bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil ... · membuktikan sifat magnet yaitu percobaan...

29
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas V di SDN Kutowinangun 09 Salatiga semester II tahun 2013/2014 menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA guru belum pernah menggunakan model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific sehingga dalam pembelajaran IPA tidak ada aktivitas seperti siswa membentuk kelompok, siswa menyimak teks bacaan, siswa menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa mempresentasikan, siswa mengerjakan kuis individu. Sebagai penilaian yang dilakukan hanya mendasarkan pada hasil tes saja yaitu dari nilai ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, sementara itu untuk penilaian non tes yang berupa unjuk kerja siswa dapat. Dalam pembelajaran nampak guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Sedangkan siswa di dalam pembelajaran 80 % nampak diam, mendengarkan, mencatat, tanya jawab dan mengerjakan soal atau tugas. Disamping itu untuk melaksanakan pembelajaran, guru tidak membuat RPP sendiri karena RPP yang diperoleh dari KKG (Kerja Kelompok Guru). Dalam pembelajaran guru mengawali dengan salam pembuka, melakukan absensi, menyampaiakan materi dengan siswa mencatat, tanya jawab dan memberikan tugas. Hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Kutowinangun 09 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) > 90 menunjukan bahwa dari 22 siswa tidak ada yang tuntas atau 100% tidak tuntas. Hal ini diperkuat dengan hasil belajar siswa yang diperoleh yaitu skor minimal sebesar 18, skor maksimal sebesar 25 dan skor rata-rata sebesar 21. Jadi skor yang ditunjukkan dari skor minimal, skor maksimal, skor rata- rata maka nampak bahwa skor yang diperoleh siswa dibawah dari skor KKM yang ditetapkan.

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 33

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

    Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas V di SDN Kutowinangun 09

    Salatiga semester II tahun 2013/2014 menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA

    guru belum pernah menggunakan model pembelajaran STAD dengan pendekatan

    scientific sehingga dalam pembelajaran IPA tidak ada aktivitas seperti siswa

    membentuk kelompok, siswa menyimak teks bacaan, siswa menanya, siswa menalar,

    siswa mencoba, siswa mempresentasikan, siswa mengerjakan kuis individu. Sebagai

    penilaian yang dilakukan hanya mendasarkan pada hasil tes saja yaitu dari nilai

    ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, sementara itu

    untuk penilaian non tes yang berupa unjuk kerja siswa dapat. Dalam pembelajaran

    nampak guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.

    Sedangkan siswa di dalam pembelajaran 80 % nampak diam, mendengarkan,

    mencatat, tanya jawab dan mengerjakan soal atau tugas. Disamping itu untuk

    melaksanakan pembelajaran, guru tidak membuat RPP sendiri karena RPP yang

    diperoleh dari KKG (Kerja Kelompok Guru). Dalam pembelajaran guru mengawali

    dengan salam pembuka, melakukan absensi, menyampaiakan materi dengan siswa

    mencatat, tanya jawab dan memberikan tugas.

    Hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Kutowinangun 09 dengan Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM) > 90 menunjukan bahwa dari 22 siswa tidak ada yang

    tuntas atau 100% tidak tuntas. Hal ini diperkuat dengan hasil belajar siswa yang

    diperoleh yaitu skor minimal sebesar 18, skor maksimal sebesar 25 dan skor rata-rata

    sebesar 21. Jadi skor yang ditunjukkan dari skor minimal, skor maksimal, skor rata-

    rata maka nampak bahwa skor yang diperoleh siswa dibawah dari skor KKM yang

    ditetapkan.

  • 34

    4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1

    Pelaksanaan siklus 1 pada pembelajaran IPA tema “mengenal sifat magnet”

    melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific dilakukan melalui 3

    prosedur yaitu perencanaan, implementasi tindakan dan observasi, dan refleksi.

    1. Perencanaan Tindakan

    Perencanaan tindakan siklus 1 ini kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan

    perangkat pembelajaran meliputi membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    untuk 2 kali pertemuan melalui alokasi waktu 4 x 35 menit, dengan Kompetensi

    Dasar (KD) 3.5 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta

    penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada tema “ mengenal sifat magnet”

    beserta menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. media yang digunakan dalam

    pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS).

    Perangkat evaluasi antara lain kuis beserta kunci jawaban dan kisi-kisi penilaian,

    rubrik penilaian unjuk kerja aktivitas belajar siswa, instrument lembar pengamatan

    guru. Alat dan bahan pembelajaran IPA untuk pertemuan pertama pada percobaan

    pertama seperti 1 buah magnet, sendok, paku, peniti, sekrup, serat dalam kabel,

    pensil, bolpoin, penghapus, tusuk gigi, karet gelang dan percobaan kedua 2 buah

    magnet, serbuk besi, selembar kertas karton. Percobaan ketiga seperti 2 buah magnet

    batang. Dan percobaan keempat seperti 1 buah magnet, meja siswa, triplek, selembar

    kardus, beberapa buku tulis, selembar kertas HVS, 5 buah klip/penjepit kerta.

    Pertemuan kedua pada percobaan pertama seperti 1 buah magnet batang, tali, tempat

    penggantungan dan percobaan kedua seperti 1 buah magnet, serbuk besi, dan kertas

    HVS.

    2. Implementasi Tindakan Dan Observasi

    Pada implementasi tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

    yaitu pada pertemuan pertama hari senin 17 maret 2014 dan pertemuan kedua pada

    hari selasa 18 maret 2014 yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan

    akhir. Kegiatan-kegiatan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut.

  • 35

    Pertemuan 1

    Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam selamat

    pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama

    dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah

    pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD dengan pendekatan

    Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa menyimak teks, siswa

    menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa mempresentasikan dan siswa

    menjawab kuis secara individual.

    Kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok yang ditunjuk guru dengan setiap

    kelompok beranggotakan 4 siswa dan 2 siswa yang tersisa bergabung dikelompok 1

    dan kelompok 5. Guru menamai kelompok 1 di depan barisan sebelah kanan dan

    kelompok 2 di belakang kelompok 1, untuk kelompok 3 didepan pada barisan tengah

    dan kelompok 4 dibelakang kelompok 3, untuk kelompok 5 disebelah barisan kiri.

