bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

12
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Dan Subyek Penelitian 4.1.1 Gambaran SD Negeri Traji 1 Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Traji I Parakan dengan subyek penelitian kelas IV sebanyak 33 siswa. Letak sekolah di Kecamatan Parakan kabupaten Temanggung. Visi Sekolah Dasar Negeri Traji I adalah mewujudkan insan iman dan taqwa, unggul, berkualitas dalam prestasi terbukti dalam pribadi dan berbudi luhur. Sekolah Dasar Negeri Traji I terletak di Jln. Ngadirejo Desa Traji Kecamatan Parakan , SD Negeri Traji I ini terletak pada kawasan strategis karena dilalui oleh jalur transportasi sehingga mudah dijangkau, selain itu SD ini terletak dekat dengan daerah perkampungan, SD Negeri Traji I memiliki luas keseluruhan 3890m 2 . Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Traji I, dimana posisi tempat duduk 1 meja 2 anak, ruangan cukup luas dan nyaman. 4.1.2 Gambaran SD Negeri Traji II Penelitian ini juga dilaksanakan di SD Negeri Traji II Parakan yang digunakan sebagai kelompok kontrol dengan subyek penellitian kelas IV sebanyak 35 siswa. Letak sekolah di Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Visi Sekolah Dasar Negeri Traji II adalah terwujudnya siswa bertaqwa, berakhlak mulia, berilmu, berdaya saing dan berbudaya luhur. Sekolah Dasara Negeri Traji II terletak didesa Grogol Kecamatan Parakan kabupaten Temanggung. Sekolah Dasar Negeri Traji II mempunyai luas 4150 m 2 .Penelitian ini dilakukan dikelas IV Sekolah Dasar Traji II, dimana posisi tempat duduk 1 meja 2 anak, ruangan cukup luas dan nyaman. Siswa kelas IV baik SDN Traji I dan SDN Traji II terbiasa dengan menggunakan pembelajaran yang konvensional. Pembelajaran berpusat pada guru

Upload: buikhanh

Post on 28-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Dan Subyek Penelitian

4.1.1 Gambaran SD Negeri Traji 1

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Traji I Parakan

dengan subyek penelitian kelas IV sebanyak 33 siswa. Letak sekolah di

Kecamatan Parakan kabupaten Temanggung.

Visi Sekolah Dasar Negeri Traji I adalah mewujudkan insan iman dan

taqwa, unggul, berkualitas dalam prestasi terbukti dalam pribadi dan berbudi

luhur. Sekolah Dasar Negeri Traji I terletak di Jln. Ngadirejo Desa Traji

Kecamatan Parakan , SD Negeri Traji I ini terletak pada kawasan strategis karena

dilalui oleh jalur transportasi sehingga mudah dijangkau, selain itu SD ini terletak

dekat dengan daerah perkampungan, SD Negeri Traji I memiliki luas keseluruhan

3890m2. Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Traji I, dimana posisi tempat

duduk 1 meja 2 anak, ruangan cukup luas dan nyaman.

4.1.2 Gambaran SD Negeri Traji II

Penelitian ini juga dilaksanakan di SD Negeri Traji II Parakan yang

digunakan sebagai kelompok kontrol dengan subyek penellitian kelas IV sebanyak

35 siswa. Letak sekolah di Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung.

Visi Sekolah Dasar Negeri Traji II adalah terwujudnya siswa bertaqwa,

berakhlak mulia, berilmu, berdaya saing dan berbudaya luhur. Sekolah Dasara

Negeri Traji II terletak didesa Grogol Kecamatan Parakan kabupaten

Temanggung. Sekolah Dasar Negeri Traji II mempunyai luas 4150 m2.Penelitian

ini dilakukan dikelas IV Sekolah Dasar Traji II, dimana posisi tempat duduk 1

meja 2 anak, ruangan cukup luas dan nyaman.

Siswa kelas IV baik SDN Traji I dan SDN Traji II terbiasa dengan

menggunakan pembelajaran yang konvensional. Pembelajaran berpusat pada guru

45

dan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru. Siswa cenderung diam dan tenang saat pembelajaran berlangsung.

Siswa yang mempunyai kemampuan akademis yang rendah diberikan tempat

tersendiri di depan agar dapat terpantau guru dengan baik. Sedangkan siswa yang

kemampuan akademis yang tinggi ditempatkan di belakang. Hal ini menyebabkan

antar siswa yang mempunyai kemampuan akademis rendah dan siswa mempunyai

kemampuan akademis tinggi tidak bisa saling interaksi. Sehingga tidak bisa

melaksanakan pembelajaran dengan tutor sebaya yang mendukung antara siswa

yang mempunyai kemampuan akademis rendah dan tinggi.

