bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil ... · membuktikan sifat magnet yaitu percobaan...
TRANSCRIPT
-
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas V di SDN Kutowinangun 09
Salatiga semester II tahun 2013/2014 menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA
guru belum pernah menggunakan model pembelajaran STAD dengan pendekatan
scientific sehingga dalam pembelajaran IPA tidak ada aktivitas seperti siswa
membentuk kelompok, siswa menyimak teks bacaan, siswa menanya, siswa menalar,
siswa mencoba, siswa mempresentasikan, siswa mengerjakan kuis individu. Sebagai
penilaian yang dilakukan hanya mendasarkan pada hasil tes saja yaitu dari nilai
ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, sementara itu
untuk penilaian non tes yang berupa unjuk kerja siswa dapat. Dalam pembelajaran
nampak guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
Sedangkan siswa di dalam pembelajaran 80 % nampak diam, mendengarkan,
mencatat, tanya jawab dan mengerjakan soal atau tugas. Disamping itu untuk
melaksanakan pembelajaran, guru tidak membuat RPP sendiri karena RPP yang
diperoleh dari KKG (Kerja Kelompok Guru). Dalam pembelajaran guru mengawali
dengan salam pembuka, melakukan absensi, menyampaiakan materi dengan siswa
mencatat, tanya jawab dan memberikan tugas.
Hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Kutowinangun 09 dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) > 90 menunjukan bahwa dari 22 siswa tidak ada yang
tuntas atau 100% tidak tuntas. Hal ini diperkuat dengan hasil belajar siswa yang
diperoleh yaitu skor minimal sebesar 18, skor maksimal sebesar 25 dan skor rata-rata
sebesar 21. Jadi skor yang ditunjukkan dari skor minimal, skor maksimal, skor rata-
rata maka nampak bahwa skor yang diperoleh siswa dibawah dari skor KKM yang
ditetapkan.
-
34
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 pada pembelajaran IPA tema “mengenal sifat magnet”
melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific dilakukan melalui 3
prosedur yaitu perencanaan, implementasi tindakan dan observasi, dan refleksi.
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan siklus 1 ini kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan
perangkat pembelajaran meliputi membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk 2 kali pertemuan melalui alokasi waktu 4 x 35 menit, dengan Kompetensi
Dasar (KD) 3.5 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada tema “ mengenal sifat magnet”
beserta menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. media yang digunakan dalam
pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS).
Perangkat evaluasi antara lain kuis beserta kunci jawaban dan kisi-kisi penilaian,
rubrik penilaian unjuk kerja aktivitas belajar siswa, instrument lembar pengamatan
guru. Alat dan bahan pembelajaran IPA untuk pertemuan pertama pada percobaan
pertama seperti 1 buah magnet, sendok, paku, peniti, sekrup, serat dalam kabel,
pensil, bolpoin, penghapus, tusuk gigi, karet gelang dan percobaan kedua 2 buah
magnet, serbuk besi, selembar kertas karton. Percobaan ketiga seperti 2 buah magnet
batang. Dan percobaan keempat seperti 1 buah magnet, meja siswa, triplek, selembar
kardus, beberapa buku tulis, selembar kertas HVS, 5 buah klip/penjepit kerta.
Pertemuan kedua pada percobaan pertama seperti 1 buah magnet batang, tali, tempat
penggantungan dan percobaan kedua seperti 1 buah magnet, serbuk besi, dan kertas
HVS.
2. Implementasi Tindakan Dan Observasi
Pada implementasi tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
yaitu pada pertemuan pertama hari senin 17 maret 2014 dan pertemuan kedua pada
hari selasa 18 maret 2014 yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan
akhir. Kegiatan-kegiatan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut.
-
35
Pertemuan 1
Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam selamat
pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD dengan pendekatan
Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa menyimak teks, siswa
menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa mempresentasikan dan siswa
menjawab kuis secara individual.
Kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok yang ditunjuk guru dengan setiap
kelompok beranggotakan 4 siswa dan 2 siswa yang tersisa bergabung dikelompok 1
dan kelompok 5. Guru menamai kelompok 1 di depan barisan sebelah kanan dan
kelompok 2 di belakang kelompok 1, untuk kelompok 3 didepan pada barisan tengah
dan kelompok 4 dibelakang kelompok 3, untuk kelompok 5 disebelah barisan kiri.
Semua siswa menyimak teks bacaan tentang mengenal sifat magnet yang sudah
diterima. Terlihat siswa menanya tentang sifat magnet, selanjutnya siswa terlihat
menalar sifat-sifat magnet secara berkelompok. Secara berkelompok semua siswa
mencoba membuktikan sifat magnet yaitu percobaan pertama melalui sifat magnet
dapat menarik benda-benda tertentu, percobaan kedua sifat magnet mempunyai gaya
tarik magnet terbesar pada kutub-kutubnya, sifat magnet dapat tarik menarik dan
tolak menolak, sifat gaya tarik magnet dapan menembus benda. Didalam kelompok
siswa berdiskusi untuk mengisi tabel dan jawaban terkait pertanyaan pada LKS
tentang hasil percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan perobaan dan
mengisi LKS berdasarkan kelompok yang dipanggil oleh guru siswa
mempresentasikan hasil percobaannya. Siswa lain menanggapi kelompok yang
sedang presentasi. Siswa membuat kesimpulan tentang hasil percobaan sifat-sifat
magnet yaitu sifat magnet dapat menarik benda-benda tertentu, sifat magnet
mempunyai gaya tarik magnet terbesar pada kutub-kutubnya, sifat magnet dapat tarik
menarik dan tolak menolak, sifat gaya tarik magnet dapat menembus benda.
-
36
Kegiatan penutup Siswa bersama guru menegaskan tentang hasil percobaan
sifat magnet yaitu sifat magnet dapat menarik benda-benda tertentu, sifat magnet
mempunyai gaya tarik magnet terbesar pada kutub-kutubnya, sifat magnet dapat tarik
menarik dan tolak menolak dan sifat gaya tarik magnet dapat menembus benda.
