bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...

17
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis validitas dan reliabilitas angket variabel X, uji analisis validitas dan reliabilitas angket variabel Y dan analisis data yakni : 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian terdiri atas deskripsi tentang manajemen konflik kepala sekolah dan deskripsi tentang motivasi kerja guru yakni : a). Gambaran hasil pengolahan statistik Deskriptif skor capaian responden variabel X Hasil Pengolahan deskriptif skor capaian responden pada variabel X sesuai data pada lampiran 4 kualitas capaian bahwa jumlah sampel 135 rata- rata skor capaian responden sebesar 66 dan standar deviasi 6.21. Instrumen pengumpulan data angket di peroleh bahwa pemberian skor serta penilaian data penelitian di peroleh rentang data terbesar dan data terkecil adalah 76 – 48, sedangkan banyaknya kelas interval dan panjang kelas masing-masing 8 dan 4, sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel X adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Pengamatan variabel X

Upload: trinhtruc

Post on 21-Jun-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis

validitas dan reliabilitas angket variabel X, uji analisis validitas dan reliabilitas

angket variabel Y dan analisis data yakni :

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian terdiri atas deskripsi tentang manajemen

konflik kepala sekolah dan deskripsi tentang motivasi kerja guru yakni :

a). Gambaran hasil pengolahan statistik Deskriptif skor capaian responden

variabel X

Hasil Pengolahan deskriptif skor capaian responden pada variabel

X sesuai data pada lampiran 4 kualitas capaian bahwa jumlah sampel 135 rata-

rata skor capaian responden sebesar 66 dan standar deviasi 6.21.

Instrumen pengumpulan data angket di peroleh bahwa pemberian

skor serta penilaian data penelitian di peroleh rentang data terbesar dan data

terkecil adalah 76 – 48, sedangkan banyaknya kelas interval dan panjang kelas

masing-masing 8 dan 4, sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel X

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Pengamatan variabel X

39

0

5

10

15

20

25

30

35

48 - 51 52 - 55 56 - 59 60 - 63 64 - 67 68 - 71 72 -75 76 - 79

No Kelas interval Xi f

1 48 – 51 49.5 5

2 52 – 55 53.5 3

3 56 - 59 57.5 10

4 60 – 63 61.5 23

5 64 - 67 65.5 28

6 68 – 71 69.5 32

7 72 – 75 73.5 31

8 76 - 79 77.5 3

Jumlah 135

Keterangan:

Xi = Nilai Tengah f = Frekuensi

Tabel di atas menunjukan bahwa responden paling banyak menjawab

di atas dengan frekuensi 32. Untuk memperjelas distribusi frekuensi

pengamatan tersebut dapat di lihat melalui grafik sebagai berikut:

32 31 28

23

10

5 3 3

Gambar 4.1 Histogram manajemen konflik

40

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram mengenai skor

hasil angket tentang manajemen konflik kepala sekolah di atas dapat di

ketahui bahwa sebagian besar jawaban responden pada interval 68 – 71

dengan frekuensi sebanyak 32 responden. Sedangkan untuk skor hasil angket

terendah berada pada interval 52 – 55 dan 76 – 79 masing- masing sebanyak 3

responden.

Hasil pengolahan data hasil penelitian manajemen konflik kepala

sekolah (lampiran 7) menunjukan bahwa nilai rata –rata = 66.42 dengan

simpangan baku = 6.42. selanjutnya median yang membatasi 50% distribusi

frekuensi sebelah atas dan sebelah bawah adalah 67.31. Sedangkan nilai

modus yang di peroleh skor 72.00.karena skor tersebut memiliki frekuensi

lebih besar dari skor lain.

b). Gambaran hasil pengolahan statistik Deskriptif skor capaian responden

variabel Y

Hasil Pengolahan deskriptif skor capaian responden pada variabel

Y sesuai data pada lampiran 5 kualitas capaian bahwa jumlah sampel 135 rata-

rata skor capaian responden sebesar 67 dan standar deviasi 7.52.

