bab iv hasil dan pembahasan a. gambaran umum objek...

49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kota Gorontalo Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar 0,53% dari luas Propinsi Gorontalo. Secara geografis wilayah Kota Gorontalo terlerak antara 000 28' 17" - 000 35' 56" lintang utara (LU) dan 1220 59' 44" -1230 05' 59" bujur timur (BT) dengan batas batas sebagai berikut : Batas utara : Kecamatan Bolango Utara Kabupaten Bone Bolango. Batas timur : Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Batsa selatan : Teluk Tomini. Batas barat : Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Pada tahun 2011 Kota Gorontalo telah menambahkan 3 Kecamatan baru, dari 6 Kecamatan dan memiliki 50 Kelurahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1. Kecamatan dan Kelurahan No Nama Kecamatan Kelurahan 1 Kecamatan Kota Selatan 5 Kelurahan 2 Kecamatan Kota Utara 6 Kelurahan 3 Kecamatan Kota Barat 7 Kelurahan 4 Kecamatan Kota Timur 6 Kelurahan 5 Kecamatan Kota Tengah 6 Kelurahan

Upload: duongdan

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kota Gorontalo

Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Gorontalo yang

luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar 0,53% dari luas Propinsi Gorontalo.

Secara geografis wilayah Kota Gorontalo terlerak antara 000 28' 17" - 000 35' 56"

lintang utara (LU) dan 1220 59' 44" -1230 05' 59" bujur timur (BT) dengan batas

batas sebagai berikut :

Batas utara : Kecamatan Bolango Utara Kabupaten Bone Bolango.

Batas timur : Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

Batsa selatan : Teluk Tomini.

Batas barat : Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo.

Pada tahun 2011 Kota Gorontalo telah menambahkan 3 Kecamatan baru, dari

6 Kecamatan dan memiliki 50 Kelurahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 4.1. Kecamatan dan Kelurahan

No Nama Kecamatan Kelurahan

1 Kecamatan Kota Selatan 5 Kelurahan

2 Kecamatan Kota Utara 6 Kelurahan

3 Kecamatan Kota Barat 7 Kelurahan

4 Kecamatan Kota Timur 6 Kelurahan

5 Kecamatan Kota Tengah 6 Kelurahan

6 Kecamatan Dungingi 5 Kelurahan

7 Kecamatan Dumbo Raya 5 Kelurahan

8 Kecamatan Hulonthalangi 5 Kelurahan

9 Kecamatan Sipatana 5 Kelurahan

(Sumber :website : gorontalokota.go.id).

2. Alokasi Ruang Kota Gorontalo

Dalam aspek penataan ruang ini, pada tahun 2008, Pemerintah Kota

Gorontalo melakukan revisi terhadap rencana tata ruang yang ada sebagaimana

yang diatur memalui Perda Nomor 16 Tahun 2002. Hal ini dilakukan sebagai

bagian dari pelaksanaan ketentuan baru yaitu Undang-Undang Nomor 26 tahun

2007 Tentang Penataan Ruang. Disamping itu juga, revisi tersebut dianggap perlu

untuk dilakukan untuk mengantisipasi berbagai dinamika yang terjadi di Kota

Gorontalo, khususnya dibidang pemanfaatan ruang.

Salah satu perkembangan fisik kota yang cukup pesat di Kota Gorontalo

dalam beberapa tahun terakhir adalah pemanfaatan ruang untuk kepentingan

perumahan pemukiman serta perdagangan dan jasa. Hal ini menginidikasikan

bahwa memang dalam beberapa tahun terakhir ini, Kota Gorontalo menjadi tujuan

berinvestasi bagi masyarakat, baik investor dibidang properti seperti para

pengembang dengan puluhan kawasan perumahan yang berhasil dibangun,

maupun investor dibidang perdagangan.

Untuk itulah dalam revisi Rencana Tata Ruang Kota Gorontalo, asumsi -

asumsi ini menjadi bagian penting dari perencanaan ke depan untuk kepentingan

investasi masyarakat khususnya dibidang perdagangan dan jasa sudah diakomodir

melalui peruntukan ruang bagi perdagangan dan jasa dengan luasan dan sebaran

yang cukup memadai. (Sumber : website : gorontalokota.go.id).

3. Demografis

Jumlah penduduk Kota Gorontalo setiap tahun mengalami perubahan, dari

tahun 2004 sejumlah 148.080 jiwa dengan luas wilayah sebesar 64.79

Km2 sehingga kepadatan penduduk menjadi 2.286 jiwa/Km

2.

Pada tahun 2005 berjumlah 156.39 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar

2.414 jiwa/Km2. Pada tahun 2006 jumlah penduduk berjumlah 158.36 dengan

kepadatan penduduk sebesar 2.444 jiwa/Km2. Pada tahun 2007 jumlah penduduk

di Kota Gorontalo sebesar 162.325 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.505

jiwa/Km2. Sedangkan pada tahun 2008 jumlah penduduk Kota Gorontalo naik

sebesar 165.175 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 2.549 jiwa/Km2.

