bab iv hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/tsa-2012-0048 bab...
TRANSCRIPT
76
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
PT. Sydna Farma adalah sebuah perusahaan yang berkecimpung dalam industri
farmasi. Perusahaan ini pada awalnya memproduksi obat dengan menggunakan
produk dan lisensi dari PT. Organon Indonesia, namun dengan berkembangnya waktu
PT. Sydna Farma telah mampu memproduksi produk obat sendiri dengan fokus
memproduksi obat - obatan yang bersifat hormonal.
Pangsa pasar PT. Sydna Farma tidak hanya dikawasan Indonesia saja namun
sudah merambah ke negeri tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Dengan demikian
PT. Sydna Farma sudah bisa memproduksi produk dengan lisensi dari perusahaan
farmasi asing dimana juga memegang kontrak untuk produksi produk dari sepuluh
besar perusahaan farmasi di Indonesia. Produk yang dihasilkan meliputi berbagai
macam obat theurapeutic seperti kontrasepsi dan terapi penggantian hormon,
gastrointestinal, kardiovaskular, analgetik, dan anti radang.
Berikut pangsa pasar yang dimiliki oleh PT. Sydna Farma :
77
Gambar 4.1. Pie Chart Pangsa Pasar Perusahaan Farmasi khusus obat hormonal
di Indonesia ( Sumber : PT. Dico Citas, 2010 )
Prosentase pangsa pasar ini berdasarkan pangsa pasar perusahaan farmasi di
Indonesia yang khusus untuk keuangan obat-obatan yang bersifat hormonal. Pangsa
pasar yang dimiliki oleh PT. Sydna Farma adalah sebesar 13 % dari total pangsa
pasar yang ada dan menduduki peringkat ketiga setelah PT. Pfizer dan PT. Schering
Plough. Hal ini merupakan potensi yang patut dijaga dan dikembangkan maka hal ini
juga menjadi salah satu alasan untuk pengembangan aplikasi BI di PT. Sydna Farma
ini.
Pada tahun 2008 PT. Sydna Farma sudah berhasil mengimplementasikan aplikasi
Enterprise Resource Planning (ERP) Microsoft Dynamics AX di kantor pabriknya.
Dengan modul aplikasi yang digunakan meliputi modul General Ledger, Account
78
Receivable, Account Payable, dan management Persediaan Barang. Dimana semua
modul saling terintegrasi satu dengan yang lain.
Implementasi ERP erat hubungannya dengan bisnis proses perusahaan dimana
bisnis proses tersebut sejalan dengan strategi perusahaan yang sudah ditetapkan.
Dilihat dari faktor untuk memperoleh pemasukan perusahaan, ada dua bisnis proses
yang berjalan di PT. Sydna Farma yaitu:
1. Ketika perusahaan mendapat kontrak untuk memproduksi obat
berdasarkan lisensi dari perusahaan farmasi yang lain. Lisensi ini
mempunyai ikatan bahwa PT. Sydna Farma tidak diperbolehkan
memproduksi obat yang mempunyai zat aktif yang sama diluar kontrak
kerjasama yang ada. Zat aktif adalah zat atau senyawa aktif yang
terkandung didalam obat diluar bahan pelarutnya. Jadi ketika PT. Sydna
Farma menyetujui kontrak untuk memproduksi obat maka proses kerja
akan langsung dilakukan, produksi dijalankan sesuai dengan perintah
batch produksi yang sudah ditetapkan, bahan baku dan bahan packing
biasanya sudah disediakan oleh pihak pemberi lisensi namun jika belum
maka PT. Sydna Farma harus mencari supplier dengan standar bahan baku
dan bahan packing yang sudah ditetapkan didalam kontrak. Pihak pemberi
lisensi akan sangat aktif terlibat mulai proses quality control di
laboratorium sampai di proses packing dan pengiriman obat ke tujuan.
2. Jika perusahaan memproduksi obat sendiri, proses ini tidak tergantung
dengan lisensi dari perusahaan lain melainkan PT. Sydna Farma dengan
79
sendirinya memproduksi obat baru dengan nama obat sesuai dengan
keinginan dari PT. Sydna Farma sendiri yang mana hal ini tidak bisa
didapatkan ketika berlisensi ke perusahaan lain. Namun sertifikasi untuk
membuat obat dengan jenis dan tujuan tertentu harus dipunyai terlebih
dahulu. PT. Sydna Farma sudah mengantongi sertifikasi untuk
memproduksi obat hormonal untuk skala internasional dimana jarang
perusahaan lain mempunyainya. Proses selanjutnya yaitu melakukan riset
dan development, di sini peran bagian R&D menjadi sangat vital hampir
sebagian waktu akan dihabiskan dalam proses ini. Selanjutnya proses
untuk mendapatkan ijin untuk mengedarkan obat ini ke masyarakat
indonesia, ijin ini dikeluarkan oleh Balai POM. Sample obat akan diuji
kasiatnya dan ditest kemasannya apakah layak untuk dijual belikan
ataukah tidak, disini PT. Sydna Farma juga sudah mulai memikirkan cara
untuk mendistribusikan obat ini, biasanya distribusi obat dilakukan oleh
pihak ketiga untuk itu PT. sydna Farma sudah mempunyai beberapa calon
perusahaan distributor obat yang nantinya diberikan ijin untuk
mendistribusikan obat ke konsumen. Proses selanjutnya mulai untuk
memproduksi obat secara massal dan mulai bernegoisasi untuk mendapat
kesepakatan ke pihak distributor obat.
Dari beberapa proses diatas penting perlunya sebuah aplikasi yang bisa
memberikan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat khususnya ketika
berhadapan dengan pihak pemberi lisensi ataupun dari perusahaan distributor obat
80
untuk bisa menyakinkan mereka terhadap kinerja perusahaan. Hal inilah yang
melatarbelakangi pemilihan aplikasi BI sebagai aplikasi untuk pengambilan
keputusan di PT. Sydna Farma.
4.1.1 VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Visi PT. Sydna Farma adalah untuk menjadi perusahaan tingkat dunia yang
mempunyai basis kepada pengembangan ilmu pengetahuan dalam dunia farmasi
dengan memiliki keunggulan operasional dalam memastikan kualitas tertinggi,
keamanan dan efektivitas produk dengan operasi yang efisien.
Sedangkan misi dari PT. Sydna Farma adalah berusaha menyediakan obat-obatan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Ditopang dengan nilai – nilai dasar
perusahaan yaitu :
Kualitas dari pelayanan
Standar mutu produksi obat selalu dijaga oleh perusahaan sesuai dengan
standar mutu nasional yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Kualitas dari kehidupan bekerja
Perusahaan berusaha dengan sungguh untuk selalu menyediakan
lingkungan kerja yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan pribadi,
pengetahuan, dan harmoni pekerja serta kemakmuran bagi para
pemegang sahamnya.
Kemitraan
81
Menjaga semangat kerja team dan kolaborasi dari unit usaha bisnis
perusahaan dengan berusaha untuk mendorong komunikasi yang terbuka
dan jujur antara semua pemilik kepentingan untuk mencapai tujuan
bersama.
Integritas perusahaan
Selalu mengedepankan prinsip – prinsip kebenaran, keadilan, ketekunan
berdedikasi, dan loyalitas antara semua karyawan perusahaan dalam
aktivitas sehari-hari.
82
4.1.2 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
83
Berikut tugas dan wewenang dari setiap jabatan yang ada di PT. Sydna Farma
1. Direktur
Tugas:
• Melakukan perencanaan strategi jangka menengah dan panjang perusahaan
• Memberikan pelaporan ke para pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham) terhadap performance perusahaan secara finansial ataupun
secara operasional.
• Memberikan keputusan dan menandatangani kontrak kerjasama baru,
memperpanjang kontrak yang sudah berakhir masanya dan atau menolak
perpanjangan kontrak kerjasama yang sudah ada.
• Melakukan evaluasi secara berkala atas kinerja para manager dan jajarannya dalam
pelaksanaan operasional bisnis perusahaan.
Wewenang :
• Mendelegasikan tugas kepada manager secara efisien yang disesuaikan dengan
kondisi di PT.Sydna Farma.
• Menindak dan memperingatkan bawahannya yang tidak sejalan dengan visi dan
misi serta komitmen perusahaan.
2. Manager Factory
Tugas:
• Melakukan perencanaan strategi jangka pendek yang berhubungan dengan Factory
84
• Menyelesaikan masalah dan kendala di departemen Factory
• Menjalankan, mengawasi dan mengontrol proses produksi
• Melakukan evaluasi secara berkala atas kinerja semua staff dibawahnya sesuai
dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
• Melaporkan pencapaian target produksi secara berkala ke direktur
Wewenang :
• Segala aktifitas yang berhubungan dengan proses produksi, maintenance dan
quality kontrol.
3. Manager Finance & Accounting
Tugas:
• Melakukan perencanaan strategi jangka pendek yang berhubungan dengan
Finance & Accounting
• Menyelesaikan masalah dan kendala di departemen Finance & Accounting.
• Mengkaji semua transaksi keuangan.
• Menyelesaikan tugas dari Direktur.
• Memonitor laporan bulanan.
• Mengkaji kembali sistem dan prosedur yang berlaku jika ditemukan masalah.
• Mengkaji transaksi pengeluaran keuangan.
Wewenang:
85
• Segala aktifitas yang berhubungan dengan keuangan seperti laporan arus kas,
laporan keuangan, dan lain – lain.
4. Manager Information Technology (IT)
Tugas:
• Melakukan perencanaan strategi jangka pendek yang berhubungan dengan IT
• Merencanakan kebutuhan untuk maintenance hardware, pengembangan software
sebagai pendukung operasional perusahaan.
• Merencanakan fitur-fitur yang berhubungan dengan teknologi informasi seperti
kebutuhan internet.
• Mengawasi/mengontrol hardware: server, PC karyawan (anti virus, e-mail
system).
• Mengawasi/mengontrol keluar masuknya data/dokumen lewat e-mail dan
mengawasi e-mail system .
• Mengawasi/mengontrol data agar sesuai prosedur/proses bisnis yang sudah
ditetapkan.
Wewenang:
• Pembuatan report dan modifikasi program yang tidak merubah business process
dan prosedur perusahaan, seperti : penambahan report standart.
• Pembelian hardware komputer baru.
86
• Pembuatan report dan modifikasi aplikasi yang merubah proses bisnis dan
prosedur perusahaan.
5. Manager Supply Chain
Tugas:
• Melakukan perencanaan strategi jangka pendek yang berhubungan dengan Supply
Chain
• Bertanggung jawab atas aktifitas di pabrik
• Menjalankan proses produksi harian
• Menjaga stok bahan baku dan bahan packing dan memastikan tidak terjadi
kekurangan stok.
• Mengatur dan mengawasi alur proses mulai dari R&D sampai dengan proses
packing dan pengiriman.
Wewenang :
• Menjaga alur proses dan prosedur kerja yang sudah ditetapkan dan melakukan
tindakan jika terjadi kesalahan prosedur.
6. Manager TSE
Tugas:
• Melakukan perencanaan strategi jangka pendek yang berhubungan dengan
maintenance
87
• Bertanggung jawab atas semua alat produksi dan fasilitas dilingkungan pabrik
• Setiap harinya melakukan pemeriksaan alat produksi serta fasilitas pendukungnya
dan memastikan semuanya berjalan dengan baik
• Mengatur jadwal maintenance alat dan mengawasi jalannya maintenance sesuai
dengan standar dan prosedur yang sudah ditetapkan
• Melakukan perbaikan alat yang rusak dan memastikan tidak mengganggu jalannya
proses produksi.
Wewenang :
• Segala aktifitas yang berhubungan dengan aset perusahaan serta menyetujui atau
tidak menyetujui pembelian atau penggantian suku cadang alat produksi.
7. Manager QA/QC
Tugas:
• Melakukan perencanaan strategi jangka pendek yang berhubungan dengan
QA/QC
• Bertanggung jawab atas standar mutu dan kualitas hasil produksi.
• Mengatur dan mengawasi jalannya quality control terhadap proses produksi
• Membuat prosedur quality control yang baik dan benar.
• Melakukan tindakan dini dan mengatasi masalah jika terjadi kesalahan prosedur
quality control.
Wewenang :
• Segala sesuatu yang berhubungan dengan quality control produk farmasi.
88
8. Manager Sumber Daya Manusia (SDM) & General Affair (GA)
Tugas:
• Melakukan perencanaan strategi jangka pendek yang berhubungan dengan SDM
dan GA
• Membuat perencanaan untuk aktifitas:
1. Kebersihan dan pemeliharaan gedung dan peralatannya.
2. Penyedian ATK dan kebutuhan umum, pantry, dan lain-lain.
3. Pemakaian, servis, pemeliharaan kendaraan.
4. Asuransi gedung dan kendaraan.
5. Perijinan dan perpanjangan dokumen-dokumen.
• Mengurus/membantu mengurus semua ijin-ijin perusahaan.
• Mengurus/membantu mengurus segala hal yang berhubungan dengan pengiriman
& penerimaan paket/surat dari dan ke luar negeri/dalam negeri.
• Melakukan kontrol atas pelaksanaan dari perencanaan yang sudah ditetapkan
apakah sesuai standar operasi perusahaan atau tidak.
• Memberikan input dan output dari karyawan umum dengan mengadakan
pertemuan.
• Merencanakan kegiatan penerimaan dan seleksi karyawan.
• Merencanakan penginformasian kebutuhan tenaga kerja baik dari dalam maupun
diluar perusahaan (melalui media masa).
89
• Merencanakan pembuatan maupun perpanjangan dokumen-dokumen
ketenagakerjaan.
Wewenang:
• Memilih dan mengusulkan calon karyawan untuk mengikuti proses seleksi.
• Menentukan calon karyawan yang lolos dari psikotes.
• Menentukan alat/instrumen yang sesuai untuk melakukan psikotes calon
karyawan.
• Mengusulkan jenis pelatihan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
• Mengusulkan lembaga pendidikan dan pelatihan yang akan digunakan.
• Pengurusan dokumen ketenagakerjaan.
• Mengajukan saran/usulan dalam penyusunan Job Description.
• Perpanjangan ijin-ijin/dokumen perusahaan.
• Perbaikan-perbaikan dan pemeliharaan gedung dan kendaraan.
9. Supervisor Finance
Tugas:
• Menjalankan permintaan dan tugas dari manager finance dan accounting.
• Memposting jurnal transaksi pada bank.
• Melakukan pelaporan secara berkala ke manager finance dan accounting terhadap
kinerja dan hasil kerja staff finance.
Wewenang :
90
• Aktifitas harian proses yang meliputi semua bagian finance
10. Supervisor Accounting
Tugas:
• Menjalankan permintaan dan tugas dari manager finance dan accounting.
• Memposting Jurnal Transaksi GL
• Memposting closing akhir tahun dan pelaporan ke manager finance dan
accounting terhadap closing akhir tahun
• Memposting COH dan pelaporan secara berkala ke manager finance dan
accounting terhadap COH
• Memposting Fixed Aset perusahaan
Wewenang :
• Aktifitas harian proses yang meliputi semua bagian accounting.
11. Supervisor QC
Tugas:
• Menjalankan prosedur quality control secara baik dan benar.
• Memberikan arahan yang benar dalam aktivitas harian staff QC.
• Melakukan pelaporan secara berkala ke manager QA/QC terhadap hasil quality
control yang sudah dilakukan
Wewenang :
91
• Aktifitas harian proses quality control.
12. Supervisor QA
Tugas:
• Menjalankan prosedur quality asurance secara baik dan benar.
• Memberikan arahan yang benar dalam aktivitas harian staff QA.
• Melakukan pelaporan secara berkala ke manager QA/QC terhadap hasil quality
asurance yang sudah dilakukan
Wewenang :
• Aktifitas harian proses quality asurance.
13. Supervisor Warehouse
Tugas:
• Mengatur dan mengawasi jalannya aktifitas di dalam gudang
• Memberikan arahan yang benar dalam aktivitas harian staff warehouse.
• Melakukan pelaporan secara berkala terhadap kondisi gudang ke manager.
• Melakukan tindakan dini jika terjadi kesalahan pelaksanaan prosedur yang sudah
ditetapkan
Wewenang :
• Segala sesuatu yang ada didalam gudang dan aktifitas didalamnya.
92
14. Supervisor Packaging
Tugas:
• Mengatur dan mengawasi jalannya aktifitas pengepakan obat kedalam
kemasannya.
• Mengawasi secara seksama sterilisasi proses pengepakan
• Memberikan arahan yang benar dalam aktivitas harian staff packaging.
• Melakukan tindakan dini jika terjadi kesalahan pelaksanaan prosedur yang sudah
ditetapkan
Wewenang :
• Segala sesuatu dalam proses pengepakan dan aktifitas didalamnya.
15. Supervisor Production
Tugas:
• Mengatur dan mengawasi jalannya aktifitas produksi harian
• Memberikan arahan yang benar dalam aktivitas harian staff Tabeltting.
• Melakukan pelaporan secara berkala terhadap proses produksi ke manager.
• Melakukan tindakan dini jika terjadi kesalahan pelaksanaan prosedur yang sudah
ditetapkan
Wewenang :
• Segala sesuatu yang ada dalam proses produksi dan aktifitas didalamnya.
93
16. Staff TSE
Tugas:
• Melakukan perbaikan alat produksi sesuai dengan perintah manager
• Menggunakan sumber daya yang ada untuk maintenance alat produksi dan
mengajukan penggantian alat / suku cadang jika sudah tidak bisa diperbaiki lagi.
Wewenang :
• Segala sesuatu tentang maintenance peralatan pabrik.
17. Staff Warehouse
Tugas:
• Mendata keluar masuk barang digudang
• Mendata kondisi dan suhu ruangan gudang dan memberikan pelaporannya ke
manager.
• Menjaga peletakan dan kerapian barang serta sterilisasi ruangan gudang.
• Melakukan tindakan dini jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kebakaran atau kebocoran
Wewenang :
• Segala sesuatu yang berkaitan dengan barang yang berada di gudang.
18. Staff Solid Packaging
Tugas:
94
• Melakukan proses pengepakan produk farmasi yang bersifat padat
• Menjaga kebersihan dalam proses pengepakan
Wewenang :
• Segala sesuatu yang berhubungan dengan pengepakan produk farmasi yang
bersifat padat.
19. R&D Pharmacist
Tugas:
• Melakukan proses riset dan development obat yang akan diproduksi menurut
prosedur yang sudah ditetapkan
• Menganalisis zat aktif obat contoh untuk dijadikan acuan pembuatan obat baru
• Memberikan pelaporan secara berkala ke manager terhadap aktifitas R&D.
• Menjaga keamanan dan kerahasiaan data komposisi obat yang dianalisis.
• Sesekali mengikuti proses QA untuk mendapatkan analisis pengembangan obat
baru.
Wewenang :
• Segala sesuatu yang berhubungan dengan R&D obat.
20. Staff Tabeltting
Tugas:
• Melakukan proses tabeltting untuk obat yang berwujud tabelt
95
• Menjaga kebersihan dalam proses tabeltting
Wewenang :
• Segala sesuatu yang berhubungan dengan proses tabeltting
21. Staff purchasing
Tugas:
• Melakukan proses pembelian terhadap permintaan dari bagian lain yang terlebih
dahulu sudah disetujui proses pembeliannya.
• Mengajukan beberapa permintaan penawaran dari supplier sebagai bahan
pembanding.
• Memastikan barang yang dibeli sampai ke orang yang melakukan permintaan
pembelian.
Wewenang :
• Segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelian barang.
22. Staff QC
Tugas:
• Menjalankan analisis setiap hasil produksi untuk mencapai standar mutu yang
diharapkan dan melaporkan hasil analisis ke manager
• Menerima dan menjalankan tugas harian dari supervisor.
Wewenang :
96
• Segala alat-alat yang berhubungan dengan analisis quality control.
23. Staff Information Technology (IT)
Tugas:
• Menganalisis sistem yang sekarang berjalan.
• Menganalisis kebutuhan-kebutuhan user dan mengembangkan / update sistem
terbaru.
Wewenang:
• Segala aktifitas yang berhubungan dengan IT/IS pada PT. Sydna Farma dan
melaporkan setiap aktifitas yang terjadi ke Manager IT.
24. Staff Accounting
Tugas:
• Membuat laporan keuangan konsolidasi, payroll, pengiriman dana operasional,
asuransi, klaim, setoran jamsostek, dan PPH Pasal 21.
• Membuat laporan SPT tahunan PPH Badan dan PPH pasal 21.
• Membuat daftar upah tenaga kerja tahunan untuk jamsostek.
• Mengecek dan memberikan otorisasi terhadap biaya-biaya operasional perusahaan
dengan cara memeriksa dokumen.
• Memeriksa laporan kas harian.
97
Wewenang:
• Membentuk mekanisme yang lebih efisien dalam mengarahkan PT. Sydna Farma
untuk menguji dan menjaga integritas laporan keuangan PT. Sydna Farma. Hal ini
mengharuskan PT. Sydna Farma untuk memiliki kerangka dalam melakukan
penelaahan dan rancangan dalam hal otorisasi untuk menjamin kebenaran dan
keabsahan dari posisi keuangan yang disajikan.
25. Staff Finance
Tugas:
• Mengecek dan menjadwal pembayaran kepada pelanggan.
• Mengecek dan membayar klaim kepada karyawan.
• Mendepositokan dana yang lebih dari jadwal pembayaran.
• Melakukan setoran, transfer, deposito nota-nota ke bank.
• Membuat rekapan kas kecil.
Wewenang:
• Segala aktifitas yang berhubungan dengan keuangan dan melaporkan setiap
aktifitas yang terjadi ke Manager Finance & Accounting.
26. Staff General Affair (GA)
Tugas:
• Mengoperasikan AC, PABX serta pengaturan jadwal service.
98
• Perawatan genset dan panel power.
• Pengawasan line telepon PABX, instalasi air, stop contact.
• Melakukan perawatan mekanik : pintu, kunci, dll.
• Mengawasi dan absensi para petugas pemelihara taman dilingkungan pabrik.
Wewenang:
• Mengantarkan dokumen/surat-surat kepada: bank, relasi atau instansi lainnya.
• Menindak dan melaporkan petugas pemelihara taman yang lalai.
27. Staff Sumber Daya Manusia (SDM)
Tugas:
• Menampung surat lamaran yang masuk dan menyeleksi surat lamaran tersebut
sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang ada.
• Melakukan wawancara dan psikotes untuk calon karyawan.
• Membuat resume hasil psikotes dan menginformasikannya ke user terkait.
• Membuat desain iklan lowongan pekerjaan di media masa dan pemasangannya di
media yang sudah ditentukan.
• Mengatur jadwal dengan users untuk wawancara calon karyawan.
• Mengatur jadwal dan memanggil calon karyawan untuk proses seleksi dan
rekrutmen.
• Mengurus dokumen ketenagakerjaan ke kantor Disnakertrans.
• Pembuatan laporan absensi karyawan setiap bulannya.
99
• Input data-data administrasi personalia, seperti: data karyawan dan cuti.
• Membuat offering letter karyawan baru, perpanjangan surat kontrak kerja maupun
surat pengangkatan karyawan tetap.
• Membuat Job Description sesuai jabatan yang ada.
• Mengelola perpustakaan perusahaan.
• Pengisian data karyawan.
• Administrasi karyawan masuk dan keluar perusahaan.
Wewenang:
• Segala aktifitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia pada PT. Sydna
Farma Sydna Farma dan melaporkan setiap aktifitas yang terjadi ke Manager
General Affair (GA) dan Sumber Daya Manusia (SDM).
4.2 BUSINESS INTELIGENCE FRAMEWORK
Berikut merupakan skema Business Intelligence Framework yang ada di PT.
Sydna Farma yang terlihat digambar berikut ini:
100
Gambar 4.3 Business Intelligence Framewok PT. Sydna Farma
Dilihat dari gambar diatas proses Business Intelligence PT. Sydna Farma
dimulai dengan inputan data dari Sistem ERP Microsoft Dynamic Axapta 2009 yang
mempunyai modul General Ledger, Inventory Management, Bank, Account Payable,
Account Receivable, dan Human Resource yang bisa di tarik datanya melalui proses
ETL. Selain itu juga terdapat data input dari kegiatan manual yang tidak dicakup oleh
Microsoft Dynamic Axapta 2009 seperti data project, pajak, currency, dan juga bunga
bank biasanya data tersebut dihasilkan dalam berbentuk tabel.
Selanjutnya dari aplikasi itu data yang ada diolah dalam tahapan ETL (
Extract transform Load ) yang akan menghasilkan data warehouse dimana data yang
ada seperti finance, Inventory, project, dan sales. Data warehouse yang dihasilkan
adalah product yang pernah diproduksi, anggaran yang pernah dilaksanakan, dan juga
pencatatan keuangan yang pernah terjadi. Proses yang dilakukan dalam data
warehouse adalah queiries and analyses yang dapat menghasilkan kebutuhan BI.
Axapta 2009
Manual Input
Extract Transform Load
Finance
Inventory Project
Product
Sales
Budget Model
General Ledger
Meta data repository ( Definition of source, formula, etc )
Query And Analyses
Standart of Measurement
101
4.3 BUSINESS INTELIGENCE ROADMAP
Business Inteligence Roadmap adalah methodologi yang menyeluruh untuk
pengembangan kerangka kerja dalam proses pengembangan dan implementasi sistem
Business Inteligence, yang mana sudah dijabarkan dalam bab 3 halaman 50.
4.3.1 FASE JUSTIFICATION
Inti fase justification berpusat kepada business case assessment. Dimana business
case assessment adalah proses evaluasi penilaian terhadap kebutuhan bisnis yang ada
dan memberikan penekanan pada tahap pengembangan awal dari proyek BI.
4.3.1.1 BUSINESS CASE ASSESSMENT
Tahap – tahap yang dilalui untuk business case assessment adalah sebagai
berikut:
4.3.1.1.1 MENENTUKAN KEBUTUHAN BISNIS
Dalam penentuan kebutuhan bisnis perusahaan harus diketahui terlebih dahulu
peluang dan ancaman yang timbul dari faktor lingkungan eksternal perusahaan. Hal
ini dianalisis menggunakan dua metode yaitu metode Politic, Economic, Social,
Tehnology (PEST) dan metode Porter Five Force Analysis. Hasil akhirnya adalah
untuk mendukung analisis kebutuhan bisnis perusahaan. Analisis yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
A. Analisis metode PEST
Peluang Politic (Politik)
102
• Berkurangnya peristiwa akhir - akhir ini yang menimbulkan gejolak
politik yang terjadi di Indonesia telah memberikan dampak yang
menguntungkan pada kegiatan bisnis di Indonesia khususnya untuk sektor
farmasi. Pemerintah dapat dikatakan telah berhasil meredam gejolak
politik yang ada setelah sebelumnya mengalami proses perubahan
demokrasi. Contohnya dengan berkurangnya demo – demo yang ditujukan
untuk mengoyahkan pemerintahan yang ada.
• Janji pemerintah untuk menghilangkan bea masuk bahan baku obat
sebesar 5 % telah memberikan angin segar bagi perusahaan farmasi.
Dimana kepastian tersebut dipertegas oleh menteri keuangan sebagai
prioritas mereka.
