bab iv hasil penelitian 4.1 gambaran umum puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/bab iv - bab...

72
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas Langsa Lama 4.1.1. Sejarah Puskesmas Langsa Lama diresmikan pada 18 Februari 2011 dan terletak di Desa Meurandeh Dayah Kecamatan Langsa Lama. Sampai saat ini Puskesmas Langsa Lama telah memiliki fasilitas kesehatan telah dibenahi terutama fasilitas kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan di era JKN karena setiap tahun terjadi peningkatkan jumlah kunjungan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 4.1.2. Visi dan Misi Visi : Terwujudnya pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau menuju Langsa Lama sehat dan Mandiri”. Misi : a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Langsa Lama dalam bidang kesehatan. b. Mendorong kemandirian hidup sehat masyarakat Langsa Lama. c. Mengupayakan peningkatan kualitas hidup masyarakat langsa Lama. d. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau seluruh lapisan masyarakat Langsa Lama.

Upload: others

Post on 10-Aug-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

93

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Langsa Lama

4.1.1. Sejarah

Puskesmas Langsa Lama diresmikan pada 18 Februari 2011 dan terletak di Desa

Meurandeh Dayah Kecamatan Langsa Lama. Sampai saat ini Puskesmas Langsa Lama

telah memiliki fasilitas kesehatan telah dibenahi terutama fasilitas kesehatan untuk

mendukung pelayanan kesehatan di era JKN karena setiap tahun terjadi peningkatkan

jumlah kunjungan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

4.1.2. Visi dan Misi

Visi :

”Terwujudnya pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau menuju Langsa

Lama sehat dan Mandiri”.

Misi :

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Langsa Lama dalam bidang kesehatan.

b. Mendorong kemandirian hidup sehat masyarakat Langsa Lama.

c. Mengupayakan peningkatan kualitas hidup masyarakat langsa Lama.

d. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau seluruh

lapisan masyarakat Langsa Lama.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

94

e. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dengan 5 S ( Senyum, Salam, Sapa,

Sopan, Santun)

f. Meningkatkan kemitraan internal dan eksternal untuk mencapai tujuan bersama.

g. Meningkatkan mutu pelayanan seluruh program Puskesmas Langsa Lama.

h. Menyelenggarakan sistem informasi Puskesmas Langsa Lama yang bermutu.

4.1.3. Geografis

1. Kependudukan

Kecamatan Langsa Lama merupakan bagian dari Kota Madya Langsa. Wilayah

kerja Puskesmas Langsa Lama terdiridari 15 (Lima Belas) desa dengan luas wilayah

keseluruhan ± 44,00 km². Persebaran penduduk di Kecamatan Langsa Lama tahun 2016

untuk masing-masing Desa tidak merata. Desa Sidorejo memiliki penduduk terbanyak

yaitu sebanyak 3.417 jiwa. Sementara Desa yang paling sedikit dihuni oleh penduduk

adalah Desa Meurandeh Aceh yaitu 665 jiwa. Kepadatan penduduk di Kecamatan Langsa

Lama tahun 2017 pada tahun 2016 kepadatan penduduk sebesar 664 jiwa/km2

,ini artinya

terjadi peningkatan yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk akibat

terjadinya perpindahan penduduk masuk ke dalam wilayah Kecamatan Langsa Lama dan

akibat pertumbuhan penduduk Kecamatan Langsa Lama sendiri. Jumlah penduduk

miskin Kecamatan Langsa Lama tahun 2015 sebanyak 10.469 jiwa.

2. Pendidikan

Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang dalam

hal ini didefinisikan penduduk usia 10 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis

huruf latin dan huruf lainnya. Persentase penduduk Kecamatan Langsa Lama yang

berumur 10 tahun keatas yang dapat membaca huruf latin tahun 2017 sebesar 81%.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

95

Namun diharapkan pada masa yang akan datang, tidak akan ditemukan lagi penduduk

yang tidak/belum pernah sekolah.

Penduduk Kecamatan Langsa Lama mayoritas berpendidikan SLTA/MA, untuk

laki-laki sebanyak 2083 jiwa dan untuk perempuan sebanyak 1945 jiwa sedangkan

tingkat pendidikan minoritas yaitu tingkat perguruan tinggi untuk laki-laki sebanyak

169jiwa, dan perempuan sebanyak 170 jiwa.

4.1.3. Sumber Daya Puskesmas Langsa Lama

1. Ketenagaan

Jumlah ketenagaan Puskesmas Langsa Lama tahun 2017 sebanyak 71 orang.

Kriteria tenaga kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan Puskesmas Langsa

Lama sebagai berikut.

Tabel 2.1 Jenis Tenaga Berdasarkan Ratio di Kecamatan Langsa Lama Tahun 2017

No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah RASIO/100000

PDDK

1 Tenaga Medis 4 6,2

2 Tenaga Kefarmasian/ Apoteker 5 7,7

3 Tenaga Gizi 2 3,1

4 Tenaga Keperawatan 24 36,9

5 Tenaga Kebidanan 23 35,4

6 Tenaga Kesmas 5 7,7

7 Tenaga Sanitasi 1 1,5

8 Tenaga Teknisi Medis 0 0,0

9 Analis 1 1,5

Total 65

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

96

Sumber : Bag. Kepegawaian PKM Langsa Lama, 2017

4.1.4. Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan

kualitas bangunan merupakan salah satu komponen lain di dalam sumber daya

kesehatan. Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan peralatan

medis, peralatan non medis, peralatan laboratorium beserta reagensia, alat

pengolah data kesehatan, peralatan komunikasi, kendaraan roda empat dan

kendaraan roda dua.

Di dalam kesehatan unit pelayanan kesehatan di bagi atas beberapa

kategori yaitu Pondok Bersalin Desa (Polindes), Puskesmas Pembantu (Pustu),

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan unit

pelayanan tehnis lainnya. Situasi sarana kesehatan dasar di Puskesmas Langsa

Lama sebagai berikut.

Tabel 2.2 Jumlah Puskesmas, Pustu, Desa Siaga, Poskesdes, Polindes dan

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama Tahun

2017

No Kecamatan

Jumlah

Desa/

Kelurahan

Desa

Siaga Poskesdes Posbindu Posyandu

1 Langsa

Lama

15 15 12 15 25

Jumlah 15 15 12 15 25

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

97

Sumber : Bag. Kepegawaian PKM Langsa Lama, 2017

4.1.5. Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Ketersediaan obat di fasilitas kesehatan mencukupi dengan tingkat

kecukupan rata-rata per jenis obat terbanyak di fasilitas kesehatan antara lain

ketersediaan obat program seperti Vit. A, tablet fe, Zink, yang digunakan sesuai

dengan kebutuhan program, sementara alat kesehatan pada umumnya dikelola

oleh Dinas Kesehatan Kota Langsa untuk pelayanan dasar dan RSUD untuk

pelayanan rujukan. Penyediaan alat-alat kesehatan khusus disesuaikan dengan

kebutuhan dan ketersediaan operator serta tenaga tehnis yang kompeten. Alat

kesehatan berupa instrument, aparatus, mesin, dan atau implant yang tidak

mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnostik,

menyembuhkan dan merawat orang sakit.

4.1.6. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

Posyandu dan posbindu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling

dikenal masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terutama

dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat,

penyelenggaranya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih dalam bidang

kesehatan dan keluarga berencana, dimana anggotanya berasal dari PKK, Tokoh

Masyarakat dan Pemudi.

4.2. Analisis Data Penelitian Kualitatif

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

98

4.2.1. Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini 6 orang terdiri dari dari 1 orang petugas

pengelola program gizi, 1 orang kepala puskesmas, dan 4 orang bidan. Semua

informan yang mengetahui dan menjalankan Pemberian Makanan Tambahan

(PMT) pada balita gizi kurang dan bertempat tinggal di Puskesmas Langsa Lama.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa indentitas informan berdasarkan umur

berada pada rentang usia 37-45 tahun yang termasuk usia masih golongan

produktif yaitu 20-50 tahun. Berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah

perempuan yang bekerja sebagai pengelola program gizi dan bidan desa Seulalah

yang memiliki cukup banyak balita gizi kurang sedangkan kepala puskesmas

berjenis kelamin laki-laki. Semua informan memiliki latar belakang sarjana

kesehatan. Berikut uraian indentitas pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Distribusi Identitias Diri Informan di Puskesmas Langsa Lama

Nama/

Kode

Umur (Thn)

Jenis Kelamin

Pendidikan Jabatan Ket.

Edi Syaputra (ES) 45 Laki-laki S1 Keperawatan

Kepala UPTD Puskesmas

PNS

Roslinda

Hutagaol (RH)

41 Perempuan D-III Gizi Pengelola Program Gizi

PNS

Keumala Sari (KS)

37 Perempuan D-III Kebidanan

Bidan Desa Seulalah

PNS

Siti Raya (SR)

39 Perempuan D-III Kebidanan

Bidan Desa Meurandeh Tengah

PNS

Julianti (J) 39 Perempuan D-III Kebidanan

Bidan Desa Asam Peutik

PNS

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

99

Eri Irawaty (EI)

35 Perempuan D-III Kebidanan

Bidan Desa Meurandeh

PNS

Selanjutnya responden yang dikaji adalah ibu dari balita status gizi kurang

yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama berjumlah 27

orang yang tinggal. Ibu lebih banyak berumur 31-40 tahun yaitu 14 orang

(51,9%), tamatan pendidikan SMA yaitu 12 orang (44,4%), pendapatan per bulan

sebesar Rp. 1 juta sampai dengan 2 juta yaitu 15 orang (55,6%) dan mempunyai

jumlah anak di atas 2 orang yaitu 21 orang (77,8%). Distribusi karakteristik ibu

disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Ibu dari Balita Status Gizi Kurang di di

Wilayah Puskesmas Langsa Lama Tahun 2018

No. Karakteristik f %

1. Umur (Tahun)

20-30 13 48,1

31- 40 14 51,9

2. Pendidikan

SD 5 18,5

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

100

SMP 10 37,1

SMA 12 44,4

3. Penghasilan

<Rp 1 juta 4 14,8

Rp 1 -2 juta 15 55,6

> Rp 2 juta 8 29,6

4. Jumlah Anak

≤ 2 orang 6 22,2

> 2 orang 21 77,8

Total 27 100,0

4.2.2. Hasil Wawancara Informan tentang Pelaksanaan PMT

Hasil wawancara tentang pemberian PMT pada balita gizi kurang di

wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama dikelompokkan berdasarkan sumber daya

manusia (tenaga kesehatan), dana, sarana serta prasarana diuraikan di bawah ini.

1. Sumber daya manusia

Hasil wawancara dengan informan tentang sumber daya manusia di

Puskesmas Langsa Lama diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada

matriks berikut ini.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

101

Tabel 4.5 Matriks Jawaban Informan tentang Ketersediaan Tenaga

Kesehatan dalam Melaksanakan PMT di Wilayah Kerja

Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Untuk tenaga SDM di Puskesmas saat ini kita masih kurang karena yang satu lagi Tugas Belajar, sementara di desa kita menyiapkan kader-kader yang dilatih sesuai dengan kemampuan Puskesmas

2: RH Kalau menurut aturannya dalam satu Puskesmas itu ada 2 tenaga gizi, dimana Puskesmas Langsa Lama hanya 1 tenaga gizinya dan yang terlibat dalam kegiatan pemberian PMT biasanya bidan desa bekerjasama dengan tenaga gizinya

3: KS Ya terlibat di pemberian makanan tambahan itu, ada petugas program gizi dari Puskesmas, bidan desa dan kader ikut mendampingi bidan desanya.

Menurut saya sudah cukup bu, tidak ada kendalanya.

4 : SR Yang terlibat Bidan Desa sama petugas gizi Puskesmas

5 : J Petugas gizi puskesmas dan bidan desa.

6 : EI Dari puskesmas program gizi dan bidan desa saya sendiri

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa petugas gizi dalam mengelola pelayanan kesehatan gizi kepada masyarakat

masih kurang. Jumlah petugas gizi berjumlah 1 orang dan 1 orang lagi mendapat

izin tugas belajar. Untuk mendukung pelayanan kesehatan gizi bagi masyarakat,

maka petugas gizi memperberdayakan bidan desa saja. Sedangkan kader yang

jumlah cukup banyak tidak dilibatkan dalam PMT.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

102

Hasil wawancara dengan informan tentang pemberian insentif kepada

tenaga kesehatan dalam PMT, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada

matrik berikut ini.

Tabel 4.6 Matriks Jawaban Informan tentang Pemberian Insentif kepada

Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban 1: ES Ya, diberikan insentif sesuai dengan kemampuan dan

sumber dana yang ada di Puskesmas

2: RH Tidak ada… Kami hanya dapat SPTnya saja tapi insentifnya tidak ada. SPTnya kan untuk keperluan kita memperpanjang STR itu berguna sekali

3: KS Tidak ada. Kalau saya tidak ada diberikan insentif dari dinas yang terkait.

4: SR Tidak ada

5: J Tidak pernah.

