bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. hasil ......3 kegiatan yang dilakukan dalam tahap...
TRANSCRIPT
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pada bab ini dibahas hasil penelitian yang telah didapatkan
setelah melaksanakan penelitian di SMK Saraswati Salatiga,
namun sebelum membahas hasil penelitian perlu disampaikan
pula bahwa melihat dari Bab III, penelitian ini merupakan jenis
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan di sekolah
yang menggunakan model Kemmis & Taggart (1991). Dalam
model Kemmis & Taggart meliputi tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap observasi, tahap refleksi.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
meliputi: 1). menyeleksi calon peserta pelatihan, 2). menyusun
jadwal In-House Training, 3). mencari pakar ahli dalam bidang
penguatan pendidikan karakter, 4). menyusun silabus dan rencana
pelaksanaan pelatihan, 5). menyiapkan materi pelatihan
penguatan pendidikan karakter, 6). persiapan metode pelatihan
2
yang digunakan sesuai dengan materi pelatihan, 7).persiapan
fasilitas pelatihan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan
meliputi: 1). mengukur tingkat pemahaman serta pengetahuan
peserta pelatihan pada saat awal tentang pentingnya penguatan
pendidikan karakter di sekolah, pengukuran dilakukan dengan
instrumen pre-test, 2.). melaksanakan kegiatan penguatan
pendidikan karakter dengan materi yang diberikan tentang
kebijakan dan konsep dasar penguatan pendidikan karakter,
materi penguatan pendidikan karakter berbasis kelas, materi
penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah, materi
karakter berbasis masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap observasi meliputi:
1). melakukan pengamatan pada saat Trainer menyampaikan
materi kepada peserta pelatihan, 2). melakukan pengamatan
terhadap aktivitas peserta pelatihan. Pengamatan dilakukan
dengan menggunakan instrumen observasi, yang kemudian hasil
dari observasi tersebut digunakan untuk mengetahui proses
pelaksanaan pelatihan.
3
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi meliputi: 1).
pengukuran dengan menggunakan instrumen post-test untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta pelatihan tentang
materi penguatan pendidikan karakter 2). Melakukan evaluasi
pelatihan meliputi pelaksanaan pelatihan, aktivitas pelatih dan
peserta pelatihan, kemampuan peserta pelatihan, dampak manfaat
pelatihan. (terlampir)
4.1.1 Kondisi Awal
Kemampuan guru SMK Saraswati Salatiga dalam
melaksanakan pendidikan karakter masih rendah, hal ini terlihat
pada pengumpulan data yang dilakukan peneliti pada saat awal
penelitian. Data awal diperoleh dari 1). Observasi dilakukan
dengan melihat serta mencatat aktivitas yang dilakukan oleh guru
selama melakukan interaksi sesama guru dan interaksi pada saat
melakukan kegiatan pembinaan; 2). studi wawancara dilakukan
dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan serta beberapa guru; 3).
melalui angket penilaian penguatan pendidikan karakter.
4
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut hanya terdapat 4
guru bimbingan konseling yang menangani peserta didik yang
berjumlah 1250, hanya 12 guru dari jumlah 66 guru yang benar-
benar dapat melaksanakan penguatan pendidikan karakter dan
keseluruhan guru yang dapat melaksanakan merupakan guru
senior yang telah mengajar lebih dari 10 tahun, dalam pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran berkarakter secara garis besar
guru sudah mampu membuat akan tetapi pada saat melaksanakan
proses belajar mengajar dikelas guru hanya mengajar kemampuan
kognitif belum mengarah ke nilai-nilai karakter peserta didik,
dalam budaya sekolah masih terdapat guru khususnya wali kelas
yang mengalami kejenuhan dalam membina peserta didik yang
memerlukan penanganan khusus, agenda sekolah yang begitu
banyak selama satu tahun mengakibatkan pengembangan sumber
daya manusia dalam bidang penguatan pendidikan karakter agak
sedikit terpinggirkan.
5
4.1.2 Pelaksanaan Tiap Siklus
Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus, masing-masing
siklus terdiri dari satu pertemuan. Pada siklus I materi pelatihan
yang diberikan mencakup: 1). Kebijakan dan Konsep dasar
penguatan pendidikan karakter yaitu latar belakang dan urgensi
program penguatan pendidikan karakter (PPK), konsep dasar
penguatan pendidikan karakter, prinsip-prinsip implementasi dan
pengembangan PPK, nilai-nilai utama PPK, implikasi kebijakan
bagi pengembangan program PPK; 2). PPK Berbasis Kelas; 3).
PPK Berbasis Sekolah.
Masuk pada siklus ke II sebelum melanjutkan materi
trainer memberikan refleksi dari hasil siklus ke I yaitu
memberikan tugas peer teaching kepada peserta pelatihan yang
berdasarkan atas mata pelajaran dari masing-masing peserta
pelatihan. Kemudian memberikan materi pada siklus ke II
mencakup:1). PPK Berbasis Masyarakat.
