bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

66
66 Eva Utami,2013 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah PT Bank Pundi Indonesia Tbk PT Bank Pundi Indonesia Tbk lahir dengan nama PT Bank Eksekutif Internasional yang berdiri pada tahun 1992 di Jakarta berdasarkan akta yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan No. C2-9246-HT.01.01 tahun 1992 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 26 Desember 1992, tambahan No. 6651. Pergantian nama tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Bank Indonesia melalui keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/58/KEP.GBI/2010 tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha PT Bank Eksekutif Internasional Tbk menjadi PT Bank Pundi Indonesia Tbk pada tanggal 23 September 2010. Sejalan dengan perubahan itu, PT Bank Pundi Indonesia Tbk juga melakukan perubahan strategi bisnis. Jika sebelumnya, lebih fokus pada sektor korporasi, kini PT Bank Pundi Indonesia Tbk mengembangkan pembiayaan di sektor Usaha Mikro serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Guna mendukung fokus pembiayaan tersebut, struktur pendanaannya pun diarahkan pada dana-dana ritel (retail funding). Pada tahun 2008-2011, PT Bank Pundi Indonesia Tbk dihadapkan pada kerugian seperti yang tercermin pada laporan keuangan yang dipublikasikan, kerugian ini terjadi akibat meningkatnya kredit bermasalah dan masalah permodalan yang menyulitkan perusahaan mengelola keuangan dan menjalankan kegiatan

Upload: phungthuan

Post on 24-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

66

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah PT Bank Pundi Indonesia Tbk

PT Bank Pundi Indonesia Tbk lahir dengan nama PT Bank Eksekutif

Internasional yang berdiri pada tahun 1992 di Jakarta berdasarkan akta yang telah

disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan No. C2-9246-HT.01.01 tahun 1992 serta

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 26 Desember

1992, tambahan No. 6651. Pergantian nama tersebut telah mendapatkan pengesahan

dari Bank Indonesia melalui keputusan Gubernur Bank Indonesia No.

12/58/KEP.GBI/2010 tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha PT Bank Eksekutif

Internasional Tbk menjadi PT Bank Pundi Indonesia Tbk pada tanggal 23 September

2010. Sejalan dengan perubahan itu, PT Bank Pundi Indonesia Tbk juga melakukan

perubahan strategi bisnis. Jika sebelumnya, lebih fokus pada sektor korporasi, kini

PT Bank Pundi Indonesia Tbk mengembangkan pembiayaan di sektor Usaha Mikro

serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Guna mendukung fokus pembiayaan

tersebut, struktur pendanaannya pun diarahkan pada dana-dana ritel (retail funding).

Pada tahun 2008-2011, PT Bank Pundi Indonesia Tbk dihadapkan pada

kerugian seperti yang tercermin pada laporan keuangan yang dipublikasikan,

kerugian ini terjadi akibat meningkatnya kredit bermasalah dan masalah permodalan

yang menyulitkan perusahaan mengelola keuangan dan menjalankan kegiatan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

67

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

operasionalnya. Akhirnya pada tahun 2009, bank ini masuk dalam pengawasan

khusus Bank Indonesia. Untuk menyelesaikan masalah ini, Bank melakukan

peningkatan modal melalui Penawaran Umum Terbatas I (“PUT I”).

Pada tanggal 30 Juni 2010, pemegang saham bank menyepakati masuknya

PT Recapital Securities sebagai pembeli siaga, dimana PT Recapital Securities

mendapat alokasi 61,02% saham, sedangkan IF Services Netherlands BV

mendapatkan alokasi 24% saham Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa (RUPS-LB) . Kemudian pada tanggal 26 Juli 2010 secara resmi

dalam surat No. 12/84/GBI/DPIP/Rahasia tertanggal 29 Juni 2010, PT Recapital

Securities sebagai menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Pundi Indonesia

Tbk sekaligus mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 512,25 miliar.

Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar yang

ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8% berarti adanya peningkatan modal setelah

akuisisi. Dengan menguatnya permodalan tersebut, PT Bank Pundi Indonesia Tbk

diharapkan dapat melakukan pencadangan penuh terhadap aset kredit macet, sehingga

rasio Non Performing Loan (NPL) berhasil ditekan hingga dibawah ketentuan

maksimum Bank Indonesia yakni sebesar 5%.

Sampai akhir 2010 Bank Pundi memiliki 19 kantor yang meliputi 1 Kantor

Pusat Operasional dan 18 kantor cabang di 12 kota di Indonesia yaitu Jakarta,

Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, Lampung, Palembang,

Medan, Makassar, dan Manado. Untuk mendukung operasional perusahaan, sampai

31 Desember 2010, Bank Pundi memiliki karyawan sebanyak 1500 orang (termasuk

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

68

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Direksi). Sejalan dengan bisnis baru yang tengah dikembangkan, PT Bank Pundi

Indonesia Tbk telah membuka 39 kantor cabang baru sampai kuartal pertama tahun

2011 di 14 kota, termasuk Jambi dan Yogyakarta serta didukung oleh lebih dari 3000

karyawan.

4.1.2 Visi dan Misi PT Bank Pundi Indonesia Tbk

1. Visi PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Berdasarkan Azas profesionalisme, Visi PT Bank Pundi Indonesia Tbk

memiliki visi yakni “Mewujudkan masa depan gemilang menuju sinergi

kemitraan yang menjembatani keragaman dinamika masyarakat Indonesia”.

2. Misi PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Sesuai dengan misinya, PT Bank Pundi Indonesia Tbk ingin menjadi bank

ritel terdepan dan mitra terpercaya bagi masyarakat Indonesia melalui:

a. Kemitraaan

Menjalin berbagai bentuk kemitraan berkelanjutan yang didasari

oleh kepedulian, pengabdian yang tulus, dan membangun.

Mengupayakan sinergi yang berorientasi kepada keterjangkauan,

kenyamananan, dan kemajuan sehingga menjadikan pundi sebagai

bank pilihan untuk usaha mikro, UKM, dan individu.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

69

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Keragaman

Menyediakan berbagai layanan produk serta layanan finansial yang

menjawab kebutuhan masyarakat dengan segala dinamika dan

keragamannya.

Mengembangkan kompetensi dan keunggulan infastruktur yang

senantiasa menunjang keterjangkauan masyarakat (nasabah).

c. Kemakmuran

Mempertajam potensi, mengupayakan peningkatan kualitas hidup

individu yang berorientasi kepada kemakmuran.

Mengupayakan kemakmuran dengan membangun landasan

kesejahteraan yang mendukung berkembangnya usaha mikro,

UKM, dan juga rakyat Indonesia sebagai individu.

4.1.3 Produk dan Jasa PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Sesuai dengan namanya, PT Bank Pundi Indonesia Tbk berarti pengumpul.

Jadi, UMKM bisa berkembang kalau ada pengumpulnya. Berikut produk produk PT

Bank Pundi Indonesia Tbk.

1. Produk Simpanan

a. Tabungan

PT Bank Pundi Indonesia Tbk memberikan bunga yang menarik dengan

setoran awal sebesar Rp. 100.000,-. Nasabah dapat melakukan penarikan dana

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

70

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

setiap saat di jaringan ATM Bank Pundi, ATM bersama, dan ATM Prima yang

jumlahnya mencapai 40 ribu yang tersebar di Seluruh Indonesia.

b. Giro

Giro pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk untuk nama perusahaan atau

perorangan dengan pemberian bunga menarik yang diberikan setiap bulan dengan

setoran awal minimum Rp. 1.500.000,- untuk perusahaan dan Rp. 1.000.000,-

untuk perorangan.

c. Deposito

Setoran minimum deposito yakni sebesar Rp. 8.000.000,- dengan bunga

yang menarik dan memberikan pilihan jangka waktu disesuaikan dengan

kebutuhan nasabah yaitu 1, 3, 6, dan 12 bulan yang penarikannnya hanya dapat

dilakukan pada saat jatuh temp sesuai kesepakatan antara deposan dengan pihak

bank.

2. Produk Kredit

a. Pundi Pundi

Kredit yang diberikan kepada nasabah untuk pembiayaan modal kerja

usaha dan investasi dengan plafond kredit antara Rp 5 juta - Rp 50 juta dan

jangka waktu antara 6-36 bulan untuk modal kerja dan 12–60 bulan untuk

investasi.

b. Pundi Emas

Kredit yang diberikan kepada nasabah untuk pembiayaan modal kerja

usaha dan investasi dengan plafond kredit mulai Rp 201 juta - Rp 500 juta dan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

71

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

jangka waktu antara 6-36 bulan untuk modal kerja dan 12–60 bulan untuk

investasi.

c. Pundi Perak

Kredit yang diberikan kepada nasabah untuk pembiayaan modal kerja

usaha dan investasi dengan plafond kredit mulai Rp 101 juta - Rp 200 juta dan

jangka waktu antara 6-36 bulan untuk modal kerja dan 12–60 bulan untuk

investasi.

d. Pundi Perunggu

Kredit yang diberikan kepada nasabah untuk pembiayaan modal kerja

usaha dan investasi dengan plafond kredit mulai Rp 5 juta - Rp 100 juta dan

jangka waktu antara 6-36 bulan untuk modal kerja dan 12–60 bulan untuk

investasi.

e. Pundi KRK

Kredit yang diberikan kepada nasabah untuk pembiayaan modal kerja

usaha dan investasi dengan plafond kredit mulai Rp 25 juta - Rp 100 juta dan

jangka waktu maksimal 12 bulan.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

72

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.3 Struktur Organisasi

Human

Capital

Development

Head

Regional

Head

General Meeting of

Shareholders

President Director

Risk Management

Commitee

Credit Policy

Commitee

ALCO

IT Steering

Commitee

Board of

Commissioners

Risk Oversight

Commitee

Remuneration &

Nomination Commitee

Audit Commitee

SKAI

Compliance

Director

Operations

Director

Business

Director

Finance

Director

Compliance

Head

Risk

Management

Head

Human

Capital

Management

Head

Operations

Head

Informati

ons &

Technolo

gy Head

General

Affairs

Head

Corporate

Secretary

Head

Legal Head

Special Asset

Management

Head

Investor

Realtions

Head

Funding

group

Head

Business

Planning &

Support Head

Regional

Funding Head

Business

Group

Head

Credit policy

& Support

Head

Business

Development

Head

Regional

Head

Finance

Head

Corporate

Planning

& Budget

Control

Head

Gambar 4.1

Struktur Organisasi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

73

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari gambar 4.1 mengenai struktur organisasi PT Bank Pundi Indonesia Tbk

dapat diuraikan berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

a. Rapat Umum Pemegang Saham (General Meeting of Shareholders) merupakan

elemen tertinggi dalam struktur pengelolaan perusahaan. RUPS membahas dan

menghasilkan keputusan penting atas masalah-masalah yang sedang atau akan

dihadapi. Dalam RUPS tersebut juga dibahas dan diputuskan beberapa hal,

diantaranya adalah menerima dengan baik atau menolak laporan

pertanggungjawaban Dewan Komisaris atau Direksi, memilih dan

memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta mengevaluasi

kinerja dari masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi. RUPS

diselenggarakan setidaknya sekali dalam setahun. Selain RUPS, atas permintaan

pemegang saham, Bank dapat menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa (RUPSLB).

b. Direktur utama (Presiden Director) adalah jabatan yang ditunjuk dan memberi

laporan kepada Dewan Direksi. Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai

berikut:

Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif

Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib;

keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat;

menyesuaikan alokasi waktu per item masalah; menentukan urutan agenda;

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

74

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengarahkan diskusi ke arah konsensus; menjelaskan dan menyimpulkan

tindakan dan kebijakan.

Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia

luar.

Mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh BOD atau pada situasi

tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan, dalam meeting-meeting BOD.

Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standar

etika dan hukum

c. Dewan Komisaris (Board of Commissioners) merupakan bagian dari pengelola

Bank yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Tugas dan tanggung

jawabnya adalah sebagai berikut:

Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.

Mengawasi terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance (GCG) di Bank Pundi, antara lain mereview Laporan Keuangan

Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi triwulanan pada surat kabar.

Mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi melalui rapat-rapat

rutin dengan Direksi terkait pelaksanaan kebijakan strategis

Menyampaikan pertanggung-jawaban atas tugas pengawasan yang telah

dilakukan selama tahun buku kepada Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

75

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Memastikan bahwa Direksi selalu menindaklanjuti temuan SKAI, KAP dan

hasil pengawasan Bank Indonesia.

