bab iv hasil penelitian 4.1 identifikasi parameter nilai lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/bab...

14
28 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahan 4.1.1 Penggunaan Lahan Peta Pengunaan Lahan Kecamatan Umbulharjo diperoleh dari hasil interpretasi Citra Worldview Kota Yogyakarta Tahun 2016. Penggunaan lahan yang didapat dari hasil interpretasi ada 7 jenis antara lain permukiman dan industri, sawah dan tegalan, sarana olahraga, sarana pendidikan, perkantoran, perdagangan dan jasa, serta rumput atau lahan kosong. Interpretasi dilakukan dengan cara memperhatikan 9 kunci interpretasi yaitu bentuk, rona, warna, bayangan, situs, asosiasi, tekstur, pola, dan ukuran. Luas penggunaan lahan Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut: Tabel 8 Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Umbulharjo Penggunaan Lahan Luas Persentase Pemukiman dan Industri 4340555 52.567 Perdagangan dan jasa 1527865 18.504 Perkantoran 290232 3.515 Rumput/Lahan Kosong 96691 1.171 Sarana Olahraga 107614 3.365 Sarana Pendidikan 117183 1.419 Sawah dan Tegalan 1776973 21.521 Sumber : Sumber : Hasil Pengolahan 2018 Penggunaan lahan yang paling dominan adalah permukiman dan industri dengan luas 4340555 m 2 dan persentase sebesar 52,567%. Pemukiman dan industri merupakan penggunaan lahan yang paling dominan dapat terjadi di Kecamatan Umbulharjo mengingat laju pertumbuhan di Kecamatan Umbulharjo tidak pernah mengalami minus melainkan terus mengalami peningkatan dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang dapat dilihat pada tabel 5. Laju pertumbuhan yang terus meningkat membuat kebutuhan bermukim atau tempat tinggal semakin meningkat pula sehingga membuat penggunaan lahan yang dominan di Kecamatan Umbulharjo adalah pemukiman dan industri. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:

Upload: others

Post on 09-Sep-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahan

4.1.1 Penggunaan Lahan

Peta Pengunaan Lahan Kecamatan Umbulharjo diperoleh dari hasil

interpretasi Citra Worldview Kota Yogyakarta Tahun 2016. Penggunaan lahan yang

didapat dari hasil interpretasi ada 7 jenis antara lain permukiman dan industri, sawah

dan tegalan, sarana olahraga, sarana pendidikan, perkantoran, perdagangan dan jasa,

serta rumput atau lahan kosong. Interpretasi dilakukan dengan cara memperhatikan

9 kunci interpretasi yaitu bentuk, rona, warna, bayangan, situs, asosiasi, tekstur,

pola, dan ukuran. Luas penggunaan lahan Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada

tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8 Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Umbulharjo

Penggunaan Lahan Luas Persentase

Pemukiman dan Industri 4340555 52.567

Perdagangan dan jasa 1527865 18.504

Perkantoran 290232 3.515

Rumput/Lahan Kosong 96691 1.171

Sarana Olahraga 107614 3.365

Sarana Pendidikan 117183 1.419

Sawah dan Tegalan 1776973 21.521

Sumber : Sumber : Hasil Pengolahan 2018

Penggunaan lahan yang paling dominan adalah permukiman dan industri

dengan luas 4340555 m2 dan persentase sebesar 52,567%. Pemukiman dan industri

merupakan penggunaan lahan yang paling dominan dapat terjadi di Kecamatan

Umbulharjo mengingat laju pertumbuhan di Kecamatan Umbulharjo tidak pernah

mengalami minus melainkan terus mengalami peningkatan dibandingkan dengan

kecamatan lainnya yang dapat dilihat pada tabel 5. Laju pertumbuhan yang terus

meningkat membuat kebutuhan bermukim atau tempat tinggal semakin meningkat

pula sehingga membuat penggunaan lahan yang dominan di Kecamatan Umbulharjo

adalah pemukiman dan industri. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan

Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

29

Tabel 9 Laju Pertumbuhan Penduduk Di Kota Yogyakarta, 1990, 2000 dan

2010

Kecamatan Laju Pertumbuhan Penduduk Per Tahun (%)

