bab iii metode penelitian - uksw...d. refleksi tahap refleksi siklus ii dilaksanakan seperti tahap...
TRANSCRIPT
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Ada dua hal yang akan dideskripsikan dalam sub judul ini, yaitu setting
penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Setting penelitian mendeskripsikan
gambaran tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian, sedangkan karakteristik
subjek penelitian mendeskripsikan kondisi siswa dan guru baik secara umum
maupun secara khusus terhadap guru dan siswa yang dipilih sebagai responden di
SD N Blaru 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Deskripsi selengkapnya sebagai
berikut.
3.1.1 Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 5 SD N Blaru 02
Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Lokasi SD N Blaru 02 adalah di jalan Mr.
Iskandar gang III desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Sebagai sekolah di
pinggir perkotaan, sekolah ini mempunyai fasilitas yang mendukung proses
pembelajaran. Sarana dan prasarana di SD N Blaru 02 sudah cukup lengkap.
Sarana yang dimiliki SD N Blaru 02 yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru,1
ruang kepala sekolah, 1 lokal gedung perpustakaan, 1 ruang pembelajaran, 1
ruang alat peraga, 1 ruang UKS, 2 buah kamar mandi/ WC untuk guru dan 2 buah
kamar mandi/ WC untuk siswa, kantin sekolah, tempat parkir serta halaman
sekolah yang cukup luas untuk menunjang setiap aktivitas siswa. Tahun pelajaran
2016/2017 ini SD N Blaru 02 menerapkan 2 Kurikulum, yaitu kelas II, III, V dan
VI menerapkan KTSP sedangkan kelas I dan IV menerapkan Kurikulum 2013.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2016/2017 pada mata pelajaran matematika. Siklus I terdiri dari tiga kali
pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober, 3, dan 4 November 2016.
Siklus II juga terdiri dari tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 7,
10, dan 11 November 2016. Rencana jadwal pelaksanaan tindakan penelitian
secara rinci tersaji dalam tabel 3.1 berikut.
27
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus I
Analisis refleksi I
Pelaksanaan Siklus II
Analisis refleksi II
Penulisan laporan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD N Blaru 02 Kecamatan Pati
Kabupaten Pati. Jumlah keseluruhan siswa saat ini adalah 196 siswa yang terdiri
dari 98 siswa laki-laki dan 98 siswa perempuan. Sedangkan kelas 5 berjumlah 32
siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Kondisi sosial ekonomi orang tua sebagian besar berprofesi sebagai
pedagang dan buruh pabrik. Karena orang tua siswa terlalu sibuk dengan
pekerjaannya sehingga dalam belajar di rumah siswa tidak mendapatkan
bimbingan dari orang tuanya secara baik. Kondisi tersebut berdampak terhadap
motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Akibatnya siswa cenderung terbiasa tidak
belajar dan sering lupa tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru.
Karakterisktik siswa merupakan salah satu faktor eksternal yang menunjang
keberhasilan sebuah pembelajaran.
3.2 Variabel Penelitian
Macam variabel yang digunakan oleh peneliti yaitu:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dari hasil kajian
teori dan hasil kajian penelitian yang relevan, model pembelajaran Creative
Problem Solving mempengaruhi proses dan hasil belajar matematika. Jadi,
variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Creative Problem
Solving (X).
28
Metode Creative Problem Solving atau metode pemecahan masalah bukan
hanya sekedar metode mengajar tetapi merupakan suatu metode pembelajaran
yang berpusat pada keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan
penguatan kreativitas. Guru hendaknya dapat merangsang siswa dalam
memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan penerapan model Creative
Problem Solving ini, siswa mampu mengklarifikasi masalah yang tumbuh untuk
dibahas bersama kelompok dengan taraf kemampuan berpikirnya. Setelah
mengklarifikasi masalah, siswa kemudian menungkapkan pendapat masing-
masing dalam menyelesaikan soal cerita dan mendiskusikannya. Langkah
selanjutnya adalah evaluasi dan pemilihan. Dalam kegiatan ini siswa bersama
kelompoknya mendiskusikan dan menentukan alternatif jawaban yang tepat untuk
menyelesaikan masalah. Langkah terakhir adalah implementasi. Setiap kelompok
memilih cara yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal cerita.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Dari pemberian perlakuan berdasarkan variabel
bebas dengan penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving
diperoleh proses dan hasil belajar matematika dalam menyelesaikan soal cerita
yang meningkat. Maka variabel terikat dalam penelitian ini adalah proses dan
hasil belajar matematika dalam menyelesaikan soal cerita (Y). Hasil belajar dalam
hal ini merupakan nilai pengetahuan yang diperoleh siswa pada akhir
pembelajaran sehingga akan diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran.