Menyempurnakan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

d. Komite Pemantau Risiko (Risk Oversight Committee) mempunyai tugas dan

tanggung Jawab sebagai berikut:

Membantu Dewan Komisaris dalam melakukan oversight terhadap kesesuaian

kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut dan

melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen

Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.

Melakukan review atas Perubahan Anggaran Dasar terkait wewenang Direksi

e. Komite Remunerasi dan Nominasi (Remuneration & Nomination Committee)

mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu Dewan Komisaris terhadap

laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi meliputi:

Menyusun prosedur Tata Cara Pengangkatan / Pemilihan Anggota Dewan

Komisaris dan Anggota Direksi

Menyampaikan rekomendasi calon Komisaris dan Direksi Bank Pundi.

Melaksanakan prosedur pengangkatan atas Komisaris dan Direksi baru Bank

Pundi.

Merekomendasikan pihak independen sebagai anggota Komite Audit Bank

Pundi.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

76

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melakukan rapat secara berkala dengan Dewan Komisaris untuk membahas

kinerja dan rencana strategis Bank Pundi.

f. Komite Audit (Audit Committee) mempunyai tugas membantu Dewan Komisaris

antara lain meliputi :

Memantau dan mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaan audit internal.

Melakukan review atas laporan hasil audit, Annual Audit Plan pada tahun

yang akan datang, me-review Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan

kaji ulang 3 tahunan terhadap kegiatan SKAI, draft Audit Report.

Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas:

Penunjukkan Kantor Akuntan Publik yang memeriksa Laporan Keuangan.

Penyelesaian hasil audit tahun bersangkutan.

Sosialisasi kelengkapan job description kepada seluruh karyawan

Penunjukan vendor dilakukan melalui tender (tidak boleh langsung)

Melanjutkan pembukaan Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu

Meningkatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) melalui penyaluran kredit UKM

Perubahan Struktur Organisasi dengan menambah Divisi/Fungsi Finance,

Business Head, Investor Relation, serta Penghapusan Taskforce.

Penentuan Direktur pengganti bila ada yang berhalangan/cuti

Perubahan Anggaran Dasar tentang wewenang memutus kredit sampai Dewan

Komisaris.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

77

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melakukan rapat secara berkala dengan Dewan Komisaris untuk membahas

kinerja dan rencana strategis Bank Pundi.

g. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) melakukan fungsi Audit Internal Bank Pundi

selain itu SKAI berperan aktif dalam meningkatkan efektifitas sistem

pengendalian intern pada setiap tingkatan manajemen termasuk selalu

menindaklanjuti hasil temuan audit intern dan juga melaporkan seluruh temuan

hasil pemeriksaan secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan ke

Dewan Komisaris dan Direktur Kepatuhan serta Bank Indonesia atas pokok-

pokok pelaksanaan audit intern (setiap semester).

h. ALCO mempunyai tugas pokok yang diemban adalah mengkaji, menganalisa dan

menetapkan kebijakan-kebijakan strategis dalam hal penghimpunan dan

penggunaan dana, penetapan harga dan pengendalian risiko sehingga pengelolaan

aset dan liabilitas dapat lebih terarah dan optimal. Sehingga tugas pokok ALCO

adalah menetapkan kebijakan yang terkait dengan manajemen likuiditas

(Liquidity Management), Gapping Management , dan manajemen investasi.

i. Komite Kebijakan Kredit (Credit Policy Comitee) mempunyai tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

Merumuskan penyusunan, pengkajian dan penyempurnaan Kebijakan

Perkreditan Bank (KPB) terutama yang terkait dengan penerapan prinsip

kehati-hatian.

Merumuskan arah, strategi, penetapan dan perbaikan target market kredit.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

78

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Merekomendasikan kewenangan memutus kredit serta menetapkan kriteria

anggota Komite Kredit.

Memantau dan mengevaluasi perkembangan, proses dan kualitas portofolio

kredit.

Memantau kecukupan pemenuhan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

(CKPN).

Memantau dan mengevaluasi penyelesaian kredit bermasalah.

j. Komite Pengarah Teknologi Informasi (IT Steering Comitee) mempunyai tugas

dan tanggung jawab sebagai berikut:

Merencanakan sistem aplikasi yang diperlukan untuk jangka pendek dan

panjang agar kinerja pengembangan Teknologi Sistem Informasi dapat lebih

ditingkatkan kepada para nasabah dan Stakeholder.

Memberikan masukan untuk kebutuhan pengembangan Teknologi Sistem

Informasi.

Bekerjasama dengan pihak intern dan ekstern dalam melakukan penelitian

terhadap masalah atau hambatan dalam Teknologi Sistem Informasi serta

melaporkan hasil tersebut kepada manajemen untuk pengambilan keputusan.

Melakukan koordinasi dalam lingkungan Teknologi Sistem Informasi maupun

dengan bagian-bagian lain dilingkungan Bank Pundi.

Perumusan kebijakan dan prosedur TI , pengamanan TI dan manajemen risiko

terkait TI.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

79

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Kinerja Keuangan PT Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Akuisisi

4.2.1.1 CAR (Capital Adequacy Ratio) Sebelum Akuisisi

CAR merupakan alat ukur yang digunakan untuk menilai kinerja faktor

permodalan. Dengan mengukur CAR maka dapat diketahui apakah modal yang

dimiliki bank sudah mencukupi untuk melakukan kegiatan operasinya atau belum

yakni dengan cara membandingkan rasio yang dihitung dengan standar rasio yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia yakni sebesar 8%. CAR dapat dihitung dengan cara

membandingkan modal bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap

dengan total ATMR. Berikut ini disajikan perhitungan modal sebelum akuisisi pada

PT Bank Pundi Indonesia Tbk sebelum akuisisi periode 2006-2009.

Tabel 4.1

Perhitungan Modal Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

TAHUN Modal Inti Modal Pelengkap Total Modal

2006 86.733.000.000 31.241.000.000 117.974.000.000

2007 101.143.000.000 31.241.000.000 132.384.000.000

2008 87.089.000.000 19.649.000.000 106.738.000.000

2009 80.787.000.000 5.835.000.000 86.622.000.000

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia Tbk (Data Diolah)

Setelah melakukan perhitungan modal PT Bank Pundi Indonesia Tbk sebelum

akuisisi, langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan ATMR. ATMR terdiri

dari ATMR untuk risiko kredit, ATMR untuk risiko pasar dan ATMR untuk risiko

operasional. Ketentuan mengenai tata cara perhitungan ATMR dapat dilihat pada

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

80

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lampiran. Setelah menghitung masing-masing ATMR tersebut, selanjutnya

dijumlahkan. Berikut ini disajikan perhitungan ATMR sebelum akuisisi pada PT

Bank Pundi Indonesia Tbk yang tertera pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Perhitungan ATMR Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

Sumber: Laporan keuangan PT Bank Pundi Indonesia Tbk (Data Diolah)

Langkah terakhir untuk menghitung CAR adalah dengan membandingkan

total modal yang ada pada tabel 4.1 dan total ATMR yang sudah dihitung pada tabel

4.2. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Perhitungan CAR Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

TAHUN Total Modal Total ATMR

CAR

Kenaikan/

(penurunan)

(%)

2006 117.974.000.000 1.259.061.000.000 9,37% -

2007 132.384.000.000 1.120.360.000.000 11,82% 2,45%

2008 106.738.000.000 1.142.805.000.000 9,34% (2,48%)

2009 86.622.000.000 1.080.075.000.000 8,02% (1,32%)

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia (Data Diolah)

TAHUN ATMR untuk

Risiko Kredit

ATMR untuk

Risiko

Operasional

ATMR

untuk

Risiko

Pasar

Total ATMR

2006 745.859.000.000 513.202.000.000 - 1.259.061.000.000

2007 713.512.000.000 406.848.000.000 - 1.120.360.000.000

2008 832.517.000.000 310.288.000.000 - 1.142.805.000.000

2009 774.585.000.000 305.490.000.000 - 1.080.075.000.000

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

81

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa CAR yang diperoleh PT Bank

Pundi Indonesia Tbk tahun 2006 adalah 9,37%, tahun 2007 meningkat sebesar 2,45%

atau menjadi 11,82%. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan modal sebesar Rp.

14.410.000.000,- dari tahun sebelumnya yakni tahun 2006. Peningkatan modal terjadi

karena besarnya modal inti yang berasal dari modal disetor dan cadangan tambahan

modal yakni sebesar Rp. 101.143.000.000,-, seiring adanya penambahan modal

pelengkap yang berasal dari revaluasi aktiva tetap. Selain itu, pada tahun 2007 PT

Bank Pundi Indonesia Tbk berhasil menekan ATMR baik ATMR untuk risiko kredit

sebesar Rp. 32.347.000.000,- dan ATMR untuk risiko operasional sebesar Rp.

106.354.000.000,- dari tahun 2006. Dengan adanya peningkatan modal dan

penurunan ATMR menyebabkan PT Bank Pundi Indonesia Tbk berhasil

membukukan laba. Dasar logisnya yakni dengan tercukupinya permodalan bank,

maka bank tersebut dapat menjalankan operasinya dengan efisien, sehingga dapat

disimpulkan bahwa bank tersebut mempunyai kinerja yang bagus dan berpotensi

untuk meminimalisir kerugian yang diderita. Sementara itu penurunan terjadi pada

tahun 2008 dan 2009 dimana CAR yang diperoleh menjadi sebesar 9,34% dan 8,02%.

Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya modal yang dimiliki sebesar Rp.

25.646.000.000,- dan Rp. 20.116.000.000,- dari tahun sebelumnya ditambah lagi

dengan peningkatan ATMR karena semakin besar kredit yang disalurkan oleh bank.

Semakin besar kredit yang disalurkan oleh bank maka semakin besar pula ATMR

bank yang bersangkutan. Besarnya ATMR untuk risiko kredit disebabkan oleh aktiva

yang dimiliki belum mampu menekan tingginya kredit bermasalah karena debitur

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

82

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak dapat melunasi pinjaman yang diberikan oleh bank dalam waktu yang telah

ditentukan. Ini menunjukkan buruknya kinerja PT Bank Pundi Indonesia Tbk dalam

mengelola modal yang dimiliki untuk menutupi aktiva tertimbang yang mengandung

risiko sehingga mengakibatkan kerugian yang terjadi pada tahun 2008 dan 2009.

Inilah yang menjadi salah satu alasan PT Bank Pundi Indonesia Tbk berada dalam

pengawasan khusus Bank Indonesia.

Jika ditinjau dari SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004, pada tahun 2006, 2007,

dan tahun 2008 mendapat peringkat 2 (sehat) karena CAR yang diperoleh ≥ 9% - <

12% yakni sebesar 9,37%, 11,82%, dan 9,34%. Sedangkan pada tahun 2008 berada

pada peringkat 3 (cukup sehat) karena CAR yang dihasilkan hanya sebesar 8,02%.

Untuk lebih jelas mengenai perkembangan CAR sebelum akuisisi pada PT

Bank Pundi Indonesia Tbk dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.2

Grafik Perkembangan CAR Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

9,37%

11,82%

9,34%8,02%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

14,00%

2006 2007 2008 2009

CAR Sebelum

Akuisisi

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

83

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.2.1.2 NPL (Non Performing Loan) Sebelum Akuisisi

Kegiatan utama bank selain menghimpun dana juga menyalurkan kredit

kepada masyarakat. Dalam melakukan pemberian kredit, bank dihadapkan pada risiko

ketidaklancaran pembayaran atau bahkan debitur tidak mampu membayarnya karena

berbagai hal sehingga menimbulkan kredit bermasalah. Rasio yang dijadikan

indikator dalam kinerja faktor kualitas asset adalah NPL (Non Performing Loan).

Menurut Peraturan BI, NPL dapat dihitung dengan cara membandingkan total kredit

bermasalah dengan total kredit yang diberikan. Kredit bermasalah terdiri dari kredit

kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Sedangkan total kredit yang

dimaksud adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit

kepada bank lain).

