bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
TRANSCRIPT
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Trimulyo yang terletak di Dusun
Kalisat Rt 06 Rw 06 Desa Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten
Wonosobo. SD Negeri 3 Trimulyo memiliki enam kelas dari kelas I sampai kelas
VI dengan jumlah siswa 131 siswa yang terdiri dari 69 siswa laki-laki dan 62
siswa perempuan. Memiliki 6 guru kelas yang PNS, 1 guru PAI yang sudah PNS,
3 guru wiyata bakti, 1 kepala sekolah yang mengampu dan 1 penjaga sekolah
yang masih wiyata bakti. Siswa kelas I berjumlah 24 siswa, siswa kelas II
berjumlah 21 siswa, siswa kelas III berjumlah 24 siswa, siswa kelas IV berjumlah
23 siswa, siswa kelas V berjumlah 16 siswa dan siswa kelas VI berjumlah 22
siswa.
Jumlah siswa kelas IV ada 23 siswa dengan rincian siswa laki-laki 13 siswa
dan siswa perempuan 10 siswa. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan
bahwa nilai siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada mata pelajaran
matematika materi pecahan masih kurang dari KKM=70. Siswa hanya mampu
mencapai rata-rata 57. Hal ini ditunjukkan dari Persentase hasil evaluasi siswa
yaitu dari 23 siswa hanya 7 siswa (30,44%) dari jumlah siswa yang mendapat
nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 16 siswa (69,56%)
dari jumlah siswa belum mencapai nilai ≥ dari KKM=70. Maka peneliti tertarik
melakukan sebuah penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian
yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya . Dalam penelitian tersebut peneliti
menggunakan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan hasil
belajar siswa yang dilaksanakan dalam dua siklus.
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SD
Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun
2011/2012 yang berjumlah 23 siswa pada pembelajaran Matematika, terlihat
47
bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil
evaluasi peserta didik pada mata pelajaran Matematika yang telah dilakukan
dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) = 70. Dengan demikian diperoleh data hasil
pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian, dapat di lihat dari
tabel 4 berikut ini:
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan
Pada Pra Siklus
No Kategori ketuntasan
belajar siswa
skor Jumlah siswa Persentase
1 Tuntas ≥ 70 7 30,44%
2 Tidak tuntas < 70 16 69,56%
Jumlah 23 100%
Dari tabel 4.1 diatas ketuntasan belajar matematika tentang pecahan yang
dicapai siswa hanya sebesar 30,44% (7 siswa) dari jumlah seluruh siswa (23
siswa) dan 69,56 % (16 siswa) dari seluruh siswa (23 siswa) belum tuntas sesuai
dengan KKM (70). nilai ketuntasan belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 3
Trimulyo dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini :
Gambar 4.1
Diagram distribusi ketuntasan belajar matematika tentang pecahan
Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Pra Siklus.
Hasil Ketuntasan belajar siswa SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan
Wadaslintang Kabupaten Wonosobo sebelum dilakukan tindakan dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilainya kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM = 70) sebanyak 16 siswa atau 69,56%, sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 30,44%.
tuntas, 30.44%
tidak tuntas, 69.5
6% tuntas
tidak tuntas
48
Berdasarkan penelitian sebelumnya, rendahnya hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh metode yang sering diterima siswa dalam pembelajaran sering
menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah mengakibatkan
peserta didik tidak antusias dalam menjawab pertanyaan guru, dan rasa takut
untuk bertanya tentang materi pelajaran. Diperoleh data hasil belajar siswa yang
masih rendah dari siswa kelas IV di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan
Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 .
Untuk itu, dalam penelitian di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang
Kabupaten Wonosobo, menggunakan Pendekatan Matematika Realistik guna
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan
Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, yang akan dilakukan dalam dua siklus.