    Semua siswa menyimak teks bacaan tentang mengenal sifat magnet yang sudah

    diterima. Terlihat siswa menanya tentang sifat magnet, selanjutnya siswa terlihat

    menalar sifat-sifat magnet secara berkelompok. Secara berkelompok semua siswa

    mencoba membuktikan sifat magnet yaitu percobaan pertama melalui sifat magnet

    dapat menarik benda-benda tertentu, percobaan kedua sifat magnet mempunyai gaya

    tarik magnet terbesar pada kutub-kutubnya, sifat magnet dapat tarik menarik dan

    tolak menolak, sifat gaya tarik magnet dapan menembus benda. Didalam kelompok

    siswa berdiskusi untuk mengisi tabel dan jawaban terkait pertanyaan pada LKS

    tentang hasil percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan perobaan dan

    mengisi LKS berdasarkan kelompok yang dipanggil oleh guru siswa

    mempresentasikan hasil percobaannya. Siswa lain menanggapi kelompok yang

    sedang presentasi. Siswa membuat kesimpulan tentang hasil percobaan sifat-sifat

    magnet yaitu sifat magnet dapat menarik benda-benda tertentu, sifat magnet

    mempunyai gaya tarik magnet terbesar pada kutub-kutubnya, sifat magnet dapat tarik

    menarik dan tolak menolak, sifat gaya tarik magnet dapat menembus benda.

  • 36

    Kegiatan penutup Siswa bersama guru menegaskan tentang hasil percobaan

    sifat magnet yaitu sifat magnet dapat menarik benda-benda tertentu, sifat magnet

    mempunyai gaya tarik magnet terbesar pada kutub-kutubnya, sifat magnet dapat tarik

    menarik dan tolak menolak dan sifat gaya tarik magnet dapat menembus benda.

    Siswa menerima pesan-pesan dari guru, guru mengakhiri pembelajaran dengan salah

    satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

    Siswa mengucapkan salam selamat siang kepada guru.

    Pertemuan 2

    Kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam selamat

    pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama

    dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan langkah-langkah

    pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD dengan pendekatan

    Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa menyimak teks, siswa

    menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa mempresentasikan dan siswa

    menjawab kuis secara individual.

    Kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok kembali pada kelompoknya

    masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Siswa mengungkapkan kembali

    tentang hasil percobaan membuktikan sifat-sifat magnet yaitu sifat magnet dapat

    menarik benda-benda tertentu, sifat magnet mempunyai gaya tarik magnet terbesar

    pada kutub-kutubnya, sifat magnet dapat tarik menarik dan tolak menolak dan sifat

    gaya tarik magnet dapat menembus benda. Secara berkelompok siswa mencoba

    membuktikan sifat magnet yaitu percobaan pertama melalui sifat magnet yang dapat

    menunjukan arah utara dan selatan apabila digantung bebas, percobaan kedua melalui

    membuktikan sifat magnet yang dapat mempunyai medan magnet. Didalam

    kelompok siswa berdiskusi untuk mengisi tabel dan jawaban terkait pertanyaan pada

    LKS tentang hasil percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan perobaan

    dan mengisi LKS, berdasarkan kelompok yang dipanggil oleh guru siswa

    mempresentasikan hasil percobaannya. Siswa lain menanggapi kelompok yang

    sedang presentasi. Siswa membuat kesimpulan tentang hasil percobaan sifat-sifat

  • 37

    magnet yaitu sifat magnet yang dapat menunjukan arah utara dan selatan dan sifat

    magnet mempunyai medan magnet. Siswa menjawab kuis secara lisan, yaitu siswa

    diberi kuis wajib dan kuis berebutan. Siswa mengikuti kuis sesuai dengan aturan dan

    siswa memperoleh skor dari kuis wajib sebesar 50 dan kuis berebutan skor sebesar

    25. Siswa memperoleh pemberian rekognisi atau penghargaan tim dari guru.

    Dalam kegiatan penutup guru bersama siswa melakukan refleksi tentang

    proses pembelajaran yang telah dilakukan. Salah satu siswa memimpin berdoa sesuai

    agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa mengucapkan salam selamat siang

    kepada guru.

    Hasil observasi terhadap tindakan siklus 1 pada pembelajaran IPA tema

    “mengenal sifat magnet” melalui pembelajaran STAD dengan pendekana Scientific

    adalah lembar pengamatan implementasi RPP dan lembar pengamatan aktivitas siswa

    yang terdapat pada lampiran 1 Sebagai observer yang mengamati jalannya

    implementasi RPP adalah teman sejawat melalui lembar pengamatan implementasi

    RPP yang berjumlah 33 item pernyataan yaitu terdiri dari pra pembelajaran,

    membuka pelajaran, kegiatan inti pembelajaran, penutup. Sebagai observer yang

    mengamati aktivitas siswa adalah peneliti melalui lembar pengamatan aktivitas siswa

    yang berjumlah 10 item terdiri dari indikator 1 sampai indikator 13.

    3. Refleksi

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus 1 dari pertemuan pertama

    dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Hasil di refleksi

    implementasi tindakan siklus 1 pada tema tmengenal sifat magnet melalui model

    pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific adalah guru sudah melakukan

    pembelajaran dengan baik yaitu sudah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pada

    RPP, siswa sudah mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran

  • 38

    Hasil pengamatan pada siklus 1 maka secara keseluruhan memperoleh

    kelebihan sebagai berikut:

    1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram sesuai dengan langkah-langkah

    model pembelajara STAD dengan pendekatan scientific.

    2. Kegiatan pembelajaran didalam kelas nampak hidup dan rasa ingin tahu,

    antusias, perhatian siswa mulai meningkat.

    3. Proses pembelajaran yang diimplementasikan sudah sesuai dengan RPP yang

    telah direncanakan.

    4. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific.

    Selain mempunyai kelebihan, maka kelemahan dalam melakukan tindakan

    siklus 1 menunjukan sebagai berikut.

    1. Pengelolaan waktu yang masih kurang dalam proses pembelajaran solusinya

    adalah pengelolaan waktu perlu ditingkatkan

    2. Siswa belum teratur dalam membentuk kelompok solusinya adalah perlu

    adanya bimbingan dalam membentuk kelompok pada siswa.

    3. Belum semua siswa mampu menaggapi hasil presentasi kelompok lain

    solusinya adalah memberikan memberikan dampingan kepada siswa atau

    kelompok agar mampu mennaggapi presentasi dari kelompok lain.

