bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...

31
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan self efficacy yang sangat rendah dan rendah. Dari 12 siswa dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam hal ini kesamaan antara kedua kelompok dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, dan kategori skor skala self efficacy yang diuji homogenitas harus menghasilkan Asymp. Sig. (2-tailed)> 0,50. Tabel 4.1 dibawah ini adalah diskripsi mengenai kondisi kelompok eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan. Tabel 4.1 Diskripsi kelompok eksperimen dan kontrol No. Eksperimen Kontrol Usia Jenis Kelamin 1. 3 3 15 P 2. 3 3 15 L Berdasar tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa tidak ada perbedaan pada usia dan jenis kelamin antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.2 dibawah ini akan dijelaskan mengenai skor pre test self efficacy kelompok eksperimen dan kelompok kontrol: Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol No Nama Total Kategori Eks Kon Eks Kon Eks Kon 1 AG ES 69 80 Rendah Rendah

Upload: lykien

Post on 06-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan

self efficacy yang sangat rendah dan rendah. Dari 12 siswa dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam hal ini

kesamaan antara kedua kelompok dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, dan

kategori skor skala self efficacy yang diuji homogenitas harus menghasilkan

Asymp. Sig. (2-tailed)> 0,50. Tabel 4.1 dibawah ini adalah diskripsi mengenai

kondisi kelompok eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan.

Tabel 4.1 Diskripsi kelompok eksperimen dan kontrol

No. Eksperimen Kontrol Usia Jenis Kelamin

1. 3 3 15 P

2. 3 3 15 L

Berdasar tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa tidak ada perbedaan pada usia

dan jenis kelamin antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.2

dibawah ini akan dijelaskan mengenai skor pre test self efficacy kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol:

Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

No Nama Total Kategori

Eks Kon Eks Kon Eks Kon

1 AG ES 69 80 Rendah Rendah

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

33

2 AY GZ 67 55 Rendah Sangat Rendah

3 RN DY 58 64 Sangat Rendah Rendah

4 AN BN 52 64 Sangat Rendah Sangat Rendah

5 HM ST 74 66 Rendah Rendah

6 BR GS 72 60 Rendah Rendah

Jml 6 6 392 389

Keterangan : Eks : Eksperimen

Kon : Kontrol

Rendah : 59-80

Sangat rendah : 37-58

Dari tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam eksperimen ini terdapat

12 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 6 siswa sebagai kelompok

eksperimen dan 6 siswa sebagai kelompok kontrol. Jumlah skor keseluruhan

kelompok eksperimen yaitu 392, sedangkan jumlah skor kelompok kontrol 389.

Setelah dilakukan uji homogenitas pada hasil skala self efficacy pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kedua kelompok dengan ditunjukkan sig. sig. 0,748 > 0,5,

sedangkan mean rank kelompok eksperimen 6,83 dan mean rank kelompok

kontrol adalah 6,17.

Berdasarkan rancangan penelitian dan hasil analisis di atas, selanjutnya

kelompok eksperimen akan diberikan treatment yaitu diberikan layanan

konseling kelompok realita sebanyak 7 kali pertemuan, sedangkan kelompok

kontrol tidak diberikan treatment. Penyusunan topik dalam kegiatan konseling

kelompok didasarkan pada permasalahan siswa yang memiliki self efficacy rendah

dan sangat rendah.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

34

Tabel 4.3 Program layanan konseling kelompok realita

No Topik Indikator Tujuan Rencana

pelaksa-

naan

Alokasi

waktu dan

pertemuan

Bentuk

kegiatan

1. Mengatasi

self

efficacy

mengenai

yang

rendah

Siswa telah

mengetahui

seberapa self

efficacy yang

mereka

miliki

Siswa

mengetahui

akan self

efficacy yang

ia miliki

14 Juli

2014

1x45 Sharing,

Konselin

g

kelompok

2. Cara

meningka

tkan

optimism

e diri

Siswa telah

memiliki

pemikiran

mengenai

peningkatan

optimisme

diri

Siswa

mampu

menumbuhka

n optimisme

diri

16 Juli

2014

1x45 Konse-

ling

kelom-

Pok

3. Meningka

tkan

kemampu

an diri

Siswa telah

mengungkap

kan

kemampuan

diri

Siswa

mampu

menggali

kemampuan

dirinya dan

menemukan

cara untuk

meningkatka

n

kemampuan

dirinya

19 Juli

2014

2x45 Konse-

ling

kelom-

Pok

4. Kemampu

an dalam

mengatasi

masalah

Siswa telah

membuat

keputusan

yang tepat

dalam

mengatasi

masalah

dirinya.

Siswa

mampu

dalam

mengambil

keputusan

untuk

mengatasi

masalahnya

22 Juli

2014

1x45 Konse-

ling

kelom-

Pok

5. Kemampu

an

mengeval

uasi diri

Siswa telah

mengumpulk

an cara untuk

mengevaluas

i dirinya

Siswa

mampu

untuk m

engevaluasi

dirinya

27 Juli

2014

1x45 Konse-

ling

kelom-

Pok

6. Meningka

tkan

harapan

individu

Siswa telah

membuat

cara untuk

meningkatka

n harapan

individu

Siswa

mampu

dalam

meningkatka

n harapan

individu

2 Agustus

2014

1x45 Konselin

g

kelompok

7. Siswa telah

memiliki

Siswa

mampu

4 Agustus

2014

1x45 Evaluasi,

post test

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

35

rancangan

dalam

meningkatka

n keyakinan

diri

dalam

meningkatka

n keyakinan

diri

4.2 Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Perijinan Penelitian

Penulis memberikan surat ijin penelitian kepada Tata Usaha SMP

Muhammadiyah 5 Wonosegoro yang prosedur awalnya surat ijin diberikan

kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan dan Konseling dan nantinya

pihak Tata Usaha akan memberikan surat ijin yang disetujui oleh dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) untuk diserahkan kepada SMP

Muhammadiyah 5 Wonosegoro.

