bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...

16
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Trimulyo yang terletak di Dusun Kalisat Rt 06 Rw 06 Desa Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. SD Negeri 3 Trimulyo memiliki enam kelas dari kelas I sampai kelas VI dengan jumlah siswa 131 siswa yang terdiri dari 69 siswa laki-laki dan 62 siswa perempuan. Memiliki 6 guru kelas yang PNS, 1 guru PAI yang sudah PNS, 3 guru wiyata bakti, 1 kepala sekolah yang mengampu dan 1 penjaga sekolah yang masih wiyata bakti. Siswa kelas I berjumlah 24 siswa, siswa kelas II berjumlah 21 siswa, siswa kelas III berjumlah 24 siswa, siswa kelas IV berjumlah 23 siswa, siswa kelas V berjumlah 16 siswa dan siswa kelas VI berjumlah 22 siswa. Jumlah siswa kelas IV ada 23 siswa dengan rincian siswa laki-laki 13 siswa dan siswa perempuan 10 siswa. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada mata pelajaran matematika materi pecahan masih kurang dari KKM=70. Siswa hanya mampu mencapai rata-rata 57. Hal ini ditunjukkan dari Persentase hasil evaluasi siswa yaitu dari 23 siswa hanya 7 siswa (30,44%) dari jumlah siswa yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 16 siswa (69,56%) dari jumlah siswa belum mencapai nilai ≥ dari KKM=70. Maka peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya . Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam dua siklus. Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun 2011/2012 yang berjumlah 23 siswa pada pembelajaran Matematika, terlihat

Upload: vuthu

Post on 04-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Trimulyo yang terletak di Dusun

Kalisat Rt 06 Rw 06 Desa Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten

Wonosobo. SD Negeri 3 Trimulyo memiliki enam kelas dari kelas I sampai kelas

VI dengan jumlah siswa 131 siswa yang terdiri dari 69 siswa laki-laki dan 62

siswa perempuan. Memiliki 6 guru kelas yang PNS, 1 guru PAI yang sudah PNS,

3 guru wiyata bakti, 1 kepala sekolah yang mengampu dan 1 penjaga sekolah

yang masih wiyata bakti. Siswa kelas I berjumlah 24 siswa, siswa kelas II

berjumlah 21 siswa, siswa kelas III berjumlah 24 siswa, siswa kelas IV berjumlah

23 siswa, siswa kelas V berjumlah 16 siswa dan siswa kelas VI berjumlah 22

siswa.

Jumlah siswa kelas IV ada 23 siswa dengan rincian siswa laki-laki 13 siswa

dan siswa perempuan 10 siswa. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan

bahwa nilai siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada mata pelajaran

matematika materi pecahan masih kurang dari KKM=70. Siswa hanya mampu

mencapai rata-rata 57. Hal ini ditunjukkan dari Persentase hasil evaluasi siswa

yaitu dari 23 siswa hanya 7 siswa (30,44%) dari jumlah siswa yang mendapat

nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 16 siswa (69,56%)

dari jumlah siswa belum mencapai nilai ≥ dari KKM=70. Maka peneliti tertarik

melakukan sebuah penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian

yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya . Dalam penelitian tersebut peneliti

menggunakan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan hasil

belajar siswa yang dilaksanakan dalam dua siklus.

Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas

dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SD

Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo tahun

2011/2012 yang berjumlah 23 siswa pada pembelajaran Matematika, terlihat

47

bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil

evaluasi peserta didik pada mata pelajaran Matematika yang telah dilakukan

dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) = 70. Dengan demikian diperoleh data hasil

pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian, dapat di lihat dari

tabel 4 berikut ini:

Tabel 4.1

Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan

Pada Pra Siklus

No Kategori ketuntasan

belajar siswa

skor Jumlah siswa Persentase

1 Tuntas ≥ 70 7 30,44%

2 Tidak tuntas < 70 16 69,56%

Jumlah 23 100%

Dari tabel 4.1 diatas ketuntasan belajar matematika tentang pecahan yang

dicapai siswa hanya sebesar 30,44% (7 siswa) dari jumlah seluruh siswa (23

siswa) dan 69,56 % (16 siswa) dari seluruh siswa (23 siswa) belum tuntas sesuai

dengan KKM (70). nilai ketuntasan belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 3

Trimulyo dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini :

Gambar 4.1

Diagram distribusi ketuntasan belajar matematika tentang pecahan

Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Pra Siklus.