Kedua kelas mempunyai varian yang sama pada kemampuan

akademisnya, sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kemampuan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini terdiri satu variabel bebas dan

satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dan sebagai

variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa kelas IV.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV semester II SDN Traji I dan

SDN Traji II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 68 siswa. Dari kedua SD

tersebut dipilih SDN Traji I sebagai kelompok eksperimen dan SDN Traji II

sebagai kelompok kontrol. Dimana kedua SD tersebut sudah diuji kesamaan

varian yang menunjukkan keadaan kedua kelompok yang homogen. Artinya data

berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda signifikan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan (treatment) kedua

kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok

eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dan kelas kontrol

menggunakan metode yang konvensional. Setelah diberi perlakuan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Dalam pembelajaran ini waktu

yang digunakan adalah 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran).

46

Pada awal pelaksanaan perlakuan (treatment) pada siswa kelas

eksperimen merasa kebinguan dan merasa mendapat beban dengan adanya suatu

metode yang tidak biasa mereka dapatkan. Tetapi dengan bimbingan dan

penjelasan guru, siswa mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan diri

dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together).

Pada saat pengelompokan terkadang terjadi kegaduhan yang menyita waktu

pelajaran pembelajaran. Terutama pada saat permainan ada beberapa siswa yang

tidak fokus, pada tugas dan diskusi tapi setelah diingatkan siswa kembali

mengerjakan tugasnya bersama dengan teman sekelompoknya. Dengan adanya

kebebasan yang lebih untukberaktivitas, proses pembelajaran terkadang

mengalami gangguan dengan adanya siswa yang saling menggangu antar

kelompok dan timbulnya ketidakcocokan antar anggota dalam satu kelompok,

akan tetapi hal ini dapat dikendalikan oleh guru.

Pada saat pelaksanaan tes, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dilakukan pada hari yang sama. Situasi pada kelas eksperimen relatif tenang saat

mengerjakan tes tersebut.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Dokumentasi

Dari penelitian secara dokumentasi didapatkan data berupa daftar nama

siswa dan nilai ulangan harian matematika siswa kelas IV sebelum materi pecahan

yaitu operasi hitung bilangan bulat. Data ini digunakan untuk menentukan

pembagian kelompokeksperimen dan kelompok kontrol sesuai dengan nilai

ulangan siswa kelas IV. Nilai rata-rata dari siswa kelas IV SD Traji I adalah 65,34

sedangkan SD Negeri Traji II adalah 68,45. Dari rata-rata tersebut maka SD Traji

I ditempatkan sebagai kelompok eksperimen dan SD Traji II sebagai kelompok

kontrol.

4.3.2 Observasi

Observasi digunakan untuk memantau jalannya pembelajaran yang

menggunakan perlakuan (treatment) agar sesuai dengan ketentuan dan metode

atau model pembelajaran yang digunakan. Observasi ini dilakukan oleh guru kelas

47

IV yang memantau secara langsung proses pembelajaran pada kelas eksperimen.

Sedangkan di kelompok kontrol untuk memantau jalannya pembelajaran yang

menggunakan metode konvensional dilakukan oleh peneliti. Dari hasil observasi

yang dilakukan didapatkan bahwa pembelajaran berlangsung dengan baik sesuai

dengan prosedur atau ketentuan dari metode atau model pembelajaran yang

digunakan.Pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan arah yang diharapkan

dan optimal sesuai dengan rancangan pembelajaran yang merupakan

implementasi dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together).

4.3.3 Metode Tes

a) Pertemuan Pertama

Nilai rata-rata ulangan harian matematika siswa kelas IV SD Negeri Traji I

sebelum materi pecahan yaitu operasi hitung bilangan bulat pada kelompok

eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 65,34. Dan setelah

diberi soal evaluasi nilai matematika siswa kelas IV materi pecahan kelompok

eksperimen pada pertemuan pertama setelah dilakukan tindakan (treatment)

mempunyai rata-rata 77,12. Dengan nilai tertinggi (maksimum) 100 dan nilai

terendah (minimum) 40. Pada pertemuan pertama di kelompok eksperimen ada 3

siswa yang nilainya belum mencapai KKM.