6
4.1.3 Tahap – tahap pelaksanaan penelitian tindakan
model Kemmis dan Taggart
4.1.3.1 Siklus 1
In-House Training siklus I dilaksanakan di SMK
Saraswati Salatiga yang tepatnya di lantai dua lab komputer
kegiatan diadakan pada tanggal 25 Juli 2018 yang dilaksanakan
mulai pukul 08.00-13.45 dan diikuti oleh peserta pelatihan
sebanyak 13 guru. Adapun materi pada siklus I meliputi
Kebijakan dan Konsep dasar penguatan pendidikan karakter yaitu
latar belakang dan urgensi program penguatan pendidikan
karakter (PPK), konsep dasar penguatan pendidikan karakter,
prinsip-prinsip implementasi dan pengembangan PPK, nilai-nilai
utama PPK, implikasi kebijakan bagi pengembangan program,
PPK Berbasis Kelas, PPK Berbasis Sekolah. Berikut tahap-tahap
kemmis dan taggart
1) Perencanaan
Menyeleksi calon peserta pelatihan, menyusun
jadwal in-house training, mencari fasilitator ahli tentang
7
penguatan pendidikan karakter, menyusun silabus dan
rencana pelaksanaan pelatihan, menyiapkan materi
pelatihan berupa buku pegangan penguatan pendidikan
karakter yang sudah tervalidaasi oleh ahli, menyiapkan
metode pelatihan yang telah disesuaikan dengan materi,
persiapan fasilitas pelatihan seperti menyiapkan tempat
yang representative, fasilitas laptop, LCD serta tayangan
power point
2) Pelaksanaan
a) Materi Kebijakan dan Konsep dasar penguatan
pendidikan karakter
Langkah - langkah kegiatan dalam tindakan
pelatihan ini meliputi : Kegiatan pendahuluan yang
terdiri dari 1). Pembukaan dipimpin oleh bapak Nursalin
selaku pembawa acara merangkap moderator, 2).
Memperkenalkan trainer, 3). Trainer menyapa peserta
pelatihan dan bertanya apa yang sudah mereka ketahui
sejauh ini tentang penguatan pendidikan karakter (PPK),
4). Trainer membagikan buku pegangan penguatan
8
pendidikan karakter, 5). Trainer memaparkan tujuan
pelatihan, 6). Trainer bertanya pada peserta pelatihan
tentang apa yang menjadi tantangan kedepan yang
dihadapi peserta didik menghadapi kemajuan ilmu,
teknologi informasi dan komunikasi pada abad 21, 7).
Trainer merangkum jawaban dari peserta.
Kegiatan inti : 1). Pre-test. 2). Trainer menjelaskan
kebijakan Kemendikbud tentang PPK, latar belakang
dan tantangan masa depan, 3). Trainer menjelaskan
nilai- nilai PPK, 4). Trainer menjelaskan prinsip –
prinsip pengembangan PPK, 5). Trainer menjelaskan 3
basis pendekatan PPK, 6). Trainer menjelaskan
implikasi kebijakan ini bagi lembaga pendidikan, 7).
Trainer memberikan kesempatan tanya jawab, 8).
Trainer mengajak peserta untuk melakukan evaluasi
dengan mengajukan pertanyaan.
Kegiatan penutup : 1). Trainer mengajak peserta untuk
melakukan refleksi dengan bertanya (apakah nilai-nilai
9
yang ditemukan pada pelatihan ini?, jika ditemukan nilai
apa saja itu?), 2.) Trainer memberikan kesimpulan.
b) Materi Implementasi PPK Berbasis Kelas
Kegiatan pendahuluan : 1). Trainer membagi
menjadi 5 kelompok, 2). Diskusi sumbang saran
mengenai kegiatan belajar mengajar dalam kelas, 3).
Trainer menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan
dalam kelas dengan cara integrasi melalui metode
mengajar yang dipilih serta dapat diintegrasikan
melalui mata pelajaran, 4). Trainer mempraktikkan
PPK berbasis kelas secara singkat baik melalui tema
pelajaran dengan pilihan metode tertentu yang telah
dipilih maupun melalui pengelolaan kelas untuk
memberikan gambaran awal sebelum dilakukan
pembahasan lebih mendalam.
Kegiatan Inti A. Metode pembelajaran : 1). Trainer
mempersilahkan membaca buku pegangan yang telah
dibagikan sebelumnya tentang macam-macam metode
10
pembelajaran, 2). Peserta mengidentifikasi nilai
karakter yang dapat diintegrasikan untuk masing-
masing jenis metode pembelajaran, 3). Kemudian
trainer menugaskan kepada setiap kelompok untuk
berdiskusi memilih metode pembelajaran yang tepat
untuk mata pelajaran tertentu, 4). Setelah itu peserta
mengintegrasikan nilai karakter yang sesuai dengan
karakter mata pelajaran yang tertentu, 5). Diskusi apa
yang sedang dikerjakan oleh kelompok.
Kegiatan Inti B, Pengelolaan Manajemen Kelas : 1).
Trainer memberikan tugas kepada kelompok untuk
mendiskusikan dalam pengelolaan kelas materi diskusi
meliputi kegiatan PPK apa yang sudah dilakukan saat
menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar
baik pada bagian awal kegiatan belajar mengajar,
kegiatan inti kegiatan belajar mengajar, kegiatan akhir
kegiataan belajar mengajar, 2). Peserta membaca buku
pegangan yang membahas tentang sikap yang dapat
dikembangkan melalui lima karakter, 3). Masih dalam
11
kelompok peserta membuat contoh cara menyisipkan
PPK nasionalisme, integritas, mandiri, gotong royong,
religius sesuai dengan kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan Inti C. Integrasi dalam Mata Pelajaran : 1).
Masih dalam kelompok berjumlah 3 peserta masing –
masing kelompok, 2). Masing – masing kelompok
dibekali dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi
dasar (KD) untuk mata pelajaran yang dibahas, 3).
Peserta membaca tentang rincian masing-masing dari
lima karakter inti, 4). Kelompok merancang minimal
satu aktivitas berdasarkan KD yang dipilih serta
memilih metode yang akan dipraktikkan, 5).
Melaksanakan Peer teaching secara mandiri.
Kegiatan penutup : 1). Trainer mengajak peserta
untuk melakukan refleksi melalui pertanyaan
pengalaman mengikuti pelatihan, 2). Peserta diminta
untuk membuat simpulan apa yang telah dikerjakan, 3).
Memberikan penugasan kepada peserta untuk
melakukan persiapan Peer teaching mandiri.
