bab iv hasil penelitian dan pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/820/5/t1_292008056_bab...
TRANSCRIPT
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Rojoimo. SD Negeri 1 Rojoimo
terletak di Desa Mirombo Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. SD
Negeri 1 Rojoimo berada dipinggir jalan menuju Kecamatan. Jarak dari SD
Negeri 1 Rojoimo ke Dinas Pendidikan Kecamatan kurang lebih 2 Km. Jarak
yang tidak terlalu jauh, membuat SDN 1 Rojoimo menjadi sekolah yang cepat dan
mudah menerima berbagai informasi, baik informasi bagi guru maupun informasi
bagi siswa.
Siswa SD Negeri 1 Rojoimo berjumlah 226 siswa mulai dari kelas I
sampai dengan kelas VI dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Masing-
masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru,1 guru pendidikan agama
Islam, dan 1 guru olahraga. Proses pembelajaran berlangsung mulai pukul 07.00
WIB sampai dengan 12.30 WIB, kecuali pada hari Jum’at dan Sabtu yang
berlangsung mulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 10.35 WIB.
Jumlah tenaga kependidikan di SD Negeri 1 Rojoimo adalah sebanyak 12 orang,
dengan perincian 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru pendidikan agama Islam,
1 guru olahraga, 2 guru wiyata bhakti yang merangkap sebagai bagian tata usaha
dan 1 penjaga sekolah. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV
SD Negeri 1 Rojoimo sebanyak 35 siswa.
Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa sangat rendah, yakni sebagian
besar bekerja sebagai buruh, perhatian dan kesadaran orang tua terhadap
pendidikan anak-anaknya juga sangat rendah bahkan kurang, serta sarana dan
prasarana sekolah yang minim. Meskipun demikian, para guru tetap bersemangat
dalam pengabdianya demi kemajuan siswa. Masing-masing kelas di sekolah ini
telah memiliki jadwal pelajaran yang baik, dan selalu dilaksanakan dengan sistem
guru kelas.
37
B. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD
Negeri 1 Rojoimo Kecamatan Wonosobo dengan jumlah 35 siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dengan Kompetensi Dasar
menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak atau bentuk suatu benda melalui penggunaaan salah satu metode
Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning) melalui penerapan Brain
Gym .
C. Kondisi Awal
Berdasarkan data dokumentasi Pra Siklus siswa kelas IV SD Negeri 1
Rojoimo Kecamatan Wonosobo pada hari Jumat 3 Februari 2012, diperoleh data
yang menyatakan guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode
konvensional yaitu metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran, guru
kurang memberikan pembelajaran menyenangkan kepada siswa untuk memotivasi
siswa dalam belajarnya, dan guru kurang memberi pengawasan sewaktu siswa
mengerjakan tugas yang diberikan. Sedangkan dari sisi siswa diantaranya adalah
siswa sering bermain sendiri di dalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung,
berjalan-jalan di dalam kelas, kurang memperhatikan guru sewaktu menerangkan
suatu materi pelajaran, keluar masuk kelas tanpa seizin guru, kurang memiliki
keberanian dalam bertanya maupun dalam mengutarakan pendapatnya baik
kepada guru maupun kepada sesama teman waktu proses pembelajaran
berlangsung. Sedangkan hasil belajar siswa sebagian besar rendah (di bawah
KKM yaitu 60). Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil ulangan harian siswa kelas IV
pada mata pelajaran IPA. Dari 35 siswa, hanya (45,7%) 16 siswa yang tuntas
mencapai KKM sedangkan (54,3%) 19 siswa belum tuntas belajarnya dengan nilai
rata-rata kelasnya yaitu 59,3.
Melihat rendahnya tingkat nilai hasil ulangan harian siswa, dapat
dikatakan pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil, hal itu dapat
dilihat pada tabel dan grafik 4.1 di bawah ini
38
Tabel 4.1 Distribusi Nilai Pra Siklus
Nilai Frekuensi Prosentase
80-100 6 17,1%
60-79 10 28,6%
40-59 19 54,3%
20-39 0 0%
0-19 0 0%
Jumlah 35 100
Rata-rata
Nilai 59,3
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 0-
19 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0%, yang mendapatkan nilai 20-39
sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0%, yang mendapat nilai 40-59 sebanyak 19
siswa dengan prosentase 54,3%, yang mendapat nilai 60-79 sebanyak 10 siswa
dengan prosentase 28,6% dan yang mendapatkan nilai 80-100 sebanyak 6 siswa
dengan prosentase 17,1%. Siswa yang tuntas sebesar 45,7% atau 16 dari 35 siswa,
sedangkan yang belum tuntas sebesar 54,3% atau 19 siswa dengan nilai rata-rata
siswa adalah 59,3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.1 di bawah ini.
!"#"$"%"&"'!"'#"'$"'%"'&"#!"
!(')" #!(*)" $!(+)" %!(,)" &!('!!"
-./012"34561"
Gambar 4.1. Grafik Distribusi Nilai Pra Siklus 3 Februari 2012
39
Berdasarkan data dokumentasi pada Pra Siklus tersebut, peneliti akan
melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan
penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning)
melalui penerapan Brain Gym di dua Siklus pembelajaran pada mata pelajaran
IPA dengan Kompetensi Dasar menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak atau bentuk suatu benda untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Pelaksanaan Siklus I
Setelah diperoleh data pada Pra Siklus, maka peneliti melakukan diskusi
dengan guru kelas IV mengenai tingkat kesenangan siswa dalam pembelajaran
yang kemudian dilanjutkan melaksanakan Siklus I.
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan Siklus I ini terdiri dari tiga perencanaan pertemuan,
yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III.
I. Pertemuan pertama
Sebelum pertemuan pertama, peneliti melakukan diskusi dengan guru
kelas IV mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat
penunjang lain yang perlu digunakan saat pembelajaran. Perlengkapan
tersebut, diantaranya adalah menyiapkan RPP dan menyiapkan lembar
observasi. Mengenai alat peraga peneliti memanfaatkan benda-benda yang
ada di kelas seperti kursi, meja, dan buku.