    Berdasarkan implementasi tindakan dan observasi dalam kegiatan yang

    dilaksanakan pada siklus 1 hasil belajar IPA dapat diambil dari data secara kuantitatif

    melalui penialaian proses dan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada siklus 1

    dilakukan melalui penilaian tes dan nontes yaitu berupa penilaian kuis dengan

    berbobot 30% dan unjuk kerja dengan bobot 70% .Maka dapat disajikan melalui tabel

    distribusi hasil belajar IPA tema mengenal sifat magnet pada siklus 1 sebagai berikut.

  • 39

    Tabel 4.1

    Distribusi Hasil Belajar IPA Tema Mengenal Sifat Magnet Siklus 1

    Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase

    61-70 2 9,1

    71-80 4 18,18

    81-90 6 27,27

    91-100 10 45,45

    Jumlah 22 100

    Sumber : Data primer

    Tabel 4.1 tentang distribusi hasil belajar IPA tema mengenal sifat magnet

    siklus 1 menunjukan bahwa skor terendah pada interval 61-70 yang diperoleh

    sebanyak 2 siswa dari total 22 siswa (9,1%) dan skor tertinggi yaitu pada interval 91-

    100 yang diperoleh sebanyak 10 siswa dari total 22 siswa (45,45%). Untuk lebih

    jelasnya dapat disajikan melalui histogram distribusi hasil belajar sebagai berikut.

    Sumber : Data primer

    Gambar 4.1

    Histogram Distribusi Hasil Belajar IPA Tema Mengenal Sifat Magnet Siklus 1

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    61-70 71-80 81-90 91-100

    Jum

    lah

    Sis

    wa

    Skor/Nilai

  • 40

    Gambar 4.1 tentang histogram distribusi hasil belajar IPA tema mengenal sifat

    magnet siklus 1 yaitu menunjukan bahwa batang terendah pada interval 61-70

    diperoleh sebanyak 2 siswa dari total 22 siswa dan batang tertinggi pada interval 91-

    100 menunjukan sebanyak 10 siswa dari total 22 siswa.

    Hasil belajar IPA siklus 1 di kelas V SDN Kutowinagun 09 juga dapat

    ditunjukan melalui besarnya ketuntasan belajar, untuk menentukan ketuntasan belajar

    ditentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci dapat

    disajikan pada tabel distribusi ketuntasan belajar IPA sebagai berikut.

    Tabel 4.2

    Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema Mengenal Sifat Magnet Siklus 1

    Skor Kriteria Frekuensi Persentase

    > 90 Tuntas 10 45.45

    < 90 Tidak Tuntas 12 54.55

    Jumlah 22 100

    Sumber : Data primer

    Tabel 4.2 tentang distribusi ketuntasan belajar IPA pada tema mengenal sifat

    magnet siklus 1 menunjukan bahwa siswa yang tuntas belajar atau mencapai KKM >

    90 terdapat 10 siswa dari total 22 siswa (45,45%) dan siswa yang belum tuntas yaitu

    12 siswa dari total 22 siswa (54,55%). Selain itu dapat disajikan melalui diagram

    lingkaran distribusi ketuntasan belajar IPA siklus 1 sebagai berikut.

    Sumber : Data primer

    Gambar 4.2

    Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema

    Mengenal Sifat Magnet siklus 1

    45,45 %

    54,55%

    Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 41

    Gambar 4.2 tentang diagram lingkaran distrubusi ketuntasan belajar IPA tema

    mengenal sifat magnet siklus 1 nampak bahwa ketidaktuntasan belajar siswa sebesar

    54,55% yang ditunjukan dengan warna merah dan ketuntasan belajar siswa sebesar

    45,45% yang ditunjukan dengan warna biru pada diagram lingkaran.

    4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2

    Dalam pelaksanaan siklus 2 pada pembelajaran IPA tema “membuat magnet

    sederhana” melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific

    dilakukan melalui 3 prosedur yaitu perencanaan, implementasi tindakan dan

    observasi, dan refleksi.

    1. Perencanaan Tindakan

    Pada perencanaan tindakan siklus 2 ini kegiatan yang dilakukan adalah

    penyusunan perangkat pembelajaran meliputi membuat Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan melalui alokasi waktu 4 x 35 menit,

    dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.5 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat

    magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada tema “ membuat

    magnet sederhana” beserta menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. media

    yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, Lembar

    Kerja Siswa (LKS). Perangkat evaluasi antara lain kuis beserta kunci jawaban dan

    kisi-kisi penilaian, rubrik penilaian unjuk kerja aktivitas belajar siswa, instrument

    lembar pengamatan guru. Alat dan bahan pembelajaran IPA untuk pertemuan pertama

    pada percobaan pertama seperti seperti 1 buah magnet, 1 buah paku berukuran

    panjang ± 5 cm, klip/penjepit kertas dan percobaan kedua seperti 1 buah magnet, 1

    buah paku berukuran panjang ± 10 cm, klip/penjepit kertas. Pertemuan kedua pada

    percobaan seperti 1 buah paku berukuran panjang ± 10 cm, 1 kawat tembaga

    berukuran panjang ± 30 cm, 1 buah baterai, klip/penjepit kertas.

    2. Implementasi Tindakan Dan Observasi

    Pada implementasi tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

    yaitu pada pertemuan pertama hari senin 24 maret 2014 dan pertemuan kedua pada

  • 42

    hari selasa 25 maret 2014 yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan

    akhir. Kegiatan-kegiatan pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut.

    Pertemuan 1

    Pada kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam

    selamat pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai

    dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan

    langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD

    dengan pendekatan Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa

    menyimak teks, siswa menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa

    mempresentasikan dan siswa menjawab kuis secara individual.

    Dalam kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok dari kelompok yang sudah

    dibentuk pada siklus pertama. Semua siswa menyimak teks bacaan tentang membuat

    magnet sederhana yang sudah diterima. Siswa menanya tentang cara membuat

    magnet sederhana, siswa menalar cara membuat magnet sederhana berdasarkan teks

    membuat magnet sederhana secara berkelompok. Secara berkelompok semua siswa

    mencoba membuktikan sifat magnet yaitu percobaan pertama membuat magnet

    sederhana dengan cara induksi, percobaan kedua membuat magnet sederhana dengan

    cara menggosok. Siswa dalam kelompok berdiskusi dan mengisi LKS tentang hasil

    mencoba membuat magnet sederhana dengan cara induksi dan dengan cara

    menggosok. Setelah semua kelompok selesai melakukan perobaan dan mengisi LKS

    berdasarkan kelompok yang dipanggil oleh guru siswa mempresentasikan hasil

    percobaannya. Siswa lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Siswa

    membuat kesimpulan tentang hasil percobaan membuat magnet sederhana dengan

    cara induksi dan dengan cara menggosok.