• Terbitnya Peraturan Pemerintah No.81 tahun 2007, dan
sebagai petunjuk pelaksanaannya adalah Peraturan Menteri Keuangan
No.238/PMK.03/2008 yang didalamnya berisi tentang penurunan tarif
pajak pertambahan nilai (PPh) bagi perusahaan yang berbentuk perseroan
terbatas (PT) sebesar 5 %. Kebijakan ini menguntungkan para pengusaha
terkhusus pengusaha farmasi sehingga beban pengeluaran perusahaan
berkurang.
Peluang Economic (Ekonomi)
• Stabilnya nilai tukar mata uang rupiah terutama terhadap nilai mata uang
Dollar Amerika telah memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan
farmasi dimana sektor bisnisnya menyangkut didalam bidang ekspor /
103
impor dalam hal ini perusahaan farmasi yang sebagian bahan bakunya
harus diimpor dari luar negeri.
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan berdampak positif juga
terhadap pertumbuhan dunia bisnis. Juga dengan cepatnya tindakan
pemerintah terhadap krisis ekonomi yang telah terjadi sehingga tidak
berakibat banyak bagi perekonomian Indonesia.
Peluang Social (Sosial)
• Masyarakat Indonesia semakin sadar akan kesehatan. Dengan hidup sehat
berarti masyarakat Indonesia berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup
mereka dan berpotensi untuk menjadi manusia yang lebih.
• Semakin berkurangnya rasa percaya masyarakat terhadap pengobatan
secara tradisional ataupun melalui dukun dan lebih memilih berobat ke
rumah sakit ataupun puskesmas.
Peluang Technology (Teknologi)
• Kemajuan tehnologi yang begitu pesat belakangan ini berimbas pada
semakin canggihnya alat-alat produksi obat yang digunakan. Hal tersebut
menjadikan kualitas hasil produksi menjadi lebih baik dan kesalahan
ataupun cacat produk bisa diperkecil.
• Teknologi yang semakin berkembang telah memberikan kenyamanan
dalam berinovasi. Khusus untuk perusahaan farmasi yang lebih berpusat
104
pada R&D nya hal ini memberikan keuntungan yang lebih dimana
inovasi-inovasi yang ada telah melahirkan produk farmasi baru yang
belum pernah ada sebelumnya. Hasil akhirnya penyakit yang sebelumnya
tidak bisa diobati sekarang menjadi bisa disembuhkan.
• Pada masa kini banyak perusahaan terbantu dengan sistem aplikasi yang
semakin canggih dan user friendly. Penggunaan sistem aplikasi yang
terdistribusi semisal Enterprise Resource Planning (ERP) memberikan
banyak kemudahan untuk menjalankan bisnis operasional perusahaan
terkhususnya di perusahaan farmasi yang mana terdiri dari berbagai divisi
yang harus saling terkait satu dengan yang lainnya.
Dari analisis PEST diatas dapat disimpulkan didalam bentuk tabel sebagai
berikut
Tabel 4.1 analisis PEST
PEST Analysis Faktor - faktor yang ada Implikasi terhadap
perusahaan Kondisi di PT. Sydna Farma
Politik Penurunan bea masuk bahan baku obat dan penurunan PPh badan usaha
Pengeluaran perusahaan dapat dihemat
Memberikan keuntungan tersendiri dengan telah berjalannya renegoisasi penurunan harga bahan baku ke pihak supplier dan berkurangnya beban pembayaran pajak ke pemerintah
Ekonomi Kecilnya dampak dari krisis ekonomi yang terjadi dan nilai tukar mata uang yang stabil
Tidak adanya perubahan strategi jangka panjang yang mempengaruhi kondisi perusahaan
Target yang dicanangkan dalam strategi sudah mulai terlihat pencapaiannya terbukti dengan meningkatnya order produksi
Sosial Daya beli masyarakat akan obat yang semakin baik Meningkatnya keuangan obat
Mulai bertambah banyak perusahaan farmasi lain yang sudah menandatangani kontrak kerjasama produksi obat dan pihak distributor yang mulai menawarkan jasanya untuk mendistribusikan obat dari PT. Sydna Farma
105
Teknologi Majunya perkembangan teknologi dan semakin canggihnya inovasi terhadap mesin produksi
Proses produksi perusahaan lebih efektif dan efisien
Dengan mudahnya para karyawan mengakses sistem dan data untuk membantu proses kerja mereka dan pengoperasian mesin produksi yang sudah otomatis
B. Analisis metode Porter Five Force
Gambar 4.4 Analisis eksternal bisnis dengan Porter “5-Competitive Force” ( Porter, 1980 )
Pendatang baru
Salah satu hambatan yang mempengaruhi perkembangan PT. Sydna Farma
adalah adanya perusahaan yang mempunyai produk baru sejenis dengan produk PT.
106
Sydna Farma yang disebut sebagai ancaman pendatang baru. Faktor – faktor yang
ada di pendatang baru adalah sebagai berikut :
• Adanya ancaman pendatang baru yang melakukan keuangan dengan
melakukan strategi marketing yang menarik. Berikut adalah contoh marketing
yang dilakukan :
Menurunkan harga atau memberikan diskon tiap pembelian obat.
Memberikan hadiah untuk setiap pembelian dalam jumlah besar.
Melakukan kerjasama dengan perusahaan multi level marketing
• Dalam segi kualitas produk pendatang baru mempunyai kualitas yang lebih
baik hal ini disebabkan karena pendatang baru melihat kelemahan –
kelemahan dari produk kompetitor yang sudah beredar dipasaran, contoh
konkritnya adalah makin sedikitnya efek samping dalam obat yang pendatang
baru keluarkan. Misalkan PT. Sydna Farma mengeluarkan produk obat
kontrasepsi yang mempunyai zat aktif yaitu endometril dimana produk ini
mempunyai efek samping seperti pendarahan, nyeri pada dada, mual, muntah,
migren, retensi cairan, penambahan berat badan, penurunan toleransi glukosa
dan produk ini sudah beredar dipasaran sebaliknya PT. Caprifarmindo baru
saja mengeluarkan produk sejenis yang hanya mempunyai efek samping
migren, mual, muntah, nyeri pada dada.
107
Kekuatan konsumen
Konsumen di PT. Sydna Farma terbagi menjadi dua jenis yang dijelaskan
dalam hal berikut ini :
• perusahaan yang melakukan kontrak kerjasama dengan PT. Sydna Farma dan
juga distributor obat – obatan yang menjual obat produksi PT. Sydna Farma
penjelasan sebagai ke pasaran. Kerjasama kontrak yang dilakukan adalah
menganai hak paten dimana PT. Sydna farma sendiri sudah mempunyai
beberapa hak paten untuk obat – obatan hormonal ( untuk lebih detailnya
sudah dijelaskan didalam proses bisnis).
• Distributor yang melakukan kerja sama dalam mendistribusikan Posisi PT.
Sydna Farma yang sebelumnya dilakukan kerjasama dalam masalah
pendistribusian obat – obatan itu sendiri karena peraturan pemerintah
NOMOR: 918/MENKES/PER/X/1993 dimana dalam peraturan tersebut
memisahkan antara produsen obat dengan pedagang besar ( Distributor )
untuk keuangan produsen tidak diperbolehkan melakukan keuangan langsung
ke konsumen melainkan harus melewati pedagar besar farmasi ( PBF ).
Dalam hal kekuatan pembeli tingkat tawar menawar yang rendah dikarenakan
dari sisi kebutuhan mereka akan obat – obatan yang harus dipenuhi. Dan harga yang
tawarkan oleh sebuah obat paten walaupun harga termasuk diatas rata – rata obat
generik akan tetapi hasil yang didapatkan juga berbeda dengan obat generik yang ada
dipasaran.
108
Kekuatan Pemasok
Dalam hal ini kekuatan pemasok PT. Sydna farma yang ada pada saat ini yaitu
• Pemasok bahan baku zat aktif dan obat – obatan lainya.
Pemasok bahan baku yang tergolong potential Supplier karena bahan dasar
yang disediakan akan berpengaruh terhadap produksi obat – obatan PT. Sydna
Farma baik dari kualitas dan juga jumlah barang yang dapat memenuhi
kebutuhan pasar sejauh ini. Sebagian besar pemasok PT. Sydna farma adalah
perusahaan asing karena pasar domestik yang tidak mempunyai bahan dasar
dan teknologi yang cukup untuk mengolahnya.
• Pemasok penyedia packing untuk obat – obatan.
Pemasok penyedia packing ini dilakukan setelah kegiatan produksi dilakukan
oleh PT. Sydna Farma. Kegiatan ini dilakukan diluar PT. Sydna Farma karena
PT. Sydna Farma ini fokus pada kegiatan utama bisnisnya yaitu produsen obat
– obatan.
Pada kekuatan Pemasok untuk PT. Sydna farma merupakan peluang tersendiri
terbukti dari diberikannya kemudahan – kemudahan, Seperti ;
• Kontrak kerjasama yang menjamin kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan
PT. Sydna Farma.
• Harga yang di tawarkan tidak fluktuatif tetapi berdasarkan kontrak, dan
kontrak tersebut diperbaharuhi setelah 5 tahun.
109
Produk Subtitusi
Karena sasaran PT. Sydna farma yang banyak di daerah perkotaan dimana
tingkat kesadaran masyarakat pemahaman dan tingkat pendidikan yang tinggi
sehingga banyak masyarakat yang menjalani pengobatan datang ke puskesmas,
rumah sakit, ataupun dokter pribadi. Lembaga – lembaga kesehatan tersebut hanya
menyediakan obat – obat kimia secara tak langsung membuat obat tradisional
tersingkir. Hal tersebut merupakan peluang untuk obat kimia karena masyarakat
perkotaan mengunjungi lembaga kesehatan tersebut, sehingga obat tradisional yang
ada bukan lagi ancaman dan juga obat tradisional hormonal variannya sangat sedikit
dan juga tidak dapat menyembuhkan penyakit – penyakit berat. tetapi obat tersebut
gunanya hanya membantu baik itu proses penyembuhan ataupun pencegahan, tidak
seperti kegunaan obat yang dapat mengurangi rasa sakit, mempercepat proses
penyembuhan, pencegahan penyakit, dan juga terapi secara berkala. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa obat tradisional merupakan produk subtitusi selain
obat kimia.
Persaingan Antar industri
Kompetitor dari PT. Sydna Farma sendiri terbagi menjadi 2 jenis, seperti yang
dijelaskan seperti berikut ini :
• Kompetitor dengan produk dengan jenis yang sama
110
Dalam hal produk dengan jenis yang sama yang dimaksud adalah obat yang
digunakan dengan fungsi yang sama akan tetapi pengunaan zat aktifnya
berbeda dengan produk yang dikeluarkan PT. Sydna Farma.
• Kompetitor dengan produk yang menggunakan zat aktif yang sama.
pesaing yang menggunakan zak aktif yang sama dengan fungsi yang sama
juga hal ini yang dikategorikan sebagai potential competitor, yang dilakukan
oleh PT. Sydna Farma.
Dalam cakupan lingkungan bisnis PT. Sydna Farma, terdapat kompetitor
yang diidentifikasi melalui pangsa pasar mempunyai kekuatan yang serupa dari
penjelasan diatas yang dipaparkan oleh bagian marketing PT. Dico Citas ( salah satu
distibutor obat – obatan di Indonesia) Pesaing-pesaing yang diindentifikasi yaitu
terdefinisi digambar 4.1 Pie Chart Pangsa Pasar Perusahaan Farmasi khusus untuk
produksi produk hormonal di Indonesia halaman 77.
Ancaman – ancaman yang terdapat dari pesaing yang sudah ada sebelumnya
seperti :
• Kompetitifnya harga dipasaran sehingga mengakibatkan para pembeli bisa
beranjak dari produk PT. Sydna Farma. berikut adalah tabel perbandingan
beberapa obat yang ada dipasaran :
111
Tabel 4.2 List Harga obat
Sumber : Guardian Pharmacy 2010
Nama Obat
Nama Perusahaan Dan Harga Obat
PT. Sydna Farma PT. Schering plough PT. Kimia Farma
Lynestrenol 430.000 430.687 -Desogestrel 69.334 64.256 72.300 Estriol 88.565 90.544 -Estradiol 150.403 161.801 171.300 Nandrolone dekanoat 139.150 154.638 -Dexamethasone 18.000 14.761 19.966
Dilihat dari analisis persaingan yang ada dapat dilihat bahwa persaingan yang ada
sangatlah ketat. Dari analisis yang ada di gambar 4.1 dihalaman 77 dan juga tabel 4.2
dihalaman 111 dapat mencerminkan bahwa industri obat hormonal sangatlah ketat
harga – harga yang begitu kompetitif dari pesaing dan juga tingkat keuangan yang
sangat besar membawa pengaruh terhadap persaingan yang ada.
Dari hasil analisis – analisis diatas disimpulkan kebutuhan - kebutuhan bisnis
yang diperlukan oleh PT. Sydna Farma untuk bisa bersaing dengan kompetitornya
yaitu :
1. Menaikkan posisi pangsa pasar yaitu dengan berusaha untuk mempromosikan
produk yang ada terutama untuk produk buatan sendiri agar dapat lebih
dikenal oleh masyarakat, mencari konsumen baru yang potensial dan
meningkatkan standar mutu perusahaan.
112
2. Menentukan produk baru. Dengan siapnya PT. Sydna Farma untuk
memproduksi obat dengan lisensi sendiri maka diharapkan dapat mampu daya
saing di pangsa pasar yang ada.
3. Menjamin tersedianya stok bahan untuk produksi obat dan menjaga alur
distribusi obat untuk lebih baik dan efisien sehingga terjamin mutu dan
keabsahan obat sampai ke konsumen untuk bisa di gunakan sesuai dengan
tujuan penggunaannya.
4. Meningkatkan quality control untuk produk yang diproduksi sehingga bisa
menurunkan cacat produk yang dihasilkan yang juga berimbas kepada
penurunan biaya produksi.
5. Memperbaiki proses kerja untuk menjadi lebih baik yang bertujuan untuk
peningkatan kinerja dan efektifitas dari perusahaan. Perbaikan bisa dimulai
dengan menstrukturisasi kembali struktur organisasi menjadi lebih efisien.
Setelah penjabaran kebutuhan bisnis maka dilanjutkan dengan menganalisis dan
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada PT. Sydna
Farma. Tujuannya adalah agar pihak eksekutif dapat mengidentifikasi dan
menetapkan strategi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis mereka. Alat
bantu yang mengakomodir hal tersebut adalah dengan menggunakan analisis SWOT.
C. Analisis SWOT
Analisis SWOT mencakup lingkungan ekternal dan internal dari PT. Sydna
Farma yang dijabarkan sebagai berikut :
113
Lingkungan Eksternal
a. Peluang (Opportunities)
Analisis peluang dilakukan untuk bisa mengetahui harapan untuk mendapatkan
keuntungan dan nilai tambah baru bagi perkembangan bisnis perusahaan. Berikut
beberapa peluang yang ada:
1. Kesadaran dan kemampuan masyarakat yang lebih baik untuk membeli
obat dan mendapatkan kesehatan.
2. Pesatnya perkembangan dunia IT yang berakibat semakin mudahnya
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dimana hal ini juga
membantu pihak eksekutif dalam melakukan analisis produk kompetitor
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
3. Semakin banyaknya peranan IT didalam dunia manufaktur terutama
dalam industri farmasi sehingga mempermudah dalam operasional alat –
alat produksi.
4. Regulasi pemerintah yang menguntungkan pihak pengusaha farmasi
untuk mengembangkan usaha mereka.
b. Hambatan (Threats)
Faktor hambatan adalah faktor yang tidak bisa dilihat dengan sebelah mata
yang bisa menghambat kemajuan perkembangan perusahaan. Berikut hambatan yang
ada bagi PT. Sydna Farma :
114
1. Semakin banyaknya bermunculan pesaing baru di dalam industri
farmasi yang memproduksi produk yang mempunyai fungsi dan
kegunaan produk sejenis.
2. Persaingan harga yang kompetitif antar perusahaan sejenis yang bisa
menurunkan posisi pangsa pasar perusahaan.
Lingkungan Internal
a. Kekuatan (Strength)
Faktor kekuatan adalah faktor utama yang membedakan antara perusahaan
terutama untuk daya saing / keunggulan dimana dengan baiknya kekuatan yang ada
perusahaan akan dapat meningkatkan daya saing perusahaan terhadap para
kompetitor. Berikut faktor kekuatan yang dimiliki oleh PT. Sydna Farma :
1. Mempunyai pengalaman yang baik dalam memproduksi produk farmasi
terutama produk yang bersifat hormonal yang didapatkan dari
memproduksi produk – produk dari Organon.
2. Sudah mempunyai konsumen di tingkat internasional yang mana
menjadi keuntungan dalam bersaing dengan perusahaan farmasi lainnya.
3. Memegang sertifikasi internasional dalam memproduksi obat hormonal.
4. Sudah mempunyai standar operasional perusahaan di setiap
departemennya.
5. Sudah mengimplementasikan sistem ERP dan sudah berjalan dengan
baik.
115
b. Kelemahan (Weakness)
Faktor kelemahan adalah faktor internal perusahaan yang selalu diawasi dan
diatasi sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Berikut faktor
kelemahan yang dimiliki oleh PT. Sydna Farma :
1. Alat – alat produksi yang sudah mulai berumur.
2. Kurangnya dedikasi dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
3. Kurangnya pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja.
Kemudian setelah faktor – faktor strategis internal dan eksternal perusahaan
teridentifikasi, maka langkah selanjutnya menyusun tabel untuk merumuskan faktor
strategis tersebut yang dituangkan dalam bentuk kerangka kekuatan dan kelemahan
(Tabel IFAS) dan kerangka peluang dan ancaman (Tabel EFAS). Dengan keterangan
nilai bobot skala 1 (sangat penting) hingga 0 (tidak penting), sedangkan keterangan
nilai rating menggunakan skala 1 (rendah) – 4 (tinggi) untuk kekuatan dan peluang,
skala 4 (rendah) – 1 (tinggi) untuk kelemahan dan ancaman.
Tabel 4.3 External Factor Analysis Summary (EFAS)
Faktor - Faktor Strategi Eksternal
Bobot Rating Bobot x Rating
PELUANG : 1. Kesadaran dan kemampuan
masyarakat yang lebih baik untuk membeli obat dan mendapatkan kesehatan.
2. Regulasi pemerintah yang menguntungkan pihak
0.25
0.01
4
2
1.00
0.20
116
pengusaha farmasi untuk mengembangkan usaha mereka.
3. Pesatnya perkembangan dunia IT yang berakibat semakin mudahnya untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dimana hal ini juga membantu pihak eksekutif dalam melakukan analisis produk kompetitor untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
4. Semakin banyaknya peranan IT didalam dunia manufaktur terutama dalam industri farmasi sehingga mempermudah dalam operasional alat – alat produksi.
0.05
0.20
2
4
0.10
0.80
TOTAL PELUANG 0.51 2.20
ANCAMAN:
1. Semakin banyaknya bermunculan pesaing baru di dalam industri farmasi yang memproduksi produk yang mempunyai fungsi dan kegunaan produk sejenis.
2. Persaingan harga yang
kompetitif antar perusahaan sejenis yang bisa menurunkan posisi pangsa pasar perusahaan.
0.15
0.25
3 3
0.45
0.75
TOTAL ANCAMAN 0.30 1.20
TOTAL EFAS 1.20 1.00
117
Tabel 4.4 Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Faktor - Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x
Rating
KEKUATAN : 1. Mempunyai pengalaman yang
baik dalam memproduksi produk farmasi terutama produk yang bersifat hormonal yang didapatkan dari memproduksi produk – produk dari Organon.
2. Sudah mempunyai konsumen di tingkat internasional yang mana menjadi faktor lebih untuk dapat bersaing dengan perusahaan farmasi yang berkembang lainnya.
3. Memegang sertifikasi internasional dalam memproduksi obat hormonal.
4. Sudah mempunyai standar operasional perusahaan di setiap departmentnya.
5. Sudah mengimplementasikan sistem ERP dan sudah berjalan dengan baik.
0.15
0.25
0.20
0.15
0.10
3
4
3
2
2
0.45
1.00
0.60
0.30
0.20
TOTAL KEKUATAN 0.75 2.55
KELEMAHAN :
1. Alat – alat produksi yang sudah mulai berumur.
2. Kurangnya dedikasi dan
loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
0.15
0.15
2
3
0.30
0.45
118
3. Kurangnya pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja.
0.20
2
0.40
TOTAL KELEMAHAN 0.50 1.15
TOTAL IFAS 1.25 1.40
Kemudian hasil analisis SWOT tadi juga dituangkan dalam bentuk Matrik yang
dijabarkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Matrik SWOT PT. Sydna Farma
IFAS
EFAS
KEKUATAN (S)
1. Mempunyai pengalaman yang baik dalam memproduksi produk farmasi.
2. Sudah mempunyai konsumen di tingkat internasional
3. Memegang sertifikasi internasional dalam memproduksi obat hormonal.
4. Sudah mempunyai standar operasional perusahaan di setiap departmentnya.
5. Sudah mengimplementasikan sistem ERP dan sudah berjalan dengan baik.
KELEMAHAN (W) 1. Alat – alat produksi yang
sudah mulai berumur
2. Kurangnya dedikasi dan
loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
3. Kurangnya pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja.
119
PELUANG (O)
4. Kesadaran dan kemampuan masyarakat yang lebih baik untuk membeli obat dan mendapatkan kesehatan.
5. Pangsa pasar yang masih terbuka lebar dan kompetitor yang masih sedikit.
6. Pesatnya perkembangan dunia IT yang berakibat semakin mudahnya untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dimana hal ini juga membantu pihak eksekutif dalam melakukan analisis produk kompetitor untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
7. Semakin banyaknya peranan IT didalam dunia manufaktur terutama dalam industri farmasi sehingga mempermudah dalam operasional alat – alat produksi.
STRATEGI SO
• Meningkatkan kapasitas produksi dan
meningkatkan standar mutu produk(S1,S3,S4,S5,O1,O2,O4).
• Melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi produk baru (S1,S2,S3,O1,O2).
• Memperbesar market share dengan mengakuisisi konsumen baru(S1,S2,O1,O2).
• Meningkatkan pendapatan perusahaan dengan memaksimalkan kontrak produksi yang ada (S2,S3,O1,O2,O3).
• Menetapkan target produksi sesuai dengan
kemampuan keuangan yang ada(S2,S3,S4,S5,O2,O3).
• Mempersingkat alur distribusi barang
(S3,S4,O3).
STRATEGI
WO • Melakukan investasi untuk
pembelian alat produksi yang mendesak (W1,O4).
• Memberikan motivasi kerja dan melakukan restrukturisasi organisasi (W2,O4).
• Melakukan recruitment
karyawan sesuai dengan standar perusahaan (W3,O4).
ANCAMAN (T)
1. Semakin banyaknya bermunculan pesaing baru di dalam industri farmasi yang memproduksi produk yang mempunyai fungsi dan kegunaan produk sejenis.
2. Persaingan harga yang kompetitif
antar perusahaan sejenis yang bisa menurunkan posisi pangsa pasar perusahaan.
3. Regulasi pemerintah yang menguntungkan pihak pengusaha farmasi untuk mengembangkan usaha mereka.
STRATEGI ST
• Memperbesar nilai kontrak ke
konsumen sebagai daya saing terhadap kompetitor baru (S2,T1).
• Secara dini telah menentukan
strategi produksi sebelum regulasi ditetapkan (S1, S2, T3).
• Meningkatkan kualitas pelayanan
kepada konsumen (S1,S2,S3,S4,T1,T2).
STRATEGI
WT • Melakukan efisiensi kerja
mesin dan melakukan perawatan berkala (W1,T1,T2).
• Melakukan training kerja ke karyawan yang terarah (W2,T1,T2,T3).
• Melakukan restrukturisasi di bagian R&D. (W2,T1,T2,T3).
Setelah menggunakan faktor strategis internal dan eksternal, seperti yang telah
dipaparkan dalam tabel IFAS dan EFAS di atas, kemudian dibuatkan sebuah matrik
120
SWOT yang akan menggambarkan gabungan antara peluang dan ancaman dalam PT.
Sydna Farma yang dapat disesuaikan dengan kekuatan dan ancaman yang dihadapi
oleh PT. Sydna Farma. Berdasarkan analisis SWOT tersebut, langkah selanjutnya
dapat dikategorikan dalam 4 (empat) kelompok kemungkinan yaitu SO, WO, ST,
WT.
Setelah penentuan dan penyusunan alternatif strategi pada matrik SWOT,
kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan posisi PT. Sydna Farma dalam
persaingan bisnis. Dengan diketahuinya posisi PT. Sydna Farma dalam persaingan
bisnis maka dapat diketahui kondisi persaingan yang dihadapi oleh PT. Sydna Farma
saat ini, serta dapat ditentukannya strategi yang paling sesuai dan tepat untuk
diterapkan oleh PT. Sydna Farma dalam menghadapi persaingan bisnis. Posisi PT.
Sydna Farma akan ditentukan dengan menggunakan diagram analisis SWOT, dengan
menentukan kordinat titik X dan Y pada diagram tersebut, dimana perhitungannya
akan menggunakan nilai yang dihasilkan dari IFAS dan EFAS yang telah dibahas
pada pembahasan sebelumnya. Berikut ini adalah diagram analisis SWOT PT. Sydna
Farma :
Koordinat titik X (IFAS)
Total Kekuatan = 2.55 Total Kelemahan = 1.15
Letak titik X = 2.55 – 1.15 = 1.40
Koordinat titik Y (EFAS)
Total Peluang = 2.20 Total Ancaman = 1.20
121
Letak titik Y = 2.20 – 1.20 = 1.00
Gambar 4.5 Diagram Analisis SWOT PT. Sydna Farma
Berdasarkan analisis faktor strategi internal dan eksternal, seperti yang terlihat
pada diagram analisis SWOT, diketahui bahwa PT. Sydna Farma berada pada strategi
SO (Strength Opportunity), yakni perusahaan mempunyai peluang yang besar
dengan kekuatan perusahaan yang ada. Dan strategi yang harus diterapkan adalah :
• Meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan standar mutu produk
(S1,S3,S4,S5,O1,O2,O4).
• Melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi produk baru
(S1,S2,S3,O1,O2).
• Memperbesar market share dengan mengakuisisi konsumen baru
(S1,S2,O1,O2).
• Meningkatkan pendapatan perusahaan dengan memaksimalkan kontrak
produksi yang ada (S2,S3,O1,O2,O3).
OPPORTUNITY
WEAKNESS STRENGTH
THREAT
SO. , .(1 4 1 0)
122
• Menetapkan target produksi sesuai dengan kemampuan keuangan yang ada
(S2,S3,S4,S5,O2,O3).
• Mempersingkat alur distribusi barang (S3,S4,O3).
Dengan demikian untuk mendukung strategi diatas, pihak eksekutif PT. Sydna
Farma membutuhkan informasi-informasi yang bisa menjadi alat bantu bagi mereka,
dan berikut adalah analisis kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak
eksekutif:
Tabel 4.6 Analisis Kebutuhan Informasi
Prioritas Strategi CSFs Masalah Kebutuhan Informasi
1
Meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan standar mutu produk
• Pemahaman dan penguasaan setiap proses kerja produksi dengan baik dan benar
• Tersedianya stok bahan baku yang mencukupi.