12
c) Materi PPK Berbasis Sekolah
Kegiatan pendahuluan : 1). Membentuk kelompok,
2). Menyampaikan tujuan, 3). latar belakang
membangun budaya sekolah dalam internalisasi
penguatan pendidikan karakter,
Kegiatan Inti : 1). Apa yang dimaksud budaya
sekolah dan komponennya, 2). Trainer mengajak
peserta berbagi tentang budaya sekolah, tradisi dan
pembiasaan yang ada di sekolah yang mendukung
PPK, penjelasan tentang praktik pembiasaan usahakan
seimbang antara nilai – nilai utama PPK, sehingga
masing – masing nilai memiliki contoh, 3). Dialog dan
penjelasan hakikat mengapa program literasi itu
penting, 4). Penjelasan tentang berbagai macam
metode membaca dalam pembiasaan literasi di sekola
dan cara memilih buku yang baik, 5). Trainer mengajak
peserta untuk mempraktikkan salah satu metode literasi
dengan membaca keras dan menunjuk salah satu
peserta untuk membaca penggalan cerita “Berlibur Ke
13
Desa” (nilai karakter yang diangkat religius, nasionalis,
mandiri, gotong royong, dan integritas) yang terdapat
dalam buku pegangan peserta pelatihan, 6). Dialog dan
penjelasan tentang membangun lingkungan kaya teks,
pojok baca dan perpustaan kelas, 7). Dialog dan
penjelasan tentang tujuan, fungsi, jenis kegiatan
ekstrakurikuler yang dikaitkan dengan PPK terutama
dalam rangka penguatan branding sekolah, 8). Dialog
serta penjelasan tentang pentingnya aturan dan tata
tertib sekolah. Trainer mengajak untuk merefleksikan
dan mengevaluasi praktik beberapa pengaturan
peraturan di sekolah serta memberikan beberapa
contoh kebijakan dan aturan sekolah yang kurang
mendukung PPK seperti katrol nilai kebijakan KKM
yang salah diterapkan, penanganan siswa yang alpa
(sering tidak masuk tanpa ijin) dapat naik tingkat
dengan syarat pertimbangan sudah melaksanakan tugas
pengganti ketidak hadiran, alur penanganan pembinaan
peserta didik yang memerlukan penanganan khusus
14
seperti kebijakan sanksi cuti untuk peserta didik, 9).
Trainer memberikan tugas kelompok meliputi
merancang program ekstrakurikuler wajib dan pilihan
dengan menganisis keterkaitannya dengan nilai utama
PPK dan kompetensi abad 21 (4k = Kritis, Kreatif,
komunikasi, kolaborasi), 10). Membuat strategi
membangun budaya literasi dan strategi pendampingan
kegiatan gerakan literasi, 11). Membuat rancangan
lingkungan kaya teks dan pojok baca di kelas (faktor
apa saja yang harus dipertimbangkan), 12).
Merumuskan strategi sekolah dalam menangani
pelanggaran tata tertib selanjutnya peserta membuat
pohon budaya yang dipamerkan untuk gallery walk.
Kegiatan Penutup : Refleksi tentang membangun
budaya sekolah melalui kegiatan membaca 15 menit,
ekstrakurikuler dan menetapkan aturan / tata tertib
sekolah. Apa yang akan anda lakukan bila kembali ke
sekolah?.
15
3) Observasi
a) Aktivitas Trainer
i. Kebijakan dan konsep dasar penguatan
pendidikan karakter
Berdasarkan hasil observasi pada lembar
observasi trainer sebelum menyampaikan materi IHT,
untuk mengetahui kemampuan awal peserta pelatihan,
trainer memberikan pre-test kepada peserta pelatihan
dengan waktu yang sudah ditentukan kemudian setelah
selesai mengerjakan pre-test, peserta mengumpulkan
hasil tersebut kepada trainer; kemudian trainer
membagikan buku pegangan penguatan pendidikan
karakter kepada peserta pelatihan yang kemudian
trainer meminta untuk membaca terlebih dahulu;
trainer menyapa peserta dan bertanya apa tantangan
kedepan yang dihadapi peserta didik dalam
menghadapi perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi serta komunikasi
16
di abad - 21; trainer menampilkan gambaran tantangan
yang dihadapi anak-anak muda Indonesia di masa
depan; trainer menjelaskan kebijkan Kemendikbud
tentang PPK, latar belakang, tantangan masa depan;
trainer menjelaskan nilai-nilai utama PPK; trainer
memberikan kesimpulan tentang materi. Melihat
ketercapaian trainer dalam kegiatan pelatihan, yang
didapatkan dari hasil indikator aktivitas trainer
didapatkan hasil 88,89%, dari hasil ketercapaian
aktivitas trainer dalam pemaparan materi kebijakan
dan konsep dasar penguatan pendidikan karakter
dinyatakan berhasil. Tabel ceklist (terlampir tabel.4.1 )
ii. Penguatan pendidikan karakter berbasis
kelas
Berdasarkan hasil observasi terhadap trainer
untuk materi penguatan pendidikan karakter berbasis
kelas; mengajak diskusi sumbang saran mengenai
kegiatan belajar mengajar dalam kelas;
mempersilahkan membaca buku pegangan yang telah
17
dibagikan sebelumnya tentang macam-macam metode
pembelajaran, menugaskan kepada setiap kelompok
untuk berdiskusi memilih metode pembelajaran yang
tepat untuk mata pelajaran tertentu, memberikan tugas
kepada peserta untuk mengintegrasikan nilai karakter
sesuai dengan karakter mata pelajaran yang sudah
ditentukan oleh kelompok.
Observasi terhadap trainer dalam menyampaikan
materi metode pengelolaan manajemen kelas, trainer
memberikan tugas kepada kelompok untuk
mendiskusikan dalam pengelolaan kelas materi diskusi
meliputi kegiatan PPK apa yang sudah dilakukan pada
saat menyelenggaran proses kegiatan belajar mengajar
baik pada kegiatan inti belajar mengajar, kegiatan akhir
belajar mengajar; memberikan tugas kepada kelompok
untuk suatu contoh menyisipkan nilai-nilai karakter
meliputi nilai nasionalisme, integritas, mandiri, gotong
royong, religius yang disesuaikan dengan kegiatan
18
belajar (bisa dari makna lagu Indonesia raya, bisa diliat
dimateri PPK dll).