Instrumen pengumpulan data angket di peroleh bahwa pemberian

skor serta penilaian data penelitian di peroleh rentang data terbesar dan data

terkecil adalah 78 – 42, sedangkan banyaknya kelas interval dan panjang kelas

masing masing adalah 8 dan 5, sehingga distribusi frekuensi pengamatan

variabel Y adalah sebagai berikut :

41

0

5

10

15

20

25

30

35

40

42 - 46 47 - 51 52 - 56 57 - 61 62 - 66 67 - 71 72 - 76 77 - 81

Tabel 4.2 Daftar Distribusi frekuensi pengamatan variabel Y

No Kelas interval Xi f

1 42- 46 44 2

2 47 – 51 49 4

3 52 - 56 54 6

4 57 – 61 58 14

5 62 - 66 64 25

6 67 – 71 69 37

7 72 – 76 74 40

8 77 - 81 79 7

Jumlah n = 135

Keterangan:

Xi = Nilai Tengah f = Frekuensi

Tabel di atas menunjukan bahwa responden paling banyak menjawab

di atas dengan frekuensi 32. Untuk memperjelas distribusi frekuensi

pengamatan tersebut dapat di lihat melalui grafik sebagai berikut :

37 40 25 14 4 6 7 2

Gambar 4.2 Histogram motivasi kerja

42

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram mengenai skor

hasil angket tentang Motivasi kerja guru di atas dapat di ketahui bahwa

sebagian besar jawaban responden berada pada interval 72 -76 dengan

frekuensi masing sebanyak 40 responden. Sedangkan untuk skor hasil angket

terendah pada interval 42 -46 yaitu sebanyak 2 responden.

Hasil pengolahan data hasil penelitian motivasi kerja guru (lampiran

8 ) menunujukan bahwa nilai rata-rata = 67.41 dengan simpangan baku =

7.52.selanjutnya median yang membatasi 50% distribusi frekuensi sebelah

atas dan sebelah bawah adalah 68.95 sedangkan nilai modus di peroleh skor

71.92 karena skor tersebut memiliki frekuensi lebih besar dari skor lain.

4.1.2 Uji Analisis Validitas dan reliabilitas Angket variabel X

Uji yang di lakukan untuk validitas dan reliabilitas pada variabel X

yakni sebagai berikut :

a) Uji analisis validitas angket variabel X

Suatu butir instrument di nyatakan valid dan dapat di gunakan untuk

mengukur hasil belajar jika rhitung > rtabel di mana dengan taraf nyata 5% dan n

= 135 maka di dapatkan rtabel = r( 0.95 )( 135 ) = 0.176.

Selanjutnya harga rhitung setiap item soal perhitungannya dapat di lihat

pada lampiran 2, di peroleh bahwa untuk semua item angket rhitung > rtabel . ini

berarti semua item soal valid dan cukub baik sebagai alat pengumpul data.

43

b) Reliabilitas Angket variabel X

Pengujian reliabilitas instrument ini di tempuh dengan menggunakan

rumus alpha cronbach, sebagai berikut:

Menghitung varians butir

Untuk mencari varians untuk setiap butir di gunakan rumus sebagai berikut:

휎 = ∑푋 – (∑푋)

푁푁

Hasil perhitungan varians seperti pada lampiran 5

Menghitung varians total

Untuk menghitung varians total di gunakan rumus sebagai berikut:

휎 = ∑푦 – (∑푦)

푁푁

Dari hasil perhitungan pada lampiran 5

Pengujian reliabilitas

Dari hasil perhitungan lampiran di peroleh reliabilitas tes sebesar

dengan taraf signifikan α = 5% dan n = 135, maka di peroleh harga rtabel = r(

0.95 )( 135 ) = 0.159

44

Dari hasil di atas di peroleh bahwa rhitung > rtabel dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa angket dapat di gunakan sebagai alat pengumpulan

data dalam penelitian ini.

4.1.3 Uji Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Variabel Y

Uji yang di lakukan untuk validitas dan reliabilitas pada variabel Y

yakni sebagai berikut :

a) Uji analisis Validitas Angket Variabel Y

Suatu butir instrument di nyatakan valid dan dapat di gunakan untuk

mengukur hasil belajar jika rhitung > rtabel di mana dengan taraf nyata 5% dan n

= 135 maka di dapatkan rtabel = r( 0.95 )( 135 ) = 0.176.