• Kemampuan bagian Quality Control untuk standarisasi produk.
• Support dari bagian R&D
• Belum tersedianya informasi untuk menganalisis kekuatan kapasitas produksi
• Belum adanya informasi untuk mengukur mutu produk
• Adanya informasi menyeluruh tentang status keuangan perusahaan
• Adanya informasi biaya keuangan produk tertentu dari konsumen dalam periode tertentu
• Adanya informasi cash flow perusahaan dalam periode tertentu
• Adanya notifikasi jika cash flow perusahaan mengalami gangguan
• Adanya informasi perbandingan keuangan aktual dengan budget berdasarkan biaya produksi dengan pendapatan
• Adanya informasi biaya R&D dibandingkan dengan nilai produk yang dijual
• Tersedianya informasibiaya bahan baku untuk produk tertentu yang dibandingkan dengan nilai produk yang dijual
123
2 Memperbesar market share dengan mengakuisisi konsumen baru
• Penambahan jumlah konsumen baru
• Kepuasan konsumen terhadap pencapaian produksi yang tepat waktu
Belum tersedianya data prospek konsumen baru
Adanya informasi analisis prospek konsumen yang belum dilayani
3 Melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi produk baru.
• Dukungan penuh dari pihak eksekutif perusahaan
• Adanya tim R&D dan tim produksi yang kompeten
• Pertumbuhan laba perusahaan yang cukup baik
• Kurang tersedianya informasi histori produk yang sudah pernah diproduksi yang sukses dipasaran
• Kurang tersedianya informasi konsumen yang berpengalaman menjual produk sejenis sama dengan produk baru yang akan diproduksi
• Adanya informasi histori / trend keuntungan dari prodfuk sejenis yang sukses di pasaran
• Adanya informasi histori konsumen tertentu dengan nilai kontrak distribusi produk yang terjual
4
Meningkatkan pendapatan perusahaan dengan memaksimalkan kontrak produksi yang ada.
• Suksesnya negoisasi kontrak konsumen untuk memproduksi produknya
• Surat perjanjian kerjasama yang menguntungkan kedua belah pihak
• Suksesnya pencapaian target produksi tepat waktu untuk memberikan kesan bagus ke konsumen
• Belum adanya informasi histori tentang kontrak konsumen dan produk nya
• Tidak ada proses notifikasi atau peringatan kepada pihak eksekutif jika nilai pendapatan kontrak terjadi penurunan
• Adanya informasi tentang jumlah pendapatan berdasarkan kontrak konsumen dan periode tertentu
• Adanya informasi trend besaran nilai renegoisasi kontrak konsumen dan supplier
• Adanya fungsi peringatan jika terjadi penurunan kontrak produksi terhadap satu konsumen ataupun group konsumen juga terhadap produk tertentu.
5
Menetapkan target produksi sesuai dengan kemampuan keuangan yang ada
Kemampuan untuk menganalisis keuangan secara baik dan benar
• Belum adanya perencanaan biaya / budgeting untuk estimasi pengeluaran yang akan dilakukan
• Belum adanya informasi pendukung
keputusan untuk menargetkan produksi sesuai dengan kapasitas produksi pabrik
• Kurang tersedianya informasi histori produksi yang dapat menjadi standar dalam menentukan target produksi
• Adanya informasi analisis trend jumlah barang yang sudah dan sedang produksi dan kebutuhan bahan baku yang digunakan berdasarkan periode batch produksi dan berdasarkan konsumen.
• Adanya informasi analisis pengeluaran kebutuhan produksi dan bahan baku
124
• Adanya informasi analisis keuangan balance sheet berdasarkan periode akuntan dan fixed aset
• Adanya informasi analisis budgeting dan trend besarannya berdasarkan biaya produksi per produk dan bahan baku juga kebutuhan pendukung produksi
6
Mempersingkat alur distribusi barang
• Proses kerja dari pengepakan barang dan pendistribusian
• Koordinasi penuh antara staff warehouse dengan office untuk mengatur pendistribusian barang
• Dukungan dari perusahaan jasa pengiriman yang kompeten
• Tidak adanya summary data tentang produk yang diproduksi
• Tidak adanya tracking posisi barang sekarang berada
• Adanya informasi untuk barang yang keluar per batch produksi
• Adanya informasi analisis untuk tracking posisi barang produksi
• Adanya notifikasi jika barang sudah mulai dalam masa kadaluarsa berdasarkan periode batch produksi
4.3.1.1.2 MENGEVALUASI SISTEM PENGAMBIL KEPUTUSAN YANG
SEDANG BERJALAN
Pada saat implementasi BI ini berjalan sebenarnya PT. Sydna Farma sudah
memiliki datawarehouse dimana datawarehouse ini berisikan informasi–informasi
sebagai berikut :
1. Informasi keuangan perusahaan dari tahun 2009 sampai dengan sekarang.
2. Informasi persediaan barang perusahaan dari tahun 2009 sampai dengan
sekarang.
Setiap akhir hari setelah semua transaksi keuangan dan transaksi persediaan
barang selesai dilakukan masing-masing Staf warehouse dan Staf Accounting wajib
menarik data transaksi keuangan dan transaksi persediaan barang. Data transaksi
125
keuangan dan transaksi persediaan barang ditarik dari sistem ERP dan kemudian
dikirimkan oleh Staf warehouse dan Staf Accounting melalui proses file transfer ke
bagian IT. Di IT data transaksi keuangan dan transaksi persediaan barang tersebut
kemudian ditampung di dalam sebuah folder pada server, untuk kemudian data
transaksi keuangan dan transaksi persediaan barang tersebut akan melalui proses ETL
dan pada akhirnya akan disimpan ke dalam datawarehouse.
Berikut adalah Activity Diagram yang mengambarkan alur proses data dari data
transaksional sampai dengan ke datawarehouse :
Tarik Data Jurnal
Simpan Database
Proses cubeJurnal
Simpan ke data warehouse
Gambar 4.6 Activity Diagram Proses data Keuangan
126
Berikut adalah Activity Diagram yang mengambarkan alur proses data
keuangan pengolahan sampai dengan ke datawarehouse :
Tarik Data Persediaan barang
Simpan Database
Proses cube persediaan barang
Simpan ke data warehouse
Gambar 4.7 Activity Diagram Proses data persediaan barang
Pihak eksekutif biasanya mengakses informasi yang ada di dalam cube
keuangan, dan cube persediaan barang dengan menggunakan fungsi OLAP yang
ditampilkan dalam bentuk pivot tabel Microsoft Excel. Analisis yang bisa dilakukan
127
oleh pihak manajemen tingkat atas PT. Sydna Farma terhadap informasi keuangan,
dan persediaan barang saat ini terbagi menjadi beberapa segmentasi sebagai berikut:
1. Type of Journal
Informasi keuangan PT. Sydna Farma juga bisa dikategorikan per tipe jurnal
misalkan jurnal Pihak eksekutif bisa melakukan analisis keuangan menurut tipe jurnal
yang diinginkan.
2. Item
Informasi persediaan barang PT. Sydna Farma juga bisa dikategorikan per item
misalkan persediaan barang Pihak eksekutif bisa melakukan analisis persediaan
barang per item.
3. Periode
Informasi keuangan, pelanggan, dan persediaan barang PT. Sydna Farma juga
bisa dikategorikan per periode tertentu misalnya informasi keuangan dan persediaan
barang untuk periode Juli sampai dengan Desember 2010. Pihak manajemen tingkat
atas bisa melakukan analisis keuangan dan analisis persediaan barang per periode.
Berikut adalah Activity Diagram yang mengambarkan proses analisis data
keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen tingkat atas :
128
Pilih Cube Kuangan
Pilih measure yang dibutuhkan
Data dimensi yang dibutuhkan
Buka pivot table OLAP cube keuangan
Analisis data
Gambar 4.8 Proses Analisis Data keuangan Oleh Pihak Manajemen tingkat atas
Berikut adalah Activity Diagram yang mengambarkan proses analisis data
Persediaan barang yang dilakukan oleh pihak manajemen tingkat atas :
129
Gambar 4.9 Proses Analisis Data Persediaan barang Oleh Pihak Manajemen tingkat atas
Analisis pada tahapan ini dapat disimpulkan bahwa sistem pengambilan
keputusan yang sedang berjalan saat ini sudah mencapai tujuan dapat sejauh ini dapat
mengatasi kebutuhan – kebutuhan dari pihak manajemen tingkat atas. Yang belum
terpenuhi dari sistem pengambilan keputusan yang sedang berjalan adalah bagaimana
cara mempresentasikan ke hadapan manajemen tingkat atas dan bagaimana
menvisualisasikan sebuah analisis data agar dapat dengan mudah dimengerti dan sifat
yang tidak terlalu teknikal.
130
4.3.1.1.3 MENGEVALUASI SUMBER DATA OPERASIONAL DAN
PROSEDUR YANG BERJALAN
PT. Sydna Farma sudah memiliki sebuah datawarehouse, dimana informasi
yang terdapat di dalam datawarehouse tersebut meliputi informasi produksi,
informasi persediaan barang, dan informasi keuangan. Data yang terdapat di dalam
data warehouse tersebut berasal dari sumber data operasional PT. Sydna Farma yang
sudah mengalami proses ETL (Extract, Transform, Load).
Sumber data operasional PT. Sydna Farma itu sendiri berasal dari database
transaksional yang bersifat OLTP (Online Transactional Processing), dimana
database tersebut berisi informasi data yang diinput dan diproses oleh user dengan
menggunakan aplikasi ERP Microsoft Dynamics AX 2009. Seperti yang sudah
dijelaskan pada kegiatan mengevaluasi sistem pengambil keputusan yang sedang
berjalan pada subfase 4.3.1.1.2 halaman 124, bahwa sumber data operasional PT.
Sydna Farma tersebut diproses setiap hari ke dalam sebuah template file, kemudian
proses data cleansing dilakukan terhadap template file tersebut sebelum disimpan ke
dalam sebuah database. Selanjutnya data yang ada di dalam database tersebut
dilakukan proses ETL (Extract / Transform / Load) dan dimasukkan ke dalam
datawarehouse.
Untuk mengevaluasi database yang sudah ada, diperlukan sebuah model data
yang bisa menggambarkan hubungan relasi antar entitas (ER diagram), dimana model
131
data tersebut biasanya dikenal dengan istilah logical data model. Berikut adalah
logical data model sebelum data ditransformasikan ke dalam datawarehouse:
• Logical Data Model untuk informasi keuangan:
Gambar 4.10 Logical Data Model keuangan sistem berjalan
• Logical Data Model untuk informasi persediaan barang:
132
Gambar 4.11 Logical Data Model persediaan barang sistem berjalan
4.3.1.1.4 MENGEVALUASI PERANGKAT LUNAK BI KOMPETITOR.
Proses tahapan evaluasi perangkat lunak pihak kompetitor dilakukan dengan
benchmarking keperusahaan yang jenis usahanya sama dan sudah
mengimplementasikan BI. Benchmark yang dilakukan lebih mendalam pada saat
implentasi BI di perusahaan dan dilakukan dengan cara wawancara. Dari 2
perusahaan yang berkedudukan diindonesia dan mempunyai jenis usaha yang sama,
berikut review dan analisis dari benchmark yang kami lakukan :
PT. UDC yang bergerak dibidang farmasi sudah menggunakan BI untuk
membantu kegiatan bisnisnya. Tools yang digunakan adalah Targit BI suite dengan
biaya yang di keluarkan pada saat implentasinya sebesar 25,369,50 USD dan lama
pengerjaan selama 3 bulan. Alasan PT. UDC menggunakan targit ialah cost yang
dikeluarkan tidak melebih budgetnya, intergrasi data yang mudah karena targit
133
mensupport produk Microsoft karena sebagian aplikasi dari PT. UDC menggunakan
produk Microsoft. PT. UDC mengunakan jasa vendor hanya pada saat training
mengenai targit itu sendiri. PT. UDC puas dalam mengimplementasikan targit
terbukti dari aplikasi yang berjalan baik dan juga lebih meningkatnya kinerja call
plan dalam menjual produk ke konsumen. Kendala yang dihadapi oleh PT. UDC
sebagian besar adalah Requirement user yang cukup tinggi, cara PT. UDC
menyelesaikannya dengan Menggunakan agile development life cycle untuk
memenuhi kebutuhan usernya.
IPI yang bergerak dibidang farmasi sudah menggunakan BI untuk membantu
kegiatan bisnisnya. Tools yang digunakan adalah SAP Business All in One dengan
biaya yang di keluarkan pada saat implentasinya sebesar ± 30.000 USD dan lama
pengerjaan selama 7 bulan. Alasan IPI menggunakan SAP Business All in One ialah
karena proses intergrasi yang mudah dan juga sebelumya IPI sudah menggunakan
produk SAP. IPI mengunakan jasa vendor hanya pada seluruh tahapannya akan tetapi
pihak internal juga terlibat didalamnya IPI puas dalam mengimplementasikan SAP
Business All in One dapat dilihat dari tingkat kepuasan klien dan juga kinerja mereka
yang maju. Kendala yang dihadapi oleh IPI sebagian besar adalah data yang
dibutuhkan tiap – tiap divisi berbeda dan kadang kebutuhannya sangat signifikan
perbedaanya, cara IPI menyelesaikannya dengan melakukan standarisasi untuk setiap
divisi dalam pemrosesan data.
134
4.3.1.1.5 MENENTUKAN OBJEKTIF DARI APLIKASI BI.
Untuk memenuhi kebutuhan para eksekutif PT. Sydna Farma dalam
menganalisis informasi – informasi yang ada, terdapat hal – hal yang harus dipenuhi
oleh aplikasi perangkat lunak BI antara lain :
1. Mampu menampilkan laporan keuangan dalam periode tertentu dengan
bentuk laporan yang detail maupun secara rangkuman atau garis besarnya
saja.
2. Mampu menampilkan pergerakan / tren data yang berupa informasi aset, arus
kas, pendapatan, keuntungan bersih, pajak, biaya produksi, dan pengeluaran
lainnya.
3. Mampu memberikan analisis data berdasarkan inputan variabel yang berbeda
dimana variabel tersebut berupa variabel waktu / periode, jenis jurnal maupun
jenis barang.
4. Mampu memberikan analisis data dalam bentuk report keuangan dan
inventory yang sistematis dan jelas sehingga para eksekutif bisa memberikan
keputusan, tindakan maupun arahan dari informasi yang ditampilkan.
5. Mampu memunculkan informasi dari analisis variansi data yang ada.
Contohnya variansi aktual ke budget biaya keuangan dan keuntungan yaitu
analisis perbandingan dari data aktual dengan data budget berdasarkan biaya
keuangan dan keuntungan.
135
4.3.1.1.6 MENGAJUKAN SEBUAH SOLUSI BI
Sebelum pihak PT. Sydna Farma memutuskan untuk memakai sistem BI
sebagai suatu solusi dalam mengatasi permasalahan mereka ada faktor-faktor yang
dijadikan pertimbangan yaitu :
• Dilihat dari analisis kebutuhan bisnis, ada suatu keinginan dari pihak
eksekutif untuk bisa mentransformasikan kebutuhan bisnis mereka menjadi
strategi-strategi nyata yang bisa dilakukan bagi kemajuan perusahaan. Hal
tersebut membutuhkan informasi-informasi yang sesuai, tepat dan akurat
yang menjadi landasan mereka untuk melakukan tindakan tersebut.
• Dari hasil evaluasi sistem pengambil keputusan yang sedang berjalan,
ternyata belum bisa memenuhi harapan dari pihak eksekutif. Hal-hal belum
ada adalah bagaimana cara mempresentasikan informasi yang dibutuhkan ke
hadapan pihak eksekutif secara baik dan benar dan bagaimana
menvisualisasikan sebuah analisis data agar dapat dengan mudah dimengerti
yang tidak terlalu membebani pengguna untuk memperoleh analisis data
tersebut.
• Dari hasil evaluasi sumber data operasional dan prosedur yang berjalan,
masih ada sumber data yang belum ditransformasikan menjadi informasi
yang lebih baik. Contohnya yaitu data budgeting yang semestinya menjadi
faktor penting untuk bisa ditampilkan dan diproses menjadi informasi yang
lebih berguna.
136
Dari faktor diatas pihak eksekutif memandang perlu adanya sistem yang
memberikan solusi yang baik dan bisa mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada.
Maka solusi yang diberikan kepada pihak eksekutif PT. Sydna Farma adalah solusi
pengembangan dan implementasi sistem Business Intelligence dengan menggunakan
aplikasi perangkat lunak BI yang sesuai dengan kebutuhan pihak eksekutif dimana
didukung dengan dilakukannya analisis perangkat lunak BI kompetitor.
4.3.1.1.7 MENAMPILKAN COST AND BENEFIT ANALYSIS
Dalam mengimplementasikan sebuah aplikasi BI memerlukan investasi mulai
dari perangkat lunak, perangkat keras, dan infrastuktur yang memakan biaya yang
cukup besar. Dengan investasi yang besar tersebut, tentu saja benefit yang didapatkan
harus sama dengan yang didapatkan. Karena itulah diperlukan adanya cost and
benefit analysis yang digunakan oleh pihak eksekutif dalam pengambilan keputusan
perlu atau tidaknya implementasi aplikasi perangkat lunak BI tersebut dilakukan.
Adapun analisis cost and benefit yang diperlukan bisa digambarkan dengan gambar
berikut ini :
137
Gambar 4.12 Komponen Cost And Benefit Analysis
Biaya (costs) yang harus dikeluarkan oleh PT. Sydna Farma untuk
impelementasi aplikasi perangkat lunak BI dapat dikategorikan sebagai berikut :
Gambar 4.13 Komponen Biaya
Adapun biaya yang harus dikeluarkan oleh PT. Sydna Farma untuk
mengimplementasikan aplikasi perangkat lunak BI adalah sebagai berikut :
138
Tabel 4.7 Perbandingan Biaya Aplikasi Perangkat Lunak BI
No.
Kategori Sub Kategori
Targit BI Suite (USD)
SAP Business All in one
(USD)
ORACLE BI
(USD)
COGNOS 8 (USD)
1 Acquisition Costs Software License 6,336.00 25,000.00 31,000.00 220,000.00
2 Acquisition Costs User License 3,960.00 4,500.00 6,600.00 Include
4
Acquisition Costs
RDBMS or other back end system license : Windows Server 2008 Enterprise (64 BIT Edition) for Cognos 8 ( use DB2 IBM) 1,929.50 1,929.50 1,929.50 1,929.50
5 Acquisition Costs Installation And Configuration 0.00 0.00 0.00 Include
6 Acquisition Costs
Hardware and other infrastructure : Server BI Quad Core Model HP DL380G7 2,674.00 2,674.00 2,674.00 2,674.00
7 Operations Costs Maintenance, Support, and Upgrades 2,925.00 Call Call Include
10 Operations Costs User Trainings 5,000.00 5,000.00 5,000.00 Include
Total Investasi (USD) 22.824.50 39,103,50 47,203.5 224,603.5
Dari hasil analisis SWOT diatas pada halaman 121 dapat digunakan untuk
menganalisis peluang potensial dari sistem BI yang akan diimplementasikan sehingga
bisa sejalan dengan strategi, tujuan, dan objektif bisnis perusahaan. Yang dijabarkan
sebagai berikut :
• Sistem BI untuk perencanaan keuangan.
Contoh perbandingan perkiraan dengan volume aktual berdasarkan
pesanan dan harga dari produk Sydna dan pelanggannya, perbandingan perkiraan
dengan pendapatan aktual berdasarkan wilayah, produk, pelanggan, dan penjual
juga perbandingan perkiraan dengan aktual margin kotor dari produk Sydna.
• Sistem BI untuk pengembangan produk.
Contoh tren keuangan ke konsumen berdasarkan kategori produk yang
ada, tren keuangan berdasarkan kontrak pelanggan, tren marjin kotor dan
volume untuk produk Sydna.
139
• Sistem BI untuk supply chain management.
Contoh data historical permintaan produk Sydna oleh pelanggan, para
supplier bahan baku produk, dan tingkat persediaan produk yang siap
didistribusikan ke pelanggan, juga metrik kinerja untuk siklus dari order sampai
pembayaran, siklus pendistribusian produk dari gudang sampai ke tangan
konsumen.
• Sistem BI untuk manufaktur / produksi
Contoh data historical batch produksi produk yang ada, data historical
jika dibandingan dengan biaya per produk, tren mutu produk yang berhasil dan
yang cacat, dan siklus produksi per produk dari bahan baku sampai produk jadi.
Sehingga jika analisis diatas dimasukkan kedalam BI Opportunities Map
dibawah ini akan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.8 BI Opportunities Map PT. Sydna Farma Sumber : The profit impact of BI oleh Steve dan Nancy William 2003 halaman 33-45
140
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem BI untuk perencanaan
keuangan dan Sistem BI untuk supply chain management merupakan solusi terbaik
untuk PT. Sydna farma.
Sedangkan keuntungan yang diperoleh PT. Sydna Farma dengan
mengimplementasikan aplikasi perangkat lunak BI dari pilihan diatas yaitu aplikasi
BI Targit Suite, BI SAP Business all in one, ORACLE BI, dan COGNOS 8 dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. Application Functionalities yang meliputi :
Tabel 4.9 Application Functionalities Benefit yang diperoleh dari implementasi perangkat lunak BI
Infrastructure Integration Single Sign On karena adanya integrasi dengan Active
Directory Windows Server 2008.
Reporting Bisa membuat Reporting dalam format PDF, HTML, RTF, dan Microsoft Excel.
Dashboard Dashboard yang ada meliputi kemampuan memberikan penampilan informasi yang intuitif termasuk gauges, traffic light, Color Element, Icon, dan background.
Ad Hoc Reporting Bisa membuat laporan yang bersifat ac-hoc tanpa tergantung dari orang IT untuk membuat laporan.
OLAP Server Memampukan pengguna BI untuk menganalisis data dengan query dan kalkukasi yang cepat, dan bisa memampukan analisis yang dikenal dengan teknik “slicing and dicing”.
OLAP UI Memiliki tools interaksi manusia untuk keperluan analisis yang dikenal dengan teknik “slicing and dicing”.
141
Alerts and Notification Bisa memberikan notifikasi dan tanda yang bisa dikirimkan lewat email, contohnya notifikasi jika terjadi penurunan pendapatan, dll.
Security Memampukan seorang administrator BI untuk mendefinisikan rule dan permission dari user yang berbeda berdasarkan kebutuhan bisnis.
Scheduling Memiliki kemampuan untuk melakukan jadwal pembuatan laporan.
2. Business Functionalities yang meliputi :
• Peningkatan produksi, dimana dengan adanya aplikasi Business Intelligence,
perusahaan bisa :
Mengetahui secara dini peluang untuk memproduksi produk baru
Meningkatkan produksi dengan lebih efektif dengan cara mengembangkan
strategi timing produksi yang lebih baik.
Bisa mengetahui indikasi terjadi penurunan produksi atau kenaikan
produksi lebih awal karena jatuh tempo kontrak sehingga strategi bisnis
bisa dibuat dengan cepat untuk mengantisipasi penurunan / kenaikan
produksi tersebut.
Mengetahui lebih dini stok dan harga bahan untuk produksi.
• Peningkatan profit, dimana dengan adanya aplikasi Business Intelligence,
perusahaan bisa :
Mengetahui lebih awal jika terjadi penurunan permintaan produk.
Mengetahui produk-produk mana saja yang mengalami penurunan.
Mengetahui lebih dini produk yang berprofit rendah.
142
• Peningkatan pangsa pasar melalui :
Mengetahui lebih dalam perilaku konsumen dalam membeli produk
ataupun perilaku pelanggan dalam melakukan pembayaran.
Meningkatkan nilai kontrak ke konsumen.
Meminimalkan keluhan konsumen sehingga bisa lebih meningkatkan
tingkat kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan sehingga jumlah
pelanggan akan bisa dipelihara dengan baik dan bisa lebih ditingkatkan.
Berikut adalah benefit yang bisa diperoleh oleh PT. Sydna Farma dengan
mengimplementasikan aplikasi perangkat lunak BI secara kuantitatif sebagai berikut :
Tabel 4.10 Keuntungan dari implementasi perangkat lunak BI secara kuantitatif
Sumber : Forcasting Finance PT. Sydna Farma 2010
Pencapaian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Kenaikan angka produksi 20% 30% 50% Penambahan produk baru 30% 50% 75% Peningkatan Collection yang diterima dari customer
50% 75% 100%
Penurunan Stock Kritis (30%) (50%) (75%) Peningkatan Return On Investment ( ROI ) 40% 100% 150%
Benefit lain yang didapatkan dari implementasi BI :
• Meningkatnya kapabilitas dari pengambilan keputusan.
• Keseluruhan tingkat kinerja meningkat.
• Memperbaiki sistem quality control dan proses validasi untuk setiap unit
produksi.
• Mendapatkan analisis biaya produksi yang lebih baik.
143
• memperbaiki sistem perencanaan dan menurunkan jumlah angka pesanan
yang terlambat sehingga dapat memperbaiki tingkat layanan.
Kesimpulan dari cost and benefit analisis yang telah dilakukan dapat
diperoleh hasil bahwa dengan mengimplentasikan BI dapat meningkatkan perusahaan
dalam hal produksi, profit, dan pangsa pasar yang juga sejalan dalam visi dan misi
perusahaan yang sudah di tetapkan sebelumnya.
4.3.1.1.8 MENAMPILKAN ANALISIS RESIKO
Analisis resiko juga harus dilakukan oleh pihak eksekutif pada saat akan
melakukan implementasi aplikasi perangkat lunak BI. Tujuan dilakukannya analisis
resiko adalah :
1. Mengidentifikasi ancaman/gangguan yang mungkin terjadi baik secara internal
maupun eksternal.
2. Melakukan penilaian terhadap ancaman/gangguan yang didasarkan pada
probability (kecenderungan) dan impact (dampak).
3. Menentukan prioritas tingkat ancaman/gangguan berdasarkan pengukuran risk
assessment.
4. Menyediakan informasi untuk penetapan strategi manajemen resiko.
Berikut adalah analisis dari Risk Assessment mengenai masing – masing
perangkat lunak BI :
• Targit BI Suite
144
Tabel 4.11 Analisis Risk Assessment Targit BI Suite
Variabel Keterangan Penjelasan
Kompleksitas Eksekusi cara kerja dan tingkat user friendly
Dapatnya terintergrasi dengan produk – produk microsoft menyebabkan tidak banyak perubahan dalam pengimplementasian Targit BI Suite kedepannya. membutuh kan langkah yang sedikit untuk menganalis data
Integrasi Integrasi dengan produk lain. Targit BI suite dapat terintergarsi dengan mudah dengan produk microsoft karena perangkat lunak ini menyedikan support untuk intergrasi produk microsoft.