Tabel 4.4

Perhitungan NPL Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

TAHUN Total Kredit

Bermasalah

Total Kredit

yang diberikan NPL

Kenaikan/

Penurunan

(%)

2006 67.900.976.243 860.314.669.009 7,89% -

2007 135.837.797.707 888.620.672.013 15,29% 7,40%

2008 145.517.056.244 802.058.440.999 18,15% 2,86%

2009 289.118.983.485 1.016.115.941.965 28,45% 10,30%

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia (Data Diolah)

Tabel 4.4 menyajikan perhitungan NPL PT Bank Pundi Indonesia Tbk

sebelum akuisisi yakni tahun 2006-2009 (Perhitungan lengkapnya tercantum pada

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

84

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lampiran). Untuk lebih jelas mengenai perkembangannya dapat dilihat pada gambar

berikut ini

Gambar 4.3

Grafik Perkembangan NPL Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

Gambar 4.3 menunjukkan perkembangan NPL sebelum akuisisi pada PT

Bank Pundi Indonesia Tbk periode 2006-2009. NPL PT Bank Pundi Indonesia Tbk

terus menerus mengalami peningkatan yang berarti kondisi bank dalam keadaan tidak

sehat karena selama kurun waktu empat tahun mencatat hasil NPL yang sangat buruk.

Pada tahun 2006, NPL yang diperoleh PT Bank Pundi Indonesia Tbk sebesar 7,89%.

Ini terjadi karena besarnya kredit bermasalah yakni sebesar Rp. 67.900.976.243,-

yang berasal dari kredit konsumsi, modal kerja, dan investasi. Pada tahun 2007 terjadi

peningkatan NPL menjadi sebesar 15,29% atau meningkat sebesar 7,40% dari tahun

sebelumnya yakni tahun 2006. Naiknya NPL pada tahun ini disebabkan karena

adanya ketidaksesuaian pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang menyebabkan

terjadinya penurunan kolektibilitas kredit misalnya kurang berhati-hati dalam

7,89%

15,29%18,15%

28,45%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

2006 2007 2008 2009

NPL Sebelum Akuisisi

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

85

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengawasan kebijakan penelaahan atas kualitas kredit, pengajuan dan persetujuan

proposal kredit sehingga menyebabkan bertambahnya kredit macet menjadi sebesar

Rp. 55.792.004.748. Pada tahun 2008 PT Bank Pundi Indonesia Tbk tingkat NPL

yang diperoleh sebesar 18,15%, ini disebabkan karena tingginya kredit bermasalah

yang terjadi pada tahun ini yakni sebesar Rp.145.517.056.244,-. Selain itu, kurang

kondusifnya perekonomian negara yang mengakibatkan ketidaklancaran pembayaran

kredit oleh debitur berdasarkan waktu yang telah disepakati. Pada tahun 2009 NPL

yang diperoleh sebesar 28,45%, angka ini merupakan NPL tertinggi yang diperoleh

PT Bank Pundi Indonesia Tbk selama kurun waktu empat tahun yakni tahun 2006-

2009. Meskipun pada tahun ini jumlah kredit yang diberikan sebesar Rp.

1.016.115.941.965 artinya meningkat sebesar Rp. 214.057.500.966,- dari tahun 2008

tidak menyebabkan rasio NPL mengalami penurunan karena tingginya kredit macet

yang berasal dari kredit konsumsi, modal kerja, dan investasi dengan jumlah sebesar

Rp. 289.118.983.485,-. Melihat kondisi NPL yang terus mengalami peningkatan dari

tahun 2006- 2009 dan jauh melampaui standar ketentuan BI yakni minimal 5%, ini

menunjukkan buruknya kinerja bank dalam mengelola kredit bermasalah. Tingginya

rasio NPL dapat menyebabkan menurunnya pendapatan bunga yang berasal dari

kredit yang diberikan kepada debitur, turunnya pendapatan akan menyebabkan laba

yang diperoleh kurang maksimal atau bahkan mengalami kerugian. Ini terlihat pada

laporan keuangan publikasi PT Bank Pundi Indonesia Tbk bahwa tahun 2006, 2008,

dan 2009 mengalami kerugian. Bank harus memperbaiki kinerjanya secepat mungkin

agar kepercayaan masyarakat meningkat. Akibat dari peningkatan kredit bermasalah

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

86

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang membelenggu pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk ini maka mendapat

pengawasan khusus dari Bank Indonesia.

4.2.1.3 ROA (Return on Asset) Sebelum Akuisisi

ROA merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk menilai kinerja

faktor rentabilitas selain ROE dan BOPO. ROA dapat dirumuskan dengan

membandingkan laba sebelum pajak dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Data laba sebelum pajak diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan data total aktiva

diperoleh dari neraca. Berikut disajikan cara perhitungan ROA PT Bank Pundi

Indonesia Tbk sebelum akuisisi yang tertera pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Perhitungan ROA Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

TAHUN Laba Sebelum

Pajak Total Aktiva ROA

Kenaikan/

Penurunan

(%)

2006 -19.039.395.136 1.339.267.231.761 -1,42 % -

2007 1.717.115.851 1.349.719.517.678 0,13 % 1,55%

2008 -28.018.102.809 1.492.166.052.606 -1,88 % (2,01%)

2009 -112.690.649.332 1.425.575.821.141 -7,90 % (6,02%)

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia Tbk (Data Diolah)

Tabel 4.5 menyajikan cara perhitungan ROA dengan membandingkan laba

sebelum pajak dan total aktiva selama periode 2006-2009. Dalam periode tersebut,

laba sebelum pajak PT Bank Pundi Indonesia Tbk mengalami penurunan dan

kenaikan. Pada tahun 2006 mengalami kerugian sebesar Rp.-19.039.395.136,-, tahun

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

87

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2007 mengalami kenaikan laba sebelum pajak sebesar Rp.1.717.115.851,-. Namun,

kenaikan pada tahun 2007 tidak dapat dipertahankan dengan baik, tebukti pada tahun

2008 dan tahun 2009 PT Bank Pundi Indonesia Tbk secara berturut-turut kembali

mencatat kerugian yakni sebesar Rp.-28.018.102.809,-, Rp.-112.690.649.332,-. Hal

ini disebabkan karena penurunan laba operasional yang cukup signifikan sehingga

mempengaruhi laba sebelum pajak. Secara umum, baik peningkatan maupun

penurunan laba sebelum pajak dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi yang kurang

kondusif dan kinerja manajemen dalam pengelolaan aktiva yang dimiliki kurang baik.

Selanjutnya adalah gambaran mengenai total aktiva yang dimiliki PT Bank

Pundi Indonesia Tbk. Pada tahun 2006-2009 total aktiva terus mengalami kenaikan,

kecuali pada tahun 2009 yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi

sebesar Rp. 1.425.575.821.141,-. Total aktiva terendah diperoleh tahun 2006 tercatat

sebesar Rp. 1.339.267.231.761,- sedangkan total aktiva tertinggi diperoleh tahun

2011 yakni sebesar Rp. 5.993.639.000.000,-. Peningkatan total aktiva disebabkan

karena bertambahnya kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, aktiva

tetap, dan aktiva lain-lain.

Perkembangan laba sebelum pajak akan berpengaruh pada tingkat

kemampuan perusahaan mendapatkan laba. Salah satu indikator untuk mengukur

kinerja dalam kemampuannya untuk menghasilkan laba dengan aktiva yang dimiliki

yakni ROA. Berikut ini disajikan gambaran perkembangan ROA (Return on Asset)

pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk periode 2006-2009 yang tertera pada gambar

berikut ini.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

88

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4.4

Grafik Perkembangan ROA Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

Berdasarkan gambar 4.4 mengenai perkembangan ROA sebelum akuisisi PT

Bank Pundi Indonesia periode 2006-2009 menunjukkan kecenderungan mengalami

penurunan karena ROA PT Bank Pundi Indonesia Tbk mengalami penurunan ke arah

negatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 ROA yang diperoleh sebesar -1,42%.

Kondisi seperti ini menunjukkan kinerja yang buruk akibat besaran ROA berada

dibawah standar ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yakni sebesar 1,5%

untuk menjadi kategori bank yang sangat sehat. Peningkatan terjadi pada tahun 2007

dengan rasio ROA sebesar 0,13%, ini merupakan ROA tertinggi yang diperoleh PT

Bank Pundi Indonesia pada tahun 2006-2011. Namun sayangnya, masih belum cukup

memenuhi standar ketentuan Bank Indonesia. Penurunan ROA kembali terjadi pada

tahun 2008 yakni sebesar -1,88%, padahal pada tahun ini terjadi kenaikan aktiva dari

tahun 2007 yakni Rp. 1.492.166.052.606,-, namun karena kerugian yang diderita

pada tahun yang sama mencapai Rp. -28.018.102.809,-. Pada tahun 2009 PT Bank

-1,42% 0,13%-1,88%

-7,90%

-9,00%

-8,00%

-7,00%

-6,00%

-5,00%

-4,00%

-3,00%

-2,00%

-1,00%

0,00%

1,00%

2006 2007 2008 2009

ROA Sebelum Akuisisi

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

89

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pundi Indonesia Tbk kembali mengalami penurunan ROA dari tahun 2008 menjadi -

7,90%. Hal ini disebabkan karena laba sebelum pajak yang dihasilkan sebesar -

112.690 milyar. Angka yang negatif ini menunjukkan bank mengalami kerugian

karena tidak mampu mengelola aktiva yang dimilikinya. Aktiva yang dimaksud

adalah aktiva produktif yang mampu menghasilkan keuntungan atau sering disebut

earning asset. Aktiva produktif terdiri atas kredit, surat berharga, penempatan dan

penyertaan. Jika bank mampu mengelola aktiva dengan baik maka akan

meningkatkan nilai ROA bank tersebut.

Jika ditinjau dari peringkat komposit ROA menurut SE BI No. 6/23/DPNP

tahun 2004 bahwa pada tahun 2006, 2008, dan 2009 mendapat peringkat 5 (tidak

sehat) karena ROA yang diperoleh negatif mencerminkan kondisi bank yang secara

umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang

signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Sedangkan pada

tahun 2005 mendapat peringkat 4 (Kurang Sehat). Melihat kondisi ini maka bank

dtuntut untuk memperbaiki kinerja dengan cara mengelola aktiva secara efektif.

4.2.1.4 ROE (Return on Equity) Sebelum Akuisisi

ROE dapat dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan modal

sendiri. Data laba bersih diperoleh dari laporan laba rugi sedangkan data modal

sendiri diperoleh dari modal disetor, agio saham, cadangan-cadangan, laba ditahan

yang datanya dapat diperoleh dari neraca bagian pasiva. Semakin besar rasio ROE

menunjukkan kinerja bank baik, namun sebaliknya jika semakin kecil rasio ROE atau

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

90

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahkan hasilnya negatif menunjukkan kinerja bank buruk. Berikut disajikan

perhitungan ROE sebelum akuisisi pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum

akuisisi periode 2006-2009.

Tabel 4.6

Perhitungan ROE Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

TAHUN Laba Bersih Modal Sendiri ROE

Kenaikan/

Penurunan

(%)

2006 -13.626.027.985 115.474.924.097 -11,80 % -

2007 713.431.649 116.188.355.746 0,61 % 12,41%

2008 -32.012.458.087 88.175.897.659 -36,31 % (36,92%)

2009 -13.487.005.059.675 46.694.162.016 -28,83 % 7,48%

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia (Data Diolah)

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa laba bersih yang dihasilkan PT

Bank Pundi Indonesia Tbk selama tahun 2006-2009 berada dalam kondisi yang buruk

akibat kerugian yang diderita selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2006

mengalami kerugian sebesar Rp. -13.626.027.985,-. Pada tahun 2007 menunjukkan

adanya peningkatan karena mendapatkan laba bersih sebesar Rp.713.431.649.

Prestasi yang diraih pada tahun 2007 tidak dapat dipertahankan dengan baik karena

pada tahun 2008 sampai tahun 2009 kembali mengalami kerugian yakni sebesar Rp. -

32.012.458.087,- dan Rp. -13.487.005.059.675,-. Sedangkan modal PT Bank Pundi

Indonesia Tbk tahun 2006-2009 cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya.

Pada tahun 2006 modal yang dimiliki sebesar Rp. 115.474.924.097,- pada tahun 2007

meningkat sebesar Rp. 713.431.649,- atau menjadi Rp. 116.188.355.746,- namun

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

91

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada tahun 2008 dan tahun 2009 mengalami penurunan kembali menjadi Rp.

88.175.897.659 dan Rp. 46.694.162.016,-. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan

gambaran perkembangan ROE (Return on Equity) pada PT Bank Pundi Indonesia

Tbk periode 2006-2009 yang tampak pada gambar 4.5.