3.3 Jenis dan Prosedur Penelitian
Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan
langsung serta dikaji hasilnya. Prosedur penelitian dilakukan dengan menyusun
langkah-langkah penelitian mulai dari perencanaan, pengambilan informasi dan
data sampai kepada pengolahan dan analisis data.
29
3.3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Kemmis dan McTaggart (dalam Rafi′uddin, 1996) penelitian tindakan
dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya
mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk
memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai
akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan
McTaggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat
terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK
tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, pada
umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh
para guru di sekolah berdasar pada model PTK ini yaitu merupakan siklus-siklus
yang berulang. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk
penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi
sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.
Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif
mengenai praktik dan situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua
hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan
mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk
memperbaiki praktik, (2) untuk pengembangan profesional dalam arti
meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya,
serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik tersebut
dilaksanakan.
30
Model yang digunakan dalam penelitian ini menurut Kemmis dan
McTaggart (dalam Rafi′uddin, 1996) adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Bagan Tahap Pelaksanaan PTK Model PTK Kemmis dan
McTaggart
3.3.2 Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dengan model pembelajaran Creative Problem
Solving. Model Creative Problem Solving merupakan penyajian materi pelajaran
yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau
diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa
melakukan penyelidikan dengan strateginya sendiri untuk mencari penyelesaian
terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasi
masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi,
serta membuat kesimpulan.
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Berikut ini tahapan
penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Creative Problem Solving:
31
3.3.2.1 Rencana Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
1) Menentukan kelas yang diteliti, waktu penelitian, dan teman sejawat.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai SK, KD, dan indikator.
3) Menyusun RPP untuk siklus I dengan menerapkan model Creative Problem
Solving.
4) Mempersiapkan media pembelajaran.
5) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dengan
caramenyusun dan mengisi kolom pernyataan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran untuk siswa dan teman sejawat untuk mengamati selama proses
pembelajaran berlangsung.
6) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.
7) Menyerahkan RPP kepada teman sejawat SD N Blaru 02.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan RPP. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan. Dalam pelaksanaan tindakan pada penelitian ini ada tiga tahap, yaitu
tahap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan pertama, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan
tujuanpembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dan memotivasi
siswa agar timbul rasa antusias dalam pemahaman materi yang akan disampaikan
oleh guru. Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
model Creative Problem Solving dalam mempelajari matematika materi
menentukan rumus luas trapesium dan layang-layang. Selanjutnya dalam kegiatan
penutup, guru bersama siswa membuat simpulan tentang materi menentukan
rumus luas trapesium dan layang-layang serta melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran.
Pertemuan kedua, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan
apersepsi yang berkaitan dengan materi kegiatan pembelajaran yang lalu. Materi
kegiatan pada pertemuan kedua adalah menemukan rumus mencari tinggi, alas
bangun datar trapesium dan layang-layang, serta diagonal layang-layang dengan
32
cara menurunkan dari rumus pokok. Siswa melakukan diskusi tentang materi
rumus menemukan rumus mencari tinggi, alas bangun datar trapesium dan
layang-layang, serta diagonal layang-layang dengan cara menurunkan dari rumus
pokok.
Pertemuan ketiga, guru melakukan evaluasi siklus I dan guru menutup
pembelajaran dengan salam dan do’a.
c. Observasi
Pada tahap observasi dilakukan oleh teman sejawat. Melalui lembar
observasi, teman sejawat mengamati dan mengisi setiap kolom lembar observasi
sesuai dengan pernyataan yang sudah disusun. Teknik observasi digunakan untuk
mengamati dan mengetahui aktivitas dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaransesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Selain dengan lembar observasi, tindakan observasi juga
didokumentasikan melalui foto sebagai bukti nyata hasil penelitian. Foto tersebut
meliputi dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi data yang telah dikumpulkan berupa lembar observasi,
dokumentasi dikaji dan dianalisis serta mengevaluasi hasil belajar siklus I, apakah
sudah ada peningkatan proses dan hasil belajar matematika menggunakan model
Creative Problem Solving dan mengambil simpulan hasil pembelajaran yang
telah dilakukan pada siklus I untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang
ditemui. Kekurangan pada siklus I tersebut akan dijadikan acuan pada
pembelajaran siklus.
