bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...
TRANSCRIPT
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
dalam proses penelitian. Selain menjelaskan tentang deskripsi pra siklus, deskripsi
hasil siklus I, dan deskripsi hasil siklus II, perbandingan penelitian pra siklus,
siklus I, dan siklus II. Pembahasan lebih lanjut tentang hasil penelitian sebagai
berikut :
4.1 Deskripsi Pra Siklus
Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas
4 SDN Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran
2016/2017” dilakukan di kelas 4 SDN Candisari 01 Kecamatan Ampel dengan
jumlah siswa 25 anak yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan. Proses penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Berdasarkan data
yang telah diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan sebelum dilakukannya
tindakan penelitian, diperoleh daftar hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
yang dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus
Nilai Jumlah Siswa Presentase% Keterangan
<70 14 56% Tidak Tuntas
≥70 11 44% Tuntas
Jumlah 25 100%
Nilai rata-rata 67,88
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 48
Hasil belajar siswa pra siklus yang terdapat pada tabel 4.1 terlihat bahwa
sebelum diadakan tindakan hanya ada 11 orang siswa yang tuntas dalam mata
pelajaran IPA dengan nilai ≥70 dengan presentase 44%. Sementara 14 orang
belum mendapatkan nilai tuntas pada pembelajaran IPA dengan nilai <70 dengan
39
presentase 56%. Dari data yang terdapat pada tabel terdapat pula kesenjangan
yang cukup besar antara siswa dengan nilai tertinggi yaitu dengan nilai 85 dan
siswa yang mendapatkan nilai terendah yakni 48.
Hasil belajar yang rendah terjadi di siswa kelas 4 SDN Candisari 01
disebabkan karena dalam merencanakan kegiatan pembelajaran guru tidak
membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sehingga proses
pembelajaran yang dilaksanakan kurang terencana dan tersusun dengan baik. Di
awal kegiatan pembelajaran guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan. Saat pembelajaran berlangsung kegiatan pembelajaran lebih
didominasi oleh guru dimana guru menjadi sumber dalam belajar sementara siswa
kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran
yang disampaikan guru bersumber dari buku pegangan BSE (Buku Sekolah
Elektronik) dan LKS (lembar Kerja Siswa) saja tanpa adanya sumber tambahan
yang lain. Dalam proses pembelajaran IPA seperti yang terjadi di SDN Candisari
01 terdapat beberapa permasalahan dalam proses belajar mengajar diantaranya
pertukaran informas hanya bersifat informatif tanpa adanya pemahaman yang
lebih mendalam dari siswa, guru kurang meningkatkan peran aktif siswa dalam
kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun dalam pembelajaran secara
kelompok.
Hasil belajar siswa yang terdapat dalam kegiatan pra siklus, maka akan
dijadikan sebagai sampel dalam kegiatan penelitian dengan menggunakan
penerapan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA
di kelas 4 SDN Candisari 01.
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan
Problem Based Learning Siklus I
4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak 2 pertemuan dengan
rencana peneliti akan berkolaborasi dengan guru kelas IV SDN Candisari 01
untuk menentukan materi pelajaran IPA yang akan diajarkan kepada para siswa
40
dan juga didalam proses pelaksanaan kegiatan pada siklus I. Setelah peneliti dan
guru menentukan materi yang akan digunakan maka kegiatan selanjutnya adalah
menentukan kompetensi dasar yaitu “Mengidentifikasi wujud benda padat, cair,
dan gas memiliki sifat tertentu” dan “Mendeskripsikan terjadinya perubahan
wujud cair padat cair; cair gas cair; padat gas” yang sesuai dengan
materi yang diajarkan dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).
Siklus I ini dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan dengan alokasi waktu yang
adalah 35 menit pada setiap pertemuan. Sebelum dilakukan kegiatan mengajar
guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan materi “Benda
dan Sifatnya”, serta mempersiapkan alat atau media yang dibutuhkan dalam
kegiatan pembelajaran. Peneliti juga mempersiapakan lembar observasi yang
digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran
yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning
(PBL).
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan untuk siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan, pada
pertemuan ke 1 dilakukan pada hari senin tanggal 5 Desember 2016 dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit dan pertemuan ke 2 dilakukan pada hari selasa tanggal
6 Desember 2016 dengan alokasi 2 x 35 menit. Kegiaran yang dilakukan pada
pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 dengan rincian sebagai berikut :
1. Pertemuan 1
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yakni penyusunan perangkat
pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang
pengertian wujud benda padat, cair, dan gas, dan sifat-sifat benda padat, cair, dan
gas serta mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran antara
lain materi pembelajaran, peta konsep, lembar kerja permasalahan, lembar
observasi pelaksanaan RPP. Pada tahap Problem Based Learning yang pertama
41
adalah Orientasi permasalahan pada siswa yaitu guru harus mengajak siswa untuk
berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, memeriksa kehadiran
siswa.
Pada kegiatan inti guru bertanya kepada siswa yaitu: “Apakah kalian tahu
benda padat, cair dan gas itu??” dan “Apa sajakah yang termasuk didalamnya?”.
Langkah selanjutnya guru menjelaskan wujud dan sifat-sifat benda padat, cair,
dan gas dengan menggunakan peta konsep yang ditempelkan dipapan tulis.
Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar
informasi dan pendapat dengan teman yang lainnya untuk proses pengumpulan
data dan proses pemecahan masalah yang berkaitan dengan wujud dan sifat benda
gas, cair, dan padat. Pada tahap Problem Based Learning yang ke dua
mengorganisasi siswa untuk belajar yakni guru membagi kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 4 siswa untuk berdiskusi dan pemecahan masalah
soal yang telah diberikan sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan.
Pada tahap Problem Based Learning yang ke tiga membimbing pengalaman
individual/ kelompok yakni guru membimbing siswa dalam pengumpulan
informasi yang sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh guru.