Selanjutnya harga rhitung setiap item soal perhitungannya dapat di lihat

pada lampiran 5, di peroleh bahwa untuk semua item angket rhitung > rtabel . ini

berarti semua item soal valid dan cukub baik sebagai alat pengumpul data.

c) Reliabilitas Angket variabel Y

Pengujian reliabilitas instrument ini di tempuh dengan menggunakan

rumus alpha cronbach, sebagai berikut:

Menghitung varians butir

Untuk mencari varians untuk setiap butir di gunakan rumus sebagai berikut:

45

휎 = ∑푋 – (∑푋)

푁푁

Hasil perhitungan varians seperti pada lampiran 6

Menghitung varians total

Untuk menghitung varians total di gunakan rumus sebagai berikut:

휎 = ∑푦 – (∑푦)

푁푁

Dari hasil perhitungan pada lampiran 6

Pengujian reliabilitas

Dari hasil perhitungan lampiran 6 di peroleh reliabilitas tes sebesar

.dengan taraf signifikan α = 5% dan n = 135, maka di peroleh harga rtabel =

r(0.95)(135) = 0.176

Dari hasil di atas di peroleh bahwa rhitung > rtabel dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa angket dapat di gunakan sebagai alat pengumpulan

data dalam penelitian ini.

4.1.4 Analisis data

Dalam proses analisis data meliputi proses pengujian normalitas

yang bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini

berdistribusi normal atau tidak dan sebagai peneliti dalam pengujian hipotesis,

46

uji linearitas, untuk mengetahui apakah regresi atas berbentuk linier

atau non linier, dan proses penentu koefisien korelasi serta interpretasinya dan

indeks determinasinya.

1. Pengujian normalitas data

Pengujian normalitas data di maksudkan untuk mengetahui data hasil

penelitian ini apakah berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak

dengan taraf kepercayaan 99% ( =1% ) dengan hipotesis bahwa skor variabel

X ( manajemen konflik kepala sekolah ) dan variabel Y ( motivasi kerja guru )

berdistribusi normal.

2. Uji Normalitas Data Manajemen Konflik Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil uji normalitas pada data variabel X ( manajemen

konflik kepala sekolah) lampiran 7 diperoleh X2hitung = - 280.764 dengan

derajat kebebasan = - 3 = 8 – 3 = 5 pada taraf nyata = 1% diperoleh X2tabel

=15.1. karena X2hitung < X2

tabel, maka hasil penelitian untuk variabel X (

manajemen konflik kepala sekolah ) berdistribusi normal

a. Uji normalitas data motivasi kerja guru

Berdasarkan hasil uji normalitas pada data variabel Y (motivasi kerja

guru) lampiran 8 diperoleh X2hitung = -353.577 dengan derajat kebebasan = - 3

= 8 – 3 = 5 pada taraf nyata = 1% diperoleh X2tabel = 15.1 karena X2

hitung <

X2tabel, maka data hasil penelitian untuk variabel Y (motivasi kerja Guru)

berdistribusi normal

47

a) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian diadakan pengujian

melalui persamaan regresi keberartian regresi, linearitas regresi dan koefisien

korelasi.

1) Mencari persamaan regresi

Untuk mencari persamaan regresi di gunakan persamaan 푌= a + bX.

dari hasil perhitungan lampiran 12 di peroleh persamaan regresi 푌=25.77 +

0.63X. hal ini berarti setip terjadi perubahan sebsesar 1 (satu) unit pada

variabel X ( manajemen konflik kepala sekolah) akan di ikuti oleh perubahan

rata-rata sebesar 0.63 pada variabel Y (Motivasi kerja guru)

2) Uji keberartian dan linearitas Regresi

Hasil pengujian keberartian dan linearitas persamaan regresi akan

menggambarkan apakah terdapat pengaruh yang berarti/signifikan antara

manajemen konflik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru serta melihat

apakah model regresi Y atas X berpola linier atau tidak.

Bardasarkan hasil perhitungan keberartian regresi (lampiran 7) di

peroleh bahwa Fsign( hitung ) = 49.25 sedangkan Ftabel = F( 1-0.05 ) ( [ 1 ] [ 135 ] ) = 3.92.

criteria pengujian jika Fsign( hitung ) ≥ Fsign( tabel ), maka persamaan regresi

signifikan dan jika Fsign ( hitung ) < Fsign( tabel ) maka persamaan regresi tidak

signifikan. Karena Fsign ( hitung ) > Fsign( tabel ) maka dapat di simpulkan bahwa

48

terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen konflik kepala

sekolah terhadap motivasi kerja guru.

Berdasarkan hasil perhitungan linieritas regresi (lampiran 12) di

peroleh bahwa Flinier ( hitung ) = - 0.04 sedangkan Flinier( tabel ) = ( 0.95 ) ( 25.108 ) =

1.63 . criteria pengujian jika Flinier ( hitung ) ≤ Flinier ( tabel ), maka persamaan regresi

berpola linier dan jika Flinier ( hitung ) > Flinier ( tabel ), maka persamaan regresi

tidak berpola linier. Karena Flinier ( hitung ) < Flinier ( tabel ) maka dapat di simpulkan

bahwa model regresi Y atas X berpola linier.

