bab iv hasil penelitian dan pembahasan · 2017. 4. 18. · observasi dan wawancara ini bertujuan...
TRANSCRIPT
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Pra Siklus
Pembelajaran Siklus 1 di kelas 4 SD Negeri 3 Paras Kecamatan Cepogo
kabupaten Boyolali terdiri dari 2 kali pertemuan. Namun sebelum
dilaksanakannya Siklus 1, sebelumnya dilakukan tahap pra siklus, yakni dengan
cara observasi dan wawancara terhadap guru kelas 4 SD Negeri 3 Paras.
Observasi dan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
kelas 4 pada mata pelajaran IPA, apakah hasilnya baik atau kurang baik. Melalui
wawancara dan data test siswa kelas 4 ditemukan bahwa hasil belajar siswa masih
kurang memuaskan. Masih terdapat siswa yang belum mencapai batas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥), batas KKM tersebut ditentukan oleh guru kelas 4
untuk mata pelajaran IPA.
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri 3 Paras sebelum
pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan harian siswa mata pelajaran IPA
siswa kelas 4 SD Negeri 3 Paras semester II tahun 2015/2016. Data hasil ulangan
harian IA dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini.
Tabel 15
Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus Siswa Kelas 4 SD Negeri 3
Paras
No Ketuntasan Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 Tuntas 65-85 16 64,3%
2 Tidak tuntas 40-64 12 35,7%
Jumlah 28 100%
Nilai maksimum 83,4
Nilai minimum 40
Rata-rata 64
Berdasarkan dari observasi dan wawancara tersebut maka peneliti dapat
melihat bagaimana hasilnya untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Pada
akhirnya peneliti melihat jika kelas ini perlu dilakukan penelitian tindakan kelas
57
pada mata pelajaran IPA dengan materi mendeskripsikan berbagai penyebab
perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, gelombang air laut).
Setelah materi terpilih dilanjutkan dengan pemilihan model pembelajaran yang
cocok dengan kondisi kelas. Model pembelajaran Tari Bambu dipilih karena
model Tari Bambu dianggap sesuai untuk diterapkan pada materi penyebab
perubahan lingkungan fisik dan situasi kondisi kelas.
Berdasarkan materi IPA yang sudah dipilih tahap selanjutnya adalah
proses penyusunan RPP untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2. Setelah RPP jadi
dilanjutkan dengan membuat lembar observasi untuk mengetahui kegiatan
mengajar guru dan belajar siswa selama proses pembelajaran. Membuat kartu soal
yang digunakan pada pertemuan 1 tentang faktor penyebab perubahan lingkungan
fisik (angin, hujan). Kartu soal ini bertujuan untuk menggali informasi dan
pengetahuan siswa yang nantinya akan di gunakan dalam penerapan model
pembelajaran Tari Bambu. Membuat lembar kerja kelompok pertemuan 2 tentang
faktor penyebab perubahan lingkungan fisik (cahaya matahari, gelombang air
laut). Konsep siklus 1 ini pada pertemuan 1 tes evaluasi belum diberikan, tes
evaluasi baru diberikan pada pertemuan 2 untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah penerapan model pembelajaran tari bambu pada mata pelajaran IPA.
Setelah semua jadi dilanjutkan dengan mempersiapkan guru kelas 4 sebagai
pengajar, dan peneliti sendiri sebagai observer dan dokumentasi proses
pembelajaran.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaaan penelitian penerapan pembelajaran IPA menggunakan model
Tari Bambu di kelas 4 SD Negeri 3 Paras Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali
dilakukan mulai dari bulan Februari–April pada semester II tahun ajaran
2015/2016. Pembelajaran ini dibagi menjadi 2 siklus pembelajaran, yang masing-
masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Namun sebelum masing-masing siklus
dilaksanakan diperlukan banyak persiapan yang dilakukan.Sehingga penelitian
nantinya dapat berjalan lancar. Serangkaian kegiatan yang harus dilakukan yaitu,
meliputi observasi, meminta izin kepala sekolah dan guru kelas, kegiatan
58
wawancara, uji validitas soal, barulah masuk siklus. Berikut tabel jadwal
pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.
Tabel 16
Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SDN 3 Paras Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali Tahun 2015/2016
No Hari/Tgl Uraian Kegiatan
1 Sabtu, 05 Maret 2016 Meminta izin kepada kepala sekolah dan
guru kelas, dilanjutkan dengan observasi
lingkungan fisik sekolah.
2 Sabtu, 19 Maret 2016 Meminta izin guru kelas 5 untuk
melakukan uji validitas soal
Melakukan wawancara guru kelas 4 dan
dilanjutkan observasi pembelajaran pada
kelas 4.
3 Kamis, 24 Maret 2016 Melakukan uji validitas di kelas 5 dan
menyerahkan RPP kepada guru kelas 4.
4 Sabtu, 26 Maret 2016 Menyerahkan hasil revisi RPP.
5 Selasa & Kamis, 29 & 31
Maret 2016
Pelaksanaan Siklus 1 pertemuan 1:
penyampaian materi pembelajaran.
Pelaksanaan Siklus 1 pertemuan 2:
meliputi penyampaian materi dan diakhiri
dengan melakukan kegiatan evaluasi
materi siklus 1.
6. Selasa & Kamis, 05 & 07
April 2016
Pelaksanaan Siklus 2 pertemuan 1:
penyampaian materi pembelajaran.
Pelaksanaan Siklus 2 pertemuan 2:
meliputi penyampaian materi dan diakhiri
dengan melakukan kegiatan evaluasi
materi siklus 1.
59
Tabel diatas merupakan daftar serangkaian kegiatan yang sudah dilakukan oleh
peneliti dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. Untuk lebih jelasnya
rangkaian kegiatan dalam siklus 1 dan siklus 2 akan diuraikan di sub bab
selanjutnya, berikut rangkaiannya secara utuh.
4.2.1 Pelaksanaan Siklus 1
4.2.1.1 Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1:
Pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret
2016, melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak
semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,
melakukan absensi, serta memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan menyanyikan lagu “Tik
tik bunyi hujan” dan sedikit tanya jawab, kegiatan dilanjutkan dengan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan.
2. Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti, ketika eksplorasi guru menunjukan gambar (gambar
angin menumbangkan pohon, gambar banjir,gambar tentang hujan dan angin) dan
siswa diminta untuk mengamati gambar tersebut. Setelah mengamati gambar,
guru meminta siswa memberikan pendapat tentang gambar tersebut. Guru
merespon jawaban siswa kemudian memberikan aplaus.
Dalam kegiatan elaborasi, guru menyampaikan 4 subtopik bahasan yang
akan dipelajari. Subtopik yang pertama menyebutkan manfaat angin bagi
kehidupan, kedua mengidentifikasi pengaruh angin yang merugikan bagi
kehidupan, ketiga menyebutkan manfaat hujan bagi kehidupan, keempat
mengidentifikasi pengaruh hujan yang merugikan bagi kehidupan. Selanjutnya
guru membagikan kartu soal yang berisikan pembagian dari setiap topik diatas
tadi kepada setiap individu untuk diselesaikan bersama teman satu mejanya.