Selanjutnya, pada tahap Problem Based learning yang ke empat yaitu
mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan cara siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan mempersilahkan kelompok
lain menanggapi hasil presentasi. Pada tahap kelima menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah guru membahas penyelesaian dan
memberikan saran perbaikan kepada hasil presentasi yang telah disampaikan oleh
kelompok yang maju kedepan kelas. Pada kegiatan akhir guru mengajak siswa
untuk melakukan refleksi pembelajaran dan meminta siswa untuk belajar
dirumah.
2. Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I pertemuan ke 2 tidak
berbeda jauh dengan pertemuan ke 1 yakni guru mempersiapkan RPP tentang
42
perubahan wujud benda padat, benda cair, dan benda gas. Media yang digunakan
yaitu peta konsep, lembar permasalahan, soal evaluasi, dan lembar observasi.
Sebelum memulai proses pembelajaran pada tahap Problem Based Learning yang
pertama orientasi siswa pada masalah yaitu guru mengajak siswa untuk berdoa
menurut agama dan kepercayaan masing-masing, memeriksa kehadiran siswa.
Kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang sifat benda padat, benda cair,
dan benda gas yang merupakan kelanjutan dari materi pada pertemuan
sebelumnya. Setelah itu, guru melanjutkan materi tentang perubahan wujud benda
padat, benda cair, dan benda gas yaitu membeku, menyublim, mengembun,
mengkristal, mencair. Pada tahap ke dua mengorganisasi siswa untuk belajar
dengan cara guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok sesuai dengan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu
masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Masing-masing kelompok siswa
diberikan lembar kerja permasalahan yang didalamnya terdapat soal yang
berkaitan dengan pengetahuan perubahan wujud benda padat, benda cair, dan
benda gas. Selanjutnya, pada tahap ke tiga membimbing pengalaman individual/
kelompok yaitu guru mengamati siswa dalam mengerjakan soal diskusi yang
berkaitan dengan perubahan wujud benda padat, benda cair, dan benda gas.
Tahap ke empat mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan cara
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil dari
diskusi dengan kelompoknya, dan kelompok lain diperbolehkan untuk
menanggapi hasil presentasi yang di bacakan kedepan kelas. Kemudian, tahap ke
lima dari Problem Based Learning menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah dengan cara guru membahas penyelesaian masalah yang
diberikan oleh siswa, dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang
telah disampaikan didepan kelas. Setelah itu guru memberikan soal evaluasi
kepada siswa untuk mengukur tingkat pemahaman terhadap materi.
43
Kegiatan akhir guru memberikan refleksi terhadap pelajaran yang sudah
dipelajari, dan meminta siswa untuk mengeluarkan pendapat tentang apa saja yang
sudah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
4.2.3 Hasil Observasi Siklus I
Selama melakukan proses pembelajaran pada siklus I, semua kegiatan yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa diamati oleh observer kolaborasi dengan
peneliti menggunakan lembar observasi guru yang telah disesuaikan dengan
materi pembelajaran IPA Wujud benda dan sifatnya, dan juga sudah
menggunakanpendekatan Problem Based Learning (PBL). Hasil observasi
kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat
dilihat sebagai berikut :
1. Pertemuan I
Selama tindakan siklus I pertemuan ke 1 berlangsung, peneliti dan observer
berkolaborasi mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari pra pembelajaran,
kegiatan inti, hingga kegiatan penutup sesuai dengan tahap-tahap Problem Based
Learning secara runtut. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar
observasi aktivitas guru dan juga lembar aktivitas siswa. Dalam memulai
pembelajaran guru sudah memberikan permasalahan dengan baik karena sudah
menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga
permasalahan yang diberikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Dalam
kegiatan inti guru sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak
dan, siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir,
guru sudah melakukan refleksi.
Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar
dengan baik yakni dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar
sekolah. Penggunaan media pembelajaran dilaksanakan secara efektif dan efisien
karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatn media
pembelajaran. Hasil dari lembar observasi siswa, pada pra pembelajaran siswa
44
sudah berada ditempat duduknya, dan siap untuk menerima pembelajaran. Pada
kegiatan awal siswa sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik.
Pada kegiatan inti terdapat beberapa interaksi positif antara siswa dan guru.
Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi
yang disajikan dan siswa semakin jelas dengan materi yang diajarkan.
Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan lembar
observasi guru antara lain yakni guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran
yang dilakukan, tidak adanya pemberian motivasi, guru belum membimbing siswa
untuk membuat rangkuman simpulan, serta belum memberikan tugas atau
pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut di kegiatan akhir.
Hasil dari aktivtas siswa adalah ada beberapa tindakan yang belum dilakukan
oleh siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan selanjutnya.
Pengamatan yang berdasarkan lembar observasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran siswa belum mendapatkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran
yang akan dilakukan, dalam kegiatan mengerjakan tugas dari guru masih ada
siswa yang belum berpartisipasi dengan aktif dan baik kepada kelompoknya, serta
tidak mendengarkan penjelasn guru dengan baik, tidak semua kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, pada kegiatan akhir siswa belum ada
yang menjawab pertanyaan dari guru, dan belum membuat laporan yang berupa
rangkuman dari hasil kerja kelompok dan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada
pertemuan selanjutnya adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan
tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut
diantaranya peneliti dengan guru berdiskusi bersama mengenai kelemahan-
kelemahan selama pembelajaran, hasil dari diskusi antara lain yaitu penyampaian
tujuan pembelajaran, adanya motivasi agar siswa berpartisipasi aktif dengan baik
kepada kelompoknya, adanya perbaikan semua kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya, dan adanya tindak lanjut berupa pekerjaan rumah, dan
mampu mendorong siswa untuk membuat rangkuman.