Nilai ulangan harian matematika siswa kelas IV SD Negeri Traji II

sebelum materi pecahan yaitu operasi hitung bilangan bulat pada kelompok

kontrol ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 68,45. Dan nilai matematika

siswa kelasIV materi pecahan kelompok kontrol pada pertemuan pertama dengan

menggunakan metode konvensional mempunyai rata-rata 57,42. Dengan nilai

tertinggi (maksimum) 80 dan nilai terendah (minimum) 30. Pada pertemuan

pertama di kelompok kontrol ada 26 siswa yang nilainya dibawah 65 dan 9 siswa

yang nilainya diatas 65.

b) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua setelah diberi soal evaluasi nilai matematika siswa

kelas IV materi pecahan kelompok eksperimen mempunyai rata-rata 84,55.

48

Terdapat selisih nilai antara pertemuan pertama dengan pertemuan kedua dengan

rata-rata selisihnya 7,43. Kelompok eksperimen memiliki skor tertinggi

(maksimum) 100 dan nilai terendah (minimum) 70. Pada pertemuan kedua di

kelompok eksperimen semua siswa mencpai nilai diatas 65.

Nilai rata-rata kelompok kontrol pada pertemuan kedua adalah 75,71.

Terdapat selisih nilai antara pertemuan pertama dengan pertemuan kedua dengan

rata-rata selisihnya 18,29. Kelompok kontrol memiliki skor tertinggi (maksimum)

100 dan nilai terendah (minimum) 60. Pada pertemuan kedua ada 10 siswa yang

nilainya dibawah 65.

c) Pertemuan Ketiga (Post-test)

pada pertemuan ketiga setelah diberi posttest nilai matematika siswa kelas

IV materi pecahan kelompok eksperimen mempunyai rata-rata nilai 82,58 dan

rata-rata nilai kelompok kontrol 71,43. Kelompok eksperimen memiliki nilai

tertinggi 100 dan nilai terendah 70, sedangkan kelompok kontrol memiliki nilai

tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Kelompok eksperimen memperoleh nilai

diatas 65, sedangkan kelompok kontrol dari 35 siswa ada 3 siswa yang nilainya

dibawah 65.

4.4 Hasil Uji Persyaratan

4.4.1. Uji Validitas Soal Pre-Test dan Post-Test

Instrumen pre-test dan post-test yang akan diujikan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Pada

tanggal 25 Februari 2012 dilakukan uji coba instrument pre-test dan post-test di

SD Negeri Tegalroso. Setelah selesai uji coba instrumenpre-test dan post-test

didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan perhitungan uji

validitas. Berikut ini merupakan tabel hasil validitasinstrumen dan post-test.

Tabel 4.1

Hasil Validitas Instrumen Pre-test Dan Post-test

Bentuk

Instrumen

Item Soal Valid Tidak Valid

Isian 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 1, 5, 6, 7, 9, 13, 2, 3, 4, 8,10,

49

10, 11,

12,13,14,15,16,17,18,19,

20, 21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 30.

14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21,

22, 24, 25, 26,

28, 30

11,12, 23, 27,

29

Dari tabel 4.1 bahwa dari 30 item soal isian pre-test dan post-test setelah

dilakukan perhitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 17 menunjukkan jumlah

item soal yang valid pada soal isian adalah 20 soal dan tidak valid 10 soal

(terlampir).

4.4.2. Uji Reliabilitas Soal Pre-test dan Post-test

Untuk menguji reliabilitas instrument seperti halnya menguji validitas

instrument. Penulis menggunakan hasil nilai yang diperoleh dari hasil pekerjaan

siswa pada kelas ujicoba yaitu SD Negeri Tegalroso. Pada soal isian dengan

jumlah item 20 soal yang dinyatakan valid menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha

(r) sebesar 0,936. Nilai Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,936 diatas 0,8 maka

reliabilitasnya adalah baik (terlampir)

4.4.3. Uji Taraf Kesukaran Soal

Berdasarkan teori dari Suharsimi Arikunto (2010), criteria butir-butir soal

yang baik adalah butir-butir yang memiliki indeks kesukaran antara 0,30 sampai

dengan 0,70, maka soal tersebut termasuk dalam kategori soal sedang. Sehingga

soal yang memiliki indeks kesukaran yang terlalu sukar dan soal yang terlalu

mudah harus dibuang.

Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran instrument soal dapat dilihat

bahwa soal isian dalam kategori sedang ada 16 item dan kategori mudah ada 4

item. (terlampir).