Untuk tahun 2009 jumlah penduduk Kota Gorontalo naik sebesar 181.102

jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 2.759 jiwa/Km2, tahun 2010 jumlah

penduduk Kota Gorontalo naik sebesar 184.185 jiwa dengan kepadatan penduduk

mencapai 2.842 jiwa/Km2. (Sumber : website : gorontalokota.go.id).

B. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian tentang pemetaan sarana dan prasarana di Kota

Gorontalo menggunakan SIG didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Data hasil GPS (Global Position System)

Mencari titik koordinat suatu wilayah menggunakan GPS. Hasil dari

pencarian titik-titik koordinat melalui GPS digunakan untuk mengetahui

keberadaan suatu objek. Objek yang dicari dalam penelitian ini yaitu objek

Wisata, Hotel, Rumah Sakit dan Puskesmas, Kantor Pemerintahan (kantor

Walikota, Kantor Camat, Kantor Lurah) dan sarana Transportasi (Darat dan Laut).

Sehingga didapatkan 123 titik letak koordinat melalui GPS. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada pembagian masing-masing objek sebagai berikut :

a. Tempat Wisata

Tabel 4.2 Tempat Wisata

No. Nama Wisata Kecamatan Kategori

1 Rumah Adat Dulohupa Gorontalo Kota Selatan Wisata Buatan

2 Mesjid Baiturrahim Hulonthalangi Wisata Religius

3 Benteng Otanaha Kota Barat Wisata Religius

4 Pantai Karang Citra Dumbo Raya Wisata Alam

5 Pantai Indah Pohe Hulonthalangi Wisata Alam

6 Pasir Putih Leato Dumbo Raya Wisata Alam

7 Kolam Renang Lahilote Kota Selatan Wisata Hiburan

8 Pemandian Bak Air Potanga Kota Barat Wisata Hiburan

9 Tangga Dua Ribu Hulonthalangi Wisata Buatan

10 Patung Nani Wartabone Hulonthalangi Wisata Buatan

11 Mesjid Hunto Kota Selatan Wisata Sejarah

12 Tapak Kaki Lahilote Hulonthalangi Wisata Sejarah

13 Makam Keramat JU Panggola Kota Barat Wisata Religius

14 Makam Keramat Ta'Jailoyibuo Hulonthalangi Wisata Religius

15 Makam Kramat Ta'Ilayabe Dumbo Raya Wisata Religius

16 Makam Kramat Haji Buulu Kota Selatan Wisata Religius

17 Makam Kramat Pulubunga Hulonthalangi Wisata Religius

b. Tempat Hotel

Tabel 4.3 Tempat Hotel

No. Nama Hotel Alamat

1 Hotel Quality Jln. Nani Wartabone No.25

2 Hotel Wisata Jln. 23 Januari, No. 19

3 Hotel Citra Jln. Merdeka No. 36

4 Hotel New Melati Jln. Gajah Mada

5 Hotel Tentram Jln. Raya Andalas

6 Hotel New Rachmat Inn Jln. Aloei Saboei, No.108

7 Hotel Mega Zanur Jln. K. H. Agus Salim

8 Hotel Grand City Jln. Nani Wartabone, No.109

9 Hotel OASIS Jln. Agus Salim, No.29

10 Hotel Imam Bonjol Jln. Imam Bonjol

11 Hotel Paradise Jln. Pertiwi, No. 59

12 Hotel Karina Jln. Ahmad Yani, No.28

13 Hotel Jambura Inn Jln. HOS Cokroaminoto

14 Hotel Green Jln. Gelatik, No.234

15 Hotel Ester Jln. K. H. Agus Salim

16 Hotel Ceria Jln. Tondano 1

17 Hotel Liberty Jln. Kasuari, No.43

18 Hotel Horizon Jln. Aloei Saboei, No.143

19 Hotel Yulia Jln. Nani Wartabone , No.26

20 Hotel Eljie Jln. Jendral Sudirman, No.99

21 Hotel Maqna Jln. Sultan Botutihe

c. Tempat Rumah Sakit dan Puskesmas

Tabel 4.4 Tempat Rumah Sakit dan Puskesmas

No. Nama Rumah Sakit dan Puskesmas Alamat

1 Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Khadijah Jln. Ahmad Yani

2 Puskesmas Pilolodaa Jln. Raya Batudaa

3 Rumah Sakit Prof. Aloe Saboe Jln. Taman Pendidikan

4 Rumah Sakit Islam Gorontalo Jln. Agus Salim

5 Puskesmas Dulalowo Jln. Agus Salim

6 Puskesmas Buladu Jln. Raja Eyato

7 Puskesmas Wongkaditi Jln. Pangeran Hidayat

8 Puskesmas Dungingi Jln. Jeruk

9 Puskesmas Limba Jln. Agus Salim

10 Puskesmas Tamalate Jln. Sultan Botutihe

11 RSUD Otanaha Jln. Raja Eyato

12 Rumah Sakit Bersalin Bunda Jln. Agus Salim

d. Kantor Pemerintahan

Tabel 4.5 Kantor Pemerintahan

No. Kantor Kecamatan Kantor Lurah

1. Kantor Camat Kota Selatan Kantor Lurah Biawao

