bab iv hasil penelitian 4.1 identifikasi parameter nilai lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/bab...
TRANSCRIPT
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahan
4.1.1 Penggunaan Lahan
Peta Pengunaan Lahan Kecamatan Umbulharjo diperoleh dari hasil
interpretasi Citra Worldview Kota Yogyakarta Tahun 2016. Penggunaan lahan yang
didapat dari hasil interpretasi ada 7 jenis antara lain permukiman dan industri, sawah
dan tegalan, sarana olahraga, sarana pendidikan, perkantoran, perdagangan dan jasa,
serta rumput atau lahan kosong. Interpretasi dilakukan dengan cara memperhatikan
9 kunci interpretasi yaitu bentuk, rona, warna, bayangan, situs, asosiasi, tekstur,
pola, dan ukuran. Luas penggunaan lahan Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada
tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8 Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Umbulharjo
Penggunaan Lahan Luas Persentase
Pemukiman dan Industri 4340555 52.567
Perdagangan dan jasa 1527865 18.504
Perkantoran 290232 3.515
Rumput/Lahan Kosong 96691 1.171
Sarana Olahraga 107614 3.365
Sarana Pendidikan 117183 1.419
Sawah dan Tegalan 1776973 21.521
Sumber : Sumber : Hasil Pengolahan 2018
Penggunaan lahan yang paling dominan adalah permukiman dan industri
dengan luas 4340555 m2 dan persentase sebesar 52,567%. Pemukiman dan industri
merupakan penggunaan lahan yang paling dominan dapat terjadi di Kecamatan
Umbulharjo mengingat laju pertumbuhan di Kecamatan Umbulharjo tidak pernah
mengalami minus melainkan terus mengalami peningkatan dibandingkan dengan
kecamatan lainnya yang dapat dilihat pada tabel 5. Laju pertumbuhan yang terus
meningkat membuat kebutuhan bermukim atau tempat tinggal semakin meningkat
pula sehingga membuat penggunaan lahan yang dominan di Kecamatan Umbulharjo
adalah pemukiman dan industri. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan
Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:
29
Tabel 9 Laju Pertumbuhan Penduduk Di Kota Yogyakarta, 1990, 2000 dan
2010
Kecamatan Laju Pertumbuhan Penduduk Per Tahun (%)
1980-1990 1990-2000 2000-2010
Mantrijeron 0.40 -0.09 -0.41
Kraton -1.04 -1.46 -1.24
Mergangsan 1.94 -0.26 -0.69
Umbulharjo 5.91 1.85 1.04
Kotagede -5.22 1.88 1.12
Gondokusuman 12.92 -1.59 -0.68
Danurejan 5.05 -1.75 -0.75
Pakualaman -4.89 -1.43 -1.29
Gondomanan -2.35 -2.46 -0.63
Ngampilan -2.37 -1.59 -0.73
Wirobrajan 0.27 -0.13 -0.70
Gedongtengen -8.76 -2.51 -0.39
Jetis -0.65 -1.69 -1.02
Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06
Kota Yogyakarta 0.34 -0.39 -0.21
*Sumber: BPS Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka 2017.
Persebaran penggunaan lahan pemukiman dan industri adalah tidak
mengelompok, tidak seperti penggunaan lainnya yang mengelompok seperti pada
perkantoran yang mengelompok di kelurahan Semaki, Tahunan, dan Muja Muju.
Penggunaan yang paling beragam di tiap kelurahan adalah kelurahan Muja Muju
yang memiliki 6 penggunaan lahan dari 7 penggunaan lahan yang ada yaitu
permukiman dan industri, sawah dan tegalan, sarana pendidikan, perkantoran,
perdagangan dan jasa, serta rumput atau lahan kosong sedangkan kelurahan yang
paling tidak beragam adalah Kelurahan Giwangan, Pandeyan, dan Warung Bata
yaitu memiliki hanya 3 penggunaan lahan yaitu Sawah dan tegalan, pemukiman dan
industri, serta perdagangan dan jasa. Untuk perdagangan dan jasa memiliki pola
persebaran yang berbeda dengan yang lain yaitu memanjang atau linier yang
disebabkan oleh tumbuhnya perdagangan dan jasa yang mengikuti jalan yang
membuatnya membentuk linier seperti jalan. Akurasi hasil interpretasi penggunaan
lahan Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:
30
Tabel 10 Tabel akurasi Survei Penggunaan Lahan
Sumber : Sumber : Hasil Pengolahan 2018
Uji akurasi dilakukan guna mengetahui akurasi dari hasil interpretasi di
laboratorium terhadap kenyataanya dilapangan. Dari 74 sampel yang dilakukan
terdapat 68 sampel benar dan 6 sampel salah. Berdasarkan hal tersebut dapat
diketahui bahwa hasil uji akurasi penggunaan lahan adalah 91,89%. Dimana nilai
akurasi ini dikatakan baik karena mencakup lebih dari 90% keakuratannya.
