itu, siswa juga dilatih untuk mengemukan

    pengetahuan, pendapat mereka, bekerjasama dan berani bertanya, serta

    berkomunikasi dengan teman satu kelompok dan kelompok lain membiasakan

    siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Apabila siswa belajar

    dengan melakukan atau mempraktikan sendiri maka akan banyak yang bisa

    mereka ingat berbeda halnya jika belajar hanya dengan membaca atau

  • 76

    mendengarkan saja hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa (2005:55) yang

    menerangkan bahwa CTL mendorong peserta didik memahami hakekat, makna,

    dan manfaat belajar, bahkan kecanduan belajar sehingga mendorong terjadinya

    peningkatan hasil belajar siswa. Kondisi terwujud ketika peserta didik menyadari

    tentang apa yang mereka perlukan untuk hidup dan bagaimana cara untuk

    menggapainya.

    4.2.1 Implikasi Penerapan Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar

    Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

    tipe masyarakat belajar, pada pembelajaran PKn di kelas 4 SD Negeri Jetak 02

    dilaksanakan dalam 2 siklus.Setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan,

    namun hanya dilaksanakan pengamatan terhadap tindakan guru dan siswa pada

    pertemuan pertama. Kegiatan yang belum dilakukan dengan maksimal,oleh

    peneliti antara lain: Memeriksa kondisi peserta didik karena belum semua siswa

    siap untuk mengikuti pelajaran. Serta sedikit mengalami kesulitan dalam

    mengaktifkan seluruh siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung.Menarik

    kesimpulan dengan melibatkan seluruh siswa. Materi yang disampaikan oleh

    guru dan dilaksanakan sendiri oleh siswa masih ada yang belum dapat dipahami

    dengan baik oleh semua siswa, masih ada 2 siswa setara dengan 11,8% yang

    belum tuntas. Sedangkan peningkatan pada siklus II pertemuan pertama dan

    kedua yaitu guru sudah memeriksa kesiapan seluruh peserta didik sebelum

    memulai pembelajaran.Menyampaikan kegiatan apersepsi dengan baik.Serta

    melibatkan siswa secara aktif dalam kelompok masyarakat belajarnya.

    Masih terdapat beberapa kekurangan dalam siklus II dikarenakan masih

    ada siswa yang kurang terlibat aktif baik dalam bekerja kelompok dalam

    masyarakat belajar, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat

    dan memperhatikan pendapat orang lain. Kemudian dalam mengerjakan soal,

    siswa kurang memahami soal dengan baik.Terdapat siswa yang sangat lemah

    hampir di semua mata pelajaran dan pernah tinggal kelas selama 2 kali dan

    terdapat seorang siswa lagi yang pernah tinggal kelas selama 1 kali. Dari segi

    pengajar sendiri peneliti sebagai pengajar masih terlihat kurang nyaman,

  • 77

    sehingga berpengaruh saat pelaksanaan masyarakat belajar yang sedikit kurang

    sesuai dengan langkah-langkah pembelajarannya.

    Akibat yang mungkin timbul apabila kekurangan pembelajaran tersebut

    dibiarkan saja, antara lain: Mempengaruhi hasil belajar siswa terutama yang

    belum tuntas, mereka akan semakin tidak bisa memperbaiki dan mengatasi

    masalah akademik mereka dan kemungkinan terburuk yaitu akan tinggal kelas.

    Pengajar juga akan dianggap kurang mampu dalam melaksanakan pembelajaran

    di kelas. Pembelajaran akan kurang efektif dan berpengaruh terhadap penurunan

    mutu sekolah yang bersangkutan.

    Tindakan untuk mengatasi kekurangan tersebut, antara lain: bagi 4 siswa

    sudah dilakukan pembelajaran selama 2 siklus dan belum tuntas, akan diberikan

    tambahan pelajaran dan bimbingan khusus oleh guru kelas. Dan untuk siswa

    yang belum juga tuntas dan lemah pada hampir semua mata pelajaran, meskipun

    setelah dilakukan bimbingan tidak ada perubahan guru akan tetap menaikkan

    siswa tersebut karena faktor usia untuk yang lainnya ada yang tinggal kelas.

    Untuk mempertahankan hal-hal yang sudah bagus, yaitu dengan lebih lagi

    memahami model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar. Lebih berinovasi

    dalam pelaksanaan masyarakat belajar dengan mengkolaborasikan media lain

    yang sesuai dengan materi pembelajaran, membuat aturan pelaksanaan

    masyarakat belajar dengan lebih menarik lagi.

    Peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD Jetak 02 Getasan,tidak

    jauh berbeda dengan hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian yang dilakukan

    oleh Dalimin, menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar PKn siswa

    kelas III SDN Krengseng 02 Gringsing pada kompetensi dasar (KD)

    “Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri,menampilkan rasa

    bangga sebagai anak Indonesia” setelah menggunakan model pembelajaran

    pendekatan kontektual. Hal ini nampak pada perbandingan skor rata-rata PKn

    pada prasiklus, siklus I dan siklus II yakni 62:73:74 .Persentase ketuntasan

    belajar PKn pada kondisi prasiklus, siklus I dan siklus II yakni sebesar 6,11% :

    52,17% : 89,2% .(Dalimin,2012:1).

  • 78

    Penelitian yang relevan lainnya yaitu mengenai upaya meningkatkan hasil

    belajar serta minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model

    pembelajaran CTL oleh Riyadi. Penelitian tersebut menunjukkan peningkatan

    ketuntasan belajar siswa dengan perbandingan pra siklus: siklus 1: siklus 2 ,yaitu

    12,5 % :31,25 % : 100%. Sedangkan rata-rata nilai siswa pada kondisi pra siklus

    sebesar 61,6, siklus I meningkat menjadi 71,7 dan pada siklus II meningkat

    menjadi 90,93 (Riyadi, 2011: 1, 59).

    Rekap peningkatan hasil belajar dengan penggunaan model CTL yang

    dilakukan oleh Dalimin, Riyadi dan Yohana dapat dilihat pada table 4.4 berikut

    ini :

    Table 4.4 Rekap Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Model CTL

    Kategori Dalimin Riyadi Yohana

    Pra

    siklus

    Siklus

    I

    Siklus II Pra

    siklus

    Siklus

    I

    Siklus

    II

    Pra

    siklus

    Siklus

    I

    Siklus

    II

    Tuntas

    (%)

    6,11% 52,17

    %

    89,2% 12,5 % 43,75

    %

    100% 29,9% 76,6

    %

    88,2

    %

    Rata-

    rata

    62 73 74 61,6 71,7 90,93 62 76 84

    Dari rekap peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model CTL yang dilakukan

    oleh Dalimin, Riyadi dan Yohana dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

    menggunakan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.