Berdasarkan ijin tersebut, penulis membicarakan prosedur penelitian yang

berupa uji instrument, pre test, post test, dan treatment kepada SMP

Muhammadiyah 5 Wonosegoro. Uji instrument dan pre test dilaksanakan pada

bulan Maret 2014. Sedangkan untuk pelaksanaan layanan (treatment) dan post test

dilakukan mulai Juli 2014 sampai selesai dan dilakukan sesuai hasil persetujuan

anggota kelompok yang menjadi subjek penelitian.

4.2.2 Tes Awal (Pre test)

Pre test dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2014 dengan menyebarkan

skala self efficacy yang berjumlah 37 item pernyataan pada 23 siswa kelas VIIIA

SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro. Setelah dianalisis terdapat 12 siswa yang

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

36

memiliki self efficacy dengan kategori sangat rendah dan rendah. Selanjutnya 12

siswa tersebut dibagi secara random menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

eksperimen dengan jumlah 6 siswa dan kelompok kontrol dengan jumlah 6 siswa.

Berdasarkan uji homogenitas yang dibantu dengan SPSS 16.0 for Windows, dari

kedua kelompok dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga

penelitian dapat dilanjutkan.

4.2.3 Perlakuan

Treatment diberikan dengan memberi layanan konseling kelompok realita

sesuai rancangan program yang sudah dibuat oleh penulis sebanyak 7 sesi dan

dilaksanakan pada jam-jam tertentu sesuai dengan kesepakatan dengan anggota

kelompok. Layanan ini dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen setelah

post test menunjukkan peningkatan self efficacy dan hasilnya lebih tinggi dari

kelompok kontrol. Adapun sesi eksperimen dengan layanan konseling kelompok

realita sebagai berikut :

1. Pertemuan pertama hari Senin, 14 Juli 2014

a. Tahap Keterlibatan

Sesi satu dilaksanakan pada saat jam pelajaran BK, bertempat di ruang osis.

Ini merupakan sesi awal pertemuan konseling kelompok realita. Pada tahap

keterlibatan pemberi layanan (penulis) memperkenalkan diri duntuk membangun

suatu keakraban antara konselor dengan anggota kelompok. pemberi layanan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

37

menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan konseling

kelompok.

Dalam sesi keterlibatan ini konselor mengajak anggota kelompok untuk

bermain, agar kelompok semakin bersemangat mengikuti layanan.

b. Tahap Fokus Pada Perilaku Saat Ini

Disini konselor menjelaskan arti, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan

konseling kelompok, menyepakati kontrak waktu serta memberi motivasi kepada

anggota kelompok agar anggota kelompok merasa diterima dan bisa lebih terbuka

dalam menyampaikan permasalahan terkait dengan self efficacy.

Dalam tahap ini, konselor menegaskan kembali kepada anggota kelompok

untuk fokus pada permasalahan yang akan dibahas karena ini baru pertama

kalinya anggota kelompok mengikuti layanan konseling kelompok. Penulis juga

menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

c. Tahap Evaluasi Perilaku

Tahap ini diawali dengan konselor menyampaikan kepada anggota kelompok

bahwa permasalahan yang dibahas adalah self efficacy. Konselor mengajak

anggota kelompok untuk menyampaikan permasalahan secara bergantian, dan dari

permasalahan-permasalahan yang ada kemudian secara bersama-sama

mengevaluasi setiap permasalahan yang telah disampaikan. Pada dasarnya

permasalahan anggota kelompok sama, namun anggota kelompok sepakat untuk

membahas permasalahan . Selama ini AG selalu memiliki self efficacy yang

rendah dalam mengerjakan tugas. Menurut AG di kelas teman-temannya lebih

pintar dan AG merasa tidak ada apa-apa dibanding teman-teman. Anggota

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

38

kelompok mengajak anggota kelompok yang lain untuk menilai/evaluasi

permasalahan AG. Secara bergantian anggota kelompok yang lain memberikan

tanggapan, pertanyaan, dan masukan kepada AG.

d. Tahap Perencanaan dan Tindakan

Dalam tahap ini, konselor mempersilahkan anggota lain ataupun Ag

mengenai pembuatan suatu rencana ataupun tindakan yang akan dilakukan

selanjutnya mengenai permasalahan tersebut.

e. Tahap Komitmen

Pada tahap komitmen, konselor dan anggota kelompok bertanya terhadap AG

apa yang harus dilakukan dan harus bisa komitmen dengan keputusan yang

diambil untuk penyelesaian masalah tersebut. Dan konselor juga bertanya adakah

kendala jika nanti AG berkomitmen akan solusi permasalahannya ini.

f. Tahap Penolakan untuk Menerima Alasan

Dalam tahap ini, AG dihadapkan dalam permasalahannya dengan

komitmennya, dimana mengalami identitas kegagalan, tahap ini AG harus bisa

menerima identitas gagalnya dengan alasan adanya suatu alasan tertentu yang

membuat identitas gagal.