4.4.4. Uji Normalitas Pre-test Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen

Uji normalitas data awal kelompok kontrol dam kelompok eksperimen

dilakukan pada nilai pre-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada

50

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas

menggunakan SPSS for windows version 17 pada data awal kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Diketahui bahwa baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berdistribusi normal. Menurut Duwi Priyatno (2010: 40) pengambilan keputusan

pada uji normalitas yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data yang

diuji adalah berdistribusi normal. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data

diuji tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pre-test pada kelompok

eksperimen adalah 0,130 dan kelompok kontrol adalah 0,160. Kedua kelompok

tersebut memiliki signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka kedua kelompok tersebut

dinyatakan berdistribusi normal.(terlampir).

4.4.5. Uji Homogenitas Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Uji homogenitas data awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dilakukan pada nilai pre-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada

kelompok kontrol dan kelompok kontrol. Berikut hasil analisis uji homogenitas

menggunakan SPSS for windows version 17 pada data awal kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Setelah dilakukan uji homogenitas, dapat diketahui bahwa nilai

probabilitas (signifikansi) adalah 0,148 lebih besar dari 0,05, maka dapat

dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel atau kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh beda, maka sampel-sampel tersebut

cukup homogeny. (terlampir).

4.4.6. Uji Normalitas Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen

Uji normalitas data akhir kelompok kontrol dam kelompok eksperimen

dilakukan pada nilai post-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas

51

menggunakan SPSS for windows version 17 pada data akhir kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Diketahui bahwa baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berdistribusi normal. Menurut Duwi Priyatno (2010: 40) pengambilan keputusan

pada uji normalitas yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data yang

diuji adalah berdistribusi normal. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data

diuji tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pre-test pada kelompok

eksperimen adalah 0,384 dan kelompok kontrol adalah 0,241. Kedua kelompok

tersebut memiliki signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka kedua kelompok tersebut

dinyatakan berdistribusi normal. (terlampir).

4.4.7. Uji Homogenitas Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen

Uji homogenitas data awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dilakukan pada nilai pre-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada

kelompok kontrol dan kelompok kontrol. Berikut hasil analisis uji homogenitas

menggunakan SPSS for windows version 17 pada data awal kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Setelah dilakukan uji homogenitas, dapat diketahui bahwa nilai

probabilitas (signifikansi) adalah 0,877 lebih besar dari 0,05, maka dapat

dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-sampel atau kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh beda, maka sampel-sampel tersebut

cukup homogen (terlampir).

4.5 Uji Hipotesis

Pengujian dengan menggunakan t-test bertujuan untuk mengetahui

perbedaan total rata-rata hasil belajar matematika antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol, dimana kelompok eksperimen dalam pembelajaran

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together)

sedangkan kelompok kontrol dalam pembelajaran menggunakan metode

52

konvensional. Analisi data t-test dengan menggunakan SPSS for windows version

17.

Data yang sudah terkumpul oleh peneliti dilakukan uji t untuk mengetahui

perbedaan variabel, dari hasil uji t yang telah dilakukan, hasilnya adalah sebagai

berikut:

a. Dari tabel uji t (terlampir) dapat dilihat nilai t hitung (Equal Variances

Assumerd) adalah 8,259 yang diperoleh dari nilai post-test kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang menunjukkan kedua kelompok

tersebut berdistribusi normal. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5%

(uji 2 sisi, dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) dengan derajat

kebebasan (df) n – 2atau 68 – 2 = 66. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi =

0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,294.

b. Kriteria pengujian hipotesis yaitu:

H0 diterima jila -ttabel ≤ t hitung ≤ t tabel dan Ho ditolak jika –t hitung < -ttabel atau t

hitung > t tabel. Dari hasil perhitungan uji beda diatas nilai t tabel 2,294 dan nilai t

hitung 8,259. Dan 8,259 > 2,294 atau t hitung> t tabel, maka HO ditolak dan Ha

diterima. Dari hasil tersebut peneliti beda melihat bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) efektif digunakan dalam

meningkatan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV Sekolah Dasar.

c. Melihat tabel Group Statistic nilai mean untuk kelas eksperimen adalah 82,58

danuntuk kelompok kontrol nilai mean adalah 71,43, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahawa rata-rata nilai post-test kelompok eksperimen lebih tinggi

daripada rata-rata nilai post-test kelompok kontrol. Sehingga dapat diartikan

bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Heads Together) efektif terhadap hasil belajar siswa.

d. Melihat tabel Independent Sample Test pada t-tes for Equality of Means nilai

sig (2-tailed) 0,000 hal ini menunjukkan signifikan. Dapat disimpulksn bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sehingga hasil belajar siswa SD Negeri Traji I yang dalam

pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

53

Heads Together) lebih besar dari pada siswa SD Negeri Traji II yang dalam

pembelajaran menggunakan metode konvensional.