    Dalam kegiatan penutup bersama guru menegaskan tentang hasil percobaan

    cara membuat magnet sederhana yaitu membuat magnet sederhana dengan cara

    induksi dan dengan cara menggosok. Siswa menerima pesan-pesan dari guru, guru

    mengakhiri pembelajaran dengan salah satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan

  • 43

    agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa mengucapkan salam selamat siang

    kepada guru.

    Pertemuan 2

    Pada kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam

    selamat pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai

    dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan

    langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD

    dengan pendekatan Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa

    menyimak teks, siswa menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa

    mempresentasikan dan siswa menjawab kuis secara individual.

    Dalam kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok kembali pada

    kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Semua siswa

    menyimak teks bacaan tentang membuat magnet sederhana yang sudah diterima.

    Siswa menanya bagaimana cara membuat magnet sederhana, Siswa menalar cara

    membuat magnet sederhana berdasarkan teks membuat magnet sederhana secara

    berkelompok. Secara berkelompok siswa mencoba membuat magnet sederhana yaitu

    percobaan melalui mengalirkan arus listrik (electromagnet). Didalam kelompok siswa

    berdiskusi untuk mengisi tabel dan jawaban terkait pertanyaan pada LKS mengenai

    hasil percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan perobaan dan mengisi

    LKS berdasarkan kelompok yang dipanggil oleh guru siswa mempresentasikan hasil

    percobaannya. Siswa lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Siswa

    membuat kesimpulan tentang hasil percobaan membuat magnet sederhana dengan

    cara mengalirkan arus listrik. Siswa menjawab kuis secara lisan, yaitu siswa diberi

    kuis wajib dan kuis berebutan. Siswa mengikuti kuis sesuai dengan aturan dan siswa

    memperoleh skor dari kuis wajib sebesar 50 dan kuis berebutan skor sebesar 25.

    Siswa memperoleh pemberian rekognisi atau penghargaan tim dari guru.

    Dalam kegiatan penutup guru bersama siswa melakukan refleksi tentang

    proses pembelajaran yang telah dilakukan. Salah satu siswa memimpin berdoa sesuai

  • 44

    agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa mengucapkan salam selamat siang

    kepada guru.

    Hasil observasi terhadap tindakan siklus 2 pada pembelajaran IPA materi

    pokok “membuat magnet sederhana” melalui pembelajaran STAD dengan pendekana

    Scientific adalah lembar pengamatan implementasi RPP dan lembar pengamatan

    aktivitas siswa pada lampiran 2 Sebagai observer yang mengamati jalannya

    implementasi RPP adalah guru teman sejawat melalui lembar pengamatan

    implementasi RPP yang berjumlah 32 item pernyataan yaitu terdiri dari pra

    pembelajaran, membuka pelajaran, kegiatan inti pembelajaran, penutup. Sebagai

    observer yang mengamati aktivitas siswa adalah peneliti melalui lembar pengamatan

    aktivitas siswa yang berjumlah 10 item terdiri dari indikator 1 sampai indikator 10.

    3. Refleksi

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus 2 dari pertemuan pertama

    dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Hasil di refleksi

    implementasi tindakan siklus 2 pada tema tentang membuat magnet sederhana

    melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific adalah guru sudah

    melakukan pembelajaran dengan baik yaitu sudah sesuai dengan langkah-langkah

    kegiatan pada RPP, siswa sudah mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran

    Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 2 maka secara keseluruhan

    memperoleh kelebihan sebagai berikut:

    1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram sesuai dengan langkah-langkah

    model pembelajara STAD dengan pendekatan scientific.

    2. Kegiatan pembelajaran didalam kelas nampak hidup dan rasa ingin tahu,

    antusias, perhatian siswa mulai meningkat.

    3. Proses pembelajaran yang diimplementasikan sudah sesuai dengan RPP yang

    telah direncanakan.

    4. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific.

  • 45

    5. Siswa nampak menjadi aktif didalam proses pembelajaran

    6. Keberanian dan persaingan positif pada siswa sudah mulai tumbuh dalam

    bertanya maupun mengeluarkan pendapat

    7. Sosialisasi pada siswa mulai meningkat karena adanya kerja kelompok.

    Selain mempunyai kelebihan, maka kelemahan dalam melakukan tindakan

    siklus 2 menunjukan siswa belum semua mampu mennaggapi hasil presentasi

    kelompok lain solusinya guru perlu memberikan dampingan kepada siswa atau

    kelompok lain agar mampu menanggapi presentasi dari kelompok lain.

    Berdasarkan implementasi tindakan dan observasi dalam kegiatan yang

    dilaksanakan pada siklus 2 hasil belajar IPA dapat diambil dari data secara kuantitatif

    melalui penialaian proses dan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada siklus 2

    dilakukan melalui penilaian tes dan non tes yaitu berupa penilaian kuis dengan

    berbobot 30% dan unjuk kerja dengan bobot 70% .Maka dapat disajikan melalui tabel

    distribusi hasil belajar IPA tema membuat magnet sederhana pada siklus 2 sebagai

    berikut.

    Tabel 4.3

    Distribusi Hasil Belajar IPA Tema Membuat Magnet Sederhana Siklus 2

    Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase

    71-80 3 13,64

    81-90 4 18,18

    91-100 15 68,18

    Jumlah 22 100

    Sumber : Data primer

    Tabel 4.3 tentang distrubusi hasil belajar IPA tema membuat magnet

    sederhana siklus 2 menunjukan bahwa skor terendah pada interval 71-80 yang

    diperoleh sebanyak 3 siswa dari total 22 siswa (13,64%) dan skor tertinggi yaitu pada

    interval 91-100 yang diperoleh sebanyak 15 siswa dari total 22 siswa (68,18%).

  • 46

    Untuk lebih jelasnya dapat disajikan melalui histogram distribusi hasil belajar IPA

    sebagai berikut.

    Sumber : Data primer

    Gambar 4.3

    Histogram Distribusi Hasil Belajar IPA Tema

    Membuat Magnet Sederhana Siklus 2

    Gambar 4.3 tentang histogram distribusi hasil belajar IPA tema membuat

    magnet sederhana siklus 2 yaitu menunjukan bahwa batang terendah pada interval 71-

    80 diperoleh sebanyak 3 siswa dari total 22 siswa dan batang tertinggi pada interval

    91-100 menunjukan sebanyak 15 siswa dari total 22 siswa.