Kantor Lurah Biawu

Kantor Lurah Limba B

Kantor Lurah Limba U1

Kantor Lurah Limba U2

2. Kantor Camat Kota Utara Kantor Lurah Dembe II

Kantor Lurah Dembe Jaya

Kantor Lurah Dulomo

Kantor Lurah Dulomo Selatan

Kantor Lurah Wongkaditi

Kantor Lurah Wongkaditi Barat

3. Kantor Camat Kota Barat Kantor Lurah Buladu

Kantor Lurah Buliide

Kantor Lurah Dembe I

Kantor Lurah Lekobalo

Kantor Lurah Molosipat W

Kantor Lurah Pilolodaa

Kantor Lurah Tenilo

4. Kantor Camat Kota Timur Kantor Lurah Heledulaa Utara

Kantor Lurah Heledulaa Selatan

Kantor Lurah Ipilo

Kantor Lurah Moodu

Kantor Lurah Padebuolo

Kantor Lurah Tamalate

5. Kantor Camat Kota Tengah Kantor Lurah Dulalowo

Kantor Lurah Dulalowo Timur

Kantor Lurah Liluwo

Kantor Lurah Paguyaman

Kantor Lurah Pulubala

Kantor Lurah Wumialo

6. Kantor Camat Dungingi Kantor Lurah Huangobotu

Kantor Lurah Libuo

Kantor Lurah Tomulabutao

Kantor Lurah Tomulabutao Selatan

Kantor Lurah Tuladenggi

7. Kantor Camat Dumbo Raya Kantor Lurah Botu

Kantor lurah Bugis

Kantor Lurah Leato Selatan

Kantor lurah Leato Utara

Kantor lurah Talumolo

8. Kantor Camat Hulonthalangi Kantor Lurah Donggala

Kantor lurah Pohe

Kantor Lurah Siendeng

Kantor lurah Tanjung Kramat

Kantor lurah Tenda

9. Kantor Camat Sipatana Kantor Lurah Bulotadaa

Kantor lurah Bulotadaa Timur

Kantor Lurah Molosipat U

Kantor lurah Tangikiki

Kantor lurah Tapa

e. Tempat sarana Transportasi (Darat dan Laut)

Tabel 4.6 Sarana Transportasi

No Nama Tempat Transportasi Lokasi

1 Terminal Central Bus Pasar Sentral

2 Terminal 42 Jln. Andalas

3 Pelabuhan Laut Jln. RE. Martadinata

2. Sarana dan Prasarana dalam ArcGis 9.3

Proses pengumpulan data seperti titik-titik koordinat digunakan untuk objek

pada peta. Semua titik-titik koordinat dimasukkan ke dalam pengolahan data yaitu

aplikasi Microsoft Excel 2010. Maka semua objek dapat dengan mudah dipanggil

melalui aplikasi ArcGis 9.3. Aplikasi ArcGis 9.3 memiliki tools untuk memanggil

titik koordinat X dan Y, sehingga dapat ditampilkan ke dalam peta Kota

Gorontalo yang didigatasi sebelumnya. Proses pemanggilan dapat dilihat pada

gambar 4.1 berikut ini :

Gambar 4.1 Proses Pemanggilan titik koordinat X dan Y pada MS.Excel 2010

Setelah semua titik dimasukkan ke dalam aplikasi ArcGis 9.3 maka didapat

hasil pemetaan sarana dan prasarana di Kota Gorontalo. Adapun hasil

pemanggilan titik koordinat X dan Y dapat dilihat pada gambar berikut :

a. Sarana dan prasarana Wisata

Pada objek wisata didapatkan 17 titik koordinat X dan Y yang akan

ditampilkan ke dalam peta ArcGis 9.3, sehingga menjadi data attribute wisata.

Berikut hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y wisata.

Gambar 4.2 Attribut X dan Y Wisata pada ArcGis 9.3

Pada proses pemetaan wilayah wisata dapat dilihat hasilnya pada pemetaan

objek wisata di Kota Gorontalo sebagai berikut :

Gambar 4.3 Pemetaan Wisata Kota Gorontalo

b. Sarana dan prasarana transportasi

Pada objek transportasi didapatkan 3 titik koordinat X dan Y yang akan

ditampilkan ke dalam peta ArcGis 9.3, sehingga menjadi data attribute

transportasi. Berikut hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y transportasi.

Gambar 4.4 Attribut X dan Y transportasi pada ArcGis 9.3

Pada proses pemetaan wilayah transportasi dapat dilihat hasilnya pada

pemetaan objek transportasi di Kota Gorontalo sebagai berikut :

Gambar 4.5 Pemetaan transportasi Kota Gorontalo

c. Sarana dan prasarana Pemerintah

Pada objek Pemerintah didapatkan 60 titik koordinat X dan Y yang akan

ditampilkan ke dalam peta ArcGis 9.3, sehingga menjadi data attribute

Pemerintah. Berikut hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y Pemerintah.

.