Observasi terhadap trainer dalam menyampaikan
materi integrasi dalam mata pelajaran meliputi:
menugaskan serta menuntun untuk menyiapkan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) untuk
mata pelajaran yang akan dibahas; memberikan tugas
membaca serta memahami tentang rincian masing-
masing dari lima karakter yang akan ditanamkan
kepada peserta didik; memberikan tugas kepada setiap
kelompok untuk merancang minimal satu aktivitas
berdasarkan kompetensi dasar yang dipilih serta
memilih metode yang akan dipakai; memberikan tugas
kepada peserta pelatihan untuk melakukan peer
teaching.
Melihat ketercapaian trainer dalam kegiatan
pelatihan, yang didapatkan dari hasil indikator aktivitas
trainer didapatkan hasil 66,67 %. dari hasil
ketercapaian aktivitas trainer dalam pemaparan materi
19
penguatan pendidikan karakter berbasis kelas
dinyatakan berhasil. Tabel ceklist (terlampir tabel.4.2 )
iii. Penguatan pendidikan berbasis sekolah
Berdasarkan hasil observasi terhadap trainer
untuk materi penguatan pendidikan karakter berbasis
budaya sekolah meliputi: menyampaikan latar belakang
membangun budaya sekolah dalam internalisasi
penguatan pendidikan karakter; menjelaskan budaya
sekolah beserta komponenya; mengajak berbagi
pengalaman dengan cara berdiskusi tentang budaya
sekolah seperti tradisi pembiasaan apa saja yang ada di
sekolah, penjelasan tentang praktik pembiasaan yang
diarahkan agar dalam implementasi nilai-nilai karakter
dapat berjalan secara seimbang dengan kegiatan yang
berada di sekolah; mengajak peserta untuk
mempraktikkan salah satu metode literasi dengan
membaca keras dan menunjuk salah satu peserta untuk
membaca cerita; diskusi dan penjelasan tentang
membangun lingkungan kaya teks, pojok baca dan
20
perpustakaan kelas; dialog tentang kegiatan
ekstrakurikuler yang dikaitkan dengan PPK dalam
rangka penguatan branding sekolah; dialog tentang
pentingnya aturan dan tata tertib sekolah serta
mengajak untuk merefleksikan dan mengevaluasi
praktik beberapa pengaturan peraturan; memberikan
tugas kelompok meliputi merancang program
ekstrakurikuler wajib dan pilihan dengan menganalisis
keterkaitannya dengan nilai utama PPK dan
kompetensi abad 21 (4k = Kritis, Kreatif, komunikasi,
kolaborasi); memberikan tugas membuat strategi
membangun budaya literasi dan strategi pendampingan
kegiatan gerakan literasi; memberikan tugas membuat
rancangan lingkungan kaya teks dan pojok baca di
kelas (faktor apa saja yang harus dipertimbangkan);
Refleksi tentang membangun budaya sekolah melalui
kegiatan membaca 15 menit, ekstrakurikuler dan
menetapkan aturan / tata tertib sekolah, apa yang akan
anda lakukan bila kembali ke sekolah.
21
Melihat ketercapaian trainer dalam kegiatan
pelatihan, yang didapatkan dari hasil indikator aktivitas
trainer didapatkan hasil 83,33 %. dari hasil ketercapaian
aktivitas trainer dalam pemaparan materi penguatan
pendidikan karakter berbasis budaya sekolah dinyatakan
berhasil. Tabel ceklist (terlampir tabel.4.3 )
b) Aktivitas Peserta Pelatihan
i. Materi kebijakan dan konsep dasar
Penguatan Pendidikan Karakter
Peserta pelatihan mengerjakan soal pre-test ; peserta
beriniatif membaca buku pegangan setelah trainer
membagikan buku pegangan penguatan pendidikan
karakter, pada saat trainer memaparkan materi yang
sedang disajikan peserta dengan penuh perhatian; peserta
penuh perhatian pada saat trainer menjelaskan materi
tentang PPK meliputi latar belakang tantangan masa
depan, prinsip-prinsip pengembangan PPK, implikasi
kebijakan bagi pendidikan; Antusiasme peserta pada saat
22
trainer mengajukan pertanyaan. lembar ceklist (terlampir
tabel 4.4)
ii. Materi penguatan pendidikan karakter
berbasis kelas
Berdasarkan hasil observasi terhadap peserta
pelatihan untuk materi penguatan pendidikan karakter
berbasis kelas; Peserta pelatihan dapat bekerja sama
serta berinisiatif memberikan sumbang saran pada saat
trainer memberikan tugas diskusi tentang kegiatan
belajar mengajar didalam kelas; Peserta pelatihan
memperhatikan dengan penuh perhatian pada saat trainer
menjelaskan metode mengajar yang dipilih pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Tabel ceklist
(terlampir tabel.4.5 )
iii. Materi penguatan pendidikan karakter
berbasis sekolah
Berdasarkan hasil observasi untuk materi
penguatan pendidikan karakter berbasis sekolah meliputi
: peserta pelatihan dengan penuh perhatian
23
memperhatikan penjelasan trainer tentang tujuan, latar
belakan membangun budaya sekolah dalam internalisasi
penguatan pendidikan karakter dan komponennya ;
Antusias peserta pelatihan dalam berdiskusi tentang
program literasi, tentang berbagai macam metode
membaca dalam pembiasaan litersasi di sekolah dan cara
memilih buku yang baik ; bersama-sama berdiskusi
tentang membangun lingkungan karya teks, pojok baca
dan perpustakaan kelas, kegiatan ekstrakurikuler yang
dikaitkan dengan PPK terutama dalam rangka branding
sekolah; peserta berdiskusi tentang aturan dan tata tertib
sekolah serta mengajak untuk merefleksikan dan
mengevaluasi praktik beberapa pengaturan sekolah dan
memberikan beberapa contoh kebijakan dan aturan
sekolah yang kurang mendukung PPK seperti katrol nilai
kebijakan KKM yang salah diterapkan; peserta bersama
trainer melakukan refleksi tentang membangun budaya
sekolah melalui kegiatan membaca 15 tentang
24
ekstrakurikuler dan menetapkan aturan / teta tertib
sekolah. Tabel ceklist (terlampir tabel.4.6 )
4) Refleksi
Hasil refleksi siklus satu ditemukan trainer
menyampaikan materi kebijakan dan konsep dasar
penguatan pendidikan karakter masih sebatas
menggunakan metode caramah dan presentasi sehingga
pada saat trainer mengajak peserta untuk berinteraksi
dengan cara mengajukan pertanyaan tidak ada yang
menjawab; pada saat trainer menjelaskan materi PPK
berbasis kelas trainer tidak memberikan contoh
pelaksanaan secara singkat seperti bagaimana cara
pengelolaan kelas dan metode mengajar yang digunakan
sehingga pada saat trainer memberikan tugas peer
teaching sesuai dengan mata pelajaran hasilnya peer
teaching kurang baik. Dari hasil observasi pada saat
pelatihan berlangsung maka untuk menindak lanjuti
kekurangan tersebut maka : trainer harus menggunakan
metode pengajaran pelatihan yang lebih menarik tidak
25
sebatas ceramah, kemudian agar pelaksanaan proses
pengelolaan kelas menjadi lebih baik maka perlu
dilakukan peer teaching kembali.
