bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran …€¦ · penelitian ini dilakukan pada kelas...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. Hasil Penelitian
4.1 Gambaran SMK T & I Kristen Salatiga
Penelitian ini dilaksanakan di SMK T & I Kristen Salatiga, provinsi Jawa
Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga sebelumnya bernama Sekolah Teknik Menengah
Kristen (STMK), didirikan pada tanggal 8 Agutus 1976 dengan jumlah siswa 6 orang untuk
jurusan mesin. Saat awal berdiri SMK T&I Kristen Salatiga menempati gedung atau salah
satu rumah penduduk di Jalan Pungkursari Salatiga.Karena suatu hal, maka pada bulan
November 1976 Sekolah pindah ke gedung SD Kristen, Jalan Ahmad Yani Salatiga. Pada
tanggal 2 Januari 1977 sekolah di pindah menempati gedung Gris Jl. Langen Suko No. 8
Salatiga menggunakan namaSTM Kristen Salatiga dengan jumlah siswa 194 (kelas 1(satu)
jurusan M = 83, L = 43, B = 32 dan kelas 2 (dua) jurusan M = 36).
Melihat perkembangan siswa yang semakin banyak jumlahnya, maka Pengurus
Yayasan Lembaga Pendidikan Kristen (YLPK) Salatiga memutuskan membangun gedung
baru di jalan yakni Jl. Kemiri Raya 9-11 Salatiga.Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1986
SMK T&I Kristen Salatiga pindah menempati gedung tersebut hingga sekarang. Pada
tahun pelajaran 2013/2014 SMK T&I Kristen Salatiga telah berkembang dengan pesat,
baik secara fisik maupun non fisik. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI kejurusan TKR
SMK T & I Kristen Salatiga yang berjumlah 34 siswa laki-laki.
4.2 Prasiklus
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI TKR SMK T&I Kristen Salatiga Semester
II tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 34 siswa. Kondisi awal siswa sebelum
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran), pembelajaran
di kelas menggunakan pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran dari awal
pertemuan hingga akhir hanya terpusat pada guru. Kemudian pada saat guru
menyampaikan materi pelajaran siswa tidak memperhatikan dan melakukan aktivitas diluar
pembelajaran. Akibat dari pembelajaran yang tidak efektif karena guru terus menerus
memberikan materi sedangkan siswa sulit untuk memahami materi yang telah diberikan,
akibatnya tujuan dari pembelajaran tidak tercapai dan hasil belajar siswa rendah.
Hasil Belajar
Ketuntasan belajar dari 34 siswa sebelum diadakan penelitian dengan
menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) terdapat 20 siswa di
atas KKM (tuntas) dan 14 siswa dinyatakan dibawah KKM (belum tuntas). KKM mata
pelajaran PKn 72. Ketuntasan belajar siswa pada prasiklus untuk mata pelajaran PKn
dapat dilihat berikut ini ;
Tabel 4.1
Ketuntasan Belajar Siswa Pada Prasiklus
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
56 – 60
61 – 71
72 – 80
4
10
20
11,7
29,4
58,8
Jumlah 34 100
Nilai Tertinggi PKn
Nilai Terendah PKn
Nilai Rata-rata PKn
78
56
68.58
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui yang mendapatkan rentang nilai 56 – 60 ada 4
siswa, rentang nilai 61 – 71 ada 10 siswa, rentang nilai 72 – 80 ada 20 siswa dengan nilai
tertinggi 80, nilai rendah 56, dan nilai rata-rata 68.58.
Dibawah ini adalah hasil tes prasiklus dapat dilihat pada diagram 4.1
Hasil tes belajar siswa pada prasiklus untuk mata pelajaran PKn dapat dilihat pada
diagram 4.1
Gambar 4.1
Diagram ketuntasan belajar siswa pada prasiklus
Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar prasiklus diperoleh rentang antara
nilai 56 – 60 ada 4 siswa, rentang nilai 61-71 ada 10 siswa, rentang nilai 72-78 ada 20
siswa.
4.3 Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan dalam pembelajaran ini adalah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) dan dilaksanakan dalam dua siklus ( siklus satu
dua pertemuan ) atau 4 x 45 menit. Waktu pelaksanaan mulai tanggal 28 April – 26 Mei
2014.