Gambar 4.6 Attribut X dan Y Pemerintah pada ArcGis 9.3

Pada proses pemetaan wilayah transportasi dapat dilihat hasilnya pada

pemetaan objek transportasi di Kota Gorontalo sebagai berikut :

Gambar 4.7 Pemetaan Pemerintah Kota Gorontalo

d. Sarana dan prasarana kesehatan

Pada objek kesehatan didapatkan 12 titik koordinat X dan Y yang akan

ditampilkan ke dalam peta ArcGis 9.3, sehingga menjadi data attribute kesehatan.

Berikut hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y kesehatan.

Gambar 4.8 Attribut X dan Y kesehatan pada ArcGis 9.3

Pada proses pemetaan wilayah kesehatan dapat dilihat hasilnya pada

pemetaan objek kesehatan di Kota Gorontalo sebagai berikut :

Gambar 4.9 Pemetaan kesehatan Kota Gorontalo

e. Sarana dan prasarana hotel

Pada objek hotel didapatkan 21 titik koordinat X dan Y yang akan

ditampilkan ke dalam peta ArcGis 9.3, sehingga menjadi data attribute hotel.

Berikut hasil pemanggilan titik koordinat X dan Y hotel.

Gambar 4.10 Attribut X dan Y hotel pada ArcGis 9.3

Pada proses pemetaan wilayah kesehatan dapat dilihat hasilnya pada

pemetaan objek kesehatan di Kota Gorontalo sebagai berikut :

Gambar 4.11 Pemetaan hotel Kota Gorontalo

Setelah semua proses objek dimasukkan ke dalam ArcGis, maka semua objek

tersebut tinggal dipanggil atau di Overlay. Sehingga tampilan peta ke 5 (lima)

objek akan ditampilkan ke dalam 1 (satu) peta yang utuh. Adapun gambar peta

keseluruhan objek adalah sebagai berikut.

Gambar 4.12 Peta sebaran sarana dan prasarana Kota Gorontalo

3. Peta SIG Sarana dan Prasarana

Hasil perancangan peta SIG ke dalam aplikasi ArcGis 9.3 akan di tampilkan

ke dalam peta SIG. Peta SIG ini merupakan hasil akhir dari perancangan peta

sarana dan prasarana di Kota Gorontalo. Sehingga dengan adanya peta SIG ini

dapat mempermudah masyarakat untuk memperoleh informasi dan khususnya

Pemerintah Kota Gorontalo dalam pengambilan kebijakan.

Peta SIG ini memiliki banyak fitur yang digunakan seperti menentukan antar

satu objek ke objek lainnya. Sehingga dengan adanya ini dapat mempermudah

wisata yang berkunjung ke Kota Gorontalo. Sementara itu di peta SIG ini telah

ada beberapa objek yang telah dipetakan yaitu wisata, pemerintah, transportasi,

kesehatan dan hotel yang dapat memberikan informasi berupa lokasi suatu tempat.

Selain beberapa fitur yang telah dijelaskan, masih banyak lagi fitur-fitur yang

bisa digunakan seperti pencarian suatu tempat (search for) dan pencarian skala

suatu peta. Peta SIG ini masih berjalan di localhost karena masih merupakan

aplikasi perancangan peta SIG.

Untuk penjelasan proses perancangan peta ArcGis 9.3 dan peta SIG ini dapat

dilihat pada point pembahasan. Mengenai peta SIG ini dilihat pada gambar berikut

ini.

Gambar 4.13 Peta SIG sebaran sarana dan prasarana Kota Gorontalo

Peta SIG di atas merupakan tampilan utama. Di dalamnya terdapat berbagai

macam menu yang bisa digunakan seperti menu utama untuk menampilkan peta,

menu pencarian dan menu untuk Tools peta.

C. Pembahasan

Pembahasan perancangan peta ini meliputi beberapa tahapan-tahapan yaitu

analisis sistem SIG, proses digitasi peta, perancangan database SIG dan

perancangan desain sistem peta SIG berbasis adalah sebagai berikut :

1. Analisis Sistem SIG

Analisis sistem digunakan untuk mengetahui alur kerja pada sistem ini.

Sehingga dapat diketahui cara kerja dari Sistem Informasi Geografis (SIG). Di

bawah ini merupakan diagram sistem perencanaan pembuatan dari aplikasi Peta

SIG yang akan dibuat dalam bentuk peta SIG.

Gambar 4.14 Alur kerja sistem SIG

Data Hasil

Survey

Aplikasi

ArcGis 9.3

Quantum

Gis

Database

PostGreSql

WEB GIS

Digitasi Peta File .shp

Import Data .shp

Merubah file .shp

Mapserver

Proses kerja pada sistem perencanaan SIG ini meliputi beberapa tahapan

yaitu melakukan survey lapangan untuk mengambil titik-titik koordinat

menggunakan GPS (Global Position System), kemudian melakukan penginputan

dari data yang telah diambil untuk didigitasi menggunakan aplikasi ArcGis 9.3,

sehinga data hasil digitasi akan berbentuk data shapefile (.shp) berupa peta.

Setelah data hasil digitasi berbentuk .shp kemudian dimasukkan ke dalam

database postgreSQL menggunakan bantuan aplikasi Quantum GIS. Setelah

tersimpan ke dalam database postgreSQL, maka akan ditampilkan kedalam bentuk

dengan menggunakan MapServer dan pMapper. Sehingga aplikasi yang berbentuk

peta SIG ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dari pengguna.