g. Tidak ada hukuman

Konselor disini menjelaskan pada anggota kelompok mengenai permasalahan

AG yang menolak identitas gagal, dengan mempersilahkan anggota kelompok lain

menanggapi tahap yang sebelumnya dan konselor menjelaskan pada anggota

kelompok bahwasanya setiap kegagalan itu atau kesalahan tidak harus dengan

suatu hukuman. Kemudian dengan itu AG dan anggota kelompok lainnya bisa

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

39

berkomitmen dan mengevaluasi dari tahap-tahap sebelumnya yang ada pada sesi

konseling.

h. Penolakan untuk Menyerah

Konselor membantu anggota kelompok dengan sikap menolak untuk

menyerah dan menantang mereka dalam menemukan cara keyakinan diri pada

anggota kelompok. Anggota kelompok menaggapi dan mereka mempunyai

perubahan dalam menanggapi masalah di tahap awal sampai terakhir.

Penulis menjelaskan bahwa sesi pertama akan segera diakhiri. Penulis

mengajak anggota kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung.

Penulis juga menjelaskan rencana layanan sesi selanjutnya dan menutupnya

dengan doa.

Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terdapat respon

anggota kelompok, diketahui bahwa antusais anggota kelompok sangat tinggi,

dibuktikan dengan terbukanya anggota kelompok dalam mengungkapkan

permasalahan maupun menanggapi permasalahan yang ada. Dan melalui

pengungkapan masalah AG disini sebenarnya secara tidak langsung anggota

kelompok yang lain juga tertolong, karena hampir permasalahannya sama.

Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa, penulis menyimpulkan bahwa

melalui kegiatan konseling kelompok realita sesi pertama siswa dapat mengetahui

pentingnya self efficacy, dan siswa dapat memulainya sekarang. Layanan ini juga

dapat dikatakan berhasil karena siswa telah dapat mengetahui pentingnya self

efficacy.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

40

2. Pertemuan kedua hari Rabu, 16 Juli 2014

a. Tahap Keterlibatan

Sesi kedua dilaksanakan pada saat jam pulang sekolah, bertempat di ruang

osis. Pada tahap keterlibatan pemberi layanan (penulis) memperkenalkan diri lagi

untuk membangun suatu keakraban antara konselor dengan anggota kelompok.

pemberi layanan menjelaskan lagi mengenai pengertian, tujuan, asas, dan

prosedur dari kegiatan konseling kelompok.

b. Tahap Fokus Pada Perilaku Saat Ini

Dalam tahap ini, konselor menegaskan kembali kepada anggota kelompok

untuk fokus pada permasalahan yang akan dibahas dan anggota kelompok

mengikuti layanan konseling kelompok. Penulis juga menanyakan kesiapan

anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

c. Tahap Evaluasi Perilaku

Tahap ini diawali dengan konselor menyampaikan kepada anggota kelompok

bahwa permasalahan yang dibahas adalah salah satu masalah dari anggota

kelompok. Dari enam orang, diambil permasalahan AY. Pada dasarnya

permasalahan anggota kelompok sama, namun anggota kelompok sepakat untuk

membahas permasalahan AY. Selama ini AY sering memiliki optimisme yang

rendah akan self efficacy yang ia miliki. AY selalu down saat mengerjakan tugas

sekolah. Konselor mengajak anggota kelompok yang lain untuk menilai/evaluasi

permasalahan AY. Secara bergantian anggota kelompok yang lain memberikan

tanggapan, pertanyaan, dan masukan kepada AY.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

41

d. Tahap Perencanaan dan Tindakan

Dalam tahap ini, anggota kelompok lain memberikan masukan suatu tindakan

atau perencanaan mengenai permasalahan AY tersebut.

e. Tahap Komitmen

Pada tahap komitmen, konselor dan anggota kelompok bertanya terhadap AY

apa yang harus dilakukan dan apa bisa komitmen dengan keputusan yang diambil

atas permasalahannya. Dan konselor juga bertanya adakah kendala jika nanti AY

berkomitmen akan memiliki solusi dalam menghadapi masalah.

f. Tahap Penolakan untuk Menerima Alasan

AY dihadapkan dalam permasalahannya dengan komitmennya, dimana

mengalami identitas kegagalan, tahap ini AY harus bisa menerima identitas

gagalnya dengan alasan adanya suatu alasan tertentu yang membuat identitas

gagal.

g. Tidak ada hukuman

Konselor disini menjelaskan pada anggota kelompok mengenai permasalahan

AY yang menolak identitas gagal, dengan mempersilahkan anggota kelompok lain

menanggapi tahap yang sebelumnya dan konselor menjelaskan pada anggota

kelompok bahwasanya setiap kegagalan itu atau kesalahan tidak harus dengan

suatu hukuman. Kemudian dengan itu AY bisa berkomitmen dan mengevaluasi

dirinya dari tahap-tahap sebelumnya yang ada pada sesi konseling.

h. Penolakan untuk Menyerah

AY dengan sikap menolak untuk menyerah dan menantang dalam

menemukan cara meningkatkan optmisme pada anggota kelompok. Anggota

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

42

kelompok menaggapi dan AY dapat melakukan perubahan dalam menanggapi

masalah di tahap awal sampai terakhir.

Penulis menjelaskan bahwa sesi kedua akan segera diakhiri. Penulis

mengajak anggota kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung.

Penulis juga menjelaskan rencana layanan sesi selanjutnya dan menutupnya

dengan doa.

Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terdapat respon

anggota kelompok, diketahui bahwa antusais anggota kelompok sangat tinggi,

dibuktikan dengan terbukanya anggota kelompok dalam mengungkapkan

permasalahan maupun menanggapi permasalahan yang ada. Dan melalui

pengungkapan masalah AY disini sebenarnya secara tidak langsung anggota

kelompok yang lain juga tertolong, karena rata-rata permasalahan yang dihadapi

sama.

Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa, penulis menyimpulkan bahwa

melalui kegiatan konseling kelompok realita sesi kedua siswa dapat mengetahui

pentingnya meningkatkan optimisme pada self efficacynya, dan siswa dapat

memulainya sekarang. Layanan ini juga dapat dikatakan berhasil karena siswa

telah dapat mengetahui pentingnya meningkatkan optimisme akan self efficacy

yang ia miliki.

3. Pertemuan ketiga, Sabtu 19 Juli 2014

a. Tahap Keterlibatan

Sesi ketiga dilaksanakan pada saat sore sebelum buka puasa, bertempat di

suatu rumah makan. Ini merupakan sesi ketiga pertemuan konseling kelompok

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

43

realita. Pada tahap keterlibatan pemberi layanan (penulis) memperkenalkan diri

duntuk membangun suatu keakraban antara konselor dengan anggota kelompok.

pemberi layanan menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan

konseling kelompok.

b. Tahap Fokus Pada Perilaku Saat Ini

Konselor menyepakati kontrak waktu serta memberi motivasi kepada anggota

kelompok agar anggota kelompok merasa diterima dan bisa lebih terbuka dalam

menyampaikan permasalahan terkait dengan kemampuan dirinya dalam hal

akademik.

Dalam tahap ini, konselor menegaskan kembali kepada anggota kelompok

untuk fokus pada permasalahan yang akan dibahas dalam mengikuti layanan

konseling kelompok. Penulis juga menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk

mengikuti kegiatan selanjutnya.

c. Tahap Evaluasi Perilaku

Tahap ini diawali dengan konselor menyampaikan kepada anggota kelompok

bahwa permasalahan yang dibahas adalah kemampuan diri individu. Anggota

kelompok menyampaikan permasalahan secara bergantian, dan dari

permasalahan-permasalahan yang ada kemudian secara bersama-sama

mengevaluasi setiap permasalahan yang telah disampaikan. Kemudian dipilih satu

permasalah yaitu permasalahan yang dialami oleh RN yaitu tentang kemampuan

diri yang rendah akan akademik di sekolah.

d. Tahap Perencanaan dan Tindakan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

44

Dalam tahap ini, konselor mempersilahkan anggota lain ataupun RN

mengenai pembuatan suatu rencana ataupun tindakan yang akan dilakukan

selanjutnya mengenai permasalahan tersebut.

e. Tahap Komitmen

Pada tahap komitmen, konselor bertanya terhadap RN apa yang harus

dilakukan mengenai komitmen yang diambil untuk penyelesaian masalah tersebut.

Dan konselor juga bertanya adakah kendala jika nanti RN berkomitmen dan

akankah ada solusinya.

f. Tahap Penolakan untuk Menerima Alasan

Dalam tahap ini, RN dihadapkan dalam permasalahannya dengan

komitmennya, dimana mengalami identitas kegagalan, tahap ini RN harus bisa

menerima identitas gagalnya dengan alasan adanya suatu alasan tertentu yang ia

harus menerimanya.

g. Tidak ada hukuman

Konselor disini menjelaskan pada anggota kelompok mengenai permasalahan

RN yang menolak identitas gagal, dengan mempersilahkan anggota kelompok lain

menanggapi tahap yang sebelumnya dan konselor menjelaskan pada anggota

kelompok bahwasanya setiap kegagalan itu atau kesalahan tidak harus dengan

suatu hukuman. Kemudian dengan itu RN dan anggota kelompok lainnya bisa

berkomitmen dan mengevaluasi diri dari permasalahan di tahap-tahap

sebelumnya.

h. Penolakan untuk Menyerah

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

45

RN dengan sikap menolak untuk menyerah dan menantang dalam

menemukan solusi meningkatkan kemampuan dirinya yang rendah. Anggota

kelompok menaggapi dan RN dapat melakukan perubahan dengan terbukti ia

mampu menemukan solusi akan permasalahan yang di hadapinyaa.

Penulis menjelaskan bahwa sesi ketiga akan segera berakhir. Penulis

mengajak anggota kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung.

Penulis juga menjelaskan rencana layanan sesi selanjutnya dan menutupnya

dengan doa.

Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terdapat respon

anggota kelompok, diketahui bahwa antusais anggota kelompok sangat tinggi,

dibuktikan dengan terbukanya anggota kelompok dalam mengungkapkan

permasalahan maupun menanggapi permasalahan yang ada.

Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa, penulis menyimpulkan bahwa

melalui kegiatan konseling kelompok realita sesi ketiga siswa dapat mengetahui

pentingnya meningkatkan kemampuan diri dalam hal akademik, dan siswa dapat

memulainya sekarang. Layanan ini juga dapat dikatakan berhasil karena siswa

telah dapat mengetahui pentingnya meningkatkan kemampuan diri individu dalam

akademik.