Perusahaan Dukungan internal yang solid pihak manajemen tingkat atas juga mendukung adanya proyek BI ini dilihat ada antusias mereka dengan adanya pertemuan secara berkala untuk pembahasan perkembang proyek
Tim Proyek Berpengalaman dalam bisnis, memiliki kemampuan, dan sikap yang baik.
Kemampuan internal dari team proyek perusahaan yang terlibat dalam proyek ini cukup berkompeten
Inventasi Keuangan ROI dalam jangka waktu yang singkat.
Biaya investasi yang diperlukan 22.824.50 USD Sehingga tingkat pengembalian untuk investasi menjadi lebih kecil
• SAP bussines all in one
Tabel 4.12 Analisis Risk Assessment SAP bussines all in one
Variabel Keterangan Penjelasan
Teknologi Aplikasi BI menggunakan teknologi yang sudah matang.
Module yang disediakan dalam SAP bussines all in one mencakup kebutuhan PT.Sydna Farma : • Operations and inventory • Finance
Kompleksitas Eksekusi cara kerja dan tingkat user friendly
Membutuhkan langkah – langkah yang panjang untuk
145
melakukan analisis data Integrasi Integrasi dengan produk lain. Intergrasi untuk SAP bussines
all in one sangat sulit karena perangkat lunak ini hanya dapat terintergarsi dengan produk – produk SAP yang lainnya, sedangkan PT. Sydna farma sendiri sejauh ini tidak pernah menggunakan produk SAP
Perusahaan Dukungan internal yang solid pihak manajemen tingkat atas juga mendukung adanya proyek BI ini dilihat ada antusias mereka dengan adanya pertemuan secara berkala untuk pembahasan perkembang proyek
Tim Proyek Berpengalaman dalam bisnis, memiliki kemampuan, dan sikap yang baik.
Kemaampuan team proyek yang ada sangat berpengaruh besa dilihat pengalaman staff IT yang mempunyai pengalam penggunaan produk SAP.
Inventasi Keuangan ROI dalam jangka waktu yang singkat.
Biaya investasi yang diperlukan 39,103,50 USD Sehingga tingkat pengembalian untuk investasi menjadi lebih kecil
• Oracle BI
Tabel 4.13 Analisis Risk Assessment Oracle BI
Variabel Keterangan Penjelasan
Kompleksitas Eksekusi cara kerja dan tingkat user friendly
Membutuhkan langkah – langkah yang panjang untuk melakukan analisis data
Integrasi Integrasi dengan produk lain. Oracle BI menyediakan pendukung intergrasi data dengan produk diluar Oracle, sehingga dapat memudahkan apabila diimplementasikan di PT. Sydna Farma yang tidak menggunakan produk Oracle.
Perusahaan Dukungan internal yang solid pihak manajemen tingkat atas juga mendukung adanya proyek BI ini dilihat ada antusias mereka dengan adanya pertemuan secara berkala untuk pembahasan perkembang proyek
146
Tim Proyek Berpengalaman dalam bisnis, memiliki kemampuan, dan sikap yang baik.
Team proyek internal belum pernah ada yang menjalankan proyek berbasiskan produk Oracle sehingga menjadi kelemahan tersendiri untuk PT. Sydna Farma
Inventasi Keuangan ROI dalam jangka waktu yang singkat.
Biaya investasi yang diperlukan sangat besar yaitu 47,203.50 USD dan biaya tersebut masih ada tambahan apabila meninginkan module baru ± 1,500 USD / module
• COGNOS 8
Tabel 4.14 Analisis Risk Assessment COGNOS 8
Variabel Keterangan Penjelasan
Kompleksitas Eksekusi cara kerja dan tingkat user friendly
Membutuhkan langkah – langkah yang panjang untuk melakukan analisis data
Integrasi Integrasi dengan produk lain. Tidak ada fasilitas pendukung untuk produk diluar IBM. COGNOS 8 mengggunakan database yang terintergrasi dengan DB2 yaitu database software dari IBM itu sendiri. Sedangkan PT. Sydna Farma Menggunakan SQL server 2005 untuk software databasenya yang merupakan produk dari microsoft.
Perusahaan Dukungan internal yang solid pihak manajemen tingkat atas juga mendukung adanya proyek BI ini dilihat ada antusias mereka dengan adanya pertemuan secara berkala untuk pembahasan perkembang proyek
Tim Proyek Berpengalaman dalam bisnis, memiliki kemampuan, dan sikap yang baik.
Team proyek internal di PT. sydna farma sudah akrab dengan adanya produk IBM ada beberapa server yang menggunakan produk tersebut, sehingga pengalaman dan kesiapan dari team sendiri cukup baik.
Inventasi Keuangan ROI dalam jangka waktu yang singkat.
Biaya investasi yang diperlukan sangat besar yaitu 224,603.50
147
USD biaya tersebut diluar biaya untuk implementasi database.
Adapun analisis resiko tersebut dapat digambarkan dalam bentuk Risk
Assessment Matrix berikut ini :
Tabel 4.15 Risk Assessment Matrix implementasi perangkat lunak BI
Variabel Keterangan Targit BI Suite
SAP Business All in one
ORACLE BI Cognos 8
Teknologi Aplikasi BI menggunakan teknologi yang sudah matang.
Hijau (rendah)
Hijau (rendah)
Hijau (rendah) Hijau
(rendah)
Kompleksitas Eksekusi cara kerja dan tingkat user friendly
Hijau (rendah)
Merah (Tinggi)
Merah (Tinggi) Merah
(Tinggi)
Integrasi Integrasi dengan produk lain.
Hijau (rendah)
Merah (Tinggi)
Hijau (rendah) Merah
(Tinggi)
Perusahaan Dukungan internal yang solid
Hijau (rendah)
Hijau (rendah)
Hijau (rendah) Hijau
(rendah)
Tim Proyek
Berpengalaman dalam bisnis, memiliki kemampuan, dan sikap yang baik.
Hijau (rendah)
Hijau (rendah)
Merah (Tinggi) Hijau
(rendah)
Inventasi Keuangan
ROI dalam jangka waktu yang singkat.
Hijau (rendah)
Hijau (rendah)
Merah (Tinggi) Merah
(Tinggi)
Berdasarkan Risk Assessment Matrix diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa resiko implementasi Targit BI Suite memiliki resiko yang lebih rendah. Targit
BI Suite juga mempunyai kelebihan – kelebihan dibanding dengan aplikasi SAP
Business All in one, Oracle BI, dan COGNOS 8 yaitu :
148
1. PT. Sydna farma selama ini menggunakan produk dari microsoft seperti
Microsoft Dynamic AX / Axapta untuk ERP nya. Dengan kelebihan yang
Targit BI suite miliki yaitu dapat terintergrasi dengan produk Microsoft,
sehingga dapat memudahkan PT. Sydna farma mengimplementasikan
perangkat lunak ini.
2. Dari segi biaya Targit BI Suite mengeluarkan biaya yang sedikit untuk
investasi didalam perangkat lunak ini dibandingkan dengan yang lainnya.
Sehingga mempercepat jangka pengembalian investasi, selain itu tidak ada
biaya tambahan diluar implementasi dan juga pemeliharaan ( maintenance ).
3. Dari sisi internal seluruh anggota proyek sudah berpengalaman dan terbiasa
dengan produk yang dapat terintergrasi dengan microsoft.
4.3.1.1.9 MENULIS LAPORAN EVALUASI
1. Setelah dianalisis kebutuhan bisnis yang ada diatas, tidak ditemukan
hambatan yang signifikan terhadap bisnis yang sudah berjalan, namun lebih
kepada bagaimana caranya kebutuhan bisnis yang dirancang dijadikan
sebagai alat untuk meningkatkan kemajuan perkembangan perusahaan
dalam bentuk strategi – strategi yang akan dijalankan.
2. Dapat dilihat dari segi keuangan, untuk diinvestasikan kedalam sebuah
proyek Targit BI Suite memiliki biaya investasi yang rendah tetapi manfaat
yang didapatkan sama dengan yang lainnya. Karena ROI dari masing -
masing aplikasi yang diajukan terlalu lama dikarenakan biaya yang tinggi.
149
Selain itu benefit yang didapatkan dan hasil benchmark yang ada dengan
jenis usaha yang sejenis maka aplikasi perangkat lunak Targit BI suite ini di
PT. Sydna Farma dapat diimplementasikan.
3. Berdasarkan hasil Risk Assessment Matrix di atas, diperoleh kesimpulan
bahwa resiko implementasi aplikasi perangkat lunak Targit BI Suite
memiliki resiko yang lebih rendah jika dibandingkan dengan aplikasi
perangkat lunak SAP Business All in one, ORACLE BI, dan COGNOS 8.
4.3.2 FASE PLANNING
Pada fase ini PT. Sydna Farma melakukan perencanaan untuk menjalankan
evaluasi dan pembaharuan didalam sistem yang akan mereka implementasikan yang
dijabarkan sebagai berikut :
4.3.2.1 ENTERPRISE INFRASTRUCTUR EVALUATION
Dalam upaya pengimplementasian aplikasi BI ini PT. sydna farma
menyatakan perlu adanya Evaluasi infrastruktur secara keseluruhan. Hal ini
dipandang perlu supaya aplikasi BI baru mereka dapat berjalan dan terintegrasi
dengan baik yang mana dijabarkan sebagai berikut :
150
4.3.2.1.1 TECHNICAL INFRASTRUCTUR EVALUATION
Ada tahap – tahap yang harus dilalui oleh PT. Sydna Farma dalam evaluasi
teknikal infrastruktur mereka yang dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
4.3.2.1.1.1 MENILAI PLATFORM YANG SEDANG BERJALAN
Wilayah lokasi PT. Sydna Farma terbagi menjadi tiga lokasi gedung yang
terpisah yaitu gedung kantor, pabrik, dan maintenance. Setiap gedung mempunyai
infrastruktur jaringan tersendiri dimana setiap workstation user terkoneksi dan
dipusatkan ke gedung kantor dimana sistem server berada. Berikut merupakan
deskripsi teknologi yang ada di PT. Sydna Farma :
Tabel 4.16 BI Server Technical Specification
BI Server Technical Specification
Server Type PowerEdge(TM) SC430 with Intel(R)
Hardware • PowerEdge(TM) SC430 with Intel(R) • Pentium(R) D Processor 3.0 GHz/2x2MB,800MHz
FSB • Intel(R) E7230 Chipset • Integrated Broadcom Gigabit Ethernet Controller
Embedded graphics • C1:SATA configuration (Non RAID, 1HDD) • Chassis for PowerEdge(TM)SC430 • 2GB (2x1GB) DDR-2 533MHz ECC 1R Memory • 1.44MB 3.5” Floppy Drive • 2x80GB (7200 RPM) SATA Hard Drive • CD-ROM Drive, 48x MAX, EIDE
151
Operating System Microsoft Windows 2003 Server
Database Microsoft SQL Server 2000
OLAP Tools Microsoft Dynamics AX / Axapta
Tabel 4.17 Desktop Remote Client Specification
Desktop Remote Client Specification
Hardware • Processor Intel Dual Core E-5400 (2,7GHz) • Mainboard Asus P5KPLAM (Onboard Sound,
VGA, LAN) • Memory 1 GB V-Gen PC5300 • Harddisk 250GB SATA (Seagate Barracuda
7200RPM) • Keyboard + Mouse Scroll Logitech PS2 • Casing Simbadda C Series + 380 Watt
Monitor LCD Monitor 16” Samsung
Operating System Microsoft Windows XP
Untuk kebutuhan komunikasi data yang ada setiap gedung menggunakan
fasilitas email internal dan file sharing. Komunikasi data yang diterapkan oleh
perusahaan menggunakan konsep terpusat dengan jaringan intranet yang
menyambungkan antar kawasan antar gedung. Komunikasi data jaringan yang ada
digambarkan didalam gambar dibawah ini:
152
Gambar 4.14 Komunikasi Data Sistem Yang Sedang Berjalan PT. Sydna Farma
Gambar berikut ini menjelaskan lebih detail tentang komunikasi data untuk
tiap kawasan gedung yang ada :
Server BI192.168.1.3
Server ERP192.168.1.1
Server Data192.168.1.2
Ruang Server
Ruang Manager
Manager Supply Chain192.168.1.10
Manager Finance & Accounting192.168.1.4
Manager IT192.168.1.6
Staff Finance192.168.1.5
Staff Finance192.168.1.11
Staff Accounting192.168.1.7
Staff Accounting192.168.1.8
Ruang Bag. Keuangan
Staff Purchasing192.168.1.12
Ruang Bag. IT
Staff IT192.168.1.14
Staff IT192.168.1.17
Staff IT192.168.1.16
Ruang Direktur
Direktur192.168.1.13
Sekertaris192.168.1.15
Sekertaris192.168.1.9
153
Gambar 4.15 Topologi Jaringan Sistem yang berjalan di Kawasan Kantor
Gambar 4.16 Topologi Jaringan Sistem yang berjalan di Kawasan Pabrik
154
Gambar 4.17 Topologi Jaringan Sistem yang berjalan di Kawasan Maintenance
Dari hasil evaluasi yang telah dijalankan, menerangkan bahwa PT. Sydna
Farma menggunakan metode jaringan terpusat dimana semua komunikasi dan akses
data menggunakan fasilitas email internal dan file sharing yang dipusatkan dalam
server file dan email server. Dan sudah dapat mengatasi permasalahan yang terjadi
sehingga tidak ada perubahan metode yang dilakukan
4.3.2.1.1.2 EVALUASI DAN MEMILIH PRODUK BARU
Aplikasi sistem BI yang terpilih oleh PT. Sydna Farma yaitu Targit BI
memiliki sifat terpusat, dimana server akan melakukan pelayanan permintaan
informasi data yang dilakukan oleh setiap user dalam waktu yang bersamaan. Maka
dari itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dari sisi server untuk implementasi aplikasi
BI.
155
Berikut ini adalah spesifikasi baru yang disarankan oleh konsultan Targit BI
Suite berupa penambahan – penambahan dari :
• Hardware server : dengan penambahan aplikasi baru PT. Sydna Farma
membutuhkan server baru karena dengan mengunakan server yang sudah ada
kemampuan kinerja aplikasi akan terhambat, untuk itu upgrade ke server yang
multicore dengan clock speed 2,3 – 2,4 GHz sangat diperlukan.
• Sistem operasi : untuk berjalannya Targit BI suite versi terbaru secara optimal
membutuhkan dukungan sistem yang lebih baik untuk itu upgrade sistem
operasi windows server dari windows server 2003 ke 2008 diperlukan.
Setelah melihat dari saran – saran dari konsultan targit BI suite dan dengan
melakukan konsultasi ke manajemen tingkat atas PT. Sydna Farma maka
memutuskan untuk menyetujui atas saran – saran tersebut dengan pertimbangan
selain faktor kebutuhan untuk investasi adalah sebagai berikut :
• Penggunaan server datawarehouse yang ada pada saat ini kinerjanya tidak
mencukupi untuk memproses analisis data dan menampung data historycal
yang jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun maka diperlukan kapasitas
penampungan yang lebih besar dan kualitas kinerja prosessor yang lebih baik.
• Upgrade sistem operasi dengan pertimbangan bahwa sistem operasi windows
server 2003 yang ada sekarang tidak bisa lagi mendukung aplikasi Targit BI
yang terbaru dimana ada fitur- fitur dari aplikasi BI yang hanya bisa berjalan
dengan baik di windows server 2008.
156
• Upgrade sistem database dari SQL Server 2000 ke 2008 dengan pertimbangan
SQL Server 2008 mempunyai sistem yang lebih baik dalam pengelolaan
database terutama untuk kapasitas yang besar dan mempunyai fitur yang
terbaru untuk menjadikan database lebih efisien dan efektif.
4.3.2.1.1.3 MENULIS LAPORAN EVALUASI INFRASTRUKTUR TEKNIS
Dari evaluasi yang telah dilakukan pada tahap – tahap sebelumnya tentang
teknologi yang digunakan oleh PT. Sydna Farma didapatkan hasil seperti yang
dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.18 Laporan Evaluasi Infrastruktur Teknis PT.Sydna Farma No Kategori Keterangan
1 Hardware Server • Dibutuhkan adanya penambahan server. • Karena kebutuhan Targit BI Suite ini
terpusat jadi transaksi yang sangat besar mungkin akan terjadi maka dibutuhkan peningkatan yang optimal menggunakan server multicore
2 Operating System Dibutuhkan sistem operasi windows server 2008 untuk dapat menjalankan Targit BI suite versi terbaru
3 DBMS • Dibutuhkan penggantian DBMS • Dibutuhkan upgrade SQL server 2000 ke
SQL server 2008 untuk mengakomodasi kemampuan Targit BI suite versi terbaru
4 Network Infrastructure
Penggunaan fiber optic diperusahaan sudah cukup untuk proses transaksi data yang stabil
157
4.3.2.1.1.4 MENGEMBANGKAN PLATFORM YANG BERJALAN
Pada tahap ini ternyata untuk proses uji coba membutuhkan perhatian yang
lebih dari pada tahap-tahap yang lainnya hal ini dikarenakan team yang ada belum
memiliki pengalaman yang baik dalam implementasi infrastruktur baru khususnya
pada saat uji coba di PT. Sydna Farma sehingga muncul kesalahan yang semestinya
bisa di minimalisir.
4.3.2.1.2 NONTECHNICAL INFRASTRUCTURE EVALUATION
Evaluasi non teknikal infrastruktur di PT. Sydna Farma dibagi menjadi
subtahap yang lebih terperinci yang dijabarkan dibawah ini :
4.3.2.1.2.1 MENILAI KEEFEKTIFAN KOMPONEN INFRASTRUKTUR NON
TEKNIS
Untuk dapat menjalankan Aplikasi BI dengan baik PT. Sydna Farma
membutuhkan juga evaluasi di infrastruktur non teknis mereka. Berikut hal-hal yang
dievaluasi dari PT. Sydna Farma :
• Memastikan bahwa standar penamaan dan singkatan yang masuk akal dan
nyaman.
Pada prosedur standarisasi PT. Sydna Farma sudah melakukannya sesuai
dengan prosedur perusahaan yang ada, dimana standarisasi tersebut sudah
dilakukan ketika perusahaan mengimplementasikan sistem ERP mereka.
Berikut hasil standarisasinya :
158
Tabel 4.19 Jenis data untuk standarisasi penamaan
No Kode Jenis
1 PP Account Receivable / Piutang Pelanggan
2 GL General Ledger
3 PL Profit Loss
4 COA Chart of Account
5 COH Cadangan Over Head
6 PB Persediaan Barang
• Menyempurnakan kualitas pengorganisasian data.
Saat ini data yang ada sudah teroganisasi dengan baik, hal tersebut
dikarenakan pada saat pengimplementasian sistem ERP PT. Sydna Farma juga
melakukan penataan dan pengorganisasian kembali data – data mereka.
Sedangkan yang kurang adalah cara untuk menjaga pengorganisasian data
tetap baik dan data diakses oleh orang yang berhak akses data tersebut. Untuk
itu diberikan level akses yang berbeda - beda disetiap jabatan. Contoh akses
rule yang sudah disempurnakan di bagian keuangan :
159
Tabel 4.20 akses rule bagian keuangan
No Jabatan Level Akses
Posting data Input data View data
1 Manager Keuangan
• COA • Budget keuangan
• Laporan Keuangan
• COA • Budget keuangan
2 Supervisor Finance
Jurnal Transaksi Bank
• Laporan Keuangan
• Jurnal Transaksi Bank
• Budget keuangan
3 Staff Finance Jurnal Transaksi Bank
Jurnal Transaksi Bank
4 Supervisor Accounting
• Jurnal Transaksi GL
• Closing akhir tahun • COH • Fixed Aset
• COA • Budget keuangan
• Laporan Keuangan
• COH • Fixed Aset • Jurnal Transaksi
GL • COA • Budget keuangan
5 Staff Accounting
• Jurnal Transaksi GL
• Fixed Aset • Closing bulanan • COH
• Jurnal Transaksi GL
• Fixed Aset • COH
• Periksa standar pengujian, dan memastikan bahwa rekonsiliasi sudah
dilakukan.
Proses pemeriksaan standart pengujian dan rekonsiliasi data telah dilakukan
oleh staff DBA ( Database Administrator ) yang dilakukan pada sejak saat
implementasi ERP di PT. Sydna Farma berjalan. Contoh hasil rekonsiliasi
data :
160
Pembulatan angka pecahan dengan maksimal tiga digit angka dibelakang
koma. Contoh: 3,4567 -> 3,457
Nett revenue adalah hasil kalkulasi dari pengurangan setelah pajak dan
diskon rate. Contoh: Rp 3.000.000 - ppn (10%) – diskon (3%) = Rp
2.650.000
• Meninjau pedoman untuk SLA dan keamanan
Revisi pedoman SLA ini tidak dilakukan karena dalam proses implementasi
aplikasi BI ini sedikit melibatkan pihak luar perusahaan. Namun revisi lebih
ditekankan kepada pedoman keamanan untuk proses dan data yang ada
dengan lebih memperhatikan pada hak untuk mengakses analisis data dari
aplikasi BI yang ada khususnya untuk analisis data yang bersifat pribadi dan
sensitif bagi perusahaan contohnya data keuangan.
4.3.2.1.2.2 MEMBUAT LAPORAN EVALUASI INFRASTRUKTUR NON
TEKNIS
Dari evaluasi yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya maka didapatkan
hasil seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.21 Laporan Evaluasi Infrastruktur Non Teknis PT.Sydna Farma
No Kategori Keterangan
1 Standarisasi penamaan data
Sudah dilakukan pada saat implementasi ERP. Hasil standarisasi ada pada tabel 4.19, halaman 158.
161
2 Penyempurnaan kualitas organisasi data
• Pengorganisasian data sudah dilakukan pada saat implementasi ERP
• Dibutuhkan akses rule per jabatan untuk menjaga kualitas data. Contoh pada tabel 4.20, halaman 159.
3 Pemeriksaaan rekonsiliasi data
Sudah dilakukan pada saat implementasi ERP. Contoh rekonsiliasi pada halaman 159
4 Meninjau pedoman SLA
Tidak diperlukan karena tidak mengikutkan pihak eksternal.
4.3.2.1.2.3 MEMPERBAIKI INFRASTRUKTUR NON TEKNIS
Perbaikan infrastruktur non teknis dipusatkan kepada pemberlakukan prosedur
level akses rule di sistem ERP dan di sistem database yaitu di aplikasi SQL Server
dengan lebih detail sesuai yang dijelaskan dalam tabel 4.20 halaman 159. Prosedur ini
tidak mempengaruhi susunan waktu pengembangan aplikasi BI yang sudah dirancang
sebelumnya.
4.3.2.2 PROJECT PLANNING
Tahap Project Planning di PT. Sydna Farma dijelaskan lebih detail dalam
delapan point yang ada sebagai berikut :
4.3.2.2.1 MENENTUKAN KEBUTUHAN PROYEK
Dalam tahapan ini, proses pendefinisian ulang proyek dilakukan dengan
mengkaji ulang kebutuhan – kebutuhan yang sudah dijelaskan dalam sebelumnya
pada Business Case Assessment seperti kebutuhan data, fungsi-fungsi yang
162
diperlukan seperti laporan atau query, dan juga dari infrastruktur baik teknikal
maupun non teknikal (fase Business Case Assessment halaman 101).
Proyek pengembangan dan pengembangan sistem BI pada PT. Sydna Farma
ada didalam ruang lingkup yang sudah dipaparkan di Business Case Assessment
sebelumnya tercantum dalam halaman 101. Beberapa kebutuhan data, fungsi – fungsi
yang dibutuhkan seperti laporan dan juga infrastruktur teknikal maupun non teknikal
masih sama seperti yang dijelaskan pada Business Case Assessment pada halaman
101.
4.3.2.2.2 MENENTUKAN KONDISI DARI SUMBER FILE DAN DATABASE
Dari hasil analisis sistem yang berjalan pada PT. Sydna Farma yang
didapatkan dari sumber file yang ada dan database, maka hasilnya adalah seperti
berikut :
1. Star Schema yang sudah diimplementasikan mencakup data-data sebagai
berikut :
• Star Schema Keuangan
163
Gambar 4.18 Star schema keuangan sistem berjalan
• Star Schema Inventory
Inventory
ItemIdDataAreaLocationIdPackingSlipIdRecIdQtyDescriptionBacthNoIdTipeStokCreateDateCreateTimeCreateBy
Item
ItemIdNamaItem
Location
LocationIdLocationName
DataArea
DataAreaIdAreaName
PakcingSlip
PackingSlipId
Rec
RecIDDayMonthYear
BacthNo
BacthNoId
Gambar 4.19 Star schema inventory barang sistem berjalan
164
Dari star schema ada didapatkan kesimpulan bahwa pada bagian keuangan
perlu adanya field budget untuk dapat memunculkan data budget keuangan kedalam
aplikasi BI, sedangkan pada bagian inventory barang tidak ada perubahan.
2. Adapun data yang dibutuhkan didalam data warehouse kualitasnya sudah
cukup baik. Proses cleansing data data keuangan dan data persediaan
barang dilakukan setiap akhir bulan dengan melalui tahap pengecekan
kualitas data itu sendiri juga dilakukan pembandingan dengan data yang ada
di data warehouse. Berikut adalah schema data warehouse yang berjalan di
PT. Sydna Farma :
165
Gambar 4.20 Arsitektur data warehouse PT.Sydna Farma yang telah berjalan
Dari gambar diatas yang dimaksud dengan DBF File adalah data yang
dihasilkan oleh sistem ERP ( Axapta 2009 ), sedangkan file excel adalah data yang
dihasilkan dari data inputan manual yang sudah di rancang agar dapat terintegrasi
dengan database.
166
4.3.2.2.3 MENENTUKAN DAN MEREVISI PERKIRAAN BIAYA
Dari evaluasi yang dilakukan dari kebutuhan proyek pada tahap ini didapatkan
simpulan bahwa PT. Sydna Farma tidak perlu melakukan revisi terhadap estimasi
biaya yang dilakukan pada Business Case Assessment halaman 136, dimana biaya
yang dipaparkan masih sama.
4.3.2.2.4 MEREVISI MANAJEMEN RESIKO
Dari evaluasi yang dilakukan dari kebutuhan proyek pada tahap ini didapatkan
simpulan bahwa PT. Sydna Farma tidak perlu melakukan revisi manajemen resiko
yang dilakukan pada bagian risk assesment di Business Case Assessment halaman
143. Hal ini disebabkan baiknya kompatibilitas dari aplikasi BI yang dipilih dengan
sistem yang sudah ada juga terhadap ekspetasi pengguna.
4.3.2.2.5 MENGIDENTIFIKASI CRITICAL SUCCESS FACTORS
Critical Success Factors sangat diperlukan untuk menentukan kesuksesan dari
implentasi aplikasi BI di PT. Sydna Farma. Oleh karena itu ada beberapa Critical
Success Factor yang harus menjadi perhatian penting bagi perusahaan antara lain :
Tabel 4.22 Critical Success Factor
No Critical Success Factor Key Performance Indicator 1 Dukungan dari manajemen
perusahaan Meeting mingguan dilakukan setiap hari jumat dari jam 09:00 s.d. 11:00.