Hasil Ketuntasan belajar siswa SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan

Wadaslintang Kabupaten Wonosobo sebelum dilakukan tindakan dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilainya kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM = 70) sebanyak 16 siswa atau 69,56%, sedangkan yang sudah mencapai

ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 30,44%.

tuntas, 30.44%

tidak tuntas, 69.5

6% tuntas

tidak tuntas

48

Berdasarkan penelitian sebelumnya, rendahnya hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh metode yang sering diterima siswa dalam pembelajaran sering

menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah mengakibatkan

peserta didik tidak antusias dalam menjawab pertanyaan guru, dan rasa takut

untuk bertanya tentang materi pelajaran. Diperoleh data hasil belajar siswa yang

masih rendah dari siswa kelas IV di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan

Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 .

Untuk itu, dalam penelitian di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang

Kabupaten Wonosobo, menggunakan Pendekatan Matematika Realistik guna

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan

Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, yang akan dilakukan dalam dua siklus.

4.1.2 Diskripsi Pelaksanaan Siklus 1

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus guru membuat perencanaan

untuk memperbaiki pembelajaran di siklus 1 materi pecahan dengan

menggunakan pembelajaran matematika realistik. siklus 1 dilaksanankan

selama 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP tiap pertemuan,

membuat lembar soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa,

menyusun lembar observasi, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sesuai

RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. RPP dapat

dilihat pada lampiran 2.

2. Implementasi Tindakan dan Observasi

a. Implementasi Tindakan

Siklus 1 dilaksanakan 3 kali pertemuan bertempat di SD Negeri 3

Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Peneliti

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan mulai dari

kegiatan awal. Kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

49

Pertemuan 1

Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan memberikan motivasi dengan menanyakan pada siswa tentang

pengalamannya makan apel.

Pada kegiatan inti siswa diberi permasalahan bagaimana cara membagi 1

apel untuk 2 orang kemudian siswa menjelaskan cara membaginya dan

menyebutkan berapa bagian yang didapat masing-masing orang dan

menuliskan dalam bentuk bilangan pecahan di papan tilis, siswa di bagi

menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok 3-4 siswa,guru membagikan

lembar kerja kelompok, siswa melekukan percobaan membagi benda-benda

menjadi beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada pada lembar soal dan

menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan,

guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok.

Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan

soal pekerjaan rumah.

Pertemuan 2

Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan

tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya dan membahas pekerjaan

rumah.

Kegiatan inti guru memberikan permasalahan tentang 2 buah potongan

roti dari 2 buah roti yang (satu roti di bagi menjadi 3 bagian dan yang satu di

bagi menjadi 4 bagian), siswa menuliskan nilai masing-masing potongan roti

dalam bentuk pecahan, dan membandingkan pecahan tersebut, guru

memberikan penjelasan tentang tanda lebih besar, lebih kecil dan sama

dengan. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok

terdiri dari 3-4 siswa, siswa mengerjakan lember kerja kelompok, siswa

mempresentasikan hasil kerja kelompok, guru dan siswa membahas hasil

kerja kelompok.

Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa

bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilaian kepada siswa.

50

Pertemuan 3

Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan

tentang pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya.

Kegiatan inti guru menggali pengetahuan siswa tentang nilai pecahan dan

perbandingan pecahan, siswa diminta mengerjakan soal-soal letihan tentang

nilai pecahan dan perbandingan pecahan secara individu, guru dan siswa

membahas hasil kerja siswa

Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa

bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilain kepada siswa.

b. Observasi

Pada saat Pembelajaran siklus 1 berlangsung, peneliti meminta Observer

(guru kelas IV) untuk mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari

awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi guru

(terlampir) yang telah disediakan.

Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada Siklus 1,tampak adanya

peningkatan keaktifan siswa. Meskipun perbedaan yang terjadi belum begitu

besar, namun setidaknya ada perubahan reaksi siswa terhadap materi

pembelajaran menggunakan matematika realistik.

Siswa menunjukkan ketertarikan terhadap alat peraga yang digunakan

sehingga mereka lebih termotivasi. Antusiasme siswa memacu mereka untuk

lebih terlibat dalam proses pembelajaran selanjutnya.