Pada bab III telah dijelaskan bahwa untuk
mengetahui kemampuan awal peserta pelatihan maka
diperlukan suatu pengukuran yaitu melalui instrumen
berupa soal pre-test yang dikerjakan secara mandiri oleh
peserta pelatihan. Temuan ini berdasarkan atas hasil
belajar peserta IHT yang baru mencapai nilai rata-rata
50,34 dan yang mencapai nilai lebih dari 65 hanya 15%
dari jumlah peserta keseluruhan berjumlah 13 peserta.
Kemampuan hasil pretest peserta IHT dapat terlihat pada
tabel berikut:
26
Tabel 4.7
Kemampuan Hasil Pre-test Peserta IHT pada Siklus I
No. Nama (Initial) Hasil Pre-test
1. MA 40,90
2. PP 72,72
3. IP 68,18
4. GP 59,09
5. NI 45,45
6. OF 40,90
7. WK 50,00
8. DH 36,36
9. DI 45,45
10. AJ 54,54
11. DR 40,90
12. AI 54,54
13. AH 45,45
Rata-rata nilai 50,34
Keberhasilan peserta mencapai skor >
65
15%
4.1.3.2 Siklus 2
In-House Training siklus II dilaksanakan di SMK
Saraswati Salatiga yang tepatnya di lantai dua lab komputer
kegiatan diadakan pada tanggal 26 Juli 2018 yang dilaksanakan
mulai pukul 08.00-14.00 dan diikuti oleh peserta pelatihan
sebanyak 13 guru. Berikut tahap-tahap pelaksanaan penelitian
tindakan Kemmis n Taggart.
1) Perencanaan
Siklus ke II sebelum melanjutkan materi trainer
memberikan refleksi dari hasil siklus ke I yaitu
memberikan tugas peer teaching kepada peserta
27
pelatihan yang berdasarkan mata pelajaran dari
masing-masing peserta pelatihan. Kemudian
memberikan materi pada siklus ke II mencakup:1).
PPK Berbasis Masyarakat dengan metode pelatihan
yang tidak hanya menggunakan metode ceramah,
presentasi akan tetapi menggunakan strategi
berkelompok hal ini bertujuan agar terjadi interaksi
sesama peserta pelatihan dan trainer.
2) Pelaksanaan
Masuk pada siklus ke II : 1). Kegiatan
pembukaan dipimpin berdoa oleh bapak Nursalin 2).
Trainer menyampaikan kegiatan pada siklus ke II yang
meliputi hasil refleksi dan evaluasi dari siklus I,
menyampaikan kegiatan peer teaching selama 10
menit, memberikan materi PPK berbasis masyarakat,
3). trainer memberikan refleksi dari hasil siklus ke I
yaitu memberikan tugas peer teaching kepada peserta
pelatihan yang berdasarkan atas mata pelajaran dari
28
masing-masing peserta pelatihan, 4). Trainer
memberikan materi PPK Berbasis Masyarakat.
Kegiatan Inti : 1). Trainer menjelaskan dan
melakukan diskusi materi PPK berbasis masyarakat
melalui presentasi yang telah disiapkan, 2). Trainer
membagi menjadi 5 kelompok, 3). Trainer
memberikan tugas kelompok yang harus dikerjakan
sesuai dengan lembar kerja yang sudah dipersiapkan
sebelumnya lembar kerja 1 yaitu berisi tentang
komunitas yang dapat mendukung PPK dengan sekolah
melalui kegiatan pembelajaran (kelas) dan
pembentukan budaya sekolah, lembar kerja 2 yaitu
partisipasi dan peran orang tua dalam PPK berbasis
masyarakat, 4). Trainer membagikan post it kepada
kelompok dan memberikan tugas untuk mengisi
program pada lembar post it, 5). Trainer meminta tiap
kelompk untuk menetapkan satu program untuk
dibahas, program yang dibahas menggunakan
29
pendekatan 5W1H (What, Why, Who, When, Where,
How)
Kegiatan penutup : 1). Trainer membagikan post-
test untuk mengetahui ketercapain materi yang telah
dipelajari, 2). trainer menyimpulkan hasil dari peer
teaching serta hasil diskusi materi tentang penguatan
pendidikan karakter berbasis masyarakat, 2). Refleksi
dan Rencana tindak lanjut kegiatan pelatihan.