0
5
10
15
20
4
10
20
56-60
61-71
72-78
1. Siklus I (2 x 45 menit)
a. Perencanaan (Pertemuan I)
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Persiapan yang dilakukan
sebagai berikut :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata Pelajaran PKn menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta pikiran).
2. Lembar evaluasi (lihat halaman 138) yang akan digunakan untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
3. Lembar observasi atau pengamatan (lihat halaman 135) untuk siswa dalam proses
pembelajaran dilakukan dengan baik dan sesuai dengan proses pembelajaran
model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran).
4. Buku pelajaran seperti LKS dan modul untuk menunjang proses pembelajaran.
5. Materi pembelajaran.
Mendeskripsikan pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan
internasional dan organisasi internasional bagi suatu Negara.
6. Keperluan yang digunakan saat membuat Peta Pikiran yaitu kertas HVS, pensil
berwarna dan gambar Mind Mapping yang dibuat terlebih dahulu oleh peneliti
serta ruang lokasi yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.
Gambar Mind Mapping (Peta Pikiran)
Pertemuan II
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Standar Kompetensi
Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional dan Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan internasional dan
organisasi internasional bagi suatu Negara.
2. Soal evaluasi siklus II yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa.
2. Tindakan Siklus I
Pertemuan I (90 menit)
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada pelaksanaan siklus I adalah :
1. Kegiatan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak semua siswa
untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, melakukan
absensi, serta memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hubungan internasional dan
organisasi internasional.
2. Apabila siswa dapat menjawab, siswa diberikan aplous.
3. Menjelaskan materi pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan
internasional bagi suatu negara dengan menggunakan model pembelajaran
Mind Mapping (Peta Pikiran) yang di tulis di papan tulis sebagai berikut :
Topik mengenai hubungan internasional dan organisasi internasional
diletakkan ditengah-tengah papan tulis.
Topik hubungan internasional dan organisasi internasional dan sub topik
pengertian hubungan internasional, pentingnya hubungan internasional, dan
sarana-sarana hubungan internasional saling berhubungan dan menggunakan
garis lebih tebal, semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis, dan garis
harus melengkung dengan panjang yang sama juga seluruh garis harus
tersambung ke pusat atau ke topik.
Di dalam membuat Mind Mapping (Peta pikiran) tidak hanya menggunakan
garis tebal dan tipis tetapi juga menggunakan gambar, simbol dan beberapa
warna agar siswa bisa membedakan topik dan sub topik, warna juga berbeda
untuk setiap inti dari sub topik.
b. Elaborasi
1. Setelah selesai menerangkan materi hubungan internasional dan organisasi
internasional di papan tulis, kemudian memulai dengan membagi kelompok,
satu kelompok ada dua siswa.
2. Masing-masing kelompok diberi kertas HVS dan pensil berwarna serta materi
yang diambil dari LKS PKn yang berkaitan dengan pengertian, pentingnya
dan sarana-sarana hubungan internasional dan organisasi internasional bagi
suatu Negara.
3. Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membuat
Mind Mapping (Peta pikiran) secara bebas dalam ide-ide yang dituangkan
dalam pembuatan Mind Mapping (Peta pikiran) yang berkaitan dengan materi
hubungan internasional dan organisasi internasional.
4. Mengamati siswa satu per satu sambil membawa lembar panduan pengamatan
pembelajaran siswa (kategori aktif, kreatif, kerjasama dan mengemukakan
pendapat).
5. Setelah siswa selesai membuat Mind Mapping (Peta Pikiran), kemudian
dipresentasikan perkelompok dan pada pertemuan ini terdapat lima kelompok
yang melaksanakan presentasi.
c. Konfirmasi
Memberikan tanya jawab dengan siswa tentang materi pengertian, pentingnya
dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negarayang telah
disampaikan dan meluruskan kesalahan pemahaman siswa serta memberikan
penguatan atas jawaban-jawaban dari siswa.