6: EI Tidak ada.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa imbalan tidak pernah diterima oleh informan, baik dari petugas gizi

maupun bidan desa. Walaupun keinginan informan untuk memperoleh insentif

sebagai alat motivator dalam bekerja perlu dipertimbangkan di kemudian hari.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

103

Hasil wawancara dengan informan tentang kendala sumber daya manusia

dalam melaksanakan PMT pada balita gizi kurang, diperoleh informasi

sebagaimana dirangkum pada matrik berikut ini.

Tabel 4.7 Matriks Jawaban Informan tentang Kendala Sumber Daya

Manusia dalam Melaksanakan PMT di Wilayah Kerja

Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban 1: ES Kendalanya di lapangan kader yang dilatih sering kali di

desa pada tahun berikutnya diganti tanpa pemberitahuan kepada pihak Puskesmas. Itu kendala kita yang paling besar sehingga kita sulit memonotir secara langsung perkembangan di desa karena petugas kita terbatas

2: RH Untuk TPGnya …. Ya, dengan keterbatasan PTGnya ya bekerja semaksimal, walaupun dengan keterbatasan tenaga yang ada…keterlibatan tenaga kesehatan lainnya ada yang mau ada yang tidak. Itukan kendala kalau kita dalam melaksanakan kegiatan

3: KS Tidak ada kendalanya

4: SR Cukup saya sendiri sama petugas gizi Puskesmas.

5: J Tidak ada kendalanya, sudah cukup, petugas gizinya sudah ok.

6: EI Tidak ada masalah karena dari orang gizinya ada yang turun, kami juga turun.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa kendala yang dihadapi saat ini adalah keterterbatasan petugas gizi hanya 1

orang saja. Kemampuan dan keterbatasan ini membuat petugas gizi harus bekerja

keras untuk memantau PMT pada balita gizi kurang.

Hasil wawancara dengan informan tentang saran dan upaya dalam

mengatasi masalah sumber daya manusia dalam mendukung PMT pada balita gizi

kurang, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik berikut ini.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

104

Tabel 4.8 Matriks Jawaban Informan tentang Saran dan Upaya Dalam

Mengatasi Masalah Sumber Daya Manusia di Wilayah Kerja

Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Kita mencoba meningkatkan SDM, salah satunya dengan meningkatkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kemudian kita ke depannya kita akan melakukan pelatihan kepada kader-kader yang di desa

2: RH Ya, mengharapkan bisa bekerjasama dengan bidan desa walaupun dengan keterbatasan tenaga yang ada…Ya, kita ikut terjun langsung, betul-betul minta tolonglah ama bidan desanya. Ya, dengan kata lain kalau misalnya berat anaknya bagus kan, ya bidan desa juga yang dapat reward. Itulah semaksimal mungkin dan sepintar-pintar kita, namanya juga kerja di lapangan ya begitu lah

3: KS Supaya diberikan insentif kepada petugas yang ikut terlibat

4: SR Tidak ada kendalanya.

5: J Tidak ada kendala

6: EI Diperbaiki sumber dayanya

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengatakan

bahwa upaya yang dilakukan untuk mengatasi keterbatasan tenaga kesehatan

dalam mengelola PMT dengan melakukan kerjasama tim dengan bidan desa yang

memiliki balita gizi kurang. Masalah keterbatasan tenaga kesehatan tersebut juga

dapat diatasi dengan memberdayakan para kader di desa masing-masing.

2. Dana

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

105

Hasil wawancara dengan informasn tentang dana untuk kegiatan PMT di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama diperoleh informasi sebagaimana

dirangkum pada matriks berikut ini.

Tabel 4.9 Matriks Jawaban Informan tentang Sumber Dana PMT di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Kita saat ini bersumber dana dari bantuan operasional kegiatan dari APBN. Itu untuk insentif petugasnya, kalau untuk PMTnya karena keuangan dan bantuan yang diberikan pemerintah ke Puskesmas selama ini paling kecil dalam arti untuk semua program tidak mencukupi, sehingga untuk PMTnya sendiri ditanggulangi oleh Desa yang bersangkutan

2: RH Beberapa tahun yang lalu ada pemberian PMT, tetapi sudah 3 tahun belakangan tidak ada, walaupun ada kasus anak gizi kurang, dananya tidak mencukupi untuk pemberian PMT. Jadi PMT diberikan kalau ada dana dari Dinas Kesehatan

3: KS Kalau masalah dana saya kurang tahu. Karena dari dinas kesehatan sudah dikasih seperti biskuit, dananya kami tidak tahu sumber dananya dari mana, yang pentingnya bendanya ada, dan kami distribusikan kepada bayi-bayi yang kurang gizi

4: SR Saya kurang tahu, selama ini PMT khan dari Puskesmas.

5: J Dari puskesmas, dana gak ada, cuma diberi biskuit dari Puskesmas.

6: EI Kalau sumber dana kami dikasih dari dinas hanya berupa biskuit aja.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengatakan

bahwa sumber dana yang digunakan dalam PMT berasal dari pusat, sedangkan

dana dari dinas kesehatan dan puskesmas tidak dialokasikan karena tidak

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

106

mencukupi. Bantuan dana dari desa yang memiliki balita gizi kurang juga tidak

terealisasi.

Hasil wawancara dengan informan tentang besar dana dalam

menyelenggarakan PMT pada bayi gizi kurang, diperoleh informasi sebagaimana

dirangkum pada matrik berikut ini.

Tabel 4.10 Matriks Jawaban Informan tentang Besar Dana PMT di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Kita di Puskesmas saat ini belum menyediakan karena keterbatasan dana. Minimal kalau kita sediakan 1 hari berati ada 3 kasus gizi kurang yang fokus kita, dananya hampir 18 juta tersedot untuk kegiatan PMT bagi gizi kurang, sehingga kita berinisiatif berkoordinasi dengan para Keucik untuk minta tolong agar mereka yang menyediakan dananya

2: RH Untuk sementara ini tidak ada untuk 3 tahun belakangan…

Kalau menurut peraturan yang sekarang, tahun 2018, ada aturannya Rp.30 ribu per orang per hari, jadi dikalikan kasusnya terus dikalikan 3 bulan. Dengan kata lain PMT lokal dananya dari Puskesmas, TPGnya yang membuat atau bekerjasama dengan kader atau dengan bidan desa membuat makanan lokal dengan dana yang tersedia Rp.30 ribu/orang/hari.

Dana dari puskesmas tidak ada.

Dana dari dinas...berupa biskuit tahun 2016 dan 2017 sudah dua tahun ini ada

3: KS Ya gak tahu bu saya

4: SR Tidak tahu juga.

5: J Gak tahu.

6: EI Tidak tahu

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

107

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa PMT diselenggarakan untuk meningkatkan bertambahan berat balita gizi

kurang menjadi status gizi baik. Besarnya dana yang diperlukan berkisar 18 juta

rupiah. Pihak puskesmas bekerjasama dengan Keucik (Kepala Desa) setempat

membantu menjadi donator dalam menutupi dana yang dibutuhkan.

Hasil wawancara dengan informan tentang kecukupan dana PM pada

balita gizi kurang, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik

berikut ini.

Tabel 4.11 Matriks Jawaban Informan tentang Kecukupan Dana PMT di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES PMT yang di posyandu Dananya dari Desa

2: RH Tidak cukup

3: KS Gak tahu bu saya

4: SR Tidak tahu

5: J Tidak tahu

6: EI Tidak tahu

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa kebutuhan dana PMT kurang memadai sehingga pihak puskesmas

bekerjasama dengan pihak kepala desa setempat.

Hasil wawancara dengan informan tentang alokasi dana PMT pada balita

gizi kurang, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik berikut ini.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

108

Tabel 4.12 Matriks Jawaban Informan tentang Alokasi Dana PMT di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Tidak ada

2: RH Ya contohnya tadi itu yang dari puskesmas tadi PMT lokal dari dana Puskesmas, ataupun dengan kata lain sekarang dengan adanya Dana Desa bisa juga, tapi belum dilaksanakan. Dana kesehatan 10% di Desa tapi belum dilaksanakan

3: KS Gak tahu bu

4: SR Tidak tahu

5: J Gak ada, cuma biskuit aja, dari Desa juga gak ada.

6: EI Belum ada. Tapi dari Desa untuk tahun 2018 insya Allah akan diberikan dari Desa.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa dana yang disediakan untuk kegiatan PMT pada balita gizi kurang

bersumber dari dana puskesmas dan 10% dana kesehatan dari desa tempat balita

gizi kurang bertempat tinggal.

Tabel 4.13 Matriks Jawaban Informan tentang Kendala dan Saran terkait

Dana PMT di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Kita sudah mencoba berkoordinasi dengan Kadis masalah anggaran, mudah-mudahan tahun depan kita mendapatkan porsi yang lumayan sehingga semua kegiatan bisa dicover dengan bantuan operasional puskesmas

2: RH Kendalanya ....Selain dana, tenaga kesehatan juga kurang

Diharapkan dari Puskemas wilayah kerja sendiri menyediakan dana untuk anak-anak gizi kurang. Karena dana dari Dinas Kesehatan masih kurang pemberian dana

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

109

PMTnya tidak mencukupi dengan kasus gizi kurang yang ada.

3: KS Sarannya kalau bisa ya pemerintah itu memberikan insentif untuk bidan yang mensuplai makanan ke bayi gizi kurang. Kalau bisa makanannya ditambahin lagi biar anaknya cepat naik berat badannya ibu ?

4: SR Kalo dana selama ini kan dari Puskesmas, jadi saya tidak tahu. Kalau saran sih, diusulkan dana dari desa.

5: J Kalau bisa kedepannya harus ada karena sayang yang BGM harus dipantau gizi kurangnya supaya lebih baik lagi.

6: EI Kalau dari puskesmas, saya pinginnya sih nanti seminggu sekali atau sebulan sekali dibuka dapur umum khusus untuk anak-anak gizi kurang, jadi ibu bisa melihat makanan apa dan bagaimana memasakknya, jadi ada pengetahuan juga untuk ibunya

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa hal yang mendasar menjadi kendala dalam PMT pada balita gizi kurang

antara lain jumlah tenaga kesehatan kurang memadai, dana dari dinas kesehatan

tidak mencukupi dan dana dari puskesmas juga kurang untuk menutupi kegiatan

tersebut.

3. Sarana Prasarana

Berdasarkan hasil wawancara dengan informasn tentang ketersediaan

sarana prasarana dalam mendukung PMT pada balita gizi kurang di wilayah kerja

Puskesmas Langsa Lama diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada

matrik berikut ini.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

110

Tabel 4.14 Matriks Jawaban Informan tentang Sarana dan Prasarana

PMT di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Untuk sarana dan prasarana saya rasa tidak ada masalah, semua mendukung, artinya fasilitas kita tersedia, hanya sumber dana yang belum tersedia secara maksimal. Ya, kita menggunakan ambulance untuk mendistribusikan biskuit

2: RH Seharusya : satu, harus ada transportasinya seperti ambulance, kedua alatnya harus mendukung tentunya timbangan. Pada saat ini menimbang PMT kita harus menimbang dia lebih awal, berat badan awal, biasanya 10 hari harus dipantau, apakah ada kenaikan, makanya harus ada timbangan dengan transportasinya.

Kalau di Puskesmas masih ada, karena kami khan gak mungkin bawa Dacin keliling 15 desa iya khan. Ya, gak mungkin saya keliling 15 desa bawa hanya roti dengan timbangan saja yang kurangnya mendukunglah sarana dan prasarananya

3: KS Menurutnya saya gak ada, semua sarana dan prasarananya sudah tersedia.

4: SR Sudah tersedia di Posyandu, timbangannya bagus, meja juga tersedia.

5: J Masih kurang bu, timbanganya gak ada jadi pakai Dacin aja bu, mejanya pun juga kurang.

6: EI Kalau untuk posyandu, yang harus ada dacin, ada timbangan untuk mengukur berat badannya.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa untuk mendukung PMT pada balita gizi kurang perlu didukung sarana

yang memadai seperti alat transportasi ambulance dan timbangan untuk memantau

berat badan balita. Kedua alat ini memang tersedia di puskesmas, tetapi dalam

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

111

pelaksanaannya timbangan tidak dibawa berkeliling desa. Alat transportasi yang

digunakan kendaraan roda dua.

Hasil wawancara dengan informan tentang pentingnya sarana dan

prasarana mendukung PMT pada balita gizi kurang diperoleh informasi

sebagaimana dirangkum pada matrik berikut ini.

Tabel 4.15 Matriks Jawaban Informan tentang Penting Sarana dan

Prasarana Mendukung PMT di Wilayah Kerja Puskesmas

Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Sangat penting, macam mana orang bekerja jika sarana dan prasarana tidak mendukung. Artinya semua lini harus saling bersinergi dalam meningkatkan kualitas pemberian PMT. Misalnya PMT sudah kita berikan, kita tidak melakukan monitor. Alat monitornya apa, kayak timbangan, itu juga harus kita sediakan, kalau tidak kita sediakan bagaimana kita mau memantau

2: RH Sangat penting, kenapa saya bilang sangat penting, karena di tanggal 1 saya beri, berarti di tanggal 9 atau 10 saya sudah selesai mendistribusikan kembali PMT yang harus saya berikan, tapi kejadiannya saya tidak efisien kerja saya. Mesti 3 hari ke belakang saya naik kereta saya khan kapasitasnya untuk 1 atau 2 orang. Hari berikutnya saya bekerja lagi turun ke lapangan itukan perlu waktu juga. Sedangkan di tempat kerja saya di puskesmas saya sendiri, bilamana ada kasus atau pelayanan khan terganggu di Puskesmas.