Siswa menerima pesan-pesan dari guru, guru mengakhiri pembelajaran dengan salah
satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Siswa mengucapkan salam selamat siang kepada guru.
Pertemuan 2
Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam selamat
pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD dengan pendekatan
Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa menyimak teks, siswa
menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa mempresentasikan dan siswa
menjawab kuis secara individual.
Kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok kembali pada kelompoknya
masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Siswa mengungkapkan kembali
tentang hasil percobaan membuktikan sifat-sifat magnet yaitu sifat magnet dapat
menarik benda-benda tertentu, sifat magnet mempunyai gaya tarik magnet terbesar
pada kutub-kutubnya, sifat magnet dapat tarik menarik dan tolak menolak dan sifat
gaya tarik magnet dapat menembus benda. Secara berkelompok siswa mencoba
membuktikan sifat magnet yaitu percobaan pertama melalui sifat magnet yang dapat
menunjukan arah utara dan selatan apabila digantung bebas, percobaan kedua melalui
membuktikan sifat magnet yang dapat mempunyai medan magnet. Didalam
kelompok siswa berdiskusi untuk mengisi tabel dan jawaban terkait pertanyaan pada
LKS tentang hasil percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan perobaan
dan mengisi LKS, berdasarkan kelompok yang dipanggil oleh guru siswa
mempresentasikan hasil percobaannya. Siswa lain menanggapi kelompok yang
sedang presentasi. Siswa membuat kesimpulan tentang hasil percobaan sifat-sifat
-
37
magnet yaitu sifat magnet yang dapat menunjukan arah utara dan selatan dan sifat
magnet mempunyai medan magnet. Siswa menjawab kuis secara lisan, yaitu siswa
diberi kuis wajib dan kuis berebutan. Siswa mengikuti kuis sesuai dengan aturan dan
siswa memperoleh skor dari kuis wajib sebesar 50 dan kuis berebutan skor sebesar
25. Siswa memperoleh pemberian rekognisi atau penghargaan tim dari guru.
Dalam kegiatan penutup guru bersama siswa melakukan refleksi tentang
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Salah satu siswa memimpin berdoa sesuai
agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa mengucapkan salam selamat siang
kepada guru.
Hasil observasi terhadap tindakan siklus 1 pada pembelajaran IPA tema
“mengenal sifat magnet” melalui pembelajaran STAD dengan pendekana Scientific
adalah lembar pengamatan implementasi RPP dan lembar pengamatan aktivitas siswa
yang terdapat pada lampiran 1 Sebagai observer yang mengamati jalannya
implementasi RPP adalah teman sejawat melalui lembar pengamatan implementasi
RPP yang berjumlah 33 item pernyataan yaitu terdiri dari pra pembelajaran,
membuka pelajaran, kegiatan inti pembelajaran, penutup. Sebagai observer yang
mengamati aktivitas siswa adalah peneliti melalui lembar pengamatan aktivitas siswa
yang berjumlah 10 item terdiri dari indikator 1 sampai indikator 13.
3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus 1 dari pertemuan pertama
dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Hasil di refleksi
implementasi tindakan siklus 1 pada tema tmengenal sifat magnet melalui model
pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific adalah guru sudah melakukan
pembelajaran dengan baik yaitu sudah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pada
RPP, siswa sudah mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran
-
38
Hasil pengamatan pada siklus 1 maka secara keseluruhan memperoleh
kelebihan sebagai berikut:
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram sesuai dengan langkah-langkah
model pembelajara STAD dengan pendekatan scientific.
2. Kegiatan pembelajaran didalam kelas nampak hidup dan rasa ingin tahu,
antusias, perhatian siswa mulai meningkat.
3. Proses pembelajaran yang diimplementasikan sudah sesuai dengan RPP yang
telah direncanakan.
4. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific.
Selain mempunyai kelebihan, maka kelemahan dalam melakukan tindakan
siklus 1 menunjukan sebagai berikut.
1. Pengelolaan waktu yang masih kurang dalam proses pembelajaran solusinya
adalah pengelolaan waktu perlu ditingkatkan
2. Siswa belum teratur dalam membentuk kelompok solusinya adalah perlu
adanya bimbingan dalam membentuk kelompok pada siswa.
3. Belum semua siswa mampu menaggapi hasil presentasi kelompok lain
solusinya adalah memberikan memberikan dampingan kepada siswa atau
kelompok agar mampu mennaggapi presentasi dari kelompok lain.
Berdasarkan implementasi tindakan dan observasi dalam kegiatan yang
dilaksanakan pada siklus 1 hasil belajar IPA dapat diambil dari data secara kuantitatif
melalui penialaian proses dan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada siklus 1
dilakukan melalui penilaian tes dan nontes yaitu berupa penilaian kuis dengan
berbobot 30% dan unjuk kerja dengan bobot 70% .Maka dapat disajikan melalui tabel
distribusi hasil belajar IPA tema mengenal sifat magnet pada siklus 1 sebagai berikut.
-
39
Tabel 4.1
Distribusi Hasil Belajar IPA Tema Mengenal Sifat Magnet Siklus 1
Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase
61-70 2 9,1
71-80 4 18,18
81-90 6 27,27
91-100 10 45,45
Jumlah 22 100
Sumber : Data primer
Tabel 4.1 tentang distribusi hasil belajar IPA tema mengenal sifat magnet
siklus 1 menunjukan bahwa skor terendah pada interval 61-70 yang diperoleh
sebanyak 2 siswa dari total 22 siswa (9,1%) dan skor tertinggi yaitu pada interval 91-
100 yang diperoleh sebanyak 10 siswa dari total 22 siswa (45,45%). Untuk lebih
jelasnya dapat disajikan melalui histogram distribusi hasil belajar sebagai berikut.