Sebelum pertemuan pertama Siklus I, peneliti merancang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “ Pengaruh Gaya
Terhadap Benda Diam ”, dengan Kompetensi Dasar menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu
benda, dengan indikator membuat daftar berbagai gerak benda,
mendemonstrasikan cara menggerakkan benda, dan mengidentifikasikan
faktor yang mempengaruhi gerak benda. Kemudian peneliti menetapkan
lamanya waktu proses Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning)
melalui penerapan Brain Gym yaitu (2x35) menit, dengan 4 tahap kegiatan
40
meliputi: Tahap Persiapan, Tahap Penyampaian, Tahap Pelatihan, dan
Tahap Teknik Penutup.
Pada kegiatan pembelajaran peneliti juga berencana menyajikan
pengalaman belajar yang bersifat memotivasi yaitu: memperkenalkan,
memberi contoh, dan mendemonstrasikan Brain Gym kepada siswa,
mempelajari tentang pengaruh gaya terhadap benda diam, meningkatkan
pemahaman, kebersamaan, konsentrasi, kesenangan, keberanian siswa
dalam menyatakan pendapat, motivasi serta hasil belajar siswa. Kemudian
peneliti berencana membagi siswa menjadi 7 kelompok, dalam 1 kelompok
terdiri dari 5 siswa, dan tidak kalah pentingnya dalam penelitian ini adalah
persiapan fisik dan mental. Peneliti sebagai observer juga mengamati
kegiatan pembelajaran di kelas 1V dengan berpedoman pada lembar
observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
II. Pertemuan kedua
Perencanaan pembelajaran pada Siklus I pertemuan II sebagai tindak
lanjut dari kelemahan pada pertemuan I. Sebelum mengajar pada pertemuan
II, maka guru menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran.
Sebelum pertemuan kedua Siklus I, peneliti merancang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “ Pengaruh Gaya
Terhadap Benda Bergerak ”, dengan Kompetensi Dasar menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu
benda, dengan indikator membuat daftar berbagai gerak benda,
mendemonstrasikan cara menggerakkan benda, dan mengidentifikasikan
faktor yang mempengaruhi gerak benda. Kemudian peneliti menetapkan
lamanya waktu proses Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning)
melalui penerapan Brain Gym yaitu (2x35) menit, dengan 4 tahap kegiatan
meliputi: Tahap Persiapan, Tahap Penyampaian, Tahap Pelatihan, dan
Tahap Teknik Penutup.
Pada kegiatan pembelajaran peneliti juga berencana menyajikan
pengalaman belajar yang bersifat memotivasi yaitu: memperkenalkan,
memberi contoh, dan mendemonstrasikan Brain Gym kepada siswa,
41
mempelajari tentang pengaruh gaya terhadap benda diam, meningkatkan
pemahaman, kebersamaan, konsentrasi, kesenangan, keberanian siswa
dalam menyatakan pendapat, motivasi serta hasil belajar siswa. Kemudian
peneliti berencana membagi siswa menjadi 7 kelompok, dalam 1 kelompok
terdiri dari 5 siswa, dan tidak kalah pentingnya dalam penelitian ini adalah
persiapan fisik dan mental. Peneliti sebagai observer juga mengamati
kegiatan pembelajaran di kelas 1V dengan berpedoman pada lembar
observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
III. Pertemuan ketiga
Perencanaan pembelajaran pada Siklus I pertemuan III sebagai
penyempurnaan kelemahan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II.
Sebelum guru mengajar pada pertemuan III, maka peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran.
Sebelum pertemuan ketiga Siklus I, peneliti merancang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “Gaya
Mendiamkan Benda Bergerak”, dengan Kompetensi Dasar menyimpulkan
hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak
suatu benda, dengan indikator membuat daftar berbagai gerak benda,
mendemonstrasikan cara menggerakkan benda, dan mengidentifikasikan
faktor yang mempengaruhi gerak benda. Kemudian peneliti menetapkan
lamanya waktu proses Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning)
melalui penerapan Brain Gym yaitu (2x35) menit, dengan 4 tahap kegiatan
meliputi: Tahap Persiapan, Tahap Penyampaian, Tahap Pelatihan, dan
Tahap Teknik Penutup.
Pada kegiatan pembelajaran peneliti juga berencana menyajikan
pengalaman belajar yang bersifat memotivasi yaitu: memperkenalkan,
memberi contoh, dan mendemonstrasikan Brain Gym kepada siswa,
mempelajari tentang pengaruh gaya terhadap benda diam, meningkatkan
pemahaman, kebersamaan, konsentrasi, kesenangan, keberanian siswa
dalam menyatakan pendapat, motivasi serta hasil belajar siswa. Kemudian
peneliti berencana membagi siswa menjadi 7 kelompok, dalam 1 kelompok
terdiri dari 5 siswa, dan tidak kalah pentingnya dalam penelitian ini adalah
42
persiapan fisik dan mental. Peneliti sebagai observer juga mengamati
kegiatan pembelajaran di kelas 1V dengan berpedoman pada lembar
observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pada Siklus 1 ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu
pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Masing-masing pertemuan
berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 24 Maret 2012, pertemuan II dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 26 Maret 2012, dan pertemuan III dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 28 Maret 2012.
I. Pertemuan pertama (24 Maret 2012)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan
yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP); lembar observasi; alat peraga seperti : meja, kursi,
buku, dan pensil; dan buku pelajaran.
Tahapan pelaksanaan kegiatan Pembelajaran yang Menyenangkan
(Joyful Learning) melalui penerapan Brain Gym pertemuan pertama
diantaranya adalah :
a) Kegiatan awal
Dalam kegiatan awal antara lain :
Tahap Persiapan
Guru mengucapkan salam, berdoa, kemudian mengabsen siswa;
memperkenalkan Brain Gym kepada siswa; memberikan contoh dan
mendemonstrasikan gerakan Brain Gym, diantaranya yaitu Gerakan
Gajah, dan Saklar Otak; melakukan berbagai gerakan Brain Gym secara
bersama-sama; memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba
secara mandiri berbagai gerakan Brain Gym yang telah dilakukan
secara bersama-sama; menjelaskan kegunaan dan manfaat Brain Gym
kepada siswa; memberikan apersepsi kepada siswa mengenai materi
pelajaran. ”Bagaimana cara kita menggerakkan sebuah meja?”; dan
menjelaskan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
43
Dalam kegiatan inti antara lain :
Tahap Penyampaian
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, guru melakukan
tanya jawab dengan siswa tentang pengertian gaya; dan menjelaskan
macam-macam gaya.