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang cara kerja setiap meja
60
(merencanakan kerja sama). Kemudian siswa diminta menyelesaikannya dengan
mencari informasi dari buku Sains 4 untuk kelas 4 Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah halaman 144 sampai dengan 149 pengarang Purwo Susanto penerbit
CV Sahabat atau sumber lainnya dari buku BSE IPA untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah kelas 4 pengarang Apilia dan Afifatul Achyar halaman 165
sampai dengan 168 penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas (implementasi).
Setelah selesai menyelesaikan masing-masing kartu soal/topik tersebut.
Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok yang masing-masing berbeda meja dan
memintanya untuk maju kedepan kelas. Guru menjelaskan aturan main model
pembelajaran tari bambu. Kelompok pertama maju dengan membawa kartu
soal/topik yang sudah diselesaikan dan membawa alat tulis. Setelah semua
memahami aturan mainnya , kegiatan Tari bambu dimulai .
Dalam kegiatan konfirmasi, guru tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa dan guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa
serta memberikan memberikan penguatan.
3. Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru mengulas kembali materi yang dipelajari untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Kemudian guru
menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2:
Pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Maret
2016, melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak
semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,
melakukan absensi, serta memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan tanya jawab tentang
materi sebelumnya, kegiatan dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Kegiatan inti
61
Dalam kegiatan inti, ketika eksplorasi guru meminta siswa untuk mengamati
sekeliling kelas dan dilanjutkan dengan sedikit tanya jawab dengan siswa tentang
kondisi lingkungan disekitarnya. Guru menampung semua jawaban siswa dan
memberikan aplaus untuk semua jawaban siswa.
Dalam kegiatan elaborasi, guru menyampaikan 4 subtopik bahasan yang
akan dipelajari. Subtopik yang pertama menyebutkan manfaat sinar matahari bagi
kehidupan, kedua mengidentifikasi pengaruh sinar matahari yang merugikan bagi
kehidupan, ketiga menyebutkan manfaat gelombang air laut bagi kehidupan,
keempat mengidentifikasi pengaruh gelombang air laut yang merugikan bagi
kehidupan. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi 6 kelompok kecil. Setelah
kelompok terbentuk dan semua siswa sudah berada pada posisi kelompoknya
masing-masing, guru meminta setiap perwakilan siswa untuk mengambil lembar
tugas, yang sudah disiapkan oleh guru. Lembar tugas ini sudah berisi pembagian
materi kelompok dan topik yang harus diselesaikan bersama-sama dalam
kelompoknya. Yang nantinya akan digunakan dalam model pembelajaran tari
bambu.
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang cara kerja setiap
kelompok (merencanakan kerja sama). Kemudian siswa diminta
menyelesaikannya dengan mencari informasi dari buku Sains 4 untuk kelas 4
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah halaman 144 sampai dengan 149
pengarang Purwo Susanto penerbit CV Sahabat atau sumber lainnya dari buku
BSE IPA untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah kelas 4 pengarang Apilia
dan Afifatul Achyar halaman 165 sampai dengan 168 penerbit Pusat Perbukuan
Depdiknas (implementasi).
Setelah setiap kelompok selesai menyelesaikan tugas/topik tersebut. Guru
meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk maju kedepan kelas dengan
membawa hasil dari setiap kelompok dan alat tulis. Guru menjelaskan aturan main
model pembelajaran tari bambu. Setelah semua memahami aturan mainnya,
kegiatan Tari bambu dimulai. Kegiatan saling berbagi informasi yang merupakan
inti dari pembelajaran ini diulang hingga setiap kelompok mendapatkan
informasidari semua kelompok yang ada.
62
Dalam kegiatan konfirmasi, guru tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa dan guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa
serta memberikan memberikan penguatan.
3. Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru mengulas kembali materi yang dipelajari untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Setelah materi yang
sudah diajarkan diulas guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran. Setelah disimpulkan dan siswa mengerti materi yang baru saja
diajarkan, kegiatan dilanjutkan dengan siswa mengerjakan tes formatif yang
berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal (evaluasi). Setelah siswa
menyelesaikan soal evaluasi dan mengumpulkan hasilnya di meja guru, kemudian
guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
4.2.1.2 Hasil Pengamatan
Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1:
1. Analisis data dari hasil observasi kegiatan mengajar guru
Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I pertemuan 1 dan 2 yang
dilakukan oleh observer pada guru kelas 4 mata pelajaran IPA saat mengajar
menggunakan model pembelajaran Tari Bambu dapat dilihat pada tabel 17.
Tabel 17
Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I
No Indikator Penilaian Nomor Item yang Dilakukan Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Indikator kegiatan mengajar
yang dilakukan oleh guru.
2, 4, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 22.
1, 2, 4, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19,
20, 21,22, 23.
Jumlah 18 item 21 Item
2 Indikator kegiatan mengajar
yang tidak dilakukan oleh
guru.
1, 3, 5, 21 3, 5.
63
Jumlah 4 item 2 item
Note : Lihat lampiran
Berdasarkan tabel 17 ada 18 indikator penilaian kegiatan mengajar yang
sudah dilaksanakan oleh guru pada siklus 1 pertemuan 1 sesuai dengan lembar
observasi mengajar guru. Tapi masih ada 4 indikator yang belum dilakukan oleh
guru yaitu tidak mempersiapkan ruang kelas yang akan digunakan untuk proses
pembelajaran, tidak melakukan doa bersama, tidak memeriksa kesiapan siswa saat
akan mengikuti pembelajaran dan tidak mengulas kembali materi yang sudah
dipelajarai materi. Untuk kegiatan melakukan doa hal ini tidak dilakukan karena
pembelajaran IPA yang menggunakan model pembelajaran tari bambu ini
dilaksanakan setelah istirahat. Sebenarnya guru sudah melaksanakan
pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran tari bambu cukup baik,
hal ini terbukti hampir semua indikator penilaian kegiatan mengajar guru sudah
dilaksanakan. Guru sudah mempersiapkan alat dan media pembelajaran berupa
gambar-gambar, buku paket dan LKS. Guru mengajak siswa untuk berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing, serta melakukan absensi. Guru
juga sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan
kepada siswa.