Ketidaksesuaian hasil interpretasi dengan keadaan dilapangan antara lain
pemukiman dan industry menjadi sawah dan tegalan serta ada yang berubah menjadi
perdagangan dan jasa, sarana pendidikan menjadi pemukiman dan industri serta
rumput dan lahan kosong, perdagangan dan jasa menjadi pemukiman dan industri,
dan keuburan menjadi pemukiman dan industri. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan
Umbulharjo dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut:
PL A B C D E F G H Jumlah
Sampel
Sampel
Benar
A 25 2 0 0 0 0 0 2 29 25
B 1 24 0 0 0 0 0 0 25 24
C 0 0 4 0 0 0 0 0 4 4
D 0 0 0 2 0 0 0 0 2 2
E 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
F 1 0 0 0 0 2 0 1 4 2
G 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
H 0 0 0 0 0 0 0 10 10 10
Jumlah 74 68
Uji Akurasi : (68/74)x 100% = 91,89%
31
1
Gambar 4 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Umbulharjo
32
4.1.2 Aksesibilitas Positif
Aksesibilitas positif pada penelitian ini didapat dari data jalan baik jalan
kolektor, lokal, dan arteri, kantor pemerintahan, serta sarana pendidikan. Semakin
baik kelas aksesibilitas positifnya maka akan semakin baik harga lahannya, begitu
pula sebaliknya jika buruk aksesibilitas positifnya maka akan semakiin rendah harga
lahannya. Hal ini dapat terjadi karena semakin mudah suatu tanah untuk dijangkau
maka akan semakin tinggi nilai lahannya. Semakin dekat dengan pendidikan serta
kantor pemerintahan maka kan semakin cepat suatu daerah untuk berkembang
sehingga dianggap memiliki nilai lahan yang baik pula. Luas aksesibilitas positif
Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11 Tabel Luas Aksesibilitas Positif berdasarkan Kelas di Kecamatan
Umbulharjo
Kelas Luas Persentase
Rendah 1033788.232 12.576
Sedang 6581259.307 80.060
Tinggi 605324.679 7.364
Sumber : Hasil Pengolahan 2018
Kelas aksesibilitas positif yang paling mendominasi di Kecamatan Umbulharjo
adalah kelas sedang dengan luas 6.581.259,307 m2
atau sebesar 80,060 %
sedangkan kelas yang paling sedikit adalah kelas tinggi dengan luas 605.324,678 m2
atau sebesar 7,364%, Hal ini dapat terjadi karena sedikitnya jalan arteri pada
Kecamatan Umbulharjo mengingat kecamatan ini tidak berada di tengah kota
melainkan di perbatasan dengan Kabupaten bantul, tetapi Kecamatan Umbulharjo
memiliki sarana pendidikan yang sangat banyak yaitu 47 sarana pendidikan
dibandingkan kecamatan lain sehingga walaupun jalan arterinya tidak banyak tetapi
sarana pendidikan yang lengkap membuat kelas sedang untuk aksesibilitas positif
menjadi dominan di kecamatan ini.
Persebaran kelas akesibilitas positif ini cukup merata terutama pada kelas
sedang yang tersebar di seluruh Kecamatan Umbulharjo sedangkan untuk kelas
rendah mengelompok di bagian perbatasan Kecamatan Umbulharjo dengan
kecamatan lain, dan untuk kelas tinggi persebarannya acak, ada yang berada di
perbatasan maupun ditengah Kecamatan Umbulharjo. Setiap kelurahan memiliki
ketiga kelas aksesibiitas positif walaupun dengan luas yang berbeda-beda. Peta
33
Aksesibilitas Positif Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada gambar 5 sebagai
berikut:
34
Gambar 5 Peta Aksesibilitas Positif Kecamatan Umbulharjo
35
4.1.3 Aksesibilitas Negatif
Aksesibilitas negatif pada penelitian ini didapat dari data jaringan sungai,
jaringan rel kereta, dan kuburan. Berkebalikan dengan aksesibilitas positif,
aksesibilitas negatif akan semakin tinggi nilai lahannya jika kelasnya semakin
buruk dan akan semakin rendah nilai lahannya jika aksesibilitas negatif memiliki
kelas yang tinggi. Hal ini dapat terjadi karena aksesibilitas negatif dipercaya dapat
menurunkan harga lahan seperti sungai yang dianggap beresiko banjir ataupun rel
kereta yang dianggap mengurangi kenyamanan karena kebisingan yang ditimbulkan
oleh kereta dan kemacetan jika adanya kereta yang berlalu-lalang. Luas aksesibilitas
negative Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:
Tabel 12 Tabel Luas Aksesibilitas Negatif Berdasarkan Kelasnya di Kecamatan
Umbulharjo
Kelas Luas Persentase
Rendah 3197853.422 38.728
Sedang 4344663.748 52.617
Tinggi 714630.778 8.655
Sumber : Hasil Pengolahan 2018
Kelas Aksesibilitas negative yang paling dominan adalah kelas sedang dengan
luas 4344663,748 m2 atau sebesar 52,617% dan kelas Aksesibilitas negative yang
paling sedikit adalah kelas tinggi dengan luas 714620,778 m2 atau sebesar 8,655%.