Berdasarkan lembar observasi, saran dan kritik yang diberikan observer

pada Siklus 1, maka peneliti melakukan refleksi terhadap berbagai kelebihan

dan kekurangan dalam pelaksanaan penelitian.

3. Refleksi Siklus 1

Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, upaya peningkatan guru

dalam meningkatkan pembelajaran baik proses maupun hasilnya dapat

meningkatkan daya serap siswa. Adapun aspek-aspek yang diamati

difokuskan pada kegiatan guru dan siswa.

51

a. Keberhasilannya

1. Rancangan pembelajaran lebih terprogram.

2. Aktivitas siswa lebih menonjol.

3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah

sesuai.

b. Kekurangannya

1. Penjelasan guru terlalu cepat.

2. Kurangnya bimbingan dari guru pada saat siswa melaksanakan kerja

kelompok.

3. Siswa masih ragu-ragu dalam bertanya tentang kesulitannya dan

menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

Peneliti bersama observer merefleksi hasil pembelajaran pada siklus 1.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 guru melakukan penilaian yang

menggunakan soal evaluasi tertulis pada pertemuan ketiga dan di peroleh

tingkat ketuntasan belajar siklus 1 pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo

semester 2 tahun 2011/2012 dapat disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan

Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 1

No Kategori ketuntasan

belajar siswa

skor Jumlah siswa Persentase

1 Tuntas ≥ 70 18 70,26%

2 Tidak tuntas < 70 5 21,74%

Jumlah 23 100%

Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar 78,26 % dari jumlah

seluruh siswa (23 siswa ) dan 21,74 % dari seluruh siswa (23 siswa) belum

tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Keterangan tabel

diatas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini ;

Gambar 4.2

Diagram Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan

Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 1

tuntas, 78.26%

tidak tuntas, 21.

74%

tuntas

tidak tuntas

52

Berdasarkan distribusi nilai tes dan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus

dan siklus 1, ada peningkatan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya

pembelajaran matematika realistik terbukti pada siklus 1 hasil belajar siswa yang

tuntas sebesar 78,26 % hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan sebesar

157% dari ketuntasan belajar pada pra siklus yang hanya 21,74%, rata-rata nilai

siswa pada siklus 1 juga meningkat dari 57 pada pra siklus menjadi 76. Walaupun

sudah terjadi peningkatan prestasi belajar pada siklus 1 akan tetapi masih ada

kekurangan-kekurangan yang harus di perbaiki berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan oleh guru adapun hal yang perlu diperbaiki adalah sebagai berikut :

1. Usaha guru untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran

2. Usaha guru untuk membimbing pelaksanaan diskusi maupun pada saat

presentasi kelompok.

3. Usaha guru untuk membimbing dalam menyimpulkan hasil diskusi kelompok

siswa.

4. Memotivasi siswa untuk yakin dalam bertanya,berpendapat atau jika

mendapatkan kesulitan.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus 1 maka perlu

adanya perbaikan pembelajaran yang dapat dilaksanakan pada siklus 2 agar hasil

belajar siswa tercapai secara optimal. Dengan cara lebih mengaktifkan siswa

dalam melakukan kegiatan pembelajaran dari pada hanya menjawab pertanyaan

dari guru.

Refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses

pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan observer. Dalam diskusi berisi tentang

evaluasi bagaimana pembelajaran matematika melalui PMR. Dari diskusi ini

didapatkan bahwa dengan menerapkan PMR mendapat pengalaman dan wawasan

baru dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, siswa

yang lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan guru hanya menjalankan

perannya sebagai fasilitator, bagi siswa pembelajaran dirasa mudah diterima dan

dipahami karena dalam pembelajaran siswa menemukan sendiri tentang materi

yang di pelajari.

53

Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari PMR. Refleksi

ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil

tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang

diharapkan. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa

tuntas dengan KKM 70 dapat dicapai oleh 78% dari seluruh siswa.

Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 adalah

sebagai berikut:

A. Kelebihan

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran terarah dengan baik karena memang

sudah diprogramkan dengan baik.

2. Dalam kegiatan pembelajaran terasa lebih hidup karena siswa belajar

lebih leluasa.

3. Siswa merasa lebih senang dengan model pembelajaran yang

dilaksanakan karena mereka merasa proses belajar dilakukan sambil

bermain.