4.1.2 Diskripsi Pelaksanaan Siklus 1
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus guru membuat perencanaan
untuk memperbaiki pembelajaran di siklus 1 materi pecahan dengan
menggunakan pembelajaran matematika realistik. siklus 1 dilaksanankan
selama 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP tiap pertemuan,
membuat lembar soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa,
menyusun lembar observasi, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sesuai
RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. RPP dapat
dilihat pada lampiran 2.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
a. Implementasi Tindakan
Siklus 1 dilaksanakan 3 kali pertemuan bertempat di SD Negeri 3
Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan mulai dari
kegiatan awal. Kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
49
Pertemuan 1
Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan memberikan motivasi dengan menanyakan pada siswa tentang
pengalamannya makan apel.
Pada kegiatan inti siswa diberi permasalahan bagaimana cara membagi 1
apel untuk 2 orang kemudian siswa menjelaskan cara membaginya dan
menyebutkan berapa bagian yang didapat masing-masing orang dan
menuliskan dalam bentuk bilangan pecahan di papan tilis, siswa di bagi
menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok 3-4 siswa,guru membagikan
lembar kerja kelompok, siswa melekukan percobaan membagi benda-benda
menjadi beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada pada lembar soal dan
menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan,
guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok.
Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan
soal pekerjaan rumah.
Pertemuan 2
Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan
tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya dan membahas pekerjaan
rumah.
Kegiatan inti guru memberikan permasalahan tentang 2 buah potongan
roti dari 2 buah roti yang (satu roti di bagi menjadi 3 bagian dan yang satu di
bagi menjadi 4 bagian), siswa menuliskan nilai masing-masing potongan roti
dalam bentuk pecahan, dan membandingkan pecahan tersebut, guru
memberikan penjelasan tentang tanda lebih besar, lebih kecil dan sama
dengan. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 3-4 siswa, siswa mengerjakan lember kerja kelompok, siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompok, guru dan siswa membahas hasil
kerja kelompok.
Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa
bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilaian kepada siswa.
50
Pertemuan 3
Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan
tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya.
Kegiatan inti guru menggali pengetahuan siswa tentang nilai pecahan dan
perbandingan pecahan, siswa diminta mengerjakan soal-soal letihan tentang
nilai pecahan dan perbandingan pecahan secara individu, guru dan siswa
membahas hasil kerja siswa
Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa
bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilain kepada siswa.
b. Observasi
Pada saat Pembelajaran siklus 1 berlangsung, peneliti meminta Observer
(guru kelas IV) untuk mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari
awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi guru
(terlampir) yang telah disediakan.
Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada Siklus 1,tampak adanya
peningkatan keaktifan siswa. Meskipun perbedaan yang terjadi belum begitu
besar, namun setidaknya ada perubahan reaksi siswa terhadap materi
pembelajaran menggunakan matematika realistik.
Siswa menunjukkan ketertarikan terhadap alat peraga yang digunakan
sehingga mereka lebih termotivasi. Antusiasme siswa memacu mereka untuk
lebih terlibat dalam proses pembelajaran selanjutnya.
Berdasarkan lembar observasi, saran dan kritik yang diberikan observer
pada Siklus 1, maka peneliti melakukan refleksi terhadap berbagai kelebihan
dan kekurangan dalam pelaksanaan penelitian.
3. Refleksi Siklus 1
Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, upaya peningkatan guru
dalam meningkatkan pembelajaran baik proses maupun hasilnya dapat
meningkatkan daya serap siswa. Adapun aspek-aspek yang diamati
difokuskan pada kegiatan guru dan siswa.
51
a. Keberhasilannya
1. Rancangan pembelajaran lebih terprogram.
2. Aktivitas siswa lebih menonjol.
3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
b. Kekurangannya
1. Penjelasan guru terlalu cepat.
2. Kurangnya bimbingan dari guru pada saat siswa melaksanakan kerja
kelompok.