Tahap Pelatihan
Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang; guru memberikan tugas kelompok
untuk didiskusikan yaitu membuat daftar tentang berbagai gerak benda;
secara berkelompok siswa mendiskusikan tugas tersebut, setiap
kelompok mendemonstrasikan cara menggerakan berbagai benda
seperti meja, kursi, dan buku; mencatat hasil kegiatan; dan melaporkan
hasil diskusi mengenai cara menggerakkan suatu benda ke depan kelas
secara bergantian; guru mengadakan tanya jawab dengan siswa sebagai
umpan balik dalam pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas; dan
menyimpulkan hasil diskusi cara menggerakkan benda-benda yang ada
di kelas seperti: buku, meja, dan kursi secara bersama-sama.
c) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup antara lain :
Tahap Teknik Penutup
Guru melakukan pemantapan konsep dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan dengan mendorong siswa untuk
menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan keterampilan dalam
kehidupan sehari-hari. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang
pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pesan moral.
II. Pertemuan kedua (26 Maret 2012)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan
yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP); lembar observasi; alat peraga; dan buku pelajaran.
44
Tahapan pelaksanaan kegiatan Pembelajaran yang Menyenangkan
(Joyful Learning) melalui penerapan Brain Gym pertemuan kedua
diantaranya adalah :
a) Kegiatan awal
Dalam kegiatan awal antara lain :
Tahap Persiapan
Guru mengucapkan salam, berdoa, kemudian mengabsen siswa;
sebelum pelajaran dimulai, terlebih dahulu siswa diajak bermain dengan
gerakan sederhana Brain Gym untuk memotivasi siswa mengikuti
pelajaran. Gerakan tersebut antara lain Gajah, Saklar Otak, 8 Tidur, dan
Silang (Cross Crawl); guru melakukan tanya jawab mengenai pelajaran
yang lalu, misalnya ”Pernahkah anak-anak menonton pertandingan
sepak bola? Bagaimanakah gerak bola pada pertandingan itu? ”; dan
menjelaskan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti antara lain :
Tahap Penyampaian
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan melakukan
tanya jawab dengan siswa tentang pengaruh gaya terhadap benda
bergerak.
Tahap Pelatihan
Secara berkelompok dengan beranggotakan 5 siswa, setiap
kelompok mendiskusikan macam-macam gaya dan pengaruh gaya
terhadap benda bergerak; setiap kelompok mendemonstrasikan cara
menggerakan berbagai benda seperti : meja, kursi, bola sepak, pintu
kelas, buku, pensil; guru melakukan tanya jawab dengan siswa sebagai
umpan balik dalam pembelajaran; siswa mulai menemukan faktor-
faktor yang mempengaruhi gerak benda; mencatat dan melaporkan hasil
diskusi ke depan kelas; siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi pelajaran yang telah dipelajari bersama-sama; dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pelajaran yang
belum jelas.
45
c) Kegiatan penutup
Tahap Teknik Penutup
Guru melakukan pemantapan konsep dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan dengan mendorong siswa untuk
menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan keterampilan dalam
kehidupan sehari-hari. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang
pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pesan moral.
III. Pertemuan ketiga (28 Maret 2012)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan
yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP); lembar observasi; alat peraga; dan buku pelajaran.
Tahapan pelaksanaan kegiatan Pembelajaran yang Menyenangkan
(Joyful Learning) melalui penerapan Brain Gym pertemuan ketiga
diantaranya adalah :
a) Kegiatan awal
Dalam kegiatan ini antara lain :
Tahap Persiapan
Guru mengucapkan salam, berdoa, kemudian mengabsen siswa;
guru mengajak siswa melakukan 5 gerakan Brain Gym, yaitu gerakan
Gajah, Saklar Otak, 8 Tidur, Putaran Leher dan Silang (Cross Crawl),
guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai pelajaran yang
lalu, misalnya ” Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi gerak suatu
benda!”; dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti antara lain :
Tahap Penyampaian
Menjelaskan materi kepada siswa mengenai pengaruh gaya dapat
mendiamkan benda di dalam bergerak; dan memberikan pertanyaan
kepada siswa sebagai umpan balik dalam pembelajaran.
Tahap Pelatihan
Guru membentuk 7 kelompok dengan anggota 5 siswa tiap
kelompok untuk melakukan percobaan megenai posisi benda ketika 2
46
orang teman mendorong meja dari sisi yang berlawanan; menemukan
faktor-faktor yang mempengaruhi gerak benda pada percobaan yang
sebelumnya dilakukan; mencatat dan melaporkan hasil diskusi dalam
diskusi kelas; menyimpulkan secara bersama-sama mengenai gaya
dapat mendiamkan benda bergerak; dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai pelajaran yang belum jelas.
c) Kegiatan penutup
Tahap Teknik Penutup
Guru memberikan PR kepada siswa untuk membaca dan meringkas
materi selanjutnya yaitu ”Gaya Mempengaruhi Bentuk Benda”.
Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan, pemantapan konsep, memberikan pesan moral, dan guru
memberikan soal tes formatif Siklus I.
3. Observasi
Selama guru mengajar, peneliti sebagai observer merekam jalannya
pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Item
pernyataan pada lembar observasi sejumlah 30 item dengan berdasar pada
sembilan aspek Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning)
melalui penerapan Brain Gym. Dari rekaman tersebut dapat diketahui apa
yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung,
dimana kelemahan akan diperbaiki dan kelebihan akan tetap di pertahankan
dalam pertemuan berikutnya. Adapun hasil dari observasi tersebut antara
lain:
1. Pertemuan pertama
Hasil dari lembar observasi (data terlampir) yaitu pembelajaran
berjalan dengan lancar, hal tersebut terlihat dari kesiapan guru sebelum
pelajaran sudah baik; keseriusan guru mengajar sudah baik; ketenangan
guru menyampaikan materi pelajaran sudah baik; dalam penerapan Brain
Gym guru sudah memberikan berbagai contoh dan
mendemonstrasikannya kepada siswa; siswa sudah terlihat berani
menjawab pertanyaan dari guru minimal 3 kali secara lisan; siswa
terlihat mendengarkan guru sewaktu menyampaikan materi
47
pembelajaran; siswa terlihat sudah tidak bermain lagi sewaktu
pembelajaran; pemberian masukan positif kepada siswa sudah baik;
intonasi suara sudah baik; pengelolaan kelas sudah baik; dan penguasaan
materi pelajaran sudah baik.