2. Proses Digitasi Peta

Proses digitasi peta adalah proses awal untuk mengelola data sebelum

proses pembangunan data yang dilakukan pada sistem SIG. Proses ini bertujuan

agar data pada peta yang didapatkan dari hasil survey lapangan dapat

dimanipulasi, sehingga dapat dipakai pada proses di dalam perancangan SIG,

dalam hal ini adalah software ArcGis 9.3. Sehingga hasil dari digitasi akan

berbentuk file .shp yang akan membentuk layer peta.

Proses digitasi ini dibagi menjadi 3 macam, antara lain digitasi terhadap

point, digitasi terhadap line dan digitasi terhadap polygon. Adapun cara kerja

digitasi ini dapat digambarkan melalui flowchart.

1) Digitasi terhadap point.

Proses digitasi terhadap point dapat dilihat pada Gambar 4.15 dibawah ini.

Gambar 4.15 Flowchart Digitasi Point (Sumber : digilib.its.ac.id)

Proses digitasi terhadap point dapat dilakukan pada saat membuat Point

pembagian sarana dan prasarana.

START

Layer Dapat Di

Edit

Tool Digitizer

Point Aktif

Tambah Point Pada

Grafis

Isikan Data

End

Tool Digitizer

Tidak Aktif

Tidak

Ya

2) Digitasi terhadap polygon.

Proses digitasi terhadap polygon dapat dilihat pada Gambar 4.16 dibawah

ini.

Gambar 4.16 Flowchart Digitasi polygon (Sumber : digilib.its.ac.id)

Proses digitasi terhadap polygon dapat dilakukan pada saat membuat

polygon sarana dan prasarana seperti kesehatan, kantor pemerintahan, pariwisata

dan transportasi di Kota Gorontalo.

START

Layer Dapat Di

Edit

Tool Digitizer

Polygon Aktif

Tambah Polygon Pada

Grafis

Isikan Data

End

Tool Digitizer

Tidak Aktif

Ya

Tidak

3). Digitasi terhadap line.

Proses digitasi terhadap line dapat dilihat pada Gambar 4.17 dibawah ini.

Gambar 4.17 Proses Digitasi line (Sumber : digilib.its.ac.id)

Proses digitasi terhadap line dilakukan pada saat membuat line suatu jalan,

sungai, laut, dan batas-batas kecamatan.

Data yang telah didigitasi akan diproses pada ArcGis 9.3 sehingga

menghasilkan tampilan peta. Proses digitasi ini akan menghasilkan data spasial

START

Layer Dapat Di

Edit

Tool Digitizer

Polyline Aktif

Tambah Polyline Pada

Grafis

Isikan Data

End

Tool Digitizer

Tidak Aktif

Tidak

Ya

yang terinput ke dalam aplikasi ArcGis 9.3. Jadi dapat digambarkan pada

Gambar 4.18 sebagai berikut:

Gambar 4.18 Pembentukan Data Spasial

Start Argis

(Arcmap)

Arc katalog

Membuat shapfile baru

Menentukan feature

Point/Titik Line/Garis Polygon/Area

Digitasi

Data spasial

Setelah terbentuk data spatial dari hasil digitasi, maka proses selanjutnya

adalah melakukan pemodelan digitasi untuk membangun data spatial. Berikut ini

adalah tampilan peta Kota Gorontalo yang telah didigitasi kedalam aplikasi

ArcGis 9.3.

Gambar 4.19 Hasil digitasi ke ArcGis 9.3

Data digitasi yang telah dimasukkan kedalam aplikasi ArcGis akan diolah

menjadi layer-layer yang akan dipanggil untuk proses pembentukan peta SIG.

semua objek sarana dan prasarana seperti wisata, transportasi, kantor

pemerintahan, hotel dan kesehatan akan dibentuk model type digitasi point.

Setelah semua objek didigitasi berdasarkan kategori, maka tinggal di overlay

masing-masing digitasi. Untuk mendesain hasil seperti gambar diatas, dibutuhkan

pembentukan layer-layer pada peta Kota Gorontalo yang dilakukan secara manual

dengan menggunakan Software ArcGis 9.3, langkah-langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

Buka ArcCatalog

Klik kanan, pilih - new shapefile

kemudian beri nama filenya dan pilih feature type-nya

Gambar 4.20 Tampilan untuk membuat shapefile baru

Lalu drag file yang bertipe shapefile dari ArcCatalog ke ArcMap,

setelah itu klik start editing pada Editor (untuk mulai men-digitasi),

tampilannya seperti di bawah ini :

Gambar 4.21 Tampilan untuk memulai editing

Setelah di klik start editing, maka akan tampil dialog editing sebagai berikut :

Gambar 4.22 Tampilan Box Editing

Lalu klik OK, dan untuk memulai melakukan digitasi, aktifkan juga gambar

pensil, seperti yang terlihat di bawah ini :

Gambar 4.23 Tampilan untuk mengaktifkan tool sketch

Kemudian setelah diaktifkan, mulailah digitasi.