3. Kegiatan akhir
Menutup pelajaran dengan menyampaikan tindak lanjut pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan II (90 menit)
Pelaksanaan pertemuan II mengerjakan soal evaluasi. Pada awal pembelajaran
diawali dengan doa dan mengabsen siswa satu persatu, kemudian membagikan lembar soal
evaluasi sebanyak 30 soal. Pelaksanaan mengerjakan soal siswa mengerjakan secara
individu.
3. Observasi
Hasil observasi kegiatan mengajar siklus pada kelas XI TKR mata pelajaran PKn
saat mengajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran),Untuk
mendapatkan informasi yang nyata. Unsur-unsur unjuk kerja yang diamati adalah
keaktifan, kerjasama, kreatif dan mengemukakan pendapat.
Dari hasil observasi didapat kendala yang muncul pada siklus I adalah :
1. Kekompakan kelompok belum baik
Dari hasil observasi, kerja kelompok belum maksimal dikarenakan masih ada 18
siswa yang kurang aktif, ada yang masih jalan-jalan, keluar masuk kelas
seenaknya juga ada siswa yang belum mengerti model Mind Mapping, disamping
itu juga pemikiran siswa yang satu dengan siswa lainya berbeda, juga
mengandalkan teman sebangku.
2. Presentasi kurang maksimal
Dari 16 kelompok hanya 5 kelompok yang melaksanakan presentasi juga belum
bisa membawakan dengan baik, karena siswa masih malu dan kurang percaya diri
dengan hasil Mind Mappingnya karena kurang mengenai materi hubungan
internasional dan organisasi internasional.
2. Rata-rata hasil belajar
Rata-rata hasil belajar siswa rendah yaitu 70,5. Nilai rata-rata ini dibawah kriteria
keberhasilan yaitu 72, sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar
pada siklus I ini belum berhasil.
4. Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya diadakan refleksi
atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari
observer pada siklus I.
Refleksi dilaksanakan setelah selesai satu pembelajaran dengan cara :
1. Siswa ditanya tentang penggunaan model pembelajaran Mind Mapping yang
telah dilaksanakan ternyata masih terdapat 18 siswa yang kurang paham
mengenai model pembelajaran Mind Mapping karena siswa tidak
mendengarkan saat proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak mau bertanya
tentang materi yang disampaikan, siswa kurang mengerti tentang cara membuat
Mind Mapping (Peta Pikiran)
2. Siswa kurang mengerti mengenai model Mind Mapping karena setiap siswa
mempunyai pemikiran dan kreatifitas siswa berbeda-beda dilihat hasil observasi
pada siklus I hanya 5 kelompok yang melaksanakan presentasi, kelima
kelompok tersebut terlihat masih kurang percaya diri untuk mempresentasikan
hasil Mind Mapping nya.
3. Untuk mengatasi permasalahan model Mind Mapping (Peta pikiran) peneliti
mengarahkansetiap kelompok untuk membagi tugas mengenai materi hubungan
internasional dan organisasi internasional dengan cara setiap siswa
mendapatkan bagian sub bab masing-masing, supaya setiap siswa dapat
menguasai satu sub bab yang telah dibagi, sehingga setiap siswa lebih aktif
dalam bekerjasama antar kelompok, kemudian mendiskusikan dalam satu
kelompok tersebut. Dengan perbaikan permasalahan seperti diatas, hasil belajar
pada siklus II akan lebih baik atau meningkat.
Siklus II dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada siklus I, yaitu dengan
cara mencari titik-titik kelemahan yang terdapat pada proses pembelajaran. Dalam
kegiatan ini yang perlu diantisipasi adalah tingkat pemikiran yang berbeda antara siswa
yang satu dengan yang lainnya dan penampilan presentasi.Untuk meningkatkan hasil
belajar siswa yang masih dibawah KKM, perlu diberikan pengarahan bahwa setiap
kelompok mempunyai tugas masing-masing.Pengarahan ini akan memudahkan siswa
dalam melaksanakan presentasi,sehingga pada siklus II hasilnya diharapkan lebih baik
lagi.