Kelas sedang yang dominan dapat disebabkan karena adanya 3 sungai yang
mengalir di Kecamatan Umbulharjo sedangkan untuk rel kereta dan kuburan tidak
terlalu banyak yaitu hanya sebanyak 14 kuburan sehingga membuat kelas sedang
yang dominan di Kecamatan Umbulharjo.
Persebaran kelas rendah dan sedang cukup merata dan tidak mengelompok
sedangkan untuk kelas tinggi mengelompok di beberapa tempat. Untuk tiap
kelurahan semuanya memiliki tiga kelas yang berbeda walaupun jumlah luasannya
berbeda seperti pada Kelurahan Giwangan yang di dominasi oleh kelas sedang dan
kelurahan Muja Muju yang didominasi oleh kelas rendah. Peta Aksesibilitas Negatif
Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada gambar 6 sebagai berikut:
36
ß
Gambar 6 Peta Aksesibilitas Negatif Kecamatan Umbulharjo
37
4.1.3 Utilitas
Kelengkapan utilitas Kecamatan Umbulharjo pada penelitian ini dilihat dari
sarana olahraga, sarana pendidikan, sarana kesehatan, hotel, tempat rekreasi, dan
kantor pos. Semakin lengkap kelengkapan utulitasnya maka akan semakin tinggi
nilai lahannya sedangka semakin tidak lengkap utilitasnya maka akan semakin buruk
nilai lahannya. Hal ini dapat terjadi karena semakin lengkap fasilitasnya maka
semakin mudah seseorang untuk terlengkapi kebutuhannya sedangkan jika tidak
lengkap utilitasnya makan akan semakin sulit untuk terlengkapi kebutuhannya.
Luas kelengkapan utilitas Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 13
sebagai berikut:
Tabel 13 Tabel Luas Kelengkapan Utilitas Kecamatan Umbulharjo
Kelas Luas Persentase
Rendah 4103915.445 49.701
Sedang 3548535.260 42.975
Tinggi 604697.235 7.323
Sumber : Hasil Pengolahan 2018
Kelas kelengkapan utilitas yang paling mendominasi adalah kelas rendah
dengan luas 4103915,44 m2 atau sebesar 49,701% dan yang paling sedikit adalah
kelas tinggi dengan luas 604697,235 m2 atau sebsar 7,323%. Dengan hal ini dapat
disimpulkan bahwa kelengkapan utilitas di Kecamatan Umbulharjo masih kurang,
hal ini dapat disebabkan oleh Kecamatan Umbulharjo yang memiliki luas sangat
besar yang membuat semakin banyak utilitas umum yang harus tersedia tidak seperti
kecamatan yang lain yang tidak sebesar Kecamatan Umbulharjo.
Kelurahan yang memiliki kelengkapan utilitas paling baik adalah Semaki
dimana Semaki merupakan satu-satunya kelurahan dari 7 kelurahan yang ada yang
memiliki kelas kelengkapan utilitas umum tinggi. Kelurahan yang memiliki kelas
kelengkapan utilitas rendah adalah kelurahan Sorosutan, Tahunan, dan Muja Muju.
Kelurahan yang memiliki kelas kelengkapan utilitas rendah adalah kelurahan
warungboto, Pandeyamg, dan Giwangan. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan
Umbulharjo dapat dilihat pada gambar 7 sebagai berikut:
38
Gambar 7 Peta Kelengkapan Utilitas Umbulharjo Kecamatan Umbulharjo
39
4.1.4 Nilai Lahan
Nilai lahan dalam penelitian ini didapatkan dari hasil tumpang susung pda
keempat parameter yaitu penggunaan lahan, aksesibilitas positif, aksesibilitas
negatif, dan kelengkapang utilitas. Dimana penggunaan lahan merupakan parameter
yang paling berpengaruh karena memiliki bobot yang paling tinggi yaitu 3
sedangkan aksesibilitas positif memiliki bobot 2 dan aksesibilitas negatif serta
kelengkapan utilitas memiliki bobot yang sama yaitu 1.