3. Siswa masih ragu-ragu dalam bertanya tentang kesulitannya dan
menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Peneliti bersama observer merefleksi hasil pembelajaran pada siklus 1.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 guru melakukan penilaian yang
menggunakan soal evaluasi tertulis pada pertemuan ketiga dan di peroleh
tingkat ketuntasan belajar siklus 1 pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo
semester 2 tahun 2011/2012 dapat disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan
Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 1
No Kategori ketuntasan
belajar siswa
skor Jumlah siswa Persentase
1 Tuntas ≥ 70 18 70,26%
2 Tidak tuntas < 70 5 21,74%
Jumlah 23 100%
Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar 78,26 % dari jumlah
seluruh siswa (23 siswa ) dan 21,74 % dari seluruh siswa (23 siswa) belum
tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Keterangan tabel
diatas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini ;
Gambar 4.2
Diagram Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan
Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 1
tuntas, 78.26%
tidak tuntas, 21.
74%
tuntas
tidak tuntas
52
Berdasarkan distribusi nilai tes dan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus
dan siklus 1, ada peningkatan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya
pembelajaran matematika realistik terbukti pada siklus 1 hasil belajar siswa yang
tuntas sebesar 78,26 % hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan sebesar
157% dari ketuntasan belajar pada pra siklus yang hanya 21,74%, rata-rata nilai
siswa pada siklus 1 juga meningkat dari 57 pada pra siklus menjadi 76. Walaupun
sudah terjadi peningkatan prestasi belajar pada siklus 1 akan tetapi masih ada
kekurangan-kekurangan yang harus di perbaiki berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh guru adapun hal yang perlu diperbaiki adalah sebagai berikut :
1. Usaha guru untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
2. Usaha guru untuk membimbing pelaksanaan diskusi maupun pada saat
presentasi kelompok.
3. Usaha guru untuk membimbing dalam menyimpulkan hasil diskusi kelompok
siswa.
4. Memotivasi siswa untuk yakin dalam bertanya,berpendapat atau jika
mendapatkan kesulitan.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus 1 maka perlu
adanya perbaikan pembelajaran yang dapat dilaksanakan pada siklus 2 agar hasil
belajar siswa tercapai secara optimal. Dengan cara lebih mengaktifkan siswa
dalam melakukan kegiatan pembelajaran dari pada hanya menjawab pertanyaan
dari guru.
Refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan observer. Dalam diskusi berisi tentang
evaluasi bagaimana pembelajaran matematika melalui PMR. Dari diskusi ini
didapatkan bahwa dengan menerapkan PMR mendapat pengalaman dan wawasan
baru dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, siswa
yang lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan guru hanya menjalankan
perannya sebagai fasilitator, bagi siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan
dipahami karena dalam pembelajaran siswa menemukan sendiri tentang materi
yang di pelajari.
53
Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari PMR. Refleksi
ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil
tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang
diharapkan. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa
tuntas dengan KKM 70 dapat dicapai oleh 78% dari seluruh siswa.
Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 adalah
sebagai berikut:
A. Kelebihan
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran terarah dengan baik karena memang
sudah diprogramkan dengan baik.
2. Dalam kegiatan pembelajaran terasa lebih hidup karena siswa belajar
lebih leluasa.
3. Siswa merasa lebih senang dengan model pembelajaran yang
dilaksanakan karena mereka merasa proses belajar dilakukan sambil
bermain.
4. Bermanfaat karena dapat menumbuhkan dan memupuk keberanian siswa
saat berada dalam proses belajar dikelas, yang dulunya tidak mau
menjawab menjadi mau menjawab, mereka juga merasa percaya diri
menyampaikan pendapatnya didepan kelas melalui presentasi, dan
mengurangi rasa rendah diri.
5. Melatih tanggung jawab siswa dalam keikutsertaanya dalam pelajaran.
B. Kekurangan
a. Hambatan
1. Mobilitas guru masih kurang dalam memberikan bimbingan pada
siswa yang mengalami kesulitan.
2. Adanya siswa yang belum siap dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Penyelesaian
1. Dalam proses pembelajaran perlu adanya persiapan yang benar-
benar matang agar pembelajaran terlaksana dengan baik dan optimal.