Gambar 4.5

Grafik Perkembangan ROE Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat perkembangan ROE PT Bank Pundi

Indonesia Tbk periode 2006-2009. Selama periode tersebut ROE yang dihasilkan

menunjukkan kecenderungan menurun, karena hampir semua ROE yang dihasilkan

negatif. Pada tahun 2006 ROE yang diperoleh sebesar -11,8%. Peningkatan terjadi

pada tahun 2007 dengan rasio ROE sebesar 0,16%, ini merupakan ROE tertinggi

yang diperoleh PT Bank Pundi Indonesia Tbk selama periode sebelum akuisisi.

Namun nilai ROE ini masih belum cukup memenuhi standar ketentuan Bank

Indonesia antara > 5% - ≤ 12,5%. Penurunan ROE kembali terjadi pada tahun 2008

yakni sebesar -36,31% dan merupakan ROE terkecil yang dihasilkan oleh PT Bank

Pundi Indonesia Tbk pada periode 2006-2009. Hal ini disebabkan karena adanya

-11,80%

0,61%

-36,31%-28,83%

-40,00%

-30,00%

-20,00%

-10,00%

0,00%

10,00%

2006 2007 2008 2009

ROE Sebelum

Akuisisi

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

92

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penurunan modal sebesar Rp. 28.012.458.087,- dari tahun lalu yakni tahun 2007

sebesar Rp. 116.188.355.746,- dan besarnya kerugian yang diderita pada tahun yang

sama. Kemudian pada tahun 2009 PT Bank Pundi Indonesia Tbk mengalami

kenaikan ROE menjadi -28,83% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ROE ini

disebabkan oleh adanya penurunan rugi bersih sebesar Rp. 18.525 milyar dari tahun

sebelumnya. Namun ROE yang dihasilkan masih dibawah standar ketentuan BI

karena ROE yang dihasilkan negatif.

Jika ditinjau dari peringkat komposit ROE menurut SE BI No. 6/23/DPNP

tahun 2004, pada tahun 2006. 2008, dan 2009 mendapat peringkat 5 karena ROE

yang dihasilkan ≤ 0% artinya bank dalam keadaan tidak sehat. Sedangkan pada tahun

2007 mendapat peringkat 4 (bank dalam keadaan kurang sehat) artinya bank sensitif

terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan. Sehingga

dengsn kondisi tersebut, bank harus melakukan tindakan berupa perbaikan untuk

menghindari kesulitan yang akan mengakibatkan investor enggan menanamkan

investasinya di perusahaan.

4.2.1.5 BOPO (Beban Operasional/Pendapatan Operasional) Sebelum Akuisisi

Perhitungan BOPO dilakukan dengan membandingkan total beban

operasional yang dikeluarkan dengan total pendapatan operasional yang dihasilkan

perusahaan. Informasi mengenai beban operasional didapat dari laporan laba rugi

yang dipublikasikan pada bank yang bersangkutan, sementara pendapatan operasional

dapat dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan bunga dan pendapatan

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

93

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

operasional lainnya kemudian dikurangkan dengan beban bunga. Berikut ini disajikan

perhitungan BOPO sebelum akuisisi pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk periode

2006-2009.

Tabel 4.7

Perhitungan BOPO Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia (Data Diolah)

Pada tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa pada tahun total beban

operasional yang dikeluarkan PT Bank Pundi Indonesia Tbk selama 4 tahun yakni

tahun 2006-2009 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 beban

operasional yang dikeluarkan sebesar Rp. 72.895.265.214,- pada tahun 2007

mengalami penurunan sebesar Rp. 1.218.893.136,- atau menjadi Rp.

71.676.372.078,- kemudian pada tahun 2008 dan 2009 mengalami peningkatan

menjadi sebesar Rp. 91.309.758.603,- dan Rp. 100.524.777.691,-. Peningkatan beban

operasional ini disebabkan karena meningkatnya beban umum dan administrasi serta

beban tenaga kerja dan tunjangan. Kemudian dalam untuk total pendapatan yang

diperoleh PT Bank Pundi Indonesia Tbk tahun 2006 sebesar Rp. 46.326.592.144,- ,

pada tahun 2007 meningkat menjadi sebesar Rp. 83.283.491.207,- pada tahun 2008

menurun tipis sebesar Rp. 1.218.444.891,- atau menjadi Rp. 82.065.046.316. Hal ini

Tahun

Total Beban

Operasional

Total Pendapatan

Operasional BOPO

2006 72.895.265.214 46.326.592.144 157,35 %

2007 71.676.372.078 83.283.491.207 86,06 %

2008 91.309.758.603 82.065.046.316 111,27 %

2009 100.524.777.691 93.054.382.426 108,03 %

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

94

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

disebabkan karena meningkatnya beban bunga sebesar Rp. 2.922.864.598,-atau

menjadi Rp. 100.940.538.031,- dan pada tahun 2009 kembali meningkat menjadi

sebesar Rp. 93.054.382.426,-. Hal ini disebabkan karena bertambahnya pendapatan

bunga dan pendapatan operasional serta menurunnya beban bunga sebesar Rp.

454.856.390,- dari tahun lalu atau menjadi Rp. 100.505. 681.641,-.

Jika dibuat dalam bentuk grafik BOPO sebelum akuisisi pada PT Bank Pundi

Indonesia Tbk akan tampak seperti berikut.

Gambar 4.6

Grafik Perkembangan BOPO Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

Dari grafik BOPO sebelum akuisisi di atas menunjukkan kecenderungan

mengalami penurunan karena semakin besar rasio BOPO yang diperoleh. Semakin

besar rasio yang diperoleh menggambarkan buruknya kinerja bank dalam melakukan

efisiensi terhadap beban-beban yang dikeluarkan perusahaan. Standar ketentuan yang

ditetapkan BI adalah ≤ 96%. Pada tahun 2006 BOPO yang diperoleh PT Bank Pundi

Indonesia Tbk sebesar 157,35%, pada tahun 2007 menurun sebesar 71,29% atau

menjadi 86,06%. Menurunnya rasio ini karena meningkatnya pendapatan operasional

157,35%86,06%111,27%108,03%

0,00%

50,00%

100,00%

150,00%

200,00%

2006 2007 2008 2009

BOPO Sebelum

Akuisisi

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

95

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebesar Rp. 35.956.899.063,- dari tahun sebelumnya yang berasal dari pendapatan

bunga dan pendapatan operasional lainnya, seiring dengan menurunnya beban

operasional pada tahun ini sebesar Rp. 1.218.893.136,- dari tahun sebelumnya yang

terdiri dari beban umum dan administrasi serta beban tunjangan dan tenaga kerja.

Pada tahun 2008 mengalami peningkatan kembali BOPO menjadi 111,27% yang

disebabkan karena meningkatnya beban umum dan adminsitrasi menjadi sebesar Rp.

62.519.504.422,- serta beban tenaga kerja dan tunjangan menjadi sebesar Rp.

22.790.254.181,-. Penurunan kembali terjadi pada tahun 2009 dengan rasio BOPO

sebesar 108,03% menurun tipis sebesar 3,24% dari tahun sebelumnya. Hal ini

disebabkan karena naiknya pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya

sehingga menyebabkan total pendapatan operasional meningkat.

Jika ditinjau dari peringkat komposit BOPO menurut SE BI No. 6/23/DPNP

tahun 2004, pada tahun 2006, 2008, 2009 mendapat peringkat 5 artinya tidak sehat

karena BOPO > 97% artinya bank tidak efisien dalam hal beban yang dikeluarkan

sehingga pendapatan yang diperoleh tidak maksimal. Sedangkan pada tahun 2007

mendapat peringkat 1 atau sangat sehat karena BOPO yang diperoleh ≤ 94% yakni

sebesar 86,06%. Ini menunjukkan bahwa adanya efisiensi bank dalam melakukan

kegiatan operasinya yakni berhasil menekan besarnya beban-beban yang dikeluarkan

perusahaan.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

96

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.2.1.6 LDR (Loan on Deposit Ratio) Sebelum Akuisisi

LDR merupakan indikator untuk menilai kinerja faktor likuiditas. LDR dapat

dihitung dengan membandingkan total kredit yang diberikan dengan total dana pihak

ketiga. Total kredit yang diberikan merupakan kredit yang diberikan kepada pihak

ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain), sedangkan total dana pihak ketiga

mencakup giro,tabungan, dan deposito (tidak termasuk giro dan deposito antar bank).

Data total kredit yang diberikan dan total dana pihak ketiga lebih lengkapnya terdapat

pada catatan atas laporan keuangan. Berikut disajikan perhitungan LDR PT bank

Pundi Indonesia Tbk sebelum akuisisi periode 2006-2009.

Tabel 4.8

Perhitungan LDR Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

TAHUN Total Kredit

yang diberikan

Total Dana

Pihak Ketiga LDR

Kenaikan/

(Penurunan)

(%)

2006 860.314.669.009 1.150.742.921.111 74,76 % -

2007 888.620.672.013 1.147.176.808.384 77,46 % 2,70%

2008 802.058.440.999 1.322.717.899.143 60,64 % 16,82%

2009 1.016.115.941.965 1.308.017.281.603 77,68 % 17,04%

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia (Data Diolah)

Dari tabel 4.8 di atas dapat dideskripsikan bahwa total kredit yang diberikan

PT Bank Pundi Indonesia Tbk terdiri dari kredit konsumsi, modal kerja, dan

investasi. Berikut penjelasannya:

a. Kredit konsumsi terdiri dari kredit kendaraan bermotor, kredit pemilikan

rumah dan kredit perorangan lainnya.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

97

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Kredit modal kerja terdiri dari kredit berjangka, kredit rekening koran, kredit

akseptasi dan cerukan yang diberikan kepada debitur untuk keperluan modal

kerja.

c. Kredit investasi merupakan kredit jangka menengah atau panjang yang

diberikan kepada debitur untuk pembelian barang modal.

Ketiga jenis kredit tersebut perhitungannya dapat dilihat pada lampiran. Pada

tahun 2006 total kredit yang diberikan sebesar Rp. 860.314.669.009,- , tahun 2007

meningkat menjadi Rp. 888.620.672.013,- dan terjadi penurunan pada tahun 2008

sebesar Rp. 86.562.231.014,- atau menjadi sebesar Rp. 802.058.440.999,-. Penurunan

ini disebabkan karena menurunnya kredit modal kerja menjadi Rp. 126.786.098.090,-

dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 278.216.484.591,-. Peningkatan kembali terjadi

pada tahun 2009 dengan total kredit yang diberikan menjadi Rp. 1.016.115.941.965,-

hal ini disebabkan karena meningkatnya kredit modal kerja sebesar Rp.

239.628.880.982,- dari tahun sebelumnya atau menjadi Rp. 366.414.979.072,-.

Kemudian untuk total dana pihak ketiga PT Bank Pundi Indonesia Tbk terdiri dari

giro, tabungan, dan deposito yang masing-masing perhitungan lengkapnya tersedia

dalam lampiran. Pada tahun 2006 total dana pihak ketiga diperoleh sebesar Rp.

1.150.742.921.111,- pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar Rp. 3.566.112.727,-

atau menjadi Rp. 1.147.176.808.384,- yang disebabkan oleh turunnya deposito yang

dihimpun. kemudian pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi Rp.

1.322.717.899.143,- yang disebabkan karena meningkatnya jumlah deposito menjadi

sebesar Rp. 1.071.542.471.126,- atau meningkat sebesar Rp. 190.368.650.724,- dari

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

98

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tahun sebelumnya. Penurunan kembali terjadi pada tahun 2009 dengan total dana

pihak ketiga sebesar Rp. 1.308.017.281.603,-. Setelah dideskripsikan mengenai total

kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga yang hasil perbandingan tersebut

dinamakan LDR, untuk lebih jelas mengenai perkembangannya dapat dilihat pada

gambar 4.7.

Gambar 4.7

Grafik Perkembangan LDR Sebelum Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

Jika dilihat pada grafik di atas rasio LDR PT Bank Pundi Indonesia Tbk

sebelum akuisisi mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2006 rasio LDR

yang diperoleh sebesar 74,75%, pada tahun 2007 sebesar 77,45% atau meningkat

sebesar 2,7% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan karena

meningkatnya total kredit yang diberikan bank dalam bentuk kredit modal kerja dan

kredit investasi. Pada tahun 2008 rasio LDR menurun menjadi sebesar 60,64% yang

disebabkan karena meningkatnya total dana pihak ketiga terutama dalam bentuk

deposito berjangka dan menurunnya total kredit yang diberikan sebesar Rp.