2 Budget proyek yang relevan Budget proyek telah disetujui oleh manajemen tingkat atas.
3 Jadwal proyek yang relevan Jadwal proyek implementasi ± 6 bulan
167
4 Tim proyek yang solid Memiliki kemampuan analisis kebutuhan bisnis yang baik untuk business user (mempunyai pengalaman sebagai sistem analis dalam develop sebuah sistem BI), dan memiliki kemampuan teknikal yang baik untuk developer (mempunyai sertifikasi training analisis database dan sistem BI dari Microsoft).
4.3.2.2.6 MEMPERSIAPKAN PROJECT PLAN
Dalam tahapan ini pelaksanaan proyek implementasi aplikasi BI pada PT.
Sydna Farma digambarkan dalam Project Charter ( dapat dilihat lampiran 1 ) dan
Gantt Chart ( dapat dilihat lampiran 2 ) .
4.3.2.2.7 MEMPERSIAPKAN PERENCANAAN PROYEK TINGKAT TINGGI
Perencanaan proyek ini dijelaskan secara detail didalam Gantt Chart pada
bagian lampiran 2. Dengan fokus pelaksanaan pada tahap Business Case Assessment
yang harus dijalankan sampai selesai terlebih dahulu dari semua tahap yang ada untuk
mencapai sasaran yang tepat dalam implementasi aplikasi BI ini.
4.3.2.2.8 MENJALANKAN PROYEK
Di tahap ini berjalan dengan baik karena hal - hal sudah dipersiapkan
sebelumnya, seperti :
• Persiapan source data yang tersedia.
168
• Timeline yang cukup relevan.
• Pelatihan yang dilakukan untuk seluruh anggota tim proyek.
• Infrastruktur yang menunjang untuk proyek ini, contoh : Komputer untuk
melakukan testing data atau aplikasi dipersiapkan sesuai spek yang
dibutuhkan.
Dari hal – hal yang telah dipersiapkan diatas tim yakin bahwa proyek ini bisa
selesai tepat waktu ditambah dengan komitmen dari tiap anggota tim.
4.3.3 FASE BUSINESS ANALYSIS
4.3.3.1 PROJECT REQUIREMENT DEFINITION
4.3.3.1.1 MENENTUKAN REQUIREMENTS UNTUK MENINGKATKAN
INFRASTRUKTUR TEKNIS
Pada tahap ini, dilakukan pendefinisian kebutuhan untuk infrastruktur teknis
seperti :
• Penambahan perangkat keras baru.
Ada penambahan perangkat keras baru dikerenakan perangkat yang
lama tidak dapat mendukung implenetasi sistem BI ini. Karena perangkat
yang ada seperti server sudah memiliki kinerja sendiri untuk operasional
Axapta 2009 apabila kita menambahkan aplikasi ini didalam server tersbut
maka kinerja server tersebut tidak dapat berkerja dengan baik dan mengalami
penurunan.
169
• Penambahan Database Management System (DBMS) baru atau melakukan
proses upgrade terhadap DBMS yang sudah ada.
Upgrade sistem database dari SQL Server 2000 ke 2008 dengan
pertimbangan SQL Server 2008 mempunyai sistem yang lebih baik dalam
pengelolaan database terutama untuk kapasitas yang besar dan mempunyai
fitur yang terbaru untuk menjadikan database lebih efisien dan efektif
• Penambahan development tools yang baru.
Penambahan ini dilakukan karena untuk optimalisasi kinerja sistem aplikasi
BI yang akan diimplementasikan.
• Penambahan kebutuhan infrastruktur jaringan yang baru.
Jaringan yang baru diadakan agar kualitas jaringan yang ada selama ini dapat
tetap effektif begitu juga karena ada penambahaan beberapa perangkat keras,
serta kebutuhan transfer data antar departemen yang cepat.
Pada tahap Enterprise Infrastructure Evalution sebelumnya, sudah dilakukan
evaluasi mengenai infrastruktur teknis yang sedang digunakan oleh PT. Sydna Farma.
Dari hasil evaluasi tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan implementasi aplikasi
perangkat lunak BI, maka ada beberapa hal yang harus ditambahkan / dikembangkan
dari sisi infrastruktur teknis sebagai berikut :
170
Tabel 4.23 Penambahan kebutuhan infrastruktur teknis
No Kategori Keterangan
1 Hardware Untuk kebutuhan server BI di kantor pusat dengan spesifikasi sebagai berikut :
Quad-Core Model HP DL380G6 E5540
• Intel® Xeon® Processor E5540 (2.53 GHz, 8MB L3 Cache, 80W, DDR3-1066, HT, Turbo 1/1/2/2).
• 8MB (1 x 8MB) Level 3 cache. • 6GB (3 x 2GB) PC3-1060R (DDR3-1333) Registered DIMMs. • Two HP NC382i Dual Port Multifunction Gigabit Server Adapters. • HP Smart Array P410i/256MB Controller. • Standard: 8 SFF SAS/SATA HDD Bays. • 460W Hot Plug Power Supply. • (N+1 redundancy standard). • Rack (2U), Height 3.38-inch (8.59 cm); Width: 17.25 (44.54 cm); Depth:27.25
inches(69.98 cm). • HP 4GB 2Rx4 PC3-10600R-9 Kit. • HP 2GB 2Rx8 PC3-10600R-9 Kit. • HP Slim SATA DVD RW Optical Drive. • HP 500GB 3G SATA 7.2K 2.5 in MDL HDD.
2 Operating System
Microsoft Windows Server 2008 Enterprise Edition, yang akan diinstallkan di server BI.
3 Database System
SQL Server 2008 Enterprise Edition, yang akan diinstallkan di server BI.
Untuk kebutuhan infrastruktur jaringan baru, platform infrastruktur perangkat
keras yang dibutuhkan untuk penggunaan aplikasi Business Intelligence adalah
sebagai berikut :
171
Gambar 4.21 Topologi Kebutuhan Jaringan PT. Sydna Farma
Untuk platform infrastruktur DBMS penggunaan aplikasi Business
Intelligence adalah sebagai berikut :
Gambar 4.22 Platform Infrastruktur DBMS Aplikasi BI Targit
172
4.3.3.1.2 MENENTUKAN KEBUTUHAN UNTUK MENINGKATKAN
INFRASTRUKTUR NON TEKNIS
Merujuk dari analisis yang telah dilakukan pada tahap evaluasi non teknis PT.
Sydna Farma pada tabel 4.18 halaman 156. Ada yang harus diperbaiki dari evaluasi
non teknis yaitu mengenai akses rule jabatan dikarenakan kebutuhan data dari setiap
jabatan yang ada berbeda – beda. Berikut ini adalah hasil perbaikan dari akses rule
yang telah diperbaiki :
Gambar 4.23 User group Permission Staff Accounting
173
Gambar 4.24 User group Permission Staff Finance
Dari gambar 4.23 dan gambar 4.24 terlihat akses rule untuk staff Accounting
dan keuangan lebih spesifik antara No access, view, edit, create, dan Full control.
Sehingga didapatkan hak akses yang lebih baik dan teratur yang dapat mempermudah
dimana tiap user yang nantinya akan menjalankan data yang berbeda sehingga
infrastruktur non teknis ini sangat perlu dilakukan. Dari sisi keamanan data user yang
tidak mendapatkan kan hak akses ( No Access ) mengakses data tersebut, jika uer
dapat akses akan tetapi tidak diberi hak untuk mengedit ataupun menambahkan data
maka cukup diberik hak view, jika user dapat menambahkan data baru akan tetapi
tidak dapat merubah data tersebut user cukup diberikan akses ( edit ). jika user yang
174
dapat merubah dan juga menambahkan data maka user tersbut dapat diberi akses full
control.
4.3.3.1.3 MEMBUAT LAPORAN REQUIREMENTS
Dari interview yang telah dilakukan kepada manajemen tingkat atas PT. Sydna
Farma berkaitan dengan harapan mereka terhadap aplikasi Business Intelligence yang
akan digunakan, juga dengan memperhatikan hasil analisis kebutuhan informasi yang
tertampil di halaman 122. Berikut adalah kebutuhan yang dinginkan :
a. Group keuangan
1. Bisa melihat rekapitulasi status keuangan.
2. Bisa melihat rekapitulasi keuangan aktual dengan budget.
3. Bisa melihat rekapitulasi keuangan profit & loss.
4. Bisa melihat rekapitulasi keuangan General Ledger
5. Bisa melihat rekapitulasi keuangan neraca (balance)
6. Bisa melihat rekapitulasi keuangan Arus kas (cash flow)
7. Bisa melihat rekapitulasi keuangan Per Fiskal Time.
Hal-hal yang harus ada pada masing-masing kinerja keuangan diatas adalah:
• Masing-masing rekapitulasi harus bisa menampilkan tren keuangan apakah
naik, turun, atau sama jika dibandingkan antara dua periode yang berbeda.
• Masing-masing rekapitulasi bisa ditampilkan dalam bentuk tabular maupun
grafik.
175
• Masing-masing dimensi yang ada bisa di-set security sehingga hanya user yang
memiliki otorisasi terhadap dimensi itu yang bisa melihat informasi yang ada
didalamnya.
b. Group Persediaan Barang
1. Bisa melihat Persediaan Barang secara keseluruhan.
2. Bisa melihat Persediaan Barang Per costumer
3. Bisa melihat Persediaan Barang Per Item.
4. Bisa melihat Persediaan Barang yang sudah mau expired.
5. Bisa melihat Persediaan Barang yang sudah mencapai minimum stock.
Hal-hal yang harus ada pada masing-masing informasi Persediaan Barang adalah
sebagai berikut:
• Masing-masing informasi Persediaan Barang harus bisa menampilkan tren
Persediaan Barang apakah naik, turun, atau sama jika dibandingkan antara dua
periode yang berbeda.
• Masing-masing informasi Persediaan Barang bisa ditampilkan dalam bentuk
tabular maupun grafik.
• Masing-masing dimensi yang ada bisa di-set security sehingga hanya user yang
memiliki otorisasi terhadap dimensi itu yang bisa melihat informasi yang ada
didalamnya.
176
4.3.3.1.4 MENENTUKAN KEBUTUHAN DARI SUMBER DATA
Setelah dilakukan pengkajian ulang terhadap kebutuhan dari sumber data yang
sudah terdefinisi pada bagian project planning di fase 4.3.2.2.2 Menentukan Kondisi
Dari Sumber File Dan Database halaman 162. Maka diputuskan untuk tidak
melakukan perubahan terhadap kebutuhan sumber data yang ada dengan
pertimbangan bahwa data sudah baik, valid dan cocok untuk bisa langsung
diterapkan.
4.3.3.1.5 MENGKAJI ULANG BATASAN PROYEK
Setelah dilakukan pengkajian ulang terhadap batasan proyek dengan cara
membandingkan detail kebutuhan laporan yang ada dihalaman 174 dengan jadwal
yang telah ditentukan pada Project Charter ( dapat dilihat lampiran 1 ) dan Gantt
Chart ( dapat dilihat lampiran 2 ) maka diputuskan tidak ada perubahan mengenai
batasan proyek yang telah ditentukan sebelumnya. Dikarenakan hal – hal berikut ini :
• Kebutuhan user yang tidak mengalami perubahan
• Hasil evaluasi yang telah dilakukan tidak ada ditemukannya kekurangan.
Maka dari itu proyek ini dijalankan berdasarkan dari batasan proyek yang
sebelumnya telah dilakukan.
4.3.3.1.6 MENGEMBANGKAN LOGICAL DATA MODEL
Dari requirement yang didapat pada fase 4.3.3.1.3 Membuat Laporan Requirements
halaman 174, maka logical data model yang terdapat di gambar 4.10 halaman 131
177
perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan. Logical data model yang
mengalami pengembangan adalah Logical Data Model untuk informasi keuangan
sedangkan Logical Data Model untuk informasi persediaan barang tidak mengalami
perubahan. Gambar Logical Data Model untuk informasi keuangan mengalami
perubahan adalah sebagai berikut :
Gambar 4.25 Revisi Logical Data Model keuangan
Dari gambar diatas perubahan yang terjadi adalah penambahan tabel budget
model yang tidak terdapat pada gambar 4.10 halaman 131.
178
4.3.3.1.7 MENENTUKAN TAHAP AWAL SERVICE-LEVEL AGREEMENTS
(SLA)
Tabel 4.24 SLA aplikasi perangkat lunak BI
No SLA Detail 1 Availibility Informasi keuangan dan informasi persediaan
barang harus selalu ter-update dan bisa diakses dengan toleransi 1 hari delay.
2 Security Semua Informasi keuangan dan informasi persediaan barang hanya bisa dilihat oleh orang-orang berkepentingan saja.
3 Response time Setiap query yang dilakukan oleh pihak manajemen tingkat untuk mendapatkan informasi diberikan Toleransi response time atas rata-rata 5 detik
4 Data cleanliness Informasi keuangan dan informasi persediaan barang harus 100% terbebas dari data sampah.
5 Ongoing Support Pihak manajemen tingkat atas yang menggunakan aplikasi Targit BI Suite oleh pihak IT. diberi dukungan 100% .
4.3.3.1.8 MEMBUAT LAPORAN KEBUTUHAN APLIKASI
Pada tahap ini para analisis mendokumentasikan segala yang sudah dilakukan
pada masing – masing bagian dan melaporkannya pada saat meeting untuk dapat
dievaluasi. Hal yang terdokumentasi lebih menyorot masalah SLA yang terdapat pada
tabel 4.24 halaman 178 dan juga revisi data model pada gambar 4.25 halaman 177.
Dan keputusannya adalah untuk terus melanjutkan ke tahap selanjutnya.
4.3.3.2 DATA ANALYSIS
4.3.3.2.1 MENGANALISIS SUMBER DATA EKSTERNAL
Dari penjelasan pada tahap Project Requirement Definition bahwa perusahaan
membutuhkan adanya tambahan informasi tentang fluktuasi mata uang yang
179
mempengaruhi besaran nilai kontrak PT. Sydna Farma. Oleh karena itu aplikasi
perangkat lunak Targit BI Suite membutuhkan tambahan informasi keuangan dari
pihak perbankan sebagai sumber data eksternal.
Penggabungan data eksternal dan data internal membutuhkan proses data-
cleansing. Dalam proses data-cleansing biasa ditemukan kendala – kendala pada data
eksternal seperti kurang lengkapnya data, struktur data yang berbeda, dan format
yang berbeda dengan data internal.
Data eksternal yang diterima berupa informasi fluktuasi mata uang , informasi
ini sangat penting karena mempengaruhi investasi yang akan dilakukan oleh PT.
Sydna Farma tidak hanya menggunakan satu mata uang dan juga data eksternal yang
mempengaruhi besaran dari pemasukan atau pengengeluaran PT. Sydna Farma yaitu
Pajak Pemerintah. Data eksternal ini biasa diterima oleh PT. Sydna Farma pada awal
bulan atau tiap perubahan mata uang dan pajak terjadi, dan biasa didapat melalui
pemberitahuan pihak bank dan pemberitahuan Pemerintah. Tabel dibawah ini
merupakan struktur daya eksternal mata uang :
Tabel 4.25 Struktur Data eksternal PT. Sydna Farma ( Mata Uang)
Data Eksternal Mata Uang Bank Data Internal Mata uang PT. Sydna Farma Keterangan
Nama Atribut Format Data Tipe Nama Atribut Format Data Tipe
Kode Mata Uang 999 Char (3)
Kode Mata Uang XXX99 Char (5)
Perlu adanya Standarisasi dalam pencatatan kode bunga yang ada sekarang
Nama Bank XXXXXXX Varchar ( 20 )
Nama Bank XXXXXXX
Varchar ( 20 )
Harga Jual 999999.99 Number ( 6,2)
Harga Jual 999999.99
Number ( 6,2)
Harga Beli 999999.99 Number ( 6,2)
Harga Beli 999999.99
Number ( 6,2)
Periode DD/MM/YYYY DateTime Periode
DD/MM/YYYY
DateTime Tanggal Masa Berlaku
180
Tanggal Posting DD/MM/YYYY DateTime
Tanggal Posting
DD/MM/YYYY
DateTime
Tanggal Experied DD/MM/YYYY DateTime
Tanggal Experied
DD/MM/YYYY
DateTime
Tabel 4.26 Struktur Data eksternal PT. Sydna Farma ( Pajak Pemerintah )
Data Eksternal Pajak Data Internal Pajak PT. Sydna Farma Keterangan
Nama Atribut Format Data Tipe Nama Atribut Format Data Tipe
Kode Pajak 99999 Char ( 5 )
Kode Pajak XX999 Char (5)
Perlu adanya Standarisasi dalam pencatatan kode bunga yang ada sekarang
Jenis Pajak XXXXXXX Varchar ( 8 )
Jenis Pajak XXX
Varchar ( 3 )
Persentasi Pajak 99.99 Number ( 4,2)
Persentasi Pajak 99.99
Number ( 4,2)
Periode 9999 Char ( 4 ) Periode
DD/MM/YYYY
DateTime
Perbedaan pada letak jatuh tempo
Beban Pajak 99.99 Number ( 4,2)
Beban Pajak 99.99
Number ( 4,2)
Jenis persentasi dari beban pengeluaran yang ditanggung oleh perusahaan
Tanggal Posting DD/MM/YYYY DateTime
Tanggal Posting
DD/MM/YYYY
DateTime
Tanggal Experied DD/MM/YYYY
DateTime
Tanggal Experied
DD/MM/YYYY
DateTime
4.3.3.2.2 MENDEFINISIKAN ULANG LOGICAL DATA MODEL
Dengan adanya sumber data eksternal yaitu berupa informasi tingkat mata
uang dan pajak pemerintah, oleh karena itu logical data model keuangan akan
berubah menjadi :
181
Ledger_Trans
AccountNumPurchLedgerIdCurrencyIdPostingJournalIdRecIdItemIdDataAreaIdTaxRefIdVoucherTxtQtyPayModeAccountCorrectModelIdInterestId
Item
ItemIdItemGroupIdNamaItem
DataArea
DataAreaIdAreaName
Rec
RecIDDayMonthYearPriodid
AccountNum
AccountNumAccountName
PurchLedger
PurchLedgerIdPurchLedgerName
Currency
CurrencyIdCurrencyNameCurrencyRefId
TaxRef
TaxRefIdTaxRefNameTaxId
PostingJournal
PostingJurnalId
ItemGroup
ItemgrouIdNamaItemGroup
Priod
priodId
1 *
1 *
1*
1*
1*
1
*
*
**
1
1
BudgetModel
ModelIdModelName
1
1
Gambar 4.26 Revisi ulang Logical Data Model keuangan
4.3.3.2.3 MENGANALISIS KUALITAS DARI SUMBER DATA
Di tahap ini logical Data Model di analisis kembali dan disesuaikan dengan
kebutuhan pihak manajemen tingkat atas yang kemudian dianalisis mengenai kualitas
sumber data tersebut. Dan hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :
• Proses pembaharuan data dilakukan tiap ada perubahan tanpa adanya delay
yang ditolerasi.
• Sumber data yang lengkap dan juga konsisten yang dapat dipercaya karena
data tersebut dari pihak yang dapat dipertanggung jawabkan dan juga
perbankan yang memiliki sistem yang tertata dengan baik.
182
• Ditemukannya kesalahan dalam pencatatan maupun nilai tukar mata uang
yang berubah begitu cepat tanpa pemberitahuan sewaktu – waktu hal
tersebut menjadi kendala. Oleh karena itu harus ditemukan sebuah solusi
agar data tersebut dapat diolah kedalam data warehouse.
4.3.3.2.4 MEMPERLUAS LOGICAL DATA MODEL
Penggabungan logical data model dengan Enterprise logical data model yang
sudah direvisi digambarkan seperti gambar yang dibawah ini :
Ledger_Trans
AccountNumPurchLedgerIdCurrencyIdPostingJournalIdRecIdItemIdDataAreaIdTaxRefIdVoucherTxtQtyPayModeAccountCorrectModelIdCurrencyRefId
Item
ItemIdItemGroupIdNamaItem
DataArea
DataAreaIdAreaName
Rec
RecIDDayMonthYearPriodid
AccountNum
AccountNumAccountName
PurchLedger
PurchLedgerIdPurchLedgerName
Currency
CurrencyIdCurrencyNameCurrencyRefId
TaxRef
TaxRefIdTaxRefNameTaxId
PostingJournal
PostingJurnalId
ItemGroup
ItemgrouIdNamaItemGroup
Priod
priodId*
*
BudgetModel
ModelIdModelName
Inventory
ItemIdDataAreaLocationIdPackingSlipIdRecIdQtyDescriptionBacthNoIdTipeStokCreateDateCreateTimeCreateByMinimumStokExpiredDate
Location
LocationIdLocationName
PakcingSlip
PackingSlipId
BacthNo
BacthNoId
Gambar 4.27 Enterprise Logical Data Model PT. Sydna Farma
183
4.3.3.2.5 MEMPERBAIKI KETIDAK COCOKAN DATA
Data yang ada biasa didapatkan kurang sempurna. Ada data yang tidak terisi
dengan baik dan ada data yang tidak terisi dengan tepat. Hal ini dapat mempengaruhi
kualitas data yang akan diolah dan tentu saja hal ini harus dihindari.
Biasanya kesalahan yang ditemukan ada didata mata uang yang diterima dari
pihak perbankan. contohnya : ketika pihak perbankan memberikan pemberitahuan
tentang nilai mata uang yang berlaku biasanya ada tanggal yang tidak terisi dengan
baik, ataupun mata uang yang dapat berubah sewaktu – waktu.
Solusi yang diberikan untuk menanggulangi masalah ini adalah dilakukannya
standarisasi atas mata uang yang akan diambil keseluruhan currency yang berlaku
apabila akan dimasukan kedalam aplikasi di konversikan kedalam rupiah. Lalu
penentuan tanggal berlaku dan tidak berlakunya. Proses tersebut harus melakukan
konfirmasi ulang ke pihak perbankan.
Tabel 4.27 Tabel Standarisasi Data Eksternal Kompetitor dan Data Internal PT.
Sydna Farma
184
4.3.3.2.6 MENULIS SPESIFIKASI DATA-CLEANSING
Setelah dilakukannya proses memperbaiki ketidak cocokan data, tahapan
selanjutnya yaitu melakukan proses data-cleansing untuk menjaga agar kualitas dan
keakuratan data tetap terjamin.
Hal – hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
• memastikan proses standarisasi yang dilakukan (kelengkapan data, tanggal
berlaku, dan tidak berlakunya) sudah terisi dengan baik.
• Memperhatikan dengan baik data yang akan diolah dengan cara membaca tiap
data yang ada.
• mengecek data perbankan apakah sebelumnya sudah ada di data staging
keuangan atau tidak. Jika sudah ada maka untuk baris data tersebut tidak akan
disimpan kembali ke dalam data staging keuangan. Jika belum ada maka baris
data tersebut akan disimpan ke dalam data staging keuangan.
4.3.3.3 APPLICATION PROTOTYPING
4.3.3.3.1 MENGANALISIS KEBUTUHAN AKSES
Berdasarkan kebutuhan bisnis, kegiatan ini menentukan kebutuhan laporan dan
query yang akan dibutuhkan untuk keperluan prototyping. Laporan dan query yang
dibuat bersifat multidimensi sehingga bisa digunakan untuk menilai ketrampilan
business user dalam kegiatan prototype ini dan yang berpartisipasi dalam aplikasi
prototyping sudah ditentukan yaitu managemen tingkat atas terutama manager
keuangan, analisis sistem dan juga project manager.
185
4.3.3.3.2 MENENTUKAN RUANG LINGKUP DARI PROTOTYPE
Penentuan ruang lingkup dari prototype ditentukan oleh business user dan
project manager dan ruang lingkup yang ditentukan harus cukup kecil sehingga
prototype bisa dibuat dan dicoba dalam waktu yang tidak terlalu lama. Prototype
yang dibuat hanya memuat sebagian kecil data dimana data tersebut cukup untuk
mendukung fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi perangkat lunak Targit BI Suite.
Adapun ruang lingkup dari prototype yang dibuat adalah prototype yang
berfokus pada laporan dan query keuangan PT. Sydna Farma. Hal ini sesuai dengan
keinginan manajemen tingkat atas yang ingin melihat perbaikan dari pelaporan dari
hasil analisis data warehouse mereka sebelumnya.
4.3.3.3.3 MEMILIH ALAT BANTU UNTUK PROTOTYPE
Prototype yang dirancang dan dibangun menggunakan aplikasi perangkat lunak
Targit BI Suite. Sebelumnya business user diberikan pelatihan untuk menggunakan
aplikasi perangkat lunak Targit BI Suite tersebut sehingga business user tersebut akan
merasa nyaman menggunakan aplikasi tersebut.
Training aplikasi perangkat lunak Targit BI Sute sudah dilakukan kepada pihak
eksekutif PT. Sydna Farma dimana training tersebut dilaksanakan pada tanggal 13
Februari 2011 s.d. 14 Februari 2011.
186
4.3.3.3.4 MEMPERSIAPKAN PROTOTYPE CHARTER
Berikut adalah prototype charter yang dilakukan pada proses prototype aplikasi
perangkat lunak Targit BI Suite:
Tabel 4.28 Prototype Charter
Tujuan prototype • Memberikan gambaran kepada pihak eksekutif tentang cara penggunaan aplikasi perangkat lunak Targit BI Suite.
• Memberikan gambaran kepada pihak eksekutif tentang contoh laporan dan query yang bisa dihasilkan dari aplikasi perangkat lunak Targit BI Suite.
Ruang lingkup prototype Ruang lingkup terbatas pada area keuangan. Platform prototype Menggunakan aplikasi perangkat lunak Targit BI Suite. Jumlah Iterasi 3 kali Jadwal prototype 17 Juni 2011 s.d. 30 Juni 2011 Peserta prototype • Project Manager.
• Pihak eksekutif. • IT Programmer.
4.3.3.3.5 MERANCANG LAPORAN DAN QUERY
Laporan dan query yang dirancang untuk keperluan prototype adalah sebagai
berikut :
1. Analisis Keuangan Arus Kas Per Group, Per Balance Sheet berdasarkan periode
Gambar 4.28 Analisis Keuangan Arus Kas Per Group, Per Balance Sheet
berdasarkan periode
187
2. Analisis Keuangan Profit Loss Actual dan Budget
Gambar 4.29 Analisis Keuangan Profit Loss Actual dan Budget
3. Analisis Financial Status
Gambar 4.30 Analisis Financial Status
188
4. Analisis Variance Actual dan Budget
Gambar 4.31 Analisis Variance Actual dan Budget
5. Analisis balance aset
Gambar 4.32 Analisis balance aset
189
4.3.3.3.6 MEMBANGUN PROTOTYPE
Berdasarkan laporan dan query yang sudah dirancang, prototype dibangun.
Waktu pembangunan prototype ini dilakukan dari tanggal 09 s.d. 13 Februari 2011
dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak Targit BI Suite.