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya yaitu: kurangnya
ketersediaan cukup waktu dalam menyampaikan materi pelajaran karena
guru bayak bercerita; kurangnya usaha guru dalam memotivasi siswa
agar tidak cepat bosan setiap mengikuti pembelajaran; kurangnya tanya
jawab guru dengan siswa; masih adanya rasa bosan siswa selama
mengikuti pembelajaran meskipun hanya 3 siswa; beberapa siswa masih
terlihat sulit berkonsentrasi di tahap penyampaian pada pembelajaran;
terdapat 4 siswa yang diam ketika ditanya oleh guru; kurangnya
keberanian siswa dalam menjelaskan jawabannya di depan kelas; guru
dan siswa belum merefleksi secara bersama mengenai kegiatan
pembelajaran.
Berkaitan dengan kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan
pertama, maka peneliti berusaha mengatasi berbagai kelemahan tersebut
untuk memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan kedua. Usaha
tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai
kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut
diantaranya adalah peneliti merencanakan suatu kegiatan pembelajaran
dimana guru harus lebih banyak menambah gerakan Brain Gym dan
lebih mempertimbangkan waktu dengan sebaik-baiknya agar tersedia
cukup waktu selama pembelajaran, lebih banyak membuat pertanyaan
sebagai umpan balik dalam pembelajaran, memperhatikan suasana
belajar dikelas agar tercipta iklim pembelajaran yang menyenangkan
bagi siswa khususnya dalam mendesain metode pembelajaran, intonasi
suara perlu dipertahankan dalam menyampaikan berbagai informasi bagi
siswa, pengelolaan kelas sudah baik, dan penguasaan materi sudah baik.
Tindak lanjut ini adalah menambah gerakan Brain Gym pada kegiatan
awal yang dimaksudkan agar siswa lebih senang dalam mengikuti
pelajaran.
48
2. Pertemuan kedua
Berdasarkan lembar observasi (data terlampir) tersebut didapat
hasil (data terlampir) dalam pembelajaran yang menyenangkan melalui
penerapan Brain Gym diantaranya adalah guru berani menjawab
pertanyaan dari siswa minimal 4 kali secara lisan; tersedia cukup waktu
dalam mengajar; semangat siswa menerima materi pelajaran meningkat,
hal tersebut terlihat dari keberanian siswa melakukan tanya jawab
dengan guru seaktu pembelajaran dibandingkan dengan pertemuan
pertama; terjadi peningkatan siswa dalam mengikuti perintah guru;
belum nampaknya pendapat siswa menanggapi penerapan Brain Gym
dalam pembelajaran minimal 10 siswa secara lisan; kurangnya
ketenangan guru dalam menyampaikan pelajaran sehingga guru terlihat
terlalu cepat dalam menyampaikan materi pelajaran; beberapa siswa
masih terlihat kurang berkonsentrasi pada tahap penyampaian; siswa
terkadang masih terlihat tidak memperhatikan guru sewaktu guru
menjelaskan suatu materi pembelajaran.
Berkaitan dengan kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan
kedua, maka peneliti berusaha mengatasi berbagai kelemahan tersebut
untuk memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan ketiga. Usaha
tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai
kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut
diantaranya adalah peneliti merencanakan suatu kegiatan belajar yang
lebih menarik bagi siswa sebagai upaya mengatasi kendala selama
proses pembelajaran, salah satunya adalah memberi penguatan pada
siswa mengenai nama-nama berbagai gerakan Brain Gym, hal tersebut
dimaksudkan agar siswa hafal dan lebih mendalami tentang berbagai
gerakan Brain Gym sehingga siswa akan terbiasa dan senang
mempraktekkan gerakan Brain Gym dalam pembelajaran. Upaya
tersebut yang selanjutnya akan dilaksanakan pada pertemuan ketiga.
3. Pertemuan ketiga
Berdasarkan lembar observasi tersebut didapat hasil (data
terlampir) diantaranya adalah kesiapan guru sebelum pembelajaran
49
sudah baik, keseriusan guru mengajar sudah baik; ketenangan guru
menyampaikan materi pelajaran baik; dalam penerapan Brain Gym guru
sudah memberikan berbagai contoh dan mendemonstrasikannya kepada
siswa, siswa sudah terlihat mengikuti perintah guru; terjadi peningkatan
pada siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru dan menjelaskan
jawaban hasil diskusi ke depan kelas; siswa terlihat sudah
memperhatikan guru sewaktu menjelaskan materi pembelajaran;
mayoritas siswa terlihat sudah mematuhi perintah guru pada tahap
pelatihan saat pembelajaran berlangsung; terdapat 6 siswa yang sulit
berkonsentrasi sewaktu menerima materi pembelajaran; guru terlihat
kurang memotivasi siswa agar tidak cepat bosan pada tahap
penyampaian; terjadi peningkatan keberanian siswa dalam menjawab
pertanyaan guru dibandingkan pertemuan sebelumnya; terdapat 4 siswa
yang tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pelajaran;
dan dalam melakukan gerakan Brain Gym guru terlalu cepat dalam
menyampaikanya.
Berkaitan dengan kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan
ketiga, maka peneliti berusaha mengatasi berbagai kelemahan tersebut
untuk memperbaiki proses pembelajaran pada Siklus II. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-
kelemahan selama pembelajaran, hasil dari diskusi tersebut adalah lebih
mengoptimalkan peran Brain Gym dalam pembelajaran dengan
memperagakannya secara perlahan agar siswa tidak ada yang
ketinggalan dalam mempraktekkan gerakan ini.
4. Refleksi
Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada Siklus I yang
terdiri dari tiga pertemuan diantaranya adalah meningkatnya ketuntasan
hasil belajar siswa, di mana pada kondisi awal terdapat 19 siswa yang
belum tuntas dalam belajarnya, sedangkan pada Siklus I setelah peneliti
melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode Brain
Gym, siswa yang tuntas 31 siswa (88,6%) yang belum tuntas yaitu terdapat
4 siswa (11,4%) yang belum tuntas dalam belajarnya atau mendapatkan
50
nilai di bawah KKM yaitu≥ 60 serta rata-rata nilai hasil belajar siswa
meningkat sebesar 16,7%. Hal tersebut berarti bahwa target keberhasilan
pembelajaran Siklus I sudah tercapai, karena hasil belajar tersebut sudah
meningkat atau bahkan melebihi target kriteria keberhasilan (80%) yaitu
meningkat menjadi 88,6%. Untuk lebih memperjelas hasil belajar siswa
pada pembelajaran Siklus I dapat dilihat pada tabel dan grafik 4.2 di bawah
ini.