3: KS Sangat penting ya, karena untuk meningkatkan gizi anak itu. Biar supaya tidak ada anak yang gizi buruk

4: SR Sangat pentinglah bu, timbangannya untuk memantau berat badan balita.

5: J Sangat penting bu.

6: EI Sangat pentinglah bu, karena makanan tambahan itu kan menyangkut gizi. Gizi khan mempengaruhi tumbuh kembang. Kalau dari gizi saja tidak tercukupi berarti

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

112

tumbuh kembangnya tidak baik. Kalau kaitannya dengan sarana ya kita bisa mengukur tumbuh kembangnya.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa proses pendistribusian biskuit kepada keluarga sasaran memerlukan waktu

yang cukup lama karena luas wilayah kerja yang dijangkau dengan jarak yang

cukup jauh terdiri dari 15 desa. Biasanya untuk mendistribusikan perlu waktu

lebih dari satu minggu sehingga dapat mengganggu tugas lainnya di puskesmas.

Hasil wawancara dengan informan tentang kendala dalam menyediakan

sarana dan prasarana, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik

berikut ini.

Tabel 4.16 Matriks Jawaban Informan tentang Kendala Ketersediaan

Sarana dan Prasarana PMT di Wilayah Kerja Puskesmas

Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Untuk sarana dan prasarana, alhamdulillah, saat ini kita tidak ada kendala. Sudah teratasi di tahun 2017 kemaren

2: RH Kendalanya ya karena cuma saya sendiri yang melakukannya, sementara harus membawa biskuit itu dan mengganggu pelayanan lagi, khan saya hanya sendiri di puskesmas. Pelayanan saya bagaimana, makan waktu 4 sampai 5 hari mendistribusikan ke 15 desa, begitu

Ya kalau sendiri ya berhari-hari kalau transportasi tidak ada

Kadang-kadang ada yang molor, lupa, khan kegiatan kita

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

113

banyak bu

3: KS Tidak ada kendalanya, karena semuanya sudah ada yang mendukung, makanan sudah ada, alat untuk penimbangan ada, habis tempat untuk kita kunjungi itu terjangkau, jadi kita tidak ada masalah.

4: SR Tidak ada kendalanya bu, khan sudah tersedia

5: J Ya meja yang kurang tadi lah bu.

Biskuit Sudah cukuplah, tapi saya gak tahu berapa banyak, itu urusan petugas gizi lah.

6: EI Insya Allah, untuk saat ini tidak ada kendala. Sarana dan prasarana sudah cukup tersedia.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa keterbatasan sarana membuat pelayanan kesehatan lainnya tidak dapat

dilakukan. Pendistribusian biskuit memerlukan waktu cukup lama membuat

kegiatan pelayanan lainnya tertunda atau tidak tepat waktu sehingga dapat

menurunkan kinerja lainnya.

Hasil wawancara dengan informan tentang saran tentang sarana dan

prasarana untuk mendukung PMT pada balita gizi kurang, diperoleh informasi

sebagaimana dirangkum pada matrik berikut ini.

Tabel 4.17 Matriks Jawaban Informan tentang Saran Sarana dan

Prasarana PMT di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Kebetulan sarana kita ada yang sudah berumur tua, kita sudah menyurati dinas untuk pengadaan-pengadaan baru, untuk mempermudah kinerja kita di lapangan

2: RH Diharapkan pada saat waktu pendistribusian, transportasi ada di tempat, jadi bisa saya 1 hari untuk pendistribusian, waktu yang sudah ditentukan sesuai jadwal pendistribusian

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

114

supaya tidak terbengkalai pelayanan di puskesmas,begitu

3: KS Timbangannya cukup karena kita dikasih dari Puskesmas

4: SR Tidak ada saran, karena sudah cukup, timbangan ada, alat pengukur tinggi badan, dan meja.

5: J Tidak tahu.

6: EI Ya harus ada makanan tambahan yang cukup dan sarana dan prasaranya.

Saya tidak melakukan penyuluhan bu kalau di rumah, hanya waktu di Posyandu aja bu

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa untuk mengefektifkan pendistribusian, alat transportasi harus tersedia di

puskesmas dengan mengoptimalkan pemberian biskuit selama 1 hari sehingga

pelayanan di puskesmas tidak mengalami hambatan.

4.2.3. Hasil Wawancara tentang Faktor yang Memengaruhi Efektivitas

PMT

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

115

Hasil wawancara tentang faktor yang memengaruhi efektivitas PMT pada

balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama berdasarkan

pengiriman, penyimpanan, pendistibusian, pemberian, pemantauan dan evaluasi

diuraikan sebagai berikut.

1. Pengiriman/Penerimaan

Hasil wawancara dengan informasn tentang pengiriman dan penerimaan

biskuit berupa MT pada balita gizi kurang di Puskesmas Langsa Lama diperoleh

informasi sebagaimana dirangkum pada matriks berikut ini.

Tabel 4.18 Matriks Jawaban Informan tentang Pengiriman dan

Penerimaan PMT di Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban 1: ES Pengiriman terlambat setiap tahun. Diajukan tahun ini....

dikirim tahun depannya. Kita tiap bulan ada petugas gizi yang selalu memonitor apakah kondisi biskuit itu expirednya kapan, kemudian cara penyimpangan gimana, kita sudah memantaunya di ruang-ruang yang khusus

2: RH Pengiriman tidak sesuai dengan permohonan yang dikirim. Kalau di dinas kesehatan kami tidak, cuma waktu didistribusikan, ya kami periksa dulu barang kami, ada yang hancur atau tidak itu aja, apakah jumlahnya sesuai tidak dengan surat yang masuk, gitu aja

3: KS Ooo..itu datangnya selalu terlambat. Karena saya bukan orang gudang dan bukan orang gudang, jadi saya kurang ngerti itu, penyimpanannya macam mana di puskesmas

4: SR Kiriman dari dinas selalu terlambat. Tidak pernah saya lakukan, mungkin orang puskesmasnya yang ke dinas.

5: J Sering terlambat..bu. Tidak melakukan pemeriksaan

6: EI Biasanya terlambat setiap tahun...Tidak ada melakukan.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

116

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa pengiriman MT berupa biskuit dari dinas ke puskesmas tidak sesuai

dengan permohonan yang diajukan. Biasanya pengajuan dibuat pada tahun

sebelumnya dan diterima pada tahun berikutnya. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan PMT hanya dilakukan setelah biskuit didistribusikan ke puskesmas.

Setiap bungkus biskuit diperiksa tanggal expired, tekstur biskuit dan cara

penyimpanannya dan jumlahnya.

Hasil wawancara dengan informan tentang kesesuaian kapasitas gudang

penyimpanan MT, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matriks

berikut ini.

Tabel 4.19 Matriks Jawaban Informan tentang Kesesuaian Kapasitas

Gudang Penyimpanan MT di Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Yang khusus untuk ruang PMT kita belum punya, cuman ada ruangan yang tidak terpakai, jadi kita manfaatkan untuk menyimpanm barang-barang tersebut.

Kapaasitas gudang sudah sesuai alokasi pengirimkan barang, ya semua dapat tercover

2: RH Sebetulnya gudang kami belum ada lho tempat penyimpanannya

Sebetulnya gudang kami belum ada lho tempat penyimpanannya. Kebetulan dikasih tempat sama kapus, ada ruangan rawat inap yang belum dipakai

3: KS Gak pernah lihat, gak pernah tahu saya

4: SR Gak tahu

5: J Tidak tahu

6: EI Tidak tahu

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

117

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa penyimpanan tempat khusus biskuit tidak ada di puskesmas, tetapi

diupayakan dengan memanfaatkan ruangan rawat inap yang tidak difungsikan

dengan terlebih dahulu dibersihkan. Ruang tersebut memiliki kapasitas yang

cukup untuk penyimpanan biskuit.

Hasil wawancara dengan informan tentang kendala dalam pemeriksaan

MP, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik berikut ini.

Tabel 4.20 Matriks Jawaban Informan tentang Kendala Dalam

Pemeriksaan Barang MT di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa

Lama

Informan Jawaban

1: ES Kendala secara teknis tidak ada, karena petugas sudah stay di tempat sehingga mempermudah pengontrolan

2: RH Oke, kalo misalnya barang PMT masuk, kita cek dengan kasus yang ada, dan biasanya kurang. Kita kan tidak langsung ambil alih, kita konfirmasi dulu dengan petugas gizi ke dinas kesehatan, misalnya, kak ini kurang barangnya, kasus saya 10, barang yang tersedia 5, bagaimana kak?. Langsung biasanya orang Dinas bilang : atur ajalah, yang penting dapat semuanya, atau utamakan dulu anak yang amat sangat kurang

3: KS Kurang paham

4: SR -

5: J -

6: EI Kurang paham

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

118

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa kendala yang dihadapi secara teknik tidak ada, namun setelah biskuit

sampai ke puskesmas, biasanya jumlah tidak sesuai dengan jumlah yang akan

diberikan kepada balita gizi kurang. Pemberian MT diupayakan kepada balita

yang mengalam gizi sangat kurang.

Hasil wawancara dengan informan tentang saran dalam pemeriksaan MT,

diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik berikut ini.

Tabel 4.21 Matriks Jawaban Informan tentang Saran Dalam Melakukan

Pemeriksaan MT di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Kita melakukan evaluasi terhadap pemberian MT yang dilakukan oleh petugas, misalnya bulan ini bayinya ada 5 orang, besoknya kita evaluasi, kalau ada peningkatan artinya terus kita pantau, kemudian droping barang kita kurangi nanti ke depannya kalau memang itu sudah mencukupi

2: RH Sebetulnya khan bu, laporan anak yang gizi kurang itu kami kirim setiap bulan. Dengan kata lain itulah

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

119

kebutuhan kami sebetulnya. Tapi kejadian yang ada atau yang nyata, barang atau makanan tambahan yang dikasih ama Dinas Kesehatan tidak sesuai dengan anak gizi kurang atau kasus yang ada di puskesmas, itu satu. Kedua, mengharapkan di tempat saya bertugas ada gudang penyimpanan barang yang sesuai standar gudang penyimpanan barang, bukan tempat kosong ruang rawat inap yang belum dipakai. Itulah pengharapan saya dengan sarananya, biar lancar, barang aman, kebutuhan ada, alatnya ada, jadi lancar semuanya sampai ke anaknya.

3: KS Bukan kerja saya

4: SR -

5: J -

6: EI Bukan kerja saya

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa tempat penyimpanan MT dibuat khusus gudang penyimpanan, biskuit yang

diberikan dari dinas kesehatan sesuai dengan jumlah kasus balita gizi kurang yang

ditangani dan peralatan lainnya.

2. Penyimpanan

Hasil wawancara dengan informasn tentang penyimpanan biskut sebagai

MT pada balita gizi kurang di Puskesmas Langsa Lama diperoleh informasi

sebagaimana dirangkum pada matriks berikut ini.

Tabel 4.22 Matriks Jawaban Informan tentang Kondisi Tempat

Penyimpanan Barang MT

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

120

Informan Jawaban

1: ES Kondisi bangunan permanen, tidak ada masalah dan dengan ventilasi, yang cukup, kemudian lantai yang dipasang keramik

2: RH Tidak memenuhi standar gudang yang sehat untuk menyimpan barang makanan tambahan. Tempatnya kan tidak langsung di lantai, tapi ini di lantai, jadi minimal harus ada papan supaya enggak lembab, dan karena ada kamar mandi maka lembab jadinya

3: KS Disimpan di rumahnya disimpan di lemari, dia tidak terlampau dengan cahaya,karena kalau terkena sinar matahari gizinya bisa berkurang.

Ada, karena sekali seminggu sekali saya datang kunjungan ke rumah sasaran

4: SR Di Puskesmas biasanya ditempatkan di ruangan rawat yang kosong, belum ada gudang khusus.

5: J Gak tahu

6: EI Yang saya tahu di simpan di ruang rawat yang kosong

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa tempat penyimpanan biskuit cukup baik, memiliki ventilasi dan lantai

terbuat dari keramik. Namum menempatkan biskuit yang dibungkus dalam kardus

di lantai ruang bekas rawat inap.

Hasil wawancara dengan informan tentang ciri-ciri barang MT yang rusak,

diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik berikut ini.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

121

Tabel 4.23 Matriks Jawaban Informan tentang Ciri-Ciri Barang MT

Rusak di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama

Informan Jawaban

1: ES Belum pernah kita jumpai. Gak ada pernah expired, gak ada yang terbuka, dan kemudian tidak ada yang dimakan binatang-binatang rayap. Artinya semua barang yang dikasih itu tidak ada yang berkualitas buruk, artinya sudah memenuhi standar

2: RH Yang dikatakan rusak, ya kemasannya, contohnya ada yang gak robek atau tidak, trus bentuk makanannya hancur atau masih utuh, aromanya juga, dan kita lihat juga kedaluarsa jangan sampai lupa, itu juga paling penting.