Dari laporan dan query yang sudah dirancang sebelumnya, maka hasil laporan
dan query sebagai hasil dari prototype ini bisa ditampilkan sebagai berikut:
1. Analisis Keuangan Arus Kas Per Group, Per Balance Sheet berdasarkan periode
Gambar 4.33 Analisis Keuangan Arus Kas Per Group, Per Balance Sheet berdasarkan periode
2. Analisis Keuangan Profit Loss Actual dan Budget
Gambar 4.34 Analisis Keuangan Profit Loss Actual dan Budget
190
3. Analisis Financial Status
Gambar 4.35 Analisis Financial Status
4. Analisis Variance Actual dan Budget
Gambar 4.36 Analisis Variance Actual dan Budget
191
5. Analisis balance aset
Gambar 4.37 Analisis balance aset
4.3.3.3.7 MENDEMONSTRASIKAN PROTOTYPE
Setelah prototype selesai dibangun, maka hasil prototype tersebut kemudian
dipresentasikan kepada pihak eksekutif PT. Sydna Farma. Waktu presentasi tersebut
dilakukan pada tanggal 14 Februari 2011. Hasil dari presentasi tersebut mendapatkan
feedback positif dan antusias dari pihak eksekutif karena prototype yang sudah
dibangun menurut mereka user friendly, memenuhi apa yang mereka butuhkan dalam
membantu keperluan analisis.
192
4.3.3.4 METADATA RESPOSITORY ANALYSIS
4.3.3.4.1 MENGANALISIS KEBUTUHAN REPOSITORY METADATA
Proses repository metadata sebelumnya pernah dilakukan pada proses
pengimplementasian Axapta. Pada proses tersebut kegiatan metadata yang dilakukan
sudah cukup detail dan juga lengkap dalam penulisan ini hanya mengulas kembali
repository metadata yang telah dilakukan. Dari analisis yang dilakukan dalam
metadata tersebut ada beberapa yang perlu ditambahkan seperti hal – hal berikut ini :
• Detailnya informasi metadata diperbanyak.
• Hasil yang akan dihasilkan HTML ( Hypertext Markup Language ) agar tidak
perlu ada tambahan aplikasi untuk membacanya.
• Query yang digunakan diperlihatkan
• Struktur data yang ada dan kegunaannya.
4.3.3.4.2 MENGANALISIS KEBUTUHAN INTERFACE UNTUK REPOSITORY
METADATA
Dalam menganalisis kebutuhan interface digunakan aplikasi Apex SQL
document dimana sebelumnya PT. Sydna Farma sudah mempunyai lisensi tersebut
sehingga dapat digunakan dalam tahap ini. Berikut ini interfase yang digunakan :
193
Database Detail :
Tabel 4.29 Detail Database Metadata
Tabel Detail :
Tabel 4.30 Detail Tabel Metadata
Hasil analisis interface ini menghasilkan kebutuhan tampilan yang diperlukan.
Informasi yang dihasilkan haruslah lengkap dan juga detail.
194
4.3.3.4.3 ANALISIS METADATA MENGAKSES REPOSITORY DAN
PERSYARATAN PELAPORAN
Dalam tahapan ini dilakukan batasan –batasan terhadap kebutuhn user akan
hal metadata itu sendiri. Data yang dihasilkan berbentuk HTML ( Hypertext Markup
Language ) hal ini dipilih bedasarkan agar memudahkan user agar dapat membaca
metadata tersebut tanpa harus bantuan aplikasi diluar dari kebutuhan ( tidak ada
penambahan aplikasi). Kemudian dalam hal level akses dari metadata ini hanya
business user dalam hal ini manajemen tingkat atas yang dapat melihat metadata
bisnis.
4.3.3.4.4 MEMBUAT LOGICAL DATA MODEL.
Logical data model sebelumnya pernah di perlihatkan Gambar 4.27 pada
halaman 182. Pada halaman tersebut tergambar secara detail logical data model
yang akan digunakan.
4.3.3.4.5 MEMBUAT DATA MODEL.
Data model yang dihasilkan adalah model yang akan di gunakan untuk proses
pembuatan metadata pada PT. Sydna Farma. Pada saat data model dibuat harus
diperhatikan bahwa database yang digunakan adalah database yang sudah bersih dan
tidak tercampur dengan database yang lain. Hasil akhir proses ternyata data model
sudah sangat baik untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.
195
4.3.4 FASE DESIGN
4.3.4.1 DATABASE DESIGN
4.3.4.1.1 MELIHAT ULANG KEBUTUHAN AKSES DATA
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan review
terhadap akses data dan menganalisis kebutuhan (laporan dan query) yang sudah
dilakukan di kegiatan membuat laporan requirement pada tahap Project Requirement
Definition di bab 4.3.3.1 halaman 168.
Tugas tersebut diserahkan pada System Analyst, IT developer, dan Database
Administrator yang bertanggung jawab untuk melakukan review terhadap semua
kebutuhan akses data sebelum memulai merancang database BI.
Dari kesimpulan laporan yang ada kebutuhan akses data sudah tercukupi dan
bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya.
4.3.4.1.2 MENENTUKAN KEBUTUHAN AGREGASI / SUMMARY
Berdasarkan Enterprise Logical Data Model digambar halaman 182, maka data
yang dibutuhkan oleh pihak eksekutif untuk keperluan summary dan agregasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.31 Summary / agregasi dari Measurement
Fact Tabel Measurement Tipe
Ledger Trans Qty Sum
voucher Sum
196
Tax_Amt Sum
budget_Amt Sum
Inventory Qty Sum
CostPrice Sum
QtyMinStock Sum
4.3.4.1.3 MERANCANG DATABASE BI
Berdasarkan review terhadap akses data dan menganalisis kebutuhan (laporan
dan query) yang sudah dilakukan di kegiatan ‘membuat laporan requirement’ pada
tahap Project Requirement Definition di bab 4.3.3.1 halaman 168 dan juga
berdasarkan kebutuhan agregasi/summary yang sudah dilakukan di kegiatan
menentukan kebutuhan agregasi/summary pada tahap Database Design di bab 4.3.4.1
halaman 195, maka diperoleh kesimpulan bahwa database BI yang dirancang nanti
adalah database yang berbentuk multidimensional. Alasan tersebut diperoleh karena
kebutuhan dari pihak eksekutif PT. Sydna Farma untuk bisa melakukan kemampuan
analisis slice and dice terhadap informasi baik informasi keuangan dan persediaan
barang.
4.3.4.1.4 MERANCANG STRUKTUR DATABASE SECARA FISIK
Struktur database BI yang dirancang akan digambarkan dalam bentuk star
schema dengan pengelompokan sebagai berikut :
197
1. Star Schema untuk Informasi general ledger :
Gambar 4.38 Star Schema Informasi general ledger
2. Star Schema untuk Informasi Persediaan Barang :
Gambar 4.39 Star Schema Informasi Persediaan Barang
198
4.3.4.1.5 MEMBUAT DATABASE BI
Proses pembuatan database BI dilakukan melalui aplikasi ERP Microsoft
Dynamics Ax 2009, dimana aplikasi ERP Microsoft Dynamics Ax 2009 memiliki
kemampuan untuk berintegrasi dengan Microsoft SQL Server 2008 Analysis
Services dalam membuat database BI.
Adapun proses pembuatan database BI melalui aplikasi ERP Microsoft
Dynamics Ax 2009 adalah sebagai berikut :
1. Tentukan terlebih dahulu database server mana yang dipakai untuk membuat
database BI seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.40 Penentuan Server BI
2. Tentukan nama database BI seperti gambar di bawah ini :
199
Gambar 4.41 Penentuan Database BI
3. Tentukan time periods data yang akan digunakan dalam database BI seperti
gambar di bawah ini:
Gambar 4.42 Penentuan time periods database BI
200
4.3.4.1.6 MEMBUAT PROSEDUR PEMELIHARAAN DATABASE
Prosedur backup terhadap database BI dilakukan setiap hari oleh tim IT PT.
Sydna Farma secara otomatis yaitu dijadwalkan setiap hari pukul 21: 00 WIB seperti
yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.43 Schedule Backup Server BI
Pada gambar diatas backup database menggunakan fungsi yang sudah ada
didalam SQL server 2008 yaitu di menu maintenance plans pada Microsoft SQL
server management studio dimana setting proses backup dibuat per harinya sehingga
otomatis jalan. Sedangkan script T-SQL yang digunakan untuk membuat proses tiap
harinya terlihat pada gambar dibawah ini :
201
Gambar 4.44 Transact-SQL Schedule Backup Server BI
4.3.4.1.7 MEMPERSIAPKAN PERANCANGAN MONITORING DAN TUNING
DATABASE
Pada saat aplikasi BI selesai diimplementasi, database BI harus selalu di-
monitor dan di-tuning. Proses perancangan database BI tidak bisa menjamin kinerja
database secara terus menerus, karena penggunaan database BI selalu berubah-ubah
setiap saat. Oleh karena itu diperlukan adanya sebuah alat bantu untuk melakukan
monitoring terhadap database BI tersebut.
202
4.3.4.1.8 MEMPERSIAPKAN PERANCANGAN MONITORING DAN TUNING
QUERY
Alat bantu yang digunakan oleh PT. Sydna Farma untuk melakukan proses
monitoring terhadap query menggunakan fungsi yang terdapat pada Microsoft SQL
Server 2008 Analysis Service, dimana dengan alat bantu ini setiap query yang
dijalankan bisa dimonitor dengan baik berapa response time yang dibutuhkan untuk
menjalankan setiap query dengan tahapan-tahapan dibawah ini :
1. Memilih tipe laporan yang dibutuhkan.
Gambar 4.45 Query Usage Analysis Wizard Microsoft SQL Server 2008 Analysis Service Step 1
2. Memilih tipe penyaringan query.
203
Gambar 4.46 Query Usage Analysis Wizard Microsoft SQL Server 2008 Analysis Service Step 2
Alat bantu yang digunakan oleh PT. Sydna Farma untuk melakukan proses
tuning terhadap query adalah fungsi yang terdapat pada Microsoft SQL Server 2008
Analysis Service, dimana dengan alat bantu ini setiap query yang dijalankan bisa di-
tuning sehingga response time yang dibutuhkan untuk menjalankan setiap query bisa
lebih cepat dengan tahapan-tahapan dibawah ini :
1. Memilih tipe penyaringan query.
204
Gambar 4.47 Usage-Based Optimization Wizard Microsoft SQL Server 2008 Analysis Service Step 1
2. Memilih agregasi yang diinginkan terhadap query.
Gambar 4.48 Usage-Based Optimization Wizard Microsoft SQL Server 2008 Analysis Service Step 2
205
3. Proses agregasi.
Gambar 4.49 Usage-Based Optimization Wizard Microsoft SQL Server 2008 Analysis Service Step 3
4.3.4.2 EXTRACT/TRANSFORM/LOAD DESIGN
4.3.4.2.1 MEMBUAT DOKUMEN SOURCE-TO-TARGET MAPPING
Dokumen source-to-target mapping sangat diperlukan untuk melakukan
proses mapping antara sumber data dengan tabel yang ada di dalam database BI dan
yang paling penting dokumen tersebut harus mendeskripsikan logika transformasi
terhadap setiap kolom. Dokumen source-to-target mapping ini nantinya akan
digunakan untuk membuat spesifikasi kode pemrograman bagi developer IT dalam
membuat proses ETL.
206
Tahapan ETL dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Tahapan ETL yang dilakukan dari sumber data ke data staging.
Pada tahapan ini data yang berasal dari sumber data dibersihkan terlebih dahulu
melalui proses data cleansing. Hasilnya kemudian dimasukkan ke dalam data
staging. Hal ini bertujuan agar data memiliki kualitas yang akurat dan baik.
Sumber data baik untuk informasi keuangan, maupun persediaan barang adalah
berupa file template dengan tipe dbf, dimana file template tersebut adalah file hasil
proses penarikan data melalui Microsoft Dynamics Ax 2009.
2. Tahapan ETL yang dilakukan dari data staging ke dalam data warehouse / data
mart.
Pada tahapan ETL ini, proses ETL dari data staging ke dalam data warehouse/
data mart dilakukan dengan menggunakan menggunakan standar proses ETL dari
Microsoft Dynamics Ax 2009.
4.3.4.2.2 MELAKUKAN UJI COBA TERHADAP FUNGSI ALAT BANTU ETL
Uji coba terhadap fungsi alat bantu ETL sudah dilakukan, dimana alat bantu
ETL yang digunakan oleh PT. Sydna Farma adalah alat bantu ETL yang terdapat
pada Microsoft Dynamics AX 2009.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa tahapan ETL dibagi menjadi 2 jenis
yaitu tahapan ETL yang dilakukan dari sumber data ke data staging dan tahapan ETL
yang dilakukan dari data stating ke data warehouse / data mart. Proses ETL yang
dilakukan dari sumber data ke data staging akan dirancang dan dibuat dengan
207
menggunakan bahasa pemrograman X++ yang merupakan kode pemrograman
bawaan dari Microsoft Dynamics AX 2009. Sedangkan proses ETL yang dilakukan
dari data staging ke data warehouse / data mart dilakukan dengan menggunakan
proses ETL bawaan dari Microsoft Dynamics Ax 2009.
4.3.4.2.3 MERANCANG ARUS PROSES ETL
Arus proses ETL harus dirancang dengan sebaik mungkin, sehingga proses
ETL tersebut tidak membebani server karena data yang akan masuk ke dalam proses
ETL biasanya dalam jumlah yang cukup besar. Untuk itu arus proses ETL harus
dibagi menjadi beberapa bagian yang bisa dijalankan secara paralel dan bisa
dijadwalkan.
Implementasi arus proses ETL pada PT. Sydna Farma dibagi menjadi 2
komponen dan prosesnya dijadwalkan:
1. Tahapan ETL yang dilakukan dari sumber data ke data staging.
Pada tahapan ETL ini, arus proses ETL dibagi menjadi beberapa komponen
sebagai berikut :
Tabel 4.32 Arus Proses ETL dari sumber data ke dalam Data Staging
No Informasi yang diproses Jadwal Proses
1. Keuangan : Setiap hari jam 22:00
2. Persediaan Barang Setiap hari jam 22:30
3. Keuangan Budget
Jika ada revisi budget
208
2. Tahapan ETL yang dilakukan dari data staging ke dalam data warehouse / data
mart.
Pada tahapan ETL ini, arus proses ETL dibagi menjadi beberapa komponen
sebagai berikut :
Tabel 4.33 Arus Proses ETL dari Data Staging ke dalam Data Mart
No Informasi yang diproses Jadwal Proses
1. Keuangan Aktual Setiap hari jam 00:00
2. Keuangan Aktual vs Budget Setiap hari jam 00:30
5. Persediaan Barang Setiap hari jam 01:45
4.3.4.2.4 MERANCANG PROGRAM ETL
Berdasarkan dokumen source-to-target mapping yang sudah dilakukan pada
tahap Extract/Transform/Load Design di bab 4.3.4.2 halaman 205 selanjutnya
dilakukan perancangan program ETL. Ada 4 hal yang harus dipenuhi dan yang harus
menjadi perhatian developer pada saat mengembangkan program ETL antara lain:
1. Pada saat mengembangkan program ETL dari sumber data ke dalam data staging,
proses loading data haruslah bersifat incremental load, artinya data yang
dimasukkan ke dalam data staging adalah data yang sesuai dengan parameter
tanggal yang diinginkan oleh user misalnya data yang dimasukkan ke dalam data
209
staging adalah data keuangan dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 juli
2011.
2. Pada saat mengembangkan program ETL dari sumber data ke dalam data staging
untuk informasi keuangan, tidak boleh terjadi duplikasi data. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengecekan dalam proses data cleansing, sehingga data yang masuk ke
dalam data staging terjamin keakuratannya.
3. Pada saat mengembangkan program ETL dari sumber data ke dalam data staging
untuk informasi persediaan barang, tidak boleh terjadi duplikasi data. Oleh karena
itu perlu dilakukan pengecekan dalam proses data cleansing, sehingga data yang
masuk ke dalam data staging terjamin keakuratannya.
4. Pada saat mengembangkan program ETL dari data staging ke dalam data
warehouse / data mart, dimensi dan tabel fakta harus sesuai dan sama dengan yang
terdapat pada dokumen source-to-mapping.
4.3.4.2.5 SET UP ETL STAGING AREA
Pada fase ini team memutuskan untuk menggunakan data staging yang
terpusat pada di server, dimana database yang digunakan untuk keperluan data
staging menggunakan database yang sama dengan yang digunakan oleh Microsoft
Dynamics AX 2009. Adapun alasan digunakannya database tersebut dalam proses
data staging adalah sebagai berikut:
210
1. Proses ETL yang dilakukan dari sumber data ke dalam data staging
menggunakan kode pemrograman X++ yang merupakan kode pemrograman
bawaan dari Microsoft Dynamics AX 2009.
2. Sumber data yang berupa file template dbf dibuat dengan cara mengambil
data OLTP pada database yang digunakan Microsoft Dynamics Ax 2009.
Untuk memudahkan pengembangan proyek dengan menggunakan Graphical
User Interface (GUI) yang sama, maka program ETL dibuat dan
diintegrasikan dengan Microsoft Dynamics AX 2009 sehingga proses
pemeliharaan terhadap program ETL bisa lebih mudah.
3. Telah tersedianya alat bantu standar dari Microsoft Dynamics AX 2009 yang
bisa digunakan pada proses ETL seperti adanya alat bantu Batch Processing
dimana proses ETL bisa dilakukan secara batch dengan jadwal tertentu.
4.3.4.3 METADATA RESPOSITORY DESIGN
4.3.4.3.1 DESAIN META DATA RESPOSITORY
Desain meta data yang ada dihasilkan dari proses ini adalah sebagai berikut :
211
Gambar 4.50 Contoh Desain Tabel Metadata.
Gambar 4.51 Contoh Desain Database Metadata.
212
Desain meta data tersebut lanjutan dari analisis yang telah dilakukan dan juga
detail – detail yang diinginkan. Proses desain meta data ini harus disetujui oleh semua
pihak user agar di kemudian hari tidak ada kekurangan yang terjadi.
4.3.4.3.2 INSTALASI DAN TEST PRODUK META DATA REPOSITORY
Aplikasi – aplikasi yang disarankan ada 3 ( Tiga ) yaitu APEX SQL, SQL
Server ( Add-ins ), dan SEMANTIC METADATA berikut ini adalah ulasan dari
ketiga aplikasi berikut :
Tabel 4.34 Ulasan aplikasi Metadata.
Keterangan Apex SQL SQL Server ( Add-Ins )
Semantic Metadata
Teknologi Aplikasi ini menggunakan teknologi versi terbaru dan fitur – fiturnya yang sangat banyak
Aplikasi ini menggunakan versi terbaru yaitu 2010 akan tetapi fitur untu kelengkapan dan detailnya data kurang.
Aplikasi yang dikeluarkan versi terbaru ini dengan fitur – fitur tambahan sebagai pelengkapnya sangat memadai
Kompleksitas Langkah - langkah yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini sangat mudah
Langkah – langkah yang ada didalam aplikasi ini cukup rumit
Langkah – langkah yang akan dijalankan dalam aplikasi ini sangat rumit
Integrasi Intergrasi aplikasi ini ke SQL sangat mudah dan mendukung
Intergrasi dengan aplikasi SQL sangat mendukung karena memang dikeluarkan khusus untuk produk SQL
Aplikasi yang ada sebenarnya untuk mendukung ORACLE maka dari itu intergrasi untuk SQL harus dilakukan adanya adaptasi
Tim Proyek Sangat familiar tetapi belum ada pengalaman dengan aplikasi ini
Sangat familiar dan juga berpengalaman dengan aplikasi ini
Tidak berpengalaman dengan aplikasi ini
213
Dengan adanya alasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi APEX
SQL yang akan di implementasikan. Dalam hal ini dari sisi detailnya data yang
dibutuhkan, intergrasi dengan produk lainnya, dan juga tim proyek yang terbiasa
dengan aplikasi ini dan yang lebih utama lisensi untuk produk ini bisa disatukan
dengan APEX SQL Doc yang sudah dipunyai oleh PT. Sydna Farma sebelumnya.
4.3.4.3.3 DESAIN PROSES MIGRASI META DATA REPOSITORY
Melakukan penentuan terhadap proses yang akan dilakukan baik itu
pengolahan metadata itu sendiri dan juga proses – proses yang akan dijalankan. Hal
ini seharusnya sudah dijelaskan dalam langkah – langkah aplikasi APEX SQL yang
dipilih, dalam aplikasi tersebut langkah – langkah sudah sangat jelas dan cukup
sangat membantu.
4.3.4.3.4 DESAIN APLIKASI META DATA REPOSITORY
Desain aplikasi metadata (Gambar 4.50 dan Gambar 4.51 halaman 211) yang
dilakukan setelah melakukan instalasi dan test berikut hasilnya :
214
Gambar 4.52 Contoh desain aplikasi tampilan awal.
Gambar 4.53 Contoh desain aplikasi tampilan Pemilihan database.
215
Dari hasil aplikasi ini dihasil bahwa APEX SQL memenuhi kebutuhan – kebutuhan
yang diinginkan user dimana kebutuhan tersebut seperti berikut ini :
• Tampilan dari aplikasi tersebut user-friendly.
• Intergrasi dengan data yang ada harus mudah.
• Tools ataupun fitur yang ada dapat mendukung kegiatan meta data.