2. Perlu adanya pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan siswa.
54
3. Membuat siswa lebih aktif dalam setiap kegiatan belajar sehingga
keterampilan kerjasama kelompok siswa lebih meningkat.
4. Pemberian peringatan kepada siswa yang tanggung jawabnya kurang
saat melaksanakan kegiatan belajar.
4.1.3 Diskripsi Pelaksanaan Siklus 2
1. Perencanaan
Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus 1 guru membuat
perencanaan untuk meperbaiki pembelajaran di siklus 2 pada materi
penjumlahan pecahan menggunakan pembelajaran matematika realistik.
siklus 2 dilaksanankan selama 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP
tiap pertemuan, membuat lembar soal yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa, menyusun lembar observasi, menyiapkan alat dan bahan
pembelajaran sesuai RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal. RPP dapat dilihat pada lampiran 3.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
a. Pelaksanaan
Siklus 2 dilaksanakan 3 kali pertemuan bertempat di SD Negeri 3
Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan mulai dari
kegiatan awal. kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan 1
Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi dengan Dengan menggunakan 2 buah roti yang
masing-masing dibagi menjadi 4 bagian, (satu siswa disuruh mengambil 1
bagian dari roti pertama dan satu siswa lagi mengambil 2 bagian dari roti
yang kedua).
Pada kegiatan inti guru mengajak siswa menuliskan nilai bilangan
pecahan sesuai dengan bagian roti yang diambil, menjelaskan tentang operasi
penjumlahan berpenyebut sama, siswa dibagi menjadi 6 kelompok masing-
55
masing kelompok 3-4 siswa, masing-masing kelompok mengerjakan soal-soal
yang telah disediakan guru, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya, siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok.
Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa
bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilaian kepada siswa.
Pertemuan 2
Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi
motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada
pertemuan yang sebelumnya.
Kegiatan inti guru menyuruh siswa membagi 2 buah roti masing-masing
dibagi menjadi 5 dan 4 bagian, Guru menggali pengetahuan siswa bagaimana
cara menjumlahkan 1 dari lima bagian dan 2 dari 4 bagian ( 1
5 +
2
4), siswa
dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa,
tiap-tiap kelompok mengerjakan soal yang telah disediakan oleh guru, guru
dan siswa membahas hasil kerja kelompok.
Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa
bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilaian kepada siswa.
Pertemuan 3
Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi
motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada
pertemuan yang sebelumnya.
Kegiatan inti guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang penjumlahan
pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak
sama, siswa mengerjakan soal-soal latihan, siswa mempresentasikan hasil
kerjanya, siswa dan guru membahas hasil kerja siswa.
Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa
bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilaian kepada siswa.
56
b. Observasi
Observasi dilakukan oleh guru kelas IV pada setiap pertemuan dengan
hasil :
Pada pertemuan 1
Siswa masih banyak kesulitan dalam menyimpulkan hasil kerja
kelompok dan masih malu dalam mempresentasikan hasil kerjanya sehingga
guru harus lebih membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dan
memberi motifasi kepada siswa untuk berani berbicara di depan umum .Pada
pertemuan 2
Sebagian besar siswa sudah berani bertanya tentang materi yang belum
paham dan berani menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan.
Pada pertemuan 3
Siswa lebih antusias mempresentasikan hasil kerjanya jika dibandingkan
dengan pada saat mempresentasikan pertemuan-pertemuan sebelumnya.
3. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, upaya peningkatan guru
dalam meningkatkan pembelajaran baik proses maupun hasilnya dapat
meningkatkan daya serap siswa. Adapun aspek-aspek yang diamati
difokuskan pada kegiatan guru dan siswa.
a. Rancangan pembelajaran lebih terprogram.
b. Aktivitas siswa lebih menonjol.
c. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
d. Siswa sudah berani bertanya tentang kesulitannya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan guru.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2 guru melakukan penilaian yang
menggunakan soal evaluasi tertulis pada pertemuan ketiga dengan
menggunakan Pendekatan Matenmatika Realistik dan di peroleh tingkat
ketuntasan belajar siklus 2 pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo
semester 2 tahun 2011/2012 dapat disajikan pada tabel di bawah ini:
57
Tabel 4.3
Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan
Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 2
No Kategori ketuntasan
belajar siswa
skor Jumlah siswa Persentase
1 Tuntas ≥ 70 20 86,96%
2 Tidak tuntas < 70 3 13,04%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel 4.3 ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar
86,96% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa ) dan 13,04 % dari seluruh siswa
(23 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70.
Keterangan tabel diatas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah
ini :
Gambar 4.3
Diagram Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan
Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 2
Berdasarkan data distribusi nilai tes dan ketuntasan belajar siswa pada siklus
1 mencapai ketuntasan 78,26% dan siklus 2 ketuntasan menjadi 86,96%. Hal ini
membuktikan bahwa ada peningkatan ketuntasan siswa dari siklus 1 ke siklus 2
sebesar 219%.
Hasil observasi kinerja guru sangat baik pada siklus 2 ini, kegiatan
pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi
pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan untuk menemukan sendiri
hal-hal yang dipelajari, mengelola waktu pembelajaran dengan lebih baik dan
efisien, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan
balik, dan memberikan pujian. Berdasarka hasil observasi yang dilakukan
terhadap siswa terlihat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran, siswa
tuntas, 86.96%
tidak tuntas, 13.
04%tuntas
tidak tuntas
58
merasa senang dan hampir keseluruhan siswa memiliki keaktifan, konsentrasi dan
mampu bekerja sama dengan baik.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
1. Sebelum Tindakan
Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas IV SD
Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, terlihat
bahwa sebagian besar siswa yang berjumlah 16 siswa atau dengan presentase
69,56% belum mencapai KKM ≥ 70. Sedangkan siswa yang mampu
mencapai nilai KKM berjumlah 7 siswa dengan presentase 30,44%. Nilai
maksimum yang di peroleh siswa adalah 90 dan nilai minimumnya 30. Nilai
rata-rata yang diperoleh siswa sebelum tindakan sebesar 57.
2. Siklus 1
Berdasarkan dari hasil analisa data, kegiatan pembelajaran di kelas IV
SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo,
terlihat bahwa ada peningkatan nilai siswa setelah adanya pendekatan
matematika realistik dengan nilai rata-rata 57 sebelum diadakan tindakan dan
setelah diadakan tindakan pada siklus 1 nilai rata-rata menjadi 76. Berarti
pembelajaran telah berhasil dan sesuai rencana dengan indikator
keberhasilanya > 75%, yaitu jumlah siswa yang mendapat nilai di atas
KKM=70 ada 18 siswa atau 78,26% dan siswa yang masih mendapat nilai di
bawah KKM ada 5 siswa atau 21,74% dengan nilai minimum 40 dan nilai
maksimum 100 dengan jumlah siswa kelas IV sebanyak 23 siswa. Masih ada
kekurangan-kekurangan sehingga perlu perbaikan dalam sistem pembelajaran
pada siklus 2. Meskipun sebagian besar hasil belajar siswa sudah tuntas tetapi
dalam kegiatan siklus 1 Penggunaan pendekatan matematika realistik ini
masih memiliki kekurangan antara lain : penjelasan guru terlalu cepat, siswa
masih ragu-ragu dalam bertanya tentang kesulitannya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan guru. Untuk kelebihan pada siklus 1 ini terbukti
hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan di atas (KKM = 70). Selain
itu siswa menjadi lebih antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran,
59
siswa menjadi aktif, terjalinnya kerja sama antar siswa atau kelompok dan
kegiatan pembelajaranya lebih hidup dengan adanya pendekatan matematika
realistik pembelajaran lebih bermakna.
3. Siklus 2
Kekurangan yang terdapat pada siklus 1 dapat diperbaiki pada siklus 2.