45
2. Pertemuan II
Hasil dari lembar observasi aktivitas guru pada pelaksanaan pembelajaran
guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai denga langkah-langkah
Problem Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan
awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir guru sudah memberikan apersepsi
dengan baik, dan mampu memberikan permasalahan dengan baik karena guru
menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga
permasalahan dapat dipahami oleh siswa dengan mudah. Dalam kegiatan inti guru
juga sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak. Dalam
kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan dengan tekun dan
tenang, guru juga sudah melakukan refleksi, memberikan motivasi, meluruskan
kesalahpahaman dan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah kepada
siswa.
Pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar
dengan baik yakni dari materi yang sudah disediakan dan lingkungan sekitar
sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilaksanakan secara efektif dan
efisien karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media
pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian akhir guru sudah memberikan tindak
lanjut berupa pekerjaa rumah.
Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah
menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa
mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti terdapat
beberapa interaksi positif antara beberapa siswa dengan guru. Pada pelaksanaan
strategi pembelajaran siswa sudah termotivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik
terhadap materi yang disajikan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa
sudah berani mempresentasikan hasil belajar kelompoknya di depan kelas, dan
siswa sudah mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru sesuai dengan
46
alokasi waktu yang sudah ditentukan. Pada kegiatan penutup siswa melakukan
refleksi dan meluruskan kesalahpahaman bersama guru.
Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan ke 2 berlangsung, peneliti
bersama observer bekerja sama untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
sampai akhir. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi
aktivitas guru dan siswa. Hasil dari pengamatan di aktivitas guru ketika proses
pembelajaran berlangsung yaitu dalam menyampaikan tujuan kegiatan
pembelajaran belum terlaksana, dan guru belum membimbing siswa untuk
membuat rangkuman.
Hasil pengamatan dari lembar observasi siswa terdapat beberapa hal yang
belum dilakukan siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan di siklus
selanjutnya yaitu sama dengan pertemuan 1 siswa belum mendapatkan penjelasan
dari guru mengenai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan, dalam kegiatan
mengerjakan tugas kelompok siswa belum aktif dengan kelompoknya sehingga
siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru serta tidak membuat laporan yang
berupa rangkuman dari hasil diskusi kelompok dan hasil pembelajaran yanh telah
dilakukan.
Kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi kelemahan tersebut
agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki.usaha tersebut diantaranta
peneliti bersama guru berdiskusi mengenai kelemahan-kelemahan selama
pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya, adanya penyampaian tujuan
pembelajaran kepada siswa, membimbing siswa untuk membuat laporan yang
berupa rangkuman pembelajaran dan memantau siswa dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pada proses kegiatan belajar di
siklus I melalui dengan cara memberikan soal evaluasi secara tertulis kepada
siswa dengan butir soal pilihan ganda pada akhir pertemuan siklus I. dapat dilihat
hasil belajar siswa kelas IV SDN Candisari 01 menunjukkan bahwa ada beberapa
siswa yang memperoleh nilai <70 atau kurang dari standat minimal yang terdapat
47
dalam KKM. Dari 25 siswa terdapat 19 siswa yang memperoleh nilai ≥70, dan
ada 6 siswa yang memperoleh nilai <70.
Dari hasil belajar IPA siswa siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Hasil Belajar IPA Siswa Siklus I
Jumlah Siswa Presentase % Keterangan
<70 6 24% Tidak Tuntas
≥70 19 76% Tuntas
Jumlah 25 100%
Nilai rata-rata 73,4
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Data diatas pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA pada siklus I terdapat 6 siswa dengan presentase 24%
yang belum tuntas dengan nilai <70, kemudian terdapat 19 siswa dengan
presentase 76% yang sudah tuntas dengan nilai ≥ 70.
4.2.4 Refleksi Siklus 1
Seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran dilaksanakan di siklus I pertemuan
ke 1 dan pertemuan ke 2 kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah refleksi
tentang seluruh kegiatan yang dilakukan pada kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
refleksi mengacu pada seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
pembelajaran berlangsung diantaranya ialah hasil belajar siswa, hasil observasi
kegiatan mengajar guru, dan hasil observasi kegiatan belajar yang dilaksanakan
pada siklus I pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 tentang wujud dan perubahan
benda padat, benda cair, dan benda gas. Kegiatan ini dilaksanakan untuk bahan
perbaikan dengan membandingkan proses pembelajaran yang dilakukan sudah
sesuai dengan indikator yang ingin dicapai dalam penelitian. Refleksi pada siklus
I adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan 1
48
Hasil observasi kegiatan mengajar guru yang dilaksanakan pada siklus I
pertemuan ke 1 masih terdapat beberapa kekurangan dan belum sesuai dengan
indikator keberhasilan yang ingin dicapai peneliti, antara lain adalah guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, tidak adanya
pemberian motivasi kepada siswa, dan guru belum meluruskan kesalah pahaman
yang terjadi dan belum memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah tentang
materi yang diajarkan. Guru juga perlu meningkatkan keaktifan siswa dalam
mengerjakan tugas dan kegiatan bekerja secara kelompok, tidak ada yang salah
dengan pendekatan PBL hanya tetapi siswa belum terbiasa dengan pendekatan
yanga digunakan oleh guru maka dari itu mengakibatkan siswa kurang merespon
kegiatan proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar siswa di siklus I
pertemuan ke 1 bahwa ada beberapa yang belum dilakukan oleh siswa antara lain
adalah siswa belum mendapatkan penjelasan mengenai tujuan kegiatan
pembelajaran dari guru, kegiatan mengerjakan tugas dari guru masih ada siswa
yang belum berpartisipasi aktif dengan kelompoknya dan tidak mendengarkan
perintah yang diberikan oleh guru dengan baik. Kegiatan akhir pada pembelajaran
siswa tidak membuat rangkuman hasil pembelajaran tentang wujud benda padat,
benda cair, dan benda gas. Kekurangan yang dimiliki pada siklus I pertemuan ke 1
akan dijadikan acuan untuk memperbaiki proses belajar siswa dan perlu adanya
peningkatan pada pertemuan selanjutnya.