4. Bermanfaat karena dapat menumbuhkan dan memupuk keberanian siswa

saat berada dalam proses belajar dikelas, yang dulunya tidak mau

menjawab menjadi mau menjawab, mereka juga merasa percaya diri

menyampaikan pendapatnya didepan kelas melalui presentasi, dan

mengurangi rasa rendah diri.

5. Melatih tanggung jawab siswa dalam keikutsertaanya dalam pelajaran.

B. Kekurangan

a. Hambatan

1. Mobilitas guru masih kurang dalam memberikan bimbingan pada

siswa yang mengalami kesulitan.

2. Adanya siswa yang belum siap dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Penyelesaian

1. Dalam proses pembelajaran perlu adanya persiapan yang benar-

benar matang agar pembelajaran terlaksana dengan baik dan optimal.

2. Perlu adanya pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang

dilaksanakan siswa.

54

3. Membuat siswa lebih aktif dalam setiap kegiatan belajar sehingga

keterampilan kerjasama kelompok siswa lebih meningkat.

4. Pemberian peringatan kepada siswa yang tanggung jawabnya kurang

saat melaksanakan kegiatan belajar.

4.1.3 Diskripsi Pelaksanaan Siklus 2

1. Perencanaan

Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus 1 guru membuat

perencanaan untuk meperbaiki pembelajaran di siklus 2 pada materi

penjumlahan pecahan menggunakan pembelajaran matematika realistik.

siklus 2 dilaksanankan selama 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP

tiap pertemuan, membuat lembar soal yang digunakan untuk mengukur hasil

belajar siswa, menyusun lembar observasi, menyiapkan alat dan bahan

pembelajaran sesuai RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara

maksimal. RPP dapat dilihat pada lampiran 3.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

a. Pelaksanaan

Siklus 2 dilaksanakan 3 kali pertemuan bertempat di SD Negeri 3

Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Peneliti

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan mulai dari

kegiatan awal. kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pertemuan 1

Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memberikan motivasi dengan Dengan menggunakan 2 buah roti yang

masing-masing dibagi menjadi 4 bagian, (satu siswa disuruh mengambil 1

bagian dari roti pertama dan satu siswa lagi mengambil 2 bagian dari roti

yang kedua).

Pada kegiatan inti guru mengajak siswa menuliskan nilai bilangan

pecahan sesuai dengan bagian roti yang diambil, menjelaskan tentang operasi

penjumlahan berpenyebut sama, siswa dibagi menjadi 6 kelompok masing-

55

masing kelompok 3-4 siswa, masing-masing kelompok mengerjakan soal-soal

yang telah disediakan guru, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya, siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok.

Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa

bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilaian kepada siswa.

Pertemuan 2

Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi

motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada

pertemuan yang sebelumnya.

Kegiatan inti guru menyuruh siswa membagi 2 buah roti masing-masing

dibagi menjadi 5 dan 4 bagian, Guru menggali pengetahuan siswa bagaimana

cara menjumlahkan 1 dari lima bagian dan 2 dari 4 bagian ( 1

5 +

2

4), siswa

dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa,

tiap-tiap kelompok mengerjakan soal yang telah disediakan oleh guru, guru

dan siswa membahas hasil kerja kelompok.

Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa

bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilaian kepada siswa.

Pertemuan 3

Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi

motivasi dengan memberikan pertayaan-pertanyaan tentang pelajaran pada

pertemuan yang sebelumnya.

Kegiatan inti guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang penjumlahan

pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak

sama, siswa mengerjakan soal-soal latihan, siswa mempresentasikan hasil

kerjanya, siswa dan guru membahas hasil kerja siswa.

Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa

bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilaian kepada siswa.

56

b. Observasi

Observasi dilakukan oleh guru kelas IV pada setiap pertemuan dengan

hasil :

Pada pertemuan 1

Siswa masih banyak kesulitan dalam menyimpulkan hasil kerja

kelompok dan masih malu dalam mempresentasikan hasil kerjanya sehingga

guru harus lebih membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dan

memberi motifasi kepada siswa untuk berani berbicara di depan umum .Pada

pertemuan 2

Sebagian besar siswa sudah berani bertanya tentang materi yang belum

paham dan berani menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan.

Pada pertemuan 3

Siswa lebih antusias mempresentasikan hasil kerjanya jika dibandingkan

dengan pada saat mempresentasikan pertemuan-pertemuan sebelumnya.

3. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, upaya peningkatan guru

dalam meningkatkan pembelajaran baik proses maupun hasilnya dapat

meningkatkan daya serap siswa. Adapun aspek-aspek yang diamati

difokuskan pada kegiatan guru dan siswa.

a. Rancangan pembelajaran lebih terprogram.

b. Aktivitas siswa lebih menonjol.

c. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

d. Siswa sudah berani bertanya tentang kesulitannya dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2 guru melakukan penilaian yang

menggunakan soal evaluasi tertulis pada pertemuan ketiga dengan

menggunakan Pendekatan Matenmatika Realistik dan di peroleh tingkat

ketuntasan belajar siklus 2 pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo

semester 2 tahun 2011/2012 dapat disajikan pada tabel di bawah ini:

57

Tabel 4.3

Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan

Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 2

No Kategori ketuntasan

belajar siswa

skor Jumlah siswa Persentase

1 Tuntas ≥ 70 20 86,96%

2 Tidak tuntas < 70 3 13,04%

Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel 4.3 ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar

86,96% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa ) dan 13,04 % dari seluruh siswa

(23 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70.

Keterangan tabel diatas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah

ini :

Gambar 4.3

Diagram Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan

Siswa kelas IV SD Negeri 3 Trimulyo pada Siklus 2

Berdasarkan data distribusi nilai tes dan ketuntasan belajar siswa pada siklus

1 mencapai ketuntasan 78,26% dan siklus 2 ketuntasan menjadi 86,96%. Hal ini

membuktikan bahwa ada peningkatan ketuntasan siswa dari siklus 1 ke siklus 2

sebesar 219%.

Hasil observasi kinerja guru sangat baik pada siklus 2 ini, kegiatan

pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi

pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan untuk menemukan sendiri

hal-hal yang dipelajari, mengelola waktu pembelajaran dengan lebih baik dan

efisien, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan

balik, dan memberikan pujian. Berdasarka hasil observasi yang dilakukan

terhadap siswa terlihat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran, siswa

tuntas, 86.96%

tidak tuntas, 13.

04%tuntas

tidak tuntas

58

merasa senang dan hampir keseluruhan siswa memiliki keaktifan, konsentrasi dan

mampu bekerja sama dengan baik.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Sebelum Tindakan

Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas IV SD

Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, terlihat

bahwa sebagian besar siswa yang berjumlah 16 siswa atau dengan presentase

69,56% belum mencapai KKM ≥ 70. Sedangkan siswa yang mampu

mencapai nilai KKM berjumlah 7 siswa dengan presentase 30,44%. Nilai

maksimum yang di peroleh siswa adalah 90 dan nilai minimumnya 30. Nilai

rata-rata yang diperoleh siswa sebelum tindakan sebesar 57.

2. Siklus 1

Berdasarkan dari hasil analisa data, kegiatan pembelajaran di kelas IV

SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo,

terlihat bahwa ada peningkatan nilai siswa setelah adanya pendekatan

matematika realistik dengan nilai rata-rata 57 sebelum diadakan tindakan dan

setelah diadakan tindakan pada siklus 1 nilai rata-rata menjadi 76. Berarti

pembelajaran telah berhasil dan sesuai rencana dengan indikator

keberhasilanya > 75%, yaitu jumlah siswa yang mendapat nilai di atas

KKM=70 ada 18 siswa atau 78,26% dan siswa yang masih mendapat nilai di

bawah KKM ada 5 siswa atau 21,74% dengan nilai minimum 40 dan nilai

maksimum 100 dengan jumlah siswa kelas IV sebanyak 23 siswa. Masih ada

kekurangan-kekurangan sehingga perlu perbaikan dalam sistem pembelajaran

pada siklus 2. Meskipun sebagian besar hasil belajar siswa sudah tuntas tetapi

dalam kegiatan siklus 1 Penggunaan pendekatan matematika realistik ini

masih memiliki kekurangan antara lain : penjelasan guru terlalu cepat, siswa

masih ragu-ragu dalam bertanya tentang kesulitannya dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru. Untuk kelebihan pada siklus 1 ini terbukti

hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan di atas (KKM = 70). Selain

itu siswa menjadi lebih antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran,

59

siswa menjadi aktif, terjalinnya kerja sama antar siswa atau kelompok dan

kegiatan pembelajaranya lebih hidup dengan adanya pendekatan matematika

realistik pembelajaran lebih bermakna.