3.3.2.2 Rencana Tindakan Siklus II
Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut pelaksanaan
pembelajaran pada silkus I. Tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil
belajar matematika dari refleksi hasil belajar siklus I. Pelaksanaan siklus II
merupakan upaya perbaikan kekurangan dan kelemahan pada pelaksanaan siklus
I. Sama halnya dengan pelaksanaan siklus I, pada pelaksanaan siklus II ada empat
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Berikut ini
33
tahapan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Creative Problem
Solving.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II kegiatan perencanaan yang disusun sama
dengan kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus 1, namun pada siklus
II terdapat kegiatan pembelajaran yang melengkapi kekurangan pada siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sama seperti pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pada siklus II
pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.
Pertemuan pertama ada tiga tahap kegiatan, yaitu tahap kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan
guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan
apersepsi dan memotivasi siswa agar timbul rasa antusias dalam pemahaman
materi yang akan disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan model Creative Problem Solving dalam mata
pelajaran matematika materi memecahkan masalah yang berhubungan dengan
luas bangun datar trapesium. Selanjutnya dalam kegiatan penutup, guru bersama
siswa membuat simpulan tentang materi memecahkan masalah yang berhubungan
dengan luas bangun datar trapesium.
Pertemuan kedua, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan
apersepsi yang berkaitan dengan materi kegiatan pembelajaran yang lalu. Materi
kegiatan pada pertemuan kedua adalah memecahkan masalah yang berhubungan
dengan luas bangun datar layang-layang. Siswa melakukan diskusi tentang materi
memecahkan masalah yang berhubungan dengan luas bangun datar layang-layang.
Pertemuan ketiga, guru melakukan evaluasi siklus II dan guru menutup
pembelajaran dengan salam dan do’a.
c. Observasi
Pada tahap observasi dilakukan oleh teman sejawat. Melalui lembar
observasi, teman sejawat mengamati dan mengisi setiap kolom lembar observasi
sesuai dengan pernyataan yang sudah disusun. Teknik observasi digunakan untuk
mengamati serta mengetahui aktivitas dan keaktifan siswa dalam proses
34
pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
d. Refleksi
Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu
mengkaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan
evaluasi yang telah dilakukan.
Pada tahap refleksi siklus II data yang telah dikumpulkan berupa lembar
observasi, dokumentasi dikaji dan dianalisis serta mengevaluasi hasil belajar
siklus II untuk mengetahui apakah sudah ada peningkatan proses dan hasil belajar
matematika dari siklus I ke silkus II, serta menganalisis kelemahan dan
keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran Creative Problem
Solving. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari
tindakan yang telah dilaksanakan.
3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesis. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian.
Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan
untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti
untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi
lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian.
Untuk mengumpulkan data, diperlukan cara yang tepat dengan
menggunakan alat, perangkat atau alat bantu yang dapat memudahkan peneliti
mendapatkan data yang diharapkan karena benar tidaknya data tergantung dari
baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Menurut Suharsimi Arikunto
(2006:1630) bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya, sedangkan instrumen penelitian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
35
pekerjaannya lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
3.4.1 Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data dan sumber data.
a. Jenis Data
Menurut Iskandar (2011:75) dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu:
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar berupa peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
2. Data Kualitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa,
aktivitas guru serta catatan lapangan yang didapat selama pembelajaran
berlangsung.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
1. Guru
Sumber data guru berasal dari observasi aktivitas guru dalam pembelajaran
dan hasil wawancara dari siklus pertama sampai siklus terakhir.
2. Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari hasil evaluasi individu dan hasil
observasi siswa selama pembelajaran berlangsung.
3. Data Dokumen
Sumber data dokumen berupa data awal nilai hasil tes dan catatan
lapangan tentang pembelajaran sebelum dilakukan tindakan.
4. Catatan Lapangan
Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari data aktivitas siswa
dan aktivitas guru selama proses pembelajaran matematika.
5. Jurnal
Sumber data berupa jurnal digunakan untuk mengetahui data-data hasil
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis.