    Hasil belajar IPA siklus 2 di kelas V SDN Kutowinagun 09 juga dapat

    ditunjukan melalui besarnya ketuntasan belajar, untuk menentukan ketuntasan belajar

    ditentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci dapat

    disajikan pada tabel distribusi ketuntasan belajar IPA sebagai berikut.

    Tabel 4.4

    Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema Membuat Magnet Sederhana Siklus 2

    Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)

    > 90 Tuntas 15 68.18

    < 90 Tidak Tuntas 7 31.82

    Jumlah 22 100

    Sumber : Data primer

    02468

    10121416

    71-80 81-90 91-100

    Jum

    lah

    Sis

    wa

    Skor/Nilai

  • 47

    Tabel 4.4 tentang distribusi ketuntasan belajar IPA pada tema membuat

    magnet sederhana siklus 2 menunjukan bahwa siswa yang tuntas belajar atau

    mencapai KKM > 90 terdapat 15 siswa dari total 22 siswa (68,18%) dan siswa yang

    belum tuntas yaitu 7 siswa dari total 22 siswa (31,82%). Selain itu dapat disajikan

    melalui diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar IPA siklus 2 sebagai berikut.

    Sumber : Data primer

    Gambar 4.4

    Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema

    Membuat Magnet Sederhana siklus 2

    Gambar 4.4 tentang diagram lingkaran distrubusi ketuntasan belajar IPA tema

    membuat magnet sederhana siklus 2 nampak bahwa ketidaktuntasan belajar siswa

    sebesar 32,82% yang ditunjukan dengan warna merah dan ketuntasan belajar siswa

    sebesar 68,18% yang ditunjukan dengan warna biru pada diagram lingkaran.

    4.1.4 Hasil Penelitian Siklus 3

    Dalam pelaksanaan siklus 3 pada pembelajaran IPA tema “membuat kompas

    sederhana” melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific

    dilakukan melalui 3 prosedur yaitu perencanaan, implementasi tindakan dan

    observasi, dan refleksi.

    1. Perencanaan Tindakan

    Pada perencanaan tindakan siklus 3 ini kegiatan yang dilakukan adalah

    penyusunan perangkat pembelajaran meliputi membuat Rencana Pelaksanaan

    68,18%

    31,82 % Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 48

    Pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan melalui alokasi waktu 4 x 35 menit,

    dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.5 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat

    magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada tema “ membuat

    kompas sederhana” beserta menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. media

    yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, Lembar

    Kerja Siswa (LKS). Perangkat evaluasi antara lain kuis beserta kunci jawaban dan

    kisi-kisi penilaian, rubrik penilaian unjuk kerja aktivitas belajar siswa, instrument

    lembar pengamatan guru. Alat dan bahan pembelajaran IPA untuk pertemuan pertama

    pada percobaan seperti 1 buah magnet batang, tali atau benang, tempat

    penggantungan dan 1 buah kompas. Pertemuan kedua pada percobaan seperti 1 buah

    magnet, 2 buah jarum, gabus/sterofoam, mangkuk, dan air.

    2. Implementasi Tindakan Dan Observasi

    Pada implementasi tindakan siklus 3 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

    yaitu pada pertemuan pertama hari selasa 1 april 2014 dan pertemuan kedua pada hari

    kamis 3 april 2014 yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.

    Kegiatan-kegiatan pembelajaran siklus 3 adalah sebagai berikut.

    Pertemuan 1

    Pada kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam

    selamat pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai

    dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan

    langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD

    dengan pendekatan Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa

    menyimak teks, siswa menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa

    mempresentasikan dan siswa menjawab kuis secara individual.

    Dalam kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok dari kelompok yang sudah

    dibentuk pada siklus sebelumnya. Semua siswa menyimak teks bacaan tentang

    membuat kompas sederhana yang sudah diterima. Siswa menanya bagaimana cara

    membuat kompas sederhana dengan cara magnet batang, Siswa menalar cara

  • 49

    membuat kompas sederhana dengan magnet batang berdasarkan teks membuat

    kompas sederhana secara berkelompok. Secara berkelompok semua siswa mencoba

    membuat kompas sederhana yaitu percobaan pertama membuat kompas sederhana

    dengan magnet batang. Didalam kelompok siswa berdiskusi untuk mengisi tabel dan

    jawaban terkait pertanyaan pada LKS mengenai hasil percobaan. Setelah semua

    kelompok selesai melakukan perobaan dan mengisi LKS berdasarkan kelompok yang

    dipanggil oleh guru siswa mempresentasikan hasil percobaannya. Siswa lain

    menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Siswa membuat kesimpulan tentang

    hasil percobaan membuat kompas sederhana dengan magnet batang.

    Dalam kegiatan penutup bersama guru menegaskan tentang hasil percobaan

    cara membuat kompas sederhana yaitu membuat kompas sederhana dengan cara

    menggunakan magnet batang. Siswa menerima pesan-pesan dari guru, guru

    mengakhiri pembelajaran dengan salah satu siswa memimpin berdoa sesuai dengan

    agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa mengucapkan salam selamat siang

    kepada guru.

    Pertemuan 2

    Pada kegiatan awal dalam pembelajaran ini, siswa mengucapkan salam

    selamat pagi kepada guru, kemudian salah satu siswa memimpin berdoa sesuai

    dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa menyimak tujuan dan

    langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai pada model pembelajaran STAD

    dengan pendekatan Scientific seperti siswa membentuk kelompok @4 orang, siswa

    menyimak teks, siswa menanya, siswa menalar, siswa mencoba, siswa

    mempresentasikan dan siswa menjawab kuis secara individual.

    Dalam kegiatan inti siswa membentuk 5 kelompok kembali pada

    kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Semua siswa

    menyimak teks bacaan tentang membuat kompas sederhana yang sudah diterima.