3) Observasi
a) Aktivitas Trainer
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan
trainer pada siklus kedua meliputi: trainer membuka sesi
pelatihan dengan mengucapkan salam, berdasarkan
hasil refleksi dari siklus satu trainer memberikan tugas
kepada seluruh peserta untuk melakukan peer teaching;
setelah peer teaching selesai dilanjutkan ke materi yang
berikutnya yaitu tentang penguatan pendidikan karakter
berbasis masyarakat, awal sesi trainer menyampaikan
judul sesi, tujuan dan hasil pada sesi pelatihan;
30
kemudian trainer membagi peserta menjadi 5 kelompok;
selanjutnya menjelaskan materi PPK berbasis
masyarakat melalui presentasi yang telah disiapkan;
menyampaikan tugas kelompok yang harus dikerjakan
sesuai dengan lembar kerja 1 dan lembar kerja 2;
mempersilahkan setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sesuai
lembar kerja 1 dan lembar kerja 2; memberikan tugas
diskusi kelompok dengan duduk melingkar,
membagikan Lk 1 dan Lk 2 kepada peserta, menetapkan
satu program untuk dibahas lebih lanjut yang dimana
program tersebut dibahas dengan pendekatan 5W1H;
diakhir kegiatan trainer beserta peserta menyimpulkan
hasil diskusi dan materi sesi pelatihan tentang penguatan
pendidikan karakter berbasis masyarakat serta
melakukan kegiatan. Tabel ceklist (terlampir tabel.4.8)
Melihat ketercapaian trainer dalam kegiatan
pelatihan, yang didapatkan dari hasil indikator aktivitas
trainer didapatkan hasil 88,89 %. dari hasil ketercapaian
31
aktivitas trainer dalam pemaparan materi penguatan
pendidikan karakter dinyatakan berhasil.
b) Aktivitas Peserta Pelatihan
Berdasarkan hasil observasi peserta pelatihan untuk
materi penguatan pendidikan karakter siklus 2 meliputi :
awal sebelum melanjutkan materi PPK berbasis masyarakat
peserta pelatihan melakukan peer teaching mandiri; seluruh
peserta pelatihan membentuk kelompok masing-masing
kelompok terdiri dari 3 peserta namun terdapat juga yang
hanya 2 orang; peserta pelatihan memperhatikan materi
yang disampaikan; peserta pelatihan mengerjakan tugas
lembar kerja 1 dan lembar kerja 2; untuk mengukur
kemampuan peserta pelatihan maka peserta pelatihan
mengerjakan post-test. Tabel ceklist (terlampir tabel.4.9 )
Kemampuan hasil post-test peserta IHT dapat terlihat
pada tabel berikut:
32
Tabel 4.10
Hasil Post-test Peserta IHT
No. Nama (Initial) Post-test
1. MA 63,63
2. PP 86,36
3. IP 86,36
4. GP 81,81
5. NI 68,18
6. OF 77,27
7. WK 63,63
8. DH 77,27
9. DI 68,18
10. AJ 59,09
11. DR 54,54
12. AI 81,81
13. AH 72,72
Rata-rata nilai 72,37
Keberhasilan peserta mencapai skor > 65 85%
4) Refleksi
Refleksi siklus II ditemukan aktivitas trainer
dalam memberikan materi kepada peserta pelatihan
mengalami peningkatan hal ini dibuktikan dari hasil
pengamatan tabel 4.8 yaitu aktivitas trainer dan tabel
4.9 aktivitas peserta pelatihan. Peningkatan juga
terlihat dari hasil post test yang telah dikerjakan oleh
peserta pelatihan yang dipaparkan dalam tabel 4.10.
33
4.1.4 Komparasi aktivitas Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi aktivitas trainer dan peserta
IHT pada siklus I dan siklus II, dapat dipaparkan melalui tabel
komparasi berikut:
Tabel 4.11
Komparasi Aktivitas Siklus I dan Siklus II
Deskripsi Siklus I Siklus II
Persentase aktivitas Trainer 79,63% 88,89%
Kategori aktivitas Trainer Baik Baik Sekali
Persentase aktivitas peserta
IHT 94,44% 100%
Kategori aktivitas peserta
IHT Baik Sekali Baik Sekali
Berdasarkan data perbandingan diatas dapat dipaparkan
sebagai berikut: dari hasil persentase aktivitas trainer pada siklus
I didapatkan 79,63% dimana hasil persentase ini didapatkan dari
nilai rata-rata persentase akvitas trainer dalam memaparkan setiap
materi yaitu materi kebijakan dan konsep dasar penguatan
pendidikan karakter yang dipaparkan dalam tabel 4.1 didapatkan
hasil 88,89%; materi penguatan pendidikan karakter berbasis
kelas yang dipaparkan pada tabel 4.3 didapatkan hasil 66,67%;
34
materi penguatan pendidikan karakter berbasis sekolah yang
dipaparkan pada tabel 4.5 didapatkan hasil 83,33 %. Dari hasil
nilai persentase aktivitas trainer pada siklus I dinyatakan dalam
kategori baik. Untuk hasil aktivitas trainer pada siklus ke II
mencapai nilai persentase sebesar 88,89% yang dinyatakan dalam
kategori baik sekali.
Hasil persentase aktivitas peserta pelatihan pada siklus I
didapatkan 94,44% dimana hasil persentase ini didapatkan dari
nilai rata-rata persentase akvitas peserta dalam memaparkan
setiap materi yaitu materi kebijakan dan konsep dasar penguatan
pendidikan karakter yang dipaparkan dalam tabel 4.2 didapatkan
hasil 83,33%; materi penguatan pendidikan karakter berbasis
kelas yang dipaparkan pada tabel 4.4 didapatkan hasil 100%;
materi penguatan pendidikan karakter berbasis sekolah yang
dipaparkan pada tabel 4.6 didapatkan hasil 100%. Dari hasil nilai
persentase aktivitas peserta pada siklus I dinyatakan dalam
kategori baik sekali. Untuk hasil aktivitas peserta pada siklus ke
II mencapai nilai persentase sebesar 100% yang dinyatakan
dalam kategori baik sekali.