36
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
metode observasi, metode dokumentasi, dan metode tes.
a. Metode Observasi
Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan, dengan menggunakan
berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati
(Poerwanti dkk, 2008: 3-22). Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan
untuk mengetahui data aktivitas siswa serta ketrampilan guru selama proses
pembelajaran matematika berlangsung.
b. Metode Dokumentasi
Dokumen artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan,
transkrip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan
sebagainya (Arikunto, 2002: 206). Metode dokumentasi dilakukan untuk
memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk
memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa dan
menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan
dokumen berupa foto maupun video.
c. Metode Tes
Tes adalah pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu maupun kelompok. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk
mengukur kemampuan dasar dan pencapaian hasil belajar siswa. Tes diberikan
kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes
ini dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus II.
3.5 Instrumen Penelitian
Suharsimi Arikunto (2010: 203) menyatakan bahwa instrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan
37
diuji validitasnya berdasarkan content validity dan expert judgement. Content
validity dilakukan dengan menyesuaikan instrumen (post test) dengan kurikulum
yang dipakai, sedangkan expert judgement dilakukan dengan cara instrumen
divalidasi oleh ahli. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Instrumen Observasi
Instrumen observasi pada penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas
guru dan siswa yang digunakan untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar
siswa. Lembar observasi diisi oleh teman sejawat dengan memberi tanda (√) pada
setiap indikator penilaian aktivitas guru dan siswa. Menurut Sobry Sutikno
(2009:134) Checklist adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang
akan diamati. Ada bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan
dalam daftar cek, kemudian observer tinggal memberikan tanda cek pada tiap-tiap
aspek tersebut sesuai dengan hasil pengamatannya. Instrumen observasi aktivitas
guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisi-kisi instrumen yang telah dibuat
sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika menggunakan model Creative Problem Solving.
Kegiatan observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian yaitu
pada siklus I dan siklus II. Kisi–kisi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
matematika menggunakan model Creative Problem Solving adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
N
o
Aspek yang
diamati Indikator
No.
item
1 Kegiatan awal
1. Guru memberikan salam dan mengajak
berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing, serta berkomunikasi
tentang kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menstimulus siswa dengan
mengajukan pertanyaan
1
2
3
38
Kegiatan inti
a. Klarifikasi
masalah
b. Pengungkapan
pendapat
(Brainstorming)
c. Evaluasi dan
seleksi
d. Implementasi
4. Guru membagi siswa ke dalam kelompok
yang terdiri dari 4-7 siswa.
5. Guru membagikan LKS kepada setiap
kelompok siswa, untuk kemudian dipelajari
oleh setiap kelompok.
6. Guru memberikan penjelasan tentang
permasalah yang akan dibahas/ dipecahkan
bersama kelompoknya.
7. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
dengan teman kelompoknya tentang
strategi apa yang akan digunakan dalam
penyelesaian masalah.
8. Guru membimbing siswa dalam
mengerjakan LKS secara mandiri.
9. Guru membimbing siswa bebas
mengungkapkan pendapat masing-masing
dalam menyelesaikan masalah dan
mendiskusikan dengan kelompoknya.
10. Guru membimbing siswa dalam
mendiskusikan hasil LKS dengan
kelompoknya, serta memilih cara yang
akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah.
11. Guru meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil yang telah
didiskusikan dikelompoknya ke depan
kelas dengan menggunakan strategi sesuai
dengan kreatifitasnya.
12. Guru memberikan penilaian terhadap
aktivitas siswa baik individu maupun
kelompok.
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kegiatan akhir 13. Guru menguatkan kesimpulan yang
diperoleh sesuai hasil kerja kelompok
maupun individu.
14. Guru memberikan PR/ tugas yang
berkaitan dengan materi yang dibahas.
15. Guru menginformasikan materi selanjutnya
dan meminta siswa untuk mempelajari
dirumah
13
14
15
39
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Tindakan Siswa
N
o
Aspek yang
diamati Indikator
No.
item
1 Kegiatan awal 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan pembelajaran.
2. Siswa merespon pertanyaan-pertanyaan
dari guru.
1
2
2 Kegiatan inti
a. Klarifikasi
masalah
b. Pengungkapan
pendapat
(Brainstorming)
c. Evaluasi dan
seleksi
d. Implementasi
3. Siswa mendengarkan penjelasan tentang
permasalah yang akan dibahas/ dipecahkan
bersama kelompoknya.
4. Siswa mencatat keterangan-keterangan
penting yang diberikan guru.
5. Siswa mempelajari LKS yang diberikan
oleh guru.