Tabel 4.2 Distribusi Nilai Siklus I
Nilai Frekuensi Prosentase
80-100 16 45,7%
60-79 15 42,9%
40-59 4 11,4%
20-39 0 0%
0-19 0 0%
Jumlah 35 100
Rata-rata
Nilai 75,9
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan
nilai 0-19 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0%, yang mendapatkan nilai
20-39 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0%, yang mendapat nilai 40-59
sebanyak 4 siswa dengan prosentase 11,4%, yang mendapat nilai 60-79
sebanyak 15 siswa dengan prosentase 42,9% dan yang mendapatkan nilai
80-100 sebanyak 16 siswa dengan prosentase 45,7%. Siswa yang tuntas
sebesar 88,6% atau 31 dari 35 siswa, sedangkan yang belum tuntas sebesar
11,4% atau 4 siswa dengan nilai rata-rata 75,9 dan nilai tertinggi adalah 92
sedangkan nilai terendahnya adalah 47. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik 4.2 di bawah ini.
51
!"
#"
$"
%"
&"
'!"
'#"
'$"
'%"
!(')" #!(*)" $!(+)" %!(,)" &!('!!"
!" !"
$"
'+"'%"
!"#$%#&'()*%)'
-./012"
Gambar 4.2. Grafik Distribusi Nilai Siklus I 28 Maret 2012
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I dari
pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala
kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil
observasi yang dilaksanakan pada setiap pertemuan I, II dan II pada Siklus I
dan hasil nilai siswa pada pertemuan III yaitu pada akhir Siklus I. Refleksi
ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah
hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator
kinerja.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan
observasi pada Siklus I di setiap pertemuan maka diperoleh antara lain
sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran Siklus 1 berlangsung sudah sesuai
dengan harapan dan berjalan dengan baik.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan proses
pembelajaran sudah sesuai.
c. Kesiapan guru sebelum pembelajaran sudah baik; keseriusan,
ketenangan, dan tanggung jawab guru dalam membimbing
dan mengarahkan siswa pada saat pembelajaran sudah terlihat
52
terjadi peningkatan pada tiap pertemuannya; guru
menyampaikan materi pembelajaran sudah terlihat baik, hal
tersebut terlihat dari kejelasan materi maupun intonasi suara
guru pada saat pembelajaran berlangsung; upaya guru untuk
memotivasi siswa agar tidak bosan pada saat pembelajaran
sudah baik; upaya guru mengadakan interaksi tanya jawab
dengan siswa sudah terlihat terjadi peningkatan pada tiap
pertemuannya; dalam penerapan Brain Gym guru sudah
memberikan berbagai contoh dan mendemonstrasikannya
kepada siswa.
d. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup, perhatian,
semangat, dan kesenangan siswa lebih meningkat hal tersebut
terlihat pada saat pembelajaran siswa dengan mudah menerima
dan menikmati pembelajaran tanpa ada rasa tekanan dan tidak
bosan karena mereka belajar dengan menerapkan gerakan
Brain Gym yang tidak pernah dilakukan guru kelas
sebelumnya.
e. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran, hal tersebut
terlihat dari meningkatnya keberanian siswa dalam
mengajukan pertanyaan kepada guru secara lisan;
meningkatnya keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan
dari guru; tidak takut salah siswa dalam menjawab pertanyaan
dari guru; meningkatnya keberanian siswa dalam
menyampaikan informasi berkaitan dengan materi
pembelajaran dan meningkatnya keberanian siswa dalam
menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas pada tiap
pertemuan Siklus I.
Berdasarkan observasi pada Siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan
untuk diperbaiki pada pembelajaran Siklus II.
a. Mengoptimalkan bimbingan pada siswa pada saat
pembelajaran dengan memberikan pengarahan pada siswa agar
53
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru
pada tahap pelatihan saat pembelajaran berlangsung.
b. Guru memberi pertanyaan kepada siswa seputar kehidupan
sehari-hari dengan contoh yang konkret agar siswa lebih
mudah memahami dan memaknainya.
c. Mengoptimalkan peran gerakan Brain Gym dalam
pembelajaran dengan memperagakannya secara perlahan agar
siswa tidak ada yang ketinggalan dalam mempraktekkan
gerakan ini.
d. Merubah dan menambah gerakan – gerakan Brain Gym metode
Brain Gym ke dalam kegiatan inti.
E. Pelaksanaan Siklus II
Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan menyimpulkan
hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak atau
bentuk suatu benda. Siklus II ini dilakukan melalui dua pertemuan dengan rincian
sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan Siklus II ini terdiri dari dua perencanaan pertemuan,
yaitu pertemuan I dan pertemuan II.
I. Pertemuan pertama
Peneliti melakukan persiapan untuk melaksanakan perbaikan pada
pertemuan Siklus II. Persiapan tersebut antara lain dengan mempersiapkan
RPP, lembar observasi serta alat peraga agar efektifitas pembelajaran dapat
meningkat dibanding pada Siklus I.
Sebelum pertemuan pertama Siklus II, peneliti merancang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “Gaya
Mempengaruhi Bentuk Benda”, dengan Kompetensi Dasar Menyimpulkan
hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk
suatu benda, dengan indikator memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari
cara gaya mengubah bentuk atau gerak benda. Kemudian peneliti
menetapkan lamanya waktu proses Pembelajaran yang Menyenangkan
54
(Joyful Learning) melalui penerapan Brain Gym yaitu (2x35) menit, dengan
4 tahap kegiatan meliputi: Tahap Persiapan, Tahap Penyampaian, Tahap
Pelatihan, dan Tahap Teknik Penutup.