5. Evaluasi
a. Hasil Tes Evaluasi Siswa pada Siklus I
Menggunakan model pembelajaran Mind Mapping(Peta Pikiran)
Tabel 4.3
Hasil Tes Siklus I
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
63 – 70
73 – 80
8
26
23,5
76,4
Jumlah 34 100
Nilai Tertinggi PKn
Nilai Terendah PKn
Nilai Rata-rata PKn
80
63
70,5
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui siswa yang berjumlah 34 yang
mendapatkan rentang nilai 63 – 70 ada 8 siswa (23, 5 %), rentang nilai 73 – 80 ada 26
siswa (76, 4 %) dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 63 dan nilai rata-ratanya
adalah 70,5
Gambar Hasil Tes Siklus I dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 4.3 Diagram Hasil Nilai Siklus I
Pada diagram diatas dapat dilihat rentang nilai dari 63 – 70 ada 8 siswa, rentang nilai 73 –
80 ada 26 siswa.
Ketuntasan hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%)
≥ 72 26 Tuntas 76,4
≤ 72 8 Tidak Tuntas 23,5
Jumlah 34 100
Dari hasil tes siklus I terdapat 26 siswa yang tuntas (76, 4 %) dan sebanyak 8 siswa yang
belum tuntas (23, 5 %), sementara KKM mata pelajaran PKn adalah 72.
8
26
0
10
20
30
63 - 70 73 - 80
Hasil Nilai Siklus I
Hasil Nilai SiklusI
Ketuntasaan hasil tes siklus I dapat dilihat pada diagram 4.4 sebagai berikut:
b. Hasil observasi siklus I
Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran terjadi jika penilaian
performans (unjuk kerja) siswa rata-rata mencapai skor 11.
Penilaian dilakukan tiap siklus, meliputi :
Skor rata-rata =
Skor =
Skor rata-rata = 10,5
Jadi skor rata-rata performans (unjuk kerja) siswa sebesar 10,5. Ini berarti lebih
kecil dari skor pada kriteria keberhasilan perfromans (unjuk kerja) siswa yaitu
11.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa kurang aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Diagram 4.5
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Prasiklus ke Siklus I
76%
23%
0%
20%
40%
60%
80%
Tuntas Tidak Tuntas
Ketuntasan Siklus I
Ketuntasn Siklus I
Pada tabel perbandingan perolehan belajar prasiklus dengan siklus I menunjukan pada prasiklus
sebanyak 58,82% atau 20 siswa mendapatkan nilai diatas KKM 72 dan 41,17% atau 14 siswa
mendapat nilai dibawah KKM 72. Nilai rata-rata siswa 68,58. Sedangkan pada siklus I
menunjukan 76,4% atau 26 siswa mendapat nilai diatas KKM 72 dan 23,5% atau 8 siswa
mendapat nilai dibawah KKM 72. Nilai rata-rata siswa 70,5. Hal ini menunjukan ada
peningkatan hasil belajar pada siklus I, dengan perolehan nilai rata-rata siswa pada prasiklus
68,58 menjadi 70,5.
4.4 Siklus II
Hasil Penelitian Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 19 Mei 2014 jam 10.00 – 11.30 WIB di kelas XI
TKR.
1. Perencanaan
tuntas tidak tuntas rata-rata nilai maksimal nilai minimum
58.82
41.17
68.58
7.8 5.6
76.4
23.5
70.5
8 6.3
Perbandingan Perolehan Hasil Belajar Prasiklus dengan Siklus 1
prasiklus siklus 1
Pertemuan I
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata Pelajaran PKn menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta pikiran).
2. Lembar evaluasi (lihat halaman 139) yang akan digunakan untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
3. Lembar observasiatau pengamatan (lihat halaman 136) untuk siswa dalam proses
pembelajaran dilakukan dengan baik dan sesuai dengan proses pembelajaran
model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran).
4. Buku pelajaran seperti LKS dan modul untuk menunjang proses pembelajaran.
5. Materi pembelajaran.
a) Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional dan organisasi internasional.
b) Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik dan mengkaji peranan organisasi
internasional dalam meningkatkan hubungan internasional.
6. Pelaksanaan proses pembelajaran model Mind Mapping (Peta pikiran) pada siklus
II tidak dilakukan secara berkelompok, melainkan dengan membuat Mind
Mapping (peta pikiran) secara individu.