Terdapat 3 kelas nilai lahan pada penelitian ini yaitu kelas tinggi, sedang, dan
rendah. Kategori kelas Tinggi di identifikasi sebagai daerah yang memiliki karakter
dan potensi lahan yang sangat baik sehingga dapat mempertinggi nilai lahan
tersebut. Untuk kelas tinggi dapat disebabkan oleh penggunaan lahan yang
mengarah pada perdagangan dan jasa atau pemukiman dan industri, memiliki kelas
aksesibilitas positif yang tinggi, aksesibilitas negatif yang rendah, dan utilitas umum
yang lengkap, semakin mengarah pada perdangan dan permukiman penggunaan
lahannya maka akan semakin baik nilai lahannya untuk harga lahan karena
penggunaan lahan tersebut dianggap tidak jauh dari pusat kota, semakin baik
aksesibilitas positif maka dianggap akan semakin baik untuk nilai lahan karena
memudahkan akses masyarakatnya, begitupula dengan utilitas umum yang
dianggaap jika semakin baik maka akan semakin memudahkan masyarakatnya,
sedangkan untuk aksesibilitas negatif semakin buruk maka akan semakin baik nilai
lahannya karena semakin sedikit aksesibilitas negatifnya maka akan semakin
nyaman masyarakatnya. Untuk kelas sedang dapat disebabkan oleh penggunaan
lahan yang mengarah pada pemukiman dan industri atau lahan kosong, memiliki
aksesibilitas positif, aksesibilitas negatif, dan kelengkapan utilitas yang sedang pula.
Untuk kelas nilai lahan rendah dapat disebabkan oleh penggunaan lahan yang
mengarah pada lahan kososng atau sawah dan tegalan, memiliki kelas aksesibilitas
positif yang rendah, aksesibilitas negatif yang tinggi, dan utilitas umum yang tidak
lengkap. Semakin mendekati sawah dan lahan kosong penggunaan lahannya maka
akan semakin buruk nilai lahannya karena dianggap jauh dari pusat kota, semakin
buruk aksesibilitas positif dan kelengkapan utilitasnya maka akan semakin buruk
pula nilai lahannya karena dianggap semakin membuat masyarakanya tidak nyaman,
sedangkan untuk aksesibilitas negatif, semakin baik aksesibilitas negatif nya maka
40
akan semakin buruk nilai lahannya karena dianggap tidak nyaman wilayahnya jika
banyak terdapat aksesibilitas negatif. Luas kelas nilai lahan Kecamatan Umbulharjo
dapat dilihat pada tabel 14 sebagai berikut:
Tabel 14 Tabel Luas Kelas Nilai Lahan di Kecamatan Umbulharjo
Kelas Luas Persen
Rendah 706267.813 8.593
Sedang 2414656.486 29.381
Tinggi 5097229.339 62.024
Sumber : Hasil Pengolahan 2018
Kelas nilai lahan yang paling mendominasi adalah kelas tinggi dengan luas
5097229,339 m2 atau sebesar 62,024% sedangkan untuk kelas yang paling sedikit
adalah kelas rendah yaitu 706267,813 m2 atau sebesar 8.593%. Hal ini dapat
disebabkan karena Kecamatan Umbulharjo didominasi oleh penggunaan lahan
pemukiman dan industri serta perdagangan dan jasa, dimana penggunaan lahan
tersebut merupakan bobot yang paling tiggi dan penggunaan lahan juga merupakan
parameter yang paling berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
Untuk setiap kelas nilai lahan rendah pasti terdapat penggunaan lahan sawah
disekitarnya. Hal ini dapat dilihat seperti pada Kecamatan Tahunan yang memiliki
blok nilai lahan rendah dan pada penggunaan lahan di blok tersebut merupakan blok
penggunaan lahan sawah. Begitupula pada blok nilai lahan rendah yang berada di
bagian utara Kecamatan Umbulharjo, yang juga didominasi penggunaan lahan
sawah pada blok tersebut. Peta Nilai Lahan Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat
pada gambar 8 sebagai berikut:
41
Gambar 8 Peta Nilai Lahan Kecamatan Umbulharjo