Pada kegiatan pembelajaran peneliti juga berencana menyajikan
pengalaman belajar yang bersifat memotivasi yaitu: memperkenalkan,
memberi contoh, dan mendemonstrasikan Brain Gym kepada siswa,
mempelajari tentang pengaruh gaya terhadap benda diam, meningkatkan
pemahaman, kebersamaan, konsentrasi, kesenangan, keberanian siswa
dalam menyatakan pendapat, motivasi serta hasil belajar siswa. Kemudian
peneliti berencana membagi siswa menjadi 7 kelompok, dalam 1 kelompok
terdiri dari 5 siswa, dan tidak kalah pentingnya dalam penelitian ini adalah
persiapan fisik dan mental. Peneliti sebagai observer juga mengamati
kegiatan pembelajaran di kelas 1V dengan berpedoman pada lembar
observasi yang telah disiapkan sebelumnya.
II. Pertemuan kedua
Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam Siklus II
pertemuan pertama, perencanaan pembelajaran pada Siklus II pertemuan
kedua ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang
terjadi pada siklus II pertemuan pertama. Kegiatan pembelajaran pada
Siklus II pertemuan kedua ini masih sama dengan Siklus II tapi yang
membedakan adalah pokok bahasan yaitu “Gaya-Gaya yang Ada di Alam”
dan merubah gerakan Brain Gym pada kegiatan inti pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pada Siklus 1 ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu
pertemuan I dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan berlangsung
selama 70 menit (2x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 31 Maret 2012 dan pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 7 April 2012.
I. Pertemuan pertama (31 Maret 2012 )
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan
yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan
55
Pembelajaran (RPP); lembar observasi; dan alat peraga seperti : bola
mainan dan plastisin.
Tahapan pelaksanaan kegiatan Pembelajaran yang Menyenangkan
(Joyful Learning) melalui penerapan Brain Gym pertemuan pertama
diantaranya adalah :
a) Kegiatan awal
Dalam kegiatan awal antara lain :
Tahap Persiapan
Guru mengucapkan salam, berdoa, kemudian mengabsen siswa,
memperagakan gerakan Brain Gym bersama-sama siswa, dengan gerakan
yang tidak terburu-buru agar manfaat dari gerakan ini lebih optimal;
mengadakan tanya jawab kepada siswa, misalnya “Pernahkah anak-anak
bermain dengan plastisin atau tanah liat? Bagaimanakah cara anak-anak
membentuk plastisin tersebut menjadi mainan yang diinginkan?”; dan
menjelaskan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti antara lain :
Tahap Penyampaian
Guru menyiapkan peralatan untuk percobaan pengaruh gaya
mengubah bentuk benda; menjelaskan materi pelajaran tentang pengaruh
gaya terhadap bentuk benda kepada siswa; membagi siswa menjadi 7
kelompok untuk mendiskusikan mengenai percobaan balon mainan
berbentuk bulat dan plastisin; memberikan pertanyaan kepada siswa
mengenai percobaan tersebut; siswa mempraktekan percobaan tersebut
dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan dari guru, seperti :”Apa yang
terjadi jika balon mainan dan plastisin tersebut diberi gaya?’; siswa maju
ke depan kelas untuk menyampaikan kesimpulan dari percobaan tersebut;
tanggapan guru mengenai hasil kerja tiap kelompok; menyimpulkan
bersama-sama mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari; dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
pelajaran yang belum jelas.
c) Kegiatan akhir
56
Tahap Teknik Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
kemudian guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya dilanjutkan dengan refleksi; pemantapan konsep;
dan penanaman pesan moral
II. Pertemuan kedua ( 7 April 2012 )
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan
yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP); lembar observasi; dan alat peraga seperti : meja,
kursi, buku, pensil, dan pintu kelas.
Tahapan pelaksanaan kegiatan Pembelajaran yang Menyenangkan
(Joyful Learning) melalui penerapan Brain Gym pertemuan kedua
diantaranya adalah :
a) Kegiatan awal
Dalam kegiatan awal antara lain :
Tahap Persiapan
Guru mengucapkan salam, berdoa, kemudian mengabsen siswa;
mengadakan tanya jawab mengenai pelajaran yang lalu, misalnya
“Mengapa kita dapat berjalan tegak? Bandingkan jika anak-anak melihat
orang yang berjalan di luar angkasa?“; dan menjelaskan tujuan
pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti antara lain :
Tahap Penyampaian
Guru mengajak siswa melakukan gerakan Brain Gym sebanyak 2
gerakan yaitu gerakan Putaran Leher (Neck Rolls) dan Saklar Otak; guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari.
Tahap Pelatihan
Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang untuk mendiskusikan jenis-jenis gaya
dalam kehidupan sehari-hari; siswa mencatat dan melaporkan hasil
diskusi; menyimpulkan hasil diskusi; guru mengajak siswa melakukan
57
gerakan Brain Gym sebanyak 2 gerakan yaitu gerakan 8 Tidur dan Silang
(Cross Crawl); guru dan siswa menyimpulkan secara bersama-sama
mengenai pengertian gaya, contoh cara gaya mengubah bentuk benda,
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan bentuk benda. serta jenis-
jenis gaya dalam kehidupan sehari-hari; guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang belum
jelas; dan guru mengajak siswa melakukan gerakan Brain Gym sebanyak
1 gerakan yaitu Putaran Leher (Neck Rolls).
c) Kegiatan akhir
Tahap Teknik Penutup
Guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan; pemantapan konsep; memberikan pesan moral; dan guru
memberikan soal tes formatif Siklus II.