3: KS Kebetulan waktu itu khan kita lihat lah, maksudnya kalau terlampau banyak kena cahaya khan bisa cepat rusak, tapi karena disimpan di lemari jadi bagus kondisinya.

4: SR Expired atau koyak bungkusnya..

5: J Sudah terbuka kemasannya dan expired.

6: EI Expired mungkin

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa ciri-ciri biskuit yang rusak antara lain tanggal expired, biskuit tidak

terbuka, kemasan tidak robek, dan memiliki aroma biskuit. Biskuit yang

diberikan dinas kesehatan berkualitas baik.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

122

Hasil wawancara dengan informan tentang pelaporan barang MT pada

balita gizi kurang, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik

berikut ini.

Tabel 4.24 Matriks Jawaban Informan tentang Pelaporan Barang MT

Rusak

Informan Jawaban 1: ES Barang MT tidak ada yang rusuk…jadi tidak ada pelaporan

2: RH Ya tetap kami loporkan barang yang rusak yang sampai ke puskesmas biar orang dinas tahu, karena khan bahan itu tidak mungkin kita distribusikan ke anak. Jadi dengan kekurangan yang ada plus dengan kerusakan yang ada, biasanya kita laporkan..dilaporkan secara lisan

3: KS Kalao ada saya catat di buku laporan

4: SR Kami melapor ke puskesmas, tapi selama ini yang kami terima belum pernah rusak.

5: J Tidak memeriksa barang yang akan diteruskan ke keluarga sasaran.

6: EI Saya laporkan ke petugas gizi Puskesmas bahwa biskuit tidak layak untuk dimakan. Tapi selama ini tidak ada ditemui biskuit yang rusak.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

123

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa apabila ada biskuit yang rusak, maka informan wajib membuat laporan

tentang kondisi biskuit dan disampaikan segera ke dinas kesehatan untuk segera

diganti dengan yang baru. Sampai saat ini laporan biskuit yang rusak tidak pernah

dibuat karena biskuit dalam kondisi baik.

Hasil wawancara dengan informasn tentang pemantauan penyimpnan

makanan tambahan di Puskesmas Langsa Lama diperoleh informasi sebagaimana

dirangkum pada matriks berikut ini.

Tabel 4.25 Matriks Jawaban Informan tentang Pemantauan Penyimpanan

Makanan Tambahan

Informan Jawaban

1: ES Yang kita lakukan dievaluasi tanggal masuknya barang tersebut, kemudian kapan dia didistribusikan selalu dilaporkan ke kita

2: RH Mencatat kedaluarsanya, dan kedua kita lihat lantainya lembab atau tidak, khan mempengaruhi penyimpannya, dan dicatat dalam laporan tersendiri

3: KS Itu bukan wewenag saya.

4: SR Saya tidak pernah ikut memantau.

5: J Tidak ada

6: EI Engga ada.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa pemantauan penyimpanan MT dilakukan pada saat biskuit masuk ke

puskesmas. Informan mencatat tanggal masuk, kadaluarsa biskuit, dan tempat

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

124

penyimpanan biskuit, dan dibuat catatan sebagai bahan laporan puskesmas yang

akan disampaikan ke Dinas Kesehatan Langsa.

Hasil wawancara dengan informan tentang kendalam penyimpanan biskuit

di puskesmas, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik berikut

ini.

Tabel 4.26 Matriks Jawaban Informan tentang Kendala Penyimpanan

Makanan Tambahan

Informan Jawaban 1: ES Kendalanya kita karena gedungnya bukan gedung ruangan

khusus tapi ruangan yang kita pinjam pakaikan.

2: RH Itu khan barangnya kami simpan di ruang rawat inap yang ada kamar mandinya. Itu tidak bisa sebetulnya, jangan lembab, sinar matahari harus cukup.

3: KS Klo di puskesmas tidak tau

4: SR Di Polindes kita tidak pernah menyimpan bu, kalau dikasih dari Puskesmas kita langsung antar terus ke sasaran.

5: J Tidak ada kendala

6: EI Kalau kendalanya karena tidak ada ruangan khusus, hanya disimpan di kotak-kotak aja, jadi harusnya ada ruangan khusus lah.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa tempat khusus penyimpanan MT tidak ada, maka disimpan pada ruang

rawat inap yang sinar matahari tidak langsung masuk ke ruangan.

Hasil wawancara dengan informan tentang saran penyimpanan MT,

diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik berikut ini.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

125

Tabel 4.27 Matriks Jawaban Informan tentang Saran Penyimpanan

Barang MT

Informan Jawaban

1: ES Mudah-mudahan pemerintah mau membangun gedung ruangan khusus untuk penyimpanan, karena saya khawatirkan suatu saat ruangan itu digunakan untuk keperluan lain. Saran saya mudah-mudahan 2018 ini bisa terealisasi lah

2: RH Untuk kedepan ya, ada rak-rak untuk menyimpan barang, dan jangan dicampur atau satu tempat dengan barang yang lain

3: KS Apa saya….ya…tempat nya yang baik, agar biskuit tidak rusak

4: SR Ada gudang khusus untuk PMT, jadi gak di ruang pasien.

5: J Sebaiknya ada gudang khususnya.

6: EI Kalau menurut saya, haruslah ada lemari supaya terhindari dari tikus atau kecoa.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa tempat penyimpanan sebaiknya dibuat bangunan khusus memiliki rak-rak

barang dan tidak bercampur dengan barang lain serta dapat mencegah masuk ke

ruangan hewan lain seperti tikus dan kecoa karena bangunan tersebut suatu saat

digunakan untuk keperluan lainnya.

3. Pendistibusian

Hasil wawancara dengan informasn tentang pendistibusian biskut MT di

Puskesmas Langsa Lama diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada

matriks berikut ini.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

126

Tabel 4.28 Matriks Jawaban Informan tentang Pencatatan dan Pelaporan

Makanan Tambahan

Informan Jawaban

1: ES Ada dilakukan pencatatan pelaporan dan berapa jumlah dan tanggal expired juga, dan tanggal kapan dikirim

2: RH Ya, pakai tanda terima

3: KS Ada dicatat di buku catatan saya sendiri. Ada laporannya

4: SR Tidak pernah kami lakukan, ya orang puskesmaslah yang mencatatnya.

5: J Ada melakukan pencatatan.

6: EI Kami tidak mencatat karena sudah ada dicatat oleh puskesmas, jadi kami cukup ngantarkan aja

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa setiap barang yang akan disampaikan kepada keluarga sasaran terlebih

dahulu dicatat dalam laporan untuk membuat laporan pertanggung jawab terhadap

kegiatan PMT pada balita gizi kurang.

Hasil wawancara dengan informan tentang keterlibatan petugas lain dalam

PMT, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik berikut ini.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

127

Tabel 4.29 Matriks Jawaban Informan tentang Keterlibatan Petugas Lain

dalam Pemberian Makanan Tambahan

Informan Jawaban

1: ES Yang pertama tentunya petugas gizi dan bidan desa

2: RH Ya saya sendiri dan bidan desa

3: KS Yang terlibat bidan desa, saya beserta kader…mendampingi saya, terus menimbang balita di posyandu

4: SR Ya saya sendiri sama petugas gizi Puskemas.

5: J Bidan desa dengan petugas gizi puskesmas.

6: EI Bidan desa dengan petugas gizi

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa setiap kegiatan PMT, informan bekerjasama dengan bidan desa tempat

balita gizi kurang. Informan juga bekerjasama dengan kader kesehatan dalam

menimbang balita di posyandu.

Hasil wawancara dengan informan tentang pendistibusian MT pada

keluarga sasaran, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik berikut

ini.

Tabel 4.30 Matriks Jawaban Informan tentang Pendistribusian MT

Kepada Keluarga Sasaran

Informan Jawaban

1: ES Itu melalui data yang diambil dari petugas gizi dan bidan desa. Terutama PMT ini diberikan pada kasus-kasus yang memang BGMnya di bawah garis besar. Itu yang kita monitoring langsung, artinya petugas gizi yang lebih

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

128

memahami itu

2: RH Ya petugas gizi, yaitu saya sendiri. Jumlahnya setiap bulan 20 bungkus umur 6-11 bulan dan 30 bungkus untuk 12-59 bulan, tidak semua balita mendapat biskuit sesuai keinginan.

3: KS Mendistribusikannya saya dengan kenderaan sendiri, roda dua. Jumlah biskuit kurang..diberi setengah saja.

4: SR Naik kereta bu, itu kendaraan yang ada.

5: J Naik kereta dengan petugas gizi. Pemberian biskuit kurang dikasi.

6: EI Kami berikan kepada orang tuanya, setelah itu kami berikan saran supaya yang makan ini jangan dikasih ke saudara-saudara. Makanya kami bilang biskuitnya khusus kepada balita gizi kurang.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa balita yang mendapatkan biskuit dengan kriteria berat badan berada di

garis merah (BGM). Diharapkan biskuit yang diberikan dapat meningkatkan berat

badanya. Jumlah pemberian biskuit sebanyak 20 bungkus pada balita usia 0-11

bulan setiap bulan dan 30 bungkus untuk usia 12-59 bulan. Pemberian biskuit

tidak sesuai ketentuan pada Desa Seulalah dan Desa Meurandeh.

Namun tidak seluruhnya mendapat biskuit sesuai ketentuan tersebut. Tapi

Biasanya informan dan petugas lainnya menggunakan kendaraan roda dua untuk

memudahkan pemberian biskuit pada keluarga sasaran.

Hasil wawancara dengan informan tentang kendala dan saran dalam

pendistibusian MT, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada matrik

berikut ini.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

129

Tabel 4.31 Matriks Jawaban Informan tentang Kendala dan Saran Dalam

Pendistribusian MT

Informan Jawaban

1: ES Saya rasa tidak ada kendala, cuman itulah tadi kekurangan petugas karena hanya ada 1 petugas kita

2: RH Ya diharapkan sepenuhnya bisa dilakukan dengan bidan desa, tapi bidan desa juga kan punya pekerjaan, punya keterbatasan juga, punya kesibukan. Harapan kami satu lagi sebetulnya kader posyandu, tapi itukan perlu pendampingan khusus atau sosialisasi untuk kader-kader, tapi untuk sementara belum dilakukan. Mereka hanya membantu di posyandu saja, belum paham sekali tentang pemberian makanan tambahan ini

3: KS Tidak ada kendala

4: SR Selama ini tidak ada kendala bu, kasus gizi kurangpun di tempat saya tidak banyak, jadi tidak ada kendala.

5: J Tidak ada.

6: EI Kami ngantarnya pake sepeda motor.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa selama mengikuti kegiatan PMT kendala yang dihadai adalah kurangnya

petugas kesehatan. Kebutuhan petugas tersebut sebenarnya dapat dipenuhi dengan

memberdayakan kader-kader posyandu karena jumlah mereka cukup banyak. Para

kader belum diberikan sosialiasi tentang PMT.

Hasil wawancara dengan informan tentang pemantauan pemberian atau

pendistribusian MT pada balita gizi kurang, diperoleh informasi sebagaimana

dirangkum pada matrik berikut ini.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

130

Tabel 4.32 Matriks Jawaban Informan tentang Pemantauan

Pendistribusian MT Kepada Keluarga Sasaran

Informan Jawaban

1: ES Secara langsung kita tidak lakukan, cuma kita minta data dari petugas gizi. Itu yang mereka pantau, apakah ada perkembangan atau tidak. Kalau tidak, apa masalahnya, itu selalu kita mintakan laporan tiap logmin bulanan yang kita lakukan. Itu yang selalu kita evaluasi. Laporan dalam bentuk manual, farmot baku belum ada

2: RH Ya itu, per 10 hari kunjungan ulang. Pada saat pendistribusian yang kedua di tanggal 10 itu, disitulah sekalian kita pantau, sekalian kita tanya dulu dimakan gak biskuitnya atau tidak. Setelah itu kita timbang di posyandu, dari situ kita tahu dimakan enggak biskuitnya. Tapi kadang 1 bulan sekali baru dipantau karena jaraknya jauh.

3: KS Setiap seminggu sekali saya pantau makanannya, jadi setiap minggu saya pantau makanannya, apakah sudah habis, apakah belum. Apakah gak dimakan, kan saya tahu, 1 hari dia harus 2 bungkus, kalau seminggu itu harusnya dia 14 bungkus. Kalau misalnya 14 bungkus belum habis, berarti ia gak makan dong bu.

4: SR Tidak ada, saya cuma antar aja.

5: J Satu bulan sekali aja ketika di Posyandu. Saya tidak memantau ke rumah keluarga sasaran.