Gambar 4.24 Tampilan untuk digitasi

3. Perancangan Basisdata SIG

Perancangan basisdata SIG merupakan bagian dari pembuatan SIG.

Perancangan basisdata pada sistem ini dibuat pertama kali pada ArcGis yaitu

pembentukan output data, pembentukan data atribut dan Memasukkan Data pada

Lingkungan PostGreSQL. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Pembentukan output data

Data hasil survey yang akan diolah kembali adalah data dengan format shp

(shapefile). Pengolahan data dilakukan dengan proses digitasi dan penambahan

atribut menggunakan perangkat lunak ArcGis 9.3. Wilayah yang menjadi objek

dalam sistem ini adalah Kota Gorontalo. Data yang diperoleh dari hasil survey

akan dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.7 Data-data yang digunakan sebagai dasar peta

No Tabel Tipe Peta Sumber

1 Wisata Point Data GPS Survey Lapangan

2 Transportasi Point Data GPS Survey Lapangan

3 Pemerintah Point Data GPS Survey Lapangan

4 Kesehatan Point Data GPS Survey Lapangan

5 Hotel Point Data GPS Survey Lapangan

6 Jalan line Bakosurtanal dan Bappeda Kota

Gorontalo

7 Batas Kecamatan line Bakosurtanal dan Bappeda Kota

Gorontalo

8 Peta Kota

Gorontalo Polygon

Bakosurtanal dan Bappeda Kota

Gorontalo

9 Batas Kabupaten Polygon Bakosurtanal dan Bappeda Kota

Gorontalo

10 Batas

Administrasi line

Bakosurtanal dan Bappeda Kota

Gorontalo

11 Laut Polygon Bakosurtanal dan Bappeda Kota

Gorontalo

b. Pembentukan Data Atribut ke dalam Basisdata

Dalam hasil skripsi ini peta Kota Gorontalo terdiri dari beberapa informasi

yaitu sarana dan prasarana wisata, transportasi, pemerintahan, kesehatan, hotel,

jalan, batas kecamatan, administrasi kota, peta Kota Gorontalo, Laut dan batas

Kabupaten Gorontalo. Masing-masing informasi tersebut dibuat dalam layer yang

berbeda dan disimpan dalam tabel yang terpisah.

1) Tabel Wisata

Tabel ini memiliki bentuk objek yang berupa point, yang digunakan untuk

menyimpan informasi mengenai wisata Kota Gorontalo ke dalam peta. Struktur

dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Struktur Tabel Wisata

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

ID Geometry

Wisata Text 50

Alamat Text 30

Kelurahan Text 30

Kecamatan Text 20

Kategori Text 20

2) Tabel Transportasi.

Tabel ini memiliki bentuk objek yang berupa point, yang digunakan untuk

menyimpan informasi mengenai lokasi dari terminal dan pelabuhan laut yang ada

di Kota Gorontalo ke dalam peta. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.9 Struktur Tabel Transportasi

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

ID Geometry

transporta Text 50

Lokasi Text 30

Kelurahan Text 30

Kecamatan Text 20

3) Tabel Kantor Pemerintahan.

Tabel ini memiliki bentuk objek yang berupa point, yang digunakan untuk

menentukan letak kantor-kantor lurah, Kecamatan dan Kantor Walikota, ke dalam

peta. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.10 Struktur Tabel Kantor Pemerintahan

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

ID Geometry

Kantor_Pem Text 50

4) Tabel Kesehatan.

Tabel ini memiliki objek yang berupa point, yang digunakan untuk

menentukan letak tempat-tempat kesehatan berupa Rumah Sakit dan Puskesmas.

Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11 Struktur Tabel kesehatan

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

ID Geometry

Alamat Text 30

Kelurahan Text 30

Kecamatan Text 20

5) Tabel Hotel

Tabel ini memiliki objek yang berupa point, yang digunakan untuk

menentukan letak tempat-tempat Hotel. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.12 Struktur Tabel Hotel

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

ID Geometry

Hotel Text 50

Alamat Text 30

Jumlah_kamar Integer 9

6) Tabel Jalan

Tabel ini memiliki objek yang berupa point, yang digunakan untuk

menentukan jalur-jalur transportasi di Kota Gorontalo. Struktur dari tabel ini dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13 Struktur Tabel Jalan

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

Shape Geometry

Shape_Leng Double 10

Jl_ID Double 4

JL_Deskrp Text 20

7) Tabel Batas Kecamatan.

Tabel ini memiliki objek yang berupa point, yang digunakan untuk

memetakan wilayah-wilayah yang ada di Kota Gorontalo. Struktur dari tabel ini

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.14 Struktur Tabel Kecamatan

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

Shape_Leng Geometry

UPDATE_ Double 5

Pelaksana Double 5

ADML_DESKRIP Double 10

8) Tabel Batas Kabupaten.

Tabel ini memiliki objek yang berupa line, yang digunakan untuk memetakan

batas-batas antar kota Gorontalo dengan Kabupaten. Struktur dari tabel ini dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.15 Struktur Tabel batas Kabupaten

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

ID Geometry

AREA Double 5

BSUTENG_ID Double 5

CDBASE Double 10

KETERANGAN Test 20

9) Tabel Batas Administrasi Kota Gorontalo.