Tabel tentang aspek kegiatan yang belum dilaksanakan guru dan siswa sesuai
dengan lembar observasi siklus I pertemuan ke 1 dengan rincian (lampiran 16
halaman 117) sebagai berikut :
49
Tabel 4.3
Aspek kegiatan yang belum dilaksanakan pada Siklus I Pertemuan ke 1
Nomor
kegiatan Aspek Kegiatan
Penilaian
Ya Tidak
Guru
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. √
9. Kegiatan motivasi dan eksplorasi sesuai yang
direncakan dalam RPP. √
25. Membimbing siswa membuat rangkuman
kesimpulan pembelajaran. √
26. Memberikan pekerjaan rumah atau soal
latihan. √
Siswa
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika
menyampaikan tujuan pembelajran √
9. Melaksanakan kegiatan eksplorasi sesuai
petunjuk guru √
20. Semua kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya √
24. Siswa membuat laporan lembar kerja
kelompok berupa rangkuman. √
23. Siswa menjawab tugas soal, atau pertanyaan
dari guru √
2. Pertemuan 2
Hasil data yang diperoleh dari siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar
untuk siswa juga belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh
peneliti yaitu 19 siswa harus tuntas, yang artinya 85% dari 25 siswa mencapai
nilai KKM yang sudah ditentukan yakni 70. Berdasarkan hasil evaluasi pada
siklus I pertemuan ke 2 menunjukkan bahwa masih ada beberapa anak yang
belum mencapai KKM. Hal ini bisa dilihat dari 25 siswa terdapat 6 siswa yang
memperoleh dibawah 70, sedangkan 19 siswa lainya sudah mendapatkan nilai 70
50
bahkan lebih dari 70.
Pada lembar observasi mengajar di guru siklus I pada pertemuan ke 2 masih
ada beberapa aspek yang belum dilaksanakan oleh guru antaranya guru belum
memberikan apersepsi kepada siswa, guru belum menyampaikan tujuan
pembelajaran dari kegiatan yang akan dilaksanakan, belum membahas materi
yang telah dipelajarinya, guru tidak melakukan tanya jawab dengan siswa serta
tidak membimbing siswa untuk membuat rangkuman kegiatan pembelajaran.
Guru harus meningkatkan partisipasi siswa yang belum aktif dalam hal diskusi
kelompok.
Lembar observasi keterlibatan siswa pada siklus I pertemuan ke 2 ada juga
beberapa tindakan yang belum dilaksanakan oleh siswa dan perlu adanya
peningkatan untuk pertemuan di siklus selanjutnya. Hasil observasi yang terdapat
pada lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran
terdapat beberapa yang belum dilaksanakan siswa dengan baik, yang dilakukan
pada pertemuan ke 2 sama halnya yang dilakukan pada pertemuan ke 1 yaitu
siswa belum mendapatkan kejelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan, untuk kegiatan mengerjakan tugas dari guru masih ada siswa
yang belum berpartisipasi dengan baik dan aktif kepada kelompoknya. Kegiatan
akhir pembelajaran siswa tidak membuat rangkuman hasil pembelajaran tentang
materi perubahan wujud benda gas, benda cair, dan benda padat. Kekurangan
pada siklus I pertemuan ke 2 akan dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki
proses belajar siswa dan perlu ditingkatkan pada pertemuan selanjutnya.
Adapun tabel tentang aspek kegiatan yang belum dilaksanakan guru dan
siswa sesuai dengan hasil lembar observasi siklus I pertemua ke 2 (lampiran 17
halaman 120) sebagai berikut :
51
Tabel 4.4
Aspek kegiatan yang belum dilaksanakan siklus I pertemuan 2
Nomor
kegiatan Aspek Kegiatan
Penilaian
Ya Tidak
Guru
7. Menyampaikan tujuan Pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan √
23. Membimbing siswa membuat rangkuman
kesimpulan pembelajaran √
Siswa
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika
menyampaikan tujuan pembelajran √
23. Siswa membuat laporan berupa rangkuman √
Hasil dari tindakan dan observasi yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan
1 dan pertemuan 2 dibuat sesuai dengan hasil semua rangkaian kegiatan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru dan siswa pada pembelajaran
IPA tentang benda dan sifatnya dengan menggunakan pendekatan Problem Based
Learning (PBL). Adapun hasil belajar siswa dan hasil observasi kegiatan proses
belajar mengajar guru dan siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat
penjelasan sesuai hasil penelitian yang diperoleh pada saat proses kegiatan belajar
mengajar di siklus I melalui pemberian soal evaluasi secara tertulis kepada siswa
dengan menggunakan butir soal pilihan ganda pada akhir pertemuan di siklus I.
Hasil belajar siswa kelas IV dapat diketahui bahwa masih ada beberapa siswa
yang memperoleh nilai kurang dari standar minimal yang terdapat pada KKM.
Dari 25 siswa hanya ada 6 siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM yaitu
70 dan 19 siswa yang mendapatkan nilai ≥70.
52
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan
Problem Based Learning Siklus II
4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II
Setelah melihat kekurangan dan yang terjadi pada siklus I pertemuan ke 1 dan
pertemuan ke 2 maka dibuatlah siklus II dengan perencanaan siklus sebagai
penyempurnaan dan juga sebagai kegiatan tindak lanjut dari siklus I yang telah
dilaksanakan. Pada proses perencanaan ini peneliti masih bekerjasama dengan
guru kelas 4 SDN Candisari 01 kabupaten boyolali dalam materi wujud dan
sifatnya benda gas, benda cair, dan benda padat menggunakan pendekatan
Problem Based Learning.
Sama dengan siklus I, pada siklus II ini akan dilaksanakan sebanyak 2 kali
pertemuan dengan masing-masing pertemuan menggunakan alokasi waktu yang
sudah ditentukan yaitu 2 x 35 menit. Sebelum guru menyampaikan pembelajaran,
peneliti terlebih dahulu menyampaikan tentang isi RPP tentang wujud dan sifat
benda padat, benda cair, dan benda gas. Kepada guru kelas 4 SDN Candisari 01
agar pembelajaran berjalan dengam baik, mempersiapkan alat yang dibutuhkan
sesuai dalam kegiatan pembelajaran, soal evaluasi, dan juga mempersiapkan
lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa
selama proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Problem Based Learning (PBL).