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian

Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif

tipe NHT (Numbered Heads Together) dan model pembelajaran konvensional

menunjukkan hasil bahwa ada perbedaan hasil belajar pada pembelajaran

matematika jika ditinjau dari perbedaan penggunaan model pembelajaran. Hal ini

dapat dilihat pada hasil yang menunjukkan nilai probalilitas < 0,05. Hasil belajar

siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Heads Together) memiliki rata-rata nilai 82,58 sedangkan hasil belajar siswa yang

menggunakan metode pembelajaran konvensional memiliki rata-rata nilai 71,43.

Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa kelompok eksperimen lebih

tinggi daripada rata-rata nilai siswa kelompok kontrol.

Perbedaan kedua model pembelajaran tersebut juga terlihat saat

pelaksanaan penelitian, pada kelompok kontrol tidak semua siswa aktif dalam

mengikuti kegiatan bealajar, hanya ada beberapa siswa yang bisa menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa juga kurang bersemangat saat

mengikuti pelajaran dan cenderung merasa bosan saat proses pembelajaran

berlangsung. Sedangkan siswa pada kelompok eksperimen, pada awalnya siswa

merasa kebingungan dengan model pembelajaran yang digunakan karena model

pembelajaran ini termasuk baru bagi mereka, tetapi mereka merasa senang karena

dalam pembelajaran mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru,

tetapi mereka bisa berdiskusi dengan temannya, dan mereka bisa sharing ideas

sesama teman. Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT (Numbered Heads Together) siswa tidak hanya menerima pelajaran

tetapi dalam proses pembelajaran siswa juga bisa bermain antar kelompok.

Hasil analisis data uji persyaratan kedua kelompok menunjukkan adanya

tingkat homogenitas, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi yaitu 0,148 >

0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua varian tersebut (kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol) homogen, sehingga kelompok tersebut dapat

54

dilakukan penelitian pada kedua kelompok tersebut. Dari uji normalitas untuk pre-

test kelompok eksperimen nilai dari Asymp.Sig (2- tailed) adalah 0,130 dan nilai

dari Asymp.Sig (2- tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,160. Kedua nilai

tersebut menujukkan tingkat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat diambil

kesimpulan bahwa kedua kelompok tersebut (kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol) berdistribusi normal.

Hasil penelitian tentang efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe

NHT (Numbered Heads Together) dalam meningkatkan hasil belajar matematika

kelas IV, menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar matematika kelas IV antara

penggunaan model pembelajaran koopeartif tipe NHT (Numbered Heads

Together) dan metode konvensional. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai t

hitung>t tabel yaitu 8,259 > 2,294 jadi hipotesis nol ditolak, kesimpulannya terdapat

efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Heads Together) dengan menggunakan pembelajaran konvensional dalam

meningkatkan hasil belajar matematika.

Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen adalah dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together), sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran

konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam kegiatan

pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Heads Together) terlihat pada hasil belajar matematika siswa kelas IV

SD Negeri Traji I sebagai kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Traji II sebagai kelompok

kontrol.Data yang diperoleh membuktikan bahwa rata-rata hasil belajar

matematika dikedua kelas berbeda, kelas eksperimen mampu mencapai rata-rata

nilai post-test yaitu 82,58 dan rata-rata nilai post-test pada kelompok kontrol yaitu

71,43.

Pada kelas eksperimen yang terdiri dari 33 siswa, pada saat pelaksanaan

pre-test terdapat 32 siswa yang nilainya dibawah 65, dan terdapat 1 siswa yang

nilainya diatas 65. Sedangkan pada kelompok kontrol yang terdiri dari 35 siswa,

55

terdapat 31 siswa yang nilainya dibawah 65 dan terdapat 4 siswa yang nilainya

diatas 65.

Pada penilaian hasil pre-test kelompok eksperimen yaitu SD Negeri Traji

1 nilai tertinggi yaitu 65 dan nilai terendah 40, sedangkan pada kelompok kontrol

yaitu SD Negeri Traji II mencapai nilai tertinggi yaitu 65 dan nilai terendah 35.

Pada penilaian post-test kelas eksperimen mendapatkan rata-rata nilai 82,58 dan

kelompok kontrol mendapatkan rata-rata nilai 71,43. Hal ini membuktikan bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together) dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV

dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together).