35
4.2.Pembahasan
Penelitian Tindakan Sekolah ini berlatar belakang karena
adanya permasalahan tentang kurangnya kemampuan guru dalam
penguatan pendidikan karakter, selain itu jumlah guru bimbingan
konseling yang tidak memenuhi standar juga menghambat proses
penguatan pendidikan karakter di sekolah. Dengan adanya
permasalahan tersebut maka Kepala Sekolah mengambil tindakan
dengan memberdayakan jumlah guru yang ada, dengan cara
membekali pengetahuan, kemampuan, keterampilan dalam
penguatan pendidikan karakter melalui In-house training yang
diadakan di sekolah.
Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini menggunakan dua
pedoman pertanyaan yaitu: Apakah In House Training dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pendidikan
karakter?; dan bagaimana langkah-langkah meningkatkan
kemampuan guru melalui In House Training dalam
melaksanakan pendidikan karakter di SMK Saraswati Salatiga?.
Berdasarkan pedoman pertanyaan tersebut maka peneliti akan
memapaparkan temuan dan pembahasan sebagai berikut:
36
4.2.1 Peningkatan Kemampuan Guru SMK Saraswati
Salatiga Dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa IHT
yang dilaksanakan di SMK Saraswati Salatiga dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pendidikan
karakter. Dari data yang sudah dipaparkan oleh peneliti pada bab
IV yaitu pada saat peserta pelatihan yang berjumlah 13 guru
melakukan pre-test dan post-test sebagai berikut :
Tabel. 4.12 hasil Pre-test dan Post-test
No. Nama Hasil
Pre-test Post-test
1. MA 40,90 63,63
2. PP 72,72 86,36
3. IP 68,18 86,36
4. GP 59,09 81,81
5. NI 45,45 68,18
6. OF 40,90 77,27
7. WK 50,00 63,63
8. DH 36,36 77,27
9. DI 45,45 68,18
10. AJ 54,54 59,09
11. DR 40,90 54,54
12. AI 54,54 81,81
13. AH 45,45 72,72
Rata-rata nilai 50,34 72,37
Keberhasilan peserta
mencapai skor > 65
15% 85%
37
Berdasarkan data perbandingan seperti diatas dapat
dipaparkan beberapa temuan : a) IHT penguatan pendidikan
karakter yang telah dilakukan pada siklus I belum berhasil.
Temuan ini berdasarkan atas hasil belajar peserta IHT yang baru
mencapai nilai rata-rata 50,34 dan yang mencapai nilai lebih dari
65 hanya 15% dari jumlah peserta keseluruhan berjumlah 13
peserta, hal ini dikatakan belum berhasil berdasarkan pada
kriteria yang telah dipaparkan dalam bab III, keberhasilan IHT
dikatakan berhasil apabila sudah mencapai 85% dengan mencapai
nilai ≥ 65; b) IHT penguatan pendidikan karakter pada siklus II
dikatakan berhasil berdasarkan hasil dari post-test yang telah
mencapai nilai rata-rata peserta 72,37 dengan ketercapaian
peserta yang mendapat nilai ≥ 65 mencapai 85%.
Temuan keberhasilan IHT untuk meningkatkan
kemampuan guru ini dapat dikaji dari hasil penelitian yang
dikemukakan oleh oleh Meilya (2015) yang berjudul evaluasi
pelatihan IHT pembelajaran paket C di Sanggar Kegiatan Belajar
Jawa Tengah menemukan bahwa keberasilan IHT menggunakan
penilaian beracuan patokan (PAP) dan Penilaian beracuan Norma
38
(PAN) dan menggunakan penilaian beracuan patokan (PAP) yang
menyatakan bahwa keberhasilan masuk dalam kategori puas.
Temuan penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2016)
bahwa pemberdayaan guru dalam meningkatkan hasil belajar
siswa melalui IHT terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Keberhasilan IHT dalam meningkatkan kemampuan guru
ini juga ditekankan oleh Sujoko (2012) yang berjudul
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In House
Training yang dilakukan di SMP BPK Penabur Cimahi,
menemukan bahwa secara signifikan IHT dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam mengimplementasikan rencana
pelaksanaan pembelajaran bermuatan karakter.
Temuan penelitian tindakan sekolah melalui In House
Training terbukti memberikan pembuktian bahwa peningkatan
kemampuan guru dalam melaksanakan penguatan pendidikan
karakter dapat dilakukan melalui In House Training. Kemampuan
guru dalam penguatan pendidikan karakter meliputi nilai-nilai
utama penguatan pendidikan karakter, prinsip-prinsip
pengembangan dan implementasi PPK, fokus gerakan penguatan
39
pendidikan karakter, basis gerakan penguatan pendidikan
karakter, manfaat penguatan pendidikan karakter, konsep-konsep
dasar, serta implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis
kelas, berbasis budaya sekolah, berbasis masyarakat.