Sumber : Data primer
Gambar 4.1
Histogram Distribusi Hasil Belajar IPA Tema Mengenal Sifat Magnet Siklus 1
0
2
4
6
8
10
12
61-70 71-80 81-90 91-100
Jum
lah
Sis
wa
Skor/Nilai
-
40
Gambar 4.1 tentang histogram distribusi hasil belajar IPA tema mengenal sifat
magnet siklus 1 yaitu menunjukan bahwa batang terendah pada interval 61-70
diperoleh sebanyak 2 siswa dari total 22 siswa dan batang tertinggi pada interval 91-
100 menunjukan sebanyak 10 siswa dari total 22 siswa.
Hasil belajar IPA siklus 1 di kelas V SDN Kutowinagun 09 juga dapat
ditunjukan melalui besarnya ketuntasan belajar, untuk menentukan ketuntasan belajar
ditentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci dapat
disajikan pada tabel distribusi ketuntasan belajar IPA sebagai berikut.
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema Mengenal Sifat Magnet Siklus 1
Skor Kriteria Frekuensi Persentase
> 90 Tuntas 10 45.45
< 90 Tidak Tuntas 12 54.55
Jumlah 22 100
Sumber : Data primer
Tabel 4.2 tentang distribusi ketuntasan belajar IPA pada tema mengenal sifat
magnet siklus 1 menunjukan bahwa siswa yang tuntas belajar atau mencapai KKM >
90 terdapat 10 siswa dari total 22 siswa (45,45%) dan siswa yang belum tuntas yaitu
12 siswa dari total 22 siswa (54,55%). Selain itu dapat disajikan melalui diagram
lingkaran distribusi ketuntasan belajar IPA siklus 1 sebagai berikut.
Sumber : Data primer
Gambar 4.2
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema
Mengenal Sifat Magnet siklus 1
45,45 %
54,55%
Tuntas
Tidak Tuntas
-
41
Gambar 4.2 tentang diagram lingkaran distrubusi ketuntasan belajar IPA tema
mengenal sifat magnet siklus 1 nampak bahwa ketidaktuntasan belajar siswa sebesar
54,55% yang ditunjukan dengan warna merah dan ketuntasan belajar siswa sebesar
45,45% yang ditunjukan dengan warna biru pada diagram lingkaran.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2
Dalam pelaksanaan siklus 2 pada pembelajaran IPA tema “membuat magnet
sederhana” melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific
dilakukan melalui 3 prosedur yaitu perencanaan, implementasi tindakan dan
observasi, dan refleksi.
1. Perencanaan Tindakan
Pada perencanaan tindakan siklus 2 ini kegiatan yang dilakukan adalah
penyusunan perangkat pembelajaran meliputi membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan melalui alokasi waktu 4 x 35 menit,
dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.5 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat
magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada tema “ membuat
magnet sederhana” beserta menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. media
yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, Lembar
Kerja Siswa (LKS). Perangkat evaluasi antara lain kuis beserta kunci jawaban dan
kisi-kisi penilaian, rubrik penilaian unjuk kerja aktivitas belajar siswa, instrument
lembar pengamatan guru. Alat dan bahan pembelajaran IPA untuk pertemuan pertama
pada percobaan pertama seperti seperti 1 buah magnet, 1 buah paku berukuran
panjang ± 5 cm, klip/penjepit kertas dan percobaan kedua seperti 1 buah magnet, 1
buah paku berukuran panjang ± 10 cm, klip/penjepit kertas. Pertemuan kedua pada
percobaan seperti 1 buah paku berukuran panjang ± 10 cm, 1 kawat tembaga
berukuran panjang ± 30 cm, 1 buah baterai, klip/penjepit kertas.
2. Implementasi Tindakan Dan Observasi
Pada implementasi tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
yaitu pada pertemuan pertama hari senin 24 maret 2014 dan pertemuan kedua pada
-
42
hari selasa 25 maret 2014 yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan
akhir. Kegiatan-kegiatan pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut.
Pertemuan 1
Pada kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam
selamat pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD
dengan pendekatan Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa
menyimak teks, siswa menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa
mempresentasikan dan siswa menjawab kuis secara individual.
Dalam kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok dari kelompok yang sudah
dibentuk pada siklus pertama. Semua siswa menyimak teks bacaan tentang membuat
magnet sederhana yang sudah diterima. Siswa menanya tentang cara membuat
magnet sederhana, siswa menalar cara membuat magnet sederhana berdasarkan teks
membuat magnet sederhana secara berkelompok. Secara berkelompok semua siswa
mencoba membuktikan sifat magnet yaitu percobaan pertama membuat magnet
sederhana dengan cara induksi, percobaan kedua membuat magnet sederhana dengan
cara menggosok. Siswa dalam kelompok berdiskusi dan mengisi LKS tentang hasil
mencoba membuat magnet sederhana dengan cara induksi dan dengan cara
menggosok. Setelah semua kelompok selesai melakukan perobaan dan mengisi LKS
berdasarkan kelompok yang dipanggil oleh guru siswa mempresentasikan hasil
percobaannya. Siswa lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Siswa
membuat kesimpulan tentang hasil percobaan membuat magnet sederhana dengan
cara induksi dan dengan cara menggosok.
Dalam kegiatan penutup bersama guru menegaskan tentang hasil percobaan
cara membuat magnet sederhana yaitu membuat magnet sederhana dengan cara
induksi dan dengan cara menggosok. Siswa menerima pesan-pesan dari guru, guru
mengakhiri pembelajaran dengan salah satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan
-
43
agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa mengucapkan salam selamat siang
kepada guru.
Pertemuan 2
Pada kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam
selamat pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD
dengan pendekatan Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa
menyimak teks, siswa menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa
mempresentasikan dan siswa menjawab kuis secara individual.