1980-1990 1990-2000 2000-2010

Mantrijeron 0.40 -0.09 -0.41

Kraton -1.04 -1.46 -1.24

Mergangsan 1.94 -0.26 -0.69

Umbulharjo 5.91 1.85 1.04

Kotagede -5.22 1.88 1.12

Gondokusuman 12.92 -1.59 -0.68

Danurejan 5.05 -1.75 -0.75

Pakualaman -4.89 -1.43 -1.29

Gondomanan -2.35 -2.46 -0.63

Ngampilan -2.37 -1.59 -0.73

Wirobrajan 0.27 -0.13 -0.70

Gedongtengen -8.76 -2.51 -0.39

Jetis -0.65 -1.69 -1.02

Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06

Kota Yogyakarta 0.34 -0.39 -0.21

*Sumber: BPS Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka 2017.

Persebaran penggunaan lahan pemukiman dan industri adalah tidak

mengelompok, tidak seperti penggunaan lainnya yang mengelompok seperti pada

perkantoran yang mengelompok di kelurahan Semaki, Tahunan, dan Muja Muju.

Penggunaan yang paling beragam di tiap kelurahan adalah kelurahan Muja Muju

yang memiliki 6 penggunaan lahan dari 7 penggunaan lahan yang ada yaitu

permukiman dan industri, sawah dan tegalan, sarana pendidikan, perkantoran,

perdagangan dan jasa, serta rumput atau lahan kosong sedangkan kelurahan yang

paling tidak beragam adalah Kelurahan Giwangan, Pandeyan, dan Warung Bata

yaitu memiliki hanya 3 penggunaan lahan yaitu Sawah dan tegalan, pemukiman dan

industri, serta perdagangan dan jasa. Untuk perdagangan dan jasa memiliki pola

persebaran yang berbeda dengan yang lain yaitu memanjang atau linier yang

disebabkan oleh tumbuhnya perdagangan dan jasa yang mengikuti jalan yang

membuatnya membentuk linier seperti jalan. Akurasi hasil interpretasi penggunaan

lahan Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

30

Tabel 10 Tabel akurasi Survei Penggunaan Lahan

Sumber : Sumber : Hasil Pengolahan 2018

Uji akurasi dilakukan guna mengetahui akurasi dari hasil interpretasi di

laboratorium terhadap kenyataanya dilapangan. Dari 74 sampel yang dilakukan

terdapat 68 sampel benar dan 6 sampel salah. Berdasarkan hal tersebut dapat

diketahui bahwa hasil uji akurasi penggunaan lahan adalah 91,89%. Dimana nilai

akurasi ini dikatakan baik karena mencakup lebih dari 90% keakuratannya.

Ketidaksesuaian hasil interpretasi dengan keadaan dilapangan antara lain

pemukiman dan industry menjadi sawah dan tegalan serta ada yang berubah menjadi

perdagangan dan jasa, sarana pendidikan menjadi pemukiman dan industri serta

rumput dan lahan kosong, perdagangan dan jasa menjadi pemukiman dan industri,

dan keuburan menjadi pemukiman dan industri. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan

Umbulharjo dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut:

PL A B C D E F G H Jumlah

Sampel

Sampel

Benar

A 25 2 0 0 0 0 0 2 29 25

B 1 24 0 0 0 0 0 0 25 24

C 0 0 4 0 0 0 0 0 4 4

D 0 0 0 2 0 0 0 0 2 2

E 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1

F 1 0 0 0 0 2 0 1 4 2

G 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0

H 0 0 0 0 0 0 0 10 10 10

Jumlah 74 68

Uji Akurasi : (68/74)x 100% = 91,89%

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

31

1

Gambar 4 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Umbulharjo

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

32

4.1.2 Aksesibilitas Positif

Aksesibilitas positif pada penelitian ini didapat dari data jalan baik jalan

kolektor, lokal, dan arteri, kantor pemerintahan, serta sarana pendidikan. Semakin

baik kelas aksesibilitas positifnya maka akan semakin baik harga lahannya, begitu

pula sebaliknya jika buruk aksesibilitas positifnya maka akan semakiin rendah harga

lahannya. Hal ini dapat terjadi karena semakin mudah suatu tanah untuk dijangkau

maka akan semakin tinggi nilai lahannya. Semakin dekat dengan pendidikan serta

kantor pemerintahan maka kan semakin cepat suatu daerah untuk berkembang

sehingga dianggap memiliki nilai lahan yang baik pula. Luas aksesibilitas positif

Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11 Tabel Luas Aksesibilitas Positif berdasarkan Kelas di Kecamatan

Umbulharjo

Kelas Luas Persentase

Rendah 1033788.232 12.576

Sedang 6581259.307 80.060

Tinggi 605324.679 7.364

Sumber : Hasil Pengolahan 2018

Kelas aksesibilitas positif yang paling mendominasi di Kecamatan Umbulharjo

adalah kelas sedang dengan luas 6.581.259,307 m2

atau sebesar 80,060 %

sedangkan kelas yang paling sedikit adalah kelas tinggi dengan luas 605.324,678 m2

atau sebesar 7,364%, Hal ini dapat terjadi karena sedikitnya jalan arteri pada

Kecamatan Umbulharjo mengingat kecamatan ini tidak berada di tengah kota

melainkan di perbatasan dengan Kabupaten bantul, tetapi Kecamatan Umbulharjo

memiliki sarana pendidikan yang sangat banyak yaitu 47 sarana pendidikan

dibandingkan kecamatan lain sehingga walaupun jalan arterinya tidak banyak tetapi

sarana pendidikan yang lengkap membuat kelas sedang untuk aksesibilitas positif

menjadi dominan di kecamatan ini.

Persebaran kelas akesibilitas positif ini cukup merata terutama pada kelas

sedang yang tersebar di seluruh Kecamatan Umbulharjo sedangkan untuk kelas

rendah mengelompok di bagian perbatasan Kecamatan Umbulharjo dengan

kecamatan lain, dan untuk kelas tinggi persebarannya acak, ada yang berada di

perbatasan maupun ditengah Kecamatan Umbulharjo. Setiap kelurahan memiliki

ketiga kelas aksesibiitas positif walaupun dengan luas yang berbeda-beda. Peta

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

33

Aksesibilitas Positif Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada gambar 5 sebagai

berikut:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

34

Gambar 5 Peta Aksesibilitas Positif Kecamatan Umbulharjo

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

35

4.1.3 Aksesibilitas Negatif

Aksesibilitas negatif pada penelitian ini didapat dari data jaringan sungai,

jaringan rel kereta, dan kuburan. Berkebalikan dengan aksesibilitas positif,

aksesibilitas negatif akan semakin tinggi nilai lahannya jika kelasnya semakin

buruk dan akan semakin rendah nilai lahannya jika aksesibilitas negatif memiliki

kelas yang tinggi. Hal ini dapat terjadi karena aksesibilitas negatif dipercaya dapat

menurunkan harga lahan seperti sungai yang dianggap beresiko banjir ataupun rel

kereta yang dianggap mengurangi kenyamanan karena kebisingan yang ditimbulkan

oleh kereta dan kemacetan jika adanya kereta yang berlalu-lalang. Luas aksesibilitas

negative Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:

Tabel 12 Tabel Luas Aksesibilitas Negatif Berdasarkan Kelasnya di Kecamatan

Umbulharjo

Kelas Luas Persentase

Rendah 3197853.422 38.728

Sedang 4344663.748 52.617

Tinggi 714630.778 8.655

Sumber : Hasil Pengolahan 2018

Kelas Aksesibilitas negative yang paling dominan adalah kelas sedang dengan

luas 4344663,748 m2 atau sebesar 52,617% dan kelas Aksesibilitas negative yang

paling sedikit adalah kelas tinggi dengan luas 714620,778 m2 atau sebesar 8,655%.

Kelas sedang yang dominan dapat disebabkan karena adanya 3 sungai yang

mengalir di Kecamatan Umbulharjo sedangkan untuk rel kereta dan kuburan tidak

terlalu banyak yaitu hanya sebanyak 14 kuburan sehingga membuat kelas sedang

yang dominan di Kecamatan Umbulharjo.