86.562.231.014,- dari tahun sebelumnya. Peningkatan kembali terjadi pada tahun

74,76% 77,46%60,64%

77,68%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

2006 2007 2008 2009

LDR Sebelum Akuisisi

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

99

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2009 dengan rasio LDR sebesar 77,68% artinya meningkat sebesar 17,04% dari tahun

2008. Hal ini disebabkan oleh peningkatan total kredit yang diberikan menjadi

sebesar Rp. 1.016.115.941.965,- seiring turunnya total dana pihak ketiga yang terdiri

dari tabungan, giro, dan deposito yakni Rp. 1.308.017.281.603,-.

Jika ditinjau berdasarkan peringkat komposit LDR menurut SE BI No.

6/23/DPNP tahun 2004, pada tahun 2006 dan 2008 mendapat peringkat 1 artinya

sangat sehat karena LDR yang diperoleh ≤ 75% yakni sebesar 74,76% dan 60,64%.

Sedangkan pada tahun 2007 dan 2009 mendapat peringkat 2 artinya sehat karena

LDR yang diperoleh > 75% - ≤ 85% yakni sebesar 77,46% dan 77,68%. Secara

keseluruhan LDR yang diperoleh PT Bank Pundi Indonesia Tbk sebelum akuisisi

yakni tahun 2006-2009 berada dalam kondisi yang sehat. Hal ini mengindisikan

bahwa kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan

deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya

sangat baik.

4.2.2 Kinerja Keuangan PT Bank Pundi Indonesia Tbk Sesudah Akuisisi

4.2.2.1 CAR (Capital Adequacy Ratio) Sesudah Akuisisi

CAR dapat dihitung dengan cara membandingkan modal bank yang terdiri

dari modal inti dan modal pelengkap dengan ATMR yang terdiri dari ATMR untuk

risiko kredit, ATMR untuk risiko pasar dan ATMR untuk risiko operasional. Untuk

mengetahui kinerja keuangan sesudah akuisisi dari sisi permodalan yang diukur

dengan rasio CAR, dapat dijabarkan sebagai berikut. Langkah pertama adalah

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

100

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menghitung modal sesudah akuisisi yang disajikan dalam tabel 4.9, namun

perhitungan lebih lengkapnya tersedia pada lampiran.

Tabel 4.9

Perhitungan Modal Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

TAHUN Modal Inti Modal Pelengkap Total Modal

2010 276.665.000.000 16.569.000.000 293.234.000.000

2011 386.120.000.000 45.780.000.000 431.900.000.000

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia (Data Diolah)

Setelah melakukan perhitungan modal PT Bank Pundi Indonesia Tbk sesudah

akuisisi, langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan ATMR yang terdiri dari

ATMR risiko kredit, risiko operasional, dan risiko pasar seperti yang tercantum pada

tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10

Perhitungan ATMR Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

Sumber: Laporan keuangan PT Bank Pundi Indonesia Tbk (Data Diolah)

Langkah terakhir untuk menghitung CAR yakni dengan membandingkan total

modal dan total ATMR yang sudah dihitung. Berikut perhitungan CAR PT Bank

Pundi Indonesia Tbk sesudah akuisisi yang disajikan pada tabel 4.11.

TAHUN ATMR untuk

Risiko Kredit

ATMR untuk

Risiko

Operasional

ATMR

untuk

Risiko

Pasar

Total ATMR

2010 597.715.000.000 538.481.000.000 - 1.136.196.000.000

2011 3.444.052.000.000 345.351.000.000 - 3.789.403.000.000

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

101

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.11

Perhitungan CAR Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2009

TAHUN Total Modal Total ATMR

CAR

2010 293.234.000.000 1.136.196.000.000 25,80%

2011 431.900.000.000 3.789.403.000.000 11,39%

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa CAR yang diperoleh

PT Bank Pundi Indonesia Tbk tahun 2010 adalah 25,80% yang meningkat pesat

dibanding tahun sebelum akuisisi, angka ini merupakan angka CAR tertinggi yang

diperoleh selama kurun waktu 6 tahun yakni tahun 2006-2011. Peningkatan ini

disebabkan oleh adanya penambahan modal dari proses akuisisi yang dilakukan

dengan PT Recapital Securities. Selain itu adanya peningkatan modal pelengkap

berupa revaluasi aktiva tetap menjadi sebesar Rp. 14.058.000.000,-. Pada tahun 2011

rasio CAR mengalami penurunan menjadi sebesar 11,39%. Meskipun total modal

yang dimiliki baik yang berasal dari modal inti dan pelengkap mengalami

peningkatan, namun karena besarnya ATMR untuk risiko kredit yang mencapai Rp.

3.444.052.000.000,- akibat pembayaran atau pelunasan kredit yang tidak sesuai

dengan jangka waktu yang ditetapkan menjadikan nilai CAR mengalami penurunan.

Jika ditinjau dari SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004 pada tahun 2010 dan

tahun 2011 mendapat peringkat 1 karena CAR yang diperoleh ≥ 12% yakni sebesar

25,80% pada tahun 2010 dan 11,39% pada tahun 2011 artinya bahwa modal yang

dimiliki PT Bank Pundi Indonesia Tbk mencukupi untuk menunjang aktiva-aktiva

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

102

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang mengandung risiko. Untuk lebih jelas mengenai perkembangan CAR sesudah

akuisisi pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8

Grafik Perkembangan CAR Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

4.2.2.2 NPL (Non Performing Loan) Sesudah Akuisisi

Peningkatan kredit bermasalah pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk selama

kurun waktu empat tahun yakni tahun 2006-2009 sehingga mengakibatkan bank ini

masuk ke dalam pengawasan khusus Bank Indonesia. Kemudian pada tahun 2010

melakukan akuisisi dengan PT Recapital Securities.

Tabel 4.12

Perhitungan NPL sesudah akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

TAHUN Total Kredit

Bermasalah

Total Kredit

yang diberikan NPL

2010 312.232.000.000 612.751.000.000 50,96%

2011 324.099.000.000 3.554.336.000.000 9,12%

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia Tbk (Data Diolah)

25,80%

11,39%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

2010 2011

CAR Sesudah

Akuisisi

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

103

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.12 menyajikan perhitungan NPL PT Bank Pundi Indonesia Tbk

sesudah akuisisi yakni tahun 2006-2009 (Perhitungan lengkapnya tercantum pada

lampiran). Untuk lebih jelas mengenai perkembangannya dapat dilihat pada gambar

4.9 berikut.

Gambar 4.9

Grafik Perkembangan NPL sesudah akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

Berdasarkan gambar 4.9 menunjukkan perkembangan NPL sesudah akuisisi

pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk periode 2010-2011. NPL yang diperoleh pada

tahun 2010 sebsar 50,96% dan ini merupakan NPL tertinggi yang diperoleh selama

kurun waktu enam tahun yakni tahun 2006-2011. Sehingga pada bulan Juli 2010 bank

ini disarankan melakukan akuisisi. Jika ditinjau berdasarkan ketentuan Bank

Indonesia maka dapat dikategorikan sangat tidak sehat karena jauh melampaui

standar BI yakni sebesar 5%. Hal ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan bunga

bersih. Kini PT Bank Pundi Indonesia Tbk lebih fokus pada pembiayaan mikro

dengan cara melakukan penghentian pencairan kredit selama bulan Maret sampai

50,96%

9,12%0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

2010 2011

NPL Sesudah

Akuisisi

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

104

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

September. Sedangkan kredit yang diberikan pada tahun lalu, PT Bank Pundi

Indonesia akan melakukan penagihan tanpa adanya perpanjangan.

Pada tahun 2011 NPL yang diperoleh PT Bank Pundi Indonesia sebesar

9,12%. Mengalami penurunan sebesar 41,84% dari tahun sebelumnya yakni tahun

2010 sebesar 50,96%. Penurunan NPL ini mengindisikan bahwa PT Bank Pundi

Indonesia Tbk dapat mengelola kredit bermasalah, walaupun angka ini masih di atas

ketentuan Bank Indonesia yakni minimal sebesar 5%.

4.2.2.3 ROA (Return on Asset) Sesudah Akuisisi

Perhitungan ROA sesudah akuisisi pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk

tercantum pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.13

Perhitungan ROA Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

TAHUN Laba Sebelum Pajak Total Aktiva ROA

2010 -166.312.000.000 1.561.622.000.000 -10,65%

2011 -171.575.000.000 5.993.639.000.000 -2,86%

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia (Data Diolah)

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dideskripsikan bahwa laba sebelum pajak

pasca akuisisi yakni tahun 2010-2011 menunjukkan hasil negatif yang berarti bank

mengalami kerugian. Rugi sebelum pajak yang diperoleh pada tahun 2010 mengalami

penurunan dari tahun 2009. Hal ini disebabkan karena PT Bank Pundi Indonesia Tbk

mampu menekan rugi operasional sebesar Rp. 14.239 milyar dari rugi operasional

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

105

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tahun 2009 sebesar Rp. 170.562 milyar. Namun, pada tahun 2011 rugi sebelum pajak

mengalami kenaikan sebesar RP. -171.575.000.000, ini disebabkan karena naiknya

rugi operasional yang mencapai Rp. 169.612 milyar artinya meningkat sebesar Rp.

13.289 milyar seiring meningkatnya beban operasional sebesar Rp. 401.213 milyar

dari tahun 2010.

Gambaran mengenai total aktiva sesudah akuisisi terus mengalami kenaikan.

Pada tahun 2010 total aktiva yang dimiliki sebesar Rp. 1.561.622.000.000 meningkat

sebesar Rp. 136.047 milyar dari tahun 2009, kemudian pada tahun 2011 total aktiva

diperoleh sebesar Rp. 5.993.639.000.000,- dan ini merupakan total aktiva terbesar

yang dimiliki PT Bank Pundi Indonesia Tbk periode 2006-2011.

Berikut ini disajikan gambaran perkembangan ROA (Return on Asset) pada

PT Bank Pundi Indonesia Tbk periode 2010-2011:

Gambar 4.10

Grafik Perkembangan ROA Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

Pada tahun 2010 ROA mengalami penurunan drastis yakni sebesar -10,65%

dan merupakan ROA terendah yang terjadi dalam kurun waktu enam tahun dari tahun

-10,65%

-2,86%

-12,00%

-10,00%

-8,00%

-6,00%

-4,00%

-2,00%

0,00%

2010 2011

ROA Sesudah

Akuisisi

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

106

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2006-2011. Meskipun pada tahun 2011 mengalami kenaikan total aktiva tetapi tidak

menjadikan ROA yang dihasilkan diatas standar yang ditetapkan Bank Indonesia

yakni sebesar 1,5% karena pada tahun 2011 masih mengalami kerugian sehingga

ROA yang dihasilkan negatif. Jika ditinjau dari SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

pada tahun 2010 dan tahun 2011 mendapat peringkat 5 (tidak sehat) karena ROA

yang diperoleh negatif. Ini menandakan ketidakefektifan bank dalam mengelola

aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba secara keseluruhan. hal ini menunjukan

bahwa tidak terwujudnya keinginan ekonomis untuk memperbaiki faktor

profitabilitas pasca akuisisi.

4.2.2.4 ROE (Return on Equity) Sesudah Akuisisi

Perhitungan ROE sesudah akuisisi pada PT Bank Pundi Indonesia tercantum

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.14

Perhitungan ROE Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

TAHUN Laba Bersih Modal Sendiri ROE

2010 -88.646.000.000 256.563.000.000 -34,55 %

2011 -147.253.000.000 463.241.000.000 -31,79 %

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia (Data Diolah)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.11 mengenai perkembangan

ROE sesudah akuisisi pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

107

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4.11

Grafik Perkembangan ROE Sesudah akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

Pada tabel 4.11 dapat dilihat mengenai perhitungan ROE yang terdiri dari laba

bersih dan modal sendiri. Pada tahun 2010 mengalami peningkatan modal sendiri

menjadi Rp. 256.563.000.000,- artinya meningkat sebesar Rp. 210.378.000.000,-

dari tahun lalu dan pada tahun 2011 kembali meningkat sebesar Rp.

463.241.000.000,- Peningkatan modal sendiri pada tahun 2010 dan tahun 2011 tidak

sejalan dengan meningkatnya laba bersih pada tahun yang sama dan justru mengalami

kerugian sehingga ROE yang dihasilkan negatif yakni sebesar -34,55% dan -31,79%.