6: EI Kami datang ke keluarga sasaran 2 minggu sekali.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa pemantauan pemberian atau pendistribusian MT kepada kelompok sasaran

selama 10 hari sekali pada keluarga yang paling dekat dari puskesmas. Namun

setelah di cross cheks dari Informan lainnya bahwa pemantauan dilakukan 2

minggu sekali di Desa Meurendeh dan 1 bulan sekali di Desa Asam Peutik karena

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

131

jaraknya cukup jauh. Informan bertanya tentang pemberian biskuit kepada balita

gizi kurang. Informan dari Desa Seulalah mengatakan melakukan pemantauan

seminggu sekali tentang pola makan ibu kepada balita gizi kurang.

Hasil wawancara dengan informan tentang kendala dan strategi dalam

pemantau PMT pada balita gizi kurang, diperoleh informasi sebagaimana

dirangkum pada matrik berikut ini.

Tabel 4.33 Matriks Jawaban Informan tentang Kendala dan Strategi

dalam Melakukan Pemantauan PMT

Informan Jawaban

1: ES Kendalanya kita hadapi tentunya karena kekurangan petugas, jadi strategi yang kita lakukan meminimal pergerakan petugas ke tempat-tempat yang tidak perlu, misalnya Desa A itu tidak ada, memang ada pemantauan gizi tapi kita lebih penting ke Desa yang ada kasus gizi kurang

2: RH Waktu awal kita pemberian PMT, kita khan ada bertanya pola asuh dan asupan makanannya. Bagaimana kita memantau pemberian makanan tambahan ini dengan kenaikan berat badan dia per 10 hari bisa kita lihat. Ada kenaikan atau tidak, nanti kita kumulatif per sebulan, ada tidak naiknya. Dari situ bisa kita lihat. Kenapa 10 hari saya buat, supaya bisa kita pantau. Nanti akhir pada bulan pertama pada pemberian pertama, itu bisa kita lihat disitu ada kenaikan tidak, kalau tidak ada, apa salahnya, baru kita dapat disitu. Itulah pemantauan saya, maka dilakukan per 10 hari.

Ada lah, contohnya dibagi-bagi, gak ada kenaikan berat anaknya ketahuan selama 3 bulan

Kalau misalnya dia punya adik, dibagikan ke adiknya, ada saudara, khan gak semua lho anak yang dapat PMT ini rumah sendiri, ada tinggal bersama neneknya, satu

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

132

keluarga besar

Ya, enak rasanya ternyata, mamaknya pun mau makan juga ternyata. Itulah produk Kemenkes, bagus dan enak

3: KS Sebenarnya itu tugas program gzi,..saya hanya memberikan ke sasaran dan memantau saat kegiatan posyandu

4: SR Karena tidak dilakukan, gimana tahu kendalanya.

5: J Tidak ada karena tidak memantau.Cuma di Posyandu aja.

6: EI Gak ada sih, cuma kami yang makan itu harus sasarannya, tapi kalau berapa banyak harus dimakan kami gak ada beritahu.

Terkadang yang bersangkutan tidak ada di rumah, karena di sini ekonominya lemah, jadi sehari-hari sibuk pergi mencari uang tambahan.

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa pemberian MT kepada balita gizi kurang belum efektif karena biskuit

diberikan kepada anak lainnya dan dikonsumsi oleh orangtuanya karena

jumlahnya cukup banyak dan rasanya manis dan gurih.

Hasil wawancara dengan informan tentang aspek-aspek yang dinilai dalam

PMT pada balita gizi kurang, diperoleh informasi sebagaimana dirangkum pada

matriks berikut ini.

Tabel 4.34 Matriks Jawaban Informan tentang Aspek-Aspek yang Dinilai

dalam PMT

Informan Jawaban

1: ES Ya pertama, aspek legalnya petugas untuk melakukan

kegiatan. Itu kalau tidak ada berarti kita melanggar aturan.

Bagaimana memberikan pengetahuan kepada masyarakat

kalau kita gak punya Legal standing. Artinya legal dalam

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

133

melaksanakan kegiatan

2: RH Evaluasinya yaitu berat badannya, asupan makanannya

dan pola asuh mamaknya. Itu sudah mencakup seluruhnya.

Ya, iyalah biar kita tahu bulan pertama kita kasih ke bulan

ke dua ada kenaikan atau tidak dari berat awal badannya

3: KS Itu bukan tugas saya…….tapi saya memberikan

penyuluhan dan mencatat makan sehari-hari balita harus

cukup gizi, cukup protein, karena setiap hari dia makan

ikan, anaknya kan kecil, habis itu pencernaanya gak bagus

4: SR Penimbangan berat badan di Posyandu, ditimbang satu

bulan sekali.

5: J Ada penimbangan, dicatat dan dilaporkan ke petugas gizi

puskesmas yang datang ke Posyandu.

6: EI Yang pertama berat badannya, dilakukan penimbangan

setiap 1 bulan sekali. Kalau pencatatan dan pelaporan ada

sebulan sekali

Dari matriks jawaban di atas diketahui bahwa informan mengungkapkan

bahwa aspek yang dinilai dalam PMT terutama berat badan dan timbang tinggi

setelah ditimbang setiap bulan di posyandu. Selanjutnya pola asupan makan yang

diberikan kepada balita gizi kurang.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

115

4.2.4. Identifikasi Tema Faktor yang Memengaruhi Efektivitas Pelaksanaan

PMT pada Balita Gizi Kurang

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat diidentifikasi tema

tentang fakor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan PMT pada balita gizi

kurang sebagai berikut.

Tabel 4.35 Matriks Identifikasi Tema Faktor yang Memengaruhi

Efektivitas Pelaksanaan PMT pada Balita Gizi Kurang No

Tema Hasil Wawancara

ES RH KS SR J IE Hasil Pengiri

man/ Penerimaan

1. Pengiriman dan Pemeriksaan PMT

Terlambat dan Petugas gizi

Terlambat dan Petugas gizi di puskesmas

Terlambat dan Kurang ngerti

Terlambat dan Tidak pernah dilakukan

Terlambat dan Tidak dilakukan pemeriksaan

Terlambat dan Tidak ada dilakukan

Terlambat dan Petugas gizi

2. Kapasitas Gudang

Ruang khusus tidak ada

Bekas ruangan rawat inap

Gak pernah lihat, gak pernah tahu saya

Gak tahu

Tidak tahu

Tidak tahu

Ruangan rawat inap

3. Kendala Pemeriksaan Biskuit

Secara teknis tidak ada

PMT biasanya kurang

Kurang paham

Kurang paham

Kurang paham

Kurang paham

PMT kurang

4. Saran Pemeriksaan MT

Evaluasi pemberian MT

Ketersediaan gudang, alat transportasi

Bukan kerja saya

Bukan kerja saya

Bukan kerja saya

Bukan kerja saya

Ada gudang penyimpanan dan transportasi

Penyimpanan

5. Kondisi Tempat Penyimpanan

Bangunan permanen

Gudang tidak memenuhi standar

Di ruang rawat yang kosong

Gak tahu

Di ruang rawat yang kosong

ruang rawat inap

6. Ciri-Ciri Belum Kemasa Disim Expire Sudah Expir Tidak

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

116

Barang MT Rusak

pernah kita jumpai

n robek, bentuk hancur, kedaluarsa

pan di lemari

d atau koyak bungkusnya

terbuka kemasannya dan expired

ed ada biskuit rusak

Tabel 4.35 (Lanjutan)

N

o Tema

Hasil Wawancara

ES RH KS SR J IE Hasil 7. Pelapora

n Barang MT Rusak

Tidak ada yang rusuk

Dilaporkan ke dinas

Dicatat di buku laporan

Belum pernah rusak

Tidak memeriksa barang

Biskuit tidak rusak

Tidak ditemukan rusuk

8. Pemanta

uan

Penyimp

anan T

Tanggal

masuk

dan

kapan

didistrib

usikan

Kedalua

rsa,

ruang

penyim

panan

lembab

Buka

n

wewe

nag

Tidak

ikut

mema

ntau

Tidak

ada

Engg

a

ada.

Tanggal

masuk,

waktu

pendistri

buan,

kadaluar

sa,

tempat

penyimp

anan 9. Kendala

Penyimpanan Barang MT

Bukan gedung ruangan khusus

Ruangan lembab, kurang, sinar matahari

Tidak tau

Tidak pernah menyimpan

Tidak ada kendala

Tidak ada ruangan khusus

Tidak ada ruangan khusus

10. Saran Penyimpanan Barang MT

Membangun gedung

Ada rak-rak untuk menyimpan barang

Tempat yang baik

Ada gudang khusus

Gudang khususnya

Ada lemari

Ruangan khusus dengan rak-rak

Pendistibusian

11. Pencatatan dan Pelaporan MT

Ada Pakai tanda terima

Dicatat di buku

Tidak pernah

Ada pencatatan

Tidak mencatat

Dicatat dalam laporan

12. Keterlibatan Petugas dalam Pemberian MT

Petugas gizi dan bidan desa

Petugas gizi dan bidan desa

Petugas gizi, bidan desa, kader

Petugas gizi dan bidan desa

Petugas gizi dan bidan desa

Petugas gizi dan bidan desa

Petugas gizi dan bidan desa

13. Pendistribusian

Data yang

20 bungku

Jumlah

Naik kereta

Naik kereta

Berikan

Jumlah tidak

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

117

MT diambil dari petugas gizi

s umur 6-11 bulan dan 30 bungkus untuk 12-59 bulan

biskuit kurang

kepada orang tuanya

sesuai dan da yang sesuai

Tabel 4.35 (Lanjutan)

N

o Tema

Hasil Wawancara

ES RH KS SR J IE Hasil

14. Kendala dan Saran Dalam Pendistribusian MT

Kekurangan petugas

Pemberdayaan kader

Tidak ada kendala

Tidak ada kendala

Tidak ada

Sepeda motor

Tidak ada kendala (kendaraan roda dua)

15. Kendala

dan

Strategi

dalam

Melakuk

an

Pemanta

uan

Kurang

petugas,

menguta

makan

ke

daerah

sasaran

Biskuit

dimakan

anak

lain dan

ibu

Tuga

s

progr

am

gzi

Tidak

tahu

Meman

tau di

posyan

du

Tida

k

tahu

Kekura

ngan

tenaga,

diskuit

dimaka

n anak

lain

dan

ibu

16. Pemanta

uan

pendistri

busian

MT

Data

dari

petugas

gizi,

format

belum

ada

10 hari

kunjung

an atay

1 bulan

sekali,

timbang

di

posyand

u,

format

laporan

belum

ada

Setia

p

semi

nggu

Tidak

ada

Satu

bulan

sekali

di

posyan

du

2

min

ggu

seka

li

10

hari, 2

mingg

u dan 1

bulan,

format

lapora

n

belum

ada

17. Aspek-

Aspek

Dinilai

Legal

standing

Berat

badan,

asupan

makana

n, pola

asuh

Buka

n

tugas

saya

Penimb

angan

berat

badan

Penimb

angan

Ber

at

bad

an

berat

badan,

asupan

makan

an,

pola

asuh

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

118

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

4.3 Hasil Kuesioner tentang Faktor yang Memengaruhi Efektivitas

Pemberian Makanan PMT

Hasil pengumpulan data kepada ibu dari balita gizi kurang menggunakan

wawancara berpedoman kepada kuesioner tentang faktor yang memengaruhi

efektivitas PMT pada balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama

disajikan sebagai berikut.

Tabel 4.36 Distribusi Jawaban Ibu tentang Faktor yang Memengaruhi

Efektivitas Pemberian Makanan PMT

No. Pertanyaan

Balita Naik BB Balita Tidak Naik

BB

Tidak Ya Tidak Ya

Penerimaan PMT dari petugas

f % % f f % % f

1 Apakah ibu menerima jumlah MT Balita (biskuit) dari tenaga kesehatan sesuai dengan usia balita (jika usia 6-11 bulan diberikan 20 bungkus) dan usia 12-59 bulan diberikan 30 bungkus setiap bulan?

0 0,0 9 100,0 9 50,0 9 50,0

2 Apakah ibu menerima MT Balita (biskuit) dengan bungkus baik (tidak rusak) ?

0 0,0 9 100,0 0 0,0 18 100,0

3 Apakah ibu menerima MT Balita (biskuit) tiap bungkus berisi 12

0 0,0 9 100,0 0 0,0 18 100,0

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

keping biskuit?

Tabel 4.36 (Lanjutan)

No. Pertanyaan

Balita Naik BB Balita Tidak Naik

BB

Tidak Ya Tidak Ya

Penyimpanan PMT di rumah tangga

4 Apakh ibu menyimpan biskuit tempat yang kering, bersih dan tertutup agar terhindar dari binatang pengganggu?

2 22,2 7 77,8 7 38,9 11 61,1

Tempat penyimpanan:

a. Kotak/lemari 13 orang (48,1%)

0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 50,0

b. Toples 14 orang (51,9%)

0 0,0 0 0,0 0 0,0 9 50,0

Pemberian PMT kepada balita

5 Apakah ibu memberikan biskuit pada balita

3 33,3 6 66,7 14 77,8 4 22,2

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

usia 6-11 bulan diberikan 8 keping per hari atau 12 keping per hari balita usia 12-59 bulan?