3. Siklus 2

Kekurangan yang terdapat pada siklus 1 dapat diperbaiki pada siklus 2.

Hasil dari siklus 2, siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada mata

pelajaran Matematika tentang pecahan, dengan nilai rata-rata 82, nilai

terendah 50 dan nilai tertinggi 100. Siswa yang sudah mencapai nilai

ketuntasan KKM=70 ada 20 siswa atau 86,96% dari jumlah siswa sedangkan

siswa yang masih mendapat nilai di bawah KKM ada 3 siswa atau 13,04%

dari jumlah siswa. Kekurangan pada siklus 1 sudah dapat diperbaiki pada

siklus 2, terbukti siswa sudah berani bertanya tentang kesulitan dan

menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Dengan demikian dapat dikatakan

metode pendekatan metematika realistik yang dilakukan pada materi pecahan

untuk siswa kelas IV di SD Negeri 3 Trimulyo Kecamatan Wadaslintang

Kabupaten Wonosobo berhasil dan sesuai tujuan yang diharapkan.

Berikut ini pembahasan mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar

siswa pada saat pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat ditunjukan pada tebel

Tabel 4.4

Distribusi Perbandingan Hasil Belajar Matematika tantang Pecahan Pada

Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2

Ketuntasan

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Frek.

siswa

Persentase

(%)

Frek.

Siswa

Persentase

(%)

Frek.

siswa

Persentase

(%)

Tuntas (≥70) 7 30,44 18 78,26 20 86,96

Tidak Tuntas

(< 70) 16 69,56 5 21,74 3 13,04

Jumlah 23 100 23 100 23 100

Dari tabel 4.4 diatas terlihat bahwa ketuntasan belajar dari pra sikus ke

siklus 1 dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan

belajar hanya dicapai oleh 7 anak dari seluruh siswa (23 siswa) yaitu sebesar

30,44 %. Sedangkan pada siklus 1 ketuntasan belajar dapat dicapai oleh 18 siswa

dari seluruh siswa (23 siswa) yaitu sebesar 78,26 %. Hal ini menunjukkan

60

peningkatan ketuntasan belajar yang dicapai siswa yaitu sebesar 157,09 %. Sama

halnya pada siklus 2, pada siklus 2 dapat meningkat menjadi 86,96% jadi

mengalami kenaikan ketuntasan sebesar 218,52%.

Tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

dapat diperjelas dengan diagram batang dibawah ini :

Gambar 4.4

Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan

Pada Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2

Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat, skor minimal

hasil belajar Matematika tentang Pecahan juga mengalami peningkatan dari hasil

pra siklus 30, ke siklus 1 menjadi 40 dan pada siklus 2 menjadi 50. Hasil tersebut

dapat dilihat dari grafik perbandingan skor rata-rata hasil belajar Matematika

tentang Pecahan berikut ini :

Gambar 4.5

Grafik Perbandingan Skor Minimal Tes Matematika tentang Pecahan Pada

Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

0.00% 100.00%

30.44%

78.26%

86.96%

69.56%

21.74%

13.04%

Tidak Tuntas

Tuntas

30

40

50

0

10

20

30

40

50

60

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Skor Minimal

61

Adapun perolehan skor maksimal juga mengalami peningkatan dari hasil

prasiklus sebesar 90 meningkat menjadi 100 pada siklus 1 dan mengalami

peningkatan kembali pada siklus 2 sebesar 100. Hasil tersebut dapat dilihat pada

grafik perbandingan skor maksimal berikut ini :

Gambar 4.6

Grafik Perbandingan Skor Maksimal Tes Matematika tentang Pecahan

Pada Pra siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

Pada perolehan skor rata-rata juga mengalami peningkatan dari hasil pra

siklus 57 pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 76 dan mengalami

peningkatan kembali pada siklus 2 menjadi 82. Hasil tersebut dapat dilihat pada

grafik perbandingan skor rata-rata berikut ini :

Gambar 4.7

Grafik Perbandingan Skor Rata-Rata Tes Matematika tentang Pecahan

Pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

90

100 100

84

86

88

90

92

94

96

98

100

102

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Skor Maksimal

57

7682

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Skor rata-rata