4. Pertemuan keempat, hari Senin 22 Juli 2014

a. Tahap Keterlibatan

Sesi keempat dilakukan pada saat di luar jam sekolah, bertempat di halaman

sekitar sekolah. Ini merupakan sesi keempat pertemuan konseling kelompok

realita. Pada tahap keterlibatan pemberi layanan (penulis) memperkenalkan diri

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

46

duntuk membangun suatu keakraban antara konselor dengan anggota kelompok.

pemberi layanan menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan

konseling kelompok.

b. Tahap Fokus Pada Perilaku Saat Ini

Disini konselor menjelaskan arti, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan

konseling kelompok, menyepakati kontrak waktu serta memberi motivasi kepada

anggota kelompok agar anggota kelompok merasa diterima dan bisa lebih terbuka

dalam menyampaikan permasalahan terkait dengan tingkat kemampuan diri

mengatasi suatu masalah.

Dalam tahap ini, konselor menegaskan kembali kepada anggota kelompok

untuk fokus pada permasalahan yang akan dibahas. Penulis juga menanyakan

kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

c. Tahap Evaluasi Perilaku

Tahap ini diawali dengan konselor menyampaikan kepada anggota kelompok

bahwa permasalahan yang dibahas adalah mengenai tingkat kemampuan individu

dalam mengatasi suatu masalah. Konselor mengajak anggota kelompok untuk

menyampaikan permasalahan secara bergantian, dan dari permasalahan-

permasalahan yang ada kemudian secara bersama-sama mengevaluasi setiap

permasalahan yang telah disampaikan. Kemudian dipilih permasalahan yang

dialami oleh AN. AN selalu tidak bisa mengatasi permasalahannya, tidak

mempunyai keyakinan diri dalam mengatasi masalahnya, akibatnya dia tidak

pernah bisa menyelesaikan masalahnya. Secara bergantian anggota kelompok

yang lain memberikan tanggapan, pertanyaan, dan masukan kepada AN.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

47

d. Tahap Perencanaan dan Tindakan

Dalam tahap ini, konselor mempersilahkan AN mengenai pembuatan suatu

rencana ataupun tindakan yang akan dilakukan selanjutnya mengenai

permasalahan yang dihadapi tersebut.

e. Tahap Komitmen

Pada tahap komitmen, konselor dan anggota kelompok bertanya terhadap AN

apa yang harus dilakukan dan harus bisa komitmen dengan keputusan yang

diambil untuk penyelesaian masalah tersebut. Dan konselor juga bertanya adakah

kendala jika nanti AN berkomitmen akankah AN memiliki solusi untuk

menyelesaikan permasalahannya.

f. Tahap Penolakan untuk Menerima Alasan

Dalam tahap ini, AN dihadapkan dalam permasalahannya dengan

komitmennya, dimana mengalami identitas kegagalan, tahap ini AN harus bisa

menerima identitas gagalnya dengan alasan adanya suatu alasan tertentu yang

membuat identitas gagal. Jadi AN disuruh untuk bisa menerima alasan.

g. Tidak ada hukuman

Konselor disini menjelaskan pada anggota kelompok mengenai permasalahan

AN yang menolak identitas gagal, dengan mempersilahkan anggota kelompok lain

menanggapi tahap yang sebelumnya dan konselor menjelaskan pada anggota

kelompok bahwasanya setiap kegagalan itu atau kesalahan tidak harus dengan

suatu hukuman. Kemudian dengan itu AN dan anggota kelompok lainnya bisa

berkomitmen dan mengevaluasi diri dari tahap-tahap sebelumnya yang telah

terjadi.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

48

h. Penolakan untuk Menyerah

Konselor membantu anggota kelompok dengan sikap menolak untuk

menyerah dan menantang mereka dalam menemukan keyakinan diri dalam

kemampuan nya menyelesaikan suatu masalah. Anggota kelompok menaggapi

dan AN kemudian mempunyai perubahan dan mengambil solusi setelah

melakukan sesi konseling.

Penulis menjelaskan bahwa sesi keempat akan segera diakhiri. Penulis

mengajak anggota kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung dan

kemudian menutup kegiatan dengan doa.

Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terdapat respon

anggota kelompok, diketahui bahwa antusais anggota kelompok tinggi, dibuktikan

dengan terbukanya anggota kelompok dalam mengungkapkan permasalahan

maupun menanggapi permasalahan yang ada.

Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa, penulis menyimpulkan bahwa

melalui kegiatan konseling kelompok realita sesi keempat siswa dapat

mengetahui pentingnya meningkatkan kemampuan diri dalam mengatasi masalah,

dan siswa dapat memulainya sekarang. Layanan ini juga dapat dikatakan berhasil

karena siswa telah dapat mengetahui pentingnya meningkatkan kemampaun diri

mengatasi suatu permasalahan dengan keyakinan diri yang tinggi.

5. Pertemuan kelima hari Minggu, 27 Juli 2014

a. Tahap Keterlibatan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

49

Sesi kelima dilaksanakan pada saat jam pelajaran BK, bertempat di ruang

osis. Pada tahap keterlibatan pemberi layanan menjelaskan pengertian, tujuan,

asas, dan prosedur dari kegiatan konseling kelompok.

b. Tahap Fokus Pada Perilaku Saat Ini

Konselor dan anggota kelompok menyepakati kontrak waktu serta memberi

motivasi kepada anggota kelompok agar anggota kelompok merasa diterima dan

bisa lebih terbuka dalam menyampaikan permasalahan terkait dengan kemampuan

mengevaluasi diri.