Dalam kegiatan inti, eksplorasi yang dilakukan oleh guru sudah sesuai
dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru menunjukkan gambar, memberi
kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang gambar yang
telah di tunjukan, dan memberi aplaus setelah siswa menjawab pertanyaan. Guru
sudah menyampaiakan 4 subtopik yang akan dipelajari serta memberi kesempatan
pada siswa untuk memilih subtopik tersebut. Guru juga sudah memberikan
penjelasan tentang cara kerja kelompok dan memberi pengarahan supaya
menggunakan buku paket sebagai sumber belajar untuk menambah pengetahuan
dan menyelesaikan sebuah permasalahan. Guru juga sudah menjaankan kegiatan
pembelajaran tari bambu dengan baik,sehingga siswa dapat saling berbagi
informasi secara luas. Namun disayangkan ketika kegiatan saling berbagi
informasi guru kurang bisa menguasai kelas, sehingga banyak siswa yang ramai
dalam kelas.
64
Berdasarkan tabel 17 berbeda dengan Pertemuan 1,pada pertemuan 2 ini
terjadi peningkatan indikator keterlaksanaan guru. Terdapat 21 indikator penilaian
kegiatan mengajar yang sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar
observasi mengajar guru dan masih ada 2 indikator yang belum dilakukan oleh
guru yaitu tidak mengajak siswa untuk berdoa bersama dan tidak memeriksa
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru sudah mempersiapkan ruang
kelas yang akan digunakan untuk proses pembelajaran serta mempersiapkan alat
dan media pembelajaran berupa gambar-gambar, buku paket dan LKS. Guru
sudah melkaukan pengulasan materi yang dipelajari sebelumnya guru juga sudah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan kepada
siswa.
Dalam kegiatan inti, eksplorasi yang dilakukan oleh guru sudah sesuai
dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru mengajak siswa untuk melihat
sekeliling ruang kelas, kemudian meminta siswa untuk memberikan pendapatnya
dan memberikan aplaus setelah siswa menjawab pertanyaan. Guru sudah
membagi kelas menjadi beberapa kelompok, guru sudah menyampaiakan 4
subtopik yang akan dipelajari, kemudian memberi kesempatan pada siswa untuk
memilih subtopik tersebut. Guru juga sudah memberikan penjelasan tentang cara
kerja kelompok serta memberi pengarahan supaya menggunakan buku paket
sebagai sumber belajar. Ketika kegiatan kelompok dan tari bambu berlangsung
guru juga aktif untuk membimbing dan mengamati siswa . Selain itu guru juga
sudah meluruskan kesalah pemahaman siswa terhadap materi dan menyampaikan
materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
Dalam pembentukan kelompok guru masih kurang bisa menguasai kelas,
sehingga masih ada beberapa siswa yang ramai saat mencari teman kelompoknya.
Hal ini tidak dapat dianggap salah karena bagimanapun ini siswa dan mereka
ketika dalam kondisi aktif dan bersemangat akan membuat hal apa saja menjadi
gaduh. Jadi walauada guru di dalam kelas terkadang siswa tidak menghiraukannya
ketika dalam kondisi semangat belajar.
2. Analisis data dari hasil observasi belajar siswa
65
Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 1 dan 2 yang dilakukan oleh
observer pada siswa kelas 4 mata pelajaran IPA saat proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran tari bambu dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18
Hasil Observasi Respon Belajar Siswa Siklus I
No Indikator Penilaian Nomor Item yang Dilakukan Siswa
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Indikator kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa.
1, 2, 4,5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17,
18, 20, 21, 22.
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17,
18, 20, 21,22.
Jumlah 20 20
2 Indikator kegiatan belajar
yang tidak dilakukan oleh
siswa.
3,19 3, 19.
Jumlah 2 2
Note : Lihat lampiran
Berdasarkan tabel 18 hasil observasi belajar siswa. Dapat dilihat antara
pertemuan 1 dan pertemuan 2, respon siswa dalam mengikuti pembelajaran
cenderung sama. Pada pertemuan 1 siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan
cukup baik meskipun belum menyeluruh. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
item yang sudah dilakukan oleh siswa meliputi, Siswa sudah menempati tempat
duduk masing-masing, mempersiapkan alat tulis, siswa dalam kondisi siap walau
tidak harus diminta siap oleh guru, siswa mendengarkan penjelasan guru dengan
baik, siswa mampu menjawab pertanyaan –pertanyaan dari guru. Bukan hanya itu
saja siswa mendengarkan dan mengamati gambar dengan serius, dan berkomentar
terhadap gambar yang ditunjukan oleh guru. Siswa juga dapat menyelesaikan
topik yang diberikan guru dalam kartu soal pada setiap individu yang diselesaikan
dalam setiap kelompok satu mejanya. Sehingga siswa dapat melakukan semua
alur belajar dengan baik dan mendapat pengetahuan yang luas ketika
pembelajaran menggunakan model tari bambu berlangsung. Namun disayangkan
66
walau interaksi positif siswa dan guru sudah dapat berlangsung dengan baik,
siswa masih kurang memahami aturan main model pembelajaran tari bambu
ini,sehingga ketika sudah mendapat informasi pertama siswa bingung untuk
berganti posisi,sehingga guru harus memberikan penjelasan ulang tentang
kegiatan tersebut dan hal ini menyebabkan kelas menjadi agak gaduh.
Sedangkan untuk pertemuan 2 berdasarkan tabel 18 dari 22 kegiatan siswa
sudah melakukan 20 kegitan dan hanya 2 yang siswa tidak lakukan. Total item
yang dilakukan siswa masih sama dengan pertemuan 1. Hal ini cukup baik karena
cenderung stabil dan tidak terjadi penurunan. Siswa mengikuti pembelajaran
dengan baik hal ini terlihat dari perolehan skor item yang dilakukan oleh siswa .
Siswa sudah menempati tempat duduknya masing-masing, mempersiapkan
alat tulis, siswa selalu dalam kondisi siap belajar ketika guru sudah masuk ruang
kelas, sedikit tanya jawab tentang materi sebelumnya. Siswa juga sudah
menggunakan buku paket sebagai sumber belajar bersama dengan kelompoknya
masing-masing. Siswa sudah mulai sedikit-sedikit berpartisipasi mengeluarkan
pendapat saat kerja kelompok , siswa sudah mulai memahami kegiatan berbagi
informasi antar kelompok dan menggali informasi antar siswa.
Masih ada beberapa siswa yang ramai ketika pembentukan kelompok karena
siswa dengan semangatnya ingin segera berkumpul dengan teman satu
kelompoknya. Siswa masih sedikit ragu untuk berbagi informasi yang telah
mereka dapat dan diskusikan dalam kelomponya, sehingga siswa penerima
informasi kurang jelas mendengarnya dan sering meminta untuk membacakan
ulang.
4.2.2 Pelaksanaan Siklus 2
4.2.2.1 Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1:
Pelaksanaan siklus 2 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 05 April
2016, melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak
semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,
67
melakukan absensi, serta memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang sedikit materi pada minggu
sebelumnya. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti, ketika eksplorasi guru membagi siswa menjadi 6
kelompok yag terdiri dari 4-5 siswa setiap kelompoknya dan membagikan puzzle
untuk disusun siswa bersama teman satu kelompoknya. Setelah gambar masing –
masing kelompok tersusun dengna baik siswa diminta untuk berpendapat tentang
gambar puzzle yang mereka dapat.