7. Keperluan yang digunakan saat membuat Mind Mapping (Peta Pikiran) yaitu
kertas HVS, pensil berwarna dan gambar Mind Mapping yang dibuat terlebih
dahulu oleh peneliti serta ruang lokasi yang akan digunakan untuk proses
pembelajaran.
Gambar Mind Mapping (Peta Pikiran) Siklus II
Pertemuan II
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Standar
Kompetensi Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional, Kompetensi
Dasar menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional dan organisasi
internasional serta menganalisis fungsi perwakilan diplomatik dan mengkaji
peranan organisasi internasional dalam meningkatkan hubungan internasional.
2. Soal evaluasi siklus II yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa.
2. Tindakan
Pertemuan I (90 menit)
Berdasarkan kendala (observasi) direfleksi pada siklus I maka, akan dilaksanakan
beberapa kegiatan sebagai berikut :
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :
1. Kegiatan awal
Guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam, mengajak semua siswa
untuk berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing, melakukan absensi, serta
memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan.
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
1. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hubungan internasional dan
organisasi internasional.
2. Apabila siswa dapat menjawab, siswa diberikan aplous.
3. Menjelaskan materi tahap perjanjian internasional serta fungsi perwakilan
diplomatik dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping
(Peta Pikiran) yang di tulis di papan tulis sebagai berikut :
Topik mengenai hubungan internasional dan organisasi internasional
diletakkan ditengah-tengah papan tulis.
Topik hubungan internasional dan organisasi internasional dan sub
topik tahap perjanjian internasional dan fungsi perwakilan diplomatik
saling berhubungan dan menggunakan garis lebih tebal, semakin jauh
dari pusat garis akan semakin tipis, dan garis harus melengkung
dengan panjang yang sama juga seluruh garis harus tersambung ke
pusat atau ke topik.
Di dalam membuat Mind Mapping (Peta pikiran) tidak hanya
menggunakan garis tebal dan tipis tetapi juga menggunakan gambar,
simbol dan beberapa warna agar siswa bisa membedakan topik dan sub
topik, warna juga berbeda untuk setiap inti dari sub topik.
b. Elaborasi
1. Setelah selesai menerangkan materi hubungan internasional dan organisasi
internasional di papan tulis, kemudian memulai dengan membagi
kelompok, satu kelompok ada dua siswa.
2. Masing-masing kelompok diberi kertas HVS dan pensil berwarna serta
materi yang diambil dari LKS PKn yang berkaitan dengan tahap perjanjian
internasional dan fungsi perwakilan diplomatik.
3. Pada siklus II ini, siswa membuat Mind Mapping (Peta Pikiran) secara
berkelompok dan lebih ditekankan setiap anggota kelompok mendapatkan
tugas masing-masing sub topik, agar setiap siswa tidak ada lagi yang pasif
dan bisa bekerjasama juga lebih mudah mengapresiasikan tingkat
pikirannya dan lebih kreatif.
4. Kemudian memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk membuat Mind Mapping (Peta pikiran) secara bebas dalam ide-ide
yang dituangkan dalam pembuatan Mind Mapping (Peta pikiran) yang
berkaitan dengan materi hubungan internasional dan organisasi
internasional.
5. Mengamati siswa satu per satu sambil membawa lembar panduan
pengamatan pembelajaran siswa (kategori aktif, kreatif, kerjasama dan
mengemukakan pendapat).
6. Di siklus II ini siswa lebih antusias membuat Mind Mapping, dan tidak
ada siswa yang keluar masuk kelas. Pada siklus II para siswa mulai
terbiasa akan langkah-langkah yang dilakukan.
7. Setelah siswa selesai membuat Mind Mapping (Peta Pikiran), kemudian
dipresentasikan perkelompok dan pada pertemuan ini terdapat lima
kelompok yang melaksanakan presentasi. Dalam presentasi ini siswa
sudah menunjukan keberanian siswa membahas hasil karya Mind Mapping
(Peta Pikiran)dengan tingkat masing-masing pemikirannya.
c. Konfirmasi
Memberikan tanya jawab dengan siswa tentang materi tahap perjanjian
internasional dan fungsi perwakilan diplomatik yang telah disampaikan dan
meluruskan kesalahan pemahaman siswa serta memberikan penguatan atas
jawaban-jawaban dari siswa.