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan, dimana
setiap pertemuan akan menggunakan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan ke 1
dilaksanakan pada hari rabu, 14 Desember 2016 dan pertemuan ke 2 dilakukan
pada hari kamis, 15 Desember 2016. Adapun kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 yakni sebagai berikut :
53
1. Pertemuan 1
Kegiatan pertemuan ke 1 pada siklus II dilakukan pada hari Rabu tanggal 14
Desember 2016. Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru yaitu menyusun
perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), tentang benda dan sifat bahan pembentuknya, serta mempersiapkan media
yang akan digunakan dalam pembelajaran antara lain materi pembelajaran, peta
konsep, lembar kerja permasalahan, lembar observasi pelaksanaan RPP. Pada
tahap Problem Based Learning (PBL) yang pertama adalah orientasi permasalah
pada siswa yakni guru mengajak siswa terlebih dahulu berdoa menurut agama
dan kepercayaan masing-masing, memeriksa kehadiran siswa, dan memberikan
apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan lagu, guru memberikan pertanyaan
kepada siswa misalnya : “Benda apa saja yang ada di dalam kelas?” dan terbuat
dari apa sajakah benda itu?”, serta guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Kegiatan inti guru menjelaskan kepada siswa tentang materi benda dan sifat
bahan pembentuknya dengan menggunakan peta konsep yang ditempelkan pada
papan tulis dan menjelaskan tentang hubungan antara sifat bahan dengan
kegunaanya serta membahas pertanyaan yang ditanyakan pada siswa diawal
proses pembelajaran. Tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) yang ke dua
mengorganisasi siswa untuk belajar yaitu kegiatan yang dilaksanakan membagi
siswa dalam beberapa kelompok. Kemudian siswa bersama kelompoknya diberi
penugasan atau Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi pemecahan masalah
sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru. Problem Based Learning
(PBL) yang ke tiga membimbing pengalaman individual/ kelompok dengan cara
guru membimbing siswa untuk pengumpulan informasi dan membimbing siswa
untuk mengerjakan tugas yang terdapat pada LKS yang sesuai dengan tugas yang
telah diberikan oleh guru.
Tahap pada Problem Based Learning (PBL) yang ke empat mengembangkan
dan menyajikan hasil karya dengan cara siswa mempresentasikan hasil diskusi
didepan kelas setelah semua siswa selesai dan mempersilahkan kelompok lain
54
untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang sudah maju. mengerjakan
tugas yang terdapat pada LKS. Tahap selanjutnya yaitu tahap ke lima
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan cara guru
guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa, setelah beberapa kelompok
maju mempresentasikan hasil diskusinya kedepan kelas. Pada kegiatan akhir guru
menutup kegiatan pembelajaran, memberikan refleksi.
2. Pertemuan 2
Kegiatan pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari kamis
tanggal 15 Desember 2016 dengan alokasi yang ditentukan yaitu 2 x 35 menit.
Perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru yaitu RPP tentang hubungan sifat
bahan dengan kegunaanya, selanjutnya media yang digunakan yaitu peta konsep
tentang hubungan sifat bahan dan kegunaanya, lembar permasalahan atau lembar
kerja siswa yang berisi permasalahan, soal evaluasi, serta lembar observasi.
Proses pembelajaran pada tahan Problem Based learning (PBL) yang pertama
orientasi siswa pada masalah yakni guru membuka pembelajaran dan berdoa
bersama siswa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang
dimiliki oleh siswa, memeriksa kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan serta memberikan
apersepsi dengan menyanyikan lagu daerah. Guru menanyakan tentang materi
pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya, misalnya: “apakah masih ada
yang ingat tentang materi yang kita pelajari kemari?” dan “apa sajakah bahan
pembuatan meja? kursi? dan keramik?”. Guru juga menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan ke 2 tentang materi
hubungan sifat bahan dengan kegunaanya.
Guru memulai menjelaskan tentang hubungan sifat bahan dengan kegunaanya
pada kegiatan inti. Tahap selanjutnya yaitu tahap kedua dari Problem Based
Learning (PBL) mengorganisasi siswa untuk belajar dengan cara siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok oleh guru sesuai dengan tahap pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Setiap kelompok siswa mendapatkan lembar
kerja siswa yang di dalamnya terdapat soal mengaitkan pengetahuan tentang
hubungan sifat bahan dengan kegunaanya yang didapatkan dengan kehidupan
55
sehari-hari. Tahap ke tiga yaitu membimbing pengalaman individual/ kelompok
dengan cara guru mengamati siswa dalam mengerjakan soal diskusi yang
berkaitan dengan hubungan sifat benda dengan kegunaanya.
Tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) yang ke empat mengembangkan
dan menyajikan hasil karya dengan cara ketika diskusi selesai dilakukan, maka
siswa maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi secara
bergantian. Guru juga mempersilahkan siswa untuk menanyakan hal yang belum
dipahami tentang yang dipresentasikan oleh temannya dan tentang materi
hubungan sifat bahan dan kegunaanya. Tahap yang ke lima dari Problem based
Learning (PBL) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yaitu
guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang di sampaikan serta
meluruskan kesalah pahaman yang terjadi dalam diskusi yang berkaitan dengan
materi pembelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan yang ke 2 di siklus II.
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dijelaskan dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Pada
kegiatan akhir guru menyampaikan kesimpulan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan dan meminta siswa untuk mengeluarkan pendapat tentang apa
saja yang sudah dilaksanakan selama proses pembelajaran.