Persebaran kelas rendah dan sedang cukup merata dan tidak mengelompok

sedangkan untuk kelas tinggi mengelompok di beberapa tempat. Untuk tiap

kelurahan semuanya memiliki tiga kelas yang berbeda walaupun jumlah luasannya

berbeda seperti pada Kelurahan Giwangan yang di dominasi oleh kelas sedang dan

kelurahan Muja Muju yang didominasi oleh kelas rendah. Peta Aksesibilitas Negatif

Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada gambar 6 sebagai berikut:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

36

ß

Gambar 6 Peta Aksesibilitas Negatif Kecamatan Umbulharjo

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

37

4.1.3 Utilitas

Kelengkapan utilitas Kecamatan Umbulharjo pada penelitian ini dilihat dari

sarana olahraga, sarana pendidikan, sarana kesehatan, hotel, tempat rekreasi, dan

kantor pos. Semakin lengkap kelengkapan utulitasnya maka akan semakin tinggi

nilai lahannya sedangka semakin tidak lengkap utilitasnya maka akan semakin buruk

nilai lahannya. Hal ini dapat terjadi karena semakin lengkap fasilitasnya maka

semakin mudah seseorang untuk terlengkapi kebutuhannya sedangkan jika tidak

lengkap utilitasnya makan akan semakin sulit untuk terlengkapi kebutuhannya.

Luas kelengkapan utilitas Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat pada tabel 13

sebagai berikut:

Tabel 13 Tabel Luas Kelengkapan Utilitas Kecamatan Umbulharjo

Kelas Luas Persentase

Rendah 4103915.445 49.701

Sedang 3548535.260 42.975

Tinggi 604697.235 7.323

Sumber : Hasil Pengolahan 2018

Kelas kelengkapan utilitas yang paling mendominasi adalah kelas rendah

dengan luas 4103915,44 m2 atau sebesar 49,701% dan yang paling sedikit adalah

kelas tinggi dengan luas 604697,235 m2 atau sebsar 7,323%. Dengan hal ini dapat

disimpulkan bahwa kelengkapan utilitas di Kecamatan Umbulharjo masih kurang,

hal ini dapat disebabkan oleh Kecamatan Umbulharjo yang memiliki luas sangat

besar yang membuat semakin banyak utilitas umum yang harus tersedia tidak seperti

kecamatan yang lain yang tidak sebesar Kecamatan Umbulharjo.

Kelurahan yang memiliki kelengkapan utilitas paling baik adalah Semaki

dimana Semaki merupakan satu-satunya kelurahan dari 7 kelurahan yang ada yang

memiliki kelas kelengkapan utilitas umum tinggi. Kelurahan yang memiliki kelas

kelengkapan utilitas rendah adalah kelurahan Sorosutan, Tahunan, dan Muja Muju.

Kelurahan yang memiliki kelas kelengkapan utilitas rendah adalah kelurahan

warungboto, Pandeyamg, dan Giwangan. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan

Umbulharjo dapat dilihat pada gambar 7 sebagai berikut:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

38

Gambar 7 Peta Kelengkapan Utilitas Umbulharjo Kecamatan Umbulharjo

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

39

4.1.4 Nilai Lahan

Nilai lahan dalam penelitian ini didapatkan dari hasil tumpang susung pda

keempat parameter yaitu penggunaan lahan, aksesibilitas positif, aksesibilitas

negatif, dan kelengkapang utilitas. Dimana penggunaan lahan merupakan parameter

yang paling berpengaruh karena memiliki bobot yang paling tinggi yaitu 3

sedangkan aksesibilitas positif memiliki bobot 2 dan aksesibilitas negatif serta

kelengkapan utilitas memiliki bobot yang sama yaitu 1.