Dalam kegiatan elaborasi, guru menyampaikan 4 subtopik bahasan yang
akan dipelajari. Subtopik yang pertama menyebutkan dampak atau akibat yang
ditimbulkan oleh erosi, kedua dampak atau akibat dari abrasi, ketiga dampak atau
akibat dari banjir dan keempat dampak atau akibat dari tanha longsor. Selanjutnya
guru memberikan sedikit penjelasan tentang keempat topik tersebut dan
dilanjutkan untuk siswa mengamati dan mencari dampak atau akibat dari masing-
masing gambar puzzle yang sudah mereka dapat.
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang cara kerja setiap
kelompok (merencanakan kerja sama). Setelah memahaminya kemudian siswa
diminta menyelesaikannya dengan mencari informasi dari buku Sains 4 untuk
kelas 4 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah halaman 144 sampai dengan 149
pengarang Purwo Susanto penerbit CV Sahabat atau sumber lainnya dari buku
BSE IPA untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah kelas 4 pengarang Apilia
dan Afifatul Achyar halaman 165 sampai dengan 168 penerbit Pusat Perbukuan
Depdiknas (implementasi).
Setelah masing-masing kelompok selesai menyelesaikan masing-masing
tugas tersebut. Guru meminta setiap siswa dari setiap kelompok untuk maju ke
depan untuk saling berbagi informasi antar kelompok. Guru menjelaskan aturan
main model pembelajaran tari bambu. Setelah semua memahami aturan mainnya ,
kegiatan Tari bambu atau kegiatan berbagi informasi dapat dimulai.Setelah selesai
68
saling berbagi perwakilan kelompok tadi kembali ke kelompok masing-masing
dan membagikan informasi yang ia dapat ke teman satu kelompoknya.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa dan guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa
serta memberikan memberikan penguatan.
3. Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru mengulas kembali materi yang dipelajari untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Setelah diulas guru dan
siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari
bersama. Setelah itu guru memberikan refleksi, motivasi dan penguatan terhadap
siswa agar tidak bosan belajar dan belajar. Kemudian guru menyampaikan
rencana pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2:
Pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 07 april
2016, melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak
semua siswa untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,
melakukan absensi, serta memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan guru menunjukan
gambar puzzle yang dikerjakan pada pertemuan sebelumnya dan tanya jawab
tentang materi sebelumnya, kegiatan dilanjutkan dengan guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti, ketika eksplorasi guru menyajikan sebuah gambar teka
teki silang di papan tulis. Kemudian guru membacakan soal untuk teka-teki silang
tersebut dan meminta siswa yang bisa dan paling cepat angkat tangan untuk
mengisikan jawabanna pada kolom teka-teki yang sudah tersedia. Setelah semua
terisi guru bersama siswa mengoreksi dan memberikan aplaus untuk semua
jawaban siswa.
69
Dalam kegiatan elaborasi, guru menyampaikan 4 subtopik bahasan yang
akan dipelajari. Subtopik yang pertama menyebutkan cara mencegah erosi, kedua
cara mencegah abrasi, ketiga cara mencegah banjir dan terakhir cara mencegah
terjadinya tanah longsor. Selanjutnya guru memberikan sedikit penjelasn tentang
ke empat penyebab perubahan fisik tersebut. Setelah itu guru membagikan sebuah
kartu soal kepada setiap meja untuk diselesaikan bersama teman semejanya.
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang cara kerja setiap kelompok
kecil tersebut(merencanakan kerja sama). Kemudian siswa diminta
menyelesaikannya dengan mencari informasi dari buku Sains 4 untuk kelas 4
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah halaman 144 sampai dengan 149
pengarang Purwo Susanto penerbit CV Sahabat atau sumber lainnya dari buku
BSE IPA untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah kelas 4 pengarang Apilia
dan Afifatul Achyar halaman 165 sampai dengan 168 penerbit Pusat Perbukuan
Depdiknas (implementasi).
Setelah selesai berdiskusi dengan teman semejanya, 2 baris meja masing
masing mengirimkan satu orang temannya untuk maju kedepan dan berbagi
informasi kepada teman-temanya yang berbeda meja.
Guru menjelaskan aturan main model pembelajaran tari bambu. Setelah
semua memahami aturan mainnya, kegiatan Tari bambu dimulai. Kegiatan saling
berbagi informasi yang merupakan inti dari pembelajaran ini diulang hingga
setiap siswa mendapatkan banyak informasi dari temannya yang ada.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru meminta beberapa siswa untuk maju
menuliskan apa yang ia dapat ketiga kegiatan berbagi informasi tadi di papan
tulis. Selanjutnya guru memberikan penjelasan dan mengkonfirmasi informasi
dari setiap apa yang dituliskan di papan tulis dan melakukan tanya jawab dengan
siswa tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, kemudian meluruskan
kesalahan pemahaman siswa serta memberikan memberikan penguatan.
3. Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru mengulas kembali materi yang dipelajari untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Setelah diulas guru
bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Kemudian siswa mengerjakan
70
tes formatif yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal (evaluasi). Kemudian
guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dan mengakhiri
pembelajaran IPA pada hari itu.
4.2.2.2 Hasil Pengamatan
Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 Siklus 2:
1. Analisis data dari hasil observasi kegiatan mengajar guru
Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus 2 pertemuan 1 dan 2 yang
dilakukan oleh observer pada guru kelas 4 mata pelajaran IPA saat mengajar
menggunakan model pembelajaran Tari Bambu dapat dilihat pada tabel 19.
Tabel 19
Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus 2
No Indikator Penilaian Nomor Item yang Dilakukan Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Indikator kegiatan mengajar
yang dilakukan oleh guru.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21,22, 22.
Jumlah 22 22
2 Indikator kegiatan mengajar
yang tidak dilakukan oleh
guru.
0 0
Jumlah 0 0
Note : Lihat lampiran
Berdasarkan tabel 19 ada 22 indikator penilaian kegiatan mengajar yang
sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi mengajar guru.
Guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran
tari bambu cukup baik, hal ini terbukti semua indikator penilaian kegiatan
mengajar guru sudah dilaksanakan. Guru sudah mempersiapkan alat dan media
pembelajaran berupa gambar-gambar, buku paket dan LKS. Guru mengajak siswa
untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, serta
71
melakukan absensi. Guru juga sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan kepada siswa.