    Siswa menanya bagaimana cara membuat kompas sederhana dengan jarum pentul,

    Siswa terlihat yang menalar cara membuat magnet sederhana dengan jarum pentul

    berdasarkan teks membuat kompas sederhana secara berkelompok. Secara

  • 50

    berkelompok siswa mencoba membuat kompas sederhana yaitu percobaan dengan

    jarum pentul terlihat 1 siswa tidak melakukan percobaan. Didalam kelompok siswa

    berdiskusi untuk mengisi tabel dan jawaban terkait pertanyaan pada LKS mengenai

    hasil percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan perobaan dan mengisi

    LKS berdasarkan kelompok yang dipanggil oleh guru siswa mempresentasikan hasil

    percobaannya. Siswa lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Siswa

    membuat kesimpulan tentang hasil percobaan membuat kompas sederhana dengan

    jarum pentul. Siswa menjawab kuis secara lisan, yaitu siswa diberi kuis wajib dan

    kuis berebutan. Siswa mengikuti kuis sesuai dengan aturan dan siswa memperoleh

    skor dari kuis wajib sebesar 50 dan kuis berebutan skor sebesar 25. Siswa

    memperoleh pemberian rekognisi atau penghargaan tim dari guru.

    Dalam kegiatan penutup guru bersama siswa melakukan refleksi tentang

    proses pembelajaran yang telah dilakukan. Salah satu siswa memimpin berdoa sesuai

    agama dan kepercayaan masing-masing. Siswa mengucapkan salam selamat siang

    kepada guru.

    Hasil observasi terhadap tindakan siklus 3 pada pembelajaran IPA tema

    “membuat kompas sederhana” melalui pembelajaran STAD dengan pendekana

    Scientific adalah lembar pengamatan implementasi RPP dan lembar pengamatan

    aktivitas siswa pada lampiran 3. Sebagai observer yang mengamati jalannya

    implementasi RPP adalah guru teman sejawat melalui lembar pengamatan

    implementasi RPP yang berjumlah 31 item pernyataan yaitu terdiri dari pra

    pembelajaran, membuka pelajaran, kegiatan inti pembelajaran, penutup. Sebagai

    observer yang mengamati aktivitas siswa adalah peneliti melalui lembar pengamatan

    aktivitas siswa yang berjumlah 10 item terdiri dari indikator 1 sampai indikator 10.

    3. Refleksi

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus 1 dari pertemuan pertama

    dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi. Hasil di refleksi

    implementasi tindakan siklus 1 pada materi tentang sifat magnet melalui model

  • 51

    pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific adalah guru sudah melakukan

    pembelajaran dengan baik yaitu sudah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pada

    RPP, siswa sudah mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran

    Hasil pengamatan pada siklus 1 maka secara keseluruhan memperoleh

    kelebihan sebagai berikut:

    1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram sesuai dengan langkah-langkah

    model pembelajara STAD dengan pendekatan scientific.

    2. Kegiatan pembelajaran didalam kelas nampak hidup dan rasa ingin tahu,

    antusias, perhatian siswa mulai meningkat.

    3. Proses pembelajaran yang diimplementasikan sudah sesuai dengan RPP yang

    telah direncanakan.

    4. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific.

    5. Siswa nampak menjadi aktif didalam proses pembelajaran

    6. Keberanian dan persaingan positif pada siswa sudah mulai tumbuh dalam

    bertanya maupun mengeluarkan pendapat

    7. Sosialisasi pada siswa mulai meningkat karena adanya kerja kelompok.

    Hasil implementasi tindakan dan observasi dalam kegiatan yang dilaksanakan

    pada siklus 3 hasil belajar IPA dapat diambil dari data secara kuantitatif melalui

    penialaian proses dan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada siklus 3 dilakukan

    melalui penilaian tes dan nontes yaitu berupa penilaian kuis dengan berbobot 30%

    dan unjuk kerja dengan bobot 70% .Maka dapat disajikan melalui tabel distribusi

    hasil belajar IPA tema membuat kompas sederhana pada siklus 3 sebagai berikut.

  • 52

    Tabel 4.5

    Distrubusi Hasil Belajar IPA Tema Membuat Kompas Sederhana Siklus 3

    Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase

    81-90 1 4,55

    91-100 21 95,45

    22 100

    Sumber : Data primer

    Tabel 4.5 tentang distribusi hasil belajar IPA tema membuat kompas

    sederhana siklus 3 menunjukan bahwa skor terendah pada interval 71-80 yang

    diperoleh sebanyak 1 siswa dari total 22 siswa (4,55%) dan skor tertinggi yaitu pada

    interval 91-100 yang diperoleh sebanyak 21 siswa dari total 22 siswa (95,45%).

    Untuk lebih jelasnya dapat disajikan melalui histogram distribusi hasil belajar IPA

    sebagai berikut.

    Sumber : Data primer

    Gambar 4.5

    Histogram Distribusi Hasil Belajar IPA Tema

    Membuat Kompas Sederhana Siklus 3

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    81-90 91-100

  • 53

    Gambar 4.5 tentang histogram distribusi hasil belajar IPA tema membuat

    kompas sederhana siklus 3 yaitu menunjukan bahwa batang terendah pada interval

    71-80 diperoleh sebanyak 1 siswa dari total 22 siswa dan batang tertinggi pada

    interval 91-100 menunjukan sebanyak 21 siswa dari total 22 siswa.

    Hasil belajar IPA siklus 3 di kelas V SDN Kutowinagun 09 juga dapat

    ditunjukan melalui besarnya ketuntasan belajar, untuk menentukan ketuntasan belajar

    ditentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci dapat

    disajikan pada tabel distribusi ketuntasan belajar IPA tema membuat kompas

    sederhana sebagai berikut.

    Tabel 4.6

    Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema Membuat Kompas Sederhana Siklus 3

    Skor Kriteria Frekuensi Persentase

    > 90 Tuntas 21 95,45

    < 90 Tidak Tuntas 1 4,55

    Jumlah 22 100

    Sumber : Data primer

    Tabel 4.6 tentang distribusi ketuntasan belajar IPA pada tema membuat

    kompas sederhana siklus 3 menunjukan bahwa siswa yang tuntas belajar atau

    mencapai KKM > 90 terdapat 21 siswa dari total 22 siswa (95,45%) dan siswa yang

    belum tuntas yaitu 1 siswa dari total 22 siswa (4,55%). Selain itu dapat disajikan

    melalui diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar IPA siklus 3 sebagai berikut.

  • 54

    Sumber : Data primer

    Gambar 4.6

    Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Tema

    Membuat Kompas Sederhana Siklus 3

    Gambar 4.6 tentang diagram lingkaran distrubusi ketuntasan belajar IPA tema

    membuat kompas sederhana siklus 3 nampak bahwa ketidaktuntasan belajar siswa

    sebesar 4,55% yang ditunjukan dengan warna merah dan ketuntasan belajar siswa

    sebesar 95,45% yang ditunjukan dengan warna biru pada diagram lingkaran.