Jika ditinjau dari peringkat komposit ROE menurut SE BI No. 6/23/DPNP tahun

2004 mendapat peringkat 5 yang berarti bank berada dalam kondisi tidak sehat.

Kondisi ini harus diperbaiki segera untuk mengantisipasi kerugian yang terjadi

sehingga dapat menarik para investor untuk menanamkan saham di perusahaan.

-34,55%

-31,79%

-35,00%

-34,00%

-33,00%

-32,00%

-31,00%

-30,00%

2010 2011

ROE Sesudah Akuisisi

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

108

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.2.2.5 BOPO (Beban Operasional/Pendapatan Operasional) Sesudah Akuisisi.

Perhitungan BOPO sesudah akuisisi pada PT Bank Pundi Indonesia tercantum

pada tabel 4.15.

Tabel 4.15

Perhitungan BOPO Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia (Data Diolah)

Pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 mengalami peningkatan

beban operasional menjadi Rp. 118.792.000.000,- dan pada tahun 2011 meningkat

sebesar Rp. 401.213.000.000,- atau menjadi Rp.520.005 milyar. Peningkatan beban

operasional ini disebabkan karena meningkatnya beban umum dan administrasi

sebesar Rp. 86.481.000.000,- atau menjadi sebesar Rp. 161.703.000.000,- dari tahun

2010 yakni Rp. 75.222.000.000,- dan meningkatnya beban tenaga kerja dan

tunjangan menjadi Rp. 358.302.000.000,- atau meningkat sebesar Rp.

314.732.000.000,- dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 43.570.000.000,-. Selanjutnya

mengenai pendapatan operasional PT Bank Pundi Indonesia Tbk. Pada tahun 2010

pendapatan operasional mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi

sebesar Rp. 66.679.000.000,- dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi

sebesar Rp. 320.002.000.000,- artinya meningkat sebesar Rp. 253.343.000.000,- dari

tahun 2010. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pendapatan bunga menjadi Rp.

Tahun Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO

2010 118.792.000.000 66.679.000.000 178,15%

2011 520.005.000.000 320.022.000.000 162,50%

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

109

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

515.943.000.000,- dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp. 77.530.000.000,-

pada tahun ini.

Setelah dijelaskan mengenai perhitungan BOPO setelah akuisisi pada PT

Bank Pundi Indonesia. Untuk lebih jelas mengenai perkembangan BOPO sesudah

akuisisi digambarkan dalam bentuk grafik berikut ini.

Gambar 4.12

Grafik Perkembangan BOPO Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

Dari gambar 4.12 dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 rasio BOPO yang

diperoleh pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk sebesar 178,15% artinya meningkat

sebesar 70,12% dari tahun 2009 yakni sebelum akuisisi. Besarnya angka ini

disebabkan karena beban operasional yang meningkat menjadi Rp. 118.792 milyar.

Pada tahun 2011 terjadi penurunan rasio BOPO sebesar 15,65% atau menjadi

162,50%. Hal ini disebabkan karena bank meningkatkan pinjaman yang diberikan

kepada debitur sehingga adanya pertumbuhan pendapatan bunga sebesar Rp.

178,15%

162,50%

150,00%

155,00%

160,00%

165,00%

170,00%

175,00%

180,00%

2010 2011

BOPO Sesudah

Akuisisi

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

110

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

400.199.000.000,- dari tahun sebelumnya yakni tahun 2010 yang hanya mampu

meraih sebesar Rp.115.744.000.000,-.

Jika ditinjau berdasarkan peringkat komposit BOPO menurut SE BI No.

6/23/DPNP tahun 2004, pada tahun 2010 dan tahun 2011 mendapat peringkat 5

artinya tidak sehat karena BOPO yang diperoleh > 97% yakni sebesar 178,15% dan

162,50%. Hal ini mengindisikan bahwa kemampuan bank dalam melakukan efisiensi

terhadap beban yang dikeluarkan tidak dapat dikelola dengan baik sehingga

pendapatan yang diterima bank baik pendapatan bunga maupun pendapatan

operasional lainnya kurang maksimal atau bahkan menurun. Kondisi ini harus

ditanggapi serius oleh pihak manajemen bank untuk menghindari terjadinya kerugian-

kerugian yang akan menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat atau investor

terhadap bank yang bersangkutan sehingga berpengaruh pada eksistensi dan

kelangsungan hidup perusahaan.

4.2.2.6 LDR (Liquidity on Deposit Ratio) Sesudah Akuisisi

Tabel 4.16

Perhitungan LDR Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

TAHUN Total Kredit

yang diberikan

Total Simpanan

Pihak Ketiga LDR

2010 612.751.000.000 1.159.818.000.000 52,83 %

2011 3.554.336.000.000 5.322.511.000.000 66,78 %

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Pundi Indonesia Tbk (Data Diolah)

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

111

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada tabel 4.16 dapat dilihat informasi mengenai total kredit yang diberikan

dan total dana pihak ketiga PT Bank Pundi Indonesia Tbk sesudah akuisisi. Pada

tahun 2010 total kredit yang diberikan menurun sebesar Rp. 448.364 milyar dari

tahun akuisisi yakni tahun 2009. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan kredit

dalam bentuk konsumsi, modal kerja, dan investasi. Peningkatan terjadi pada tahun

2011 sebesar Rp. 3.554.336.000.000,- atau meningkat sebesar Rp.

2.941.585.000.000,- dari tahun 2009 yang disebabkan meningkatnya kredit konsumsi

dan investasi dengan total sebesar Rp. 3.393.482.000.000,- Kemudian total dana

pihak ketiga yang diperoleh pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.159.818.000.000,-

menurun dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 148.199 milyar yang disebabkan karena

penurunan jumlah dana pihak ketiga yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Perbandingan total kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga dinamakan

LDR. Berikut disajikan grafik mengenai perkembangan LDR sesudah akuisisi pada

PT Bank Pundi Indonesia Tbk periode 2010-2011.

Gambar 4.13

Grafik Perkembangan LDR Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2010-2011

52,83%66,78%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

2010 2011

LDR Sesudah

Akuisisi

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

112

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari grafik yang tertera pada gambar 4.13 dapat diketahui bahwa pada tahun

2010 PT Bank Pundi Indonesia Tbk memperoleh LDR sebesar 52,83%, menurun

sebesar 24,85% dari tahun 2009 yakni sebelum akuisisi. Penurunan rasio ini

disebabkan karena menurunnya total kredit yang diberikan dari tahun lalu dan

meningkatnya total dana pihak ketiga dengan jumlah Rp. 1.159.818.000,- pada tahun

ini. Peningkatan kembali pada tahun 2011 menjadi sebesar 66,78% atau meningkat

sebesar 13,95% dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya total

kredit yang diberikan sebesar Rp. 2.941.585.000,- dari tahun sebelumnya. Selain itu,

adanya peningkatan total dana pihak ketiga menjadi sebesar Rp. 5.322.511.000,- atau

meningkat sebesar Rp. 4.162.693.000,- dari tahun sebelumnya yakni tahun 2010.

Jika ditinjau berdasarkan peringkat komposit LDR menurut SE BI No.

6/23/DPNP tahun 2004, pada tahun 2010 dan 2011 mendapat peringkat 1 artinya

sangat sehat karena LDR yang diperoleh ≤ 75% yakni sebesar 52,83% dan 66,78%.

Hal ini mengindisikan bahwa kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan

dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai

sumber likuiditasnya sangat baik.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Perbandingan Kinerja CAR Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan apakah lebih

baik atau tidak yakni dengan membandingkan rata-rata rasio keuangan antara

sebelum dan sesudah akuisisi. Kinerja keuangan faktor permodalan ini diwakili rasio

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

113

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

CAR (Capital Adequacy Ratio). Perbandingan CAR pada PT Bank Pundi Indonesia

Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi diuraikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.17

Perbandingan Kinerja CAR Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

Sebelum Akuisisi CAR Sesudah Akuisisi CAR

2006 9,37 % 2010 25,80 %

2007 11,92 % 2011 11,39 %

2008 9,34 %

2009 8,02 %

Jumlah 38,65 % Jumlah 37,19 %

Rata-rata 9,67 % Rata-rata 18,59 %

Kesimpulan: CAR sesudah akuisisi lebih baik daripada sebelum akuisisi

karena mengalami kenaikan rata-rata positif sebesar 8,92%.

Jika dibuat dalam bentuk grafik, rata-rata perbandingan kinerja CAR antara

sebelum dan sesudah akuisisi akan tampak pada gambar 4.14 berikut ini.

Gambar 4.14

Grafik Perbandingan Rata-rata Kinerja CAR Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

9,67%

18,59%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi

Perbandingan Rata-rata Kinerja CAR

Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

114

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa CAR tertinggi diperoleh pada tahun

2010 sebesar 25,80% dan CAR terendah sebesar 8,02% yang diperoleh tahun 2009.

Sedangkan dilihat dari gambar 4.14 menunjukkan rata-rata kinerja CAR sebelum

akuisisi yaitu sebesar 9,67% dan rata-rata CAR sesudah akuisisi diperoleh sebesar

18,59%. Dalam kinerja CAR ini terdapat perbedaan nilai mean yang didapat dari

hasil perhitungan rata-rata CAR sesudah akuisisi dikurangi dengan rata-rata CAR

sebelum akuisisi yaitu 18,59% - 9,67% = 8,92%. Perbedaan sebesar 8,92% ini

menunjukkan tingginya rasio CAR sesudah akuisisi karena rata-rata CAR sesudah

akuisisi lebih besar daripada rata-rata CAR sebelum akuisisi, sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan CAR antara sebelum dan sesudah akuisisi

yang berarti meningkatnya kemampuan bank dalam mencukupi modal yang

dibutuhkan untuk menutupi aktiva-aktiva yang mengandung risiko. Perbedaan ini

membuktikan bahwa PT Bank Pundi Indonesia Tbk mampu meningkatkan

permodalannya melalui akuisisi sehingga dapat menutupi aktiva yang mengandung

risiko, hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya rasio CAR sesudah akuisisi

melebihi standar CAR minimal 8% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Adanya

perbedaan kinerja CAR antara sebelum dan sesudah akuisisi karena PT Bank Pundi

Indonesia Tbk sebagai bank yang mempunyai keinginan terus berkembang dalam

meningkatkan kebutuhan permodalannya. Permodalan yang kuat merupakan salah

satu hal yang wajib dipenuhi oleh perbankan dalam melakukan kegiatan operasinya

agar terus bertahan dan berkembang dalam persaingan yang semakin ketat. Dalam

kaitannya dengan bank ini, bahwa pada tanggal 26 Juli 2010 investor menyetorkan

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

115

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dananya senilai Rp 512,25 miliar. Masuknya modal baru itu menjadikan PT Recapital

Securities sebagai pemegang saham pengendali PT Bank Pundi Indonesia Tbk dan

mampu meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Pundi yang melonjak

hingga 25,80%, jauh diatas batas mimimum ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%.

Dengan kondisi tersebut, PT Bank Pundi Indonesia Tbk mampu melakukan

pencadangan penuh terhadap aset kredit macet dan berhasil memperkuat modalnya

melalui Penawaran Umum Terbatas II (PUT II) pada bulan Oktober 2011 yang telah

menjadikan struktur modal Bank Pundi bertambah sebesar Rp. 328,23 miliar, ini

digunakan guna menambah jaringan operasional bank melalui pembukaan kantor

baru serta untuk menambah modal kerja guna meningkatkan penyaluran kredit usaha

kecil dan menengah. Berkat adanya penambahan modal ini PT Bank Pundi Indonesia

Tbk akhirnya keluar dari pengawasan khusus Bank Indonesia akibat berbagai

masalah yang menimpanya pada saat sebelum akuisisi. Selain adanya suntikan dana

dari pihak pengakuisisi yakni adanya penambahan revaluasi aktiva tetap dan adanya

cadangan umum asset produktif. Sebagai upaya dalam meningkatkan rasio CAR yang

sempat menurun kembali pada tahun 2011 dari tahun 2010 yang mencatat prestasi

yang cukup menggembirakan adalah dengan cara dengan mengkonversi utang pihak

berelasi menjadi dana setoran modal.

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

116

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.3.2 Perbandingan Kinerja NPL Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Kinerja keuangan dalam faktor kualitas asset dalam penelitian ini diwakili

oleh rasio NPL (Non Performing Loan). Kinerja NPL pada PT Bank Pundi Indonesia

Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi diuraikan dalam tabel 4.18.