Dalam kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok kembali pada
kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Semua siswa
menyimak teks bacaan tentang membuat magnet sederhana yang sudah diterima.
Siswa menanya bagaimana cara membuat magnet sederhana, Siswa menalar cara
membuat magnet sederhana berdasarkan teks membuat magnet sederhana secara
berkelompok. Secara berkelompok siswa mencoba membuat magnet sederhana yaitu
percobaan melalui mengalirkan arus listrik (electromagnet). Didalam kelompok siswa
berdiskusi untuk mengisi tabel dan jawaban terkait pertanyaan pada LKS mengenai
hasil percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan perobaan dan mengisi
LKS berdasarkan kelompok yang dipanggil oleh guru siswa mempresentasikan hasil
percobaannya. Siswa lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Siswa
membuat kesimpulan tentang hasil percobaan membuat magnet sederhana dengan
cara mengalirkan arus listrik. Siswa menjawab kuis secara lisan, yaitu siswa diberi
kuis wajib dan kuis berebutan. Siswa mengikuti kuis sesuai dengan aturan dan siswa
memperoleh skor dari kuis wajib sebesar 50 dan kuis berebutan skor sebesar 25.
Siswa memperoleh pemberian rekognisi atau penghargaan tim dari guru.
Dalam kegiatan penutup guru bersama siswa melakukan refleksi tentang
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Salah satu siswa memimpin berdoa sesuai
-
44
agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa mengucapkan salam selamat siang
kepada guru.
Hasil observasi terhadap tindakan siklus 2 pada pembelajaran IPA materi
pokok “membuat magnet sederhana” melalui pembelajaran STAD dengan pendekana
Scientific adalah lembar pengamatan implementasi RPP dan lembar pengamatan
aktivitas siswa pada lampiran 2 Sebagai observer yang mengamati jalannya
implementasi RPP adalah guru teman sejawat melalui lembar pengamatan
implementasi RPP yang berjumlah 32 item pernyataan yaitu terdiri dari pra
pembelajaran, membuka pelajaran, kegiatan inti pembelajaran, penutup. Sebagai
observer yang mengamati aktivitas siswa adalah peneliti melalui lembar pengamatan
aktivitas siswa yang berjumlah 10 item terdiri dari indikator 1 sampai indikator 10.
3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus 2 dari pertemuan pertama
dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Hasil di refleksi
implementasi tindakan siklus 2 pada tema tentang membuat magnet sederhana
melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific adalah guru sudah
melakukan pembelajaran dengan baik yaitu sudah sesuai dengan langkah-langkah
kegiatan pada RPP, siswa sudah mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 2 maka secara keseluruhan
memperoleh kelebihan sebagai berikut:
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram sesuai dengan langkah-langkah
model pembelajara STAD dengan pendekatan scientific.
2. Kegiatan pembelajaran didalam kelas nampak hidup dan rasa ingin tahu,
antusias, perhatian siswa mulai meningkat.
3. Proses pembelajaran yang diimplementasikan sudah sesuai dengan RPP yang
telah direncanakan.
4. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific.
-
45
5. Siswa nampak menjadi aktif didalam proses pembelajaran
6. Keberanian dan persaingan positif pada siswa sudah mulai tumbuh dalam
bertanya maupun mengeluarkan pendapat
7. Sosialisasi pada siswa mulai meningkat karena adanya kerja kelompok.
Selain mempunyai kelebihan, maka kelemahan dalam melakukan tindakan
siklus 2 menunjukan siswa belum semua mampu mennaggapi hasil presentasi
kelompok lain solusinya guru perlu memberikan dampingan kepada siswa atau
kelompok lain agar mampu menanggapi presentasi dari kelompok lain.
Berdasarkan implementasi tindakan dan observasi dalam kegiatan yang
dilaksanakan pada siklus 2 hasil belajar IPA dapat diambil dari data secara kuantitatif
melalui penialaian proses dan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada siklus 2
dilakukan melalui penilaian tes dan non tes yaitu berupa penilaian kuis dengan
berbobot 30% dan unjuk kerja dengan bobot 70% .Maka dapat disajikan melalui tabel
distribusi hasil belajar IPA tema membuat magnet sederhana pada siklus 2 sebagai
berikut.
Tabel 4.3
Distribusi Hasil Belajar IPA Tema Membuat Magnet Sederhana Siklus 2
Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase
71-80 3 13,64
81-90 4 18,18
91-100 15 68,18
Jumlah 22 100
Sumber : Data primer
Tabel 4.3 tentang distrubusi hasil belajar IPA tema membuat magnet
sederhana siklus 2 menunjukan bahwa skor terendah pada interval 71-80 yang
diperoleh sebanyak 3 siswa dari total 22 siswa (13,64%) dan skor tertinggi yaitu pada
interval 91-100 yang diperoleh sebanyak 15 siswa dari total 22 siswa (68,18%).
-
46
Untuk lebih jelasnya dapat disajikan melalui histogram distribusi hasil belajar IPA
sebagai berikut.
Sumber : Data primer
Gambar 4.3
Histogram Distribusi Hasil Belajar IPA Tema
Membuat Magnet Sederhana Siklus 2
Gambar 4.3 tentang histogram distribusi hasil belajar IPA tema membuat
magnet sederhana siklus 2 yaitu menunjukan bahwa batang terendah pada interval 71-
80 diperoleh sebanyak 3 siswa dari total 22 siswa dan batang tertinggi pada interval
91-100 menunjukan sebanyak 15 siswa dari total 22 siswa.
Hasil belajar IPA siklus 2 di kelas V SDN Kutowinagun 09 juga dapat
ditunjukan melalui besarnya ketuntasan belajar, untuk menentukan ketuntasan belajar
ditentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci dapat
disajikan pada tabel distribusi ketuntasan belajar IPA sebagai berikut.