Tabel ini memiliki objek yang berupa line, yang digunakan untuk memetakan

batas-batas antar kelurahan di kota Gorontalo. Struktur dari tabel ini dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.16 Struktur Tabel batas administrasi

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

Shape_Leng Geometry

ADML_ID Double 5

UPDATE_ Double 5

Pelaksana Double 10

ADML_DESKRIP Test 20

10) Tabel Kota Gorontalo.

Tabel ini memiliki objek yang berupa polygon, yang digunakan untuk peta

kota Gorontalo. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.17 Struktur Tabel Kota Gorontalo

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

PROVINSI Geometry

KABUPATEN Double 5

UPDATE_ Double 5

Pelaksana Double 10

Shape_Leng Test 20

Shape_Area Text 50

11) Tabel Laut

Tabel ini memiliki objek yang berupa polygon, yang digunakan untuk laut

pada peta kota Gorontalo. Struktur dari tabel ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.18 Struktur Tabel laut pada Kota Gorontalo

Nama Kolom Tipe Data Length

GID ObjectID

Shape Geometry

Shape_Leng Double 5

Shape_Area Double 5

Luas Double 10

Pelaksana Test 20

Kec_Id Text 50

c. Memasukkan Data pada Lingkungan PostGreSQL

Pada tahap yang ketiga ini yaitu memasukkan semua data spatial dan atribut

yang telah dibuat dari ArcGis kedalam database. Hal ini dilakukan dengan

mengimport atau mentransformasikan format DBase file (*.dbf) yang telah kita

isikan pada masing-masing shapefile dengan menggunakan software Quantum

GIS. Adapun langkah-langkah untuk proses memasukkan data adalah sebagai

berikut :

1) Pembuatan Database PostgreSQL dan Convert ke Quantum GIS

Buka pgAdmin III pada PostgreSQL, kemudian klik dua kali untuk connect

database server. Untuk membuat database baru klik kanan pada Database

kemudian memilih New Database. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 4.25 Membuat Database baru

Setelah itu memasukkan nama database yang akan dibuat misalnya adalah

peta_gtlo, pilih postgres untuk Owner, dan berikan comment pembuatan database

baru. Hal ini dapat dilihat seperti pada gambar berikut.

Gambar 4.26 Pengisian Nama untuk database baru

Langkah selanjutnya adalah membuat tabel-tabel yang telah dirancang dari

ArcGis. Untuk merancang databasenya kita dapat langsung membuat tabel dari

file dengan format shapefile (*.SHP) dengan cara import data shapefile ke

database PostgreSQL dengan bantuan QuantumGIS. Hal tersebut dilakukan untuk

menghindari memasukkan data satu persatu kedalam database yang dapat

memakan waktu cukup lama. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan tabel

baru sekaligus dengan memindahkan datanya:

a) Mengaktifkan QuantumGIS kemudian memilih Database Spit

Import Shapefile to PostgreSQL, seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Gambar 4.27 Import Shapefile ke PostgresSQL

b) Masuk pada halaman SPIT, kemudian memilih koneksi database yang

diinginkan, jika belum tersedia maka membuat koneksi baru dengan

menekan New. Proses ini ditunjukkan oleh gambar berikut.

Gambar 4.28 Membuat koneksi ke database

c) Kemudian mengisi nama koneksi, sebaiknya nama koneksi sama dengan

nama database untuk memudahkan dalam memilih database mana yang akan

dihubungkan. Kemudian menuliskan nama Host dengan localhost, nama

Database, Port berapa, User Name dan Passsword dan melakukan tes koneksi.

Berikut adalah tampilannya :

Gambar 4.29 Membuat koneksi Postgis

d) Setelah dibuat koneksinya, dan test koneksi berhasil, maka kita akan

menambahkan data-data dengan format SHP yang akan dibuat tabelnya pada

database PostGIS dengan menekan Add dan memilih file mana yang

digunakan, seperti gambar berikut :

Gambar 4.30 Menambahkan data Shapefiles

e) Setelah ditambahkan, kemudian pilih Ok, maka tabel baru sudah dibuat pada

database peta_gtlo di PostGIS dengan nama tabel sesuai dengan nama pada

file SHP. Langkah-langkah ini diulangi sehingga membuat tabel-tabel baru

pada database peta_gtlo beserta datanya dengan melakukan import data ke

PostGIS. Seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.31 Export to Mapserver

f) Tabel-tabel telah di impor ke database, maka database akan terisi data-data

dari file shp tadi .

Gambar 4.32 File yang telah di impor ke database

4. Perancangan Peta SIG

Setelah semua data-data peta tersimpan ke dalam database postgreSql, maka

langkah selanjutnya adalah memanggil data itu ke dalam aplikasi . Adapun

langkah-langkah dalam merancang peta SIG ini adalah sebagai berikut :

a. Penggunaan Mapserver (ms4w).

Mapserver merupakan salah satu aplikasi pemetaan online (GIS) yang

dikembangkan atas kerjasama antara Universitas Minnesota, NASA, dan

Departemen Sumber Daya Alam Minnesota. Mapserver digunakan sebagai

pengolahan . Aplikasi ini berbentuk opensource yang didapatkan pada maptools

yaitu layanan internet penyedia jasa pengolahan SIG.