Dalam kegiatan inti, eksplorasi yang dilakukan oleh guru sudah sesuai
dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru membagi kelas menjadi 6
kelompok kemudian membagikan potongan puzzle ke dalam setiap kelompok
untuk disusunnya menjadi gambar yang benar. Guru sudah menyampaikan 4
subtopik yang akan dipelajari, serta memberikan sedikit penjelasan. Guru juga
sudah menjelaskan aturan main kerja kelompok dan Tari Bambu. Sehingga siswa
dapat saling berbagi informasi secara luas. Namun disayangkan ketika kegiatan
penyusunan puzzle siswa cenderung ramai karena saling memberi saran dalam
proses penyusunan puzzle, dan hal ini menyebabkan guru terlihat kurang dapat
menguasai kelas tapi sebenarnya bukan masalah karena itu menunjukan ekspresi
dan semangat siswa dalam mengikuti proses pelajaran.
Sedangkan dalam pertemuan 2 dapat dilihat bahwa dari 22 indikator yang
ada guru sudah melakukan semuanya sehingga dapat dikatakan guru dalam
mengajar sudah sesuai dengan lembar observasi mengajar guru. Pertemuan 2 ini
hampir sama dengan pertemuan 1. Mulai dari kegiatan guru mempersiapkan ruang
kelas yang akan digunakan untuk proses pembelajaran serta mempersiapkan alat
dan media pembelajaran berupa gambar-gambar, buku paket dan LKS. Guru
sudah melakukan pengulasan materi yang dipelajari sebelumnya guru juga sudah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan kepada
siswa.
Dalam kegiatan inti, eksplorasi yang dilakukan oleh guru sudah sesuai
dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru menyediakan sebuah kolom
Teka-teki silang di papan tulis, kemudian guru membacakan beberapa pertanyaan
dan meminta siswa untuk mengisikan jawabannya pada kolom yang sudah
tersedia di papan tulis dan membahas jawaban siswa bersama sama, guru sudah
menyampaiakan 4 subtopik yang akan dipelajari, serta memberikan sedikit
penjelasan tentang ke empat topik tersebut. Selanjutnya guru membagi kelas
menjadi kelompok kecil satu meja dan memberikan penjelasan tentang cara kerja
kelompok serta memberi pengarahan supaya menggunakan buku paket sebagai
72
sumber belajar. Ketika kegiatan kelompok berlangsung guru aktif berkeliling
untuk mengamati diskusi kecil siswa dan saat pembelajaran menggunakan model
tari bambu berlangsung guru juga aktif untuk membimbing dan mengamati siswa.
Selain itu guru juga sudah meluruskan kesalah pemahaman siswa terhadap materi
dan menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
2. Analisis data dari hasil observasi belajar siswa
Berdasarkan hasil observasi siklus 2 pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang
dilakukan oleh observer pada siswa kelas 4 mata pelajaran IPA saat proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran tari bambu dapat dilihat pada
tabel 20.
Tabel 20
Hasil Observasi Respon Belajar Siswa Siklus 2
No Indikator Penilaian Nomor Item yang Dilakukan Siswa
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Indikator kegiatan belajar
yang dilakukan oleh
siswa.
1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19,
20, 21,22.
Jumlah 22 22
2 Indikator kegiatan belajar
yang tidak dilakukan oleh
siswa.
0 0
Jumlah 0 0
Note : Lihat lampiran
Berdasarkan tabel 20 hasil observasi belajar siswa. Pada pertemuan 1 siswa
sudah mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan semua
item yang sudah dilakukan oleh siswa, meliputi Siswa sudah menempati tempat
duduk masing-masing, mempersiapkan alat tulis, siswa dalam kondisi siap walau
tidak harus diminta siap oleh guru, siswa mendengarkan penjelasan guru dengan
baik, siswa mampu menjawab pertanyaan –pertanyaan dari guru. Bukan hanya itu
saja siswa mampu bekerjasama dalam kelompoknya untuk penyusunan sebuah
73
puzzle memberikan sedikit argumen tentang gambar puzzle yang mereka susun
dalam kelompoknya tersebut. Siswa juga sudah aktifuntuk bertanya tentang hal
yang kurang dipahami, misalnya tentang gambar yang ditunjukan teman
kelompok lainnya. Siswa mampu bekerjasama dan berdiskusi memberikan
penjelasan tentang gambar puzzle tersebut dan menuliskan dampak yang
ditimbulkannya bagi kehidupan dalam setiap kelompok. Sehingga ketika guru
meminta setiap perwakilan kelompok maju untuk saling berbagi informai degan
teman dari keompok lainnya, siswa bisa dengan mudah menjeaskan maksud dari
gambar puzzle yang ia susun. Sehingga siswa dapat melakukan semua alur belajar
dengan baik dan mendapat pengetahuan yang luas ketika pembelajaran
menggunakan model tari bambu berlangsung.
Namun disayangkan walau interaksi positif siswa dan guru sudah dapat
berlangsung dengan baik, saat kegiatan eksplorasi penyusunan puzzle siswa
cenderung ramai, karena siswa aktif berdiskusi saling memberikan saran, tapi hal
itu dapat dimaklumi karena ketika semua siswa dalam kelompoknya aktif maka
pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan.
Berdasarkan tabel 20 Dari 22 kegiatan, pada pertemuan 2 siswa sudah
melakukan 22 kegitan dengan begitu siswa dapat dikatakan sudah melakukan
semua kegiatan yang dicantumkan dalam lembar observasi. Siswa dapat dikatakan
sudah mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini cukup baik karena pada siklus
2 pertemuan 2 siswa juga sudah melakukan semua hal yang tercantum dalam
lembar observasi. Dengan begitu kondisi belajar siswa cenderung stabil dan
konsisten dalam keadaan yang baik. Kondisi yang seperti inilah yang menunjang
siswa dalam belajar sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam
proses pembelajaran akan mudah tercapai, bukan hanya itu kondisi kelas pun akan
menjadi selaras dan harmonis setiap waktunya.
Siswa sudah menempati tempat duduknya masing-masing, mempersiapkan
alat tulis, siswa selalu dalam kondisi siap belajar ketika guru sudah masuk ruang
kelas, sedikit tanya jawab tentang materi sebelumnya. Siswa juga sudah
menggunakan buku paket sebagai sumber belajar bersama dengan kelompoknya
masing-masing. Siswa sudah mulai sedikit-sedikit berpartisipasi mengeluarkan
74
pendapat saat kerja kelompok, siswa sudah mulai memahami kegiatan berbagi
informasi antar kelompok dan menggali informasi antar siswa.
Masih ada beberapa siswa yang ramai ketika pembentukan kelompok karena
siswa dengan semangatnya ingin segera berkumpul dengan teman satu
kelompoknya. Siswa masih sedikit ragu untuk berbagi informasi yang telah
mereka dapat dan diskusikan dalam kelomponya, sehingga siswa penerima
informasi kurang jelas mendengarnya dan sering meminta untuk membacakan
ulang.