3. Observasi
Selama guru mengajar, penulis sebagai observer merekam jalannya
pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Item pernyataan
pada lembar observasi sejumlah 30 item dengan berdasar pada sembilan aspek
Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning) melalui penerapan Brain
Gym. Dari rekaman tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan
kelebihan selama pembelajaran berlangsung, dimana kelemahan akan
diperbaiki dan kelebihan akan tetap di pertahankan dalam pertemuan
berikutnya. Adapun hasil dari observasi tersebut antara lain:
1. Pertemuan Pertama
Hasil dari observasi (data terlampir) tersebut yaitu pembelajaran
berjalan dengan lancar, hal tersebut terlihat dari kesiapan guru sebelum
pelajaran sudah baik; keseriusan guru mengajar sudah baik; ketenangan
guru menyampaikan materi pelajaran sudah baik; dalam penerapan Brain
Gym guru sudah memberikan berbagai contoh dan mendemonstrasikannya
secara perlahan kepada siswa; siswa sudah terlihat berani menjawab
pertanyaan secara lisan; siswa terlihat mendengarkan guru sewaktu
menyampaikan materi pembelajaran; siswa terlihat sudah tidak bermain lagi
sewaktu pembelajaran; pemberian masukan positif kepada siswa sudah baik;
58
intonasi suara guru sudah terlihat sudah baik; pengelolaan kelas sudah baik;
dan penguasaan materi pelajaran sudah baik; guru dan siswa sudah terlihat
melakukan penyimpulan materi pembelajaran secara bersama-sama; siswa
terlihat sudah terbiasa menjawab pertanyaan dari guru dan menjelaskan
jawaban hasil diskusi ke depan kelas; mayoritas siswa terlihat sudah
mematuhi perintah guru pada tahap pelatihan saat pembelajaran
berlangsung; masih munculnya rasa bosan anak mengikuti pembelajaran;
keseriusan siswa mengikuti pembelajaran terkadang belum stabil pada saat
pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka peneliti kembali berdiskusi
mengenai pengoptimalan Brain Gym dengan guru. Hasil dari diskusi
tersebut adalah merubah Brain Gym pada kegiatan inti, yang dimaksudkan
agar tingkat keseriusan siswa mengikuti pelajaran akan tetap stabil bahkan
meningkat dari sebelumnya. Upaya tersebut tentunya akan dilaksanakan
pada pertemuan kedua Siklus II.
2. Pertemuan Kedua
Hasil dari observasi tersebut adalah pembelajaran berjalan dengan
lancar, hal tersebut terlihat dari kesiapan guru sebelum pelajaran sudah baik;
keseriusan guru mengajar sudah baik; ketenangan guru menyampaikan
materi pelajaran sudah baik; siswa sudah terlihat sudah terbiasa menjawab
pertanyaan guru secara lisan; tidak takut salah menjawab pertanyaan dari
guru secara lisan; meningkatnya keberanian siswa dalam mengutarakan
pendapatnya atau informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran;
siswa terlihat berkonsentrasi dan perhatiannya sudah terpusat selama
pembelajaransiswa terlihat mendengarkan guru sewaktu menyampaikan
materi pembelajaran; siswa terlihat sudah tidak bermain lagi sewaktu
pembelajaran; pemberian masukan positif kepada siswa sudah baik; intonasi
suara guru pada saat menyampaikan materi pembelajaran sudah baik;
pengelolaan kelas sudah baik; dan penguasaan materi pembelajaran sudah
baik; guru dan siswa sudah terlihat melakukan penyimpulan materi
pembelajaran secara bersama-sama; siswa terlihat sudah terbiasa menjawab
pertanyaan dari guru dan menjelaskan jawaban hasil diskusi ke depan kelas;
59
mayoritas siswa terlihat sudah mematuhi perintah guru pada tahap pelatihan
saat pembelajaran berlangsung; siswa menjadi lebih bersemangat dengan
penerapan metode Brain Gym, dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
4. Refleksi
Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes formatif pada Siklus II
yang terdiri dari dua pertemuan diantaranya adalah hasil tes formatif 100%
siswa mendapatkan nilai sesuai dengan KKM yang ditentukan yaitu ≥60 serta
rata-rata nilai hasil belajar siswa meningkat sebesar 16,8%. Berarti target
keberhasilan pembelajaran Siklus II sudah tercapai, karena hasil belajar
tersebut sudah meningkat atau bahkan melebihi target kriteria keberhasilan
(90%) yaitu meningkat menjadi 100%. Dengan nilai rata-rata 92,7 dan nilai
tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 83. Dengan demikian,
berarti tidak ada Siklus berikutnya.
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus II,
selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan
berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada Siklus II.
1. Kegiatan pembelajaran Siklus II berlangsung sudah sesuai dengan
harapan dan berjalan dengan baik
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan proses
pembelajaran sudah sesuai.
3. Kesiapan guru sebelum pembelajaran sudah baik; keseriusan,
ketenangan, dan tanggung jawab guru dalam membimbing dan
mengarahkan siswa pada saat pembelajaran sudah terlihat terjadi
peningkatan pada tiap pertemuannya; guru menyampaikan materi
pembelajaran sudah terlihat baik, hal tersebut terlihat dari kejelasan
materi maupun intonasi suara guru pada saat pembelajaran
berlangsung; upaya guru untuk memotivasi siswa agar tidak bosan
pada saat pembelajaran sudah baik; upaya guru mengadakan
interaksi tanya jawab dengan siswa sudah terlihat terjadi peningkatan
pada tiap pertemuannya; dalam penerapan Brain Gym guru sudah
60
memberikan berbagai contoh dan mendemonstrasikannya kepada
siswa secara perlahan pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Kesenangan belajar siswa menjadi meningkat, hal tersebut terlihat
dari siswa terlihat sudah tidak bermain lagi sewaktu pembelajaran;
konsentrasi, pemusatan perhatian, rasa tidak bosan, dan semangat
siswa selama proses kegiatan Pembelajaran yang Menyenangkan
(Joyful Learning) melalui penerapan Brain Gym.
5. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran, hal tersebut
terlihat dari meningkatnya keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru secara lisan; meningkatnya keberanian siswa
dalam menjawab pertanyaan dari guru; tidak takut salah siswa dalam
menjawab pertanyaan dari guru; meningkatnya keberanian siswa
dalam menyampaikan informasi berkaitan dengan materi
pembelajaran dan meningkatnya keberanian siswa dalam
menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas pada tiap pertemuan
Siklus II.
F. Hasil Analisis Data
Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang
hasil belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran yang Menyenangkan
(Joyful Learning) melalui penerapan Brain Gym. Pada pokok bahasan
menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak atau bentuk suatu benda, diperoleh paparan hasil dari setiap
siklus dapat dilihat dalam tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Analisis Data dari Tiap Siklus
NO KATEGORI PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 16 45,7 31 88,6 35 100 2 Belum tuntas 19 54,3 4 11,4 0 0 3 Jumlah 35 100 35 100 35 100 4 Minimum 45 47 89 5 Maksimum 89 92 100 6 Rata-rata 59,3 75,9 92,7
61
Dari tabel perbandingan hasil tes formatif tiap siklus, dapat dijelaskan
bahwa pada Pra Siklus terdapat 19 siswa atau 54,3% yang belum tuntas dalam
belajarnya, sedangkan 16 siswa atau 45,7% telah tuntas dalam belajarnya. Nilai
terendah pada Pra Siklus siswa yaitu 45 sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 89.