Pertemuan di siklus II semua kekurangan yang ada pada siklus 1 sudah
diperbaiki, guru telah membimbing siswa untuk membuat rangkuman ataupun
laopran tentang hasil diskusi dengan kelompoknya dan hasil pembelajaran yang
telah dilaksanakan, guru juga sudah memberikan soal evaluasi, keterlibatan siswa
lebih aktif dalam diskusi kelompok, dan proses pembelajaran pun berjalan
dengan baik sesuai dengan RPP menggunakan pendekatan Problem Based
Learning.
Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran sudah mengalami
peningkatan, terlihat pada siswa mengalami semua kegiatan dengan sangat baik,
diawal pelajaran siswa menjawab pertanyaan dri guru, pada saat mengerjakan
tugas kelompok mereka bekerja sama dengan baik bersama anggota
kelompoknya dan perwakilan kelompok sangat komunikatif dalam menyampaikn
56
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.di akhir oembelajaran sudah membuat
laporan dan rangkuman hasil diskusi kelompok dan hasil pembelajaran.
4.3.3 Hasil Observasi Siklus II
Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II pertemuan ke 1 dan pertemuan
ke 2 dibuat sesuai dengan hasil seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan guru dan siswa pada pembelajaran IPA tentang hubungan sifat
benda dengan kegunaanya dengan menggunakan pendekatan Problem Based
Learning (PBL). Hasil belajar siswa dan hasil observasi kegiatan belajar mengajar
guru dan siswa pada siklus II pertemuan ke 1 dan 2 adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan I
Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan
pembelajaran guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) secara runtut yang dimulai
dari pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan kegiatan
akhir.
Dalam memulai pembelajaran guru memeriksa kesiapan siswa dan juga
melakukan apersepsi dengan baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan
dengan jelas sampai siswa memahaminya, selain itu guru juga sudah mampu
memberikan permasalahan dengan baik sesuai dengan tingkat berpikir siswa
sehingga permasalahan yang diberikan mudah dipahami oleh siswa. Dalam
kegiatan inti guru juga sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara
acak dan membimbing siswa dengan baik dalam mencari solusi pemecahan
masalah yang disediakan, dan meberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Dalam kegiatan akhir, guru juga
sudah melaksanakan refleksi dan meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara
siswa dengan guru.
Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber dengan
baik dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah.
Penggunaan media pembelajaran sudah dilaksanakan secara efektif dan efisien
karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media
57
pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga memantau
kemajuan belajar siswa dan melakukan penilaian akhir yang sesuai dengan
kompetensi sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran yang sudah
diberikan.
Hasil dari pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah menempati
tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa
mendengarkan secara seksama saat dijelaskan tujuan yang hendak dicapai, siswa
memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang sudah diajarkan. Pada
pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa sudah jelas
terhhadap materi yang diajarkan.dalam penilaian hasil belajar siswa sudah berani
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Pada kegiatan
penutup guru meberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah.
Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan
diantaranya adalah guru tidak membimbing siswa untuk membuat laporan yang
berupa rangkuman dari lembar kerja dan kesimpulan pembelajaran, serta guru
tidak memberikan tugas kecil agar siswa bisa mengingat materi yang diajarkan.
Pada kegiatan akhir siswa belum mebuat laporan yang berupa rangkuman, dalam
menjawab pertanyaan dari guru siswa belum benar-benar mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru dan dalam penggunaan bahasa, siswa belum
dapat mengungkapkan pendapatnya dengan lancar.
Kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama ini maka pada
pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan
agar terlaksana proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut diantaranya
peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan yakni
membimbing seharusnya membimbing siswa untuk membuat laporan yang
berupa rangkuman, memberikan tugas kecil, dan memotivasi siswa agar berani
menjawab pertanyaan dari guru lancar.
2. Pertemuan II
Hasil dari lembar pengamatan observasi guru yaitu pelaksanaan pembelajaran
guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada
58
pegembangan tingkat berpikir siswa SD, dan kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa yang aktif karena guru sudah melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap Problem Based Learning (PBL)
secara runtut dari pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan
kegiatan akhir.
Memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru
sudah mampu meberikan permasalahan dengan baik karena menggunakan bahasa
yang mampu dipahami oleh siswa, guru juga sudah memberikan motivasi siswa
untuk mengemukakan pendapat. Dalam kegiatan inti, guru juga sudah membagi
siswa dengan menjadi beberapa kelompok dan membimbing serta mengarahkan
siswa dengan baik dalam mencari solusi pemecahan masalah yang disediakan,
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir guru juga
sudah melakukan refleksi dan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah.
Pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar
dengan baik yaitu dari materi dan lingkungan sekitar sekolah. Penggunaan media
pembelajaran sudah dilaksanakan secara baik sehingga mampu melibatkan siswa
dalam pemanfaatan media pembelajaran. Guru juga sudah melakukan pemantauan
tentang kemajuan belajar selama proses pembelajaran.
Hasil dari pengamatan lembar observasi siswa, pada pra pembelajaran siswa
telah menempati duduknya dan siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal
siswa sudah mendengarkan secara seksama saat dijelaskan tujuan yang akan
diapai, siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi yang diberikan oleh guru
dan siswa sudah mampu menjawab pertanyaan dari guru serta menyelesaikan
rumusan permasalahan yang diajukan oleh guru. Pada kegiatan inti siswa
memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang akan diajarkan dan sudah
aktif bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung. Dalam diskusi kelompok
sudah terdapat interaksi positif antara siswa maupun siswa dan antara siswa
dengan guru. Pada pelaksanakaan strategi belajar siswa termotivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa
merasa tertarik terhadap materi yang disajikan.
Siklus II pertemuan kedua ini semua kelemahan yang pada pembelajaran di
59
siklus I sudah diperbaiki, guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran dengan
baik kepada siswa, guru juga sudah membimbing siswa untuk membuat
rangkuman, sudah mendengarkan penjelasan guru dengan baik.