Dalam tahap ini, konselor menegaskan kembali kepada anggota kelompok

untuk fokus pada permasalahan yang akan dibahas dan anggota kelompok

mengikuti layanan konseling kelompok. Penulis juga menanyakan kesiapan

anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

c. Tahap Evaluasi Perilaku

Tahap ini diawali dengan konselor menyampaikan kepada anggota kelompok

bahwa permasalahan yang dibahas adalah mengevaluasi diri. Konselor mengajak

anggota kelompok untuk menyampaikan permasalahan secara bergantian, dan dari

permasalahan-permasalahan yang ada kemudian secara bersama-sama

mengevaluasi setiap permasalahan yang telah disampaikan. Kemudian memilih

salah satu anggota kelompok yaitu HM. Ia mempunya permasalahan dalam

mengevaluasi dirinya, karena bisa dikatanan HM tidak memiliki keyakinan diri

yang rendah untuk mengevaluasi dirinya. Anggota kelompok mengajak anggota

kelompok yang lain untuk menilai/evaluasi permasalahan HM. Secara bergantian

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

50

anggota kelompok yang lain memberikan tanggapan, pertanyaan, dan masukan

kepada HM.

d. Tahap Perencanaan dan Tindakan

Dalam tahap ini, konselor mempersilahkan anggota lain untuk menanggapi

atau memberikan mengenai pembuatan suatu rencana ataupun tindakan yang akan

dilakukan selanjutnya sesuai permasalahan HM.

e. Tahap Komitmen

Pada tahap komitmen, konselor dan anggota kelompok bertanya terhadap HM

apa yang harus dilakukan dan harus bisa komitmen dengan keputusan yang

diambil untuk penyelesaian masalah tersebut. Dan konselor juga bertanya adakah

kendala jika nanti HM berkomitmen akankah HM memiliki solusi dalam

komitmennya itu.

f. Tahap Penolakan untuk Menerima Alasan

Dalam tahap ini, HM dihadapkan dalam permasalahannya dengan

komitmennya, dimana mengalami identitas kegagalan, tHM harus bisa menerima

identitas gagalnya dengan alasan adanya suatu alasan tertentu yang membuat

identitas gagal. Dan HM dilatih untuk bisa menerima identitas kegagalan tersebut.

g. Tidak ada hukuman

Konselor disini menjelaskan pada anggota kelompok mengenai permasalahan

HM yang menolak identitas gagal, dengan mempersilahkan anggota kelompok

lain menanggapi tahap yang sebelumnya dan konselor menjelaskan pada anggota

kelompok bahwasanya setiap kegagalan itu atau kesalahan tidak harus dengan

suatu hukuman. Kemudian dengan itu HM dan anggota kelompok lainnya bisa

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

51

berkomitmen dan mengevaluasi dari tahap-tahap sebelumnya yang ada pada sesi

konseling.

h. Penolakan untuk Menyerah

Konselor membantu anggota kelompok dengan sikap menolak untuk

menyerah dan menantang HM dalam menemukan keyakinan diri dalam

mengevaluasi dirinya. Anggota kelompok menaggapi dan mpada akhirnya HM

mempunyai perubahan dalam menanggapi masalah dan mendapatkan solusi

pemecahan masalah.

Penulis menjelaskan bahwa sesi kelima akan berakhir. Penulis mengajak

anggota kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung. Berdasarkan

hasil penilaian proses berupa observasi penulis terdapat respon anggota kelompok,

diketahui bahwa antusais anggota kelompok tinggi, dibuktikan dengan terbukanya

anggota kelompok dalam mengungkapkan permasalahan maupun menanggapi

permasalahan yang ada.

Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa, penulis menyimpulkan bahwa

melalui kegiatan konseling kelompok realita sesi kelima siswa dapat mengetahui

pentingnya self efficacy uuntuk meningkatkan kemampuan dalam mengevaluasi

diri dan siswa dapat memulainya sekarang.

6. Pertemuan keenam hari Sabtu, 2 Agustus 2014

a. Tahap Keterlibatan

Sesi keenam ini dilaksanakan pada saat jam pelajaran Matematika, dimana

sebelumnya sudah diperssilahkan guru matematika, bertempat di ruang osis. Ini

merupakan sesi terakhir pertemuan konseling kelompok realita. Pada tahap

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

52

keterlibatan pemberi layanan (penulis) memperkenalkan diri duntuk membangun

suatu keakraban lagi antara konselor dengan anggota kelompok. pemberi layanan

menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan konseling

kelompok.

Dalam sesi keterlibatan ini konselor mengajak anggota kelompok untuk

bermain, agar kelompok semakin bersemangat mengikuti layanan.

b. Tahap Fokus Pada Perilaku Saat Ini

Disini konselor menjelaskan arti, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan

konseling kelompok, menyepakati kontrak waktu serta memberi motivasi kepada

anggota kelompok agar anggota kelompok merasa diterima dan bisa lebih terbuka

dalam menyampaikan permasalahan terkait dengan self efficacy untuk

meningkatkan harapan individu.