6. Siswa berdiskusi dengan teman
kelompoknya tentang strategi apa yang
akan digunakan dalam penyelesaian
masalah.
7. Siswa berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing dan mengerjakan LKS
secara mandiri.
8. Siswa bebas mengungkapkan pendapat
dalam menyelesaikan masalah dan
mendiskusikannya dengan kelompok
masing-masing.
9. Siswa mendiskusikan hasil LKS bersama
kelompoknya.
10. Siswa memilih pemecahan masalah yang
tepat dalam kelompok.
11. Siswa mempresentasikan hasil yang telah
didiskusikan dikelompoknya ke depan
kelas dengan menggunakan strategi sesuai
dengan kreatifitasnya.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kegiatan akhir 12. Siswa membuat kesimpulan berdasarkan
pemecahan yang dipilih oleh kelompok.
12
Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas, baik guru maupun siswa
digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah
perhitungan sebagai berikut:
40
(1). Menghitung rentang data
R = rentang data
Skor maximal = skor tertinggi yang diperoleh
Skor minimal = skor terendah yang diperoleh
Skor maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian
observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4), sementara
skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi
aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah (1).
(2). Menghitung Jumlah Kelas Interval
n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian.
(3). Menghitung Panjang Kelas
Tabel 3.4
Kriteria Skor Aktivitas Guru
Rentang Kriteria
0 – 3 Sangat kurang
4 – 6 Kurang
7 – 9 Cukup
10 – 12 Baik
13 – 15 Sangat baik
Tabel 3.5
Kriteria Skor Aktivitas Siswa
Rentang Kriteria
0 – 2 Sangat kurang
3 – 4 Kurang
5 – 6 Cukup
7 – 9 Baik
10 – 12 Sangat baik
41
b. Instrumen Tes
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini berupa
tes kemampuan menjawab pertanyaan dalam bentuk soal. Evaluasi berupa tes
tertulis berbentuk pilihan ganda dan isian. Kisi – kisi instrumen hasil belajar
matematika kelas 5 siklus I dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Siklus I
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor
Soal
Bentuk
Soal
3.1Menghitung
luas trapesium
dan layang-
layang
3.1.1 Menemukan rumus luas
trapesium dan layang-layang. 2,6 PG
3.1.2 Menghitung luas trapesium 3,5,9,11,
13,14,15
PG
Isian
3.1.3 Menghitung luas layang-
layang
10
12,16,17
PG
Isian
3.1.4 Menemukan rumus mencari
tinggi, alas bangun datar
trapesium dan layang-layang,
serta diagonal layang-layang
dengan cara menurunkan dari
rumus pokok.
1,4,7,8,
18,19,20
PG
Isian
Kisi – kisi instrumen hasil belajar matematika kelas 5 siklus II dapat
dilihat pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Siklus II
Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal Bentuk
Soal
3.2 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan luas
bangun datar.
3.2.1 Menyelesaikan soal cerita
yang berhubungan dengan
luas trapesium.
1,2,4,6,8,10,
12,14,16,17,20
PG
3.2.2 Menyelesaikan soal cerita
yang berhubungan dengan
luas layang-layang.
3,5,7,9,11,13,
15,18,19
PG
c. Instrumen Dokumentasi
Instrumen ini berupa studi dokumentasi dilakukan terhadap buku siswa
dan daftar nilai siswa kelas 5 SD N Blaru 02 dan foto selama penelitian.
42
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Langkah penting yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan
alat penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut
sebelum digunakan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
harus memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).
3.5.1 Validitas Instrumen Penelitian
Setelah menyusun instrumen, peneliti melakukan uji coba soal (try out).