3. Kegiatan akhir
Guru mengulas kembali materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan
siswa dan menutup pelajaran dengan menyampaikan tindak lanjut pada pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan II (90 menit)
Pelaksanaan pertemuan II mengerjakan soal evaluasi. Pada awal pembelajaran
diawali dengan doa dan mengabsen siswa satu persatu, kemudian membagikan
lembar soal evaluasi sebanyak 30 soal. Pelaksanaan mengerjakan soal siswa
mengerjakan secara individu.
3. Observasi
Pada kegiatan observasi ini, peneliti melakukan pengamatan kondisi belajar siswa
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang sudah terbiasa dengan keadaan yang
diberikan pada pertemuan I siklus 2 dengan mencatat aktifitas siswa selama diberi
perlakuan, antara lain :
1. Kreatifitas yang tinggi dilihat dari hasil mind mapping nya siswa menggunakan
warna yang bervariasi.
2. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, siswa lebih bebas menuangkan ide-
ide di dalam Mind Mapping (Peta Pikiran) secara jelas.
3. Mengemukakan pendapat saat presentasi siswa lebih percaya diri.
4. Keaktifan dalam kerjasama kelompok siswa lebih antusias.
4. Refleksi
Kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah dilaksanakan dan diadakan refleksi dari
semua kegiatan pada siklus II berdasarkan apa yang dilihat observer, yaitu:
1. Pada pembelajaran siklus II ini, siswa lebih mudah menggunakan model Mind
Mapping(Peta Pikiran) dilihat dari hasil tes dan observasi hasil belajar meningkat.
2. Berdasarkan observasi, keaktifan siswa sudah tinggi dibuktikan dengan kreatifitas
siswa yang tinggi tidak ada lagi dalam proses pembelajaran siswa seenaknya
sendiri, siswa lebih antusias dalam pembelajaran Mind Mapping(Peta Pikiran) dan
dapat memulai menyusun, menjelaskan gagasannya, serta mampu mengemukakan
pendapat dengan baik dan hasil belajar yang meningkat.
3. Dari hasil belajar siswa yang meningkat dari kondisi awal, siklus I dan siklus II
dengan model Mind Mapping(Peta Pikiran) akan memudahkan gaya belajar siswa
dan dapat meningkatkan daya ingatannya.
5. Evaluasi
a. Hasil Belajar Siklus II
Pada pertemuan I dan II pada siklus II, sudah mengadakan pembelajaran dengan
Model Mind Mapping (Peta Pikiran) seperti yang dijelaskan pada tindakan
sebelumnya dan memberikan tes evaluasi pada pertemuan kedua ketika pembelajaran
selesai.
Berikut merupakan hasil belajar PKn siklus II :
Tabel 4.5
Hasil Tes Siklus II
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
68 – 71
72 – 76
78 - 83
3
21
10
8,9
61,7
29,4
Jumlah 34 100
Nilai Tertinggi PKn
Nilai Terendah PKn
Nilai Rata-rata PKn
83
70
76
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui siswa yang berjumlah 34, mendapatkan rentang
nilai 68 – 71 ada 3 siswa (8,9 %), rentang nilai 72 – 76 ada 21 siswa (61,7 %), rentang nilai
78 – 83 ada 10 siswa (29,4 %) dengan nilai tertinggi 83, nilai terendah 70 dengan KKM 72
serta nilai rata-rata 76. Dibawah ini adalah diagram 4.6 hasil tes evaluasi siklus II :
3
21
10
0
10
20
30
68 - 71 72 - 76 78 - 83
Hasil Tes Siklus II
Hasil Tes SiklusII
Berdasarkan diagram diatas interval antara 68 – 71 terdapat 3 siswa, interval antara
72 – 76 ada 21 siswa, interval antara 78 – 83 ada 10 siswa.