4.3.5 FASE CONSTRUCTION
4.3.5.1 EXTRACT/TRANSFORM/LOAD DEVELOPMENT
4.3.5.1.1 MEMBUAT DAN MENGUJI UNIT PROSES ETL
Proses ETL dari sumber data ke dalam data staging dibuat dengan
menggunakan kode pemrograman X ++, sebuah bahasa pemrograman bawaan dari
Microsoft Dynamics Ax 2009. Berikut adalah unit proses ETL yang dibuat :
1. Proses ETL informasi keuangan
void UploadKeuangan() { DataArea dataArea; Str strZipFile; Str strFileExists, strFile; Str strTanggal; Boolean bolKetemu; ; // LP = new LoginProperty(); LP.setDSN(strDSN); LP.setDatabase(strTabelName); // strZipFile = "Q:\\"+strTabelName+".dbf"; IF (!WINAPI::fileExists2(strZipFile)) { Warning("File di q:\\" + strTabelName + ".dbf tidak ada!!! "); } ELSE
216
{ //WINAPI::shellExecute("q:\\PKUNZIP.EXE ",strZipFile + " Q:\\"); // strFileExists = "Q:\\"+strTabelName+".dbf"; bolKetemu = FALSE; IF (WINAPI::fileExists2(strFileExists)) { bolKetemu = TRUE; } // WHILE (!bolKetemu) { IF (WINAPI::fileExists2(strFileExists)) { bolKetemu = TRUE; } } // C = new OdbcConnection(LP); S = C.createStatement(); RS = S.executeQuery('SELECT * FROM ' + strTabelName); bolNormal = TRUE; ttsbegin; // while (RS.next()) { try { _keuangan_Temp.clear(); _keuangan_Temp.LedgerTransNo = strLRTrim(RS.getString(1)); _keuangan_Temp.InvoiceNo = strLRTrim(RS.getString(2)); _keuangan_Temp.InvoiceDate = RS.getDate(3); _keuangan_Temp.ItemId = strLRTrim(RS.getString(20)); _keuangan_Temp.CurrencyId = strLRTrim(RS.getString(26)); _keuangan_Temp.StatusSales = strLRTrim(RS.getString(29)); _keuangan_Temp.DataMilikId = strLRTrim(RS.getString(30)); _keuangan_Temp.Qty = RS.getReal(32); _keuangan_Temp.SalesPrice = RS.getReal(33); // IF(!SalesGroup::find(_Customer.SalesGroupId)) { _SalesGroup.clear(); _SalesGroup.SalesGroupId = _Customer.SalesGroupId; _SalesGroup.NamaSalesGroup = strLRTrim(RS.getString(11)); _SalesGroup.insert(); } // IF(!CustomerGroup::find(_Customer.CustGroupId)) { _CustomerGroup.clear(); _CustomerGroup.CustGroupId = _Customer.CustGroupId; _CustomerGroup.NamaCustGroup = strLRTrim(RS.getString(13)); _CustomerGroup.insert(); } // IF(!Item::find(_keuangan_Temp.ItemId)) { _Item.clear(); _Item.ItemId = _keuangan_Temp.ItemId; _Item.NamaItem = strLRTrim(RS.getString(21)); _Item.ItemGroupId = strLRTrim(RS.getString(24)); _Item.insert(); }
217
// IF(!ItemGroup::find(_Item.ItemGroupId)) { _ItemGroup.clear(); _ItemGroup.ItemGroupId = _Item.ItemGroupId; _ItemGroup.NamaItemGroup = strLRTrim(RS.getString(25)); _ItemGroup.insert(); } // IF(!DataMilik::find(_keuangan_Temp.DataMilikId)) { _DataMilik.clear(); _DataMilik.DataMilikId = _keuangan_Temp.DataMilikId; _DataMilik.NamaDataMilik = strLRTrim(RS.getString(31)); _DataMilik.insert(); } // IF(!Keuangan::find( _keuangan_Temp.LedgerTransNo, _keuangan_Temp.ItemId)) { _Keuangan.clear(); _Keuangan.LedgerTransNo = (_keuangan_Temp.LedgerTransNo ? _keuangan_Temp.LedgerTransNo : _Keuangan.LedgerTransNo); _Keuangan.InvoiceNo = (_keuangan_Temp.InvoiceNo ? _keuangan_Temp.InvoiceNo : _Keuangan.InvoiceNo); _Keuangan.InvoiceDate = (_keuangan_Temp.InvoiceDate ? _keuangan_Temp.InvoiceDate : _Keuangan.InvoiceDate); _Keuangan.CustId = (_keuangan_Temp.CustId ? _keuangan_Temp.CustId : _Keuangan.CustId); _Keuangan.ItemId = (_keuangan_Temp.ItemId ? _keuangan_Temp.ItemId : _Keuangan.ItemId); _Keuangan.CurrencyId = (_keuangan_Temp.CurrencyId ? _keuangan_Temp.CurrencyId : _Keuangan.CurrencyId); _Keuangan.StatusSales = (_keuangan_Temp.StatusSales ? _keuangan_Temp.StatusSales : _Keuangan.StatusSales); _Keuangan.DataMilikId = (_keuangan_Temp.DataMilikId ? _keuangan_Temp.DataMilikId : _Keuangan.DataMilikId); _Keuangan.Qty = (_keuangan_Temp.Qty ? _keuangan_Temp.Qty : _Keuangan.Qty); _Keuangan.SalesPrice = (_keuangan_Temp.SalesPrice ? _keuangan_Temp.SalesPrice : _Keuangan.SalesPrice); // if (_Keuangan.validateWrite()) { _Keuangan.insert(); intinsert++; } // IF(!AktualDanTarget::find(, _keuangan_Temp.InvoiceDate, _keuangan_Temp.CustId, _keuangan_Temp.ItemId)) { _AktualDanTarget.clear(); _AktualDanTarget.TransDate = _Keuangan.InvoiceDate; _AktualDanTarget.ItemId = _Keuangan.ItemId; _AktualDanTarget.CurrencyId = _Keuangan.CurrencyId; _AktualDanTarget.QtyAktual = _Keuangan.Qty; // _AktualDanTarget.insert(); } else { SELECT FIRSTONLY forupdate _AktualDanTarget.TransDate == _keuangan_Temp.InvoiceDate &&
218
_AktualDanTarget.CustId == _keuangan_Temp.CustId && _AktualDanTarget.ItemId == _keuangan_Temp.ItemId; IF(_AktualDanTarget) { _AktualDanTarget.QtyAktual += _Keuangan.Qty; _AktualDanTarget.SalesAmountAktual += _Keuangan.SalesAmount; _AktualDanTarget.update(); } } } } catch (Exception::Error) { } } // IF(bolNormal == TRUE) { ttscommit; } ELSE { Info("Abnormal Invoice Date !!!"); ttsabort; } // RS.close(); s.executeUpdate("DROP TABEL " + strTabelName); S.close(); S = null; // Info("File berhasil diupload!!!"); } }
2. Proses ETL informasi Budget
void UploadBudget() { DataArea dataArea; Str strZipFile; Str strFileExists, strFile; Str strTanggal; Boolean bolKetemu; ; LP = new LoginProperty(); LP.setDSN(strDSN); LP.setDatabase(strTabelName); // strZipFile = "Q:\\"+strTabelName+".dbf"; IF (!WINAPI::fileExists2(strZipFile)) { Warning("File di q:\\" + strTabelName + ".dbf tidak ada!!! "); } ELSE { //WINAPI::shellExecute("q:\\PKUNZIP.EXE ",strZipFile + " Q:\\"); //
219
strFileExists = "Q:\\"+strTabelName+".dbf"; bolKetemu = FALSE; IF (WINAPI::fileExists2(strFileExists)) { bolKetemu = TRUE; } // WHILE (!bolKetemu) { IF (WINAPI::fileExists2(strFileExists)) { bolKetemu = TRUE; } } // C = new OdbcConnection(LP); S = C.createStatement(); RS = S.executeQuery('SELECT * FROM ' + strTabelName); bolNormal = TRUE; ttsbegin; // while (RS.next()) { try { _Budget_Temp.clear(); _Budget_Temp.BudgetDate = RS.getDate(1); _Budget_Temp.ItemId = strLRTrim(RS.getString(18)); _Budget_Temp.Currency_Code = strLRTrim(RS.getString(24)); _Budget_Temp.QtyBudget = RS.getReal(25); _Budget_Temp.SalesAmountBudget = RS.getReal(26); // IF(!SalesGroup::find(_Customer.SalesGroupId)) { _SalesGroup.clear(); _SalesGroup.SalesGroupId = _Customer.SalesGroupId; _SalesGroup.NamaSalesGroup = strLRTrim(RS.getString(9)); _SalesGroup.insert(); } // IF(!CustomerGroup::find(_Customer.CustGroupId)) { _CustomerGroup.clear(); _CustomerGroup.CustGroupId = _Customer.CustGroupId; _CustomerGroup.NamaCustGroup = strLRTrim(RS.getString(11)); _CustomerGroup.insert(); } // IF(!Item::find(_Budget_Temp.ItemId)) { _Item.clear(); _Item.ItemId = _Budget_Temp.ItemId; _Item.NamaItem = strLRTrim(RS.getString(19)); _Item.PrincipalId = strLRTrim(RS.getString(20)); _Item.ItemGroupId = strLRTrim(RS.getString(22)); _Item.insert(); } IF(!ItemGroup::find(_Item.ItemGroupId)) { _ItemGroup.clear(); _ItemGroup.ItemGroupId = _Item.ItemGroupId; _ItemGroup.NamaItemGroup = strLRTrim(RS.getString(23)); _ItemGroup.insert();
220
} // IF(!Budget::find( _Budget_Temp.BudgetDate, _Budget_Temp.ItemId)) { _Budget.clear(); _Budget.BudgetDate = (_Budget_Temp.BudgetDate ? _Budget_Temp.BudgetDate : _Budget.BudgetDate); _Budget.ItemId = (_Budget_Temp.ItemId ? _Budget_Temp.ItemId : _Budget.ItemId); _Budget.Currency_Code = (_Budget_Temp.Currency_Code ? _Budget_Temp.Currency_Code : _Budget.Currency_Code); _Budget.QtyBudget = (_Budget_Temp.QtyBudget ? _Budget_Temp.QtyBudget : _Budget.QtyBudget); _Budget.SalesAmountBudget = (_Budget_Temp.SalesAmountBudget ? _Budget_Temp.SalesAmountBudget : _Budget.SalesAmountBudget); // if (_Budget.validateWrite()) { _Budget.insert(); intinsert++; } // IF(!AktualDanBudget::find( _Budget_Temp.BudgetDate, _Budget_Temp.CustId, _Budget_Temp.ItemId)) { _AktualDanBudget.clear(); _AktualDanBudget. BudgetDate = _Budget.BudgetDate; _AktualDanBudget.CustId = _Budget.CustId; _AktualDanBudget.ItemId = _Budget.ItemId; _AktualDanBudget.Currency_Code = _Budget.Currency_Code; _AktualDanBudget.QtyBudget = _Budget.QtyBudget; _AktualDanBudget.SalesAmountBudget = _Budget.SalesAmountBudget; // _AktualDanBudget.insert(); } else { SELECT FIRSTONLY forupdate _AktualDanBudget.TransDate == _Budget_Temp.BudgetDate && _AktualDanBudget.CustId == _Budget_Temp.CustId && _AktualDanBudget.ItemId == _Budget_Temp.ItemId; IF(_AktualDanBudget) { _AktualDanBudget.QtyBudget += _Budget.QtyBudget; _AktualDanBudget.SalesAmountBudget += _Budget.SalesAmountBudget; _AktualDanBudget.update(); } } } } catch (Exception::Error) { } } // IF(bolNormal == TRUE) { ttscommit; } ELSE { Info("Abnormal Invoice Date !!!"); ttsabort; }
221
// RS.close(); s.executeUpdate("DROP TABEL " + strTabelName); S.close(); S = null; // Info("File berhasil diupload!!!"); } }
3. Proses ETL informasi Persediaan barang
void UploadPersediaan() { DataArea dataArea; Str strZipFile; Str strFileExists, strFile; Str strTanggal; Boolean bolKetemu; ; // LP = new LoginProperty(); LP.setDSN(strDSN); LP.setDatabase(strTabelName); // strZipFile = "Q:\\"+strTabelName+".dbf"; IF (!WINAPI::fileExists2(strZipFile)) { Warning("File di q:\\" + strTabelName + ".dbf tidak ada!!! "); } ELSE { // strFileExists = "Q:\\"+strTabelName+".dbf"; bolKetemu = FALSE; IF (WINAPI::fileExists2(strFileExists)) { bolKetemu = TRUE; } // WHILE (!bolKetemu) { IF (WINAPI::fileExists2(strFileExists)) { bolKetemu = TRUE; } } // C = new OdbcConnection(LP); S = C.createStatement(); RS = S.executeQuery('SELECT * FROM ' + strTabelName); bolNormal = TRUE; ttsbegin; // while (RS.next())
222
{ try { _Persediaan_Temp.clear(); _Persediaan_Temp.TransDate = RS.getDate(1); _Persediaan_Temp.ItemId = strLRTrim(RS.getString(2)); _Persediaan_Temp.Transaction_Type = strLRTrim(RS.getString(8)); _Persediaan_Temp.WarehouseId = strLRTrim(RS.getString(9)); _Persediaan_Temp.BatchNoId = strLRTrim(RS.getString(11)); _Persediaan_Temp.Qty = RS.getReal(13); _Persediaan_Temp.CostPrice = RS.getReal(14); _Persediaan_Temp.Inv_Valuation = RS.getReal(15); _Persediaan_Temp.KodeTransaksi = strLRTrim(RS.getString(16)); _Persediaan_Temp.QtyMinStock = RS.getReal(17); // IF(!Item::find(_Persediaan_Temp.ItemId)) { _Item.clear(); _Item.ItemId = _Persediaan_Temp.ItemId; _Item.NamaItem = strLRTrim(RS.getString(3)); _Item.PrincipalId = strLRTrim(RS.getString(4)); _Item.ItemGroupId = strLRTrim(RS.getString(6)); _Item.insert(); } // IF(!ItemGroup::find(_Item.ItemGroupId)) { _ItemGroup.clear(); _ItemGroup.ItemGroupId = _Item.ItemGroupId; _ItemGroup.NamaItemGroup = strLRTrim(RS.getString(7)); _ItemGroup.insert(); } // IF(!Warehouse::find(_Persediaan_Temp.WarehouseId)) { _Warehouse.clear(); _Warehouse.WarehouseId = _Persediaan_Temp.WarehouseId; _Warehouse.NamaWarehouse = strLRTrim(RS.getString(10)); _Warehouse.insert(); } // IF(!BatchNumber::find(_Persediaan_Temp.BatchNoId)) { _BatchNumber.clear(); _BatchNumber.BatchNoId = _Persediaan_Temp.BatchNoId; _BatchNumber.ExpiredDate = RS.getDate(12); _BatchNumber.insert(); } // IF(!Persediaan::find(_Persediaan_Temp.TransDate, _Persediaan_Temp.KodeTransaksi, _Persediaan_Temp.ItemId, _Persediaan_Temp.BatchNoId, _Persediaan_Temp.WarehouseId, _Persediaan_Temp.Qty)) { _Persediaan.clear(); _Persediaan.TransDate = (_Persediaan_Temp.TransDate ? _Persediaan_Temp.TransDate : _Persediaan.TransDate); _Persediaan.ItemId = (_Persediaan_Temp.ItemId ? _Persediaan_Temp.ItemId : _Persediaan.ItemId); _Persediaan.Transaction_Type = (_Persediaan_Temp.Transaction_Type ? _Persediaan_Temp.Transaction_Type : _Persediaan.Transaction_Type); _Persediaan.WarehouseId = (_Persediaan_Temp.WarehouseId ? _Persediaan_Temp.WarehouseId : _Persediaan.WarehouseId); _Persediaan.BatchNoId = (_Persediaan_Temp.BatchNoId ? _Persediaan_Temp.BatchNoId : _Persediaan.BatchNoId);
223
_Persediaan.Qty = (_Persediaan_Temp.Qty ? _Persediaan_Temp.Qty : _Persediaan.Qty); _Persediaan.CostPrice = (_Persediaan_Temp.CostPrice ? _Persediaan_Temp.CostPrice : _Persediaan.CostPrice); _Persediaan.Inv_Valuation = (_Persediaan_Temp.Inv_Valuation ? _Persediaan_Temp.Inv_Valuation : _Persediaan.Inv_Valuation); _Persediaan.QtyMinStock = (_Persediaan_Temp.QtyMinStock ? _Persediaan_Temp.QtyMinStock : _Persediaan.QtyMinStock); _Persediaan.KodeTransaksi = (_Persediaan_Temp.KodeTransaksi ? _Persediaan_Temp.KodeTransaksi : _Persediaan.KodeTransaksi); // if (_Persediaan.validateWrite()) { _Persediaan.insert(); intinsert++; } } } catch (Exception::Error) { } } // IF(bolNormal == TRUE) { ttscommit; } ELSE { Info("Abnormal Invoice Date !!!"); ttsabort; } // RS.close(); s.executeUpdate("DROP TABEL " + strTabelName); S.close(); S = null; // Info("File berhasil diupload!!!"); } }
Proses ETL dari data staging ke dalam data warehouse / data mart dibuat
dengan menggunakan alat bantu ETL bawaan dari Microsoft Dynamics Ax 2009. Hal
penting yang harus dilakukan sebelum proses ETL dilakukan adalah sebuah query
harus dibuat terlebih dahulu, dimana query tersebut harus menghubungkan relasi
antara tabel-tabel yang terdapat di dalam data staging.
224
Setelah query dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat kubus berdasarkan
masing-masing star schema. Proses pembuatan kubus untuk masing-masing star
schema meliputi pembuatan metrik / measurement dan pembuatan dimensi.
Ada metrik/measurement yang ditambahkan sebagai calculated member pada
kubus keuangan aktual yang bisa membantu pihak eksekutif dalam melakukan
analisis.
Last Month Gross Actual.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis nilai keuangan bulan
lalu. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
(ParallelPeriod([Periode_OLAPBI1240_].CurrentMember.Level, 1, [Periode_OLAPBI1240_].CurrentMember),[Measures].[ Amount Aktual])
Last Month Qty Actual.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis qty barang bulan lalu.
Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
(ParallelPeriod([Periode_OLAPBI1240_].CurrentMember.Level, 1, [Periode_OLAPBI1240_].CurrentMember),[Measures].[ Qty Aktual])
Last Year Gross Actual.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis nilai keuangan tahun
lalu. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
(ParallelPeriod([Periode_OLAPBI1240_].CurrentMember.Level, 12, [Periode_OLAPBI1240_].CurrentMember),[Measures].[ Amount Aktual])
Last Year Qty Actual.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis qty barang tahun lalu.
Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
225
(ParallelPeriod([Periode_OLAPBI1240_].CurrentMember.Level, 12, [Periode_OLAPBI1240_].CurrentMember),[Measures].[ Qty Aktual])
YTD Gross Actual.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis nilai keuangan Year To
Date. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
Sum(Ytd([Periode_OLAPBI1240_].CurrentMember),[Measures].[ Amount Aktual])
YTD Qty Actual.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis qty barang Year To
Date. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
Sum(Ytd([Periode_OLAPBI1240_].CurrentMember),[Measures].[ Qty Aktual])
%Monthly Changed Gross Actual.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis persentasi perubahan
nilai keuangan per bulan. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
(([Measures].[Amount Aktual]/[Measures].[Last Month Gross Actual])-1)*100
%Monthly Changed Qty Actual.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis persentasi perubahan
qty per bulan. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
(([Measures].[ Qty Aktual]/[Measures].[Last Month Qty ])-1)*100
226
%Yearly Changed Gross Actual
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis persentasi perubahan
nilai keuangan per tahun. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
(([Measures].[ Amount Aktual]/[Measures].[Last Year Gross Actual])-1)*100
%Yearly Changed Qty Actual
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis persentasi perubahan
qty per tahun. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
(([Measures].[ Qty Aktual]/[Measures].[Last Year Qty Actual])-1)*100
%YTD Changed Gross Actual.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis persentasi perubahan
nilai keuangan Year To Date. Adapun query untuk metrik/measurement ini
adalah :
(([Measures].[YTD Gross Actual]/[Measures].[Last Year YTD Gross Actual])-1)*100
%YTD Changed Qty Actual.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis persentasi perubahan
qty Year To Date. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah :
(([Measures].[YTD Qty]/[Measures].[Last Year YTD Qty])-1)*100
• Tentukan dimensi dari kubus yang akan dibuat kemudian tentukan tipe
dimensi yang akan digunakan apakah tipe regular ataupun tipe
227
• Tentukan level dari masing-masing dimensi dari kubus yang akan dibuat,
dan tentukan dari tabel mana dan dari field mana level tersebut dibuat.
• Setelah kubus dibuat berdasarkan star schema, maka tugas selanjutnya
adalah melakukan transfer kubus yang dibuat melalui alat bantu ETL
Microsoft Dynamics Ax 2009 ini ke dalam Microsoft SQL Server 2008.
• Proses pembuatan kubus selesai dilakukan, dan tugas selanjutnya dalah
memproses kubus tersebut sehingga informasi yang berasal dari data
staging dilakukan proses ETL dan dimasukkan ke dalam data warehouse
/ data mart
Ada metrik/measurement yang ditambahkan sebagai calculated member pada
kubus persediaan barang yang bisa membantu pihak eksekutif dalam melakukan
analisis antara lain :
Last Month Qty.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis qty persediaan barang
bulan lalu. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah:
(ParallelPeriod([Periode_OLAPBI1236_].CurrentMember.Level, 1, [Periode_OLAPBI1236_].CurrentMember),[Measures].[Qty])
Last Month Amount.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis nilai persediaan barang
bulan lalu. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah:
(ParallelPeriod([Periode_OLAPBI1236_].CurrentMember.Level, 1, [Periode_OLAPBI1236_].CurrentMember),[Measures].[Nilai Persediaan])
228
Last Year Qty.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis qty persediaan barang
tahun lalu. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah:
(ParallelPeriod([Periode_OLAPBI1236_].CurrentMember.Level, 12, [Periode_OLAPBI1236_].CurrentMember),[Measures].[Qty])
Last Year Amount.
Metrik/measurement ini digunakan untuk menganalisis nilai persediaan barang
tahun lalu. Adapun query untuk metrik/measurement ini adalah:
(ParallelPeriod([Periode_OLAPBI1236_].CurrentMember.Level, 12, [Periode_OLAPBI1236_].CurrentMember),[Measures].[Nilai Persediaan])
• Tentukan dimensi dari kubus yang akan dibuat, dan tentukan juga tipe dimensi
yang akan digunakan apakah tipe regular ataupun tipe time.
• Tentukan level dari masing-masing dimensi dari kubus yang akan dibuat, dan
tentukan dari tabel mana dan dari field mana level terebut dibuat.
• Setelah kubus dibuat berdasarkan star schema, maka tugas selanjutnya adalah
melakukan transfer kubus yang dibuat melalui alat bantu ETL Microsoft
Dynamics Ax 2009 ini ke dalam Microsoft SQL Server 2008.
• Proses pembuatan kubus selesai dilakukan, dan tugas selanjutnya dalah
memproses kubus tersebut sehingga informasi yang berasal dari data staging
dilakukan proses ETL dan dimasukkan ke dalam data warehouse / data mart.
229
4.3.5.1.2 MENCOBA INTEGRASI PROSES ETL
Pada tahapan ini, semua unit proses ETL yang sudah dibuat, dilakukan proses
testing sesuai dengan arus proses ETL yang sudah ditentukan. Dari proses testing
diperoleh kesimpulan bahwa setiap arus proses ETL berjalan dengan lancar sesuai
dengan arus proses ETL yang sudah dirancang sebelumnya.
4.3.5.1.3 MENGUJI PERFORMA PROSES ETL
Selama proses testing dilakukan, kinerja masing-masing proses ETL diuji
dengan cara menggunakan data testing dalam volume yang cukup besar. Masing-
masing proses ETL diukur kinerjanya, seberapa lama proses ETL berlangsung. Dari
proses testing tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa kinerja setiap proses ETL
berjalan dengan baik seperti tabel berikut ini :
Tabel 4.35 Hasil pengujian performa proses ETL
No Informasi yang diproses Waktu yang dibutuhkan
1. Keuangan dari tanggal 1 Januari 2010 s.d. 31 Januari 2010
2 Menit
5. Persediaan Barang dari tanggal 1 Januari 2010 s.d. 31 Januari 2010
40 Detik
4.3.5.1.4 MELAKUKAN UJI COBA QUALITY ASSURANCE PROSES ETL
Kebanyakan perusahaan tidak mengijinkan sebuah proses dipindahkan ke
dalam lingkungan produksi sampai proses tersebut benar-benar sudah melewati
230
proses test Quality Assurance (QA) yang dilakukan oleh divisi QA di perusahaan
tersebut.
Uji coba QA proses ETL tidak dilakukan oleh PT. Sydna Farma akan tetapi
setiap proses ETL yang dipindahkan ke dalam lingkungan produksi telah dijamin
keakuratan dan kebenarannya karena adanya Service Level Agreement yang sudah
ditentukan dari awal seperti yang tertulis pada tabel 4.24 halaman 178.
4.3.5.1.5 MELAKUKAN UJI COBA PROSES ACCEPTANCE ETL
Jika business user secara aktif ikut terlibat sejak kegiatan integrasi proses
ETL, maka uji coba accpetance seharusnya bisa dilakukan pada saat tersebut. Akan
tetapi jika business user tidak ikut terlibat sejak kegiatan integrasi proses ETL, maka
semua fungsi proses ETL harus bisa dijamin kelengkapan dan keakuratannya karena
hal ini tentu saja akan mempengaruhi kualitas data ke depannya.
4.3.5.2 APPLICATION DEVELOPMENT
4.3.5.2.1 MENENTUKAN KEBUTUHAN PROYEK FINAL
Pada tahapan ini, semua kebutuhan dari para eksekutif PT. Sydna farma di
kaji ulang sampai masuk ke tahap final. Adapun hal-hal yang dikaji ulang adalah
kebutuhan seperti yang sudah dijelaskan pada Project Requirement Definition di bab
4.3.3.1 dihalaman 168, dan Data Analysis di bab 4.3.3.2 dihalaman 178.
231
Berdasarkan hasil kajian ulang terhadap kebutuhan dari para eksekutif PT.
Sydna Farma, diambil kesimpulan bahwa semua kebutuhan yang sudah diuraikan
pada bab 4.3.3.1 dihalaman 168 dan pada bab 4.3.3.2 dihalaman 178 sudah sesuai
dengan yang diperlukan oleh pihak eksekutif PT. Sydna Farma. Dengan kata lain,
semua kebutuhan tersebut sudah mencapai tahap final dan sudah siap untuk dibuat.
4.3.5.2.2 MERANCANG PROGRAM APLIKASI
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 4.3.1 dihalaman 101 Fase Justification
tahapan Menulis Laporan evaluasi bahwa program aplikasi yang akan digunakan
untuk merancang dan memenuhi setiap kebutuhan analisis pihak eksekutif PT. Sydna
Farma adalah program aplikasi Targit BI Suite.
Program aplikasi Targit BI Suite dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Targit Management Studio.
Targit Management Studio digunakan untuk melakukan setup dan konfigurasi
awal sebelum aplikasi Targit BI Suite ini digunakan. Untuk bisa masuk dalam
proses setup dan konfigurasi ini hanya boleh dilakukan di level server yang berada
di komputer server. Dimana sebelumnya dibuatkan terlebih dahulu register server
untuk dijadikan sebagai server dari targit. Proses ini bisa dilihat seperti gambar di
bawah ini :
232
Gambar 4.54 Targit Management Studio
Adapun proses setup dan konfigurasi awal yang harus dilakukan pada aplikasi
Targit BI Suite ini antara lain :
System
Tahapan ini akan menampilkan informasi mengenai sistem server yang
digunakan untuk aplikasi Targit Bi Suite.
Gambar 4.55 Setup dan Konfigurasi Targit BI Suite
233
Setup
Digunakan untuk mengatur server properties. Salah satu alat bantu yang bisa
digunakan adalah setup Alerts And Notifications, dimana alat bantu ini bisa
digunakan sebagai peringatan atau notifikasi kepada pihak eksekutif jika salah
satu KPI yang terdapat pada format analisis yang sudah dibuat sebelumnya
mencapai titik terendah ataupun titik tertinggi. Dengan adanya notifikasi
tersebut tentu akan memudahkan pihak eksekutif PT. Sydna Farma untuk
mengambil langkah-langkah strategi secara cepat dan tepat. Adapun tampilan
setup Alerts And Notifications dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.56 Setup dan Konfigurasi Alerts And Notifications
Connection
Digunakan untuk membuat koneksi ke database BI. Aplikasi Targit BI Suite
bisa melakukan koneksi ke multi-dimensional database seperti MS Analysis
234
Services 2008, MS Analysis Services 2005, MS Analysis Services 2000, dan
Prophix – MS Analysis Services 2000.
Database BI yang digunakan oleh PT. Sydna Farma adalah MS Analysis
Services 2008, dan koneksi yang dibuat bisa dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.57 Setup dan Konfigurasi Koneksi Database BI
License
Digunakan untuk melihat dan mengubah license seperti gambar dibawah ini:
235
Gambar 4.58 Setup dan Konfigurasi License Targit BI Suite
Language
Digunakan untuk menentukan bahasa apa yang akan digunakan untuk
menggunakan aplikasi BI ini dan bahasa yang dipilih oleh PT. Sydna Farma
adalah bahasa Inggris. Berikut adalah beberapa bahasa yang didukung oleh
Targit BI Suite antara lain:
236
Gambar 4.59 Setup dan Konfigurasi Language Targit BI Suite
Resources
Digunakan untuk menyimpan gambar yang digunakan untuk keperluan analisis
seperti gambar peta. PT. Sydna Farma menambahkan gambar peta Indonesia
untuk keperluan analisis seperti gambar di bawah ini:
237
Gambar 4.60 Setup dan Konfigurasi Maps Resource Targit BI Suite
Scheduler
Digunakan untuk melakukan proses penjadwalan terhadap setiap pekerjaan
yang dilakukan oleh pihak eksekutif PT. Sydna Farma. Dengan adanya
scheduler ini, akan sangat memudahkan pihak eksekutif PT. Sydna Farma
untuk memperoleh informasi analisis secara periodik dimana setiap informasi
yang dibutuhkan bisa diperoleh dan dibaca oleh pihak eksekutif melalui email.
Adapun proses scheduler pada aplikasi Targit BI Suite seperti pada gambar
dibawah ini :
238
Gambar 4.61 Setup dan Konfigurasi Scheduler Targit BI Suite
Security
Digunakan untuk mengatur hak akses pengguna aplikasi Targit BI Suite seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 4.62 Setup dan Konfigurasi Security Targit BI Suite
239
2. Targit BI Suite
Targit BI Suite digunakan untuk melakukan proses analisis yang dibutuhkan oleh
pihak eksekutif PT. Sydna Farma. Untuk bisa masuk ke dalam aplikasi Targit BI
Suite diperlukan proses otorisasi seperti gambar di bawah ini :
Gambar 4.63 Otorisasi Targit BI Suite
Adapun tampilan dari Targit BI Suite pada saat proses otorisasi berhasil adalah
sebagai berikut :
240
Gambar 4.64 Tampilan Targit BI Suite
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat perancangan format
analisis yang dibutuhkan oleh pihak eksekutif PT. Sydna Farma. Proses pembuatan
format analisis dilakukan dengan menggunakan informasi yang sudah tersedia di
dalam datawarehouse / datamart.
4.3.5.2.3 MEMBUAT DAN MELAKUKAN UNIT TESTING TERHADAP
PROGRAM APLIKASI
Setelah semua analisis sudah dibuat, maka testing harus dilakukan terhadap
semua analisis yang sudah dibuat apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum
dan untuk memastikan bahwa semua analisis yang sudah dibuat tersebut sudah
dikompilasi dengan tanpa error dan sudah berfungsi dengan benar.
241
4.3.5.2.4 MELAKUKAN UJI COBA PROGRAM APLIKASI
Pada tahapan ini, lakukan uji coba terhadap semua analisis yang sudah dibuat
dengan menggunakan aplikasi Targit BI Suite dengan menggunakan development
database dengan “live” data yang sederhana. Lakukan test terhadap hasil aktual dari
masing-masing analisis tersebut dan bandingkan dengan hasil yang diharapkan dari
masing-masing analisis tersebut apakah sudah sesuai atau tidak. Berikut sample
analisis yang sudah di hasilkan :
1. Analisis status finansial
Gambar 4.65 analisis status finansial PT. Sydna Farma
2. Analisis profit loss per finished item per periode 2008 s/d 2010
242
Gambar 4.66 Analisis profit loss per finished item per periode 2008 s/d 2010PT. Sydna Farma
3. Analisis pendapatan dan biaya per item per periode 2008 s/d 2010
Gambar 4.67 Analisis pendapatan dan biaya per item per periode 2008 s/d 2010 PT. Sydna Farma
243
4. Analisis variance budget per account
Gambar 4.68 Analisis variance budget per account PT. Sydna Farma
244
5. Analisis kontrak customer per quantity per periode 2008 s/d 2010
Gambar 4.69 Analisis kontrak customer per quantity per periode 2008 s/d 2010 PT. Sydna Farma
Setiap proses analisis yang dibuat, bisa dilakukan proses notifikasi dimana
dengan adanya alat bantu ini, pihak eksekutif bisa mendapatkan peringatan awal
melalui email mengenai setiap kinerja baik itu kinerja keuangan, kinerja persediaan
barang. Adapun yang harus dilakukan untuk menggunakan proses notifikasi ini
sebagai berikut :
245
1. Tentukan terlebih dahulu analisis mana yang mau ditambahkan proses notifikasi,
dengan cara memilih Add Object Notification Agent.