Tabel 4.4
Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema Membuat Magnet Sederhana Siklus 2
Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
> 90 Tuntas 15 68.18
< 90 Tidak Tuntas 7 31.82
Jumlah 22 100
Sumber : Data primer
02468
10121416
71-80 81-90 91-100
Jum
lah
Sis
wa
Skor/Nilai
-
47
Tabel 4.4 tentang distribusi ketuntasan belajar IPA pada tema membuat
magnet sederhana siklus 2 menunjukan bahwa siswa yang tuntas belajar atau
mencapai KKM > 90 terdapat 15 siswa dari total 22 siswa (68,18%) dan siswa yang
belum tuntas yaitu 7 siswa dari total 22 siswa (31,82%). Selain itu dapat disajikan
melalui diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar IPA siklus 2 sebagai berikut.
Sumber : Data primer
Gambar 4.4
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema
Membuat Magnet Sederhana siklus 2
Gambar 4.4 tentang diagram lingkaran distrubusi ketuntasan belajar IPA tema
membuat magnet sederhana siklus 2 nampak bahwa ketidaktuntasan belajar siswa
sebesar 32,82% yang ditunjukan dengan warna merah dan ketuntasan belajar siswa
sebesar 68,18% yang ditunjukan dengan warna biru pada diagram lingkaran.
4.1.4 Hasil Penelitian Siklus 3
Dalam pelaksanaan siklus 3 pada pembelajaran IPA tema “membuat kompas
sederhana” melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific
dilakukan melalui 3 prosedur yaitu perencanaan, implementasi tindakan dan
observasi, dan refleksi.
1. Perencanaan Tindakan
Pada perencanaan tindakan siklus 3 ini kegiatan yang dilakukan adalah
penyusunan perangkat pembelajaran meliputi membuat Rencana Pelaksanaan
68,18%
31,82 % Tuntas
Tidak Tuntas
-
48
Pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan melalui alokasi waktu 4 x 35 menit,
dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.5 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat
magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada tema “ membuat
kompas sederhana” beserta menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. media
yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, Lembar
Kerja Siswa (LKS). Perangkat evaluasi antara lain kuis beserta kunci jawaban dan
kisi-kisi penilaian, rubrik penilaian unjuk kerja aktivitas belajar siswa, instrument
lembar pengamatan guru. Alat dan bahan pembelajaran IPA untuk pertemuan pertama
pada percobaan seperti 1 buah magnet batang, tali atau benang, tempat
penggantungan dan 1 buah kompas. Pertemuan kedua pada percobaan seperti 1 buah
magnet, 2 buah jarum, gabus/sterofoam, mangkuk, dan air.
2. Implementasi Tindakan Dan Observasi
Pada implementasi tindakan siklus 3 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
yaitu pada pertemuan pertama hari selasa 1 april 2014 dan pertemuan kedua pada hari
kamis 3 april 2014 yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.
Kegiatan-kegiatan pembelajaran siklus 3 adalah sebagai berikut.
Pertemuan 1
Pada kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam
selamat pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD
dengan pendekatan Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa
menyimak teks, siswa menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa
mempresentasikan dan siswa menjawab kuis secara individual.
Dalam kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok dari kelompok yang sudah
dibentuk pada siklus sebelumnya. Semua siswa menyimak teks bacaan tentang
membuat kompas sederhana yang sudah diterima. Siswa menanya bagaimana cara
membuat kompas sederhana dengan cara magnet batang, Siswa menalar cara
-
49
membuat kompas sederhana dengan magnet batang berdasarkan teks membuat
kompas sederhana secara berkelompok. Secara berkelompok semua siswa mencoba
membuat kompas sederhana yaitu percobaan pertama membuat kompas sederhana
dengan magnet batang. Didalam kelompok siswa berdiskusi untuk mengisi tabel dan
jawaban terkait pertanyaan pada LKS mengenai hasil percobaan. Setelah semua
kelompok selesai melakukan perobaan dan mengisi LKS berdasarkan kelompok yang
dipanggil oleh guru siswa mempresentasikan hasil percobaannya. Siswa lain
menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Siswa membuat kesimpulan tentang
hasil percobaan membuat kompas sederhana dengan magnet batang.
Dalam kegiatan penutup bersama guru menegaskan tentang hasil percobaan
cara membuat kompas sederhana yaitu membuat kompas sederhana dengan cara
menggunakan magnet batang. Siswa menerima pesan-pesan dari guru, guru
mengakhiri pembelajaran dengan salah satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa mengucapkan salam selamat siang
kepada guru.
Pertemuan 2
Pada kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam
selamat pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD
dengan pendekatan Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa
menyimak teks, siswa menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa
mempresentasikan dan siswa menjawab kuis secara individual.
Dalam kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok kembali pada
kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Semua siswa
menyimak teks bacaan tentang membuat kompas sederhana yang sudah diterima.
Siswa menanya bagaimana cara membuat kompas sederhana dengan jarum pentul,
Siswa terlihat yang menalar cara membuat magnet sederhana dengan jarum pentul
berdasarkan teks membuat kompas sederhana secara berkelompok. Secara
-
50
berkelompok siswa mencoba membuat kompas sederhana yaitu percobaan dengan
jarum pentul terlihat 1 siswa tidak melakukan percobaan. Didalam kelompok siswa
berdiskusi untuk mengisi tabel dan jawaban terkait pertanyaan pada LKS mengenai
hasil percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan perobaan dan mengisi
LKS berdasarkan kelompok yang dipanggil oleh guru siswa mempresentasikan hasil
percobaannya. Siswa lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Siswa
membuat kesimpulan tentang hasil percobaan membuat kompas sederhana dengan
jarum pentul. Siswa menjawab kuis secara lisan, yaitu siswa diberi kuis wajib dan
kuis berebutan. Siswa mengikuti kuis sesuai dengan aturan dan siswa memperoleh
skor dari kuis wajib sebesar 50 dan kuis berebutan skor sebesar 25. Siswa
memperoleh pemberian rekognisi atau penghargaan tim dari guru.