6 Apakah biskuit diberikan kepada anggota keluarga lainnya?

7 77,8 2 22,2 11 61,1 7 38,9

a. Dimakan anak lainnya orang

0 0,0 1 50,0 0 0,0 4 42,9

b. Dimakan orangtua orang karena tidak habis dimakan

0 0,0 1 500 0 0,0 3 57,1

7 Apakah biskuit tetap diberikan pada bulan berikutnya atau terlambat?

1 11,1 8 88,9 2 11,1 16 88,9

Tabel 4.36 (Lanjutan)

No. Pertanyaan

Balita Naik BB Balita Tidak Naik

BB

Tidak Ya Tidak Ya

8. Apabila balita

sudah bertambah

berat badan pada

bulan berikutnya,

apakah ibu

mendapatkan

biskuit lagi?

2 22,2 7 77,8 - - - -

Kapan waktunya

biskuit dihentikan

pemberiannya:

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

a. setelah 1 bulan

lebih 3 33,3

b. setelah 2 bulan

lebihatau 3 bulan 6 66,7

Penyuluhan

9 Apakah ibu ke

posyandu untuk

mendapatkan

penyuluhan dari

tenaga kesehatan?

0 0,0 9 100,0 0 0,0 18 100,0

10 Apakah tenaga

kesehatan

memberikan

penyuluhan

kesehatan kepada

ibu di rumah?

0 0,0 9 100,0 0 0,0 18 100,0

Kapan penyuluhan

di rumah?

a. Sewaktu tenaga

kesehatan

membawa

biskuit ke

rumah

0 0,0 9 100,0 0 0,0 18 100,0

Penimbangan

balita

11 Apakah ibu setiap

bulan membawa

balita ke posyandu

untuk ditimbang?

0 0,0 9 100,

0 1 5,6 17 94,4

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

Tabel 4.36 (Lanjutan)

No. Pertanyaan

Balita Naik BB Balita Tidak Naik

BB

Tidak Ya Tidak Ya

12 Apakah ibu

membawa balita ke

posyandu selama 3

bulan terturut-turut

untuk memantau

pertambahan berat

badan?

0 0,0 9 100,

0 1 5,6 17 94,4

Pola Asuh

13. Apakah ibu

memberikan

makanan setiap

hari terdiri dari

nasi, sayur, lauk,

susu, buah, (kalau

usia bayi < 2 tahun

diberikn ASI)

5 55,6 4 44,4 18 100,0 0 0,0

14. Apakah ibu

memberikan

makanan tambahan

lain selain makanan

sehari-hari seperti

makanana roti,

puding, bubur

kacang ijo dan

makanan lainnya.

Sebutkan:

0 0,0 9 100,0 10 55,6 8 44,4

15. Jika sakit, apakah

balita dibedakan

makanannya

dengan makanan

anggota keluarga

2 22,2 7 77,8 16 88,9 2 11,1

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

lainnya?

16.

Apakah balita sakit

dibawa ke fasilitas

kesehatan?

3 33,3 6 66,7 6 33,3 12 66,7

Berdasarkan jawaban ibu dari balita status gizi kurang diketahui bahwa ibu

tidak mendapatkan biskuit sesuai dengan usia balita. Ibu dari balita naik berat

badan semuanya mendapatkan biskuit sebanyak 30 bungkus setiap bulan, tetapi

ibu dari balita tidak naik berat badannya ditemukan 9 orang (50%) tidak

mendapatkan 30 bungkus biskuit. Ibu dari balita naik berat badan dan balita tidak

naik berat badan mengatakan menerima biskuit dengan bungkus tidak rusak dan

tiap bungkus berisi 12 keping biskuit yang mengandung 540 kalori (45 kalori per

keping beskuit) sebanyak 9 orang sebanyak 27 orang.

Ibu dari balita naik berat badan mengatakan menyimpan biskuit pada

tempat yang kering, bersih dan tertutup agar terhindar dari binatang pengganggu

yaitu 7 orang (77,8) dan semuanya menyimpan di dalam kotak atau lemari yaitu 9

orang (100). Ibu dari balita tidak naik berat badan mengatakan menyimpan biskuit

pada tempat yang kering, bersih dan tertutup agar terhindar dari binatang

pengganggu yaitu 11 orang (61,1) dan diantaranya menyimpan di dalam kotak

atau lemari yaitu 9 orang (50%) dan di toples yaitu 9 orang (50%).

Ibu dari balita naik berat badan memberikan biskuit pada balita usia 6-11

bulan diberikan 8 keping per hari atau 12 keping per hari balita usia 12-59 bulan

yaitu 6 orang (66,7%), sedangkan ibu dari balita tidak naik berat badan yaitu 4

orang (22,2%). Ibu dari balita naik berat badan mengatakan biskuit diberikan

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

kepada anggota keluarga lainnya 2 orang terdiri dari diberikan kepada anak lain 1

orang (50%) dan dimakan ibu 1 orang (50%), sedangkan ibu dari balita tidak naik

berat badan memberikan bisukut kepada anggota lainnya 7 orang terdiri dari

diberikan kepada anak lain 4 orang (42,9%) dan dimakan ibu 3 orang (57,1%).

Ibu dari balita naik berat badan mengatakan biskuit tetap diberikan pada

bulan berikutnya yaitu 8 orang (88,9%) dan terlambat 1 orang (11,1%), sedangkan

ibu dari balita tidak naik berat badan mengatakan biskuit tetap diberikan pada

bulan berikutnya yaitu 16 orang (88,9%) dan terlambat 2 orang (11,1%). Ibu dari

balita naik berat badan mengatakan balita sudah bertambah berat badan pada

bulan berikutnya, apakah ibu mendapatkan setelah satu bulan lebih 3 orang

(33,3%) dan setelah 2 bulan lebih 6 orang (66,7%).

Semua ibu dari balita naik berat badan datang ke posyandu untuk

mendapatkan penyuluhan yaitu 9 orang (100%) sehingga membawa balita ke

posyandu yaitu 9 orang (100%) dan tenaga kesehatan memberikan penyuluhan

kesehatan kepada ibu di rumah yaitu 9 orang (100%). Demikian juga semua ibu

dari balita tidak naik berat badan datang ke posyandu untuk mendapatkan

penyuluhan yaitu 18 orang (100%) dan membawa balita ke posyandu yaitu 26

orang (94,4%) serta tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kesehatan kepada

ibu di rumah yaitu 18 orang (100%). Ibu dari balita naik berat badan memberikan

makanan setiap hari terdiri dari nasi, sayur, lauk, susu, buah, (kalau usia bayi < 2

tahun diberikn ASI) yaitu 4 orang (44,4%) dan ibu tidak naik berat badan

semuanya tidak memberikan makanan tersebut yaitu 18 orang (100%).

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

Ibu memberikan makanan tambahan lain selain makanan sehari-hari

seperti makanana roti, puding, bubur kacang ijo dan makanan lainnya pada dari

balita naik berat badan yaitu 9 orang (100%), sedangkan balita tidak naik berat

badan yaitu 8 orang (44,4%). Ibu dari balita naik berat badan membedakan

makanan balita gizi kurang dengan anggota keluarga lainnya yaitu 7 orang

(77,8%), sedangkan ibu dari balita tidak naik berat badan yaitu 2 orang (11,1%).

Pada umumnya ibu membawa balita sakit dibawa ke fasilits kesehatan pada balita

naik berat badannya yaitu 6 orang (66,7%) dan balita tidak naik berat badannya

yaitu 12 orang (66,7%).

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Faktor yang Memengaruhi Efektivitas PMT pada Balita Gizi Kurang

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Puskesmas Langsa Lama untuk

mengatasi masalah balita status gizi kurang adalah melakukan program PMT.

Pemberian makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan merupakan salah

satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi. Untuk mengatasi

kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita perlu diselenggarakan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan.

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

Prinsip dasar pemberian MT anak balita adalah untuk memenuhi

kecukupuan gizi agar mencapai berat badan sesuai umur. Pemberian MT

diberikan kepada kelompok sasaran yaitu balita kurus 6-59 tahun. (43) Program

MT diberikan kepada balita kurus dan balita gizi kurang di Puskesmas Langsa

Lama. Program ini sudah dijalankan sejak tahun 2011 sampai sekarang.

Berdasarkan Peraturan Kemenkes RI tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis

Pemberian Makanan Tambahan (Balita-Ibu Hamil-Anak Sekolah) disebutkan

bahwa pelaksanaan program PMT terdiri dari pengiriman/penerimaan makanan

tambahan, penyimpanan makanan tambahan, pendistribusian makanan tambahan,

dan pemberian makanan tambahan.

Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa setelah program PMT

diselenggarakan mulai bulan September sampai November 2017 diperoleh hasil

bahwa dari 27 balita gizi kurang yang mengikuti program tersebut, ternyata tidak

hanya 9 orang (33,3%) yang mengalami peningkatan berat badan, dan sisanya

sekitar 18 orang (66,7%) tidak mengalami peningkatan yang berarti. Hal ini dapat

diartikan bahwa program PMT tersebut belum berjalan efektif yang seyogianya

setiap balita mengalami peningkatan berat badan yang berarti (status gizi normal).

Untuk mengetahui lebih jauh tentang faktor yang memengaruhi efektivitaskan

PMT pada balita gizi kurang dijelaskan di bawah ini.

5.1.1 Pengiriman/Penerimaan Makanan Tambahan

Pada umumnya pengiriman MT berupa biskuit dari dinas ke puskesmas

tidak sesuai dengan surat permohonan pengajuan MT pada balita gizi kurang.

Biasanya pengiriman PMT tahun ini diajukan pada tahun sebelumnya.

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

Selanjutnya tahap awal yang dilakukan informan dalam program PMT adalah

melakukan memeriksa pengiriman biskuit dari Dinas Kesehatan Langsa ke

puskesmas. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan bahwa bahan makanan

tambahan yang akan diberikan kepada sasaran adalah berupa biskuit dari tiap 100

gram mengandung 540 kalori, 14 gram lemak, 9 gram protein, dan 71 gram

karbohidrat. Makanan Tambahan Balita diperkaya dengan 10 macam vitamin (A,

D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12, Asam Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Iodium,

Seng, Kalsium, Natrium, Selenium, Fosfor) (44).

Pemeriksaan biskuit tidak dilakukan informan di dinas kesehatan, tetapi

pemeriksaan mulai berlangsung setelah barang dikirim ke puskesmas dan

sekaligus membuat laporan pertanggung jawaban tentang jumlah dan kondisi

barang yang diterima yang selanjutnya dilaporkan segera ke dinas kesehatan.

Setelah informan membuat laporan atas pengiriman barang, ditemukan jumlah

biskuit tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Berdasarkan wawancara

pada tanggal 1 September 2018 kepada petugas gizi bahwa jumlah biskuit yang

diterima puskesmas sebanyak 1965 bungkus, sedangkan yang dibutuhkan 2.370

bungkus sehingga kekurangan sebanyak 405 bungkus.

Pelaksanaan PMT tidak terlepas dari beberapa kendala. Adiyasa (2010),

menemukan banyaknya kendala dalam pelaksanaan program PMT, diantaranya

masalah pendataan riil balita pada keluarga miskin, terbatasnya pengalokasian

bahan dari pusat, sulitnya pemantauan petugas dalam ketepatan konsumsi pada

sasaran, adanya keterlambatan formulir pencatatan dan pelaporan, dan

pelaksanaan program yang selalu di akhir tahun (67).

Bila ditinjau dari permasalahan jumlah pengiriman biskuit yang tidak

sesuai dari dinas, sangat disayangkan apabila program ini akan mengalami

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

kendala yang sangat besar. Bahan utama yaitu biskuit yang mengandung unsur

vitamin, mineral dan zat lainnya yang menjadi faktor penentu keberhasilan

program PMT tidak dapat dikonsumsi oleh balita sasaran sehingga berdampak

terhadap ketidakefektifan dalan meningkatkan berat badan balita sesuai dengan

tujuan program tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengiriman MT

tidak sesuai dengan permohonan yang diajukan puskesmas dan pemeriksaan

dilakukan bertepatan dengan bahan MT sampai di puskesmas dengan membuat

laporan bertanggung jawaban tentang jumlah dan kondisi biskuit tidak ditemukan

rusak (expired).

Berdasarkan hasil wawancara informan triangulasi yaitu ibu dari balita gizi

kurang mengatakan bahwa setelah biskuit diterima, pada umumnya ibu

memperoleh biskuit tidak sesuai dengan kebutuhan bayi selama 3 bulan

seharausnya tenaga kesehatan memberikan biskuit kepada balita usia 6-11 bulan

sebanyak 20 bungkus per bulan dan usia 12-59 bulan sebanyak 30 bungkus.

5.1.2 Penyimpanan Makanan Tambahan

Barang yang telah sampai ditempatkan pada gedung khusus yang ditandai

dengan ruangan tidak lembab dan cahaya masuk ke dalam ruangan. Kemudian

setiap biskuit yang masuk dicatat dan dilaporkan ke kepada puskesmas tentang

kondisi dan keadaan biskuit tersebut. Temuan di lapangan bahwa biskuit yang

dikirim tersebut jumlahnya belum sesuai kebutuhan program PMT dan tidak

ditemukan biskuit dengan bungkus rusak karena semua biskuit dimasukkan dalam

kardus besar. Informan juga menjelaskan bahwa setelah memeriksa biskuit

dengan menilai tanggal kadaluarsa, kemasan, tekstur sampai pengiriman terakhir

tidak ditemukan biskuit yang rusak.