4.3 Hasil Tindakan
Hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran Tari Bambu pada
siswa kelas 4 SD Negeri 3 Paras Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, pada
akhir siklus I & siklus II sebagai tingkat pemahaman siswa tentang
mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik yang didalamnya
meliputi; Siklus 1: angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut dan
siklus 2 : erosi, abrasi, banjir, dan longsor dan mendeskripsikan cara pencegahan
kerusakan lingkungan erosi, abrasi, banjir, dan longsor. Telah selesai dilakukan,
berikut pemaparannya oleh peneliti dan kondisi yang ada akan dijelaskan pada
sub bab selanjutnya.
4.3.1 Deskripsi data
4.3.1.1 Data siklus 1
Hasil belajar IPA pada akhir siklus I sebagai tingkat pemahaman siswa
tentang mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin,
hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut) masih kurang. Menurut Sugiono
(2011:36-37) Data kemudian disederhanakan dalam tabel destribusi frekuensi
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Range = Max- Min+1
= 87-47)+ 1 = 41
kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 28
75
= 5,7 (dibulatkan menjadi 6 kelas)
Interval = ����������
= 6
= 6,67 (dibulatkan menjadi 7)
Berikut disajikan distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA menggunakan
metode pembelajaran Tari Bambu dalam Tabel 21 dibawah ini.
Tabel 21
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas 4 SD Negeri 3 Paras
Semester II/2015/2016
Siklus 1
Untuk lebih jelasnya data hasil belajar siswa siklus 1 dapat dilihat pada
diagram batang dibawah ini :
No. Interval Frekuensi Persentase
1 82-88 5 17,86%
2 75-81 5 17,86%
3 68-74 3 10,71%
4 61-67 5 17,86%
5 54-60 7 25%
6 47-53 3 10,71%
Jumlah 28 100,00%
Nilai Tertinggi 86,7
Nilai Terendah 46,7
Rata-rata 68,72
76
Gambar 3. Grafik Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas 4
SD Negeri 3 Paras Siklus I
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat distribusi frekuensi persebaran nilai hasil
belajar siswa kelas 4 SDN 3 Paras pada siklus 1. Dapat diketahui bahwa nilai
kebanyakan siswa berada pada batang kedua dengan jumlah 7 siswa. Dengan
rincian sebagai berikut: batang pertama 3 siswa, batang kedua 7 siswa, batang
ketiga 5 siswa, batang keempat 3 siswa batang kelima 5 siswa dan batag terakhir 5
orang siswa.
4.3.1.2 Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, guru masih
kurang sesuai dengan langah-langkah RPP saat mengajar, karena kegiatan berdoa
terlewatkan. Guru kurang bisa menguasai kelas saat pembentukan kelompok,
banyak siswa yang ramai karena siswa bingung mencari teman kelompoknya.
Guru masih kurang menguasai kelas saat kegiatan berbagi informasi berlangsung.
Hal ini nampak karena siswa masih kurang memahami alur tanya jawab berbagi
informasi.
Siswa kurang aktif saat kegiatan berbagi informasi kelompok karena siswa
masih kelihatan takut untuk membacakan hasil kerja kelompok, sehingga kegiatan
presentasi didominasi oleh guru. Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 3
Paras setelah dilaksanakan siklus I sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih
ada beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65.
4 7 - 5 3 5 4 - 6 0 6 1 - 6 7 6 8 - 7 4 7 5 - 8 1 8 2 - 8 8
10,71%
25%
17,86%
10,71%
17,86% 17,86%
SIKLUS 1
Siklus 1
77
Dari kekurangan-kekurangan pelaksanaan pembelajaran siklus I, akan
digunakan oleh peneliti dan guru kelas untuk memperbaiki proses belajar
mengajar pada siklus II. Pada siklus II ini diharapkan guru lebih menguasai
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tari bambu. Guru harus
mengkondusifkan kelas ketika pembentukan kelompok. Guru juga harus
memberikan kesempatan pada kelompok untuk lebih aktif dalam berdiskusi.
Sebagian besar siswa diharapkan lebih aktif, berani mengeluarkan pendapat dan
lantang saat melakukan transfer informasi sehingga kegiatan mengulang jawaban
dan pertanyaan sedikit dikurangi. Untuk lebih mengaktifkan siswa dalam kegiatan
berrdiskusi dan berbagi informasi maka guru memvariasikan metode diskusi
dengan penyusunan gambar puzzle pada Siklus 2 pertemuan 1 dan Teka-teki
silang pada siklus 2 pertemuan 2. Sehingga diharapkan siswa mampu
mengembangkan pola pikir cepat dan cerdas, serta minat untuk mengeksplorasi
buku atau sumber-sumber pengetahuan semakin besar.
4.3.1.3 Data Siklus 2
Hasil belajar IPA pada akhir siklus II sebagai tingkat pemahaman siswa
tentang menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi,
abrasi, banjir, dan longsor) dan mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan
lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) sudah tuntas secara klasikal.
Menurut Sugiono (2011:36-37) Data kemudian disederhanakan dalam tabel
destribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Range = Max- Min+1
= 97-67)+ 1 = 31
kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 28
= 5,7 (dibulatkan menjadi 6 kelas)
Interval = ����������
= 6
78
= 5,16 (dibulatkan menjadi 5)
Berikut disajikan distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA menggunakan
metode pembelajaran Tari Bambu dalam Tabel 22 dibawah ini.
Tabel 22
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas 4 SD Negeri 3 Paras
Semester II/2015/2016
Siklus 2
Untuk lebih jelasnya data hasil belajar siswa siklus 2 dapat dilihat pada
diagram batang dibawah ini :
6 7 - 7 1 7 2 - 8 6 7 7 - 8 1 8 2 - 8 6 8 7 - 9 1 9 2 - 9 7
39,30%
10,70%
25%
10,70% 7,10% 7,10%
SIKLUS 2
Siklus 2
No. Interval Frekuensi Persentase
1 92-97 2 7,10%
2 87-91 2 7,10%
3 82-86 3 10,70%
4 77-81 7 25%
5 72-76 3 10,70%
6 67-71 11 39,30%
Jumlah 28 100%
Nilai Maksimum 96,7
Nilai Minimum 66,7
Rata-rata 76,81
79
Gambar 4 Grafik Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas 4
SD Negeri 3 Paras Siklus II
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat distribusi frekuensi persebaran nilai hasil
belajar siswa kelas 4 SDN 3 Paras pada siklus 2. Dapat diketahui bahwa nilai
kebanyakan siswa berada pada posisi pertama yaitu nilai pertama antara 66-70
berjumlah 11 siswa, nilai urutan kedua antara 71-85 berjumlah 3 siswa, rentang
nilai 76-80 berjumlah 7 siswa, nilai 81-85 berjumlah 3 siswa, nilai 86-90
berjumlah 2 siswa, nilai 91-95 berjumlah 1 siswa dan terakhir 96-100 hanya 1
orang siswa.