Tabel 4.18

Perbandingan Kinerja NPL Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia

Periode 2006-2011

Sebelum Akuisisi NPL Sesudah Akuisisi NPL

2006 7,89 % 2010 50,96%

2007 15,29% 2011 9,12%

2008 18,15%

2009 28,45%

Jumlah 69,78% Jumlah 60,08%

Rata-rata 17,45% Rata-rata 30,04%

Kesimpulan: NPL sesudah akuisisi lebih buruk dari pada sebelum

akuisisi karena rata-rata NPL meningkat sebesar 12,59%, angka ini

jauh di atas standar NPL yang ditetapkan BI yakni minimal 5 %.

Jika dibuat dalam bentuk grafik, rata-rata perbandingan kinerja NPL antara

sebelum dan sesudah akuisisi akan tampak pada gambar 4.15.

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

117

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4.15

Grafik Perbandingan Rata-rata Kinerja NPL Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa NPL tertinggi yakni pada tahun 2010

sebesar 50,96% dan NPL terendah sebesar 7,89% yang diperoleh tahun 2006. Dan

pada gambar 4.15 dapat dilihat bahwa rata-rata kinerja NPL sebelum akuisisi yang

diperoleh sebesar 17,45% dan rata-rata NPL sesudah akuisisi diperoleh sebesar

30,04%. Dalam kinerja NPL ini terdapat perbedaan nilai mean yang didapat dari hasil

perhitungan rata-rata NPL sesudah akuisisi dikurangi dengan rata-rata NPL sebelum

akuisisi yaitu 30,04%-17,45%= 12,59%. Perbedaan sebesar 12,59% ini menunjukkan

tingginya rasio NPL sesudah akuisisi karena rata-rata NPL sesudah akuisisi lebih

besar daripada rata-rata NPL sebelum akuisisi, sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa tidak ada perbedaan NPL antara sebelum dan sesudah akuisisi yang berarti

rendahnya kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah. Semakin tinggi

rasio NPL mengindisikan bahwa kinerja bank tidak sehat karena rasio yang diperoleh

melebihi 5%. Tidak adanya perbedaan kinerja NPL antara sebelum dan sesudah

akuisisi ini disebabkan oleh dua faktor yakni faktor internal dan eksternal. Jika dilihat

17,45%

30,04%

0,00%

20,00%

40,00%

Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi

Perbandingan Rata-rata Kinerja NPL

Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

118

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dari faktor internal, faktor penyebabnya adalah karena pada tahun 2010 PT Bank

Pundi Indonesia Tbk melakukan penggabungan usaha dan merupakan proses transisi

menuju transformasi bisnis yang berbeda dengan masa sebelum akuisisi, seiring

dengan adanya perubahan orientasi pemberian Kredit ke sektor Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah (UMKM) yang baru dimulai Oktober 2010. Sebagai bagian dari

proses penggabungan usaha, pencairan kredit di tahun 2010 mengalami perlambatan.

Hal ini disebabkan, manajemen ingin melakukan analisa dan pemeriksaan secara

tuntas mengenai kualitas dan profil risiko setiap debitur untuk menghindari tidak

tertagihnya piutang debitur. Sehingga pada tahun 2011 dapat menyalurkan kembali

kredit kepada debitur dengan prinsip kehati-hatian. Selain itu, bertambahnya kredit

kolektibilitas ke lima (macet) pada tahun 2010 dan masih terdapat peninggalan kredit

macet pada masa sebelumnya yakni sebelum akuisisi yang belum tertagih. Jika

ditinjau dari faktor ekternal yakni karena kurang kondusifnya kondisi ekonomi makro

menyebabkan debitur gagal beradaptasi dengan perubahan yang terjadi sehingga

aktivitas usaha debitur terhambat, hal ini menyebabkan debitur tidak dapat membayar

jumlah kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan waktu yang telah disepakati.

Sementara dari sudut bank terhadap transaksi perkreditan yakni karena analisa kredit

yang kurang tajam terutama penilaian terhadap kelayakan usaha dan pemberian

kebijakan kredit yang terlalu longgar. Upaya yang dilakukan oleh PT Bank Pundi

Indonesia Tbk saat ini adalah lebih fokus untuk penagihan dan tidak akan dilakukan

perpanjangan ataupun dilakukan penambahan, penjualan agunan secara sukarela,

eksekusi hak tanggungan dan mulai melakukan penyempurnaan dalam proses -proses

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

119

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

persetujuan kredit, antara lain pengajuan proposal kredit dilakukan dengan metode

presentasi oleh Account Officer dihadapan komite kredit terkait, yang tujuannya

untuk meningkatkan suatu proses yang baik dan membangun sistem peringatan dini

(Early Warning System) yakni sistem yang digunakan untuk mendeteksi gejala dini

yang dapat mempengaruhi perkembangan kebijakan finansial perusahaan guna

menjaga kualitas kredit yang baik. Mengingat pemberian kredit ini merupakan bagian

dari transformasi bisnis PT Bank Pundi Indonesia Tbk. Seluruh pencairan baru

disalurkan ke segmen usaha mikro, sedangkan kredit komersial yang ada saat ini akan

diselesaikan dan tidak ada pencairan baru untuk kredit komersial agar PT Bank Pundi

Indonesia Tbk dapat fokus pada pembiayaan UMKM. Disamping itu, manajemen

bank termasuk Direksi, harus senantiasa memelihara hubungan yang baik dengan

debitur, baik dengan pemilik maupun dengan pihak manajemen, antara lain dengan

melakukan kunjungan secara berkala, sehingga dapat diperoleh informasi secara jelas

mengenai usaha debitur. Kemudian upaya untuk menyelamatkan kredit bermasalah

yang telah terjadi yakni dengan cara rescheduling, reconditioning, atau restructuring.

4.3.3 Perbandingan ROA Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Kinerja keuangan berdasarkan rasio ROA (Return on Asset). Kinerja ROA

pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi diuraikan

dalam tabel 4.19.

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

120

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.19

Perbandingan Kinerja ROA Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

Sebelum Akuisisi ROA Sesudah Akuisisi ROA

2006 -1,42% 2010 -10,65%

2007 0,13% 2011 -2,86%

2008 -1,88%

2009 -7,90%

Jumlah -11,07% Jumlah -13,51%

Rata-rata -2,77% Rata-rata -6,76%

Kesimpulan: ROA sesudah akuisisi lebih buruk dari pada sebelum

akuisisi karena mengalami kenaikan rata-rata ROA yang negatif sebesar -

3.99%, angka ini jauh di bawah standar ROA yang ditetapkan BI yakni

1,5%.

Jika dibuat dalam bentuk grafik, rata-rata perbandingan kinerja ROA antara

sebelum dan sesudah akuisisi akan tampak pada gambar 4.16.

Gambar 4.16

Grafik Perbandingan Rata-rata Kinerja ROA Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

Berdasarkan tabel 4.19 diketahui ROA tertinggi yakni pada tahun 2007

sebesar 0,13% dan ROA terendah sebesar -10,65% yang diperoleh tahun 2010.

-2,77%

-6,76%

-8,00%

-6,00%

-4,00%

-2,00%

0,00%

Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi

Perbandingan Rata-rata Kinerja ROA

Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

121

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sedangkan pada gambar 4.16 dapat dilihat rata-rata kinerja ROA sebelum akuisisi

yang diperoleh yaitu sebesar -2,77% dan rata-rata ROA sesudah akuisisi diperoleh

sebesar -6,76%. Dalam kinerja ROA ini terdapat perbedaan nilai mean yang didapat

dari hasil perhitungan rata-rata ROA sesudah akuisisi dikurangi dengan rata-rata

ROA sebelum akuisisi yaitu (-6,76)% - (-2,77)%= -3,99%. Perbedaan sebesar -

3,99% ini menunjukkan bahwa rendahnya rasio ROA yang dihasilkan oleh PT Bank

Pundi Indonesia Tbk pasca akuisisi karena perbedaan nilai meannya negatif. Rata-rata

ROA sesudah akuisisi lebih kecil dibandingkan dengan ROA sebelum akuisisi,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan ROA antara sebelum

dan sesudah akuisisi yang berarti rendahnya kemampuan bank dalam mengelola aset

yang dimiliki untuk memperoleh laba. Tidak adanya perbedaan kinerja ROA antara

sebelum dan sesudah akuisisi ini disebabkan oleh besarnya kerugian yakni rugi

sebelum pajak yang diderita oleh PT Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2010

akibat meningkatnya beban tenaga kerja dan tunjangan seiring dengan adanya

penggabungan usaha melalui akuisisi sebesar Rp. 22.364.000.000,- , angka ini naik

hampir dua kali lipat dari beban tenaga kerja dan tunjangan dari tahun 2009 yakni

sebelum akuisisi, selain itu pada tahun 2011 beban tenaga kerja dan tunjangan

melambung tinggi mencapai Rp. 352.382.000.000,- yang tidak diiringi dengan jumlah

pendapatan yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian rata-rata ROA yang

dihasilkan sesudah akuisisi lebih kecil daripada rata-rata ROA sebelum akuisisi

karena besarnya kerugian yang diderita meskipun sesudah akuisisi total aset yang

diperoleh terus mengalami peningkatan hingga tahun 2011. Peningkatan aset

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

122

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

disebabkan oleh peningkatan aset keuangan berupa penempatan pada Bank Indonesia,

surat berharga atau efek-efek, dan kredit yang diberikan, seiring dengan masuknya

modal tambahan pada Penawaran Umum Terbatas (PUT) II sebesar Rp.

328.000.000.000,- di bulan Oktober 2011.

4.3.4 Perbandingan ROE Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Kinerja keuangan ROE (Return on Equity) juga merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai kinerja keuangan perbankan dari segi rentabilitas.

Perbandingan ini dapat dilihat apakah ada perbedaan antara ROE sebelum akuisisi

dengan sesudah akuisisi sebagai acuan dalam mengambil keputusan, sehingga dapat

menarik investor dan masyarakat. Berikut ini disajikan tabel mengenai perbandingan

kinerja ROE sebelum dan sesudah akuisisi pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk.

Tabel 4.20

Perbandingan Kinerja ROE Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia

Periode 2006-2011

Sebelum Akuisisi ROE Sesudah Akuisisi ROE

2006 -11,8% 2010 -34,55%

2007 0,61% 2011 -31,79%

2008 -36,31%

2009 -28,83%

Jumlah -76,33% Jumlah -66,34%

Rata-rata -19,08% Rata-rata -33,17%

Kesimpulan: ROE sesudah akuisisi lebih buruk dari pada sebelum

akuisisi karena mengalami kenaikan rata-rata ROE yang negatif sebesar

-14,09%, angka ini jauh di bawah standar ROE yang ditetapkan BI

yakni lebih dari 12,5%.

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

123

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jika dibuat dalam bentuk grafik, rata-rata perbandingan kinerja ROE antara

sebelum dan sesudah akuisisi akan tampak pada gambar 4.17 berikut ini.

Gambar 4.17

Grafik Perbandingan Rata-rata Kinerja ROE Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

Berdasarkan tabel 4.20 diketahui ROE tertinggi yakni pada tahun 2007

sebesar 0,16% dan ROE terendah sebesar -36,31% yang diperoleh tahun 2008.

Sedangkan pada gambar 4.16 dapat dilihat bahwa rata-rata kinerja ROE sebelum

akuisisi yang diperoleh yaitu sebesar -19,08% dan rata-rata ROE sesudah akuisisi

diperoleh sebesar -33,17%. Dalam kinerja ROE ini terdapat perbedaan nilai mean

yang didapat dari hasil perhitungan rata-rata ROE sesudah akuisisi dikurangi dengan

rata-rata ROE sebelum akuisisi yaitu (-33,17)% - (-19,08)%= -14,09%. Perbedaan

sebesar -14,09 % ini menunjukkan bahwa rendahnya rasio ROE yang dihasilkan oleh

PT Bank Pundi Indonesia Tbk pasca akuisisi karena perbedaan nilai meannya negatif.