Rata-rata hasil tes formatif siswa pada Pra Siklus yaitu 59,3.
Dari 54,3% atau 19 siswa yang belum mencapai ketuntasan maka perlu
diadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Dalam penelitian ini
tindakan yang akan dilakukan pada pokok bahasan menyimpulkan hasil percobaan
bahwa Gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak atau bentuk suatu
benda dengan menggunakan Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning)
melalui penerapan Brain Gym.
Hasil tes formatif siswa pada Siklus I menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Hasil tes fornatif pada Siklus I terdapat 4 siswa atau 11,4% yang
belum tuntas dan 31 siswa atau 88,6% telah tuntas, rata-rata nilai siswa pada
siklus I adalah 75,9. Hasil yang diperoleh setelah Siklus II adalah100% atau 35
siswa telah tuntas tanpa tindak lanjut. Rata-rata nilai yang diperoleh pada Siklus II
adalah 92,7.
Peningkatan rata-rata hasil tes formatif siswa dipengaruhi dari penggunaan
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Tindakan dari tiap siklus guru
lebih menekankan pada Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning)
melalui penerapan Brain Gym selama proses pembelajaran berlangsung, saat
pembelajaran berlangsung siswa terlibat langsung dalam mempelajari pokok
bahasan menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak atau bentuk suatu benda. Hal tersebut mengakibatkan siswa lebih
menguasai dan memahami materi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
hasil tes formatif siswa dari tiap Siklus. Peningkatan hasil tes formatif tersebut
ditunjukkan dengan peningkatan pencapaian rata-rata hasil tes formatif siswa, di
mana rata-rata pada Pra Siklus adalah 59,3 dilanjutkan dengan rata-rata pada
Siklus I sebesar 75,9 dan dari hasil Siklus I terdapat 4 siswa yang belum tuntas.
Sedangkan rata-rata pada Siklus II meningkat menjadi 88,6 serta semua siswa
62
!"#!"$!"%!"&!"'!"(!")!"*!"+!"#!!"
,-."/01234" /01234"5" /01234"55"'+6%" )'6+" +$6)"Grafik 4.3 Perbandingan Nilai Tiap Siklus Rata-rata Nilai
!"#!"$!"%!"&!"'!"(!")!"*!"+!"#!!"
,-."/01234" /01234"5" /01234"55"
'+6%"
)'6+"
+$6)"
!"#$"%&'()(&!%"*+,&-+./%+$0.+&12%$"34+35"3&6+7"+&8+"9&&:+,70.&
7.8.9-.8.":02.0"
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. Dari data di atas
berarti penggunaan Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning) melalui
penerapan Brain Gym dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Data perbandingan hasil tes formatif siswa bila disajikan dengan diagram
batang, akan terlihat seperti pada grafik 4.3 di bawah ini.
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas, pembelajaran yang
menyenangkan (Joyful Learning) melalui penerapan Brain Gym dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA pokok
bahasan menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak atau bentuk suatu benda. Dari uraian hasil penelitian yang telah
peneliti sajikan, maka penerapan Brain Gym selaras dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Paul E. Denison di awal 1981. Penelitian Paul E. Denison (2004:
3) mengatakan bahwa Brain Gym adalah serangkaian gerak sederhana yang
menyenangkan dan digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka
dengan menggunakan keseluruhan otak. Selain itu Brain Gym dimanfaatkan untuk
63
anak yang mengalami ganggguan hierartif, kerusakan otak, sulit berkonsentrasi
dan depresi.
Hasil penelitian yang membahas tentang Joyful Learning adalah Elaine B.
Johnson (2006: 4) yang mengatakan bahwa pembelajaran yang menyenangkan
adalah suatu proses pembelajaran yang mengasyikkan dan bermakna.
Mengasyikkan berarti pembelajaran tersebut dapat dinikmati oleh siswa dan tanpa
ada tekanan, sedangkan bermakna berarti pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa dapat bermanfaat bagi kehidupannya
Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran yang menyenangkan (Joyful
Learning) dapat dilakukan dengan menerapkan metode Brain Gym di kelas IV
SDN 1 Rojoimo semester II Mata Pelajaran IPA, hasil penelitian menunjukkan
terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan mengalami peningkatan
dari Pra Siklus, dilanjutkan dengan Siklus I dan Siklus II. Sehingga penelitian ini
sejalan dengan kedua tokoh peneliti yaitu Paul E. Denisson dan Elaine B.
Johnson.
Hasil ulangan siswa sebelum menerapkan metode Brain Gym pada materi
lain rata–rata adalah 59,3. Rata–rata kelas meningkat setelah diajarkan dengan
menggunakan metode Brain Gym pada Siklus I rata–rata kelas sebesar 75,9 dan
pada Siklus II yang menjadi perbaikan dari Siklus I rata–rata kelas menjadi 92,7.
Peningkatan tersebut terjadi setelah peneliti menggunakan metode Brain
Gym pada materi gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak atau bentuk
suatu benda. Dalam penelitian ini terdapat berbagai persamaan dengan hasil
penelitian kedua tokoh tersebut, persamaan tersebut diantaranya adalah dapat
meningkatkan kesenangan siswa dalam belajarnya, dapat menciptakan pelajaran
yang mengasikkan dengan indikator semangat menerima pelajaran; merasa tidak
bosan; dan tanpa ada tekanan, membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
berkonsentrasi dengan indikator mendengarkan informasi dari guru; mengikuti
perintah guru; dan dapat memahami materi, mempermudah siswa dalam
menerima berbagai materi dari guru dengan indikator menjawab pertanyaan dari
guru yang diarahkan kepadanya; memusatkan perhatian; dan dapat menyampaikan
informasi, selain itu juga dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
64
Selain persamaan hasil penelitian, juga terdapat berbagai perbedaan hasil
penelitian. Perbedaan tersebut diantaranya adalah dengan menerapkan Brain Gym
ke dalam pembelajaran, maka rasa percaya diri siswa menjadi meningkat, hal ini
terlihat dari pelaksanaan pembelajaran selama 2 Siklus yang menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan keberanian siswa menjawab pertanyaan dari guru, tidak takut
salah dalam menjawab pertanyaan guru, dan dapat menjelaskan suatu informasi ke
depan kelas dengan tenang.