Mengacu pada hasil belajar siswa yang diperoleh melalui hasil kolaborasi
peneliti dengan guru kelas 4 SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali pada siklus II
dengan memberikan soal evaluasi secara tertulis dengan model soal pilihan ganda
kepada siswa pada akhir pertemuan di siklus I dan siklus II. Terlihat bahwa hasil
evaluasi siswa kelas 4 untuk mata pelajaran IPA siklus 2 menunjukkan hasil yang
memuaskan. Dari 25 siswa terdapat 24 siswa yang memperoleh nilai tuntas ≥70
sedangkan 1 anak mendapatkan nilai <70. Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat
pada Tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5
Hasil Belajar IPA Siswa Siklus II
Jumlah Siswa Presentase % Keterangan
<70 1 4% Tidak Tuntas
≥70 24 96% Tuntas
Jumlah 25 100%
Nilai rata-rata 81,2
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Dari data yang diperoleh pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil
belajar siswa siklus 2 pada mata pelajaran IPA, terdapat 1 anak dengan presentasi
4% yang masih belum tuntas dengan nilai <70 dan terdapat 24 siswa tuntas
dengan nilai ≥70 dan presentase 96%.
4.3.4 Refleksi Siklus II
Setelah semua kegiatan pada siklus II di pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2
dilakukan sebagai pemantapan dari siklus I, maka selanjutnya akan diadakan
refleksi terhadap semua kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan pada
siklus II. Hasil refleksi diambil dari semua kegiatan yang telah dilakukan pada
60
saat pembelajaran antara lain yaitu hasil belajar siswa, hasil observasi kegiatan
mengajar guru dan hasil observasi kegiatan belajar siswa tentang hubungan benda
dan sifat benda dengan kegunaanya yang telah dilakukan pada siklus II petemuan
ke 1 dan pertemuan ke 2.
Refleksi digunakan sebagai bahan untuk memantapkan apakah dalam
kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah sesuai dengan
indikator keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti atau belum. Hasil analisis
data yang diperoleh pada siklus II sebagai berikut :
1. Pertemuan 1
Hasil observasi kegiatan mengajar guru yang dilaksanakan pada siklus 2
pertemuan ke 1 bahwa hampir semua kegiatan yang direncanakan telah dilakukan
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran pertemuan ke 1 pada siklus II.
Kekurangan yang ada pada siklus I mengalami perbaikan yaitu ketika memulai
pembelajaran guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran.
Hasil observasi kegiatan belajar mengajar/ keterlibatan siswa pada siklus II
pertemuan ke 1 bahwa adanya kekurangan pada siklus 1 sudah mengalami
perbaikan antara lain siswa sudah lebih aktif dalam berdiskusi dengan
kelompoknya, pada saat kegiatan akhir siswa tidak membuat rangkuman hasil
pembelajaran tentang materi benda dan sifat bahan pembentuknya yang sudah
dijelaskan. Adapun tabel tentang aspek kegiatan yang belum dilaksanakan guru
dan siswa sesuai hasil pada lembar observasi siklus II pertemuan ke 1 pada
(lampiran 20 halaman 129) sebagai berikut:
61
Tabel 4.6
Aspek kegiatan yang belum dilakukan siklus II pertemuan 1
Nomor
kegiatan Aspek Kegiatan
Penilaian
Ya Tidak
Guru
25. Membimbing siswa membuat laporan yang
berupa rangkuman dari lembar kerja siswa dan
kesimpulam pembelajaran.
√
26. Memberikan pekerjaan rumah atau soal latihan √
Siswa
24. Siswa membuat laporan yang berupa rangkuman √
26. Siswa menjawab tugas, soal atau pertanyaan dari
guru
√
Hasil data yang diperoleh dari siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa sangat memuaskan mesikpun ada siswa yang belum mencapai KKM. Hasil
pembelajaran pada siklus II menunjukkan bahwa 24 siswa atau 96% dari jumlah
siswa 25 mencapai KKM ≥70, akan tetapi masih ada 1 siswa atau 4% dari jumlah
25 siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM.
Lembar observasi mengajar guru di siklus II semua kekurangan yang ada
pada pembelajaran siklus I sudah diperbaiki, guru telah membimbing siswa untuk
mrmbuat rangkuman tentang hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru
sudah memberikan tugas soal evaluasi, siswa juga sudah terlibat aktif dalam
diskusi kelompok, serta proses pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan
RPP yang menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) tentang
materi benda dan sifatnya mengenai hubungan antara sifat bahan dengan
kegunaanya.
Lembar observasi keterlibatan siswa di siklus II semua aspek sudah
62
dilaksanakan siswa, kekurangan yang ada pada siklus I sudah mengalami
perbaikan antara lain dalam berdiskusi, siswa sudah aktif berdiskusi dengan
kelompoknya, serta diakhir kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan siswa sudah
membuat rangkuman tentang kegiatan pembelajaran dan juga mengerjakan soal
evaluasi dengan baik.
Hasil tindakan dan obsevasi yang telah dilaksanakan pada siklus II pertemuan
ke 1 dan pertemuan ke 2 dibuat berdasarkan hasil seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan guru dan juga siswa pada pembelajaran IPA
materi hubungan sifat bahan dengan kegunaanya dengan pendekatan Problem
Based Learning (PBL).
4.4 Perbandingan hasil belajar siswa Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II
4.4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Kegiatan pembelajaran dilakukan, hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I
dan siklus II mengalami peningkatan. Hal ini terlibat dari hasil belajar siswa pra
siklus hanya ada 11 siswa yang mendapatkan tuntas ≥70. Setelah dilakukan
kegiatan pada siklus I hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Candisari 01
mengalami peningkatan yaitu 19 siswa mendapatkan nilai tuntas ≥70. Setelah
siklus I dilakukan peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan di
siklus I dan menyempurnakannya di siklus II. Hal ini terlihat pada hasil belajar
siswa di siklus II menunjukkan indikator pencapaian hasil belajar yang sangat
memuaskan dengan hasil belajar 24 siswa mendapatkan nilai tuntas ≥70, yang
artinya 96% siswa sudah mendapatkan nilai di atas KKM.