3) Menghitung koefisien korelasi

Hasil perhitungan koefisien korelasi ( lampiran 12 ) di peroleh hasil

= 0.518 dan korelasi determinasi r2 = 0.71 atau 71%. Hal ini berarti bahwa

terdapat pengaruh yang positif antara manajemen konflik kepala sekolah

terhadap motivasi kerja guru, dimana 71% motivasi kerja guru di pengaruhi

oleh manajemen konflik kepala sekolah.

4) Menguji keberartian koefisien korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan keberartian koefisien korelasi

(lampiran 12) di peroleh dari hasil perhitungan tersebut di peroleh thitung =

6.95 sedangkan dari daftar di peroleh ( 0.99 ) ( 135 ) = 2.33 dan ( 0.95 ) ( 135 ) = 1.645.

0leh karena thitung > t tabel dan thitung tidak berada pada daerah penolakan Ho

maka hipotesis Ho di terima dan Ha di tolak sehingga dapat di simpulkan

bahwa penelitian ini benar- benar signifikan. Sehingga penerimaan dan

penolakan Ho dapat di gambarkan sebagai berikut:

49

Daerah Penolakan

H0

Daerah penerimaan H0 daerah penerimaan H0

ttabel = -2.33 ttabel = 2.33 thitung = 6.95

Gambar 4.3 Daerah penerimaan dan penolakan H0

4.2 Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dapat membuat anggota

menjadi percaya, loyal, dan termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas

organisasi secara optimal. Untuk itu, keberhasilan kepemimpinan kepala

sekolah dapat dilihat dari performansi anggota. Salah satu faktor yang

menunjukkan performansi anggota adalah Motivasi kerja guru.

Mulyasa (2003: 85), kepala sekolah yang efektif adalah kepala

sekolah yang: 1) mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif; 2) dapat menyelesaikan tugas

dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan; 3) mampu menjalin

hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan

mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan;

50

4) berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan

tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah; 5) bekerja dengan tim

manajemen; 6) berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Model penghargaan menyajikan sejumlah implikasi bagi kepala

sekolah mengenai cara memotivasi guru sebagai berikut ; 1) menganalisis dan

mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada di sekolah sebagai titik

tolak dan untuk menentukan skala prioritas dalam upaya meningkatkan

motivasi guru yang optimal; 2) menjalin hubungan komunikasi yang lebih

baik dengan para guru sehingga setiap permasalahan yang muncul dapat

segera di atasi dengan bijaksana

Hasil pengolahan data yang mencerminkan bahwa kedua variabel ini

akan di uraikan sebagai berikut:

4.2.1 Interpretasi hasil pengolahan data motivasi kerja guru

Motivasi kerja guru adalah motivasi yang menyebabkan guru

bersemangat dalam mengajar karena kebutuhannya terpenuhi. Kepala sekolah

yang menyadari bahwa esensi kepemimpinan terletak pada hubungan yang

jelas antara pemimpin dengan yang dipimpinnya dan memahami

kepemimpinan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang lain untuk

mencapai tujuan kelompok akan berperilaku meningkatkan motivasi kerja

guru di sekolah yang dipimpinnya. Begitu juga kepala sekolah sebagai

supervisor, kemampuannya memilih pendekatan yang paling tepat dalam

51

melaksanakan supervisi sebagai upaya pembinaan dan bimbingan

akan sangat berpengaruh pada motivasi kerja guru.

Pernyataan Wiles yang dikutip Bafadal (Sarbini, 2004: 21)

mengidentifikasikan 8 kebutuhan guru, yaitu: 1) rasa aman dan hidup layak; 2)

kondiri kerja yang menyenangkan; 3) rasa diikutsertakan; 4) perlakuan yang

jujur dan wajar; 5) rasa mampu; 6) pengakuan dan penghargaan; 7) ikut ambil

bagian dalam pembuatan kebijakan sekolah, dan 8) kesempatan

mengembangkan self respect.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat mempengaruhi motivasi para

guru dalam menjalankan tanggung jawabnya. Untuk itu peranan kepala

sekolah dalam menjalankan fungsinya di sekolah sebagai pemimpin dan

supervisor sangat diperlukan.