Hasil dari siklus 2, siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada mata
pelajaran Matematika tentang pecahan, dengan nilai rata-rata 82, nilai
terendah 50 dan nilai tertinggi 100. Siswa yang sudah mencapai nilai
ketuntasan KKM=70 ada 20 siswa atau 86,96% dari jumlah siswa sedangkan
siswa yang masih mendapat nilai di bawah KKM ada 3 siswa atau 13,04%
dari jumlah siswa. Kekurangan pada siklus 1 sudah dapat diperbaiki pada
siklus 2, terbukti siswa sudah berani bertanya tentang kesulitan dan
menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Dengan demikian dapat dikatakan
metode pendekatan metematika realistik yang dilakukan pada materi pecahan
untuk siswa kelas IV di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang
Kabupaten Wonosobo berhasil dan sesuai tujuan yang diharapkan.
Berikut ini pembahasan mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar
siswa pada saat pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat ditunjukan pada tebel
Tabel 4.4
Distribusi Perbandingan Hasil Belajar Matematika tantang Pecahan Pada
Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2
Ketuntasan
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Frek.
siswa
Persentase
(%)
Frek.
Siswa
Persentase
(%)
Frek.
siswa
Persentase
(%)
Tuntas (≥70) 7 30,44 18 78,26 20 86,96
Tidak Tuntas
(< 70) 16 69,56 5 21,74 3 13,04
Jumlah 23 100 23 100 23 100
Dari tabel 4.4 diatas terlihat bahwa ketuntasan belajar dari pra sikus ke
siklus 1 dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan
belajar hanya dicapai oleh 7 anak dari seluruh siswa (23 siswa) yaitu sebesar
30,44 %. Sedangkan pada siklus 1 ketuntasan belajar dapat dicapai oleh 18 siswa
dari seluruh siswa (23 siswa) yaitu sebesar 78,26 %. Hal ini menunjukkan
60
peningkatan ketuntasan belajar yang dicapai siswa yaitu sebesar 157,09 %. Sama
halnya pada siklus 2, pada siklus 2 dapat meningkat menjadi 86,96% jadi
mengalami kenaikan ketuntasan sebesar 218,52%.
Tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
dapat diperjelas dengan diagram batang dibawah ini :
Gambar 4.4
Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan
Pada Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2
Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat, skor minimal
hasil belajar Matematika tentang Pecahan juga mengalami peningkatan dari hasil
pra siklus 30, ke siklus 1 menjadi 40 dan pada siklus 2 menjadi 50. Hasil tersebut
dapat dilihat dari grafik perbandingan skor rata-rata hasil belajar Matematika
tentang Pecahan berikut ini :
Gambar 4.5
Grafik Perbandingan Skor Minimal Tes Matematika tentang Pecahan Pada
Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
0.00% 100.00%
30.44%
78.26%
86.96%
69.56%
21.74%
13.04%
Tidak Tuntas
Tuntas
30
40
50
0
10
20
30
40
50
60
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Skor Minimal
61
Adapun perolehan skor maksimal juga mengalami peningkatan dari hasil
prasiklus sebesar 90 meningkat menjadi 100 pada siklus 1 dan mengalami
peningkatan kembali pada siklus 2 sebesar 100. Hasil tersebut dapat dilihat pada
grafik perbandingan skor maksimal berikut ini :
Gambar 4.6
Grafik Perbandingan Skor Maksimal Tes Matematika tentang Pecahan
Pada Pra siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Pada perolehan skor rata-rata juga mengalami peningkatan dari hasil pra
siklus 57 pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 76 dan mengalami
peningkatan kembali pada siklus 2 menjadi 82. Hasil tersebut dapat dilihat pada
grafik perbandingan skor rata-rata berikut ini :
Gambar 4.7
Grafik Perbandingan Skor Rata-Rata Tes Matematika tentang Pecahan
Pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
90
100 100
84
86
88
90
92
94
96
98
100
102
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Skor Maksimal
57
7682
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Skor rata-rata