Uji coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang
telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Karena
baik dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh
sehingga sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
Uji coba akan dilaksanakan pada kelas 5 SD N Blaru 02 dengan jumlah
siswa 32 anak. Dengan jumlah responden (N) = 32, maka nilai rtabel = 0,3494
dengan taraf signifikansi 5%. Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai
corrected item to total correlation menggunakan aplikasi SPSS versi 15.0 dasar
pengambilan keputusan validitas adalah jika nilai rhitung lebih besar dari nilai
rtabel, maka angket tersebut dinyatakan valid; jika rhitung lebih kecil dari nilai
rtabel, maka angket tersebut dinyatakan tidak valid (spssindonesia.com). Adapun
hasil uji validitas disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I
Jenis soal No. Item
Valid Jumlah Tidak Valid Jumlah
Pilihan ganda 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 14, 15
12 1, 4, 13 3
Isian 1, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11,
12, 14, 15
11 2, 7, 9, 13 4
Berdasarkan hasil uji validitas 15 item soal pada soal pilihan ganda
diketahui dari tabel 3.8 di atas, terdapat 3 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1,
4, dan 13 sedangkan 12 soal yang lainnya terbukti valid setelah diuji
menggunakan SPSS versi 15.0 for Windows dan hasil uji 15 item soal pada soal
isian terdapat 4 soal yang tidak valid yaitu nomor 2, 7, 9, dan 13 sedangkan 11
43
soal yang lainnya terbukti valid. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti
gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II
Jenis soal No. Item
Valid Jumlah Tidak Valid Jumlah
Pilihan ganda 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,
13, 14, 15, 16, 18, 20, 22,
23, 25, 26, 27, 29, 30
22 4, 7, 12, 17,
19, 21, 24, 28 8
Berdasarkan hasil uji validitas 15 item soal pada soal pilihan ganda
diketahui dari tabel 3.9 di atas, terdapat 8 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4,
7, 12, 17, 19, 21, 24, dan 28 sedangkan 22 soal yang lainnya terbukti valid setelah
diuji menggunakan SPSS versi 15.0 for Windows. Soal yang valid tersebut
kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.
3.5.2 Reliabilitas Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen atau tingkat keajegan
jawaban siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen
digunakan metode Alpha (Cronbach’s). Besarnya koefisien alpha merupakan
tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 15.0 for windows. Untuk menentukan tingkat
reliabilitas instrumen mengunakan kriteria yang dikemukakan oleh George dan
Mallery dalam Jasminah (2010), yang didasarkan pada nilai koefisien Alpha
Cronbach (α) sebagai berikut :
α 0,000 - 0,199 : sangat rendah
α 0,200 - 0,399 : rendah
α 0,400 - 0,599 : cukup
α 0,600 – 0,799 : tinggi
α 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
44
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS 15.0 for
Windows pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Bentuk soal pilihan ganda
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,787 15
b. Bentuk isian
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,813 15
Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.10 sebagai
berikut:
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Data Test Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,787 Tinggi
Isian 0,813 Sangat tinggi
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS 15.0 for
Windows pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Bentuk soal pilihan ganda
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,888 30
Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.11 sebagai
berikut:
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Data Test Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,888 sangat tinggi
45
Tabel di atas menunjukkan 15 item soal pilihan ganda dan 15 item soal
isian yang valid tadi, nilai Cronbach’s Alpha siklus I sebesar 0,787 dan 0,813,
serta nilai Cronbach’s Alpha siklus II sebesar 0,888. Hal ini berarti test yang
digunakan pada penelitian ini adalah reliabel. Dari tabel hasil uji reliabilitas
dengan program SPSS versi 15.0 for Windows di atas dapat diketahui bahwa
nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I soal pilihan ganda mencapai 0,787
yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori tinggi
dan soal isian mencapai 0,813 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut
termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sementara koefisien reliabilitas pada
siklus II soal pilihan ganda mencapai 0,888 yang berarti bahwa tingkat
reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan mempunyai tingkat reliabilitas
sangat tinggi.
3.6 Uji taraf kesukaran
Nilai tingkat kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan
dengan membagi antara jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan
jumlah keseluruhan siswa yang menikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
TK = Tingkat Kesukaran
Σ B = jumlah siswa menjawab benar
Σ P = jumlah siswa peserta tes
Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1.
Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1
(satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Proporsi butir
soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal dengan
kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori mudah atau
sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa.
46
Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok
menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:
Tabel 3.12
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Berikut hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa
kelas 5 SD N Blaru 02.
Tabel 3.13
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,30 Sukar 3 dan 10 2
0,31 – 0,70 Sedang 1, 2, 4, 6, dan 8 5
0,71 – 1,00 Mudah 5, 7, dan 9 3
Total 10
0,00 – 0,30 Sukar 2 dan 6 2
0,31 – 0,70 Sedang 1, 4, 5, 7, 8, dan 10 6
0,71 – 1,00 Mudah 3 dan 9 2
Total 10
Dari data tabel 3.13 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 10 soal terdapat 2 soal dengan kategori sukar, 5 soal dengan kategori
sedang, dan 3 soal dengan kategori mudah. Sedangkan hasil uji tingkat kesukaran
soal isian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal terdapat 2 soal dengan kategori
sukar, 6 soal dengan kategori sedang, dan 2 soal dengan kategori mudah.
Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II
dengan jumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya sebagai berikut:
47
Tabel 3.14
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,30 Sukar 4, 12, 13, 17, 19, 5
0,31 – 0,70 Sedang 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 15, 20, 10
0,71 – 1,00 Mudah 3, 11, 14, 16, 18 5
Total 20
Dari data tabel 3.14 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 20 soal terdapat 5 soal dengan kategori sukar, 10 soal dengan kategori
sedang, dan 5 soal dengan kategori mudah.
3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan meliputi Indikator Kinerja dan Indikator Hasil
Tindakan. Berikut merupakan penjabaran dari indikator kinerja dan indikator hasil
tindakan:
3.7.1. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah aktivitas
guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran Creative Problem Solving meningkat dengan rata-rata persentase
aktivitas guru dan siswa minimal mencapai 70% dengan kriteria sekurang-
kurangnya baik.
3.7.2. Indikator Hasil tindakan
Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan adanya perubahan
yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving. Kriteria Ketuntasan
Minimal di SD N Blaru 02 pada mata pelajaran matematika adalah 70.
Pembelajaran berhasil jika persentase siswa yang tuntas minimal mencapai 80%
dari jumlah siswa dan rata-rata kelas mencapai 75.
48
3.8 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan untuk menjawab
permasalahan yang telah dikemukakan pada BAB I adalah analisis kualitatif dan
kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes yang dilakukan di akhir kegiatan
setiap siklusnya. Analisis data kuantitatif dilakukan secara diskriptif komparatif
yaitu membandingkan hasil belajar berdasarkan nilai tes pada setiap sikulsnya.
Sedangkan analisis data kualitatif dilakukan dengan cara analisis deskriptif
berdasarkan hasil observasi aktivitas kinerja guru dan observasi aktivitas siswa.
3.8.1 Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dari hasil PTK pada kelas 5 SDN Blaru 02 adalah
data kuantitatif berupa angka yang menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai
evaluasi siklus I, nilai evaluasi siklus II, skor observasi aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Creative Problem
Solving di setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan
model pembelajaran Creative Problem Solving dianalisis menggunakan teknik
analisis deskriptif kuantitatif, sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar
matematika setelah tindakan siklus I dan siklus II.
Analisis hasil belajar matematika siswa dilakukan dengan menghitung
persentase ketuntasan belajar matematika secara klasikal dan rata-rata nilai siswa.
Perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar matematika berpedoman pada
perhitungan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
x = nilai tes evaluasi hasil belajar matematika
∑ S = jumlah skor
∑ SM = jumlah skor maksimum
KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, KKM ini
merupakan kriteria minimal yang harus diperoleh siswa sebagai evaluasi hasil
belajar dari aspek pengetahuan dengan kategori yang harus dicapai minimal B
dengan skor 3,00.
49
Sedangkan itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
= nilai rata-rata
= jumlah nilai yang diperoleh
N = jumlah siswa
Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar
NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 70)
N = jumlah siswa
Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar
matematika melalui model Creative Problem Solving dapat digolongkan menjadi
lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.15
Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal Data Kuantitatif
Rentang Kriteria
1% - 20% Sangat Kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat Baik
3.8.2 Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi
aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengolahan data
hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus I dan
siklus II. Observasi aktivitas guru dan siswa digunakan untuk mengukur apakah
50
guru dan siswa sudah baik dalam menerapkan pembelajaran Creative Problem
Solving. Lembar observasi guru terdiri dari 15 indikator yang terbagi dalam
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Sedangkan untuk lembar
observasi aktivitas siswa terdiri dari 12 indikator yang terbagi dalam kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati aktivitas guru dan
siswa selama dua siklus. Tugas observer adalah mengisi lembar observasi
aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan skala checklist (Sutikno,
2009:134). Yaitu dengan memberikan tanda centang atau checklist pada kolom
keterlaksanaan tidak (jika pernyataan tidak dilakukan guru atau siswa) dan ya
(jika pernyataan dilakukan guru dan siswa). Analisis hasil observasi aktivitas
guru dan siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan menghitung persentase
jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil
observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:
Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan model Creative Problem
Solving dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria hasil observasi secara
klasikal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.16
Kriteria Hasil Observasi Klasikal Data Kualitatif
Rentang Kriteria
1% - 20% Sangat Kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup Baik
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat Baik