Adapun perbandingan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Perbandingan Hasil Belajar Siswa
NO NILAI Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
Presentase
(%)
Jumlah
Siswa
Presentase
(%)
Jumlah
Siswa
Presentase
(%)
1 Tuntas 11 44% 19 76% 24 96%
2 Tidak 14 56% 6 24% 1 4%
63
Tuntas
Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%
Data yang ada pada tabel 4.7 Diketahui adanya peningkatan hasil belajar
siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan
hasil belajar siswa yang mengacu pada KKM mata pelajaran IPA yaitu ≥ 70. Pada
pra siklus terdapat 14 siswa yang tuntas dalam mata pelajatan IPA dengan
presentasi 56%. Kemudian meningkat di siklus I yang terlihat dari 19 siswa yang
tuntas pada mata pelajaran IPA dengan presentase 76%. Hasil yang memuaskan
terlihat pada siklus II yaitu 24 siswa mencapai ketuntasan pada mata pelajaran
IPA dengan presentase 96%, yang artinya sebagian besar siswa sudah tuntas
dalam mata pelajaran IPA. Tabel 4.7 dapat disajikan diagram perbandingan
ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II pada gambar 4.4
berikut ini :
Gambar 4.1
Diagram Perbandingan Presentase Hasil Belajar Siswa
Pra siklus, Sikus I, Siklus II
Gambar diagram batang tentang perbandingan presentase hasil belajar IPA
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas 56% 76% 96%
Tidak Tuntas 44% 24% 4%
56%
76%
96%
44%
24%
4%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
64
pra siklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari presentasi siswa yang tuntas dalam
mata pelajaran IPA kelas 4 SDN Candisari 01 semester I tahun ajaran 2016/2017
pada pra siklus adalah 56%, untuk siklus I tuntas dengan presentase 76%, dan
pada siklus II tuntas dengan presentase 96% dengan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) hasil belajar siswa 70.
Hasil presentase hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkat hasil belajar siswa kelas 4 SDN Candisari 01 semester I tahun
ajaran 2016/2017 sebesar 96% sesuai dengan indikator keberhasilan yang
ditetapkan oleh peneliti.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas 4 SDN
Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali semester I tahun ajaran
2016/2017, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa di kegiatan
pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menggunakan pendekatan Problem
Based Learning (PBL). Hal ini dapat diketahui dari ketuntasan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA dari pra siklus sampai siklus II.
Hasil dari penelitian membuktikan bahwa penggunaan pendekatan PBL dapat
mengukur kemampuan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Hasil belajar siswa dalam aspek kogitif mengalami peningkatan hal ini terbukti
dari hasil belajar pra siklus yang tidak tuntas sebesar 56% dan yang tuntas sebesar
44%, kemudian diadakan siklus I dengan persentase tidak tuntas sebesar 24% dan
yang tuntas sebesar 76%, selanjutnya diadakan perbaikan pada siklus II dengan
persentase tidak tuntas sebesar 4% dan yang tuntas sebesar 96%.
Hasil belajar pada aspek psikomotorik mengalami peningkatan, pada siklus I
guru membawa media sebagai sarana pembelajaran dan guru menjelaskan cara
penggunaan media, hanya tetapi siswa tidak terlalu merespon media yang dibawa
oleh guru, dikarenakan siswa belum terbiasa dengan media yang digunakan oleh
guru, sedangkan pada siklus II siswa sudah mulai merespon dengan baik ketika
65
guru membawa media sebagai sarana pendukung dalam pembelajaran, siswa
menjadi lebih memahami dalam penggunaan media yang diberikan oleh guru.
Hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus II terdapat 1 siswa yang belum
tuntas dikarenakan memiliki kebutuhan khusus down syndrome dengan ciri-ciri
kepala lebih kecil, kulit tampak keriput, mata sipit dengan sudut bagian tengah
dan didalam kelas cenderung pendiam jika tidak ada yang mengajaknya berbicara
sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tersebut dibantu
dengan teman sebangkunya dan guru. Guru memberikan penanganan yang lebih
dibandingkan dengan siswa yang lainnya dengan cara mengajak berbicara dalam
pembelajaran di kelas serta menanyakan hal-hal tentang materi pembelajaran yang
sedang berlangsung.
Penggunaan pendekatan PBL siswa dalam ranah afektif pada siklus I siswa
belum mengalami keaktifan disebabkan siswa belum terbiasa dengan metode yang
dilakukan oleh guru, maka dari keaktifan ditingkatkan pada siklus II. Pada siklus
II keaktifan siswa menunjukkan peningkatan yang baik, misalnya dalam
berkelompok siswa sudah percaya diri untuk melaksanakan presentasi, sudah
mulai memahami tanggung jawab masing-masing dalam berkelompok. Persentase
dalam berdiskusi dan keberanian bertanya mengalami peningkatan dari sebelum
tindakan hingga dilaksanakan tindakan pada siklus II. Penggunaan PBL juga
mengubah pola berpikir siswa yang awalnya malas menjadi berpikir kritis, kreatif,
dan analitis untuk menjadi ingin tahu dengan hal-hal yang baru, melaksanakan
penelusuran ilmiah hingga memperoleh kesimpulan sendiri melalui pembuktian
yang nyata secara berkelompok, guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Inilah
yang menjadikan siswa terbiasa dan tidak mengalami kesulitan untuk
memecahkan masalah mulai dari masalah yang mudah misalnya masalah dalam
tes yang diberikan dalam penelitian sampai masalah yang lebih kompleks
contohnya masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari siswa. Perubahan pola
pikir yang dimiliki siswa membuat hasil peningkatan belajar siswa. Pada saat
menggunakan pendekatan PBL siswa menjadi lebih tertarik dan berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan adanya penelitian yang
dilakukan oleh Ruswinarno hasil penelitian yang ditunjukkan adanya peningkatan