Dalam menjalankan MapServer, maka dibutuhkan file berupa pmapper dan

PHTML. Dimana pmapper berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis

dalam bahasa dan syntax tersendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka informasi

inilah yang nantinya di tampilkan oleh MapServer. Di sisi lain, file PHTML

dipergunakan untuk melakukan format penyajian hasil (peta).

Dalam menggunakan aplikasi ini, terlebih dahulu kita mengextrack semua file

ke dalam root (file system C:). Setelah semua file terextrack maka ketika

membuka browser pada Mozilla atau internet explorer, semua instalasi ms4w akan

terlihat pada tampilan browser.

Untuk memahami penggunaan mapserver ini dalam proses penyajian data,

maka dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.33 Proses penyajian peta menggunakan MapServer

Arsitektur penyimpanan file MapServer dan data SIG merupakan hal yang

perlu diperhatikan dalam membuat aplikasi peta SIG. Adapun arsitektur tersebut,

terbagi dalam tiga kategori yaitu:

1) File MapServer, yang termasuk di dalamnya adalah pmapper dan

PHP/MapScript.

2) File PHTML dan gambar/grafis, yang termasuk didalamnya adalah file .

3) Data SIG, yang meliputi data spatial dan data attribute yang digunakan.

Alur proses penyediaan informasi peta menggunakan Mapserver digunakan

untuk mengetahui bagaiamana proses request informasi oleh pengunjung,

kemudian dikelola oleh server, dan kemudian informasi tersebut disajikan dalam

peta. Untuk memahami lebih jauh tentang bagaimana alur proses penyediaan

informasi tersebut, maka dapat dilihat dalam Gambar berikut ini :

MAP FILE

PHTML

FILE/TEMPLATE/PHP

/MapScript

Browser

Gambar 4.34 Proses Penyediaan Informasi Gis (Sumber :Tanaamah, Wardoyo)

Pada gambar diatas terlihat bahwa proses penyediaan informasi dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut:

1) Pengunjung melakukan request pada server apache.

2) Server apache menjalankan MapServer cgi dalam melakukan load data

spasial.

3) MapServer CGI melakukan eksekusi file.map, dimana Mapfile (.map)

melakukan load file peta dalam bentuk .shp .

4) Load File peta dalam bentuk .shp ini akan diberikan dalam bentuk peta.

5) Peta kemudian dikirimkan kembali pada server apache

6) Server apache merespon dan mengirimkan peta tersebut kepada pengunjung

(user).

WEB SERVER APACHE

/ LocalHost

MAPSERVER CGI

MAPFILE. (map)

File Peta (.shp)

Peta

request

respon Menjalan MapServer CGI

Eksekusi File .Map

Load File .shp

b. Penggunaan pmapper 4.0

Pmapper merupakan aplikasi bawahan dari maptools yang berbasis

opensource. Untuk pengolahan aplikasi dibutuhkan ms4w sebagai pengolah .

Pmapper digunakan untuk membangun peta berbasis .

Rancangan dari pengolahan pmapper ini adalah mengedit file yang berbentuk

.map yang digunakan sebagai pemanggilan peta pada browser. Fungsi file ini

adalah menampilkan semua data-data yang berbentuk .shp dari Quantum Gis.

c. Data Flow Diagram peta SIG

Dalam melakukan perancangan SIG sarana dan prasarana Kota Gorontalo,

pertama kali dilakukan adalah mengidentifikasi tentang kebutuhan fungsi SIG dan

kebutuhan data geografis. Berdasarkan perancangan ini, maka akan dirancang

pembuatan Diagram Konteks.

Data diagram konteks berisi penjelasan umum atau global tentang proses

yang terjadi dalam sistem yang menggambarkan interaksi antara sistem dan entity

luar. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka data diagram konteks untuk SIG

sarana dan prasarana Kota Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 4.35.

Gambar 4.35 Diagram Konteks

USER WEB SIG REQUEST

INFORMASI

d. Visualisasi Tampilan Informasi Peta SIG sarana dan prasarana

Tampilan informasi merupakan tahap akhir dari perancangan peta SIG sarana

dan prasarana Kota Gorontalo. Di dalam tampilan ini akan memberikan informasi

kepada pengguna akan informasi-informasi sarana dan prasarana di Kota

Gorontalo. Pada gambar 4.36 menampilkan informasi peta SIG sarana dan

prasarana Kota Gorontalo. Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan berdasarkan

objek-objek dalam sarana dan prasarana Kota Gorontalo sebagai berikut.

1). Tempat visualisasi peta SIG sarana dan prasarana Kota Gorontalo

Gambar 4.36 Tampilan peta SIG Kota Gorontalo

2). Visualisasi Legenda Peta

Gambar 4.37 Tampilan Legenda Peta

3). Visualisasi Search Peta

Gambar 4.38 Tampilan Search Peta

4). Visualisasi tools box Peta

Gambar 4.39 Tampilan tool box Peta

4). Visualisasi references Peta

Gambar 4.40 Tampilan references Peta