Dalam tahap ini, konselor menegaskan kembali kepada anggota kelompok

untuk fokus pada permasalahan yang akan dibahas Penulis juga menanyakan

kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

c. Tahap Evaluasi Perilaku

Tahap ini diawali dengan konselor menyampaikan kepada anggota kelompok

bahwa permasalahan yang dibahas adalah self efficacy untuk meningngkatkan

suatu harapan dalm diri individu. Konselor mengajak anggota kelompok untuk

menyampaikan permasalahan secara bergantian, dan dari permasalahan-

permasalahan yang ada kemudian secara bersama-sama mengevaluasi setiap

permasalahan yang telah disampaikan. Kemudian dibahaslah masalah BR yang

Pada dasarnya permasalahan anggota kelompok sama, namun BR lebih mendekati

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

53

ke topik bahasan. Konselor mengajak anggota kelompok yang lain untuk

menilai/evaluasi permasalahan BR. Secara bergantian anggota kelompok yang

lain memberikan tanggapan, pertanyaan, dan masukan kepada BR.

d. Tahap Perencanaan dan Tindakan

Dalam tahap ini, konselor mempersilahkan anggota lain ataupun BR

mengenai pembuatan suatu rencana ataupun tindakan yang akan dilakukan

selanjutnya mengenai permasalahan tersebut.

e. Tahap Komitmen

Pada tahap komitmen, konselor dan anggota kelompok bertanya terhadap BR

apa yang harus dilakukan dan harus bisa komitmen dengan keputusan yang

diambil untuk penyelesaian masalah tersebut. Dan konselor juga bertanya adakah

kendala jika nanti BR berkomitmen akankah BR sudah mempunyai solusi

permasalahannya.

f. Tahap Penolakan untuk Menerima Alasan

Dalam tahap ini, BR dihadapkan dalam permasalahannya dengan

komitmennya, dimana mengalami identitas kegagalan, tahap ini BR harus bisa

menerima identitas gagalnya dengan alasan adanya suatu alasan tertentu yang

membuat identitas gagal.

g. Tidak ada hukuman

Konselor disini menjelaskan pada anggota kelompok mengenai permasalahan

BR yang menolak identitas gagal, dengan mempersilahkan anggota kelompok lain

menanggapi tahap yang sebelumnya dan konselor menjelaskan pada anggota

kelompok bahwasanya setiap kegagalan itu atau kesalahan tidak harus dengan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

54

suatu hukuman. Kemudian dengan itu BR dan anggota kelompok lainnya bisa

berkomitmen dan mengevaluasi dari tahap-tahap sebelumnya yang ada pada sesi

konseling.

h. Penolakan untuk Menyerah

Konselor membantu anggota kelompok dengan sikap menolak untuk

menyerah dan menantang mereka dalam menemukan cara keyakinan diri pada

anggota kelompok. Anggota kelompok menaggapi dan mereka mempunyai

perubahan dalam menanggapi masalah di tahap awal sampai terakhir.

Penulis menjelaskan bahwa sesi keenam akan segera diakhiri. Penulis

mengajak anggota kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung.

Penulis juga menjelaskan rencana layanan sesi selanjutnya dan menutupnya

dengan doa.

Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terdapat respon

anggota kelompok, diketahui bahwa antusais anggota kelompok sangat tinggi,

dibuktikan dengan terbukanya anggota kelompok dalam mengungkapkan

permasalahan maupun menanggapi permasalahan yang ada.

Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa, penulis menyimpulkan bahwa

melalui kegiatan konseling kelompok realita sesi pertama siswa dapat mengetahui

pentingnya self efficacy dalam upaya meningkatkan atau menumbuhkan suatu

harapan individu. Layanan ini juga dapat dikatakan berhasil karena siswa telah

dapat mengetahui pentingnya self efficacy dalam upaya meningkatkan suatu

harapan individu.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

55

4.2.4 Test Akhir (Post test)

Post test dilaksanakan pada 04 Agustus 2014 dengan menyebarkan skala

self efficacy yang berjumlah 37 item pernyataan pada subjek penelitian, yaitu 12

siswa kelas IX A SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro. Enam siswa pada

kelompok eksperimen dan enam siswa pada kelompok kontrol. Tabel 4.4 di

bawah ini akan dijelaskan mengenai skor pre test dan post test skala self efficacy

kelompok eksperimen.

Tabel 4.4 Hasil pre test dan post test skala self efficacy kelompok eksperimen

Pre Test Post Test

No. Nama Skor Kategori No. Nama Skor Kategori

1 AG 69 Rendah 1 AG 82 Sedang

2 AY 67 Rendah 2 AY 94 Sedang

3 RN 58 Sangat

Rendah

3 RN 107 Tinggi

4 AN 52 Sangat

Rendah

4 AN 87 Sedang

5 HM 74 Rendah 5 HM 99 Sedang

6 BR 72 Rendah 6 BR 89 Sedang

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa terdapat peningkatan skor skala self

efficacy masing-masing subjek penelitian pada kelompok eksperimen. Skor skala

self efficacy pre test kelompok eksperimen menyatakan bahwa 6 subjek penelitian

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

56

merupakan siswa yang memiliki self efficacy rendah yaitu skor antara 59-80.

Sedangkan pada hasil post test skala self efficacy yang telah disebarkan, diketahui

bahwa skor skala self efficacy masing-masing siswa meningkat, yakni kedalam

kategori sedang yaitu skor 81-102, dan berkategori tinggi yaitu skor 103-124.

Hasil pre test dan post test kelompok eksperimen akan dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Analisis data menggunakan

Statistical Product and Service Solution for Windows (SPSS) versi 16.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Data Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pemberian layanan konseling kelompok

realita. Observasi dilakukan oleh pemberi layanan. Lembar observasi terlampir

pada setiap satuan layanan konseling kelompok realita, dan dari lembar observasi

tersebut dapat terlihat hasil observasi anggota kelompok atau siswa saat diberikan

layanan.