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

Persyaratan tempat dan cara penyimpanan merupakan salah satu bagian

penting dalam prosedur pengelolaan MT sehingga tetap terjaga sampai kepada

sasaran. Adapun persyaratan gudang/tempat penyimpanan MT antara lain tempat

penyimpanan tidak bocor dan lembab ruangan mempunyai ventilasi dan

pencahayaan yang baik dan makanan tambahan hendaknya tidak diletakkan

langsung di lantai (57).

Berdasarkan ungkapan dari informan menjelaskan bahwa penyimpanan

biskuit belum sesuai dengan keputusan menteri kesehatan tersebut karena tempat

penyimpanan biskuit di puskesmas hanya berupa ruang rawat inap yang tidak

dipakai dan diletakkan di lantai ruangan karena tidak ada ruang khusus atau rak

khusus. Bahan makanan seperti biskuit yang disimpan terlalu lama di lantai dapat

menyebabkan mutu biskuit berkurang disebabkan lingkungan yang suhu yang

lembab karena langsung kontak dengan lantai yang berdekatan dengan kamar

mandi. Menurut Danarsi (2016) bahwa faktor penyimpanan bahan makanan juga

harus diperhatikan karena akan menentukan keamanan pangan dan mutu

mikrobiologinya. Penyimpanan bahan makanan mulai dari berupa bahan mentah

hingga menjadi produk MP-ASI bubur instan perlu diperhatikan. Tempat, suhu,

serta kemasan yang digunakan saat proses penyimpanan, pengolahan serta

pengemasan MP-ASI bubur instan harus terjaga kebersihannya agar tidak terdapat

cemaran mikrob (68).

Berdasarkan informan triangulasi yaitu kepala puskesmas bahwa dana

untuk membangun ruangan khusus tidak dialokasikan dan untuk ruangan tempat

penyimpanan sudah layak karena bangunan permananen dengan lantai keramik.

Kondisi inilah menjadi salah satu kendala yang belum dapat diselesaikan, dimana

diharapkan ruang tersebut dapat dikelola dengan membuat rak-rak penyimpanan

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

bsikuit sehingga paket biskuit tidak lagi ditempat di lantai untuk menghindari

tekstru biskuit tidak rusak karena lingkungan yang lembab.

Sedangkan tanggapan ibu dari balita gizi kurang berdasarkan hasil

kuesioner disebutkan bahwa penyimpanan biskuit pada tempat yang kering, bersih

dan tertutup agar terhindar dari binatang pengganggu seperti toples yaitu 14 orang

(51,9%) dan di lemari atau kotak yaitu 13 orang (48,1%). Penyimpanan di lemari

dan kotak tentunya bukanlah wadah yang dianjurkan karena masih dapat dimasuki

oleh hewan kecil seperti semut, kecoa atau sejenisnya, tetapi justru yang

diangjurkan adalah wadah berupa toples dengan penutup yang kuat.

Menurut penelitian Rukim (2011) melakukan penelitian pengaruh

penyimpanan dan kemasan terhadap mutu biskuit. Penyimpanan sampel pada

suhu ruang (27-290C) selama selang waktu 28 minggu dengan 15 kali titik uji

organoleptik serta 8 kali titik uji proksimat (kadar air, abu, protein, lemak),

ketengikan (kadar asam lemak bebas/ALB dan peroksida), dan mikrobiologi

(Total Plate Count/TPC). Hasil penelitian menjelaskan bahwa faktor lama

penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kadar asam lemak bebas dan kadar

peroksida biskuit, sedangkan faktor kemasan dan interaksi antara lama

penyimpanan dengan kemasan tidak berpengaruh nyata. Kadar asam lemak bebas

biskuit pada penyimpanan minggu ke-12 telah melebihi persyaratan biskuit

menurut Standar Malaysia. Kadar peroksida biskuit selama penyimpanan masih di

bawah persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI). Berdasarkan hasil uji kadar

air dan kadar asam lemak bebas pada biskuit kedua jenis kemasan, maka mutu

kimiawi biskuit masih dapat memenuhi persyaratan sampai penyimpanan 10

minggu (69).

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyimpanan biskuit

di ruang rawat inap ditempatkan di lantai. Sedangkan penyimpanan biskuit di

rumah sasaran di dalam lemari dan kotak.

5.1.3 Pendistribusian Makanan Tambahan

Sebelum biskuit diberikan kepada keluarga sasaran terlebih dahulu

informan membuat laporan tentang biskuit yang masuk dan biskuit yang keluar

untuk dilaporkan kepala puskesmas setiap bulan. Apabila ada kendala misalnya

keterbatasan biskuit, maka informan melaporkan langsung kepala puskesmas dan

selanjutnya melayangkan surat ke Dinas Kesehatan Langsa atas kekurangan

biskuit tersebut. Dimana respons dari pejabat dinas agar biskuit yang dikirim ke

puskesmas dikelola dengan seoptimalnya.

Setelah informan membuat laporan tentang keberadaan biskuit keluar

untuk disampaikan ke keluarga sasaran, selanjutnya keterlibatan petugas lain

sebagai pendamping mendistribusikan MT tidak ada penunjukan secara khusus.

Puskesmas hanya menunjuk bidan desa yang berwewenang di masing-masing

desa yang ditemukan balita status gizi kurang masuk dalam daftar program PMT.

Dalam kegiatan pemberian makanan tambahan sangat diperlukan adanya petugas

pendamping, disamping membantu dalam pendistribusian biskuit juga petugas

ikut memantau apakah makanan sampai pada sasaran atau ikut dikonsumsi oleh

anggota keluarga lain atau tidak.

Menurut peraturan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Mayarakat. (2006),

Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI Lokal Tahun 2006

bahwa kader berfungsi memantau bagaimana anak mengkonsumsi makanan

tambahan setiap hari, mungkin diperlukan modifikasi makanan supaya anak mau

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

mengkonsumsi makanan tambahan sehingga kader bisa memastikan kalau anak

mengkonsumsi makanan selama 90 hari. Kader bersama bidan desa juga

melakukan pemantauan terhadap kesehatan anak termasuk adanya masalah yang

mungkin timbul akibat dari konsumsi makanan tambahan (76).

Pemberian makanan tambahan berupa biskuit pada balita gizi kurang di

Puskesmas Langsa Lama tidak semua balita sasaran memperoleh paket biskuit

tersebut untuk kebutuhan selama 90 hari atau 3 bulan. Terutama pada desa yang

jaraknya cukup jauh dari puskesmas. Hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah

biskuit dari Dinas Kesehatan Langsa. Pernyataan ini juga didukung oleh hasil

wawancara ibu dari balita gizi kurang menyampaikan bahwa balita usia 12-59

bulan berjumlah 27 orang tidak mendapatkan 30 bungkus per bulan yaitu 9 orang

(33,3%). Hal ini disebabkan dana yang tersedia kurang mencukupi sehingga

biskuit yang sampai ke puskesmas tidak sesuai dengan kebutuhan balita gizi

kurang. Demikian juga halnya dalam penerimaan biskuit yang diberikan informan

kepada ibu sebanyak 3 orang menyatakan terlambat datang. Biskuit diberikan

biasanya pada awal bulan pada pemberian pertama kali namun pada bulan

berikutnya diberikan di pertengahan bulan. Artinya setelah biskuit habis dimakan

balita gizi kurang pada bulan pertama, selanjutnya balita tersebut tidak

mengkonsumsi biskuit karena terlambat datang sehingga dapat mengganggu

efektivitas penyerapan vitamin dan mineral yang terkandung dalam biskuit.

Sumber dana untuk pelaksanaan program PMT tahun 2017 berasal dari

dana pusat. Untuk dana operasional kegiatan diserahkan kepada setiap puskesmas,

tapi dari puskesmas juga tidak ada dana. Menurut Hiddayaturrahmi (2010) salah

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

satu yang menghambat manajemen pelaksanaan program gizi adalah karena

keterbatasan dana untuk program gizi (70).

Kendala yang ditemukan dalam pendistribusian MT ke keluarga sasaran

pada umumnya berupa tidak adanya kendaraan khusus untuk mengantar biskuit ke

rumah sasaran. Petugas gizi memanfaatkan kendaraan pribadi berupa sepeda

motor roda dua. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendistribusian memerlukan penambahan petugas dan kendaraan khusus untuk

mengantar biskuit ke rumah sasaran dan mengalokasikan dana operasional karena

transportasi menggunakan kendaraan pribadi.

5.1.4 Pemberian Makanan Tambahan

Program kesehatan Pemberian Makanan Tambahan dilakukan selama 3 bulan

yaitu bulan September sampai dengan November 2017. Sebagai tindak lanjut dari

Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 terkait upaya perbaikan gizi masyarakat,

pemerintah telah menetapkan upaya kesehatan prioritas dalam pelayanan gizi, yaitu

melalui upaya penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Salah satunya melalui

program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terutama kepada balita dari keluarga

miskin yang mengalami kekurangan gizi.

Setelah petugas memberikan biskuit kepada balita sasaran, selanjutnya ibu

memberikan biskuit kepada balita gizi kurang sesuai dengan anjuran tenaga

kesehatan yaitu jumlah yang dianjurkan adalah pada balita usia 6-11 bulan

diberikan 8 keping per hari atau 12 keping per hari balita usia 12-59 bulan.

Namun kenyataan di lapangan berdasarkan hasil wawancara dari ibu balita naik

berat badan semuanya mendapatkan biskuit sebanyak 30 bungkus setiap bulan,

tetapi ibu dari balita tidak naik berat badannya sebanyak 18 orang diantaranya

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

ditemukan 9 orang (50%) tidak mendapatkan 30 bungkus biskuit karena tempat

tinggal sasaran yang jauh dari puskesmas yang berdomisili di Desa Asam Peutik

dan Desa Seulalah.

Menurut Kusharto bahwa biskuit yang diberikan kepada balita gizi kurang

diperkaya dengan tepung ikan lele dumbo dan isolat protein kedelai merupakan

salah satu makanan fungsional berbasis protein ikan yang digunakan untuk

meningkatkan daya tahan tubuh anak balita rawa gizi. (71). Mervina

menambahkan bahwa biskuit yang diberikapan kepada balita gizi kurang dapat

dikatakan sebagai pangan tinggi protein karena dapat memenuhi target 20%

protein berdasarkan AKG balita. Untuk memenuhi target tersebut, jumlah yang

harus dikonsumsi balita setiap harinya adalah 4 keping biskuit atau setara dengan

50 gram biskuit, yang dapat memberikan 280 kkal energi, 9.8 gram protein, 26.9

gram karbohidrat dan 10.6 gram lemak (72).

Selanjutnya pemberian biskuti pada bulan berikutnya ditemukan 3 balita

gizi kurang terlambat pemberian oleh petugas gizi yang biasanya diberikan awal

bulan, tetapi diberikan pertengahan bulan. Ini terjadi pada sasaran di Desa Asam

Peutik dan Desa Seulalah. Hal ini disebabkan kondisi jarak rumah sasaran yang

jauh dari puskesmas.

Hasil wawancara informan triangulasi yaitu ibu mengatakan bahwa

pemberian makanan tambahan selain biskuit kepada balita gizi dengan

melengkapi menu makanan yang baik dengan dikelalo secara baik pula. Ibu dari

balita naik berat badan memberikan makanan setiap hari terdiri dari nasi, sayur,

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

lauk, susu, buah, (kalau usia bayi <2 tahun diberikn ASI) yaitu 4 orang (44,4%),

sedangkan ibu balita tidak naik berat badan semuanya tidak memberikan makanan

tersebut yaitu 18 orang (100%).

Untuk meningkatkan motivasi ibu balita gizi kurang memberikan menu

makanan sehat maka informan menganjurkan agar keluarga sasaran dapat

menambah asupan gizi balita tersebut dengan menerapkan makanan mengandung

gizi seimbang terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk, buah dan susu serta dapat

ditambah dengan makanan seperti puding, bubur kacang hijau dan lainnya. Ibu

dari balita naik berat badannya memberikan makanan tambahan lain selain

makanan sehari-hari seperti makanana roti, puding, bubur kacang ijo dan lainnya

yaitu 9 orang (100%), sedangkan ibu dari balita tidak naik berat badan

memberikan makanan tambahan tersebut yaitu 8 orang (44,4%). Informan juga

menganjurkan apabila balita menginginkan suatu makanan, orangtua dapat

membeli untuk memenuhi kalori dan vitamin agar berat badan meningkat.

Menurut penelitian Indriati (2015) bahwa pemberian paket makanan yang

dilakukan di Kabupaten Wonogiri sudah sesuai dengan petunjuk teknis PMT-P.