Dalam kegiatan penutup guru bersama siswa melakukan refleksi tentang
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Salah satu siswa memimpin berdoa sesuai
agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa mengucapkan salam selamat siang
kepada guru.
Hasil observasi terhadap tindakan siklus 3 pada pembelajaran IPA tema
“membuat kompas sederhana” melalui pembelajaran STAD dengan pendekana
Scientific adalah lembar pengamatan implementasi RPP dan lembar pengamatan
aktivitas siswa pada lampiran 3. Sebagai observer yang mengamati jalannya
implementasi RPP adalah guru teman sejawat melalui lembar pengamatan
implementasi RPP yang berjumlah 31 item pernyataan yaitu terdiri dari pra
pembelajaran, membuka pelajaran, kegiatan inti pembelajaran, penutup. Sebagai
observer yang mengamati aktivitas siswa adalah peneliti melalui lembar pengamatan
aktivitas siswa yang berjumlah 10 item terdiri dari indikator 1 sampai indikator 10.
3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus 1 dari pertemuan pertama
dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Hasil di refleksi
implementasi tindakan siklus 1 pada materi tentang sifat magnet melalui model
-
51
pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific adalah guru sudah melakukan
pembelajaran dengan baik yaitu sudah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pada
RPP, siswa sudah mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran
Hasil pengamatan pada siklus 1 maka secara keseluruhan memperoleh
kelebihan sebagai berikut:
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram sesuai dengan langkah-langkah
model pembelajara STAD dengan pendekatan scientific.
2. Kegiatan pembelajaran didalam kelas nampak hidup dan rasa ingin tahu,
antusias, perhatian siswa mulai meningkat.
3. Proses pembelajaran yang diimplementasikan sudah sesuai dengan RPP yang
telah direncanakan.
4. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific.
5. Siswa nampak menjadi aktif didalam proses pembelajaran
6. Keberanian dan persaingan positif pada siswa sudah mulai tumbuh dalam
bertanya maupun mengeluarkan pendapat
7. Sosialisasi pada siswa mulai meningkat karena adanya kerja kelompok.
Hasil implementasi tindakan dan observasi dalam kegiatan yang dilaksanakan
pada siklus 3 hasil belajar IPA dapat diambil dari data secara kuantitatif melalui
penialaian proses dan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada siklus 3 dilakukan
melalui penilaian tes dan nontes yaitu berupa penilaian kuis dengan berbobot 30%
dan unjuk kerja dengan bobot 70% .Maka dapat disajikan melalui tabel distribusi
hasil belajar IPA tema membuat kompas sederhana pada siklus 3 sebagai berikut.
-
52
Tabel 4.5
Distrubusi Hasil Belajar IPA Tema Membuat Kompas Sederhana Siklus 3
Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase
81-90 1 4,55
91-100 21 95,45
22 100
Sumber : Data primer
Tabel 4.5 tentang distribusi hasil belajar IPA tema membuat kompas
sederhana siklus 3 menunjukan bahwa skor terendah pada interval 71-80 yang
diperoleh sebanyak 1 siswa dari total 22 siswa (4,55%) dan skor tertinggi yaitu pada
interval 91-100 yang diperoleh sebanyak 21 siswa dari total 22 siswa (95,45%).
Untuk lebih jelasnya dapat disajikan melalui histogram distribusi hasil belajar IPA
sebagai berikut.
Sumber : Data primer
Gambar 4.5
Histogram Distribusi Hasil Belajar IPA Tema
Membuat Kompas Sederhana Siklus 3
0
5
10
15
20
25
81-90 91-100
-
53
Gambar 4.5 tentang histogram distribusi hasil belajar IPA tema membuat
kompas sederhana siklus 3 yaitu menunjukan bahwa batang terendah pada interval
71-80 diperoleh sebanyak 1 siswa dari total 22 siswa dan batang tertinggi pada
interval 91-100 menunjukan sebanyak 21 siswa dari total 22 siswa.
Hasil belajar IPA siklus 3 di kelas V SDN Kutowinagun 09 juga dapat
ditunjukan melalui besarnya ketuntasan belajar, untuk menentukan ketuntasan belajar
ditentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci dapat
disajikan pada tabel distribusi ketuntasan belajar IPA tema membuat kompas
sederhana sebagai berikut.
Tabel 4.6
Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema Membuat Kompas Sederhana Siklus 3
Skor Kriteria Frekuensi Persentase
> 90 Tuntas 21 95,45
< 90 Tidak Tuntas 1 4,55
Jumlah 22 100
Sumber : Data primer
Tabel 4.6 tentang distribusi ketuntasan belajar IPA pada tema membuat
kompas sederhana siklus 3 menunjukan bahwa siswa yang tuntas belajar atau
mencapai KKM > 90 terdapat 21 siswa dari total 22 siswa (95,45%) dan siswa yang
belum tuntas yaitu 1 siswa dari total 22 siswa (4,55%). Selain itu dapat disajikan
melalui diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar IPA siklus 3 sebagai berikut.