Berdasarkan surat keputusan Menpan Nomor 86 tahun 1993, ada

empat bidang tugas yang harus dilaksanakan guru, yaitu tugas di bidang

pendidikan, proses belajar mengajar dan bimbingan, pengembangan profesi,

dan penunjang pendidikan. Berdasarkan beberapa landasan teoritis dan praktis

ini, dalam penelitian ini motivasi kerja guru dalam melaksanakan tugas

dibatasi pada tugas pokok guru, yaitu tugas di bidang pendidikan, tugas di

bidang pengajaran dan bimbingan, serta tugas di bidang penunjang

pendidikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata – rata

skor keseluruhan untuk pernyataan responden sebesar 67%. Hasil ini bila di

52

kaitkan dengan kualitas pernyataan responden ternyata memiliki

kategori baik. Harga ini mendeskripsikan bahwa taraf motivasi kerja guru di

sekolah menengah atas negeri sekota Gorontalo mempunyai kualitas yang

baik, termasuk dengan demikian secara umum dapat di katakan bahwa

gambaran motivasi kerja guru di SMA sekota Gorontalo dapat meningkat.

4.2.2 Interpretasi hasil pengolahan data manajemen konflik kepala sekolah

Dalam dunia pendidikan, dibutuhkan seorang manajer yang mampu

menyelesaikan konflik yang terjadi di lembaganya. Manajemen konflik

pendidikan dapat diartikan sebagai suatu langkah yang diambil oleh manajer

untuk menghindari konflik yang terjadi sehingga tujuan pendidikan dapat

terwujud secara optimal.

Fungsi manajemen konflik pendidikan adalah untuk menghindari

konflik, Mengakomodasi (memberi kesempatan pada orang lain untuk

mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting

bagi orang lain), kompetisi, kompromi atau negosiasi, memecahkan masalah

atau kolaborasi.

Sesuai hasil pengolahan data tentang variabel manajemen konflik

kepala sekolah menunjukkan bahwa rata – rata skor untuk pernyataan

responden sebesar 66%. Hasil pengolahan data ini bila di kaitkan kriteria

kualitas pernyataan responden ternyata berada pada taraf kualitas yang baik.

Implikasi dari hasil pengolahan data ini mendeskripsikan bahwa rata – rata

53

skor manajemen konflik kepala sekolah di SMA Negeri Sekota

Gorontalo termasuk dengan kategori baik. Dengan kata lain, ternyata

pengelolaan manajemen konflikoleh kepala sekolah memiliki kualitas yang

baik dalam rangka meningkatkan motivasi kerja guru.

4.2.3 Pengaruh manajemen konflik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru Sesuai hasil pengolahan

Sesuai hasil pengolahan data di peroleh suatu pola hubungan

fungsional antara variabel motivasi kerja guru dengan manajemen konflik

kepala sekolah dapat di tulis dalam bentuk persamaan regresi linier sederhana

yaitu 푌 = 25.77 + 0.63X. uji kelinieran dan keberartian persamaan regresi

tersebut memberikan petunjuk hubungan fungsional yang berarti antara

motivasi kerja guru dengan manajemen konflik kepala sekolah. Penafsiran

lebih lama lagi mengandung makna bahwa rata – rata skor variabel

manajemen konflik di perkirakan meningkat / menurun sebesar 0,63 untuk

setiap peningkatan variabel motivasi kerja guru sebesar satu unit.

Sebagai langkah akhir yakni pengujian hipotesis maka di lakukan

pengujian keberartian koefisien korelasi r = 0.518. dalam pengujian

keberartian koefisien di peroleh harga dari thitung = 6.95 sedangkan dari daftar

di peroleh t(0.99)(135) = 2.33 dan t(0.95)(135) =1.645. dengan demikian H0 di terima

dan Hi di tolak sehingga dapat di simpulkan bahwa koefisian korelasi di atas

benar-benar signifikan.

54

Selanjutnya dari harga r = 0.518 di dapat koefisien determinasi

sebesar 0.71 atau 71%. Hal ini berarti bahwa sebesar 71% variasi yang terjadi

pada variabel Y (Motivasi Kerja Guru) dapat di jelaskan oleh variabel X

(Manajemen Konflik Kepala sekolah ) dengan persamaan regresi Ý= 25.77 +

0.63 X

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dari penelitian di atas maka

dapat di simpulkan bahwa Manajemen Konflik kepala sekolah berpengaruh

terhadap Motivasi kerja guru.