    4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

    Pada hasil penelitian pra siklus hasil belajar IPA siswa kelas V SDN

    Kutowinangun 09 Salatiga pada semester 1 menunjukan bahwa tidak seorangpun dari

    22 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu > 90 dengan

    perolehan skor terendah 18 dan skor tertinggi 25 dengan skor rata-rata 21. Perolehan

    skor hasilbelajar tersebut masih jauh dari KKM yang telah ditentukan yaitu > 90. Hal

    tersebut sangat dimungkinkan karena penilaian hasil belajar yang dilakukan pada

    kelas V hanya berupa penilaian tes formatif saja. Padahal hasil belajar menurut

    Winkel (2007 : 59) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan

    yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu pembelajaran. Leo sutrisno (2008:25)

    mengemukakan “hasil belajar” merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa

    terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur

    95,45%

    4,55

    Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 55

    dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan

    sasaran. Hal ini dikuatkan oleh Taksonomi Bloom yang membagi tujuan

    pembelajaran menjadi 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian

    kognitif dapat dilakukan dengan tes yang dapat berupa tes formatif sedangkan

    penilaian afektif dapat berupa penilaian siswa dalam presentasi, menyampaikan

    pendapat dalam diskusi dan psikomotornya dapat berupa penilaian ketika siswa

    mencatat rangkuman materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Jadi dari beberapa

    definisi hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah proses

    penilaian melalui kegiatan atau prosedur yang menghasilkan skor dari unjuk kerja dan

    tes. Namun kenyataan yang terjadi pada pra siklus guru belum menggunakan

    penilaian aktivitas sebagai hasil belajar siswa yang berupa penilaian pada aspek

    afektif dan psikomotor.

    Kegiatan memeberikan angka tersebut dapat bermakna apabila dilakukan

    sebuah asesmen. Asesmen menurut Wardani Naniek Sulistya (Asesmen Pembelajaran

    , 2012: 50) adalah proses pengambilan dan pengolahan informasi untuk mengukur

    pencapaian hasil belajar siswa. Pengolahan tersebut dapat berupa evaluasi hasil

    belajar yang berupa tes dan nontes. Asesmen yang dilakukan pada siklus 1, siklus 2

    dan siklus 3 dilakukan dengan tes yang berupa tes lisan (kuis) dan unjuk kerja yang

    dianalisis dengan menggunakan statistic sederhana melalui penjumlahan sederhana

    dan presentase.

    Berdasarkan hasil penelitian di kelas V SDN Kutowinangun 09 setelah

    melakukan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran STAD dengan

    pendekatan Scientific terjadi bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut

    terbukti sebelum dilakukan penelitian pada pra siklus hasil belajar siswa memperoleh

    skor rata-rata 21 dan setelah dilakukan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata menjadi

    85,5 dengan skor minimal sebesar 63,5 dan skor maksimal sebesar 93. Perolehan skor

    tersebut mengartikan pembelajaran sudah berhasil dengan baik melalui indikator

    keberhasilannya KKM > 90 dengan tingkat keberhasilan 45,45% dari jumlah total

  • 56

    sebanyak 22 siswa. Pada siklus 1 ini hasil belajar siswa sudah meningkat tetapi masih

    ada siswa yang belum tuntas sebesar 54,55%.

    Perolehan hasil belajar pada siklus 1 ini belum tercapai secara optimal,

    beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus 1 ini antara lain belum

    menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakanan langkah-langkah model

    pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific, sehingga siswa kurang paham

    kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajaran yang

    menyebabkan siswa merasa bingung dan cenderung ramai sendiri, selain itu alokasi

    waktu melebihi rancangan pelaksanaan pembelajaran. Pada penyampaian refleksi

    pembelajaran belum dilakukan secara maksimal dan belum ada tindak lanjut

    pembelajaran. Untuk itu perlu adanya solusi untuk mengatasi kekurangan tersebut

    agar siswa dapat secara optimal melakukan kegiatan pembelajaran dengan

    menggunakan model pembelajaran STAD dengan pendekatan scientific sehingga hasil

    belajar siswa dapat meningkat.

    Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 menunjukan adanya peningkatan

    yang cukup baik. Namun demikian ketuntasan hasil belajar siswa masih belum

    mencapai keberhasilan yang diharapkan yaitu sebesar 90% karena itu pada siklus 2

    penelitian ini di fokuskan pada kekurangan-kekurangan di siklus 1.

    Selama proses pembelajaran pada siklus 2 siswa nampak lebih aktif dalam

    melakukan aktivitas pembelajaran hal ini disebabkan penyampaian tujuan

    pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran STAD

    dengan pendekatan scientific sudah dilakukan dengan jelas sehingga siswa

    mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajara selain itu

    penyampaian refleksi pembelajaran dan tindak lanjut sudah dilakukan dengan sangat

    baik namun pengelolaan waktu masih perlu ditingkatkan lagi. Pada siklus 2

    ketuntasan belajar meningkat menjadi 68,18% dan skor rata-rata sebesar 90,14

    dengan perolehan skor maksimal sebesar 100 dan skor minimal 71. Walaupun

    presentase ketuntasan belajar sudah cukup besar pada siklus 2 tetapi belum memenuhi

  • 57

    ketuntasan yang ingin di capai yaitu sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu

    diadakan tindakan siklus 3.

    Pada siklus 3 peningkatan hasil belajar siswa sudah sangat bagus. Namun,

    ketuntasan belajar siswa belum tercapai secara maksimal. Dari kegiatan refleksi yang

    dilakukan pada siklus 2 teridentifikasi bahwa pengelolaan waktu masih belum

    dilakukan secara maksimal sehingga masih ada beberapa kegiatan yang dilakukan

    secara terburu-buru. Selebihnya semua kegiatan telah dilakukan dengan baik guru.

    Pada siklus 3 ini penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada

    kekurangan di siklus 2. Selama proses pembelajaran di siklus 3 ini siswa sudah

    berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak malu-malu lagi dalam

    menyampaikan pendapat mereka, dan diskusi kelompok berjalan dengan sangat baik.