Terdapat 3 kelas nilai lahan pada penelitian ini yaitu kelas tinggi, sedang, dan

rendah. Kategori kelas Tinggi di identifikasi sebagai daerah yang memiliki karakter

dan potensi lahan yang sangat baik sehingga dapat mempertinggi nilai lahan

tersebut. Untuk kelas tinggi dapat disebabkan oleh penggunaan lahan yang

mengarah pada perdagangan dan jasa atau pemukiman dan industri, memiliki kelas

aksesibilitas positif yang tinggi, aksesibilitas negatif yang rendah, dan utilitas umum

yang lengkap, semakin mengarah pada perdangan dan permukiman penggunaan

lahannya maka akan semakin baik nilai lahannya untuk harga lahan karena

penggunaan lahan tersebut dianggap tidak jauh dari pusat kota, semakin baik

aksesibilitas positif maka dianggap akan semakin baik untuk nilai lahan karena

memudahkan akses masyarakatnya, begitupula dengan utilitas umum yang

dianggaap jika semakin baik maka akan semakin memudahkan masyarakatnya,

sedangkan untuk aksesibilitas negatif semakin buruk maka akan semakin baik nilai

lahannya karena semakin sedikit aksesibilitas negatifnya maka akan semakin

nyaman masyarakatnya. Untuk kelas sedang dapat disebabkan oleh penggunaan

lahan yang mengarah pada pemukiman dan industri atau lahan kosong, memiliki

aksesibilitas positif, aksesibilitas negatif, dan kelengkapan utilitas yang sedang pula.

Untuk kelas nilai lahan rendah dapat disebabkan oleh penggunaan lahan yang

mengarah pada lahan kososng atau sawah dan tegalan, memiliki kelas aksesibilitas

positif yang rendah, aksesibilitas negatif yang tinggi, dan utilitas umum yang tidak

lengkap. Semakin mendekati sawah dan lahan kosong penggunaan lahannya maka

akan semakin buruk nilai lahannya karena dianggap jauh dari pusat kota, semakin

buruk aksesibilitas positif dan kelengkapan utilitasnya maka akan semakin buruk

pula nilai lahannya karena dianggap semakin membuat masyarakanya tidak nyaman,

sedangkan untuk aksesibilitas negatif, semakin baik aksesibilitas negatif nya maka

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

40

akan semakin buruk nilai lahannya karena dianggap tidak nyaman wilayahnya jika

banyak terdapat aksesibilitas negatif. Luas kelas nilai lahan Kecamatan Umbulharjo

dapat dilihat pada tabel 14 sebagai berikut:

Tabel 14 Tabel Luas Kelas Nilai Lahan di Kecamatan Umbulharjo

Kelas Luas Persen

Rendah 706267.813 8.593

Sedang 2414656.486 29.381

Tinggi 5097229.339 62.024

Sumber : Hasil Pengolahan 2018

Kelas nilai lahan yang paling mendominasi adalah kelas tinggi dengan luas

5097229,339 m2 atau sebesar 62,024% sedangkan untuk kelas yang paling sedikit

adalah kelas rendah yaitu 706267,813 m2 atau sebesar 8.593%. Hal ini dapat

disebabkan karena Kecamatan Umbulharjo didominasi oleh penggunaan lahan

pemukiman dan industri serta perdagangan dan jasa, dimana penggunaan lahan

tersebut merupakan bobot yang paling tiggi dan penggunaan lahan juga merupakan

parameter yang paling berpengaruh terhadap penggunaan lahan.

Untuk setiap kelas nilai lahan rendah pasti terdapat penggunaan lahan sawah

disekitarnya. Hal ini dapat dilihat seperti pada Kecamatan Tahunan yang memiliki

blok nilai lahan rendah dan pada penggunaan lahan di blok tersebut merupakan blok

penggunaan lahan sawah. Begitupula pada blok nilai lahan rendah yang berada di

bagian utara Kecamatan Umbulharjo, yang juga didominasi penggunaan lahan

sawah pada blok tersebut. Peta Nilai Lahan Kecamatan Umbulharjo dapat dilihat

pada gambar 8 sebagai berikut:

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Parameter Nilai Lahaneprints.ums.ac.id/61239/17/BAB IV.pdf · 2018. 4. 6. · Jetis -0.65 -1.69 -1.02 Tegalrejo 1.91 0.92 -0.06 Kota Yogyakarta

41

Gambar 8 Peta Nilai Lahan Kecamatan Umbulharjo