Ketuntasan hasil tes siklus II dapat dilihat berikut ini :
Tabel 4.6
Ketuntasan Hasil Tes Siklus II
Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%)
≤ 72 3 Tidak Tuntas 8,9
≥ 72 10 Tuntas 61,7
≥ 72 21 Tuntas 29,4
Jumlah 34 100
Hasil Ketuntasan Tes Siklus II dapat dilihat pada Diagram 4.6 berikut :
b. Hasil observasi siklus II
Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran terjadi jika penilaian performans
(unjuk kerja) siswa rata-rata mencapai skor 11.
Penilaian dilakukan tiap siklus, meliputi :
Skor rata-rata =
Skor =
Skor rata-rata = 12,02
Jadi skor rata-rata performans (unjuk kerja) siswa sebesar 12,02. berarti lebih
besar dari skor pada kriteria keberhasilanperfromans (unjuk kerja) siswa yaitu
11.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Diagram 4.8
70%
30%
0%
50%
100%
Tuntas Tidak Tuntas
Ketuntasan
Perbandingan Perolehan Hasil Belajar siklus I dengan Siklus II
Pada tabel perbandingan perolehan siklus I menunjukan 23,5% atau 8 siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM 72 dan pada siklus II menunjukan 8,9% atau 3 siswa
yang mendapatkan nilai dibawah KKM 72, sedangkan siklus I menunjukan 76,4% atau
26 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM 72 dan 91,1% atau 31 siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM 72. Nilai rata-rata pada siklus I 70,5. Sedangkan pada
siklus II 76.Hal ini bahwa antara siklus I dan siklus II menunjukan ada peningkatan hasil
belajar dari nilai rata-rata siswa pada pretest.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I sampai siklus II dapat dilihat
hasil belajar siswa yang meningkat ketika dilakukan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran). Adapun
hasil dari peningkatan tersebut dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut ini :
a. Hasil Belajar
Hasil belajar berdasarkan nilai prasiklus, tes evaluasi dari siklus I dan siklus II
yang mengalami kenaikan. Dibawah ini dapat dilihat pada berikut ini :
Tabel 4.7
Perbandingan Ketuntasan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
tuntas tidak tuntas rata-rata nilaimaksimal
nilaiminimum
76.4
23.5
70.5
8 6.3
91.1
8.9
76
8.3 7
Perbandingan Perolehan Hasil Belajar Siklus 1 dengan Siklus 2
siklus 1 siklus 2
No. Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)
1. Tuntas 20 58,8 % 26 76,4 % 31 91,1 %
2. Tidak Tuntas 14 41,1% 8 23,5 % 3 8,9 %
Jumlah 34 100 34 100 34 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa meningkatnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn. Pada kondisi awal hanya 20 siswa yang tuntas, kemudian peneliti melakukan
proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta
Pikiran) dengan melakukan pengajaran pada siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat
menjadi 26 siswa dari prasiklus, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 31 siswa, hanya
3 siswa yang belum tuntas. Hal ini membuktikan jika pembelajaran dengan model Mind
Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil Peningkatan Tes Hasil Belajar Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat
dilihat pada gambar 4.9 dibawah ini :
20 26
31
0
10
20
30
40
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Perbandingan Ketuntasan Nilai Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II
Tuntas
Tidk Tuntas
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pada kondisi awal terdapat
20 siswa yang tuntas dan 14 siswa yang tidak tuntas, siklus I terdapat 26 siswa yang
tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas, sedangkan untuk siklus II terdapat 31 siswa yang
tuntas dan 3 siswa yang belum tuntas, maka terjadi suatu peningkatan ketuntasan nilai
dari 20 siswa menjadi 26 siswa dan kemudian menjadi 31 siswa kelas XI TKR SMK T &
I Kristen Salatiga.