    Ketuntasan belajar siswa pada siklus 3 meningkat menjadi 95,45% dengan skor

    maksimal 100, skor minimal 86 dan skor rata-rata 95,73. Presentase ketuntasan

    belajar pada siklus 3 belum mencapai 100% namun dapat dikatakan bahwa siswa

    telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi standar ketuntasan belajar

    90% dengan demikian penggunaan model pembelajaran STAD dengan pendekatan

    scientific dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Hasil tindakan yang dilakukan melalui model pembelajaran STAD dengan

    pendekatan Scientific pada pembelajaran IPA kelas V di SDN Kutowinangun 09

    semester II tahun ajaran 2013/2014 menunjukan bahwa keberhasilan hasil belajar

    siswa mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3.

    Keberhasilan hasil belajar siswa tersebut disajikan pada tabel 4.7 berikut ini.

  • 58

    Tabel 4.7

    Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA

    Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3

    Sumber : Data primer

    Tabel 4.7 tentang distribusi perbandingan ketuntasan belajar pra siklus, siklus

    1, siklus 2 dan siklus 3 pada pembelajaran IPA dengan Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM) > 90 nampak bahwa pada pra siklus tidak ada yang tuntas atau 100% tidak

    tuntas, siklus 1 nampak yang tuntas ada 10 siswa (45,45 %) dan yang tidak tuntas 12

    siswa (54,55) dari total 22 siswa. Pada siklus 2 menunjukan yang tuntas ada 15 siswa

    (68,18 %) dan yang tidak tuntas ada 7 siswa (31,82 %) dari total 22 siswa. Kemudian

    siklus 3 terlihat yang tuntas ada 21 siswa (95,45 %) dan yang tidak tuntas ada 1 siswa

    (4,55 %) dari total 22 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan melalui grafik

    batang distribusi perbandingan ketuntasan belajar pra siklus, siklus 1, siklus 2, dan

    siklus 3 sebagai berikut.

    Ketuntasan

    Belajar

    Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

    Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

    Tuntas 0 0 10 45,45 15 68,18 21 95,45

    Tidak tuntas 22 100 12 54,55 7 31,82 1 4,55

    Jumlah 22 100 22 100 22 100 22 100

  • 59

    Sumber : Data primer

    Gambar 4.7

    Grafik Batang Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA pra

    siklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3

    Gambar 4.7 tentang grafik batang distribusi perbandingan ketuntasan belajar

    pra siklus, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 nampak bahwa pada pra siklus tidak ada

    seorangpun yang tuntas dari 22 siswa. Pada siklus 1 siswa yang tuntas sebanya 10

    dari total 22 siswa. Pada siklus 2 meningkat sebanyak 15 dari total 22 siswa. Pada

    siklus 3 meningkat sebanyak 21 dari total 22 siswa. Untuk mengetahui perbandingan

    skor minimal, skor maksimal, skor rata-rata dari pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan

    siklus 3 dapat disajikan pada gambar 4.8 berikut.

    Tabel 4.8

    Perbandingan Skor Minimal, Skor Maksimal, Skor Rata-rata IPA pada

    Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2, dan Siklus 3

    Perbandingan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

    Skor Minimal 18 63,5 71 86

    Skor Maksimal 25 93 100 100

    Skor Rata-rata 21 85,5 90,14 95,36

    Sumber : Data primer

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    Pra Siklus

    Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

    Jum

    lah

    Sis

    wa

    Antar Siklus

    Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 60

    Tabel 4.8 nampak bahwa skor minimal pada pra siklus yaitu sebesar 18

    mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 63,5 kemudian pada siklus 2

    meningkat menjadi 71 dan siklus 3 meningkat menjadi 86. Setiap skor minimal juga

    diikuti skor maksimal hal tersebut nampak pada skor maksimal pada pra siklus yaitu

    sebesar 25 meningkat menjadi 93 pada siklus 2 dan 3 meningkat mencapai 100. Skor

    minimal dan skor maksimal pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 juga diikuti pada

    peningkatan skor rata-rata yaitu pada pra siklus sebesar 21 dan meningkat menjadi

    90,14 kemudian meningkat pada siklus 3 sebesar 95,36. Perbandingan ketuntasan

    hasil belajar, skor minimal, skor maksimal dan skor rata-rata untuk lebih jelasnya

    disajikan pada gambar 4.8 berikut.

    Sumber : Data Primer

    Gambar 4.8

    Distribusi Perbandingan Skor Minimal, Skor Maksimal, Skor Rata-rata IPA

    pada Pra siklus, Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3

    Gambar 4.8 tentang perbandingan skor minimal nampak bahwa terjadi

    peningkatan yaitu pada pra siklus sebesar 18 mengalami peningkatan pada siklus 1

    sebesar 63,5 kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 71 dan pada siklus 3

    meningkat menjadi sebesar 86. Setiap kenaikan skor minimal tersebut juga diikuti

    oleh kenaikan skor maksimal dari pra siklus yaitu sebesar 25 pada siklus 1 meningkat

    menjadi 93 kemudian pada siklus 2 dan siklus 3 skor maksimal meningkat menjadi

    100. Kenaikan skor minimal dan skor maksimal juga diikuti peningkatan perolehan

    18

    63,5

    7186

    25

    93100 100

    21

    85,590,14 95,36

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    pra siklus siklus 1 siklus 2 siklus 3

    skor minimal

    skor maksimal

    skor rata-rata

  • 61

    skor rata-rata dari pra siklus yaitu sebesar 21 meningkat siklus 1 menjadi 85,5 pada

    siklus 2 meningkat menjadi 90,14 dan pada siklus 3 skor rata-rata sebesar 95,36. Skor

    minimal, skor maksimal dan skor rata-rata mempengaruhi hasil belajar yang

    bermuara pada ketuntasan belajar, maka dari itu dapat disajikan pada gambar 4.9

    beirkut ini.

    Sumber : Data primer

    Gambar 4.9

    Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Pra siklus, Siklus 1,

    Siklus 2 dan Siklus 3

    Berdasarkan gambar 4.9 mengenai distribusi perbandingan ketuntasan belajar

    pra siklus, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukan bahwa pada pra siklus tidak

    ada seorangpun yang tuntas dari 22 siswa. Pada siklus 1 siswa yang tuntas 45,45.

    Pada siklus 2 meningkat 86,36. Pada siklus 3 meningkat 95,45.

    Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa peningkatan hasil

    belajar IPA dapat diupayakan melalui model pembelajaran STAD dengan pendekatan

    scientific siswa kelas V SDN Kutowinangun 09 Salatiga semester II tahun ajaran

    2013/2014.

    0 %

    45.45 %

    86.18 %95.45 %

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    pra siklus siklus 1 siklus 2 siklus 3