Gambar 4.70 Proses Pengaktifan Notification Agent Tahap 1
246
2. Tentukan metrik / measurement yang akan digunakan sebagai tolak ukur proses
notifikasi :
Gambar 4.71 Proses Pengaktifan Notification Agent Tahap 2
3. Tentukan kondisi yang digunakan terhadap metrik / measurement yang dipilih:
Gambar 4.72 Proses Pengaktifan Notification Agent Tahap 3
247
4. Tentukan alamat email mana saja proses notifikasi akan dikirimkan :
Gambar 4.73 Proses Pengaktifan Notification Agent Tahap 4
4.3.5.2.5 MENYEDIAKAN AKSES DATA DAN MEMBERIKAN TRAINING
ANALISIS
Setelah semua analisis sudah selesai dibuat dan sudah selesai diuji coba dan
hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan, maka tahap selanjutnya adalah
memberikan training kepada para eksekutif PT. Sydna Farma. Tentukan jadwal
training yang akan diberikan dan user manual dibuat sebagai pedoman bagi pihak
eksekutif untuk menggunakan aplikasi Targit BI Suite.
248
4.3.5.3 DATA MINING
4.3.5.3.1 MENGETAHUI KEADAAN DARI PERMASALAHAN BISNIS YANG
ADA
Kondisi pada PT. Sydna Farma saat ini adalah mereka secara tidak langsung
sudah menerapkan konsep data mining dan sistem mereka dimana tujuan utamanya
adalah untuk lebih banyak mendapatkan costumer dan memang hal tersebut sedikit
banyak mempunyai andil yang cukup signifikan dalam hal tersebut.
Kemudian setelah proses impementasi BI ini dilakukan maka ada bebarapa
yang harus di selaraskan terutama pada saat analisis SWOT dimana tujuan utama
bisnis berubah yaitu menjadi meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan
standar mutu produk dan melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi
produk baru yang ada di halaman 121. Yang juga sudah disetujui oleh managemen
tingkat atas tujuan yang harus dicapai.
Sehingga beberapa meeting diadakan maka diambil keputusan untuk
mengikuti analisis BI yang sudah dilakukan.
4.3.5.3.2 MENGUMPULKAN DATA
Data yang dikumpulkan pada proses data mining sebelumnya dibuatkan dalam
suatu container database untuk menampung data tersebut sedangkan beberapa
element baru agar sesuai dengan bisnis goal yang ada disertakan juga. Pengumpulan
data baru pada PT. Sydna Farma menggunakan sistem kolektif dimana semua pihak
diharapkan ikut berkontribusi didalamnya.
249
Sedangkan data yang dikumpulkan sebagian besar didapat dari data
operasional yang sudah ada juga didalamnya termasuk datawarehouse yang mana
kekuatan historikalnya banyak berpengaruh pada baiknya data yang dihasilkan.
Penginputan data dilakukan oleh team IT PT. Sydna Farma dengan
menggunakan fitur yang ada di SQL Server 2008.
4.3.5.3.3 KONSOLIDASI DAN PEMBERSIHAN DATA
Data yang sudah dimasukkan dalam container maka akan dilakukan proses
normalisasi dan cleansing data. Ketika pengumpulan data yang terdapat di dalam
database operasional ternyata terdapat banyak sekali redundansi data dikarenakan
sistem ERP PT. Sydna Farma yaitu Dynamic Axapta 2009 ternyata menyimpan
banyak data yang tersembunyi dan menyebabkan redudansi data ketika data tersebut
di ungkapkan.Untuk itu team melakukan konsolidasi data untuk mencari mana data
yang benar dibutuhkan untuk proses ini.
Team juga melakukan proses cleansing data dari data – data yang sudah
dikumpulkan dan ternyata data tersebut tidak perlu digunakan. Prose cleansing data
dilakukan oleh staf DBA yang ahli dibidang tersebut.
4.3.5.3.4 MEMPERSIAPKAN DATA
Pada tahap ini data yang ada mulai dikelompokkan berdasarkan kecocokan
data tersebut misalkan tingkat pendidikan, pendapatan, kode pos, status bisa
dimasukkan dalam satu variabel profile yang ada. Persiapan data dilakukan bersama
250
– sama yaitu dengan melakukan meeting kecil untuk mencari permasalahan yang
dihadapi. Hal ini dirasa perlu karena pada tahap ini banyak sekali kalkulasi dan
perhitungan yang dilakukan untuk mempersiapkan data yang benar-benar bagus.
Para team ternyata ada yang menemui kendala dikarenakan konsep statistik
yang terlalu awam bagi mereka. Hal ini disebabkan ada beberapa perhitungan
dengan nalar matematika statistik misalkan median dan mean juga dengan konsep
analisis regresi yang menjadi kalkulasi dalam metode forecast data. Rumus yang
digunakan juga ternyata mempunyai efek juga kepada cepat atau lambatnya tahap ini
dapat diselesaikan. Dan dengan pembelajaran dan penerapan yang terkonsep team
bisa menyelesaikannya.
Untuk keseluruhan kerja pada tahap ini team berkesimpulan bahwa tidak ada
permasalahan yang cukup berarti yang bisa menyebabkan proses tahap ini berhenti.
4.3.5.3.5 MEMBANGUN ANALITIKAL DATA MODEL
Pada tahap ini merupakan inti dari fase data mining dan demikian juga
dirasakan oleh team yang ada dimana untuk melakukan data model yang bisa
direpresentasikan, struktur yang berkonsolidasi, terintegrasi dan mempunyai
kemampuan beradaptasi terhadap perubahan waktu yang ada ternyata sangat sulit.
Hal ini disebabkan karena jika sudah implementasikan maka model harus
mempunyai kemampuan untuk selalu belajar yang mana walaupun berulangkali data
di mining.
Dengan cara melakukan meeting kecil yang berkelanjutan team bisa melalui
251
tahap ini dengan sukses, sehingga data model dapat siap untuk digunakan dalam fase
yang selanjutnya.
4.3.5.3.6 MENGIMPRETASIKAN HASIL DATA MINING
Data model yang sudah siap maka dapat dilakukan proses data mining berikut
contoh yang bisa dihasilkan :
• Analisis data mining Net Income
Gambar 4.74 Analisis data mining forecast Net Income
• Analisis data mining forecast akumulasi
252
Gambar 4.75 Analisis data mining forecast akumulasi
• Analisis data mining berdasarkan periode
253
Gambar 4.76 Analisis data mining forecast berdasarkan periode
Dari hasil diatas maka bisa dibuat sebagai keputusan yang mempunyai konsep
bisnis oriented oleh managemen tingkat atas.
4.3.5.3.7 MELAKUKAN HASIL VALIDASI EKSTERNAL
Pada tahap ini team mencoba melakukan perbandingan terhadap data mining
yang sudah dihasilkan dengan data dari perusahaan lain yang sudah terpublikasi.
Mengidentifikasi dari beberapa deviasi dari statistik yang ada dan menentukan alasan
dari deviasi tersebut sehingga dihasilkan analisis yang baik.
254
Hasilnya haruslah mempunyai manfaat dan juga harus mewaspadai perubahan
ataupun pergerakan statistik dari perusahaan yang lain dimana data sering kali
berubah sehingga data tidak valid.
Team lebih fokus pada pemilihan data perusahaan dimana data yang baik
haruslah didapatkan dari data kompetitor sehingga bisa dicrosscek-kan ke data yang
dipunyai oleh PT. Sydna Farma. Dan dari hasil pemrosesan data tersebut pihak
managemen tingkat atas PT. Sydna Farma merasa puas karena mereka bisa
melakukan analisis forecasting data sehingga bisa memperkirakan hal yang akan
terjadi atas keputusan yang akan mereka ambil.
4.3.5.3.8 MELAKUKAN MONITORING ANALITIKAL DATA MODEL
SEIRING WAKTU
Team merasa perlu adanya monitoring analitikal data model yang ada
sehingga dibentuk suatu team kecil untuk memaintenance data yang ada agar selalu
valid dan hasil yang ada bisa bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan data
yang ada tidak menjadi sia-sia. Untuk itu pemilihan anggota team yang mempunyai
kompetensi baik sangat diperlukan.
4.3.5.4 METADATA RESPOSITORY DEVELOPMENT
4.3.5.4.1 MEMBANGUN META DATA RESPOSITORY DATABASE
Dalam membangun meta data repository database keseluruhan metadata
hanya bisa diakses oleh manajemen tingkat atas karena hal ini sangat rahasia dan
255
mempengaruhi keseluruhan kegiatan operasional. Adapun beberapa bagian yang
hanya dapat melihat data seperti level akses berikut ini :
Tabel 4.36 level akses Metadata.
Manajemen Tingkat atas
Bag. Finance
Bag. Akuntansi
Bag. Persediaan
Metadata Keuangan
C,R,U,D C,R,U,D R -
Metadata Akuntansi
C,R,U,D R C,R,U,D -
Metadata Inventory
C,R,U,D - - C,R,U,D
Hak akses ini diberikan sesuai persetujuan dari para user yang akan terlibat
dengan aplikasi ini di kemudian harinya.
4.3.5.4.2 MEMBANGUN DAN MELAKUKAN TESTING META DATA
RESPOSITORY DATABASE
Tahap ini hanya melakukan testing dari metadata yang dilakukan fungsi –
fungsi dari metadata itu sendiri juga ditest apakah metadata tersebut memenuhi
kebutuhan yang diinginkan. Hasil dari testing ini adalah sebagai berikut :
• Metadata yang diperlukan harus lengkap dan detail
• Hasil yang dikeluarkan harus berbentuk HTML ( Hypertext Markup
Language ).
4.3.5.4.3 MEMBANGUN APLIKASI META DATA RESPOSITORY DATABASE
256
Aplikasi yang dipilih pada tahapan sebelumnya adalag Apex SQL. Ditahap ini
hanya dilakukan instalasi pada server. Tidak ada fitur yang perlu ditambahkan karena
kebutuhan dengan melakukan fitur standart sudah memenuhi.
4.3.5.4.4 UJI COBA META DATA REPOSITORY
Melakukan uji coba terhadap metadata yang telah dilakukan. Hasil yang didapatkan
dari uji coba ini adalah :
• Apex SQL dapat diterapkan untuk proses metadata.
• Kebutuhan detailnya dan kelengkapan metadata yang di inginkan
terpenuhi.
• Tidak terdapatnya proses yang terhambat pada saat proses testing
4.3.5.4.5 MEMPERSIAPKAN METADATA UNTUK KEGIATAN
OPERASIONAL
Melakukan instalasi di server dan testing dilakukan agar tidak ada kejadian
yang tidak diinginkan. Pada tahapan ini team IT PT. Sydna Farma di bimbing dengan
vendor agar dapat mengurangi kesalahan dan juga agar team IT dapat melakukan
pemecahan permasalahan di masa mendatang.
Staf – staf PT. Sydna Farma yang akan menjadi user Apex SQL ini. Membuat
prosedur pengolahan metadata untuk kegiatan operasionalnya yang akan dijalankan
setelah implementasi ini dilakukan.
257
4.3.5.4.6 MENGADAKAN PELATIHAN
User dilatih untuk penggunaan dan penanganan aplikasi yang akan digunakan.
Pelatihan dilakukan setelah aplikasi ini terinstall dan dengan trainer dari vendor yang
telah ditunjuk sebelumnya untuk aplikasi ini.
Tabel 4.37 Jadwal Pelaksanaan Pelatihaan metadata
Pelatihan Peserta Waktu & Tempat Metadata ( Apex SQL ) Seluruh karyawan yang
akan menggunakan aplikasi ini.
Senin – rabu, jam 15.00 – 17.00 ( ruangan meeting)
4.3.6 FASE DEPLOYMENT
4.3.6.1 IMPLEMENTATION
Team melakukan tahap akhir dari proses yaitu implementasi dari aplikasi BI
yang telah dilakukan ditahapan sebelumnya. Proses yang ada didalam tahapan ini
adalah sebagai berikut melakukan pelatihan pada staff manajemen tingkat atas
dimana mereka yang akan sering berinteraksi dengan sistem selain itu
mempersiapkan bagian support yang akan membantu menyelesaikan permasalahan
pada sistem ketika sistem sudah berjalan dan melakukan maintenance pada database
BI, menjalankan proses ETL batch job yang akan dijalankan secara berkala, dan
pengawasan kinerja aplikasi BI.
258
4.3.6.1.1 MERENCANAKAN IMPLEMENTASI
Implementasi yang dilakukan pada pengembangan aplikasi perangkat lunak
BI di PT. Sydna Farma ini menggunakan langkah - langkah, sebeagai berikut :
1. Persiapan perangkat keras ( Server, dan CPU user) dan jaringan.
2. Instalasi perangkat lunak untuk mendukung aplikasi BI dan database.
3. Instalasi aplikasi BI dengan sistem data warehouse yang sudah berjalan
sebelumnya pada server pusat.
4. Instalasi aplikasi BI untuk di client.
5. Pelatihan penggunaan aplikasi terhadap para business user.
4.3.6.1.2 MEMPERSIAPKAN LINGKUNGAN OPERASIONAL
Dalam pengimplementasian aplikasi BI PT. Sydna farma ada beberapa yang
harus dipersiapkan,seperti berikut :
1. Menyiapkan aplikasi ( seperti ETL, Meta data respository, dan aplikasi BI).
2. Mempersiapkan Database untuk kegiatan operasional
3. Mempersiapkan kewenangan akses yang sesuai pada database operasional.
4. Mempersiapkan kewenangan akses yang tepat pada setiap user dalam aplikasi
BI.
5. Mempersiapkan Standart Operational Procedure (SOP) untuk staf
operasional yang menjalanankan proses ETL, dan juga kegiatan operasional
rutin.
259
6. Mempersiapkan acuan untuk staf help desk yang nantinya untuk mendukung
kegiataan operasional aplikasi BI dan memberikan instruksi kepada user (
manajemen tingkat atas) yang nantinya akan menggunakan aplikasi BI ini.
7. Penentuan tingkat kemanan untuk tiap komponen aplikasi BI.
4.3.6.1.3 INSTALASI KOMPONEN BI
Instalasi komponen aplikasi BI yang diperlukan PT. Sydna Farma melalui proses
– proses seperti berikut :
Instalasi yang dilakukan pada server :
1. Instalasi aplikasi Targit ANT Server.
2. Setting dan konfigurasi server, antara lain: menentukan koneksi database
BI, create user, create rule masing-masing user.
3. Instalasi aplikasi Targit BI Suite Client di workstation
4. Setting dan konfigurasi Targit BI Suite Client.
Instalasi yang dilakukan pada PC client :
1. Memenuhi minimum software requirement, antara lain: .NET Framework
3.5 dan Windows XP Service Pack 3
2. Instalasi aplikasi Targit BI Suite Client di workstation
3. Setting dan konfigurasi Targit BI Suite Client
260
4.3.6.1.4 SETUP JADWAL OPERASIONAL
Ditahap penjadwal ini PT. Sydna Farma melakukan beberapa tahapan untuk
kebutuhan implementasi aplikasi BI seperti berikut ini :
1. Melakukan proses pengumpulan data tiap – tiap bagian setiap 17.00
2. Melakukan proses ETL dalam server BI yang dimulai pada 18.00.
4.3.6.1.5 LOAD DATABASE OPERASIONAL
Load database operasional yang dilakukan melalui beberapa proses seperti
berikut :
1. Memindahkan initial database dari fase development ke fase operasional.
2. Melakukan impor data keuangan, budgeting, transaksi, nilai kontrak dan
persediaan barang dari tahun 2008-2011.
4.3.6.1.6 MEMPERSIAPKAN DUKUNGAN APLIKASI
Dukungan aplikasi yang dilakukan oleh PT. Sydna farma dalam implementasi
BI adalah sebagai berikut :
4. Periodical Back up
back up database yang dilakukan setiap hari diluar waktu kegiatan
operasional kantor.
5. Pelatihan
Mengadakan pelatihan untuk user ( manajemen tingkat atas) yang akan
menggunakan aplikasi BI dalam kegiatam operasionalnya. Dan
261
memberikan pelatihan untuk para staf help desk untuk troubleshooting (
keluhan dan masalah) yang didukung penuh nantinya oleh bagian IT
6. Petunjuk penggunaan
mempersiapkan petunjuk penggunaan agar para pengguna aplikasi BI
dapat membaca dan memahami secara perlahan.
7. Sosialisasi Prosedur yang berjalan.
Melakukan sosialisasi yang dilakukan kepada user. agar terbiasa
menggunakan aplikasi BI yang telah dipersiapkan.
4.3.6.2 FASE RELEASE EVALUATION
4.3.6.2.1 MEMPERSIAPKAN REVIEW PASCA IMPLEMENTASI
Review ini dilakukan dengan melakukan pembahasan strategi, rencana,
dokumen, desain, prosedur, hasil akhir dan infrastruktur dari aplikasi BI dengan cara
membagi quisoner atau pun wawancara kepada pihak yang terkait dalam proyek BI
ini. Bertujuan untuk mengetahui apakah proyek ini berjalan dengan baik atau tidak,
dan dapat mengettahui kekurangan dan kelebihan yang selanjutnya menjadi masukan
dimasa mendatang. Aspek – aspek yang yang dibahas seperti penjadwalan,
budgeting, kepuasan, ruang lingkup, perkerja kemampuan dan pelatihan ( Daftar
pertanyaan terlampir di lampiran 3 ).
262
4.3.6.2.2 MENGORGANISASIKAN REVIEW MEETING PASCA
IMPLEMENTASI
Meeting yang dilakukan setelah implementasi wajib dihadiri oleh stakeholder
yang bersangkutan sehingga meeting dapat menghasilkan sesuatu yang efektif.
Berikut adalah rincian dari meeting yang dilakukan oleh PT. Sydna Farma setelah
implementasi.
Tabel 4.38 Jadwal Meeting Pasca Implementasi
Tempat Kantor Pusat PT. Sydna Farma
Hari/Tanggal Kamis, 28 April 2011
Waktu Pk 08.30 - selesai
Tujuan • Melakukan review terhadap aplikasi BI dari tahap pengembangan hingga deliverable.
• Melakukan diskusi tentang hasil dari sistem BI yang telah diimplementasi sekarang
• Memberi feedback terhadap proyek BI Peserta • Pihak Eksekutif PT. Sydna Farma
• Divisi IT PT. Sydna Farma
Adapun pembahasan yang dilakukan seperti berikut ini :
Tabel 4.39 Review Pasca Implementasi
Topik Pertanyaan
Schedule • Apakah proyek mengalami hambatan ? • Apabila Iya, Apa penyebabnya ? Bagaimana
cara penyelesaian hambatan tersebut ? • Apakah tenggang waktu yang dibuat realistis ? • Cara apa yang anda gunakan untuk mencegah
hal yang dapat menghambat proyek di masa depan ?
Budget • Apakah proyek ini sesuai dengan budget yang dianggarkan?
263
• Apabila tidak, apa penyebabnya? Bagaimanna cara menyelesaikan permasalahan tersebut ?
• Apakah Budget tersebut realistis ? • Cara apa yang anda gunakan untuk mencegah
Overbudget proyek di masa depan ? Satisfaction • Apakah keuntungan yang kita sesuai yang
diharap kan? • Apakah tools dan analystic tool memenuhi
kebutuhan ? Scope • Apakah ada perubahan scope dalam proyek ?
perubahan apa saja yang terjadi selama ini ? • Apakah dampak yang terjadi karena perubahan
tersebut ? apakah dampak tersebut berpengaruh besar dalam proyek ini ?
• Cara apa yang digunakan untuk mencegah perubahan tersebut terjadi di masa depan?
Staffing • Apakah kita kehilangan staff kunci saat proyek ini berjalan ? jika ada, apa alasan staff tersebut keluar ?
• Permasalahan apa yang muncul ketika staff tersebut pergi ?
• Bagaimana anda mencegah hal ini terjadi lagi dimasa depan ?
• Apakah tim yang dibentuk tepat ? jika tidak,apa permasalahannya ?
• Apakah tanggung jawab dan wewenang yang diberikan tepat ?
• Bagaimana kerja sama yang terjadi didalam tim? • Permasalahan apa saja yang muncul dalam tim
tersebut ? • Bagaimana menyelesaikan dan mencegah
permasalah tersebut ? Skills dan Training • Apakah kemampuan tim yang ada memenuhi
kebutuhan proyek ? jika tidak, haruskah ada pelatihan untuk memenuhi kebutuhan proyek ? jika ada, pelatihan apa yang dibutuhkan ?
• Apakah pelatihan yang di sediakan tersebut efektif ?
Project Planning dan Reporting
• Apakah aktivitas yang dilakukan sesuai dengan yang diperkirakan ?
• Apakah prosedur untuk tracking waktu dan reporting status proyek efektif? Bagaimana kita bisa meningkatkannya?
264
4.3.6.2.3 MELAKUKAN MEETING UNTUK ME-REVIEW PASCA
IMPLEMENTASI
Hasil yang didapat setalah melakukan meeting dan me-review implementasi
dari daftar pertanyaan berikut adalah hasilnya :
Tabel 4.40 Hasil Review Pasca Implementasi
Development Approach
• Apakah tahapan, aktivitas, dan tugas – tugas sudah tepat dengan Business Intelligence Roadmap ? Jika tidak mengapa ?
• Adakah tahapan yang penting terlupakan? Atau tahapan yang tidak perlu sebaliknya malah dilakukan ?
Contractors, Consultants dan Vendors
• Apakah konsultan dan vendor yang kita pilih sudah tepat dan efektif ?
• Apakah mereka membagi ilmu kepada staff maupun tim ?
• Apakah vendor mematuhi aturan yang ada ? • Bagaimana mengontrol situasi di masa depan ?
General • Apakah ada komunikasi yang terjadi ? • Apakah para user ada pada saat dibutuhkan ?
Topik Hasil
Schedule • Proyek berjalan dengan tepat waktu tanpa ada yang melenceng dari timeline yang telah ditentukan.
• Waktu yang dibuat realistis mengingat tenggang waktu yang dibuat dilakukan denga konsultasi oleh orang yang berpengalaman.
Budget • Anggaran yang telah disediakan mencukupi dan sesuai.
• Budget tersebut realistis karena telah diperkirakan sebelumnya
• Adanya perkiraan permasalah kenaikan mata uang dan memperkirakan dana cadangan untuk menanggulangi masalah tersebut.
265
Satisfaction • Kebutuhan user telah terpenuhi dan sesuai yang diharapkan. Karena adanya pelatihan yang dilakukan dan juga melibatkan para user disetiap perkembangan user yang terjadi.
Scope • Tidak ada perubahan scope didalam pengembangan proyek yang berjalan selama ini.
• Adanya pendefinisian awal terhadap scope proyek yang akan berjalan dan pemberitahuan kepada user mengenai kekurangan – kekurangan yang akan terjadi.
Staffing • Ada, dikarenakan masa kontrak anggota tim tersebut telah habis.
• Tidak terlalu berpengaruh besar karena anggota tim yang pergi diwajibkan membagi pengetahuan untuk proyek ini dan juga dokumentasi yang baik membantu anggota tim yang lain atau pengganti dengan mudah dapat berjalan seperti biasa.
• Tepat, karena sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing – masing anggota tim.
• Kerjasama yang terjadi cukup solid dikarenakan anggota tim sudah pernah berkerja didalam satu proyek yang sama sebelumnya.
Skills dan Training • Pelatihan yang diberikan pada staf sudah mencukupi.
• Perlatihan yang efekti karena dilakukan oleh para pengajar dari konsultan dan vendor yang akan berkerja sama.
Project Planning dan Reporting
Rencana proyek dan dokumentasi yan terjadi sesuai dengan metodologi yang ada untuk pengembangan proyek ini.
Development Approach
Proyek yang ada telah mengikuti tahapan Business Intelligence Roadmap. Ada beberapa tahapan yang tidak dilakukan karena telah dilakukan pada proyek sebelumnya.
Contractors, Consultants dan Vendors
• Konsultan dan vendor yang ada sudah efektif karena pengalaman yang sudah banyak dalam hal proyek implementasi BI
• Tim mendapatkan banyak ilmu dari konsultan dan vendor.
• Vendor selama proyek ini berjalan selalu sesuai dan mengikut peraturan yang ada.
266
Didalam proses review ini pihak manajemen tingkat atas PT. Sydna Farma
harus mengisi quisoner yang telah disiapkan. Tujuan dari quisoner tersebut agar
mengetahui apakah implementasi BI Targit suite ini sudah memenuhi kebutuhan
pihak manajemen tingkat atas PT. Sydna Farma atau tidak. Quisoner yang dibagikan
kepada pihak manajemen tingkat atas PT. Sydna Farma menggunakan quisoner
linkert scale dengan tiga skala yaitu setuju, netral, tidak setuju ( quisoner dapat
dilihat didalam lampiran di lampiran 3). Quisoner dibagikan ke 10 orang sebagai
sample untuk pihak manajemen tingkat atas.
Berikut adalah hasil quisoner yang telah dilakukan oleh pihak manajemen
tingkat atas PT. Sydna Farma :
Tabel 4.41 Hasil Kuesioner Pasca Implementasi
Name Sex Age Setuju Netral Tidak Setuju Agung M 30 9 1 0 Stefanus M 31 9 0 1 Sigit M 32 7 3 0 Budi M 40 8 1 1 Wulan F 37 7 1 2 Anggi F 35 8 2 0
General • Komunikasi antar tim sangat baik, dan juga komunikasi antar tim pengembangan proyek dengan user juga sangat baik Karena waktu yang diberikan oleh user dan permintaan user sangat realistis.
• User selalu terbuka mengenai permasalahan waktu. Karena jadwal yang telah diajukan telah disepakati sebelumnya. Apabila tidak bertatap muka bisa melalui fasilitas yang lain seperti video conference, melalui telepon, atau pun interaksi email.
267
Ruly M 33 8 2 0Jhonatan M 30 9 1 0Andri M 29 8 1 1Tantri F 32 6 3 1
Dari hasil quisoner diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pihak eksekutif
PT. Sydna Farma sangat puas dengan hasil implementasi aplikasi Targit BI Suite.
4.3.6.2.4 MELAKUKAN FOLLOW-UP HASIL MEETING PASCA
IMPLEMENTASI
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh PT. Sydna Farma
dalam menindaklanjuti hasil dari evaluasi yang dilakukan:
• Pengembangan bagian produksi dan sistem CRM dalam pengembangan
aplikasi BI di versi selanjutnya.
• Penambahan/perubahan kebutuhan informasi untuk kepentingan BI harus
terus ditindaklanjuti.