-
54
Sumber : Data primer
Gambar 4.6
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema
Membuat Kompas Sederhana Siklus 3
Gambar 4.6 tentang diagram lingkaran distrubusi ketuntasan belajar IPA tema
membuat kompas sederhana siklus 3 nampak bahwa ketidaktuntasan belajar siswa
sebesar 4,55% yang ditunjukan dengan warna merah dan ketuntasan belajar siswa
sebesar 95,45% yang ditunjukan dengan warna biru pada diagram lingkaran.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian pra siklus hasil belajar IPA siswa kelas V SDN
Kutowinangun 09 Salatiga pada semester 1 menunjukan bahwa tidak seorangpun dari
22 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu > 90 dengan
perolehan skor terendah 18 dan skor tertinggi 25 dengan skor rata-rata 21. Perolehan
skor hasilbelajar tersebut masih jauh dari KKM yang telah ditentukan yaitu > 90. Hal
tersebut sangat dimungkinkan karena penilaian hasil belajar yang dilakukan pada
kelas V hanya berupa penilaian tes formatif saja. Padahal hasil belajar menurut
Winkel (2007 : 59) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan
yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu pembelajaran. Leo sutrisno (2008:25)
mengemukakan “hasil belajar” merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa
terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur
95,45%
4,55
Tuntas
Tidak Tuntas
-
55
dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan
sasaran. Hal ini dikuatkan oleh Taksonomi Bloom yang membagi tujuan
pembelajaran menjadi 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian
kognitif dapat dilakukan dengan tes yang dapat berupa tes formatif sedangkan
penilaian afektif dapat berupa penilaian siswa dalam presentasi, menyampaikan
pendapat dalam diskusi dan psikomotornya dapat berupa penilaian ketika siswa
mencatat rangkuman materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Jadi dari beberapa
definisi hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah proses
penilaian melalui kegiatan atau prosedur yang menghasilkan skor dari unjuk kerja dan
tes. Namun kenyataan yang terjadi pada pra siklus guru belum menggunakan
penilaian aktivitas sebagai hasil belajar siswa yang berupa penilaian pada aspek
afektif dan psikomotor.
Kegiatan memeberikan angka tersebut dapat bermakna apabila dilakukan
sebuah asesmen. Asesmen menurut Wardani Naniek Sulistya (Asesmen Pembelajaran
, 2012: 50) adalah proses pengambilan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar siswa. Pengolahan tersebut dapat berupa evaluasi hasil
belajar yang berupa tes dan nontes. Asesmen yang dilakukan pada siklus 1, siklus 2
dan siklus 3 dilakukan dengan tes yang berupa tes lisan (kuis) dan unjuk kerja yang
dianalisis dengan menggunakan statistic sederhana melalui penjumlahan sederhana
dan presentase.
Berdasarkan hasil penelitian di kelas V SDN Kutowinangun 09 setelah
melakukan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran STAD dengan
pendekatan Scientific terjadi bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut
terbukti sebelum dilakukan penelitian pada pra siklus hasil belajar siswa memperoleh
skor rata-rata 21 dan setelah dilakukan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata menjadi
85,5 dengan skor minimal sebesar 63,5 dan skor maksimal sebesar 93. Perolehan skor
tersebut mengartikan pembelajaran sudah berhasil dengan baik melalui indikator
keberhasilannya KKM > 90 dengan tingkat keberhasilan 45,45% dari jumlah total
-
56
sebanyak 22 siswa. Pada siklus 1 ini hasil belajar siswa sudah meningkat tetapi masih
ada siswa yang belum tuntas sebesar 54,55%.
Perolehan hasil belajar pada siklus 1 ini belum tercapai secara optimal,
beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus 1 ini antara lain belum
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakanan langkah-langkah model
pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific, sehingga siswa kurang paham
kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajaran yang
menyebabkan siswa merasa bingung dan cenderung ramai sendiri, selain itu alokasi
waktu melebihi rancangan pelaksanaan pembelajaran. Pada penyampaian refleksi
pembelajaran belum dilakukan secara maksimal dan belum ada tindak lanjut
pembelajaran. Untuk itu perlu adanya solusi untuk mengatasi kekurangan tersebut
agar siswa dapat secara optimal melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat.
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 menunjukan adanya peningkatan
yang cukup baik. Namun demikian ketuntasan hasil belajar siswa masih belum
mencapai keberhasilan yang diharapkan yaitu sebesar 90% karena itu pada siklus 2
penelitian ini di fokuskan pada kekurangan-kekurangan di siklus 1.
Selama proses pembelajaran pada siklus 2 siswa nampak lebih aktif dalam
melakukan aktivitas pembelajaran hal ini disebabkan penyampaian tujuan
pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran STAD
dengan pendekatan scientific sudah dilakukan dengan jelas sehingga siswa
mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajara selain itu
penyampaian refleksi pembelajaran dan tindak lanjut sudah dilakukan dengan sangat
baik namun pengelolaan waktu masih perlu ditingkatkan lagi. Pada siklus 2
ketuntasan belajar meningkat menjadi 68,18% dan skor rata-rata sebesar 90,14
dengan perolehan skor maksimal sebesar 100 dan skor minimal 71. Walaupun
presentase ketuntasan belajar sudah cukup besar pada siklus 2 tetapi belum memenuhi
-
57
ketuntasan yang ingin di capai yaitu sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu
diadakan tindakan siklus 3.
Pada siklus 3 peningkatan hasil belajar siswa sudah sangat bagus. Namun,
ketuntasan belajar siswa belum tercapai secara maksimal. Dari kegiatan refleksi yang
dilakukan pada siklus 2 teridentifikasi bahwa pengelolaan waktu masih belum
dilakukan secara maksimal sehingga masih ada beberapa kegiatan yang dilakukan
secara terburu-buru. Selebihnya semua kegiatan telah dilakukan dengan baik guru.
Pada siklus 3 ini penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada
kekurangan di siklus 2. Selama proses pembelajaran di siklus 3 ini siswa sudah
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak malu-malu lagi dalam
menyampaikan pendapat mereka, dan diskusi kelompok berjalan dengan sangat baik.
Ketuntasan belajar siswa pada siklus 3 meningkat menjadi 95,45% dengan skor
maksimal 100, skor minimal 86 dan skor rata-rata 95,73. Presentase ketuntasan
belajar pada siklus 3 belum mencapai 100% namun dapat dikatakan bahwa siswa
telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi standar ketuntasan belajar
90% dengan demikian penggunaan model pembelajaran STAD dengan pendekatan
scientific dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil tindakan yang dilakukan melalui model pembelajaran STAD dengan
pendekatan Scientific pada pembelajaran IPA kelas V di SDN Kutowinangun 09
semester II tahun ajaran 2013/2014 menunjukan bahwa keberhasilan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3.