4.3.1.4 Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, secara keseluruhan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tari bambu jauh lebih
baik dari pembelajaran siklus I. Terjadi peningkatan yang lebih baik dari siswa
maupun guru.
Kelebihan dari guru yaitu guru lebih menguasai kelas saat pembentukan
kelompok. Hanya ada beberapa siswa yang masih ramai namun masih bisa diatur
oleh guru. Guru juga sudah aktif saat membimbing siswa dalam diskusi kelompok
maupun saaat berbagi informasi.
Kelebihan dari siswa yaitu siswa aktif saat berdiskusi, sehingga kegiatan
diskusi tidak hanya monoton oleh siswa tertentu. Siswa lebih kondusif dalam
pembentukan kelompok. Siswa lebih berpartisipasi, lebih berani mengeluarkan
pendapat dan lebih lantang saat saling bertukar informasi. Rasa percaya diri siswa
meningkat, hal ini dapat dilihat dari keberanian siswa dalam menjawab
pertanyaan dari guru dan menyampaikan hasil kerja kelompok kepada pasangan
berbaginya.
4.3.2 Analisis Data
Analisis data ini dilakukan dalam 2(dua) tahapan yaitu tahap analisis
ketuntasan dan analaisis komparatif. Analisis ketuntasan merupakan analisis yang
menyajikan data hasil belajar siswa yang berupa nilai yang didapat dari hasil
belajar. Nilai dapat dituliskan dalam bentuk tabel maupun berbentuk diagram atau
grafik. Analisis komparatif merupakan teknik analisa yang dilakukan dengan cara
80
membuat perbandingan antar elemen (hasil belajar) yang sama untuk beberapa
periode yang berurutan, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
arah perubahan sebuah periode. Oleh karena itu dalam mengetahui hasil belajar
IPA siswa kelas 4 SDN 3 Paras peneliti menggunakan analisis ketuntasan dan
analisis komparatif. Untuk lebih jelasnya dalam mengetahui hasil belajar siswa
kelas 4 SDN 3 Paras dapat dijelaskan dalam Analisis ketuntasan dan analisis
komparatif dibawah ini.
4.3.2.1 Analisis Ketuntasan
Hasil belajar IPA pada akhir siklus I sebagai tingkat pemahaman siswa
tentang mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin,
hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut) masih kurang. Untuk mengetahui
Distribusi ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 23 dibawah ini.
Tabel 23
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
No Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
1 Tuntas 18 64,3%
2 Tidak tuntas 10 35,7%
Jumlah 28 100%
Nilai maksimum 86,7
Nilai minimum 46,7
Rata-rata 68,72
KKM 65
Berdasarkan tabel 23 menunjukkan sebanyak 18 siswa sudah tuntas dan
sebanyak 10 siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I
adalah 86,7 dan nilai terendahnya 46,7 dengan nilai rata-rata 68,72. Perolehan
hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 3 Paras dengan menerapkan model
pembelajaran Tari Bambu, jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM sudah
terlihat meningkat dibandingkan dengan pra siklus. Ketuntasan hasil belajar IPA
siklus I bila disajikan dalam diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 5.
81
Gambar 5
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Berdasarkan gambar 5 data yang diperoleh dari siklus I menunjukkan siswa
yang tuntas mencapai 64,3%, sedangkan siswa yang tidak tuntas mencapai 35,7%.
Bila dibandingkan hasil belajar siklus I dengan pra siklus, ada peningkatan hasil
belajar siswa dalam siklus I. Indikator keberhasilan siswa secara klasikal dalam
penelitian dikatakan berhasil bila mencapai 100% dan nilai rata-rata kelas lebih
besar dari KKM yaitu 65, sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II.
Siklus 2
Hasil belajar IPA pada akhir siklus II sebagai tingkat pemahaman siswa
tentang menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi,
abrasi, banjir, dan longsor) dan mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan
lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) sudah tuntas secara klasikal. Untuk
mengetahui distribusi ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 23
dibawah ini.
Tabel 23
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 28 100%
2 Tidak tuntas 0 0%
Jumlah 28 100%
Nilai maksimum 96,7
64,30%
35,70%
Hasil Belajar Siklus 1
Tuntas Tidak Tuntas
82
Nilai minimum 66,7
Rata-rata 76,81
KKM 65
Berdasarkan tabel 23 menunjukkan sebanyak 28 siswa sudah tuntas. Nilai
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 96,7, dan nilai terendah 66,7 dengan nilai
rata-rata 76,81. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II sudah
mencapai 100% dan nilai rata-rata kelas lebih besar dari KKM yaitu 65.
Keberhasilan ini bisa terjadi karena pembelajaran menggunakan model tari bambu
dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan pendapat dari Suprijono
(2013). Ketuntasan hasil belajar IPA siklus II bila disajikan dalam diagram
lingkaran dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2
Gambar 6 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa dalam pelajaran
IPA dengan pokok bahasan menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik
terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) dan menjelaskan
mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan
longsor) sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 100% tuntas dan rata-rata
kelas lebih besar dari KKM yaitu 77. Untuk KKM yang telah ditentukan oleh
sekolah adalah 65.
4.3.2.2 Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis ketuntasan dapat diketahui
adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Paras melalui
Tuntas
100%
83
penerapan model pembelajaran tari bambu. Rekapitulasi perbandingan hasil
belajar IPA pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 24.
Tabel 24
Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar IPA
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II
Frekue
nsi
Persent
ase
Frekue
nsi
Persent
ase
Frekue
nsi
Persent
ase
1 Tuntas 16 57,1% 18 64,3% 28 100%
2 Tidak tuntas 12 42,9% 10 35,7% 0 0%
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%
Nilai maksimum 83,4 86,7 96,7
Nilai minimum 40 46,7 66,7
Rata-rata 64,93 68,72 76,81
KKM 65 65 65
Berdasarkan tabel 24 dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Pada pra siklus ada 16 siswa yang tuntas dan 12 siswa belum tuntas. Nilai
tertinggi yang berhasil diperoleh siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 83,4
sedangkan nilai terendah 40 dengan rata-rata 64,93. Setelah diadakan tindakan
pembelajaran dengan menggunakan model tari bambu, pada siklus I ada 18 siswa
yang tuntas dan 10 siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada
siklus I adalah 86,7, dan nilai terendah 46,7 dengan rata-rata 68,72. Sedangkan
siklus II ada 28 siswa yang tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus
II adalah 96,7, dan nilai terendah 66,7 dengan rata-rata 76,81. Ini membuktikan
bahwa proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran tari bambu
dapat meningkatkan hasil siswa sesuai dengan pendapat dari Suprijono(2013)
pada pembelajaran IPA dengan pokok bahasan memahami perubahan lingkungan
fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Rekapitulasi perbandingan hasil belajar
IPA pada pra siklus, siklus I, dan siklus II bila disajikan dalam diagram batang
dapat dilihat pada gambar 7.