Dalam melakukan pendistribusian paket makanan tambahan juga sudah ada

penyuluhan, namun penyuluhan yang diberikan sebagian besar hanya bersifat

penjelasan secara umum mengenai PMT (73). Hasil wawancara triangulsi dari

semua ibu balita gizi mendapat biskuit mengatakan bahwa setiap datang ke

posyandu mendapatkan penyuluhan tentang menu makanan pada balita status gizi

kurang yaitu 27 orang (100%) dan juga mendapatkan penyuluhan tentang cara

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

mengelola makanan khusus pada balita status gizi kurang 27 orang (100%).

Petugas kesehatan memberikan penyuluhan sewaktu datang membawa biskuit.

Sesuai tanggapan ibu dari balita gizi kurang menjelaskan bahwa petugas

gizi datang ke rumah untuk memberikan penjelasan berupa menu makanan dan

kebutuhan gizi. Sementara tujuan dari PMT kepada balita gizi kurang selain

meningkatkan mutu gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh balita melalui PMT

juga menanamkan perilaku gizi seimbang dengan pemberian penyuluhan atau

konseling tentang gizi.

Informasi yang disampaikan informan kepada keluarga sasaran belum

diterapkan kepada balita gizi kurang disebabkan selain pendapatan keluarga yang

rendah, juga kebiasaan makanan balita yang kurang mendukung. Sesuai dengan

pendapat Marfina (2014) bahwa keadaan ekonomi keluarga dapat ditinjau dari

pendapatan seseorang yang akan memberikan dampak kearah yang baik atau

kearah yang buruk, keadaan ekonomi akan berpengaruh terhadap penyediaan gizi

yang cukup, dimana kurangnya pendapatan akan menghambat aktivitas baik yang

bersifat materialistik maupun non materialistik. Disamping kebutuhan akan

sandang, pangan dan perumahan (42).

Hasdianah menambahkan bahwa

keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang

disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga turut menentukan

hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah

makanan. Selain itu, kebiasaan makanan anak juga dapat memengaruhi status gizi

anak (38).

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

Menurut Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan

Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang (BOK) menjelaskan bahwa kegiatan

konseling dalam pelaksanaan PMT-P, materi konseling perlu diperjelas serta perlu

diperluas bukan hanya masalah gizi dan paket PMT tetapi perlu ditambahkan juga

tentang materi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Hal ini sesuai dengan

panduan pemberian makanan tambahan pemulihan dengan dana BOK (Bantuan

Operasional Kesehatan) (74).

Pemberian makanan tambahan selain biskuit yang

diberikan ibu kepada balita gizi kurang, belum sesuai dengan harapan. Ibu belum

melengkapi makanan yang terdiri dari nasi, sayur, buah, dan susu serta makanan

lainnya seperti puding, bubur kacang hijau atau lainnya. Walaupun informan telah

menganjurkan agar para orang tua dapat membeli makanan yang disukai balita

tersebut untuk mempercepat proses peningkatan berat badan.

Berbeda dengan penelitian Rauf dan Faramitha (2010) menunjukkan

dengan pemberian taburia selama 120 hari pada anak usia 12-24 bulan yang

mengalami gizi kurang dapat meningkatkan berat badan anak.15 Dengan

pemberian taburia yang tidak rutin setiap hari bahkan hanya 2 kali seminggu maka

dampaknya untuk meningkatkan berat badan menjadi terhambat (75).

Untuk menambahkan berat badan balita ibu juga memberikan ASI kepada

balita status gizi kurang berumur di bawah 2 tahun. Faktor penting yang

berpengaruh terhadap status gizi adalah terkait pola pengasuhan anak khususnya

terkait perilaku pemberian makan yang dilakukan oleh keluarga. Pola asuh anak

merupakan kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menyediakan waktu

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

luang, perhatian, dukungan terhadap anak agar anak dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal, baik secara fisik, mental, dan sosial.

Berdasarkan wawancara bahwa pelaksanaan PMT terdiri dari tema yaitu

pengiriman, penyimpanan, pendistribusian, dan pemberian makanan yang

dilakukan oleh informan sebagai informan yaitu petugas pengelola gizi dengan

informan triangulasi yaitu kepala puskesmas dan ibu dari balita gizi kurang belum

efektif. Tema pengiriman biskuit, pelaporan, memeriksaan biskuit dan jumlah

biskuit belum sesuai dengan Peraturan Petunjuk Teknis Pemberian Makanan

Tambahan. Kendala yang dihadapi adalah laporan kebutuhan biskuit belum sesuai

dan respons dari pejabat dinas belum dapat mengoptimalkan dana maupun strategi

agar kebutuhan biskuit dapat terpenuhi. Hal yang sama juga dialami pada tema

penyimpanan yang belum memiliki gudang khusus memiliki ventilasi dan cahaya

yang cukup serta ketersediaan rak-rak penyimpanan, sampai sekarang belum

dibangun. Puskesmas hanya menyediakan bekas tempat ruang rawat inap untuk

menyimpan persediaan biskuit.

Pada kenyataannya pemantuan penyimpanan dan pendistribusian MT yang

dilakukan oleh informan itu sendiri. Keterlibatan bidan desa dan kader belum

diperkuat dengan petunjuk teknik yang ada sehingga kinerja informan belum

efisien dalam program PMT. Hal ini terlihat dari kegiatan pemantauan pemberian

biskuit kepada balita belum efektif karena biskuit diberikan kepada anak lainnya

dan dikonsumsi oleh orangtuanya karena jumlahnya cukup banyak dan rasanya

manis dan gurih. Menurut Lubis, dkk (2012) bahwa petugas gizi tidak mampu

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

melakukan pemantauan pemberian MT setiap hari karena keterbatasan tenaga

kesehatan lainnya sehingga pemberian MT tidak tepat sasaran (77).

Selain itu, bentuk laporan baku yang dimiliki oleh informan dalam

pelaksanaan pemantauan sesuai dengan panduan pemberian makanan tambahan,

namun untuk format-format yang diperlukan seperti format distribusi makanan,

format pemantauan sasaran, format pemantauan harian konsumsi makanan

tambahan, dan format pelaporan tidak seluruh dimemiliki puskesmas. Informan

membuat laporan biasa untuk memantau kegiatan program PMT tersebut.

Ketidakadaan format baku tersebut, dapat menghambat pemantauan dan

pelaporan. Sedangkan format – format tersebut diperlukan sebagai perangkat

untuk melakukan kegiatan monitoring dan melakukan pendokumentasian terhadap

pelaksanaan program PMT pada balita gizi kurang. Sesuai dengan ungkapan

informan triangulasi yaitu kepala puskesmas bahwa farmat pelaporan belum

dibuat secara sistematis sehingga format laporan bersifat biasa disesuaikan dengan

kondisi di lapangan.

Berkaitan dengan tema pendistribusian dan pemberian biskuit kepada

kelompok sasaran juga mengalami kendala yaitu kurangnya petugas yang terlibat

dalam pendistribusian dan penyuluhan. Seyogianya dengan luas wilayah kerja

yang begitu besar, sangat diperlukan para kader untuk memantau perkembangan

balita gizi kurang dalam mengkonsumsi biskuit dan penerapan menu makan

sehari-hari.

Selain itu, pentingnya disediakan kendaraan dengan petugas khusus

bertugas mendistribusikan biskuit ke setiap desa. Dampak dari kurangnya petugas

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

kesehatan tersebut menjadi hambatan dalam mengefektifkan pemberian biskuit

diberikan tepat sasaran, namun kenyataan dilapangan justrui biskuit diberikan

kepada bukan balita gizi kurang tetapi pada balita lainnya, bahkan ada juga ibu

mengkonsumsi biskuti dengan alasan balita tersebut tidak menghabiskan porsi

yang seharusnya dimakan setiap hari. Menurut Lubis, dkk (2012), adanya sumber

daya yang kurang, sarana dan prasarana yang minim, pendistribusian yang tidak

sesuai sasaran, pemantauan status gizi balita yang belum sesuai standar juga

merupakan kendala dalam pelaksanaan program PMT di Wilayah Kerja

Puskesmas Medan Labuhan (77).

Dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu dari balita gizi

kurang, informan hanya memberikan penyuluhan pada saat kegiatan posyandu

atau penimbangan balita yang diselenggarakan setiap bulan. Sedangkan kegiatan

penyuluhan di rumah dilakukan pada waktu informan datang berkunjung

membawa biskuit untuk diberikan kepada balita. Jika dihitung secara kuantiatif,

ada kecenderungn informan datang berkunjung ke rumah sasaran sebanyak 3 kali

atau 4 kali saja untuk memantau perkembangan berat badan balita tersebut.

Sesuai penelitian Erlita (2012) mengatakan dalam penyebaran makanan

tambahan di Purwantoro masih mengalami kendala yaitu keterlambatan dana yang

membiaya program tersebut, sehingga dalam penyebaran makanan tambahan di

lapangan sebagian tidak sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam Petunjuk

Pelaksanaan Program Pemberian Makanan Tambahan (78). Dalam pencapaian

tujuan yang ditetapkan yaitu meningkatkan status gizi pada anak tersebut pada

umumnya belum efektif. Sesuai dengan survei awal yang dilakukan peneliti

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

bahwa balita gizi kurang mengikuti program PMT sebanyak 27 orang diantaranya

18 orang (66,7%) ditemukan tidak mengalami status gizi ke arah yang baik atau

berat badan tidak naik secara signifikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ke lima tema

faktor yang memengaruhi efektivitas PMT yang dikaji belum efektif dalam

meningkatkan status gizi balita. Penting di masa mendatang program PMT

dikelola dengan baik dengan melakukan strategis memberdayakan dan melatih

para kader yang jumlahnya cukup dengan mengalokasikan dana operasional.

Berbeda dengan penelitian Sugiyanti (2017) menyimpulkan hasil penelitiannya

program PMT-P sudah efektif dalam meningkatkan berat badan balita sasaran di

Kabupaten Tuban, walaupun masih terdapat kendala dalam pelaksanaan program

(79).

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa ke lima tema evaluasi program PMT yang dikaji belum

efektif meningkatkan status gizi balita, dimana pengiriman MT berupa biskuit

tidak sesuai dengan permohonan yang diajukan puskesmas. Penyimpanan biskuit

di ruang rawat inap puskesmas ditempatkan di lantai dan di rumah sasaran di

dalam lemari dan kotak. Pendistribusian memerlukan penambahan petugas dan

kendaraan khusus untuk mengantar biskuit ke rumah sasaran dan mengalokasikan

dana operasional karena transportasi menggunakan kendaraan pribadi. Petugas

gizi memberikan pendidikan kesehatan berupa pengelolan makanan, menu

makanan yang dapat meningkatkan status gizi balita tetapi ibu memberikan

makanan tambahan kepada balita gizi kurang tidak mengandung gizi seimbang

terutama menu makanan balita menderita sakit. Laporan pemberian manakan

tambahan tidak sistematis karena kekurangan petugas dan tidak memperdayakan

kader dan bidan desa dalam kegiatan pemantauan pemberian MT agar lebih tepat

sasaran. Kemudian dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

1. Pengiriman biskuit dari dinas ke puskesmas dilakukan pemeriksaan dengan

membuat laporan bertanggung jawaban tentang jumlah tidak sesuai kebutuhan

dan kondisi biskuit tidak rusak.

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

2. Penyimpanan biskuit di ruang rawat inap ditempatkan di lantai dan

penyimpanan di rumah sasaran di dalam lemari dan kotak.

3. Pendistribusian memerlukan penambahan petugas dan kendaraan khusus

untuk mengantar biskuit ke rumah sasaran dan mengalokasikan dana

operasional karena transportasi menggunakan kendaraan pribadi.

4. Pemberian biskuit kepada balita gizi kurang tidak sesuai dengan anjuran

bahwa biskuit juga diberikan kepada anak lain dan dimakan ibu. Pemberian

menu makanan kepada balita gizi kurang belum mengandung gizi baik seperti

susu, buah dan kacang hijau atau lainnya.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan kepada :

1. Kepala puskesmas membuat juknis tentang keterlibatan bidan dan kader dalam

memantau PMT dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan

dalam mengelola menu makanan balita gizi kurang.

2. Kepala puskesmas mengoptimalkan salah satu ruang puskesmas sebagai

tempat penyimpanan biskuit sesuai ketentuan yang berlaku dan

mengalokasikan dana tambahan kepada petugas gizi sebagai dana tambahan

karena menggunakan kendaraan pribadi.

3. Kepala puskesmas meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memprioritas

program KIA terutama program kesehatan balita gizi kurang dengan

mengalokasi dana BOK melalui pemberian penyuluhan tentang pengelolaan

makanan balita gizi kurang kepada ibu secara berkala.

139

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas …repository.helvetia.ac.id/1008/3/BAB IV - BAB VI.pdf · 2019. 1. 19. · 93 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas

4. Tenaga kesehatan melakukan penyuluhan tentang pemberian makanan

tambahan secara berkala sebagai upaya peningkatan pengetahuan ibu dari

balita tentang manfaat biskuit dalam meningkatkan berat badan balita gizi

kurang.

5. Keluarga memiliki balita gizi kurang perlu meningkatkan pengetahuan tentang

pemberian makanan mengandung gizi sehat melalui kunjungan ke posyandu

secara rutin sehingga balita tidak mengalami gizi kurang.