Keberhasilan hasil belajar siswa tersebut disajikan pada tabel 4.7 berikut ini.
-
58
Tabel 4.7
Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA
Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3
Sumber : Data primer
Tabel 4.7 tentang distribusi perbandingan ketuntasan belajar pra siklus, siklus
1, siklus 2 dan siklus 3 pada pembelajaran IPA dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) > 90 nampak bahwa pada pra siklus tidak ada yang tuntas atau 100% tidak
tuntas, siklus 1 nampak yang tuntas ada 10 siswa (45,45 %) dan yang tidak tuntas 12
siswa (54,55) dari total 22 siswa. Pada siklus 2 menunjukan yang tuntas ada 15 siswa
(68,18 %) dan yang tidak tuntas ada 7 siswa (31,82 %) dari total 22 siswa. Kemudian
siklus 3 terlihat yang tuntas ada 21 siswa (95,45 %) dan yang tidak tuntas ada 1 siswa
(4,55 %) dari total 22 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan melalui grafik
batang distribusi perbandingan ketuntasan belajar pra siklus, siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3 sebagai berikut.
Ketuntasan
Belajar
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tuntas 0 0 10 45,45 15 68,18 21 95,45
Tidak tuntas 22 100 12 54,55 7 31,82 1 4,55
Jumlah 22 100 22 100 22 100 22 100
-
59
Sumber : Data primer
Gambar 4.7
Grafik Batang Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA pra
siklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3
Gambar 4.7 tentang grafik batang distribusi perbandingan ketuntasan belajar
pra siklus, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 nampak bahwa pada pra siklus tidak ada
seorangpun yang tuntas dari 22 siswa. Pada siklus 1 siswa yang tuntas sebanya 10
dari total 22 siswa. Pada siklus 2 meningkat sebanyak 15 dari total 22 siswa. Pada
siklus 3 meningkat sebanyak 21 dari total 22 siswa. Untuk mengetahui perbandingan
skor minimal, skor maksimal, skor rata-rata dari pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan
siklus 3 dapat disajikan pada gambar 4.8 berikut.
Tabel 4.8
Perbandingan Skor Minimal, Skor Maksimal, Skor Rata-rata IPA pada
Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2, dan Siklus 3
Perbandingan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Skor Minimal 18 63,5 71 86
Skor Maksimal 25 93 100 100
Skor Rata-rata 21 85,5 90,14 95,36
Sumber : Data primer
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Jum
lah
Sis
wa
Antar Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
-
60
Tabel 4.8 nampak bahwa skor minimal pada pra siklus yaitu sebesar 18
mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 63,5 kemudian pada siklus 2
meningkat menjadi 71 dan siklus 3 meningkat menjadi 86. Setiap skor minimal juga
diikuti skor maksimal hal tersebut nampak pada skor maksimal pada pra siklus yaitu
sebesar 25 meningkat menjadi 93 pada siklus 2 dan 3 meningkat mencapai 100. Skor
minimal dan skor maksimal pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 juga diikuti pada
peningkatan skor rata-rata yaitu pada pra siklus sebesar 21 dan meningkat menjadi
90,14 kemudian meningkat pada siklus 3 sebesar 95,36. Perbandingan ketuntasan
hasil belajar, skor minimal, skor maksimal dan skor rata-rata untuk lebih jelasnya
disajikan pada gambar 4.8 berikut.
Sumber : Data Primer
Gambar 4.8
Distribusi Perbandingan Skor Minimal, Skor Maksimal, Skor Rata-rata IPA
pada Pra siklus, Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3
Gambar 4.8 tentang perbandingan skor minimal nampak bahwa terjadi
peningkatan yaitu pada pra siklus sebesar 18 mengalami peningkatan pada siklus 1
sebesar 63,5 kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 71 dan pada siklus 3
meningkat menjadi sebesar 86. Setiap kenaikan skor minimal tersebut juga diikuti
oleh kenaikan skor maksimal dari pra siklus yaitu sebesar 25 pada siklus 1 meningkat
menjadi 93 kemudian pada siklus 2 dan siklus 3 skor maksimal meningkat menjadi
100. Kenaikan skor minimal dan skor maksimal juga diikuti peningkatan perolehan
18
63,5
7186
25
93100 100
21
85,590,14 95,36
0
20
40
60
80
100
120
pra siklus siklus 1 siklus 2 siklus 3
skor minimal
skor maksimal
skor rata-rata
-
61
skor rata-rata dari pra siklus yaitu sebesar 21 meningkat siklus 1 menjadi 85,5 pada
siklus 2 meningkat menjadi 90,14 dan pada siklus 3 skor rata-rata sebesar 95,36. Skor
minimal, skor maksimal dan skor rata-rata mempengaruhi hasil belajar yang
bermuara pada ketuntasan belajar, maka dari itu dapat disajikan pada gambar 4.9
beirkut ini.
Sumber : Data primer
Gambar 4.9
Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Pra siklus, Siklus 1,
Siklus 2 dan Siklus 3
Berdasarkan gambar 4.9 mengenai distribusi perbandingan ketuntasan belajar
pra siklus, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukan bahwa pada pra siklus tidak
ada seorangpun yang tuntas dari 22 siswa. Pada siklus 1 siswa yang tuntas 45,45.
Pada siklus 2 meningkat 86,36. Pada siklus 3 meningkat 95,45.
Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa peningkatan hasil
belajar IPA dapat diupayakan melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan
scientific siswa kelas V SDN Kutowinangun 09 Salatiga semester II tahun ajaran
2013/2014.
0 %
45.45 %
86.18 %95.45 %
0
20
40
60
80
100
120
pra siklus siklus 1 siklus 2 siklus 3