84
Gambar 7
Gambar Diagram Batang Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar IPA
Pada Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2
Berdasarkan gambar 7 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan
hasil belajar IPA pada pra siklus dan siklus I kemudian ke siklus II. Dalam pra
siklus sebelum dilakukan tindakan, siswa yang belum tuntas mencapai 42,10%
dan siswa yang sudah tuntas mencapai 57,90% dengan nilai rata-rata 64,93.
Setelah diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran tari bambu
pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar IPA sebesar 64,3% siswa tuntas dan
35,7% siswa belum tuntas dengan nilai rata-rata 68,72. Sedangkan pada siklus II
terjadi peningkatan yang signifikan yaitu mencapai 100% siswa tuntas dan nilai
rata-rata 76,81.
4.4 Pembahasan
Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya perbaikan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 3 Paras dengan
menerapkan model pembelajaran tari bambu. Berdasarkan data hasil observasi
kondisi awal pada pembelajaran mata pelajaran IPA didapatkan hasil belajar siswa
kurang maksimal, dengan penelitian siklus I dan siklus II, penerapan model
pembelajaran tari bambu dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD
Negeri 3 Paras Kabupaten Boyolali. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil
belajar siswa yang semakin meningkat. Untuk KKM yang telah ditentukan
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
42,90%
35,70%
0,00%
57,10%
64,30%
100,00%
Tidak Tuntas Tuntas
85
sekolah adalah 65. Dari jumlah keseluruhan 28 siswa, saat pra siklus hanya 16
siswa (57,9%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 64,93, pada siklus I meningkat
menjadi 18 siswa (64,3%) tuntas dengan nilai rata-rata 68,72, dan pada siklus II
meningkat menjadi 28 siswa (100%) tuntas dengan nilai rata-rata 76,81.
Peningkatkan hasil belajar IPA bisa terjadi karena dalam pembelajaran
menggunakan model tari bambu, sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran tari bambu yang lebih membuat siswa untuk dapat membuka
wawasan pikir mereka secara luas dan tidak terkonsep hanya pada buku sebagai
sumber belajar. Siswa dapat dengan aktif untuk mengolah informasi dan berbagi
informasi sebanyak-banyaknya dengan menyesuaikan pengetahuan yang mereka
miliki. Informasi yang dapat mereka gali bukan hanya dari buku saja tapi juga dari
pengetahuan mereka di lingkungan sekitar, sehingga masing-masing siswa
mampu berpikir sederhana dan luas Huda (2013:250) “Strategi ini
memungkinkan siswa saling berbagi informasi pada waktu yang bersamaan”.
Selain itu keberhasilan peningkatan belajar IPA bisa terjadi karena model tari
bambu mempunyai beberapa kelebihan. Dari kelebihan-kelebihan yang
memudahkan siswa untuk mendapatkan pengetahuan secara luas dan mudah
dipahami, sehingga siswa mampu menyerap pengetahuan dari proses pertukaran
informasi ini. Menurut Huda (2013:250) “Salah satu keunggulan model
pembelajaran ini adalah adanya struktur yang jelas yang memungkinkan siswa
untuk saling berbagi informasi dengan singkat dan teratur serta memberi
kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan
komunikasi”.begitu juga menurut Istarani,2011 kelebihan model pembelajaran tari
bambu yaitu:
1. Siswa dapat bertukar pengalaman dengan sesama siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Meningkatkan kerjasama diantara siswa.
3. Meningkatkan toleransi antara sesama siswa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
Sugiati yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Tari
Bambu Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Siswa kelas III SDN 3
86
Grenggeng”. Menyatakan bahwa terjadinya peningkatan nilai rata-rata hasil ujian
setiap akhir siklus dan ketuntasan hasil belajar siswa secara berturut-turut setelah
diberi tindakan siklus I dan siklus II. Siklus I pembelajaran dengan menerapkan
model tari bambu siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM =60)
sebanyak 89% dengan nilai rata-rata 70,25. Siklus II pembelajaran dengan
menerapkan model tari bambu siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM =60) sebanyak 93% dengan nilai rata-rata 79,5.
Penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian dari Dea Wahyu Candani
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Tari Bambu Kelas V Pada SDN 5 Pahandut Palangkaraya
2014/2015”. Menyatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari tiap siklus
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 60.
Pada siklus I ketuntasan belajar dapat dicapai oleh 7 siswa dari seluruh siswa (10
siswa) yaitu sebesar 70% dengan rata-rata 63. Pada siklus II dapat meningkat
menjadi 100% dengan nilai rata-rata 95. Hal yang menjadi pembeda dalam
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh penulis dengan penelitian
terdahulu, adalah kelas dan materi yang digunakan penelitian ini dilakukan di
kelas 4 dan dengan materi perubahan lingkungan fisik.
Berdasarkan pembahasan penelitian tindakan kelas yang telah dituliskan,
maka dapat dipaparkan implikasi teoritis dan implikasi praktis dari penelitian
tindakan kelas ini. Adapun implikasi teoritis dan praktis adalah sebagai berikut:
a. Implikasi Teoritis
Secara teori, implikasi penelitian ini adalah dikembangkannya pembelajaran
mata pelajaran IPA dengan model pembelajaran Tari bambu yang menjadikan
siswa belajar dengan aktif mencari tau sendiri serta bertukar informasi
pengetahuan yang berhubungan dengan materi yang dibahas pada saat itu. Tari
Bambu dikembangkan dengan dikemas dalam pembelajaran sesuai dengan standar
proses yang telah ditetapkan, yaitu dengan langkah kegiatan inti EEK, serta
dengan diselipkannya kegiatan yang menjadikan siswa kreatif dan senang.
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bertambahnya referensi penelitian
dalam bidang pendidikan, pembelajaran dengan model Tari Bambu lebih baik dari
87
pada model pembelajaran konvesional terlihat dari hasil nilai siswa dan
pemahaman terhadap materi yang meningkat. Penerapan pembelajaran dengan
model ini berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan media
pembelajaran juga teori pengembangan hasil belajar yang baru.
b. Implikasi Praktis
Implikasi praktis yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini adalah berkenaan dengan sekolah, guru, dan siswa. Adapun implikasi praktis
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sekolah dapat menambah koleksi perpustakaan serta menyediakan
referensi bagi guru tentang penelitian tindakan kelas.
2. Guru memeroleh pengalaman dalam menerapkan dan mengembangkan
pembelajaran dengan model pembelajaran Tari Bambu dalam mata
pelajaran IPA.
3. Siswa dapat belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan dengan
pelaksanaan pembelajaran Tari Bambu serta meningkatkan kemampuan
siswa dalam pelajaran IPA.
4. Penulis dapat menerapkan pembelajaran Tari Bambu dengan
mengembangkan menjadi pembelajaran yang menyenangkan, untuk
pembelajaran yang lebih bermutu.