Pembelajaran melalui model mind mapping (Peta Pikiran) pada materi “
Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional” di kelas XI TKR SMK T & I
Kristen Salatiga. Model Pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat
meningkatan hasil belajar siswa kelas XI TKR SMK T & I Kristen Salatiga. Karena
terdapat beberapa alas an yaitu : Peneliti hanya menjelaskan materi secara singkat jadi
siswa yang aktif untuk membaca, siswa juga membuat Peta Pikiran agar siswa sendiri
bisa memahami apa yang siswa buat dan mudah untuk cara belajar yang kreatif, siswa
lebih rajin membaca, dan siswa akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan
adanya menuangkan apa yang ada dipikiran setiap siswa tersebut.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shofia Hattarina
(2008) tentang “Penerapan model pembelajaran mind Mapping (Peta pikiran) untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah XI IPS
SMAN I Talun”.penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
XI IPS dalam mata pelajaran sejarah. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan rata-
rata skor siswa dari hasil tes awal 33,75% meningkat menjadi 73,25% hal ini berarti
terjadi peningkatan skor sekitar 39,5% pada post tes siklus I. sedangkan pada siklus II
hasil tes awal siswa adalah 36% dan pada post tes meningkat menjadi 88,75% ini
menunjukan telah terjadi peningkatan skor siswa sebanyak 52,75%. Penelitian yang
dilakukan oleh Ariadina Suim Dwi Fitri (2008) dengan penerapan model Mind Mapping
untuk meningkatkan kemampuan berfikir kretifitas dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI SMA Darul Ulum Agung Malang. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Darul
ulum Agung Malang pada mata pelajaran ekonomi pada siklus I ke siklus II ditinjau dari
aspek fluency sebesar 22, 07%, aspek flexibility sebesar 20,11%, aspek originality
sebesar 27,59 %, aspek elaboration sebesar 20,3 % dan aspek evalution sebesar 17, 82%.
Sedangkan peningkatan ketuntasan belajar secara keseluruhan (klasikal) pada siklus I ke
siklus II sebesar 10,62% untuk aspek kognitif dan pada aspek efektif sebesar 13,8%.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rosdianan (2006), tentang “Meningkatkan Prestasi
Belajar IPS Siswa Kelas VIII melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Mind Mapping di
SMP Negeri 15 Kendari”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping (Peta
Pikiran) siswa pada kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari.Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas dengan subjek peneitian siswa kelas VIII SMP Negeri 15
Kendari yang berjumlah 35 siswa.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang
masih-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan.Tiap-tiap siklus memiliki empat
tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrument yang akan
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi
kegiatan siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping
(peta pikiran) teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
deskripstif kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil observasi , evaluasi dan refleksi
pada setiap tindakan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dalam proses belajar mengajar IPS dapat
ditingkatkan sehingga prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari dapat
ditingkatkan, dari 44,44% siswa telah memperoleh nilai ≥ 6,0 dengan rata- rata 5,48 pada
siklus I dan pada siklus II menjadi 80,55 % dengan rata- rata 6,47.
Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara dari masalah yang diteliti.Jawaban
atas hipotesis tindakan setelah dilakukan penelitian adalah penerapan model
pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMK
T & I Kristen Salatiga semester II tahun ajaran 2013/2014. Peningkatan hasil belajar
dibuktikan dari hasil belajar pada siklus II yaitu menunjukan 91,1 % atau 31 siswa
mendapat nilai diatas KKM 72 dan 8,9 % atau 3 siswa mendapat nilai dibawah KKM 72.
Nilai rata-rata siswa 7,6.
Model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) sebagian besar hasil belajar
siswa meningkat dari yang tidak tuntas menjadi tuntas. Alasan mengapa model Mind
Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan kelebihan model
Mind Mapping menurut Buzan (2009:20), yaitu : Dapat mengemukaan pendapat secara
bebas, dapat berkerjasama dengan teman lainnya, catatan lebih padat dan jelas, lebih
mudah mencari catatan jika diperlukan, catatan lebih berfokus pada inti materi, mudah
melihat gambaran keseluruhan, membantu otak untuk : mengatur, mengingat,
membandingkan dan membuat hubungan, memudahkan penambahan informasi baru,
pengkajian ulang bisa lebih cepat setiap peta bersifat unik. Hal ini tercermin terjadinya
peningkatan hasil belajar siswa dari 58,8% pada prasiklus menjadi 76,4% pada siklus I
dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 91,1% dari target indikator pencapaian 80%
dari 31 siswa mencapai nilai KKM 72.