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa
program pelatihan sangat penting karena hal ini akan
meningkatkan kemampuan guru dalam berbagai hal agar tujuan
organisasi dapat tercapai. Pernyataan ini ditegaskan oleh Freeman
(1989) dan Elnaga (2013) menegaskan bahwa pelatihan secara
signifikan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Penelitian
pendukung keberhasilan IHT yang dilaksanakan oleh peneliti
tidak lepas dari hasil penelitian relevan terdahulu yang telah
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya diantaranya oleh Sujoko
(2012) tentang pelatihan model IHT dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam mengimplementasikan rencana
pelaksanaan pembelajaran bermuatan karakter; Penelitian yang
dilakukan oleh Meilya (2015) tentang evaluasi pelatihan IHT
Pembelajaran paket C menemukan keberhasilan IHT
menggunakan penilaian beracuan patokan (PAP); Temuan
40
penelitian oleh Agustina (2016) bahwa pemberdayaan guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa melalui IHT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari keseluruhan hasil penelitian relevan terdahulu yang
telah diteliti tentang pelatihan IHT baru sebatas implementasi
rencana pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pelatihan IHT,
pemberdayaan pendidik dalam program pelatihan IHT. Perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini lebih
berfokus pada penguatan pendidikan karakter yang telah
dicanangkan oleh pemerintah dalam rangka membentuk karakter
peserta didik melalui sekolah.
4.2.2 Langkah – Langkah pelatihan model In House
Training yang dapat meningkatkan kemampuan guru
SMK Saraswati Salatiga dalam penguatan pendidikan
karakter
Pelaksanaan IHT dilakukan secara 4 tahap yaitu melalui
tahap perencanaan, tahap proses pelaksanaan, observasi, refleksi
berupa tindak lanjut dari hasil observasi dan evaluasi.
41
Keberhasilan penelitian tindakan sekolah dari siklus I
ditunjukkan oleh langkah-langkah berikut: Trainer membagikan
buku pegangan penguatan pendidikan karakter kemudian
memaparkan tujuan, bertanya tentang tantangan kedepan yang
dihadapi peserta didik menghadapi kemajuan ilmu teknologi
informasi dan komunikasi abad ke-21. Trainer membagikan soal
pre-test yang kemudian para peserta pelatihan mengerjakan
secara individu, pada saat trainer menjelaskan tentang prinsip –
prinsip pengembangan PPK, basis pendekatan PPK, implikasi
kebijakan bagi lembaga pendidikan secara antusias peserta
pelatihan memperhatikan materi yang disampaikan serta
berinisiatif menjawab pertanyaan dan membaca buku dari
trainer.
Pada saat trainer menyampaikan materi penguatan
pendidikan karakter berbasis kelas, trainer memberikan tugas
diskusi sumbang saran mengenai kegiatan belajar mengajar
dalam kelas peserta pelatihan berinisiatif untuk bekerja sama
dalam kegiatan belajar yang selama ini telah dilakukan di kelas,
trainer juga menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar yang
42
dilakukan di kelas dengan cara integrasi melalui metode mengajar
yang dipilih serta dapat diintegrasikan melalui mata pelajaran.
Peserta pelatihan berinisiatif membaca saat trainer
menyampaikan materi metode pembelajaran dengan
mempersilahkan peserta pelatihan untuk membaca buku
pegangan PPK, trainer memberikan tugas kepada setiap
kelompok untuk berdiskusi memilih memilih metode
pembelajaran yang tepat, memberikan tugas kepada kelompok
untuk mengintegrasikan nilai karakter yang sesuai dengan
karakter mata pelajaran yang telah disepakati oleh kelompok
peserta pelatihan.
Trainer dalam menyampaikan materi integrasi PPK dalam
mata pelajaran menugaskan kepada peserta pelatihan untuk
menyiapkan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)
untuk mata pelajaran yang telah dipilih kemudian kelompok
merancang minimal satu aktivitas berdasarkan KD serta metode
yang akan dipraktekkan, setelah peserta menyusun KD peserta
pelatihan melaksanakan tugas peer teaching.
43
Pada saat trainer menyampaikan materi PPK berbasis
budaya sekolah yang meliputi latar belakang membangun budaya
sekolah dalam internalisasi penguatan pendidikan karakter,
materi literasi tentang berbagai metode membaca dan memilih
buku yang baik, berdiskusi tentang lingkungan karya teks, pojok
baca dan perpustakaan kelas, kegiatan ekstrakurikuler yang
dikaitkan dengan PPK terutama dalam rangka branding sekolah,
berdiskusi tentang aturan tata tertib sekolah dengan penuh
perhatian dan antusias peserta pelatihan mendengarkan presentasi
yang disampaikan oleh trainer. Pada sesi akhir pelatihan trainer
melakukan refleksi bersama tentang membangun budaya sekolah
seperti melaksanakan kegiatan membaca 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai, kegiatan ekstrakuriler, menetapkan aturan
sekolah, evaluasi tentang kegiatan peer teaching yang dianggap
kurang maksimal dalam integrasi nilai-nilai karakter dalam mata
pelajaran serta metode mengajar yang masih sebatas metode
ceramah.
Keberhasilan penelitian tindakan sekolah dari siklus II
ditunjukkan oleh langkah-langkah berikut: Trainer
44
menyampaikan kegiatan pada siklus ke II yang meliputi hasil
refleksi dan evaluasi dari siklus I, menyampaikan kegiatan peer
teaching selama 10 menit kemudian peserta pelatihan secara
antusias melakukan kegiatan peer teaching dengan kompetensi
dasar yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan dengan metode
mengajar yang sesuai dengan mata pelajaran yang terintegrasi
dengan penguatan pendidikan karakter.
Kemudian pada saat peserta pelatihan selesai
melaksanakan kegiatan peer teaching, trainer membagi peserta
pelatihan menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok
terdapat 3 peserta pelatihan akan tetapi ada yang satu kelompok
yang terdiri dari 4 orang hal in dikarenakan peserta berjumlah 13
peserta, trainer menyampaikan materi materi PPK berbasis
masyarakat dengan metode presentasi, kemudian trainer
memberikan tugas berupa lembar kerja 1 dan lembar kerja 2.
Pada sesi refleksi dan evaluasi trainer membagikan soal
evaluasi berupa post-test hal ini dilakukan untuk mengetahui
ketercapaian materi yang telah diterima oleh peserta pelatihan,
45
kemudian trainer menyimpulkan hasil dari pelatihan IHT yang
telah dilaksanakan.