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa rara-rata ROE sesudah akuisisi lebih

-19,80%

-33,70%

-40,00%

-30,00%

-20,00%

-10,00%

0,00%

Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi

Perbandingan Rata-rata Kinerja ROE

Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

124

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kecil dibandingkan dengan ROE sebelum akuisisi, sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa tidak ada perbedaan ROE antara sebelum akuisisi dengan sesudah akuisisi

yang berarti rendahnya kemampuan bank dalam mengelola modal sendiri yang

dimiliki bank yang berupa modal disetor, agio saham, cadangan-cadangan, laba

ditahan yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan. Tidak adanya perbedaan

kinerja ROE antara sebelum dan sesudah akuisisi disebabkan karena pada tahun 2010

Bank Pundi masih melakukan penyesuaian-penyesuaian dari proses akuisisi yang

dilakukan dengan PT Recapital securities. Tahun 2011 juga melakukan investasi

berupa pembangunan dan perbaikan perbaikan infrastruktur seperti pembangunan 168

kantor yang menjadikan jumlah kantor Bank Pundi sebanyak 187 di akhir tahun 2011

yang tersebar di seluruh Indonesia dari sebelumnya sebanyak 19 kantor dan hanya

berada di beberapa kota besar. Selain itu, penambahan sumber daya manusia dan

perbaikan sistem remunerasi, penyempurnaan sistem teknologi dan informasi juga

menjadi beban investasi pada tahun 2011. Sedangkan dari sisi modal sendiri yang

diperoleh PT Bank Pundi Indonesia Tbk berupa modal disetor, agio saham,

cadangan-cadangan, laba ditahan pasca akuisisi terus mengalami peningkatan akibat

dari adanya proses akuisisi. Peningkatan modal pasca akuisisi tidak menjadikan ROE

yang dihasilkan baik karena besarnya kerugian yang diderita pasca akuisisi.

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

125

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.3.5 Perbandingan BOPO Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Kinerja keuangan berdasarkan rasio BOPO (Beban Operasional/Pendapatan

Operasional) pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk antara sebelum dan sesudah

akuisisi diuraikan dalam tabel 4.21.

Tabel 4.21

Perbandingan Kinerja BOPO Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

J

I

Jika dibuat dalam bentuk grafik, rata-rata perbandingan kinerja BOPO antara

sebelum dan sesudah akuisisi akan tampak pada gambar 4.18 berikut ini.

Sebelum Akuisisi BOPO Sesudah Akuisisi BOPO

2006 157,35% 2010 178,15%

2007 86,06% 2011 162,5%

2008 111,27%

2009 108,03%

Jumlah 462,71% Jumlah 340,65%

Rata-rata 115,68% Rata-rata 170,33%

Kesimpulan: BOPO sesudah akuisisi lebih buruk dari pada sebelum

akuisisi karena rata-rata BOPO meningkat sebesar 54,65%, angka

BOPO sesudah akuisisi berada di atas standar BOPO yang ditetapkan

BI yakni kurang dari 95%.

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

126

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4.18

Grafik Perbandingan Rata-rata Kinerja BOPO Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

Berdasarkan tabel 4.21 diketahui BOPO tertinggi diperoleh pada tahun 2010

sebesar 178,15% dan BOPO terendah sebesar 86,06% yang diperoleh tahun 2007.

Sedangkan pada gambar 4.18 dapat dilihat rata-rata kinerja BOPO sebelum akuisisi

yang diperoleh yaitu sebesar 115,68% dan rata-rata BOPO sesudah akuisisi diperoleh

sebesar 170,33%. Dalam kinerja BOPO ini terdapat perbedaan nilai mean yang

didapat dari hasil perhitungan rata-rata BOPO sesudah akuisisi dikurangi dengan rata-

rata BOPO sebelum akuisisi yaitu 170,33% - 115,68%= 54,65%. Perbedaan sebesar

54,65% ini menunjukkan bahwa besarnya angka BOPO yang dihasilkan oleh PT

Bank Pundi Indonesia Tbk pasca akuisisi mengindisikan rendahnya kemampuan bank

dalam melakukan efisiensi kegiatan operasionalnya. Dari perhitungan tersebut dapat

diketahui bahwa rara-rata BOPO sesudah akuisisi lebih besar dibandingkan dengan

BOPO sebelum akuisisi, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada

perbedaan BOPO antara sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi karena angka BOPO

melebihi standar ketentuan yang ditetapkan BI sebesar > 95% dan ≤ 96%. Tidak

115,68%

170,33%

0,00%

50,00%

100,00%

150,00%

200,00%

Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi

Perbandingan Rata-rata Kinerja BOPO

Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

127

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

adanya perbedaan kinerja BOPO antara sebelum dan sesudah akuisisi disebabkan

besarnya beban operasional lainnya yang dikeluarkan pasca akuisisi. Beban

operasional lainnya terdiri dari beban tenaga kerja dan tunjangannnya maupun beban

umum dan administrasi. Pasca akuisisi beban tenaga kerja dan tunjangannya

meningkat akibat adanya perekrutan pegawai baru. Penambahan tenaga kerja yang

sangat signifikan ini seiring dengan pengembangan jaringan kantor yang dibangun di

berbagai wilayah di Indonesia selama tahun 2011. Kemudian, beban umum dan

administrasi yang meningkat karena kenaikan biaya sewa, penyusutan asset tetap dan

outsourcing tenaga kerja seiring dengan pengembangan jaringan kantor Bank Pundi,

dengan tambahan 168 kantor baru pada tahun 2011 dan peningkatan beban bunga

yang disebabkan oleh meningkatnya dana pihak ketiga khususnya deposito pasca

akuisisi. Sementara itu pendapatan bunga mengalami peningkatan jika dibandingkan

dengan sebelum akuisisi yang disebabkan meningkatnya pemberian kredit,

penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain serta surat berharga/efek-efek serta

meningkatnya pendapatan operasional lainnya. Kenaikan tersebut terutama diperoleh

dari keuntungan penjualan efek-efek dan pendapatan administrasi. Namun, dengan

meningkatnya pendapatan yang diperoleh pasca akuisisi tidak menjadikan nilai

BOPO semakin baik karena besarnya beban operasional berupa beban umum dan

administrasi maupun beban tenaga kerja dan tunjangannya. Rasio BOPO haruslah

menjadi perhatian khusus agar perusahaan selalu berada pada tingkat efisiensi

sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan perbankan. Bagi pihak regulator yakni

Bank Indonesia diharapkan selalu memperhatikan perkembangan rasio BOPO bank-

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

128

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bank yang berada dalam pengawasannya agar kinerja keuangan yang dicapai bank-

bank tersebut akan selalu meningkat. Kemudian bagi investor, rasio ini perlu

diperhatikan sebagai salah satu bahan pertimbangannya dalam menentukan strategi

investasinya. Sebagai upaya untuk menekan besarnya nilai BOPO adalah menerapkan

GCG (Good Corporate Governance) karena dengan adanya tata kelola yang baik dari

manajemen bank akan mampu meningkatkan efisiensi perusahaan dalam melakukan

kegiatan operasionalnya sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

4.3.6 Perbandingan LDR Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Kinerja keuangan berdasarkan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada PT

Bank Pundi Indonesia Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi diuraikan dalam tabel

berikut ini.

Tabel 4.22

Perbandingan Kinerja LDR Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia

Periode 2006-2011

Sebelum Akuisisi LDR Sesudah Akuisisi LDR

2006 74,76% 2010 52,83%

2007 77,46% 2011 66,78%

2008 60,64%

2009 77,68%

Jumlah 290,54% Jumlah 119,61%

Rata-rata 72,64% Rata-rata 59,81%

Kesimpulan: LDR sesudah akuisisi lebih baik dari pada sebelum akuisisi

karena mengalami penurunan rata-rata LDR sebesar 12,83% dari sebelum

akuisisi.

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

129

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jika dibuat dalam bentuk grafik, rata-rata perbandingan kinerja LDR antara

sebelum dan sesudah akuisisi akan tampak pada gambar 4.19.

Gambar 4.19

Grafik Perbandingan Rata-rata Kinerja LDR Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

Berdasarkan tabel 4.22 diketahui LDR tertinggi diperoleh pada tahun 2009

sebesar 77,68% dan LDR terendah sebesar 52,83% yang diperoleh tahun 2007.

Sedangkan berdasarkan gambar 4.19 dapat dilihat bahwa rata-rata kinerja LDR

sebelum akuisisi yang diperoleh yaitu sebesar 72,64% dan rata-rata LDR sesudah

akuisisi diperoleh sebesar 59,81%. Dalam kinerja LDR ini terdapat perbedaan nilai

mean yang didapat dari hasil perhitungan rata-rata LDR sesudah akuisisi dikurangi

dengan rata-rata LDR sebelum akuisisi yaitu 59,81% - 72,64%= -12,83%. Perbedaan

sebesar 12,83% ini menunjukkan bahwa kecilnya LDR yang dihasilkan oleh PT Bank

Pundi Indonesia Tbk pasca akuisisi yang berarti kemampuan bank dalam membayar

kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang

diberikan sebagai sumber likuiditasnya sangat baik artinya tingginya kemampuan

72,64%59,81%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi

Perbandingan Rata-rata Kinerja LDR

Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

130

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

likuiditas bank. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa rara-rata LDR

sesudah akuisisi lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata LDR sebelum akuisisi,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan LDR antara sebelum

dan sesudah akuisisi. Adanya perbedaan kinerja LDR antara sebelum dan sesudah

akuisisi disebabkan meningkatnya total kredit yang diberikan PT Bank Pundi

Indonesia Tbk pasca akuisisi. Pada akhir tahun 2011, total kredit mencapai Rp. 3,55

triliun. Peningkatan ini terjadi karena penyaluran kredit mikro yang mulai dijalankan

seiring dengan pembangunan jaringan kantor PT Bank Pundi Indonesia Tbk. Dari

total kredit tersebut, sebesar Rp. 3,13 triliun merupakan kredit baru yang 100%

disalurkan untuk segmen mikro. Sisanya adalah kredit komersial yang merupakan

portofolio yang sudah ada sebelumnya. Jumlah kredit komersial ini akan diselesaikan

dan terus berkurang agar PT Bank Pundi Indonesia Tbk dapat lebih fokus pada

pembiayaan UMKM. Sementara untuk penghimpunan dana pihak ketiga yang berupa

giro, tabungan dan deposito mencapai Rp. 1,15 triliun pada tahun 2010 dan Rp. 5,32

triliun pada tahun 2011. Hal ini mencerminkan kembalinya kepercayaan masyarakat

terhadap PT Bank Pundi Indonesia Tbk pasca pengalihan kepemilikan saham pada

bulan Juli 2010 dan perubahan orientasi bisnis PT Bank Pundi Indonesia Tbk

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Struktur dana pihak ketiga didominasi oleh

deposito, karena PT Bank Pundi Indonesia Tbk masih dalam tahap pengembangan

usaha mikro, sehingga masih fokus pada produk deposito untuk menghimpun dana

pihak ketiga.

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0800998_chapteriv.pdf · Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat di atas standar

131

Eva Utami,2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Pt Bank Pundi Indonesia Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.3.7 Hasil Uji Variabel Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi

Pengujian variabel kinerja keuangan PT Bank Pundi Indonesia Tbk sebelum

dan sesudah akuisisi yakni menggunakan uji rata-rata seperti yang terlihat pada tabel

4.23 berikut ini.

Tabel 4.23

Hasil Uji Variabel Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi

PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Periode 2006-2011

Dari tabel 4.23 di atas dapat diketahui bahwa untuk rasio CAR dan LDR

menunjukkan adanya perbedaan lebih baik setelah PT Bank Pundi Indonesia Tbk

melakukan akuisisi dengan PT Recapital Securities pada tahun 2010, sedangkan

untuk rasio NPL, ROA, ROE, dan BOPO menunjukkan tidak adanya perbedaan

antara sebelum dan sesudah akuisisi karena rasio yang dihasilkan lebih buruk

daripada rasio yang dihasilkan pada saat sebelum akuisisi. Secara umum tujuan

akuisisi pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk belum terwujud di tahun pertama pasca

akuisisi karena dari enam variabel kinerja keuangan yang penulis teliti hanya dua

rasio yang menunjukkan adanya perbedaan lebih baik yakni rasio CAR dan LDR.

Rasio

Keuangan

Rata-rata

Sebelum

Akuisisi

Rata-rata

Sesudah

Akuisisi

CAR 9,67% 18,59% Terdapat perbedaan

NPL 17,45% 30,04% Tidak terdapat perbedaan

ROA -2,77% -6,76% Tidak terdapat perbedaan

ROE 19,08% -33,17% Tidak terdapat perbedaan

BOPO 115,68% 170,33% Tidak terdapat perbedaan

LDR 72,64% 59,81% Terdapat perbedaan

Kesimpulan