Tabel 4.5 merupakan lembar observasi oleh pemberi layanan pada saat

layanan konseling kelompok realita berlangsung, yakni pada sesi I, sesi II, sesi

IV, sesi V, sesi VI, sesi VII

Tabel 4.5 Tabel lembar observasi pemberi layanan sesi I, sesi II, sesi IV, sesi

V, sesi VI, sesi VII

Aspek yang diobservasi Sangat

Baik Baik

Cukup

Baik

Kurang

Baik

Antusias anggota kelompok

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

57

Partisipasi anggota kelompok

Respon anggota kelompok

Kelancaran layanan

Suasana layanan

Catatan khusus :

Berdasarkan hasil lembar observasi layanan konseling kelompok realita

oleh pemberi layanan pada sesi I, sesi II, sesi IV, sesi V, sesi VI, sesi VII dapat

disimpulkan bahwa pada aspek antusias anggota kelompok, partisipasi anggota

kelompok, serta respon anggota kelompok termasuk ke dalam kategori sangat

baik, dan untuk aspek kelancaran layanan dan suasana layanan termasuk ke dalam

kategori baik.

4.3.2 Analisis Data Skala Self Efficacy

Analisis data menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Data yang

dianalisis adalah data skor post test skala self efficacy pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

Tabel 4.6 merupakan perbandingan hasil post test skala self efficacy pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.6 Tabel perbandingan hasil post test skala self efficacy pada

kelompok eksperimen dan kelompok control

Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

No. Nama Skor No. Nama Skor

1 AG 82 1 ES 85

2 AY 94 2 GZ 60

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

58

3 RN 107 3 DY 74

4 AN 87 4 BN 81

5 HM 99 5 ST 73

6 BR 89 6 GS 76

Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil post test skala

self efficacy pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji

menggunakan analisis data Mann Whithey.

Tabel 4.7 Hasil analisis data perbandingan hasil post test skala self efficacy

pada kelompok eksperimen dan kelompok control

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Skor kelompok eksperimen 6 9.33 56.00

kelompok kontrol 6 3.67 22.00

Total 12

Test Statisticsb

Skor

Mann-Whitney U 1.000

Wilcoxon W 22.000

Z -2.722

Asymp. Sig. (2-tailed) .006

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .004a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

59

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa

terdapat perbedaan antara mean rank kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol. Setelah diberikan treatment berupa konseling kelompok realita pada

kelompok eksperimen, mean rank hasil skala self efficacy pada kelompok

eksperimen sebesar 9.33. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak

mendapatkan treatment berupa konseling kelompok realita, mean rank hasil skala

self efficacy pada kelompok kontrol sebesar 3.67. Sehingga, mean rank hasil skala

self efficacy kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan mean rank hasil

skala self efficacy kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara hasil self efficacy kelompok eksperimen dengan hasil skala self

efficacy kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig (2-

tailed) sebesar 0.006 < 0.050.

Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post

test skala self efficacy yang diuji menggunakan analisis data Mann Whitney.

Tabel 4.8 Hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test skala

self efficacy pada kelompok eksperimen

Ranks

Skor N Mean Rank Sum of Ranks

Total Pretest 6 3.50 21.00

post test 6 9.50 57.00

Total 12

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

60

Test Statisticsb

Total

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.882

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: skor

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa

terdapat perbedaan antara mean rank hasil pre test dan post test skala self efficacy

pada kelompok eksperimen. Mean rank hasil pre test skala self efficacy adalah

3.50, sedangkan mean rank post test skala self efficacy adalah 9.50. Mean rank

hasil post test skala self efficacy lebih besar dibanding hasil pre test skala self

efficacy pada kelompok eksperimen.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test skala self efficacy

pada kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig (2-

tailed) hasil analisis berjumlah 0.004 < 0.050.

4.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan penulis adalah ada peningkatan yang signifikan

dalam self efficacy pada siswa kelas IX A SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro.

Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil post test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

61

tailed) sebesar 0.006 < 0.050 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan

antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu,

ada peningkatan self efficacy yang signifikan, dibuktikan dengan hasil analisis

data hasil pre test dan post test kelompok eksperimen dengan hasil Asymp Sig (2-

tailed) 0.004 < 0.050 sehingga dinyatakan signifikan. Berdasarkan hasil analisis

data tersebut maka hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima.

4.5 Pembahasan

Treatment dilaksanakan dalam 7 sesi pertemuan. 1 sesi untuk evaluasi dan

post test dan 6 sesi untuk layanan konseling kelompok realita. Pembahasan

permasalahan dalam konseling berdasarkan aspek-aspek self efficacy menurut

Bandura. Aspek-aspek self efficacy yaitu: (a) outcome expectancy. (b) efficacy

expectancy, (c) outcome value.

Setelah ketujuh sesi dilaksanakan, penulis menyebarkan skala self efficacy

kepada kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

sebagai post test. Hasil post test akan menjadi pembanding antara kedua

kelompok tersebut.

Berdasarkan hasil post test, diketahui bahwa terjadi peningkatan self

efficacy yang signifikan pada kelompok eksperimen. Hal tersebut diketahui dari

hasil analisis data skor pre test dan post test pada kelompok eksperimen.

Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan yang signifikan.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5535/5/T1_132010068_BAB IV.pdf · kepada bagian Tata Usaha Program Studi Bimbingan

62

Dengan demikian, layanan konseling kelompok realita dapat

meningkatkan self efficacy siswa kelas IX A SMP Muhammadiyah 5

Wonosegoro.